SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 82
Downloaden Sie, um offline zu lesen
E-Mail : simpul@bappenas.go.id




                                                                 Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008




                                                                STRATEGISNYA BUP
                                                                JABATAN FUNGSIONAL
                                                                PERENCANA
                                                                DIPERPANJANG
                                          wawancara
                                                    EKSKLUSIF
Prof. DR. Ir. Deny Juanda Puradimaja, DEA
                                                KEPALA BAPEDA
                                          PROVINSI JAWA BARAT
TERBITAN TERBARU
PUSBINDIKLATREN-BAPPENAS




                  INFORMASI BEASISWA
                  DARI SELURUH DUNIA UNTUK INDONESIA




                                       BOOKLET
  PANDUAN PENYELENGGARAAN
                                       DIKLAT GELAR DAN NON GELAR
  PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
                                       DENGAN BEASISWA
  PERENCANAAN,
                                       PUSBINDIKLATREN - BAPPENAS
  DAN PELAKSANAAN JABATAN
  FUNGSIONAL PERENCANA
dari kami
                                             Salam simpul, hampir setahun sudah perjalanan 2008 ini, dan memasuki detik-detik
                                             pergantian tahun. Satu tahun perjalanan yang tak terasa panjang bagi Redaksi
                                             Majalah Simpul Perencana, mengemban tugas sebagai media informasi bagi para
                                             perencana di seluruh Indonesia. Sudah banyak hal yang dilalui oleh Redaksi untuk
                                             tetap eksis memberikan yang terbaik bagi pembacanya yang setia.
                                             Memasuki bulan terakhir di tahun 2008 ini Majalah Simpul Perencana kembali dapat
                                             terbit untuk ke 11 kalinya, dengan mengangkat tema sentral tentang perdebatan
                                             persoalan di perpanjang atau tidaknya masa kerja dari para Fungsional Perencana.
                                             Dengan mengangkat persoalan ini kami berharap akan ada ide-ide cerdas bagi
                                             perkembangan Jabatan Fungsional.
                                             Pembaca Simpul yang berbahagia, pada edisi kali ini Redaksi mencoba menghadirkan
                                             pembahasan tentang ”Relevansi diperpanjangnya Batas Usia Pensiun Perencana      “
                                             Seperti kita ketahui bersama bahwa masa pensiun para perencana sekarang ini
                                             sama dengan staf PNS biasanya, dan menurut para perencana perpanjangan BUP
                                             tersebut perlu diperpanjang karena: (a) pada masa in-passing tahun 2003 sebagian
                                             besar PNS yang masuk sudah berumur diatas 40 tahun, sehingga saat ini banyak
                                             yang memasuki usia pensiun (b) untuk mencapai tingkat keahlian dan kematangan
                                             berfikir dan berprilaku sebagai perencana utama dan madya memerlukan proses
                                             dan waktu yang lama, sehingga (c) pada saat seorang perencana sampai pada tingkat
                                             tertinggi tersebut, maka—apabila BUP tetap 56 tahun—yang bersangkutan akan
                                             terlanjur pensiun.
                                             Pada kesempatan kali ini kami juga menampilkan para perencana dari daerah-daerah
                                             yang telah mencoba menyumbangkan pemikirannya bagi sebuah perencanaan baik
                                             untuk wilayahnya maupun untuk daerah lainya.
                                             Pada edisi kali ini kami juga berhasil melakukan wawancara atau berdiskusi
                                             secara eksklusif dengan Kepala Bapeda Jawa Barat Prof. DR. Ir. Deny Juanda
                                             Puradimaja, DEA, serta melakukan wawancara dengan salah satu Perencana
                                             Madya di lingkungan Kementrian negara PPN/Bappenas DR. Herry Darwanto,
                                             yang memberikan pemikirannya, masukan dan kritikan serta pengalamannya
                                             berkenaan dengan tema yang diangkat kali ini
                                             Selain dari tulisan dan artikel yang dimuat, pada edisi kali ini kami juga
                                             menghadirkan beberapa liputan perjalanan kami yang berhasil meliput kegiatan
                                             Pusbindiklatren.
                                             Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada para pembaca dan pemerhati
                                             Majalah Simpul Perencana yang senantiasa selalu memberikan masukan dan
                                             dukungan kepada kami tim redaksi, untuk terus memberikan yang terbaik di
                                             setiap penerbitannya, dan juga tidak lupa kami memberikan atensi yang cukup
                                             besar bagi teman-teman para perencana di daerah dan instansi lain yang sudah
                                             meluangkan waktu untuk menulis artikel dan informasi lainya.

susunan redaksi                              Maju terus Para Perencana Indonesia.

Simpul Perencana
Diterbitkan oleh Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Perencana
PUSBINDIKLATREN-BAPPENAS.

PELINDUNG : Menteri Negara PPN/Kepala BAPPENAS | PENASEHAT : SESMENNEG PPN/SESTAMA BAPPENAS |
PENANGGUNG JA AB : Kepala Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Perencana |
                     W
PEMIMPIN UMUM : Meily Djohar | PEMIMPIN REDAKSI : Eko Suratman |
W AKIL PIMPINAN REDAKSI : Wignyo Adiyoso |
DEW   AN REDAKSI : Guspika, Robert, Agus Manshur, Haryanto, Hari Nasiri, Zamilah Chairani, Edy Purwanto |
REDAKTUR PELAKSANA : Sugiyanti, Edy Susanto, Maskalah Murni, Wiky, Wahyu Pribadi |
EDITOR : Dwi Putro Aris | GRAFIS : Hendra Yudiyanto |
ADMINISTRASI / KEUANGAN : Lina Indriawati, Dwi Yanto | DISTRIBUSI/SIRKULASI : Sugiyanti
ALAMAT REDAKSI : Gedung Diklat Pusbindiklatren Bappenas, Jl. Proklamasi 70 Jakarta, 10320
Telp .(021) 31931481 | E-Mail : simpul@bappenas.go.id
daftar isi


 6   gerbang


     cakrawala :
     ESENSI PERPANJANGAN
     BATAS USIA PENSIUN PERENCANA
     BAGIAN INTEGRAL DARI PENGEMBANGAN
     KARIER DAN PROFESIONALISME



 8
     SEKILAS JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA
     DI PROVINSI JAWA BARAT
     DAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT




16
     FUNGSIONAL PERENCANA:
     KETERSEDIAAN, KESEIMBANGAN, PERPANJANGAN,
     DAN BEBERAPA “PR” LAINNYA




19
     wawancara :
     WAWANCARA EKSKLUSIF
     BERSAMA
     Prof. DR. Ir. DENY JUANDA PURADIMAJA, DEA
     KEPALA BAPEDA PROVINSI JAWA BARAT



26
     WAWANCARA
     BERSAMA
     DR. HERRY DARWANTO
     PERENCANA MADYA
     KEDEPUTIAN SARANA DAN PRASARANA
     BAPPENAS

32
daftar isi




38   forum AP2I
     RAPAT KERJA ASOSIASI PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA
     PUSBINDIKLATREN, 18 NOVEMBER 2008




40   liputan


48   sosok alumni

52   akademika

     opini:

56   SISTEM PERENCANAAN DI DAERAH


     PEMANFAATAN DATA PENGINDERAAN JAUH

62
     DALAM MENDUKUNG REVITALISASI
     SISTEM INFORMASI PENATAAN RUANG DAERAH

     KABUPATEN JEMBRANA
70   MEMBANGUN UNTUK RAKYAT


79   selingan
gerbang




                                                                         MENCARI SOLUSI
                                                                         YANG TERBAIK
                                                                         DARI SEBUAH
                                                                         POLEMIK
               Dalam setiap aktivitasnya seseorang pastilah           berkenaan dengan Jabatan Fungsional Perencana
               tidak ingin dibeda-bedakan atau dibatas-batasi         haruslah diselesaikan satu persatu oleh para
               dengan ruang dan waktu, akan tetapi kemampuan          pembuat kebijakan, polemik tentang perpanjangan
               seseorang dalam mengerjakan sesuatu juga dibatasi      Batas Usia Pensiun sudah memasuki babak akhir.
               oleh umur dari seseorang itu sendiri, banyak orang     Surat yang sudah diajukan Pusbindiklatren
               beranggapan bahwa semakin tua umur seseorang           Bappenas sebagai Instansi Pembina dari Jabatan
               maka semakin melemah juga segala aktifitasnya,         Fungsional Perencana sudah ditandatangani oleh
               ada juga yang beranggapan bahwa semakin tua            Menteri Negara PPN/ kepala Bappenas, untuk
               seseorang maka ia akan semakin matang dalam            selanjutnya diajukan guna mendapat persetujuan
               kehidupan, baik dalam hal pemikiran, bersikap          dari Presiden RI. Proses administrasi tetap berjalan,
               maupun gagasan-gagasannya. Akan tetapi polemik         tetapi proses penguatan di luar, sebagai faktor
               tua dan muda sudah tidak relevan lagi untuk            pendukung guna mempengarui dikeluarkannya
               dibicarakan hari ini dikarenakan kemampuan             kebijakan terhadap perpanjangan batas usia
               seseorang bukan hanya ditentukan oleh faktor itu       pensiun, juga tetap harus dijalankan. Komunikasi
               saja, akan tetapi aktivitas seseorang juga pasti ada   yang intensif antara para perencana dengan para
               batasnya, oleh karena itu dibutuhkan kesadaran         pemegang kebijakan juga tetap dilakukan.
               atau keiklasan seseorang apabila memang jika
                                                                      Dalam kesempatan edisi ke 11 kali ini Majalah
               sudah watunya maka ia harus sudah menyelesaikan
                                                                      Simpul     Perencana     mencoba     mengangkat
               semuanya. Sejak dikeluarkannya KepMenPan
                                                                      tema tentang Relevansi Batas Usia Pensiun
               tentang Jabatan Fungsional Perencana, banyak
                                                                      diperpanjang. Ada beberapa pendapat dan tulisan
               persoalan yang muncul dari aturan tersebut. Dan
                                                                      yang dihadirkan kali ini sebagai ulasan terhadap
               banyak sekali faktor penyebabnya, kemungkinan
                                                                      tema yang dipilih diantaranya tulisan yang dibuat
               hal ini lebih disebabkan kurang tersosialisasinya
                                                                      oleh ibu Sri Asih Rohmani, Perencana Muda di
               aturan ini hingga ke daerah-daerah serta kurang
                                                                      Departemen Pertanian, yang membahas tentang
               jelasnya petunjuk pelaksana dari aturan tersebut.
                                                                      esensi perpanjangan BUP sebagai bagian integral
               Sebagai upaya pemantapan dalam memilih jalur
                                                                      dari perkembangan karier dan profesionalisme,
               alternatif dalam berkarier maka semua hal yang
                                                                      selanjutnya mengkritisi naskah akademik tentang



6   Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
gerbang




BUP yang ditulis ulang oleh bapak Agus Manshur,
SE, MA, salah seorang perencana muda di
Direktorat Otonomi Daerah Bappenas, dengan
judul tulisan Ketersediaan, Keseimbangan dan
Beberapa PR lainnya, serta sekilas perkembangan
Jabatan Fungsional Perencana di provinsi Jawa
Barat yang dibuat oleh kordinator Jabatan
Fungsional di wilayah tersebut ibu Ir. Elly Rustiny,
MT.
Untuk mendapatkan masukan serta usulan-usulan
tentang persoalan ini redaksi juga menghadirkan
wawancara eksklusif dengan Kepala Bapeda Jawa
Barat yang menyumbangkan ide segarnya tentang
keberlangsungan Jabatan Fungsional Perencana.
Tidak lupa sebagai pembandingnya kami juga
melakukan wawancara dengan bapak Heri
Darwanto selaku Perencana Madya di Deputi
Sarana dan Prasarana Bappenas.
Tidak lupa pula kami menghadirkan gagasan-
gagasan dari para perencana di daerah dalam
bentuk tulisan atau artikel yang dapat dijadikan
acuan atau patokan bagi sebuah perencanaan di
kemudian hari.
SELAMAT MEMBACA
(Dewan Redaksi)




                                                                                                                7
                                                       Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
cakrawala
                                         ESENSI PERPANJANGAN
                                BATAS USIA PENSIUN PERENCANA
                   BAGIAN INTEGRAL DARI PENGEMBANGAN KARIER
                                          DAN PROFESIONALISME
                                                 Ringkasan. Sebagai pemangku jabatan fungsional, agar dapat
                                                 berkinerja dengan baik diperlukan kompetensi, kemampuan, dan
                                                 penguasaan dalam melaksanakan tugas pokoknya berdasarkan
                                                 ketentuan formal yang mengaturnya. Surat Keputusan Menteri
                                                 Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 16/KEP/
                                                 M.P AN/3/2001 tentang Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya,
                                                 dimaksudkan sebagai acuan dalam berkarya dan berprestasi
                                                 sehingga terjamin pembinaan karier, kepangkatan, jabatan, dan
                                                 profesionalisme sesuai dengan landasan profesinya. Ketentuan
                                                 profesionalisme pelaksanaan tugas pokok dalam masa jabatannya
                                                 menuntut berbagai konsekuensi bagi para perencana agar
                                                 mampu berperan positif dalam pelaksanaan pembangunan.
                                                 Konsekuensi profesionalisme mengisyaratkan bahwa dalam
                                                 pelaksanaan kegiatan perencanaan pembangunan oleh perencana
                                                 sebagai suatu profesi harus didukung oleh kegiatan belajar yang
                                                 berkesinambungan sehingga mampu berperan dan melaksanakan
Oleh :
                                                 tugas fungsionalnya dalam pembangunan. Proses internalisasi dan
Sri Asih Rohmani
                                                 sosialisasi selama menjadi Perencana merupakan proses pendidikan
Perencana Muda
                                                 kearah pengembangan masyarakat sebagai bagian integral dalam
Departemen Pertanian
                                                 pembangunan. Tinjauan berbagai dimensi perpanjangan batas usia
          searching                              pensiun Perencana memperkuat relevansinya bagi pengembangan
                                                 karier dan profesionalisme Perencana Pemerintah sesuai peran yang
                                                 diharapkan dalam pembangunan.




8      Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
cakrawala




LATAR BELAKANG                     pembangunan jangka panjang          Tujuan utama pembangunan
                                   (RPJP) 2005-2025, menguatkan        masyarakat                  adalah
Pada hakekatnya, pembangunan
                                   bahwa pembangunan manusia           mengembangkan         kompetensi
sebagai proses perubahan yang
                                   seutuhnya     sebagai    hakekat    masyarakat dalam mengenali
terus menerus berlangsung,
                                   pembangunan             nasional,   masalah, merumuskan berbagai
merupakan      kemajuan     dan
                                   dan menempatkan manusia             alternatif    pemecahan,       dan
perbaikan menuju ke arah
                                   sebagai pusat segenap upaya         melalui proses pembelajaran
tujuan yang ingin dicapai dalam
                                   pembangunan.             Karena     yang sistematis mereka dibantu
meningkatkan kualitas hidup
                                   pembangunan nasional bermuara       untuk      mempelajari        cara
manusia, termasuk perubahan
                                   pada manusia sebagai insan yang     memecahkan          permasalahan
dalam diri manusia itu sendiri,
                                   harus dibangun kehidupannya,        mereka secara tepat. Untuk
masyarakat, dan lingkungan
                                   sekaligus sebagai sumberdaya        dapat bekerja secara efektif dalam
hidupnya. Oleh karena itu salah
                                   pembangunan       yang     secara   menstimulir, memfasilitasi, dan
satu usaha dari pembangunan
                                   kontinyu harus ditingkatkan         memberikan pelayanan terhadap
adalah usaha sadar untuk
                                   kualitas dan kemampuannya           perubahan perilaku masyarakat,
mewujudkan kondisi hidup
                                   untuk      dapat    mengangkat      seorang Perencana seharusnya
manusia yang lebih baik dalam
                                   harkat dan martabatnya kearah       memiliki pengetahuan yang
arti   menciptakan     keadaan
                                   terciptanya kualitas manusia        terus berkembang, memahami
sehingga peran setiap insan
                                   dan masyarakat Indonesia yang       keseluruhan       proses       dan
pembangunan dapat berkembang
                                   maju dan mandiri. Hal ini berarti   mekanisme            perencanaan
lebih serasi dalam berbagai
                                   pembangunan manusia adalah          serta       trampil         untuk
keseimbangan kehidupan.
                                   usaha untuk memberdayakan           mengimplementasikan          dalam
Keberhasilan               dalam   manusia, yaitu manusia yang         merancang setiap program dan
pembangunan sangat ditentukan      dapat berfikir, kreatif, mandiri    kegiatan pembangunan.
oleh     keberhasilan    didalam   dan yang dapat membangun
                                                                       Semakin pesatnya tantangan
membangun             sumberdaya   diri dan masyarakatnya menuju
                                                                       global,     perubahan     sistem
manusia yang sangat erat           masyarakat madani. Upaya
                                                                       dan mekanisme perencanaan
hubungannya dengan proses          pemberdayaan          masyarakat
                                                                       pembangunan, maka peningkatan
pendidikan dan pembelajaran        selaras      dengan       konsep
                                                                       kualitas para pejabat fungsional
selama manusia berkembang.         pengembangan          masyarakat
                                                                       dalam     jabatannya    semakin
Untuk itu sebagai bagian yang      community
                                   “                  development”
                                                                       mendesak untuk dilaksanakan
tidak terpisahkan dari kehidupan   yang     semakin    mengemuka
                                                                       secara berkesinambungan. Dalam
manusia,           pembangunan     pada berbagai hal dewasa ini.
                                                                       kaitan ini, peningkatan kualitas
masyarakat merupakan usaha         Pengembangan          masyarakat
                                                                       SDM perencana di instansi
pembangunan           sumberdaya   merupakan model pembangunan
                                                                       perencanaan pemerintah baik
manusia yang dilaksanakan          yang bertumpu pada aspek
                                                                       di pusat maupun di daerah
secara menyeluruh, terarah         manusia.          Dikemukakan
                                                                       diarahkan tidak saja hanya
dan terpadu sehingga kualitas      oleh Cernea (1988:xi), pada
                                                                       meningkatkan keahlian dan
sumberdaya manusia itu sendiri     hakekatnya manusia adalah titik
                                                                       keterampilan, namun harus
dapat diselaraskan dengan segala   pangkal, pusat, dan sasaran
                                                                       pula didasarkan pada upaya
sesuatu yang dibutuhkan oleh       akhir dari pembangunan, oleh
                                                                       peningkatan kapasitas institusi
sektor pembangunan.                karena itu manusia seharusnya
                                                                       perencanaan sehingga kualitas
                                   merupakan aspek utama dalam
Arah pembangunan nasional                                              output      perencanaan     yang
                                   pembangunan.
dalam dokumen perencanaan                                              dihasilkan mampu memenuhi




