SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 40
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Komisi Informasi Pusat
         Republik Indonesia




LAPORAN TAHUNAN
Komisi Informasi Pusat
2011

Annual Report
Central Information
Commission
of Republic of Indonesia

www.komisiinformasi.go.id


    1
SEKRETARIAT KOMISI INFORMASI PUSAT: Bambang Hardi Winata (Sekretaris/Kuasa Pengguna Anggaran) BAGIAN UMUM: M. Samuah (Kabag),
Muryani (Subag TU & Perlengkapan), Heru Djati Nugroho (Subag Keuangan), Staff: Aris Sudjarwo, Maskundarjo, Abdul Rahman, Himawan, Arie Wijaya,
Djoko Sarwono, Diah Purwitasari, Bagaria Tambunan, Aditya Indra A. BAGIAN PERENCANAAN: Daulat Siregar (Kabag/Pejabat Pembuat Komitmen),
Aprial Sibarani (Subag Program), St. Hasmawati (Subag Evaluasi & Pelaporan), Staff: Sari Wulan, Abdulrachman F, Dustiawan, Agustianingsih, Catur
(Bendahara), Deddy Gunawan (Staff Bendahara) BAGIAN ADMINISTRASI PENGADUAN DAN PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI: Hafida
Riana (Kabag), Chairul Hasibuan (Subag Administrasi Pengaduan), Ramlan Ahmad (Subag Administrasi Penyelesaian Sengketa Informasi), Staff: Rizal,
Aditya Indra, Indah Puji Rahayu, Isnaneni. TENAGA AHLI: Astrid Debora, Agus Wijayanto Nugroho, Ferdiansyah ASISTEN AHLI: Triana Nurchayati,
                                                                               2
Aditya Nuriya, Ayu Arismawati, Tya Tirtasari, Leny Sulistiani, Agni Istighfar Paribrata, Syahrul, Sekar Anindajati (Sekretaris Ketua)
3
Komisioner Komisi Commissioner of Central
  Informasi Pusat Information Commission
  KETUA                                                             CHAIRMAN

  Abdul Rahman Ma’mun. Pernah menjadi produser berita di            Abdul Rahman Ma’mun. He has extent experience in
  ANTV, wartawan di Metro TV, redaktur pelaksana di Majalah         media and journalism. He was working as news producer
  Panjimas. Meraih dua gelar S1, di Teknik Sipil Universitas        on ANTV, journalist on Metro TV, and managing editor of
  Gadjah Mada (UGM) dan IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sejak       Panjimas Magazine. He attained two bachelor degrees: in Civil
  kuliah, ia aktif di dunia pers mahasiswa, antara lain menjadi     Engineering University of Gadjah Mada (UGM) and IAIN Sunan
  Pemimpin Umum Majalah Balairung UGM dan mendirikan                Kalijaga Yogyakarta. Since he was in college, he had been active
  Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) di tahun 1993.        in the student press, of which he assigned as General Manager
  Komisioner termuda yang ada di KI Pusat ini pernah mengikuti      of Balairung Magazine UGM. He founded the Student Press
  workshop mediasi yang diselenggarakan oleh Management             Association of Indonesia (PPMI) in 1993. Rahman attended
  System International (MSI) di kantor pusatnya, di Washington      training in Mediation Workshop organized by Management
  DC, Amerika Serikat, pada 23 Desember 2011. Pada periode          Systems International (MSI) at its headquarters in
  2009–2011, ia menangani Bidang Edukasi, Sosialisasi dan           Washington DC, USA on 23 December 2011. Rahman is the
  Advokasi (ESA). Melalui hasil pemilihan pergantian jabatan        youngest commissioner in the Information Commission Center
  Ketua Komisi Informasi Pusat, Rabu 03 Agustus 2011, Rahman        for 2009–2011 periods. He served in the Field of Education,
  terpilih menjadi ketua KI Pusat  untuk masa jabatan 2011–2013     Dissemination and Advocacy (ESA). He was appointed as
  sekaligus memegang tanggung jawab di bidang Subkomisi             Chairman of Central Information Commission for the term of
  Informasi Pelayanan Dasar.                                        2011–2013, by election held on Wednesday, 3 August 2011.
                                                                    In addition, he is in charge as well for Information of Basic
                                                                    Services Sub-committee.


  WAKIL KETUA                                                       VICE CHAIRMAN

  Usman Abdhali Watik. Wakil Ketua Komisi Informasi Pusat           Usman Abdhali Watik. He is Vice Chairman of Central
  (sekaligus Komisioner Bidang Penyelesaian Sengketa Informasi      Information Commission and incumbent commissioner
  dan Komisioner Subkomisi Informasi Keuangan dan Anggaran).        for Settlement of Information Disputes and Information
  Sebelumnya ia adalah dosen Komunikasi Politik di Universitas      of Finance and Budget Sub-committe. Previously, he was
  Paramadina; dosen Metodologi Penelitian Komunikasi di             a lecturer for the course of Political Communication at the
  Universitas Pelita Harapan dan Universitas Tarumanagara;          University of Paramadina; lecturer of Communication Research
  thesis adjudicator di London School of Public Relations.          Methods at the University of Pelita Harapan and Universitas
  Selama 8 bulan pernah mendampingi (sebagai staf ahli) para        Tarumanagara; and thesis adjudicator at the London School
  “Senator” DPD RI dalam upayanya membuat RUU Pedesaan.             of Public Relations. For eight months, he was assigned as
  Salah seorang tim kreatif acara TV (Indosiar) pendidikan          specialist staff for senators of The Regional Representatives
  politik “Republik BBM” ini lulusan jurusan Administrasi           Council (DPD) who were drafting Rural Bill. Moreover, he was
  Negara Universitas Hasanuddin dan menyelesaikan Program           involved in politics-educational TV show “Republic BBM”,
  Master Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (Tesis: Strategi     as creative staff (Indosiar). He graduated from Hasanuddin
  Kampanye pada Pemilihan Presiden). Ia pernah mengikuti            University with major in Public Administration, and completed
  pelatihan internasional yang berlangsung di Washington DC,        Master Program of Communication Studies in University
  Amerika Serikat, tentang Alternative Dispute Resolutions yang     of Indonesia, with thesis: Campaign Strategy in Presidential
  diselenggarakan OGIS (Office of Government Information            elections. He attended International Training in Washington
  Services). Peneliti media massa di The Indonesian Institute ini   DC, USA on “Alternative Dispute Resolutions,” held by OGIS
  juga lulus sebagai penerima beasiswa Program Doktoral.            (Office of Government Information Services). Watik is mass
                                                                    media researcher at the Indonesian Institute, wherehe received
                                                                    PhD. scholarship from the institution.




  ANGGOTA                                                           MEMBER

  Ahmad Alamsyah Saragih. Pendidikan terakhir Sarjana               Ahmad Alamsyah Saragih. His educational background
  Ekonomi jurusan Ekonomi dan Studi Pembangunan di                  is Bachelor of Economics, majoring in Economics and
  Universitas Padjadjaran Bandung. Pernah bekerja seba­             Development Studies at the University of Padjadjaran
  gai  Local Governance Specialist pada Initiative for Local        Bandung. He was working as a Specialist in Local Governance
  Gover­ an­ e Reform (ILGR), World Bank. Di Komisi Informasi
        n c                                                         Initiative for Local Governance Reform (ILGR), World Bank.
  Pusat, ia menjabat sebagai ketua untuk periode 2009–2011,         In Central Information Commission he served as Chairman
  sekali­ us merupakan ketua pertama di lembaga ini. Kini, di
        g                                                           for working period 2009–2011, also noted as the first
  sisa dua tahun kepengurusan, ia diberikan tanggung jawab          chairman of the institution. Nowadays, in the remaining two
  untuk menangani Bidang Kelem­ agaan sekaligus mengawal
                                  b                                 years of his working period, he is given responsibility for
  Subkomisi Informasi Pertahanan dan Keamanan periode               running Institutional Field, as well as Information Security
  2011–2013.                                                        and Defense Sub-committee for 2011–2013 period.




                                                4
ANGGOTA                                                                MEMBER

Henny S. Widyaningsih. Sejak 1985 menjadi dosen di jurusan             Henny S. Widyaningsih. She has been teaching since 1985, in the
Komunikasi FISIP Universitas Indonesia (UI) dan 8 tahun                Department of Communication, FISIP University of Indonesia (UI),
menjadi kepala Humas dan Protokol UI. Ia juga aktif di berbagai        and for eight years, she was assigned as Head of Public Relations and
organisasi profesi kehumasan, seperti Bakohumas, Perhumas,             Protocol UI. She is active in assorted public relations professional
ISKI, Amic dan beberapa kali menjadi juri dalam penghargaan            organizations, such as Bakohumas, Perhumas, ISKI, Amic, and
Anugerah Media Humas yang diselenggarakan oleh Bakohumas               several times was appointed as jury in media awards organized by
dan Perhumas. Menjabat sebagai wakil ketua Komisi Informasi            Perhumas and Bakohumas. She served as Vice Chairman of Central
Pusat pada periode 2009–2011 dan membidangi Penyelesaian               Information Commission for 2009–2011 period, and was in charge
Sengketa Informasi (PSI). Saat ini, ia menjadi komisioner Bidang       for Settlement of Information Disputes (PSI). Her current position
Advokasi, Sosialisasi dan Edukasi (ASE) periode 2011–2013.             is commissioner for Education, Dissemination and Advocacy (ESA)
                                                                       for 2011–2013 period.

ANGGOTA                                                                MEMBER

Dono Prasetyo. Lulusan Fakultas Biologi Universitas Kristen Satya      Dono Prasetyo. He graduated from the Faculty of Biology,
Wacana, Salatiga (1990) dan sekarang sedang menempuh Studi             University of Kristen Satya Wacana, Salatiga in 1990, and he is
Pascasarjana (S2) Fakultas Manajemen Administrasi Publik di            currently taking postgraduate studies in the Faculty of Management
Universitas Nasional Jakarta. Sejak tahun 2003–2008, Dono bersama      of Public Administration at the National University Jakarta. In 2003–
aktivis Koalisi Kebebasan Memperoleh Informasi Publik berjuang dan     2008, Dono, along with activists of coalition for obtaining freedom
mengawal proses pembentukan UU No. 14 Tahun 2008 Tentang               of public information, overseeingand struggling for establishment
Keterbukaan Informasi Publik yang pada rancangan awal dikenal          process of Law No. 14 of 2008 on public information disclosure,
dengan RUU Kebebasan Memperoleh Informasi Publik (RUU KMIP).           which was known on its preliminary stage as Bill of Freedom of
Ia juga pernah menjabat sebagai direktur Pengembangan Institusi        Information (RUU KMIP). He served as Director of Institutional
Institut Studi Arus Informasi (ISAI). Aktif memperjuangkan kebebasan   Development at Institut Studi Arus Informasi (ISAI). He has been
berekspresi termasuk di dalamnya adalah kebebasan media untuk          actively struggling for freedom of expression, including freedom
menulis. Mengikuti workshop mediasi yang diselenggarakan oleh          for media to write. He attended Mediation Workshop organized by
Management System International (MSI) di kantor pusatnya di            the Management Systems International (MSI) at its headquarters
Washington DC, Amerika Serikat, pada 23 Desember 2011. Pada            in Washington DC, USA on 23 December 2011. For working period
periode 2009–2011 kepengurusan di KI Pusat, Dono terpilih untuk        of 2009–2011, Dono was chosen to carry out duties in the Field
mengemban amanat di Bidang Edukasi, Sosialisasi dan Advokasi.          of Education, Dissemination and Advocacy. As for his working
Untuk kepengurusan selanjutnya (periode 2011–2013), Dono               period of 2011–2013, Dono is responsible for the Settlement of
mendapat tanggung jawab untuk membidangi Penyelesaian                  Information Disputes (PSI).
Sengketa Informasi (PSI). 


ANGGOTA                                                                MEMBER

Ramly Amin Simbolon. Wartawan senior yang merupakan salah              Ramly Amin Simbolon. He is senior journalist who is one
satu kader terbaik dari Grup Pos Kota, Jakarta. Pengalamannya          of best personnel of Pos Kota Group, Jakarta. His extensive
yang panjang sebagai wartawan di DPR dan Istana Kepresidenan           experience as a journalist in the House of Representative and the
membawanya pada jabatan wakil pemimpin Redaksi Harian                  Presidential Palace took him to the post of Deputy Chief Editor
Terbit. Menyelesaikan S2  Kriminologi  FISIP Universitas Indonesia     of Harian Terbit. He finished his postgraduate study at FISIP
(2009). Ramly—biasa orang-orang menyapanya—pada  periode               Criminology, University of Indonesia in 2009. Ramly was elected
2009–2011 terpilih sebagai anggota Komisi Informasi Pusat dan          to join Central Information Commission, and in 2009–2011
diberi tanggung jawab untuk membidangi Penyelesaian Sengketa           working period, he was in charge for Settlement of Information
Informasi. Kini pada periode 2011–2013, Ramly mendapat amanat          Disputes Subcommittee. In the second half of his working period
dalam Bidang Advokasi, Sosialisasi dan Edukasi (ASE).                  of 2011–2013, Ramly acquired mandate to work on the field of
                                                                       Education, Dissemination and Advocacy (ESA).

ANGGOTA                                                                MEMBER

Amirudin. Lulusan S1 Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Diponegoro      Amirudin. He attained graduate degree of Communication
(1992), Graduate Diploma Bidang Komunikasi Kebudayaan University       Science, FISIP Diponegoro University in 1992; Graduate Diploma
of Copenhagen Denmark (1996), S-2 Antropologi UI  (2002), Training     of Communication Culture University of Copenhagen Denmark
Mediasi di Negara Bagian Arizona, Universitas Arizona, Amerika         in 1996; postgraduate degree in Anthropology from University of
Serikat (2006). Sejak 1992 menjadi dosen Jurusan Ilmu Komunikasi       Indonesia in 2002. He attended Mediation Training at Arizona State,
FISIP UNDIP, ketua KPID Jawa Tengah (2007–2009), kepala Badan Riset    Arizona State University, USA in 2006. Since 1992, he has been
dan Data Mapilu-PWI Pusat, anggota presidium Jaringan Jurnalis         teaching in Department of Communication Science of FISIP Undip.
untuk Transformasi, Edukasi, dan Demokrasi (J-TREND), sekretaris       He was elected as Chairman of the Regional Branch of the National
Moslem Intelectual Institute for Civil Society (MIICS).  Mengikuti     Broadcasting Commission (KPID) Central Java for 2007–2009 period,
workshop mediasi yang diselenggarakan oleh Management System           Head of Research and Data Center Mapilu-PWI, Member of the
International (MSI) di kantor pusatnya, di Washington DC, Amerika      Presidium of the Network of Journalists for Transformation, Education
Serikat, pada 23 Desember 2011. Dosen yang tengah menempuh             and Democracy (J-TREND), and Secretary of Moeslem Intellectual
S3 bidang Antropologi di Universitas Indonesia ini sebelumnya          Institute for Civil Society (MIICS). He attended as well, the Mediation
memegang Bidang Kelembagaan pada KI Pusat periode 2009–                Workshop organized by the Management Systems International (MSI)
2011. Pada periode selanjutnya (2011–2013), Amirudin dipercayai        at its headquarters in Washington DC, USA on 23 December 2011.
memangku bidang yang sama.                                             He is currently undergoing PhD program of Anthropology at the
                                                                       University of Indonesia. He was previously in charge for Institutional
                                                                       Field of Information Commission for period of 2009–2011. In second
                                                                       half period of 2011–2013,Amirudinis assigned at the same post.
                                                                                 5
Komisi Informasi Provinsi


                                                                                                                KI Provinsi Lampung (Periode 2011–2015)
                                                                                                                        Dilantik pada 3 Maret 2011
                                                                                                                               Ketua: Juniardi
                                                                                                                     Alamat: Jl. Basuki Rahmat No. 29
                                                                                                                     Teluk Betung, Bandar Lampung
                                                          KI Provinsi Sumatera Selatan (2011–2015)                       Telp./Fax. (0721) 470586
                                                                  Dilantik pada 4 Agustus 2011
  KI Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (2012-2016)                        Ketua: Sulasiman
                                                             Alamat: Gedung Dinas Perhubungan,                                                                 KI Provinsi Kalimantan Tengah (2011–2015)
               Dilantik pada 19 Juni 2012                                                                                                                               Dilantik pada 7 Oktober 2011
            Ketua: Afrizal Tjoetra, SPd. MSi                      Komunikasi dan Informatika,
                                                    Jl. Kapt. A. Rifai No.51 Palembang, Sumatera Selatan                                                                        Ketua: Satriadi
    Alamat: Jl. Sultan Alaydin Mahmud Syah No.14                                                                                                                 Alamat: Kantor Dishubkominfo Kalteng.
          Seuramoe, Aceh. Fax. 0651–22221                              Telp. (0711) 363125.
                                                                                                                                                                Jl. S. Parman No.1, Palangkaraya, Kalteng.
                                                                                                                                                                       Telp. (0536) 3221090, 3221205.
                                                                                                                                                                        Fax. (0536) 3221674/3224547




KI Provinsi Kepulauan Riau (2010–2014)
     Dilantik pada 4 Agustus 2010
          Ketua: Arifuddin Jalil
  Alamat: Jl. D.I Panjaitan No. 2 Km. 6
 Tanjung Pinang, Telp. (0771) 4571167,
          Fax. (0771) 4511769




   KI Provinsi Jawa Barat (2011–2015)
       Dilantik pada 29 April 2011
           Ketua: Dan Satriana
Alamat: Jl. Ehrlich No. 3 Bandung 40171
        Telp./Fax. (022) 4237254




                   KI Provinsi Banten (2010–2015)                     KI Provinsi DKI Jakarta (2012–2016)
                   Dilantik pada 24 Februari 2011                         Dilantik pada 15 Maret 2012
                  Ketua: Yhannu Setyawan, SH, MH                          Ketua: Yulianto Widirahardjo
                                                                     Alamat: Gedung Prasada Sarana Karya            KI Provinsi Jawa Tengah (2010–2014)
           Alamat: Jl. Syekh Nawawi Bantani Blok. F No. 1
                                                                    Lantai 9, Jl. Suryopranoto No. 8, Jakarta              Dilantik pada 3 Mei 2010
          Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika                                                                                                                      KI Provinsi DI Yogyakarta (2011–2015)
                                                                           Telp./Fax. (021) 63857449                    Ketua: Rahmulyo Adiwibowo
                 Lt. II Kawasan Pusat Pemerintahan                                                                                                                                 Dilantik pada 31 Oktober 2011
                                                                                                                Alamat: Jl. Tri Lomba Juang No. 18 Semarang.
           Provinsi Banten (KP3B) Curug, Serang, Banten.                                                                                                                                    Ketua: Roswati
                                                                                                                            Telp./Fax. (024) 8411093
                          Telp. (0254) 267114                                                                                                                              Alamat: Gedung Plaza Informasi Provinsi DIY.
                                                                                                                                                                              Jl. Brigjen Katamso, Yogyakarta 55152
                                                                                                           6                                                                 Telp. (0274) 7129800 Fax. (0274) 485405
KI Provinsi Sulawesi Selatan (2011–2015)
KI Provinsi Kalimantan Timur (2012–2016)                Dilantik pada 12 April 2011
    Dilantik pada tanggal 30 Mei 2012                     Ketua: Aswar Hasan, MSi
           Ketua: Jaidun, SH, MH                    Alamat: Kantor Dinas Perhubungan,
     Alamat: Jl. Basuki Rahmat No.41,                   Komunikasi dan Informatika
             Samarinda 75112.                     Jl. Perintis Kemerdekaan Km-15 Daya,
         Telp./Fax. (0541) 731963                    Makassar, Sulawesi Selatan 90241        KI Provinsi Gorontalo (2010–2014)
                                                          Telp./Fax. (0411) 513901            Dilantik pada 10 Desember 2010
                                                                                                    Ketua: Amir Mahmud
                                                                                               Alamat: Jl. Jamaludin Malik 41,
                                                                                               Gorontalo Telp. (0435) 828626




