1. BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
I.2 RUMUSAN masalah
I.3 batasan masalah
I.4 tujuan penulisan
2. BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Masa Dewasa( adulthood)
Dewasa Awal merupakan masa dewasa atau satu tahap yang dikatakan masa peralihan
(transisi) dari masa remaja akhir menuju masa dewasa awal. Pada masa remaja mengira
bahwa masa dewasa awal banyak enaknya yang berhubungan dengan masa reproduksi,
beranak dan enak, padahal masa dewasa terdapatnya masalah-masalah yang sehubungan
dengan soal-soal perkawinan,social, jabatan dan keuangan. maka dari itu anggapan remaja
tentang masa dewasa itu enak salah besar. pada masa pra dewasa kita harus
mempersiapkan diri sematang-matangnya untuk menghadapinya.
Menurut Freud (Bischof:1976), seseorang dikatakan dewasa apabila orang itu
bertanggung jawab terhadap pekerjaan sehari-hari dan cinta yang telah diikrarkan
khususnya kepada pasangan pernikahan. Freud menjelaskan bahwa seseorang dikatakan
dewasa apabila mau dan mampu bertanggung jawab terhadap segala tingkah laku,
pekerjaan dan karir yang dilakukan sehari-hari.
Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) mengatakan bahwa seseorang
yang digolongkan dalam usia dewasa awal berada dalam tahap hubungan hangat, dekat dan
komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila gagal dalam bentuk
keintiman maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi (merasa tersisihkan dari orang
lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan orang lain).
Hurlock (“Developmental Psychology,”1968) mengatakan bahwa dewasa awal
dimulai pada umur 18 tahun samapi kira-kira umur 40 tahun, disebut sebagai “adult”
(dewasa) atau “adulthood “ (status dalam keadaan dewasa) yaitu saat perubahan-perubahan
fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.
Vaillant (dalam Papalia, dkk, 1998) membagi fase dewasa menjadi tiga, yaitu masa
pembentukan, masa konsolidasi dan masa transisi. Masa pembentukan dimulai pada usia
20 sampai 30 tahun dengan tugas perkembangan mulai memisahkan diri dari orang tua,
membentuk keluarga dengan pernikahan, dan mengmbangkan persahabatan. Masa
konsolidasi, usia 30 sampai 40 tahun merupakan masa konsolidasi karier dan memperkuat
ikatan perkawinan, sedangkan masa transisi sekitar usia 40 tahun merupakan masa
meninggalkan kesibukan pekerjaan dan melakukan evaluasi terhadap hal yang telah
diperoleh.
Menurut kami, semua orang yang berumur 20-40 tahun sudah dikatakan dewasa, tapi
dewasa dalam apa yang dipertanyakan. dewasa adalah aktifnya semua fungsi organ dan
selubung pada manusia untuk melakukan tugas dan kewajiban dengan dasar tanggung
jawab penuh. ibarat orang yang mau mengendarahi sepeda motor, ada yang harus
dipersiapkan secara matang begitu juga orang pra dewasa, segalanya harus dipersiapkan.
3. dari mulai helm ( yang berarti sifat), penutup mulut (cara berbicara), kaca mata (cara
berpandangan kedepannya), jaket (panglima=sikap, sifat seperti panglima), sarung tangan
(pengambilan keputusan), celana (kematangan seksualnya, cara melangkah kedepannya),
kaki dan sepatu (karier,dll), surat-surat ex. STNK dan SIM( pengakuan dari orang lain dan
masyarakat).
Definisi masa dewasa dapat dilihat dari sisi dibawah ini:
a. Sisi Biologis.
Suatu periode dalam kehidupan individu yang ditandai dengan pencapaian
kematangan tubuh secara optimal dan kesiapan bereproduksi (berketurunan)
b. Sisi psikologis.
Periode dalam kehidupan individu yang ditandai dengan ciri-ciri kedewasaan atau
kematangan, diantaranya : emotional stability, sense of reality, tidak menyalahkan orang
lain jika menghadapi kegagalan, toleransi dan optimistis.
c. Sisi pedagogis.
