SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 11
Downloaden Sie, um offline zu lesen
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia
berada di kawasan yang disebut cincin api, kondisi tersebut akan
menyebakan bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, letusan gunung
api, banjir dan longsor sangat tinggi. Bencana alam ini telah menimbulkan
ribuan korban jiwa, kerugian materil dan meninggalkan banyak orang
untuk berjuang membangun kembali tempat tinggal dan mata
pencahariannya.
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana (PB) dalam Bab I Pasal 1, mengelompokkan bencana ke dalam
bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial. Bencana alam adalah
bencana yang diakibatkan peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
disebabkan alam, antara lain gempa bumi, tsunami, gunung meletus,
banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Bencana nonalam
adalah bencana yang disebabkan peristiwa atau rangkaian peristiwa
nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemi, dan wabah penyakit. Bencana sosial adalah bencana yang
mengakibatkan peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan
manusia, yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar
2
komunitas, dan teror. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 dalam Bab I
Ketentuan Umum, Pasal 1 menegaskan, yang dimaksud dengan ancaman
bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan
bencana. BNPB sebagai badan yang bertanggung jawab dalam
penanggulangan bencana mengindentifikasi jenis ancaman bencana
sebagai berikut: (1) gempa bumi; (2) tsunami; (3) letusan gunung api; (4)
banjir; (5) tanah longsor/gerakan tanah; (6) kebakaran hutan dan lahan; (7)
kekeringan; (8) gelombang ekstrem; (9) cuaca ekstrem (angin puting
beliung, topan, dan badai tropis); (10) erosi; (11) abrasi; (12) epidemi dan
wabah penyakit; (13) kebakaran hutan; (14) kegagalan teknologi; dan (15)
konflik sosial.
Dalam sepuluh tahun terakhir, Indonesia dilanda berbagai bencana
baik skala besar maupun skala kecil. BNPB mendokumentasikan berbagai
jenis bencana yang melanda Indonesia, yaitu aksi teror/sabotase, angin
topan, banjir, tanah longsor karena banjir, epidemik, gelombang
pasang/abrasi, gempa bumi, hama tanaman, kebakaran hutan, kegagalan
teknologi, kekeringan, konflik sosial, letusan gunung api, dan tanah
longsor.
Sementara itu, jenis bencana skala besar yang terjadi dalam lima
tahun terakhir di Indonesia adalah:
3
(1). Gempa bumi dan tsunami yang melanda Nanggroe Aceh Darussalam
dan Sumatera Utara pada Desember 2004 yang menelan korban
165.708 jiwa dan kerugian harta benda Rp 4,45 triliun;
(2). Gempa bumi yang menerjang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa
Tengah pada Mei 2006 yang menelan korban 5.667 jiwa dan rumah
rusak 156.662 buah, dengan kerugian harta benda Rp 3,134 triliun;
(3). Gempa dan tsunami di Pangandaran yang terjadi Juli 2006 menelan
korban 658 jiwa dan kerugian harta benda Rp 137,8 miliar;
(4). Bencana Banjir Jakarta pada Februari 2007 yang menggenangi
145.774 rumah dan mengakibatkan kerugian Rp 967 miliar.
Kesiapsiagaan merupakan hal yang sangat penting dan harus
dibangun pada setiap tingkat kelompok di masyarakat. Pengalaman
menunjukan bahwa kehancuran akibat bencana dapat secara drastis
dikurangi jika semua orang lebih siap menghadapi bencana. Sekolah
adalah pusat pendidikan yang tidak hanya memberikan kita ilmu
pengetahuan tetapi juga bekal untuk kelangsungan hidup kita,
kesiapsiagaan terhadap bencana merupakan bagian dari keterampilan
untuk kelangsungan hidup kita. Sekolah juga seringkali menjadi tempat
penghubung dan tempat belajar bagi seluruh masyarakat. Anak-anak
merupakan peserta ajar yang paling cepat dan mereka tidak hanya mampu
memadukan pengetahuan baru ke dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga
4
menjadi sumber pengetahuan bagi keluarga dan masyarakatnya dalam hal
perilaku yang sehat dan aman, yang mereka dapatkan di sekolah. oleh
karenanya, menjadikan pencegahan bencana menjadi salah satu fokus di
sekolah dengan memberdayakan anak-anak dan remaja untuk memahami
tanda-tanda peringatan bencana dan langkah-langkah yang dapat diambil
untuk mengurangi risiko dan mencegah bencana, merupakan suatu
langkah awal yang penting dalam membangun ketangguhan bencana
seluruh masyarakat. Jadi kesiapsiagaan haruslah menjadi bagian dari
materi yang diberikan dalam dunia pendidikan.
Pengurangan Resiko Bencana (PRB) harus disosialisasikan pada
masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia merupakan wilayah
rawan bencana. Untuk itulah upaya pemerintah untuk melakukan PRB
sudah diperkuat dengan dikeluarkan Undang-Undang tentang
penanggulangan bencana, namun demikian belum secara optimal
dipahami oleh masyarakat. UU 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana mendefinisikan bencana sebagai peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam, mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan atau non-alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan korban jiwa kerugian
harta benda, dan dampak manusia untuk mengatasi masalah bencana
belum banyak dilakukan secara sistematik dan suistanable sehingga
korban bencana masih menunjukkan angka-angka yang relatif tinggi.
5
Dalam kontek inilah, Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko
Bencana (RAN-PRB) merupakan suatu tindakan yang harus dirancang
secara terpadu dan terencana. Hal ini di dukung oleh kondisi Indonesia
yang memiliki kerentanan bancana. Indonesia berada pada urutan ke 7
sebagai negara yang mengalami bencana alam tahun 2005 berdasarkan
International Strategy for Disaster Reduction 2006-2009, World Disaster,
khusus Indonesia gambaran tentang bencana alam yang terjadi 2004-2007,
Irene (2010:31).
Penangaan terhadap risiko bencana belum dilakukan secara
optimal. Artinya bahwa Indonesia sebagai daerah rawan bencana masih
memiliki tiga masalah utama:
1) Masih rendahnya kinerja penanganan bancana;
2) Masih rendahnya perhatian perlunya pengurangan resiko bencana;
3) Masih lemahnya peran sekolah dalam pendidikan mitigasi bencana.
Realitas diatas menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia untuk
secara serius mampu merancang risiko penanganan bencana secara kreatif
dan proaktif. Untuk mendesain program-program penanganan bencana
diperlukan perubahan paradigma penanganan bencana di Indonesia.
Salah satu upaya mitigasi yang paling strategis adalah
pembelajaran atau pendidikan kepada siswa. Pendidikan merupakan
wahana yang efektif untuk membangun perilaku siswa dalam menghadapi
bencana. Dengan mempunyai pengetahuan, pemahaman, kesiapsiagaan
6
keterampilan untuk mencegah, mendeteksi dan mengantisipasi secara
lebih dini tentang berbagai macam bencana atau lebih dikenal dengan
istilah mitigasi bencana yang meliputi aktivitas dan tindakan-tindakan