                                                                                                                                                         KI Provinsi Sulawesi Utara (2012–2016)
                                                                                                                                                          Dilantik pada tanggal 13 April 2012
                                                                                                                                                               Ketua: Drs. Boy Lalamentik
                                                                                                                                                             Alamat: Jl. Martadinata No. 35
                                                                                                                                                                Telp./Fax. (0431) 863634
                                                                                                                                                                      Manado 95127




                                                                                                KI Provinsi Bali (Periode 2012–2016)      KI Provinsi Nusa Tenggara Barat(2011–2015)
                          KI Provinsi Jawa Timur (2010–2014)                                          Dilantik pada 4 Juni 2012                   Dilantik pada 8 Februari 2012
                               Dilantik pada 14 Mei 2010                                           Ketua: Gede Santanu, SE, MM                   Ketua: Agus Marta Hariadi, SE
                              Ketua: Djoko Tetuko A. Latif                                  Alamat: Jl. Kapten Cok Agung Tresna No. 63,      Alamat: Jalan Udayana No. 14 Lantai. 2
                        Alamat: Jl. Bandilan No.4 Waru–Sidoarjo                                                Denpasar                               Nusa Tenggara Barat
                                Telp./Fax. (031) 8546945
                                                                                                     7
Milestone Komisi Informasi Pusat
    30 April 2008 	
    UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
                                                                                           1–3 Okt. 2010	
                                                                                           Ketua KI Pusat, A. Alamsyah Saragih,
    Informasi Publik (UU KIP) disahkan oleh
                                                                                           menyampaikan presentasi mengenai
    Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
                                                                                           “Jaminan Hak atas Informasi” pada The
                                                                                           4th Connecting Civil Societies of Asia
                                                                                           and Europe Conference, an official side
                                                                                           event of Asia-Europe Meeting (ASEM8) di
                     12 Mei 2009	                                                          Brussel, Belgia.
                     Rapat Paripurna DPR RI menetapkan 7
                     Komisioner Komisi Informasi Pusat (KI
                     Pusat) hasil uji kelayakan dan kepatutan
                     di Komisi I DPR RI, yakni Abdul Rahman
                     Ma’mun, Amirudin, Ramly Amin
                     Simbolon, Henny S. Widyaningsih,                  28 Sept. 2010	
                     Ahmad Alamsyah Saragih, Dono                      Hari Hak untuk Tahu se-Dunia
                     Prasetyo, dan Usman Abdhali Watik.                (International Right to Know Day)
                                                                       diperingati KI Pusat bersama Badan
                                                                       Publik dan masyarakat pemohon
                                                                       informasi.
2 Juni 2009	
Presiden menandatangani Keputusan
Presiden No. 48/P Tahun 2009 tentang
pengangkatan 7 Komisioner KI Pusat
periode 2009–2013.
                                                                                                     20 Agustus 2010	
                                                                                                     KI Pusat menetapkan Peraturan Komisi
                                                                                                     Informasi Nomor 2 Tahun 2010 tentang
                                                                                                     Prosedur Penyelesaian Sengketa
                         16 Juli 2009	                                                               Informasi Publik (Perki PSI).
                         Pengukuhan dan pengucapan
                         sumpah jabatan Komisioner Komisi
                         Informasi Pusat (KI Pusat) periode
                         2009–2013.	


                                                                           26 Juli 2010	
                                                                           KI Pusat bertemu Ketua Mahkamah
28 Agustus 2009	                                                           Agung, Harifin A Tumpa, membahas
KI Pusat menetapkan Kode Etik                                              penyelesaian sengketa informasi di
Komisi Informasi.                                                          tingkat pengadilan dan kasasi MA.




                 6 Maret 2010	
                 KI Pusat bertemu Ketua Mahkamah
                 Konstitusi Mahfudz MD membahas                                                     14 Juli 2010	
                 kerjasama penyelenggaraan persidangan                                              Penandatangan MoU antara KI
                 sengketa informasi dengan video                                                    Pusat dengan Badan Pengawas
                 conference di Gedung MK.                                                           Pemilu (Bawaslu).




  7 April 2010	
  KI Pusat menetapkan Tata Tertib
  Komisi Informasi Pusat.
                                                                               30 April 2010	
                                                                               KI Pusat menetapkan Peraturan Komisi
                                                                               Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang
                                                                               Standar Layanan Informasi Publik (Perki
                                                                               SLIP) dan diundangkan 7 Juni 2010.
                                30 April 2010		
                                KI Pusat bertemu Presiden Susilo
                                Bambang Yudhoyono membahas
                                kesiapan pemberlakuan UU KIP
                                mulai 1 Mei 2010.
                                                                   8
8 April 2012	
         7 Oktober 2010	                                                                                           KI Pusat menyampaikan
         Putusan ajudikasi sengketa informasi pertama KI                                                           Laporan Tahunan 2011
         Pusat antara Lembaga Penelitian dan Aplikasi Wacana                                                       kepada DPR RI.
         (LPAW) Blora melawan PT. Blora Patragas Hulu (BUMD
         Pemkab Blora), bahwa dokumen Surat Perjanjian                  20–31 Des 2011	
         Kerjasama antara PT. BPH dengan pihak ketiga adalah            Benchmarking ke Amerika Serikat
         informasi terbuka yang bisa diakses publik.                    sebagai rintisan kerjasama
                                                                        antara Komisi Informasi Pusat
                                                                        dengan Management System
                                                                        International (MSI).

                          30 Oktober 2010	
                          Komisioner KI Pusat berkunjung                                               19–23 Des. 2011	
                          Kantor Pemerintah Amerika Serikat                                            Benchmarking ke Nepal. Delegasi KI
                          Urusan Informasi Publik (OGIS) di                                            Pusat melakukan kajian perbandingan
                          Washington DC, Amerika Serikat.                                              antara Nepal Right to Information Act
                                                                                                       dengan UU KIP.




15 Nov. 2010	
Putusan ajudikasi KI Pusat antara ICW                                    29 Nov. 2011	
dengan 5 SMPN di Jakarta dan Dinas                                       Terbitnya Peraturan Mahkamah Agung
Pendidikan DKI Jakarta, bahwa SPJ Dana                                   (Perma) Nomor 2 tahun 2011 tentang
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan                                    Tata Cara Penyelesaian Sengketa
Bantuan Operasional Pendidikan (BOP)                                     Informasi Publik di Pengadilan.	
merupakan informasi terbuka yang bisa
diakses publik.



                                 17 Des. 2010	                                             29 Sept. 2011	
                                 Komisioner KI Pusat melakukan
                                                                                           Pengumuman rating dan pemberian
                                 pertemuan dengan Presiden dan
                                                                                           penghargaan kepada Badan Publik dalam
                                 Sekjen Komisi Informasi Prancis
                                                                                           menjalankan ketentuan UU KIP sebagai
                                 (CADA) di Paris.
                                                                                           bagian dari rangkaian acara peringatan
                                                                                           Right to Know Day.

        20 Des. 2010 	
        Komisioner KI Pusat 	
        melakukan pertemuan
        dengan Komisi Informasi                                            28 Sept. 2011	
        Scotlandia (Scotish                                                Peringatan Right to Know
        Information Commission) di                                         Day (Hari Hak untuk Tahu)
        St. Andrew, Scotland.                                              se-Dunia.




                            31 Des. 2010	
                            KI Pusat telah telah menerima                            8 Agustus 2011	
                            122 keberatan kepada Badan                               Serah terima jabatan pimpinan Komisi Infor­
                            Publik dan 82 kasus berlanjut                            masi Pusat dari Ahmad Alamsyah Saragih
                            ke tahap pengajuan sengketa                              dan Henny S. Widyaningsih (Ketua dan Wakil
                            informasi sejak pemberlakuan                             Ketua Periode 2009–2011) kepada Abdul
                            UU KIP 1 Mei 2010.                                       Rahman Ma’mun dan Usman Abdhali Watik
                                                                                     (Ketua dan Wakil Ketua Periode 2011–2013)




                    24 Januari 2011 	                              30 April 2011	
                    KI Pusat menyampaikan Laporan                  Konferensi pers peringatan 1 tahun
                    Tahunan 2010 kepada DPR RI.                    pemberlakuan UU KIP.



                                                                    9
Daftar Isi                                                                                                           Table of Contents

Pengantar	—11                                                                                                        Overview—11

1. Pendahuluan—13                                                                                                    1. Introduction—13

2. Indikator Kinerja Komisi Informasi Pusat—15                                                                       2. Central Information Commission’s Performance
   n 	 Indikator Output-1: Presentase Badan Publik yang                                                              Indicators—15
   	    melak­ anakan ketentuan Keterbukaan Informasi
              s                                                                                                         n 	 Output Indicator-1: Percentage of public agencies
   	Publik .............................................................................................15              	    to implement provisions of public disclosure.................... 15
   n	 Indikator Output-2: Presentase Sengketa Informasi                                                                 n 	 Output Indicator-2: Percentage of Public Information
   	    Publik Yang Terselesaikan ...................................................... 17                             	    Disputes Resolved....................................................................... 17
   n	 Indikator Output-3: Jumlah Kegiatan Komisi                                                                        n 	 Output Indicator-3: Number of Conducted Activities
   	    Informasi Pusat Yang Terlaksana ......................................... 17                                    	    by The Central Information Commission........................... 17

3. Bidang Kelembagaan—19                                                                                             3. Institutional Unit—19
   1. 	 Kerjasama dengan Lembaga Lain........................................ 19                                        1. 	 MoU with Other Institutions.................................................. 19
   2. 	 Bimbingan Teknis Badan Publik untuk Penerapan                                                                   2. 	 Public Agency Technical Guidance for Implementing
   	SLIP.................................................................................................. 20           	SLIP.................................................................................................. 20
   3. 	 Mendorong pembentukan KI Provinsi............................... 20                                             3. 	 Encouraging the Establishment of Provincial
   4. 	 Rapat Koordinasi Nasional Komisi Informasi 2011....... 21                                                       	     Information Commission........................................................ 20
   5. 	 Monitoring dan Evaluasi Badan Publik                                                                            4. 	 National Coordinating Meeting of Information
   	    Dalam Pelaksanaan UU KIP.................................................... 21                                 	     Commission 2011...................................................................... 21
   6. 	 Benchmark Keterbukaan Informasi Publik di Luar                                                                  5. 	 Public Agencies Monitoring and Evaluation as
   	Negeri............................................................................................. 24              	     implementation of KIP Act..................................................... 21
                                                                                                                        6. 	 Benchmark on Transparency of Public Information
                                                                                                                        	Abroad............................................................................................ 24

4. Bidang Penyelesaian Sengketa Informasi—26                                                                         4. Public Information Dispute Settlement Division—26
   4.1. 	 Penanganan Sengketa Informasi Publik Sesuai UU                                                                4.1. 	 Settlement of Public Information Dispute based on
   	      No. 14 tahun 2008..................................................................... 26                     	      Act No.14/2008........................................................................... 26
   4.2. 	 Pelatihan Mediasi ...................................................................... 29                   4.2. 	 Mediation Training ................................................................... 29
   4.3. 	 Diskusi Ahli dalam Rangka Proses Penyelesaian                                                                 4.3. 	 Expert Discussion on Process of Dispute Settlement .29
   	Sengketa........................................................................................ 29                 4.4. 	 Facilitate Establishment of Network of Legal Aid ......... 30
   4.4. 	 Memfasilitasi Pembentukan Jaringan Kerja Bantuan
   	Hukum............................................................................................ 30

5. Bidang Advokasi, Sosialisasi dan Edukasi—31                                                                       5. Advocacy, Socialization and Education Division—31
   5.1	 Memfasilitasi Pembentukan Jaringan Kerja Komunitas                                                              5.1	 Facilitate Establishment of Network of Public
   	     Peduli Informasi Publik............................................................ 31                         	     Information Disclosure Support Community.................. 31
   5.2 	 Diskusi Publik Reguler.............................................................. 32                        5.2	 Regular Public Discussion....................................................... 32
   5.3 	 Pengelolaan Website................................................................ 32                         5.3 	 Website Maintenance............................................................... 32
   5.4 	 Penerbitan News Letter........................................................... 32                           5.4 	 Publication of News Letter .................................................... 32
   5.5 	 Pembuatan CD Audio Visual................................................. 33                                  5.5 	 Production of Audio Visual CD............................................. 33
   5.6 	 Advertorial.................................................................................... 33             5.6 	 Advertorial.................................................................................... 33
   5.7 	 Iklan Layanan Masyarakat Tentang Keterbukaan                                                                   5.7 	 Public Service Ad on Public Information Disclosure .........33
   	     Informasi Publik.......................................................................... 33                  5.8 	 Interactive Dialogue ................................................................. 34
   5.8 	 Dialog Interaktif.......................................................................... 34

6. Dukungan Administrasi Kesekretariatan	 35                        —                                                6. Administrative Support—35
   6.1 	 Struktur Organisasi Sekretariat Komisi Informasi                                                               6.1 	 Organizational Structure of Secretariat of Central
   	Pusat............................................................................................... 35             	     Information Commission ....................................................... 35
   6.2 	 Keuangan Komisi Informasi Pusat T.A 2011.................... 36                                                6.2 	 Finance of Central Information Commission Fiscal
   6.3 	 Rencana Kerja Komisi Informasi Pusat 2012.................... 38                                               	     Year 2011 ...................................................................................... 36
                                                                                                                        6.3 	 Work Plan of Central Information Commission
                                                                                                                        	     in 2012 .......................................................................................... 38




                                                                                                                10
Pengantar                                                                Overview

Sebuah riset, yang dilakukan Center for Law and Democracy                A research conducted by the Center for Law and Democracy
(CLD) Canada di akhir tahun 2011, menempatkan Indonesia                  (CLD) Canada at the end of 2011, put Indonesia as the highest
sebagai negara dengan nilai tertinggi di Asia Tenggara (120              scored country in Southeast Asia (120 points) on transparency
poin) dalam aspek regulasi transparansi yang mengatur hak atas           of regulation with respect of the right to information (right to
informasi (right to know). Selain itu, Indonesia juga masuk dalam        know). Furthermore, Indonesia is listed in the top 20 of more
20 besar dari lebih dari 120 negara di dunia yang menerapkan             than 120 countries around the world to administer freedom of
Undang-undang Kebebasan Informasi (Freedom of Information                information legislation (Freedom of Information Act). Indonesia
Act). Hal itu, tentu, karena Indonesia memiliki Undang-undang            admitted Act no. 14/ 2008 on Public Information Disclosure
Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik                 (UU KIP) which was initiated and passed by the House of
(UU KIP), yang merupakan inisiatif DPR, yang disahkan pada 30            Representative on 30 April 2008, and put into practice since 30
April 2008 dan diberlakukan sejak 30 April 2010.                         April 2010.


UU KIP merupakan regulasi yang strategis guna mewujudkan                 Public Information Disclosure Act (KIP Act) is a strategic
proses demokratisasi dalam kerangka menuju kesejahteraan                 regulation to support democracy process in order to achieve
rakyat. Keterbukaan informasi publik merupakan salah satu                common welfare. Public information disclosure is one of
ciri dari kehidupan negara demokratis. Keterbukaan informasi             distinguished traits of democratic country. Disclosure of
memiliki makna yang luas bagi kehidupan bernegara dan                    public information has a significant designation for a nation,
berbangsa, karena semua pengelolaan badan-badan publik,                  as all management of public service institutions must be held
dalam proses penyelenggaraan negara dan pemerintahan,                    accountable to the public.
wajib dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.


Semua Badan Publik, menurut UU KIP, berkewajiban menyam­                 According to KIP Act, all of public institutions are obliged to
paikan informasi publik secara terbuka kepada masya­     rakat.          disclose their materials to the public. However, the Act also
Namun demikian, dalam UU ini diatur pula informasi yang                  exempts certain information from public access as set forth
dikecualikan, di mana informasi tersebut tidak dapat diberikan/          in article 17 of this Act, unless the Information Commission
diakses oleh publik (pemohon) sebagaimana diatur dalam pasal             decided otherwise.
17 UU ini, kecuali atas putusan Komisi Informasi.


UU juga mengamanatkan pendirian Komisi Informasi sebagai                 Moreover, the KIP Act mandates the arrangement of the
lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan UU dan peraturan              Information Commission as an independent agency to
pelaksanaannya; menetapkan petunjuk teknis standar layanan               administer and implement the Act; setup technical guidelines
informasi publik; dan menyelesaikan sengketa informasi publik            for public information standard service, and resolve disputes
melalui mediasi dan/atau ajudikasi nonlitigasi.                          on public information through mediation and/or adjudication
                                                                         of litigation.


Komisi Informasi Pusat periode pertama (2009–2013), yang                 The Central Information Commission on its initial working period
beranggotakan 7 (tujuh) komisioner, dibentuk berdasarkan                 of 2009–2013, consists of seven commissioners, constituted under
Keppres No. 48/P Tahun 2009 setelah melalui uji kepatutan                Presidential Decree No. 48 / 2009, inaugurated after passing fit and
dan kelayakan oleh Komisi 1 DPR RI. Dari ketujuh anggota                 proper test by the House of Representatives. Of those seven, two of
Komisi Informasi, 2 (dua) orang di antaranya mewakili unsur              them representing the government, namely Amirudin and Henny
pemerintah, yakni Amirudin dan Henny S. Widyaningsih, dan                S. Widyaningsih, while five other representing public communities,
5 (lima) orang lainnya mewakili unsur masyarakat, yakni Abdul            namely Abdul Rahman Ma’mun, Ahmad Alamsyah Saragih, Dono
Rahman Ma’mun, Ahmad Alamsyah Saragih, Dono Presetyo,                    Presetyo, Ramly Amin Simbolon, and Usman Abdhali Watik.
Ramly Amin Simbolon, dan Usman Abdhali Watik.


Berdasarkan aturan internal Komisi Informasi Pusat, Ketua dan            Based on the internal rule of Central Information Commission,
Wakil Ketua dipilih setiap 2 tahun sekali. Oleh karena itu di            the Chairman and Vice Chairman are elected every two years.
pertengahan tahun 2011 dilakukan pergantian Ketua dan Wakil              Therefore, in medio of 2011, Abdul Rahman Ma’mun replaced
Ketua. Abdul Rahman Ma’mun menggantikan Ahmad Alamsyah                   Ahmad Alamsyah Saragih as Chairman, and Usman Abdhali Watik
Saragih selaku Ketua, dan Usman Abdhali Watik menggantikan               took Henny S. Widyaningsih’s post as Vice Chairman.
Henny S. Widyaningsih.




                                                                    11
Di tahun 2011 atau tahun kedua pemberlakuan UU KIP, Komisi        In 2011, the second year of rendering the KIP Act, the Central
Informasi Pusat telah melakukan program kerja yang mengacu        Information Commission has arranged a working program with
kepada Rencana Strategis 2010–2013, yaitu tahap Penguatan.        reference to the Strategic Plan 2010–2013, namely Strengthening
Kinerja Komisi Informasi Pusat 2011 pada tahap penguatan          Phase. Central Information Commission’s 2011 performance at
kelembagaan inilah yang dituangkan dalam Laporan Tahunan          this stage of institutional strengthening is, thenceforth, outlined
Komisi Informasi Pusat Tahun Anggaran 2011 ini.                   on our Annual Report.




                                             Ketua Komisi Informasi Pusat
                                    Chairman of the Central Information Commission




                                                 Abdul Rahman Ma’mun




                                                             12
1. Pendahuluan                                                                  1. Introduction

Komisi Informasi adalah lembaga mandiri yang berfungsi                          Information Commission is an independent agency to exercise
menjalankan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik                          Act of Freedom of Information and its derivative regulations,
dan peraturan pelaksanaannya, menetapkan petunjuk teknis                        stipulate technical guidelines for public information service
standar layanan informasi publik dan menyelesaikan sengketa                     standards and resolve disputes on public information through
informasi publik melalui mediasi dan/atau ajudikasi non-litigasi.               mediation and/or adjudication of non-litigation.