Suatu periode dalam kehidupan yang ditandai dengan :
Sense of responsibility.
Prilaku normatif (nilai-nilai agama)
Memiliki pekerjaan untuk penghidupan.
Berpartisipasi aktif dalam bermasyarakat.
B. Periode Perkembangan Masa Dewasa.
1. Masa Dewasa Awal (Early Adulthood = 18/20 tahun – 40 tahun).
• Secara biologis merupakan masa puncak perumbuhan fisik yang prima dan usia
tersehat dari populasi manusia secara keseluruhan (healthiest people in population)
karena didukung oleh kebiasaan-kebiasaan positif (pola hidup sehat,olah raga
cukup,makanan bergizi).
• Secara psikologis, cukup banyak yang kurang mampu mencapai kematangan akibat
banyaknya masalah yang dihadapi dan tidak mampu diatasi baik sebelum maupun
setelah menikah, misalnya: mencari pekerjaan, jodoh, belum siap menikah, masalah
anak, keharmonisan keluarga, dll.
• Tugas-tugas perkembangan (development task) pada usia ini meliputi : pengamalan
ajaran agama, memasuki dunia kerja, memilih pasangan hidup, memasuki
pernikahan, belajar hidup berkeluarga, merawat dan mendidik anak, mengelola
4. rumah tanggga, memperoleh karier yang baik, berperan aktif dalam masyarakat,
mencari kelompok sosial yang menyenangkan.
C. Karakteristik DEWASA AWAL
1. perkembangan fisik
a. perkembangan fisik masa dewasa awal
Dewasa awal adalah masa kematangan fisik dan psikologis. Menurut Anderson (dalam
Mappiare : 17) terdapat 7 ciri kematangan psikologi, ringkasnya sebagai berikut:
1. Ciri kematangan Psikologis
b. Berorientasi pada tugas: bukan pada diri atau ego, minat orang matang berorientasi
pada tugas-tugas yang dikerjakannya, dan tidak condong pada perasaan-perasaan diri
sendri atau untuk kepentingan pribadi.
c. Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien: seseorang
yang matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas dan tujuan-
tujuan itu dapat didefenisikannya secara cermat dan tahu mana pantas dan tidak serta
bekerja secara terbimbing menuju arahnya.
d. Mengendalikan perasaan pribadi: seseorang yang matang dapat menyetir perasaan-
perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaan-perasaan emosi dalam
mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain. Dia tidak mementingkan
dirinya sendiri, tetapi mempertimbangkan pula perasaan-perasaan orang lain.
e. Keobjektifan: orang matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha mencapai
keputusan dalam keadaan yang bersesuaian dengan kenyataan.
f. Menerima kritik dan saran: orang matang memiliki kemauan yang realistis, paham
bahwa dirinya tidak selalu benar, sehingga terbuka terhadap kritik-kritik dan saran-
saran orang lain demi peningkatan dirinya.
g. Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi: orang yang matang mau
memberi kesempatan pada orang lain membantu usahan-usahanya untuk mencapai
tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa beberapa hal tentang usahanya tidak selalu
dapat dinilainya secara sungguh-sunguh, sehingga untuk itu dia bantuan orang lain,
tetapi tetap dia brtanggungjawab secara pribadi terhadap usaha-usahanya.
h. Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru; orang matang memiliki
cirri fleksibel dan dapat menempatkan diri dengan kenyataan-kenyataan yang
dihadapinya dengan situasi-situasi baru.
5. Dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan dan
harapan-harapan sosial yang baru. Masa dewasa awal adalah kelanjutan dari masa remaja.
Ciri-ciri masa dewasa awal tidak jauh berbeda dengan perkembangan remaja.
