SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 14
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Bahrur Rosyidi Duraisy | KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI 1
KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI
https://bahrurrosyididuraisy.wordpress.com/
PENDAHULUAN
Sebagai salah satu unsur yang cukup penting didalam menyelenggarakan
organisasi, maka peranan pemimpin menentukan sekali dalam upaya mencapai
sasaran yang ditetapkan. Oleh karena itu para pemegang wewenang harus
mempunyai jiwa kepemimpinan yang tinggi dalam arti harus mampu
mempengaruhi bawahannya untuk mencapai sasarannya tanpa harus
mengabaikan harapan-harapan bawahannya. Untuk itu disini akan diuraikan
beberapa pengertian dari kepemimpinan.
Leadership (kepemimpinan) bukanlah gejala yang terisolir tetapi merupakan
produk interaksi antara orang-orang dalam kelompok. Kepemimpinan adalah
gejala social. Seorang pemimpin harus dapat memahami sikap dan sifat-sifat
para anggotanya.
Menurut Ralph M. Stogdill, berpendapat setiap situasi menuntut kualitas
leadership yang berbeda. Sehingga seorang pemimpin yang sukses dalam
situasi tertentu tidak menjamin bahwa ia pasti sukses pada situasi yang lain.
Sedangkan Gouldner berasumsi bahwa teori kepemimpinan harus mencakup
baik sifat-sifat atau cirri-ciri pemimpin maupun situasi. Orang yang dapat
memahami dan menguasai situasi adalah orang yang mempunyai kemungkinan
paling besar untuk menjadi pemimpin. Jadi dapat disimpulkan situasi berperan
terhadap muncul dan jatuhnya seorang pemimpin.
Kepemimpinan merupakan perpaduan dari tiga factor, yaitu situasi social,
sifat-sifat atau cirri-ciri perseorangan dan kesempatan.
PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Martoyo (1996:166) berpendapat bahwa kepemimpinan adalah :
“keseluruhan aktifitas dalam rangka mempengaruhi orang-orang agar mau
bekerja sama mencapai suatu tujuan yang memeng didinginkan bersama”.
Sedang Stoner,dkk (1996:161) mendefinisikan kepemimpian sebagai berikut :
“kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktifitas yang
berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok”. Definisi ini menunjukkan
bahwa kepemimpianan melibatkan penggunaan pengaruh dan karenanya semua
hubungan dapat merupakan upaya kepemimpinan.
Berdasarkan definisi tersebut diatas maka dapat disimpulakan bahwa
kepemimpinan adalah merupakan suatu seni atau cara bagaimana seorang
pemimpin mengelola atau mengkoordinasi perusahaan atau organisasinya untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Jadi syarat utama pemimpin ialah harus dapat
mempengaruhi orang lain (para bawahan) agar bawahan dapat bekerja sama
dan dapat mencapai hubungan yang baik, dapat melaksanakan tugas dengan
baik dalam rangka pencapaian tujuan bersama.
Kepemimpinan merupakan pengertian yang meliputi segala macam
situasi yang dinamis, yang berisi :
Bahrur Rosyidi Duraisy | KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI 2
1. Seorang manajer sebagai pemimpin yang mempunyai wewenang untuk
memimpin.
2. Bawahan yang dipimpin yang membantu manajer sesuai dengan tugas
mereka masing-masing.
3. Tujuan atau sasaran yang harus dicapai oleh manajer bersama-sama
dengan bawahannya (Munandar,323)
Kata kepemimpinan berasal dari kata “Leadership” yang merupakan
terjemahan dari bahasa Inggris. Ordway Tead menyatakan, leadership hanya
merupakan kegiatan mempengaruhi orang lain. Dari pengertian ini seolah Tead
behasil meneliti leadership itu dan menemukan satu pengertian yang secara
ilmiah tampak universal dan rasional.
Jennings berkata “ We see then that leadership is represented mainly by
an emotional and even an unconscious attitude rather than an intellectual o
rational attitude”
Kepemimpinan adalah seni kemampuan mempengaruhi perilaku manusia
dan kemampuan mengendalikan orang-orang dalam organisasi agar perilaku
mereka sesuai dengan perilaku yang diinginkan oleh pemimpin organisasi agar
bekerjasama menuju suatu tujuan tertentu yang diinginkan bersama.
Seorang dikatakan sebagai pemimpin jika ia dapat mempengaruhi orang
lain untuk mencapai tujuan tertentu., meskipun tidak ada ikatan-ikatan yang
formal dalam organisasi. Dengan demikian pengertian kepemimpinan akan
timbul dimanapun, asalkan terdapat unsur-unsur berikut :
1. adanya orang yang dipengaruhi
2. adanya orang yang mempengaruhi
3. orang yang mempengaruhi mengarahkan kepada tercapainya sesuatu
tujuan.
Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu
kelompok sedemikian sehingga tercapai tujuan dari kelompok itu yaitu tujuan
bersama.
Kepemimpinan merupakan fenomena yang kompleks dan situasional
sebagaimana dapat dilihat dari banyaknya definisi yang tampak dari waktu ke
waktu, seperti terangkum dalam Hughes, Ginnett, dan Curphy (1993) sebagai
berikut :
1. The creative and directive force of morale (Munson:1921).
2. Directing and co-ordinating the work and group members (Fiedler:1967)
3. The process by which an agent induces subordinate to behave in a
desired manner (Bennis:1969).
4. The presence of a particular influence relationship between two or more
persons (Hollander & Julian:1969).
5. An interpersonal relation in which others comply because they want to,
not because they have to (Merton:1969).
6. The process of influencing an organized group toward accomplishing its
goals (Roah &Behling: 1984).
7. Transforming followers the ways to attain goals (Bass:1985 and
Tichy&Devanna:1986). Actions that focus resources to create desirable
apportunities (Campbell:1991). (Hughes, Ginnett, dan Curphy: 1993)
Dari banyaknya definisi di atas, hal yang tidak dapat dihindari adalah
bahwa kepemimpinan selalu melibatkan unsur pemimpin, pengikut, dan kontekts.
Ketiadaan salah satu dari ketiga unsur tersebut akan menghilangkan esensi
wacana kepemimpinan, yang pada akhirnya ketiadaan esensi pemimpin itu
Bahrur Rosyidi Duraisy | KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI 3
sendiri. Pada era globalisasi yang ditandai restrukturisasi dan redefinisi berbagai
bidang kehidupan, pencarian tipe kepemimpinan menjadi topik menarik, yang
bahkan tidak jarang menimbulkan kontroversi.
Pengertian umum kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang
dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak,
menuntun, menggerakkan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima
pengaruh itu selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian
suatu maksud atau tujuan tertentu (Soetopo & Soemanto,1988:1)
Kepemimpinan itu merupakan suatu kemampuan yang melekat pada diri
seseorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam faktor, baik
faktor-faktor intern maupun faktor-faktor ekstern (Winardi,1990:47)
Locke (1997) melukiskan kepemimpinan sebagai suatu proses membujuk
(inducing) orang-orang lain menuju sasaran bersama. Definisi tersebut
mencakup tiga elemen berikut :
1. Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi (relational concept).
Kepemimpinan hanya ada dalam proses relasi dengan orang lain (para
pengikut), apabila tidak ada pengikut maka tidak ada pemimpin. Tersirat
dalam definisi ini adalah premis bahwa para pemimpin yang efektif harus
mengetahui bagaimana membangkitkan inspirasi dan berelasi dengan
para pengikut mereka.
2. Kepemimpinan merupakan suatu proses. Agar bisa memimpin, pemimpin
harus melakukan sesuatu. Seperti telah di observasi oleh John Gardner
(1986-1988) kepemimpinan lebih dari sekedar menduduki suatu otoritas.
Kendati posisi otoritas yang diformalkan mungkin sangat mendorong
proses kepemimpinan, namun sekedar menduduki posisi itu tidak
menandai seseorang untuk menjadi pemimpin.
3. Kepemimpinan harus membujuk orang-orang lain untuk mengambil
tindakan. Pemimpin membujuk pengikutnya melalui berbagai cara, seperti
menggunakan otoritas yang terlegitimasi, menciptakan model (menjadi
teladan), penetapan sasaran, memberi imbalan dan hukum,
restrukturisasi organisasi dan mengkomunikasikan visi.
TEORI KEPEMIMPINAN
Para ahli kepemimpinan mengemukakan beberapa teori yang berbeda-
beda, yaitu :
1. Teori Genetis
Teori ini mengetakan bahwa “ leaders are born and not made “. Berarti
seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan
dengan bakat-bakat kepemimpinan. Teori ini biasanya dianut dan hidup
dikalangan kaum bangsawan.
Kesimpulannya seorang pemimpin menjadi pemimpin karena orang
tuanya jadi pemimpin. Sedangkan orang tua yang dulu tidak menjadi
pemimpin maka dipandang orang tersebut tidak cakap menjadi
pemimpin.
2. Teori Sosial
Teori ini berlawanan dengan teori genetic. Teori ini menyebutkan “
leaders are made and not born “. Penganut teori ini mengetengahkan
pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin
apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup. Pada
Bahrur Rosyidi Duraisy | KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI 4
hakikatnya teori ini memandang semua orang sama dan dapat menjadi
pemimpin. Karena mereka memiliki bakat dan kesempatan yang sama
untuk menjadi pemimpin.
Kesimpulannya kepemimpinan bukan ditakdirkan, tetapi dibentuk oleh
pengaruh lingkungan.
3. Teori Ekologis
Kedua teori tersebut diatas sangat ekstrim tetapi tidak seluruhnya
mengandung kebenaran, maka timbul teori ini. Inti teori ini adalah
seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia
pada waktu lahirnya telah memiliki bakat kepemimpinan, bakat-bakat
mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan
pengelaman-pengalaman yang memungkinkan untuk mengembangkan
lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimiliki.
Kesimpulannya teori ini merupakan gabungan dari kedua teori yang
sudah dijelaskan diatas.
4. Teori Bakat
Kepemimpinan memerlukan bakat, namun bakat ini harus dikembangkan
dengan melatih diri dalam sifat-sifat dan kebiasaan tertentu dengan
berpedoman kepada suatu teori tentang berbagai sikap mental yang
harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
Teori serba sifat (triat theory) yang dikenal sebagai Teori orang besar
(Great Man Theory) mengajarkan bahwa kepemimpinan memerlukan
serangkaian sifat-sifat, ciri-ciri atau perangai tertentu yang menjamin
keberhasilan pada setiap situasi. Awalnya teori ini didasarkan atas
penelitian terhadap sifat-sifat orang besar yang berkesimpulan bahwa
kepemimpinan ornag besar didasarkan atas sifat-sifat yang dibawa sejak
lahir, jadi merupakan sesuatu yang diwariskan.
Oleh karena itu, pemimpin dianggap memiliki sifat-sifat yang dibawa sejak
lahir dan menjadi pemimpin karena memiliki bakat kepemimpinan. Teori
ini sejalan dengan teori genetis.
5. Teori Lingkungan
Teori lingkungan menyatakan bahwa munculnya para pemimpin
merupakan hasil pembentukan dari waktu, tempat, dan keadaan dan
kondisi. Teori ini sejalan dengan teori sosial, dimana teori sosial
mengatakan bahwa seorang pemimpin akan muncul bila ia berada di
lingkungan sosial. Selain itu teori lingkungan mengatakan bahwa masa,
periode, tempat, lokasi, situasi dan kondisi atau keadaan tertentu,
misalnya sebagai akibat peristiwa yang menggemparkan akan
menampilkan seorang pemimpin yang dikehendaki oleh lingkungan dan
tempat tersebut.
6. Teori Hubungan Kepribadian dengan situasi
Penganut teori ini berpendapat bahwa kepemimpinan seseorang
ditentukan oleh kepribadiannya.
Pemimpin harus mengenal dirinya, mengenal kelompok orang-orang yang
dipimpinnya, mengenal sifat-sifat pekerjaan yang diselesaikan, serta
mengetahui sifat serta hukum di lingkungannya. Pemimpin harus
berperan sebagai pembina kelompok yang dipimpin, menciptakan cara-
cara yang gampang untuk membangun semangat kerja atau memberi
kesempatan serta memahami apa yang harus dikerjakan dan apa yang