Sesuai Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan                      In accord to Act No. 14/ 2008 on Public Information, Central
Informasi Publik, Komisi Informasi Pusat dibentuk dengan                        Information Commission was established with 4-year tenure.
masa kerja 4 tahun. Dalam dokumen Rencana Strategis Komisi                      Central Information Commission’s Strategic Plan 2010–2013
Informasi Pusat 2010–2013, dirancang tahapan perkembangan                       setup its developmental phase and working composition as
dan komposisi program kerja sebagai berikut:                                    follows:

Sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Komisi Infor­                      Central Information Commission’s working program is designed
masi Pusat untuk 2010–2013, secara gradual program kerja KI                     to gradually meet the 4-phase of institution development,
Pusat dilaksanakan untuk memenuhi 4 tahapan perkembangan                        which are Development Phase in the first year, Strengthening
dalam membangun kelembagaan KI Pusat, yakni: Tahap                              Phase in the second year, Consolidation Phase in the third year,
Pengembangan di tahun pertama, Tahap Penguatan di tahun                         and Service Phase for the fourth year.
kedua, Tahap Pemantapan di tahun ketiga, dan Tahap Pelayanan
di tahun keempat.


                                                      Tahapan Pengembangan
                                                  Komisi Informasi Pusat 2010–2013
                                    2010                                                                       2013

                                     Pelayanan          Monitoring & Evaluasi
                                                                         5%
                                                  10%                                      20%                 20%

                                     Jaringan                             20%
                                                  10%
                                                                                           30%

                                     Regulasi                             10%                                  50%
                                                  30%


                                                                                           10%
                                                                          35%

                                                                                                               10%
                                                                                           20%

                                     Organisasi                                                                10%
                                                  50%                   40%
                                                                                           10%
                                                                                                               10%

                                       Pengembangan           Penguatan           Pemantapan       Pelayanan
                                           2010                 2011                 2012            2013




Di setiap tahapannya, program kerja KI dikemas dalam 5 do­                      Each stage consists of five domain, in which each domain is
main, di mana di setiap domain diberikan bobot proporsi                         weighted proportionally based on the targets of each phase.
yang berbeda-beda sesuai kebutuhan pemenuhan target di                          These five domains are: service, monitoring and evaluation,
setiap tahap pengembangannya. Kelima domain itu meliputi:                       network, regulation, and organization.
pelayanan (service), monitoring dan evaluasi (monitoring and
evaluation), jaringan kerja (network), regulasi (regulation), dan
organisasi (organization).

Di tahun pertama (2010)—tahap pengembangan organisasi,                          In the first year (2010)—organizational development
program kerja KI diberikan bobot proporsi: organisasi sebesar                   phase, Central Information Commission’s working programs
50%, regulasi sebesar 30%, jaringan kerja sebesar 10%, dan                      are weighted: 50% for organization, 30% for regulation, 10%
pelayanan sebesar 10%. Di tahun pertama ini, program                            for network, and 10% service. In this first year, monitoring
monitoring dan evaluasi belum dilaksanakan mengingat masih                      and evaluation domain was not carried out yet because the
di tahap set-up organisasi di tahun pertama.                                    organization was still in it’s initial stage.

Di tahun kedua (2011)—tahap penguatan kelembagaan,                              In the second year (2011)—institutional strengthening
proporsi program digeser ke fokus penguatan, sehingga                           phase, program’s focus was shifted to reinforcement. Therefore,
komposisi program bergeser seperti berikut: Untuk program                       domains are weighted as follows: organizational program was



                                                                           13
organisasi dari yang semula proporsinya 50% diturunkan                    reduced from 50% to 30%, regulatory program was reduced as
menjadi 30%, program regulasi dinaikkan dari yang semula 30%              well, from 30% to 35%, service program was raised from 10% to
menjadi 35%, program pelayanan dinaikkan dari yang semula                 20%, and monitoring and evaluation program was implemented
10% menjadi 20%, dan program monitoring dan evaluasi                      in this second year with the proportion of 5%. Network domain
sudah mulai dilaksanakan di tahun kedua ini dengan proporsi               kept its share of 10%, given its importance for both development
sebesar 5%. Khusus untuk program jaringan proporsinya tetap,              and strengthening phases.
yaitu 10%, mengingat jaringan kerja sama-sama penting untuk
pengembangan maupun penguatan organisasi.

Di tahun ketiga (2012)—tahap pemantapan, beda lagi,                       In the third year (2012)—consolidation phase, the weight of
proporsi programnya bergeser pula mengikuti arah dan                      each domain is different as well. Program’s proportion is designed
orientasi pengembangan lembaga. Fokus program di tahun ini                to follow the latter orientation of the developing agency. Focus
adalah pemantapan sehingga program-program pun diarahkan                  of this year’s program is directed towards consolidation. Hence
untuk kepentingan itu. Karenanya proporsi program kembali                 the proportion is re shifted to: organizational development
digeser: program pengembangan organisasi turun menjadi                    program down 15% from the previous 30%, regulatory program
15% dari yang sebelumnya 30%, program regulasi diturunkan                 reduced from 35% to 20%, network program remained at 10%,
menjadi 20% dari yang semula 35%, program jaringan kerja                  program service increased to 35% from previously 20%, and
tetap 10%, program pelayanan dinaikkan menjadi 35% dari                   monitoring and evaluation program is increased to 5%.
yang sebelumnya 20%, dan program monitoring dan evaluasi
dinaikkan dari yang sebelumnya hanya 5% menjadi 20%.

Di tahun keempat (2013)—tahap pelayanan, tahun di mana                    In the fourth year (2013)—stage of service, the final year of
KI Pusat di periode pertama berakhir. Fokus program kembali               first batch of the Central Information Commission. The focus
diarahkan untuk benar-benar fokus pada penguatan fungsi                   of the program rerouted to service. Number of programs,
pelayanan. Karenanya sejumlah program yang diturunkan                     consequently, are lowered to adjust the service functions.
di tahun ini pun proporsinya digeser menyesuaikan dengan                  Organizational program is set to 10%, regulation takes 10% of
kebutuhan penguatan fungsi pelayanan. Komposisi program                   program, 10% for network, 50% for service, whereas monitoring
ditetapkan, antara lain: pengembangan organisasi sebesar 10%,             and evaluation sets to 20%.
regulasi sebesar 10%, jaringan kerja sebesar 10%, dan pelayanan
sebesar 50%, serta monitoring dan evaluasi sebesar 20%.

Pada tahun 2011 fokus bergeser pada pelayanan (penyelesaian               In 2011, the focus of the agency is weighted to service (resolving
sengketa dan konsultasi bagi badan publik) dan penyusunan                 disputes and providing consultation for public agencies) and
regulasi-regulasi pendukung untuk memperkuat fungsi                       drafting supporting regulations to strengthen these service
pelayanan Komisi informasi Pusat berdasarkan perkembangan                 functions. In order to implement our work plans, the Central
kebutuhan. Untuk menjalankan berbagai rencana kerja tersebut,             Information Commission commissioners are distributed to three
Komisi Informasi Pusat mendistribusikannya ke dalam tiga                  areas, namely: (i) Field of Dispute Resolution; (ii) Institutional
bidang kerja, yakni: (i) Bidang Penyelesaian Sengketa; (ii) Bidang        Sector; (iii) Sector Advocacy, Dissemination and Education.
Kelembagaan; (iii) Bidang Advokasi, Sosialisasi dan Edukasi.

Untuk mendukung kerja ketiga Bidang tersebut telah dibentuk               To support these three divisions, a secretariat was established
sekretariat yang merupakan satuan kerja di kementerian                    as a working unit in the Ministry of Communications and
Kominfo. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris dan                 Information. This secretariat is led by a secretary in charge of
membawahi tiga bagian: (i) Bagian Administrasi Penyelesaian               three sub-units: (i) Administration of Dispute Resolution; (ii)
Sengketa, (ii) Bagian Perencanaan dan Program, (iii) Bagian               Planning and Programs; (iii) General Section.
Umum.

Laporan Tahunan Komisi Informasi Pusat Tahun 2011 ini                     Central Information Commission’s annual report of 2011
memuat kinerja Komisi Informasi Pusat tahun anggaran 2011,                concludes our performance related to 2011 budget,
perkembangan pelaksanaan kegiatan selama periode 2011                     development of activities in 2011 in our respective field of work,
berdasarkan masing-masing Bidang Kerja, Realisasi Anggaran                Actual 2011 Budget, Work Plan and Activities Budget of 2012.
2011, dan Rencana Kerja dan Anggaran Kegiatan tahun 2012.




                                                                     14
2. Indikator Kinerja Komisi 2. Central Information
Informasi Pusat             Commission’s
                            Performance Indicators
Komisi Informasi adalah lembaga mandiri yang berfungsi                    Information Commission is an independent agency to exercise
menjalankan Undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya,               Act of Freedom of Information and its implementing regulations,
menetapkan petunjuk teknis standar layanan informasi publik               stipulate technical guidelines for public information service
dan menyelesaikan sengketa informasi publik melalui mediasi               standards and resolve disputes on public information through
dan/atau ajudikasi non-litigasi.                                          regulatory and/ or adjudication of non-litigation.

Pada saat pembentukan, berdasarkan RPJMN dan Renstra Ke­                  At the time of formation, RPJMN and Strategic Plan of Ministry
men­ erian Kominfo, ditetapkan tiga indikator kinerja dalam pe­
     t                                                                    of Communications stipulated three performance indicators to
lak­anaan tugas dan fungsi Komisi Informasi. Ketiga indikator
   s                                                                      gauge performance and functions of this commission. These
utama tersebut adalah: (i) persentase Badan Publik yang melak­            three main indicators are: (i) percentage of public agencies
sanakan ketentuan KIP; (ii) persentase penyelesaian sengketa              to implement KIP provisions, (ii) percentage of settled public
informasi publik, dan (iii) persentase pelaksanaan kegiatan               information disputes, and (iii) percentage of activities conducted
Komisi Informasi Pusat.                                                   by Central Information Commission.

n Indikator Output-1: Presentase Badan Publik yang                        n Output Indicator-1: Percentage of public agencies to
melak­ anakan ketentuan Keterbukaan Informasi Publik
      s                                                                   implement provisions of public disclosure

Berdasarkan UU KIP, paling tidak ada tujuh ketentuan yang harus           Based on KIP Act, there are at least seven provisions that must
dijalankan oleh Badan Publik. Dari tujuh ketentuan tersebut               be exercised by public agencies. Of those seven provisions,
dapat disusun beberapa variabel kunci pelaksanaan UU KIP                  several key variables are derived to measure public agencies
oleh Badan Publik. Variabel tersebut adalah: (i) Pembentukan              compliance on KIP Act. Those variables are: (i) Installment of
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID); (ii)                  Management Officer for Information and Documentation
Pengklasifikasian dan penyediaan informasi oleh Badan Publik;             (PPID); (ii) Classification and provision of information by public
(iii) Penyusunan SOP layanan informasi.                                   agency; (iii) Arrangement of SOP for information services.

Komisi Informasi Pusat memiliki kompetensi untuk menyele­ aikan
                                                           s              Central Information Commission is authorized to settle public
Sengketa Informasi Publik di Badan Publik tingkat Pusat. Hingga           information disputes at the public agency on the national level.
saat ini, Komisi Informasi baru memonitor dua variabel utama              Until now, Information Commission has set two main variables
untuk melihat tingkat kepatuhan Badan Publik tingkat Pusat, yakni:        to measure level of compliance of public agency on national
pertama, pembentukan PPID di tingkat Kementerian dan Lembaga.             level, which are: firstly, the establishment of PPID in ministries
Kedua, pelaksanaan kewajiban mempublikasikan informasi secara             and institutions of equal level. Secondly, the compliance of
berkala sebagaimana diatur pasal 9 UU KIP.                                public agency to publish information on a regular basis as
                                                                          stipulated in article 9 of UU KIP.

Adapun ketentuan untuk mendokumentasikan informasi yang                   As for provisions for archiving information that must be
wajib tersedia setiap saat, sebagaimana diatur pasal 11 UU                available at any time, as acknowledge in Article 11 of UU KIP,
KIP, dan penyusunan SOP layanan informasi belum merupakan                 and arrangement of SOP for information service, both are not
variabel yang dipantau pada tahun 2011. Pemantauan atas                   monitored in 2011. These variables will be monitored in 2012, in
variabel ini akan dilakukan mulai tahun 2012, guna melihat                accord to implementation progress on the national level.
perkembangan pelaksanaan di Badan Publik tingkat Pusat.

Baru 29% Badan Publik tingkat Pusat yang membentuk PPID.                  On average, merely 29% of public agencies at national
Pemantauan dilakukan terhadap 34 Kementerian dan 129 Lem­                 level formed PPID. This monitoring was conducted over
baga di tingkat Pusat. Fokus sosialisasi dan tingginya permin­            34 ministries and 129 institutions. 71.0% of ministerial public
taan informasi kepada Kementerian menyebabkan Badan Publik                agencies formed PPID due to high demand of information,
Kementerian mencapai porsi pembentukan PPID 71.0%, sedangkan              followed by intense socialization by KIP. Whereas, only 22.5%
Badan Publik Lembaga Non Kementerian hanya mencapai 22.5                  of non-ministerial public agencies conducted similar measure.
%. Dengan demikian, secara keseluruhan baru 29% Badan Publik              Thus, the overall outcome is 29%.
tingkat Pusat yang telah membentuk PPID.




                                                                     15
Tahapan Pengembangan
                                                        Komisi Informasi Pusat 2010–2013




Ada 9 Kementerian dan Lembaga yang mencapai skor di                              There are nine ministries and institutions scored above 50%
atas 50% untuk penyediaan informasi berkala. Komisi In­                          for its provision of regular information. Central Information
for­­
   masi Pusat melakukan monitoring terhadap pelaksanaan                          Commission observed implementation of Article 9 of KIP Act
pasal 9 UU KIP, tentang penyediaan informasi berkala, pada 28                    on provision of regular information on 28 September 2011.
September 2011. Hasil monitoring menunjukkan bahwa ham­                          The result indicated that most institutions did not update their
pir sebagian besar kementerian lembaga belum melakukan                           websites content periodically as instructed by the KIP Act and
penye­uaian isi (content) situs mereka berdasarkan jenis-jenis
       s                                                                         Information Commission Regulation No. 1/2010 on Public
infor­ asi berkala yang telah diatur oleh Undang-undang KIP
      m                                                                          Information Services Standards. The highest rate achieved by
dan Peraturan Komisi Informasi No. 1 tahun 2010 tentang                          the Ministry of Communications (68.0).
Standar Layanan Informasi Publik. Angka tertinggi dicapai oleh
Kementerian Kominfo (68.0).


                                                                Tabel–2.1
                                            Laporan Pelayanan Informasi Publik di Badan Publik


                                                                                      Jumlah Informasi Publik
                          Badan Publik
                                                               Permintaan           Diberikan       Tidak Diberikan Dalam Proses

           Kementerian Kominfo                                        723               684                 10                42

           Kementerian Kesehatan                                      925               923                 1                 1

           Kementerian keuangan                                       70                60                  10                0

           Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)                         906        Tidak dilaporkan Tidak dilaporkan             -

           Badan Pemeriksa Keuangan dan
                                                                      299               106                 87                 -
           Pembangunan (BPKP)
          Sumber: Laporan Tahunan Layanan Informasi di Badan Publik




Jumlah sengketa informasi relatif kecil dibandingkan                             The number of disputes on information disclosure is
jumlah permintaan. Dalam laporan beberapa kementerian                            relatively small compared to the amount of request for
dan lembaga yang memiliki peringkat tinggi, hanya sebagian                       information. High ranked ministries and agencies reported,
kecil jumlah informasi yang ditolak dan diadukan untuk                           only small amount of request is rejected and reported to
mendapatkan penyelesaian sengketa ke Komisi Informasi.                           Information Commission for further settlement. There was no
Belum dilakukan pemantauan lebih mendalam, apakah                                comprehensive research whether the low number is due to:
rendahnya aduan tersebut disebabkan oleh karena: (i) pemohon                     (i) requests were rejected; (ii) applicants did not understand
informasi menerima penolakan; (ii) tidak memahami prosedur                       procedures for settling disputes through the Information
penyelesaian sengketa melalui Komisi Informasi; (iii) mengetahui                 Commission; (iii) applicants recognized the procedures, but
prosedur pengaduan, tapi enggan mengadukan penolakan.                            were reluctant to file complains. In fiscal year 2012, monitoring
Pada tahun anggaran 2012 akan dilakukan monitoring dan                           and evaluation measures will be conducted concerning this
evaluasi terhadap kondisi ini.                                                   matter.




                                                                            16
Hanya 7 Pemerintah Provinsi yang mencapai skor di atas                     Only seven Provincial Government scored above 50% for
50% untuk kategori penyediaan informasi berkala dan                        providing regular information and establishing of the
pembentukan Komisi Informasi Provinsi. Komisi Informasi                    Provincial Information Commission. Central Information
Pusat melakukan monitoring terhadap pelaksanaan pasal 9 UU                 Commission observed implementation of Article 9 of KIP Act
KIP, tentang penyediaan informasi berkala, pada 33 provinsi.               for provision of regular information on 33 provinces. The results
Hasil monitoring per 31 Oktober 2011 menunjukkan bahwa                     of monitoring by 31 October 2011, showed that most of the
hampir sebagian besar pemerintah provinsi belum melakukan                  provincial governments did not adjust their website contents




        Mediasi sengketa informasi. Termohon Walikota Jakarta Timur          KIP gelar sidang ajudikasi sengketa informasi pertanahan antara Pemohon Agus
             memberi informasi kepada Pemohon warga Jakarta                    Suseno Jember dengan Termohon BPN Provinsi Jatim yang berlangsung di
                                                                                                     Surabaya, Kamis (29/3/2012).

penyesuaian isi (content) situs mereka berdasarkan jenis-jenis
informasi berkala yang telah diatur oleh Undang-undang KIP                 and provide periodical information as requested by KIP Act and
dan Peraturan Komisi Informasi No. 1 tahun 2010 tentang                    Commission Regulation KIP No. 1/2010 on Public Information
Standar Layanan Informasi Publik. Untuk pembentukan Komisi                 Service Standards. As for Information Commission, only 12
Informasi, baru mencapai angka 12 Provinsi. Angka tertinggi                provinces have established such body on their respective area.
untuk skor kepatuhan dicapai oleh Pemerintah Provinsi Jawa                 The Provincial Government of East Java reached the highest
Timur (65.6).                                                              score for compliance (65.6).


n Indikator Output-2: Presentase Sengketa Informasi                        n Output Indicator-2: Percentage of Public Information
Publik Yang Terselesaikan                                                  Disputes Resolved

Ada 48% sengketa yang telah diselesaikan. Dari total 495                   Approximately 48% of disputes have been resolved. Of total
permohonan penyelesaian sengketa yang masuk ke Komisi                      495 requests for dispute settlement until December 2011, a
Informasi Pusat hingga Desember 2011, sebanyak 237 sudah                   number of 237 was successfully resolved by Central Information
berhasil diselesaikan oleh Komisi Informasi Pusat, baik melalui            Commission, either through mediation, adjudication, with­
mediasi, ajudikasi, penarikan permohonan penyelesaian seng­                drawal or termination, or through Preliminary Examination
ke­ informasi publik maupun penghentian melalui tahap
   ta                                                                      Council (MPP). Overall, number of disputes resolved by Central
Majelis Pemeriksaan Pendahuluan (MPP). Secara keseluruhan                  Information Commission is still below 50%.
jumlah sengketa yang berhasil diselesaikan Komisi Informasi
Pusat masih di bawah 50%.