perlindungan yang dapat diawali dari persiapan sebelum bencana itu
berlangsung, menilai bahaya bencana, penanggulangan bencana, berupa
penyelamatan, rehabilitasi dan relokasi. Pengetahuan, pemahaman dan
keterampilan berperilaku dalam mencegah, mendeteksi, mengatisipasi
bencana secara efektif dapat diinformasikan, disosialisasikan melalui
pendidikan di sekolah kepada siswa. Pengetahuan yang dimiliki oleh
komunitas sekolah, khususnya siswa akan mempengaruhi sikap dan
kepedulian untuk siap dan siaga dalam mengantisipasi bencana.
Dari pemaparan diatas maka penulis merasa tertarik untuk meneliti
sejauh mana kesiapsiagaan bencana dalam komunitas sekolah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka
muncul rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengetahuan dan sikap komunitas sekolah mengenai
kesiapsiagaan bencana gempa bumi?
2. Bagaimana kebijakan dari komunitas sekolah mengenai kesiapsiagaan
bancana gempa bumi?
7
3. Bagaimana rencana tanggap darurat komunitas sekolah mengenai
kesiapsiagaan bencana gempa bumi?
4. Bagaimana sistim peringatan dini komunitas sekolah mengenai
kesiapsiagaan bencana gempa bumi?
5. Bagaimana mobilisasi sumber daya komunitas sekolah mengenai
kesiapsiagaan bencana gempa bumi?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi pengetahuan dan sikap komunitas sekolah dalam
kesiapsiagaan bencana gempa bumi.
2. Mengidentifikasi sejauhmana kebijakan kominitas sekolah dalam
kesiapsiagaan bencanagempa bumi.
3. Mengidentifikasi rencana tanggap darurat komunitas sekolah dalam
kesiapsiagaan bencana gempa bumi.
4. Mengidentifikasi sistim peringatan dini komunitas sekolah dalam
kesiapsagaan bencana gempa bumi.
5. Mengidentifikasi mobilisisai sumber daya komunitas sekolah dalam
kesiapsiagaan bencana gempa bumi.
8
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain:
1. Bagi sekolah sebagai bahan acuan untuk memberika kebijakan dan
panduan dalam kesipasiagaan bencana.
2. Bagi guru sebagai acuan untuk memasukan materi kesiapsiagaan
bencana pada kegiatan pembelajaran di kelas.
3. Bagi siswa sebagai sarana menambah pengetahuan mengenai
kesiapsiagaan bencana.
4. Bagi penulis sebagai sarana menambah wawasan dan pemahaman
terutama dalam kesiapsiagaan bencana dan pendidikan mitigasi
bencana.
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran dalam penelitian ini
maka peneliti akan memberikan penjelasan tentang konsep yang terdapat
di dalam penelitian sebagai berikut :
1. Komunitas Sekolah
Komunitas sekolah adalah satu dari tiga stakeholders utama dalam
kajian kesiap-siagaan komunitas menghadapi bencana. Menurut Widyatun
dkk (2008:97) yang dimaksudkan dengan komunitas sekolah terdiri dari
tiga unsur, yaitu : sekolah (kepala sekolah, tenaga administrasi), guru, dan
siswa. Peran-peran dalam komunitas ini adalah penyiapan rencana
9
penyelamatan, penyebarluasan peringatan bencana, serta dalam jangka
panjang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang
pengurangan resiko bencana dan kesiapsiagaan mengantisipasi bencana
alam.
2. Kesiapsiagaan bencana
Kesiapsiagaan adalah tindakan-tindakan yang memungkinkan
pemerintahan, organisasi-organisasi, masyarakat, komunitas dan individu
untuk mampu menanggapi suatu situasi bencana secara cepat dan tepat
guna. Termasuk ke dalam tindakan kesiapsiagaan adalah penyusunan
rencana penanggulangan bencana, pemeliharaan sumberdaya dan
pelatihan personil (LIPI-UNESCO/ISDR:5). Dalam penelitian ini peneliti
mengambil masalah kesiapsiagaan komunitas sekolah dalam
mengantisipasi bencana alam gempa bumi.
3. Pengetahuan dan Sikap
Dalam Juariah (2006:54) pengetahuan adalah segala informasi
yang mampu diterima dan disimpan dalam fikiran manusia yang dapat
diungkapkan kapan saja dalam bentuk pengungkapan kata-kata maupun
tulisan. Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan dalam kamus Besar
bahasa Indonesia, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui.
Kamus bahasa Indonesia (Sinar Harapan) mengemukakan bahwa :
pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui karena mempelajarinya;
dan yang diketahui karena mengalami, melihat dan mendengar. Jadi jelas
10
bahwa pengetahuan berkaitan dengan proses belajar, pengalaman langsung
atau tak langsung melalui pengamatan, pendengaran, penglihatan.
Sikap adalah reaksi atau respons seseorang terhadap suatu stimulus
atau objek. Menurut Krech dalam Juariah (2006:61) sikap adalah : “an
enduring of positive or negative evaluations, emotional feelings, and pro
or conaction tendencies will respect to social object”. Senada dengan
pendapat tadi cambell dalm Juariah (2006:61) mengemukakan bahwa
sikap adalah :” an individual’s social attitude is an syndrome or response
consistency with regard to social object”.
Pengukuran sikap, dapat dilakukan dengan cara pengungkapan
atau pengukuran sikap seseorang. Sikap meupakan respon evaluative yang
berupa respon positif maupun respon negativf hal ini berarti adanya
preferensi atau rasa suka dan tidak suka terhadap sesuatu sebagai objek
sikap.
Pengetahuan dan sikap merupakan factor utama dan menjadi kunci
untuk kesiapsiagaan. Pengetahuan yang dimiliki biasanya mempengaruhi
sikap dan kepedulian untuk siap dan siaga dalam mengantisipasi bencana,
terutama bagi mereka yang bertempat tinggal di tempat yang rentan
dengan bencana.
4. Kebijakan
Merupakan upaya konkrit untuk melaksanakan kegiatan siaga
bencana. Kebijakan-kebijakan dituangkan dalam berbagai bentuk, tetapi
11
akan lebih bermakna apabila dicantumkan secara konkrit dalam peraturan-
peraturan seperti perda, SK, yang disertai dengan job description yang
jelas. Agar kebijakan dapat diimplementasikan dengan optimal, maka
dibituhkan panduan-panduan operasionalnya.
5. Rencana Tanggap Darurat
Rencana ini menjadi bagian yang penting dalam kesiapsiagaan,
terutama berkaitan dengan evakuasi, pertolongan, dan penyelamatan agar
korban dapat diminimalkan. Upaya ini sangat krusial, terutama pada saat
terjadi bencana dan hari-hari pertama setelah bencana sebelum batuan dari
pihak luar datang.
6. Sistim Peringatan Dini
Penyediaan informasi yang efektif dan tepat waktu, melalui
institusi yang telah diidentifikasikan, dan memungkinkan individu yang
terancam bahaya agar mengambil tindakan untuk menghindari atau
mengurangi risiko dan bersiap-siap untuk menanggapi secara efektif.
(Terminologi UN/ISDR).
7. Mobilisasi Sumber Daya
Sumber daya yang tersedia, baik SDM, maupun pendanaan dan
sarana-prasarana penting untuk keadaan darurat merupakan potensi yang
dapat mendukung atau sebaliknya menjadi kendala dalam kesiapsiagaan
bencana alam. Karena itu mobilisasi sumber daya menjadi faktor yang
krusial.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Kelistrikan dalam tubuh hewan
Kelistrikan dalam tubuh hewanKelistrikan dalam tubuh hewan
Kelistrikan dalam tubuh hewanVindyastika Inke
 
