SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 24
ANALISIS PROKSIMAT
Analisis Proksimat
•   Dikembangkan di Weende Experiment Station di Jerman Barat
    oleh Henneberg dan Stohmann pada tahun 1856 - 1863, yaitu cara
    analisis bahan pakan berdasarkan komposisi kimia dan
    kegunaannya.
•   Dikenal dengan Analisis Wende.
•   Sekarang juga dikenal analisis proksimat yaitu hasilnya hanya
    mendekati hasil yang sesungguhnya.
•   Terdiri dari penetapan kadar :
       1. Air atau Bahan Kering (BK)
       2. Protein Kasar (PK)
       3. Lemak Kasar (LK)
       4. Serat Kasar (SK)
       5. Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN)
       6. Abu / Mineral / Bahan Organik (BO)
I.   PENETAPAN BAHAN KERING (BK)
Prinsip : - Air yang terkandung dalam suatu bahan pakan akan        menguap
            seluruhnya apabila dipanaskan dalam oven pada suhu 105ºC
     selama beberapa waktu (±4 jam).
          - Bahan yang tertinggal setelah penguapan air disebut bahan
     kering (berat tetap suatu sampel setelah dipanaskan pada       suhu 105
     ºC dalam oven pengering).
          - Yang menguap selama pemanasan : Air, asam, basa, VFA.
METODE PENGERINGAN :
6.   LOW TEMPERATURE DRYING
       – Beberapa Lab menggunakan cara ini.
       – Menggunakan oven pengering biasa atau yang dihampakan.
       – Suhu 30ºC, tekanan 16 mmHg
       – Keuntungan : mengurangi hilangnya senyawa yang mudah
         menguap.
       – Kerugian : aktifitas enzimatik bertambah.
•   HIGH TEMPERATURE DRYING
     –   Kebanyakan Lab menggunakan cara ini.
     –   Menggunakan oven pengering biasa atau yang dihampakan.
     –   Suhu 100-105ºC.
     –   Banyak kehilangan senyawa yang mudah menguap.
•   FREEZE DRYING
     •   Yang diinginkan, tetapi harga alat mahal.
     •   Selama pemanasan perubahan komposisi kimia minimum.
   BAHAN KERING ATAU DRY MATTER SUATU BAHAN PAKAN
   DPT DIEKSPRESIKAN DLM 3 BENTUK :
4. As fed = as recieved = as collected = fresh = wet = green = as
   sampled.
     •   Sampel segar = yg diterima = yg dikumpulkan = yg diambil = yg
         diberikan pada ternak.
5. Air dry (kering udara) = partially dry = % berat kering.
     •   Sampel segar yang telah mengalami pengeringan dengan oven pada
         suhu 60ºC atau dengan sinar matahari.
     •   Kadar air ±12% (BK 88%)
1.    Oven dry = dry = 100% DM = moisture free = % BK
       •    Sampel dipanaskan dengan oven pada suhu 105ºC selama
            beberapa waktu (± 4 jam).
II.   PENETAPAN BAHAN ORGANIK (ABU)
Prinsip : Dengan pemansan dalam tanur pada suhu 550-600ºC semua BO
          akan terbakar. Bahan organik anorganik yang tidak terbakar disebut
          abu.
Abu : Sisa dari pembakaran sempurna suatu bahan.
Pembakaran Sempurna : adalah pembakaran sampai semua senyawa organik
          menguap.
VI. PENETAPAN KADAR PROTEIN KASAR (PK)
Protein Kasar : Adalah nilai hasil kali dari jumlah N-amonia di dalam bahan
      dengan faktor 6,25
Faktor 6,25 berasal dari 100/16 yaitu sebagian besar protein mengandung 16%
      N.
Prinsip : As. Sulfat pekat (H2SO4) dengan katalisator CuSO4 dapat memecah
          ikatan Nitrogen organik menjadi NH4SO4, kecuali ikatan NN, NO dan
          NO2. dalam suasana alkali NH4SO4 akan melepaskan NH3 yang
    kemudian ditampung dalam beaker glass yang berisi H2SO4 0,1 N yang
    telah diberi indikator campuran. Selanjutnya dititrasi dengan NaOH 0,1 N
    sampai warna berubah menjadi hijau.
PENETAPAN PROTEIN KASAR DGN KJELDAHL
3. PROSES DESTRUKSI (OKSIDASI)
    Pengubahan N-protein menjadi amonium sulfat sampel dipanaskan
    dengan H2SO4 pekat dengan katalisato CuSO4 /K2SO4 dapat memecah
    semua ikatan N dlm bhn. Pkn. menjadi (NH4)2SO4, kecuali ikatan N=N.
    NOdan NO2. (amonia dalam asam sulfat terdapat dalam bentuk amonium
    sulfat).
    CO2 dan H2O terus menguap, SO2 yang terbentuk adalah dari hasil reduksi
    sebagian H2SO4 yang juga akan menguap.

    N-organik + H2Katalisator Se/Hg/Cu+ H2O + (NH4)2SO4 + SO2
                  SO4           CO2