                                                               Tabel–2.1
                                            Status Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi


                                                                                                 Jumlah
                                           Status
                                                                             2010                2011                  Total

                    Proses Majelis Pemeriksaan Pendahuluan                                        106                   106

                    Mediasi berjalan                                          12                  108                   120

                    Ajudikasi berjalan                                        13                   19                    32

                    Ditolak/dicabut                                           13                  139                   152

                    Mediasi Selesai                                           20                   36                    56

                    Ajudikasi selesai                                         18                   11                    29

                    Total Sengketa Informasi                                  76                  419                   495




                                                                      17
Secara keseluruhan jumlah sengketa informasi yang didaftarkan           Overall number of disputes registered to Central Information
ke Komisi Informasi Pusat mengalami lonjakan lebih dari 5 kali          Commission surged to more than five times. In 2010, Central
lipat. Pada tahun 2011 jumlah sengketa yang didaftarkan 76              Information Commission filed 76 cases. The number was
kasus, meningkat menjadi 419 kasus pada tahun 2011.                     increased to 419 cases in 2011.


n Indikator Output-3: Jumlah Kegiatan Komisi Informasi                  n Output Indicators-3: Number of Conducted Activities by
Pusat Yang Terlaksana                                                   The Central Information Commission

Hampir semua kegiatan terlaksana, tetapi sisa anggaran                  Nearly all of planned activities carried out, but the remaining
belum teralokasikan untuk membiayai kegiatan baru. Jum­                 budget was not able to finance further activities. Budget
lah realisasi anggaran Komisi Informasi Pusat pada tahun 2011           realization of 2011 came to 85.1%. The remaining budget mostly
mencapai 85.1%. Sebagian besar anggaran tersisa berasal dari            derived from completed activities. Total calculation of inventories
kegiatan yang telah selesai dilaksanakan. Hasil inventarisasi           completed in the last quarter of 2011. Hence, the remaining budget
baru diperoleh pada triwulan terakhir sehingga sebagian besar           could not be allocated to new activities through budget revision
penghematan tak mungkin dialokasikan menjadi kegiatan                   scheme. This was caused by: (i) intense and ongoing program
baru melalui skema revisi anggaran. Hal ini disebabkan oleh: (i)        activities; (ii) long process of budget allocation to procurement of
pelaksanaan kegiatan lain yang masih memiliki intensitas tinggi;        expenditures (more than three months).
(ii) pengalokasian ke belanja barang yang diperlukan akan
menghadapi proses pengadaan yang memakan waktu cukup
panjang (lebih dari 3 bulan).

Pada Diagram-2.3 terlihat bahwa ada 3 jenis kegiatan yang               Chart-2.3 shows three types of activity that have not been
tidak terselesaikan. Dua di antaranya hanya terealisasi sebagian        completed. Two of which were only partially accomplished
(pembuatan CD audio visual dan penyuluhan dan penyebaran                (audio visual CD production and counseling and dissemination
standar layanan informasi ke badan Publik) dan satu kegiatan            of information service standards to public agencies) and one of
tidak terlaksana sama sekali (penyusunan road map pelayanan             which was not completed at all (drafting of public information
informasi publik).                                                      services road map).




                                                          Diagram–2.3
                                             Realisasi Anggaran dan Kegiatan 2011




                                                                   18
3. Bidang Kelembagaan                                                     3. Institutional Unit

Bidang Kelembagaan Komisi Informasi (KI) memiliki tugas: (1) Me­          Information Commission’s Institutional Unit carries our duties as
nyusun pelaksanaan regulasi internal untuk kepentingan meng­              follows: (1) drafting internal regulations related to Information
efek­
    tifkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kelembagaan                 Commission’s function and institutional duties; (2) drafting,
Komisi Informasi; (2) Menyusun, memantau, dan mengevaluasi                monitoring, and evaluating policies towards public agencies;
arah kebijakan pelayanan informasi bagi badan publik; (3) Melaku­         (3) coordinating and establishing cooperation with partner
kan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga mitra; (4) Mela­              institutions; (4) monitoring and evaluating implementation
kukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan UU KIP dan             of KIP Act and its derivative regulations on public agencies
peraturan turunannya di Badan Publik di seluruh Indonesia.                throughout Indonesia.

Pada tahun 2011, bidang kelembagaan menangani 7 kegiatan.                 In 2011, Institutional Unit was in charge of seven activities.
Satu kegiatan yang tidak terlaksana dengan pertimbangan                   One activity was not conducted due to time constraint and the
waktu dan kesiapan substansi. Penyusunan roadmap semula                   readiness of the substance. Drafting the road map was originally
ditu­jukan untuk menentukan arah perkembangan informasi                   intended to determine development stages of Indonesia
Indonesia yang melibatkan berbagai stakeholder. Terkait                   information disclosure, involving various stakeholders.
dengan keanggotaan Indonesia dalam OGP (Open Government                   Indonesia is member of OGP (Open Government Partnership),
Partner­ship), upaya pengumpulan stakeholder dalam menyusun               therefore, steps to collect inputs from stakeholders regarding
langkah-langkah keterbukaan informasi ke depan telah dila­ u­
                                                            k             information disclosure have been made by the Presidential
kan oleh Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengen­                Work Unit for Supervision and Control of Development (UKP4)
dalian Pembangunan (UKP4) yang berkoordinasi dengan Komisi                in coordination with the Central Information Commission. The
Informasi Pusat. Atas pertimbangan tersebut, maka Komisi                  Central Information Commission took this matter into account
Informasi Pusat memilih tidak melakukan kegiatan ini agar tidak           and decided to discard the activity in order to avoid overlap.
terjadi tumpang tindih.

1. Kerjasama dengan Lembaga Lain                                          1. MoU with Other Institutions

Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah membangun kerjasama                 It is meant as activities to build strategic partnership with several
dengan beberapa lembaga strategis terkait efektivitas pelaksa­            institutions. Hence, Information Commission would be able to
naan tugas Komisi Informasi dalam penyelesaian sengketa                   carry out its task to settle information disputes more effectively,
informasi sebagaimana yang diatur oleh UU KIP. Pada tahun                 as mentioned on KIP Act. In 2011, Information Commission has
2011, dilakukan kerjasama dengan: (i) Dewan Pers terkait                  established partnership with: (i) The Press Council, on issues
dengan isu hambatan yang dialami oleh para jurnalis dalam                 related to barriers for journalists to access information on public
mengakses informasi di Badan Publik; (ii) Mahkamah Agung,                 agencies; (ii) The Supreme Court, in order to backup Information
dalam hal tindak lanjut putusan Komisi Informasi; (iii) Kemen­            Commission’s adjudications; (iii) Ministry of Home Affairs to
terian Dalam Negeri untuk kepastian tafsir atas posisi sekretariat        obtain certainty on structural position of Provincial Information
Komisi Informasi Provinsi; (iv) Kepolisian RI, berkaitan banyak­          Commission secretariat; (iv) the Police, numbers of public report
nya laporan dari masyarakat ke pihak kepolisian namun belum               to the police has not met prerequisite requirements by law; (v) of
memenuhi syarat-syarat sebagaimana diatur oleh undang-                    the Ombudsman of the Republic of Indonesia; (vi) Management
undang; (v) Ombudsman Republik Indonesia; (vi) Management                 Systems International (MSI).
System International (MSI).


                                                             Tabel–3.1
                                                  Kerjasama dengan Lembaga Lain


             Institusi                                                               Hasil

                                   MOU tentang Pelaksanaan UU No.14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik
   Dewan Pers
                                   Dalam Mendukung Kemerdekaan Pers.

                                   Penerbitan Peraturan MA No. 2 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa
   Mahkamah Agung
                                   Informasi Publik di Pengadilan

                                   Rencana penerbitan surat edaran/peraturan menteri dalam negeri tentang struktur sekretariat
   Kementerian Dalam Negeri
                                   komisi informasi provinsi

                                   Draft/rencana penerbitan surat edaran Komisi Informasi tentang tindak lanjut penanganan
   Kepolisian RI
                                   sengketa informasi di kepolisian

   Ombudsman Republik              Harmonisasi dalam hal penerimaan atas tindaklanjut laporan di ORI atau sengketa di Komisi
   Indonesia (ORI)                 Informasi Pusat, serta eksekusi putusan Komisi Informasi.

   Management System               Rancangan MoU Komisi Informasi Pusat dengan MSI untuk bantuan teknis penguatan
   International (MSI)             kelembagaan dan SDM Komisi Informasi Pusat.



                                                                     19
Poin Pokok
                             MoU KOMISI INFORMASI PUSAT dengan DEWAN PERS
                                                Tentang
       PELAKSANAAN UU NO. 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DALAM MENDUKUNG
                                           KEMERDEKAAN PERS

  •	    Pelaksanaan kegiatan jurnalistik terkait penerapan UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
  •	    Dalam melaksanakan kegiatan jurnalistik, pers tunduk kepada UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik
        Jurnalistik yang ditetapkan oleh Dewan Pers. (Pasal 7).

                                                   Poin Pokok
                                PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 2 TAHUN 2011
                                                    Tentang
                         TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK DI PENGADILAN

  Mekanisme Keberatan atas Putusan Komisi Informasi
  •	  Gugatan adalah Keberatan yang diajukan oleh salah satu atau para pihak yang secara tertulis menyatakan tidak menerima
      Putusan Komisi Informasi (selanjutnya disebut “Keberatan”). (Pasal 1 angka 1)
  •	  Pihak adalah pihak-pihak yang semula bersengketa di Komisi Informasi yaitu Pemohon informasi dengan Badan Publik
      negara atau Badan Publik selain Badan Publik negara. (Pasal 1 angka 10)
  •	  Pengadilan Negeri berwenang untuk mengadili sengketa yang diajukan oleh Badan Publik selain Badan Publik Negara
      dan/atau Pemohon Informasi yang meminta informasi kepada Badan Publik selain Badan Publik Negara. (Pasal 3 huruf a)
  •	  Pengadilan Tata Usaha Negara berwenang untuk mengadili sengketa yang diajukan oleh Badan Publik Negara dan/atau
      Pemohon Informasi yang meminta informasi kepada Badan Publik Negara. (Pasal 3 huruf a)

  Pelaksanaan Putusan Sengketa Informasi
  •	   Putusan Komisi Informasi yang berkekuatan hukum tetap dapat dimintakan penetapan eksekusi kepada Ketua Pengadilan
       yang berwenang oleh Pemohon informasi. (Pasal 12 angka1)
  •	   Terhadap putusan Komisi Informasi yang telah diputus namun belum dilaksanakan dapat dimintakan penetapan eksekusi.
       (Pasal 13 angka 1)



2. Bimbingan Teknis Badan Publik untuk Penerapan SLIP                   2. Public Agency Technical Guidance for Implementing SLIP

Kegiatan ini bertujuan untuk mengujicobakan kerangka                    This activity is aimed to trying out informational exemption
pengecualian informasi ke Badan Publik di beberapa tingkatan            framework to public agencies at several levels (central, provincial,
(pusat, provinsi, kabupaten/kota). Pilihan tema tersebut diambil        county/city). This subject was chosen due to inquiries from PPID
karena banyaknya permintaan dari para PPID di Badan Publik              of public agency for standards and framework of exempted
mengenai kerangka standar pengecualian informasi. Kegiatan              information. The activity was carried out in three locations (Solo,
ini dilakukan di 3 lokasi (Solo, Kupang, dan Kepulauan Riau).           Kupang, and Riau Islands). From these trials, Central Information
Dari ujicoba akan diperoleh beberapa masukan yang akan                  Commission gained valuable inputs which would be used to
digunakan untuk menyusun pedoman pengecualian informasi                 develop guidelines for exclusion of information disclosure.
oleh Komisi Informasi Pusat.

3. Mendorong Pembentukan KI Provinsi                                    3. Encouraging the Establishment of Provincial Information
                                                                        Commission

Dalam praktik, pembentukan ini sangat ditentukan oleh ke­               In practice, the establishment of Provincial Information Commission
mauan politik dari pimpinan di daerah. Untuk hal tersebut               is determined by political will of dignitaries in the region.
Komisi Informasi melakukan kunjungan ke daerah dan mela­                Information Commission, therefore, visited several areas and held
kukan pembahasan bersama stakeholder setempat baik dari                 discussions with local stakeholders from the executive, legislative,
eksekutif, legislatif, maupun masyarakat. Dari pembahasan ter­          and communities. Outputs of discussion are: (i) preliminary team to
se­ ut dihasilkan: (i) tim persiapan pembentukan; (ii) rencana
  b                                                                     establish Provincial Information Commission; (ii) preliminary work
kerja pembentukan.                                                      plan for establishing Provincial Information Commission.

Seleksi Komisi Informasi di provinsi secara umum terbagi                Selection stages for commissioner of Information Commission in
menjadi tahapan-tahapan berikut : (i) Pembentukan tim seleksi           provincial level are generally divided as follows: (i) establishment
oleh pemerintah daerah; (ii) Proses rekrutmen oleh tim seleksi,         of selection team by the local government; (ii) recruitment process
dihasilkan 10–15 nama; (iii) uji kepatutan dan kelayakan di             by selection team; the team generated 10–15 names; (iii) fit and
DPRD; (iv) pelantikan oleh Gubernur.                                    proper test in the parliament; (iv) inauguration by the governor.

Hingga Desember 2011 telah terbentuk 11 Komisi Informasi                Until December 2011, 11 Provincial Information Commissions
Provinsi. Yakni di Jawa Barat, Jawa Timur, Kepulauan Riau,              have been established, which are located in West Java, East Java,
Banten, Gorontalo, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah,              Jakarta, Banten, Gorontalo, South Sumatera, Lampung, Central
DIY, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah. Yang menunggu                 Java, Yogyakarta, South Sulawesi, and Central Kalimantan.



                                                                   20
Tabel–3.2
                                             Pembentukan Komisi Informasi Provinsi


                                   Tahapan                                          Jumlah provinsi                Persentase

        Telah terbentuk                                                                    11                         33 %

        Menunggu pelantikan                                                                 5                         15%

        Dalam tahap fit and proper test                                                     2                          6%

        Telah selesai seleksi oleh pansel                                                   1                          3%

        Dalam persiapan pembentukan tim seleksi                                             2                          6%

        Belum melakukan upaya sama sekali                                                  12                         36%

                                    Jumlah                                                 33                         100%

pelantikan adalah Sulawesi Utara, NTB, DKI Jakarta, Kalimantan           Provinces awaiting inauguration are North Sulawesi, West Nusa
Barat, Kalimantan Timur. Provinsi yang sedang fit and proper test        Tenggara, DKI Jakarta, West Kalimantan, and East Kalimantan.
adalah Aceh dan Bali. Provinsi yang sudah melakukan seleksi di           Provinces under fit and proper test are Aceh and Bali. A province
eksekutif adalah Sumatera Utara. Provinsi yang sedang dalam              undergoing executive selection is North Sumatra. Provinces
persiapan pembentukan tim seleksi adalah Sumatera Barat,                 establishing selection team are West Sumatra and South
Sulawesi Tenggara. Dan 12 provinsi belum melakukan upaya                 Sulawesi. Whereas, 12 other provinces have not initiated the
sama sekali.                                                             process at all.

4. Rapat Koordinasi Nasional Komisi Informasi 2011                       4. National Coordinating Meeting of Information
                                                                         Commission 2011

Komisi Informasi terdiri atas KI Pusat dan KI daerah. Adapun             Information Commission consists of Central Information
tugas-tugas penyusunan regulasi dimandatkan oleh UU KIP                  Commission and Regional Information Commission. Regulatory
kepada KI Pusat. Oleh karena hubungan antara KI Pusat dan KI             formulation function as mandated by KIP Act is assigned to
Daerah tidak bersifat vertikal maka diperlukan suatu instrumen           Central Information Commission. Due to its structural relation
koordinasi formal agar: (i) regulasi yang disusun mencerminkan           between Central and Regional Information Commission that is
kebutuhan bersama; (ii) menjaga kesatuan hukum dalam proses              not vertical, consequently, formal coordinating instruments are
penyelesaian sengketa agar tidak terjadi perbedaan perlakuan             required for: (i) regulation made reflects the common needs; (ii)
dalam putusan KI pusat maupun KI daerah; (iii) mempercepat               maintaining unanimity of law in dispute resolution process, and
perkembangan kapasitas komisi informasi yang baru terbentuk              avoiding differences upon adjudication by Central and Regional
melalui forum konsultasi untuk berbagi pengalaman.                       Information Commission; (iii) accelerating newly established
                                                                         Information Commission’s capacity through consultation forum
                                                                         and experience sharing.

Rakornas di Yogyakarta pada tanggal 30 Juni 2011 dihadiri oleh           National Coordinating Meeting in Yogyakarta on 30 June 2011
8 Komisi Informasi. Dalam pertemuan tersebut dibahas bebe­               was attended by eight Information Commissions. The meeting
rapa hal krusial terkait dengan efektivitas pelaksanaan sengketa         discussed several crucial subjects regarding to the effectiveness
informasi di beberapa daerah. Hasil pembahasan tersebut ditu­            of dispute settlement conducts in numerous regions. The
angkan dalam keputusan Rakornas Komisi Informasi Pusat.                  results of the discussion are set forth in the Accord of Central
                                                                         Information Commission.

5. Monitoring dan Evaluasi Badan Publik Dalam                            5. Public Agencies Monitoring and Evaluation as
Pelaksanaan UU KIP                                                       Implementation of KIP Act

Berdasarkan UU KIP, paling tidak ada tujuh ketentuan yang harus          Based on KIP Act, there are at least seven provisions that must
dijalankan oleh Badan Publik. Dari tujuh ketentuan tersebut              be exercised by public agencies. Of those seven provisions,
dapat disusun beberapa variabel kunci pelaksanaan UU KIP                 several key variables are derived to measure public agencies
oleh Badan Publik. Variabel tersebut adalah: (i) Pembentukan             compliance on KIP Act. Those variables are: (i) Installment of
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID); (ii)                 Management Officer for Information and Documentation
Pengklasifikasian dan penyediaan informasi oleh Badan Publik;            (PPID); (ii) Classification and provision of information by public
(iii) Penyusunan SOP layanan informasi;                                  agency; (iii) Arrangement of SOP for information services.

Komisi Informasi Pusat memiliki kompetensi untuk menyelesai­             Central Information Commission is authorized to settle public
kan Sengketa Informasi Publik di Badan Publik tingkat Pusat.             information disputes at the public agency on the national level.
Hingga saat ini, Komisi Informasi baru memonitor dua varia­ el
                                                          b              Until now, Information Commission has set two main variables
utama untuk melihat tingkat kepatuhan Badan Publik tingkat               to measure level of compliance of public agency on national
Pusat, yakni: pertama, pembentukan PPID di tingkat Kemen­                level, which are: firstly, the establishment of PPID in ministries
terian dan Lembaga. Kedua, pelaksanaan kewajiban mem­                    and institutions of equal level. Secondly, the compliance of




                                                                    21
KIP2011
KIP2011
KIP2011
KIP2011
KIP2011
KIP2011
KIP2011
KIP2011
KIP2011
KIP2011
KIP2011
KIP2011
KIP2011
KIP2011
KIP2011
KIP2011
KIP2011
KIP2011
KIP2011

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie KIP2011

Tugas komputer (nofrizal)
Tugas komputer (nofrizal)Tugas komputer (nofrizal)
Tugas komputer (nofrizal)nofrizalndut
 
Sampul buku pilkada dan kekuasaan otoda
Sampul buku pilkada dan kekuasaan otodaSampul buku pilkada dan kekuasaan otoda
Sampul buku pilkada dan kekuasaan otodaZulkarnain Hamson
 
Komputer ( profil fitha yurista sari )
Komputer ( profil fitha yurista sari ) Komputer ( profil fitha yurista sari )
Komputer ( profil fitha yurista sari ) FITHA YURISTA
 
Kuliah Kebijakan Publik
Kuliah Kebijakan PublikKuliah Kebijakan Publik
Kuliah Kebijakan PublikDadang Solihin
 
Universitas Indonesia Safety Road (UI Safety Road)
Universitas Indonesia Safety Road (UI Safety Road)Universitas Indonesia Safety Road (UI Safety Road)
Universitas Indonesia Safety Road (UI Safety Road)Gita Suliawan
 
Konstruksi Retorika Politik dalam Restorasi Citra: Analisis Pernyataan Pers ...
Konstruksi Retorika Politik dalam Restorasi Citra:  Analisis Pernyataan Pers ...Konstruksi Retorika Politik dalam Restorasi Citra:  Analisis Pernyataan Pers ...
Konstruksi Retorika Politik dalam Restorasi Citra: Analisis Pernyataan Pers ...Gita Savitri
 
Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)
Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)
Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)AGUS SETIYONO
 
Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)
Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)
Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)AGUS SETIYONO
 
Laporan Pencapaian MDG Indonesia 2010
Laporan Pencapaian MDG Indonesia 2010Laporan Pencapaian MDG Indonesia 2010
Laporan Pencapaian MDG Indonesia 2010Anggit T A W
 
Cv prof Lizar Alfansi 2020 (1)
Cv prof Lizar Alfansi 2020 (1)Cv prof Lizar Alfansi 2020 (1)
Cv prof Lizar Alfansi 2020 (1)LizarAlfansi1
 
Dialog Interaktif Kedaulatan Negara, Kedaulatan Pangan, Kedaulatan Ekonomi da...
Dialog Interaktif Kedaulatan Negara, Kedaulatan Pangan, Kedaulatan Ekonomi da...Dialog Interaktif Kedaulatan Negara, Kedaulatan Pangan, Kedaulatan Ekonomi da...
Dialog Interaktif Kedaulatan Negara, Kedaulatan Pangan, Kedaulatan Ekonomi da...F W
 
daftar riwayat hidup saddam tubaka
daftar riwayat hidup saddam tubakadaftar riwayat hidup saddam tubaka
daftar riwayat hidup saddam tubakaSaddam Tubaka
 
Majalah kampus fakultas ekonomi unnes 2013
Majalah kampus fakultas ekonomi unnes 2013Majalah kampus fakultas ekonomi unnes 2013
Majalah kampus fakultas ekonomi unnes 2013UNY
 

Ähnlich wie KIP2011 (20)

TENTANG ATTOCK SUHARTO
TENTANG ATTOCK SUHARTOTENTANG ATTOCK SUHARTO
TENTANG ATTOCK SUHARTO
 
Tugas komputer (nofrizal)
Tugas komputer (nofrizal)Tugas komputer (nofrizal)
Tugas komputer (nofrizal)
 
Sampul buku pilkada dan kekuasaan otoda
Sampul buku pilkada dan kekuasaan otodaSampul buku pilkada dan kekuasaan otoda
Sampul buku pilkada dan kekuasaan otoda
 
Komputer ( profil fitha yurista sari )
Komputer ( profil fitha yurista sari ) Komputer ( profil fitha yurista sari )
Komputer ( profil fitha yurista sari )
 
Kuliah Kebijakan Publik
Kuliah Kebijakan PublikKuliah Kebijakan Publik
Kuliah Kebijakan Publik
 
Universitas Indonesia Safety Road (UI Safety Road)
Universitas Indonesia Safety Road (UI Safety Road)Universitas Indonesia Safety Road (UI Safety Road)
Universitas Indonesia Safety Road (UI Safety Road)
 
Platform bem unsri 2012
Platform bem unsri 2012Platform bem unsri 2012
Platform bem unsri 2012
 
Konstruksi Retorika Politik dalam Restorasi Citra: Analisis Pernyataan Pers ...
Konstruksi Retorika Politik dalam Restorasi Citra:  Analisis Pernyataan Pers ...Konstruksi Retorika Politik dalam Restorasi Citra:  Analisis Pernyataan Pers ...
Konstruksi Retorika Politik dalam Restorasi Citra: Analisis Pernyataan Pers ...
 
Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)
Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)
Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)
 
Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)
Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)
Digital 20304647 d1259 - sistem kompensasi (secured)
 
konsep
konsep konsep
konsep
 
Laporan Pencapaian MDG Indonesia 2010
Laporan Pencapaian MDG Indonesia 2010Laporan Pencapaian MDG Indonesia 2010
Laporan Pencapaian MDG Indonesia 2010
 
Curriculum vitae sht
Curriculum vitae shtCurriculum vitae sht
Curriculum vitae sht
 
Curriculum vitae sht
Curriculum vitae shtCurriculum vitae sht
Curriculum vitae sht
 
CURRICULUM VITAE SHT
CURRICULUM VITAE SHTCURRICULUM VITAE SHT
CURRICULUM VITAE SHT
 
Cv prof Lizar Alfansi 2020 (1)
Cv prof Lizar Alfansi 2020 (1)Cv prof Lizar Alfansi 2020 (1)
Cv prof Lizar Alfansi 2020 (1)
 
Dialog Interaktif Kedaulatan Negara, Kedaulatan Pangan, Kedaulatan Ekonomi da...
Dialog Interaktif Kedaulatan Negara, Kedaulatan Pangan, Kedaulatan Ekonomi da...Dialog Interaktif Kedaulatan Negara, Kedaulatan Pangan, Kedaulatan Ekonomi da...
Dialog Interaktif Kedaulatan Negara, Kedaulatan Pangan, Kedaulatan Ekonomi da...
 
You and me (nopriyani anglusia)
You and me (nopriyani anglusia)You and me (nopriyani anglusia)
You and me (nopriyani anglusia)
 
daftar riwayat hidup saddam tubaka
daftar riwayat hidup saddam tubakadaftar riwayat hidup saddam tubaka
daftar riwayat hidup saddam tubaka
 
Majalah kampus fakultas ekonomi unnes 2013
Majalah kampus fakultas ekonomi unnes 2013Majalah kampus fakultas ekonomi unnes 2013
Majalah kampus fakultas ekonomi unnes 2013
 

Mehr von Coky Fauzi Alfi

Bagaimana Memahami Islamic Marketing?
Bagaimana Memahami Islamic Marketing?Bagaimana Memahami Islamic Marketing?
Bagaimana Memahami Islamic Marketing?Coky Fauzi Alfi
 
Ogd indonesia-final-for-publication
Ogd indonesia-final-for-publicationOgd indonesia-final-for-publication
Ogd indonesia-final-for-publicationCoky Fauzi Alfi
 
Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012
Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012
Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012Coky Fauzi Alfi
 
M05 mengelola proses desain
M05 mengelola proses desainM05 mengelola proses desain
M05 mengelola proses desainCoky Fauzi Alfi
 
M03 mengelola strategi desain-key skills
M03 mengelola strategi desain-key skillsM03 mengelola strategi desain-key skills
M03 mengelola strategi desain-key skillsCoky Fauzi Alfi
 
M04 mengelola strategi desain
M04 mengelola strategi desainM04 mengelola strategi desain
M04 mengelola strategi desainCoky Fauzi Alfi
 
M06 introduksi jaringan komputer
M06 introduksi jaringan komputerM06 introduksi jaringan komputer
M06 introduksi jaringan komputerCoky Fauzi Alfi
 
M02 introduksi manajemen desain
M02 introduksi manajemen desainM02 introduksi manajemen desain
M02 introduksi manajemen desainCoky Fauzi Alfi
 
M05 introduksi perangkat lunak
M05 introduksi perangkat lunakM05 introduksi perangkat lunak
M05 introduksi perangkat lunakCoky Fauzi Alfi
 
M04 introduksi perangkat keras
M04 introduksi perangkat kerasM04 introduksi perangkat keras
M04 introduksi perangkat kerasCoky Fauzi Alfi
 
M01 introduksi teori manajemen
M01 introduksi teori manajemenM01 introduksi teori manajemen
M01 introduksi teori manajemenCoky Fauzi Alfi
 
M02 introduksi teknologi informasi
M02 introduksi teknologi informasiM02 introduksi teknologi informasi
M02 introduksi teknologi informasiCoky Fauzi Alfi
 
M02 introduksi teknologi informasi
M02 introduksi teknologi informasiM02 introduksi teknologi informasi
M02 introduksi teknologi informasiCoky Fauzi Alfi
 
Daftar jurnal terakreditasi_2011
Daftar jurnal terakreditasi_2011Daftar jurnal terakreditasi_2011
Daftar jurnal terakreditasi_2011Coky Fauzi Alfi
 

Mehr von Coky Fauzi Alfi (20)

Bagaimana Memahami Islamic Marketing?
Bagaimana Memahami Islamic Marketing?Bagaimana Memahami Islamic Marketing?
Bagaimana Memahami Islamic Marketing?
 
Ogd indonesia-final-for-publication
Ogd indonesia-final-for-publicationOgd indonesia-final-for-publication
Ogd indonesia-final-for-publication
 
Buku fakta-tembakau
Buku fakta-tembakauBuku fakta-tembakau
Buku fakta-tembakau
 
Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012
Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012
Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012
 
Uu 2008 14..
Uu 2008 14..Uu 2008 14..
Uu 2008 14..
 
M05 mengelola proses desain
M05 mengelola proses desainM05 mengelola proses desain
M05 mengelola proses desain
 
M03 mengelola strategi desain-key skills
M03 mengelola strategi desain-key skillsM03 mengelola strategi desain-key skills
M03 mengelola strategi desain-key skills
 
M04 mengelola strategi desain
M04 mengelola strategi desainM04 mengelola strategi desain
M04 mengelola strategi desain
 
M06 introduksi jaringan komputer
M06 introduksi jaringan komputerM06 introduksi jaringan komputer
M06 introduksi jaringan komputer
 
M02 introduksi manajemen desain
M02 introduksi manajemen desainM02 introduksi manajemen desain
M02 introduksi manajemen desain
 
M05 introduksi perangkat lunak
M05 introduksi perangkat lunakM05 introduksi perangkat lunak
M05 introduksi perangkat lunak
 
M04 introduksi perangkat keras
M04 introduksi perangkat kerasM04 introduksi perangkat keras
M04 introduksi perangkat keras
 
M01 introduksi teori manajemen
M01 introduksi teori manajemenM01 introduksi teori manajemen
M01 introduksi teori manajemen
 
M03 introduksi dikw
M03 introduksi dikwM03 introduksi dikw
M03 introduksi dikw
 
Silabus
SilabusSilabus
Silabus
 
M02 introduksi teknologi informasi
M02 introduksi teknologi informasiM02 introduksi teknologi informasi
M02 introduksi teknologi informasi
 
M02 introduksi teknologi informasi
M02 introduksi teknologi informasiM02 introduksi teknologi informasi
M02 introduksi teknologi informasi
 
Silabus
SilabusSilabus
Silabus
 
PNS Agen Perubahan
PNS Agen PerubahanPNS Agen Perubahan
PNS Agen Perubahan
 
Daftar jurnal terakreditasi_2011
Daftar jurnal terakreditasi_2011Daftar jurnal terakreditasi_2011
Daftar jurnal terakreditasi_2011
 