                                                                                                                9
                                                       Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
cakrawala




            harapan masyarakat secara luas.      pencapaian   kinerja  sesuai        pangkatnya ke tingkat yang
            Untuk itu perlu ditetapkan           peran yang diharapkan dalam         lebih tinggi sesuai batas minimal
            kembali aturan yang mampu            pembangunan.                        perolehan     angka     kreditnya
            memberikan kondisi kondusif                                              dan akhirnya dapat memenuhi
                                                 TUGAS POKOK PERENCANA
            dalam     pengembangan      dan                                          kinerja yang diharapkan oleh
                                                 Upaya       yang        dilakukan
            kepastian    karier     Jabatan                                          institusi perencanaan.
                                                 pemerintah dalam meningkatkan
            Fungsional Perencana, antara
                                                 motivasi     berprestasi      dan   Berkaitan       dengan       tugas
            lain penyesuaian (perpanjangan)
                                                 berkarya bagi pada Perencana        yang diemban tersebut, agar
            Batas Usia Pensiun Perencana.
                                                 sesuai landasan profesinya, telah   para     fungsional     perencana
            Perilaku sebagai refleksi dari       dilakukan diantaranya dengan        mampu        secara    profesional
            motivasi, kesadaran, pilihan         dikeluarkannya Surat Keputusan      melaksanakan tugas pokoknya,
            preferensi,” dan kemampuan baik
            “                                    Menteri Negara Pendayagunaan        dan        mampu         berperan
            pengetahuan, ketrampilan, dan        Aparatur Negara Nomor :16/          positif    dalam     pelaksanaan
            sikap yang dimiliki dan dihayati     KEP/M.P   AN/ 3/2001. Keputusan     pembangunan,           diperlukan
            oleh seorang perencana di masa       tersebut dimaksudkan untuk          upaya proses pembelajaran yang
            depan adalah kemampuannya            menjamin pembinaan karier,          berkesinambungan. Peningkatan
            dalam mendukung dan berperan         kepangkatan,      jabatan,    dan   kualitas Sumberdaya Perencana
            memberikan        warna     proses   peningkatan      profesionalisme    di instansi pemerintah diarahkan
            perencanaan dengan produk yang       Perencana melalui dibentuknya       tidak hanya untuk meningkatkan
            dapat dipertanggungjawabkan          Jabatan Fungsional Perencana        keahlian dan ketrampilan saja
            manfaatnya, keberpihakan dan         dan Angka Kreditnya. Perencana      (kognisi, afeksi dan psikomotor),
            afiliasinya dengan kepentingan       adalah Pegawai Negeri Sipil         namun pengembangan juga
            masyarakat sebagai kelompok          yang diberi tugas, tanggung         didasarkan        pada      upaya
            sasaran            pembangunan,      jawab, wewenang, dan hak            peningkatan kapasitas institusi
            kemampuan untuk membangun            secara penuh oleh pejabat yang      perencanaan sehingga kualitas
            kondisi hubungan dinamis dan         berwenang untuk melaksanakan        output      perencanaan       yang
            tata hubungan struktural dengan      kegiatan perencanaan pada unit      dihasilkan dapat memenuhi
            mitra kerja sebagai hasil proses     perencanaan tertentu. Perencana     harapan masyarakat luas. Untuk
            belajar    serta    terlaksananya    berkedudukan sebagai pelaksana      itu sebagai pejabat fungsional,
            perencanaan       program     dan    teknis fungsional perencanaan di    ke depan lebih dituntut untuk
            kegiatan            pembangunan      lingkungan instansi pemerintah.     berkontribusi dan berpartisipasi
            yang memiliki keunggulan.                                                aktif     dalam      keberhasilan
                                                 Dalam pelaksanaannya,
            Hal tersebut menunjukkan                                                 pembangunan berdasarkan atas
                                                 menuntut berbagai konsekuensi
            bahwa penguasaan substansi                                               kegiatan perencanaan yang
                                                 bagi para Perencana yang
            perencanaan secara menyeluruh                                            dilakukannya.
                                                 telah diangkat dalam Jabatan
            dan integratif sangat diperlukan
                                                 Fungsional Perencana (JFP)          Mengacu pada Surat Keputusan
            sehingga dapat memberikan
                                                 berdasarkan          Keputusan      Menteri Negara Pendayagunaan
            pelayanan yang        memuaskan
                                                 Menteri Negara Pendayagunaan        Aparatur Negara Nomor : 16/
            kepada masyarakat.
                                                 Aparatur Negara Nomor : 16/         KEP/M.P  AN/3/2001     tersebut,
            Bertolak      dari     berbagai      KEP/M.P  AN/3/2001. Dari setiap     disebutkan bahwa jenjang jabatan
            perspektif pemikiran tersebut,       butir kegiatan yang ada, dengan     fungsional perencana terdiri dari
            perlu dikaji lebih jauh esensi       nilai kredit masing-masing          Perencana Pertama, Perencana
            perpanjangan usia pensiun            menuntut kinerja perencana          Muda, Perencana Madya, dan
            Perencana    bagi   pembinaan        yang tertentu sehingga Pejabat      Perencana Utama. Pangkat dan
            karier   dan    profesionalisme      Fungsional Perencana tersebut       golongan ruang masing-masing
            perencana pemerintah kearah          dapat dinaikkan jabatan atau        jenjang adalah : (1) Perencana




10   Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
cakrawala




                                                                                 “ Untuk dapat
Pertama terdiri dari Penata                  mengajar/melatih/melakukan
                                                                                 melaksanakan pekerjaan
Muda, Golongan ruang III/a dan               bimbingan di bidang perencanaan
Penata Muda Tingkat I, golongan              pembangunan,          mengikuti     sebagai perencana dituntut
ruang III/b; (2) Perencana Muda              seminar/lokakarya di bidang
                                                                                 adanya kompetensi
terdiri dari Penata, golongan                perencanaan       pembangunan,
                                                                                 dan kemampuan dalam
ruang III/c, dan Penata Tingkat              menjadi pengurus organisasi
                                                                                 berbagai kegiatan mulai
I, golongan ruang III/d; (3)                 profesi, menjadi anggota delegasi
                                                                                 tahap perencanaan,
Perencana Madya terdiri dari                 dalam pertemuan internasional,
Pembina, golongan ruang IV/a;                keanggotaan dalam Tim Penilai       implementasi pelaksanaan
Pembina Tingkat I, golongan                  Jabatan Perencana, memperoleh
                                                                                 sampai dengan evaluasi
ruang IV/B, dan Pembina Utama                gelar kesarjanaan lainnya, dan
                                                                                 dan pelaporan pelaksanaan
Muda, golongan ruang IV/c; dan               memperoleh penghargaan/tanda
                                                                                 kegiatan perencanaan ”
(4) Perencana Utama terdiri dari             jasa di bidang perencanaan.
Pembina Utama Madya, golongan
                                             Dari rangkaian tugas pokok
ruang IV/d dan Pembina Utama,
                                             tersebut terlihat jelas bahwa
golongan ruang IV/e. Perencana
                                             untuk dapat melaksanakan
memiliki tugas pokok untuk
                                             pekerjaan sebagai perencana
menyiapkan,         melaksanakan
                                             dituntut adanya kompetensi
dan menyelesaikan kegiatan
                                             dan kemampuan dalam berbagai
perencanaan berupa serangkaian
                                             kegiatan mulai tahap perencanaan,
butir-butir     kegiatan    yang
                                             implementasi          pelaksanaan
meliputi :
                                             sampai dengan evaluasi dan
Kegiatan perencanaan, berupa                 pelaporan pelaksanaan kegiatan
: identifikasi permasalahan,                 perencanaan.
perumusan alternatif kebijakan
                                             DIMENSI BATAS USIA
p e re n c a n a a n , p e n g k a j i a n
                                             PENSIUN DAN PENDEKATAN
alternatif, penentuan alternatif
                                             PEMBANGUNAN
dan       rencana       pelaksanaan,
                                             SUMBERDAYA MANUSIA
pengendalian pelaksanaan, serta
                                             Berbagai aspek perlu ditelaah
penilaian hasil pelaksanaan;
                                             dalam memberikan klarifikasi
Pengembangan profesi, berupa                 perpanjangan batas usia pensiun
: membuat karya tulis/karya                  bagi Perencana, antara lain: 1)
ilmiah di bidang perencanaan,                Prinsip dasar pengembangan
menterjemahkan/menyadur                      masyarakat; 2) Landasan normatif
buku di bidang perencanaan,                  pembinaan karier pegawai; dan
berpartisipasi secara aktif dalam            3) Relevansi perpanjangan batas
penerbitan buku di bidang                    usia pensiun dengan pembinaan
perencanaan,        berpartisipasi           pribadi peningkatan kinerja
secara aktif dalam pemaparan                 perencana dalam pembangunan.
(ekspose) draft/pedoman/modul di
                                             A. TUJUAN IDEAL
bidang perencanaan, melakukan
                                                PENGEMBANGAN
studi    banding     di    bidang
                                                MASYARAKAT
perencanaan, dan melakukan
                                             Dengan mengaitkan elemen-
kegiatan pengembangan di bidang
                                             elemen    yang    terkandung
perencanaan pembangunan; dan
                                             dalam   konsepsi    ”ommunity
                                                                 c       ”
Kegiatan Penunjang berupa :                  dan ”development” pengertian
                                                             ,



                                                                                                                      11
                                                             Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
cakrawala




            pengembangan           masyarakat   perannya. Ciri umum dari proses      dan internalisasi diri setiap
            adalah sebagai proses yang          pendidikan dan pembelajaran          individu,    terdapat   korelasi
            menyangkut usaha-usaha : (i)        dalam            pengembangan        antara keseluruhan pengalaman
            masyarakat       bersama    pihak   masyarakat adalah membangun          yang              mempengaruhi
            lain (di luar sistem sosialnya)     sosok individu yang kemampuan        pertumbuhan dan perkembangan
            untuk meningkatkan kondisi          dirinya berkembang sehingga          seseorang dalam menjalankan
            sosial, ekonomi, dan budayanya;     bermanfaat untuk kepentingan         kehidupannya, sehingga asumsi
            (ii) untuk mengintegrasikan         hidupnya baik sebagai individu,      krusial menunjukkan bahwa
            masyarakat kedalam suatu pola       warga masyarakat dan negara.         pengalaman-pengalaman
            dan tatanan kehidupan yang          Untuk itu diperlukan usaha-          formal dan informal dalam
            lebih baik; (iii) mengembangkan     usaha yang disengaja dan             kehidupan dan hubungan antar
            dan meningkatkan kemandirian        terencana dalam menetapkan           manusia     berperan    penting
            dan kepedulian masyarakat           strategi kegiatan dan batasan        dalam pembentukan sikap,
            dalam memahami dan mengatasi        penilaian dalam pencapaian           mengembangkan kemampuan di
            masalah dalam kehidupannya;         tujuan yang akan dicapai.            segala bidang kehidupan.
            (iv) meningkatkan inisiatif dan
                                                Menurut       Tilaar    (2000:55),   Berpijak dari berbagai perspektif
            partisipasi masyarakat dalam
                                                pendidikan tidak lain sebagai        tersebut,     melalui      proses
            rangka meningkatkan taraf
                                                proses pemberdayaan manusia          pembelajaran manusia dengan
            hidupnya (Ginting, 2000 :12).
                                                yang dibangun oleh masyarakat        kemampuan       yang     dimiliki
            Berbagai     elemen     tersebut,   untuk     membawa        generasi-   (berfikir, menyerap budaya yang
            menyiratkan adanya proses           generasi baru kearah kemajuan        ada, membangun ketrampilan
            pendidikan pada setiap diri         dengan      cara-cara     tertentu   dan Iptek) dapat belajar dari
            manusia sebagai bagian integral     sesuai    dengan      kemampuan      pengalaman      terdahulu    dan
            dari    proses    pembangunan.      mereka yang berguna untuk            membuat perubahan bagi diri
            Pengembangan kepribadian dan        mencapai tingkat kemajuan            dan lingkungannya.
            kemampuan seseorang dapat           yang paling tinggi. Pendidikan
                                                                                     B. SISTEM PEMBINAAN
            terwujud dan tertempa melalui       mengupayakan perkembangan
                                                                                        KARIER PEGAWAI
            berbagai proses kehidupan yang      dan mengeliminasi kendala yang
                                                                                     Pengaturan sistem pembinaan
            didasarkan pada sistem nilai dan    diperlukan untuk berkembang.
                                                                                     karier pegawai telah diatur
            asas normatif yang berlaku pada     Gitosardjono           (1999:103),
                                                                                     landasan formalnya, antara lain
            peradaban dan kebudayaan suatu      menegaskan bahwa perubahan
                                                                                     : (1) Undang-Undang Pokok
            bangsa. Sebuah pendekatan           pola pendidikan harus dipandang
                                                                                     Kepegawaian (Undang-undang
            psikologis    (termasuk     yang    sebagai suatu proses sosialisasi
                                                                                     Nomor 8 Tahun 1974 diperbarui
            dianut oleh Ki Hajar Dewantara)     dan bersifat humanis, sebagai
                                                                                     dengan Undang-undang Nomor
            mendefinisikan             bahwa    bagian dari esensi pendidikan
                                                                                     43 Tahun 1999); (2) Peraturan
            pendidikan sebagai suatu proses     nasional yang tidak terlepas
                                                                                     Pemerintah (PP) Nomor 16 Tahun
            pertumbuhan dimana individu         dari    tujuan     pembangunan
                                                                                     1994 tentang Jabatan Fungsional
            dibantu mengembangkan daya-         sumberdaya manusia yang ingin
                                                                                     PNS; (3) PP Nomor 100 Tahun
            daya kemampuannya, bakatnya,        dicapai, yaitu menghasilkan
                                                                                     2000 dan diubah dengan PP
            kecakapan, dan minatnya.            manusia berkualitas, bermoral
                                                                                     Nomor 13 Tahun 2002; (4)
                                                tinggi dan produktif menghadapi
            Proses belajar manusia adalah                                            Keppres Nomor 87 Tahun 1999;
                                                tantangan kehidupan yang penuh
            kompleks baik secara sadar                                               dan (5) khusus Perencana adalah
                                                persaingan.
            maupun tidak, yang mengarah                                              SK. MENP   AN Nomor : 16/KEP/
            kepada pengenalan konsep diri       Dengan         mendefinisikan        M.P AN/3/2001.
            sebagai manusia secara hakiki       perjalanan kehidupan adalah
                                                                                     Sistem     pembinaan      karier
            yang sadar akan masing-masing       bagian dari proses pendidikan
                                                                                     pegawai     diperlukan    untuk



12   Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
cakrawala




menjamin penyelenggaraan tugas         dalam setiap unit organisasi; (ii)    Seorang perencana sebagai
pemerintahan dan pembangunan           Pemanfaatan seoptimal mungkin         bagian dari kelembagaan (unit
yang berdaya guna dan berhasil         sumberdaya manusia pada setiap        perencanaan)        berkedudukan
guna.      Sistem       pembinaan      satuan organisasi sesuai dengan       sebagai mitra profesional bagi
karier     pegawai       diarahkan     kompetensi dan searah dengan          pengambil keputusan pada
pada      terciptanya       kondisi    misi organisasi; (iii) Membina        berbagai      tingkatan      dalam
obyektif yang dapat mendorong          kemampuan,            kecakapan,      menghasilkan berbagai produk
peningkatan prestasi pegawai.          ketrampilan secara efisien dan        kegiatan perencanaan serta
Sistem       pembinaan       karier    rasional sehingga potensi, energi,    pemantauan        dan    penilaian
pegawai pada hakekatnya adalah         bakat dan motivasi pegawai            atas      perkembangan        hasil
suatu upaya sistematis yang            tersalur secara obyektif kearah       pelaksanaannya baik lingkup
mencakup struktur dan proses           pencapaian tujuan organisasi;         makro, sektor atau daerah,
yang menghasilkan keselarasan          dan (iv) Dengan spesifikasi           sehingga dapat memberikan
kompetensi pegawai dengan              tugas yang jelas, tanggung            dampak berarti dan bermanfaat
kebutuhan organisasi. Salah satu       jawab, hak dan wewenang yang          bagi      masyarakat.      Kinerja
upaya yang ditempuh adalah             terdistribusikan secara seimbang      perencana tidak hanya diukur
penetapan pola karier pegawai.         dalam organisasi, diharapkan          dari pencapaian angka kredit, tapi
Pola karier pegawai merupakan          setiap pemangku jabatan dapat         lebih berorientasi pada paradigma
pola pembinaan Pegawai Negeri          mencapai tingkat hasil yang           planning
                                                                             “             for     development”.
Sipil yang menggambarkan               maksimal.                             Mengingat           pembangunan
alur pengembangan karier,                                                    mencakup berbagai aspek dan
                                       C. RELEVANSI
menunjukkan            keterkaitan                                           bidang kehidupan, dalam hal
                                           PERPANJANGAN BATAS
dan keserasian antara jabatan,                                               ini    diperlukan      penguasaan
                                           USIA PENSIUN TERHADAP
pangkat,       pendidikan      dan                                           ilmu lintas disiplin dan multi
                                           KINERJA PERENCANA
pelatihan jabatan, kompetensi,                                               sektor.    Seorang      perencana
                                       Seorang perencana memiliki
serta masa jabatan tertentu sampai                                           untuk profesional di bidang
                                       ruang        lingkup      kegiatan
dengan pensiun (PP Nomor                                                     perencanaan            diperlukan
                                       yang terkait dengan bidang
100 Tahun 2000 jo PP Nomor                                                   “keahlian komprehensif”, yaitu
                                       perencanaan sebagai fungsi
13 Tahun 2002). Langkah awal                                                 suatu keahlian yang multi-
                                       manajemen           pembangunan,
reformasi di bidang kepegawaian,                                             disiplin dengan cakupan keahlian
                                       terdiri dari sub unsur identifikasi
perpanjangan batas usia pensiun                                              dan dasar ilmu pengetahuan
                                       permasalahan,           perumusan
dapat bermanfaat positif ke arah                                             yang cukup luas. Bappenas
                                       alternatif kebijakan, pengkajian
terwujudnya sistem manajemen                                                 sebagai institusi pembina JFP
                                       alternatif, penentuan alternatif
kepegawaian yang profesional                                                 menetapkan 4 (empat) bidang
                                       dan      rencana      pelaksanaan,
dan berorientasi kinerja yang                                                keilmuan yang harus dikuasai
                                       pengendalian pelaksanaan, dan
mampu mendorong peningkatan                                                  oleh seorang Perencana yaitu :
                                       penilaian hasil pelaksanaan.
motivasi, kinerja, daya saing                                                Analisis Wilayah dan Daerah,
                                       Untuk         mendukung        dan
dan prinsip akuntabilitas dari                                               Spatial Planning, Manajemen
                                       memfasilitasi         terwujudnya
para PNS, tak terkecuali Pejabat                                             Administrasi       Publik,    serta
                                       kebijakan,       program,      dan
Fungsional Perencana.                                                        Konsep dan Teknik Perencanaan
                                       kegiatan pembangunan yang
                                                                             Pembangunan.
Beberapa komponen penting              diharapkan, peran perencana
untuk diperhatikan, yaitu : (i) Pola   dalam pembangunan sangat              Menurut         data       yang
pembinaan karier dimaksudkan           diperlukan dan menempati              dipublikasikan Pusbindiklatren,
untuk mendayagunakan setiap            posisi yang sangat strategis dan      sampai dengan tahun 2007 jumlah
jenis kemampuan profesional            menentukan bagi keberhasilan          seluruh    Pejabat   Fungsional
yang     disesuaikan      dengan       pembangunan.                          Perencana di seluruh Indonesia
kedudukan yang dibutuhkan                                                    adalah 1.168 orang (madya 198,
                                                                             utama 1).