LAPORAN PRAKTIKUM TITIK BERAT
LAPORAN PRAKTIKUM TITIK BERATLAPORAN PRAKTIKUM TITIK BERAT
LAPORAN PRAKTIKUM TITIK BERATNesha Mutiara
 
Percobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasPercobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasKLOTILDAJENIRITA
 
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkunganTumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkunganAri Sugiarto
 
Laporan hasil praktikum hukum archimedes
Laporan hasil praktikum hukum archimedesLaporan hasil praktikum hukum archimedes
Laporan hasil praktikum hukum archimedesFarah Pranidasari
 
Rpp biologi xi. kd 3.9 ( sistem ekskresi ) almansyahnis sman 8 pekanbaru 2
Rpp biologi xi. kd 3.9 ( sistem ekskresi )  almansyahnis sman 8 pekanbaru 2Rpp biologi xi. kd 3.9 ( sistem ekskresi )  almansyahnis sman 8 pekanbaru 2
Rpp biologi xi. kd 3.9 ( sistem ekskresi ) almansyahnis sman 8 pekanbaru 2almansyahnis .
 
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamPerbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamAbdul Ghofur
 
Rpp pesawat sederhana 1 PPL FISIKA UNNES
Rpp pesawat sederhana 1 PPL FISIKA UNNESRpp pesawat sederhana 1 PPL FISIKA UNNES
Rpp pesawat sederhana 1 PPL FISIKA UNNESAjeng Rizki Rahmawati
 
Laporan titik berat fisika
Laporan titik berat fisikaLaporan titik berat fisika
Laporan titik berat fisikaM SONI SETIAWAN
 
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada PegasNur Azizah
 
Laporan praktikum kelembaban udara
Laporan praktikum kelembaban udaraLaporan praktikum kelembaban udara
Laporan praktikum kelembaban udaraDiajeng Ramadhan
 
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global Nico Prakasa
 

Was ist angesagt? (20)

Kelistrikan dalam tubuh hewan
Kelistrikan dalam tubuh hewanKelistrikan dalam tubuh hewan
Kelistrikan dalam tubuh hewan
 
