SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 17
BAB I
                         PENDAHULUAN




1.1 Latar Belakang Masalah
       Manusia tidak dapat mengelakkan diri dari proses regenerasi,
   berupa berakhirnya peranan suatu generasi untuk diganti oleh generasi
   berikutnya. Proses tersebut berlangsung secara alamiah sesuai
   ketentuan Tuhan. Pergantian terjadi karena manusia tidak dapat
   mengelakkan diri dari perkembangan dan pertumbuhan menjadi tua,
   sehingga tidak seorang pun dapat menghindar dari kematian.
   Bersamaan dengan itu lahir pula anak-anak manusia, yang dalam
   pertumbuhan dan perkembangannya makin menjadi besar dari waktu ke
   waktu, hingga sampai pada saat kedewasaannya masing-masing.
   Generasi baru itu harus meneruskan sejarah kehidupan manusia dengan
   menggantikan     peranan    generasi   terdahulu,     baik    yang   telah
   mengundurkan diri karena usia tua, menjadi lemah dan tak berdaya,
   maupun karena telah menutup usianya. Siklus ini tidak akan pernah
   berhenti selama di muka bumi ini masih ada kehidupan, atau sampai
   kiamat tiba.
       Namun      pergantian   generasi   jangan       sekadar   bergantinya
   sekumpulan manusia dari yang tua menjadi muda. Generasi pengganti
   itu haruslah berkualitas agar dapat melanjutkan tugas generasi
   sebelumnya dalam mengelola bumi dan peradaban dengan baik.


1.2 Rumusan Masalah
   1. Apakah pengertian dari anak berkualitas ?
   2. Apa saja faktor yang memengaruhi pembentukan anak berkualitas ?
   3. Bagaimana membentuk anak berkualitas ?




                                                                           1
1.3 Tujuan Penulisan
   1. Untuk mengetahui pengertian dari anak berkualitas.
   2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang memengaruhi pembentukan
     anak berkualitas.
   3. Untuk mengetahui cara yang harus ditempuh untuk membentuk anak
     berkualitas.




                                                                   2
BAB II
                           PEMBAHASAN




2.1 PENGERTIAN ANAK BERKUALITAS

      Perkataan “kualitas” menunjukkan kondisi sesuatu dibandingkan
  dengan suatu ukuran tertentu, berdasarkan norma-norma atau nilai-nilai
  terbaik mengenai sesuatu itu. Ukuran dari nilai-nilai itu sendiri adalah
  abstrak, sehingga ketika disebutkan istilah “generasi berkualitas”,
  definisi atau pengertian langsung dari istilah itu tidaklah begitu
  diperlukan karena maknanya tidak akan lebih jelas daripada istilah yang
  didefinisikan. Yang lebih penting untuk disampaikan di sini adalah ciri-
  ciri dari generasi berkualitas tersebut.

      Ciri-ciri generasi berkualitas dilihat dari beberapa aspek penting,
  yakni aspek fisik/jasmani, aspek psikis/psikologis, aspek sosial dan
  kultural, serta aspek spiritual dan moral.

         a. Aspek Fisik / Jasmani

            Generasi berkualitas berarti generasi yang dari segi jasmani
            menunjukkan tingkat kesehatan yang baik. Kesehatan jasmani
            dipengaruhi oleh jenis dan kualitas makanan sejak dilahirkan,
            pada masa kanak-kanak, remaja, dan masa dewasa. Faktor
            lain yang ikut berpengaruh adalah kebersihan dalam
            menjalani kehidupan baik kebersihan diri, rumah dan
            lingkungan tempat tinggal.

            Kualitas jasmani ditentukan sejak masa konsepsi yang
            merupakan pengaruh dan tanggung jawab orang tua. Setelah
            seseorang berangsur besar dan dewasa, maka memelihara




                                                                        3
kesehatan jasmani merupakan tanggung jawab individu itu
  sendiri.

b. Aspek Psikis / Psikologis

  Psikologis     yang     berkualitas    diukur    dari      tingkat
  pengembangan dan pendayagunaan potensi-potensi yang
  terdapat di dalamnya, seperti bakat, minat, kemampuan
  berpikir, pengendalian emosi, kepedulian sosial dan lain-lain.
  Kualitas psikologis meliputi : aspek-aspek kognitif, afektif,
  dan psikomotor. Secara kognitif, generasi berkualitas berarti
  memiliki kemampuan berpikir yang tajam, pemahaman yang
  dalam, dan pengetahuan serta wawasan yang luas. Manusia
  berkualitas memiliki pengetahuan yang memadai, berupa
  pengetahuan umum dan khusus di bidangnya. Kemudian
  kaitannya dengan tantangan global dan modernitas di zaman
  sekarang ini, penguasaan atas ilmu pengetahuan dan teknologi
  (iptek) menjadi syarat mutlak bagi tegaknya generasi dalam
  suatu kelompok masyarakat agar tidak tertinggal oleh
  generasi dari kelompok masyarakat atau negara lain.

  Dari segi afektif, generasi berkualitas memiliki kecerdasan
  emosi yang baik. Dia memiliki kemandirian, rajin dan senang
  bekerja, sanggup bekerja keras, tekun, gigih, disiplin, berani
  merebut kesempatan, jujur, mampu bersaing dan bekerja
  sama, dapat dipercaya dan mempercayai orang lain serta tidak
  mudah putus asa. Dan dari aspek psikomotorik, dia memiliki
  keterampilan     atau    keahlian     tertentu   sebagai     hasil
  pengembangan dan pendayagunaan potensi psikologis, yang
  memungkinkan untuk menjadi sumber daya manusia yang
  produktif. Karakteristik ini dimaksudkan bahwa manusia
  berkualitas mampu mewujudkan bakat dan minatnya menjadi




                                                                  4
keterampilan dan bahkan keahlian, untuk memasuki lapangan
  kerja dan mempunyai penghasilan.

c. Aspek Sosial dan Kultural

  Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial yang
  harus menjalani kehidupan bersama dan dalam kebersamaan
  dengan orang lain. Perwujudannya dalam kebersamaan tidak
  sekadar mampu bergaul dengan orang lain, tetapi juga
  memiliki kepekaan dan kepedulian sosial yang tinggi.
  Misalnya, menolong orang lain yang berada dalam kesusahan,
  suka bergotong royong, dan senang beroganisasi (Nawawi
  dan Martini, 1994).

d. Aspek Spiritual dan Moral

  Aspek spiritual terwujud dalam kualtas iman dan takwa, yang
  berarti   kemampuan      mengendalikan      diri   untuk   tidak
  melanggar    yang     diperintahkan   dan    sebaliknya    tidak
  memperturutkan sesuatu yang dilarang oleh Tuhan. Manusia
  yang beriman tidak menghalalkan segala cara untuk mencapai
  kesuksesan. Kualitas spiritual (iman dan takwa, hubungan
  manusia dengan Tuhan) terimplementasi dalam akhlak atau
  moral (hubungan manusia dengan sesamanya). Akhlak
  terhadap ibu dan bapak adalah dengan berbuat baik dan
  berterima kasih kepada keduanya. Akhlak terhadap orang
  lain, yaitu bersikap sopan dan santun terhadap sesama, tidak
  sombong, tidak angkuh, berjalan sederhana dan bersuara
  lembut.




                                                                5
2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN
  ANAK BERKUALITAS

      Terbentuknya generasi berkualitas dipengaruhi oleh berbagai
  faktor, baik yang mendukung maupun yang menghambat. Dalam
  sejarah perkembangan manusia, ada tiga lingkungan yang berpengaruh
  pada kepribadian dan kualitas dirinya. Lingkungan itu adalah keluarga,
  lembaga pendidikan formal, dan masyarakat, ditambah faktor negara
  dan global.

