Teori pengukuran merupakan teori penting dalam akuntansi. Ada berbagai skala dan tipe pengukuran yang dapat digunakan, namun pengukuran yang andal dan akurat sangat diperlukan agar dapat memberikan informasi yang berguna bagi pengambil keputusan. Auditor memiliki peran penting dalam memastikan pengukuran dan penilaian yang dilakukan manajemen telah sesuai standar.
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
Teori Pengukuran
1. TEORI AKUNTANSI
NAMA KELOMPOK :
- Siti Rumiati 13322002
- Nur Hayati Ningsih 13322008
- Choirul Ummah S. 13322024
- Dian Anggraeni R. 15322008
AKUNTANSI A SORE
2. TEORI PENGUKURAN
(Measurement Theory)
Pengertian Pengukuran
• Pentingnya Pengukuran
Skala
• Penggunaan Skala yang Diperbolehkan
Tipe-tipe Pengukuran
• Keandalan dan Ketepatan
Pengukuran Dalam Ilmu Akuntansi
• Masalah Pengukuran Bagi Auditor
3. Pengertian Pengukuran
Menurut Campbell,
orang yang pertama menangani masalah pengukuran, definisi
pengukuran adalah: “The assignment of numerals to represent
properties of material systems other than numbers”, yang
berarti penentuan angka-angka yang menggambarkan sifat-
sifat sistem material dan bilangan-bilangan didasarkan pada
hukum yang mengatur tentang sifat-sifat”.
Menurut Stevens seorang ahli teori pengukuran ilmu sosial,
pengukuran disebut sebagai: “assignment of numerals to
objects or events according to rules”, yang berarti penentuan
angka-angka yang ada kaitannya dengan objek-objek ataupun
peristiwa-peristiwa sesuai dengan peraturan”.
4. Pentingnya Pengukuran
Dalam Akuntansi, kita mengukur laba dengan langkah pertama yaitu
menghitung /menilai modal dan kemudian mengkalkulasikan laba sebagai
pertukaran dalam modal selama periode akuntansi untuk semua kejadian
ekonomi yang mempengaruhi perusahaan (Godfrey, dkk. 2010).
Seluruh pengukuran dalam kehidupan itu memiliki tujuan-tujuan
khusus untuk menentukan langkah berikutnya. Pengukuran sangat
penting dilakukan karena denganmengukur suatu objek, maka kita dapat
mengetahui nilai suatu objek sehingga dapat menjadi acuan untuk dapat
menentukan kebijakan yang berkaitan dengan objek tersebut. Untuk
memudahkan kita melakukan suatu pengukuran sehingga memperoleh
suatu hasil yang akurat dan dapat diandalkan maka kita dapat
menggunakan skala dan memilih tipe pengukuran yang sesuai dengan
karakteristik objek yang kita ukur.
5. • Setiap pengukuran dibuat berdasarkan sebuah
skala. Sebuah skala dibuat ketika aturan
semantic digunakan untuk menghubungkan
pernyataan matematika kepada objek atau
kejadian.
• Skala menunjukkan informasi apa yang diwakili
oleh angka, sehingga memberikan arti kepada
angka tersebut.
SKALA
6. 1. Skala Nominal
Dalam skala nominal, nomor hanya diigunakan sebagai
sebuah label. Contohnya adalah penomoran pemain sepak
bola.
Skala nominal secara sederhana menunjukan
klasifikasi, contoh yang mendekati adalah klasifikasi dari
asset dan kewajiban, dan juga dapat kita lihat dari
penomoran kelas aset tetap, dengan header akun dan
detail akun yang dirancang dalam sistem. Penomoran
tersebut untuk menunjukkan klasifikasi kelas aset tetap
menurut masa manfaatnya (biasanya dimulai dengan
tanah karena non depreciable asset, lalu gedung dan aset
tetap lain yang berumur lebih pendek)
7. 2. Skala Ordinal
Skala urutan dibuat ketika peringkat operasi dari
obyek dipertanyakan mengenai sifat yang dihasilkan
(Godfrey et al,2010:135).