LAPORAN PRAKTIKUM TITIK BERAT
LAPORAN PRAKTIKUM TITIK BERATLAPORAN PRAKTIKUM TITIK BERAT
LAPORAN PRAKTIKUM TITIK BERAT
 
25 Eksperimen Fisika Sederhana
25 Eksperimen Fisika Sederhana25 Eksperimen Fisika Sederhana
25 Eksperimen Fisika Sederhana
 
Percobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasPercobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebas
 
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkunganTumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan
 
Kebudayaan maritim (2)
Kebudayaan maritim (2)Kebudayaan maritim (2)
Kebudayaan maritim (2)
 
Massa jenis zat cair
Massa jenis zat cairMassa jenis zat cair
Massa jenis zat cair
 
Laporan hasil praktikum hukum archimedes
Laporan hasil praktikum hukum archimedesLaporan hasil praktikum hukum archimedes
Laporan hasil praktikum hukum archimedes
 
Rpp biologi xi. kd 3.9 ( sistem ekskresi ) almansyahnis sman 8 pekanbaru 2
Rpp biologi xi. kd 3.9 ( sistem ekskresi )  almansyahnis sman 8 pekanbaru 2Rpp biologi xi. kd 3.9 ( sistem ekskresi )  almansyahnis sman 8 pekanbaru 2
Rpp biologi xi. kd 3.9 ( sistem ekskresi ) almansyahnis sman 8 pekanbaru 2
 
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamPerbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
 
Rpp pesawat sederhana 1 PPL FISIKA UNNES
Rpp pesawat sederhana 1 PPL FISIKA UNNESRpp pesawat sederhana 1 PPL FISIKA UNNES
Rpp pesawat sederhana 1 PPL FISIKA UNNES
 
Laporan titik berat fisika
Laporan titik berat fisikaLaporan titik berat fisika
Laporan titik berat fisika
 
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
 
Laporan praktikum kelembaban udara
Laporan praktikum kelembaban udaraLaporan praktikum kelembaban udara
Laporan praktikum kelembaban udara
 
faktor pembatas ekosistem
faktor pembatas ekosistemfaktor pembatas ekosistem
faktor pembatas ekosistem
 
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
 
Nanomaterial
NanomaterialNanomaterial
Nanomaterial
 
Percobaan titik berat
Percobaan titik beratPercobaan titik berat
Percobaan titik berat
 
Makalah pencemaran udara
Makalah pencemaran udaraMakalah pencemaran udara
Makalah pencemaran udara
 
Persamaan gerak
Persamaan gerakPersamaan gerak
Persamaan gerak
 

Andere mochten auch

TINJAUAN TEORI (Contoh Karya Ilmiah)
TINJAUAN TEORI (Contoh Karya Ilmiah)TINJAUAN TEORI (Contoh Karya Ilmiah)
TINJAUAN TEORI (Contoh Karya Ilmiah)Tuti Rina Lestari
 
METODOLOGI PENELITIAN (Contoh Karya Ilmiah)
METODOLOGI PENELITIAN (Contoh Karya Ilmiah)METODOLOGI PENELITIAN (Contoh Karya Ilmiah)
METODOLOGI PENELITIAN (Contoh Karya Ilmiah)Tuti Rina Lestari
 
Pembahasan (Contoh Karya Ilmiah)
Pembahasan (Contoh Karya Ilmiah)Pembahasan (Contoh Karya Ilmiah)
Pembahasan (Contoh Karya Ilmiah)Tuti Rina Lestari
 
BAB 5 Kesimpulan dan Saran (Contoh Karya Ilmiah)
BAB 5 Kesimpulan dan Saran (Contoh Karya Ilmiah)BAB 5 Kesimpulan dan Saran (Contoh Karya Ilmiah)
BAB 5 Kesimpulan dan Saran (Contoh Karya Ilmiah)Tuti Rina Lestari
 
BAB 10 Metode pengumpulan data
BAB 10 Metode pengumpulan dataBAB 10 Metode pengumpulan data
BAB 10 Metode pengumpulan dataIndah Dwi Lestari
 
teknik Pengumpulan data (metodologi penelitian)
teknik Pengumpulan data (metodologi penelitian)teknik Pengumpulan data (metodologi penelitian)
teknik Pengumpulan data (metodologi penelitian)ier oezwah
 

Andere mochten auch (6)

TINJAUAN TEORI (Contoh Karya Ilmiah)
TINJAUAN TEORI (Contoh Karya Ilmiah)TINJAUAN TEORI (Contoh Karya Ilmiah)
TINJAUAN TEORI (Contoh Karya Ilmiah)
 
METODOLOGI PENELITIAN (Contoh Karya Ilmiah)
METODOLOGI PENELITIAN (Contoh Karya Ilmiah)METODOLOGI PENELITIAN (Contoh Karya Ilmiah)
METODOLOGI PENELITIAN (Contoh Karya Ilmiah)
 
Pembahasan (Contoh Karya Ilmiah)
Pembahasan (Contoh Karya Ilmiah)Pembahasan (Contoh Karya Ilmiah)
Pembahasan (Contoh Karya Ilmiah)
 
BAB 5 Kesimpulan dan Saran (Contoh Karya Ilmiah)
BAB 5 Kesimpulan dan Saran (Contoh Karya Ilmiah)BAB 5 Kesimpulan dan Saran (Contoh Karya Ilmiah)
BAB 5 Kesimpulan dan Saran (Contoh Karya Ilmiah)
 
BAB 10 Metode pengumpulan data
BAB 10 Metode pengumpulan dataBAB 10 Metode pengumpulan data
BAB 10 Metode pengumpulan data
 
teknik Pengumpulan data (metodologi penelitian)
teknik Pengumpulan data (metodologi penelitian)teknik Pengumpulan data (metodologi penelitian)
teknik Pengumpulan data (metodologi penelitian)
 

