UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
E-Mail Bappenas Beasiswa
1. E-Mail : simpul@bappenas.go.id
Volume 10 | Tahun 5 | Agustus 2008
KESEMPATAN MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PENDIDIKAN
MELALUI BEASISWA
PLUS-MINUS
MAKNA PUSBINDIKLATREN
DALAM PEMBERDAYAAN APARATUR PEMERINTAH
MENGAPA DIKLAT BAPPENAS
KURANG DIMINATI?
PROFESIONAL HUMAN RESOURCES
DEVELOPMENT PROJECT PHASE III
(PHRDP-III)
wawancara
Zamilah Chairani
Pusbindiklatren-Bappenas
2. TERBITAN TERBARU
PUSBINDIKLATREN-BAPPENAS
INFORMASI BEASISWA
DARI SELURUH DUNIA UNTUK INDONESIA
PUSBINDIKLATREN - BAPPENAS
BOOKLET
PANDUAN PENYELENGGARAAN
DIKLAT GELAR DAN NON GELAR
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DENGAN BEASISWA
PERENCANAAN,
PUSBINDIKLATREN - BAPPENAS
DAN PELAKSANAAN JABATAN
FUNGSIONAL PERENCANA
3. dari kami
Evaluasi Kinerja Serta Introspeksi Diri Dalam
Memberikan Pelayanan
Tanpa terasa Majalah Simpul Perencana sudah memasuki edisi yang ke 10 dalam
memberikan pelayanan berupa informasi kepada para perencana di pusat dan
daerah, media informasi yang terbitkan oleh Pusbindiklatren ini sudah menampilkan
berbagai macam informasi program unggulan dari Pusbindiklatren maupun tulisan
– tulisan berupa artikel yang sangat di butuhkan oleh para perencana.
Pada edisi ke 10 kali ini kami menampilkan perjalanan program unggulan dari
Pusbindiklatren, yaitu diklat gelar. Tim redaksi mencoba mengangkat permasalahan
dan kendala yang muncul di setiap tahunnya, hingga mengalami penyusutan
peminat atau peserta seleksi, apakah program ini sudah tersampaikan dengan
jelas dan terdistribusi dengan baik bagi para perencana di daerah-daerah, ataukah
masih di hegemoni oleh pusat karena persoalan penyebaran informasi yang tidak
sampai ke daerah. Seberapa besar manfaat program ini untuk mendukung upaya
peningkatan kapasitas institusi perencanaan pemerintah di pusat dan di daerah.
Proses evaluasi ini kita angkat guna memberikan pelayanan yang lebih baik lagi
Tidak lupa pula kami tetap menyajikan liputan tentang kegiatan-kegiatan
pusbindiklatren dalam memberikan pelayanannya serta tulisan-tulisan berupa
gagasan dari para perencana yang mungkin dapat bermanfaat bagi kita semua,
masih ada beberapa informasi yang kami sampaikan berkenaan dengan program
peningkatan kapasitas. Baik diklat gelar maupun non gelar.
Dengan segala kelemahan dan kekurangan serta keterbatasan yang di miliki, Kami
tim redaksi ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pembaca setia kami
yang selalu menantikan informasi yang di sajikan oleh tim redaksi. Kami berharap
Majalah Simpul akan selalu menjadi corong terdepan bagi para perencana untuk
mengaktualisasikan pikiran guna meningkatkan kompetensi dan kemampuan
sebagai abdi Negara. Tidak lupa pula kami dari Redaksi menerima tulisan atau
liputan apapun yang berkenaan dengan perencanaan setiap saat. Untuk itu mari
kita bersama-sama membuat majalah ini sebagai media informasi kita kedepan
khususnya para perencana di Indonesia untuk lebih eksis dan menjadi yang
terbaik.
Salam Kami, Simpul Perencana
susunan redaksi
Simpul Perencana
Diterbitkan oleh Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Perencana
PUSBINDIKLATREN-BAPPENAS.
PELINDUNG : Menteri Negara PPN/Kepala BAPPENAS | PENASEHAT : SESMENNEG PPN/SESTAMA BAPPENAS |
PENANGGUNG JA AB : Kepala Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Perencana |
W
PEMIMPIN UMUM : Meily Djohar | PEMIMPIN REDAKSI : Eko Suratman |
W AKIL PIMPINAN REDAKSI : Wignyo Adiyoso |
DEW AN REDAKSI : Guspika, Robert, Agus Manshur, Haryanto, Hari Nasiri, Zamilah Chaerani, Edy Purwanto |
REDAKTUR PELAKSANA : Sugiyanti, Edy Susanto, Maskalah Murni, Wiky, Wahyu Pribadi |
EDITOR : Dwi Putro Aris | GRAFIS : Hendra Yudiyanto |
ADMINISTRASI / KEUANGAN : Lina Indriawati, Dwi Yanto | DISTRIBUSI/SIRKULASI : Sugiyanti, Dodi Sulistio
ALAMAT REDAKSI : Gedung Diklat Pusbindiklatren-Bappenas, Jl. Proklamasi 70 Jakarta, 10320
Telp .(021) 31931481 | E-Mail : simpul@bappenas.go.id
4. daftar isi
6 gerbang
cakrawala :
KESEMPATAN MENGEMBANGKAN
KOMPETENSI PENDIDIKAN
MELALUI BEASISWA
“ ...sekarang ini sudah tidak relevan lagi
membicarakan perbedaan antara pegawai pusat
dan daerah yang seolah-olah sudah seperti ‘kasta’,
8 kurikulum pendidikan... ”
PLUS-MINUS
MAKNA PUSBINDIKLATREN
DALAM PEMBERDAYAAN APARATUR PEMERINTAH
“ Salah satu organisasi publik yang serius melakukan pengembangberdayaan SDM aparatur
pemerintah/negara adalah Pusbindiklatren Bappenas RI. Lembaga ini setidaknya telah
puluhan tahun sejak 1963 melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan,
10 ketrampilan dan sikap SDM aparatur ”
MENGAPA DIKLAT BAPPENAS
KURANG DIMINATI?
“ Kurang tersebarnya informasi beasiswa ini ke
daerah. Meskipun Bappenas dan Program Studi
menyebarkan informasi mengenai beasiswa ini
ke seluruh propinsi di Indonesia, tetapi informasi
16 tersebut hanya berhenti sampai tingkat sekda ”
PROFESIONAL HUMAN RESOURCES
DEVELOPMENT PROJECT PHASE III
(PHRDP-III)
“...Mendukung proses desentralisasi dengan melaksanakan Program Gelar, Program Non-
Gelar dan juga on the job training baik dilaksanakan di Indonesia maupun Jepang yang di
peruntukan untuk seluruh pegawai pemerintah di seluruh Indonesia, terutama mereka yang
20 bekerja pada sektor perencanaan publik dan keuangan publik, dan juga untuk Aceh...”
PENGALAMAN MENDAPATKAN BEASISWA
DARI PUSBINDIKLATREN - BAPPENAS
sosialisasi tentang beasiswa yang perlu diperluas lagi ke seluruh Indonesia dan masa pendaftaran
pelamar yang agak diperpanjang sehingga memberi kesempatan untuk mendapatkan informasi
yang jelas untuk mengikuti tes beasiwa.
22
MENCARI KESINAMBUNGAN PROGRAM SELEKSI
DAN PENGEMBANGAN PEGAWAI
“...TP hanyalah salah satu alternatif yang dapat dipertimbangkan sebagai alat seleksi untuk
A
merekrut atau mempromosikan pegawai di suatu lembaga. Pilihan terhadap TP akan semakin
A
relevan jika yang diperlukan sebagai pegawai adalah orang berkualifikasi sarjana dan akan
23
diberi tanggung jawab untuk dapat meningkatkan atau bahkan mengembangkan pengetahuan
formal setara tingkat S2 atau S3 yang berkaitan dengan posisi yang diembannya...”
5. daftar isi
wawancara:
Zamilah Chairani
Pusbindiklatren-Bappenas
“...Munculnya sumber-sumber pembiayaan beasiswa yang dikelola oleh instansi-
instansi pemerintah lainnya juga karena kurangnya sosialisasi yang sifatnya
promosi mengenai program-program Pusbindiklatren Bappenas ke daerah.
26 Sehubungan dengan itu, sejak tahun 2007 tim kami mulai merintis pameran
pendidikan bersama dengan perguruan tinggi yang bekerja sama dengan
Pusbindiklatren Bappenas, pada saat pelaksanaan TP ”
A...
30 forum AP2I
Forum AP2I
“...Merupakan rubrik yang disediakan untuk siapa saja yang tertarik untuk
membahas dan mengungkap berbagai fenomena perkembangan pelaksanaan
Jabatan Fungsional Perencana (JFP) dan kegiatan Asosiasi Perencana Pemerintah
Indonesia (AP2I) di beberapa instansi pemerintah pusat dan daerah...”
