SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 24
MENDIDIK UNTUK MEMBENTUK KARAKTER
Bagaimana Sekolah Dapat Membelajarkan Sikap
    Santun (Hormat) dan Tanggung jawab?

                 Oleh
         Juma Abdu Wamaungo
Manusia dan Nilai
• Bagaimana seharusnya kita    • Apakah Karakter atau moral
  hidup dan Mengapa              adalah FIKIRAN kita?
  demikian?                    • Apakah betul, pendidikan
• Apakah sekolah seharusnya      moral bukan sebuah topik
  memberikan pendidikan          baru di tanah air Indonesia?
  nilai? Atau Orang tua yang     Kalau betul, mengapa
  seharusnya membantu            demikian?
  anaknya memperoleh nilai-    • Tahukah kalian bahwa ada
  nilai yg diperlukan oleh       banyak symbol kebangsaan
  masyarakat?                    Indonesia yang memiliki
                                 nilai-nilai dalam National
                                 character Building?
Tujuan Presentasi
• Tujuan presentasi ini adalah:
1. Menyampaikan bahwa Pendidikan yang baik
   tidak hanya memberikan sesuatu yang
   bersifat abstrak tetapi juga memberikan
   sesuatu yang bersifat konkrit.
2. Merangsang fikiran Bapak/Ibu dengan
   mencoba menjelasankan sekonkrit mungkin
   mengenai       “APAKAH         SEBENARNYA
   CHARACTER ITU?”.
Tujuan Pendidikan
• Tujuan pendidikan adalah untuk membimbing manusia
  melalui proses dimana mereka terbembentuk dan
  disiapkan sebagai makhluk yang berpengetahuan,
  mampu mengambil keputusan, dan berperilaku baik
  pada diri mereka dan pada orang lain (the golden rule),
• Selain itu, berdasarkan penelitian sejarah dari berbagai
  bangsa yang ada di dunia ini, pada dasarnya pendidikan
  memiliki dua tujuan yaitu: membimbing para generasi
  muda untuk menjadi cerdas dan memiliki perilaku
  berbudi pekerti.
 Kecerdasan + karakter = tujuan pendidikan yang
  sebenarnya…….
Dasar Karakter Manusia
• Dari kata-kata berikut dapat tergambarkan dasar
  karakter:
Hati-hati terhadap fikiran Anda, fikiran Anda bisa menjadi
   kata-kata Anda.
Hati-hati dengan kata-kata Anda, kata-kata Anda bisa
   menjadi perbuatan Anda.
Hati-hati dengan perbuatan Anda. perbuatan Anda bisa
   menjadi kebiasaan Anda.
Hati-hati dengan kebiasaan Anda, kebiasaan Anda bisa
   menjadi karakter Anda.
Hati-hati dengan karakter Anda, karakter Anda bisa
   menjadi takdir Anda.
Kalau Begitu, apakah Karakter itu?
• Para filsuf Yunani Heraclitus mengatakan bahwa:
  "Karakter adalah takdir”. Karakter membentuk
  seseorang. Takdir tersebut menjadi takdir seluruh
  masyarakat. "Dalam karakter warga negara, "kata
  Cicero, "terletak kesejahteraan bangsa.“
• Pandangan sekilas pada sejarah mengingatkan kita
  bahwa peradaban tidak berkembang selamanya.
  Peradaban naik, dan peradaban pudar. Peradaban
  pudar ketika moral memburuk-ketika masyarakat gagal
  dalam menyampaikan kebaikan, kekuatan karakter ke
  generasi berikutnya.
Pentingnya Karakter
• Tanpa karakter baik, individu tidak bisa hidup
  bahagia dan tidak akan ada masyarakat yang
  dapat berfungsi secara efektif'. Tanpa karakter
  baik, seluruh umat manusia tidak dapat
  melakukan perkembangan menuju dunia yang
  menjunjung tinggi martabat dan nilai dari setiap
  pribadi '
• Jika kami mau dunia menjadi lebih baik, harus
  ada karakter yang memungkinkan orang untuk
  berbuat baik, untuk bertahan, dan untuk
  mengatasi persoalan apapun.
Isi Karakter Kami
• Apa isi dari karakter?
• Isi dari karakter yang baik adalah kebaikan.
  Kebaikan seperti: 1. kejujuran, 2. keberanian, 3.
  keadilan, dan 4. kasih sayang.