                                                                                                                     13
                                                        Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
cakrawala




             Dari jumlah tersebut proporsi               Perencana        merupakan           berbagai jenjang dan unit
             yang      menduduki         jenjang         sekolah lapang dalam proses
                                                         “             ”                      perencanaan       diperlukan
             Perencana Madya sebanyak 17%,               pembelajaran bagi Perencana          waktu yang cukup memadai
             dan sebagai Perencana Utama                 untuk       mengembangkan            (masa jabatan yang sesuai)
             sebanyak 0,09%. Terkait dengan              diri dan kemampuannya                untuk berkembangnya proses
             usulan      perpanjangan      batas         sehingga bermanfaat dalam            pembelajaran sehingga akan
             usia pensiun Perencana, jumlah              pembangunan.         Seluruh         memberikan peluang dan
             perencana       tersebut     belum          pengalaman yang diperoleh            ruang gerak bagi pergerakan
             menunjukkan sebaran jenjang dan             dan proses interaksi dengan          dan perkembangan karier
             distribusi dengan perbandingan              lingkungan      kerja    dan         perencana secara obyektif,
             yang       ideal      (diharapkan).         sosialnya selama menjabat            alamiah, dan kompetitif.
             Distribusi       antar     institusi        sebagai JFP diharapkan               Sesuai      data      empiris
             perencanaan maupun antar                    mematangkan kompetensi               Bappenas,         keberadaan
             jenjang tentu akan menentukan               dan penguasaan pelaksanaan           Pejabat Perencana Utama saat
             keberhasilan           pelaksanaan          tugasnya sehingga potensi            ini hanya 1 orang, apabila
             kegiatan      perencanaan       dan         dapat           berkembang           tidak ada perpanjangan batas
             kualitas produk yang dihasilkan             seoptimal mungkin untuk              usia pensiun dan tidak ada
             oleh institusi perencanaan.                 pengembangan            diri,        perencana yang berprestasi
                                                         pengembangan masyarakat,             mencapai Perencana Utama
             Mengingat bahwa kematangan
                                                         dan      kehidupan      pada         sebelum usia 56 tahun,
             dan       penguasaan       secara
                                                         umumnya.                             tidak akan ada Perencana
             komprehensif               dalam
                                                                                              yang memenuhi kualifikasi
             pembangunan            merupakan       2.   Masa kerja bagi Perencana
                                                                                              sebagai Tim Penilai Pusat.
             proses ilmiah dan alamiah bagi              Madya dan Perencana Utama
                                                                                              Bila perpanjangan usia
             Perencana, usulan perpanjangan              dimaksud selaras dengan
                                                                                              pensiun tidak dilakukan,
             Batas Usia Pensiun (BUP) bagi               sistem pengembangan pola
                                                                                              bertentangan           dengan
             JFP melalui Surat Menteri                   karir Pejabat Fungsional
                                                                                              salah satu prinsip dalam
             Negara       PAN       No.B/2712/           Perencana,      sebagaimana
                                                                                              pembinaan karier pegawai
             M.P  AN/9/2008     tanggal     16           diamanatkan           dalam
                                                                                              untuk       mendayagunakan
             September 2008 bagi perencana               Peraturan        Pemerintah
                                                                                              setiap jenis kemampuan
             madya dan utama menjadi 60                  Nomor 32 tahun 1979 Juncto
                                                                                              profesional yang disesuaikan
             tahun, sangat layak dan relevan             Peraturan        Pemerintah
                                                                                              dengan kedudukan yang
             bagi eksistensi dan peningkatan             Nomor 1 tahun 1994 tentang
                                                                                              dibutuhkan dalam setiap
             kinerja    Pejabat     Fungsional           Perubahan Atas Peraturan
                                                                                              unit organisasi. Untuk itu
             Perencana. Relevansi tersebut               Pemerintah Nomor 32 tahun
                                                                                              batas usia pensiun Perencana
             mempertimbangkan         berbagai           1979 tentang pemberhentian
                                                                                              layak diperpanjang dengan
             hal, sebagai berikut :                      PNS antara lain dinyatakan
                                                                                              ketentuan pejabat tersebut
                                                         bahwa batas usia pensiun
             1.   Perpanjangan Masa Jabatan                                                   memiliki      keahlian    dan
                                                         PNS adalah 56 tahun serta
                  bagi    Perencana     dalam                                                 pengalaman yang sangat
                                                         PNS      yang    memangku
                  menjalankan peran dan                                                       dibutuhkan         organisasi,
                                                         jabatan tertentu (termasuk
                  fungsinya sebagai Perencana                                                 memiliki kinerja dan moral,
                                                         jabatan fungsional) maka
                  Pemerintah yang profesional                                                 serta integritas yang baik.
                                                         batas usia pensiunnya dapat
                  pada unit perencanaan
                                                         diperpanjang sampai dengan      4.   Dalam         pelaksanaan
                  (baik di Pusat dan Daerah)
                                                         58, 60 dan 65 tahun.                 tugas pokoknya sebagai
                  merupakan manifestasi dari
                                                                                              profesional     Perencana
                  pengembangan masyarakat.          3.   Sebaran dan komposisi JFP
                                                                                              diharapkan berperan nyata
                  Masa      jabatan    sebagai           yang masih belum ideal pada
                                                                                              dalam pembangunan yang



14   Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
cakrawala




                                 DAFTAR PUSTAKA
memerlukan           keahlian
khusus berupa penguasaan         ________________ , 2006.
dan keahlian multidisiplin,      Pembinaan Karier Pegawai
lulus     pendidikan      dan    Negeri Sipil. Badan Kepegawaian
pelatihan       penjenjangan     Negara. Jakarta
JFP serta uji kompetensi
    ,
                                 Cernea, Michael M., 1999.
bidang          perencanaan
                                 Mengutamakan Manusia di dalam
pada setiap jenjang yang
                                 Pembangunan: variabel-variabel
didudukinya.        Kegiatan
                                 Sosiologi didalam Pembangunan
perencanaan           bersifat
                                 Pedesaan. UI-Press. Jakarta.
menyeluruh (     comprehensive
planning) sehingga pejabat       Ginting, B., 2000. Need
fungsional         perencana     Assessment Sasaran Penyuluhan.
dituntut          mempunyai      Makalah Pelatihan Manajemen
kompetensi       menyeluruh      dan Metodologi Penyuluhan Bagi
disiplin keilmuan di bidang      Peneliti di Bogor, November
perencanaan, dengan durasi       2000.
dan proses pembelajaran
                                 Gitosardjono, Sukamdani S.,
yang cukup selama masa
                                 1999. Wawasan, Pandangan,
jabatannya, dan diperkirakan
                                 dan Harapan tentang Pendidikan.
pada tingkat Perencana
                                 Jakarta.
Utama penguasaan tersebut
diperoleh.                       Tilaar, H.A.R., 1999. Paradigma
                                 Baru Pendidikan Nasional. Rineka
                                 Cipta. Jakarta.




                                                                                                          15
                                                 Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
cakrawala

                          SEKILAS JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA
                                           DI PROVINSI JAWA BARAT
                                DAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT


                                               Jabatan Fungsional Perencana yang selanjutnya disebut Perencana,
                                               termasuk dalam rumpun Manajemen. Perencana berkedudukan
                                               sebagai pelaksana kegiatan teknis fungsional perencanaan
                                               dilingkungan instansi pemerintah. Tugas Pokok perencana adalah
                                               menyiapkan, melakukan, dan menyelesaikan kegiatan perencanaan.
                                               Jenjang Jabatan Perencana terdiri atas Perencana Pertama, Perencana
                                               Muda, Perencana Madya, dan Perencana Utama.
                                               Perkembangan Jabatan Fungsional Perencana di Jawa Barat di mulai
                                               sejak tahun 2003, dengan keluarnya Keputusan Gubernur Jawa Barat
                                               No. 821.27/Kep.1113-Org/2003 tentang Formasi Jabatan Fungsional
                                               di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat kemudian disusul
Oleh:                                          lagi dengan Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 821.27/Kep.1034.
Ir. ELL RUSTINY, MT
       Y                                       A/Peg/2005 tentang Perubahan Lampiran Kepgub Jawa Barat No.
Fungsional Perencana                           821.27/Kep.1351-A/Peg/2004 tentang Tim Penilai Angka Kredit
                                               Jabatan Fungsional di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa
Muda – Bapeda Provinsi
                                               Barat. Sejak bulan Maret 2005 sampai bulan Oktober 2008 telah
Jawa Barat
                                               dilakukan pelantikan jabatan fungsional perencana sebanyak 7 kali
                                               untuk menetapkan 54 fungsional perencana yang ada di lingkungan
          searching                            Pemerintah Provinsi Jawa Barat, tetapi pada tahun 2007 sebanyak 4
                                               orang fungsional perencana telah diangkat menjadi pejabat struktural




16      Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
cakrawala




di Bapeda Provinsi. Sedangkan         Rp 1.800.000 dan Rp 1.900.000,
                                                                   -        disediakan     fasilitas  untuk
para fungsional perencana di                                                pengembangan          kemampuan
                                      Jumlah potensi sumberdaya
daerah baru mencapai 28 orang                                               melalui diskusi bulanan yang
                                      aparatur di Bapeda Provinsi Jawa
yang tersebar di 9 Kabupaten/                                               dihadiri seluruh pegawai Bapeda
                                      Barat kondisi 1 Desember 2008
Kota.                                                                       Provinsi, perencana dari SKPD
                                      sebanyak 220 pegawai, apabila
                                                                            Provinsi dan perencana dari
Kedudukan        para     jabatan     dibandingkan dengan jumlah
                                                                            Kabupaten/Kota; Sinergitas hasil
fungsional perencana ini dalam        fungsional perencana sebanyak
                                                                            kajian dengan Komite Perencana,
Struktur Organisasi berada            28 orang baru mencapai 12,73%,
                                                                            terutama telaahan yang bersifat
langsung di bawah Kepala Bapeda       terdiri dari 2 orang perencana
                                                                            strategis seperti Model Insentif
dan hubungan hirarki sebagai          madya, 19 orang perencana muda
                                                                            Berbasis Kinerja (IBK), Konsep
mitra. Saat ini para perencana        dan 7 orang perencana pertama.
                                                                            Procurement       Center,  Rice
tersebut tidak berada dalam satu      Para perencana tersebar di setiap
                                                                            Center, Gerakan Multiaktivitas
ruang tetapi didistribusikan di       bidang yaitu 6 orang di Bidang
                                                                            Agrobisnis (Gemar), serta Model
setiap bidang perencanaan dan         Perekonomian Regional, 8 orang
                                                                            Desa Membangun. Selain itu
berkedudukan pada sub bidang-         di Bidang Penataan Ruang dan
                                                                            juga menyusun Pedoman Teknis
sub bidang untuk membantu             Lingkungan Hidup (PRLH), 5
                                                                            sebagai acuan bersama antara
kegiatan para struktural sesuai       orang di Bidang Sosial Budaya,
                                                                            fungsional perencana dengan
Surat Edaran Sekretaris Daerah        4 orang di Bidang Administrasi
                                                                            Tim Penilai dalam mengajukan
                                      Publik dan Pembiayaan (APP), 4
Provinsi Jawa Barat. JFP
                                                                            penilaian angka kredit. Hasil
                                      orang di Bidang Monitoring dan
di Provinsi Jawa Barat telah
                                                                            evaluasi terakhir telah naik
                                      Evaluasi serta 1 orang masih di
menetapkan Koordinator dan
                                                                            pangkat dan golongan sebanyak
                                      Sekretariat karena merupakan
Sekretaris JFP oleh Kepala
                                                                            6 orang.
                                      pindahan dari SKPD lain.
Bapeda Provinsi Jawa Barat,
yang bertugas untuk melakukan                                               Kegiatan JFP yang dilaksanakan
                                      Kinerja para perencana di
koordinasi kinerja para JFP di                                              pada tahun 2008 diantaranya
                                      Bapeda Provinsi, dilibatkan
Bapeda Provinsi Jawa Barat,                                                 diklat penjenjangan tingkat
                                      dalam penyusunan dokumen
yaitu Ir. Elly Rustiny, MT                                                  pertama sebanyak 20 orang
                                      perencanaan seperti RP       JPD,
sebagai Koordinator dan Slamet                                              (kerjasama ITB dan Bappenas),
                                      RP JMD, RKPD, KUA, PP         AS,
M. Sudarsono, ST., MT sebagai                                               tingkat muda sebanyak 20 orang
                                      Blue Book, Renja Bapeda, Renstra
Sekretaris.                                                                 (kerjasama Bandiklatda dengan
                                      Bapeda, Grand Design Ekonomi,
                                                                            Bappenas serta ITB dan Unpad),
                                      Grand Design Otonomi Daerah
Untuk mendukung kinerja
                                                                            Diklat Perencana sebanyak 40
                                      serta dokumen perencanaan
para JFP di Provinsi Jawa
                                                                            orang, Diklat P  AK sebanyak 40
                                      lainnya yang bersifat makro
Barat    diberikan      tunjangan
                                                                            orang, peningkatan wawasan
                                      maupun sektoral. Selain itu
daerah, pada tahun 2008 untuk
                                                                            perencana ke Provinsi Sumatera
                                      terlibat dalam monitoring dan
perencana pertama, muda, madya
                                                                            Barat, Sosialisasi dan Pembinaan
                                      evaluasi ke kabupaten dan kota;
serta utama masing-masing
                                                                            ke Bakorwil-Bakorwil dalam
                                      dilibatkan dalam pengembangan
memperoleh sebesar Rp 900.000, ,  -
                                                                            rangka JFP Diskusi Bulanan
                                                                                          ,
                                      kemampuan aparatur perencana
Rp 1.000.000, , Rp 1.100.000, serta
            -               -
                                                                            di       Bapeda,     Peningkatan
                                      melalui diklat/bintek dalam
Rp 1.200.000, sedangkan untuk
             -
                                                                            kemampuan aparatur dan para
                                      negeri maupun luar negeri;
tahun 2009 telah ditetapkan naik
                                                                            perencana seperti public services,
                                      dilibatkan dalam perencanaan
menjadi masing-masing sebesar
                                                                            presentasi yang efektif dll,
                                      yang bersifat kreatif dan inovatif;
Rp 1.600.000, , Rp 1.700.000, ,
              -                 -
                                                                            fasilitasi pengajuan angka kredit




                                                                                                                   17
                                                       Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
cakrawala




             kepada seluruh JFP di Provinsi         atau kurang direspon untuk
             dan Kabupaten/Kota secara              diangkat menjadi perencana,
             periodik 3 (tiga) bulan sekali,        masih beragamnya para pengelola
             serta pembinaan secara rutin           JFP dalam pemahamannya
             oleh Kepala Bapeda kepada para         yaitu Bagian Kepegawaian,
             JFP setiap 4 (empat) bulan sekali.     Bagian    Organisasi,   Bagian
             Kegiatan khusus yang disediakan        Keuangan dan Bapeda nya
             anggarannya yaitu menyusun             belum satu kesatuan yang sama
             telaahan spesifik para perencana       dalam menentukan kebijakan
             yang mendukung kegiatan di             dalam analisa kebutuhan para
             bidangnya, dilakukan dengan            perencana di daerahnya.
             cara pengajuan berdasarkan
                                                    Demikian      sekedar      berbagi
             proposal.
                                                    pengalaman mengenai
             Permasalahan       umum        yang    p e r ke m b a n g a n j a b a t a n
             masih menjadi kendala sampai           fungsional      perencana         di
             saat ini yaitu beberapa JFP            Provinsi Jawa Barat, semoga
             masih kurang aktif dalam               dapat menjadi motivasi dan
             penyusunan dokumen-dokumen             membuka peluang untuk sama-
             perencanaannya,              karena    sama mengembangkan Jabatan
             aktivitas yang terlalu tinggi          Fungsional Perencana di daerah.
             sehingga tumpang tindih dengan         Sukses terus para perencana,
             kegiatan rutin untuk membantu          semoga     kinerjamu       menjadi
             pekerjaan strukturalnya. Selain        sumbangan yang terbaik.
             itu kredibilitas dan kapabilitas
                                                                   ***
             perencana       masih      terbatas,
             peluang untuk mengembangkan
             profesinya      masih      terbatas,
             para perencana masih kurang
             perhatian terhadap produk
             pekerjaannya        yang       telah
             dihasilkan serta masih terbatasnya
             sarana      pendukung        untuk
             pekerjaan seperti komputer/
             laptop, alat dokumentasi dll.
             Permasalahan di kabupaten/kota
             diantaranya, peminat masih
             rendah disebabkan JFP kurang
             populer,     kurang      prestisius,
             kurangnya pengakuan dan tidak
             sederajat dengan struktural,
             tunjangan kurang memadai
             serta keraguan dari PNS dalam
             mengembangkan             karirnya.
             Selain itu kurangnya komitmen
             pimpinan terhadap perencana
             sebagai jalur karier, pegawai yang
             telah mengikuti Diklat jarang



18   Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
cakrawala
FUNGSIONAL PERENCANA:
KETERSEDIAAN, KESEIMBANGAN,
PERPANJANGAN, DAN BEBERAPA “PR”
LAINNYA

                       Dalam konteks tupoksi pemerintah, berlakunya Undang-Undang Nomor
                       25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional secara
                       substansial berarti adanya tuntutan untuk melaksanakan proses perencanaan
                       teknokratik secara berkualitas, baik untuk jangka panjang, jangka menengah,
                       dan jangka pendek (tahunan). Apabila dilihat dari definisinya maka perencanaan
                       teknokratik dapat diartikan sebagai proses perencanaan yang dilakukan oleh
                       perencana profesional, atau oleh lembaga/unit organisasi yang secara fungsional
                       melakukan perencanaan. Dari kedua butir pernyataan diatas maka secara
                       administratif dapat disimpulkan adanya kebutuhan terhadap penyediaan tenaga
                       perencana profesional - yang tentu saja memiliki kualifikasi dan kompetensi
                       yang tepat - di berbagai lembaga pemerintah (pusat, provinsi, dan kabupaten/
                       kota) dalam jumlah yang memadai.
Naskah Akademik
BUP Perencana,
ditulis ulang Oleh:    Pada titik inilah maka kebutuhan terhadap fungsional perencana - terutama
Agus Manshur, SE, MA   jenjang utama dan madya - menjadi urgensi yang mendesak untuk dipenuhi.
                       Hal ini terkait dengan kebutuhan analisis kebijakan (policy analysis) yang
Perencana Muda
                       diperlukan sebagai masukan (input) dalam proses penyusunan dokumen
Direktorat Otonomi
                       perencanaan pembangunan yang bersifat teknokratik. Kebutuhan tersebut
searching
Daerah Bappenas
                       notabene diharapkan dapat dipenuhi oleh seorang fungsional perencana




                                                                                                  19
                                 Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
cakrawala




                                                                  Gambar 1.
            utama dan madya. Namun, pada titik ini pula
                                                                  Proporsi Jumlah Fungsional Perencana Antar Jenis
            terdapat berbagai tantangan dan kendala terutama
                                                                  Pemerintahan
            berkaitan dengan jaminan ketersediaan fungsional
            perencana utama dan madya dalam jumlah yang
            memadai sekaligus keseimbangan distribusinya.