34 liputan
43 informasi beasiswa
48 sosok alumni
52 akademika
opini:
ALTERNATIF KEBIJAKAN:
54
MEKANISME HUBUNGAN KERJA ANTARA JABATAN STRUKTURAL
DENGAN JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA
66 MEMBANGUN KEPERCAYAAN RAKYAT
68 KAJIAN SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA
MASYARAKAT TELUK KENDARI
MENYIKAPI PEROLEHAN
80 PENGUMPULAN ANGKA KREDIT
(Pada JFP Tingkat Pertama)
85 selingan
6. gerbang
Meningkatkan Kompetensi Perencana
Melalui Jenjang Pendidikan
Oleh: Dewan Redaksi
Pendidikan bagi setiap masyarakat di Indonesia Negara juga mempunyai kewajiban untuk
sangat penting, dan Negara menjaminya. Hal ini mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu
jelas tercantum pada pembukaan UUD 1945, bahwa melalui Pusbindiklatren, Bappenas memberikan
Negara berkewajiban mencerdaskan kehidupan akses dan kemudahan bagi masyarakat Indonesia
bangsa. Di dalam pasal 27 UUD 1945 juga jelas-jelas untuk mendapatkan beasiswa melalui bantuan
mengatur tentang hak setiap warga Negara untuk luar negeri. Langkah awal yang sedang ditempuh
mendapatkan pendidikan yang layak sehingga oleh Pusbindiklatren Bappenas dalam memberikan
Negara menjamin untuk menyelenggarakan program beasiswa kepada masyarakatnya saat
pendidikan dengan menyediakan 20% dari APBN ini hanya terbatas bagi para penyelenggara
untuk biaya pendidikan. Banyak hal yang sudah pemerintahan khususnya pegawai negeri sipil baik
di berikan oleh Negara kepada rakyatnya untuk di pusat maupun di daerah. Upaya ini di ambil untuk
mensejahterakan mereka, salah satunya melalui meningkatkan kompetensi para pegawai negeri
peningkatan bidang pendidikan. Dalam hal biaya, dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
biaya pendidikan dirasa masih sangat mahal Indonesia pada umumnya dan menciptakan iklim
untuk kalangan bawah dan rakyat masih merasa pegawai negeri yang professional dan berdaya
susah untuk mendapatkan akses yang mudah bagi saing tinggi
pendidikan. Masih banyak rakyat yang putus
sekolah pada jenjang pendidikan terentu. Ada Program beasiswa yang di berikan oleh
banyak cara lain yang ditempuh oleh pemerintah Pusbindiklatren Bappenas sudah memasuki tahun
untuk memberikan kemudahan-kemudahan dalam ke 4, walaupun sebelumnya Bappenas melalui
mengakses pendidikan. Salah satunya dengan cara OTO Bappenas sudah memberikan pelayanan
memberikan beasiswa baik untuk bersekolah di program ini sejak tahun 1984. Dan sejak tahun
dalam dan di luar negeri serta bersekolah di dalam 1990 program beasiswa ini di kelola oleh program
negeri yang di kelola oleh pemerintah dengan cara PHRDP I dan II, dan sudah banyak respon yang
di subsidi, walaupun sangat terbatas. diberikan oleh para pegawai negeri kepada
program beasiswa ini. Hal ini ditunjukan dengan
Bappenas sebagai salah satu instrumen lembaga banyaknya alumni yang sudah dihasilkan dari
6 Simpul Perencana | Volume 10 | Tahun 5 | Agustus 2008
7. gerbang
program beasiswa ini dengan menduduki posisi acuan lolos tidaknya peserta untuk mengikui
penting di instansinya masing-masing,. Akan program beasiswa ini berikut dengan indikasi-
tetapi hal itu bukan lah tanpa kendala, bila di lihat indikasi yang dapat di ukur dari test model TPA,
dari jumlah peserta yang mengikuti seleksi makin pada kesempatan edisi kali ini juga menampilkan
hari makin berkurang peminatnya. Dari situasi Dr.Eiji Oyamada (Team Leader PCI Consultant)
yang berkembang sekarang ini, maka Simpul yang menangani program PHRDP phase III.
Perencana edisi ini mengangkat tema tentang Beliau menjelaskan tentang target dan sasaran
semakin menurunnya peminat dari program dari program ini khususnya bantuan dari Negara
beasiswa, sebagai paradoks dari pengembangan Jepang.
SDM pemerintahan, Dari beberapa tulisan yang
di himpun dapat digaris bawahi beberapa hal. Untuk lebih menjelaskan tentang program ini,
pada rubrik wawancara kita menampilkan Kabid
Tulisan yang ada merupakan pendapat dari II di Pusbindiklatren Bappenas yang khusus
para stakholder yang terkait dalam program menangani Diklat Gelar.
ini diantaranya, Tasroh yang sekarang sedang
menyelesaikan Program Double Degree Sedangkan dalam rubrik opini kali ini kami
di Universitas Brawijaya dan Jepang yang menampilkan para perencana dengan konsep yang
menjelaskan plus minus dari program beasiswa mereka untuk kemajuan sebuah daerah dan solusi
yang diberikan oleh Pusbindiklatren Bappenas dari Jabatan Funsional, tidak lupa pula kami
berdasarkan pengalaman yang ia rasakan. Ada menampilkan sosok alumni dari peserta Diklat
dua hal yang sangat mendasar menurut pantauan Gelar untuk menyampaikan pengalamannya selama
beliau. Yang pertama program yang diberikan mendapatkan beasiswa dan tulisannya berupa
oleh Pusbindiklatren memberikan peluang yang tesis yang berjudul Analisis Keterkaitan Antara
besar bagi para perencana didaerah, dan memiliki Pola Penganggaran dan Kinerja Pembangunan Di
daya saing serta peningkatan kompetensi yang Wilayah Jawa Bagian Barat. Akhir kata kami dari
sangat tinggi. Kedua dari beberapa alumni yang redaksi mengucapkan SELAMAT MEMBACA.
ada, kualitas mereka dalam menentukan kebijakan
sangat dirasakan oleh instansinya. Beliau juga
menyoroti persoalan seringnya pembagian
allowance yang mengalami keterlambatan.
Menurut Hermawan dari BPN program ini
sangat dinanti oleh para perencana baik pusat
maupun daerah, tapi kenapa harus ada pembedaan
antara pusat dan daerah ?. Hal ini mungkin dapat
mempengaruhi tingkat keinginan dari para peserta
yang berminat, khususnya untuk pegawai pusat.
Tapi hal yang terpenting adalah kesiapan dari
peserta yang ingin mengikuti seleksi itu sendiri,
baik kesiapan fisik maupun kemampuan individu,
ini dialami oleh beliau sebagai salah satu peserta
seleksi yang tidak lolos. Sementara itu Susanti
Withaningsih staf pengajar PSMIL UNP AD
menyampaikan beberapa hal yang menyebabkan
kurangnya peminat untuk mengikuti seleksi
program beasiswa Pusbindiklatren Bappenas.
Edy Purwanto dari pusbindiklatren Bappenas
menyampaikan mengapa TP dijadikan bahan
A
Simpul Perencana | Volume 10 | Tahun 5 | Agustus 2008
8. cakrawala
KESEMPATAN MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PENDIDIKAN
MELALUI BEASISWA
Tidak dipungkiri bahwa pendidikan sangat penting di era informasi
yang bergerak sangat cepat ini, salah satu wujud kompetensi
seseorang khususnya pengawai negeri sipil salah satunya adalah
tingkatan pendidikan yang telah dicapai. Oleh karena itu inilah
yang menjadi alasan unit kerja/instansi memberikan kesempatan
pegawainya untuk mengembangkan kompetensinya melalui jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, salah satu wadah pengembangan
kompetensi adalah Pusbindiklatren-Bappenas.
Tetapi kenapa untuk beberapa periode penerimaan peserta beasiswa
Pusbindiklatren Bappenas semakin menurun, hal ini perlu dicermati
tidak hanya satu dari sisi, terdapat beberapa aspek permasalahan
yang mungkin terjadi baik dari personal/pegawai yang mengajukan
Hermawan, SE beasiswa, unit kerja pegawai, atau dari sisi penyelenggara
(Bappenas), tiap peserta tidak ada yang sama permasalahannya.