  1. Keluarga.

         Keluarga merupakan institusi pertama yang ditemui seorang
    anak dalam perjalanan hidupnya. Keluarga adalah awal dari
    pengenalan dan pemahaman setiap anak mengenai kehidupan.
    Perkembangan kepribadian seorang anak sangat dipengaruhi keadaan
    dan pola pengasuhan dalam keluarganya. Oleh karena itu, peranan
    keluarga dalam proyek pembentukan generasi berkualitas sangat
    penting untuk ditekankan.

         Sejak kelahiran, setiap manusia telah membawa sifat-sifat
    keturunan sebagai akibat pertemuan gen kedua orang tuanya. Sifat-
    sifat keturunan itu mewujud dalam aspek fisik seperti bentuk rambut
    dan postur tubuh, maupun aspek psikis seperti bakat, inteligensi, dan
    sifat-sifat kepribadian. Kondisi dasar ini akan tumbuh dan
    berkembang secara alamiah dan tidak dapat diubah, namun bukan
    berarti tidak dapat dipengaruhi dan diarahkan.

         Peranan   keluarga     dalam   mempersiapkan    generasi   baru
    berkualitas, pertama sekali adalah dengan mewujudkan pemeliharaan
    yang terbaik. Setiap anak memerlukan untuk tumbuh dan dibesarkan
    dalam lingkungan yang sehat. Agar tercipta anak-anak yang
    berkualitas, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan.




                                                                       6
Gambar 1. Pendidikan Keluarga


    Pertama, aspek fisik atau jasmani. Artinya, setiap anak memiliki
hak untuk dipenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan dari
orang tuanya secara halal dan baik.

    Kedua, aspek psikologis. Setiap anak berhak hidup dalam
lingkungan yang memiliki hubungan harmonis antar anggota
keluarga (suami isteri, anak, atau anggota keluarga lainnya).
Hubungan seperti ini yang akan membentuk kepribadian anak secara
positif. Sebaliknya, kehidupan yang diwarnai dengan pertengkaran,
makian, bentakan, dan kemarahan akan memberi dampak negatif
bagi perkembangan psikologis anak.

    Ketiga, aspek spiritual. Setiap anak juga membutuhkan
lingkungan yang senantiasa menanamkan akidah (nilai keimanan),
bahwa Allah satu-satunya yang kuasa dan berhak disembah, bahwa
Allah tidak boleh dipersekutukan dengan apapun. Hal ini dapat
dilakukan dengan penanaman ajaran agama dan pembiasaan
melakukan ibadah.

    Keempat, aspek sosiologis dan kultural. Setiap anak juga
membutuhkan lingkungan sosial dan kultural sosial dan kultur yang
sehat dan humanis, sehingga membantu anak memahami realitas
kehidupan.




                                                                  7
Karena begitu pentingnya peranan keluarga dalam pembentukan
  generasi berkualitas ini, hendaknya setiap manusia, laki-laki dan
  perempuan, harus sudah memikirkan model keluarga yang
  bagaimana yang hendak ia bentuk sejak ia beranjak dewasa dan
  mulai memilih pasangan. Generasi yang baik adalah apabila
  dihasilkan dari pasangan-pasangan yang baik pula. Itulah sebabnya
  diciptakan pernikahan, karena dengan pernikahan itu nantinya akan
  dihasilkan generasi yang baik. Dan ini dimulai dari bagaimana cara
  memilih pasangan hidup. Sikap selektif dan terencana dalam
  memilih pasangan hidup akan membawa pada terbentuknya keluarga
  yang diharapkan.

      Untuk mewujudkan keluarga dan anak-anak yang berkualitas,
  diperlukan perencanaan yang matang. Setiap keluarga harus dapat
  memerhitungkan anak-anak yang mungkin lahir, karena kehadiran
  seorang anak atau manusia baru memerlukan banyak kebutuhan,
  antara lain, makan, pakaian, tempat tinggal, kesehatan, pendidikan,
  dan sebagainya.

2. Lembaga Pendidikan.

      Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis untuk
  menghasilkan manusia-manusia yang terpelajar, memiliki kapasitas
  intelektual dan keterampilan tertentu. Oleh karena itu peranan
  lembaga pendidikan dalam pembentukan generasi sangat krusial.
  Seringkali   kualitas   seseorang   diukur   dari   seberapa   tinggi
  pendidikannya. Meski tidak sepenuhnya tepat, hal itu memang
  banyak benarnya.

      Maka agar sebuah generasi menjadi generasi yang kuat dan
  berkualitas, pendidikan dan lembaga pendidikan harus mendapat
  perhatian yang khusus. Sebisa mungkin, pendidikan diselenggarakan




                                                                     8
dalam lembaga dan sistem yang baik, yang memungkinkan anak
  didik mencapai segenap kualitas yang diperlukan olehnya dalam
  mengarungi kehidupan. Pendidikan merupakan tanggung jawab
  semua pihak yang berkepentingan, keluarga, masyarakat, dan
  pemerintah.

         Permasalahan yang kita hadapi sekarang ini di negara kita,
  lembaga pendidikan berkualitas baik identik dengan biaya yang
  mahal. Sedangkan lembaga pendidikan dengan biaya yang sedang
  atau     murah, kualitasnya pun      disesuaikan. Ada juga yang
  mengeluhkan, lembaga pendidikan, khususnya yang formal, lebih
  banyak menitikberatkan pada aspek kognitif atau intelektual, dan
  kurang menyentuh aspek moral.




                          Gambar 2. Pendidikan Sekolah


3. Lingkungan Masyarakat

         Masyarakat adalah lingkungan sekitar di mana seorang anak
  tumbuh dan dibesarkan. Bagi seorang anak, pada mulanya
  masyarakat berarti teman-teman sepermainan tempat di mana dia
  mulai bersosialisasi dengan orang-orang di luar anggota keluarganya.
  Seiring dengan pertumbuhan usianya, pergaulannya pun akan
  semakin meluas, dengan tetangga, komunitas kecil di kampung,
  hingga masyarakat di luar kampungnya.




                                                                    9
Lingkungan masyarakat dengan segala sistem nilai dan
   normanya    sangat   berpengaruh      pada     kepribadian   seseorang.
   Masyarakat yang permisif dan materialistik akan cenderung
   menghasilkan individu-individu yang permisif dan materialistik pula.
   Masyarakat yang suka bekerja keras dan kreatif akan membuat
   individu-individu di dalamnya suka pula bekerja keras dan kreatif.
   Maka agar suatu generasi menjadi generasi yang berkualitas, ia
   memerlukan tumbuh dalam lingkungan masyarakat yang berkualitas
   pula, dengan sistem nilai dan norma yang akan mendukung dan
   mengarahkan     kepribadiannya       menjadi    baik.   Tidak      mudah
   membentuk masyarakat yang baik, dan terlebih karena hal itu bukan
   semata tanggung jawab individu atau suatu keluarga, melainkan
   memerlukan kerjasama berbagai pihak dan pemerintah.