            POTRET KETERSEDIAAN
            Secara nasional, sampai dengan akhir tahun 2007
            ketersediaan tenaga fungsional perencana tercatat
            sebanyak 1.168 orang. Dari jumlah tersebut
            sebanyak 199 orang (atau sekitar 17 persen) adalah
            fungsional perencana utama dan madya. Namun,
            apabila dipilah lagi maka hanya terdapat 1 orang
            perencana utama atau sekitar 0.08 persen dari
            total fungsional perencana di Indonesia. Dengan       Sumber: diolah dari data Pusbindiklatren, Bappenas
            catatan, provinsi dan kabupaten/kota sama sekali
                                                                  Gambar 2.
            belum memiliki satu orang pun fungsional
                                                                  Proporsi Jumlah Fungsional Perencana Antar
            perencana utama.
                                                                  Jenjang
            Apabila dilihat dalam konteks perbandingan
            antar pemerintahan maka ketersediaan fungsional
            perencana di pusat jauh lebih timpang dibandingkan
            dengan provinsi dan kabupaten/kota. Tercatat
            sebanyak 904 orang fungsional perencana di pusat
            (atau sekitar 77 persen), sementara di provinsi
                            ,39
            sebanyak 173 orang (atau sekitar 14,8 persen),
            sedangkan di kabupaten/kota hanya sebanyak 91
            orang (atau sekitar 7 persen). Perbandingan ini
                                 ,79
            bisa dilanjutkan dengan melihat proporsi fungsional
            perencana madya antar pemerintahan. Dari data         Sumber: diolah dari data Pusbindiklatren, Bappenas
            yang ada tercatat sebanyak 162 orang tercatat
                                                                  Dari eksplorasi data di atas dapat disimpulkan
            sebagai fungsional madya (atau sekitar 81,81
                                                                  beberapa fakta antara lain, pertama, adanya
            persen) dari total fungsional perencana madya di
                                                                  kelangkaan (  scarcity) fungsional perencana secara
            Indonesia, sementara di provinsi tercatat sebanyak
                                                                  nasional apabila dibandingkan dengan jumlah
            21 orang (atau sekitar 10,6 persen), sedangkan di
                                                                  pegawai negeri seluruh Indonesia. Jumlah
            kabupaten/kota tercatat sebanyak 15 orang (atau
                                                                  fungsional perencana sebanyak 1.168 orang secara
            sekitar 7 persen).
                     ,57
                                                                  nasional tentunya sangat jauh dari kebutuhan
                                                                  optimal ketersediaan pegawai” yang secara
                                                                                             “
                                                                  profesional dan fungsional mampu melaksanakan
                                                                  proses perencanaan teknokratik di seluruh
                                                                  lembaga pemerintah. Kedua, adanya ketimpangan
                                                                  ketersediaan fungsional perencana antar jenjang,
                                                                  di mana jumlah fungsional perencana utama dan
                                                                  madya masih belum proporsional dibandingkan
                                                                  dengan fungsional perencana muda dan pertama.
                                                                  Dan, ketiga, adanya ketimpangan jumlah fungsional
                                                                  perencana antar pemerintahan terutama di




20   Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
cakrawala




“ Apabila dilihat dalam                                Gambar 3.
                                                       Proporsi Jumlah Fungsional Perencana
konteks perbandingan                                   Antar Kedeputian di Bappenas
antar pemerintahan maka
ketersediaan fungsional
perencana di pusat jauh lebih
timpang dibandingkan dengan
provinsi dan kabupaten/kota”

kabupaten/kota. Hal ini mengindikasikan adanya
kebutuhan peningkatan akselerasi penyediaan
fungsional perencana di kabupaten/kota untuk
mendukung optimalitas proses perencanaan
pembangunan daerah yang bersifat teknokratik.
Selanjutnya, sampai dengan tahun 2008 tercatat
total fungsional perencana di Bappenas adalah
sebanyak 59 orang. Apabila dilihat dari komposisi
berdasarkan tingkatan fungsional perencana
tercatat hanya 1 (satu) orang fungsional perencana
utama, atau sekitar 1,6 persen dari total fungsional
perencana di Bappenas. Sementara, terdapat 18          Sumber: diolah dari data Pusbindiklatren, Bappenas
orang fungsional perencana madya (sekitar 30,5
                                                       Gambar 4.
persen), fungsional perencana muda sebanyak
                                                       Proporsi Jumlah Fungsional Perencana Antar
20 orang (sekitar 33,8 persen), dan sebanyak 20
                                                       Jenjang di Bappenas
orang fungsional perencana pertama (sekitar 33,8
persen).
Apabila dilihat dalam konteks perbandingan
antar unit eselon 1 tercatat bahwa Kedeputian
Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah
memiliki jumlah fungsional perencana terbesar
yaitu sebanyak 16 orang, atau sekitar 27 persen
                                        ,1
dari total fungsional perencana di Bappenas.
Sementara, unit eselon 1 lainnya secara rata-rata
hanya memiliki fungsional perencana dengan
persentase sekitar 7 persen (atau rata-rata
                      ,2
sebanyak 4 orang). Selanjutnya, apabila dilihat
dalam konteks perbandingan antar unit kedeputian
tercatat bahwa Kedeputian Sumber Daya Alam dan
Lingkungan, Kedeputian Sumber Daya Manusia
dan Budaya, Kedeputian Pendanaan Pembangunan,
dan Kedeputian Evaluasi Kinerja hanya memiliki
fungsional perencana dengan persentase rata-rata
                                                       Sumber: diolah dari data Pusbindiklatren, Bappenas
sekitar kurang dari 1 persen.




                                                                                                                  21
                                                       Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
cakrawala




            Dari eksplorasi data di atas dapat disimpulkan        madya sebanyak 4 orang sehingga secara total
            beberapa fakta antara lain, pertama, ketersediaan     akan menjadi 22 orang (lihat tabel 1). Namun,
            fungsional perencana di Bappenas - yang notabene      pada tahun 2010 terjadi penurunan tajam hingga
            bisa dijadikan “benchmark” bagi lembaga perencana     berkurang sebanyak 7 orang fungsional perencana
            di Indonesia - relatif belum memadai apabila          madya sehingga secara total menjadi sebanyak 15
            dibandingkan dengan kebutuhan penyediaan tenaga       orang. Selanjutnya, pada periode tahun 2011-2012
            profesional untuk mendukung proses perencanaan        kondisinya kembali stabil seperti pada tahun 2008,
            teknokratik. Pun, apabila dibandingkan dengan         yaitu secara total terdapat sebanyak 18 fungsional
            jumlah pegawai organik Bappenas. Kedua, apabila       perencana madya.
            dilihat dalam konteks perbandingan antar jenjang
                                                                  Selanjutnya, berdasarkan alternatif kedua (BUP
            dapat disimpulkan adanya ketimpangan terutama
                                                                  60 tahun) dapat diprediksikan bahwa akan terjadi
            yang berkaitan dengan penyediaan fungsional
                                                                  kestabilan dalam penyediaan fungsional perencana
            perencana utama. Ketiga, apabila dilihat dalam
                                                                  utama di Bappenas selama periode tahun 2008-2012
            konteks perbandingan antar unit eselon 1 dapat
                                                                  (lihat dalam tabel 2). Sementara, untuk fungsional
            disimpulkan adanya ketimpangan jumlah sekaligus
                                                                  perencana madya terjadi tren peningkatan yang
            adanya urgensi untuk menyeimbangkan jumlah
                                                                  konsisten terutama untuk periode tahun 2009-
            fungsional perencana. Dan, keempat, apabila dilihat
                                                                  2011. Adanya perbaikan penyediaan fungsional
            dalam konteks kombinasi antara perbandingan
                                                                  perencana utama dan madya tersebut tentunya akan
            antar unit kedeputian dan antar jenjang maka
                                                                  berdampak pada meningkatnya dukungan tenaga
            potretnya lebih timpang dan agak aneh, di mana
                                                                  profesional untuk melaksanakan perencanaan
            terdapat 3 (tiga) kedeputian yang bahkan sama
                                                                  teknokratik di Bappenas. Meskipun tentu saja
            sekali belum memiliki satu pun fungsional
                                                                  jumlah tersebut masih belum memadai untuk
            perencana madya (apalagi jenjang utama).
                                                                  memenuhi kebutuhan ideal yang diharapkan.
            TREN KETERSEDIAAN
                                                                  Tabel 1
            Berdasarkan basis data tahun 2008 dapat
                                                                  Prediksi Jumlah Fungsional Perencana Utama dan
            diprediksikan tren ketersediaan fungsional
                                                                  Madya di Bappenas Tahun 2008-2012
            perencana selama 5 (lima) tahun kedepan, baik di
            Bappenas maupun secara nasional. Prediksi ini          Jenjang                          Tahun
            dapat dikategorikan kedalam 2 (dua) alternatif,        Fungsional      2008 2009 2010 2011 2012
            yaitu pertama, alternatif dengan menggunakan           Perencana
            batas usia pensiun (BUP) 56 tahun; dan kedua,          Perencana       1       0        2       2          0
            alternatif dengan menggunakan batas usia pensiun       Utama
            (BUP) 60 tahun.
                                                                   Perencana       18      22       15      18         18
            Berdasarkan alternatif pertama (BUP 56 tahun)          Madya
            dapat diprediksikan bahwa fungsional perencana
                                                                   Jumlah          19      22       17      20         18
            utama di Bappenas akan habis pada tahun 2009.
            Pada periode tahun 2010-2011 akan tersedia kembali    Sumber: diolah dari data Pusbindiklatren, Bappenas
            sebanyak 2 fungsional perencana utama yang baru,
            sedangkan pada tahun 2012 fungsional perencana
            utama akan kembali habis. Fluktuasi - atau lebih
            tepatnya volatilitas - tersebut disebabkan adanya
            batas usia pensiun 56 tahun.
            Sementara, untuk jenjang perencana madya
            terlihat bahwa fluktuasi tajam akan terjadi pada
            periode tahun 2009-2010, di mana pada tahun 2009
            terjadi penambahan jumlah fungsional perencana



22   Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
cakrawala




Sementara, secara nasional berdasarkan alternatif           Berdasarkan     alternatif   pertama,    skenario
kedua (BUP 60 tahun) terjadi lonjakan yang tajam            penyediaan fungsional perencana utama di pusat
dalam penyediaan fungsional perencana utama pada            (Bappenas dan Kementerian) dihitung dengan
periode 2008-2009 (lihat tabel 3). Selama periode           asumsi 1 orang fungsional perencana utama untuk
2010-2012 fluktuasinya relatif stabil di mana terlihat      masing-masing unit eselon satu (lihat tabel 3).
adanya tren peningkatan yang konsisten meskipun             Sementara, untuk daerah menggunakan asumsi 1
tidak terlalu ekstrim dibandingkan pada periode             orang fungsional perencana utama untuk masing-
sebelumnya. Prediksi yang lebih menggembirakan
                                   “                 ”      masing provinsi, sedangkan untuk kabupaten/kota
justru terlihat pada tren peningkatan jumlah                tidak diperlukan penyediaan fungsional perencana
fungsional perencana madya yang relatif stabil dan          utama.
konsisten selama periode tahun 2008-2012. Kedua
                                                            Selanjutnya, untuk jenjang madya asumsi yang
hasil prediksi tersebut pada dasarnya berdampak
                                                            digunakan untuk exercise penyediaan di Bappenas
sangat positif dalam meningkatkan kualitas proses
                                                            adalah masing-masing kedeputian disediakan 5 orang
perencanaan teknokratik secara nasional. Namun,
                                                            fungsional madya, sedangkan untuk kementerian
sekali lagi hasil prediksi tersebut tentunya masih
                                                            diasumsikan masing-masing unit eselon satu akan
sangat jauh dari kebutuhan ideal secara nasional.
                                                            disediakan 2 orang fungsional perencana madya.
Tabel 2                                                     Exercise untuk daerah menggunakan asumsi 2
Prediksi Jumlah Fungsional Perencana Utama dan              orang fungsional perencana madya untuk masing-
Madya Secara Nasional Tahun 2008-2012                       masing provinsi dan kabupaten/kota.
                                                            Tabel 3.
 Jenjang                            Tahun
                                                            Exercise Ideal Penyediaan Fungsional Perencana
 Fungsional      2008     2009      2010     2011    2012
                                                            Utama dan Madya Secara Nasional
 Perencana

                                                             Jenjang                  Pusat                   Daerah               Total
 Perencana         1        32       32        36    40
                                                             Fungsional
 Utama                                                                    Bappenas      Kementerian    Provinsi   Kab./Kota    Jumlah      %
                                                             Perencana
 Perencana        198      230       262      258    286     Utama         9    4.1     175   80.6    33   15.2   0      0      217     14.52
 Madya
                                                             Madya        45    3.4     350   26.4    66   4.97   866   65.3   1327     88.82
 Jumlah           199      262       294      294    326     Total        54    3.6     475   31.8    99   6.63   866   58     1494        100
Sumber: diolah dari data Pusbindiklatren, Bappenas           Sumber: diolah dari data Pusbindiklatren, Bappenas
“EXERCISE” PENYEDIAAN                                       Berdasarkan alternatif kedua, skenario penyediaan
Dari hasil eksplorasi data diatas baik secara               fungsional perencana yang secara optimal dapat
nasional maupun di Bappenas dapat disimpulkan               dilakukan selama 5 tahun (2008-2012) didasarkan
bahwa ketersediaan fungsional perencana (terutama           kepada kondisi existing yang ada baik di Bappenas,
jenjang utama dan madya) secara umum masih sangat           kementerian, provinsi, dan kabupaten/kota. Untuk
jauh dari kebutuhan ideal yang diperlukan untuk             jenjang utama, ketersediaan fungsional perencana
mendukung proses perencanaan teknokratik.                   utama di Bappenas secara penuh baru dapat
Berangkat dari fakta tersebut maka secara kasar             diwujudkan pada tahun 2012, sesuai skenario ideal
dapat dihitung ( exercise kebutuhan ideal jumlah
                        )                                   yang terdapat pada alternatif pertama. Sementara,
fungsional perencana utama dan madya baik di                untuk kementerian diasumsikan sampai dengan
pusat maupun di daerah, yang diharapkan mampu               tahun kelima (2012) ditargetkan hanya akan mampu
mendukung proses perencanaan teknokratik                    memenuhi sekitar 30 persen dari total kebutuhan
secara optimal. Exercise yang dapat dilakukan akan          ideal yang diharapkan, sedangkan untuk provinsi
dibedakan kedalam 2 alternatif, yaitu pertama,              sasaran untuk tahun kelima diasumsikan hanya
exercise kebutuhan ideal; dan kedua, exercise               mampu menyediakan fungsional perencana utama
kebutuhan optimal selama 5 tahun.                           untuk 30 provinsi (lihat tabel 4).