Staf Inspektorat Utama
Pengalaman saya menjadi salah satu contoh bagi peserta yang lain
BPN RI
yang mungkin mempunyai permasalahan yang sama yaitu ketika
tahun lalu (2007) saya mengikuti tes seleksi calon penerima beasiswa
dari Pusbindiklatren-Bappenas, pada saat itu sebelum mengikuti tes
diinformasikan bahwa prosentase yang diterima yaitu untuk PNS
8 Simpul Perencana | Volume 10 | Tahun 5 | Agustus 2008
9. cakrawala
“ ...sekarang ini sudah tidak relevan lagi membicarakan perbedaan antara
pegawai pusat dan daerah yang seolah-olah sudah seperti ‘kasta’, kurikulum
pendidikan... ”
Pusat 30 % dan PNS Daerah Apakah ada kemungkinan tidak semua daerah terkoneksi
70 %, hal inilah yang menjadi hambatan dari aspek lain, dengan internet.
pertanyaan bagi saya, kenapa kemungkinan besar terletak di
harus dibedakan antara PNS calon peserta sendiri, kenapa Itulah salah satu aspek
Pusat dan Daerah, apakah PNS demikian, karena setelah peserta yang menjadikan peserta
Pusat lebih baik atau jelek dari yang mendaftar mendapat yang mendaftar beasiswa
Daerah, saya yakin belum tentu, panggilan untuk mengikuti Pusbindiklatren menurun.
mengapa? karena sekarang seleksi calon penerima beasiswa Mungkin pihak penyelenggara
ini sudah tidak relevan lagi Pu s b i n d i k l a t re n - B a p p e n a s harus membuat sesuatu
membicarakan perbedaan antara otomatis sudah tidak ada lagi yang berbeda dalam proses
pegawai pusat dan daerah hambatan selain dari calon peserta pengumuman, seleksi, sampai
yang seolah-olah sudah seperti dan penyelenggara seperti yang dengan diterimanya seseorang
‘kasta’, kurikulum pendidikan disebutkan di atas. Hambatan sehingga menarik minat
yang didapat antara anak-anak utama dari peserta adalah pegawai untuk berlomba-
sekolah dari SD sampai dengan persiapan untuk mengikuti lomba mendaftar. Tengoklah
Perguruan Tinggi dari Sabang seleksi. Persiapan setiap peserta bagaimana seorang Bill Gates
sampai Merauke sama, pola berbeda, karena hasil yang baik membangun kerajaan bisnisnya
pikir yang terbentuk dengan tidak mungkin tanpa persiapan dibidang software komputer,
banyaknya informasi yang yang baik pula. Itulah yang saya sampai menguasai 80% pangsa
didapat juga hampir sama, inilah pribadi alami, pun begitu saya pasar operating system dan utility
yang menurut saya kurang tepat masih berharap dapat mengikuti software, dan semakin banyak
bagi penyelenggara (Bappenas) seleksi berikutnya. yang ingin bekerja untuknya,
dalam menentukan jumlah yang kenapa bisa demikian, Bill Gates
diterima, kenapa tidak 100% Itu dari sisi peserta yang sudah ketika merekrut seseorang
saja penyelenggara menentukan mendapat panggilan, sedangkan pasti yang diutamakan adalah
siapa yang berhak lolos seleksi bagi pegawai yang baru ingin kompetensi dan kreatifitas, tidak
selama kriteria nilai sudah mendaftar tentunya mempunyai ada prosentase tertentu atau
terpenuhi. kendala tersendiri, hambatan sifat kedaerahan atau bahkan
dari unit kerja tentunya gender. Inilah salah satu contoh
Satu sama lain peserta seleksi hambatan untuk mendapat surat bagi penyelenggara untuk dapat
mempunyai latar belakang ijin dari atasan pegawai (eselon lebih baik dalam rekruitmen
pendidikan dan jabatan di unit II, seperti yang disyaratkan oleh penerima beasiswa, agar tidak
kerja yang berbeda-beda, tetapi Pusbindiklatren), dari atasan bertolak belakang dengan visi
hal ini tidak menyurutkan pegawai yang mau memberikan misi dibidang pendidikan
niat untuk mendaftar sebagai ijin tentunya mempunyai kita dalam rangka membangun
calon peserta seleksi beasiswa berbagai pertimbangan misalnya sumber daya manusia Indonesia
Pusbindiklatren Bappenas, pegawai tersebut belum yang mampu menghadapi setiap
walaupun kriteria dari diijinkan karena tenaganya tantangan, karena kita tidak
penyelenggara adalah untuk masih dibutuhkan di unit kerja hidup sendiri di dunia ini, kita
pegawai di bagian perencanaan/ tersebut, atau pertimbangan hidup bersama bangsa-bangsa
perencana. Itu bukan menjadi lain yang mungkin di unit kerja lain yang mempunyai tujuan
lain berbeda-beda. Penyebaran
kendala selama ini karena yang yang sama, kita harus selangkah
informasi mungkin kendala bagi
diterima sejauh ini tidak selalu lebih maju dari bangsa lain.
orang daerah karena selama
dari bagian perencana, dari
Penulis adalah peserta yang tidak
ini media yang digunakan
teknis maupun keuangan pun
lolos seleksi program beasiswa
Pusbindiklatren-Bappenas
ada.
Pusbindiklatren-Bappenas
adalah Internet, sedangkan
(red)
Simpul Perencana | Volume 10 | Tahun 5 | Agustus 2008
10. cakrawala
PLUS-MINUS
MAKNA PUSBINDIKLATREN
DALAM PEMBERDAYAAN APARATUR PEMERINTAH
“Surfing on the boat of competitive globalization among countries
in the global village, public/state officials must comprehend and
master global competence in the local wisdom and able to increase
quality of life attitude-behaviour public organization in order to be
a winner!” (Schmidt, 2006)
Apa yang disampaikan oleh futurolog dari Amerika, Joseph Schmidt
(2006) di atas memang aktual dan menjadi salah satu kendala terbesar
dari sebagian negara-negara berkembang dalam kompetisi global
dewasa ini. Adagium diatas sekaligus menyentil negara-negara dunia
ketiga (developing countries), untuk tidak terjebak dalam lingkaran
setan globalisasi dengan melakukan langkah taktis-strategis pada
berbagai sumber daya yang dimiliki. Tanpa kompetensi mengelola
Oleh : Tasroh, S.S.
sumber daya negaranya tersebut, jangan harap mampu bermain-
Pemda Banyumas
main “ selancar ” (surfing) diatas gelombang globalisasi di berbagai
bidang.
Salah satu strategi pengelolaan sumber daya dimaksud adalah
searching pengelolaan sumber daya manusia (SDM) aparatur pemerintah,
para pegawai publik yang bekerja dalam ranah publik. Mengapa
pengelolaan SDM menjadi kata kunci dalam persaingan global?
Setidaknya, seperti disebutkan Schmidt diatas, ada tiga alasan
substantif.
10 Simpul Perencana | Volume 10 | Tahun 5 | Agustus 2008
11. cakrawala
Pertama, SDM suatu negara/ Selatan, Hong Kong, China, dan kompetensi lokal-nasional
bangsa adalah ujung tombak Singapura, adalah sederet negara adalah keniscayaan yang tak bisa
kemajuan dan modernitas “ bau kencur ” yang sedang ditawar-tawar lagi.
jaman. Kemana jaman bergerak, menikmati berkah globalisasi.
SDM harus mau dan mampu Lewat kebijakan yang didesain Nah, persoalannya adalah
mengantisipasi, menelaah bahkan apik oleh aparatur pemerintahan bagaimana dengan Indonesia?,
membuat prediksi-prediksi di negara-negara tersebut, (SDM aparatur pemerintah-
sehingga negara dan bangsanya kemakmuran dan keajaiban annya-red). Sudahkan mampu
tidak tergerus gelombang dahsyat modernisasi dapat berkembang surfing dalam gelombang globa-
globalisasi”.
“ Artinya, SDM maksimal. Ini adalah fenomema “ lisasi itu? Sampai dimana dan
dalam persaingan global yang pemain pasar utama ” yang baik kemana arah surfing SDM Indo-
diperlukan adalah kemampuan sehingga kebebasan pasar menjadi nesia itu? Apa yang semestinya
antisipasi atas kemana arah dan anugerah tak terhingga yang dilakukan ke depan?
gerak gelombang globalisasi itu dapat mengangkat derajat dan
Makna
mengarah. Jadi SDM itulah martabat bangsa dan negaranya.
Pusbindiklatren-Bappenas
yang mengatur, mengendalikan Disinilah urgensi pengembangan
sekaligus mengawasi jaman dan kompetensi dan potensi
bukan sebaliknya, justru “jaman ” SDM aparatur pemerintahan Dalam urusan pengembangan
itulah yang mengendalikan menemukan momentumnya potensi, kompetensi dan
SDM suatu bangsa/negara. Jika untuk berkembang/berkarya kapabilitas SDM aparatur
yang demikian yang terjadi, lebih nyata. pemerintah/negara di negeri
itulah yang disebut SDM kita tercinta, Indonesia, memang
gagal’ bermain-main surfing
‘ Ketiga, kekeliruan interpretasi dilakukan oleh berbagai unit
dalam gelombang globalisasi. jaman. Kini jaman globalisasi, kerja atau organisasi/lembaga
Dampak paling parah adalah dimana siapaun atau negara baik privat ataupun publik.
ketertinggalan bersaing sehingga mana pun (apalagi yang sudah Memang tak menjadi soal
berdampak luas pada mundurnya meratifikasi poin-poin strategis untuk penyelenggaraan dalam
term-term modernisasi dan perdagangan bebas, (AFTA, rangka pengembangan SDM
globalisasi itu sendiri. Karenanya, WTO dsb-red) banyak negara tersebut. Di banyak negara, juga
pemberdayaan SDM aparatur yang masih mengandalkan demikian.
negara adalah kata kuncinya. “ keajaiban ” dalam berbagai
bidang. Gelombang tinggi Salah satu organisasi publik
Kedua, SDM aparatur negara globalisasi jelas bukan gelombang yang serius melakukan pengem-
adalah pemegang kebijakan biasa yang setiap negara/bangsa bangberdayaan SDM aparatur
publik yang berarti menentukan dapat mengarunginya apalagi pemerintah/negara adalah Pus-
arah dan tujuan serta cita- menikmatinya. Bagi bangsa- bindiklatren Bappenas RI. Lem-
cita kehidupan berbangsa dan bangsa yang tanpa persiapan, baga ini setidaknya telah pulu-
bernegara. Se-liberal apa pun berselancar dalam gelombang han tahun sejak 1963 melakukan
pasar global bergerak, tetapi globalisasi adalah “bunuh diri” berbagai upaya untuk mening-
jika visi-misi dan strategi (harakiri) yang mubadzir. Bukan katkan pengetahuan, ketrampi-
dalam membangun bangsa dan saja akan melindas potensi lan dan sikap SDM aparatur
negara dikendalikan oleh SDM lokal-nasional, tetapi bahkan dalam rangka peningkatan mutu
handal, maka globalisasi adalah menelannya. Karena itu, sekali layanan publik. Sebagai pelayan
keniscayaan yang nikmat. Korea lagi, pemberdayaan potensi masyarakat, (lokal, nasional, re-
11
Simpul Perencana | Volume 10 | Tahun 5 | Agustus 2008
12. cakrawala
gional dan global), SDM apara-
tur memang harus “ dicerdas-
kan ” dengan berbagai cara dan
strategi. Salah satunya adalah
berkembangnya peningkatan
jenjang pendidikan dan pelati-
han bagi SDM aparatur di ber-
bagai level pemerintahan yang
dimotori oleh Pubindiklatren
tersebut.
