SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 23
LAPORAN KELOMPOK
KEGIATAN FIELD LAB
KIE : PEMBINAAN POSYANDU LANSIA GUNA
PELAYANAN KESEHATAN LANSIA
DI PUSKESMAS JATINOM
Disusun oleh :
KELOMPOK B6
Muhammad Hilmy L (G0012136)
Rosi Dwi Mulyono (G0012194)
Purnomo Andimas E (G0012166)
Ariyadi Budi Setyoaji (G0012028)
Faris Budiyanto (G0012074)
Risna Annisa M (G0012188)
Itsna Ulin Nuha (G0012098)
Denalia Aurika (G0012054)
Raden Roro Anindya P (G0012170)
Khilyat Ulin Nur Z. (G0012108)
Emillya Sari (G0012070)
Shinta Retno W. (G0012210
1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2015
LEMBAR PENGESAHAN
Telah disahkan laporan Field Lab dengan topik ” KIE : PEMBINAAN POSYANDU
LANSIA GUNA PELAYANAN KESEHATAN LANSIA” dengan keterangan di
bawah ini:
Kelompok : B6
Jumlah anggota : 12
Tempat : Puskesmas Jatinom
Waktu : 20 dan 27 Mei 2015
Surakarta, 3 Juni 2015
Menyetujui, Menyetujui,
Kepala Puskesmas Jatinom Instruktur Field Lab
Hj. Evy Kusumawati,dr.Mkes Nikmah Nur Fajrini Kusuma, dr
NIP. 196804161997032003 NIP. 19760322010012010
2
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I :PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tujuan Pembelajaran................................................................... 2
BAB II KEGIATAN YANG DILAKUKAN................................................ 3
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................. 5
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 16
B. Saran.................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 17
LAMPIRAN
1. Form Geriatric Depression Scale...................................................... 18
2. Foto pelaksanaan field lab MTBS di Puskesmas Pedan..... ............ 19
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penduduk usia lanjut merupakan bagian masyarakat yang tidak bisa
dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut data pusat statistik, jumlah
lansia di Indonesia pada tahun 1980 adalah sebanyak 7,7 juta jiwa atau hanya 5,2
% dari jumlah penduduk. Sedangkan data pada tahun 2010 menunjukkan bahwa
jumlah lansia sejumlah 23,9 juta jiwa atau meningkat secara signifikan sebesar
9,77%. Hal ini berkorelasi positif dengan peningkatan kesejahteraan yang dialami
oleh masyarakat Indonesia khususnya di bidang kesehatan yang ditunjukkan
dengan semakin tingginya angka harapan hidup masyarakat Indonesia.
Isu sentral masalah kependudukan yaitu masih rendahanya kualitas sumber
daya manusia usia lanjut yang dipengaruhi langsung oleh beberapa faktor diantara
lain konsumsi makanan dan gizi, tingkat kesehatan, tingkat pendidikan serta
pengakuan masyarakat bahwa mereka masih mempunyai kemampuan kerja dan
pendapatan dari pensiunan yang masih rendah. Konsumsi makanan dan gizi
kurang masih dialami oleh beberapa lansia di Indonesia yang tersebar di beberapa
desa dan daerah pinggiran kota. Kondisi demikian yang mengakibatkan masih
rendahnya derajat kesehatan masyarakat lansia.
Permasalahan penduduk lansia perlu ditangani dengan strategi antara lain
melalui pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi bersama-sama dengan
peningkatan prasarana dan pelayanan kesehatan yang dipusatkan pada posyandu.
Strategi peningkatan kesehatan lansia ini ditempuh melalui penurunan angka
kesakitan dan jumlah jenis keluhan lansia. Penurunan Angka Kesakitan Lansia
(AKL) tidak hanya merupakan tanggungjawab sektor kesehatan tapip merupakan
tangggungjawab semua sektor terkait.
5
Agar program penurunan AKL dapat dicapai secara efektif dan efisien
perlu didukung adanya dara. Posyandu lansia merupakan sarana pelayanan
kesehatan dasar untuk meningkatkan kesehatan para lansia.
Berbagai kemitraan anatara Pemda Kabupaten sebagai pelaksana
pembangunan daerah dengan pihak swasta maupun universitas ikut berpartisipasi
secara aktif dan bekerja sama dalam gerakan sadar pangan dan gizi yang
dikhususkan bagi lansia.
Untuk itu keterlibatan mahasiswa untuuk terjun langsung ke masyarakat
dengan memberikan penyuluhan kepada para lansia merupakan salah satu bentuk
nyata dari mahasiswa dalam usaha mencapai cita-cita pembangunan agar lansia
tetap sehat, aktif, dan produktif.
B. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran pada topik Pembinaan Posyandiu Lansia ini
adalah diharapkan mahasiswa:
1. Mampu memahami peran dan fungsi posyandu lansia.
2. Mampu menjelaskan cara pengisian dan penggunaan KMS lansia.
3. Mampu menjelaskan kelainan-kelainan yang sering terjadi pada lansia
beserta pencegahan dan pengobatannya.
4. Memahami tatalaksana Diet Lansia dan Pola Hidup sehat Lansia
5. Melakukan penyuluhan kesehatan komunitas tentang manfaat Posyandu
Lansia dalam menningkatkan kesehatan Lansia.
6. Melakukan pengumpulan dan analisis data tentang program posyandu,
prevalensi penyakit yang diderita lansia, serta upaya kuratif dan
rehabilitatif.
7. Melakukan penilaian status depresi lansia dengan menggunakan Geriatric
Deppresion Scale dan MMSE (Mini Mental State Examination)
6
8. Mampu melakukan pengamatan dan penilaian posyandu lansia setempat
dengan standar program posyandu lansia.
BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
1. Kegiatan Pra-Lapangan
a. Mahasiswa mengikuti kuliah pengantar kegiatan Field Lab sebelum
melakukan kegiatan lapangan. Kuliah ini sedikit memberikan
gambaran mengenai pelaksanaan Posyandu Landia dan dasar teori
mengenai pembinaan posyandu lansia. Mahasiswa juga mengikuti
kegiatan pre-test tertulis yang dilaksanakan di FK UNS. Soal yang
dikerjakan bersumber dari buku manual Field Lab yang telah diberikan
sebelumnya. Pre-test tersebut dilaksanakan untuk menguji seberapa
jauh materi yang telah dipahami oleh mahasiswa. Mahasiswa juga
membuat Buku Rencana Kerja (BRK) yang berisi tentang tujuan dan
prosedur kegiatan.
b. Pada Rabu, 13 Mei 2015 mahasiswa melakukan survey lapangan di
Puskesmas Jatinom. Kegiatan survey dilakukan oleh perwakilan
kelompok. Tujuan kelompok kami melakukan survey adalah untuk
mengetahui lokasi puskesmas yang digunakan untuk melaksanakan
kegiatan Field Lab, sekaligus beramah tamah dan memohon bantuan
serta ijin dari Kapuskes Jatinom beserta staff. Selain itu, perwakilan
kelompok kami juga menyerahkan surat ijin dan berkas–berkas dari
fakultas dan Buku Rencana Kerja (BRK). Pada saat melakukan survey,
perwakilan kelompok kami bertemu dengan dr. Ni’mah Nur Fajarini
7
selaku instruktur untuk melakukan koordinasi untuk kegiatan
selanjutnya.
2. Kegiatan Lapangan I (20 Mei 2015)
Pada pertemuan hari Rabu, 20 Mei 2015, kami tiba di Puskesmas
Jatinom pukul 08.00 WIB. Setibanya di Puskesmas Jatinom kami
disambut oleh dr. Efy, dr. Ni’mah, selaku penanggung jawab program
Posyandu Lansia, dan Ibu bidan. Setelah itu kami mendapakan penjelasan
tentang materi Posyandu beserta cara mengisi dan cara menggunakan
Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia yang baik dan benar. Kami juga
dibekali pengetahuan tentang kelainan-kelainan serta penyakit yang paling
sering muncul pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Jatinom. Kemudian
kami merencanakan kegiatan lapangan II dengan membagi kelompok
menjadi dua kelompok besar yaitu kelompok penyuluhan dan kelompok
senam lansia.
3. Kegiatan Lapangan II (27 Mei 2015)
Pada kegiatan lapangan kali ini, kegiatan lapangan di lakukan di
Posyandu Lansia. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah kegiatan
posyandu lansia yang menggunakan sistem 5 meja namun pada partiknya
menggunakan 3 meja. Meja pertama yaitu pendaftaran dan pengukuran
berat badan, tinggi badan, serta tekanan darah yang di. Meja kedua yaitu
anamnesis sesuai dengan form Geriatric Depression Scale (GDS) dan
Mini Mental State Examination (MMSE) serta penyuluhan. Meja ketiga
merupakan meja pelayanan medis yang dijaga oleh tenaga professional
dari Puskesmas Jatinom. Tentunya kegiatan ini kami lakukan dengan
pantauan dan bimbingan langsung oleh instruktur dan petugas kesehatan
lain dari Puskesmas Jatinom. Setelah dilakukan pemeriksaan vital sign,
pengisian KMS, penyuluhan dan pelayanan kesehatan, mahasiswa
8
melakukan penyuluhan kepada peserta Posyandu Lansia mengenai
manfaat mengikuti posyandu Lansia kemudian penyakit-penyakit yang
sering dialami oleh lansia seperti diabetes mellitus, asam urat, hipertensi,
dan arthritis gout. Setelah melakukan penyuluhan, mahasiswa mengajak
peserta Posyandu Lansia untuk mengikuti senam lansia yang diinstrukturi
oleh mahasiswa sendiri. Selanjutnya, mahasiswa melakukan pemeriksaan
gula darah gratis kepada peserta posyandu Lansia. Sebelum acara ditutup,
mahasiswa meminta data peserta Posyandu Lansia sebagai bahan dalam
laporan yang akan disampaikan di pertemuan ketiga. Kegiatan lapangan II
ini berakhir pada pukul 11.30 siang. Setelah kegiatan selesai, mahasiswa
dipersilahkan untuk pulang.
4. Kegiatan Lapangan III (3 Mei 2015)
Kegiatan lapangan ketiga adalah kegiatan yang di agendakan untuk
mengumpulkan laporan yang telah kami buat dan mempresentasikan
kegiatan yang telah kami lakukan.
9
BAB III
PEMBAHASAN
Kegiatan posyandu lansia pada tanggal 27 Mei 2015 dilaksanakan di Desa
Kedaren. Beberapa hal yang dilakukan di posyandu antara lain senam lansia,
penyuluhan, pemeriksaan, dan pengukuran Geriatric Depression Scale (GDS).
A. Posyandu Lansia di Desa Kedaren
Pada posyandu lansia yang dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2015