                                                                                                                                            23
                                                            Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
cakrawala




            Tabel 4
            Exercise Ideal Penyediaan Fungsional Perencana Utama Secara Nasional
                                                                               Tahun
                                                                                                                                                Total
                                     2008                 2009                 2010                  2011                 2012
                                                                                                                                         Jumlah           %
                              Jumlah         %      Jumlah       %       Jumlah        %       Jumlah       %       Jumlah       %

               Bappenas          2       8.70         2        8.70        4        17.39        6       26.09        9        39.13      23            8.39

              Kementerian        6       4.26        20        14.2       30        21.28       35       24.82       50        35.46      141        51.46

                 Provinsi       16      14.55        17        15.5       20        18.18       27       24.55       30        27.27      110        40.15
               Kab./Kota         0           0        0          0         0             0       0            0       0          0         0              0
                  Total         24       8.76        39        14.23      54        19.71       68       24.82       89        32.48      274           100

            Sumber: diolah dari data Pusbindiklatren, Bappenas

            Selanjutnya, untuk jenjang madya asumsi yang digunakan untuk penyediaan di Bappenas hampir mirip
            dengan asumsi yang digunakan untuk penyediaan fungsional perencana utama, sedangkan untuk
            kementerian diasumsikan sampai dengan tahun kelima (2012) diperkirakan hanya mampu memenuhi
            sasaran sekitar 60 persen dari jumlah ideal yang diharapkan. Sementara, untuk provinsi-provinsi sasaran
            untuk tahun kelima diasumsikan hanya mampu menyediakan fungsional perencana madya untuk 30
            provinsi, dan untuk kabupaten/kota diperkirakan hanya mampu memenuhi sekitar 70 persen pada
            tahun kelima (lihat tabel 5).
            Tabel 5
            Exercise Ideal Penyediaan Fungsional Perencana Madya Secara Nasional
                                                                                 Tahun                                                            Total

                                      2008                   2009                2010                  2011                  2012
                               Jumlah        %       Jumlah         %     Jumlah         %      Jumlah        %      Jumlah         %     Jumlah           %
                Bappenas         20         12.50     25         15.63     30          18.75     40         25.00      45        28.13     160            6.32

               Kementerian       35         6.54      50         9.35      100         18.69     150        28.04     200        37.38     535          21.12

                 Provinsi        32         14.10     40         17.62     45          19.82     50         22.03      60        26.43     227            8.96

               Kab./Kota        111         6.89      200        12.41     300         18.62     400        24.83     600        37.24    1611          63.60

                  Total         198         7.82      315        12.44     475         18.75     640        25.27     905        35.73    2533            100

            Sumber: diolah dari data Pusbindiklatren, Bappenas




24   Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11
Simpul 11

Weitere ähnliche Inhalte

Andere mochten auch

Contact Data by Timur AITOV
Contact Data by Timur AITOVContact Data by Timur AITOV
Contact Data by Timur AITOVguest7dd4d7
 
Tavartkiladze Stp13
Tavartkiladze Stp13Tavartkiladze Stp13
Tavartkiladze Stp13similei
 
Scala, XML and GAE
Scala, XML and GAEScala, XML and GAE
Scala, XML and GAEmarkryall
 
Short.point.show.restorative.justice
Short.point.show.restorative.justiceShort.point.show.restorative.justice
Short.point.show.restorative.justiceMichael Rousell
 

Andere mochten auch (8)

Contact Data by Timur AITOV
Contact Data by Timur AITOVContact Data by Timur AITOV
Contact Data by Timur AITOV
 
Tavartkiladze Stp13
Tavartkiladze Stp13Tavartkiladze Stp13
Tavartkiladze Stp13
 
Quizzlet,1min p pt
Quizzlet,1min p ptQuizzlet,1min p pt
Quizzlet,1min p pt
 
Endowment,1min p pt
Endowment,1min p ptEndowment,1min p pt
Endowment,1min p pt
 
Scala, XML and GAE
Scala, XML and GAEScala, XML and GAE
Scala, XML and GAE
 
Simpul Edisi 10
Simpul Edisi 10Simpul Edisi 10
Simpul Edisi 10
 
1 orate 14
1 orate 141 orate 14
1 orate 14
 
Short.point.show.restorative.justice
Short.point.show.restorative.justiceShort.point.show.restorative.justice
Short.point.show.restorative.justice
 

Ähnlich wie Simpul 11

Tugas mandiri bahasa indonesia
Tugas mandiri bahasa indonesiaTugas mandiri bahasa indonesia
Tugas mandiri bahasa indonesiaAsep Jaenudin
 
LAPORAN PPLK DI SMAN 1 CICALENGKA
LAPORAN PPLK DI SMAN 1 CICALENGKALAPORAN PPLK DI SMAN 1 CICALENGKA
LAPORAN PPLK DI SMAN 1 CICALENGKAMuhamad Yogi
 
Program Menata hati
Program Menata hatiProgram Menata hati
Program Menata hatimuchheru
 
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PARADIGMA BARU.pptx
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PARADIGMA BARU.pptxIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PARADIGMA BARU.pptx
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PARADIGMA BARU.pptxYulyAndriyani2
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ *Ketentuan TERBARU "PENGADAAN Barang & J...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ *Ketentuan TERBARU "PENGADAAN Barang & J...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ *Ketentuan TERBARU "PENGADAAN Barang & J...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ *Ketentuan TERBARU "PENGADAAN Barang & J...Kanaidi ken
 
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012dihatiteman
 
Lomba karya tulis ilmiah
Lomba karya tulis ilmiahLomba karya tulis ilmiah
Lomba karya tulis ilmiahretno azizah
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Workshop _"Effective PR (Kehumasan) & PROTOCOL...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Workshop _"Effective PR (Kehumasan) & PROTOCOL...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Workshop _"Effective PR (Kehumasan) & PROTOCOL...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Workshop _"Effective PR (Kehumasan) & PROTOCOL...Kanaidi ken
 
Pengembangan Media dan Bahan Pelatihan_DARING.pptx
Pengembangan Media dan Bahan Pelatihan_DARING.pptxPengembangan Media dan Bahan Pelatihan_DARING.pptx
Pengembangan Media dan Bahan Pelatihan_DARING.pptxKotaLhokseumawe1
 
E book gratis-premium-panduan-menulis-buku
E book gratis-premium-panduan-menulis-bukuE book gratis-premium-panduan-menulis-buku
E book gratis-premium-panduan-menulis-bukuYuningsih Yuningsih
 
E book gratis-premium-panduan-menulis-buku
E book gratis-premium-panduan-menulis-bukuE book gratis-premium-panduan-menulis-buku
E book gratis-premium-panduan-menulis-bukuroza asmilda
 
Modul praktikum pengantar perjalanan wisata serius
Modul praktikum pengantar perjalanan wisata seriusModul praktikum pengantar perjalanan wisata serius
Modul praktikum pengantar perjalanan wisata seriussamerdanta sinulingga
 
Ebook gratis premium panduan menulis buku penerbit deepublish revisi
Ebook gratis premium panduan menulis buku penerbit deepublish revisiEbook gratis premium panduan menulis buku penerbit deepublish revisi
Ebook gratis premium panduan menulis buku penerbit deepublish revisiRokhmawati Darwito
 
PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3
PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3
PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3Diana Amelia Bagti
 

Ähnlich wie Simpul 11 (20)

Tugas mandiri bahasa indonesia
Tugas mandiri bahasa indonesiaTugas mandiri bahasa indonesia
Tugas mandiri bahasa indonesia
 
LAPORAN PPLK DI SMAN 1 CICALENGKA
LAPORAN PPLK DI SMAN 1 CICALENGKALAPORAN PPLK DI SMAN 1 CICALENGKA
LAPORAN PPLK DI SMAN 1 CICALENGKA
 
Program Menata hati
Program Menata hatiProgram Menata hati
Program Menata hati
 
Makalah presentasi
Makalah presentasiMakalah presentasi
Makalah presentasi
 
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PARADIGMA BARU.pptx
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PARADIGMA BARU.pptxIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PARADIGMA BARU.pptx
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PARADIGMA BARU.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ *Ketentuan TERBARU "PENGADAAN Barang & J...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ *Ketentuan TERBARU "PENGADAAN Barang & J...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ *Ketentuan TERBARU "PENGADAAN Barang & J...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ *Ketentuan TERBARU "PENGADAAN Barang & J...
 
Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012Wp mei(ultah)2012
Wp mei(ultah)2012
 
Lomba karya tulis ilmiah
Lomba karya tulis ilmiahLomba karya tulis ilmiah
Lomba karya tulis ilmiah
 
Pembelajaran Berbicara
Pembelajaran BerbicaraPembelajaran Berbicara
Pembelajaran Berbicara
 
3. thesis
3. thesis3. thesis
3. thesis
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Workshop _"Effective PR (Kehumasan) & PROTOCOL...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Workshop _"Effective PR (Kehumasan) & PROTOCOL...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Workshop _"Effective PR (Kehumasan) & PROTOCOL...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Workshop _"Effective PR (Kehumasan) & PROTOCOL...
 
Laporan observasi BK
Laporan observasi BKLaporan observasi BK
Laporan observasi BK
 
Pengembangan Media dan Bahan Pelatihan_DARING.pptx
Pengembangan Media dan Bahan Pelatihan_DARING.pptxPengembangan Media dan Bahan Pelatihan_DARING.pptx
Pengembangan Media dan Bahan Pelatihan_DARING.pptx
 
E book gratis-premium-panduan-menulis-buku
E book gratis-premium-panduan-menulis-bukuE book gratis-premium-panduan-menulis-buku
E book gratis-premium-panduan-menulis-buku
 
eBook-Gratis-Premium-Panduan-Menulis-Buku.pdf
eBook-Gratis-Premium-Panduan-Menulis-Buku.pdfeBook-Gratis-Premium-Panduan-Menulis-Buku.pdf
eBook-Gratis-Premium-Panduan-Menulis-Buku.pdf
 
E book gratis-premium-panduan-menulis-buku
E book gratis-premium-panduan-menulis-bukuE book gratis-premium-panduan-menulis-buku
E book gratis-premium-panduan-menulis-buku
 
3. Transformasi Pengembangan Modal Insani Sektor Publik (2021).pdf
3. Transformasi Pengembangan Modal Insani Sektor Publik (2021).pdf3. Transformasi Pengembangan Modal Insani Sektor Publik (2021).pdf
3. Transformasi Pengembangan Modal Insani Sektor Publik (2021).pdf
 
Modul praktikum pengantar perjalanan wisata serius
Modul praktikum pengantar perjalanan wisata seriusModul praktikum pengantar perjalanan wisata serius
Modul praktikum pengantar perjalanan wisata serius
 
Ebook gratis premium panduan menulis buku penerbit deepublish revisi
Ebook gratis premium panduan menulis buku penerbit deepublish revisiEbook gratis premium panduan menulis buku penerbit deepublish revisi
Ebook gratis premium panduan menulis buku penerbit deepublish revisi
 
PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3
PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3
PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3
 

Kürzlich hochgeladen

ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxMuhammadDidikJasaGb
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerHaseebBashir5
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...FORTRESS
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...FORTRESS
 
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...FORTRESS
 
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdgNilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdgNajlaNazhira
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiSeta Wicaksana
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaNovrinKartikaTumbade
 
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxSintaDosi
 
04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................rendisalay
 
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxKUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxFORTRESS
 
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani""Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"HaseebBashir5
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonusunikbetslotbankmaybank
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANdewihartinah
 
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...FORTRESS
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1alvinjasindo
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkajaunikbetslotbankmaybank
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaHaseebBashir5
 
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapaktugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapaksmkpelayarandemak1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
 
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
 
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdgNilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
 
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
 
04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................
 
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxKUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
 
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani""Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
 
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotecabortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
 
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
 
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapaktugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
 