harus dicapai.
Bahrur Rosyidi Duraisy | KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI 5
Teori pribadi dan situasi (personal-situation-theory) hanya menjelaskan
kepemimpinan sebagai akibat dari seperangkat yang tunggal dan
mengabaikan faktor interaksi antara faktor pribadi dan faktor situasi,
karena itu muncul teori pribadi dan situasi.
7. Teori Hubungan antar manusia
Penganut teori ini menekankan kepada faktor atau unsure manusia.
Manusia pada umumnya mempunyai motif untuk mau berbuat sesuatu.
Motif tersebut didasarkan pada perhitungan keinginan atau pamrih, atau
perhitungan untung-rugi. Akan tetapi hal itu tergantung dari pendidikan,
kecerdasan, pengalaman, nasihat lingkungan, dan sebagainya.
Menurut teori ini seorang pemimpin dalam melakukan kepemimpinannya
harus pandai melakukan hubungan-hubungan antar manusia yaitu dapat
memelihara keseimbangan antara kepentingan-kepentingan
perseorangan dan kepentingan umum organisasi.
8. Teori Beri Memberi
Teori ini bependapat bahwa antara pemimpin dan yang dipimpin harus
terdapat tukar menukar keuntungan. Pemimpin yang hanya mengejar
keuntungannya akan kecil daya kepemimpinanya dan sebaliknya
pemimpin yang mampu memberi penghargaan, gengsi atau kehormatan
kepada anggotanya akan memperoleh daya kepemimpinan yang tinggi.
Dalam hai ini cara memberi merupakan suatu seni sendiri, salah-salah
akan merusak segala-galanya.
Selain itu teori ini juga menyatakan bahwa interaksi social
menggambarkan suatu bentuk tukar menukar dimana anggota kelompok
memberikan kontribusi dengan pengorbanan-pengorbanan mereka sendii
dan meneima imbalan. Interaksi tersebut berlangsung terus karena para
anggota merasakan tukar menukar secara social ini saling memberikan
penghargaan atau keuntungan.
9. Teori Kegiatan-Harapan
Teori ini berpendapat bahwa kegiatan-kegiatan manusia yang
berkelompok itu terdiri atas aksi, reaksi dan interaksi bermacam-macam
perasaan pada pihak-pihak yang bersangkutan. Segala tindakan
pemimpin harus dapat memberi kepercayaan, demikian pula orang –
ornag yang dipimpinnya. Seorang pemimpin harus mengembangkan
kepemimpinanya yang terdiri atas perbuatan-perbuatan yang selalu ada
isinya. Artinya yang tidak mengecewakan orang-orang yang
bersangkutan dalam harapan-harapan mereka.
Dari penjelasan ketiga teori diatas, M. Karjadi mengambil kesimpulan
sederhana menjadi tiga kelompok teori, sebagai berikut :
1. kelompok teori keturunan
2. kelompok teori pengaruh lingkungan
3. kelompok teori campuran antara teori keturunan dan teori pengaruh
lingkungan
PENDEKATAN TERHADAP TEORI KEPEMIMPINAN
Banyak studi yang dilakukan untuk mempelajari tentang karakteristik
seorang pemimpin. Menurut Stoner,dkk (1996:162) ada tiga macam pendekatan
yang dapat digunakan untuk mempelajari kepemimpinan, yaitu :
Bahrur Rosyidi Duraisy | KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI 6
1. Pendekatan sifat
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa pemimpin mempunyai
beberapa sifat sama yang dibawa sejak lahir. Apabila hanya ada
beberapa orang yang menjadi pemimpin dan lebih banyak lagi yang
menjadi pengikut, berarti ada sesuatu yang menyebabkan mereka
bisa menjadi pemimpin. Pendekatan ini mencoba membandingkan
sifat-sifat orang yang menjadi pemimpin dan yang tidak menjadi
pemimpin dan mengaitkan dengan keefektifan pemimpin. Namun
dalam penelitian terhadap pendekatan sifat ini gagal untuk
mengungkapkan sifat yang jelas dan konsisten yang membedakan
pemimpin dengan pengikut. Penelitian yang lain menemukan bahwa
kepemimpinan efektif tidak tergantung pada sifat-sifat tertentu, tetapi
lebih pada seberapa cocok sifat-sifat pemimpin itu dengan kebutuhan
dari situasinya.
2. Pendekatan tingkah laku
Pendekatan ini tidak lagi mengemukakan kualitas pemimpin yang
efektif tetapi tentang apa yang dilakukan oleh pemimpin yang efektif.
Dalam pendekatan teori tingkah laku ini mengemukakan bagaimana
pemimpin mendelegasikan tugas, berkomunikasi dan memotivasi
bawahannya, serta melaksanakan tugas mereka. Tingkah laku yang
tidak seperti sifat dapat dipelajari oleh individu yang dilatih dalam
tingkah laku kepemimpinan yang tepat yang akan mampu memimpin
lebih efektif.
3. Pendekatan kontingensi/situasional
Peneliti yang menggunakan pendekatan sifat dan tingkah laku
menunjukkan bahwa kepemimpinan tergantung pada banyak variabel,
seperti budaya organisasi dan sifat dari tugas. Namun tidak semua
sifat yang dimiliki oleh semua pemimpin dan tidak semua gaya yang
efektif untuk semua situasi. Para peneliti mulai mencoba mencari
faktor-faktor dalam situasi yang mempengaruhi efektifitas gaya
kepemimpiana tertentu. Pendekatan ini mengungkapkan bahwa teknik
manajemen yang paling baik memberikan konstribusi untuk
pencapaian sasaran organisasi mungkin bervariasi dalam situasi atau
lingkungan yang berbeda. Pendekatan kontingensi atau situasional ini
memfokuskan pada faktor-faktor seperti tuntutan tugas, harapan dan
tingkah laku rekan setingkat, karakteristik dan tingkah laku karyawan,
budaya organisasi dan kebijakannya.
PERILAKU SEORANG PEMIMPIN
Bass (1990) dalam Hartanto (1991) beranggapan bahwa unjuk kerja
kepemimpinan yang lebih baik terjadi bila para pemimpin dapat menjalankan
salah satu atau kombinasi dari empat cara ini, yaitu :
1. Memberi wawasan serta kesadaran akan misi, membangkitkan
kebanggaan, serta menumbuhkan sikap hormat dan kepercayaan
pada para bawahannya (Idealized Influence - Charisma),
2. Menumbuhkan ekspektasi yang tinggi melalui pemanfaatan simbol-
simbol untuk memfokuskan usaha dan mengkomunikasikan tujuan-
tujuan penting dengan cara yang sederhana (Inspirational Motivation),
Bahrur Rosyidi Duraisy | KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI 7
3. Meningkatkan intelegensia, rasionalitas, dan pemecahan masalah
secara seksama (Intellectual Stimulation), dan
4. Memberikan perhatian, membina, membimbing, dan melatih setiap
orang secara khusus dan pribadi (Individualized Consideration).
Pemimpin yang seperti ini akan dianggap oleh rekan-rekan atau
bawahan mereka sebagai pemimpin yang efektif dan memuaskan.
Menurut Ordway Tead, sifat-sifat atau ciri-ciri yang seharusnya dimiliki
seorang pemimpin ialah sebagai berikut:
1. physical and nervous energy (energi jasmani dan rohani),
2. a sense of purpose and direction (orientasi mengenai sasaran dan
tujuan),
3. enthusiasm,
4. friendliness and affection (ramah tamah dan cinta kasih
sesamanya),
5. integrity (pribadi yang bulat),
6. technical mastery (kecakapan teknis),
7. decisiveness (tegas),
8. intelligence (cerdas),
9. teaching skill (pandai mengajar),
10. faith (keyakinan).
Sedangkan menurut Fayol syarat-syarat pemimpin adalah sebagai berikut
:
1. physical qualities (kualitas physic),
2. mental qualities (kualitas mental),
3. moral qualities (kualitas moral),
4. general education (pendidikan umum),
5. special knowledge (pengetahuan khusus),
6. experience (pengalaman).
Mengenai perkembangan sikap individu seorang pemimpin dari tinjauan
psikoanalitis dapat diikutu pendapat Erich Fromm sebagai berikut:
1. Tipe receptive
Motto tipe ini “It is better to receive than to give,” yang artinya lebih
baik menerima daripada memberi. Ini adalah tipe orang yang
patuh, sederhana pemikirannya, ramah tamah, mudah
menyesuaikan diri, responsife, mudah setuju dan mudah hidup
bersama-sama dengan orang lain. Tipe semacam ini biasanya
menjelmakan diri berupa pekerjaan atau procedur yang baik,
tetapi tidak memiliki daya kreasi dan inovasi.
2. Tipe exploitative
Motto tipe ini “ It is better to rape than to receive “ artinya lebih
baik merampas daripada menerima. Ini adalah tipenya orang yang
mempunyai kepercayaan kepada diri sendiri (self confident),
menarik hati, sikapnya pasti dan daya inisiatifnya besar. Tetapi
cenderung memiliki kebanggaan yang berlebihan, terlalu
mengagungkan dirinya, mementingkan dirinya (selfish), terlalu
percaya diri, ingin memuaskan diri sendiri, terlalu nafsu untuk
mewujudkan keinginannya dan setiap orang dijadikan sarana
eksploitasi.
Bahrur Rosyidi Duraisy | KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI 8
3. Tipe hoarding (tipe searah)
Tipe ini memiliki motto yang berbunyi “ There is nothing new under
the sun. Let’s leave things the way they are,” artinya dibawah
kolong langit ini tidak ada yang baru, oleh karena itu tinggalkanlah
yang ada itu. Ini adalah tipe orang yang ingin memperoleh status
baru yang lebih besar, jernih pikirannya, produktif pemikirannya,
seringkali mendominasi bawahannya, dan keakrabannya dengan
bawahan timbul karena ancaman. Ideanya, segala pelaksanaan
tugas pekerjaan berjalan dengan lancar dan tertib dan setiap
orang dan segala sesuatunya berada ditempatnya.
4. Tipe marketing
Motto tipe ini “ I will became as you desire me “, artinya ingin
menjadi orang yang dapat melayani keinginan orang lain. Tipe ini
adalah orang yang berubah-ubah sikapnya, siap dan senang
sekali melayani penawaran tertinggi. Tipe ini merasa bahwa
dirinya bukanlah manusia yang unik, tetapi adalah barang yang
berharga. Lebih buruk lagi ia merasa dirinya sebagai barang tidak
mempunyai kedirian dan merasa asing terhadap diri sendiri
maupun orang lain.
5. Tipe produktif
Tipe inipun juga tidak sempurna sebagaimana halnya tipe
sebelumnya. Ia merasa menderita karena nasib yang
menimpanya sebagaimana halnya kolega-koleganya. Namun ia
memiliki tinjauan yang relatif lebih jelas mengenai dirinya dan
untuk apa ia bekerja.
Mottonya adalah “ I may not be completely master of may fate or
captain of my soul, but I certainly am not merely the victim of
mindless circumstances”, artinya mungkin saya tidak dapat
menentukan nasib saya dengan pasti atau menguasai diri saya,
namun saya tidak ingin hanya menjadi korban dari lingkungan
yang tidak mempunyai pikiran. Oleh karena itu, ia memiliki
keseimbangan diri (sense of balance), memiliki daya untu
menyesuaikan diri dan mempunyai pendirian. Sehingga
memungkinkannya untuk menghadapi keberhasilan dan
kegagalan, kebanggaan dan putus asa, tetapi dia berusaha
menguasainya.
Menurut Anthony Downs, sikap pemimpin terhadap kekuasaan atau
organisasinya membagi menjadi:
1. Climbers adalah tipe pemimpin yang selalu haus akan kekuasaan,
prestige dan kemajuan diri, berusaha maju terus menerus dengan
kekuasaan sendiri (self propelled), oportunistis, agresif, suka dan
mendorong perubahan dan perkembangan dan usaha merombak
terus menerus.
2. Conservers ialah tipe pemimpin yang mementingkan jaminan
(security) dan keenakan (convenience), mempertahankan
statusquo memperkuat posisi yang telah dicapai, menolak
perubahan, defensif dan statis. Tipe ini biasanya terdapat pada
middle management atau dimiliki oleh para pejabat yang sudah
lanjut usia.
Bahrur Rosyidi Duraisy | KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI 9
3. Zealots adalah tipe pemimpin yang bersemangat untuk
memperbaiki organisasi, mengutamakan tercapainya tujuan,
mempunyai visi, menyendiri (single minded) aktif
(energetic),agresif, bersedia menghadapi segala permusuhan dan
pertentangan, tegas (determined), mempunyai dorongan yang
keras untuk maju, tidak sabaran untuk mengadakan perbaikan
dan menemukan sesuatu yang baru, mementingkan kepekaan
daripada human relations.
4. Advocates ialah tipe pemimpin yang ingin mengadakan perbaikan
organisasi, terutama bagiannya sendiri, mementingkan
kepentingan keseluruhan organisasi daripada kepentingan diri
sendiri, pejuang yang gigih dan bersemangat untuk kepentingan
orang-orang dan program-programnya bersedia menghadapi
pertentangan apabila mendapat dukungan dari kolega-koleganya,
sangat responsive terhadap idea-idea dan pengaruh orang lain,