2. Ciri-ciri dewasa awal
a. Usia reproduktif (Reproductive Age)
Masa dewasa adalah masa usia reproduktif. Masa ini ditandai dengan
membentuk rumah tangga (atau adanya pernikahan). Tetapi masa ini bisa ditunda
dengan beberapa alasan. misal seseorang belum mau menikah karena ingin
menyelesaikan pendidikannya atau ingin memulai karir, dan biasanya karena belum
memiliki pekerjaan tetap (mapan).
b. Usia memantapkan letak kedudukan (Setting down age)
Dengan pemantapan kedudukan (settle down), seseorang berkembang pola
hidupnya secara individual. yang mana dapat menjadi ciri khas seseorang sampai
akhir hayat. Situasi yang lain membutuhkan perubahan-perubahan dalam pola hidup
tersebut, dalam masa setengah baya atau masa tua, yang dapat menimbulkan
kesukaran dan gangguan-gangguan emosi bagi orang-orang yang bersangkutan.
Ini adalah masa dimana seseorang mengatur hidup, mematangkan karir dan
bertanggungjawab dengan kehidupannya sampai akhir hayat, sedangkan wanita
muda diharapkan mulai menerima tanggungjawab sebagai ibu dan pengurus rumah
tangga.
c. Usia Banyak Masalah (Problem age)
Masa ini adalah masa yang penuh dengan masalah. Jika seseorang tidak siap
memasuki tahap ini, dia akan kesulitan dalam menyelesaikan tahap
perkembangannya. Persoalan yang dihadapi seperti persoalan pekerjaan/jabatan,
persoalan teman hidup maupun persoalan keuangan, semuanya memerlukan
penyesuaian di dalamnya.
d. Usia tegang dalam hal emosi (emostional tension)
Banyak orang dewasa muda mengalami kegagalan emosi yang berhubungan
dengan persoalan-persoalan yang dialaminya seperti persoalan jabatan, perkawinan,
keuangan dan sebagainya. Ketegangan emosional seringkali dinampakkan dalam
6. ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran
yang timbul ini pada umumnya bergantung pada ketercapainya penyesuaian terhadap
persoalan-persoalan yang dihadapi pada suatu saat tertentu, atau sejauh mana sukses
atau kegagalan yang dialami dalam pergumulan persoalan.
Masa keterasingan sosial
Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam pola kehidupan orang
dewasa, yaitu karir, perkawinan dan rumah tangga, hubungan dengan teman-teman kelompok
sebaya semakin menjadi renggang, dan berbarengan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan
kelompok diluar rumah akan terus berkurang. Sebai akibatnya, untuk pertama kali sejak bayi
semua orang muda, bahkan yang populerpun, akan mengalami keterpencilan sosial atau apa yang
disebut krisis keterasingan (Erikson:34).
f. Masa komitmen
Mengenai komitmen, Bardwick (dalam Hurlock:250) mengatakan: “Nampak tidak mungkin
orang mengadakan komitmen untuk selama-lamanya. Hal ini akan menjadi suatu
tanggungajwab yang terlalu berat untuk dipikul. Namun banyak komitmen yang mempunyai sifat
demikian: Jika anda menjadi orang tua untuk selamanya; jika anda menjadi dokter gigi, dapat
dipastikan bahwa pekerjaan anda akan terkait dengan mulut orang untuk selamanya; jika anda
mencapai gelar doctor, karena ada prestasi baik disekolah sewaktu anda masih muda, besar
kemungkinan anda sampai akhir hidup anda akan berkarier sebagai guru besar”.
g. Masa Ketergantungan
Masa dewasa awal adalah masa dimana ketergantungan pada masa dewasa biasanya berlanjut.
Ketergantungan ini mungkin pada orangtua, lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa
sebagian atau sepenuh atau pada pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman untuk
membiayai pendidikan mereka.
h. Masa perubahan nilai
Beberapa alasan terjadinya perubahan nilai pada orang dewasa adalah karena ingin diterima pada
kelompok orang dewasa, kelompok-kelompok sosial dan ekonomi orang dewasa.
i. Masa Kreatif
Bentuk kreativitas yang akan terlihat sesudah orang dewasa akan tergantung pada minat dan
kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan yang
memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Ada yang menyalurkan kreativitasnya ini melalui hobi,
ada yang menyalurkannya melalui pekerjaan yang memungkinkan ekspresi kreativitas.