Psikolog Sartono Mukadis, (2002) hasilkan SDM aparatur yang Departemen tertentu
pernah berujar bahwa untuk telah teruji (minimal secara aka- (Diknas, Depdagri, dll),
menghadapi pasar bebas dan demik) dalam berbagai strata. program yang ditawarkan
persaingan antar negara, jangan Pusbindiklatren memiliki
dilupakan “ pemberdayaan Untuk alasan tersebut, penulis “ daya saing ” yang paling
aparatur pemerintah/negara ” berkeyakinan bahwa eksistensi tinggi. Disamping proses
, karena melupakan apalagi Pusdiklatren ke depan semakin seleksi yang sangat ketat
menyia-nyiakan potensi strategis. dan panjang, program
mereka, dampaknya bukan peningkatan jenjang
saja kepada citra bangsa dan Dari hasil pantauan penulis, pendidikan tersebut
negara yang dipertaruhkan setidaknya program yang benar-benar signifikan
dalam masyarakat global, tetapi dibidani oleh Pubindiklatren mengangkat kualitas
juga menentukan harkat dan tersebut mengandung plus- SDM aparatur (setidaknya
martabat bangsa-negara RI di minus. Ada dua nilai lebih beberapa alumni yang
mata dunia. Karena itu, urgensi (plus) dari penyelenggaraan penulis temui). Tingginya
pengembangbedayaan SDM peningkatan jenjang pendidikan/ kompetisi dan tingkat
aparatur, hemat penulis, adalah pelatihan yang selama ini transparansi tersebut
modal awal yang harus terus berlangsung. jika terus dikembangkan,
dikembangkan baik secara akan sangat signifikan
kuantitatif apalagi kualitatif. 1. Memberikan peluang mengangkat kualitas
yang luar biasa bagi SDM organisasi publik
Terkait dengan pengembangber- pengembangan kualitas di tanah air. Outcome-nya
dayaan SDM aparatur tersebut, dan potensi SDM adalah peningkatan mutu
penulis sebagai salah satu peser- lembaga publik. Program layanan publik sekaligus
ta program Pusbindiklatren (ke- beasiswa Pusbindiklatren menjadi pemicu perubahan
las double degree), merasakan, menjadi bahan rebutan di organisasi ke arah yang
betapa bermaknanya program setiap SDM organisasi lebih baik di era kompetisi
peningkatan jenjang pendidi- publik/pemerintahan, ini.
kan/pelatihan yang dikelola dan karena tingkat kompetisi
2. Menentukan kualitas
dibidani oleh Pusbindiklatren. yang sangat fair dan
decision making atau public
Ratusan bahkan jutaan PNS kredibel. Dibandingkan
policy design. Berkembangnya
dari berbagai instansi disaring dengan penyelenggaraan
Pusbindiklatren selama
(diseleksi) untuk mengikuti pro- Pendidikan dan Pelatihan
ini, dari pengakuan
gram pendidikan lanjutan dan (untuk gelar dan non-
beberapa alumni,
tiap tahun sejak kemunculannya, gelar), misalnya dengan
menyebutkan bahwa
Pusbindiklatren telah meng- Diklat yang dibidani oleh
12 Simpul Perencana | Volume 10 | Tahun 5 | Agustus 2008
13. cakrawala
pengambilan keputusan dan kuantitasnya, sehingga
“ Salah satu organisasi
dan desain kebijakan publik semakin banyak peminat SDM
publik yang
(khususnya yang mengambil aparatur yang sungguh-sungguh
kekhususan pada ingin mengembangkan diri dan
serius melakukan
administrasi publik-red), diperlukan bagi peningkatan
pengembangberdayaan
apalagi yang dikomandani kapasitas organisasi publik itu
alumni Pusbindiklatren sendiri.
SDM aparatur
menunjukkan kualitas
pemerintah/negara
yang signifikan. Minimnya Persoalan ini sekilas tak masalah,
adalah Pusbindiklatren
konflik dan kekerasan di tetapi jika kemudian menjadi
berbagai daerah yang dipicu “langganan (tradisi-red), bukan
”,
Bappenas RI. Lembaga
oleh kualitas kebijakan tidak mungkin dapat mengurangi
ini setidaknya telah
publik elite daerah, salah minat pelamar yang nota bene
satu pendorongnya adalah adalah para pegawai dari berbagai
puluhan tahun sejak
hadirnya ahli di berbagai level organisasi pemerintahan.
1963 melakukan
bidang, yang antara Semestinya semakin kompetitif
berbagai upaya
lain adalah para alumni semakin profesional dalam
Pusbindiklatren. pengelolaannya. Bukan untuk
untuk meningkatkan
apa-apa, tetapi demi perbaikan
pengetahuan,
Hanya saja ada beberapa catatan nilai-nilai profesionalisme
yang merupakan nilai “ minus ” itu sendiri yang selama ini
ketrampilan dan sikap
program Pusbindiklatren adalah ditanamkan pada tiap aparatur
SDM aparatur ”
tindak lanjut atau rekomendasi agar bisa melayani masyarakat
atas para alumni yang belum dari berbagai level.
semuanya dapat “ bermain ” dalam
ranah pekerjaan masing-masing. Untuk alasan tersebut,
Ini mungkin sangat dipengaruhi manajemen perlu
allowance
oleh sejauh mana tingkat mendapat perhatian lebih,
pemahaman dan kecerdasan elit karena dari situlah output
pengambil kebijakan di bidang Pusbindiklatren menemukan
SDM pada tiap organisasi publik makna sejatinya. Di kala
itu sendiri. Semakin cerdas keinginan mendapatkan
penentu kebijakan publik, pendidikan dengan beasiswa
semakin bermakna eksistensi pemerintah yang teramat
SDM tersebut. tinggi, kehadiran “ bantuan ”
Pusbindiklatren benar-benar
Disamping itu, meskipun lebih bagai oase di tengah padang
kepada masalah teknis, dari pasir. Penulis yakin dengan
pantauan penulis, banyak peserta berbagai kesiapan (perencanaan,
program Pusbindiklatren yang implementasi dan evaluasi-red)
harus “ bersabar ” dengan subsidi yang telah dilakukan secara
(beasiswa) yang sering mampet integral, Pusbindiklatren dapat
(meskipun pada akhirnya semua meminimalisir keterbatasan-
berjalan lancar - red). Realitas keterbatasannya tersebut di
pengelolaan beasiswa “ negara masa-masa mendatang.
” tersebut ke depan memang
perlu ditingkatkan kualitas
13
Simpul Perencana | Volume 10 | Tahun 5 | Agustus 2008
14. cakrawala
Perbaikan Sistem: urusan ringan-teknis ” dibi-
Sebuah Usulan arkan berlama-lama tanpa
solusi cepat dan akurat,
Untuk menghadapi berbagai menyebabkan pemasukan
gelombang persaingan (bukan dana hibah dari United Na-
saja antar organisasi publik tion (PBB) untuk urusan
dalam wilayah RI, tetapi jauh Investasi berkurang secara
dari itu adalah persaingan signifikan. Jika pada tahun
dengan organisasi publik 2000, Zimbabwe kedatangan
dari negara-negara lain-red), investror tak kurang dari
memang butuh perbaikan sistem 123 investor, justru merosot
yang berkelanjutan ( continous tajam pada 2004. Gara-ga-
improvement system). ranya sangat sepele yakni
kebiasaan “berjanji” elite
Dalam buku “Perilaku Lembaga Pusat Investasi
Organisasi Publik Global”, (2004), Zimbabwe dengan “ calon
pakar pemasaran, Hermawan investor ” dari Jepang, se-
Kertajaya menyebutkan bahwa hingga “dana hibah Jepang
di era kompetisi antar organisasi yang jumlahnya fantastis itu
publik di berbagai belahan (sekitar 5 ratus juta yen-red),
dunia, manajemen organisasi, lenyap dan entah kemana.