Ähnlich wie PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)

Pendidikan-Kebencanaan-Suplemen-MKU-Pend.-Konservasi-.pdf
Pendidikan-Kebencanaan-Suplemen-MKU-Pend.-Konservasi-.pdfPendidikan-Kebencanaan-Suplemen-MKU-Pend.-Konservasi-.pdf
Pendidikan-Kebencanaan-Suplemen-MKU-Pend.-Konservasi-.pdfNatifatullatifah
 
Makalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesia
Makalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesiaMakalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesia
Makalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesiaTeuku Maulidin
 
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Luhur Moekti Prayogo
 
348595170 makalah-peringatan-dini-berbasis-masyarakat (1)
348595170 makalah-peringatan-dini-berbasis-masyarakat (1)348595170 makalah-peringatan-dini-berbasis-masyarakat (1)
348595170 makalah-peringatan-dini-berbasis-masyarakat (1)NandaBaskakara06
 
Modul 1 Mengenali Risiko COVID-19
Modul 1 Mengenali Risiko COVID-19Modul 1 Mengenali Risiko COVID-19
Modul 1 Mengenali Risiko COVID-19Ninil Jannah
 
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Luhur Moekti Prayogo
 
PENANGGULANGAN_BENCANA.pptx
PENANGGULANGAN_BENCANA.pptxPENANGGULANGAN_BENCANA.pptx
PENANGGULANGAN_BENCANA.pptxBANGSAICHANNEL
 
7. Lingkungan Hidup dan Kesiapsiagaan Bencana.pdf
7. Lingkungan Hidup dan Kesiapsiagaan Bencana.pdf7. Lingkungan Hidup dan Kesiapsiagaan Bencana.pdf
7. Lingkungan Hidup dan Kesiapsiagaan Bencana.pdfZXTTM
 
PPT KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM BENCANA.pptx
PPT KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM BENCANA.pptxPPT KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM BENCANA.pptx
PPT KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM BENCANA.pptxTrivosaSiby
 
PAPARAN STANDART SOSIALISASI HKB 2022.ppt
PAPARAN STANDART SOSIALISASI HKB 2022.pptPAPARAN STANDART SOSIALISASI HKB 2022.ppt
PAPARAN STANDART SOSIALISASI HKB 2022.pptInaldyRescuer
 
Prociding 1 tsunami
Prociding 1 tsunamiProciding 1 tsunami
Prociding 1 tsunamidosido
 
Bahan ajar keperawatan bencana
Bahan ajar keperawatan bencanaBahan ajar keperawatan bencana
Bahan ajar keperawatan bencanaPipinYunus
 
ASPEK ALAMIAH DAN SOSIAL.pdf
ASPEK ALAMIAH DAN SOSIAL.pdfASPEK ALAMIAH DAN SOSIAL.pdf
ASPEK ALAMIAH DAN SOSIAL.pdfillonanabilap1
 
Bab 1 tugas nad
Bab 1 tugas nadBab 1 tugas nad
Bab 1 tugas nadDheeaHmz
 
Penyusunan manajemen rencana mitigasi bencana
Penyusunan manajemen rencana mitigasi bencanaPenyusunan manajemen rencana mitigasi bencana
Penyusunan manajemen rencana mitigasi bencanahelmut simamora
 
mitigasi_bencana.pptx
mitigasi_bencana.pptxmitigasi_bencana.pptx
mitigasi_bencana.pptxADHENAby
 
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi BencanaMusni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencanamusniumar
 

Ähnlich wie PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah) (20)

Pendidikan-Kebencanaan-Suplemen-MKU-Pend.-Konservasi-.pdf
Pendidikan-Kebencanaan-Suplemen-MKU-Pend.-Konservasi-.pdfPendidikan-Kebencanaan-Suplemen-MKU-Pend.-Konservasi-.pdf
Pendidikan-Kebencanaan-Suplemen-MKU-Pend.-Konservasi-.pdf
 
Makalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesia
Makalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesiaMakalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesia
Makalah manajemen bencana pada penanganan covid 19 di indonesia
 
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
 
348595170 makalah-peringatan-dini-berbasis-masyarakat (1)
348595170 makalah-peringatan-dini-berbasis-masyarakat (1)348595170 makalah-peringatan-dini-berbasis-masyarakat (1)
348595170 makalah-peringatan-dini-berbasis-masyarakat (1)
 
Modul 1 Mengenali Risiko COVID-19
Modul 1 Mengenali Risiko COVID-19Modul 1 Mengenali Risiko COVID-19
Modul 1 Mengenali Risiko COVID-19
 
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
 
PENANGGULANGAN_BENCANA.pptx
PENANGGULANGAN_BENCANA.pptxPENANGGULANGAN_BENCANA.pptx
PENANGGULANGAN_BENCANA.pptx
 
7. Lingkungan Hidup dan Kesiapsiagaan Bencana.pdf
7. Lingkungan Hidup dan Kesiapsiagaan Bencana.pdf7. Lingkungan Hidup dan Kesiapsiagaan Bencana.pdf
7. Lingkungan Hidup dan Kesiapsiagaan Bencana.pdf
 
PPT KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM BENCANA.pptx
PPT KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM BENCANA.pptxPPT KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM BENCANA.pptx
PPT KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM BENCANA.pptx
 
PAPARAN STANDART SOSIALISASI HKB 2022.ppt
PAPARAN STANDART SOSIALISASI HKB 2022.pptPAPARAN STANDART SOSIALISASI HKB 2022.ppt
PAPARAN STANDART SOSIALISASI HKB 2022.ppt
 