kemarin, ada beberapa hal yang dilakukan di Posyandu Lansia Kedaren, yaitu:
pendataan, penyuluhan, dan senam lanisa. Selain itu dilakukan juga pengobatan
gratis untuk para lansia di Desa Kedaren dari pihak Puskesmas Jatinom
1. Pendataan
Pendataan yang dilakukan oleh mahasiswa berupa pencatatan nama dan
umur, berat badan, tekanan darah, gula darah, dan hasil wawancara dengan
menggunakan pertanyaan Geriatric Depression Scale. Namun terjadi kekurangan
pada pendataan yaitu pada pengukuran gula darah dikarenakan keterbatasan
jumlah alat untuk pengukur gula darah, sehingga para lansia harus lama mengantri
dan sebagian memilih untuk pulang. Pengukuran tinggi badan tidak dilakukan,
dikarenakan tidak tersedianya alat untuk mengukur tinggi badan di posyandu
lansia Desa Kedaren.
Berikut merupakan keseluruhan pencatatan yang dilakukan pada Psyandu
Lansia di Desa Kedaren:
10
11
Nama Usia Tensi Gula Darah GDS Interpretasi GDS MMSE
bp. Waluyo 68 140/90 120 5 mungkin depresi baik
bp. Darmo 75 170/100 2 normal baik
bu ratno 60 150/100 77 1 normal baik
bu warni 54 160/80 1 normal baik
bu rukini 50 120/60 132 1 normal baik
bu suwarti 52 120/90 87 6 mungkin depresi baik
bu siti mulatsih 160/110 88 5 mungkin depresi baik
mbah marto 80 150/70
bu sugik 160/100 91 2 normal ggn intelek ringan
bu wira 120/90 1 normal baik
bu praja 75 120/80 160 3 normal baik
bu sukiran 65 120/70 3 normal baik
bu juminah 67 230/100 88 3 normal baik
bu prapto 70 100/70 4 normal ggn intelek ringan
bu sunarti 170/90 111
bu ratna 72 140/100
siti utari 57 140/80 109 3 normal ggn intelek ringan
pak pardi 160/90 118 1 normal ggn intelek ringan
pak wakijan 80 130/70 97 1 normal baik
bu tuminem 140/80
mbah wiro 86 160/90 3 normal ggn intelek
sedang
bu suminem 140/90 140 13 depresi baik
bu semi 140/80 1 normal ggn intelek ringan
bu warno 130/70 3 normal ggn intelek
sedang
bu ratmi 130/70 82
bu sulastri 160/100 6 mungkin depresi baik
bu wagiyem 130/70 0 normal baik
bu darmo 120/80
bu gito 140/80 138 7 mungkin depresi baik
bapak harso 77 160/80 0 normal baik
bu daryanti 160/90 120 1 normal baik
a. Tekanan Darah
Berdasarkan hasil screening tekanan darah dan disesuaikan dengan pengelompokan
berdasarkan JNC 8 (sistol<150, diastol<90), diperoleh hasil bahwa 13 orang dari 31 peserta
KIE Posyandu Lansia menderita Hipertensi.
Tekanan darah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah usia.
Pada manusia terjadi perubahan fisiologis seiring bertambahnya usia seperti perubahan-
perubahan fungsi berupa peningkatan tekanan darah sistolik, berkurangnya vasodilatasi
yang dimediasi beta-adrenergik, dan penebalan dan berkurangnya elastisitas pada pembuluh
darah. Gaya hidup yang buruk berupa makan-makannan yang banyak mengandung Natrium
dan jarang berolahraga dapat menjadi faktor resiko hipertensi.
Kegiatan penghitungan Tekanan Darah pada Posyandu Lansia bernilai baik, karena
dapat menjaring peserta yang mengalami hipertensi dan membantu mengontrol tekanan
darah pada lansia sekaligus untuk memberikan penatalaksanaan pada pasien dengan
NO. NAMA SKOR INTERPRETASI
1 bp. Waluyo 5 depresi ringan
2 bp. Darmo 2 normal
3 bu Ratno 1 normal
4 bu Warni 1 normal
5 bu Rukini 1 normal
6 bu Suwarti 6 depresi ringan
7 bu Siti Mulatsih 5 depresi ringan
8 mbah Marto
9 bu Sugik 2 normal
10 bu Wira 1 normal
11 bu Praja 3 normal
12 bu Sukiran 3 normal
13 bu Juminah 3 normal
14 bu Prapto 4 normal
15 bu Sunarti
16 bu Ratna
17 bu Siti Utari 3 normal
18 pak Pardi 1 normal
19 pak Wakijan 1 normal
20 bu Tuminem
21 mbah Wiro 3 normal
22 bu Suminem 13 depresi berat
23 bu Semi 1 normal
24 bu Warno 3 normal
25 bu Ratmi
26 bu Sulastri 6 depresi ringan
27 bu Wagiyem 0 normal
28 bu Darmo
29 bu Gito 7 depresi ringan
30 bapak Harso 0 normal
31 bu Daryanti 1 normal
2. Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan lansia dilakukan di Posyandu Lansia di Desa
Susuhan. Mahasiswa datang di Posyandu dan melakukan persiapan. Posyandu
Lansia yang akan dilakukan mahasiswa meliputi penyuluhan, pemeriksaan GDS
dan MMSE, pemeriksaan berat badan dan tinggi badan, pemeriksaan gula darah,
serta senam lansia.
Materi penyuluhan yang akan diberikan pada lansia meliputi tentang pentingnya
posyandu lansia serta penyakit-penyakit yang sering terjadi pada lanjut usia
seperti diabetes, hipertensi, asam urat, dan osteoarthritis.
Penyuluhan pentingnya posyandu pada lanjut usia dilakukan karena bertujuan
untuk meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat,
sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia.
Seperti yang kita tahu, akses pelayanan kesehatan dan kondisi fisik lansia
berkorelasi satu sama lain. Kondisi fisik lansia yang semakin melemah ditambah
dengan akes pelayanan kesehatan semacam Puskesmas, klinik kesehatan, ataupun
rumah sakit yang jauh menyulitkan para lansia untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan. Untuk itulah di bentuk adanya posyandu lansia di desa setempat
sehingga memudahkan lansia mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Tujuam lain diadakannya lansia adalah mendekatkan pelayanan dan
meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan
disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut. Seperti yang
diketahui, di masa lansia, lansia mengalami enurunan kondisi fisik sehingga
menyebabkan penurunan dalam peran sosial di masyarakat. Melalui posyandu
lansia ini, menjadikan peran lansia di masyarakat tetap utuh sehingga masyarakat
dapat menghargai lansia dari aspek sosial maupun psikososial sehingga dapat
menjadikan masa tua lansia tidak bergantung pada orang lain, mandiri, serta sehat.
Penyuluhan lansia dilakukan dari pukul 10.30 – 11.00. Disini, mahasiswa
memberikan penyuluhan tentang pentingnya posyandu bagi lansia bukan hanya
untuk aspek kesehatan saja, tapi supaya lansia lebih mandiri tanpa bergantung
12
pada orang lain. Selain itu, mahasiswa mengajak agar para lansia termotivasi
memeriksakan dirinya ke Puskesmas apabila ditemukan gejala-gejala yang
mengarah ke keparahan saat skrining di Posyandu lansia. Manfaat dari posyandu
lansia adalah pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar
pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk
selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia sehingga lebih percaya diri dihari
tuanya.
Setelah dilakukan penyuluhan tentang pentingnya posyandu lansia untuk hari tua
kemudian dilajutkan oleh penyuluhan khusus tentang diabetes mellitus (DM),
hipertensi, asam urat, dan osteoarhritis (OA). Materi yang disampaikan
mahasiswa meliputi pengertian penyakit, gejala, serta makanan-minuman yang
sebaiknya di kurangi untuk mencegah terjadinya penyakit tersebut. Selain gizi
yang disarankan untuk lansia, mahasiswa juga menambahkan tentang pentingnya
olahraga serta istirahat cukup untuk memelihara kesehatan lansia.
Peserta penyuluhan mendengarkan dengan seksama materi yang disampaikan
mahasiswa. Antusiasme peserta penyuluhan terlihat ketika dibuka sesi pertanyaan.
Beberapa peserta penyuluhan mengajukan pertanyaan tentang gejala-gejala yang
terjadi pada dirinya, seperti pertanyaan yang diajukan Bapak X (tidak
menyebutkan nama), sering mengeluh pegel serta lemas di tungkai kaki. Selain itu
ada juga Ibu Y mengajukan pertanyaan keluhan tangan seperti kram di pagi hari
bangun tidur, kram terjadi di telapak tangan. Mahasiswa menjawab semua
pertanyaan yang diajukan oleh bapak-ibu di Posyandu Desa Susuhan.
Penyuluhan kesehatan Posyandu Lansia di desa Susuhan, Jatinom, Klaten
berlangsung lancar dan baik, peserta penyuluhan antusias mendengarkan
penyuluhan yang dilakukan mahasiswa.
3. Senam Lansia
Pada saat pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia kali ini juga
dilaksanakan kegiatan senam lansia. Senam lansia tersebut diikuti oleh 30
bapak/ibu lansia dengan instruktur senam dari anggota kelompok kami. Para
13
bapak/ibu lansia mengikuti gerakan senam lansia dengan penuh semangat dan
antusiasme tinggi. Senam lansia tersebut berlangsung + 10 menit.
Adapun tujuan dari senam lansia ini adalah untuk menjaga tubuh agar
tetap dalam keadaan sehat serta aktif baik secara jasmani maupun rohani. Tujuan
lain dari senam lansia adalah sebagai berikut :
1. Memperbaiki proses metabolisme serta pasokan oksigen dalam tubuh
2. Membangun daya tahan serta kekuatan tubuh
3. Menghilangkan lemak
4. Meningkatkan kondisi sendi dan otot
Manfaat Senam
Semua senam dan aktifitas olahraga ringan tersebut sangat bermanfaat
untuk menghambat proses degeneratif/penuaan. Senam ini sangat dianjurkan
untuk mereka yang memasuki usia pralansia (45 thn) dan usia lansia (65 thn ke
atas). Orang melakukan senam secara teratur akan mendapatkan kesegaran
jasmani yang baik yang terdiri dari unsur kekuatan otot, kelentukan persendian,
kelincahan gerak, keluwesan, cardiovascular fitness dan neuromuscular fitness.
Apabila orang melakukan senam, peredarah darah akan lancar dan meningkatkan
jumlah volume darah. Selain itu 20% darah terdapat di otak, sehingga akan terjadi
proses indorfin hingga terbentuk hormon norepinefrin yang dapat menimbulkan
rasa gembira, rasa sakit hilang, adiksi (kecanduan gerak) dan menghilangkan
depresi. Dengan mengikuti senam lansia efek minimalnya adalah lansia merasa
berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran tetap segar.
Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi
organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh
manusia setelah latihan teratur. Tingkat kebugaran dievaluasi dengan
mengawasikecepatan denyut jantung waktu istirahat yaitu kecepatan denyut nadi
sewaktu istirahat. Jadi supaya lebih bugar, kecepatan denyut jantung sewaktu
istirahat harus menurun.
14
Manfaat senam lainnya yaitu terjadi keseimbangan antara osteoblast dan
osteoclast. Apabila senam terhenti maka pembentukan osteoblast berkurang
sehingga pembentukan tulang berkurang dan dapat berakibat pada pengeroposan
tulang. Senam yang diiringi dengan latihan stretching dapat memberi efek otot
yang tetap kenyal karena ditengah-tengah serabut otot ada impuls saraf yang
dinamakan muscle spindle, bila otot diulur (recking) maka muscle spindle akan
bertahan atau mengatur sehingga terjadi tarik-menarik, akibatnya otot menjadi
kenyal. Orang yang melakukan stretching akan menambah cairan sinoval
sehingga persendian akan licin dan mencegah cedera (Suroto, 2004). Olahraga
yang bersifat aerobik seperti senam merupakan usaha-usaha yang akan
memberikan perbaikan pada fisik atau psikologis. Faktor fisiologi dan metabolik
yang dikalkulasi termasuk penambahan sel-sel darah merah dan enzim fosforilase
(proses masuknya gugus fosfat kedalam senyawa organik), bertambahnya aliran
darah sewaktu latihan, bertambahnya sel-sel otot yang mengandung mioglobin
dan mitokondria serta meningkatnya enzim-enzim untuk proses oksigenasi
jaringan (Kusmana, 2006). Sedangkan menurut Depkes (2003) olahraga dapat
memberi beberapa manfaat, yaitu: meningkatkan peredaran darah, menambah
kekuatan otot, dan merangsang pernafasan dalam. Selain itu dengan olahraga
dapat membantu pencernaan, menolong ginjal, membantu kelancaran
pembuangan bahan sisa, meningkatkan fungsi jaringan, menjernihkan dan
melenturkan kulit, merangsang kesegaran mental, membantu mempertahankan
berat badan, memberikan tidur nyenyak, memberikan kesegaran jasmani.
Senam lansia terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :
A. Persiapan Sebelum Senam
1. Pastikan keadaan tubuh sehat dengan berjalan secepat-cepatnya 5
menit dan istirahat 10 menit
2. Periksa denyut nadi (jika lebih dari 100 jangan lanjutkan aktivitas
fisik)
15
3. Intensitas senam diukut dengan denyut nadi, lamanya senam + 20-
30 menit, dan frekuensi senam + 3-4 kali dalam seminggu
B. Tahapan Senam
1. Tahap Pemanasan :
- Pengaturan napas 2 x 8 (bermanfaat untuk memperbaiki sistem
kerja jantung)
2. Tahap Inti :
- Jalan di tempat (angkat kaki secara aktif) 2 x 8
- Lebarkan kaki sejajar (diam di tempat)
- Bertepuk tangan (lengan sejajar bahu) 2 x 8
- Tepuk jari tangan (rentangkan tangan sejajar bahu) 2 x 8
- Silangkan antar jari tangan (rentangkan tangan sejajar bahu) 2
x 8
- Silangkan jempol tangan kanan (rentangkan tangan sejajar
bahu) 1 x 8
- Silangkan jempol tangan kiri (rentangkan tangan sejajar bahu)
1 x 8
- Tepuk antar jari kelingking tangan (rentangkan tangan sejajar
bahu) 2 x 8
- Tepuk antar jari telunjuk tangan (rentangkan tangan sejajar
bahu) 2 x 8
- Ketok pergelangan tangan kanan (lengan tangan sejajar bahu) 1
x 8
16
- Ketok pergelangan tangan kiri (lengan tangan sejajar bahu) 1 x
8
- Ketok nadi tangan kanan (lengan tangan sejajar bahu) 1 x 8
- Ketok nadi tangan kiri (lengan tangan sejajar bahu) 1 x 8
- Tekan antar telapak tangan (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
- Tekan putar telapak tangan (atas ke bawah sejajar dada) 1 x 8
- Buka dan remas jari tangan 2 x 8
- Tepuk punggung tangan kanan (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
- Tepuk punggung tangan kiri (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
- Tepuk punggung lengan kanan (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
- Tepuk punggung bahu kanan (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
- Tepuk punggung lengan kiri (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
- Tepuk punggung bahu kiri (tangan sejajar dada atas) 1 x 8
- Tepuk pinggang (bungkuk badan 45 derajat) 2 x 8
- Tepuk paha samping (gerakan menggenjot lutut naik turun) 2 x
8
- Tepuk betis kaki (bungkuk badan sejajar 90 derajat) 2 x 8
- Peregangan otot lengan, bahu, punggung, lutut, betis 2 x 8
- Tepuk perut bagian bawah (samping kanan-kiri) 2 x 8
- Sikap tegak tangan simpul ke perut (tutup kaki, diam di tempat)
- Jinjit kaki (kaki lurus, diam di tempat)
17
3. Tahap Pendinginan :
- Tarik dan tahan napas (kedua tangan naik ke atas kepala) 1 x 8
- Hembuskan napas (kedua tangan turun ke depan dada) 1 x 8
- Tarik dan tahan napas (kedua tangan naik ke atas kepala) 1 x 8
- Hembuskan napas (kedua tangan turun ke samping) 1 x 8
- Tarik dan tahan napas (tangan kanan naik ke atas kepala) 1 x 8
- Hembuskan napas (tangan kanan turun ke samping) 1 x 8
- Tarik dan tahan napas (tangan kiri naik ke atas kepala) 1 x 8
- Hembuskan napas (tangan kiri turun ke samping) 1 x 8
- Tarik, tahan, dan hembuskan napas (angkat kedua tangan dan
turunkan perlahan) 2 x 4
Adapun kendala pada saat pelaksanaan senam lansia adalah tempat senam
yang kurang memadai, sehingga para bapak/ibu lansia kurang leluasa untuk
bergerak. Selain itu musik yang dimainkan untuk senam lansia kurang sesuai
dengan gerakan. Senam lansia akan efektif jika dilakukan dengan lama + 20-30
menit dan frekuensi senam + 3-4 kali dalam seminggu.
18
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Secara keseluruhan, kegiatan- kegiatan di Posyandu Lansia berlangsung
lancar, para lansia antusias mengikuti pemeriksaan tensi, gula darah, GDS,
MMSE dan penyuluhan penyakit – penyakit yang sering dialami lansia. Ada
beberapa hambatan tetapi masih bisa diatasi sehingga kegiatan dapat berjalan
dengan baik. Target cakupan peserta sudah tercapai yaitu 80 – 100 %
menunjukkan target cakupan yang baik.
Posyandu lansia merupakan wadah terpadu untuk para lansia dimasa
tuanya karena pada usia lanjut seperti ini, kondisi para lansia umumnya
mempunyai fisik yang relatif lemah dan kesepian, perlu berkumpul dan saling
mengawasi sehingga tidak merasa kesepian dan terabaikan.
Dengan adanya Posyandu Lansia dapat meningkatkan jangkauan
pelayanan kesehatan lansia dan terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhan lansia.
Posyandu Lansia juga bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan
kesehatan dan mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti
kegiatan posyandu lansia sehingga lebih percaya diri dihari tuanya dan
menurunkan tingkat stres pada lansia.
Manfaat yang dirasakan dengan adanya posyandu lansia ini bukan hanya
dirasakan oleh lansia tetapi juga oleh keluarga dan lingkungan dimana lansia
tersebut tinggal. Posyandu lansia dapat membantu lansia untuk menyesuaikan diri
19
dalam perubahan fase kehidupannya sehingga menjadi pribadi yang mandiri
sesuai dengan keberadaannya.
B. Saran
Sebaiknya dilakukan himbauan lebih kepada para lansia agar mau
mengikuti atau hadir di posyandu lansia. Karena kegiatan posyandu lansia
tersebut sangat bermanfaat bagi lansia untuk menjaga kesehatan dihari tua.
Mengingat jumlah dan presentase lansia yang terus bertambah sejalan
dengan meningkatnya taraf kesehatan, maka peningkatan pelayanan medis bagi
para lansia juga sangat dibutuhkan.
Meningkatkan komunikasi dan motivasi kepada lansia untuk mengikuti
kegiatan-kegiatan yang berlangsung di lingkungan sosialnya karena hal ini sangat
baik terhadap keadaan jiwa lansia.
Perlu dilakukan kegiatan tambahan seperti senam lansia atau kegiatan
yang lain untuk meningkatkan komunikasi antar lansia. Diperlukan kerjasama dari
berbagai pihak untuk meningkatkan manfaat dan efektifitas program dan
diperlukan evaluasi program secara rutin. Mengoptimalkan peran kader-kader
posyandu lansia agar kegiatan berjalan lebih baik.
20
DAFTAR PUSTAKA
Tim Field Lab FK UNS Surakarta. 2013. Modul Field Lab KIE: Pembinaan Posyandu
lansia Guna Pelayanan Kesehatan Lansia. Surakarta: FK UNS
Taylor WD (2014). Depression in the elderly. The New England Journal of
Medicine, 371: 1228-1236.
Sharp LK, Milsky MS (2002). Screening for depression across the lifespan: a
review of measures for use in primary care settings. American Family Physician,
66(6):1001-1007.
Greenberg SA (2012). The geriatric depression scale. New York: Hatford
Institute for Geriatric Nursing.
21
LAMPIRAN
Geriatric Depression Scale (GDS)
No. Pertanyaan ya tidak
1. Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda?
2. Apakah anda mengurangi banyak aktivitas da hobi anda?
3. Apakah anda merasa kehidupan anda terasa hampa?
4. Apakah anda sering merasa bosan?
5. Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap saat?
6. Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda?
7. Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda?
8. Apakah anda sering merasa tidak berdaya?
9. Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada pergi ke luar
dan mengerjakan sesuatu yang baru?
10. Apakah anda merasa punya banyak masalah dengan daya ingat anda
dibandingkan dengan kebanyakan orang?
11. Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini menyenangkan?
12. Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat ini?
13. Apakah anda merasa penuh semangat?
14. Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan?
15. Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya dari
anda?
TOTAL
- Dari total jumlah nilai yang diperoleh dapat digolongkan tingkat depresi
sebagai berikut :
1. Nilai 0-5 : Normal
2. Nilai 6-10 : Pre Depresi
3. Nilai >10 : Depresi
22
23

