Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan diskusi kelompok di Posyandu. Diskusi kelompok merupakan metode belajar yang melibatkan peserta secara aktif untuk membahas topik-topik kesehatan. Langkah-langkah pelaksanaannya meliputi persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kader perlu memahami perbedaan antara penyuluhan dan diskusi serta menggunakan berbagai metode dan media untuk memandu diskusi secara efektif
1. MATERI 8
PELAKSANAAN
DISKUSI
KELOMPOK
Manjilala | www.gizimu.com
2. TUJUAN BELAJAR
• Peserta dapat menjelaskan perbedaan
penyuluhan dengan diskusi kelompok
• Peserta dapat menjelaskan langkah-langkah
menyelenggarakan diskusi kelompok.
• Peserta dapat menyebutkan jenis-jenis media
dan metode belajar
• Peserta dapat menyebutkan sikap pemandu
diskusi kelompok yang baik dan partisipatif
3. DISKUSI
Apakah
perbedaan utama
antara gambar
pertama
(Penyuluhan) dan
gambar kedua
(Diskusi
Kelompok)?
Jelaskan
apa manfaat
kegiatan diskusi
kelornpok seperti
yang diperiihatkan
pada gambar
4. PENGERTIAN DISKUSI
KELOMPOK
Kegiatan diskusi kelompok di
Posyandu yaitu kegiatan di luar hari
buka Posyandu untuk membahas
suatu topik atau permasalahan,
khususnya mengenai topik-topik
kesehatan keluarga, ibu dan anak
5. PERBEDAAN PENYULUHAN
DENGAN DISKUSI KELOMPOK
1. PENYULUHAN
• Penyuluhan adalah cara belajar yang
kurang partisipatif atau tidak banyak
melibatkan peserta (lihat slide sebelumnya).
Meskipun penyuluh bisa juga memberi
kesempatan kepada peserta untuk
bertanya, tetapi masih lebih banyak peran
penyuluh daripada peran peserta.
• Penyuluh bersikap seperti guru dan lebih
banyak memberitahu peserta tentang cara
memecahkan masalah
6. PERBEDAAN PENYULUHAN DENGAN
DISKUSI KELOMPOK (lanjut)
2. DISKUSI KELOMPOK
• Kegiatan kelompok belajar merupakan cara
atau metode belajar yang bersifat partispatif
atau melibatkan peserta secara aktif.
Pemimpin diskusi berperan sebagai
pemandu, bukan sebagai guru.
• Pemandu bertugas untuk mendorong
peserta agar aktif mengemukakan
pengalaman dan gagasan tentang
memikirkan cara memecahkan suatu
masalah. Pemandu hanya memberi saran-
saran apabila diperlukan
7. MANFAAT DISKUSI KELOMPOK
• Karena caranya dengan saling bertukar pengalaman
diantara masyarakat mengenai cara melaksanakan
upaya meningkatkan kesehatan ibu, anak dan
keluarga, maka kegiatan belajar menjadi lebih mudah
dihayati oleh peserta.
• Menciptakan suasana belajar yang akrab dan santai
sehingga masyarakat tidak merasa seperti sedang
belajar di kelas. Dengan demikian, diharapkan mereka
menyukai kegiatan belajar untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya mengenai cara-
cara meningkatkan kesehatan ibu, anak dan keluarga
8. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
KEGIATAN DISKUSI KELOMPOK
1. TAHAPAN PERSIAPAN
1. Mengundang Peserta
– Kader akan mudah mengundang keluarga balita pada
saat mereka nadir pada hari buka Posyandu untuk
menimbang bayi/balita mereka.
– Ingat, peserta dibatasi yaitu 12-15 orang saja, paling
banyak 20 orang per kelompok. Apabila banyak peserta
yang berminat, bisa dibuat beberapa kelompok kecil
yang masing-masing dipandu oleh satu atau dua orang
kader.
2. Menetapkan Waktu Diskusi Kelompok
– Apabila peserta diundang pada hari Posyandu,
sebaiknya kegiatan diskusi kelompok ini dilaksanakan
beberapa hari sesudah hari Posyandu.
– Bisa juga kegiatan ini dilakukan pada hari arisan atau
hari pengajian, yaitu sesudah kegiatan itu selesai
9. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
KEGIATAN DISKUSI KELOMPOK
1. TAHAPAN PERSIAPAN (Lanjut)
3. Menentukan Tempat Diskusi Kelompok
– Dari hasil diskusi dengan ibu-ibu, salah satu alasan yang membuat
mereka enggan datang ke Posyandu adalah jarak yang jauh dari
rumah mereka. Untuk mengatasi masalah jarak, kader sebaiknya
membuat pertemuan kelompok untuk petugas yang rumahnya
berdekatan (kelompok dasa wisma).