4. Negara dan Lingkungan Global

       Negara dapat dikatakan sebagai masyarakat dalam lingkup yang
   lebih luas, dan dunia (lingkungan global) adalah masyarakat dalam
   lingkup yang lebih luas lagi. Peranan negara dalam pembentukan
   generasi berkualitas melibatkan penyediaan berbagai sarana dan
   prasarana yang memadai untuk segenap aktivitas warganya, juga
   pembuatan kebijakan-kebijakan dan peraturan yang mendukung
   berlangsungnya aktivitas-aktivitas itu. Bidang-bidang kehidupan
   seperti pendidikan, ekonomi, politik, kebudayaan, agama, dll., sangat
   memerlukan keterlibatan negara dalam pengaturannya. Pembukaan
   Undang-undang Dasar 1945 mencantumkan kalimat ”mencerdaskan
   kehidupan bangsa” sebagai salah satu tujuan penyelenggaraan
   kehidupan    bernegara.   Artinya,     pembentukan      generasi    yang
   berkualitas merupakan tanggung jawab negara, di samping segenap
   elemen masyarakat dan keluarga. Pola kebijakan negara dalam
   pendidikan, ekonomi, dan lain sebagainya, akan sangat berpengaruh
   pada berhasil-tidaknya pembentukan generasi yang berkualitas.




                                                                         10
Kemudian di era globalisasi dan informasi sekarang ini, dunia
seolah-olah menjadi menyempit sehingga apa yang terjadi di belahan
dunia lain dapat dengan mudah dan cepat kita ketahui. Ketika
televisi dan internet sudah tersaji di rumah kita, pada saat itu
sebenarnya Barack Obama dan Christiano Ronaldo telah menjadi
tetangga kita. Tidak jarang peristiwa yang terjadi di Afrika dan
Amerika lebih cepat kita ketahui daripada kebakaran atau pencurian
di RT tetangga. Keadaan ini, disadari atau tidak, langsung atau tidak
langsung, akan berpengaruh pada keadaan diri kita, baik secara
psikologis, sosial, moral, maupun spiritual. Baik atau buruknya
keadaan itu mungkin bukan kita yang menentukan. Namun kita dapat
melakukan seleksi atas informasi yang kita perlukan, mengambil
hanya yang baik dan membuang yang berdampak negatif.

    Di sisi lain, mendidik anak berkualitas merupakan upaya yang
harus melibatkan semua pemangku kepentingan dalam pendidikan,
baik pihak keluarga, sekolah dan lingkungan sekolah dan juga
masyarakat luas. Oleh karena itu, langkah awal yang perlu dilakukan
adalah membangun kembali kemitraan dan jejaring pendidikan yang
kelihatannya mulai terputus diantara ketiga stakeholder’s terdekat
dalam lingkungan sekolah yaitu guru, keluarga dan masyarakat.
    Pembentukan dan pendidikan karakter tidak akan berhasil
selama stakeholder lingkungan pendidikan tidak ada kesinambungan
dan keharmonisan. Dengan demikian, rumah tangga dan keluarga
sebagai lingkungan pembentukan dan pendidikan karakter pertama
dan utama harus lebih diberdayakan yang kemudian didukung
oleh lingkungan dan     kondisi    pembelajaran di      sekolah yang
memperkuat siklus pembentukan tersebut. Di samping itu tidak kalah
pentingnya pendidikan di masyarakat. Lingkungan masyarakat juga
sangat mempengaruhi terhadap karakter dan watak seseorang.




                                                                  11
Lingkungan masyarakat luas sangat mempengaruhi terhadap
    keberhasilan penanaman nilai-nilaietika, estetika untuk pembentukan
    karakter.   Situasi   kemasyarakatan    dengan      sistem nilai yang
    dianutnya, memengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara
    keseluruhan. Jika sistem nilaidan pandangan mereka terbatas pada
    kini dan disini, maka upaya dan ambisinya terbatas pada hal yang
    sama.


2.3 MEMBENTUK ANAK BERKUALITAS
    Membentuk anak yang berkualitas tidak dapat lepas dari pendidikan
  yang harus diberikan oleh orang tua dan pendidik kepada anak sedini
  mungkin. Pendidikan-pendidikan tersebut adalah :


  1. Pendidikan Keagamaan
        Ini adalah hal yang utama perlu ditekankan pada seorang anak ;
    seorang anak perlu tahu siapa Tuhannya, cara beribadah, dan
    bagaimana memohon berkat dan mengucap syukur. Tunjukkan buku,
    gambar, dan cerita-cerita yang bisa menginspirasi si anak yang
    berhubungan dengan keagamaan tersebut. Jika memungkinkan, ajak
    anak anda untuk ikut ke tempat ibadah bersama. Semakin dini kita
    menanamkan hal ini pada seorang anak, akan semakin kuat ahlak
    dan keyakinan akan Tuhan di dalam diri anak kita.


  2. Kualitas Input yang Diterima
        Seorang anak pada usia dibawah 10 tahun belum mempunyai
    fondasi yang kuat dalam prinsip hidup, cara berpikir, dan tingkah
    laku. Artinya, semua hal yang dilihat, didengar, dan dirasakan
    olehnya selama masa pertumbuhan tersebut akan diserap semuanya
    oleh pikiran dan dijadikan sebagai dasar atau prinsip dalam
    hidupnya. Adalah tugas orang tua untuk memilah dan menentukan,
    input-input mana saja yang perlu dimasukkan,dan mana yang perlu




                                                                      12
dihindarkan. Menonton televisi misalnya, tidaksemua acara itu
  bagus. Demikian juga dengan membaca majalah, menontonfilm,
  mendengarkan radio, dan sebagainya.


3. Anak adalah Peniru yang Baik
      Ada istilah “Monkey see, Monkey Do”; artinya seekor monyet
  biasanya akan bertindak berdasarkan apa yang telah dilihatnya.
  Demikian pula seorang anak. Anak perlu figur seorang tokoh yang
  dikagumi, yang akan ditiru di dalam tindakan sehari-harinya. Pilihan
  utamanya biasanya akan jatuh pada orang tua. Dan seorang anak
  akan lebih percaya pada apa yang dilihat daripada apa yang
  dikatakan orang tua. Jadi saatorang tua mengatakan satu nasehat,
  misalnya jangan tidur malam-malam,tapi orang tuanya sendiri selalu
  bekerja sampai larut malam, jelas ini bukan cara mendidik yang baik.
  Ajarkan sesuatu melalui contoh, dengan tindakan kita sendiri, akan
  membuat anak meniru dan mengembangkannya menjadi suatu
  kebiasaan dan karakter di dalam pertumbuhannya.


4. Tiga Perilaku Dasar dalam Komunikasi
      Sejak kecil, seorang anak perlu dididik tiga perilaku dasar dalam
  komunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Yang pertama
  adalah harus belajar mengucapkan “terima kasih” kepada siapa saja
  yang sudahmemberikan sesuatu kepadanya, yang kedua adalah harus
  belajar mengucapkan kata “tolong” apabila ingin meminta bantuan
  kepada orang di sekitarnya, dan yang ketiga adalah belajar
  mengucapkan kata “maaf” apabila memang bersalah. Kalau anak
  kita sudah terbiasa mengucapkannya sejak kecil, perilakunya akan
  lebih menghargai orang lain. Karakter, kepribadian, dan kualitas
  seorang anak sangat ditentukan oleh pendidikan dan input yang
  diterimanya dari orang tua.Bila orang tua kurang memberikan
  bimbingan ini secara maksimal, maka peran ini akan diambil alih




                                                                    13
oleh lingkungan, yang mana bisa memberikan berbagai macam input
yang lebih banyak negatifnya daripada positifnya.




