SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 28
Psikoana
  lisis




www.humanikaconsulting.com
Sigmund Freud
Struktur Kepribadian
   Tujuan hidup Manusia :mengejar
    kesempurnaan; mendapatkan kenikmatan,
    menghindarkan diri dari ketidak nikamatan
   Menurut Freud, pada manusia ada 3 tk
    kesadaran:
     Tak sadar : bag terpenting dari jiwa
    manusia; berisi insting; dorongan; impuls yang
    di bawa sejak lahir ; pengalaman2 traumatik
     Pra sadar : “memori siap” ; semula disadari
    tapi kemudian tidak lagi dicermati ( mimpi,
    lamunan, salah ucap, mekanisme
    pertahanan diri)
     Sadar : fikiran; persepsi; perasaan; ingatan
Struktur Kepribadian
   Kesadaran, pra
    sadar, ketidaksaran, id, ego, super ego bisa
    bekerja dengan baik karena adanya energi
    psikis yang berasal dari fisiologis yang
    bersumber dari makanan
   Energi psikis disimpan dalam instink2
   Menurut Freud, ada 2 macam insting dalam
    diri manusia :
     Instink hidup/ libido :untuk tetap bertahan
    hidup. Makan, minum, seksual
     instink mati :tidak jelas fungsinya; sifatnya
    destruktif. Dorongan agresif
Struktur Kepribadian
 mekanisme pertahanan diri
 Strategiyang di pakai individu untuk
  bertahan melawan ekspresi impuls id
  serta menentang tekanan superego
 Melindungi individu dari kecemasan yang
  berlebih
 Beroperasi pd tk ketidak sadaran; selalu
  menolak, memalsu, memutar balikkan
  kenyataan; mengubah persepsi nyata
  untuk mengurangi kecemasan
Sigmund Freud: Psikoanalisis
  (depth psychology




 Puncak gunung es: kesadaran
 Dasar gunung es: prakesadaran
Id ("es"), superego ("uber ich") dan ego ("ich")
Id terletak dalam ketidaksadaran. Ia merupakan tempat
dari dorongan-dorongan primitif, yaitu dorongan-dorongan
yang belum dibentuk atau dipengaruhi oleh kebudayaan.


Superego adalah suatu sistem yang merupakan
kebalikan dari id. Sistem ini sepenuhnya dibentuk oleh
kebudayaan.

Ego adalah sistem tempat kedua dorongan dari Id dan
superego beradu kekuatan. Fungsi ego adalah menjaga
keseimbangan antara kedua sistem yang lainnya, sehingga
tidak terlalu banyak dorongan dari Id yang dimunculkan ke
kesadaran sebaliknya tidak semua dorongan superego saja
yang dipenuhi
Carl Gustaf Jung
 Keseluruhan   kepribadian menurut
 Jung terdiri dari tiga sistem yang
 saling berhubungan yaitu
 kesadaran, ketidasadaran pribadi
 (personal unconciousness). Pusat
 dari kesadaran adalah ego yang
 terdiri dari ingatan, pikiran dan
 perasaan. Ego inilah yang
 memungkinkan seorang
 menyesuaikan diri dengan
 lingkungannya.
Berdasarkan fungsinya, manusia
dapat dibagi dalam 4 tipe
kepribadian:

1. Kepribadian yang
rasional, yaitu terdapat pada
orang-orang yang paling
dipengaruhi oleh akal atau
rasionya sehingga tiap
tindakannya diperhitungkannya
benar-benar.
Kepribadian yang intuitif
artinya kepribadian yang
sangat dipengaruhi oleh
firasat atau perasaan kira-
kira. Orang dengan
kepribadian seperti ini
bersifat spontan.
Kepribadian emosional, terdapat
pada orang-orang yang sangat
dikuasai oleh emosinya, cepat
menjadi sedih atau ceopat
menjadi gembira, menilai segala
sesuatu berdasarkan suka atau
tidak suka.
Kepribadian yang sensitif, yaitu
kepribadian yang dipengaruhi
terutama oleh pancaindra dan
cepat sekali bereaksi terhadap
rangsang yang diterima oleh
pancaindra ("sensation")
Selanjutnya, berdasarkan reaksi
terhadap lingkungan kerpibadian
dapat dibagi ke dalam dua
tipe, yaitu:

1. Kepribadian yang ekstrovert, yaitu
kepribadian yang terbuka terdapat
pada orang-orang yang lebih
berorientasi ke luar
lingkungan, kepada orang lain.
Orang-orang seperti ini senang
bergaul, ramah, mudah mengerti
perasaan orang lain.