KIP2011

  • 1. Komisi Informasi Pusat Republik Indonesia LAPORAN TAHUNAN Komisi Informasi Pusat 2011 Annual Report Central Information Commission of Republic of Indonesia www.komisiinformasi.go.id 1
  • 2. SEKRETARIAT KOMISI INFORMASI PUSAT: Bambang Hardi Winata (Sekretaris/Kuasa Pengguna Anggaran) BAGIAN UMUM: M. Samuah (Kabag), Muryani (Subag TU & Perlengkapan), Heru Djati Nugroho (Subag Keuangan), Staff: Aris Sudjarwo, Maskundarjo, Abdul Rahman, Himawan, Arie Wijaya, Djoko Sarwono, Diah Purwitasari, Bagaria Tambunan, Aditya Indra A. BAGIAN PERENCANAAN: Daulat Siregar (Kabag/Pejabat Pembuat Komitmen), Aprial Sibarani (Subag Program), St. Hasmawati (Subag Evaluasi & Pelaporan), Staff: Sari Wulan, Abdulrachman F, Dustiawan, Agustianingsih, Catur (Bendahara), Deddy Gunawan (Staff Bendahara) BAGIAN ADMINISTRASI PENGADUAN DAN PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI: Hafida Riana (Kabag), Chairul Hasibuan (Subag Administrasi Pengaduan), Ramlan Ahmad (Subag Administrasi Penyelesaian Sengketa Informasi), Staff: Rizal, Aditya Indra, Indah Puji Rahayu, Isnaneni. TENAGA AHLI: Astrid Debora, Agus Wijayanto Nugroho, Ferdiansyah ASISTEN AHLI: Triana Nurchayati, 2 Aditya Nuriya, Ayu Arismawati, Tya Tirtasari, Leny Sulistiani, Agni Istighfar Paribrata, Syahrul, Sekar Anindajati (Sekretaris Ketua)
  • 3. 3
  • 4. Komisioner Komisi Commissioner of Central Informasi Pusat Information Commission KETUA CHAIRMAN Abdul Rahman Ma’mun. Pernah menjadi produser berita di Abdul Rahman Ma’mun. He has extent experience in ANTV, wartawan di Metro TV, redaktur pelaksana di Majalah media and journalism. He was working as news producer Panjimas. Meraih dua gelar S1, di Teknik Sipil Universitas on ANTV, journalist on Metro TV, and managing editor of Gadjah Mada (UGM) dan IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sejak Panjimas Magazine. He attained two bachelor degrees: in Civil kuliah, ia aktif di dunia pers mahasiswa, antara lain menjadi Engineering University of Gadjah Mada (UGM) and IAIN Sunan Pemimpin Umum Majalah Balairung UGM dan mendirikan Kalijaga Yogyakarta. Since he was in college, he had been active Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) di tahun 1993. in the student press, of which he assigned as General Manager Komisioner termuda yang ada di KI Pusat ini pernah mengikuti of Balairung Magazine UGM. He founded the Student Press workshop mediasi yang diselenggarakan oleh Management Association of Indonesia (PPMI) in 1993. Rahman attended System International (MSI) di kantor pusatnya, di Washington training in Mediation Workshop organized by Management DC, Amerika Serikat, pada 23 Desember 2011. Pada periode Systems International (MSI) at its headquarters in 2009–2011, ia menangani Bidang Edukasi, Sosialisasi dan Washington DC, USA on 23 December 2011. Rahman is the Advokasi (ESA). Melalui hasil pemilihan pergantian jabatan youngest commissioner in the Information Commission Center Ketua Komisi Informasi Pusat, Rabu 03 Agustus 2011, Rahman for 2009–2011 periods. He served in the Field of Education, terpilih menjadi ketua KI Pusat  untuk masa jabatan 2011–2013 Dissemination and Advocacy (ESA). He was appointed as sekaligus memegang tanggung jawab di bidang Subkomisi Chairman of Central Information Commission for the term of Informasi Pelayanan Dasar.   2011–2013, by election held on Wednesday, 3 August 2011. In addition, he is in charge as well for Information of Basic Services Sub-committee. WAKIL KETUA VICE CHAIRMAN Usman Abdhali Watik. Wakil Ketua Komisi Informasi Pusat Usman Abdhali Watik. He is Vice Chairman of Central (sekaligus Komisioner Bidang Penyelesaian Sengketa Informasi Information Commission and incumbent commissioner dan Komisioner Subkomisi Informasi Keuangan dan Anggaran). for Settlement of Information Disputes and Information Sebelumnya ia adalah dosen Komunikasi Politik di Universitas of Finance and Budget Sub-committe. Previously, he was Paramadina; dosen Metodologi Penelitian Komunikasi di a lecturer for the course of Political Communication at the Universitas Pelita Harapan dan Universitas Tarumanagara; University of Paramadina; lecturer of Communication Research thesis adjudicator di London School of Public Relations. Methods at the University of Pelita Harapan and Universitas Selama 8 bulan pernah mendampingi (sebagai staf ahli) para Tarumanagara; and thesis adjudicator at the London School “Senator” DPD RI dalam upayanya membuat RUU Pedesaan. of Public Relations. For eight months, he was assigned as Salah seorang tim kreatif acara TV (Indosiar) pendidikan specialist staff for senators of The Regional Representatives politik “Republik BBM” ini lulusan jurusan Administrasi Council (DPD) who were drafting Rural Bill. Moreover, he was Negara Universitas Hasanuddin dan menyelesaikan Program involved in politics-educational TV show “Republic BBM”, Master Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (Tesis: Strategi as creative staff (Indosiar). He graduated from Hasanuddin Kampanye pada Pemilihan Presiden). Ia pernah mengikuti University with major in Public Administration, and completed pelatihan internasional yang berlangsung di Washington DC, Master Program of Communication Studies in University Amerika Serikat, tentang Alternative Dispute Resolutions yang of Indonesia, with thesis: Campaign Strategy in Presidential diselenggarakan OGIS (Office of Government Information elections. He attended International Training in Washington Services). Peneliti media massa di The Indonesian Institute ini DC, USA on “Alternative Dispute Resolutions,” held by OGIS juga lulus sebagai penerima beasiswa Program Doktoral. (Office of Government Information Services). Watik is mass media researcher at the Indonesian Institute, wherehe received PhD. scholarship from the institution. ANGGOTA MEMBER Ahmad Alamsyah Saragih. Pendidikan terakhir Sarjana Ahmad Alamsyah Saragih. His educational background Ekonomi jurusan Ekonomi dan Studi Pembangunan di is Bachelor of Economics, majoring in Economics and Universitas Padjadjaran Bandung. Pernah bekerja seba­ Development Studies at the University of Padjadjaran gai  Local Governance Specialist pada Initiative for Local Bandung. He was working as a Specialist in Local Governance Gover­ an­ e Reform (ILGR), World Bank. Di Komisi Informasi n c Initiative for Local Governance Reform (ILGR), World Bank. Pusat, ia menjabat sebagai ketua untuk periode 2009–2011, In Central Information Commission he served as Chairman sekali­ us merupakan ketua pertama di lembaga ini. Kini, di g for working period 2009–2011, also noted as the first sisa dua tahun kepengurusan, ia diberikan tanggung jawab chairman of the institution. Nowadays, in the remaining two untuk menangani Bidang Kelem­ agaan sekaligus mengawal b years of his working period, he is given responsibility for Subkomisi Informasi Pertahanan dan Keamanan periode running Institutional Field, as well as Information Security 2011–2013.   and Defense Sub-committee for 2011–2013 period. 4
  • 5. ANGGOTA MEMBER Henny S. Widyaningsih. Sejak 1985 menjadi dosen di jurusan Henny S. Widyaningsih. She has been teaching since 1985, in the Komunikasi FISIP Universitas Indonesia (UI) dan 8 tahun Department of Communication, FISIP University of Indonesia (UI), menjadi kepala Humas dan Protokol UI. Ia juga aktif di berbagai and for eight years, she was assigned as Head of Public Relations and organisasi profesi kehumasan, seperti Bakohumas, Perhumas, Protocol UI. She is active in assorted public relations professional ISKI, Amic dan beberapa kali menjadi juri dalam penghargaan organizations, such as Bakohumas, Perhumas, ISKI, Amic, and Anugerah Media Humas yang diselenggarakan oleh Bakohumas several times was appointed as jury in media awards organized by dan Perhumas. Menjabat sebagai wakil ketua Komisi Informasi Perhumas and Bakohumas. She served as Vice Chairman of Central Pusat pada periode 2009–2011 dan membidangi Penyelesaian Information Commission for 2009–2011 period, and was in charge Sengketa Informasi (PSI). Saat ini, ia menjadi komisioner Bidang for Settlement of Information Disputes (PSI). Her current position Advokasi, Sosialisasi dan Edukasi (ASE) periode 2011–2013.    is commissioner for Education, Dissemination and Advocacy (ESA) for 2011–2013 period. ANGGOTA MEMBER Dono Prasetyo. Lulusan Fakultas Biologi Universitas Kristen Satya Dono Prasetyo. He graduated from the Faculty of Biology, Wacana, Salatiga (1990) dan sekarang sedang menempuh Studi University of Kristen Satya Wacana, Salatiga in 1990, and he is Pascasarjana (S2) Fakultas Manajemen Administrasi Publik di currently taking postgraduate studies in the Faculty of Management Universitas Nasional Jakarta. Sejak tahun 2003–2008, Dono bersama of Public Administration at the National University Jakarta. In 2003– aktivis Koalisi Kebebasan Memperoleh Informasi Publik berjuang dan 2008, Dono, along with activists of coalition for obtaining freedom mengawal proses pembentukan UU No. 14 Tahun 2008 Tentang of public information, overseeingand struggling for establishment Keterbukaan Informasi Publik yang pada rancangan awal dikenal process of Law No. 14 of 2008 on public information disclosure, dengan RUU Kebebasan Memperoleh Informasi Publik (RUU KMIP). which was known on its preliminary stage as Bill of Freedom of Ia juga pernah menjabat sebagai direktur Pengembangan Institusi Information (RUU KMIP). He served as Director of Institutional Institut Studi Arus Informasi (ISAI). Aktif memperjuangkan kebebasan Development at Institut Studi Arus Informasi (ISAI). He has been berekspresi termasuk di dalamnya adalah kebebasan media untuk actively struggling for freedom of expression, including freedom menulis. Mengikuti workshop mediasi yang diselenggarakan oleh for media to write. He attended Mediation Workshop organized by Management System International (MSI) di kantor pusatnya di the Management Systems International (MSI) at its headquarters Washington DC, Amerika Serikat, pada 23 Desember 2011. Pada in Washington DC, USA on 23 December 2011. For working period periode 2009–2011 kepengurusan di KI Pusat, Dono terpilih untuk of 2009–2011, Dono was chosen to carry out duties in the Field mengemban amanat di Bidang Edukasi, Sosialisasi dan Advokasi. of Education, Dissemination and Advocacy. As for his working Untuk kepengurusan selanjutnya (periode 2011–2013), Dono period of 2011–2013, Dono is responsible for the Settlement of mendapat tanggung jawab untuk membidangi Penyelesaian Information Disputes (PSI). Sengketa Informasi (PSI).  ANGGOTA MEMBER Ramly Amin Simbolon. Wartawan senior yang merupakan salah Ramly Amin Simbolon. He is senior journalist who is one satu kader terbaik dari Grup Pos Kota, Jakarta. Pengalamannya of best personnel of Pos Kota Group, Jakarta. His extensive yang panjang sebagai wartawan di DPR dan Istana Kepresidenan experience as a journalist in the House of Representative and the membawanya pada jabatan wakil pemimpin Redaksi Harian Presidential Palace took him to the post of Deputy Chief Editor Terbit. Menyelesaikan S2  Kriminologi  FISIP Universitas Indonesia of Harian Terbit. He finished his postgraduate study at FISIP (2009). Ramly—biasa orang-orang menyapanya—pada  periode Criminology, University of Indonesia in 2009. Ramly was elected 2009–2011 terpilih sebagai anggota Komisi Informasi Pusat dan to join Central Information Commission, and in 2009–2011 diberi tanggung jawab untuk membidangi Penyelesaian Sengketa working period, he was in charge for Settlement of Information Informasi. Kini pada periode 2011–2013, Ramly mendapat amanat Disputes Subcommittee. In the second half of his working period dalam Bidang Advokasi, Sosialisasi dan Edukasi (ASE). of 2011–2013, Ramly acquired mandate to work on the field of Education, Dissemination and Advocacy (ESA). ANGGOTA MEMBER Amirudin. Lulusan S1 Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Diponegoro Amirudin. He attained graduate degree of Communication (1992), Graduate Diploma Bidang Komunikasi Kebudayaan University Science, FISIP Diponegoro University in 1992; Graduate Diploma of Copenhagen Denmark (1996), S-2 Antropologi UI  (2002), Training of Communication Culture University of Copenhagen Denmark Mediasi di Negara Bagian Arizona, Universitas Arizona, Amerika in 1996; postgraduate degree in Anthropology from University of Serikat (2006). Sejak 1992 menjadi dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Indonesia in 2002. He attended Mediation Training at Arizona State, FISIP UNDIP, ketua KPID Jawa Tengah (2007–2009), kepala Badan Riset Arizona State University, USA in 2006. Since 1992, he has been dan Data Mapilu-PWI Pusat, anggota presidium Jaringan Jurnalis teaching in Department of Communication Science of FISIP Undip. untuk Transformasi, Edukasi, dan Demokrasi (J-TREND), sekretaris He was elected as Chairman of the Regional Branch of the National Moslem Intelectual Institute for Civil Society (MIICS).  Mengikuti Broadcasting Commission (KPID) Central Java for 2007–2009 period, workshop mediasi yang diselenggarakan oleh Management System Head of Research and Data Center Mapilu-PWI, Member of the International (MSI) di kantor pusatnya, di Washington DC, Amerika Presidium of the Network of Journalists for Transformation, Education Serikat, pada 23 Desember 2011. Dosen yang tengah menempuh and Democracy (J-TREND), and Secretary of Moeslem Intellectual S3 bidang Antropologi di Universitas Indonesia ini sebelumnya Institute for Civil Society (MIICS). He attended as well, the Mediation memegang Bidang Kelembagaan pada KI Pusat periode 2009– Workshop organized by the Management Systems International (MSI) 2011. Pada periode selanjutnya (2011–2013), Amirudin dipercayai at its headquarters in Washington DC, USA on 23 December 2011. memangku bidang yang sama. He is currently undergoing PhD program of Anthropology at the University of Indonesia. He was previously in charge for Institutional Field of Information Commission for period of 2009–2011. In second half period of 2011–2013,Amirudinis assigned at the same post. 5
  • 6. Komisi Informasi Provinsi KI Provinsi Lampung (Periode 2011–2015) Dilantik pada 3 Maret 2011 Ketua: Juniardi Alamat: Jl. Basuki Rahmat No. 29 Teluk Betung, Bandar Lampung KI Provinsi Sumatera Selatan (2011–2015) Telp./Fax. (0721) 470586 Dilantik pada 4 Agustus 2011 KI Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (2012-2016) Ketua: Sulasiman Alamat: Gedung Dinas Perhubungan, KI Provinsi Kalimantan Tengah (2011–2015) Dilantik pada 19 Juni 2012 Dilantik pada 7 Oktober 2011 Ketua: Afrizal Tjoetra, SPd. MSi Komunikasi dan Informatika, Jl. Kapt. A. Rifai No.51 Palembang, Sumatera Selatan Ketua: Satriadi Alamat: Jl. Sultan Alaydin Mahmud Syah No.14 Alamat: Kantor Dishubkominfo Kalteng. Seuramoe, Aceh. Fax. 0651–22221 Telp. (0711) 363125. Jl. S. Parman No.1, Palangkaraya, Kalteng. Telp. (0536) 3221090, 3221205. Fax. (0536) 3221674/3224547 KI Provinsi Kepulauan Riau (2010–2014) Dilantik pada 4 Agustus 2010 Ketua: Arifuddin Jalil Alamat: Jl. D.I Panjaitan No. 2 Km. 6 Tanjung Pinang, Telp. (0771) 4571167, Fax. (0771) 4511769 KI Provinsi Jawa Barat (2011–2015) Dilantik pada 29 April 2011 Ketua: Dan Satriana Alamat: Jl. Ehrlich No. 3 Bandung 40171 Telp./Fax. (022) 4237254 KI Provinsi Banten (2010–2015) KI Provinsi DKI Jakarta (2012–2016) Dilantik pada 24 Februari 2011 Dilantik pada 15 Maret 2012 Ketua: Yhannu Setyawan, SH, MH Ketua: Yulianto Widirahardjo Alamat: Gedung Prasada Sarana Karya KI Provinsi Jawa Tengah (2010–2014) Alamat: Jl. Syekh Nawawi Bantani Blok. F No. 1 Lantai 9, Jl. Suryopranoto No. 8, Jakarta Dilantik pada 3 Mei 2010 Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika KI Provinsi DI Yogyakarta (2011–2015) Telp./Fax. (021) 63857449 Ketua: Rahmulyo Adiwibowo Lt. II Kawasan Pusat Pemerintahan Dilantik pada 31 Oktober 2011 Alamat: Jl. Tri Lomba Juang No. 18 Semarang. Provinsi Banten (KP3B) Curug, Serang, Banten. Ketua: Roswati Telp./Fax. (024) 8411093 Telp. (0254) 267114 Alamat: Gedung Plaza Informasi Provinsi DIY. Jl. Brigjen Katamso, Yogyakarta 55152 6 Telp. (0274) 7129800 Fax. (0274) 485405
  • 7. KI Provinsi Sulawesi Selatan (2011–2015) KI Provinsi Kalimantan Timur (2012–2016) Dilantik pada 12 April 2011 Dilantik pada tanggal 30 Mei 2012 Ketua: Aswar Hasan, MSi Ketua: Jaidun, SH, MH Alamat: Kantor Dinas Perhubungan, Alamat: Jl. Basuki Rahmat No.41, Komunikasi dan Informatika Samarinda 75112. Jl. Perintis Kemerdekaan Km-15 Daya, Telp./Fax. (0541) 731963 Makassar, Sulawesi Selatan 90241 KI Provinsi Gorontalo (2010–2014) Telp./Fax. (0411) 513901 Dilantik pada 10 Desember 2010 Ketua: Amir Mahmud Alamat: Jl. Jamaludin Malik 41, Gorontalo Telp. (0435) 828626 KI Provinsi Sulawesi Utara (2012–2016) Dilantik pada tanggal 13 April 2012 Ketua: Drs. Boy Lalamentik Alamat: Jl. Martadinata No. 35 Telp./Fax. (0431) 863634 Manado 95127 KI Provinsi Bali (Periode 2012–2016) KI Provinsi Nusa Tenggara Barat(2011–2015) KI Provinsi Jawa Timur (2010–2014) Dilantik pada 4 Juni 2012 Dilantik pada 8 Februari 2012 Dilantik pada 14 Mei 2010 Ketua: Gede Santanu, SE, MM Ketua: Agus Marta Hariadi, SE Ketua: Djoko Tetuko A. Latif Alamat: Jl. Kapten Cok Agung Tresna No. 63, Alamat: Jalan Udayana No. 14 Lantai. 2 Alamat: Jl. Bandilan No.4 Waru–Sidoarjo Denpasar Nusa Tenggara Barat Telp./Fax. (031) 8546945 7
  • 8. Milestone Komisi Informasi Pusat 30 April 2008 UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan 1–3 Okt. 2010 Ketua KI Pusat, A. Alamsyah Saragih, Informasi Publik (UU KIP) disahkan oleh menyampaikan presentasi mengenai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Jaminan Hak atas Informasi” pada The 4th Connecting Civil Societies of Asia and Europe Conference, an official side event of Asia-Europe Meeting (ASEM8) di 12 Mei 2009 Brussel, Belgia. Rapat Paripurna DPR RI menetapkan 7 Komisioner Komisi Informasi Pusat (KI Pusat) hasil uji kelayakan dan kepatutan di Komisi I DPR RI, yakni Abdul Rahman Ma’mun, Amirudin, Ramly Amin Simbolon, Henny S. Widyaningsih, 28 Sept. 2010 Ahmad Alamsyah Saragih, Dono Hari Hak untuk Tahu se-Dunia Prasetyo, dan Usman Abdhali Watik. (International Right to Know Day) diperingati KI Pusat bersama Badan Publik dan masyarakat pemohon informasi. 2 Juni 2009 Presiden menandatangani Keputusan Presiden No. 48/P Tahun 2009 tentang pengangkatan 7 Komisioner KI Pusat periode 2009–2013. 20 Agustus 2010 KI Pusat menetapkan Peraturan Komisi Informasi Nomor 2 Tahun 2010 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa 16 Juli 2009 Informasi Publik (Perki PSI). Pengukuhan dan pengucapan sumpah jabatan Komisioner Komisi Informasi Pusat (KI Pusat) periode 2009–2013. 26 Juli 2010 KI Pusat bertemu Ketua Mahkamah 28 Agustus 2009 Agung, Harifin A Tumpa, membahas KI Pusat menetapkan Kode Etik penyelesaian sengketa informasi di Komisi Informasi. tingkat pengadilan dan kasasi MA. 6 Maret 2010 KI Pusat bertemu Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfudz MD membahas 14 Juli 2010 kerjasama penyelenggaraan persidangan Penandatangan MoU antara KI sengketa informasi dengan video Pusat dengan Badan Pengawas conference di Gedung MK. Pemilu (Bawaslu). 7 April 2010 KI Pusat menetapkan Tata Tertib Komisi Informasi Pusat. 30 April 2010 KI Pusat menetapkan Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik (Perki SLIP) dan diundangkan 7 Juni 2010. 30 April 2010 KI Pusat bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membahas kesiapan pemberlakuan UU KIP mulai 1 Mei 2010. 8
  • 9. 8 April 2012 7 Oktober 2010 KI Pusat menyampaikan Putusan ajudikasi sengketa informasi pertama KI Laporan Tahunan 2011 Pusat antara Lembaga Penelitian dan Aplikasi Wacana kepada DPR RI. (LPAW) Blora melawan PT. Blora Patragas Hulu (BUMD Pemkab Blora), bahwa dokumen Surat Perjanjian 20–31 Des 2011 Kerjasama antara PT. BPH dengan pihak ketiga adalah Benchmarking ke Amerika Serikat informasi terbuka yang bisa diakses publik. sebagai rintisan kerjasama antara Komisi Informasi Pusat dengan Management System International (MSI). 30 Oktober 2010 Komisioner KI Pusat berkunjung 19–23 Des. 2011 Kantor Pemerintah Amerika Serikat Benchmarking ke Nepal. Delegasi KI Urusan Informasi Publik (OGIS) di Pusat melakukan kajian perbandingan Washington DC, Amerika Serikat. antara Nepal Right to Information Act dengan UU KIP. 15 Nov. 2010 Putusan ajudikasi KI Pusat antara ICW 29 Nov. 2011 dengan 5 SMPN di Jakarta dan Dinas Terbitnya Peraturan Mahkamah Agung Pendidikan DKI Jakarta, bahwa SPJ Dana (Perma) Nomor 2 tahun 2011 tentang Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Tata Cara Penyelesaian Sengketa Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) Informasi Publik di Pengadilan. merupakan informasi terbuka yang bisa diakses publik. 17 Des. 2010 29 Sept. 2011 Komisioner KI Pusat melakukan Pengumuman rating dan pemberian pertemuan dengan Presiden dan penghargaan kepada Badan Publik dalam Sekjen Komisi Informasi Prancis menjalankan ketentuan UU KIP sebagai (CADA) di Paris. bagian dari rangkaian acara peringatan Right to Know Day. 20 Des. 2010 Komisioner KI Pusat melakukan pertemuan dengan Komisi Informasi 28 Sept. 2011 Scotlandia (Scotish Peringatan Right to Know Information Commission) di Day (Hari Hak untuk Tahu) St. Andrew, Scotland. se-Dunia. 31 Des. 2010 KI Pusat telah telah menerima 8 Agustus 2011 122 keberatan kepada Badan Serah terima jabatan pimpinan Komisi Infor­ Publik dan 82 kasus berlanjut masi Pusat dari Ahmad Alamsyah Saragih ke tahap pengajuan sengketa dan Henny S. Widyaningsih (Ketua dan Wakil informasi sejak pemberlakuan Ketua Periode 2009–2011) kepada Abdul UU KIP 1 Mei 2010. Rahman Ma’mun dan Usman Abdhali Watik (Ketua dan Wakil Ketua Periode 2011–2013) 24 Januari 2011 30 April 2011 KI Pusat menyampaikan Laporan Konferensi pers peringatan 1 tahun Tahunan 2010 kepada DPR RI. pemberlakuan UU KIP. 9