    Destruki dihentikan ssetelah larutan berwarna hijau jernih.
1.   PROSES DESTILASI (PENYULINGAN)
       –   Larutanhijau jernih dari hasil destruksi didinginkan, kemudian
           diencerkan dengan aquades (tujuan untuk mengurangi reaksi yang
           hebat pada saat ditambah alkali (NaOH 40%).
       –   Hasil destilasi yang merupakan NH3 dan air ditangkap oleh larutan
           H2SO4 0,1 N + indikator ungu membentu senyawa (NH4)2SO4.
           2 NH3 + 2 H2SO4                  (NH4)2SO4 + H2SO4
2.   PROSES TITRASI
     Kelebihan H2SO4 yang digunakan untuk menangkap N dititrasi dengan
     NaOH 0,1 N. Titrasi dihentikan jika larutan berubah warna dari ungu ke
     biru kehijauan.
IV. PENETAPAN KADAR LEMAK KASAR
Prinsip : Lemak dapat diekstraksi dengan menggunakan eter atau zat pelarut
          lemak yang lain menurut Saxhlet.
          Bila eter atau pelarutnya diuapkan maka akan tertinggal lemak
      kasarnya.
Lemak Kasar : adalah campuran dari berbagai senyawa yang larut di dalam
         pelarut lemak (eter, chloroform, petroluem benzene) yaitu : lemak
         murni (trigliserida), as. Lemak bhebas, vit. Yang larut dalam lemak,
         karoten, klorofil, pigmen, sterol, fosfolipid, lili, dsb.
Ekstrak Eter : karena diekstraksi menggunakan eter.
III. PENETAPAN SERAT KASAR
Prinsip : Semua senyawa organik akan larut dalam perebusan dengan H2SO4
          1,25% dan dengan NaOH 1,25% yang masing-masing selama 30
          menit, kecuali SK dan Abu. Bila ampas yang larut dibakar sempurna
          maka SK-nya akan menguap menjadi gas dan sisanya Abu.
Serat Kasar : Semua senyawa organik yang tidak larut bila direbus dengan
          H2SO4 1,25% dan NaOH 1,25%, masing-masing selama 30 menit.
Tujuan Penambahan H2SO4 :
Untuk menguraikan senyawa N dalam bahan pakan.
Tujuan Penambahan NaOH :
Untuk menguraikan (penyabunan) lemak dalam pakan, sehingga mudah larut.
ANALISIS PROKSIMAT
HIJAUAN :
Diket :   Berat segar RG = 500 gr
          Berat kering matahari = 150 gr
                    150
          % BKM =       X 100% = 30%
                    500
          Diambil sampel 200gr
          berat setelah dioven (70°C, 24 jam) = 130 gr
                  130
          % BKU =     X 100% = 65%
                  200
                               30
          % BK U sebenarnya =     X 65% =19,5%
                              100
BK oven :                         I         II
  Berat C + S               = 28,7380    26,8304
        C                   = 25,3423    23,7899 _
            S               = 3,3957      3,0405
  Berat C + S oven 105° C   = 28,5532    26,6655
        C                   = 25,3423    23,7899 _
                               3,2109     2,8756
                              3,2109        2,8756
  % BK oven                 =        X 100%        X 100%
                              3,3957        3,0405

                            = 94,56% +   94,58%
                                     2
  Rata-rata                 = 94,57%
                                94,57
  BK sebenarnya             =         X 19,5%
                                 100
                            = 18,44%
% Abu :                              I             II
  Berat C + S tanur 600°C, 4 jam = 25,8064       24,1583
        C                        = 25,3423       23,7899 _
            S                    = 0,4641         0,3684
                                  0,4641        0,3684
  % Abu                         =        X 100%        X 100%
                                  3,3957        3,0405
  Rata-rata                     = 13,64%     +   12,12%
                                             2
                                = 12,90%
                                    12,90
  % Abu dalam BK                =         X 100%
                                    94,57

                                = 13,64%
% BO = 100 - % Abu dalam BK
       = 100 – 13,64%
       = 86,36%
% PK   = (ml Naoh blanko – sampel) X N NaOH X 0,014 X 6,25 X 100%
                             berat sampel
                                                           N NaOH = 0,1007
                             I               II
  Berat S + K           = 0,6908         0,6874
            K           = 0,3309         0,3302 _
        S               = 0,3599         0,3572
  Volume titrasi (ml)   = 3,4              3,6
  % PK                  = 8,27            8,82
                                 8,27               8,82
  % PK dlm BK           =              X 100%            X 100%
                                 94,56             94,58
                        = 8,75      +       9,33
                                    2
                        = 9,04%
ANALISIS PK DARI FESES SEGAR :
  Diket : % BKU (60°C, 24 jam) = 17,75%
         % Bk oven (105°C, 4jam = 93,08%
         % BK sebenarnya = 93,08 X 17,75%
                              100
                           = 16,25%
         % Abu dlm BK = 20,39%
         % BO dlm BK = 100-20,39% = 79,61%
         % PK (segar) = 1,46%
         % PK dlm BK = 1,46 X 100% = 8,84%
                        16,52
BOMB CALORIMETER
BOMB CALORIMETER : Merupakan alat untuk mengukur energi bruto.
KALORIMETER               : Alat pengukur panas.
KALORI                    : Unit untuk mengukur energi kimia.
1 KALORI : Banyaknya panas yang dibutuhkan untuk menaikan suhu 1 gram
           air dari 14,5°C sampai 15,5°C pada tekanan standard.
1 KALORI : 4,184 JOULE (J)
MACAM-MACAM BOMB CALIRIMETER:
7.   ISOTHERMAL OXIGEN BOMB CALORIMETER
      • Kenaikan suhu dari inner vessel (calorimeter bucket) dapat diperiksa,
         sedang suhu outer vessel (jacket) konstan.
      • Perlu pemeriksaan suhu awal, antara dan akhir.
      • Suhu jacket dapat diatur terus-menerus selama penetapan untuk
         tetap sama dipertahankan terhadap calorimeter bucket.
8.   ADIABATIC OXIGEN BOMB CALORIMETER
      • Tidak diperlukan koreksi radiasi panas.
      • Memerlukan pemeriksaan suhu awal dan akhir kalorimeter.
      • Suhu jacket terpaku sama terhadap suhu inner vessel (calorimeter
         bucket) selama penetapan.
1.   BALLISTIC OXIGENBOMB CALORIMETER
      • Sampel yang diketahui beratnya ditetapkan kalorinya ddengan
         dibakar di dlm Bomb yang berisi oksigen yang berlebihan.
      • Kenaikan suhu Bomb maksimum diukur Thermocouple dan
         Galvanometer.
      • Nilai kalori sampel ditetapkan dengan membandingkan kenaikan suhu
         dengan sampel sandard yang telah diketahui nilai kalorinya dengan
         cara pembakaran.
KEMIKALIA STANDARD YANG DIPERGUNAKAN :
•    Asam benzoat :         - Nilai kalori 6,32 kkal/g atau 6319 cal/g.
                            - Tidak higroskopis.
                            - Terbakar dengan mudah dan sempurna.
                            - Ada yang tersedia dalam bentuk pellet.
•    Naphtalene : Nilai kalori 9,614 kkal/g.
•    Sukrose : Nilai kalori 3,95 kkal/g.
     Nilai 2 & 3 hasilnya tidak memuaskan.
1.   Larutan Alkali Standard
     •    Untuk menitrasi air cucian dalam bomb untuk menerapkan koreksi
          asam.
     •    Biasanya dipakai larutan natrium karbonat 0,0725 N
     •    Larutan ini equivalen dengan 1 kal/ml.
2.   Indikator Methyl Orange atau Methyl Red