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Proposal Penelitian
Proposal PenelitianProposal Penelitian
Proposal PenelitianYayu Ferdian
 
Implementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayi
Implementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayiImplementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayi
Implementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayiMuh Saleh
 
Penyajian Data Stunting (SIK)
Penyajian Data Stunting (SIK)Penyajian Data Stunting (SIK)
Penyajian Data Stunting (SIK)syifasitis99
 
106418283 case-ika-epilepsi
106418283 case-ika-epilepsi106418283 case-ika-epilepsi
106418283 case-ika-epilepsihomeworkping7
 
Program gizi di puskesmas
Program gizi di puskesmasProgram gizi di puskesmas
Program gizi di puskesmasJoni Iswanto
 
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANGMETODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANGZakiah dr
 
Kebijakan penurunan aki akb dinas kesehatan provinsi sulawesi barat 27 11_2016
Kebijakan penurunan aki akb dinas kesehatan provinsi sulawesi barat 27 11_2016Kebijakan penurunan aki akb dinas kesehatan provinsi sulawesi barat 27 11_2016
Kebijakan penurunan aki akb dinas kesehatan provinsi sulawesi barat 27 11_2016Muh Saleh
 
PPT HIPEREMESIS GRAVIDARUM.pptx
PPT HIPEREMESIS GRAVIDARUM.pptxPPT HIPEREMESIS GRAVIDARUM.pptx
PPT HIPEREMESIS GRAVIDARUM.pptxfotocopy6
 
Kespro KIA : Prinsip dan Strategi Penurunan Angka Kematian Ibu
Kespro KIA : Prinsip dan Strategi Penurunan Angka Kematian IbuKespro KIA : Prinsip dan Strategi Penurunan Angka Kematian Ibu
Kespro KIA : Prinsip dan Strategi Penurunan Angka Kematian IbuNuranisah D.
 
CEGAH STUNTING PADA 1000 HPK DENGAN PANGAN AMAN DAN SEHAT.pptx
CEGAH STUNTING PADA 1000 HPK DENGAN PANGAN AMAN DAN SEHAT.pptxCEGAH STUNTING PADA 1000 HPK DENGAN PANGAN AMAN DAN SEHAT.pptx
CEGAH STUNTING PADA 1000 HPK DENGAN PANGAN AMAN DAN SEHAT.pptxDEWIRAHAYU53
 
Ruang lingkup asuhan neonatus, bayi & balita
Ruang lingkup asuhan neonatus, bayi & balitaRuang lingkup asuhan neonatus, bayi & balita
Ruang lingkup asuhan neonatus, bayi & balitaAsih Astuti
 
Bab 1 dan 2 distoro
Bab 1 dan 2 distoroBab 1 dan 2 distoro
Bab 1 dan 2 distoroyogi859225
 
Kontrasepsi IUD
Kontrasepsi IUDKontrasepsi IUD
Kontrasepsi IUDfarfaris
 
Konsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbangKonsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbangAgnescia Sera
 
Integrasi Layanan Primer.pptx
Integrasi Layanan Primer.pptxIntegrasi Layanan Primer.pptx
Integrasi Layanan Primer.pptxPromkesKotsmi
 

Was ist angesagt? (20)

Proposal Penelitian
Proposal PenelitianProposal Penelitian
Proposal Penelitian
 
Implementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayi
Implementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayiImplementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayi
Implementasi upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayi
 
Penyajian Data Stunting (SIK)
Penyajian Data Stunting (SIK)Penyajian Data Stunting (SIK)
Penyajian Data Stunting (SIK)
 
Osteoarthritis
OsteoarthritisOsteoarthritis
Osteoarthritis
 
106418283 case-ika-epilepsi
106418283 case-ika-epilepsi106418283 case-ika-epilepsi
106418283 case-ika-epilepsi
 
Gizi tepat bagi ibu hamil
Gizi tepat bagi ibu hamilGizi tepat bagi ibu hamil
Gizi tepat bagi ibu hamil
 
Program gizi di puskesmas
Program gizi di puskesmasProgram gizi di puskesmas
Program gizi di puskesmas
 
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANGMETODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG
 
Kebijakan penurunan aki akb dinas kesehatan provinsi sulawesi barat 27 11_2016
Kebijakan penurunan aki akb dinas kesehatan provinsi sulawesi barat 27 11_2016Kebijakan penurunan aki akb dinas kesehatan provinsi sulawesi barat 27 11_2016
Kebijakan penurunan aki akb dinas kesehatan provinsi sulawesi barat 27 11_2016
 
1000 hari pertama kehidupan
1000 hari pertama kehidupan1000 hari pertama kehidupan
1000 hari pertama kehidupan
 
PPT HIPEREMESIS GRAVIDARUM.pptx
PPT HIPEREMESIS GRAVIDARUM.pptxPPT HIPEREMESIS GRAVIDARUM.pptx
PPT HIPEREMESIS GRAVIDARUM.pptx
 
Kespro KIA : Prinsip dan Strategi Penurunan Angka Kematian Ibu
Kespro KIA : Prinsip dan Strategi Penurunan Angka Kematian IbuKespro KIA : Prinsip dan Strategi Penurunan Angka Kematian Ibu
Kespro KIA : Prinsip dan Strategi Penurunan Angka Kematian Ibu
 
Calendar_L
Calendar_LCalendar_L
Calendar_L
 
Grafik gizi 2012
Grafik gizi 2012Grafik gizi 2012
Grafik gizi 2012
 
CEGAH STUNTING PADA 1000 HPK DENGAN PANGAN AMAN DAN SEHAT.pptx
CEGAH STUNTING PADA 1000 HPK DENGAN PANGAN AMAN DAN SEHAT.pptxCEGAH STUNTING PADA 1000 HPK DENGAN PANGAN AMAN DAN SEHAT.pptx
CEGAH STUNTING PADA 1000 HPK DENGAN PANGAN AMAN DAN SEHAT.pptx
 
Ruang lingkup asuhan neonatus, bayi & balita
Ruang lingkup asuhan neonatus, bayi & balitaRuang lingkup asuhan neonatus, bayi & balita
Ruang lingkup asuhan neonatus, bayi & balita
 
Bab 1 dan 2 distoro
Bab 1 dan 2 distoroBab 1 dan 2 distoro
Bab 1 dan 2 distoro
 
Kontrasepsi IUD
Kontrasepsi IUDKontrasepsi IUD
Kontrasepsi IUD
 
Konsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbangKonsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbang
 
Integrasi Layanan Primer.pptx
Integrasi Layanan Primer.pptxIntegrasi Layanan Primer.pptx
Integrasi Layanan Primer.pptx
 

Andere mochten auch

Pelatihan kader usila puskesmas bungah
Pelatihan kader usila puskesmas bungahPelatihan kader usila puskesmas bungah
Pelatihan kader usila puskesmas bungahpuspitasari_whardani
 
BKB HI merpati nanggewer mekar cibinong
BKB HI merpati nanggewer mekar cibinongBKB HI merpati nanggewer mekar cibinong
BKB HI merpati nanggewer mekar cibinongKiki Abdul Gani
 
Kelp. lansia pusk. gk 1 diy - 03032016
Kelp. lansia pusk. gk 1  diy  - 03032016Kelp. lansia pusk. gk 1  diy  - 03032016
Kelp. lansia pusk. gk 1 diy - 03032016Neneng Handariyah
 