7. kesimpulannya bahwa dewasa awal merupakan usia reproduktif,usia pemantapan
letak kedudukan dan usia banyak masalah. bahwa suatu masa yang juga memiliki cirri
adanya ketegangan dalam hal emosi, tidak ada salahnya di ketahui oleh remaja akhir.
pertama mereka dapat mempersiapkan diri menghadapi hal emosi dan penyesuaian
penyasuaian diri yang dituntutnya. kedua dalam masa remaja mereka dapat juga
mengetahui bahwa orang tua mereka dan kakak mereka yang sedang berada dalam masa
dewasa awal itu diliputi oleh banyak hal yang menimbulkan ketegangan emosi. dengan
pengetahuan ini remaja dapatlah menyesuaikan diri.
D. Karakteristik Perkembangan Mahasiswa.
1. Usia Mahasiswa sebagai Fase Usia Dewasa awal.
a. Kenniston (Santrock dalam Chusaini, 1995: 73).
Masa dewasa awal adalah masa muda yang merupakan periode transisi antara masa
dewasa dan masa remaja yang merupakan masa perpanjangan kondisi ekonomi dan
pribadi sementara, hal ini ditunjukkan oleh kemandirian ekonomi dan kemandirian
membuat keputusan.
b. Lerner (1983 : 554).
Fase dewasa awal adalah suatu fase dalam siklus kehidupan yang berbeda dengan
fase-fase sebelum dan sesudahnya, karena merupakan fase usia untuk membuat suatu
komitmen pada diri individu.
c. Erikson (1959, 1963).
Fase usia dewasa awal merupakan kebutuhan untuk membuat komitmen dengan
menciptakan suatu hubungan interpersonal yang erat dan stabil serta mampu
mengaktualisasikan diri seutuhnya untuk mempertahankan hubungan tersebut.
Ciri-ciri umum perkembangan fase usia dewasa awal (Hurlock, 1991: 247-252) :
1. Masa pengaturan (mulai menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa),
2. Usia reproduktif (masa produktif memiliki keturunan),
3. Masa bermasalah (muncul masalah-masalah baru seperti pernikahan),
4. Masa ketegangan emosional (pada wilayah baru dgn permasalahan baru),
5. Masa keterasingan sosial (memasuki dunia kerja dan kehidupan keluarga),
6. Masa komitmen (menentukan pola hidup dan tanggung jawab baru),
7. Masa ketergantungan (masih tergantung pada pihak lain),
8. 8. Masa perubahan nilai (orang dewasa awal ingin diterima oleh anggota kelompok
orang dewasa),
9. Masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru,
10.Masa kreatif (masa dewasa awal adalah puncak kreatifitas).
Fase dewasa awal jika dikaitkan dengan usia mahasiswa pada fase ini
menunjukkan bahwa peran, tugas dan tanggung jawab mahasiswa bukan hanya
pencapaian keberhasilan akademik, melainkan mampu menunjukkan perilaku dan
pribadi untuk mengeksplorasi berbagai gaya hidup dan nilai-nilai secara cerdas dan
mandiri, yang menunjukkan penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan
harapan sosial yang baru sebagai orang dewasa.
2. Aspek-aspek Perkembangan Dewasa Awal.
Aspek-aspek perkembangan yang dihadapi usia mahasiswa sebagai fase usia
dewasa awal adalah:
1. Perkembangan fisik. Pada fase dewasa awal adalah puncak perkembangan fisik dan
juga penurunan perkembangan individu secara fisik.
2. Perkembangan seksualitas. Terjadi sikap dan prilaku seksual secara heteroseksual
dan homoseksual.
3. Perkembangan kogitif. Menggambarkan efisiensi dalam memperoleh informasi
yang baru, berubah dari mencari pengetahuan menuju menerapkan pengetahuan itu.
4. Perkembangan karir. Suatu individu ketika memulai dunia kerja yang baru harus
menyesuaikan diri dengan peran yang baru dan memenuhi tuntutan karir.