Kepribadian yang introvert yaitu
kepribadian yang tertutup lebih
banyak berorientasi kepada diri
sendiri. tidak mudah kontak dengan
orang lain.
Defense Mechanism
   1. Represi ("repression"): suatu hal
    yang pernah dialami dan
    menimbulkan ancaman bagi ego
    ditekan masuk ke ketidaksadaran
    dan disimpan di sana agar tidak
    mengganggu ego lagi.
    Perbedaannya dengan proses
    lupa adalah bahwa lupa hal yang
    dilupakan itu hanya disimpan
    dalam bawah sadar dan sewaktu-
    waktu dapat muncul
    kembali, sedangkan pada represi
    hal yang direprestidak dapat
    dikeluarkan ke kesadaran dan
    disimpannya dalam
    ketidaksadaran.
2. Pembentukan Reaksi ("reaction
formation"): seseorang bereaksi
justru sebaliknya dari yang
dikehendakinya demi tidak
melanggar ketentuan dari
superego.

 3. Proyeksi ("projection"): Karena
superego seseorang melarang ia
mempunyai suatu perasaan atau
sikap tertentu terhadap orang
lain, maka ia berbuat seolah-olah
orang lain itulah yang punya sikap
atau perasaan tertentu itu
terhadap dirinya.
4. Penempatan yang keliru
(displacement): kalau seseorang
tidak dapat melampiaskan
perasaan tertentu terhadap
orang lain karena hambatan dari
superego, maka ia akan
melampiaskan perasaan tersebut
kepada pihak ketiga.

5. Rasionalisasi ("rasionalitation"):
dorongan-dorongan yang
sebenarnya dilarang oleh
superego dicarikan penalaran
sedemikian rupa sehingga
seolah-olah dapat dibenarkan.
6. Supresi ("supression"): Supresi
adalah juga menekankan sesuatu.
Tetapi berbeda dengan
represi, maka hal yang ditekan
dalam supresi adalah hal-hal yang
datang dari ketidaksadaran sendiri
dan belum pernah muncul dalam
kesadaran.

7. Sublimasi ("sublimation"):
dorongan-dorongan yang tidak
dibenarkan oleh superego tetap
dilakukan juga dalam bentuk yang
lebih sesuai dengan tuntutan
masyarakat.
8. Kompensasi
("compensation"): yaitu usaha
untuk menutupi kelemahan di
salah satu bidang atau organ
dengan membuat prestasi
yang tinggi di organ lain atau
bidang lain.

9. Regresi ("regression"): untuk
menghindari kegagalan-
kegagalan atau ancaman
terhadap ego, individu mundur
kembali ke taraf
perkembangan yang lebih
rendah.
Dinamika Kepribadian
Cara bagaimana energi psikis itu di
  pergunakan oleh Id, ego dan super ego
Aspek yang paling banyak menggunakan
  energi psikis, berpengaruh terhadap bentuk
  tingkah laku individu
• Apabila Id  tindakan bersifat
  promitif, impulsif, agresif
• Apabila Ego  bertindak dengan cara
  realistis, rasional-logis
• Apabila super ego  mengerjar hal2 yang
  moralistis, sempurna, kadang kurang rasional
Perkembangan Kepribadian
   Belajar mempergunakan cara-cara baru
    dalam mereduksi tegangan yang timbul
    dalam diri individu
   Sumber ketegangan : proses pertumbuhan
    fisiologis; frustasi; konflik; ancaman
   Menekankan pentingnya peran masa bayi
    dan awal kanak-kanak (0-5 tahun) dalam
    membentuk karakter sso.
   > 5 tahun  elaborasi dari struktur dasar yg
    terbentuk
Perkembangan Kepribadian
                             Oral (0-1 tahun)
 Dibagi   menjadi 3 tahap
                             Anal (1-2 atau 3 tahun)