GE = (T2-T1) 1325,605 – 13,8 (ml NaOH)(N)-(B-C)(1400)
                               A

Ket : T1        = suhu awal
     T2         = suhu akhir
     ml NaOH    = jml. NaOH yg digunakan untuk titrasi
     N          = normalitas NaOH
     B          = berat kawat awal (g)
     C          = berat sisa kawat (g)
     A          = berat sampel
     1g kawat   = 1400 kalori atau 2,3 kal/em
     1325,605   = hydrothermal equivalent of bomb (calori per derajat)
PRODUKSI GAS
•   Merupakan hasil samping proses fermentasi pakan dalam rumen.
•   Hasil proses fermentasi BO pakan dalm rumen.
•   BO terfermentasi dalam rumen tidak selalu menghasilkan gas
     – Degradasi pakan tinggi, produksi gas rendah (hasil degradasi untuk
       sintesis protein mikroba)
     – Degradasi pakan tinggi, produksi gas tinggi (sumber energi)
•   Komposisi gas yang dihasilkan adalah :
     – CO2 65%
     – CH4 25-27%
     – N2 7%
     – O2, H2, H2S sedikit.
•   Pada umumnya produksi gas mencapai puncak pada inkubasi 24 jam dan
    turun pada saat 96 jam dan akhirnya nol (semakin lama pakan dalam rumen
    ketersediaan BO untuk produksi gas semakin turun dan akhirnya habis).
•   Setiap hari ternak menghasilkan gas 600L (domba CO2 60L/hr, CH4 30L/hr)
Kegunaan:
   – Untuk mengetahui aktivitas mikroba dalam rumen.
   – Untuk mengetahui kinetika degradasi pakan dalam rumen.
   – Mempunyai korelasi [ositif dengan degradasi BO pakan dan produk
      fermentasi (VFA).
PENGUKURAN PRODUKSI GAS
(Menke KH, Raab L, Salewski A, Steingass H, Fritz D, Schneider W, 1979)
Bahan : Per liter larutan terdiri dari :
2. Cairan rumen.
3. Larutan A (mineral mikro)
     – CaCl2.2H2O            13,2 g
      –    MnCl2.4H2O         10,0 g
      –    CoCl2.6H2O          1,0 g
      –    FeCl3.6H2O          8,0 g
     Dilarutkan dalam 100ml aquades.
5.   Larutan B (larutan bufer)
      –    NaHCO3 39,0 g atau NaHCO3 35,0 g + NH4HCO3 4,0 g.
     Dilarutkan dalam 1 L aquades.
7.   Larutan C (mineral makro)
      –    Na2HPO4            5,7 g
      –    KH2PO46,2 g
      –    MgSO4.7H2O         0,6 g
     Dilarutkan sampai volume 1 L aquades.
1.   Larutan Rezazurin
     Rezazurin 100 mg dilarutkan dlm 100 ml aquades.
3.   Larutan reduktor
      – NaOH 1N           4 ml
      – Na2S.9H2O         625 mg
    Dibuat sesaat sebelum mengambil cairan rumen.
PREPARASI MEDIA BUFFER
•   Aquades 400 ML
•   Larutan mineral mikro 0,1 ml
•   Larutan buffer 200 ml
•   Larutan mineral makro 200 ml
•   Rezazurin 1 ml
•   Larutan reduktor 40 ml
Ratio cairan rumen : Media buffer = 1:2 (V/V)
PENGUKURAN VFA DALAM CAIRAN RUMEN
•   Penganbilan Sampel :
    – 50 ml cairan rumen (CR)
    – Pengawet (camp. 10 ml H3PO4 + 10 g HgCl2 dilarutkan dengan aquades
      sampai volume 1 L)
    – CR : Pengawet = 10:1
•   Alat Gas Chromatography (GC)
    Spesifikasi dan kelengkapan :
    – Kolom terisi poropak Q (ukuran 80-100 mash)
    – Gas N2 sbg karier (Kecepatan 20 ml/menit)
    – Gas H2 (kecepatan 0,90 Kg/cm2)
    – Kecepatan udara 1,80 Kg/cm2
    – Temp. kolom 125°C
    – Temp. injektor dan detektor 160°C & 125°C
    – Larutan satndard : As. Asetat        43,28 mM
                         As. Propionat     33,08 mM
                         As. Butirat       26,97 mM
    – Microsyring.
Cara
•    Cairan rumen dipipet 1,5 ml
•    Masukkan ependoff
•    Disentrifus kecep. 3000 rpm, 10 menit
•    2 μl supernatan CR diinjeksikan dengan microsyringe ke dalam GC
      – Mengalami penguapan dan reaksi dalam kolom
      – Reduksi dalam kolom ditangkap oleh recorder membentuk kromatogram
• Sebelum supernatan diinjeksikan dibuat dulu larutan standard As.
  asetat, propionat & butirat dan diinjeksikan ke GC.