keluar bersedia mempertahankan kelompok dengan tindakan
paetisan, ke dalam bersikap jujur (fair) dan tidak menyebelah
(impartial).
5. Statesmen adalah tipe pemimpin yang mementingkan tujuan
organisasi secara keseluruhan dan misi organisasi, berusaha
berdiri diatas kepentingan-kepentingan, tidak menyukai
pertentangan yang merugikan pihak-pihak yang bersangkutan,
berusaha mempertemukan pertentangan.
GAYA KEPEMIMPINAN
Setiap pemimpin harus memiliki gaya pendistribusian tugas, yang dalam
hal ini dapat disebut juga sebagai pola kepemimpinan dimana gaya
kepemimpinan yang dimiliki oleh seseorang pemimpin yang satu dengan yang
lain tidak ada persamaan, jika ada persamaan barangkali dari sisi yang satu
saja, sedangkan sisi yang lain terdapat perbedaan-perbedaan dan tidak mesti
suatu gaya kepemimpinan lebih baik atau lebih jelek daripada gaya
kepemimpinan lainnya.
Gaya kepemimpinan menurut Ranupandojo dan Husnan (1995:224)
adalah : “Sebagai pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan
tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu tujuan
tertentu”. Pada gaya kepemimpinan inilah yang menyebabkan seseorang
dipilih sebagai pemimpin atau manajer, sebab hal ini sangat berhubungan erat
dengan tujuan perusahaan yang dicapai, jenis-jenis kegiatan yang harus
dipimpin, karakteristik para tenaga kerja, motif, usaha dan lain-lain. Istilah gaya
kepemimpinan atau style leadership menurut Stoner,dkk (1996:161) adalah :
“Berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin dalam proses
mengarahkan dan mempengaruhi pekerja”.
Berkenaan dengan hal diatas, maka akan diuraiakan mengenai gaya
kepemimpinan yang erat hubungannya antara anggota dengan kepemimpinan
itu sendiri. Gaya kepemimpinan itu sendiri menurut Harris dikutip oleh
Ranupandojo dan Husnan (1995:225) :
1. Kepemimpinan otokratik
Merupakan gaya kepemimpinan dimana pemimpin menganggap
bahwa semua kewajiban untuk menganbil keputusan, menjalankan
Bahrur Rosyidi Duraisy | KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI 10
tindakan, mengarahkan, memberi motivasi, dan mengawasi bawahan
terpusat di tangannya. Seorang otokrat mengawasi pelaksanaan
pekerjaannya dengan makdud agar tidak terjadi penyimpangan dari
arah yang diberikannya.
2. Kepemimpinan partisipasi
Merupakan gaya kepemimpinan dimana pemimpin selalu meminta
dan menggunakan saran-saran bawahannya, menciptakan kerja
sama yang serasi, menumbuhkan loyalitas dan partisipasi para
bawahan. Gaya kepemimpinan ini selalu memotivasi bawahan agar
merasa ikut memilikiorganisasi, namun demikian pengambilan
keputusan tetap barada pada pemimpin.
3. Kepemimpinan free rein/delegasi
Merupakan gaya kepemimpinan menyerahkan tanggung jawab atas
peleksanaan pekerjaan pada bawahan, dalam arti pemimpin
menginginkan agar para bawahan dapat mengendalikan diri mereka
dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dengan kepemimpinan ini
bawahan dapat mengambil keputusan dengan lebih leluasa dalam
melaksanakan tugasnya karena adanya pendelegasian dari
pemimpin.
Diantara gaya kepemimpinan diatas ada gaya kepemimpinan yang
berada diantara ketiga gaya kepemimpinan tersebut. Seperti yang dikemukakan
oleh Reddin yang dikutip oleh Ranupandojo dan Husnan (1995:226) yang dikenal
dengan “Reddin 3 D theory” yang mendasarkan seorang pemimpin yang
berorientasi pada tugas yang diberikan ataukah pada manusia yang
mengerjakan. Pembagian ini digambarkan pada gambar (lihat gambar 2.1)
dimana dibagi menjadi empat bagian berikut :
Bagian 1, memisahakan/tidak memperhatikan baik pelaksanaan tugas, maupun
oarang yang melaksanakannya.
Bagian 2, lebih memperhatikan pelaksanaan tugas, dan sedikit perhatian pada
orang yang melaksanakannya
Bagian 3, sangat memperhatikan ornag yang melaksanakannyan dan sedikit
perhatian pada pelaksanaan tugasnya
Bagian 4, sangat memperhatikan,baik pada pelaksanaan tugas, maupun orang
yang melaksanakannya.
Bahrur Rosyidi Duraisy | KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI 11
Gambar 2.1
KERANGKA GAYA KEPEMIMPINAN
Keterangan :
1- I Deserter
1- E Bureaucrat
2- I Autocrat
3- I Benevolent Autocrat
4- I Missionary
5- E Developer
6- I Compromiser
4- E Executive
Pembagian diagram tersebut kedalam 4 bagian dilengkapi dengan dua
tipe untuk setiap bagian yaitu I singkatan dari Ineffective dan E singkatan dari
Effective. Karena itu diagram ini dikatakan sebagai 3-D (Dimension).
Pentingnya peranan pemimpin dan segi-segi kepemimpinan memang
patut diperhatikan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Maka akan
timbul pertanyaan : gaya kepemimpinan mana yang paling efektif?. Dengan
mendasarkan pada beberapa pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa
penentuan atas gaya kepemimpinan seseorang sebenarnya terletak pada
bagaimana peran pengikut memberikan penilaian perilaku dari pemimpin ketika
mereka berhubungan dengan pengikutnya. Menentukan penilaian terhadap gaya
kepemimpinan yang efektif tidak hanya tergantung pada gaya tertentu dari
pemimpin tetapi pada situasi dimana gaya tersebut digunakan. Pemimpin-
pemimpin tersebut perlu menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan situasu
tertentu dan pemimpin tersebut dapat belajar menjadi pemimpin yang efektif.
Sehingga untuk mengetahui efektifitas pemimpin maka tergantung pada
tanggapan para pengikutnya atas perilaku pemimpin yang bersangkutan pada
Bahrur Rosyidi Duraisy | KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI 12
saat mereka saling berinteraksi. Apabila para pengikut memberikan tanggapan
positif dan berusaha memenuhi harapan pemimpinnya dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan maka kepemimpinannya efektif.
Apabila kita tinjau lebih jauh uraian diatas dapat diketahui bahwa tidak
ada gaya kepemimpinan yang mutlak baik dan buruk, yang penting adalah tujuan
dapat tercapai dengan baik. Hal tersebut karena dalam kepemimpinan
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti bawahan (anggota), organisasi, karakter
pemimpin dan situasi yang ada.
Menurut Martoyo (1996:167) faktor-faktor atau persyaratan pemimpin
yang baik, sehingga menimbulkan kepemimpinan yang baik adalah :
1. Pendidikan umum yang luas.
2. Kemampuan berkembang secara mental.
3. Ingin tahu (kreatifdan inovatif).
4. Kemampuan analitis.
5. Memiliki daya ingat yang kuat.
6. Kemampuan mendengar.
7. Adaptabelitas dan fleksibilitas.
8. Ketegasan.
Orang lebih suka untuk tinggal dan bekerja sama dengan seorang yang
baik. Mereka ingin dipimpin oleh seorang untuk dapat memandang tujuan
dengan jelas, yang tahu bagaimana mencapai tujuan itu dan berusaha
mengejarnya. Mengikuti seseorang yang telah menunjukkan kemampuannya
didalam melaksanakan pekerjaan dan telah mempunyai pengalaman merupakan
dorongan yang sangat berarti bagi anggotanya.
Dengan demikian pimpinan harus bisa menjadi tonggak bagi kelancaran
jalannya organisasi yang dikelolanya dan mampu memikul tugas dan tanggung
jawab atas segala tingkah laku dan keberadaan para anggota, bagaimana
kepercayaan terhadap mereka, memotivasi mereka, meluruskan jalan menuju
keberhasilan, peningkatan status, memikirkan masa depan serta mengurangi
hambatan-hambatan yang bisa menyebabkan mereka menjadi frustasi dalam
melaksanakan pekerjaannya.
Seperti yang diungkapkan dalam teori manajemen bahwa sumber daya
manusia adalah unsur yang paling penting diantara sumber daya lainnya seperti,
machine, material, money, dan metode. Begitu juga dalam lingkungan organisasi
mutu anggota merupakan asset yang paling menentukan berhasil atau tidaknya
organisasi mencapai tujuannya untuk mencapai sasarannya. Organisasi harus
mendayagunakan unsur anggota semaksimal mungkin, agar anggota dapat
mencapai kinerja yang tinggi dan diperlukan pembinaan dan pengembangan
kariernya secara terus menerus antara lain melalui penilaian hasil kerja.
TEKNIK KEPEMIMPINAN
DR. H. Arifin Abdulrachman menyatakan bahwa didalam kepemimpinan
dikenal teknik kepemimpinan yang bersifat umum dan teknik kepemimpinan yang
hanya dapat dipergunakan di dalam kondisi khusus.
Teknik kepemimpinan umum, yang disebut kepemimpinan pokok, dapat
berupa teknik menyiapkan orang-orang supaya bersedia menjadi pengikut, teknik
human relations dan teknik menjadi teladan.
Bahrur Rosyidi Duraisy | KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI 13
Sedangkan teknik kepemimpinan khusus, yang juga disebut teknik
kepemimpinan kerja dapat berupa teknik prsuasi atau perintah, teknik atau
penggunaan system komunikasi yang cocok dan teknik fasilitas.
Teknik persuasi adalah teknik yang berusaha membuat orang lain
menyadari kewajibannya untuk melakukan sesuatu. Sedangkan teknik perintah
ialah teknik yang mengabaikan pertimbangan pengikutnya, pengikut hanya
berkewajiban melaksanakan sesuatu yang diminta untuk dilaksanakan, sesudah
dimengerti.
Teknik atau penggunaan fasilitas, yang sering disebut dengan teknik
insentif. Dalam hubungan ini dikenal dua jenis insentif (perangsang), yakni
insentif positif dan insentif negatif. Insentif positif dapat berupa fasilitas
pendidikan dan latihan, uang, perlengkapan, tempat kerja, waktu, pujian,
penghargaan, kekuasaan, pangkat, jabatan dan lain sebagainya. Sedangkan
insentif negatif dapat berupa teguran, hukuman, penundaan kenaikan gaji,
pemecatan dan lain-lain.
Teknik menyiapkan orang supaya bersedia menjadi pegikut dapat berupa
teknik penerangan dan teknik propaganda.
Teknik penerapan dapat berupa penyuluhan, penjelasan, briefing,
counseling, dengan melalui wawancara atau dengan mempergunakan
counseling box (kotak pendapat), diskusi, tanya jawab dan lain-lain.
Teknik menjadi teladan bagi pengikutnya dapat berupa larangan,
keharusan atau anjuran. Larangan dan keharusan pada dasarnya sama, yakni
keharusan melakukan sesuatu, hanya saja sudut tinjauannya agak berbeda.
Larangan adalah keharusan untuk tidak melakukan sesuatu. Sedangkan
keharusan adalah keharusan melakukan sesuatu. Keduanya biasanya disertai
dengan sanksi agar orang tidak melakukan sesuatu yang dilarang dan
melakukan sesuatu yang harus dilakukan. Lain dengan anjuran, anjuran adalah
sesuatu yang sebaiknya dilakukan. Biasanya anjuran tidak disertai dengan suatu
konsekuensi apapun apabila seseorang tidak melakukan anjuran untuk
melakukan sesuatu atau anjuran untuk tidak melakukan sesuatu.
PERILAKU ORGANISASI
Sebelum membahas tentang perilaku organisasi perlu dibahas tentang
perilaku manusia. Perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi
antara person atau individu dengan lingkungannya.
Perilaku adalah suatu fungsi dari interaksi antara seseorang individu
dengan lingkungannya.ini berarti seseorng individu dengan lingkungannya
menentukan perilaku keduanya secara langsung. Individu membawa kedalam
tatanan organisasi kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan,
dan pengalaman masa lalunya. Ini semuanya adalah karakteristik yang dimiliki
oleh individu. Dan karakteristik tersebut akan dibawa kedalam organisasi.
Perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek
tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu.
Perilaku organisasi dapat dipahami lewat suatu penelaahan dari
bagaimana organisasi itu dimulai, tumbuh, dan berkembang, dan bagaimana
pula suatu struktur, proses, dan nilai dari suatu sistem tumbuh bersama yang
memungkinkan mereka dipelajari dan disesuaikan pada lingkungan.
Bahrur Rosyidi Duraisy | KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI 14
DAFTAR PUSTAKA
Soehardjono. 1981. Kepemimpinan. Malang:
Sunindhia, Ninik Widiyanti. 1988. Kepemimpinan dalam Masyarakat Modern.
Jakarta: Bina Aksara.
Thoha, Miftah. 2002.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