                                                            14
BAB III
                              PENUTUP


3.1 SIMPULAN

     Perkataan “kualitas” menunjukkan kondisi sesuatu dibandingkan
  dengan suatu ukuran tertentu, berdasarkan norma-norma atau nilai-nilai
  terbaik mengenai sesuatu itu. Ukuran dari nilai-nilai itu sendiri adalah
  abstrak, sehingga ketika disebutkan istilah “generasi berkualitas”,
  definisi atau pengertian langsung dari istilah itu tidaklah begitu
  diperlukan karena maknanya tidak akan lebih jelas daripada istilah yang
  didefinisikan. Yang lebih penting untuk disampaikan di sini adalah ciri-
  ciri dari generasi berkualitas tersebut.

     Ciri-ciri generasi berkualitas dilihat dari beberapa aspek penting,
  yakni aspek fisik/jasmani, aspek psikis/psikologis, aspek sosial dan
  kultural, serta aspek spiritual dan moral.

      Terbentuknya generasi berkualitas dipengaruhi oleh berbagai
  faktor, baik yang mendukung maupun yang menghambat. Dalam
  sejarah perkembangan manusia, ada tiga lingkungan yang berpengaruh
  pada kepribadian dan kualitas dirinya. Lingkungan itu adalah keluarga,
  lembaga pendidikan formal, dan masyarakat, ditambah faktor negara
  dan global.

      Membentuk anak yang berkualitas harus dimulai sejak dini, lewat
  pendidikan keagamaan, pendidikan etika, agar anak dapat menghadapi
  kehidupan dengan baik.

3.2 SARAN
  Bertitik tolak dari penulisan makalah ini, penulis merasa perlu
  memberikan beberapa saran sebagai berikut :




                                                                       15
Perlu adanya keseriusan dan kesungguhan para pendidik dalam semua
tingkatan lembaga pendidikan sebagai usaha untuk pendewasaan diri
yang   optimal.   Hendaknya    masing-masing   lembaga    pendidikan
menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya dalam usaha turut serta
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dengan hasil karya ini, semoga memberikan warna baru bagi pelaku-
pelaku pendidikan untuk menggunakan kemampuan diri dalam
menjalani pendidikan yang berkualitas.
Penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan, oleh
karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
menyempurnakan makalah ini sangatlah diharapkan.




                                                                  16
DAFTAR PUSTAKA




www.dokteranak.com

Gunarsa, Prof. Dr. Singgih D. 1981. Dasar dan Teori Perkembangan Anak.
Jakarta : BPK Gunung Mulia.




                                                                         17

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita
Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balitaPertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita
Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balitaVia Dewi Syahara
 
KEHAMILAN DAN PERKEMBANGAN JANIN PPT
KEHAMILAN DAN PERKEMBANGAN JANIN PPTKEHAMILAN DAN PERKEMBANGAN JANIN PPT
KEHAMILAN DAN PERKEMBANGAN JANIN PPTNurindah Nurindah
 
Pembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMPembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMAffiZakiyya
 
PERKEMBANGAN MASA BAYI PPT
PERKEMBANGAN MASA BAYI PPTPERKEMBANGAN MASA BAYI PPT
PERKEMBANGAN MASA BAYI PPTAndhika Pratama
 
Power Point Asuhan Neonatus Kelainan Kongenital
Power Point Asuhan Neonatus Kelainan KongenitalPower Point Asuhan Neonatus Kelainan Kongenital
Power Point Asuhan Neonatus Kelainan KongenitalZahraazmalunnisaramadan
 
Presentasi gizi seimbang
Presentasi gizi seimbangPresentasi gizi seimbang
Presentasi gizi seimbangcassiopeia91
 
Pra konsepsi konsepsi kehamilan
Pra konsepsi konsepsi kehamilanPra konsepsi konsepsi kehamilan
Pra konsepsi konsepsi kehamilanHetty Astri
 
1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidan1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidanadeputra93
 
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia diniMakalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia diniAisyahTamara
 
Wawancara Bidan Praktek Mandiri
Wawancara Bidan Praktek MandiriWawancara Bidan Praktek Mandiri
Wawancara Bidan Praktek Mandirievhi susanti
 
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anakSeks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anakAdriani Hasyim
 
Program kesehatan terkait dlm peningkatan status kia
Program kesehatan terkait dlm peningkatan status kiaProgram kesehatan terkait dlm peningkatan status kia
Program kesehatan terkait dlm peningkatan status kiazrago
 
Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalMekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalHendrik Sutopo
 
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...Muh Saleh
 
Gizi seimbang untuk remaja
Gizi seimbang untuk remajaGizi seimbang untuk remaja
Gizi seimbang untuk remajaTriana Septianti
 

Was ist angesagt? (20)

Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita
Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balitaPertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita
Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita
 
KEHAMILAN DAN PERKEMBANGAN JANIN PPT
KEHAMILAN DAN PERKEMBANGAN JANIN PPTKEHAMILAN DAN PERKEMBANGAN JANIN PPT
KEHAMILAN DAN PERKEMBANGAN JANIN PPT
 
STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK
STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAKSTIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK
STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK
 
Pembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMPembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOM
 
PERKEMBANGAN MASA BAYI PPT
PERKEMBANGAN MASA BAYI PPTPERKEMBANGAN MASA BAYI PPT
PERKEMBANGAN MASA BAYI PPT
 
Power Point Asuhan Neonatus Kelainan Kongenital
Power Point Asuhan Neonatus Kelainan KongenitalPower Point Asuhan Neonatus Kelainan Kongenital
Power Point Asuhan Neonatus Kelainan Kongenital
 
Presentasi gizi seimbang
Presentasi gizi seimbangPresentasi gizi seimbang
Presentasi gizi seimbang
 
tengkorak bayi
tengkorak bayitengkorak bayi
tengkorak bayi
 
Pra konsepsi konsepsi kehamilan
Pra konsepsi konsepsi kehamilanPra konsepsi konsepsi kehamilan
Pra konsepsi konsepsi kehamilan
 
1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidan1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidan
 
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia diniMakalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
 
Wawancara Bidan Praktek Mandiri
Wawancara Bidan Praktek MandiriWawancara Bidan Praktek Mandiri
Wawancara Bidan Praktek Mandiri
 
PPT Abortus
PPT AbortusPPT Abortus
PPT Abortus
 
Keluarga berencana
Keluarga berencanaKeluarga berencana
Keluarga berencana
 
PPT Perkembangan Bayi 0-1 Tahun
PPT Perkembangan Bayi 0-1 Tahun PPT Perkembangan Bayi 0-1 Tahun
PPT Perkembangan Bayi 0-1 Tahun
 
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anakSeks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
 
Program kesehatan terkait dlm peningkatan status kia
Program kesehatan terkait dlm peningkatan status kiaProgram kesehatan terkait dlm peningkatan status kia
Program kesehatan terkait dlm peningkatan status kia
 
Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalMekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan Normal
 
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
 
Gizi seimbang untuk remaja
Gizi seimbang untuk remajaGizi seimbang untuk remaja
Gizi seimbang untuk remaja
 

Andere mochten auch

Hakekat profesi keguruan dan perundang undangan
Hakekat profesi keguruan dan perundang undanganHakekat profesi keguruan dan perundang undangan
Hakekat profesi keguruan dan perundang undanganRhea Xtris
 
Hakikat Profesi Kependidikan
Hakikat Profesi KependidikanHakikat Profesi Kependidikan
Hakikat Profesi KependidikanMichelle Rumawir
 
Hakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikanHakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikanNdang Pratama
 
MAKALAH PROFESI KEGURUAN
MAKALAH PROFESI KEGURUAN MAKALAH PROFESI KEGURUAN
MAKALAH PROFESI KEGURUAN Cescashinta
 
Pengembangan profesi
Pengembangan profesiPengembangan profesi
Pengembangan profesimubarokrizqi
 