                                    Luas Sampel
    Konsentrasi VFA parsial (mM)                 X Konsentrasi standar
                                    Luas Standar
PERHITUNGAN JUMLAH PROTOZOA DLM CAIRAN
                    RUMEN
•   Metoda menurut Ogimoto & Imai (1981)
•   Alat HAEMOCYTHOMETER (panjang 1mm, lebar 1mm, kedlm 0,10mm)
•   Mikroskop
Cara :
•   Cairan rumen diteteskan dalam permukaan haemocythometer (mempunyai
    25 kamar, tiap kamar ada 16 ruangan kecil, sehingga jumlah 400 ruangan).
•   Jumlah protozoa dihitung dlm 5 kamar dengan arah diagonal.
•   Volume sampel          =PXLXD
                           = 1 X 1 X 0,10 mm3
                           = 0,0001 cm3
                           = 0,0001 ml
•   Apabila dalam 5 kamar terdapat A protozoa, maka jumlah protozoa / ml CR
    adalah :
Jumlah protozoa / ml CR :

       400                    1
  AX       X pengenceran X
       80                  0,0001

Keterangan :
A       = jumlah protozoa dalam 5 kamar diagonal
7       = jumlah ruangan kecil dalam 25 kamar (16 X 25 = 400)
80      = jumlah ruangan kecil yang diamati dari 5 kamar (16 X 5 = 80)
0,0001 = volume sampel untuk pengamatan (P X L X D = 1 X 1 X 0,10 mm3 =
          0,10 mm3 = 0,0001 cm3 = 0,0001 ml)

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

25820 sni 3751-2009 (tepung terigu)
25820 sni 3751-2009 (tepung terigu)25820 sni 3751-2009 (tepung terigu)
25820 sni 3751-2009 (tepung terigu)
Fitri Andriani
 
Analisis lemak dengan menggunakan metode goldfisch
Analisis lemak dengan menggunakan metode goldfischAnalisis lemak dengan menggunakan metode goldfisch
Analisis lemak dengan menggunakan metode goldfisch
jusaay
 

Was ist angesagt? (20)

Sistem pencernaan ruminansia
Sistem pencernaan ruminansiaSistem pencernaan ruminansia
Sistem pencernaan ruminansia
 
Komponen Non Gizi
Komponen Non GiziKomponen Non Gizi
Komponen Non Gizi
 
Laporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar AbuLaporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar Abu
 
Analisis bahan pakan van soest
Analisis bahan pakan van soestAnalisis bahan pakan van soest
Analisis bahan pakan van soest
 
analisis protein
analisis protein analisis protein
analisis protein
 
Teknik pengolahan pangan
Teknik pengolahan panganTeknik pengolahan pangan
Teknik pengolahan pangan
 
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilik
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilikBakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilik
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilik
 
Penilaian Kualitas Pakan Ternak
Penilaian Kualitas Pakan TernakPenilaian Kualitas Pakan Ternak
Penilaian Kualitas Pakan Ternak
 
3. struktur jaringan daging Ikan
3. struktur jaringan daging Ikan3. struktur jaringan daging Ikan
3. struktur jaringan daging Ikan
 
Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fix
 
PENYUSUNAN RANSUM DENGAN METODE PEARSON SQUARE.pptx
PENYUSUNAN RANSUM DENGAN METODE PEARSON SQUARE.pptxPENYUSUNAN RANSUM DENGAN METODE PEARSON SQUARE.pptx
PENYUSUNAN RANSUM DENGAN METODE PEARSON SQUARE.pptx
 
Analisis Kadar Air
Analisis Kadar AirAnalisis Kadar Air
Analisis Kadar Air
 
Jenis-jenis Kerusakan Ikan
Jenis-jenis Kerusakan IkanJenis-jenis Kerusakan Ikan
Jenis-jenis Kerusakan Ikan
 
25820 sni 3751-2009 (tepung terigu)
25820 sni 3751-2009 (tepung terigu)25820 sni 3751-2009 (tepung terigu)
25820 sni 3751-2009 (tepung terigu)
 
3. susunan daging
3. susunan daging3. susunan daging
3. susunan daging
 
Pengenalan aktivitas air dan pertumbuhan mikroba by ItsDanicaPutrys
Pengenalan aktivitas air dan pertumbuhan mikroba by ItsDanicaPutrysPengenalan aktivitas air dan pertumbuhan mikroba by ItsDanicaPutrys
Pengenalan aktivitas air dan pertumbuhan mikroba by ItsDanicaPutrys
 
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu RendahTeknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
 
Analisis lemak dengan menggunakan metode goldfisch
Analisis lemak dengan menggunakan metode goldfischAnalisis lemak dengan menggunakan metode goldfisch
Analisis lemak dengan menggunakan metode goldfisch
 
Product Polishing by Muhamad Imam Khairy
Product Polishing by Muhamad Imam KhairyProduct Polishing by Muhamad Imam Khairy
Product Polishing by Muhamad Imam Khairy
 
PENETAPAN KADAR GULA
PENETAPAN KADAR GULAPENETAPAN KADAR GULA
PENETAPAN KADAR GULA
 

Andere mochten auch

Buku peengetahuan bahan makanan ternak
Buku peengetahuan bahan makanan ternakBuku peengetahuan bahan makanan ternak
Buku peengetahuan bahan makanan ternak
Riswansyah Yusup
 
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAnalisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
Agres Tarigan
 
Laporan Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak
Laporan Praktikum Ilmu Nutrisi TernakLaporan Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak
Laporan Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak
Dewi Purwati
 

Andere mochten auch (9)