  Infantil (0-5 tahun)      Phalic ( 2/3 thn – 5/6 thn)




  laten ( 5-12 tahun)
  genital (>12 tahun)
Perkembangan Kepribadian
   Fase oral (0-1 thn)  kenikmatan diperoleh
    dari rangsangan melalui bibir – rongga mulut
    – kerongkongan. TL
    menggigit, mengunyah, menelan, memuntah
    kan
    Kepuasan yg berlebih  oral incorporation
    personality  senang mengumpulkan
    pengetahuan, harta benda, gampang ditipu
    Kurang puas oral agresion personality 
    senang berdebat, sarkastik, senang
    makan, merokok, menggunjingkan orang lain
Perkembangan Kepribadian
   Fase Anal (1 – 2/3 tahun)  pusat aktivitas
    dinamik pada fungsi eliminer /pembuangan
    kotoran (membuang feces  menghilangkan
    tekanan yang tidak menyenangkan
    karenasisa makanan)
   Toilet training  bentuk latihan pemuasan id
    dan superego sekaligus
   Semua bentuk kontrol diri dan penguasaan
    diri bermula dari fase anal
Perkembangan Kepribadian
 Fase  Phalic ( 2/3 – 5/6 tahun)  alat
  kemain merupakan daerah erogen
  terpenting
 Timbul oedipus complex (permusuhan
  terhadap orang tua sejenis),yang diikuti
  fenomena castraction anxiety (takut di
  kebiri) dan penis envy (cemburu pada
  alat kelamin laki2)
 Manusia lahir biseksual
Perkembangan Kepribadian
   Fase laten ( 5/6 – 12/13 thn)  periode
    peredaan impuls seks; pengembangan
    kemampuan sublimasi (mengganti kepuasan
    libido dengan kepuasan non seksual  bid
    intelektual, keterampilan, hub teman
    sebaya, dsb); percepatan pembentukan
    superego
   Fase genital (12/13 thn - dewasa)  impuls
    seks mulai di salurkan ( kegiatan
    kelompok, penyiapan karir, cinta lain
    jenis, dsb), orientasi sosial, realistis, altruistik
Psikoanalisis

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Ratih Aini
 
Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang SiswatiPpt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
Endang20
 
Contoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldertContoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldert
rina_nurjanah96
 
14. gordon allport
14. gordon allport14. gordon allport
14. gordon allport
ONe's Iwan
 

Was ist angesagt? (20)

Psikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon AllportPsikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon Allport
 
Psikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial KognisiPsikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial Kognisi
 
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialKognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
 
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungPertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
 
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESIPSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
 
Neo psikoanalisa
Neo psikoanalisaNeo psikoanalisa
Neo psikoanalisa
 
Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
 
Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang SiswatiPpt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
 
Ppt melani klien
Ppt melani klienPpt melani klien
Ppt melani klien
 
Pertemuan ke-9 Erich Fromm
Pertemuan ke-9 Erich FrommPertemuan ke-9 Erich Fromm
Pertemuan ke-9 Erich Fromm
 
Ppt carl rogers
Ppt carl rogersPpt carl rogers
Ppt carl rogers
 
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
 
Gordon Allport
Gordon AllportGordon Allport
Gordon Allport
 
Ppt abnormal
Ppt abnormalPpt abnormal
Ppt abnormal
 
Contoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldertContoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldert
 
Emosi
EmosiEmosi
Emosi
 
Berpikir
BerpikirBerpikir
Berpikir
 
Julian Rotter
Julian RotterJulian Rotter
Julian Rotter
 
14. gordon allport
14. gordon allport14. gordon allport
14. gordon allport
 

Andere mochten auch (11)

Ppt pendekatan psikoanalisis
Ppt pendekatan psikoanalisisPpt pendekatan psikoanalisis
Ppt pendekatan psikoanalisis
 