Simpul 11

  • 1. E-Mail : simpul@bappenas.go.id Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008 STRATEGISNYA BUP JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA DIPERPANJANG wawancara EKSKLUSIF Prof. DR. Ir. Deny Juanda Puradimaja, DEA KEPALA BAPEDA PROVINSI JAWA BARAT
  • 2. TERBITAN TERBARU PUSBINDIKLATREN-BAPPENAS INFORMASI BEASISWA DARI SELURUH DUNIA UNTUK INDONESIA BOOKLET PANDUAN PENYELENGGARAAN DIKLAT GELAR DAN NON GELAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN BEASISWA PERENCANAAN, PUSBINDIKLATREN - BAPPENAS DAN PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA
  • 3. dari kami Salam simpul, hampir setahun sudah perjalanan 2008 ini, dan memasuki detik-detik pergantian tahun. Satu tahun perjalanan yang tak terasa panjang bagi Redaksi Majalah Simpul Perencana, mengemban tugas sebagai media informasi bagi para perencana di seluruh Indonesia. Sudah banyak hal yang dilalui oleh Redaksi untuk tetap eksis memberikan yang terbaik bagi pembacanya yang setia. Memasuki bulan terakhir di tahun 2008 ini Majalah Simpul Perencana kembali dapat terbit untuk ke 11 kalinya, dengan mengangkat tema sentral tentang perdebatan persoalan di perpanjang atau tidaknya masa kerja dari para Fungsional Perencana. Dengan mengangkat persoalan ini kami berharap akan ada ide-ide cerdas bagi perkembangan Jabatan Fungsional. Pembaca Simpul yang berbahagia, pada edisi kali ini Redaksi mencoba menghadirkan pembahasan tentang ”Relevansi diperpanjangnya Batas Usia Pensiun Perencana “ Seperti kita ketahui bersama bahwa masa pensiun para perencana sekarang ini sama dengan staf PNS biasanya, dan menurut para perencana perpanjangan BUP tersebut perlu diperpanjang karena: (a) pada masa in-passing tahun 2003 sebagian besar PNS yang masuk sudah berumur diatas 40 tahun, sehingga saat ini banyak yang memasuki usia pensiun (b) untuk mencapai tingkat keahlian dan kematangan berfikir dan berprilaku sebagai perencana utama dan madya memerlukan proses dan waktu yang lama, sehingga (c) pada saat seorang perencana sampai pada tingkat tertinggi tersebut, maka—apabila BUP tetap 56 tahun—yang bersangkutan akan terlanjur pensiun. Pada kesempatan kali ini kami juga menampilkan para perencana dari daerah-daerah yang telah mencoba menyumbangkan pemikirannya bagi sebuah perencanaan baik untuk wilayahnya maupun untuk daerah lainya. Pada edisi kali ini kami juga berhasil melakukan wawancara atau berdiskusi secara eksklusif dengan Kepala Bapeda Jawa Barat Prof. DR. Ir. Deny Juanda Puradimaja, DEA, serta melakukan wawancara dengan salah satu Perencana Madya di lingkungan Kementrian negara PPN/Bappenas DR. Herry Darwanto, yang memberikan pemikirannya, masukan dan kritikan serta pengalamannya berkenaan dengan tema yang diangkat kali ini Selain dari tulisan dan artikel yang dimuat, pada edisi kali ini kami juga menghadirkan beberapa liputan perjalanan kami yang berhasil meliput kegiatan Pusbindiklatren. Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada para pembaca dan pemerhati Majalah Simpul Perencana yang senantiasa selalu memberikan masukan dan dukungan kepada kami tim redaksi, untuk terus memberikan yang terbaik di setiap penerbitannya, dan juga tidak lupa kami memberikan atensi yang cukup besar bagi teman-teman para perencana di daerah dan instansi lain yang sudah meluangkan waktu untuk menulis artikel dan informasi lainya. susunan redaksi Maju terus Para Perencana Indonesia. Simpul Perencana Diterbitkan oleh Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Perencana PUSBINDIKLATREN-BAPPENAS. PELINDUNG : Menteri Negara PPN/Kepala BAPPENAS | PENASEHAT : SESMENNEG PPN/SESTAMA BAPPENAS | PENANGGUNG JA AB : Kepala Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Perencana | W PEMIMPIN UMUM : Meily Djohar | PEMIMPIN REDAKSI : Eko Suratman | W AKIL PIMPINAN REDAKSI : Wignyo Adiyoso | DEW AN REDAKSI : Guspika, Robert, Agus Manshur, Haryanto, Hari Nasiri, Zamilah Chairani, Edy Purwanto | REDAKTUR PELAKSANA : Sugiyanti, Edy Susanto, Maskalah Murni, Wiky, Wahyu Pribadi | EDITOR : Dwi Putro Aris | GRAFIS : Hendra Yudiyanto | ADMINISTRASI / KEUANGAN : Lina Indriawati, Dwi Yanto | DISTRIBUSI/SIRKULASI : Sugiyanti ALAMAT REDAKSI : Gedung Diklat Pusbindiklatren Bappenas, Jl. Proklamasi 70 Jakarta, 10320 Telp .(021) 31931481 | E-Mail : simpul@bappenas.go.id
  • 4. daftar isi 6 gerbang cakrawala : ESENSI PERPANJANGAN BATAS USIA PENSIUN PERENCANA BAGIAN INTEGRAL DARI PENGEMBANGAN KARIER DAN PROFESIONALISME 8 SEKILAS JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA DI PROVINSI JAWA BARAT DAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT 16 FUNGSIONAL PERENCANA: KETERSEDIAAN, KESEIMBANGAN, PERPANJANGAN, DAN BEBERAPA “PR” LAINNYA 19 wawancara : WAWANCARA EKSKLUSIF BERSAMA Prof. DR. Ir. DENY JUANDA PURADIMAJA, DEA KEPALA BAPEDA PROVINSI JAWA BARAT 26 WAWANCARA BERSAMA DR. HERRY DARWANTO PERENCANA MADYA KEDEPUTIAN SARANA DAN PRASARANA BAPPENAS 32
  • 5. daftar isi 38 forum AP2I RAPAT KERJA ASOSIASI PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA PUSBINDIKLATREN, 18 NOVEMBER 2008 40 liputan 48 sosok alumni 52 akademika opini: 56 SISTEM PERENCANAAN DI DAERAH PEMANFAATAN DATA PENGINDERAAN JAUH 62 DALAM MENDUKUNG REVITALISASI SISTEM INFORMASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN JEMBRANA 70 MEMBANGUN UNTUK RAKYAT 79 selingan
  • 6. gerbang MENCARI SOLUSI YANG TERBAIK DARI SEBUAH POLEMIK Dalam setiap aktivitasnya seseorang pastilah berkenaan dengan Jabatan Fungsional Perencana tidak ingin dibeda-bedakan atau dibatas-batasi haruslah diselesaikan satu persatu oleh para dengan ruang dan waktu, akan tetapi kemampuan pembuat kebijakan, polemik tentang perpanjangan seseorang dalam mengerjakan sesuatu juga dibatasi Batas Usia Pensiun sudah memasuki babak akhir. oleh umur dari seseorang itu sendiri, banyak orang Surat yang sudah diajukan Pusbindiklatren beranggapan bahwa semakin tua umur seseorang Bappenas sebagai Instansi Pembina dari Jabatan maka semakin melemah juga segala aktifitasnya, Fungsional Perencana sudah ditandatangani oleh ada juga yang beranggapan bahwa semakin tua Menteri Negara PPN/ kepala Bappenas, untuk seseorang maka ia akan semakin matang dalam selanjutnya diajukan guna mendapat persetujuan kehidupan, baik dalam hal pemikiran, bersikap dari Presiden RI. Proses administrasi tetap berjalan, maupun gagasan-gagasannya. Akan tetapi polemik tetapi proses penguatan di luar, sebagai faktor tua dan muda sudah tidak relevan lagi untuk pendukung guna mempengarui dikeluarkannya dibicarakan hari ini dikarenakan kemampuan kebijakan terhadap perpanjangan batas usia seseorang bukan hanya ditentukan oleh faktor itu pensiun, juga tetap harus dijalankan. Komunikasi saja, akan tetapi aktivitas seseorang juga pasti ada yang intensif antara para perencana dengan para batasnya, oleh karena itu dibutuhkan kesadaran pemegang kebijakan juga tetap dilakukan. atau keiklasan seseorang apabila memang jika Dalam kesempatan edisi ke 11 kali ini Majalah sudah watunya maka ia harus sudah menyelesaikan Simpul Perencana mencoba mengangkat semuanya. Sejak dikeluarkannya KepMenPan tema tentang Relevansi Batas Usia Pensiun tentang Jabatan Fungsional Perencana, banyak diperpanjang. Ada beberapa pendapat dan tulisan persoalan yang muncul dari aturan tersebut. Dan yang dihadirkan kali ini sebagai ulasan terhadap banyak sekali faktor penyebabnya, kemungkinan tema yang dipilih diantaranya tulisan yang dibuat hal ini lebih disebabkan kurang tersosialisasinya oleh ibu Sri Asih Rohmani, Perencana Muda di aturan ini hingga ke daerah-daerah serta kurang Departemen Pertanian, yang membahas tentang jelasnya petunjuk pelaksana dari aturan tersebut. esensi perpanjangan BUP sebagai bagian integral Sebagai upaya pemantapan dalam memilih jalur dari perkembangan karier dan profesionalisme, alternatif dalam berkarier maka semua hal yang selanjutnya mengkritisi naskah akademik tentang 6 Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
  • 7. gerbang BUP yang ditulis ulang oleh bapak Agus Manshur, SE, MA, salah seorang perencana muda di Direktorat Otonomi Daerah Bappenas, dengan judul tulisan Ketersediaan, Keseimbangan dan Beberapa PR lainnya, serta sekilas perkembangan Jabatan Fungsional Perencana di provinsi Jawa Barat yang dibuat oleh kordinator Jabatan Fungsional di wilayah tersebut ibu Ir. Elly Rustiny, MT. Untuk mendapatkan masukan serta usulan-usulan tentang persoalan ini redaksi juga menghadirkan wawancara eksklusif dengan Kepala Bapeda Jawa Barat yang menyumbangkan ide segarnya tentang keberlangsungan Jabatan Fungsional Perencana. Tidak lupa sebagai pembandingnya kami juga melakukan wawancara dengan bapak Heri Darwanto selaku Perencana Madya di Deputi Sarana dan Prasarana Bappenas. Tidak lupa pula kami menghadirkan gagasan- gagasan dari para perencana di daerah dalam bentuk tulisan atau artikel yang dapat dijadikan acuan atau patokan bagi sebuah perencanaan di kemudian hari. SELAMAT MEMBACA (Dewan Redaksi) 7 Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
  • 8. cakrawala ESENSI PERPANJANGAN BATAS USIA PENSIUN PERENCANA BAGIAN INTEGRAL DARI PENGEMBANGAN KARIER DAN PROFESIONALISME Ringkasan. Sebagai pemangku jabatan fungsional, agar dapat berkinerja dengan baik diperlukan kompetensi, kemampuan, dan penguasaan dalam melaksanakan tugas pokoknya berdasarkan ketentuan formal yang mengaturnya. Surat Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 16/KEP/ M.P AN/3/2001 tentang Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya, dimaksudkan sebagai acuan dalam berkarya dan berprestasi sehingga terjamin pembinaan karier, kepangkatan, jabatan, dan profesionalisme sesuai dengan landasan profesinya. Ketentuan profesionalisme pelaksanaan tugas pokok dalam masa jabatannya menuntut berbagai konsekuensi bagi para perencana agar mampu berperan positif dalam pelaksanaan pembangunan. Konsekuensi profesionalisme mengisyaratkan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan perencanaan pembangunan oleh perencana sebagai suatu profesi harus didukung oleh kegiatan belajar yang berkesinambungan sehingga mampu berperan dan melaksanakan Oleh : tugas fungsionalnya dalam pembangunan. Proses internalisasi dan Sri Asih Rohmani sosialisasi selama menjadi Perencana merupakan proses pendidikan Perencana Muda kearah pengembangan masyarakat sebagai bagian integral dalam Departemen Pertanian pembangunan. Tinjauan berbagai dimensi perpanjangan batas usia searching pensiun Perencana memperkuat relevansinya bagi pengembangan karier dan profesionalisme Perencana Pemerintah sesuai peran yang diharapkan dalam pembangunan. 8 Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
  • 9. cakrawala LATAR BELAKANG pembangunan jangka panjang Tujuan utama pembangunan (RPJP) 2005-2025, menguatkan masyarakat adalah Pada hakekatnya, pembangunan bahwa pembangunan manusia mengembangkan kompetensi sebagai proses perubahan yang seutuhnya sebagai hakekat masyarakat dalam mengenali terus menerus berlangsung, pembangunan nasional, masalah, merumuskan berbagai merupakan kemajuan dan dan menempatkan manusia alternatif pemecahan, dan perbaikan menuju ke arah sebagai pusat segenap upaya melalui proses pembelajaran tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan. Karena yang sistematis mereka dibantu meningkatkan kualitas hidup pembangunan nasional bermuara untuk mempelajari cara manusia, termasuk perubahan pada manusia sebagai insan yang memecahkan permasalahan dalam diri manusia itu sendiri, harus dibangun kehidupannya, mereka secara tepat. Untuk masyarakat, dan lingkungan sekaligus sebagai sumberdaya dapat bekerja secara efektif dalam hidupnya. Oleh karena itu salah pembangunan yang secara menstimulir, memfasilitasi, dan satu usaha dari pembangunan kontinyu harus ditingkatkan memberikan pelayanan terhadap adalah usaha sadar untuk kualitas dan kemampuannya perubahan perilaku masyarakat, mewujudkan kondisi hidup untuk dapat mengangkat seorang Perencana seharusnya manusia yang lebih baik dalam harkat dan martabatnya kearah memiliki pengetahuan yang arti menciptakan keadaan terciptanya kualitas manusia terus berkembang, memahami sehingga peran setiap insan dan masyarakat Indonesia yang keseluruhan proses dan pembangunan dapat berkembang maju dan mandiri. Hal ini berarti mekanisme perencanaan lebih serasi dalam berbagai pembangunan manusia adalah serta trampil untuk keseimbangan kehidupan. usaha untuk memberdayakan mengimplementasikan dalam Keberhasilan dalam manusia, yaitu manusia yang merancang setiap program dan pembangunan sangat ditentukan dapat berfikir, kreatif, mandiri kegiatan pembangunan. oleh keberhasilan didalam dan yang dapat membangun Semakin pesatnya tantangan membangun sumberdaya diri dan masyarakatnya menuju global, perubahan sistem manusia yang sangat erat masyarakat madani. Upaya dan mekanisme perencanaan hubungannya dengan proses pemberdayaan masyarakat pembangunan, maka peningkatan pendidikan dan pembelajaran selaras dengan konsep kualitas para pejabat fungsional selama manusia berkembang. pengembangan masyarakat dalam jabatannya semakin Untuk itu sebagai bagian yang community “ development” mendesak untuk dilaksanakan tidak terpisahkan dari kehidupan yang semakin mengemuka secara berkesinambungan. Dalam manusia, pembangunan pada berbagai hal dewasa ini. kaitan ini, peningkatan kualitas masyarakat merupakan usaha Pengembangan masyarakat SDM perencana di instansi pembangunan sumberdaya merupakan model pembangunan perencanaan pemerintah baik manusia yang dilaksanakan yang bertumpu pada aspek di pusat maupun di daerah secara menyeluruh, terarah manusia. Dikemukakan diarahkan tidak saja hanya dan terpadu sehingga kualitas oleh Cernea (1988:xi), pada meningkatkan keahlian dan sumberdaya manusia itu sendiri hakekatnya manusia adalah titik keterampilan, namun harus dapat diselaraskan dengan segala pangkal, pusat, dan sasaran pula didasarkan pada upaya sesuatu yang dibutuhkan oleh akhir dari pembangunan, oleh peningkatan kapasitas institusi sektor pembangunan. karena itu manusia seharusnya perencanaan sehingga kualitas merupakan aspek utama dalam Arah pembangunan nasional output perencanaan yang pembangunan. dalam dokumen perencanaan dihasilkan mampu memenuhi 9 Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
  • 10. cakrawala harapan masyarakat secara luas. pencapaian kinerja sesuai pangkatnya ke tingkat yang Untuk itu perlu ditetapkan peran yang diharapkan dalam lebih tinggi sesuai batas minimal kembali aturan yang mampu pembangunan. perolehan angka kreditnya memberikan kondisi kondusif dan akhirnya dapat memenuhi TUGAS POKOK PERENCANA dalam pengembangan dan kinerja yang diharapkan oleh Upaya yang dilakukan kepastian karier Jabatan institusi perencanaan. pemerintah dalam meningkatkan Fungsional Perencana, antara motivasi berprestasi dan Berkaitan dengan tugas lain penyesuaian (perpanjangan) berkarya bagi pada Perencana yang diemban tersebut, agar Batas Usia Pensiun Perencana. sesuai landasan profesinya, telah para fungsional perencana Perilaku sebagai refleksi dari dilakukan diantaranya dengan mampu secara profesional motivasi, kesadaran, pilihan dikeluarkannya Surat Keputusan melaksanakan tugas pokoknya, preferensi,” dan kemampuan baik “ Menteri Negara Pendayagunaan dan mampu berperan pengetahuan, ketrampilan, dan Aparatur Negara Nomor :16/ positif dalam pelaksanaan sikap yang dimiliki dan dihayati KEP/M.P AN/ 3/2001. Keputusan pembangunan, diperlukan oleh seorang perencana di masa tersebut dimaksudkan untuk upaya proses pembelajaran yang depan adalah kemampuannya menjamin pembinaan karier, berkesinambungan. Peningkatan dalam mendukung dan berperan kepangkatan, jabatan, dan kualitas Sumberdaya Perencana memberikan warna proses peningkatan profesionalisme di instansi pemerintah diarahkan perencanaan dengan produk yang Perencana melalui dibentuknya tidak hanya untuk meningkatkan dapat dipertanggungjawabkan Jabatan Fungsional Perencana keahlian dan ketrampilan saja manfaatnya, keberpihakan dan dan Angka Kreditnya. Perencana (kognisi, afeksi dan psikomotor), afiliasinya dengan kepentingan adalah Pegawai Negeri Sipil namun pengembangan juga masyarakat sebagai kelompok yang diberi tugas, tanggung didasarkan pada upaya sasaran pembangunan, jawab, wewenang, dan hak peningkatan kapasitas institusi kemampuan untuk membangun secara penuh oleh pejabat yang perencanaan sehingga kualitas kondisi hubungan dinamis dan berwenang untuk melaksanakan output perencanaan yang tata hubungan struktural dengan kegiatan perencanaan pada unit dihasilkan dapat memenuhi mitra kerja sebagai hasil proses perencanaan tertentu. Perencana harapan masyarakat luas. Untuk belajar serta terlaksananya berkedudukan sebagai pelaksana itu sebagai pejabat fungsional, perencanaan program dan teknis fungsional perencanaan di ke depan lebih dituntut untuk kegiatan pembangunan lingkungan instansi pemerintah. berkontribusi dan berpartisipasi yang memiliki keunggulan. aktif dalam keberhasilan Dalam pelaksanaannya, Hal tersebut menunjukkan pembangunan berdasarkan atas menuntut berbagai konsekuensi bahwa penguasaan substansi kegiatan perencanaan yang bagi para Perencana yang perencanaan secara menyeluruh dilakukannya. telah diangkat dalam Jabatan dan integratif sangat diperlukan Fungsional Perencana (JFP) Mengacu pada Surat Keputusan sehingga dapat memberikan berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan pelayanan yang memuaskan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 16/ kepada masyarakat. Aparatur Negara Nomor : 16/ KEP/M.P AN/3/2001 tersebut, Bertolak dari berbagai KEP/M.P AN/3/2001. Dari setiap disebutkan bahwa jenjang jabatan perspektif pemikiran tersebut, butir kegiatan yang ada, dengan fungsional perencana terdiri dari perlu dikaji lebih jauh esensi nilai kredit masing-masing Perencana Pertama, Perencana perpanjangan usia pensiun menuntut kinerja perencana Muda, Perencana Madya, dan Perencana bagi pembinaan yang tertentu sehingga Pejabat Perencana Utama. Pangkat dan karier dan profesionalisme Fungsional Perencana tersebut golongan ruang masing-masing perencana pemerintah kearah dapat dinaikkan jabatan atau jenjang adalah : (1) Perencana 10 Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
