Dokumen tersebut membahas tentang etika, etiket, dan kode etik dalam berbagai profesi. Terdapat penjelasan mengenai definisi, jenis, prinsip, tujuan, dan pelanggaran kode etik profesi. Juga dibahas mengenai perbedaan antara etika dan etiket serta contoh kode etik yang harus dipatuhi oleh seorang apoteker.
4. PENGERTIAN ETIKA
ETIKA ITU
APA SIH..??
BAHASA YUNANI
âETHOSâ berarti
Adat Kebiasaan
BAHASA ARAB,
ETIKA berarti Ilmu
Akhlak
ETIKA SECARA UMUM ADALAH NILAI, NORMA, ATAU ATURAN
PROFESIONAL TERTULIS YANG MENGENAI SESUATU HAL YANG
BAIK DAN BENAR, MAUPUN TIDAK BAIK DAN TIDAK BENAR
5. JENIS-JENIS ETIKA
Etika
Deskriptif
Etika
Normatif
Etika Deskriptif:berusaha meneropong
secara kritis dan rasional mengenai
sikap & perilaku manusia dalam hidup
ini sebagai sesuatu yang BERNILAI.
Etika Normatif: berusaha menetapkan
sikap dan pola perilaku IDEAL yg
seharusnya dimiliki manusia dalam
hidup ini.
6. KLASIFIKASI ETIKA
ETIKA UMUM
ETIKA KHUSUS
MEMBAHAS PRINSIP-PRINSIP MORAL DASAR
MEMBAHAS PRINSIP-PRINSIP DASAR DI SETIAP
BIDANG KEHIDUPAN
ETIKA INDIVIDUAL: MENYANGKUT KEWAJIBAN & SIKAP MANUSIA TERHADAP DIRINYA SENDIRI
ETIKA SOSIAL: MENGENAI SIKAP & KEWAJIBAN, SERTA POLA PERILAKU MANUSIA SEBAGAI
ANGGOTA MASYARAKAT.
7. ETIKA BERKAITAN DENGAN 4 HAL
Dari segi pembahasannya,
Etika berusaha membahas perbuatan yang
dilakukan oleh manusia
Dari segi sumbernya,
Etika bersumber pada akal pikiran dan
filsafat
Dari segi fungsinya,
Etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan
penetap terhadap suatu perbuatan manusia
Dari segi sifatnya,
Etika bersifat relatif, yakni berubah-
ubah sesuai tuntutan zaman
8. BIDANG DALAM ETIKA SOSIAL
Bagian bidangnya
SIKAP
TERHADAP
SESAMA
ETIKA
IDIOLOGI
ETIKA
MASYARAKAT
ETIKA
POLITIK
ETIKA
PROFESI
ETIKA
KELUARGA
Biomedis, Hukum, Pengetahuan, dll.
9. PERSAMAAN ETIKA & ETIKET
ï¶ Mengatur perilaku manusia
secara normatif (memberi
norma bagi perilaku
manusia).
ï¶ Memberi petunjuk apa yang
harus dilakukan dan apa
yang tidak boleh dilakukan.
Ada yang tahu
persamaan
etika & etiket?
10. PERBEDAAN ETIKA DAN ETIKET
ETIKA ETIKET
âą Ilmu norma, nilai dan moral
âą Filsafat ajaran moral
âą ABSOLUT
âą Memandang manusia dari segi
dalam
âą Berdasarkan atas kesadaran
dan tanggung jawab
âą Menyangkut cara melakukan
perbuatan manusia.
âą Hanya pada pergaulan
âą RELATIF
âą memandang manusia dari segi
lahiriah
11. ETIKA & ETIKET DALAM KOMUNIKASI
ï± Bertingkah laku yang baik
dan ramah terhadap lawan
bicara.
ïš Memakai pakaian yang
rapi, menutup aurat, dan
sesuaikan dengan situasi
& kondisi.
ïš Tidak mudah terpancing
emosi lawan bicara.
ïš Menerima segala
perbedaan pendapat.
ï± Mampu menempatkan diri
& menyesuaikan gaya
komunikasi sesuai dengan
karakteristik lawan bicara.
ï± Menggunakan volume, nada,
intonasi suara serta
kecepatan bicara yang baik.
ï± Menggunakan komunikasi
non verbal yang baik sesuai
budaya yang berlaku seperti
berjabat tangan, merunduk,
dll.
12. ï Tidak menyalahi nasib buruk yang menimpa dirinya
ï Tidak sombong terhadap sesama
ï Tidak bermental hasud melihat temannya lebih ...
ï Tidak mengadu doba antara teman-teman
ï Tidak mencaci atau menuduh antar sesama
ï Dapat menggunakan perkataan yang baik
13. ï Mengembalikan barang milik
orang yang telah dipinjam
ï Tidak membuang sampah
sembarangan
ï Menghormati orang yang lebih tua
ï Bersikap jujur dalam kehidupan
sehari-hari
ï Tidak datang terlambat ke sekolah
atau tempat kerja
ï Ketika bertemu dengan orangtua
seharusnya mencium tangan sebagai
tanda menghormatinya
ï Makan tidak boleh berdecap dan
bersendawa
ï Makan dengan tangan kanan
ï Mengucapkan salam ketika masuk ke
rumah
ï Tidak mengangkat kaki ketika makan
ETIKA ETIKET
15. DEFINISI PROFESI
PROFESS (INGGRIS) :
Janji untuk memenuhi kewajiban
melakukan suatu tugas khusus
secara tetap/permanen.