kepemimpinan .powerpoint
kepemimpinan .powerpointkepemimpinan .powerpoint
kepemimpinan .powerpoint
Malang
 
Manajemen kepemimpinan
Manajemen kepemimpinanManajemen kepemimpinan
Manajemen kepemimpinan
conesti08com
 
Perancangan struktur organisasi
Perancangan struktur organisasiPerancangan struktur organisasi
Perancangan struktur organisasi
Din Haidiati
 
Efektifitas kepemimpinan
Efektifitas kepemimpinanEfektifitas kepemimpinan
Efektifitas kepemimpinan
Fazialdi Alfiansyah
 
Power point-pengantar-manajemen
Power point-pengantar-manajemenPower point-pengantar-manajemen
Power point-pengantar-manajemen
Elsa Agustina
 

Was ist angesagt? (20)

kepemimpinan .powerpoint
kepemimpinan .powerpointkepemimpinan .powerpoint
kepemimpinan .powerpoint
 
Teori dan Pengembangan Organisasi - Desain organisasi
Teori dan Pengembangan Organisasi - Desain organisasiTeori dan Pengembangan Organisasi - Desain organisasi
Teori dan Pengembangan Organisasi - Desain organisasi
 
Pengantar Manajemen
Pengantar ManajemenPengantar Manajemen
Pengantar Manajemen
 
Manajemen kepemimpinan
Manajemen kepemimpinanManajemen kepemimpinan
Manajemen kepemimpinan
 
Manajemen sumber daya manusia strategik
Manajemen sumber daya manusia strategikManajemen sumber daya manusia strategik
Manajemen sumber daya manusia strategik
 
Seni dalam Kepemimpinan (Art of Leardeship)
Seni dalam Kepemimpinan (Art of Leardeship)Seni dalam Kepemimpinan (Art of Leardeship)
Seni dalam Kepemimpinan (Art of Leardeship)
 
Budaya organisasi
Budaya organisasiBudaya organisasi
Budaya organisasi
 
Organizational Diagnostic
Organizational DiagnosticOrganizational Diagnostic
Organizational Diagnostic
 
Perancangan struktur organisasi
Perancangan struktur organisasiPerancangan struktur organisasi
Perancangan struktur organisasi
 
Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan VisionerKepemimpinan Visioner
Kepemimpinan Visioner
 
Efektifitas kepemimpinan
Efektifitas kepemimpinanEfektifitas kepemimpinan
Efektifitas kepemimpinan
 
01 bab 01 konsep dasar manajemen
01 bab 01 konsep dasar manajemen01 bab 01 konsep dasar manajemen
01 bab 01 konsep dasar manajemen
 
Organisasi Dan Manajemen
Organisasi Dan ManajemenOrganisasi Dan Manajemen
Organisasi Dan Manajemen
 
Komunikasi dalam manajemen
Komunikasi dalam manajemen Komunikasi dalam manajemen
Komunikasi dalam manajemen
 
Power point-pengantar-manajemen
Power point-pengantar-manajemenPower point-pengantar-manajemen
Power point-pengantar-manajemen
 
Bab 1 konsep dasar manajemen perubahan
Bab 1  konsep dasar manajemen perubahanBab 1  konsep dasar manajemen perubahan
Bab 1 konsep dasar manajemen perubahan
 
teori dan gaya kepemimpinan
teori dan gaya kepemimpinanteori dan gaya kepemimpinan
teori dan gaya kepemimpinan
 
Budaya organisasi
Budaya organisasiBudaya organisasi
Budaya organisasi
 
Makalah konsep dasar manajemen
Makalah konsep dasar manajemenMakalah konsep dasar manajemen
Makalah konsep dasar manajemen
 
Konsep Dasar Manajemen
Konsep Dasar ManajemenKonsep Dasar Manajemen
Konsep Dasar Manajemen
 

Ähnlich wie Kepemimpinan dan perilaku organisasi

Pemimpin dan kepemimpinan k.2 agb a
Pemimpin dan kepemimpinan k.2 agb aPemimpin dan kepemimpinan k.2 agb a
Pemimpin dan kepemimpinan k.2 agb a
helenapakpahan
 
Makalah Kepemimpinan
Makalah KepemimpinanMakalah Kepemimpinan
Makalah Kepemimpinan
Sariana Csg
 