Ka lansia umi kasih
Ka lansia umi kasihKa lansia umi kasih
Ka lansia umi kasihiim bastari
 
Materi pelatihan kader posyandu 2016
Materi pelatihan kader posyandu 2016Materi pelatihan kader posyandu 2016
Materi pelatihan kader posyandu 2016Zakiah dr
 
PUSKESMAS SANTUN LANSIA
PUSKESMAS SANTUN LANSIAPUSKESMAS SANTUN LANSIA
PUSKESMAS SANTUN LANSIAZakiah dr
 

Andere mochten auch (8)

Skenario penyegaran kader
Skenario penyegaran kaderSkenario penyegaran kader
Skenario penyegaran kader
 
Fl lansia
Fl lansiaFl lansia
Fl lansia
 
Pelatihan kader usila puskesmas bungah
Pelatihan kader usila puskesmas bungahPelatihan kader usila puskesmas bungah
Pelatihan kader usila puskesmas bungah
 
BKB HI merpati nanggewer mekar cibinong
BKB HI merpati nanggewer mekar cibinongBKB HI merpati nanggewer mekar cibinong
BKB HI merpati nanggewer mekar cibinong
 
Kelp. lansia pusk. gk 1 diy - 03032016
Kelp. lansia pusk. gk 1  diy  - 03032016Kelp. lansia pusk. gk 1  diy  - 03032016
Kelp. lansia pusk. gk 1 diy - 03032016
 
Ka lansia umi kasih
Ka lansia umi kasihKa lansia umi kasih
Ka lansia umi kasih
 
Materi pelatihan kader posyandu 2016
Materi pelatihan kader posyandu 2016Materi pelatihan kader posyandu 2016
Materi pelatihan kader posyandu 2016
 
PUSKESMAS SANTUN LANSIA
PUSKESMAS SANTUN LANSIAPUSKESMAS SANTUN LANSIA
PUSKESMAS SANTUN LANSIA
 

Ähnlich wie 267626526 kie-lansia-a5

Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019ainunchairat
 
Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019ainunchairat
 
Pedoman pelayanan gizi ukm
Pedoman pelayanan gizi ukmPedoman pelayanan gizi ukm
Pedoman pelayanan gizi ukmwidyaagustini
 
Naskah publikasi raesita mariana sam
Naskah publikasi raesita mariana samNaskah publikasi raesita mariana sam
Naskah publikasi raesita mariana samalbr97
 
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18SiLvi Fata
 
1.PEDOMAN USILA.docx
1.PEDOMAN USILA.docx1.PEDOMAN USILA.docx
1.PEDOMAN USILA.docxwiwiefarida
 
Buku Panduan Orientasi Kader Posyandu.pdf
Buku Panduan Orientasi Kader Posyandu.pdfBuku Panduan Orientasi Kader Posyandu.pdf
Buku Panduan Orientasi Kader Posyandu.pdfklinikkhurniamedika
 
Materi-Dasar-Pelatihan-Dan-Pengembangan-Kader-Posyandu.pptx
Materi-Dasar-Pelatihan-Dan-Pengembangan-Kader-Posyandu.pptxMateri-Dasar-Pelatihan-Dan-Pengembangan-Kader-Posyandu.pptx
Materi-Dasar-Pelatihan-Dan-Pengembangan-Kader-Posyandu.pptxMurni Rahayu
 
Kinerja dan tugas pokok Puskesmas
Kinerja dan tugas pokok PuskesmasKinerja dan tugas pokok Puskesmas
Kinerja dan tugas pokok PuskesmasVictor Madritsta
 
MATERI DASAR PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KADER POSYANDU FIX.pptx
MATERI DASAR PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KADER POSYANDU FIX.pptxMATERI DASAR PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KADER POSYANDU FIX.pptx
MATERI DASAR PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KADER POSYANDU FIX.pptxatiaradita1
 
Kerangka acuan kelas ibu hamil sdrja
Kerangka acuan kelas ibu hamil sdrjaKerangka acuan kelas ibu hamil sdrja
Kerangka acuan kelas ibu hamil sdrjaramanityaikhsanmaula
 
makalah KONSEPSI NEGARA HUKUM
makalah KONSEPSI NEGARA HUKUMmakalah KONSEPSI NEGARA HUKUM
makalah KONSEPSI NEGARA HUKUMDaoes Mbol
 

Ähnlich wie 267626526 kie-lansia-a5 (20)

pedoman-pelayanan-ukp.docx
pedoman-pelayanan-ukp.docxpedoman-pelayanan-ukp.docx
pedoman-pelayanan-ukp.docx
 
Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019
 
Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019
 
Pedoman pelayanan gizi ukm
Pedoman pelayanan gizi ukmPedoman pelayanan gizi ukm
Pedoman pelayanan gizi ukm
 
Naskah publikasi raesita mariana sam
Naskah publikasi raesita mariana samNaskah publikasi raesita mariana sam
Naskah publikasi raesita mariana sam
 
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
 
1.PEDOMAN USILA.docx
1.PEDOMAN USILA.docx1.PEDOMAN USILA.docx
1.PEDOMAN USILA.docx
 
Makalah komunikasi AKBID YKN CABANG RAHA
Makalah komunikasi AKBID YKN CABANG RAHA Makalah komunikasi AKBID YKN CABANG RAHA
Makalah komunikasi AKBID YKN CABANG RAHA
 
Buku Panduan Orientasi Kader Posyandu.pdf
Buku Panduan Orientasi Kader Posyandu.pdfBuku Panduan Orientasi Kader Posyandu.pdf
Buku Panduan Orientasi Kader Posyandu.pdf
 
Materi-Dasar-Pelatihan-Dan-Pengembangan-Kader-Posyandu.pptx
Materi-Dasar-Pelatihan-Dan-Pengembangan-Kader-Posyandu.pptxMateri-Dasar-Pelatihan-Dan-Pengembangan-Kader-Posyandu.pptx
Materi-Dasar-Pelatihan-Dan-Pengembangan-Kader-Posyandu.pptx
 
Kinerja dan tugas pokok Puskesmas
Kinerja dan tugas pokok PuskesmasKinerja dan tugas pokok Puskesmas
Kinerja dan tugas pokok Puskesmas
 
MATERI DASAR PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KADER POSYANDU FIX.pptx
MATERI DASAR PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KADER POSYANDU FIX.pptxMATERI DASAR PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KADER POSYANDU FIX.pptx
MATERI DASAR PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KADER POSYANDU FIX.pptx
 
Program kerja puskesmas
Program kerja puskesmasProgram kerja puskesmas
Program kerja puskesmas
 
Kerangka acuan kelas ibu hamil sdrja
Kerangka acuan kelas ibu hamil sdrjaKerangka acuan kelas ibu hamil sdrja
Kerangka acuan kelas ibu hamil sdrja
 
Primary health-care
Primary health-carePrimary health-care
Primary health-care
 
Bab i pendahuluan.
Bab i pendahuluan.Bab i pendahuluan.
Bab i pendahuluan.
 
makalah KONSEPSI NEGARA HUKUM
makalah KONSEPSI NEGARA HUKUMmakalah KONSEPSI NEGARA HUKUM
makalah KONSEPSI NEGARA HUKUM
 
MAKALAH paper 1.docx
MAKALAH paper 1.docxMAKALAH paper 1.docx
MAKALAH paper 1.docx
 