Sigmund freud full
Sigmund freud fullSigmund freud full
Sigmund freud full
 
Teori Sigmund Freud
Teori Sigmund FreudTeori Sigmund Freud
Teori Sigmund Freud
 
PSV 3107 - Teori Psikoanalitik
PSV 3107 - Teori PsikoanalitikPSV 3107 - Teori Psikoanalitik
PSV 3107 - Teori Psikoanalitik
 
Rational emotive behavior therapy (rebt)
Rational emotive behavior therapy (rebt)Rational emotive behavior therapy (rebt)
Rational emotive behavior therapy (rebt)
 
Teori REBT
Teori REBTTeori REBT
Teori REBT
 
Teori emosional emotif terapi
Teori emosional emotif terapi Teori emosional emotif terapi
Teori emosional emotif terapi
 
Nota psikoanalitik
Nota psikoanalitikNota psikoanalitik
Nota psikoanalitik
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisis
 
Teknik rebt
Teknik rebtTeknik rebt
Teknik rebt
 
Teori pemusatan klien
Teori pemusatan klienTeori pemusatan klien
Teori pemusatan klien
 

Ähnlich wie Psikoanalisis

Paradigma psikoanalisis
Paradigma psikoanalisisParadigma psikoanalisis
Paradigma psikoanalisis
Muarief1123
 
Paradigma psikoanalisis
Paradigma psikoanalisisParadigma psikoanalisis
Paradigma psikoanalisis
Muarief1123
 
Teori Psikoanalisis (Psikologi Perkembangan)
Teori Psikoanalisis (Psikologi Perkembangan)Teori Psikoanalisis (Psikologi Perkembangan)
Teori Psikoanalisis (Psikologi Perkembangan)
atone_lotus
 
Copy of teori psikoanalitik
Copy of teori psikoanalitikCopy of teori psikoanalitik
Copy of teori psikoanalitik
elmakrufi
 
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Operator Warnet Vast Raha
 
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Operator Warnet Vast Raha
 
Pendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisaPendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisa
faisunufir
 
Psikoanalisis shamil
Psikoanalisis shamilPsikoanalisis shamil
Psikoanalisis shamil
Shamil Damai
 

Ähnlich wie Psikoanalisis (20)

Paradigma psikoanalisis
Paradigma psikoanalisisParadigma psikoanalisis
Paradigma psikoanalisis
 
Paradigma psikoanalisis
Paradigma psikoanalisisParadigma psikoanalisis
Paradigma psikoanalisis
 
Teori Psikoanalisis (Psikologi Perkembangan)
Teori Psikoanalisis (Psikologi Perkembangan)Teori Psikoanalisis (Psikologi Perkembangan)
Teori Psikoanalisis (Psikologi Perkembangan)
 
Teori Kepribadian Sigmun Freud
Teori Kepribadian Sigmun FreudTeori Kepribadian Sigmun Freud
Teori Kepribadian Sigmun Freud
 
Teori psikoanalisis
Teori psikoanalisisTeori psikoanalisis
Teori psikoanalisis
 
Teori Tokoh Psikologi
Teori Tokoh PsikologiTeori Tokoh Psikologi
Teori Tokoh Psikologi
 
Copy of teori psikoanalitik
Copy of teori psikoanalitikCopy of teori psikoanalitik
Copy of teori psikoanalitik
 
SEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISA
SEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISASEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISA
SEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISA
 
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
 
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
 
Pertemuan ke-3 Sigmund Freud
Pertemuan ke-3 Sigmund FreudPertemuan ke-3 Sigmund Freud
Pertemuan ke-3 Sigmund Freud
 
PSV3107 psiko-analitik
PSV3107  psiko-analitikPSV3107  psiko-analitik
PSV3107 psiko-analitik
 
N1. (kopsak)
N1. (kopsak)N1. (kopsak)
N1. (kopsak)
 
N1. (kopsak)
N1. (kopsak)N1. (kopsak)
N1. (kopsak)
 
Pendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisaPendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisa
 
Psikoanalisis shamil
Psikoanalisis shamilPsikoanalisis shamil
Psikoanalisis shamil
 
Pendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisaPendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisa
 