PROFESSEUS (LATIN) :
Suatu pekerjaan yang semula
dihubungkan dengan sumpah
atau janji yg bersifat religius.
Pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap
suatu pengetahuan khusus.
16. PROFESI MENURUT AHLI
Gilley Dan Eggland (1989) mendeïŹnisikan profesi sebagai :
Bidang usaha manusia berdasarkan pengetahuan, dimana keahlian dan
pengalaman pelakunya diperlukan oleh masyarakat.
DeïŹnisi ini meliputi tiga aspek yaitu :
ï± Ilmu pengetahuan tertentu,
ï± Aplikasi kemampuan/kecakapan
ï± Berkaitan dengan kepentingan umum.
Profesi merupakan suatu pekerjaan yang mengandalkan ketrampilan
atau keahlian khusus yang tidak didapatkan pada pekerjaan-pekerjaan
pada umumnya.
18. ï§ Menguasai ilmu secara
mendalam dalam
bidangnya.
ï§ Mampu mengkonversikan
ilmu menjadi ketrampilan.
ï§ Selalu menjunjung tinggi
etika dan integritas
profesi.
Dengan mencintai
profesi, maka orang
akan terpacu untuk
terus mengembangkan
kemampuan yang
mendukung profesi
tersebut.
20. 1. Pengetahuan Khusus
2. Kaidah dan Standar Moral Tinggi
3. Mengutamakan Kepentingan
Masyarakat
4. Izin Khusus Profesi
21. ï Melibatkan kegiatan intelektual
ï Menggeluti suatu ilmu khusus
ï Memerlukan persiapan profesional
dan bukan sekedar latihan
ï Mementingkan layanan di atas
kepentingan pribadi
ï Mempunyai organisasi profesional
yang kuat dan terjalin erat
ï Menentukan baku standarnya sendiri
(kode etik)
SYARAT-SYARAT PROFESI
24. Kode Etik
Pola aturan,tata cara, tanda, pedoman
etis dalam melakukan suatu kegiatan/
pekerjaan.
Pola aturan atau tata cara sebagai
pedoman berperilaku.
DEFINISI KODE ETIK
25. MAKSUD DAN TUJUAN KODE ETIK
Tujuan :
Agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada
pemakai atau nasabahnya.
Maksud :
ï± Menjamin agar tugas keprofesian terwujud dengan baik;
ï± Kepentingan semua pihak terlindungi;
ï± Menjamin hak penerima jasa untuk mendapat layanan yang baik sesuai
imbalan yang diberikan baik secara finansial, moral, kultural, formal, dan
sebagainya.
26. FUNGSI KODE ETIK PROFESI
ï Pedoman setiap anggota profesi tentang
prinsip profesionalitas yang
digariskan.
ï Sarana kontrol sosial bagi masyarakat
atas profesi yang bersangkutan.
ï Mencegah campur tangan pihak di luar
organisasi profesi tentang hubungan
etika dalam keanggotaan profesi.
27. SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI
ï± Sanksi Moral.
ï± Sanksi dikeluarkan dari organisasi.
28. Sifat Kode Etik Profesional
ï Singkat;
ï Sederhana;
ï Jelas dan Konsisten;
ï Masuk Akal;
ï Dapat Diterima;
ï Praktis dan Dapat
Dilaksanakan;
ï Komprehensif dan Lengkap,
dan
ï Positif dalam
Formulasinya.
29. ï Pengaruh sifat kekeluargaan
ï Pengaruh jabatan
ï Pengaruh masih lemahnya penegakan hukum di
Indonesia
ï Tidak berjalannya kontrol dan pengawasan dari
masyarakat
ï Belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari
para pengemban profesi untuk menjaga martabat
luhur profesinya
ï Tidak adanya kesadaran etis dan moralitas
diantara para pengemban profesi untuk menjaga
Beberapa Penyebab Pelanggaran
Kode Etik Profesi
30. ï Penundukan pada undang-undang
ï Setiap undang-undang mencantumkan
dengan tegas sanksi yang diancamkan
kepada pelanggarnya.
ï Dalam kode etik profesi dicantumkan
ketentuan: âPelanggar kode etik dapat
dikenai sanksi sesuai dengan
ketentuan undang- undang yang berlaku
â.
ï Legalisasi kode etik profesi
Upaya Pencegahan Pelanggaran Kode
Etik Profesi
31. 1. Pengakuan dan pemahaman ketentuan atau
prinsip-prinsip yang terkandung di
dalamnya;
2. Ikatan komitmen dan pernyataan kesadaran
untuk mematuhinya dalam menjalankan tugas
dan perilaku keprofesian;
3. Kesiapan dan kerelaan adanya kemungkinan
adanya konsekuensi dan sangsi bila terjadi
kelalaian.