Pedoman PWS KIA
Pedoman PWS KIAPedoman PWS KIA
Pedoman PWS KIA
 
KAK KESGA.docx
KAK KESGA.docxKAK KESGA.docx
KAK KESGA.docx
 

Kürzlich hochgeladen

PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 

267626526 kie-lansia-a5

  • 1. LAPORAN KELOMPOK KEGIATAN FIELD LAB KIE : PEMBINAAN POSYANDU LANSIA GUNA PELAYANAN KESEHATAN LANSIA DI PUSKESMAS JATINOM Disusun oleh : KELOMPOK B6 Muhammad Hilmy L (G0012136) Rosi Dwi Mulyono (G0012194) Purnomo Andimas E (G0012166) Ariyadi Budi Setyoaji (G0012028) Faris Budiyanto (G0012074) Risna Annisa M (G0012188) Itsna Ulin Nuha (G0012098) Denalia Aurika (G0012054) Raden Roro Anindya P (G0012170) Khilyat Ulin Nur Z. (G0012108) Emillya Sari (G0012070) Shinta Retno W. (G0012210 1
  • 2. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 LEMBAR PENGESAHAN Telah disahkan laporan Field Lab dengan topik ” KIE : PEMBINAAN POSYANDU LANSIA GUNA PELAYANAN KESEHATAN LANSIA” dengan keterangan di bawah ini: Kelompok : B6 Jumlah anggota : 12 Tempat : Puskesmas Jatinom Waktu : 20 dan 27 Mei 2015 Surakarta, 3 Juni 2015 Menyetujui, Menyetujui, Kepala Puskesmas Jatinom Instruktur Field Lab Hj. Evy Kusumawati,dr.Mkes Nikmah Nur Fajrini Kusuma, dr NIP. 196804161997032003 NIP. 19760322010012010 2
  • 3. 3
  • 4. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii DAFTAR ISI ............................................................................................... iii BAB I :PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Tujuan Pembelajaran................................................................... 2 BAB II KEGIATAN YANG DILAKUKAN................................................ 3 BAB III PEMBAHASAN ............................................................................. 5 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan........................................................................................ 16 B. Saran.................................................................................................. 16 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 17 LAMPIRAN 1. Form Geriatric Depression Scale...................................................... 18 2. Foto pelaksanaan field lab MTBS di Puskesmas Pedan..... ............ 19 4
  • 5. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk usia lanjut merupakan bagian masyarakat yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut data pusat statistik, jumlah lansia di Indonesia pada tahun 1980 adalah sebanyak 7,7 juta jiwa atau hanya 5,2 % dari jumlah penduduk. Sedangkan data pada tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah lansia sejumlah 23,9 juta jiwa atau meningkat secara signifikan sebesar 9,77%. Hal ini berkorelasi positif dengan peningkatan kesejahteraan yang dialami oleh masyarakat Indonesia khususnya di bidang kesehatan yang ditunjukkan dengan semakin tingginya angka harapan hidup masyarakat Indonesia. Isu sentral masalah kependudukan yaitu masih rendahanya kualitas sumber daya manusia usia lanjut yang dipengaruhi langsung oleh beberapa faktor diantara lain konsumsi makanan dan gizi, tingkat kesehatan, tingkat pendidikan serta pengakuan masyarakat bahwa mereka masih mempunyai kemampuan kerja dan pendapatan dari pensiunan yang masih rendah. Konsumsi makanan dan gizi kurang masih dialami oleh beberapa lansia di Indonesia yang tersebar di beberapa desa dan daerah pinggiran kota. Kondisi demikian yang mengakibatkan masih rendahnya derajat kesehatan masyarakat lansia. Permasalahan penduduk lansia perlu ditangani dengan strategi antara lain melalui pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi bersama-sama dengan peningkatan prasarana dan pelayanan kesehatan yang dipusatkan pada posyandu. Strategi peningkatan kesehatan lansia ini ditempuh melalui penurunan angka kesakitan dan jumlah jenis keluhan lansia. Penurunan Angka Kesakitan Lansia (AKL) tidak hanya merupakan tanggungjawab sektor kesehatan tapip merupakan tangggungjawab semua sektor terkait. 5
  • 6. Agar program penurunan AKL dapat dicapai secara efektif dan efisien perlu didukung adanya dara. Posyandu lansia merupakan sarana pelayanan kesehatan dasar untuk meningkatkan kesehatan para lansia. Berbagai kemitraan anatara Pemda Kabupaten sebagai pelaksana pembangunan daerah dengan pihak swasta maupun universitas ikut berpartisipasi secara aktif dan bekerja sama dalam gerakan sadar pangan dan gizi yang dikhususkan bagi lansia. Untuk itu keterlibatan mahasiswa untuuk terjun langsung ke masyarakat dengan memberikan penyuluhan kepada para lansia merupakan salah satu bentuk nyata dari mahasiswa dalam usaha mencapai cita-cita pembangunan agar lansia tetap sehat, aktif, dan produktif. B. Tujuan Pembelajaran Adapun tujuan pembelajaran pada topik Pembinaan Posyandiu Lansia ini adalah diharapkan mahasiswa: 1. Mampu memahami peran dan fungsi posyandu lansia. 2. Mampu menjelaskan cara pengisian dan penggunaan KMS lansia. 3. Mampu menjelaskan kelainan-kelainan yang sering terjadi pada lansia beserta pencegahan dan pengobatannya. 4. Memahami tatalaksana Diet Lansia dan Pola Hidup sehat Lansia 5. Melakukan penyuluhan kesehatan komunitas tentang manfaat Posyandu Lansia dalam menningkatkan kesehatan Lansia. 6. Melakukan pengumpulan dan analisis data tentang program posyandu, prevalensi penyakit yang diderita lansia, serta upaya kuratif dan rehabilitatif. 7. Melakukan penilaian status depresi lansia dengan menggunakan Geriatric Deppresion Scale dan MMSE (Mini Mental State Examination) 6
  • 7. 8. Mampu melakukan pengamatan dan penilaian posyandu lansia setempat dengan standar program posyandu lansia. BAB II KEGIATAN YANG DILAKUKAN 1. Kegiatan Pra-Lapangan a. Mahasiswa mengikuti kuliah pengantar kegiatan Field Lab sebelum melakukan kegiatan lapangan. Kuliah ini sedikit memberikan gambaran mengenai pelaksanaan Posyandu Landia dan dasar teori mengenai pembinaan posyandu lansia. Mahasiswa juga mengikuti kegiatan pre-test tertulis yang dilaksanakan di FK UNS. Soal yang dikerjakan bersumber dari buku manual Field Lab yang telah diberikan sebelumnya. Pre-test tersebut dilaksanakan untuk menguji seberapa jauh materi yang telah dipahami oleh mahasiswa. Mahasiswa juga membuat Buku Rencana Kerja (BRK) yang berisi tentang tujuan dan prosedur kegiatan. b. Pada Rabu, 13 Mei 2015 mahasiswa melakukan survey lapangan di Puskesmas Jatinom. Kegiatan survey dilakukan oleh perwakilan kelompok. Tujuan kelompok kami melakukan survey adalah untuk mengetahui lokasi puskesmas yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan Field Lab, sekaligus beramah tamah dan memohon bantuan serta ijin dari Kapuskes Jatinom beserta staff. Selain itu, perwakilan kelompok kami juga menyerahkan surat ijin dan berkas–berkas dari fakultas dan Buku Rencana Kerja (BRK). Pada saat melakukan survey, perwakilan kelompok kami bertemu dengan dr. Ni’mah Nur Fajarini 7
  • 8. selaku instruktur untuk melakukan koordinasi untuk kegiatan selanjutnya. 2. Kegiatan Lapangan I (20 Mei 2015) Pada pertemuan hari Rabu, 20 Mei 2015, kami tiba di Puskesmas Jatinom pukul 08.00 WIB. Setibanya di Puskesmas Jatinom kami disambut oleh dr. Efy, dr. Ni’mah, selaku penanggung jawab program Posyandu Lansia, dan Ibu bidan. Setelah itu kami mendapakan penjelasan tentang materi Posyandu beserta cara mengisi dan cara menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia yang baik dan benar. Kami juga dibekali pengetahuan tentang kelainan-kelainan serta penyakit yang paling sering muncul pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Jatinom. Kemudian kami merencanakan kegiatan lapangan II dengan membagi kelompok menjadi dua kelompok besar yaitu kelompok penyuluhan dan kelompok senam lansia. 3. Kegiatan Lapangan II (27 Mei 2015) Pada kegiatan lapangan kali ini, kegiatan lapangan di lakukan di Posyandu Lansia. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah kegiatan posyandu lansia yang menggunakan sistem 5 meja namun pada partiknya menggunakan 3 meja. Meja pertama yaitu pendaftaran dan pengukuran berat badan, tinggi badan, serta tekanan darah yang di. Meja kedua yaitu anamnesis sesuai dengan form Geriatric Depression Scale (GDS) dan Mini Mental State Examination (MMSE) serta penyuluhan. Meja ketiga merupakan meja pelayanan medis yang dijaga oleh tenaga professional dari Puskesmas Jatinom. Tentunya kegiatan ini kami lakukan dengan pantauan dan bimbingan langsung oleh instruktur dan petugas kesehatan lain dari Puskesmas Jatinom. Setelah dilakukan pemeriksaan vital sign, pengisian KMS, penyuluhan dan pelayanan kesehatan, mahasiswa 8
  • 9. melakukan penyuluhan kepada peserta Posyandu Lansia mengenai manfaat mengikuti posyandu Lansia kemudian penyakit-penyakit yang sering dialami oleh lansia seperti diabetes mellitus, asam urat, hipertensi, dan arthritis gout. Setelah melakukan penyuluhan, mahasiswa mengajak peserta Posyandu Lansia untuk mengikuti senam lansia yang diinstrukturi oleh mahasiswa sendiri. Selanjutnya, mahasiswa melakukan pemeriksaan gula darah gratis kepada peserta posyandu Lansia. Sebelum acara ditutup, mahasiswa meminta data peserta Posyandu Lansia sebagai bahan dalam laporan yang akan disampaikan di pertemuan ketiga. Kegiatan lapangan II ini berakhir pada pukul 11.30 siang. Setelah kegiatan selesai, mahasiswa dipersilahkan untuk pulang. 4. Kegiatan Lapangan III (3 Mei 2015) Kegiatan lapangan ketiga adalah kegiatan yang di agendakan untuk mengumpulkan laporan yang telah kami buat dan mempresentasikan kegiatan yang telah kami lakukan. 9