– Pertemuan bisa dilaksanakan dirumah salah seorang ibu atau
kader, di kantor Posyandu, atau di tempat yang paling mudah
dijangkau peserta. Sebaiknya tempat pertemuan cukup untuk 12-15
orang bisa duduk melingkar tanpa ada yang duduk di belakang.
4. Pembagian Tugas Tim Pemandu
– Apabila kelompok akan dipandu 2 orang kader, tentukan siapa yang
menjadi pemandu utama dan siapa yang menjadi pengamat.
– Kader perlu juga membagi tugas tentang siapa dan kapan akan
mengundang kembali para ibu (misalnya dengan undangan lisa dari
mulut ke mulut).
5. Persiapan Materi Belajar
– Kader Posyandu yang akan memandu diskusi kelompok harus
menguasai materi diskusi yang bersangkutan. Bacalah bahan-
bahan mengenai materi yang bersangkutan dari berb-agai bacaan
dan bahan pegangan untuk kader
10. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
KEGIATAN DISKUSI KELOMPOK
2. TAHAPAN PELAKSANAAN
1. Pengaturan Tempat
– Kader mengatur tempat belajar sedemikian rupa sehingga
semua peserta bisa duduk melingkar, tanpa ada seorang pun
yang duduk di belakang orang lainnya.
– Kader menempatkan diri diantara peserta sehingga terlihat
membaur tanpa jarak dengan peserta lainnya. Suasana akan
lebih santai apabila semua orang duduk diatas tikar. Apabila
cuaca baik, bisa dilakukan dibawah pohon atau dihalaman.
2. Pelaksanaan Kegiatan Diskusi
– Kader memandu kegiatan belajar sesuai dengan topik yang
sudah dipersiapkan.
– Kader menggunakan media untuk membantu proses diskusi.
– Disarankan agar diskusi dilaksanakan paling lama 1 jam saja.
– Kegiatan diskusi ditutup dengan rangkuman dan kesimpulan
diskusi
3. TAHAPAN SESUDAH PELAKSANAAN
Mencatat hasil kegiatan pada Buku Bantuan Kader
11. DISKUSI
Metode-metode mana saja yang biasa dipergunakan oleh kader?
Media-media mana saja yang biasa dipergunakan oleh kader?
METODE
MEDIA
12. METODE BELAJAR
Metode belajar adalah cara melakukan
kegiatan belajar untuk membahas suatu
materi tertentu. Kader sebaiknya mencoba
menggunakan berbagai macam metode
agar kegiatan belajar lebih menarik dan
bervariasi
13. CONTOH METODE BELAJAR
Metode ini kurang melibatkan peserta (tidak partisipasif) karena
Penyuluhan penyuluh akan menyampaikan materi belajar melalui ceramah
sedangkan peserta lebih banyak menjadi pendengar saja.
Metode ini mendorong peserta berpartisipasi secara aktif karena
Diskusi
peserta merupakan kelompok-kelompok kecil untuk melaksanakan
Kelompok
pembahasan suatu materi bersama-sama
Metode ini melibatkan semua peserta dalam sebuah permainan
yang menggambarkan proses yang sesungguhnya terjadi di
masyarakat. Misalnya : seseorang berperan sebagai kader
Simulasi
Posyandu, sedangkan peserta lain berperan sebagai masyarakat,
kemudian melakukan sesuatu seolah-olah berada dalamkeadaan
yang sesungguhnya di desa. Hasil simulasi kemudian didiskusikan.
Metode ini memerlukan beberapa peserta sebagai pemain,
kemudian melaksanakan sepenggal adegan/peristiwa. Peserta
Sandiwara lainnya yang tidak ikut bermain, bertindak sebagai penonton.
Setelah sandiwara, dilanjutkan dengan diskusi tentang adegan
tersebut.
14. CONTOH METODE BELAJAR
(lanjut)
Metode ini biasanya digunakan untuk memberikan contoh
dalam melakukan sesuatu yang bersifat teknis. Misalnya :
Peragaan / cara mengisi Kartu Menuju Sehat (KMS) dan cara
Demonstrasi membuat Larutan Gula Garam (LGG) untuk anak yang
diare. Setelah itu, peserta melakukan praktek (mencoba)
apa yang telah diperagakan.
Biasanya, demonstrasi dianggap cukup untuk
memperkenalkan sesuatu yang bersifat teknis
Praktek (ketrampilan) sehingga kemudian dilakukan praktek.