Contoh, misalnya terkait keputusan pengadaan
aset tetap berupa mesin yang diurutkan berdasarkan
tingkat produktivitasnya, yaitu mesin I, II, dan III. Disini
menurut Godfrey telah menunjukan adanya skala
urutan, yaitu dalam pengaturan penomeran yang
terkait dalam alternatif dalam pemilihan investasi
modal. Nomer-nomer tersebut mengindikasikan
urutan dari ukuran produktivitas mesin-mesin tersebut
dari yang terproduktif ke yang tidak produktif.
8. 3. Skala Interval
Skala interval memberikan informasi yang
lebih daripada skala ordinal. Tidak hanya
memberi peringkat kepada objeknya, tetapi juga
jarak antara interval skalanya diketahui dan
sama.
Contohnya adalah pengukuran suhu ruangan
dengan menggunakan thermometer celcius.
9. 4. Skala Rasio
Skala rasio adalah skala yang:
• Memberikan peringkat kepada objek atau kejadian
• Interval antar objek diketahui dan sama
• Asal yang unik, titik nol yang alami, dimana
jaraknya dengan objek terakhir diketahui
Contohnya adalah pengukuran panjang. Ketika
panjang A adalah 10 meter dan panjang B adalah 20
m, kita tak hanya bisa mengatakan bahwa B 10
meter lebih panjang dari A, tetapi B juga dua kali
lebih panjang dari A.
10. Penggunaan Skala yang Diperbolehkan
Invarian dalam skala berarti bahwa apapun metode
pengukuran yang digunakan, maka sistem pengukuran akan
menghasilkan format yang sama dari variabel-variabel yang
digunakan dan pengambil keputusan akan membuat keputusan
yang sama juga.
Tapi hal ini tidak berlaku dalam akuntansi, setiap sistem
yang berbeda akan berbeda juga variabel-variabelnya.
Pengukuran pendapatan dengan cara yang berbeda akan
menghasilkan keputusan yang berbeda juga. Metode-metode
pengukuran yang berbeda tersebut tidak memberikan
informasi yang sama.
Skala nominal dan ordinal : tidak ada operasi aritmatika
Skala interval : penambahan dan pengurangan
Skala rasio : operasi aritmatika semua
11. Tipe-tipe Pengukuran
Campbell dalam Godfrey et al (2010:138)
telah menyebutkan dua jenis pengukuran,
yaitu: pengukuran dasar (fundamental) dan
turunan (derived measurement).
Torgerson dalam Godfrey et al (2010:138)
menambah satu lagi jenis pengukuran
disamping fundamental dan turunan. Jenis
selanjutnya, yaitu pengukuran fiat.
12. Tipe-tipe Pengukuran
• Pengukuran Fundamental
Pengukuran fundamental merupakan pengukuran dimana angka-angka bisa
diterapkan pada benda dengan mengacu pada hukum alam dan tidak bergantung
pada pengukuran variabel apapun. Hal-hal seperti panjang, hambatan listrik,
nomor, dan volume merupakan hal-hal yang bisa diukur.
• Pengukuran Turunan
Pengukuran turunan merupakan pengukuran yang bergantung dari pengukuran
dua atau lebih benda lain. Dalam akuntansi, contoh pengukuran turunan adalah
keuntungan, yang diturunkan dari penambahan dan pengurangan pendapatan
dengan beban.
• Pengukuran Fiat
Ini adalah tipe pengukuran dalam ilmu sosial dan akuntansi, menggunakan definisi
yang dibangun secara acak untuk dihubungkan dengan hal-hal yang bisa diamati
dengan pasti (variabel) pada konsep yang telah ada, tanpa perlu teori konfirmasi
untuk mendukung hubungan tersebut. Sebagai contoh, dalam akuntansi kita tidak
tahu bagaimana cara untuk mengukur konsep keuntungan secara langsung. Kita
mengasumsikan variabel pendapatan, laba, beban, dan kerugian dihubungkan
dengan konsep keuntungan dan bagaimanapun bisa digunakan untuk mengukur
keuntungan secara tidak langsung.