Analisis proksimat
Analisis proksimatAnalisis proksimat
Analisis proksimat
 
Buku peengetahuan bahan makanan ternak
Buku peengetahuan bahan makanan ternakBuku peengetahuan bahan makanan ternak
Buku peengetahuan bahan makanan ternak
 
Kalorimeter bom
Kalorimeter bomKalorimeter bom
Kalorimeter bom
 
Ptpsp kadar air sampah
Ptpsp kadar air sampahPtpsp kadar air sampah
Ptpsp kadar air sampah
 
Laporan resmi praktikum int
Laporan resmi praktikum intLaporan resmi praktikum int
Laporan resmi praktikum int
 
Bpfr vero
Bpfr veroBpfr vero
Bpfr vero
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
 
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAnalisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
 
Laporan Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak
Laporan Praktikum Ilmu Nutrisi TernakLaporan Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak
Laporan Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak
 

Ähnlich wie Analisis proksimat

Penentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanPenentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringan
Septa Septy
 
1 termodinamika
1 termodinamika1 termodinamika
1 termodinamika
uchiharury
 
Bab2 pers.kimia & rumus kimia
Bab2  pers.kimia & rumus kimiaBab2  pers.kimia & rumus kimia
Bab2 pers.kimia & rumus kimia
Imo Priyanto
 
Kimia - Perubahan Entalpi Standar
Kimia - Perubahan Entalpi StandarKimia - Perubahan Entalpi Standar
Kimia - Perubahan Entalpi Standar
Ramadhani Sardiman
 
Bab2 pers.kimia & rumus kimia
Bab2  pers.kimia & rumus kimiaBab2  pers.kimia & rumus kimia
Bab2 pers.kimia & rumus kimia
edo_swimcts
 
Kalorimeter sederhana
Kalorimeter sederhanaKalorimeter sederhana
Kalorimeter sederhana
Eka Silalahi
 
Laporan kimia dasar ia termokimia
Laporan kimia dasar ia termokimiaLaporan kimia dasar ia termokimia
Laporan kimia dasar ia termokimia
Indah Fitri Hapsari
 
Persamaan dan rumus kimia (ii)
Persamaan dan rumus kimia (ii)Persamaan dan rumus kimia (ii)
Persamaan dan rumus kimia (ii)
ulil_albab
 
dokumen.tips_pertemuan-4-analisis-volumetri (1).ppt
dokumen.tips_pertemuan-4-analisis-volumetri (1).pptdokumen.tips_pertemuan-4-analisis-volumetri (1).ppt
dokumen.tips_pertemuan-4-analisis-volumetri (1).ppt
AhmadHafiz61
 
Analisis Titrimetri Pertemuan 2.ppt
Analisis Titrimetri Pertemuan 2.pptAnalisis Titrimetri Pertemuan 2.ppt
Analisis Titrimetri Pertemuan 2.ppt
AhmadHafiz61
 

Ähnlich wie Analisis proksimat (20)

Soal-jawab Sifat Koligatif Larutan
Soal-jawab Sifat Koligatif LarutanSoal-jawab Sifat Koligatif Larutan
Soal-jawab Sifat Koligatif Larutan
 
Penentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanPenentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringan
 
3. penentuan massa molekul relatif dengan metode titik beku
3. penentuan massa molekul relatif dengan metode titik beku3. penentuan massa molekul relatif dengan metode titik beku
3. penentuan massa molekul relatif dengan metode titik beku
 
Pembahasan stoikiometri fix
Pembahasan stoikiometri fixPembahasan stoikiometri fix
Pembahasan stoikiometri fix
 
1 termodinamika
1 termodinamika1 termodinamika
1 termodinamika
 
Analisis kadar abu dan mineral
Analisis kadar abu dan mineralAnalisis kadar abu dan mineral
Analisis kadar abu dan mineral
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
 
Bab2 pers.kimia & rumus kimia
Bab2  pers.kimia & rumus kimiaBab2  pers.kimia & rumus kimia
Bab2 pers.kimia & rumus kimia
 
Kimia - Perubahan Entalpi Standar
Kimia - Perubahan Entalpi StandarKimia - Perubahan Entalpi Standar
Kimia - Perubahan Entalpi Standar
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Bab2 pers.kimia & rumus kimia
Bab2  pers.kimia & rumus kimiaBab2  pers.kimia & rumus kimia
Bab2 pers.kimia & rumus kimia
 
Kalorimeter sederhana
Kalorimeter sederhanaKalorimeter sederhana
Kalorimeter sederhana
 
Laporan kimia dasar ia termokimia
Laporan kimia dasar ia termokimiaLaporan kimia dasar ia termokimia
Laporan kimia dasar ia termokimia
 
Kalor lebur es
Kalor lebur esKalor lebur es
Kalor lebur es
 
Persamaan dan rumus kimia (ii)
Persamaan dan rumus kimia (ii)Persamaan dan rumus kimia (ii)
Persamaan dan rumus kimia (ii)
 
dokumen.tips_pertemuan-4-analisis-volumetri (1).ppt
dokumen.tips_pertemuan-4-analisis-volumetri (1).pptdokumen.tips_pertemuan-4-analisis-volumetri (1).ppt
dokumen.tips_pertemuan-4-analisis-volumetri (1).ppt
 
absorber2.pdf
absorber2.pdfabsorber2.pdf
absorber2.pdf
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
DSBE-Wo3.pptx
DSBE-Wo3.pptxDSBE-Wo3.pptx
DSBE-Wo3.pptx
 
Analisis Titrimetri Pertemuan 2.ppt
Analisis Titrimetri Pertemuan 2.pptAnalisis Titrimetri Pertemuan 2.ppt
Analisis Titrimetri Pertemuan 2.ppt
 