  • 11. cakrawala “ Untuk dapat Pertama terdiri dari Penata mengajar/melatih/melakukan melaksanakan pekerjaan Muda, Golongan ruang III/a dan bimbingan di bidang perencanaan Penata Muda Tingkat I, golongan pembangunan, mengikuti sebagai perencana dituntut ruang III/b; (2) Perencana Muda seminar/lokakarya di bidang adanya kompetensi terdiri dari Penata, golongan perencanaan pembangunan, dan kemampuan dalam ruang III/c, dan Penata Tingkat menjadi pengurus organisasi berbagai kegiatan mulai I, golongan ruang III/d; (3) profesi, menjadi anggota delegasi tahap perencanaan, Perencana Madya terdiri dari dalam pertemuan internasional, Pembina, golongan ruang IV/a; keanggotaan dalam Tim Penilai implementasi pelaksanaan Pembina Tingkat I, golongan Jabatan Perencana, memperoleh sampai dengan evaluasi ruang IV/B, dan Pembina Utama gelar kesarjanaan lainnya, dan dan pelaporan pelaksanaan Muda, golongan ruang IV/c; dan memperoleh penghargaan/tanda kegiatan perencanaan ” (4) Perencana Utama terdiri dari jasa di bidang perencanaan. Pembina Utama Madya, golongan Dari rangkaian tugas pokok ruang IV/d dan Pembina Utama, tersebut terlihat jelas bahwa golongan ruang IV/e. Perencana untuk dapat melaksanakan memiliki tugas pokok untuk pekerjaan sebagai perencana menyiapkan, melaksanakan dituntut adanya kompetensi dan menyelesaikan kegiatan dan kemampuan dalam berbagai perencanaan berupa serangkaian kegiatan mulai tahap perencanaan, butir-butir kegiatan yang implementasi pelaksanaan meliputi : sampai dengan evaluasi dan Kegiatan perencanaan, berupa pelaporan pelaksanaan kegiatan : identifikasi permasalahan, perencanaan. perumusan alternatif kebijakan DIMENSI BATAS USIA p e re n c a n a a n , p e n g k a j i a n PENSIUN DAN PENDEKATAN alternatif, penentuan alternatif PEMBANGUNAN dan rencana pelaksanaan, SUMBERDAYA MANUSIA pengendalian pelaksanaan, serta Berbagai aspek perlu ditelaah penilaian hasil pelaksanaan; dalam memberikan klarifikasi Pengembangan profesi, berupa perpanjangan batas usia pensiun : membuat karya tulis/karya bagi Perencana, antara lain: 1) ilmiah di bidang perencanaan, Prinsip dasar pengembangan menterjemahkan/menyadur masyarakat; 2) Landasan normatif buku di bidang perencanaan, pembinaan karier pegawai; dan berpartisipasi secara aktif dalam 3) Relevansi perpanjangan batas penerbitan buku di bidang usia pensiun dengan pembinaan perencanaan, berpartisipasi pribadi peningkatan kinerja secara aktif dalam pemaparan perencana dalam pembangunan. (ekspose) draft/pedoman/modul di A. TUJUAN IDEAL bidang perencanaan, melakukan PENGEMBANGAN studi banding di bidang MASYARAKAT perencanaan, dan melakukan Dengan mengaitkan elemen- kegiatan pengembangan di bidang elemen yang terkandung perencanaan pembangunan; dan dalam konsepsi ”ommunity c ” Kegiatan Penunjang berupa : dan ”development” pengertian , 11 Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
  • 12. cakrawala pengembangan masyarakat perannya. Ciri umum dari proses dan internalisasi diri setiap adalah sebagai proses yang pendidikan dan pembelajaran individu, terdapat korelasi menyangkut usaha-usaha : (i) dalam pengembangan antara keseluruhan pengalaman masyarakat bersama pihak masyarakat adalah membangun yang mempengaruhi lain (di luar sistem sosialnya) sosok individu yang kemampuan pertumbuhan dan perkembangan untuk meningkatkan kondisi dirinya berkembang sehingga seseorang dalam menjalankan sosial, ekonomi, dan budayanya; bermanfaat untuk kepentingan kehidupannya, sehingga asumsi (ii) untuk mengintegrasikan hidupnya baik sebagai individu, krusial menunjukkan bahwa masyarakat kedalam suatu pola warga masyarakat dan negara. pengalaman-pengalaman dan tatanan kehidupan yang Untuk itu diperlukan usaha- formal dan informal dalam lebih baik; (iii) mengembangkan usaha yang disengaja dan kehidupan dan hubungan antar dan meningkatkan kemandirian terencana dalam menetapkan manusia berperan penting dan kepedulian masyarakat strategi kegiatan dan batasan dalam pembentukan sikap, dalam memahami dan mengatasi penilaian dalam pencapaian mengembangkan kemampuan di masalah dalam kehidupannya; tujuan yang akan dicapai. segala bidang kehidupan. (iv) meningkatkan inisiatif dan Menurut Tilaar (2000:55), Berpijak dari berbagai perspektif partisipasi masyarakat dalam pendidikan tidak lain sebagai tersebut, melalui proses rangka meningkatkan taraf proses pemberdayaan manusia pembelajaran manusia dengan hidupnya (Ginting, 2000 :12). yang dibangun oleh masyarakat kemampuan yang dimiliki Berbagai elemen tersebut, untuk membawa generasi- (berfikir, menyerap budaya yang menyiratkan adanya proses generasi baru kearah kemajuan ada, membangun ketrampilan pendidikan pada setiap diri dengan cara-cara tertentu dan Iptek) dapat belajar dari manusia sebagai bagian integral sesuai dengan kemampuan pengalaman terdahulu dan dari proses pembangunan. mereka yang berguna untuk membuat perubahan bagi diri Pengembangan kepribadian dan mencapai tingkat kemajuan dan lingkungannya. kemampuan seseorang dapat yang paling tinggi. Pendidikan B. SISTEM PEMBINAAN terwujud dan tertempa melalui mengupayakan perkembangan KARIER PEGAWAI berbagai proses kehidupan yang dan mengeliminasi kendala yang Pengaturan sistem pembinaan didasarkan pada sistem nilai dan diperlukan untuk berkembang. karier pegawai telah diatur asas normatif yang berlaku pada Gitosardjono (1999:103), landasan formalnya, antara lain peradaban dan kebudayaan suatu menegaskan bahwa perubahan : (1) Undang-Undang Pokok bangsa. Sebuah pendekatan pola pendidikan harus dipandang Kepegawaian (Undang-undang psikologis (termasuk yang sebagai suatu proses sosialisasi Nomor 8 Tahun 1974 diperbarui dianut oleh Ki Hajar Dewantara) dan bersifat humanis, sebagai dengan Undang-undang Nomor mendefinisikan bahwa bagian dari esensi pendidikan 43 Tahun 1999); (2) Peraturan pendidikan sebagai suatu proses nasional yang tidak terlepas Pemerintah (PP) Nomor 16 Tahun pertumbuhan dimana individu dari tujuan pembangunan 1994 tentang Jabatan Fungsional dibantu mengembangkan daya- sumberdaya manusia yang ingin PNS; (3) PP Nomor 100 Tahun daya kemampuannya, bakatnya, dicapai, yaitu menghasilkan 2000 dan diubah dengan PP kecakapan, dan minatnya. manusia berkualitas, bermoral Nomor 13 Tahun 2002; (4) tinggi dan produktif menghadapi Proses belajar manusia adalah Keppres Nomor 87 Tahun 1999; tantangan kehidupan yang penuh kompleks baik secara sadar dan (5) khusus Perencana adalah persaingan. maupun tidak, yang mengarah SK. MENP AN Nomor : 16/KEP/ kepada pengenalan konsep diri Dengan mendefinisikan M.P AN/3/2001. sebagai manusia secara hakiki perjalanan kehidupan adalah Sistem pembinaan karier yang sadar akan masing-masing bagian dari proses pendidikan pegawai diperlukan untuk 12 Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
  • 13. cakrawala menjamin penyelenggaraan tugas dalam setiap unit organisasi; (ii) Seorang perencana sebagai pemerintahan dan pembangunan Pemanfaatan seoptimal mungkin bagian dari kelembagaan (unit yang berdaya guna dan berhasil sumberdaya manusia pada setiap perencanaan) berkedudukan guna. Sistem pembinaan satuan organisasi sesuai dengan sebagai mitra profesional bagi karier pegawai diarahkan kompetensi dan searah dengan pengambil keputusan pada pada terciptanya kondisi misi organisasi; (iii) Membina berbagai tingkatan dalam obyektif yang dapat mendorong kemampuan, kecakapan, menghasilkan berbagai produk peningkatan prestasi pegawai. ketrampilan secara efisien dan kegiatan perencanaan serta Sistem pembinaan karier rasional sehingga potensi, energi, pemantauan dan penilaian pegawai pada hakekatnya adalah bakat dan motivasi pegawai atas perkembangan hasil suatu upaya sistematis yang tersalur secara obyektif kearah pelaksanaannya baik lingkup mencakup struktur dan proses pencapaian tujuan organisasi; makro, sektor atau daerah, yang menghasilkan keselarasan dan (iv) Dengan spesifikasi sehingga dapat memberikan kompetensi pegawai dengan tugas yang jelas, tanggung dampak berarti dan bermanfaat kebutuhan organisasi. Salah satu jawab, hak dan wewenang yang bagi masyarakat. Kinerja upaya yang ditempuh adalah terdistribusikan secara seimbang perencana tidak hanya diukur penetapan pola karier pegawai. dalam organisasi, diharapkan dari pencapaian angka kredit, tapi Pola karier pegawai merupakan setiap pemangku jabatan dapat lebih berorientasi pada paradigma pola pembinaan Pegawai Negeri mencapai tingkat hasil yang planning “ for development”. Sipil yang menggambarkan maksimal. Mengingat pembangunan alur pengembangan karier, mencakup berbagai aspek dan C. RELEVANSI menunjukkan keterkaitan bidang kehidupan, dalam hal PERPANJANGAN BATAS dan keserasian antara jabatan, ini diperlukan penguasaan USIA PENSIUN TERHADAP pangkat, pendidikan dan ilmu lintas disiplin dan multi KINERJA PERENCANA pelatihan jabatan, kompetensi, sektor. Seorang perencana Seorang perencana memiliki serta masa jabatan tertentu sampai untuk profesional di bidang ruang lingkup kegiatan dengan pensiun (PP Nomor perencanaan diperlukan yang terkait dengan bidang 100 Tahun 2000 jo PP Nomor “keahlian komprehensif”, yaitu perencanaan sebagai fungsi 13 Tahun 2002). Langkah awal suatu keahlian yang multi- manajemen pembangunan, reformasi di bidang kepegawaian, disiplin dengan cakupan keahlian terdiri dari sub unsur identifikasi perpanjangan batas usia pensiun dan dasar ilmu pengetahuan permasalahan, perumusan dapat bermanfaat positif ke arah yang cukup luas. Bappenas alternatif kebijakan, pengkajian terwujudnya sistem manajemen sebagai institusi pembina JFP alternatif, penentuan alternatif kepegawaian yang profesional menetapkan 4 (empat) bidang dan rencana pelaksanaan, dan berorientasi kinerja yang keilmuan yang harus dikuasai pengendalian pelaksanaan, dan mampu mendorong peningkatan oleh seorang Perencana yaitu : penilaian hasil pelaksanaan. motivasi, kinerja, daya saing Analisis Wilayah dan Daerah, Untuk mendukung dan dan prinsip akuntabilitas dari Spatial Planning, Manajemen memfasilitasi terwujudnya para PNS, tak terkecuali Pejabat Administrasi Publik, serta kebijakan, program, dan Fungsional Perencana. Konsep dan Teknik Perencanaan kegiatan pembangunan yang Pembangunan. Beberapa komponen penting diharapkan, peran perencana untuk diperhatikan, yaitu : (i) Pola dalam pembangunan sangat Menurut data yang pembinaan karier dimaksudkan diperlukan dan menempati dipublikasikan Pusbindiklatren, untuk mendayagunakan setiap posisi yang sangat strategis dan sampai dengan tahun 2007 jumlah jenis kemampuan profesional menentukan bagi keberhasilan seluruh Pejabat Fungsional yang disesuaikan dengan pembangunan. Perencana di seluruh Indonesia kedudukan yang dibutuhkan adalah 1.168 orang (madya 198, utama 1). 13 Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
  • 14. cakrawala Dari jumlah tersebut proporsi Perencana merupakan berbagai jenjang dan unit yang menduduki jenjang sekolah lapang dalam proses “ ” perencanaan diperlukan Perencana Madya sebanyak 17%, pembelajaran bagi Perencana waktu yang cukup memadai dan sebagai Perencana Utama untuk mengembangkan (masa jabatan yang sesuai) sebanyak 0,09%. Terkait dengan diri dan kemampuannya untuk berkembangnya proses usulan perpanjangan batas sehingga bermanfaat dalam pembelajaran sehingga akan usia pensiun Perencana, jumlah pembangunan. Seluruh memberikan peluang dan perencana tersebut belum pengalaman yang diperoleh ruang gerak bagi pergerakan menunjukkan sebaran jenjang dan dan proses interaksi dengan dan perkembangan karier distribusi dengan perbandingan lingkungan kerja dan perencana secara obyektif, yang ideal (diharapkan). sosialnya selama menjabat alamiah, dan kompetitif. Distribusi antar institusi sebagai JFP diharapkan Sesuai data empiris perencanaan maupun antar mematangkan kompetensi Bappenas, keberadaan jenjang tentu akan menentukan dan penguasaan pelaksanaan Pejabat Perencana Utama saat keberhasilan pelaksanaan tugasnya sehingga potensi ini hanya 1 orang, apabila kegiatan perencanaan dan dapat berkembang tidak ada perpanjangan batas kualitas produk yang dihasilkan seoptimal mungkin untuk usia pensiun dan tidak ada oleh institusi perencanaan. pengembangan diri, perencana yang berprestasi pengembangan masyarakat, mencapai Perencana Utama Mengingat bahwa kematangan dan kehidupan pada sebelum usia 56 tahun, dan penguasaan secara umumnya. tidak akan ada Perencana komprehensif dalam yang memenuhi kualifikasi pembangunan merupakan 2. Masa kerja bagi Perencana sebagai Tim Penilai Pusat. proses ilmiah dan alamiah bagi Madya dan Perencana Utama Bila perpanjangan usia Perencana, usulan perpanjangan dimaksud selaras dengan pensiun tidak dilakukan, Batas Usia Pensiun (BUP) bagi sistem pengembangan pola bertentangan dengan JFP melalui Surat Menteri karir Pejabat Fungsional salah satu prinsip dalam Negara PAN No.B/2712/ Perencana, sebagaimana pembinaan karier pegawai M.P AN/9/2008 tanggal 16 diamanatkan dalam untuk mendayagunakan September 2008 bagi perencana Peraturan Pemerintah setiap jenis kemampuan madya dan utama menjadi 60 Nomor 32 tahun 1979 Juncto profesional yang disesuaikan tahun, sangat layak dan relevan Peraturan Pemerintah dengan kedudukan yang bagi eksistensi dan peningkatan Nomor 1 tahun 1994 tentang dibutuhkan dalam setiap kinerja Pejabat Fungsional Perubahan Atas Peraturan unit organisasi. Untuk itu Perencana. Relevansi tersebut Pemerintah Nomor 32 tahun batas usia pensiun Perencana mempertimbangkan berbagai 1979 tentang pemberhentian layak diperpanjang dengan hal, sebagai berikut : PNS antara lain dinyatakan ketentuan pejabat tersebut bahwa batas usia pensiun 1. Perpanjangan Masa Jabatan memiliki keahlian dan PNS adalah 56 tahun serta bagi Perencana dalam pengalaman yang sangat PNS yang memangku menjalankan peran dan dibutuhkan organisasi, jabatan tertentu (termasuk fungsinya sebagai Perencana memiliki kinerja dan moral, jabatan fungsional) maka Pemerintah yang profesional serta integritas yang baik. batas usia pensiunnya dapat pada unit perencanaan diperpanjang sampai dengan 4. Dalam pelaksanaan (baik di Pusat dan Daerah) 58, 60 dan 65 tahun. tugas pokoknya sebagai merupakan manifestasi dari profesional Perencana pengembangan masyarakat. 3. Sebaran dan komposisi JFP diharapkan berperan nyata Masa jabatan sebagai yang masih belum ideal pada dalam pembangunan yang 14 Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
  • 15. cakrawala DAFTAR PUSTAKA memerlukan keahlian khusus berupa penguasaan ________________ , 2006. dan keahlian multidisiplin, Pembinaan Karier Pegawai lulus pendidikan dan Negeri Sipil. Badan Kepegawaian pelatihan penjenjangan Negara. Jakarta JFP serta uji kompetensi , Cernea, Michael M., 1999. bidang perencanaan Mengutamakan Manusia di dalam pada setiap jenjang yang Pembangunan: variabel-variabel didudukinya. Kegiatan Sosiologi didalam Pembangunan perencanaan bersifat Pedesaan. UI-Press. Jakarta. menyeluruh ( comprehensive planning) sehingga pejabat Ginting, B., 2000. Need fungsional perencana Assessment Sasaran Penyuluhan. dituntut mempunyai Makalah Pelatihan Manajemen kompetensi menyeluruh dan Metodologi Penyuluhan Bagi disiplin keilmuan di bidang Peneliti di Bogor, November perencanaan, dengan durasi 2000. dan proses pembelajaran Gitosardjono, Sukamdani S., yang cukup selama masa 1999. Wawasan, Pandangan, jabatannya, dan diperkirakan dan Harapan tentang Pendidikan. pada tingkat Perencana Jakarta. Utama penguasaan tersebut diperoleh. Tilaar, H.A.R., 1999. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Rineka Cipta. Jakarta. 15 Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
  • 16. cakrawala SEKILAS JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA DI PROVINSI JAWA BARAT DAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT Jabatan Fungsional Perencana yang selanjutnya disebut Perencana, termasuk dalam rumpun Manajemen. Perencana berkedudukan sebagai pelaksana kegiatan teknis fungsional perencanaan dilingkungan instansi pemerintah. Tugas Pokok perencana adalah menyiapkan, melakukan, dan menyelesaikan kegiatan perencanaan. Jenjang Jabatan Perencana terdiri atas Perencana Pertama, Perencana Muda, Perencana Madya, dan Perencana Utama. Perkembangan Jabatan Fungsional Perencana di Jawa Barat di mulai sejak tahun 2003, dengan keluarnya Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 821.27/Kep.1113-Org/2003 tentang Formasi Jabatan Fungsional di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat kemudian disusul Oleh: lagi dengan Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 821.27/Kep.1034. Ir. ELL RUSTINY, MT Y A/Peg/2005 tentang Perubahan Lampiran Kepgub Jawa Barat No. Fungsional Perencana 821.27/Kep.1351-A/Peg/2004 tentang Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Muda – Bapeda Provinsi Barat. Sejak bulan Maret 2005 sampai bulan Oktober 2008 telah Jawa Barat dilakukan pelantikan jabatan fungsional perencana sebanyak 7 kali untuk menetapkan 54 fungsional perencana yang ada di lingkungan searching Pemerintah Provinsi Jawa Barat, tetapi pada tahun 2007 sebanyak 4 orang fungsional perencana telah diangkat menjadi pejabat struktural 16 Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
  • 17. cakrawala di Bapeda Provinsi. Sedangkan Rp 1.800.000 dan Rp 1.900.000, - disediakan fasilitas untuk para fungsional perencana di pengembangan kemampuan Jumlah potensi sumberdaya daerah baru mencapai 28 orang melalui diskusi bulanan yang aparatur di Bapeda Provinsi Jawa yang tersebar di 9 Kabupaten/ dihadiri seluruh pegawai Bapeda Barat kondisi 1 Desember 2008 Kota. Provinsi, perencana dari SKPD sebanyak 220 pegawai, apabila Provinsi dan perencana dari Kedudukan para jabatan dibandingkan dengan jumlah Kabupaten/Kota; Sinergitas hasil fungsional perencana ini dalam fungsional perencana sebanyak kajian dengan Komite Perencana, Struktur Organisasi berada 28 orang baru mencapai 12,73%, terutama telaahan yang bersifat langsung di bawah Kepala Bapeda terdiri dari 2 orang perencana strategis seperti Model Insentif dan hubungan hirarki sebagai madya, 19 orang perencana muda Berbasis Kinerja (IBK), Konsep mitra. Saat ini para perencana dan 7 orang perencana pertama. Procurement Center, Rice tersebut tidak berada dalam satu Para perencana tersebar di setiap Center, Gerakan Multiaktivitas ruang tetapi didistribusikan di bidang yaitu 6 orang di Bidang Agrobisnis (Gemar), serta Model setiap bidang perencanaan dan Perekonomian Regional, 8 orang Desa Membangun. Selain itu berkedudukan pada sub bidang- di Bidang Penataan Ruang dan juga menyusun Pedoman Teknis sub bidang untuk membantu Lingkungan Hidup (PRLH), 5 sebagai acuan bersama antara kegiatan para struktural sesuai orang di Bidang Sosial Budaya, fungsional perencana dengan Surat Edaran Sekretaris Daerah 4 orang di Bidang Administrasi Tim Penilai dalam mengajukan Publik dan Pembiayaan (APP), 4 Provinsi Jawa Barat. JFP penilaian angka kredit. Hasil orang di Bidang Monitoring dan di Provinsi Jawa Barat telah evaluasi terakhir telah naik Evaluasi serta 1 orang masih di menetapkan Koordinator dan pangkat dan golongan sebanyak Sekretariat karena merupakan Sekretaris JFP oleh Kepala 6 orang. pindahan dari SKPD lain. Bapeda Provinsi Jawa Barat, yang bertugas untuk melakukan Kegiatan JFP yang dilaksanakan Kinerja para perencana di koordinasi kinerja para JFP di pada tahun 2008 diantaranya Bapeda Provinsi, dilibatkan Bapeda Provinsi Jawa Barat, diklat penjenjangan tingkat dalam penyusunan dokumen yaitu Ir. Elly Rustiny, MT pertama sebanyak 20 orang perencanaan seperti RP JPD, sebagai Koordinator dan Slamet (kerjasama ITB dan Bappenas), RP JMD, RKPD, KUA, PP AS, M. Sudarsono, ST., MT sebagai tingkat muda sebanyak 20 orang Blue Book, Renja Bapeda, Renstra Sekretaris. (kerjasama Bandiklatda dengan Bapeda, Grand Design Ekonomi, Bappenas serta ITB dan Unpad), Grand Design Otonomi Daerah Untuk mendukung kinerja Diklat Perencana sebanyak 40 serta dokumen perencanaan para JFP di Provinsi Jawa orang, Diklat P AK sebanyak 40 lainnya yang bersifat makro Barat diberikan tunjangan orang, peningkatan wawasan maupun sektoral. Selain itu daerah, pada tahun 2008 untuk perencana ke Provinsi Sumatera terlibat dalam monitoring dan perencana pertama, muda, madya Barat, Sosialisasi dan Pembinaan evaluasi ke kabupaten dan kota; serta utama masing-masing ke Bakorwil-Bakorwil dalam dilibatkan dalam pengembangan memperoleh sebesar Rp 900.000, , - rangka JFP Diskusi Bulanan , kemampuan aparatur perencana Rp 1.000.000, , Rp 1.100.000, serta - - di Bapeda, Peningkatan melalui diklat/bintek dalam Rp 1.200.000, sedangkan untuk - kemampuan aparatur dan para negeri maupun luar negeri; tahun 2009 telah ditetapkan naik perencana seperti public services, dilibatkan dalam perencanaan menjadi masing-masing sebesar presentasi yang efektif dll, yang bersifat kreatif dan inovatif; Rp 1.600.000, , Rp 1.700.000, , - - fasilitasi pengajuan angka kredit 17 Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