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia DiniPemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia DiniMichelle Rumawir
 
Pp no. 74 tahun 2008 Tentang GURU
Pp no. 74 tahun 2008 Tentang GURUPp no. 74 tahun 2008 Tentang GURU
Pp no. 74 tahun 2008 Tentang GURUWelly Indriany
 

Andere mochten auch (10)

Hakekat profesi keguruan dan perundang undangan
Hakekat profesi keguruan dan perundang undanganHakekat profesi keguruan dan perundang undangan
Hakekat profesi keguruan dan perundang undangan
 
Hakikat Profesi Kependidikan
Hakikat Profesi KependidikanHakikat Profesi Kependidikan
Hakikat Profesi Kependidikan
 
Makalah profesi keguruan 3
Makalah profesi keguruan 3Makalah profesi keguruan 3
Makalah profesi keguruan 3
 
Hakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikanHakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikan
 
MAKALAH PROFESI KEGURUAN
MAKALAH PROFESI KEGURUAN MAKALAH PROFESI KEGURUAN
MAKALAH PROFESI KEGURUAN
 
Pengembangan profesi
Pengembangan profesiPengembangan profesi
Pengembangan profesi
 
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia DiniPemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
 
Pp no. 74 tahun 2008 Tentang GURU
Pp no. 74 tahun 2008 Tentang GURUPp no. 74 tahun 2008 Tentang GURU
Pp no. 74 tahun 2008 Tentang GURU
 
ANC Berkualitas
ANC BerkualitasANC Berkualitas
ANC Berkualitas
 
FORUM ANAK
FORUM ANAK FORUM ANAK
FORUM ANAK
 

Ähnlich wie Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas

Tugas perkembangan remaja
Tugas perkembangan remajaTugas perkembangan remaja
Tugas perkembangan remajaMiftah Ridho
 
Td10003 latihan 1 jenry saiparudin
Td10003 latihan 1 jenry saiparudinTd10003 latihan 1 jenry saiparudin
Td10003 latihan 1 jenry saiparudinJenry Saiparudin
 
20110103190107 pengertian personaliti dan sahsiah dimurnikan 2 2010-2011
20110103190107 pengertian personaliti dan sahsiah dimurnikan 2 2010-201120110103190107 pengertian personaliti dan sahsiah dimurnikan 2 2010-2011
20110103190107 pengertian personaliti dan sahsiah dimurnikan 2 2010-2011Daivanayagi Doraisamy
 
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...Indra Wijaya
 
Psikologi Perkembangan
Psikologi PerkembanganPsikologi Perkembangan
Psikologi PerkembanganAli Murfi
 
Psikologi Perkembangan
Psikologi PerkembanganPsikologi Perkembangan
Psikologi PerkembanganAli Murfhy
 
Internalisasi Nilai Islam Dalam Kenakalan Remaja
Internalisasi Nilai Islam Dalam Kenakalan RemajaInternalisasi Nilai Islam Dalam Kenakalan Remaja
Internalisasi Nilai Islam Dalam Kenakalan RemajaFenny Handayani
 
Psikologi perkembangan
Psikologi perkembanganPsikologi perkembangan
Psikologi perkembanganpramithasari27
 
KENAKALAN REMAJA PP.pptx
KENAKALAN REMAJA  PP.pptxKENAKALAN REMAJA  PP.pptx
KENAKALAN REMAJA PP.pptxLydiaNasrul
 
2. fitrah manusia
2. fitrah manusia2. fitrah manusia
2. fitrah manusiaDya Imani
 
Perkembangan Sosial, Moral dan Agama Peserta Didik.pptx
Perkembangan Sosial, Moral dan Agama Peserta Didik.pptxPerkembangan Sosial, Moral dan Agama Peserta Didik.pptx
Perkembangan Sosial, Moral dan Agama Peserta Didik.pptxardise2
 
PPT PROBLEMATIKA PESERTA DIDIK.pptx
PPT PROBLEMATIKA PESERTA DIDIK.pptxPPT PROBLEMATIKA PESERTA DIDIK.pptx
PPT PROBLEMATIKA PESERTA DIDIK.pptxzikrillahelzikrie
 
Konsep Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal
Konsep Pendidikan Berbasis Kearifan LokalKonsep Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal
Konsep Pendidikan Berbasis Kearifan LokalIndra Lasmana
 
Perkembangan Personaliti Remaja Menurut Islam
Perkembangan Personaliti Remaja Menurut IslamPerkembangan Personaliti Remaja Menurut Islam
Perkembangan Personaliti Remaja Menurut IslamBudak Baik
 

Ähnlich wie Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas (20)

Pengertian anak
Pengertian anakPengertian anak
Pengertian anak
 
Makalah ppd ! L univ pgri palembang
Makalah ppd ! L univ pgri palembangMakalah ppd ! L univ pgri palembang
Makalah ppd ! L univ pgri palembang
 
Tugas perkembangan remaja
Tugas perkembangan remajaTugas perkembangan remaja
Tugas perkembangan remaja
 
Td10003 latihan 1 jenry saiparudin
Td10003 latihan 1 jenry saiparudinTd10003 latihan 1 jenry saiparudin
Td10003 latihan 1 jenry saiparudin
 
20110103190107 pengertian personaliti dan sahsiah dimurnikan 2 2010-2011
20110103190107 pengertian personaliti dan sahsiah dimurnikan 2 2010-201120110103190107 pengertian personaliti dan sahsiah dimurnikan 2 2010-2011
20110103190107 pengertian personaliti dan sahsiah dimurnikan 2 2010-2011
 
pendidikan
pendidikanpendidikan
pendidikan
 
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
 
Makalah pendidikan karakter
Makalah pendidikan karakterMakalah pendidikan karakter
Makalah pendidikan karakter
 
Psikologi Perkembangan
Psikologi PerkembanganPsikologi Perkembangan
Psikologi Perkembangan
 
Psikologi Perkembangan
Psikologi PerkembanganPsikologi Perkembangan
Psikologi Perkembangan
 
Internalisasi Nilai Islam Dalam Kenakalan Remaja
Internalisasi Nilai Islam Dalam Kenakalan RemajaInternalisasi Nilai Islam Dalam Kenakalan Remaja
Internalisasi Nilai Islam Dalam Kenakalan Remaja
 
Psikologi perkembangan
Psikologi perkembanganPsikologi perkembangan
Psikologi perkembangan
 
What is parenting - parenting
What is parenting - parentingWhat is parenting - parenting
What is parenting - parenting
 
KENAKALAN REMAJA PP.pptx
KENAKALAN REMAJA  PP.pptxKENAKALAN REMAJA  PP.pptx
KENAKALAN REMAJA PP.pptx
 
2. fitrah manusia
2. fitrah manusia2. fitrah manusia
2. fitrah manusia
 
Perkembangan Sosial, Moral dan Agama Peserta Didik.pptx
Perkembangan Sosial, Moral dan Agama Peserta Didik.pptxPerkembangan Sosial, Moral dan Agama Peserta Didik.pptx
Perkembangan Sosial, Moral dan Agama Peserta Didik.pptx
 
PPT PROBLEMATIKA PESERTA DIDIK.pptx
PPT PROBLEMATIKA PESERTA DIDIK.pptxPPT PROBLEMATIKA PESERTA DIDIK.pptx
PPT PROBLEMATIKA PESERTA DIDIK.pptx
 
Konsep Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal
Konsep Pendidikan Berbasis Kearifan LokalKonsep Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal
Konsep Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal
 