Misalnya : ibu-ibu mempraktekkan cara mengisi KMS dan
membuat LGG dibimbing oleh kader Posyandu
Metode ini digunakan untuk melihat langsung suatu
Kunjungan
keadaan dan kemudian membahas keadaan itu bersama-
lapangan
sama, langsung di lokasi kejadian.
15. MEDIA BELAJAR
• Media belajar adalah alat bantu dalam
melakukan kegiatan belajar. Berbagai
bentuk media ini antara lain adalah :
lembar balik, kartu konseling, poster,
buklet, brosur, lembar simulasi
(beberan), lembar kasus, komik, alat
peraga dan sebagainya.
• Manfaat media belajar antara lain agar
proses belajar menjadi lebih menarik
serta lebih mudah dilaksanakan
16. BISAKAH KADER MEMBUAT
MEDIA SENDIRI?
• Kader Posyandu sebaiknya tidak tergantung
pada media cetak yang mahal dan mungkin
sulit didapat. Kader bisa membuat sendiri
media belajaryang sederhana.
• Misalnya : membuat kartu-kartu untuk bahan
diskusi, yang digambar sederhana asalkan
bisa dimengerti. Bisa juga dengan mencari
gambaryang sesuai dari majalah bekas atau
ditulis tangan saja, kemudian digunting sendiri
17. CARA MEMANDU DISKUSI
KELOMPOK
• Kader meminta peserta untuk saling memperkenalkan diri, juga
menyebutkan jumlah dan umur anak, serta berapa yang masih
bayi / balita.
• Kader memperlihatkan lembar gambar dari LEMBAR BALIK dan
menyampaikan topik yang akan dibahas pada pertemuan ini.
• Kader meminta seorang ibu untuk memegang gambar dari
LEMBAR BALIK tersebut dan menjelaskan apa yang terdapat
pada gambar kepada peserta lainnya. Peserta lain
menambahkan atau mengajukan pendapatnya tentang apa yang
terdapat pada gambar.
• Kader memperlihatkan kartu-kartu kecil bergambar (KARTU
KONSELING) kepada peserta yang berhubungan dengan
gambar besar (LEMBAR BALIK).
• Kader meminta beberapa ibu untuk memegang masing-masing 1
kartu/gambar kecil (KARTU KONSELING) dan berdiskusi dengan
teman disamping kiri-kanannya tentang apa yang ada dalam
gambar tersebut.
• Kader meminta masing-masing ibu yang memegang gambar
kecil (KARTUKONSELING) untuk menjelaskan kepada peserta
lainnya. Peserta lain menambahkan atau mengajukan
pendapatnya tentang apa yang terdapat pada gambar.
18. CARA MEMANDU DISKUSI
KELOMPOK (lanjut)
• Setelah selesai, kader mengambil kembali gambar kecil (KARTU
KONSELING) dan memandu ibu-ibu untuk mendiskusikan materi
dengan menggunakan "bahan diskusi" yang terdapat dibelakang
gambar besar (LEMBAR BALIK).
• Bahaslah satu per satu pertanyaan yang ada di "bahan diskusi"
dari gambar besar (LEMBAR BALIK). Sampaikan hal-hal yang
belum dikemukakan oleh peserta saja.
• Sebelum penutupan, kader mengajak peserta mengemukakan
pendapatnya tentang 2 hal berikut ini :
• Apa yang mereka pelajari dari proses belajar ini ?
• Apa yang sudah atau ingin mereka terapkan dari materi belajar
ini ?
• Kader kemudian merangkum dan menyampaikan kesimpulan
hasil pertemuan
19. APA YANG TIDAK BOLEH
DILAKUKAN OLEH PEMANDU
1 Pemandu menggunakan media untuk banyak bicara (ceramah)
Pemandu tidak membuat peserta memegang dan menggunakan
2
media
3 Pemandu tidak berusaha memancing peserta untuk bicara
4 Pemandu menyalahkan pendapat peserta
5 Pemandu memihak pada salah satu peserta
6 Pemandu membiarkan diskusi menjadi debat kusir
7 Pemandu menggunakan bahasa yang sulit dimengerti
Pemandu tidak memberi saran atau masukan bila peserta bingung
8
atau salah
Pemandu tidak terbuka atau tidak mau mengakui hal yang tidak
9
diketahuinya
10 Pemandu tidak membahas topik diskusi secara tuntas
20. SIMULASI
• SELANJUTNYA KAMI MINTA
KESEDIANAN SALAH SEORANG
PESERTA UNTUK MEMPERAGAKAN
CARA PENGGUNAAN LEMBAR BALIK
DAN KARTU KONSELING
• PESERTA YANG DISILAHKAN UNTUK
MENYIMAK
• PADA AKHIR PERAGAAN KITA AKAN
MELAKUKAN DISKUSI
21. DISKUSI
• Hal-hal apa yang dilanggar oleh peraga ?