Prociding 1 tsunami
Prociding 1 tsunamiProciding 1 tsunami
Prociding 1 tsunami
 
Bahan ajar keperawatan bencana
Bahan ajar keperawatan bencanaBahan ajar keperawatan bencana
Bahan ajar keperawatan bencana
 
ASPEK ALAMIAH DAN SOSIAL.pdf
ASPEK ALAMIAH DAN SOSIAL.pdfASPEK ALAMIAH DAN SOSIAL.pdf
ASPEK ALAMIAH DAN SOSIAL.pdf
 
Bab 1 tugas nad
Bab 1 tugas nadBab 1 tugas nad
Bab 1 tugas nad
 
Penyusunan manajemen rencana mitigasi bencana
Penyusunan manajemen rencana mitigasi bencanaPenyusunan manajemen rencana mitigasi bencana
Penyusunan manajemen rencana mitigasi bencana
 
mitigasi_bencana.pptx
mitigasi_bencana.pptxmitigasi_bencana.pptx
mitigasi_bencana.pptx
 
Laporan minggu 1
Laporan minggu 1Laporan minggu 1
Laporan minggu 1
 
Position paper kpb draft0
Position paper kpb draft0Position paper kpb draft0
Position paper kpb draft0
 
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi BencanaMusni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
 
LINGKAR, Panduan Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana TK/RA
LINGKAR, Panduan Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana TK/RALINGKAR, Panduan Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana TK/RA
LINGKAR, Panduan Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana TK/RA
 

Mehr von Tuti Rina Lestari

Mehr von Tuti Rina Lestari (13)

Sistem informasi geografi
Sistem informasi geografiSistem informasi geografi
Sistem informasi geografi
 
Pola keruangan desa kota
Pola keruangan desa kotaPola keruangan desa kota
Pola keruangan desa kota
 
Peta
PetaPeta
Peta
 
Penginderaan jauh
Penginderaan jauhPenginderaan jauh
Penginderaan jauh
 
Konsep wilayah dan pertumbuhan
Konsep wilayah dan pertumbuhanKonsep wilayah dan pertumbuhan
Konsep wilayah dan pertumbuhan
 
MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAM
MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMMITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAM
MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAM
 
HIDROSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN
HIDROSFER  DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPANHIDROSFER  DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN
HIDROSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN
 
ATMOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN
ATMOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPANATMOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN
ATMOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN
 
LITOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN
LITOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPANLITOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN
LITOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN
 
TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI
TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI
TATA SURYA DAN PEMBENTUKAN BUMI
 
PENELITIAN GEOGRAFI
PENELITIAN GEOGRAFIPENELITIAN GEOGRAFI
PENELITIAN GEOGRAFI
 
PENGANTAR ILMU GEOGRAFI- BAB 1
PENGANTAR ILMU GEOGRAFI- BAB 1PENGANTAR ILMU GEOGRAFI- BAB 1
PENGANTAR ILMU GEOGRAFI- BAB 1
 
1 modul hakikat geografi
1 modul  hakikat geografi1 modul  hakikat geografi
1 modul hakikat geografi
 

Kürzlich hochgeladen

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 

Kürzlich hochgeladen (20)