5. Perkembangan sosio-emosional. Menggambarkan hubungan sosial individu dengan
lingkungannya yang terdiri dari 3 fase yaitu fase pertama (menjadi dewasa dan
hidup mandiri), fase kedua (pasangan baru yang membentuk keluarga baru), dan
fase ketiga (menjadi keluarga sebagai orang tua dan memiliki anak).
3. Perkembangan Intelektual.
a. Perkembangan Intelektual Dewasa Awal
Menurut anggapan Piaget (dalam Grain, 1992; Miller, 1993; Santrock, 1999;
Papalia, Olds, & Feldman, 1998), kapasitas kognitif dewasa muda tergolong masa
operational formal, bahkan kadang-kadang mencapai masa post-operasi formal
(Turner & Helms, 1995). Taraf ini menyebabkan, dewasa muda mampu
memecahkan masalah yang kompleks dengan kapasitas berpikir abstrak, logis, dan
rasional. Dari sisi intelektual, sebagian besar dari mereka telah lulus dari SMU dan
masuk ke perguruan tinggi (universitas/akademi). Kemudian, setelah lulus tingkat
universitas, mereka mengembangkan karier untuk meraih puncak prestasi dalam
pekerjaannya dengan perubahan zaman yang makin maju, banyak di antara mereka
9. yang bekerja, sambil terus melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, misalnya
pascasarjana. Hal ini mereka lakukan sesuai tuntutan dan kemajuan perkembangan
zaman yang ditandai dengan masalah-masalah yang makin kompleks dalam
pekerjaan di lingkungan sosialnya. Sementara itu, para ahli (seperti Baltes dan
Baltes, Baltes dan Schaie, Willis dan Baltes} mengatakan ada beberapa tipe
intelektual, yaitu inteligensi kristal (cristalized intelligence), fleksibilitas kognitif
(cognitive flexibility], fleksibilitas visuo-motor (visuomotor flex¬ibility], dan
visualisasi (visualization) (Turner dan Helms, 1995).
1. Inteligensi kristal adalah fungsi keterampilan mental yang dapat
dipergunakan individu itu, dipengaruhi berbagai pengalaman yang
diperoleh melalui proses belajar dalam dunia pendidikan.
Misalnya, keterampilan pemahaman bahasa (komprehensif
verbal/verbal comprehensive), penalaran berhitung angka
(numerical skills), dan penalaran induktif (inductive reasoning).
Jadi, keterampilan kognitif merupakan akumulasi dari pengalaman
individu alcibat mengikuti ke-giatan pendidikan formal ataupun
nonformal. Dengan demikian, pola-pola pemikiran intelektualnya
cenderung bersifat teoretis-praktis (text book thinking).
2. Fleksibilitas kognitif adalah kemampuan individu me-masuki dan
menyesuaikan diri dari pemikiran yang satu ke pemikiran yang
lain. Misalnya, kemampuan memahami melakukan tugas
reproduksi, yaitu mampu melakukan hubung-an seksual dengan
lawan jenisnya, asalkan memenuhi persyarat-an yang sah
(perkawinan resmi). Untuk sementara waktu, dorong-an biologis
tersebut, mungkin akan ditahan terlebih dahulu. Mereka akan
berupaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan
pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan
rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria usia,
pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai prasyarat
pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang
berbeda-beda.
3. fleksibilitas Visuamotor adalah kemampuan untuk menghadapi
suatu masalah dari yang mudah ke hal yang lebih sulit yang
memerlukan aspek kemampuan visual/motorik (penglihatan,
pengamatan, dan keterampilan tangan).
4. Visualisasi,yaitu kemampuan individu untuk melakukan proses
visual.misalnua,bagaimana individu memahami gambar-gambar
yang sederhana sampai yang lebih kompleks.
E. Tugas-Tugas Perkembangan Dewasa Awal.
Menurut Havigurst (1961:259-265), tugas-tugas perkembangan dewasa awal adalah:
a. Memilih Pasangan Hidup.