“ Ada beberapa catatan plus kebijakan, program dan Penyesalan akhirnya datang
yang merupakan nilai kegiatannya haruslah integral. dan hilang sudah ke-
Ada dua langkah jangka percayaan itu (Hermawan,
“ minus ” program menengah dan panjang yang bisa 2004).
Pusbindiklatren adalah dilakukan organisasi publik ke
2. Kedua, jangan suka mem-
depan.
tindak lanjut atau buat perencanaan yang jus-
rekomendasi atas para tru diingkari oleh pengambil
1. Pertama, tidak membia-
keputusan itu sendiri. Kisah
alumni yang belum sakan urusan remeh-temeh
pilu yang diungkap oleh
dibiarkan menggelinding
semuanya dapat “ bermain pakar Telematika, Dr. Roy
tanpa kendali dan evaluasi.
Suryo, (2004) dapat dijadi-
” dalam ranah pekerjaan Kebiasaan membiarkan ke-
kan pelajaran. Suryo yang
luhan, bahkan kritik meski-
masing-masing ” juga konsultan Telematika
pun “ hanya soal teknis ” ,
Nasional pernah menga -
tetapi jika dibiarkan bukan
lami “ kecele ” karena ulah
tidak mungkin akan me-
perencanaan yang kurang
ningkatkan angka keluhan
matang. Perencanaan tak
publik dan selanjutnya
saja menjadi “ potret ” masa
sangat berbahaya bagi citra
depan, tetapi juah di luar itu
organisasi publik itu sendiri.
adalah “ cermin ” orga-
Dampak paling aktual dira-
nisasi di mata publik dalam
sakan adalah seperti kisah
ataupun luar. Persoalannya
Lembaga Pusat Investasi di
hanyalah “ salah meletakkan
Zimbabwe tahun 2002 lalu.
kode aktivitas ” dalam lapo-
Hermawan melukiskan bah-
ran keuangan yang dimiliki
wa gara-gara membiasakan “
lembaganya. Kode aktivitas
14 Simpul Perencana | Volume 10 | Tahun 5 | Agustus 2008
15. cakrawala
(yang dalam istilah birokrasi dimainkan oleh SDM aparatur
kita adalah “ proyek ” - red), yang kredibel, profesional dan
“ Langkah jangka
ternyata dapat mengurangi tentu saja akuntabel. Seperti
menengah dan panjang
kepercayaan publik terha- kata futurolog Fukuyama (2002),
dap suatu organisasi. Padahal komunikasi dan konsolidasi
yang bisa dilakukan
perencanaan kegiatan “ temu antar sumber daya dalam suatu
organisasi publik ke
pakar telematika se-dunia ” organisasi multinasional tak
yang direncanakan itu dia hanya berpengaruh kepada depan adalah tidak
buat sendiri, tetapi karena kualitas etos dan kinerja bagi
membiasakan urusan
kesibukan dan lain hal se- organisasi itu sendiri, tetapi juga
remeh-temeh dibiarkan
hingga ia mengundurkan menentukan bagaimana sebuah
rencananya itu, mendapat bangsa dan negara membangun
menggelinding tanpa
kritik tajam dari luar neg- dan mengembangkan nilai-
kendali dan evaluasi
eri. Gara-gara pembatalan nilai budaya kerja yang adaptif
acara tersebut, ratusan juta terhadap perubahan jaman. *** serta jangan suka
dollar melayang, belum lagi
membuat perencanaan
urusan waktu dan pikiran.
yang justru diingkari
Penulis adalah peserta S-2 DD
Karena itu, merencanakan
MIA Unibraw-Jepang
sesuatu, meskipun hal itu
oleh pengambil
(red)
terasa ringan seperti diun-
keputusan itu sendiri ”
dur , ditunda atau dibatal-
kan dengan sederet alasan
rasional, ternyata dalam ke-
biasaan orang asing, hal itu
merupakan kesalahan fatal.
Kebiasaan dalam pergaulan
global ternyata harus diad-
opsi ke dalam sistem kerja di
negeri ini agar semua per-
soalan tidak mendatangkan
problem baru, tetapi seba-
liknya ditemukan cara solusi
baru, demikian seterusnya.
Nah, untuk itu , di era
keterbukaan dengan
implementasi pasar bebas,
globalisasi dan modernisasi
dalam dunia teknologi informasi
dan komunikasi dewasa ini
dan ke depan, setiap organisasi
(private atau pun publik) sudah
saatnya berbenah diri, bukan saja
demi masa depan organisasi itu
sendiri, tetapi juga demi citra
bangsa dan negara di mata dunia.
Kondisi demikian hanya dapat
15
Simpul Perencana | Volume 10 | Tahun 5 | Agustus 2008
16. cakrawala
MENGAPA DIKLAT BAPPENAS
KURANG DIMINATI?
Dalam dua tahun terakhir, jumlah peminat diklat untuk mendapatkan
beasiswa dari Pusbindiklatren Bappenas menurun [tambahkan
angka bila tersedia]. Mengapa jumlah peminat diklat menurun?
Apakah program yang ditawarkan dalam diklat tidak menarik? Bila
demikian, bagaimana membuat program diklat atraktif bagi calon
peserta sehingga meningkatkan peserta diklat?. Tulisan singkat ini
mencoba membahas pertanyaan-pertanyaan kunci di atas.
Sumberdaya manusia [SDM] yang kompeten dan produktif (sebagai
“human capital”) merupakan kunci keberhasilan pembangunan yang
sedang gencar kita laksanakan. Sebagai negara dengan jumlah
penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia dipastikan tidak
akan kekurangan tenaga kerja sebagaimana dialami oleh negara-
Oleh:
negara maju seperti Finlandia atau Kanada. Namun demikian,
Susanti Withaningsih, S.Si., M.Si jumlah penduduk yang besar di suatu negara tidak selalu menjamin
Bagian Akademik PSMIL-Unpad produktivitas kerja yang tinggi pula karena yang menentukan adalah
kualitas SDM negara bersangkutan.
Indonesia, dengan diberlakukannya UU No. 32/2004 tentang
searching
Pemerintahan Daerah, maka daerah dituntut lebih mandiri
dalam urusan rumah dan isi rumah nya sehingga ketergantungan
“ ”
terhadap pemerintah pusat semakin berkurang. Dengan demikian,
16 Simpul Perencana | Volume 10 | Tahun 5 | Agustus 2008
17. cakrawala
tercapainya tujuan UU No. Pusbindiklatren sejak tahun 2004. hanya berhenti sampai
32 tersebut mempersyaratkan Setelah berjalan 4 tahun, peminat tingkat sekda. Informasi
pemberdayaan SDM di daerah. beasiswa pusbindiklatren ini ini tidak sampai ke dinas-
Dengan kata lain, pengembangan mengalami penurunan. Dengan dinas di daerah yang SDM
SDM [aparatur pemerintah adanya penurunan jumlah perencananya memerlukan
dan pelaku pembangunan peminat diklat tersebut, timbul peningkatan kapasitas;
lainnya] bersifat strategis pertanyaan, mengapa menurun?
2. Kurang aktifnya PNS di
dan harus menjadi prioritas Apakah SDM di daerah
daerah untuk mendapatkan
daerah. Untuk itu, diperlukan terutama, menganggap tidak
informasi baik dari
strategi penyiapan SDM untuk perlu meningkatkan kualitas/
internet ataupun media
implementasi otonomi daerah kompetensinya? Ataukah ada
lain mengenai beasiswa
agar harapan masyarakat akan masalah teknis lainnya? Hal ini
yang disediakan oleh
kesejahteraan dan kemakmuran penting untuk dicari penyebab
pemerintah Indonesia
dapat dicapai secara optimal. masalahnya mengingat bahwa
termasuk salah satunya
Harapan ini dapat dicapai berdasarkan data dan informasi
adalah dari Pusbindiklatren
jika SDM punya kemampuan kepegawaian dari Badan
Bappenas. Kendalanya
untuk mengelola SDA yang Kepegawaian Negara, jumlah
seringkali karena fasilitas
dimilikinya, memanfaatkan PNS di seluruh Indonesia sampai
internet yang belum banyak
peluang-peluang, mengatasi dengan tahun 2006 berjumlah
tersedia, juga karena budaya
kelemahan dan ancaman yang 3,7 juta dan kurang lebih 1 juta
memperoleh informasi
dihadapinya -dengan etos atau 28% di antaranya tingkat
melalui internet belum
membangun (kerja keras, jujur, pendidikan mereka masih S1.
tumbuh. Oleh karenanya,
kreatif profesional dan inovatif). Hal yang menunjukkan masih
strategi penyebaran
Secara keseluruhan, penguatan rendahnya kualitas SDM di
informasi tampaknya masih
SDM dalam rangka otonomi daerah.