Analisis proksimat

  • 2. Analisis Proksimat • Dikembangkan di Weende Experiment Station di Jerman Barat oleh Henneberg dan Stohmann pada tahun 1856 - 1863, yaitu cara analisis bahan pakan berdasarkan komposisi kimia dan kegunaannya. • Dikenal dengan Analisis Wende. • Sekarang juga dikenal analisis proksimat yaitu hasilnya hanya mendekati hasil yang sesungguhnya. • Terdiri dari penetapan kadar : 1. Air atau Bahan Kering (BK) 2. Protein Kasar (PK) 3. Lemak Kasar (LK) 4. Serat Kasar (SK) 5. Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) 6. Abu / Mineral / Bahan Organik (BO)
  • 3. I. PENETAPAN BAHAN KERING (BK) Prinsip : - Air yang terkandung dalam suatu bahan pakan akan menguap seluruhnya apabila dipanaskan dalam oven pada suhu 105ºC selama beberapa waktu (±4 jam). - Bahan yang tertinggal setelah penguapan air disebut bahan kering (berat tetap suatu sampel setelah dipanaskan pada suhu 105 ºC dalam oven pengering). - Yang menguap selama pemanasan : Air, asam, basa, VFA. METODE PENGERINGAN : 6. LOW TEMPERATURE DRYING – Beberapa Lab menggunakan cara ini. – Menggunakan oven pengering biasa atau yang dihampakan. – Suhu 30ºC, tekanan 16 mmHg – Keuntungan : mengurangi hilangnya senyawa yang mudah menguap. – Kerugian : aktifitas enzimatik bertambah.
  • 4. HIGH TEMPERATURE DRYING – Kebanyakan Lab menggunakan cara ini. – Menggunakan oven pengering biasa atau yang dihampakan. – Suhu 100-105ºC. – Banyak kehilangan senyawa yang mudah menguap. • FREEZE DRYING • Yang diinginkan, tetapi harga alat mahal. • Selama pemanasan perubahan komposisi kimia minimum. BAHAN KERING ATAU DRY MATTER SUATU BAHAN PAKAN DPT DIEKSPRESIKAN DLM 3 BENTUK : 4. As fed = as recieved = as collected = fresh = wet = green = as sampled. • Sampel segar = yg diterima = yg dikumpulkan = yg diambil = yg diberikan pada ternak. 5. Air dry (kering udara) = partially dry = % berat kering. • Sampel segar yang telah mengalami pengeringan dengan oven pada suhu 60ºC atau dengan sinar matahari. • Kadar air ±12% (BK 88%)
  • 5. 1. Oven dry = dry = 100% DM = moisture free = % BK • Sampel dipanaskan dengan oven pada suhu 105ºC selama beberapa waktu (± 4 jam). II. PENETAPAN BAHAN ORGANIK (ABU) Prinsip : Dengan pemansan dalam tanur pada suhu 550-600ºC semua BO akan terbakar. Bahan organik anorganik yang tidak terbakar disebut abu. Abu : Sisa dari pembakaran sempurna suatu bahan. Pembakaran Sempurna : adalah pembakaran sampai semua senyawa organik menguap. VI. PENETAPAN KADAR PROTEIN KASAR (PK) Protein Kasar : Adalah nilai hasil kali dari jumlah N-amonia di dalam bahan dengan faktor 6,25 Faktor 6,25 berasal dari 100/16 yaitu sebagian besar protein mengandung 16% N.
  • 6. Prinsip : As. Sulfat pekat (H2SO4) dengan katalisator CuSO4 dapat memecah ikatan Nitrogen organik menjadi NH4SO4, kecuali ikatan NN, NO dan NO2. dalam suasana alkali NH4SO4 akan melepaskan NH3 yang kemudian ditampung dalam beaker glass yang berisi H2SO4 0,1 N yang telah diberi indikator campuran. Selanjutnya dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai warna berubah menjadi hijau. PENETAPAN PROTEIN KASAR DGN KJELDAHL 3. PROSES DESTRUKSI (OKSIDASI) Pengubahan N-protein menjadi amonium sulfat sampel dipanaskan dengan H2SO4 pekat dengan katalisato CuSO4 /K2SO4 dapat memecah semua ikatan N dlm bhn. Pkn. menjadi (NH4)2SO4, kecuali ikatan N=N. NOdan NO2. (amonia dalam asam sulfat terdapat dalam bentuk amonium sulfat). CO2 dan H2O terus menguap, SO2 yang terbentuk adalah dari hasil reduksi sebagian H2SO4 yang juga akan menguap. N-organik + H2Katalisator Se/Hg/Cu+ H2O + (NH4)2SO4 + SO2 SO4 CO2 Destruki dihentikan ssetelah larutan berwarna hijau jernih.
  • 7. 1. PROSES DESTILASI (PENYULINGAN) – Larutanhijau jernih dari hasil destruksi didinginkan, kemudian diencerkan dengan aquades (tujuan untuk mengurangi reaksi yang hebat pada saat ditambah alkali (NaOH 40%). – Hasil destilasi yang merupakan NH3 dan air ditangkap oleh larutan H2SO4 0,1 N + indikator ungu membentu senyawa (NH4)2SO4. 2 NH3 + 2 H2SO4 (NH4)2SO4 + H2SO4 2. PROSES TITRASI Kelebihan H2SO4 yang digunakan untuk menangkap N dititrasi dengan NaOH 0,1 N. Titrasi dihentikan jika larutan berubah warna dari ungu ke biru kehijauan. IV. PENETAPAN KADAR LEMAK KASAR Prinsip : Lemak dapat diekstraksi dengan menggunakan eter atau zat pelarut lemak yang lain menurut Saxhlet. Bila eter atau pelarutnya diuapkan maka akan tertinggal lemak kasarnya.