Bab ii kepemimpinan
Bab ii kepemimpinanBab ii kepemimpinan
Bab ii kepemimpinan
kangklinsman
 
makalah kepemimpinan
makalah kepemimpinanmakalah kepemimpinan
makalah kepemimpinan
iswakil
 
Kepemimpinan Berkualiti Dalam Pendidikan
Kepemimpinan Berkualiti Dalam PendidikanKepemimpinan Berkualiti Dalam Pendidikan
Kepemimpinan Berkualiti Dalam Pendidikan
KPM
 
Makalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinanMakalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinan
ikbalhudori
 

Ähnlich wie Kepemimpinan dan perilaku organisasi (20)

kepimpinan
kepimpinankepimpinan
kepimpinan
 
Bang pim pertemuan 3 2016 2017
Bang pim pertemuan 3 2016 2017Bang pim pertemuan 3 2016 2017
Bang pim pertemuan 3 2016 2017
 
Ohio Leadership style (Kepemimpinan Kepala Sekolah)
Ohio Leadership style (Kepemimpinan Kepala Sekolah)Ohio Leadership style (Kepemimpinan Kepala Sekolah)
Ohio Leadership style (Kepemimpinan Kepala Sekolah)
 
MAKALAH KEPEMIMPINAN " LP3I "
MAKALAH KEPEMIMPINAN " LP3I "MAKALAH KEPEMIMPINAN " LP3I "
MAKALAH KEPEMIMPINAN " LP3I "
 
Pemimpin dan kepemimpinan k.2 agb a
Pemimpin dan kepemimpinan k.2 agb aPemimpin dan kepemimpinan k.2 agb a
Pemimpin dan kepemimpinan k.2 agb a
 
Makalah Kepemimpinan
Makalah KepemimpinanMakalah Kepemimpinan
Makalah Kepemimpinan
 
Soalan 2
Soalan 2Soalan 2
Soalan 2
 
konsep-kepemimpinan-std.ppt
konsep-kepemimpinan-std.pptkonsep-kepemimpinan-std.ppt
konsep-kepemimpinan-std.ppt
 
Kep Warna(C)
Kep Warna(C)Kep Warna(C)
Kep Warna(C)
 
Bab ii kepemimpinan
Bab ii kepemimpinanBab ii kepemimpinan
Bab ii kepemimpinan
 
makalah kepemimpinan
makalah kepemimpinanmakalah kepemimpinan
makalah kepemimpinan
 
TUGAS 4
TUGAS 4TUGAS 4
TUGAS 4
 
TUGAS 4
TUGAS 4TUGAS 4
TUGAS 4
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Bab3 pd
Bab3 pdBab3 pd
Bab3 pd
 
Kepemimpinan Berkualiti Dalam Pendidikan
Kepemimpinan Berkualiti Dalam PendidikanKepemimpinan Berkualiti Dalam Pendidikan
Kepemimpinan Berkualiti Dalam Pendidikan
 
Kepemimpinan Efektif
Kepemimpinan EfektifKepemimpinan Efektif
Kepemimpinan Efektif
 
Pengaruh gaya kepemimpinan dengan kinerja pengembangan sdm (akmal dani irawan...
Pengaruh gaya kepemimpinan dengan kinerja pengembangan sdm (akmal dani irawan...Pengaruh gaya kepemimpinan dengan kinerja pengembangan sdm (akmal dani irawan...
Pengaruh gaya kepemimpinan dengan kinerja pengembangan sdm (akmal dani irawan...
 
Kepimpinan
KepimpinanKepimpinan
Kepimpinan
 
Makalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinanMakalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinan
 

Mehr von EDUCATIONAL TECHNOLOGY

Mehr von EDUCATIONAL TECHNOLOGY (20)

Adobe Photoshop Cs3
Adobe Photoshop Cs3Adobe Photoshop Cs3
Adobe Photoshop Cs3
 
Materi tik kelas 9
Materi tik kelas 9Materi tik kelas 9
Materi tik kelas 9
 
Kamus istilah komputer
Kamus istilah komputerKamus istilah komputer
Kamus istilah komputer
 
Bahan ajar TIK
Bahan ajar TIKBahan ajar TIK
Bahan ajar TIK
 
Artikel henry
Artikel henryArtikel henry
Artikel henry
 
Artikel paulina jd
Artikel paulina jdArtikel paulina jd
Artikel paulina jd
 
Kumpulan karya kahlil gibran
Kumpulan karya kahlil gibranKumpulan karya kahlil gibran
Kumpulan karya kahlil gibran
 
Teamwork dalam organisasi
Teamwork dalam  organisasiTeamwork dalam  organisasi
Teamwork dalam organisasi
 
Pengambilan keputusan Organisasi
Pengambilan keputusan OrganisasiPengambilan keputusan Organisasi
Pengambilan keputusan Organisasi
 
Manajemen waktu
Manajemen waktuManajemen waktu
Manajemen waktu
 
Manajemen pembaharuan
Manajemen pembaharuanManajemen pembaharuan
Manajemen pembaharuan
 
Manajemen organisasi
Manajemen organisasiManajemen organisasi
Manajemen organisasi
 
Manajemen konflik organisasi
Manajemen konflik organisasiManajemen konflik organisasi
Manajemen konflik organisasi
 
Manajemen kesekretariatan organisasi
Manajemen kesekretariatan organisasiManajemen kesekretariatan organisasi
Manajemen kesekretariatan organisasi
 
Manajemen forum
Manajemen forumManajemen forum
Manajemen forum
 
Manajemen & administrasi organisasi
Manajemen & administrasi organisasiManajemen & administrasi organisasi
Manajemen & administrasi organisasi
 
Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasiKomunikasi organisasi
Komunikasi organisasi
 
Kepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasionalKepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasional
 
Iklim dan kesehatan organisasi
Iklim dan kesehatan organisasiIklim dan kesehatan organisasi
Iklim dan kesehatan organisasi
 
Efektivitas organisasi
Efektivitas organisasiEfektivitas organisasi
Efektivitas organisasi
 