Perkembangan Personaliti Remaja Menurut Islam
Perkembangan Personaliti Remaja Menurut IslamPerkembangan Personaliti Remaja Menurut Islam
Perkembangan Personaliti Remaja Menurut Islam
 
Tugas perkembangan
Tugas perkembanganTugas perkembangan
Tugas perkembangan
 

Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia tidak dapat mengelakkan diri dari proses regenerasi, berupa berakhirnya peranan suatu generasi untuk diganti oleh generasi berikutnya. Proses tersebut berlangsung secara alamiah sesuai ketentuan Tuhan. Pergantian terjadi karena manusia tidak dapat mengelakkan diri dari perkembangan dan pertumbuhan menjadi tua, sehingga tidak seorang pun dapat menghindar dari kematian. Bersamaan dengan itu lahir pula anak-anak manusia, yang dalam pertumbuhan dan perkembangannya makin menjadi besar dari waktu ke waktu, hingga sampai pada saat kedewasaannya masing-masing. Generasi baru itu harus meneruskan sejarah kehidupan manusia dengan menggantikan peranan generasi terdahulu, baik yang telah mengundurkan diri karena usia tua, menjadi lemah dan tak berdaya, maupun karena telah menutup usianya. Siklus ini tidak akan pernah berhenti selama di muka bumi ini masih ada kehidupan, atau sampai kiamat tiba. Namun pergantian generasi jangan sekadar bergantinya sekumpulan manusia dari yang tua menjadi muda. Generasi pengganti itu haruslah berkualitas agar dapat melanjutkan tugas generasi sebelumnya dalam mengelola bumi dan peradaban dengan baik. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian dari anak berkualitas ? 2. Apa saja faktor yang memengaruhi pembentukan anak berkualitas ? 3. Bagaimana membentuk anak berkualitas ? 1
  • 2. 1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian dari anak berkualitas. 2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang memengaruhi pembentukan anak berkualitas. 3. Untuk mengetahui cara yang harus ditempuh untuk membentuk anak berkualitas. 2
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN ANAK BERKUALITAS Perkataan “kualitas” menunjukkan kondisi sesuatu dibandingkan dengan suatu ukuran tertentu, berdasarkan norma-norma atau nilai-nilai terbaik mengenai sesuatu itu. Ukuran dari nilai-nilai itu sendiri adalah abstrak, sehingga ketika disebutkan istilah “generasi berkualitas”, definisi atau pengertian langsung dari istilah itu tidaklah begitu diperlukan karena maknanya tidak akan lebih jelas daripada istilah yang didefinisikan. Yang lebih penting untuk disampaikan di sini adalah ciri- ciri dari generasi berkualitas tersebut. Ciri-ciri generasi berkualitas dilihat dari beberapa aspek penting, yakni aspek fisik/jasmani, aspek psikis/psikologis, aspek sosial dan kultural, serta aspek spiritual dan moral. a. Aspek Fisik / Jasmani Generasi berkualitas berarti generasi yang dari segi jasmani menunjukkan tingkat kesehatan yang baik. Kesehatan jasmani dipengaruhi oleh jenis dan kualitas makanan sejak dilahirkan, pada masa kanak-kanak, remaja, dan masa dewasa. Faktor lain yang ikut berpengaruh adalah kebersihan dalam menjalani kehidupan baik kebersihan diri, rumah dan lingkungan tempat tinggal. Kualitas jasmani ditentukan sejak masa konsepsi yang merupakan pengaruh dan tanggung jawab orang tua. Setelah seseorang berangsur besar dan dewasa, maka memelihara 3
  • 4. kesehatan jasmani merupakan tanggung jawab individu itu sendiri. b. Aspek Psikis / Psikologis Psikologis yang berkualitas diukur dari tingkat pengembangan dan pendayagunaan potensi-potensi yang terdapat di dalamnya, seperti bakat, minat, kemampuan berpikir, pengendalian emosi, kepedulian sosial dan lain-lain. Kualitas psikologis meliputi : aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Secara kognitif, generasi berkualitas berarti memiliki kemampuan berpikir yang tajam, pemahaman yang dalam, dan pengetahuan serta wawasan yang luas. Manusia berkualitas memiliki pengetahuan yang memadai, berupa pengetahuan umum dan khusus di bidangnya. Kemudian kaitannya dengan tantangan global dan modernitas di zaman sekarang ini, penguasaan atas ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) menjadi syarat mutlak bagi tegaknya generasi dalam suatu kelompok masyarakat agar tidak tertinggal oleh generasi dari kelompok masyarakat atau negara lain. Dari segi afektif, generasi berkualitas memiliki kecerdasan emosi yang baik. Dia memiliki kemandirian, rajin dan senang bekerja, sanggup bekerja keras, tekun, gigih, disiplin, berani merebut kesempatan, jujur, mampu bersaing dan bekerja sama, dapat dipercaya dan mempercayai orang lain serta tidak mudah putus asa. Dan dari aspek psikomotorik, dia memiliki keterampilan atau keahlian tertentu sebagai hasil pengembangan dan pendayagunaan potensi psikologis, yang memungkinkan untuk menjadi sumber daya manusia yang produktif. Karakteristik ini dimaksudkan bahwa manusia berkualitas mampu mewujudkan bakat dan minatnya menjadi 4
  • 5. keterampilan dan bahkan keahlian, untuk memasuki lapangan kerja dan mempunyai penghasilan. c. Aspek Sosial dan Kultural Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial yang harus menjalani kehidupan bersama dan dalam kebersamaan dengan orang lain. Perwujudannya dalam kebersamaan tidak sekadar mampu bergaul dengan orang lain, tetapi juga memiliki kepekaan dan kepedulian sosial yang tinggi. Misalnya, menolong orang lain yang berada dalam kesusahan, suka bergotong royong, dan senang beroganisasi (Nawawi dan Martini, 1994). d. Aspek Spiritual dan Moral Aspek spiritual terwujud dalam kualtas iman dan takwa, yang berarti kemampuan mengendalikan diri untuk tidak melanggar yang diperintahkan dan sebaliknya tidak memperturutkan sesuatu yang dilarang oleh Tuhan. Manusia yang beriman tidak menghalalkan segala cara untuk mencapai kesuksesan. Kualitas spiritual (iman dan takwa, hubungan manusia dengan Tuhan) terimplementasi dalam akhlak atau moral (hubungan manusia dengan sesamanya). Akhlak terhadap ibu dan bapak adalah dengan berbuat baik dan berterima kasih kepada keduanya. Akhlak terhadap orang lain, yaitu bersikap sopan dan santun terhadap sesama, tidak sombong, tidak angkuh, berjalan sederhana dan bersuara lembut. 5
  • 6. 2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN ANAK BERKUALITAS Terbentuknya generasi berkualitas dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang mendukung maupun yang menghambat. Dalam sejarah perkembangan manusia, ada tiga lingkungan yang berpengaruh pada kepribadian dan kualitas dirinya. Lingkungan itu adalah keluarga, lembaga pendidikan formal, dan masyarakat, ditambah faktor negara dan global. 1. Keluarga. Keluarga merupakan institusi pertama yang ditemui seorang anak dalam perjalanan hidupnya. Keluarga adalah awal dari pengenalan dan pemahaman setiap anak mengenai kehidupan. Perkembangan kepribadian seorang anak sangat dipengaruhi keadaan dan pola pengasuhan dalam keluarganya. Oleh karena itu, peranan keluarga dalam proyek pembentukan generasi berkualitas sangat penting untuk ditekankan. Sejak kelahiran, setiap manusia telah membawa sifat-sifat keturunan sebagai akibat pertemuan gen kedua orang tuanya. Sifat- sifat keturunan itu mewujud dalam aspek fisik seperti bentuk rambut dan postur tubuh, maupun aspek psikis seperti bakat, inteligensi, dan sifat-sifat kepribadian. Kondisi dasar ini akan tumbuh dan berkembang secara alamiah dan tidak dapat diubah, namun bukan berarti tidak dapat dipengaruhi dan diarahkan. Peranan keluarga dalam mempersiapkan generasi baru berkualitas, pertama sekali adalah dengan mewujudkan pemeliharaan yang terbaik. Setiap anak memerlukan untuk tumbuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang sehat. Agar tercipta anak-anak yang berkualitas, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan. 6