  • 10. BAB III PEMBAHASAN Kegiatan posyandu lansia pada tanggal 27 Mei 2015 dilaksanakan di Desa Kedaren. Beberapa hal yang dilakukan di posyandu antara lain senam lansia, penyuluhan, pemeriksaan, dan pengukuran Geriatric Depression Scale (GDS). A. Posyandu Lansia di Desa Kedaren Pada posyandu lansia yang dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2015 kemarin, ada beberapa hal yang dilakukan di Posyandu Lansia Kedaren, yaitu: pendataan, penyuluhan, dan senam lanisa. Selain itu dilakukan juga pengobatan gratis untuk para lansia di Desa Kedaren dari pihak Puskesmas Jatinom 1. Pendataan Pendataan yang dilakukan oleh mahasiswa berupa pencatatan nama dan umur, berat badan, tekanan darah, gula darah, dan hasil wawancara dengan menggunakan pertanyaan Geriatric Depression Scale. Namun terjadi kekurangan pada pendataan yaitu pada pengukuran gula darah dikarenakan keterbatasan jumlah alat untuk pengukur gula darah, sehingga para lansia harus lama mengantri dan sebagian memilih untuk pulang. Pengukuran tinggi badan tidak dilakukan, dikarenakan tidak tersedianya alat untuk mengukur tinggi badan di posyandu lansia Desa Kedaren. Berikut merupakan keseluruhan pencatatan yang dilakukan pada Psyandu Lansia di Desa Kedaren: 10
  • 11. 11 Nama Usia Tensi Gula Darah GDS Interpretasi GDS MMSE bp. Waluyo 68 140/90 120 5 mungkin depresi baik bp. Darmo 75 170/100 2 normal baik bu ratno 60 150/100 77 1 normal baik bu warni 54 160/80 1 normal baik bu rukini 50 120/60 132 1 normal baik bu suwarti 52 120/90 87 6 mungkin depresi baik bu siti mulatsih 160/110 88 5 mungkin depresi baik mbah marto 80 150/70 bu sugik 160/100 91 2 normal ggn intelek ringan bu wira 120/90 1 normal baik bu praja 75 120/80 160 3 normal baik bu sukiran 65 120/70 3 normal baik bu juminah 67 230/100 88 3 normal baik bu prapto 70 100/70 4 normal ggn intelek ringan bu sunarti 170/90 111 bu ratna 72 140/100 siti utari 57 140/80 109 3 normal ggn intelek ringan pak pardi 160/90 118 1 normal ggn intelek ringan pak wakijan 80 130/70 97 1 normal baik bu tuminem 140/80 mbah wiro 86 160/90 3 normal ggn intelek sedang bu suminem 140/90 140 13 depresi baik bu semi 140/80 1 normal ggn intelek ringan bu warno 130/70 3 normal ggn intelek sedang bu ratmi 130/70 82 bu sulastri 160/100 6 mungkin depresi baik bu wagiyem 130/70 0 normal baik bu darmo 120/80 bu gito 140/80 138 7 mungkin depresi baik bapak harso 77 160/80 0 normal baik bu daryanti 160/90 120 1 normal baik a. Tekanan Darah Berdasarkan hasil screening tekanan darah dan disesuaikan dengan pengelompokan berdasarkan JNC 8 (sistol<150, diastol<90), diperoleh hasil bahwa 13 orang dari 31 peserta KIE Posyandu Lansia menderita Hipertensi. Tekanan darah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah usia. Pada manusia terjadi perubahan fisiologis seiring bertambahnya usia seperti perubahan- perubahan fungsi berupa peningkatan tekanan darah sistolik, berkurangnya vasodilatasi yang dimediasi beta-adrenergik, dan penebalan dan berkurangnya elastisitas pada pembuluh darah. Gaya hidup yang buruk berupa makan-makannan yang banyak mengandung Natrium dan jarang berolahraga dapat menjadi faktor resiko hipertensi. Kegiatan penghitungan Tekanan Darah pada Posyandu Lansia bernilai baik, karena dapat menjaring peserta yang mengalami hipertensi dan membantu mengontrol tekanan darah pada lansia sekaligus untuk memberikan penatalaksanaan pada pasien dengan NO. NAMA SKOR INTERPRETASI 1 bp. Waluyo 5 depresi ringan 2 bp. Darmo 2 normal 3 bu Ratno 1 normal 4 bu Warni 1 normal 5 bu Rukini 1 normal 6 bu Suwarti 6 depresi ringan 7 bu Siti Mulatsih 5 depresi ringan 8 mbah Marto 9 bu Sugik 2 normal 10 bu Wira 1 normal 11 bu Praja 3 normal 12 bu Sukiran 3 normal 13 bu Juminah 3 normal 14 bu Prapto 4 normal 15 bu Sunarti 16 bu Ratna 17 bu Siti Utari 3 normal 18 pak Pardi 1 normal 19 pak Wakijan 1 normal 20 bu Tuminem 21 mbah Wiro 3 normal 22 bu Suminem 13 depresi berat 23 bu Semi 1 normal 24 bu Warno 3 normal 25 bu Ratmi 26 bu Sulastri 6 depresi ringan 27 bu Wagiyem 0 normal 28 bu Darmo 29 bu Gito 7 depresi ringan 30 bapak Harso 0 normal 31 bu Daryanti 1 normal
  • 12. 2. Penyuluhan Kegiatan penyuluhan lansia dilakukan di Posyandu Lansia di Desa Susuhan. Mahasiswa datang di Posyandu dan melakukan persiapan. Posyandu Lansia yang akan dilakukan mahasiswa meliputi penyuluhan, pemeriksaan GDS dan MMSE, pemeriksaan berat badan dan tinggi badan, pemeriksaan gula darah, serta senam lansia. Materi penyuluhan yang akan diberikan pada lansia meliputi tentang pentingnya posyandu lansia serta penyakit-penyakit yang sering terjadi pada lanjut usia seperti diabetes, hipertensi, asam urat, dan osteoarthritis. Penyuluhan pentingnya posyandu pada lanjut usia dilakukan karena bertujuan untuk meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia. Seperti yang kita tahu, akses pelayanan kesehatan dan kondisi fisik lansia berkorelasi satu sama lain. Kondisi fisik lansia yang semakin melemah ditambah dengan akes pelayanan kesehatan semacam Puskesmas, klinik kesehatan, ataupun rumah sakit yang jauh menyulitkan para lansia untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Untuk itulah di bentuk adanya posyandu lansia di desa setempat sehingga memudahkan lansia mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Tujuam lain diadakannya lansia adalah mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut. Seperti yang diketahui, di masa lansia, lansia mengalami enurunan kondisi fisik sehingga menyebabkan penurunan dalam peran sosial di masyarakat. Melalui posyandu lansia ini, menjadikan peran lansia di masyarakat tetap utuh sehingga masyarakat dapat menghargai lansia dari aspek sosial maupun psikososial sehingga dapat menjadikan masa tua lansia tidak bergantung pada orang lain, mandiri, serta sehat. Penyuluhan lansia dilakukan dari pukul 10.30 – 11.00. Disini, mahasiswa memberikan penyuluhan tentang pentingnya posyandu bagi lansia bukan hanya untuk aspek kesehatan saja, tapi supaya lansia lebih mandiri tanpa bergantung 12
  • 13. pada orang lain. Selain itu, mahasiswa mengajak agar para lansia termotivasi memeriksakan dirinya ke Puskesmas apabila ditemukan gejala-gejala yang mengarah ke keparahan saat skrining di Posyandu lansia. Manfaat dari posyandu lansia adalah pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia sehingga lebih percaya diri dihari tuanya. Setelah dilakukan penyuluhan tentang pentingnya posyandu lansia untuk hari tua kemudian dilajutkan oleh penyuluhan khusus tentang diabetes mellitus (DM), hipertensi, asam urat, dan osteoarhritis (OA). Materi yang disampaikan mahasiswa meliputi pengertian penyakit, gejala, serta makanan-minuman yang sebaiknya di kurangi untuk mencegah terjadinya penyakit tersebut. Selain gizi yang disarankan untuk lansia, mahasiswa juga menambahkan tentang pentingnya olahraga serta istirahat cukup untuk memelihara kesehatan lansia. Peserta penyuluhan mendengarkan dengan seksama materi yang disampaikan mahasiswa. Antusiasme peserta penyuluhan terlihat ketika dibuka sesi pertanyaan. Beberapa peserta penyuluhan mengajukan pertanyaan tentang gejala-gejala yang terjadi pada dirinya, seperti pertanyaan yang diajukan Bapak X (tidak menyebutkan nama), sering mengeluh pegel serta lemas di tungkai kaki. Selain itu ada juga Ibu Y mengajukan pertanyaan keluhan tangan seperti kram di pagi hari bangun tidur, kram terjadi di telapak tangan. Mahasiswa menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh bapak-ibu di Posyandu Desa Susuhan. Penyuluhan kesehatan Posyandu Lansia di desa Susuhan, Jatinom, Klaten berlangsung lancar dan baik, peserta penyuluhan antusias mendengarkan penyuluhan yang dilakukan mahasiswa. 3. Senam Lansia Pada saat pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia kali ini juga dilaksanakan kegiatan senam lansia. Senam lansia tersebut diikuti oleh 30 bapak/ibu lansia dengan instruktur senam dari anggota kelompok kami. Para 13
  • 14. bapak/ibu lansia mengikuti gerakan senam lansia dengan penuh semangat dan antusiasme tinggi. Senam lansia tersebut berlangsung + 10 menit. Adapun tujuan dari senam lansia ini adalah untuk menjaga tubuh agar tetap dalam keadaan sehat serta aktif baik secara jasmani maupun rohani. Tujuan lain dari senam lansia adalah sebagai berikut : 1. Memperbaiki proses metabolisme serta pasokan oksigen dalam tubuh 2. Membangun daya tahan serta kekuatan tubuh 3. Menghilangkan lemak 4. Meningkatkan kondisi sendi dan otot Manfaat Senam Semua senam dan aktifitas olahraga ringan tersebut sangat bermanfaat untuk menghambat proses degeneratif/penuaan. Senam ini sangat dianjurkan untuk mereka yang memasuki usia pralansia (45 thn) dan usia lansia (65 thn ke atas). Orang melakukan senam secara teratur akan mendapatkan kesegaran jasmani yang baik yang terdiri dari unsur kekuatan otot, kelentukan persendian, kelincahan gerak, keluwesan, cardiovascular fitness dan neuromuscular fitness. Apabila orang melakukan senam, peredarah darah akan lancar dan meningkatkan jumlah volume darah. Selain itu 20% darah terdapat di otak, sehingga akan terjadi proses indorfin hingga terbentuk hormon norepinefrin yang dapat menimbulkan rasa gembira, rasa sakit hilang, adiksi (kecanduan gerak) dan menghilangkan depresi. Dengan mengikuti senam lansia efek minimalnya adalah lansia merasa berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran tetap segar. Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur. Tingkat kebugaran dievaluasi dengan mengawasikecepatan denyut jantung waktu istirahat yaitu kecepatan denyut nadi sewaktu istirahat. Jadi supaya lebih bugar, kecepatan denyut jantung sewaktu istirahat harus menurun. 14