Kepemimpinan dan perilaku organisasi

  • 1. Bahrur Rosyidi Duraisy | KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI 1 KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI https://bahrurrosyididuraisy.wordpress.com/ PENDAHULUAN Sebagai salah satu unsur yang cukup penting didalam menyelenggarakan organisasi, maka peranan pemimpin menentukan sekali dalam upaya mencapai sasaran yang ditetapkan. Oleh karena itu para pemegang wewenang harus mempunyai jiwa kepemimpinan yang tinggi dalam arti harus mampu mempengaruhi bawahannya untuk mencapai sasarannya tanpa harus mengabaikan harapan-harapan bawahannya. Untuk itu disini akan diuraikan beberapa pengertian dari kepemimpinan. Leadership (kepemimpinan) bukanlah gejala yang terisolir tetapi merupakan produk interaksi antara orang-orang dalam kelompok. Kepemimpinan adalah gejala social. Seorang pemimpin harus dapat memahami sikap dan sifat-sifat para anggotanya. Menurut Ralph M. Stogdill, berpendapat setiap situasi menuntut kualitas leadership yang berbeda. Sehingga seorang pemimpin yang sukses dalam situasi tertentu tidak menjamin bahwa ia pasti sukses pada situasi yang lain. Sedangkan Gouldner berasumsi bahwa teori kepemimpinan harus mencakup baik sifat-sifat atau cirri-ciri pemimpin maupun situasi. Orang yang dapat memahami dan menguasai situasi adalah orang yang mempunyai kemungkinan paling besar untuk menjadi pemimpin. Jadi dapat disimpulkan situasi berperan terhadap muncul dan jatuhnya seorang pemimpin. Kepemimpinan merupakan perpaduan dari tiga factor, yaitu situasi social, sifat-sifat atau cirri-ciri perseorangan dan kesempatan. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN Martoyo (1996:166) berpendapat bahwa kepemimpinan adalah : “keseluruhan aktifitas dalam rangka mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama mencapai suatu tujuan yang memeng didinginkan bersama”. Sedang Stoner,dkk (1996:161) mendefinisikan kepemimpian sebagai berikut : “kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok”. Definisi ini menunjukkan bahwa kepemimpianan melibatkan penggunaan pengaruh dan karenanya semua hubungan dapat merupakan upaya kepemimpinan. Berdasarkan definisi tersebut diatas maka dapat disimpulakan bahwa kepemimpinan adalah merupakan suatu seni atau cara bagaimana seorang pemimpin mengelola atau mengkoordinasi perusahaan atau organisasinya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Jadi syarat utama pemimpin ialah harus dapat mempengaruhi orang lain (para bawahan) agar bawahan dapat bekerja sama dan dapat mencapai hubungan yang baik, dapat melaksanakan tugas dengan baik dalam rangka pencapaian tujuan bersama. Kepemimpinan merupakan pengertian yang meliputi segala macam situasi yang dinamis, yang berisi :
  • 2. Bahrur Rosyidi Duraisy | KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI 2 1. Seorang manajer sebagai pemimpin yang mempunyai wewenang untuk memimpin. 2. Bawahan yang dipimpin yang membantu manajer sesuai dengan tugas mereka masing-masing. 3. Tujuan atau sasaran yang harus dicapai oleh manajer bersama-sama dengan bawahannya (Munandar,323) Kata kepemimpinan berasal dari kata “Leadership” yang merupakan terjemahan dari bahasa Inggris. Ordway Tead menyatakan, leadership hanya merupakan kegiatan mempengaruhi orang lain. Dari pengertian ini seolah Tead behasil meneliti leadership itu dan menemukan satu pengertian yang secara ilmiah tampak universal dan rasional. Jennings berkata “ We see then that leadership is represented mainly by an emotional and even an unconscious attitude rather than an intellectual o rational attitude” Kepemimpinan adalah seni kemampuan mempengaruhi perilaku manusia dan kemampuan mengendalikan orang-orang dalam organisasi agar perilaku mereka sesuai dengan perilaku yang diinginkan oleh pemimpin organisasi agar bekerjasama menuju suatu tujuan tertentu yang diinginkan bersama. Seorang dikatakan sebagai pemimpin jika ia dapat mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan tertentu., meskipun tidak ada ikatan-ikatan yang formal dalam organisasi. Dengan demikian pengertian kepemimpinan akan timbul dimanapun, asalkan terdapat unsur-unsur berikut : 1. adanya orang yang dipengaruhi 2. adanya orang yang mempengaruhi 3. orang yang mempengaruhi mengarahkan kepada tercapainya sesuatu tujuan. Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian sehingga tercapai tujuan dari kelompok itu yaitu tujuan bersama. Kepemimpinan merupakan fenomena yang kompleks dan situasional sebagaimana dapat dilihat dari banyaknya definisi yang tampak dari waktu ke waktu, seperti terangkum dalam Hughes, Ginnett, dan Curphy (1993) sebagai berikut : 1. The creative and directive force of morale (Munson:1921). 2. Directing and co-ordinating the work and group members (Fiedler:1967) 3. The process by which an agent induces subordinate to behave in a desired manner (Bennis:1969). 4. The presence of a particular influence relationship between two or more persons (Hollander & Julian:1969). 5. An interpersonal relation in which others comply because they want to, not because they have to (Merton:1969). 6. The process of influencing an organized group toward accomplishing its goals (Roah &Behling: 1984). 7. Transforming followers the ways to attain goals (Bass:1985 and Tichy&Devanna:1986). Actions that focus resources to create desirable apportunities (Campbell:1991). (Hughes, Ginnett, dan Curphy: 1993) Dari banyaknya definisi di atas, hal yang tidak dapat dihindari adalah bahwa kepemimpinan selalu melibatkan unsur pemimpin, pengikut, dan kontekts. Ketiadaan salah satu dari ketiga unsur tersebut akan menghilangkan esensi wacana kepemimpinan, yang pada akhirnya ketiadaan esensi pemimpin itu
  • 3. Bahrur Rosyidi Duraisy | KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI 3 sendiri. Pada era globalisasi yang ditandai restrukturisasi dan redefinisi berbagai bidang kehidupan, pencarian tipe kepemimpinan menjadi topik menarik, yang bahkan tidak jarang menimbulkan kontroversi. Pengertian umum kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian suatu maksud atau tujuan tertentu (Soetopo & Soemanto,1988:1) Kepemimpinan itu merupakan suatu kemampuan yang melekat pada diri seseorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam faktor, baik faktor-faktor intern maupun faktor-faktor ekstern (Winardi,1990:47) Locke (1997) melukiskan kepemimpinan sebagai suatu proses membujuk (inducing) orang-orang lain menuju sasaran bersama. Definisi tersebut mencakup tiga elemen berikut : 1. Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi (relational concept). Kepemimpinan hanya ada dalam proses relasi dengan orang lain (para pengikut), apabila tidak ada pengikut maka tidak ada pemimpin. Tersirat dalam definisi ini adalah premis bahwa para pemimpin yang efektif harus mengetahui bagaimana membangkitkan inspirasi dan berelasi dengan para pengikut mereka. 2. Kepemimpinan merupakan suatu proses. Agar bisa memimpin, pemimpin harus melakukan sesuatu. Seperti telah di observasi oleh John Gardner (1986-1988) kepemimpinan lebih dari sekedar menduduki suatu otoritas. Kendati posisi otoritas yang diformalkan mungkin sangat mendorong proses kepemimpinan, namun sekedar menduduki posisi itu tidak menandai seseorang untuk menjadi pemimpin. 3. Kepemimpinan harus membujuk orang-orang lain untuk mengambil tindakan. Pemimpin membujuk pengikutnya melalui berbagai cara, seperti menggunakan otoritas yang terlegitimasi, menciptakan model (menjadi teladan), penetapan sasaran, memberi imbalan dan hukum, restrukturisasi organisasi dan mengkomunikasikan visi. TEORI KEPEMIMPINAN Para ahli kepemimpinan mengemukakan beberapa teori yang berbeda- beda, yaitu : 1. Teori Genetis Teori ini mengetakan bahwa “ leaders are born and not made “. Berarti seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinan. Teori ini biasanya dianut dan hidup dikalangan kaum bangsawan. Kesimpulannya seorang pemimpin menjadi pemimpin karena orang tuanya jadi pemimpin. Sedangkan orang tua yang dulu tidak menjadi pemimpin maka dipandang orang tersebut tidak cakap menjadi pemimpin. 2. Teori Sosial Teori ini berlawanan dengan teori genetic. Teori ini menyebutkan “ leaders are made and not born “. Penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup. Pada
  • 4. Bahrur Rosyidi Duraisy | KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI 4 hakikatnya teori ini memandang semua orang sama dan dapat menjadi pemimpin. Karena mereka memiliki bakat dan kesempatan yang sama untuk menjadi pemimpin. Kesimpulannya kepemimpinan bukan ditakdirkan, tetapi dibentuk oleh pengaruh lingkungan. 3. Teori Ekologis Kedua teori tersebut diatas sangat ekstrim tetapi tidak seluruhnya mengandung kebenaran, maka timbul teori ini. Inti teori ini adalah seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia pada waktu lahirnya telah memiliki bakat kepemimpinan, bakat-bakat mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengelaman-pengalaman yang memungkinkan untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimiliki. Kesimpulannya teori ini merupakan gabungan dari kedua teori yang sudah dijelaskan diatas. 4. Teori Bakat Kepemimpinan memerlukan bakat, namun bakat ini harus dikembangkan dengan melatih diri dalam sifat-sifat dan kebiasaan tertentu dengan berpedoman kepada suatu teori tentang berbagai sikap mental yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Teori serba sifat (triat theory) yang dikenal sebagai Teori orang besar (Great Man Theory) mengajarkan bahwa kepemimpinan memerlukan serangkaian sifat-sifat, ciri-ciri atau perangai tertentu yang menjamin keberhasilan pada setiap situasi. Awalnya teori ini didasarkan atas penelitian terhadap sifat-sifat orang besar yang berkesimpulan bahwa kepemimpinan ornag besar didasarkan atas sifat-sifat yang dibawa sejak lahir, jadi merupakan sesuatu yang diwariskan. Oleh karena itu, pemimpin dianggap memiliki sifat-sifat yang dibawa sejak lahir dan menjadi pemimpin karena memiliki bakat kepemimpinan. Teori ini sejalan dengan teori genetis. 5. Teori Lingkungan Teori lingkungan menyatakan bahwa munculnya para pemimpin merupakan hasil pembentukan dari waktu, tempat, dan keadaan dan kondisi. Teori ini sejalan dengan teori sosial, dimana teori sosial mengatakan bahwa seorang pemimpin akan muncul bila ia berada di lingkungan sosial. Selain itu teori lingkungan mengatakan bahwa masa, periode, tempat, lokasi, situasi dan kondisi atau keadaan tertentu, misalnya sebagai akibat peristiwa yang menggemparkan akan menampilkan seorang pemimpin yang dikehendaki oleh lingkungan dan tempat tersebut. 6. Teori Hubungan Kepribadian dengan situasi Penganut teori ini berpendapat bahwa kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kepribadiannya. Pemimpin harus mengenal dirinya, mengenal kelompok orang-orang yang dipimpinnya, mengenal sifat-sifat pekerjaan yang diselesaikan, serta mengetahui sifat serta hukum di lingkungannya. Pemimpin harus berperan sebagai pembina kelompok yang dipimpin, menciptakan cara- cara yang gampang untuk membangun semangat kerja atau memberi kesempatan serta memahami apa yang harus dikerjakan dan apa yang harus dicapai.