  • 10. Daftar Isi Table of Contents Pengantar —11 Overview—11 1. Pendahuluan—13 1. Introduction—13 2. Indikator Kinerja Komisi Informasi Pusat—15 2. Central Information Commission’s Performance n Indikator Output-1: Presentase Badan Publik yang Indicators—15 melak­ anakan ketentuan Keterbukaan Informasi s n Output Indicator-1: Percentage of public agencies Publik .............................................................................................15 to implement provisions of public disclosure.................... 15 n Indikator Output-2: Presentase Sengketa Informasi n Output Indicator-2: Percentage of Public Information Publik Yang Terselesaikan ...................................................... 17 Disputes Resolved....................................................................... 17 n Indikator Output-3: Jumlah Kegiatan Komisi n Output Indicator-3: Number of Conducted Activities Informasi Pusat Yang Terlaksana ......................................... 17 by The Central Information Commission........................... 17 3. Bidang Kelembagaan—19 3. Institutional Unit—19 1. Kerjasama dengan Lembaga Lain........................................ 19 1. MoU with Other Institutions.................................................. 19 2. Bimbingan Teknis Badan Publik untuk Penerapan 2. Public Agency Technical Guidance for Implementing SLIP.................................................................................................. 20 SLIP.................................................................................................. 20 3. Mendorong pembentukan KI Provinsi............................... 20 3. Encouraging the Establishment of Provincial 4. Rapat Koordinasi Nasional Komisi Informasi 2011....... 21 Information Commission........................................................ 20 5. Monitoring dan Evaluasi Badan Publik 4. National Coordinating Meeting of Information Dalam Pelaksanaan UU KIP.................................................... 21 Commission 2011...................................................................... 21 6. Benchmark Keterbukaan Informasi Publik di Luar 5. Public Agencies Monitoring and Evaluation as Negeri............................................................................................. 24 implementation of KIP Act..................................................... 21 6. Benchmark on Transparency of Public Information Abroad............................................................................................ 24 4. Bidang Penyelesaian Sengketa Informasi—26 4. Public Information Dispute Settlement Division—26 4.1. Penanganan Sengketa Informasi Publik Sesuai UU 4.1. Settlement of Public Information Dispute based on No. 14 tahun 2008..................................................................... 26 Act No.14/2008........................................................................... 26 4.2. Pelatihan Mediasi ...................................................................... 29 4.2. Mediation Training ................................................................... 29 4.3. Diskusi Ahli dalam Rangka Proses Penyelesaian 4.3. Expert Discussion on Process of Dispute Settlement .29 Sengketa........................................................................................ 29 4.4. Facilitate Establishment of Network of Legal Aid ......... 30 4.4. Memfasilitasi Pembentukan Jaringan Kerja Bantuan Hukum............................................................................................ 30 5. Bidang Advokasi, Sosialisasi dan Edukasi—31 5. Advocacy, Socialization and Education Division—31 5.1 Memfasilitasi Pembentukan Jaringan Kerja Komunitas 5.1 Facilitate Establishment of Network of Public Peduli Informasi Publik............................................................ 31 Information Disclosure Support Community.................. 31 5.2 Diskusi Publik Reguler.............................................................. 32 5.2 Regular Public Discussion....................................................... 32 5.3 Pengelolaan Website................................................................ 32 5.3 Website Maintenance............................................................... 32 5.4 Penerbitan News Letter........................................................... 32 5.4 Publication of News Letter .................................................... 32 5.5 Pembuatan CD Audio Visual................................................. 33 5.5 Production of Audio Visual CD............................................. 33 5.6 Advertorial.................................................................................... 33 5.6 Advertorial.................................................................................... 33 5.7 Iklan Layanan Masyarakat Tentang Keterbukaan 5.7 Public Service Ad on Public Information Disclosure .........33 Informasi Publik.......................................................................... 33 5.8 Interactive Dialogue ................................................................. 34 5.8 Dialog Interaktif.......................................................................... 34 6. Dukungan Administrasi Kesekretariatan 35 — 6. Administrative Support—35 6.1 Struktur Organisasi Sekretariat Komisi Informasi 6.1 Organizational Structure of Secretariat of Central Pusat............................................................................................... 35 Information Commission ....................................................... 35 6.2 Keuangan Komisi Informasi Pusat T.A 2011.................... 36 6.2 Finance of Central Information Commission Fiscal 6.3 Rencana Kerja Komisi Informasi Pusat 2012.................... 38 Year 2011 ...................................................................................... 36 6.3 Work Plan of Central Information Commission in 2012 .......................................................................................... 38 10
  • 11. Pengantar Overview Sebuah riset, yang dilakukan Center for Law and Democracy A research conducted by the Center for Law and Democracy (CLD) Canada di akhir tahun 2011, menempatkan Indonesia (CLD) Canada at the end of 2011, put Indonesia as the highest sebagai negara dengan nilai tertinggi di Asia Tenggara (120 scored country in Southeast Asia (120 points) on transparency poin) dalam aspek regulasi transparansi yang mengatur hak atas of regulation with respect of the right to information (right to informasi (right to know). Selain itu, Indonesia juga masuk dalam know). Furthermore, Indonesia is listed in the top 20 of more 20 besar dari lebih dari 120 negara di dunia yang menerapkan than 120 countries around the world to administer freedom of Undang-undang Kebebasan Informasi (Freedom of Information information legislation (Freedom of Information Act). Indonesia Act). Hal itu, tentu, karena Indonesia memiliki Undang-undang admitted Act no. 14/ 2008 on Public Information Disclosure Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) which was initiated and passed by the House of (UU KIP), yang merupakan inisiatif DPR, yang disahkan pada 30 Representative on 30 April 2008, and put into practice since 30 April 2008 dan diberlakukan sejak 30 April 2010. April 2010. UU KIP merupakan regulasi yang strategis guna mewujudkan Public Information Disclosure Act (KIP Act) is a strategic proses demokratisasi dalam kerangka menuju kesejahteraan regulation to support democracy process in order to achieve rakyat. Keterbukaan informasi publik merupakan salah satu common welfare. Public information disclosure is one of ciri dari kehidupan negara demokratis. Keterbukaan informasi distinguished traits of democratic country. Disclosure of memiliki makna yang luas bagi kehidupan bernegara dan public information has a significant designation for a nation, berbangsa, karena semua pengelolaan badan-badan publik, as all management of public service institutions must be held dalam proses penyelenggaraan negara dan pemerintahan, accountable to the public. wajib dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Semua Badan Publik, menurut UU KIP, berkewajiban menyam­ According to KIP Act, all of public institutions are obliged to paikan informasi publik secara terbuka kepada masya­ rakat. disclose their materials to the public. However, the Act also Namun demikian, dalam UU ini diatur pula informasi yang exempts certain information from public access as set forth dikecualikan, di mana informasi tersebut tidak dapat diberikan/ in article 17 of this Act, unless the Information Commission diakses oleh publik (pemohon) sebagaimana diatur dalam pasal decided otherwise. 17 UU ini, kecuali atas putusan Komisi Informasi. UU juga mengamanatkan pendirian Komisi Informasi sebagai Moreover, the KIP Act mandates the arrangement of the lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan UU dan peraturan Information Commission as an independent agency to pelaksanaannya; menetapkan petunjuk teknis standar layanan administer and implement the Act; setup technical guidelines informasi publik; dan menyelesaikan sengketa informasi publik for public information standard service, and resolve disputes melalui mediasi dan/atau ajudikasi nonlitigasi. on public information through mediation and/or adjudication of litigation. Komisi Informasi Pusat periode pertama (2009–2013), yang The Central Information Commission on its initial working period beranggotakan 7 (tujuh) komisioner, dibentuk berdasarkan of 2009–2013, consists of seven commissioners, constituted under Keppres No. 48/P Tahun 2009 setelah melalui uji kepatutan Presidential Decree No. 48 / 2009, inaugurated after passing fit and dan kelayakan oleh Komisi 1 DPR RI. Dari ketujuh anggota proper test by the House of Representatives. Of those seven, two of Komisi Informasi, 2 (dua) orang di antaranya mewakili unsur them representing the government, namely Amirudin and Henny pemerintah, yakni Amirudin dan Henny S. Widyaningsih, dan S. Widyaningsih, while five other representing public communities, 5 (lima) orang lainnya mewakili unsur masyarakat, yakni Abdul namely Abdul Rahman Ma’mun, Ahmad Alamsyah Saragih, Dono Rahman Ma’mun, Ahmad Alamsyah Saragih, Dono Presetyo, Presetyo, Ramly Amin Simbolon, and Usman Abdhali Watik. Ramly Amin Simbolon, dan Usman Abdhali Watik. Berdasarkan aturan internal Komisi Informasi Pusat, Ketua dan Based on the internal rule of Central Information Commission, Wakil Ketua dipilih setiap 2 tahun sekali. Oleh karena itu di the Chairman and Vice Chairman are elected every two years. pertengahan tahun 2011 dilakukan pergantian Ketua dan Wakil Therefore, in medio of 2011, Abdul Rahman Ma’mun replaced Ketua. Abdul Rahman Ma’mun menggantikan Ahmad Alamsyah Ahmad Alamsyah Saragih as Chairman, and Usman Abdhali Watik Saragih selaku Ketua, dan Usman Abdhali Watik menggantikan took Henny S. Widyaningsih’s post as Vice Chairman. Henny S. Widyaningsih. 11
  • 12. Di tahun 2011 atau tahun kedua pemberlakuan UU KIP, Komisi In 2011, the second year of rendering the KIP Act, the Central Informasi Pusat telah melakukan program kerja yang mengacu Information Commission has arranged a working program with kepada Rencana Strategis 2010–2013, yaitu tahap Penguatan. reference to the Strategic Plan 2010–2013, namely Strengthening Kinerja Komisi Informasi Pusat 2011 pada tahap penguatan Phase. Central Information Commission’s 2011 performance at kelembagaan inilah yang dituangkan dalam Laporan Tahunan this stage of institutional strengthening is, thenceforth, outlined Komisi Informasi Pusat Tahun Anggaran 2011 ini. on our Annual Report. Ketua Komisi Informasi Pusat Chairman of the Central Information Commission Abdul Rahman Ma’mun 12
  • 13. 1. Pendahuluan 1. Introduction Komisi Informasi adalah lembaga mandiri yang berfungsi Information Commission is an independent agency to exercise menjalankan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik Act of Freedom of Information and its derivative regulations, dan peraturan pelaksanaannya, menetapkan petunjuk teknis stipulate technical guidelines for public information service standar layanan informasi publik dan menyelesaikan sengketa standards and resolve disputes on public information through informasi publik melalui mediasi dan/atau ajudikasi non-litigasi. mediation and/or adjudication of non-litigation. Sesuai Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan In accord to Act No. 14/ 2008 on Public Information, Central Informasi Publik, Komisi Informasi Pusat dibentuk dengan Information Commission was established with 4-year tenure. masa kerja 4 tahun. Dalam dokumen Rencana Strategis Komisi Central Information Commission’s Strategic Plan 2010–2013 Informasi Pusat 2010–2013, dirancang tahapan perkembangan setup its developmental phase and working composition as dan komposisi program kerja sebagai berikut: follows: Sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Komisi Infor­ Central Information Commission’s working program is designed masi Pusat untuk 2010–2013, secara gradual program kerja KI to gradually meet the 4-phase of institution development, Pusat dilaksanakan untuk memenuhi 4 tahapan perkembangan which are Development Phase in the first year, Strengthening dalam membangun kelembagaan KI Pusat, yakni: Tahap Phase in the second year, Consolidation Phase in the third year, Pengembangan di tahun pertama, Tahap Penguatan di tahun and Service Phase for the fourth year. kedua, Tahap Pemantapan di tahun ketiga, dan Tahap Pelayanan di tahun keempat. Tahapan Pengembangan Komisi Informasi Pusat 2010–2013 2010 2013 Pelayanan Monitoring & Evaluasi 5% 10% 20% 20% Jaringan 20% 10% 30% Regulasi 10% 50% 30% 10% 35% 10% 20% Organisasi 10% 50% 40% 10% 10% Pengembangan Penguatan Pemantapan Pelayanan 2010 2011 2012 2013 Di setiap tahapannya, program kerja KI dikemas dalam 5 do­ Each stage consists of five domain, in which each domain is main, di mana di setiap domain diberikan bobot proporsi weighted proportionally based on the targets of each phase. yang berbeda-beda sesuai kebutuhan pemenuhan target di These five domains are: service, monitoring and evaluation, setiap tahap pengembangannya. Kelima domain itu meliputi: network, regulation, and organization. pelayanan (service), monitoring dan evaluasi (monitoring and evaluation), jaringan kerja (network), regulasi (regulation), dan organisasi (organization). Di tahun pertama (2010)—tahap pengembangan organisasi, In the first year (2010)—organizational development program kerja KI diberikan bobot proporsi: organisasi sebesar phase, Central Information Commission’s working programs 50%, regulasi sebesar 30%, jaringan kerja sebesar 10%, dan are weighted: 50% for organization, 30% for regulation, 10% pelayanan sebesar 10%. Di tahun pertama ini, program for network, and 10% service. In this first year, monitoring monitoring dan evaluasi belum dilaksanakan mengingat masih and evaluation domain was not carried out yet because the di tahap set-up organisasi di tahun pertama. organization was still in it’s initial stage. Di tahun kedua (2011)—tahap penguatan kelembagaan, In the second year (2011)—institutional strengthening proporsi program digeser ke fokus penguatan, sehingga phase, program’s focus was shifted to reinforcement. Therefore, komposisi program bergeser seperti berikut: Untuk program domains are weighted as follows: organizational program was 13
  • 14. organisasi dari yang semula proporsinya 50% diturunkan reduced from 50% to 30%, regulatory program was reduced as menjadi 30%, program regulasi dinaikkan dari yang semula 30% well, from 30% to 35%, service program was raised from 10% to menjadi 35%, program pelayanan dinaikkan dari yang semula 20%, and monitoring and evaluation program was implemented 10% menjadi 20%, dan program monitoring dan evaluasi in this second year with the proportion of 5%. Network domain sudah mulai dilaksanakan di tahun kedua ini dengan proporsi kept its share of 10%, given its importance for both development sebesar 5%. Khusus untuk program jaringan proporsinya tetap, and strengthening phases. yaitu 10%, mengingat jaringan kerja sama-sama penting untuk pengembangan maupun penguatan organisasi. Di tahun ketiga (2012)—tahap pemantapan, beda lagi, In the third year (2012)—consolidation phase, the weight of proporsi programnya bergeser pula mengikuti arah dan each domain is different as well. Program’s proportion is designed orientasi pengembangan lembaga. Fokus program di tahun ini to follow the latter orientation of the developing agency. Focus adalah pemantapan sehingga program-program pun diarahkan of this year’s program is directed towards consolidation. Hence untuk kepentingan itu. Karenanya proporsi program kembali the proportion is re shifted to: organizational development digeser: program pengembangan organisasi turun menjadi program down 15% from the previous 30%, regulatory program 15% dari yang sebelumnya 30%, program regulasi diturunkan reduced from 35% to 20%, network program remained at 10%, menjadi 20% dari yang semula 35%, program jaringan kerja program service increased to 35% from previously 20%, and tetap 10%, program pelayanan dinaikkan menjadi 35% dari monitoring and evaluation program is increased to 5%. yang sebelumnya 20%, dan program monitoring dan evaluasi dinaikkan dari yang sebelumnya hanya 5% menjadi 20%. Di tahun keempat (2013)—tahap pelayanan, tahun di mana In the fourth year (2013)—stage of service, the final year of KI Pusat di periode pertama berakhir. Fokus program kembali first batch of the Central Information Commission. The focus diarahkan untuk benar-benar fokus pada penguatan fungsi of the program rerouted to service. Number of programs, pelayanan. Karenanya sejumlah program yang diturunkan consequently, are lowered to adjust the service functions. di tahun ini pun proporsinya digeser menyesuaikan dengan Organizational program is set to 10%, regulation takes 10% of kebutuhan penguatan fungsi pelayanan. Komposisi program program, 10% for network, 50% for service, whereas monitoring ditetapkan, antara lain: pengembangan organisasi sebesar 10%, and evaluation sets to 20%. regulasi sebesar 10%, jaringan kerja sebesar 10%, dan pelayanan sebesar 50%, serta monitoring dan evaluasi sebesar 20%. Pada tahun 2011 fokus bergeser pada pelayanan (penyelesaian In 2011, the focus of the agency is weighted to service (resolving sengketa dan konsultasi bagi badan publik) dan penyusunan disputes and providing consultation for public agencies) and regulasi-regulasi pendukung untuk memperkuat fungsi drafting supporting regulations to strengthen these service pelayanan Komisi informasi Pusat berdasarkan perkembangan functions. In order to implement our work plans, the Central kebutuhan. Untuk menjalankan berbagai rencana kerja tersebut, Information Commission commissioners are distributed to three Komisi Informasi Pusat mendistribusikannya ke dalam tiga areas, namely: (i) Field of Dispute Resolution; (ii) Institutional bidang kerja, yakni: (i) Bidang Penyelesaian Sengketa; (ii) Bidang Sector; (iii) Sector Advocacy, Dissemination and Education. Kelembagaan; (iii) Bidang Advokasi, Sosialisasi dan Edukasi. Untuk mendukung kerja ketiga Bidang tersebut telah dibentuk To support these three divisions, a secretariat was established sekretariat yang merupakan satuan kerja di kementerian as a working unit in the Ministry of Communications and Kominfo. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris dan Information. This secretariat is led by a secretary in charge of membawahi tiga bagian: (i) Bagian Administrasi Penyelesaian three sub-units: (i) Administration of Dispute Resolution; (ii) Sengketa, (ii) Bagian Perencanaan dan Program, (iii) Bagian Planning and Programs; (iii) General Section. Umum. Laporan Tahunan Komisi Informasi Pusat Tahun 2011 ini Central Information Commission’s annual report of 2011 memuat kinerja Komisi Informasi Pusat tahun anggaran 2011, concludes our performance related to 2011 budget, perkembangan pelaksanaan kegiatan selama periode 2011 development of activities in 2011 in our respective field of work, berdasarkan masing-masing Bidang Kerja, Realisasi Anggaran Actual 2011 Budget, Work Plan and Activities Budget of 2012. 2011, dan Rencana Kerja dan Anggaran Kegiatan tahun 2012. 14
  • 15. 2. Indikator Kinerja Komisi 2. Central Information Informasi Pusat Commission’s Performance Indicators Komisi Informasi adalah lembaga mandiri yang berfungsi Information Commission is an independent agency to exercise menjalankan Undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya, Act of Freedom of Information and its implementing regulations, menetapkan petunjuk teknis standar layanan informasi publik stipulate technical guidelines for public information service dan menyelesaikan sengketa informasi publik melalui mediasi standards and resolve disputes on public information through dan/atau ajudikasi non-litigasi. regulatory and/ or adjudication of non-litigation. Pada saat pembentukan, berdasarkan RPJMN dan Renstra Ke­ At the time of formation, RPJMN and Strategic Plan of Ministry men­ erian Kominfo, ditetapkan tiga indikator kinerja dalam pe­ t of Communications stipulated three performance indicators to lak­anaan tugas dan fungsi Komisi Informasi. Ketiga indikator s gauge performance and functions of this commission. These utama tersebut adalah: (i) persentase Badan Publik yang melak­ three main indicators are: (i) percentage of public agencies sanakan ketentuan KIP; (ii) persentase penyelesaian sengketa to implement KIP provisions, (ii) percentage of settled public informasi publik, dan (iii) persentase pelaksanaan kegiatan information disputes, and (iii) percentage of activities conducted Komisi Informasi Pusat. by Central Information Commission. n Indikator Output-1: Presentase Badan Publik yang n Output Indicator-1: Percentage of public agencies to melak­ anakan ketentuan Keterbukaan Informasi Publik s implement provisions of public disclosure Berdasarkan UU KIP, paling tidak ada tujuh ketentuan yang harus Based on KIP Act, there are at least seven provisions that must dijalankan oleh Badan Publik. Dari tujuh ketentuan tersebut be exercised by public agencies. Of those seven provisions, dapat disusun beberapa variabel kunci pelaksanaan UU KIP several key variables are derived to measure public agencies oleh Badan Publik. Variabel tersebut adalah: (i) Pembentukan compliance on KIP Act. Those variables are: (i) Installment of Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID); (ii) Management Officer for Information and Documentation Pengklasifikasian dan penyediaan informasi oleh Badan Publik; (PPID); (ii) Classification and provision of information by public (iii) Penyusunan SOP layanan informasi. agency; (iii) Arrangement of SOP for information services. Komisi Informasi Pusat memiliki kompetensi untuk menyele­ aikan s Central Information Commission is authorized to settle public Sengketa Informasi Publik di Badan Publik tingkat Pusat. Hingga information disputes at the public agency on the national level. saat ini, Komisi Informasi baru memonitor dua variabel utama Until now, Information Commission has set two main variables untuk melihat tingkat kepatuhan Badan Publik tingkat Pusat, yakni: to measure level of compliance of public agency on national pertama, pembentukan PPID di tingkat Kementerian dan Lembaga. level, which are: firstly, the establishment of PPID in ministries Kedua, pelaksanaan kewajiban mempublikasikan informasi secara and institutions of equal level. Secondly, the compliance of berkala sebagaimana diatur pasal 9 UU KIP. public agency to publish information on a regular basis as stipulated in article 9 of UU KIP. Adapun ketentuan untuk mendokumentasikan informasi yang As for provisions for archiving information that must be wajib tersedia setiap saat, sebagaimana diatur pasal 11 UU available at any time, as acknowledge in Article 11 of UU KIP, KIP, dan penyusunan SOP layanan informasi belum merupakan and arrangement of SOP for information service, both are not variabel yang dipantau pada tahun 2011. Pemantauan atas monitored in 2011. These variables will be monitored in 2012, in variabel ini akan dilakukan mulai tahun 2012, guna melihat accord to implementation progress on the national level. perkembangan pelaksanaan di Badan Publik tingkat Pusat. Baru 29% Badan Publik tingkat Pusat yang membentuk PPID. On average, merely 29% of public agencies at national Pemantauan dilakukan terhadap 34 Kementerian dan 129 Lem­ level formed PPID. This monitoring was conducted over baga di tingkat Pusat. Fokus sosialisasi dan tingginya permin­ 34 ministries and 129 institutions. 71.0% of ministerial public taan informasi kepada Kementerian menyebabkan Badan Publik agencies formed PPID due to high demand of information, Kementerian mencapai porsi pembentukan PPID 71.0%, sedangkan followed by intense socialization by KIP. Whereas, only 22.5% Badan Publik Lembaga Non Kementerian hanya mencapai 22.5 of non-ministerial public agencies conducted similar measure. %. Dengan demikian, secara keseluruhan baru 29% Badan Publik Thus, the overall outcome is 29%. tingkat Pusat yang telah membentuk PPID. 15