harus bertumpu pada
daerah bukan saja bermakna
informasi cetakan. Hanya
meningkatkan kapasitas (capacity Berdasarkan hasil survey di
harus menjangkau target
building), tapi juga akuntabilitas lapangan di ketahui bahwa
yang diinginkan;
(accountability) SDM dalam arti beberapa faktor yang menjadi
3. Kurangnya kegigihan
yang luas. penyebab turunnya jumlah
berkompetisi para PNS,
pegawai negeri sipil di bidang
sehingga apabila telah
Dalam rangka peningkatan perencana yang mendaftar
gagal satu kali untuk
kapasitas SDM ini, maka untuk mendapatkan beasiswa
mendapatkan beasiswa
pusbindiklatren bekerjasama ini, utamanya adalah :
biasanya mereka tidak
dengan beberapa universitas
mau mencoba untuk kedua
di Indonesia memberikan 1. Kurang tersebarnya
kalinya;
beasiswa kepada pegawai negeri informasi beasiswa ini
[pusat dan daerah] di bidang ke daerah. Meskipun
4. Tidak adanya kepastian
perencanaan pembangunan. Bappenas dan Program
dari pemerintah daerah
Beasiswa tersebut meliputi Studi menyebarkan
bagi mereka yang
biaya studi (tuition fee) dan biaya informasi mengenai
meninggalkan tugas
hidup (living cost). Kegiatan beasiswa ini ke seluruh
untuk melanjutkan tugas
pelatihan degree dan non degree propinsi di Indonesia,
belajar akan mendapatkan
ini telah dilaksanakan oleh tetapi informasi tersebut
1
Simpul Perencana | Volume 10 | Tahun 5 | Agustus 2008
18. cakrawala
jabatan yang pasti setelah baru dalam meningkatkan minat yang telah berbakti
selesai tugas belajar. Hal peserta melalui perubahan cara maupun berprestasi
ini menyebabkan beberapa rekrutmen dan persyaratan untuk diprioritaskan
mahasiswa yang telah penerimaan beasiswa, hal-hal memperoleh beasiswa
mendapatkan beasiswa berikut ini juga penting untuk diklat. Perda ini akan
mengundurkan diri dipertimbangkan: membantu peningkatan
melanjutkan pendidikan SDM di daerah tersebut
karena tidak mau 1. Untuk PNS di tingkat karena Pusbindiklatren
meninggalkan jabatan yang pusat, seyogyanya memberikan beasiswa bagi
telah dipegang saat ini; calon mahasiswa tidak PNS yang berumur di
perlu di tes di tingkat bawah 40 tahun. PNS yang
5. Ketatnya aturan yang
departemen/lembaga untuk berumur lebih dari 40 tahun
ditetapkan oleh Bappenas
mendapatkan beasiswa dari akan mendapat beasiswa
terutama dalam nilai TP A
Pusbindiklatren sehingga dari Pemda setempat yang
dan TOEFL. Meskipun
lebih banyak PNS yang sumber dananya berasal
telah diberi kelonggaran
dapat mendaftar langsung; dari APBD daerah.
kepada PNS yang berasal
dari luar Jawa. Tetapi, 2. Mekanisme penyebaran Uraian tersebut di atas
sebagian besar penerima informasi seharusnya dari menunjukkan bahwa untuk
beasiswa dari luar Jawa para alumni yang telah meningkatkan jumlah peserta
adalah PNS yang berasal menyelesaikan jenjang S2 diklat perlu dilakukan suatu
dari Jawa. Dengan atas beasiswa Bappenas. mekanisme yang lebih baik dalam
demikian, jumlah penduduk Hal ini sangat efektif penyebaran informasi ke daerah.
asli luar Jawa yang untuk menyebarkan Setiap program studi sebaiknya
menikmati beasiswa tetap informasi. Sebagai contoh, menyebarkan informasi berupa
kecil prosentasinya. Hal pada sebagian besar prodi leaflet atau brochure sampai ke
ini seharusnya ditinjau mahasiswa yang mendaftar dinas-dinas. Untuk mengurangi
ulang oleh Bappenas dalam untuk menjadi calon jumlah dinas yang dikirim leaflet,
menentukan PNS yang penerima beasiswa apabila maka program studi dapat
lolos seleksi. Nilai TPA ditanya darimana informasi memberikan leaflet tersebut
sebagai acuan dasar untuk mengenai beasiswa ke dinas-dinas yang memang
meloloskan penerima Bappenas diperolah, maka memerlukan keahlian sesuai
beasiswa sebaiknya tidak sebagian besar dari mereka dengan bidang ilmu yang prodi
menjadi dasar utama, tetapi akan menjawab dari alumni tawarkan. Hal ini akan sangat
keinginan dan motivasi prodi tersebut. Hal ini memudahkan para PNS yang
yang kuat untuk belajar dan menunjukkan bahwa benar-benar ingin melanjutkan
mengembangkan ilmu bagi memberikan pelayanan pendidikan mendapatkan
para putra putri daerahlah yang terbaik kepada informasi yang diperlukan.
yang seharusnya lebih para mahasiswa selama
penting. Mereka pulalah mengikuti pendidikan Hal lain yang perlu
yang untuk seterusnya adalah kunci keberhasilan dipertimbangkan adalah menjalin
akan mengembangkan dalam meningkatkan jumlah hubungan baik antara Bappenas,
pembangunan daerah. peserta diklat; Pemda dan prodi. Hal ini
Dengan kata lain, prioritas diperlukan untuk keberlanjutan
3. Mendorong pemda
diberikan kepada peserta peningkatan SDM Indonesia
mengeluarkan Perda
dari daerah [luar Jawa]. baik di daerah ataupun di pusat.
“insentif” bagi PNS
Khusus untuk PNS di daerah,
Selain merumuskan strategi
mendapatkan beasiswa dari
18 Simpul Perencana | Volume 10 | Tahun 5 | Agustus 2008
19. cakrawala
pemda setempat yang bersumber
dari APBD atau pun beasiswa
“ Kurang tersebarnya informasi beasiswa ini ke daerah. Meskipun
dari pihak swasta tidaklah mudah.
Karena itu beasiswa Bappenas Bappenas dan Program Studi menyebarkan informasi mengenai
merupakan salah satu beasiswa
beasiswa ini ke seluruh propinsi di Indonesia, tetapi informasi
yang sangat dibutuhkan oleh PNS
tersebut hanya berhenti sampai tingkat sekda ”
di daerah. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa minat peserta
diklat akan dapat ditingkatkan
melalui tiga hal: pertama
memperbaiki cara penyampaian
informasi beasiswa dan flesibilitas
seleksi, kedua membuat prioritas
pemberian beasiswa, dan
ketiga menjalin hubungan kerja
yang baik antara Pusdiklatren
Bappenas, Pemda, dan Universitas
penyelenggara diklat. ***
1
Simpul Perencana | Volume 10 | Tahun 5 | Agustus 2008
20. cakrawala
PROFESIONAL HUMAN RESOURCES
DEVELOPMENT PROJECT PHASE III
(PHRDP-III)
Sebagai upaya peningkatan Sumber Daya Manusia Perencana di pusat maupun
daerah serta untuk memperkuat kapasitas administrasi ke organisasian pemerintah
pusat dan daerah dalam rangka mendukung proses desentralisasi dengan
melaksanakan Program Gelar, Program Non-Gelar dan juga on the job training baik
dilaksanakan di Indonesia maupun Jepang yang di peruntukan untuk seluruh
pegawai pemerintah di seluruh Indonesia, terutama mereka yang bekerja pada
sektor perencanaan publik dan keuangan publik, dan juga untuk Aceh.
Disamping bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pelaksana pemerintahan dan
juga meningkatkan kinerja serta organisasi pemerintahan, dalam upaya menuntut
ilmu serta pengetahuan yang lebih tinggi lagi. Serta untuk membangun kerjasama
antara peserta dengan pihak-pihak terkait lainnya, baik di dalam negeri maupun
dengan luar negeri.
Oleh : Dr. Eiji Oyamada Pihak-pihak yang terlibat antara lain adalah pemerintah Jepang-Bappenas-
(Team Leader PCI Consultant) Departemen keuangan dan Pacific Consultants International (PCI) sebagai
Konsultan Manajemen Operasi serta Asia SEED sebagai konsultan Implementation
Assistant. Sumber dana untuk program ini adalah pinjaman Pemerintah jepang
kepada Pemerintah Indonesia yang penyalurannya menggunakan Japan Bank for
International Cooperation (JBIC) dengan bunga 0,75% pertahun selama 30 tahun.
searching
Tercatat sejak tahun 2006 hingga 2013 nantinya tercatat lebih dari 10.000
Pegawai Negeri sipil di Indonesia akan mendapatkan pendidikan dan pelatihan,
pendidikannya berupa Program Master dan Doktor baik di dalam negeri maupun
di Negara Jepang, seperti halnya pendidikan, pelatihan pun juga dilaksanakan di
dalam negeri maupun di Jepang.
20 Simpul Perencana | Volume 10 | Tahun 5 | Agustus 2008
21. cakrawala
Manfaat yang diharapkan dari Linkage, masing-masing 6. Terdapat pula program
proyek ini adalah meningkatkan lulusan mendapatkan dua khusus yang diperuntukan
kualitas Sumber daya Manusia gelar yang masing-masing kepada aceh dari proyek
pada pegawai pemerintahan dari satu Universitas di ini, terutama dalam rangka
serta organisasi pemerintahan Indonesia dan satu dari memulihkan kembali
dengan implementasi dari Universitas di Jepang. kualitas dan kuantitas
pengetahuan dan keterampilan Aceh setelah bencana alam
dengan meningkatkannya ke- 3. Sekitar 800 peserta, tsunami beberapa tahun
profesional-an Pegawai Negeri baik dari Program Gelar yang lalu.