13. Keandalan dan Ketepatan
Pengukuran yang dapat diandalkan
Sering diperlukan bahwa sebelum unsur-
unsur seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, dan
beban diakui dalam laporan keuangan, unsur-
unsur tersebut harus mampu untuk dilakukan
pengukuran yang dapat diandalkan. Gagasan
keandalan menggabungkan dua aspek: ketepatan
dan kepastian pengukuran, dan pengungkapan
yang secara meyakinkan mewakili sehubungan
dengan transaksi ekonomi yang mendasarinya
dan berbagai peristiwa. Aspek mempengaruhi
ketepatan pengukuran.
14. Keandalan dan Ketepatan
Pengukuran yang akurat
Meskipun prosedur pengukuran mungkin sangat
handal, memberikan hasil yang sangat tepat, namun tidak
mungkin menghasilkan hasil yang akurat. Alasannya
adalah akurasi berhubungan dengan seberapa dekat
pengukuran menuju ‘nilai sejati ' dari atribut pengukuran.
Untuk menentukan ketepatan dalam akuntansi, kita
perlu tahu atribut apa yang perlu kita ukur untuk
mencapai tujuan pengukuran. Tujuan dari akuntansi untuk
menyajikan informasi yang berguna. Oleh karena itu
akurasi pengukuran berkaitan dengan gagasan pragmatis
dari ‘kegunaan’.
15. Keandalan dan Ketepatan
Sumber-sumber kesalahan dalam pengukuran menurut Godfrey et al (2010:140)
adalah sebagai berikut:
1. Operasi pengukuran dinyatakan secara tidak tepat.
Sebuah aset operasi bisa saja dinyatakan secara tidak tepat dan bisa
diinterpretasikan dengan salah oleh pihak yang mengukur.
2. Pengukur.
Pengukur mungkin salah menafsirkan aturan, bias, atau menerapkan atau
membaca instrumen secara tidak benar.
3. Instrumen
Banyak operasi pengukuran meminta penggunaan instrumen fisik, seperti
penggaris atau termometer atau barometer, yang mungkin cacat.
4. Lingkungan.
Keadaan di mana pengukuran dilakukan dapat mempengaruhi hasil.
5. Atribut tidak jelas.
Apa yang diukur mungkin tidak jelas khususnya jika pengukuran melibatkan
sebuah konsep yang tidak dapat diukur secara langsung.
6. Risiko dan ketidakpastian.
Hal ini berkaitan dengan distribusi pengembalian aset nyata.
16. Pengukuran Dalam Ilmu Akuntansi
Perhitungan yang paling fundamental dalam
ilmu akuntansi adalah perhitungan modal dan
laba.
Modal dinilai berasal dari transaksi dan
penilaian ulang yang terjadi di pasar modal.
Laba berasal dari perbandingan dari beban dan
pendapatan, juga perubahan modal dalam satu
periode akuntansi.
Modal dapat dinilai dan dihitung dengan
berbagai cara, contoh : historical cost,
operasional, keuangan, atau nilai wajar.
17. Masalah Pengukuran Bagi Auditor
Fokus pengukuran laba telah bergeser dari pendapatan dan beban
yang cocok untuk menilai perubahan nilai wajar aktiva bersih, misalnya
pengakuan kerugian penurunan nilai. Auditor harus menentukan apakah
manajemen telah membuat penilaian yang tepat dan masuk akal.
Adanya berbagai alternatif metode penilaian atas aset yang
menimbulkan masalah tersendiri bagi auditor. Terdapat banyak cara
penilaian aset yang dapat diterima oleh auditor jika memenuhi
persyaratan:
• Metode penilaian diaplikasikan secara tepat dan konsisten,
• Menggunakan asumsi yang beralasan,
• Data yang digunakan untuk penilaian tersebut valid.
Masalah lain yang muncul adalah audit atas biaya historical seperti
standar biaya persediaan. Seharusnya biaya atas persediaan ditetapkan
secara tepat, tapi biaya itu didasarkan atas asumsi proses produksi yang
dipengaruhi oleh kondisi yang berubah-ubah.