• Apa perbedaan penggunaan media untuk
penyuluhan dan untuk diskusi kelompok?
• Bagaimanakah sikap seorang pemandu
diskusi yang baik ?
22. SIKAP PEMANDU YANG BAIK
• Bersikap sabar : jika kurang sabar melihat proses
pelatihan yang kurang lancar lalu mengambil alih proses
itu, berarti kita telah mengambil alih kesempatan belajar
peserta. Biasanya pada pelatihan yang partisipatif, proses
akan sulit pada tahap-tahap awal karena suasana belum
cukup cair. Tetapi proses selanjutnya akan sangat hidup
apabila pemandu terus bersabar dalam mendorong proses
partisipasi peserta.
• Mendengarkan dan tidak mendominasi : karena
pengalaman dari peserta yang paling penting dalam
pembelajaran, pemandu harus lebih banyak menjadi
pemerhati dan pendengar proses pelatihan. Pemandu
harus percaya bahwa bagaimana cara mengelola
Posyandu dengan baik tidak mungkin berasal dari dirinya,
melainkan berasal dari proses tukar-menukar pengalaman
kader sendiri sehingga mereka bisa mempelajari sendiri
bagaimana melakukan kegiatan Posyandu secara lebih
baik.
23. SIKAP PEMANDU YANG BAIK
(lanjut)
• Menghargai dan rendah hati : cara menghargai peserta
adalah dengan menunjukkan minat yang sungguh-
sungguh pada pengetahuan dan pengalaman mereka.
Kita sebagai orang luar sering menganggap kemampuan
kader Posyandu serba ketinggalan, sehingga sikap
rendah hati perlu kita sadari.
• Mau belajar : pemandu perlu memiliki semangat untuk
belajar dari peserta karena ada banyak hal yang bisa
dipelajari dari kader Posyandu yang lebih
berpengalaman dalam hal bekerja di masyarakatnya
sendiri. Selain itu, pemandu tidak akan berhasil apabila
tidak memahami seluk beluk pengalaman peserta
karena materi yang disampaikan dengan dikaitkan pada
pengalaman peserta akan lebih bermakna
24. SIKAP PEMANDU YANG BAIK
(lanjut)
• Bersikap sederajat dan akrab : hubungan dengan
kader sebaiknya dilakukan secara informal, akrab, dan
santai, sehingga suasana kesederajatan bisa tercipta.
Peserta akan mempelajari lebih banyak kalau mereka
rasa nyaman dengan Tim Pemandu. Sebaiknya kita
menghindari adanya "jarak" atau "perbedaan" antara Tim
Pemandu dan Kader Posyandu. Misalnya, Tim Pemandu
bisa coba memakai baju yang sama dengan kader
Posyandu. Tidak menggurui : proses belajar
berlangsung sama dengan orang dewasa. Orang
dewasa memiliki pengalaman dan pendirian, karena itu
tidak akan berhasil apabila pemandu bersikap sebagai
guru yang serba tahu. Sebaiknya kita belajar dengan
saling berbagi pengalaman, agar diperoleh satu
pemahaman yang kaya
25. SIKAP PEMANDU YANG BAIK
(lanjut)
• Tidak memihak, menilai, dan mengkritik : mungkin
dalam pelatihan perbedaan pendapat bisa muncul
antara peserta. Pemandu tidak boleh menilai dan
mengeritik semua pendapat, juga tidak boleh bersikap
memihak. Secara netral pemandu mesti berusaha
memandu komunikasi antara pihak-pihak yang berbeda
pendapat untuk mencari kesepakatan dan jalan
keluarnya.
• Bersikap terbuka : pemandu jangan segan untuk
berterus terang kalau merasa kurang mengetahui
sesuatu. Dari contoh ini, kader bisa mempelajari bahwa
mereka juga bisa memiliki sikap terbuka dengan ibu-ibu
desa.
• Bersikap positif : seorang pemandu sebaiknya selalu
membangun suasana yang positif. Pelatihan seharusnya
mendorong kader mencari potensi diri sendiri dan bukan
menekankan hal-halyang buruk
26. PENUTUP
SEBELUM KITA AKHIRI MATERI INI, SIAPA
YANG BISA MENJAWAB PERTANYAAN-
PERTANYAAN BERIKUT :
• Apa perbedaan penyuluhan dengan diskusi
kelompok ?
• Kapan diskusi kelompok dilaksanakan oleh
kader Posyandu ?
• Bagaimana langkah-langkah melaksanakan
kegiatan diskusi kelompok ?
• Bagaimana sikap pemandu diskusi yang baik