Pendekatan Konseling Psikoanalisis
Pendekatan Konseling PsikoanalisisPendekatan Konseling Psikoanalisis
Pendekatan Konseling Psikoanalisis
 

Mehr von Seta Wicaksana

Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCATransformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
Seta Wicaksana
 

Mehr von Seta Wicaksana (20)

Organizational Transformation Lead with Culture
Organizational Transformation Lead with CultureOrganizational Transformation Lead with Culture
Organizational Transformation Lead with Culture
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
 
Organizational Structure Running A Successful Business
Organizational Structure Running A Successful BusinessOrganizational Structure Running A Successful Business
Organizational Structure Running A Successful Business
 
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...
 
Understanding Business Function and Business Process
Understanding Business Function and Business ProcessUnderstanding Business Function and Business Process
Understanding Business Function and Business Process
 
HC Company Profile 2024 Excellence Journey
HC Company Profile 2024 Excellence JourneyHC Company Profile 2024 Excellence Journey
HC Company Profile 2024 Excellence Journey
 
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive Advantages
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive AdvantagesBusiness Strategy Creating and Sustaining Competitive Advantages
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive Advantages
 
Strategic Management Organization objective with Appreciative Inquiry
Strategic Management Organization objective with Appreciative InquiryStrategic Management Organization objective with Appreciative Inquiry
Strategic Management Organization objective with Appreciative Inquiry
 
Developing Organization's Vision, Mission and Values
Developing Organization's Vision, Mission and ValuesDeveloping Organization's Vision, Mission and Values
Developing Organization's Vision, Mission and Values
 
The Future of Business, Organization and HRM
The Future of Business, Organization and HRMThe Future of Business, Organization and HRM
The Future of Business, Organization and HRM
 
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCATransformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
 
Using Workload Analysis for Manpower Planning
Using Workload Analysis for Manpower PlanningUsing Workload Analysis for Manpower Planning
Using Workload Analysis for Manpower Planning
 
The Talent Management Navigator Performance Management
The Talent Management Navigator Performance ManagementThe Talent Management Navigator Performance Management
The Talent Management Navigator Performance Management
 
Integrating Talent Management Practices
Integrating Talent Management PracticesIntegrating Talent Management Practices
Integrating Talent Management Practices
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coaching
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coachingChanging Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coaching
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coaching
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Leading
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through LeadingChanging Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Leading
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Leading
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Participating
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through ParticipatingChanging Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Participating
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Participating
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)
 
SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)
SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)
SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)
 
Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY
Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY
Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY
 