  • 8. Lemak Kasar : adalah campuran dari berbagai senyawa yang larut di dalam pelarut lemak (eter, chloroform, petroluem benzene) yaitu : lemak murni (trigliserida), as. Lemak bhebas, vit. Yang larut dalam lemak, karoten, klorofil, pigmen, sterol, fosfolipid, lili, dsb. Ekstrak Eter : karena diekstraksi menggunakan eter. III. PENETAPAN SERAT KASAR Prinsip : Semua senyawa organik akan larut dalam perebusan dengan H2SO4 1,25% dan dengan NaOH 1,25% yang masing-masing selama 30 menit, kecuali SK dan Abu. Bila ampas yang larut dibakar sempurna maka SK-nya akan menguap menjadi gas dan sisanya Abu. Serat Kasar : Semua senyawa organik yang tidak larut bila direbus dengan H2SO4 1,25% dan NaOH 1,25%, masing-masing selama 30 menit. Tujuan Penambahan H2SO4 : Untuk menguraikan senyawa N dalam bahan pakan. Tujuan Penambahan NaOH : Untuk menguraikan (penyabunan) lemak dalam pakan, sehingga mudah larut.
  • 9. ANALISIS PROKSIMAT HIJAUAN : Diket : Berat segar RG = 500 gr Berat kering matahari = 150 gr 150 % BKM = X 100% = 30% 500 Diambil sampel 200gr berat setelah dioven (70°C, 24 jam) = 130 gr 130 % BKU = X 100% = 65% 200 30 % BK U sebenarnya = X 65% =19,5% 100
  • 10. BK oven : I II Berat C + S = 28,7380 26,8304 C = 25,3423 23,7899 _ S = 3,3957 3,0405 Berat C + S oven 105° C = 28,5532 26,6655 C = 25,3423 23,7899 _ 3,2109 2,8756 3,2109 2,8756 % BK oven = X 100% X 100% 3,3957 3,0405 = 94,56% + 94,58% 2 Rata-rata = 94,57% 94,57 BK sebenarnya = X 19,5% 100 = 18,44%
  • 11. % Abu : I II Berat C + S tanur 600°C, 4 jam = 25,8064 24,1583 C = 25,3423 23,7899 _ S = 0,4641 0,3684 0,4641 0,3684 % Abu = X 100% X 100% 3,3957 3,0405 Rata-rata = 13,64% + 12,12% 2 = 12,90% 12,90 % Abu dalam BK = X 100% 94,57 = 13,64%
  • 12. % BO = 100 - % Abu dalam BK = 100 – 13,64% = 86,36% % PK = (ml Naoh blanko – sampel) X N NaOH X 0,014 X 6,25 X 100% berat sampel N NaOH = 0,1007 I II Berat S + K = 0,6908 0,6874 K = 0,3309 0,3302 _ S = 0,3599 0,3572 Volume titrasi (ml) = 3,4 3,6 % PK = 8,27 8,82 8,27 8,82 % PK dlm BK = X 100% X 100% 94,56 94,58 = 8,75 + 9,33 2 = 9,04%
  • 13. ANALISIS PK DARI FESES SEGAR : Diket : % BKU (60°C, 24 jam) = 17,75% % Bk oven (105°C, 4jam = 93,08% % BK sebenarnya = 93,08 X 17,75% 100 = 16,25% % Abu dlm BK = 20,39% % BO dlm BK = 100-20,39% = 79,61% % PK (segar) = 1,46% % PK dlm BK = 1,46 X 100% = 8,84% 16,52
  • 14. BOMB CALORIMETER BOMB CALORIMETER : Merupakan alat untuk mengukur energi bruto. KALORIMETER : Alat pengukur panas. KALORI : Unit untuk mengukur energi kimia. 1 KALORI : Banyaknya panas yang dibutuhkan untuk menaikan suhu 1 gram air dari 14,5°C sampai 15,5°C pada tekanan standard. 1 KALORI : 4,184 JOULE (J) MACAM-MACAM BOMB CALIRIMETER: 7. ISOTHERMAL OXIGEN BOMB CALORIMETER • Kenaikan suhu dari inner vessel (calorimeter bucket) dapat diperiksa, sedang suhu outer vessel (jacket) konstan. • Perlu pemeriksaan suhu awal, antara dan akhir. • Suhu jacket dapat diatur terus-menerus selama penetapan untuk tetap sama dipertahankan terhadap calorimeter bucket. 8. ADIABATIC OXIGEN BOMB CALORIMETER • Tidak diperlukan koreksi radiasi panas. • Memerlukan pemeriksaan suhu awal dan akhir kalorimeter. • Suhu jacket terpaku sama terhadap suhu inner vessel (calorimeter bucket) selama penetapan.
  • 15. 1. BALLISTIC OXIGENBOMB CALORIMETER • Sampel yang diketahui beratnya ditetapkan kalorinya ddengan dibakar di dlm Bomb yang berisi oksigen yang berlebihan. • Kenaikan suhu Bomb maksimum diukur Thermocouple dan Galvanometer. • Nilai kalori sampel ditetapkan dengan membandingkan kenaikan suhu dengan sampel sandard yang telah diketahui nilai kalorinya dengan cara pembakaran. KEMIKALIA STANDARD YANG DIPERGUNAKAN : • Asam benzoat : - Nilai kalori 6,32 kkal/g atau 6319 cal/g. - Tidak higroskopis. - Terbakar dengan mudah dan sempurna. - Ada yang tersedia dalam bentuk pellet. • Naphtalene : Nilai kalori 9,614 kkal/g. • Sukrose : Nilai kalori 3,95 kkal/g. Nilai 2 & 3 hasilnya tidak memuaskan.