  • 18. cakrawala kepada seluruh JFP di Provinsi atau kurang direspon untuk dan Kabupaten/Kota secara diangkat menjadi perencana, periodik 3 (tiga) bulan sekali, masih beragamnya para pengelola serta pembinaan secara rutin JFP dalam pemahamannya oleh Kepala Bapeda kepada para yaitu Bagian Kepegawaian, JFP setiap 4 (empat) bulan sekali. Bagian Organisasi, Bagian Kegiatan khusus yang disediakan Keuangan dan Bapeda nya anggarannya yaitu menyusun belum satu kesatuan yang sama telaahan spesifik para perencana dalam menentukan kebijakan yang mendukung kegiatan di dalam analisa kebutuhan para bidangnya, dilakukan dengan perencana di daerahnya. cara pengajuan berdasarkan Demikian sekedar berbagi proposal. pengalaman mengenai Permasalahan umum yang p e r ke m b a n g a n j a b a t a n masih menjadi kendala sampai fungsional perencana di saat ini yaitu beberapa JFP Provinsi Jawa Barat, semoga masih kurang aktif dalam dapat menjadi motivasi dan penyusunan dokumen-dokumen membuka peluang untuk sama- perencanaannya, karena sama mengembangkan Jabatan aktivitas yang terlalu tinggi Fungsional Perencana di daerah. sehingga tumpang tindih dengan Sukses terus para perencana, kegiatan rutin untuk membantu semoga kinerjamu menjadi pekerjaan strukturalnya. Selain sumbangan yang terbaik. itu kredibilitas dan kapabilitas *** perencana masih terbatas, peluang untuk mengembangkan profesinya masih terbatas, para perencana masih kurang perhatian terhadap produk pekerjaannya yang telah dihasilkan serta masih terbatasnya sarana pendukung untuk pekerjaan seperti komputer/ laptop, alat dokumentasi dll. Permasalahan di kabupaten/kota diantaranya, peminat masih rendah disebabkan JFP kurang populer, kurang prestisius, kurangnya pengakuan dan tidak sederajat dengan struktural, tunjangan kurang memadai serta keraguan dari PNS dalam mengembangkan karirnya. Selain itu kurangnya komitmen pimpinan terhadap perencana sebagai jalur karier, pegawai yang telah mengikuti Diklat jarang 18 Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
  • 19. cakrawala FUNGSIONAL PERENCANA: KETERSEDIAAN, KESEIMBANGAN, PERPANJANGAN, DAN BEBERAPA “PR” LAINNYA Dalam konteks tupoksi pemerintah, berlakunya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional secara substansial berarti adanya tuntutan untuk melaksanakan proses perencanaan teknokratik secara berkualitas, baik untuk jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek (tahunan). Apabila dilihat dari definisinya maka perencanaan teknokratik dapat diartikan sebagai proses perencanaan yang dilakukan oleh perencana profesional, atau oleh lembaga/unit organisasi yang secara fungsional melakukan perencanaan. Dari kedua butir pernyataan diatas maka secara administratif dapat disimpulkan adanya kebutuhan terhadap penyediaan tenaga perencana profesional - yang tentu saja memiliki kualifikasi dan kompetensi yang tepat - di berbagai lembaga pemerintah (pusat, provinsi, dan kabupaten/ kota) dalam jumlah yang memadai. Naskah Akademik BUP Perencana, ditulis ulang Oleh: Pada titik inilah maka kebutuhan terhadap fungsional perencana - terutama Agus Manshur, SE, MA jenjang utama dan madya - menjadi urgensi yang mendesak untuk dipenuhi. Hal ini terkait dengan kebutuhan analisis kebijakan (policy analysis) yang Perencana Muda diperlukan sebagai masukan (input) dalam proses penyusunan dokumen Direktorat Otonomi perencanaan pembangunan yang bersifat teknokratik. Kebutuhan tersebut searching Daerah Bappenas notabene diharapkan dapat dipenuhi oleh seorang fungsional perencana 19 Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
  • 20. cakrawala Gambar 1. utama dan madya. Namun, pada titik ini pula Proporsi Jumlah Fungsional Perencana Antar Jenis terdapat berbagai tantangan dan kendala terutama Pemerintahan berkaitan dengan jaminan ketersediaan fungsional perencana utama dan madya dalam jumlah yang memadai sekaligus keseimbangan distribusinya. POTRET KETERSEDIAAN Secara nasional, sampai dengan akhir tahun 2007 ketersediaan tenaga fungsional perencana tercatat sebanyak 1.168 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 199 orang (atau sekitar 17 persen) adalah fungsional perencana utama dan madya. Namun, apabila dipilah lagi maka hanya terdapat 1 orang perencana utama atau sekitar 0.08 persen dari total fungsional perencana di Indonesia. Dengan Sumber: diolah dari data Pusbindiklatren, Bappenas catatan, provinsi dan kabupaten/kota sama sekali Gambar 2. belum memiliki satu orang pun fungsional Proporsi Jumlah Fungsional Perencana Antar perencana utama. Jenjang Apabila dilihat dalam konteks perbandingan antar pemerintahan maka ketersediaan fungsional perencana di pusat jauh lebih timpang dibandingkan dengan provinsi dan kabupaten/kota. Tercatat sebanyak 904 orang fungsional perencana di pusat (atau sekitar 77 persen), sementara di provinsi ,39 sebanyak 173 orang (atau sekitar 14,8 persen), sedangkan di kabupaten/kota hanya sebanyak 91 orang (atau sekitar 7 persen). Perbandingan ini ,79 bisa dilanjutkan dengan melihat proporsi fungsional perencana madya antar pemerintahan. Dari data Sumber: diolah dari data Pusbindiklatren, Bappenas yang ada tercatat sebanyak 162 orang tercatat Dari eksplorasi data di atas dapat disimpulkan sebagai fungsional madya (atau sekitar 81,81 beberapa fakta antara lain, pertama, adanya persen) dari total fungsional perencana madya di kelangkaan ( scarcity) fungsional perencana secara Indonesia, sementara di provinsi tercatat sebanyak nasional apabila dibandingkan dengan jumlah 21 orang (atau sekitar 10,6 persen), sedangkan di pegawai negeri seluruh Indonesia. Jumlah kabupaten/kota tercatat sebanyak 15 orang (atau fungsional perencana sebanyak 1.168 orang secara sekitar 7 persen). ,57 nasional tentunya sangat jauh dari kebutuhan optimal ketersediaan pegawai” yang secara “ profesional dan fungsional mampu melaksanakan proses perencanaan teknokratik di seluruh lembaga pemerintah. Kedua, adanya ketimpangan ketersediaan fungsional perencana antar jenjang, di mana jumlah fungsional perencana utama dan madya masih belum proporsional dibandingkan dengan fungsional perencana muda dan pertama. Dan, ketiga, adanya ketimpangan jumlah fungsional perencana antar pemerintahan terutama di 20 Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
  • 21. cakrawala “ Apabila dilihat dalam Gambar 3. Proporsi Jumlah Fungsional Perencana konteks perbandingan Antar Kedeputian di Bappenas antar pemerintahan maka ketersediaan fungsional perencana di pusat jauh lebih timpang dibandingkan dengan provinsi dan kabupaten/kota” kabupaten/kota. Hal ini mengindikasikan adanya kebutuhan peningkatan akselerasi penyediaan fungsional perencana di kabupaten/kota untuk mendukung optimalitas proses perencanaan pembangunan daerah yang bersifat teknokratik. Selanjutnya, sampai dengan tahun 2008 tercatat total fungsional perencana di Bappenas adalah sebanyak 59 orang. Apabila dilihat dari komposisi berdasarkan tingkatan fungsional perencana tercatat hanya 1 (satu) orang fungsional perencana utama, atau sekitar 1,6 persen dari total fungsional perencana di Bappenas. Sementara, terdapat 18 Sumber: diolah dari data Pusbindiklatren, Bappenas orang fungsional perencana madya (sekitar 30,5 Gambar 4. persen), fungsional perencana muda sebanyak Proporsi Jumlah Fungsional Perencana Antar 20 orang (sekitar 33,8 persen), dan sebanyak 20 Jenjang di Bappenas orang fungsional perencana pertama (sekitar 33,8 persen). Apabila dilihat dalam konteks perbandingan antar unit eselon 1 tercatat bahwa Kedeputian Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah memiliki jumlah fungsional perencana terbesar yaitu sebanyak 16 orang, atau sekitar 27 persen ,1 dari total fungsional perencana di Bappenas. Sementara, unit eselon 1 lainnya secara rata-rata hanya memiliki fungsional perencana dengan persentase sekitar 7 persen (atau rata-rata ,2 sebanyak 4 orang). Selanjutnya, apabila dilihat dalam konteks perbandingan antar unit kedeputian tercatat bahwa Kedeputian Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Kedeputian Sumber Daya Manusia dan Budaya, Kedeputian Pendanaan Pembangunan, dan Kedeputian Evaluasi Kinerja hanya memiliki fungsional perencana dengan persentase rata-rata Sumber: diolah dari data Pusbindiklatren, Bappenas sekitar kurang dari 1 persen. 21 Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
  • 22. cakrawala Dari eksplorasi data di atas dapat disimpulkan madya sebanyak 4 orang sehingga secara total beberapa fakta antara lain, pertama, ketersediaan akan menjadi 22 orang (lihat tabel 1). Namun, fungsional perencana di Bappenas - yang notabene pada tahun 2010 terjadi penurunan tajam hingga bisa dijadikan “benchmark” bagi lembaga perencana berkurang sebanyak 7 orang fungsional perencana di Indonesia - relatif belum memadai apabila madya sehingga secara total menjadi sebanyak 15 dibandingkan dengan kebutuhan penyediaan tenaga orang. Selanjutnya, pada periode tahun 2011-2012 profesional untuk mendukung proses perencanaan kondisinya kembali stabil seperti pada tahun 2008, teknokratik. Pun, apabila dibandingkan dengan yaitu secara total terdapat sebanyak 18 fungsional jumlah pegawai organik Bappenas. Kedua, apabila perencana madya. dilihat dalam konteks perbandingan antar jenjang Selanjutnya, berdasarkan alternatif kedua (BUP dapat disimpulkan adanya ketimpangan terutama 60 tahun) dapat diprediksikan bahwa akan terjadi yang berkaitan dengan penyediaan fungsional kestabilan dalam penyediaan fungsional perencana perencana utama. Ketiga, apabila dilihat dalam utama di Bappenas selama periode tahun 2008-2012 konteks perbandingan antar unit eselon 1 dapat (lihat dalam tabel 2). Sementara, untuk fungsional disimpulkan adanya ketimpangan jumlah sekaligus perencana madya terjadi tren peningkatan yang adanya urgensi untuk menyeimbangkan jumlah konsisten terutama untuk periode tahun 2009- fungsional perencana. Dan, keempat, apabila dilihat 2011. Adanya perbaikan penyediaan fungsional dalam konteks kombinasi antara perbandingan perencana utama dan madya tersebut tentunya akan antar unit kedeputian dan antar jenjang maka berdampak pada meningkatnya dukungan tenaga potretnya lebih timpang dan agak aneh, di mana profesional untuk melaksanakan perencanaan terdapat 3 (tiga) kedeputian yang bahkan sama teknokratik di Bappenas. Meskipun tentu saja sekali belum memiliki satu pun fungsional jumlah tersebut masih belum memadai untuk perencana madya (apalagi jenjang utama). memenuhi kebutuhan ideal yang diharapkan. TREN KETERSEDIAAN Tabel 1 Berdasarkan basis data tahun 2008 dapat Prediksi Jumlah Fungsional Perencana Utama dan diprediksikan tren ketersediaan fungsional Madya di Bappenas Tahun 2008-2012 perencana selama 5 (lima) tahun kedepan, baik di Bappenas maupun secara nasional. Prediksi ini Jenjang Tahun dapat dikategorikan kedalam 2 (dua) alternatif, Fungsional 2008 2009 2010 2011 2012 yaitu pertama, alternatif dengan menggunakan Perencana batas usia pensiun (BUP) 56 tahun; dan kedua, Perencana 1 0 2 2 0 alternatif dengan menggunakan batas usia pensiun Utama (BUP) 60 tahun. Perencana 18 22 15 18 18 Berdasarkan alternatif pertama (BUP 56 tahun) Madya dapat diprediksikan bahwa fungsional perencana Jumlah 19 22 17 20 18 utama di Bappenas akan habis pada tahun 2009. Pada periode tahun 2010-2011 akan tersedia kembali Sumber: diolah dari data Pusbindiklatren, Bappenas sebanyak 2 fungsional perencana utama yang baru, sedangkan pada tahun 2012 fungsional perencana utama akan kembali habis. Fluktuasi - atau lebih tepatnya volatilitas - tersebut disebabkan adanya batas usia pensiun 56 tahun. Sementara, untuk jenjang perencana madya terlihat bahwa fluktuasi tajam akan terjadi pada periode tahun 2009-2010, di mana pada tahun 2009 terjadi penambahan jumlah fungsional perencana 22 Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
  • 23. cakrawala Sementara, secara nasional berdasarkan alternatif Berdasarkan alternatif pertama, skenario kedua (BUP 60 tahun) terjadi lonjakan yang tajam penyediaan fungsional perencana utama di pusat dalam penyediaan fungsional perencana utama pada (Bappenas dan Kementerian) dihitung dengan periode 2008-2009 (lihat tabel 3). Selama periode asumsi 1 orang fungsional perencana utama untuk 2010-2012 fluktuasinya relatif stabil di mana terlihat masing-masing unit eselon satu (lihat tabel 3). adanya tren peningkatan yang konsisten meskipun Sementara, untuk daerah menggunakan asumsi 1 tidak terlalu ekstrim dibandingkan pada periode orang fungsional perencana utama untuk masing- sebelumnya. Prediksi yang lebih menggembirakan “ ” masing provinsi, sedangkan untuk kabupaten/kota justru terlihat pada tren peningkatan jumlah tidak diperlukan penyediaan fungsional perencana fungsional perencana madya yang relatif stabil dan utama. konsisten selama periode tahun 2008-2012. Kedua Selanjutnya, untuk jenjang madya asumsi yang hasil prediksi tersebut pada dasarnya berdampak digunakan untuk exercise penyediaan di Bappenas sangat positif dalam meningkatkan kualitas proses adalah masing-masing kedeputian disediakan 5 orang perencanaan teknokratik secara nasional. Namun, fungsional madya, sedangkan untuk kementerian sekali lagi hasil prediksi tersebut tentunya masih diasumsikan masing-masing unit eselon satu akan sangat jauh dari kebutuhan ideal secara nasional. disediakan 2 orang fungsional perencana madya. Tabel 2 Exercise untuk daerah menggunakan asumsi 2 Prediksi Jumlah Fungsional Perencana Utama dan orang fungsional perencana madya untuk masing- Madya Secara Nasional Tahun 2008-2012 masing provinsi dan kabupaten/kota. Tabel 3. Jenjang Tahun Exercise Ideal Penyediaan Fungsional Perencana Fungsional 2008 2009 2010 2011 2012 Utama dan Madya Secara Nasional Perencana Jenjang Pusat Daerah Total Perencana 1 32 32 36 40 Fungsional Utama Bappenas Kementerian Provinsi Kab./Kota Jumlah % Perencana Perencana 198 230 262 258 286 Utama 9 4.1 175 80.6 33 15.2 0 0 217 14.52 Madya Madya 45 3.4 350 26.4 66 4.97 866 65.3 1327 88.82 Jumlah 199 262 294 294 326 Total 54 3.6 475 31.8 99 6.63 866 58 1494 100 Sumber: diolah dari data Pusbindiklatren, Bappenas Sumber: diolah dari data Pusbindiklatren, Bappenas “EXERCISE” PENYEDIAAN Berdasarkan alternatif kedua, skenario penyediaan Dari hasil eksplorasi data diatas baik secara fungsional perencana yang secara optimal dapat nasional maupun di Bappenas dapat disimpulkan dilakukan selama 5 tahun (2008-2012) didasarkan bahwa ketersediaan fungsional perencana (terutama kepada kondisi existing yang ada baik di Bappenas, jenjang utama dan madya) secara umum masih sangat kementerian, provinsi, dan kabupaten/kota. Untuk jauh dari kebutuhan ideal yang diperlukan untuk jenjang utama, ketersediaan fungsional perencana mendukung proses perencanaan teknokratik. utama di Bappenas secara penuh baru dapat Berangkat dari fakta tersebut maka secara kasar diwujudkan pada tahun 2012, sesuai skenario ideal dapat dihitung ( exercise kebutuhan ideal jumlah ) yang terdapat pada alternatif pertama. Sementara, fungsional perencana utama dan madya baik di untuk kementerian diasumsikan sampai dengan pusat maupun di daerah, yang diharapkan mampu tahun kelima (2012) ditargetkan hanya akan mampu mendukung proses perencanaan teknokratik memenuhi sekitar 30 persen dari total kebutuhan secara optimal. Exercise yang dapat dilakukan akan ideal yang diharapkan, sedangkan untuk provinsi dibedakan kedalam 2 alternatif, yaitu pertama, sasaran untuk tahun kelima diasumsikan hanya exercise kebutuhan ideal; dan kedua, exercise mampu menyediakan fungsional perencana utama kebutuhan optimal selama 5 tahun. untuk 30 provinsi (lihat tabel 4). 23 Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008
  • 24. cakrawala Tabel 4 Exercise Ideal Penyediaan Fungsional Perencana Utama Secara Nasional Tahun Total 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Bappenas 2 8.70 2 8.70 4 17.39 6 26.09 9 39.13 23 8.39 Kementerian 6 4.26 20 14.2 30 21.28 35 24.82 50 35.46 141 51.46 Provinsi 16 14.55 17 15.5 20 18.18 27 24.55 30 27.27 110 40.15 Kab./Kota 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Total 24 8.76 39 14.23 54 19.71 68 24.82 89 32.48 274 100 Sumber: diolah dari data Pusbindiklatren, Bappenas Selanjutnya, untuk jenjang madya asumsi yang digunakan untuk penyediaan di Bappenas hampir mirip dengan asumsi yang digunakan untuk penyediaan fungsional perencana utama, sedangkan untuk kementerian diasumsikan sampai dengan tahun kelima (2012) diperkirakan hanya mampu memenuhi sasaran sekitar 60 persen dari jumlah ideal yang diharapkan. Sementara, untuk provinsi-provinsi sasaran untuk tahun kelima diasumsikan hanya mampu menyediakan fungsional perencana madya untuk 30 provinsi, dan untuk kabupaten/kota diperkirakan hanya mampu memenuhi sekitar 70 persen pada tahun kelima (lihat tabel 5). Tabel 5 Exercise Ideal Penyediaan Fungsional Perencana Madya Secara Nasional Tahun Total 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Bappenas 20 12.50 25 15.63 30 18.75 40 25.00 45 28.13 160 6.32 Kementerian 35 6.54 50 9.35 100 18.69 150 28.04 200 37.38 535 21.12 Provinsi 32 14.10 40 17.62 45 19.82 50 22.03 60 26.43 227 8.96 Kab./Kota 111 6.89 200 12.41 300 18.62 400 24.83 600 37.24 1611 63.60 Total 198 7.82 315 12.44 475 18.75 640 25.27 905 35.73 2533 100 Sumber: diolah dari data Pusbindiklatren, Bappenas 24 Simpul Perencana | Volume 11 | Tahun 5 | Desember 2008