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 

PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia berada di kawasan yang disebut cincin api, kondisi tersebut akan menyebakan bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, letusan gunung api, banjir dan longsor sangat tinggi. Bencana alam ini telah menimbulkan ribuan korban jiwa, kerugian materil dan meninggalkan banyak orang untuk berjuang membangun kembali tempat tinggal dan mata pencahariannya. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (PB) dalam Bab I Pasal 1, mengelompokkan bencana ke dalam bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan alam, antara lain gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Bencana nonalam adalah bencana yang disebabkan peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. Bencana sosial adalah bencana yang mengakibatkan peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan manusia, yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar
  • 2. 2 komunitas, dan teror. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 dalam Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 menegaskan, yang dimaksud dengan ancaman bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan bencana. BNPB sebagai badan yang bertanggung jawab dalam penanggulangan bencana mengindentifikasi jenis ancaman bencana sebagai berikut: (1) gempa bumi; (2) tsunami; (3) letusan gunung api; (4) banjir; (5) tanah longsor/gerakan tanah; (6) kebakaran hutan dan lahan; (7) kekeringan; (8) gelombang ekstrem; (9) cuaca ekstrem (angin puting beliung, topan, dan badai tropis); (10) erosi; (11) abrasi; (12) epidemi dan wabah penyakit; (13) kebakaran hutan; (14) kegagalan teknologi; dan (15) konflik sosial. Dalam sepuluh tahun terakhir, Indonesia dilanda berbagai bencana baik skala besar maupun skala kecil. BNPB mendokumentasikan berbagai jenis bencana yang melanda Indonesia, yaitu aksi teror/sabotase, angin topan, banjir, tanah longsor karena banjir, epidemik, gelombang pasang/abrasi, gempa bumi, hama tanaman, kebakaran hutan, kegagalan teknologi, kekeringan, konflik sosial, letusan gunung api, dan tanah longsor. Sementara itu, jenis bencana skala besar yang terjadi dalam lima tahun terakhir di Indonesia adalah:
  • 3. 3 (1). Gempa bumi dan tsunami yang melanda Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara pada Desember 2004 yang menelan korban 165.708 jiwa dan kerugian harta benda Rp 4,45 triliun; (2). Gempa bumi yang menerjang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada Mei 2006 yang menelan korban 5.667 jiwa dan rumah rusak 156.662 buah, dengan kerugian harta benda Rp 3,134 triliun; (3). Gempa dan tsunami di Pangandaran yang terjadi Juli 2006 menelan korban 658 jiwa dan kerugian harta benda Rp 137,8 miliar; (4). Bencana Banjir Jakarta pada Februari 2007 yang menggenangi 145.774 rumah dan mengakibatkan kerugian Rp 967 miliar. Kesiapsiagaan merupakan hal yang sangat penting dan harus dibangun pada setiap tingkat kelompok di masyarakat. Pengalaman menunjukan bahwa kehancuran akibat bencana dapat secara drastis dikurangi jika semua orang lebih siap menghadapi bencana. Sekolah adalah pusat pendidikan yang tidak hanya memberikan kita ilmu pengetahuan tetapi juga bekal untuk kelangsungan hidup kita, kesiapsiagaan terhadap bencana merupakan bagian dari keterampilan untuk kelangsungan hidup kita. Sekolah juga seringkali menjadi tempat penghubung dan tempat belajar bagi seluruh masyarakat. Anak-anak merupakan peserta ajar yang paling cepat dan mereka tidak hanya mampu memadukan pengetahuan baru ke dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga
  • 4. 4 menjadi sumber pengetahuan bagi keluarga dan masyarakatnya dalam hal perilaku yang sehat dan aman, yang mereka dapatkan di sekolah. oleh karenanya, menjadikan pencegahan bencana menjadi salah satu fokus di sekolah dengan memberdayakan anak-anak dan remaja untuk memahami tanda-tanda peringatan bencana dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko dan mencegah bencana, merupakan suatu langkah awal yang penting dalam membangun ketangguhan bencana seluruh masyarakat. Jadi kesiapsiagaan haruslah menjadi bagian dari materi yang diberikan dalam dunia pendidikan. Pengurangan Resiko Bencana (PRB) harus disosialisasikan pada masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia merupakan wilayah rawan bencana. Untuk itulah upaya pemerintah untuk melakukan PRB sudah diperkuat dengan dikeluarkan Undang-Undang tentang penanggulangan bencana, namun demikian belum secara optimal dipahami oleh masyarakat. UU 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana mendefinisikan bencana sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam, mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan atau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan korban jiwa kerugian harta benda, dan dampak manusia untuk mengatasi masalah bencana belum banyak dilakukan secara sistematik dan suistanable sehingga korban bencana masih menunjukkan angka-angka yang relatif tinggi.
  • 5. 5 Dalam kontek inilah, Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana (RAN-PRB) merupakan suatu tindakan yang harus dirancang secara terpadu dan terencana. Hal ini di dukung oleh kondisi Indonesia yang memiliki kerentanan bancana. Indonesia berada pada urutan ke 7 sebagai negara yang mengalami bencana alam tahun 2005 berdasarkan International Strategy for Disaster Reduction 2006-2009, World Disaster, khusus Indonesia gambaran tentang bencana alam yang terjadi 2004-2007, Irene (2010:31). Penangaan terhadap risiko bencana belum dilakukan secara optimal. Artinya bahwa Indonesia sebagai daerah rawan bencana masih memiliki tiga masalah utama: 1) Masih rendahnya kinerja penanganan bancana; 2) Masih rendahnya perhatian perlunya pengurangan resiko bencana; 3) Masih lemahnya peran sekolah dalam pendidikan mitigasi bencana. Realitas diatas menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia untuk secara serius mampu merancang risiko penanganan bencana secara kreatif dan proaktif. Untuk mendesain program-program penanganan bencana diperlukan perubahan paradigma penanganan bencana di Indonesia. Salah satu upaya mitigasi yang paling strategis adalah pembelajaran atau pendidikan kepada siswa. Pendidikan merupakan wahana yang efektif untuk membangun perilaku siswa dalam menghadapi bencana. Dengan mempunyai pengetahuan, pemahaman, kesiapsiagaan