10. • Calon pasangan mempersiapkan diri untuk memilih dan menemukan yang cocok, selaras
dengan kepribadian masing-masing dan juga menyesuaikan dengan kondisi dan latar
belakang kehidupan kedua calon keluarga masing-masing.
• Keputusan memilih sampai menentukan pasangan hidup adalah tanggung jawab baik
pihak laki-laki maupun perempuan dengan pertimbangan dari pihak orang tua, keluarga
dan bantuan pihak-pihak lain yang dipandang mampu.
• Menurut Norman (1992) :
- Pemenuhan kebutuhan merupakan faktor utama dalam memilih pasangan pernikahan, karena
kebutuhan dan sifat individu dapat berlainan satu sama lain, beberapa orang akan lebih memilih
pasangan yang melengkapi dirinya.
- Pernikahan yang dilandasi kebutuhan saling melengkapi terjadi akibat daya tarik lawan jenis
(opposites attract). Akibatnya ada individu dengan peran/figur dominan (memberikan simpati,
cinta dan perlindungan) terhadap pasangannya yang bersifat patuh atau submissive (memperoleh
simpati, cinta dan perlindungan). Peran dominan lazimnya oleh suami dan peran isti bersifat
submissive, apabila yang terjadi kebalikannya maka akan terjadi konflik sosial.
- Dalam suatu pasangan, sifat saling melengkapi tidak menuntut adanya kompromi antarindividu
sebaliknya individu yang karakternya bertentangan dengan pasangannya harus mengadakan
kompromi dengan pasangannya.
- Kebudayaan sangat berpengaruh dalam penentuan pasangan hidup, dimana definisi kebudayaan
melahirkan istilah kriteria ideal dan standar ideal seleksi calon pasangan. Pertama menetapkan
kriteria ideal bagi calon pasangan, jika tidak terpenuhi maka ditetapkan standar ideal pada
individu yang dicintai.
b. Belajar Hidup Dengan Pasangan Nikah.
Pada dasarnya adalah proses menyesuaikan dua kehidupan individu secara bersama-sama dengan
cara belajar menyatakan dan mengontrol perasaan masing-masing pasangan seperti kemarahan,
kebencian, kebahagiaan, kasih sayang, kebutuhan biologis, sehingga seseorang hidup dengan
hangat dan harmonis. Perbedaan latar belakang orang tua dan keluarga harus diperhatikan dalam
proses penyesuaian dan pembelajaran lebih lanjut dalam menempuh keluarga bahagian dan
sejahtera.
c. Memulai Hidup Berkeluarga.
• Pasangan baru yang memulai kehidupan berkeluarga akan memperoleh banyak
pengalaman baru yang penting bagi pasangan dan kehidupan keluarga, seperti hubungan
seksual pertama, hamil pertama, punya anak pertama, konflik pertama dan interaksi sosial
dengan keluarga pasangan.
• Dalam tugas perkembangan ini, Havigurst menguraikannya dari berbagai sudut pandang
sebagai berikut:
11. 1. Sifat tugas.
Memiliki anak pertama dengan sukses merupakan manifestasi keberhasilan pernikahan dan
cenderung ukuran kesuksesan hadirnya anak berikutnya.
2. Dasar biologis.
Melahirkan anak adalah suatu proses biologis, terlebih tugas melahirkan anak pertama
merupakan suatu proses biologis dan psikologis.
3. Dasar psikologis.
Secara psikologis, pria dan wanita memiliki suatu tugas untuk menjadi ayah dan ibu. Tugas ini
akan sulit bagi wanita yang takut atau benci ide mengenai kehamilan, sebaliknya akan mudah
bagi wanita dengan sosok keibuan.
4. Dasar budaya.
Masalah kehamilan pertama merupakan masalah yang muncul secara pandangan budaya bagi
kelompok sosial ekonomi kelas menengah dan kelas bawah dari suatu kelompok budaya tertentu.