Kürzlich hochgeladen

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 

Psikoanalisis

  • 3. Struktur Kepribadian  Tujuan hidup Manusia :mengejar kesempurnaan; mendapatkan kenikmatan, menghindarkan diri dari ketidak nikamatan  Menurut Freud, pada manusia ada 3 tk kesadaran:  Tak sadar : bag terpenting dari jiwa manusia; berisi insting; dorongan; impuls yang di bawa sejak lahir ; pengalaman2 traumatik  Pra sadar : “memori siap” ; semula disadari tapi kemudian tidak lagi dicermati ( mimpi, lamunan, salah ucap, mekanisme pertahanan diri)  Sadar : fikiran; persepsi; perasaan; ingatan
  • 4. Struktur Kepribadian  Kesadaran, pra sadar, ketidaksaran, id, ego, super ego bisa bekerja dengan baik karena adanya energi psikis yang berasal dari fisiologis yang bersumber dari makanan  Energi psikis disimpan dalam instink2  Menurut Freud, ada 2 macam insting dalam diri manusia :  Instink hidup/ libido :untuk tetap bertahan hidup. Makan, minum, seksual  instink mati :tidak jelas fungsinya; sifatnya destruktif. Dorongan agresif
  • 5. Struktur Kepribadian  mekanisme pertahanan diri  Strategiyang di pakai individu untuk bertahan melawan ekspresi impuls id serta menentang tekanan superego  Melindungi individu dari kecemasan yang berlebih  Beroperasi pd tk ketidak sadaran; selalu menolak, memalsu, memutar balikkan kenyataan; mengubah persepsi nyata untuk mengurangi kecemasan
  • 6. Sigmund Freud: Psikoanalisis (depth psychology  Puncak gunung es: kesadaran  Dasar gunung es: prakesadaran
  • 7. Id ("es"), superego ("uber ich") dan ego ("ich") Id terletak dalam ketidaksadaran. Ia merupakan tempat dari dorongan-dorongan primitif, yaitu dorongan-dorongan yang belum dibentuk atau dipengaruhi oleh kebudayaan. Superego adalah suatu sistem yang merupakan kebalikan dari id. Sistem ini sepenuhnya dibentuk oleh kebudayaan. Ego adalah sistem tempat kedua dorongan dari Id dan superego beradu kekuatan. Fungsi ego adalah menjaga keseimbangan antara kedua sistem yang lainnya, sehingga tidak terlalu banyak dorongan dari Id yang dimunculkan ke kesadaran sebaliknya tidak semua dorongan superego saja yang dipenuhi
  • 9.  Keseluruhan kepribadian menurut Jung terdiri dari tiga sistem yang saling berhubungan yaitu kesadaran, ketidasadaran pribadi (personal unconciousness). Pusat dari kesadaran adalah ego yang terdiri dari ingatan, pikiran dan perasaan. Ego inilah yang memungkinkan seorang menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
  • 10. Berdasarkan fungsinya, manusia dapat dibagi dalam 4 tipe kepribadian: 1. Kepribadian yang rasional, yaitu terdapat pada orang-orang yang paling dipengaruhi oleh akal atau rasionya sehingga tiap tindakannya diperhitungkannya benar-benar.
  • 11. Kepribadian yang intuitif artinya kepribadian yang sangat dipengaruhi oleh firasat atau perasaan kira- kira. Orang dengan kepribadian seperti ini bersifat spontan.
  • 12. Kepribadian emosional, terdapat pada orang-orang yang sangat dikuasai oleh emosinya, cepat menjadi sedih atau ceopat menjadi gembira, menilai segala sesuatu berdasarkan suka atau tidak suka.
  • 13. Kepribadian yang sensitif, yaitu kepribadian yang dipengaruhi terutama oleh pancaindra dan cepat sekali bereaksi terhadap rangsang yang diterima oleh pancaindra ("sensation")
  • 14. Selanjutnya, berdasarkan reaksi terhadap lingkungan kerpibadian dapat dibagi ke dalam dua tipe, yaitu: 1. Kepribadian yang ekstrovert, yaitu kepribadian yang terbuka terdapat pada orang-orang yang lebih berorientasi ke luar lingkungan, kepada orang lain. Orang-orang seperti ini senang bergaul, ramah, mudah mengerti perasaan orang lain. Kepribadian yang introvert yaitu kepribadian yang tertutup lebih banyak berorientasi kepada diri sendiri. tidak mudah kontak dengan orang lain.
  • 16. 1. Represi ("repression"): suatu hal yang pernah dialami dan menimbulkan ancaman bagi ego ditekan masuk ke ketidaksadaran dan disimpan di sana agar tidak mengganggu ego lagi. Perbedaannya dengan proses lupa adalah bahwa lupa hal yang dilupakan itu hanya disimpan dalam bawah sadar dan sewaktu- waktu dapat muncul kembali, sedangkan pada represi hal yang direprestidak dapat dikeluarkan ke kesadaran dan disimpannya dalam ketidaksadaran.