  • 16. Tahapan Pengembangan Komisi Informasi Pusat 2010–2013 Ada 9 Kementerian dan Lembaga yang mencapai skor di There are nine ministries and institutions scored above 50% atas 50% untuk penyediaan informasi berkala. Komisi In­ for its provision of regular information. Central Information for­­ masi Pusat melakukan monitoring terhadap pelaksanaan Commission observed implementation of Article 9 of KIP Act pasal 9 UU KIP, tentang penyediaan informasi berkala, pada 28 on provision of regular information on 28 September 2011. September 2011. Hasil monitoring menunjukkan bahwa ham­ The result indicated that most institutions did not update their pir sebagian besar kementerian lembaga belum melakukan websites content periodically as instructed by the KIP Act and penye­uaian isi (content) situs mereka berdasarkan jenis-jenis s Information Commission Regulation No. 1/2010 on Public infor­ asi berkala yang telah diatur oleh Undang-undang KIP m Information Services Standards. The highest rate achieved by dan Peraturan Komisi Informasi No. 1 tahun 2010 tentang the Ministry of Communications (68.0). Standar Layanan Informasi Publik. Angka tertinggi dicapai oleh Kementerian Kominfo (68.0). Tabel–2.1 Laporan Pelayanan Informasi Publik di Badan Publik Jumlah Informasi Publik Badan Publik Permintaan Diberikan Tidak Diberikan Dalam Proses Kementerian Kominfo 723 684 10 42 Kementerian Kesehatan 925 923 1 1 Kementerian keuangan 70 60 10 0 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 906 Tidak dilaporkan Tidak dilaporkan - Badan Pemeriksa Keuangan dan 299 106 87 - Pembangunan (BPKP) Sumber: Laporan Tahunan Layanan Informasi di Badan Publik Jumlah sengketa informasi relatif kecil dibandingkan The number of disputes on information disclosure is jumlah permintaan. Dalam laporan beberapa kementerian relatively small compared to the amount of request for dan lembaga yang memiliki peringkat tinggi, hanya sebagian information. High ranked ministries and agencies reported, kecil jumlah informasi yang ditolak dan diadukan untuk only small amount of request is rejected and reported to mendapatkan penyelesaian sengketa ke Komisi Informasi. Information Commission for further settlement. There was no Belum dilakukan pemantauan lebih mendalam, apakah comprehensive research whether the low number is due to: rendahnya aduan tersebut disebabkan oleh karena: (i) pemohon (i) requests were rejected; (ii) applicants did not understand informasi menerima penolakan; (ii) tidak memahami prosedur procedures for settling disputes through the Information penyelesaian sengketa melalui Komisi Informasi; (iii) mengetahui Commission; (iii) applicants recognized the procedures, but prosedur pengaduan, tapi enggan mengadukan penolakan. were reluctant to file complains. In fiscal year 2012, monitoring Pada tahun anggaran 2012 akan dilakukan monitoring dan and evaluation measures will be conducted concerning this evaluasi terhadap kondisi ini. matter. 16
  • 17. Hanya 7 Pemerintah Provinsi yang mencapai skor di atas Only seven Provincial Government scored above 50% for 50% untuk kategori penyediaan informasi berkala dan providing regular information and establishing of the pembentukan Komisi Informasi Provinsi. Komisi Informasi Provincial Information Commission. Central Information Pusat melakukan monitoring terhadap pelaksanaan pasal 9 UU Commission observed implementation of Article 9 of KIP Act KIP, tentang penyediaan informasi berkala, pada 33 provinsi. for provision of regular information on 33 provinces. The results Hasil monitoring per 31 Oktober 2011 menunjukkan bahwa of monitoring by 31 October 2011, showed that most of the hampir sebagian besar pemerintah provinsi belum melakukan provincial governments did not adjust their website contents Mediasi sengketa informasi. Termohon Walikota Jakarta Timur KIP gelar sidang ajudikasi sengketa informasi pertanahan antara Pemohon Agus memberi informasi kepada Pemohon warga Jakarta Suseno Jember dengan Termohon BPN Provinsi Jatim yang berlangsung di Surabaya, Kamis (29/3/2012). penyesuaian isi (content) situs mereka berdasarkan jenis-jenis informasi berkala yang telah diatur oleh Undang-undang KIP and provide periodical information as requested by KIP Act and dan Peraturan Komisi Informasi No. 1 tahun 2010 tentang Commission Regulation KIP No. 1/2010 on Public Information Standar Layanan Informasi Publik. Untuk pembentukan Komisi Service Standards. As for Information Commission, only 12 Informasi, baru mencapai angka 12 Provinsi. Angka tertinggi provinces have established such body on their respective area. untuk skor kepatuhan dicapai oleh Pemerintah Provinsi Jawa The Provincial Government of East Java reached the highest Timur (65.6). score for compliance (65.6). n Indikator Output-2: Presentase Sengketa Informasi n Output Indicator-2: Percentage of Public Information Publik Yang Terselesaikan Disputes Resolved Ada 48% sengketa yang telah diselesaikan. Dari total 495 Approximately 48% of disputes have been resolved. Of total permohonan penyelesaian sengketa yang masuk ke Komisi 495 requests for dispute settlement until December 2011, a Informasi Pusat hingga Desember 2011, sebanyak 237 sudah number of 237 was successfully resolved by Central Information berhasil diselesaikan oleh Komisi Informasi Pusat, baik melalui Commission, either through mediation, adjudication, with­ mediasi, ajudikasi, penarikan permohonan penyelesaian seng­ drawal or termination, or through Preliminary Examination ke­ informasi publik maupun penghentian melalui tahap ta Council (MPP). Overall, number of disputes resolved by Central Majelis Pemeriksaan Pendahuluan (MPP). Secara keseluruhan Information Commission is still below 50%. jumlah sengketa yang berhasil diselesaikan Komisi Informasi Pusat masih di bawah 50%. Tabel–2.1 Status Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Jumlah Status 2010 2011 Total Proses Majelis Pemeriksaan Pendahuluan 106 106 Mediasi berjalan 12 108 120 Ajudikasi berjalan 13 19 32 Ditolak/dicabut 13 139 152 Mediasi Selesai 20 36 56 Ajudikasi selesai 18 11 29 Total Sengketa Informasi 76 419 495 17
  • 18. Secara keseluruhan jumlah sengketa informasi yang didaftarkan Overall number of disputes registered to Central Information ke Komisi Informasi Pusat mengalami lonjakan lebih dari 5 kali Commission surged to more than five times. In 2010, Central lipat. Pada tahun 2011 jumlah sengketa yang didaftarkan 76 Information Commission filed 76 cases. The number was kasus, meningkat menjadi 419 kasus pada tahun 2011. increased to 419 cases in 2011. n Indikator Output-3: Jumlah Kegiatan Komisi Informasi n Output Indicators-3: Number of Conducted Activities by Pusat Yang Terlaksana The Central Information Commission Hampir semua kegiatan terlaksana, tetapi sisa anggaran Nearly all of planned activities carried out, but the remaining belum teralokasikan untuk membiayai kegiatan baru. Jum­ budget was not able to finance further activities. Budget lah realisasi anggaran Komisi Informasi Pusat pada tahun 2011 realization of 2011 came to 85.1%. The remaining budget mostly mencapai 85.1%. Sebagian besar anggaran tersisa berasal dari derived from completed activities. Total calculation of inventories kegiatan yang telah selesai dilaksanakan. Hasil inventarisasi completed in the last quarter of 2011. Hence, the remaining budget baru diperoleh pada triwulan terakhir sehingga sebagian besar could not be allocated to new activities through budget revision penghematan tak mungkin dialokasikan menjadi kegiatan scheme. This was caused by: (i) intense and ongoing program baru melalui skema revisi anggaran. Hal ini disebabkan oleh: (i) activities; (ii) long process of budget allocation to procurement of pelaksanaan kegiatan lain yang masih memiliki intensitas tinggi; expenditures (more than three months). (ii) pengalokasian ke belanja barang yang diperlukan akan menghadapi proses pengadaan yang memakan waktu cukup panjang (lebih dari 3 bulan). Pada Diagram-2.3 terlihat bahwa ada 3 jenis kegiatan yang Chart-2.3 shows three types of activity that have not been tidak terselesaikan. Dua di antaranya hanya terealisasi sebagian completed. Two of which were only partially accomplished (pembuatan CD audio visual dan penyuluhan dan penyebaran (audio visual CD production and counseling and dissemination standar layanan informasi ke badan Publik) dan satu kegiatan of information service standards to public agencies) and one of tidak terlaksana sama sekali (penyusunan road map pelayanan which was not completed at all (drafting of public information informasi publik). services road map). Diagram–2.3 Realisasi Anggaran dan Kegiatan 2011 18
  • 19. 3. Bidang Kelembagaan 3. Institutional Unit Bidang Kelembagaan Komisi Informasi (KI) memiliki tugas: (1) Me­ Information Commission’s Institutional Unit carries our duties as nyusun pelaksanaan regulasi internal untuk kepentingan meng­ follows: (1) drafting internal regulations related to Information efek­ tifkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kelembagaan Commission’s function and institutional duties; (2) drafting, Komisi Informasi; (2) Menyusun, memantau, dan mengevaluasi monitoring, and evaluating policies towards public agencies; arah kebijakan pelayanan informasi bagi badan publik; (3) Melaku­ (3) coordinating and establishing cooperation with partner kan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga mitra; (4) Mela­ institutions; (4) monitoring and evaluating implementation kukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan UU KIP dan of KIP Act and its derivative regulations on public agencies peraturan turunannya di Badan Publik di seluruh Indonesia. throughout Indonesia. Pada tahun 2011, bidang kelembagaan menangani 7 kegiatan. In 2011, Institutional Unit was in charge of seven activities. Satu kegiatan yang tidak terlaksana dengan pertimbangan One activity was not conducted due to time constraint and the waktu dan kesiapan substansi. Penyusunan roadmap semula readiness of the substance. Drafting the road map was originally ditu­jukan untuk menentukan arah perkembangan informasi intended to determine development stages of Indonesia Indonesia yang melibatkan berbagai stakeholder. Terkait information disclosure, involving various stakeholders. dengan keanggotaan Indonesia dalam OGP (Open Government Indonesia is member of OGP (Open Government Partnership), Partner­ship), upaya pengumpulan stakeholder dalam menyusun therefore, steps to collect inputs from stakeholders regarding langkah-langkah keterbukaan informasi ke depan telah dila­ u­ k information disclosure have been made by the Presidential kan oleh Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengen­ Work Unit for Supervision and Control of Development (UKP4) dalian Pembangunan (UKP4) yang berkoordinasi dengan Komisi in coordination with the Central Information Commission. The Informasi Pusat. Atas pertimbangan tersebut, maka Komisi Central Information Commission took this matter into account Informasi Pusat memilih tidak melakukan kegiatan ini agar tidak and decided to discard the activity in order to avoid overlap. terjadi tumpang tindih. 1. Kerjasama dengan Lembaga Lain 1. MoU with Other Institutions Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah membangun kerjasama It is meant as activities to build strategic partnership with several dengan beberapa lembaga strategis terkait efektivitas pelaksa­ institutions. Hence, Information Commission would be able to naan tugas Komisi Informasi dalam penyelesaian sengketa carry out its task to settle information disputes more effectively, informasi sebagaimana yang diatur oleh UU KIP. Pada tahun as mentioned on KIP Act. In 2011, Information Commission has 2011, dilakukan kerjasama dengan: (i) Dewan Pers terkait established partnership with: (i) The Press Council, on issues dengan isu hambatan yang dialami oleh para jurnalis dalam related to barriers for journalists to access information on public mengakses informasi di Badan Publik; (ii) Mahkamah Agung, agencies; (ii) The Supreme Court, in order to backup Information dalam hal tindak lanjut putusan Komisi Informasi; (iii) Kemen­ Commission’s adjudications; (iii) Ministry of Home Affairs to terian Dalam Negeri untuk kepastian tafsir atas posisi sekretariat obtain certainty on structural position of Provincial Information Komisi Informasi Provinsi; (iv) Kepolisian RI, berkaitan banyak­ Commission secretariat; (iv) the Police, numbers of public report nya laporan dari masyarakat ke pihak kepolisian namun belum to the police has not met prerequisite requirements by law; (v) of memenuhi syarat-syarat sebagaimana diatur oleh undang- the Ombudsman of the Republic of Indonesia; (vi) Management undang; (v) Ombudsman Republik Indonesia; (vi) Management Systems International (MSI). System International (MSI). Tabel–3.1 Kerjasama dengan Lembaga Lain Institusi Hasil MOU tentang Pelaksanaan UU No.14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik Dewan Pers Dalam Mendukung Kemerdekaan Pers. Penerbitan Peraturan MA No. 2 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Mahkamah Agung Informasi Publik di Pengadilan Rencana penerbitan surat edaran/peraturan menteri dalam negeri tentang struktur sekretariat Kementerian Dalam Negeri komisi informasi provinsi Draft/rencana penerbitan surat edaran Komisi Informasi tentang tindak lanjut penanganan Kepolisian RI sengketa informasi di kepolisian Ombudsman Republik Harmonisasi dalam hal penerimaan atas tindaklanjut laporan di ORI atau sengketa di Komisi Indonesia (ORI) Informasi Pusat, serta eksekusi putusan Komisi Informasi. Management System Rancangan MoU Komisi Informasi Pusat dengan MSI untuk bantuan teknis penguatan International (MSI) kelembagaan dan SDM Komisi Informasi Pusat. 19
  • 20. Poin Pokok MoU KOMISI INFORMASI PUSAT dengan DEWAN PERS Tentang PELAKSANAAN UU NO. 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DALAM MENDUKUNG KEMERDEKAAN PERS • Pelaksanaan kegiatan jurnalistik terkait penerapan UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. • Dalam melaksanakan kegiatan jurnalistik, pers tunduk kepada UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik yang ditetapkan oleh Dewan Pers. (Pasal 7). Poin Pokok PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 2 TAHUN 2011 Tentang TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK DI PENGADILAN Mekanisme Keberatan atas Putusan Komisi Informasi • Gugatan adalah Keberatan yang diajukan oleh salah satu atau para pihak yang secara tertulis menyatakan tidak menerima Putusan Komisi Informasi (selanjutnya disebut “Keberatan”). (Pasal 1 angka 1) • Pihak adalah pihak-pihak yang semula bersengketa di Komisi Informasi yaitu Pemohon informasi dengan Badan Publik negara atau Badan Publik selain Badan Publik negara. (Pasal 1 angka 10) • Pengadilan Negeri berwenang untuk mengadili sengketa yang diajukan oleh Badan Publik selain Badan Publik Negara dan/atau Pemohon Informasi yang meminta informasi kepada Badan Publik selain Badan Publik Negara. (Pasal 3 huruf a) • Pengadilan Tata Usaha Negara berwenang untuk mengadili sengketa yang diajukan oleh Badan Publik Negara dan/atau Pemohon Informasi yang meminta informasi kepada Badan Publik Negara. (Pasal 3 huruf a) Pelaksanaan Putusan Sengketa Informasi • Putusan Komisi Informasi yang berkekuatan hukum tetap dapat dimintakan penetapan eksekusi kepada Ketua Pengadilan yang berwenang oleh Pemohon informasi. (Pasal 12 angka1) • Terhadap putusan Komisi Informasi yang telah diputus namun belum dilaksanakan dapat dimintakan penetapan eksekusi. (Pasal 13 angka 1) 2. Bimbingan Teknis Badan Publik untuk Penerapan SLIP 2. Public Agency Technical Guidance for Implementing SLIP Kegiatan ini bertujuan untuk mengujicobakan kerangka This activity is aimed to trying out informational exemption pengecualian informasi ke Badan Publik di beberapa tingkatan framework to public agencies at several levels (central, provincial, (pusat, provinsi, kabupaten/kota). Pilihan tema tersebut diambil county/city). This subject was chosen due to inquiries from PPID karena banyaknya permintaan dari para PPID di Badan Publik of public agency for standards and framework of exempted mengenai kerangka standar pengecualian informasi. Kegiatan information. The activity was carried out in three locations (Solo, ini dilakukan di 3 lokasi (Solo, Kupang, dan Kepulauan Riau). Kupang, and Riau Islands). From these trials, Central Information Dari ujicoba akan diperoleh beberapa masukan yang akan Commission gained valuable inputs which would be used to digunakan untuk menyusun pedoman pengecualian informasi develop guidelines for exclusion of information disclosure. oleh Komisi Informasi Pusat. 3. Mendorong Pembentukan KI Provinsi 3. Encouraging the Establishment of Provincial Information Commission Dalam praktik, pembentukan ini sangat ditentukan oleh ke­ In practice, the establishment of Provincial Information Commission mauan politik dari pimpinan di daerah. Untuk hal tersebut is determined by political will of dignitaries in the region. Komisi Informasi melakukan kunjungan ke daerah dan mela­ Information Commission, therefore, visited several areas and held kukan pembahasan bersama stakeholder setempat baik dari discussions with local stakeholders from the executive, legislative, eksekutif, legislatif, maupun masyarakat. Dari pembahasan ter­ and communities. Outputs of discussion are: (i) preliminary team to se­ ut dihasilkan: (i) tim persiapan pembentukan; (ii) rencana b establish Provincial Information Commission; (ii) preliminary work kerja pembentukan. plan for establishing Provincial Information Commission. Seleksi Komisi Informasi di provinsi secara umum terbagi Selection stages for commissioner of Information Commission in menjadi tahapan-tahapan berikut : (i) Pembentukan tim seleksi provincial level are generally divided as follows: (i) establishment oleh pemerintah daerah; (ii) Proses rekrutmen oleh tim seleksi, of selection team by the local government; (ii) recruitment process dihasilkan 10–15 nama; (iii) uji kepatutan dan kelayakan di by selection team; the team generated 10–15 names; (iii) fit and DPRD; (iv) pelantikan oleh Gubernur. proper test in the parliament; (iv) inauguration by the governor. Hingga Desember 2011 telah terbentuk 11 Komisi Informasi Until December 2011, 11 Provincial Information Commissions Provinsi. Yakni di Jawa Barat, Jawa Timur, Kepulauan Riau, have been established, which are located in West Java, East Java, Banten, Gorontalo, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Jakarta, Banten, Gorontalo, South Sumatera, Lampung, Central DIY, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah. Yang menunggu Java, Yogyakarta, South Sulawesi, and Central Kalimantan. 20
  • 21. Tabel–3.2 Pembentukan Komisi Informasi Provinsi Tahapan Jumlah provinsi Persentase Telah terbentuk 11 33 % Menunggu pelantikan 5 15% Dalam tahap fit and proper test 2 6% Telah selesai seleksi oleh pansel 1 3% Dalam persiapan pembentukan tim seleksi 2 6% Belum melakukan upaya sama sekali 12 36% Jumlah 33 100% pelantikan adalah Sulawesi Utara, NTB, DKI Jakarta, Kalimantan Provinces awaiting inauguration are North Sulawesi, West Nusa Barat, Kalimantan Timur. Provinsi yang sedang fit and proper test Tenggara, DKI Jakarta, West Kalimantan, and East Kalimantan. adalah Aceh dan Bali. Provinsi yang sudah melakukan seleksi di Provinces under fit and proper test are Aceh and Bali. A province eksekutif adalah Sumatera Utara. Provinsi yang sedang dalam undergoing executive selection is North Sumatra. Provinces persiapan pembentukan tim seleksi adalah Sumatera Barat, establishing selection team are West Sumatra and South Sulawesi Tenggara. Dan 12 provinsi belum melakukan upaya Sulawesi. Whereas, 12 other provinces have not initiated the sama sekali. process at all. 4. Rapat Koordinasi Nasional Komisi Informasi 2011 4. National Coordinating Meeting of Information Commission 2011 Komisi Informasi terdiri atas KI Pusat dan KI daerah. Adapun Information Commission consists of Central Information tugas-tugas penyusunan regulasi dimandatkan oleh UU KIP Commission and Regional Information Commission. Regulatory kepada KI Pusat. Oleh karena hubungan antara KI Pusat dan KI formulation function as mandated by KIP Act is assigned to Daerah tidak bersifat vertikal maka diperlukan suatu instrumen Central Information Commission. Due to its structural relation koordinasi formal agar: (i) regulasi yang disusun mencerminkan between Central and Regional Information Commission that is kebutuhan bersama; (ii) menjaga kesatuan hukum dalam proses not vertical, consequently, formal coordinating instruments are penyelesaian sengketa agar tidak terjadi perbedaan perlakuan required for: (i) regulation made reflects the common needs; (ii) dalam putusan KI pusat maupun KI daerah; (iii) mempercepat maintaining unanimity of law in dispute resolution process, and perkembangan kapasitas komisi informasi yang baru terbentuk avoiding differences upon adjudication by Central and Regional melalui forum konsultasi untuk berbagi pengalaman. Information Commission; (iii) accelerating newly established Information Commission’s capacity through consultation forum and experience sharing. Rakornas di Yogyakarta pada tanggal 30 Juni 2011 dihadiri oleh National Coordinating Meeting in Yogyakarta on 30 June 2011 8 Komisi Informasi. Dalam pertemuan tersebut dibahas bebe­ was attended by eight Information Commissions. The meeting rapa hal krusial terkait dengan efektivitas pelaksanaan sengketa discussed several crucial subjects regarding to the effectiveness informasi di beberapa daerah. Hasil pembahasan tersebut ditu­ of dispute settlement conducts in numerous regions. The angkan dalam keputusan Rakornas Komisi Informasi Pusat. results of the discussion are set forth in the Accord of Central Information Commission. 5. Monitoring dan Evaluasi Badan Publik Dalam 5. Public Agencies Monitoring and Evaluation as Pelaksanaan UU KIP Implementation of KIP Act Berdasarkan UU KIP, paling tidak ada tujuh ketentuan yang harus Based on KIP Act, there are at least seven provisions that must dijalankan oleh Badan Publik. Dari tujuh ketentuan tersebut be exercised by public agencies. Of those seven provisions, dapat disusun beberapa variabel kunci pelaksanaan UU KIP several key variables are derived to measure public agencies oleh Badan Publik. Variabel tersebut adalah: (i) Pembentukan compliance on KIP Act. Those variables are: (i) Installment of Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID); (ii) Management Officer for Information and Documentation Pengklasifikasian dan penyediaan informasi oleh Badan Publik; (PPID); (ii) Classification and provision of information by public (iii) Penyusunan SOP layanan informasi; agency; (iii) Arrangement of SOP for information services. Komisi Informasi Pusat memiliki kompetensi untuk menyelesai­ Central Information Commission is authorized to settle public kan Sengketa Informasi Publik di Badan Publik tingkat Pusat. information disputes at the public agency on the national level. Hingga saat ini, Komisi Informasi baru memonitor dua varia­ el b Until now, Information Commission has set two main variables utama untuk melihat tingkat kepatuhan Badan Publik tingkat to measure level of compliance of public agency on national Pusat, yakni: pertama, pembentukan PPID di tingkat Kemen­ level, which are: firstly, the establishment of PPID in ministries terian dan Lembaga. Kedua, pelaksanaan kewajiban mem­ and institutions of equal level. Secondly, the compliance of 21