  • 7. Gambar 1. Pendidikan Keluarga Pertama, aspek fisik atau jasmani. Artinya, setiap anak memiliki hak untuk dipenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan dari orang tuanya secara halal dan baik. Kedua, aspek psikologis. Setiap anak berhak hidup dalam lingkungan yang memiliki hubungan harmonis antar anggota keluarga (suami isteri, anak, atau anggota keluarga lainnya). Hubungan seperti ini yang akan membentuk kepribadian anak secara positif. Sebaliknya, kehidupan yang diwarnai dengan pertengkaran, makian, bentakan, dan kemarahan akan memberi dampak negatif bagi perkembangan psikologis anak. Ketiga, aspek spiritual. Setiap anak juga membutuhkan lingkungan yang senantiasa menanamkan akidah (nilai keimanan), bahwa Allah satu-satunya yang kuasa dan berhak disembah, bahwa Allah tidak boleh dipersekutukan dengan apapun. Hal ini dapat dilakukan dengan penanaman ajaran agama dan pembiasaan melakukan ibadah. Keempat, aspek sosiologis dan kultural. Setiap anak juga membutuhkan lingkungan sosial dan kultural sosial dan kultur yang sehat dan humanis, sehingga membantu anak memahami realitas kehidupan. 7
  • 8. Karena begitu pentingnya peranan keluarga dalam pembentukan generasi berkualitas ini, hendaknya setiap manusia, laki-laki dan perempuan, harus sudah memikirkan model keluarga yang bagaimana yang hendak ia bentuk sejak ia beranjak dewasa dan mulai memilih pasangan. Generasi yang baik adalah apabila dihasilkan dari pasangan-pasangan yang baik pula. Itulah sebabnya diciptakan pernikahan, karena dengan pernikahan itu nantinya akan dihasilkan generasi yang baik. Dan ini dimulai dari bagaimana cara memilih pasangan hidup. Sikap selektif dan terencana dalam memilih pasangan hidup akan membawa pada terbentuknya keluarga yang diharapkan. Untuk mewujudkan keluarga dan anak-anak yang berkualitas, diperlukan perencanaan yang matang. Setiap keluarga harus dapat memerhitungkan anak-anak yang mungkin lahir, karena kehadiran seorang anak atau manusia baru memerlukan banyak kebutuhan, antara lain, makan, pakaian, tempat tinggal, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. 2. Lembaga Pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis untuk menghasilkan manusia-manusia yang terpelajar, memiliki kapasitas intelektual dan keterampilan tertentu. Oleh karena itu peranan lembaga pendidikan dalam pembentukan generasi sangat krusial. Seringkali kualitas seseorang diukur dari seberapa tinggi pendidikannya. Meski tidak sepenuhnya tepat, hal itu memang banyak benarnya. Maka agar sebuah generasi menjadi generasi yang kuat dan berkualitas, pendidikan dan lembaga pendidikan harus mendapat perhatian yang khusus. Sebisa mungkin, pendidikan diselenggarakan 8
  • 9. dalam lembaga dan sistem yang baik, yang memungkinkan anak didik mencapai segenap kualitas yang diperlukan olehnya dalam mengarungi kehidupan. Pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak yang berkepentingan, keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Permasalahan yang kita hadapi sekarang ini di negara kita, lembaga pendidikan berkualitas baik identik dengan biaya yang mahal. Sedangkan lembaga pendidikan dengan biaya yang sedang atau murah, kualitasnya pun disesuaikan. Ada juga yang mengeluhkan, lembaga pendidikan, khususnya yang formal, lebih banyak menitikberatkan pada aspek kognitif atau intelektual, dan kurang menyentuh aspek moral. Gambar 2. Pendidikan Sekolah 3. Lingkungan Masyarakat Masyarakat adalah lingkungan sekitar di mana seorang anak tumbuh dan dibesarkan. Bagi seorang anak, pada mulanya masyarakat berarti teman-teman sepermainan tempat di mana dia mulai bersosialisasi dengan orang-orang di luar anggota keluarganya. Seiring dengan pertumbuhan usianya, pergaulannya pun akan semakin meluas, dengan tetangga, komunitas kecil di kampung, hingga masyarakat di luar kampungnya. 9
  • 10. Lingkungan masyarakat dengan segala sistem nilai dan normanya sangat berpengaruh pada kepribadian seseorang. Masyarakat yang permisif dan materialistik akan cenderung menghasilkan individu-individu yang permisif dan materialistik pula. Masyarakat yang suka bekerja keras dan kreatif akan membuat individu-individu di dalamnya suka pula bekerja keras dan kreatif. Maka agar suatu generasi menjadi generasi yang berkualitas, ia memerlukan tumbuh dalam lingkungan masyarakat yang berkualitas pula, dengan sistem nilai dan norma yang akan mendukung dan mengarahkan kepribadiannya menjadi baik. Tidak mudah membentuk masyarakat yang baik, dan terlebih karena hal itu bukan semata tanggung jawab individu atau suatu keluarga, melainkan memerlukan kerjasama berbagai pihak dan pemerintah. 4. Negara dan Lingkungan Global Negara dapat dikatakan sebagai masyarakat dalam lingkup yang lebih luas, dan dunia (lingkungan global) adalah masyarakat dalam lingkup yang lebih luas lagi. Peranan negara dalam pembentukan generasi berkualitas melibatkan penyediaan berbagai sarana dan prasarana yang memadai untuk segenap aktivitas warganya, juga pembuatan kebijakan-kebijakan dan peraturan yang mendukung berlangsungnya aktivitas-aktivitas itu. Bidang-bidang kehidupan seperti pendidikan, ekonomi, politik, kebudayaan, agama, dll., sangat memerlukan keterlibatan negara dalam pengaturannya. Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 mencantumkan kalimat ”mencerdaskan kehidupan bangsa” sebagai salah satu tujuan penyelenggaraan kehidupan bernegara. Artinya, pembentukan generasi yang berkualitas merupakan tanggung jawab negara, di samping segenap elemen masyarakat dan keluarga. Pola kebijakan negara dalam pendidikan, ekonomi, dan lain sebagainya, akan sangat berpengaruh pada berhasil-tidaknya pembentukan generasi yang berkualitas. 10