PRINSIP KODE ETIK PROFESI
32.
33. ï Profesionalitas adalah sikap para anggota
profesi terhadap profesinya serta derajat
pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki
dalam rangka melakukan pekerjaannya.
ï Profesionalisasi menunjuk pada proses
peningkatan kualifikasi maupun kemampuan para
nggota profesi dalam mencapai kriteria yang
standar dalam penampilannya sebagai anggota
suatu profesi.
PERBEDAAN
34. Seseorang yang
mempunyai keahlian
dan wewenang dibidang
kefarmasian
âą Harus dilatarbelakangi suatu latihan atau
pendidikan ketrampilan dan
âąintelektual yang sistematis.
âąUkuran keberhasilannya bukan hanya atau
selalu bersifat materi.
âąHarus berpihak kepada masyarakat
banyak.
âąKetidakhadiran dibidangnya dirasakan
kehilangan bagi masyarakat.
âąMenyadari akan keterbatasannya bahwa
suatu profesi tidak pernah dapat
Tubuh pengetahuan yang berbatas jelas.
âąPendidikan khusus berbasis âkeahlian
Pelayanan resep atau dispensing
of prescriptionsPemberian saran dan obat untuk mengurangi
gejala yang dikeluhkan pasien atau klien
(responding to symptoms);
. Interaksi dengan penulis resep dan mampu
memahami kinerja alat uji atau alat bantu
untuk
menegakkan diagnosis;Melakukan pelatihan untuk mahasiswa
farmasi (Azzopardi,2000).
âąDemi Allah saya bersumpah/saya
berjanji, bahwa :
âąSaya akan membaktikan hidup
saya guna kepentingan
perikemanusiaan terutama dalam
bidang kesehatan
âąSaya akan merahasiakan segala
sesuatu yang saya ketahui karena
pekerjaan saya dan keimuan saya
sebagai apoteker
âąSekalipun diancam, saya tidak
akan mempergunakan pengetahuan
kefarmasian saya untuk sesuatu
yang bertentangan dengan hukum
perikemanusiaan.
âąApotek
âąRumah sakit
âąIndustri
âąPemerintah
âąTenaga pendidik
35. ETIKA PROFESI APOTEKER
ïŒ Mampu melakukan perannya dalam
masyarakat dengan memahani
tanggung jawab profesionalnya kepada
masyarakat secara etis.
ïŒ Mampu tumbuh dan berkembang pada
tingkat etika yang kompleks oleh karena
itu diperlukan latihan menyelesaikan
problem dengan etis.
ïŒ Mampu mengikuti petunjuk untuk
mengembangkan sistem nilai, standar
etika yang membimbing perilakunya
sebagai seorang profesional.
36. KODE ETIK SEORANG PROFESI
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1: Seorang apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah/janji
apoteker.
Pasal 2: Seorang apoteker harus berusaha secara sunguh-sungguh menghayati dan
mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia. .
Pasal 3: Seorang Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi Apoteker
Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan
dalam melaksanakan kewajibannya.
Pasal 4: Seorang apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan dibidang kesehatan pada
umumnya dan bidang farmasi pada khususnya.
Pasal 5: Di dalam menjalankan tugasnya Seorang Apoteker harus menjauhkan diri dari usaha
mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur
jabatan kefarmasian.
37. KODE ETIK PROFESI APOTEKER
Pasal 6: Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi
orang lain.
Pasal 7: Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya.
Pasal 8: Seorang apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan perundang-
undangan di bidang kesehatan pada umumnya dan bidang farmasi pada
khususnya.
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP PASIEN
Pasal 9: Seorang Apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian harus mengutamakan
kepentingan masyarakat. Menghormati hak asasi pasien dan melindungi
makhluk hidup insani.
38. CONTOH PELANGGARAN
ï Kasus pelanggaran kode etik apoteker yaitu pada kasus yang dialami oleh warga Kabupaten
Sanggau, Kalimantan Barat. Menurut artikel yang ditulis iaikalbar.net seorang pasien Demam
Berdarah Dengue (DBD) diberikan obat yang sudah kadaluarsa oleh pihak apotek. Kejadian
tersebut terjadi pada tanggal 21 Agustus 2012 saat itu ayah pasien diberikan resep oleh
dokter untuk ditebus ke apotek rumah sakit tersebut. Apoteker memberikan obat Aviter 10
bungkus. Namun satu dari 10 bungkus obat itu tertera tanggal yang sudah kadaluarsa. Setelah
diadukan ke pihak apotek, mereka bersedia untuk mengganti obat tersebut, namun ayah
pasien menolak.
Kasus di atas bisa dijadikan bahan pelajaran agar dalam melakukan profesi apapun harus
dilakukan dengan sungguh â sungguh dan tidak boleh lalai sedikit pun. Karena kelalaian
sekecil apapun yang diperbuat dapat menimbulkan permasalahan karena dapat merugikan
orang lain.