Sipil. maupun Program Non
Gelar akan menimba ilmu 7. Pada bulan Agustus
Proyek ini sudah dimulai dari Universitas di Jepang. tahun 2007, delapan
sejak tahun 1985, dan saat ini Sedangkan yang belajar di Universitas Jepang telah
merupakan fase ke tiga dari Indonesia akan berjumlah menandatangani perjanjian
keselururan program. Ke lebih dari 10.000 peserta. kerjasama dengan beberapa
depan proyek ini juga akan Yang menjadi target utama Universitas di Indonesia
memperkenalkan dalam program ini adalah dengan Bappenas dan
Distance
Learning dan program Linkage untuk meningkatkan Departemen Keuangan
(Double Degree secara efektif Sumber Daya Manusia sebagai fasilitator.
)
dan merupakan cara yang dari jurusan-jurusan social,
ekonomis dalam melakukan pola dimana jurusan ini adalah 8. Untuk lebih meningkatkan
pembelajaran jarak jauh yang terbanyak yang ada di efektifitas Sumber
Indonesia. Daya Manusia, akan
Adapun karakteristik dari dibangun suatu fasilitas
program proyek atau program 4. Dengan meningkatnya Distance Learning
peningkatan kapasitas perencana jumlah dari peserta dengan menggunakan
pemerintahan ini adalah sebagai pendidikan dan pelatihan, jaringan internet untuk
berikut. di harapkan akan menghubungkan antara
membantu pemerintah Universitas di Indonesia
1. Untuk Program Linkage dalam hal efektifitas dengan beberapa
(Double Degree), kerjasama proses desentralisasi dan Universitas di Jepang.
antara bebeapa Universitas pembagian kewenangan Ini merupakan percobaan
Negeri yang ada di antara Pemerintah Pusat dan pertama bagi Universitas di
Indonesia dengan beberapa Pemerintah Daerah. Indonesia, terutama dengan
Universitas di Jepang sudah Universitas di Jepang. Hal
terjalin. Dengan program 5. Program jurusan yang ini untuk mengantisipasi
ini, di harapkan dapat lebih diambil oleh peserta terdiri perkembangan ilmu
menghemat dari sisi biaya dari berbagai macam, pengetahuan yang semakin
bila di bandingkan kuliah diantaranya adalah: Ekonomi, cepat dan tidak terbatas akan
penuh di luar negeri. Ekonomi Pembangunan, jarak sehingga nantinya akan
Administrasi, Keuangan, memiliki metode pendidikan
2. Dengan kerjasama antar Akuntansi, Perpajakan, yang baru secara transisional
Universitas di Indonesia dan Pembangunan daerah, dan dengan meningkatkan
di Jepang ini, khususnya lain-lain. kesempatan untuk belajar
untuk program master suatu ilmu kekhususan yang
terbaru dari Jepang.
21
Simpul Perencana | Volume 10 | Tahun 5 | Agustus 2008
22. cakrawala
Target Peserta Penerima Beasiswa 2006-2013
Universitas PhD Linkage 30
459
di Jepang MA Linkage
261
Pelatihan
BAPPENAS
Universitas MA
2.291
di Indonesia Pelatihan 7.189
Universitas PhD Linkage 20
125
di Jepang MA Linkage
154
MA Reguler
140
Pelatihan
DEPARTEMEN
KEUANGAN
Universitas MA 300
di Indonesia Pelatihan 299
PENGALAMAN MENDAPATKAN BEASISWA
DARI PUSBINDIKLATREN - BAPPENAS
Oleh: Membi
Staf inspektorat BPN
Mendapatkan beasiswa dari Kedua adalah masa pengumu- Keempat adalah system pemberian
PUSBINDIKLATREN BAP- man yang terlalu lama dan allowance agar dapat diberikan se-
PENAS merupakan suatu ke- sangat dekat dengan tanggal suai jadwal dan tepat waktu karena
banggan tersendiri bagi setiap pelaksanaan EAP bagi program keterlambatan beasiswa sangat ber-
pegawai negeri yang mendaf- double degree. Pada pelaksa- pengaruh bagi belajar mahasiswa.
tar. Bagaimana tidak? Untuk naan tes tahun 2008, tes toefl
mendapatkan beasiwa tersebut, Kelima adalah monitoring bagi maha-
dilaksanakan bulan November
kita harus bersaing dengan ri- tetapi pengumuman penerimaan siswa. Diharapka agar pusbindikla-
buan bahkan puluhan ribu pela- sekitar awal maret dan pelak- tren dapat secara regular datang ke
mar dari seluruh Indonesia. Tes sanan program EAP tanggal 10 kampus-kampus untuk memantau
kualifikasinya sangat berkuali- maret. Hal ini menyulitkan bagi mahasiswa agar mahasiswa dapat
tas karena mensyaratkan nilai penerima beasiswa karena harus melaporkan perkembangan kuliah
kelulusan yang tinggi. tapi ada mengurus berkas-berkas sebe- ataupun kesulitan-kesulitan yang
sedikit hal-hal yang perlu di- lum mengikuti program EAP dihadapi
tingkatkan agar program ini tersebut. Selain itu ada pelamar
berjalan lebih baik. beasiswa yang lulus tes di Pus- Hal-hal tersebut di atas merupakan
bindiklatren Bappenas tetapi ti- kendala-kendala yang dirasakan
Pertama adalah sosialisasi dak diambil karena dia juga lulus oleh calon pelamar beasiswa atau-
tentang beasiswa yang perlu program beasiswa di tempat lain pun mahasiswa saat ini. Tetapi
diperluas lagi ke seluruh yang pengumuan kelulusannya sekali lagi perlu ditegaskan bahwa
Indonesia dan masa pendaftaran lebih cepat. menadapatkan beasiswa BAPPE-
pelamar yang agak diperpanjang NAS merupakan suatu prestasi dan
sehingga memberi kesempatan Ketiga adalah banyak pelamar pengalaman yang sangat berharga
untuk mendapatkan informasi beasiwa yang lulus tetapi tidak dan kebanggaan tersendiri. Semoga
yang jelas untuk mengikuti tes sesuai dengan latar belakang PUSBINDIKLATREN BAPPENAS
beasiwa. Informasi program pendidikan S-1 nya sehingga ke- lebih maju sebagai lembaga pendidi-
beasiswa sering didapatkan tika belajar di kampus membu- kan dan pelatihan di masa yang akan
ketika masa pendaftaran lamaran tuhkan adaptasi mengenai ma- datang.
sudah mau berakhir sehingga teri kuliah yang diajarkan.
mengurangi minat dari pelamar.
22 Simpul Perencana | Volume 10 | Tahun 5 | Agustus 2008
23. cakrawala
MENCARI KESINAMBUNGAN PROGRAM
SELEKSI DAN PENGEMBANGAN PEGAWAI
Oleh : Oleh: Edy Purwanto*
Pendahuluan
Pada mulanya, seleksi OTO Bappenas (nama lama “Pusbindiklatren Bappenas sampai
”
pertengahan tahun 90-an) yang menggunakan alat tes yang dinamakan Tes Potensi
Akademik (TP adalah untuk dalam menyaring sekelompok pelamar yang akan diberi
A)
beasiswa S2/S3 di luar negeri (terutama Amerika Serikat). Ada dua kelompok terpisah
yang ingin diidentifikasi oleh OTO Bappenas: (1) kelompok pelamar yang diperkirakan
kemungkinan suksesnya lebih besar sebagai kelompok yang diterima dan (2) kelompok
lain yang kemungkinannya suksesnya lebih kecil sebagai kelompok yang ditolak. Karena
tingginya tingkat keberhasilan mahasiswa yang dikirim oleh OTO Bappenas dengan
model seleksi TP tersebut, banyak lembaga-lembaga lain dari luar Bappenas yang
A
Oleh: Edy Purwanto meminta bantuan OTO Bappenas untuk melakukan seleksi dengan model serupa. Pada
masa kini, banyak program-program pascasarjana perguruan tinggi besar dalam negeri
ternama menggunakan TP sebagai alat seleksinya.
A
Staf
PusbindiklatrenBappenas
Bersamaan dengan perkembangan di atas, TP OTO Bappenas semakin banyak pula
A
Saat ini sedang bertugas
dimanfaatkan oleh lembaga-lembaga pemerintah/swasta besar sebagai alat seleksi
sebagai Kepala Unit
searching calon/promosi pegawainya. Hal terakhir ini menimbulkan beberapa pertanyaan, di
Pelayanan Penyelenggaraan
antaranya: Apa relevansinya menggunakan suatu alat seleksi yang semula dimaksudkan
Tes Potensi Akademik (UPP untuk memprediksi kemungkinan keberhasilan belajar di program pascasarjana (S2/
TP Koperasi Bappenas.
A) S3) dengan alat seleksi untuk memprediksi keberhasilan kerja pegawai (termasuk
perencana)? Berapa batas nilai (cutting-point) skor TP pegawai yang akan diterima/
A
dipromosikan?