  • 5. Bahrur Rosyidi Duraisy | KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI 5 Teori pribadi dan situasi (personal-situation-theory) hanya menjelaskan kepemimpinan sebagai akibat dari seperangkat yang tunggal dan mengabaikan faktor interaksi antara faktor pribadi dan faktor situasi, karena itu muncul teori pribadi dan situasi. 7. Teori Hubungan antar manusia Penganut teori ini menekankan kepada faktor atau unsure manusia. Manusia pada umumnya mempunyai motif untuk mau berbuat sesuatu. Motif tersebut didasarkan pada perhitungan keinginan atau pamrih, atau perhitungan untung-rugi. Akan tetapi hal itu tergantung dari pendidikan, kecerdasan, pengalaman, nasihat lingkungan, dan sebagainya. Menurut teori ini seorang pemimpin dalam melakukan kepemimpinannya harus pandai melakukan hubungan-hubungan antar manusia yaitu dapat memelihara keseimbangan antara kepentingan-kepentingan perseorangan dan kepentingan umum organisasi. 8. Teori Beri Memberi Teori ini bependapat bahwa antara pemimpin dan yang dipimpin harus terdapat tukar menukar keuntungan. Pemimpin yang hanya mengejar keuntungannya akan kecil daya kepemimpinanya dan sebaliknya pemimpin yang mampu memberi penghargaan, gengsi atau kehormatan kepada anggotanya akan memperoleh daya kepemimpinan yang tinggi. Dalam hai ini cara memberi merupakan suatu seni sendiri, salah-salah akan merusak segala-galanya. Selain itu teori ini juga menyatakan bahwa interaksi social menggambarkan suatu bentuk tukar menukar dimana anggota kelompok memberikan kontribusi dengan pengorbanan-pengorbanan mereka sendii dan meneima imbalan. Interaksi tersebut berlangsung terus karena para anggota merasakan tukar menukar secara social ini saling memberikan penghargaan atau keuntungan. 9. Teori Kegiatan-Harapan Teori ini berpendapat bahwa kegiatan-kegiatan manusia yang berkelompok itu terdiri atas aksi, reaksi dan interaksi bermacam-macam perasaan pada pihak-pihak yang bersangkutan. Segala tindakan pemimpin harus dapat memberi kepercayaan, demikian pula orang – ornag yang dipimpinnya. Seorang pemimpin harus mengembangkan kepemimpinanya yang terdiri atas perbuatan-perbuatan yang selalu ada isinya. Artinya yang tidak mengecewakan orang-orang yang bersangkutan dalam harapan-harapan mereka. Dari penjelasan ketiga teori diatas, M. Karjadi mengambil kesimpulan sederhana menjadi tiga kelompok teori, sebagai berikut : 1. kelompok teori keturunan 2. kelompok teori pengaruh lingkungan 3. kelompok teori campuran antara teori keturunan dan teori pengaruh lingkungan PENDEKATAN TERHADAP TEORI KEPEMIMPINAN Banyak studi yang dilakukan untuk mempelajari tentang karakteristik seorang pemimpin. Menurut Stoner,dkk (1996:162) ada tiga macam pendekatan yang dapat digunakan untuk mempelajari kepemimpinan, yaitu :
  • 6. Bahrur Rosyidi Duraisy | KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI 6 1. Pendekatan sifat Pendekatan ini mengasumsikan bahwa pemimpin mempunyai beberapa sifat sama yang dibawa sejak lahir. Apabila hanya ada beberapa orang yang menjadi pemimpin dan lebih banyak lagi yang menjadi pengikut, berarti ada sesuatu yang menyebabkan mereka bisa menjadi pemimpin. Pendekatan ini mencoba membandingkan sifat-sifat orang yang menjadi pemimpin dan yang tidak menjadi pemimpin dan mengaitkan dengan keefektifan pemimpin. Namun dalam penelitian terhadap pendekatan sifat ini gagal untuk mengungkapkan sifat yang jelas dan konsisten yang membedakan pemimpin dengan pengikut. Penelitian yang lain menemukan bahwa kepemimpinan efektif tidak tergantung pada sifat-sifat tertentu, tetapi lebih pada seberapa cocok sifat-sifat pemimpin itu dengan kebutuhan dari situasinya. 2. Pendekatan tingkah laku Pendekatan ini tidak lagi mengemukakan kualitas pemimpin yang efektif tetapi tentang apa yang dilakukan oleh pemimpin yang efektif. Dalam pendekatan teori tingkah laku ini mengemukakan bagaimana pemimpin mendelegasikan tugas, berkomunikasi dan memotivasi bawahannya, serta melaksanakan tugas mereka. Tingkah laku yang tidak seperti sifat dapat dipelajari oleh individu yang dilatih dalam tingkah laku kepemimpinan yang tepat yang akan mampu memimpin lebih efektif. 3. Pendekatan kontingensi/situasional Peneliti yang menggunakan pendekatan sifat dan tingkah laku menunjukkan bahwa kepemimpinan tergantung pada banyak variabel, seperti budaya organisasi dan sifat dari tugas. Namun tidak semua sifat yang dimiliki oleh semua pemimpin dan tidak semua gaya yang efektif untuk semua situasi. Para peneliti mulai mencoba mencari faktor-faktor dalam situasi yang mempengaruhi efektifitas gaya kepemimpiana tertentu. Pendekatan ini mengungkapkan bahwa teknik manajemen yang paling baik memberikan konstribusi untuk pencapaian sasaran organisasi mungkin bervariasi dalam situasi atau lingkungan yang berbeda. Pendekatan kontingensi atau situasional ini memfokuskan pada faktor-faktor seperti tuntutan tugas, harapan dan tingkah laku rekan setingkat, karakteristik dan tingkah laku karyawan, budaya organisasi dan kebijakannya. PERILAKU SEORANG PEMIMPIN Bass (1990) dalam Hartanto (1991) beranggapan bahwa unjuk kerja kepemimpinan yang lebih baik terjadi bila para pemimpin dapat menjalankan salah satu atau kombinasi dari empat cara ini, yaitu : 1. Memberi wawasan serta kesadaran akan misi, membangkitkan kebanggaan, serta menumbuhkan sikap hormat dan kepercayaan pada para bawahannya (Idealized Influence - Charisma), 2. Menumbuhkan ekspektasi yang tinggi melalui pemanfaatan simbol- simbol untuk memfokuskan usaha dan mengkomunikasikan tujuan- tujuan penting dengan cara yang sederhana (Inspirational Motivation),
  • 7. Bahrur Rosyidi Duraisy | KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI 7 3. Meningkatkan intelegensia, rasionalitas, dan pemecahan masalah secara seksama (Intellectual Stimulation), dan 4. Memberikan perhatian, membina, membimbing, dan melatih setiap orang secara khusus dan pribadi (Individualized Consideration). Pemimpin yang seperti ini akan dianggap oleh rekan-rekan atau bawahan mereka sebagai pemimpin yang efektif dan memuaskan. Menurut Ordway Tead, sifat-sifat atau ciri-ciri yang seharusnya dimiliki seorang pemimpin ialah sebagai berikut: 1. physical and nervous energy (energi jasmani dan rohani), 2. a sense of purpose and direction (orientasi mengenai sasaran dan tujuan), 3. enthusiasm, 4. friendliness and affection (ramah tamah dan cinta kasih sesamanya), 5. integrity (pribadi yang bulat), 6. technical mastery (kecakapan teknis), 7. decisiveness (tegas), 8. intelligence (cerdas), 9. teaching skill (pandai mengajar), 10. faith (keyakinan). Sedangkan menurut Fayol syarat-syarat pemimpin adalah sebagai berikut : 1. physical qualities (kualitas physic), 2. mental qualities (kualitas mental), 3. moral qualities (kualitas moral), 4. general education (pendidikan umum), 5. special knowledge (pengetahuan khusus), 6. experience (pengalaman). Mengenai perkembangan sikap individu seorang pemimpin dari tinjauan psikoanalitis dapat diikutu pendapat Erich Fromm sebagai berikut: 1. Tipe receptive Motto tipe ini “It is better to receive than to give,” yang artinya lebih baik menerima daripada memberi. Ini adalah tipe orang yang patuh, sederhana pemikirannya, ramah tamah, mudah menyesuaikan diri, responsife, mudah setuju dan mudah hidup bersama-sama dengan orang lain. Tipe semacam ini biasanya menjelmakan diri berupa pekerjaan atau procedur yang baik, tetapi tidak memiliki daya kreasi dan inovasi. 2. Tipe exploitative Motto tipe ini “ It is better to rape than to receive “ artinya lebih baik merampas daripada menerima. Ini adalah tipenya orang yang mempunyai kepercayaan kepada diri sendiri (self confident), menarik hati, sikapnya pasti dan daya inisiatifnya besar. Tetapi cenderung memiliki kebanggaan yang berlebihan, terlalu mengagungkan dirinya, mementingkan dirinya (selfish), terlalu percaya diri, ingin memuaskan diri sendiri, terlalu nafsu untuk mewujudkan keinginannya dan setiap orang dijadikan sarana eksploitasi.
  • 8. Bahrur Rosyidi Duraisy | KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI 8 3. Tipe hoarding (tipe searah) Tipe ini memiliki motto yang berbunyi “ There is nothing new under the sun. Let’s leave things the way they are,” artinya dibawah kolong langit ini tidak ada yang baru, oleh karena itu tinggalkanlah yang ada itu. Ini adalah tipe orang yang ingin memperoleh status baru yang lebih besar, jernih pikirannya, produktif pemikirannya, seringkali mendominasi bawahannya, dan keakrabannya dengan bawahan timbul karena ancaman. Ideanya, segala pelaksanaan tugas pekerjaan berjalan dengan lancar dan tertib dan setiap orang dan segala sesuatunya berada ditempatnya. 4. Tipe marketing Motto tipe ini “ I will became as you desire me “, artinya ingin menjadi orang yang dapat melayani keinginan orang lain. Tipe ini adalah orang yang berubah-ubah sikapnya, siap dan senang sekali melayani penawaran tertinggi. Tipe ini merasa bahwa dirinya bukanlah manusia yang unik, tetapi adalah barang yang berharga. Lebih buruk lagi ia merasa dirinya sebagai barang tidak mempunyai kedirian dan merasa asing terhadap diri sendiri maupun orang lain. 5. Tipe produktif Tipe inipun juga tidak sempurna sebagaimana halnya tipe sebelumnya. Ia merasa menderita karena nasib yang menimpanya sebagaimana halnya kolega-koleganya. Namun ia memiliki tinjauan yang relatif lebih jelas mengenai dirinya dan untuk apa ia bekerja. Mottonya adalah “ I may not be completely master of may fate or captain of my soul, but I certainly am not merely the victim of mindless circumstances”, artinya mungkin saya tidak dapat menentukan nasib saya dengan pasti atau menguasai diri saya, namun saya tidak ingin hanya menjadi korban dari lingkungan yang tidak mempunyai pikiran. Oleh karena itu, ia memiliki keseimbangan diri (sense of balance), memiliki daya untu menyesuaikan diri dan mempunyai pendirian. Sehingga memungkinkannya untuk menghadapi keberhasilan dan kegagalan, kebanggaan dan putus asa, tetapi dia berusaha menguasainya. Menurut Anthony Downs, sikap pemimpin terhadap kekuasaan atau organisasinya membagi menjadi: 1. Climbers adalah tipe pemimpin yang selalu haus akan kekuasaan, prestige dan kemajuan diri, berusaha maju terus menerus dengan kekuasaan sendiri (self propelled), oportunistis, agresif, suka dan mendorong perubahan dan perkembangan dan usaha merombak terus menerus. 2. Conservers ialah tipe pemimpin yang mementingkan jaminan (security) dan keenakan (convenience), mempertahankan statusquo memperkuat posisi yang telah dicapai, menolak perubahan, defensif dan statis. Tipe ini biasanya terdapat pada middle management atau dimiliki oleh para pejabat yang sudah lanjut usia.