  • 6. 6 keterampilan untuk mencegah, mendeteksi dan mengantisipasi secara lebih dini tentang berbagai macam bencana atau lebih dikenal dengan istilah mitigasi bencana yang meliputi aktivitas dan tindakan-tindakan perlindungan yang dapat diawali dari persiapan sebelum bencana itu berlangsung, menilai bahaya bencana, penanggulangan bencana, berupa penyelamatan, rehabilitasi dan relokasi. Pengetahuan, pemahaman dan keterampilan berperilaku dalam mencegah, mendeteksi, mengatisipasi bencana secara efektif dapat diinformasikan, disosialisasikan melalui pendidikan di sekolah kepada siswa. Pengetahuan yang dimiliki oleh komunitas sekolah, khususnya siswa akan mempengaruhi sikap dan kepedulian untuk siap dan siaga dalam mengantisipasi bencana. Dari pemaparan diatas maka penulis merasa tertarik untuk meneliti sejauh mana kesiapsiagaan bencana dalam komunitas sekolah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka muncul rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengetahuan dan sikap komunitas sekolah mengenai kesiapsiagaan bencana gempa bumi? 2. Bagaimana kebijakan dari komunitas sekolah mengenai kesiapsiagaan bancana gempa bumi?
  • 7. 7 3. Bagaimana rencana tanggap darurat komunitas sekolah mengenai kesiapsiagaan bencana gempa bumi? 4. Bagaimana sistim peringatan dini komunitas sekolah mengenai kesiapsiagaan bencana gempa bumi? 5. Bagaimana mobilisasi sumber daya komunitas sekolah mengenai kesiapsiagaan bencana gempa bumi? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi pengetahuan dan sikap komunitas sekolah dalam kesiapsiagaan bencana gempa bumi. 2. Mengidentifikasi sejauhmana kebijakan kominitas sekolah dalam kesiapsiagaan bencanagempa bumi. 3. Mengidentifikasi rencana tanggap darurat komunitas sekolah dalam kesiapsiagaan bencana gempa bumi. 4. Mengidentifikasi sistim peringatan dini komunitas sekolah dalam kesiapsagaan bencana gempa bumi. 5. Mengidentifikasi mobilisisai sumber daya komunitas sekolah dalam kesiapsiagaan bencana gempa bumi.
  • 8. 8 D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain: 1. Bagi sekolah sebagai bahan acuan untuk memberika kebijakan dan panduan dalam kesipasiagaan bencana. 2. Bagi guru sebagai acuan untuk memasukan materi kesiapsiagaan bencana pada kegiatan pembelajaran di kelas. 3. Bagi siswa sebagai sarana menambah pengetahuan mengenai kesiapsiagaan bencana. 4. Bagi penulis sebagai sarana menambah wawasan dan pemahaman terutama dalam kesiapsiagaan bencana dan pendidikan mitigasi bencana. E. Definisi Operasional Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran dalam penelitian ini maka peneliti akan memberikan penjelasan tentang konsep yang terdapat di dalam penelitian sebagai berikut : 1. Komunitas Sekolah Komunitas sekolah adalah satu dari tiga stakeholders utama dalam kajian kesiap-siagaan komunitas menghadapi bencana. Menurut Widyatun dkk (2008:97) yang dimaksudkan dengan komunitas sekolah terdiri dari tiga unsur, yaitu : sekolah (kepala sekolah, tenaga administrasi), guru, dan siswa. Peran-peran dalam komunitas ini adalah penyiapan rencana
  • 9. 9 penyelamatan, penyebarluasan peringatan bencana, serta dalam jangka panjang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang pengurangan resiko bencana dan kesiapsiagaan mengantisipasi bencana alam. 2. Kesiapsiagaan bencana Kesiapsiagaan adalah tindakan-tindakan yang memungkinkan pemerintahan, organisasi-organisasi, masyarakat, komunitas dan individu untuk mampu menanggapi suatu situasi bencana secara cepat dan tepat guna. Termasuk ke dalam tindakan kesiapsiagaan adalah penyusunan rencana penanggulangan bencana, pemeliharaan sumberdaya dan pelatihan personil (LIPI-UNESCO/ISDR:5). Dalam penelitian ini peneliti mengambil masalah kesiapsiagaan komunitas sekolah dalam mengantisipasi bencana alam gempa bumi. 3. Pengetahuan dan Sikap Dalam Juariah (2006:54) pengetahuan adalah segala informasi yang mampu diterima dan disimpan dalam fikiran manusia yang dapat diungkapkan kapan saja dalam bentuk pengungkapan kata-kata maupun tulisan. Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan dalam kamus Besar bahasa Indonesia, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui. Kamus bahasa Indonesia (Sinar Harapan) mengemukakan bahwa : pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui karena mempelajarinya; dan yang diketahui karena mengalami, melihat dan mendengar. Jadi jelas
  • 10. 10 bahwa pengetahuan berkaitan dengan proses belajar, pengalaman langsung atau tak langsung melalui pengamatan, pendengaran, penglihatan. Sikap adalah reaksi atau respons seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Krech dalam Juariah (2006:61) sikap adalah : “an enduring of positive or negative evaluations, emotional feelings, and pro or conaction tendencies will respect to social object”. Senada dengan pendapat tadi cambell dalm Juariah (2006:61) mengemukakan bahwa sikap adalah :” an individual’s social attitude is an syndrome or response consistency with regard to social object”. Pengukuran sikap, dapat dilakukan dengan cara pengungkapan atau pengukuran sikap seseorang. Sikap meupakan respon evaluative yang berupa respon positif maupun respon negativf hal ini berarti adanya preferensi atau rasa suka dan tidak suka terhadap sesuatu sebagai objek sikap. Pengetahuan dan sikap merupakan factor utama dan menjadi kunci untuk kesiapsiagaan. Pengetahuan yang dimiliki biasanya mempengaruhi sikap dan kepedulian untuk siap dan siaga dalam mengantisipasi bencana, terutama bagi mereka yang bertempat tinggal di tempat yang rentan dengan bencana. 4. Kebijakan Merupakan upaya konkrit untuk melaksanakan kegiatan siaga bencana. Kebijakan-kebijakan dituangkan dalam berbagai bentuk, tetapi
  • 11. 11 akan lebih bermakna apabila dicantumkan secara konkrit dalam peraturan- peraturan seperti perda, SK, yang disertai dengan job description yang jelas. Agar kebijakan dapat diimplementasikan dengan optimal, maka dibituhkan panduan-panduan operasionalnya. 5. Rencana Tanggap Darurat Rencana ini menjadi bagian yang penting dalam kesiapsiagaan, terutama berkaitan dengan evakuasi, pertolongan, dan penyelamatan agar korban dapat diminimalkan. Upaya ini sangat krusial, terutama pada saat terjadi bencana dan hari-hari pertama setelah bencana sebelum batuan dari pihak luar datang. 6. Sistim Peringatan Dini Penyediaan informasi yang efektif dan tepat waktu, melalui institusi yang telah diidentifikasikan, dan memungkinkan individu yang terancam bahaya agar mengambil tindakan untuk menghindari atau mengurangi risiko dan bersiap-siap untuk menanggapi secara efektif. (Terminologi UN/ISDR). 7. Mobilisasi Sumber Daya Sumber daya yang tersedia, baik SDM, maupun pendanaan dan sarana-prasarana penting untuk keadaan darurat merupakan potensi yang dapat mendukung atau sebaliknya menjadi kendala dalam kesiapsiagaan bencana alam. Karena itu mobilisasi sumber daya menjadi faktor yang krusial.