  • 16. 1. Larutan Alkali Standard • Untuk menitrasi air cucian dalam bomb untuk menerapkan koreksi asam. • Biasanya dipakai larutan natrium karbonat 0,0725 N • Larutan ini equivalen dengan 1 kal/ml. 2. Indikator Methyl Orange atau Methyl Red GE = (T2-T1) 1325,605 – 13,8 (ml NaOH)(N)-(B-C)(1400) A Ket : T1 = suhu awal T2 = suhu akhir ml NaOH = jml. NaOH yg digunakan untuk titrasi N = normalitas NaOH B = berat kawat awal (g) C = berat sisa kawat (g) A = berat sampel 1g kawat = 1400 kalori atau 2,3 kal/em 1325,605 = hydrothermal equivalent of bomb (calori per derajat)
  • 17. PRODUKSI GAS • Merupakan hasil samping proses fermentasi pakan dalam rumen. • Hasil proses fermentasi BO pakan dalm rumen. • BO terfermentasi dalam rumen tidak selalu menghasilkan gas – Degradasi pakan tinggi, produksi gas rendah (hasil degradasi untuk sintesis protein mikroba) – Degradasi pakan tinggi, produksi gas tinggi (sumber energi) • Komposisi gas yang dihasilkan adalah : – CO2 65% – CH4 25-27% – N2 7% – O2, H2, H2S sedikit. • Pada umumnya produksi gas mencapai puncak pada inkubasi 24 jam dan turun pada saat 96 jam dan akhirnya nol (semakin lama pakan dalam rumen ketersediaan BO untuk produksi gas semakin turun dan akhirnya habis). • Setiap hari ternak menghasilkan gas 600L (domba CO2 60L/hr, CH4 30L/hr)
  • 18. Kegunaan: – Untuk mengetahui aktivitas mikroba dalam rumen. – Untuk mengetahui kinetika degradasi pakan dalam rumen. – Mempunyai korelasi [ositif dengan degradasi BO pakan dan produk fermentasi (VFA).
  • 19. PENGUKURAN PRODUKSI GAS (Menke KH, Raab L, Salewski A, Steingass H, Fritz D, Schneider W, 1979) Bahan : Per liter larutan terdiri dari : 2. Cairan rumen. 3. Larutan A (mineral mikro) – CaCl2.2H2O 13,2 g – MnCl2.4H2O 10,0 g – CoCl2.6H2O 1,0 g – FeCl3.6H2O 8,0 g Dilarutkan dalam 100ml aquades. 5. Larutan B (larutan bufer) – NaHCO3 39,0 g atau NaHCO3 35,0 g + NH4HCO3 4,0 g. Dilarutkan dalam 1 L aquades. 7. Larutan C (mineral makro) – Na2HPO4 5,7 g – KH2PO46,2 g – MgSO4.7H2O 0,6 g Dilarutkan sampai volume 1 L aquades.
  • 20. 1. Larutan Rezazurin Rezazurin 100 mg dilarutkan dlm 100 ml aquades. 3. Larutan reduktor – NaOH 1N 4 ml – Na2S.9H2O 625 mg Dibuat sesaat sebelum mengambil cairan rumen. PREPARASI MEDIA BUFFER • Aquades 400 ML • Larutan mineral mikro 0,1 ml • Larutan buffer 200 ml • Larutan mineral makro 200 ml • Rezazurin 1 ml • Larutan reduktor 40 ml Ratio cairan rumen : Media buffer = 1:2 (V/V)
  • 21. PENGUKURAN VFA DALAM CAIRAN RUMEN • Penganbilan Sampel : – 50 ml cairan rumen (CR) – Pengawet (camp. 10 ml H3PO4 + 10 g HgCl2 dilarutkan dengan aquades sampai volume 1 L) – CR : Pengawet = 10:1 • Alat Gas Chromatography (GC) Spesifikasi dan kelengkapan : – Kolom terisi poropak Q (ukuran 80-100 mash) – Gas N2 sbg karier (Kecepatan 20 ml/menit) – Gas H2 (kecepatan 0,90 Kg/cm2) – Kecepatan udara 1,80 Kg/cm2 – Temp. kolom 125°C – Temp. injektor dan detektor 160°C & 125°C – Larutan satndard : As. Asetat 43,28 mM As. Propionat 33,08 mM As. Butirat 26,97 mM – Microsyring.
  • 22. Cara • Cairan rumen dipipet 1,5 ml • Masukkan ependoff • Disentrifus kecep. 3000 rpm, 10 menit • 2 μl supernatan CR diinjeksikan dengan microsyringe ke dalam GC – Mengalami penguapan dan reaksi dalam kolom – Reduksi dalam kolom ditangkap oleh recorder membentuk kromatogram • Sebelum supernatan diinjeksikan dibuat dulu larutan standard As. asetat, propionat & butirat dan diinjeksikan ke GC. Luas Sampel Konsentrasi VFA parsial (mM) X Konsentrasi standar Luas Standar
  • 23. PERHITUNGAN JUMLAH PROTOZOA DLM CAIRAN RUMEN • Metoda menurut Ogimoto & Imai (1981) • Alat HAEMOCYTHOMETER (panjang 1mm, lebar 1mm, kedlm 0,10mm) • Mikroskop Cara : • Cairan rumen diteteskan dalam permukaan haemocythometer (mempunyai 25 kamar, tiap kamar ada 16 ruangan kecil, sehingga jumlah 400 ruangan). • Jumlah protozoa dihitung dlm 5 kamar dengan arah diagonal. • Volume sampel =PXLXD = 1 X 1 X 0,10 mm3 = 0,0001 cm3 = 0,0001 ml • Apabila dalam 5 kamar terdapat A protozoa, maka jumlah protozoa / ml CR adalah :
  • 24. Jumlah protozoa / ml CR : 400 1 AX X pengenceran X 80 0,0001 Keterangan : A = jumlah protozoa dalam 5 kamar diagonal 7 = jumlah ruangan kecil dalam 25 kamar (16 X 25 = 400) 80 = jumlah ruangan kecil yang diamati dari 5 kamar (16 X 5 = 80) 0,0001 = volume sampel untuk pengamatan (P X L X D = 1 X 1 X 0,10 mm3 = 0,10 mm3 = 0,0001 cm3 = 0,0001 ml)