  • 9. Bahrur Rosyidi Duraisy | KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI 9 3. Zealots adalah tipe pemimpin yang bersemangat untuk memperbaiki organisasi, mengutamakan tercapainya tujuan, mempunyai visi, menyendiri (single minded) aktif (energetic),agresif, bersedia menghadapi segala permusuhan dan pertentangan, tegas (determined), mempunyai dorongan yang keras untuk maju, tidak sabaran untuk mengadakan perbaikan dan menemukan sesuatu yang baru, mementingkan kepekaan daripada human relations. 4. Advocates ialah tipe pemimpin yang ingin mengadakan perbaikan organisasi, terutama bagiannya sendiri, mementingkan kepentingan keseluruhan organisasi daripada kepentingan diri sendiri, pejuang yang gigih dan bersemangat untuk kepentingan orang-orang dan program-programnya bersedia menghadapi pertentangan apabila mendapat dukungan dari kolega-koleganya, sangat responsive terhadap idea-idea dan pengaruh orang lain, keluar bersedia mempertahankan kelompok dengan tindakan paetisan, ke dalam bersikap jujur (fair) dan tidak menyebelah (impartial). 5. Statesmen adalah tipe pemimpin yang mementingkan tujuan organisasi secara keseluruhan dan misi organisasi, berusaha berdiri diatas kepentingan-kepentingan, tidak menyukai pertentangan yang merugikan pihak-pihak yang bersangkutan, berusaha mempertemukan pertentangan. GAYA KEPEMIMPINAN Setiap pemimpin harus memiliki gaya pendistribusian tugas, yang dalam hal ini dapat disebut juga sebagai pola kepemimpinan dimana gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh seseorang pemimpin yang satu dengan yang lain tidak ada persamaan, jika ada persamaan barangkali dari sisi yang satu saja, sedangkan sisi yang lain terdapat perbedaan-perbedaan dan tidak mesti suatu gaya kepemimpinan lebih baik atau lebih jelek daripada gaya kepemimpinan lainnya. Gaya kepemimpinan menurut Ranupandojo dan Husnan (1995:224) adalah : “Sebagai pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. Pada gaya kepemimpinan inilah yang menyebabkan seseorang dipilih sebagai pemimpin atau manajer, sebab hal ini sangat berhubungan erat dengan tujuan perusahaan yang dicapai, jenis-jenis kegiatan yang harus dipimpin, karakteristik para tenaga kerja, motif, usaha dan lain-lain. Istilah gaya kepemimpinan atau style leadership menurut Stoner,dkk (1996:161) adalah : “Berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi pekerja”. Berkenaan dengan hal diatas, maka akan diuraiakan mengenai gaya kepemimpinan yang erat hubungannya antara anggota dengan kepemimpinan itu sendiri. Gaya kepemimpinan itu sendiri menurut Harris dikutip oleh Ranupandojo dan Husnan (1995:225) : 1. Kepemimpinan otokratik Merupakan gaya kepemimpinan dimana pemimpin menganggap bahwa semua kewajiban untuk menganbil keputusan, menjalankan
  • 10. Bahrur Rosyidi Duraisy | KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI 10 tindakan, mengarahkan, memberi motivasi, dan mengawasi bawahan terpusat di tangannya. Seorang otokrat mengawasi pelaksanaan pekerjaannya dengan makdud agar tidak terjadi penyimpangan dari arah yang diberikannya. 2. Kepemimpinan partisipasi Merupakan gaya kepemimpinan dimana pemimpin selalu meminta dan menggunakan saran-saran bawahannya, menciptakan kerja sama yang serasi, menumbuhkan loyalitas dan partisipasi para bawahan. Gaya kepemimpinan ini selalu memotivasi bawahan agar merasa ikut memilikiorganisasi, namun demikian pengambilan keputusan tetap barada pada pemimpin. 3. Kepemimpinan free rein/delegasi Merupakan gaya kepemimpinan menyerahkan tanggung jawab atas peleksanaan pekerjaan pada bawahan, dalam arti pemimpin menginginkan agar para bawahan dapat mengendalikan diri mereka dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dengan kepemimpinan ini bawahan dapat mengambil keputusan dengan lebih leluasa dalam melaksanakan tugasnya karena adanya pendelegasian dari pemimpin. Diantara gaya kepemimpinan diatas ada gaya kepemimpinan yang berada diantara ketiga gaya kepemimpinan tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Reddin yang dikutip oleh Ranupandojo dan Husnan (1995:226) yang dikenal dengan “Reddin 3 D theory” yang mendasarkan seorang pemimpin yang berorientasi pada tugas yang diberikan ataukah pada manusia yang mengerjakan. Pembagian ini digambarkan pada gambar (lihat gambar 2.1) dimana dibagi menjadi empat bagian berikut : Bagian 1, memisahakan/tidak memperhatikan baik pelaksanaan tugas, maupun oarang yang melaksanakannya. Bagian 2, lebih memperhatikan pelaksanaan tugas, dan sedikit perhatian pada orang yang melaksanakannya Bagian 3, sangat memperhatikan ornag yang melaksanakannyan dan sedikit perhatian pada pelaksanaan tugasnya Bagian 4, sangat memperhatikan,baik pada pelaksanaan tugas, maupun orang yang melaksanakannya.
  • 11. Bahrur Rosyidi Duraisy | KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI 11 Gambar 2.1 KERANGKA GAYA KEPEMIMPINAN Keterangan : 1- I Deserter 1- E Bureaucrat 2- I Autocrat 3- I Benevolent Autocrat 4- I Missionary 5- E Developer 6- I Compromiser 4- E Executive Pembagian diagram tersebut kedalam 4 bagian dilengkapi dengan dua tipe untuk setiap bagian yaitu I singkatan dari Ineffective dan E singkatan dari Effective. Karena itu diagram ini dikatakan sebagai 3-D (Dimension). Pentingnya peranan pemimpin dan segi-segi kepemimpinan memang patut diperhatikan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Maka akan timbul pertanyaan : gaya kepemimpinan mana yang paling efektif?. Dengan mendasarkan pada beberapa pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa penentuan atas gaya kepemimpinan seseorang sebenarnya terletak pada bagaimana peran pengikut memberikan penilaian perilaku dari pemimpin ketika mereka berhubungan dengan pengikutnya. Menentukan penilaian terhadap gaya kepemimpinan yang efektif tidak hanya tergantung pada gaya tertentu dari pemimpin tetapi pada situasi dimana gaya tersebut digunakan. Pemimpin- pemimpin tersebut perlu menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan situasu tertentu dan pemimpin tersebut dapat belajar menjadi pemimpin yang efektif. Sehingga untuk mengetahui efektifitas pemimpin maka tergantung pada tanggapan para pengikutnya atas perilaku pemimpin yang bersangkutan pada
  • 12. Bahrur Rosyidi Duraisy | KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI 12 saat mereka saling berinteraksi. Apabila para pengikut memberikan tanggapan positif dan berusaha memenuhi harapan pemimpinnya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka kepemimpinannya efektif. Apabila kita tinjau lebih jauh uraian diatas dapat diketahui bahwa tidak ada gaya kepemimpinan yang mutlak baik dan buruk, yang penting adalah tujuan dapat tercapai dengan baik. Hal tersebut karena dalam kepemimpinan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti bawahan (anggota), organisasi, karakter pemimpin dan situasi yang ada. Menurut Martoyo (1996:167) faktor-faktor atau persyaratan pemimpin yang baik, sehingga menimbulkan kepemimpinan yang baik adalah : 1. Pendidikan umum yang luas. 2. Kemampuan berkembang secara mental. 3. Ingin tahu (kreatifdan inovatif). 4. Kemampuan analitis. 5. Memiliki daya ingat yang kuat. 6. Kemampuan mendengar. 7. Adaptabelitas dan fleksibilitas. 8. Ketegasan. Orang lebih suka untuk tinggal dan bekerja sama dengan seorang yang baik. Mereka ingin dipimpin oleh seorang untuk dapat memandang tujuan dengan jelas, yang tahu bagaimana mencapai tujuan itu dan berusaha mengejarnya. Mengikuti seseorang yang telah menunjukkan kemampuannya didalam melaksanakan pekerjaan dan telah mempunyai pengalaman merupakan dorongan yang sangat berarti bagi anggotanya. Dengan demikian pimpinan harus bisa menjadi tonggak bagi kelancaran jalannya organisasi yang dikelolanya dan mampu memikul tugas dan tanggung jawab atas segala tingkah laku dan keberadaan para anggota, bagaimana kepercayaan terhadap mereka, memotivasi mereka, meluruskan jalan menuju keberhasilan, peningkatan status, memikirkan masa depan serta mengurangi hambatan-hambatan yang bisa menyebabkan mereka menjadi frustasi dalam melaksanakan pekerjaannya. Seperti yang diungkapkan dalam teori manajemen bahwa sumber daya manusia adalah unsur yang paling penting diantara sumber daya lainnya seperti, machine, material, money, dan metode. Begitu juga dalam lingkungan organisasi mutu anggota merupakan asset yang paling menentukan berhasil atau tidaknya organisasi mencapai tujuannya untuk mencapai sasarannya. Organisasi harus mendayagunakan unsur anggota semaksimal mungkin, agar anggota dapat mencapai kinerja yang tinggi dan diperlukan pembinaan dan pengembangan kariernya secara terus menerus antara lain melalui penilaian hasil kerja. TEKNIK KEPEMIMPINAN DR. H. Arifin Abdulrachman menyatakan bahwa didalam kepemimpinan dikenal teknik kepemimpinan yang bersifat umum dan teknik kepemimpinan yang hanya dapat dipergunakan di dalam kondisi khusus. Teknik kepemimpinan umum, yang disebut kepemimpinan pokok, dapat berupa teknik menyiapkan orang-orang supaya bersedia menjadi pengikut, teknik human relations dan teknik menjadi teladan.
  • 13. Bahrur Rosyidi Duraisy | KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI 13 Sedangkan teknik kepemimpinan khusus, yang juga disebut teknik kepemimpinan kerja dapat berupa teknik prsuasi atau perintah, teknik atau penggunaan system komunikasi yang cocok dan teknik fasilitas. Teknik persuasi adalah teknik yang berusaha membuat orang lain menyadari kewajibannya untuk melakukan sesuatu. Sedangkan teknik perintah ialah teknik yang mengabaikan pertimbangan pengikutnya, pengikut hanya berkewajiban melaksanakan sesuatu yang diminta untuk dilaksanakan, sesudah dimengerti. Teknik atau penggunaan fasilitas, yang sering disebut dengan teknik insentif. Dalam hubungan ini dikenal dua jenis insentif (perangsang), yakni insentif positif dan insentif negatif. Insentif positif dapat berupa fasilitas pendidikan dan latihan, uang, perlengkapan, tempat kerja, waktu, pujian, penghargaan, kekuasaan, pangkat, jabatan dan lain sebagainya. Sedangkan insentif negatif dapat berupa teguran, hukuman, penundaan kenaikan gaji, pemecatan dan lain-lain. Teknik menyiapkan orang supaya bersedia menjadi pegikut dapat berupa teknik penerangan dan teknik propaganda. Teknik penerapan dapat berupa penyuluhan, penjelasan, briefing, counseling, dengan melalui wawancara atau dengan mempergunakan counseling box (kotak pendapat), diskusi, tanya jawab dan lain-lain. Teknik menjadi teladan bagi pengikutnya dapat berupa larangan, keharusan atau anjuran. Larangan dan keharusan pada dasarnya sama, yakni keharusan melakukan sesuatu, hanya saja sudut tinjauannya agak berbeda. Larangan adalah keharusan untuk tidak melakukan sesuatu. Sedangkan keharusan adalah keharusan melakukan sesuatu. Keduanya biasanya disertai dengan sanksi agar orang tidak melakukan sesuatu yang dilarang dan melakukan sesuatu yang harus dilakukan. Lain dengan anjuran, anjuran adalah sesuatu yang sebaiknya dilakukan. Biasanya anjuran tidak disertai dengan suatu konsekuensi apapun apabila seseorang tidak melakukan anjuran untuk melakukan sesuatu atau anjuran untuk tidak melakukan sesuatu. PERILAKU ORGANISASI Sebelum membahas tentang perilaku organisasi perlu dibahas tentang perilaku manusia. Perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya. Perilaku adalah suatu fungsi dari interaksi antara seseorang individu dengan lingkungannya.ini berarti seseorng individu dengan lingkungannya menentukan perilaku keduanya secara langsung. Individu membawa kedalam tatanan organisasi kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Ini semuanya adalah karakteristik yang dimiliki oleh individu. Dan karakteristik tersebut akan dibawa kedalam organisasi. Perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu. Perilaku organisasi dapat dipahami lewat suatu penelaahan dari bagaimana organisasi itu dimulai, tumbuh, dan berkembang, dan bagaimana pula suatu struktur, proses, dan nilai dari suatu sistem tumbuh bersama yang memungkinkan mereka dipelajari dan disesuaikan pada lingkungan.
  • 14. Bahrur Rosyidi Duraisy | KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI 14 DAFTAR PUSTAKA Soehardjono. 1981. Kepemimpinan. Malang: Sunindhia, Ninik Widiyanti. 1988. Kepemimpinan dalam Masyarakat Modern. Jakarta: Bina Aksara. Thoha, Miftah. 2002.