  • 17. 2. Pembentukan Reaksi ("reaction formation"): seseorang bereaksi justru sebaliknya dari yang dikehendakinya demi tidak melanggar ketentuan dari superego. 3. Proyeksi ("projection"): Karena superego seseorang melarang ia mempunyai suatu perasaan atau sikap tertentu terhadap orang lain, maka ia berbuat seolah-olah orang lain itulah yang punya sikap atau perasaan tertentu itu terhadap dirinya.
  • 18. 4. Penempatan yang keliru (displacement): kalau seseorang tidak dapat melampiaskan perasaan tertentu terhadap orang lain karena hambatan dari superego, maka ia akan melampiaskan perasaan tersebut kepada pihak ketiga. 5. Rasionalisasi ("rasionalitation"): dorongan-dorongan yang sebenarnya dilarang oleh superego dicarikan penalaran sedemikian rupa sehingga seolah-olah dapat dibenarkan.
  • 19. 6. Supresi ("supression"): Supresi adalah juga menekankan sesuatu. Tetapi berbeda dengan represi, maka hal yang ditekan dalam supresi adalah hal-hal yang datang dari ketidaksadaran sendiri dan belum pernah muncul dalam kesadaran. 7. Sublimasi ("sublimation"): dorongan-dorongan yang tidak dibenarkan oleh superego tetap dilakukan juga dalam bentuk yang lebih sesuai dengan tuntutan masyarakat.
  • 20. 8. Kompensasi ("compensation"): yaitu usaha untuk menutupi kelemahan di salah satu bidang atau organ dengan membuat prestasi yang tinggi di organ lain atau bidang lain. 9. Regresi ("regression"): untuk menghindari kegagalan- kegagalan atau ancaman terhadap ego, individu mundur kembali ke taraf perkembangan yang lebih rendah.
  • 21. Dinamika Kepribadian Cara bagaimana energi psikis itu di pergunakan oleh Id, ego dan super ego Aspek yang paling banyak menggunakan energi psikis, berpengaruh terhadap bentuk tingkah laku individu • Apabila Id  tindakan bersifat promitif, impulsif, agresif • Apabila Ego  bertindak dengan cara realistis, rasional-logis • Apabila super ego  mengerjar hal2 yang moralistis, sempurna, kadang kurang rasional
  • 22. Perkembangan Kepribadian  Belajar mempergunakan cara-cara baru dalam mereduksi tegangan yang timbul dalam diri individu  Sumber ketegangan : proses pertumbuhan fisiologis; frustasi; konflik; ancaman  Menekankan pentingnya peran masa bayi dan awal kanak-kanak (0-5 tahun) dalam membentuk karakter sso.  > 5 tahun  elaborasi dari struktur dasar yg terbentuk
  • 23. Perkembangan Kepribadian Oral (0-1 tahun)  Dibagi menjadi 3 tahap Anal (1-2 atau 3 tahun)  Infantil (0-5 tahun) Phalic ( 2/3 thn – 5/6 thn)  laten ( 5-12 tahun)  genital (>12 tahun)
  • 24. Perkembangan Kepribadian  Fase oral (0-1 thn)  kenikmatan diperoleh dari rangsangan melalui bibir – rongga mulut – kerongkongan. TL menggigit, mengunyah, menelan, memuntah kan Kepuasan yg berlebih  oral incorporation personality  senang mengumpulkan pengetahuan, harta benda, gampang ditipu Kurang puas oral agresion personality  senang berdebat, sarkastik, senang makan, merokok, menggunjingkan orang lain
  • 25. Perkembangan Kepribadian  Fase Anal (1 – 2/3 tahun)  pusat aktivitas dinamik pada fungsi eliminer /pembuangan kotoran (membuang feces  menghilangkan tekanan yang tidak menyenangkan karenasisa makanan)  Toilet training  bentuk latihan pemuasan id dan superego sekaligus  Semua bentuk kontrol diri dan penguasaan diri bermula dari fase anal
  • 26. Perkembangan Kepribadian  Fase Phalic ( 2/3 – 5/6 tahun)  alat kemain merupakan daerah erogen terpenting  Timbul oedipus complex (permusuhan terhadap orang tua sejenis),yang diikuti fenomena castraction anxiety (takut di kebiri) dan penis envy (cemburu pada alat kelamin laki2)  Manusia lahir biseksual
  • 27. Perkembangan Kepribadian  Fase laten ( 5/6 – 12/13 thn)  periode peredaan impuls seks; pengembangan kemampuan sublimasi (mengganti kepuasan libido dengan kepuasan non seksual  bid intelektual, keterampilan, hub teman sebaya, dsb); percepatan pembentukan superego  Fase genital (12/13 thn - dewasa)  impuls seks mulai di salurkan ( kegiatan kelompok, penyiapan karir, cinta lain jenis, dsb), orientasi sosial, realistis, altruistik