5. Implikasi sosial dan pendidikan.
Keberhasilan pada aspek ini memerlukan jenis pengetahuan tertentu bagi suami dan istri, sikap
serta peran dan tanggung jawab yang sepenuhnya dalam kehidupan berkeluarga serta memiliki
keturunan.
d. Memelihara anak.
Hadirnya anak menjadikan tugas, peran dan tanggung jawab yang lebih besar bagi pasangan
suami istri karena mereka tidak hanya memikirkan lagi kehidupan mereka sendiri, tetapi juga
belajar memenuhi kebutuhan anak sehingga anak mencapai perkembangan secara optimal.
e. Mengelola rumah tangga.
Kehidupan keluarga dibangun dengan kesiapan keseluruhan baik fisik dan mental yang
bergantung pada kesiapan dan keberhasilan dalam mengelola rumah tangga sesuai peran, tugas
dan tanggung jawab masing-masing.
f. Mulai bekerja.
Dalam menghadapi tugas perkembangan ini, pria dewasa awal sering menunda mencari calon
pasangan hidup sebelum memperoleh pekerjaan. Berbeda dengan wanita dewasa awal yang
cenderung belum aktif menghadapi tuntutan pekerjaan.
g. Bertanggung jawab sebagai warga negara.
12. Individu dewasa awal sebaiknya mulai menunjukkan rasa tanggung jawab bagi kesejahteraan
baik bagi keluarga, tetangga, kelompok masyarakat, sebagai warga negara atau organisasi
politik.
h. Menemukan kelompok sosial yang serasi.
Pernikahan menunjukkan tujuan dan langkah awal menemukan kelompok sosial yang serasi.
Bersama-sama sebagai pasangan mencari teman baru, orang-orang seumur mereka dan dengan
orang dimana mereka dapat mengembangkan suatu kehidupan sosial jenis baru
Masalah Perkembangan pada Dewasa Awal
Dengan bertambahnya usia, semakin bertambahpula masalah-masalah yang menghampiri.
Dewasa awal adalah masa transisi, dari remaja yang huru-hara, kemasa yang menuntut tanggung
jawab. Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak orang dewasa awal mengalami masalah-masalah
dalam perkembangannya. Masalah-masalah itu antara lain:
a. Penentuan identitas diri ideal vs kekaburan identitas
Dewasa awal merupakan kelanjutan dari masa remaja. Penemuan identitas diri adalah hal yang
harus pada masa ini. Jika masa ini bermasalah, kemungkinan individu akan mengalami
kekaburan identitas.
b. Kemandirian vs tidak mandir
c. Sukses meniti jenjang pendidikan dan karir vs gagal menempuh jenjang pendidikan dan karir.
d. Menikah vs tidak menikah (lambat menikah)
e. Hubungan sosial yang sehat vs menarik diri
Dalam menjalani masa dewasa awal, ada beberapa masalah yang menjadi penghambat
perkembangan. Diantara penghambat yang sangat penting sehingga menyukarkan penguasaan
tugas-tugas perkembangan, diantranya:
1. Latihan yang tidak berkesinambungan (discontinuities); sebagai salah satu penghambat
penguasaan tugas-tugas perkembangan dewasa awal, berhubungan erat dengan pengalaman-
pengalaman belajar dan latihan masa lalu.
2. Perlindungan yang berlebihan (over protectiveness); Bersangkutan dengan pola asuh orangtua
yng pernah dialami dalam masa kanak-kanak.
13. 3. Perpanjangan pengaruh-pengaruh peer-group (prolongation of peer-group influences); Satu
diantara penghambat bagi orang dewasa awal dalam menguasai tugas-tugas perkembangan.
Disini akan terlihat pengaruh kelompok-kelompok khusus bagi perkembangan dewasa awal.
4. Inspirasi-inspirasi yang tidak realistis (unrealistic aspiration); Kesukaran-kesukaran dewasa
awal, dapat ditimbulkan oleh konsep-konsep yang tidak realistis dalam benak pada dewasa awal
(yang baru meninggalkan masa remaja) tentang apa yang diharapkan dengan apa yang dapat
dicapai.