  • 15. Manfaat senam lainnya yaitu terjadi keseimbangan antara osteoblast dan osteoclast. Apabila senam terhenti maka pembentukan osteoblast berkurang sehingga pembentukan tulang berkurang dan dapat berakibat pada pengeroposan tulang. Senam yang diiringi dengan latihan stretching dapat memberi efek otot yang tetap kenyal karena ditengah-tengah serabut otot ada impuls saraf yang dinamakan muscle spindle, bila otot diulur (recking) maka muscle spindle akan bertahan atau mengatur sehingga terjadi tarik-menarik, akibatnya otot menjadi kenyal. Orang yang melakukan stretching akan menambah cairan sinoval sehingga persendian akan licin dan mencegah cedera (Suroto, 2004). Olahraga yang bersifat aerobik seperti senam merupakan usaha-usaha yang akan memberikan perbaikan pada fisik atau psikologis. Faktor fisiologi dan metabolik yang dikalkulasi termasuk penambahan sel-sel darah merah dan enzim fosforilase (proses masuknya gugus fosfat kedalam senyawa organik), bertambahnya aliran darah sewaktu latihan, bertambahnya sel-sel otot yang mengandung mioglobin dan mitokondria serta meningkatnya enzim-enzim untuk proses oksigenasi jaringan (Kusmana, 2006). Sedangkan menurut Depkes (2003) olahraga dapat memberi beberapa manfaat, yaitu: meningkatkan peredaran darah, menambah kekuatan otot, dan merangsang pernafasan dalam. Selain itu dengan olahraga dapat membantu pencernaan, menolong ginjal, membantu kelancaran pembuangan bahan sisa, meningkatkan fungsi jaringan, menjernihkan dan melenturkan kulit, merangsang kesegaran mental, membantu mempertahankan berat badan, memberikan tidur nyenyak, memberikan kesegaran jasmani. Senam lansia terdiri dari beberapa tahapan, yaitu : A. Persiapan Sebelum Senam 1. Pastikan keadaan tubuh sehat dengan berjalan secepat-cepatnya 5 menit dan istirahat 10 menit 2. Periksa denyut nadi (jika lebih dari 100 jangan lanjutkan aktivitas fisik) 15
  • 16. 3. Intensitas senam diukut dengan denyut nadi, lamanya senam + 20- 30 menit, dan frekuensi senam + 3-4 kali dalam seminggu B. Tahapan Senam 1. Tahap Pemanasan : - Pengaturan napas 2 x 8 (bermanfaat untuk memperbaiki sistem kerja jantung) 2. Tahap Inti : - Jalan di tempat (angkat kaki secara aktif) 2 x 8 - Lebarkan kaki sejajar (diam di tempat) - Bertepuk tangan (lengan sejajar bahu) 2 x 8 - Tepuk jari tangan (rentangkan tangan sejajar bahu) 2 x 8 - Silangkan antar jari tangan (rentangkan tangan sejajar bahu) 2 x 8 - Silangkan jempol tangan kanan (rentangkan tangan sejajar bahu) 1 x 8 - Silangkan jempol tangan kiri (rentangkan tangan sejajar bahu) 1 x 8 - Tepuk antar jari kelingking tangan (rentangkan tangan sejajar bahu) 2 x 8 - Tepuk antar jari telunjuk tangan (rentangkan tangan sejajar bahu) 2 x 8 - Ketok pergelangan tangan kanan (lengan tangan sejajar bahu) 1 x 8 16
  • 17. - Ketok pergelangan tangan kiri (lengan tangan sejajar bahu) 1 x 8 - Ketok nadi tangan kanan (lengan tangan sejajar bahu) 1 x 8 - Ketok nadi tangan kiri (lengan tangan sejajar bahu) 1 x 8 - Tekan antar telapak tangan (tangan sejajar dada atas) 1 x 8 - Tekan putar telapak tangan (atas ke bawah sejajar dada) 1 x 8 - Buka dan remas jari tangan 2 x 8 - Tepuk punggung tangan kanan (tangan sejajar dada atas) 1 x 8 - Tepuk punggung tangan kiri (tangan sejajar dada atas) 1 x 8 - Tepuk punggung lengan kanan (tangan sejajar dada atas) 1 x 8 - Tepuk punggung bahu kanan (tangan sejajar dada atas) 1 x 8 - Tepuk punggung lengan kiri (tangan sejajar dada atas) 1 x 8 - Tepuk punggung bahu kiri (tangan sejajar dada atas) 1 x 8 - Tepuk pinggang (bungkuk badan 45 derajat) 2 x 8 - Tepuk paha samping (gerakan menggenjot lutut naik turun) 2 x 8 - Tepuk betis kaki (bungkuk badan sejajar 90 derajat) 2 x 8 - Peregangan otot lengan, bahu, punggung, lutut, betis 2 x 8 - Tepuk perut bagian bawah (samping kanan-kiri) 2 x 8 - Sikap tegak tangan simpul ke perut (tutup kaki, diam di tempat) - Jinjit kaki (kaki lurus, diam di tempat) 17
  • 18. 3. Tahap Pendinginan : - Tarik dan tahan napas (kedua tangan naik ke atas kepala) 1 x 8 - Hembuskan napas (kedua tangan turun ke depan dada) 1 x 8 - Tarik dan tahan napas (kedua tangan naik ke atas kepala) 1 x 8 - Hembuskan napas (kedua tangan turun ke samping) 1 x 8 - Tarik dan tahan napas (tangan kanan naik ke atas kepala) 1 x 8 - Hembuskan napas (tangan kanan turun ke samping) 1 x 8 - Tarik dan tahan napas (tangan kiri naik ke atas kepala) 1 x 8 - Hembuskan napas (tangan kiri turun ke samping) 1 x 8 - Tarik, tahan, dan hembuskan napas (angkat kedua tangan dan turunkan perlahan) 2 x 4 Adapun kendala pada saat pelaksanaan senam lansia adalah tempat senam yang kurang memadai, sehingga para bapak/ibu lansia kurang leluasa untuk bergerak. Selain itu musik yang dimainkan untuk senam lansia kurang sesuai dengan gerakan. Senam lansia akan efektif jika dilakukan dengan lama + 20-30 menit dan frekuensi senam + 3-4 kali dalam seminggu. 18
  • 19. BAB IV PENUTUP A. Simpulan Secara keseluruhan, kegiatan- kegiatan di Posyandu Lansia berlangsung lancar, para lansia antusias mengikuti pemeriksaan tensi, gula darah, GDS, MMSE dan penyuluhan penyakit – penyakit yang sering dialami lansia. Ada beberapa hambatan tetapi masih bisa diatasi sehingga kegiatan dapat berjalan dengan baik. Target cakupan peserta sudah tercapai yaitu 80 – 100 % menunjukkan target cakupan yang baik. Posyandu lansia merupakan wadah terpadu untuk para lansia dimasa tuanya karena pada usia lanjut seperti ini, kondisi para lansia umumnya mempunyai fisik yang relatif lemah dan kesepian, perlu berkumpul dan saling mengawasi sehingga tidak merasa kesepian dan terabaikan. Dengan adanya Posyandu Lansia dapat meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia dan terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia. Posyandu Lansia juga bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan dan mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia sehingga lebih percaya diri dihari tuanya dan menurunkan tingkat stres pada lansia. Manfaat yang dirasakan dengan adanya posyandu lansia ini bukan hanya dirasakan oleh lansia tetapi juga oleh keluarga dan lingkungan dimana lansia tersebut tinggal. Posyandu lansia dapat membantu lansia untuk menyesuaikan diri 19
  • 20. dalam perubahan fase kehidupannya sehingga menjadi pribadi yang mandiri sesuai dengan keberadaannya. B. Saran Sebaiknya dilakukan himbauan lebih kepada para lansia agar mau mengikuti atau hadir di posyandu lansia. Karena kegiatan posyandu lansia tersebut sangat bermanfaat bagi lansia untuk menjaga kesehatan dihari tua. Mengingat jumlah dan presentase lansia yang terus bertambah sejalan dengan meningkatnya taraf kesehatan, maka peningkatan pelayanan medis bagi para lansia juga sangat dibutuhkan. Meningkatkan komunikasi dan motivasi kepada lansia untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang berlangsung di lingkungan sosialnya karena hal ini sangat baik terhadap keadaan jiwa lansia. Perlu dilakukan kegiatan tambahan seperti senam lansia atau kegiatan yang lain untuk meningkatkan komunikasi antar lansia. Diperlukan kerjasama dari berbagai pihak untuk meningkatkan manfaat dan efektifitas program dan diperlukan evaluasi program secara rutin. Mengoptimalkan peran kader-kader posyandu lansia agar kegiatan berjalan lebih baik. 20
  • 21. DAFTAR PUSTAKA Tim Field Lab FK UNS Surakarta. 2013. Modul Field Lab KIE: Pembinaan Posyandu lansia Guna Pelayanan Kesehatan Lansia. Surakarta: FK UNS Taylor WD (2014). Depression in the elderly. The New England Journal of Medicine, 371: 1228-1236. Sharp LK, Milsky MS (2002). Screening for depression across the lifespan: a review of measures for use in primary care settings. American Family Physician, 66(6):1001-1007. Greenberg SA (2012). The geriatric depression scale. New York: Hatford Institute for Geriatric Nursing. 21
  • 22. LAMPIRAN Geriatric Depression Scale (GDS) No. Pertanyaan ya tidak 1. Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda? 2. Apakah anda mengurangi banyak aktivitas da hobi anda? 3. Apakah anda merasa kehidupan anda terasa hampa? 4. Apakah anda sering merasa bosan? 5. Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap saat? 6. Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda? 7. Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda? 8. Apakah anda sering merasa tidak berdaya? 9. Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada pergi ke luar dan mengerjakan sesuatu yang baru? 10. Apakah anda merasa punya banyak masalah dengan daya ingat anda dibandingkan dengan kebanyakan orang? 11. Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini menyenangkan? 12. Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat ini? 13. Apakah anda merasa penuh semangat? 14. Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan? 15. Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya dari anda? TOTAL - Dari total jumlah nilai yang diperoleh dapat digolongkan tingkat depresi sebagai berikut : 1. Nilai 0-5 : Normal 2. Nilai 6-10 : Pre Depresi 3. Nilai >10 : Depresi 22
  • 23. 23