23
Simpul Perencana | Volume 10 | Tahun 5 | Agustus 2008
24. cakrawala
Untuk mencoba menjawab mengantisipasi kemungkinan bagus dalam mempelajari
pertanyaan-pertanyaan di atas, masalah mendatang yang suatu bidang tertentu, prestasi
setidaknya diperlukan kejelasan ditimbulkan dari kebijakan(nya) yang tidak jauh berbeda akan
terhadap dua hal: (1) Untuk sebelumnya. dapat ditunjukkan pula dalam
tingkat pekerjaan macam apa kesempatan belajar berikutnya.
seleksi calon pegawai/promosi Mengasah diri terus menerus Salah satu masalah yang timbul
pegawai diperlukan? (2) Berapa menjadi salah satu kewajiban dari alternatif ini adalah masalah
tingkat risiko kegagalan yang utama pegawai tingkatan perbedaan bobot penilaian antar
siap ditanggung /keberhasilan manajerial dalam usahanya lembaga pendidikan, bahkan
yang diinginkan? menghadapi permasalahan yang antar fakultas/program dalam
terus menerus berkembang, lembaga pendidikan yang
Tingkat Pekerjaan yang tidak pernah sampai pada sama. Sudah lazim diketahui
Tiap-tiap pekerjaan memerlukan suatu pemecahan tuntas dan bahwa nilai tinggi yang dimiliki
tuntutan yang berbeda antara memuaskan untuk selamanya. lulusan suatu lembaga tertentu,
satu dengan lainnya. Namun Kesiapan mengasah diri terus ternyata banyak yang tidak
dapat dikatakan bahwa suatu menerus ini dapat dikatakan mempunyai kemampuan yang
tingkat pekerjaan dapat merupakan salah satu indikasi lebih tinggi dari lulusan lembaga
dikelompokkan dari yang paling kesiapan seseorang dalam lain yang memberikan transkrip
rendah kompleksitasnya (tingkat mengemban tugas manajerial. ijazah dengan nilai pas-pasan.
operasional) sampai yang paling Kesiapan mengasah diri ini dapat Sehingga seseorang yang ingin
tinggi (pengambil keputusan dicerminkan oleh kemampuan menggunakan transkrip dari
tertinggi di suatu unit organisasi). dan kemauannya untuk belajar, beberapa lembaga, mungkin
Pada umumnya, kebutuhan baik pada hal yang formal harus memperhitungkan
terhadap tenaga operasional maupun informal. perbedaan pemberian bobot
dipenuhi dengan mengisi antar lembaga tersebut.
tenaga yang berpendidikan Untuk hal yang informal,
Tingkat Risiko
rendah sampai menengah, ukuran keberhasilan belajar
sedangkan kebutuhan akan sangat bersifat pribadi, sehingga Alternatif lain adalah dengan
tenaga manajerial dan pengambil sulit menyiapkan alat untuk menggunakan alat yang
keputusan tertinggi dipenuhi memprediksi keberhasilan mengukur potensi intelektual
dengan tenaga berpendidikan belajar jalur in-formal, kecuali umum seseorang yang dianggap
tinggi atau dengan tenaga mengandalkan intuisi sang sebagai dasar untuk keberhasilan
yang mempunyai pengalaman penilai, antara lain berdasarkan belajar seseorang pada pendidikan
yang dianggap setara dengan pengalaman masa lalunya formal. Dalam hal ini, Tes Potensi
berpendidikan tinggi. Hal ini dengan orang yang akan dinilai. Akademik OTO Bappenas
dapat dimaklumi karena untuk Sedangkan, untuk memprediksi dirancang untuk mengungkap
seorang tenaga operasional yang keberhasilan belajar jalur formal, kemampuan intelektual umum
diperlukan adalah terutama kiranya beberapa alternatif yang mendasari keberhasilan
kepatuhan untuk bekerja dapat dipilih. Di antaranya seseorang untuk belajar pada
mengikuti perintah, sedangkan adalah dengan melihat nilai jenjang pendidikan pascasarjana.
untuk tingkat manajerial ke atas prestasi belajar seperti yang Hasil penelitian OTO Bappenas
(baik di lembaga swasta maupun tercantum dalam transkrip ijazah menunjukkan bahwa TP dapatA
pemerintah) yang diperlukan sebelumnya. dipakai sebagai dasar untuk
adalah kemampuannya untuk memprediksi keberhasilan belajar
memecahkan masalah di Asumsi yang dipakai di seseorang di tingkat S2/S3.
unit organisasinya ditambah sini adalah jika sebelumnya Penelitian OTO Bappenas juga
dengan kepekaannya untuk seseorang mempunyai nilai menunjukkan bahwa peserta
24 Simpul Perencana | Volume 10 | Tahun 5 | Agustus 2008
25. cakrawala
yang dikelompokkan dalam Jika tidak memperhitungkan diinginkan oleh suatu lembaga.
25% terbaik menurut standar risiko keberhasilan atau Jika risiko keberhasilan/
nasional (skor TP A-nya minimal kegagalan, pilihan batas skor kegagalan diperhitungkan, batas
565) dapat menyelesaikan TP dapat diputuskan dengan
A skor TP A perlu disyaratkan
dengan baik tugas belajar yang menentukan jumlah yang ingin dengan mengacu kepada
diberikan. Adapun beberapa diterima/dipromosikan (misalnya prosentasi kelompok terbaik
peserta yang gagal (tidak lebih 10 orang terbaik dalam kelompok tertentu. Sebaliknya, jika yang
dari 1%), dapat dikatakan terjadi itu sendiri), sehingga batas skor menjadi perhitungan hanya
karena faktor-faktor lain, di luar TP dapat bergerak naik/turun
A jumlah (kuota), suatu lembaga
kemampuan akademisnya. sesuai dengan skor-skor yang cukup menjaring peserta yang
Pilihan mengenai batas skor didapat 10 peserta tes tertinggi memilik skor terbaik dalam
TP tersebut tergantung kepada
A dalam kelompok dimaksud. kelompoknya saja.
pilihan risiko keberhasilan
Kesimpulan
(kegagalan) yang ingin Satu hal yang perlu disadari,
ditanggung oleh suatu lembaga. TP hanyalah salah satu alternatif
A TP hanya untuk memprediksi
A
Jika ingin menghindari kegagalan yang dapat dipertimbangkan potensi intelektual umum.
sekecil mungkin, barangkali sebagai alat seleksi untuk Sehingga, jika yang diperlukan
suatu lembaga perlu menuntut merekrut atau mempromosikan adalah alat untuk memprediksi
(mensyaratkan) skor TP yang
A pegawai di suatu lembaga. Pilihan keahlian atau ketrampilan khusus
tinggi, misalnya hanya mengakui terhadap TP akan semakin
A dalam posisi spesifik tertentu,
kelompok 2% terbaik (skor relevan jika yang diperlukan mungkin alat tes psikologis
minimal 700). Atau sebaliknya, sebagai pegawai adalah orang lain lebih cocok untuk itu. Hal
jika siap menanggung kegagalan berkualifikasi sarjana dan akan lain yang perlu diperhitungkan
lebih besar, mungkin tuntutan diberi tanggung jawab untuk dalam memilih (tidak memilih)
skor TP misalnya, cukup 50%
A, dapat meningkatkan atau bahkan berbagai alat tes/seleksi tersebut
terbaik (skor minimal 500). mengembangkan pengetahuan adalah kesesuaian antara biaya,
Secara umum, kedudukan formal setara tingkat S2 atau tenaga dan waktu pelaksanaan
seorang peserta TP A jika S3 yang berkaitan dengan posisi tes dengan tujuan dan keperluan
dibandingkan skornya dengan yang diembannya. seleksi itu sendiri.
mengacu pada skor TP secara
A
Referensi
nasional dapat di lihat pada tabel Pilihan batas skor TP tertentu
A
Anthony,W. P., Perrewe, P. L. dan Kacmar,
berikut (dalam tabel di bawah ini berkaitan dengan tingkat
K. M. 1996. Strategic human resource
hanya memuat kelompok terbaik risiko kegagalan yang ingin management. 4th Ed. Fort Worth: The
50% atau lebih kecil): ditanggung/keberhasilan yang Dryden Press.
Gatewood,R. D. and Feild, H.S. 1998.
Human resource selection. 4th Ed. Fort
SKOR TPA KELOMPOK SKOR KELOMPOK TERBAIK
Worth: The Dryden Press.
TOTAL TERBAIK TPA (2)
Pusbindiklatren Bappenas (2003). Buku
(1) (2) TOTAL
Panduan Penyelenggaraan Tes Potensi
(1)
Akademik (TPA). Jakarta: Pengarang.
Suryabrata,S. (2000). Pengembangan alat
700 2% 585 20% ukur psikologis. Cet. 1. Yogyakarta:
690 3% 565 25% Andi.
Suryabrata,S. (Mei, 1988). Tes potensi
675 4% 550 30%
akademik (Academic aptitude test).
650 5% 525 40% Indonesia’s experience. Presented paper:
The National Association for Foreign
625 10% 500 50%
Students Affairs (NAFSA) Conference.
600 15% Washington, D. C.
25
Simpul Perencana | Volume 10 | Tahun 5 | Agustus 2008