  • 11. Kemudian di era globalisasi dan informasi sekarang ini, dunia seolah-olah menjadi menyempit sehingga apa yang terjadi di belahan dunia lain dapat dengan mudah dan cepat kita ketahui. Ketika televisi dan internet sudah tersaji di rumah kita, pada saat itu sebenarnya Barack Obama dan Christiano Ronaldo telah menjadi tetangga kita. Tidak jarang peristiwa yang terjadi di Afrika dan Amerika lebih cepat kita ketahui daripada kebakaran atau pencurian di RT tetangga. Keadaan ini, disadari atau tidak, langsung atau tidak langsung, akan berpengaruh pada keadaan diri kita, baik secara psikologis, sosial, moral, maupun spiritual. Baik atau buruknya keadaan itu mungkin bukan kita yang menentukan. Namun kita dapat melakukan seleksi atas informasi yang kita perlukan, mengambil hanya yang baik dan membuang yang berdampak negatif. Di sisi lain, mendidik anak berkualitas merupakan upaya yang harus melibatkan semua pemangku kepentingan dalam pendidikan, baik pihak keluarga, sekolah dan lingkungan sekolah dan juga masyarakat luas. Oleh karena itu, langkah awal yang perlu dilakukan adalah membangun kembali kemitraan dan jejaring pendidikan yang kelihatannya mulai terputus diantara ketiga stakeholder’s terdekat dalam lingkungan sekolah yaitu guru, keluarga dan masyarakat. Pembentukan dan pendidikan karakter tidak akan berhasil selama stakeholder lingkungan pendidikan tidak ada kesinambungan dan keharmonisan. Dengan demikian, rumah tangga dan keluarga sebagai lingkungan pembentukan dan pendidikan karakter pertama dan utama harus lebih diberdayakan yang kemudian didukung oleh lingkungan dan kondisi pembelajaran di sekolah yang memperkuat siklus pembentukan tersebut. Di samping itu tidak kalah pentingnya pendidikan di masyarakat. Lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi terhadap karakter dan watak seseorang. 11
  • 12. Lingkungan masyarakat luas sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan penanaman nilai-nilaietika, estetika untuk pembentukan karakter. Situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang dianutnya, memengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara keseluruhan. Jika sistem nilaidan pandangan mereka terbatas pada kini dan disini, maka upaya dan ambisinya terbatas pada hal yang sama. 2.3 MEMBENTUK ANAK BERKUALITAS Membentuk anak yang berkualitas tidak dapat lepas dari pendidikan yang harus diberikan oleh orang tua dan pendidik kepada anak sedini mungkin. Pendidikan-pendidikan tersebut adalah : 1. Pendidikan Keagamaan Ini adalah hal yang utama perlu ditekankan pada seorang anak ; seorang anak perlu tahu siapa Tuhannya, cara beribadah, dan bagaimana memohon berkat dan mengucap syukur. Tunjukkan buku, gambar, dan cerita-cerita yang bisa menginspirasi si anak yang berhubungan dengan keagamaan tersebut. Jika memungkinkan, ajak anak anda untuk ikut ke tempat ibadah bersama. Semakin dini kita menanamkan hal ini pada seorang anak, akan semakin kuat ahlak dan keyakinan akan Tuhan di dalam diri anak kita. 2. Kualitas Input yang Diterima Seorang anak pada usia dibawah 10 tahun belum mempunyai fondasi yang kuat dalam prinsip hidup, cara berpikir, dan tingkah laku. Artinya, semua hal yang dilihat, didengar, dan dirasakan olehnya selama masa pertumbuhan tersebut akan diserap semuanya oleh pikiran dan dijadikan sebagai dasar atau prinsip dalam hidupnya. Adalah tugas orang tua untuk memilah dan menentukan, input-input mana saja yang perlu dimasukkan,dan mana yang perlu 12
  • 13. dihindarkan. Menonton televisi misalnya, tidaksemua acara itu bagus. Demikian juga dengan membaca majalah, menontonfilm, mendengarkan radio, dan sebagainya. 3. Anak adalah Peniru yang Baik Ada istilah “Monkey see, Monkey Do”; artinya seekor monyet biasanya akan bertindak berdasarkan apa yang telah dilihatnya. Demikian pula seorang anak. Anak perlu figur seorang tokoh yang dikagumi, yang akan ditiru di dalam tindakan sehari-harinya. Pilihan utamanya biasanya akan jatuh pada orang tua. Dan seorang anak akan lebih percaya pada apa yang dilihat daripada apa yang dikatakan orang tua. Jadi saatorang tua mengatakan satu nasehat, misalnya jangan tidur malam-malam,tapi orang tuanya sendiri selalu bekerja sampai larut malam, jelas ini bukan cara mendidik yang baik. Ajarkan sesuatu melalui contoh, dengan tindakan kita sendiri, akan membuat anak meniru dan mengembangkannya menjadi suatu kebiasaan dan karakter di dalam pertumbuhannya. 4. Tiga Perilaku Dasar dalam Komunikasi Sejak kecil, seorang anak perlu dididik tiga perilaku dasar dalam komunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Yang pertama adalah harus belajar mengucapkan “terima kasih” kepada siapa saja yang sudahmemberikan sesuatu kepadanya, yang kedua adalah harus belajar mengucapkan kata “tolong” apabila ingin meminta bantuan kepada orang di sekitarnya, dan yang ketiga adalah belajar mengucapkan kata “maaf” apabila memang bersalah. Kalau anak kita sudah terbiasa mengucapkannya sejak kecil, perilakunya akan lebih menghargai orang lain. Karakter, kepribadian, dan kualitas seorang anak sangat ditentukan oleh pendidikan dan input yang diterimanya dari orang tua.Bila orang tua kurang memberikan bimbingan ini secara maksimal, maka peran ini akan diambil alih 13
  • 14. oleh lingkungan, yang mana bisa memberikan berbagai macam input yang lebih banyak negatifnya daripada positifnya. 14
  • 15. BAB III PENUTUP 3.1 SIMPULAN Perkataan “kualitas” menunjukkan kondisi sesuatu dibandingkan dengan suatu ukuran tertentu, berdasarkan norma-norma atau nilai-nilai terbaik mengenai sesuatu itu. Ukuran dari nilai-nilai itu sendiri adalah abstrak, sehingga ketika disebutkan istilah “generasi berkualitas”, definisi atau pengertian langsung dari istilah itu tidaklah begitu diperlukan karena maknanya tidak akan lebih jelas daripada istilah yang didefinisikan. Yang lebih penting untuk disampaikan di sini adalah ciri- ciri dari generasi berkualitas tersebut. Ciri-ciri generasi berkualitas dilihat dari beberapa aspek penting, yakni aspek fisik/jasmani, aspek psikis/psikologis, aspek sosial dan kultural, serta aspek spiritual dan moral. Terbentuknya generasi berkualitas dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang mendukung maupun yang menghambat. Dalam sejarah perkembangan manusia, ada tiga lingkungan yang berpengaruh pada kepribadian dan kualitas dirinya. Lingkungan itu adalah keluarga, lembaga pendidikan formal, dan masyarakat, ditambah faktor negara dan global. Membentuk anak yang berkualitas harus dimulai sejak dini, lewat pendidikan keagamaan, pendidikan etika, agar anak dapat menghadapi kehidupan dengan baik. 3.2 SARAN Bertitik tolak dari penulisan makalah ini, penulis merasa perlu memberikan beberapa saran sebagai berikut : 15
  • 16. Perlu adanya keseriusan dan kesungguhan para pendidik dalam semua tingkatan lembaga pendidikan sebagai usaha untuk pendewasaan diri yang optimal. Hendaknya masing-masing lembaga pendidikan menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya dalam usaha turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan hasil karya ini, semoga memberikan warna baru bagi pelaku- pelaku pendidikan untuk menggunakan kemampuan diri dalam menjalani pendidikan yang berkualitas. Penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi menyempurnakan makalah ini sangatlah diharapkan. 16
  • 17. DAFTAR PUSTAKA www.dokteranak.com Gunarsa, Prof. Dr. Singgih D. 1981. Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta : BPK Gunung Mulia. 17