• Karakter adalah hal yang harus dimiliki setiap
  manusia dan harus dipraktek kepada siapapun
  dimanapun kita berada.
• Kebaikan-kebaikan tersebut ditegaskan oleh
  masyarakat dan agama di seluruh dunia. Karena
  hal tersebut secara intrinsik baik dilakukan.
NILAI-NILAI SEPERTI APAKAH
     YANG SEHARUSNYA DIAJARKAN DI SEKOLAH?
• Sekolah yang berharap untuk dapat mengajarkan
  pendidikan moral, harus mengetahui bahwa:
1. Nilai-nilai yang seharusnya dapat diajarkan di sekolah
   memiliki tujuan positif dan secara umum dapat
   diterima oleh masyarakat yang beragam; dan
2. Sekolah seharusnya tidak hanya mengeksposi nilai-
   nilai tersebut kepada para siswa, tetapi juga harus
   mampu membimbing mereka untuk dapat mengerti,
   menerima, dan melakukan nilai-nilai yang berlaku.
3. Untuk melaksanakan kedua hal tersebut, kebutuhan
   sekolah adalah mendapatkan gambaran yang jelas
   mengenai makna dasar dari nilai-nilai.
APA YANG DIMAKSUD
                DENGAN NILAI MORAL?
• Terdapat dua macam nilai dalam kehidupan manusia:
  moral dan nonmoral.
• Nilai-nilai moral seperti kejujuran, tanggung jawab, dan
  keadilan adalah hal-hal yang dituntut dalam kehidupan
  kita. Dengan kata lain, setiap orang yg bermoral merasa
  dituntut untuk menepati janji, membayar berbagai
  tagihan, memberi pengasuhan kepada anak-anak, dan
  berbuat adil dalam pergaulan di masyarakat.
• Ini semua karena demi kebaik. Nilai-nilai moral
  meminta kita untuk melaksanakan apa yang sebaiknya
  kita lakukan. Kita harus melakukannya bahkan kita
  terkadang terpaksa melawan nafsu kita sendiri.
Nilai-nilai Nonmoral
• Nilai-nilai nonmoral tidak membawa tuntutan-tuntutan
  apapun seperti nilai-nilai moral. Nilai tersebut lebih ke
  sikap individualisme “lebih berhubungan dengan apa
  yang kita inginkan atau apa yang kita suka (Kata anak
  muda suka-suka Gwe!!!)”.
• Setiap individu secara perbadi, memiliki nilai nonmoral
  yang bukan nilai umum tetapi nilai seseorang (ciri khas
  seseorang). Jika saya suka mendengarkan musik atau
  suka membaca novel yang bagus, ini bukan kewajiban
  untuk melakukannya, tetapi keinginan saya.
Nilai-nilai moral
• Nilai-nilai moral (nilai yang menjadi tuntutan) dapat
  dibagi lagi menjadi dua kategori, yaitu: Nilai Universal
  dan Non-universal.
• Nilai-nilai moral universal seperti memperlakukan
  orang lain dengan baik serta saling menghormati dalam
  hidup, kemerdekaan, dan keseteraan dapat
  menyatukan semua orang dimana pun mereka berada
  karena kita tentunya menjunjung tinggi dasar-dasar
  nilai kemanusiaan dan menghargai diri.
• Kita memiliki hak dan bahkan kewajiban untuk
  menuntut agar kita semua dapat bertindak sesuai nilai-
  nilai moral yang berlaku secara universal.
Pemerintah AS Dengan Nilai Universal
• Pada tahun 1948, pemerintah AS memperkenalkan validitas universal
  mengenai nilai-nilai moral dengan cara mengadopsi Universal Declaration
  of Human Rights.
• Dokumen bersejarah tersebut mendeklarasikan bahwa setiap warga
  negara di setiap negara memiliki hak untuk:
1. memiliki hidup, memiliki wewenang, dan memilki kebebasan untuk
    melindungi diri dari suatu ancaman;
2. kemerdekaan diri dari perbudakan;
3. mengetahui aturan yang berlaku serta memiliki pemahaman terhadap
    tindakan yang tidak dianggap salah dan yang di anggap salah;
4. kemerdekaan dari kesengsaraan hidup;
5. mendapatkan privasi, hidup berkeluarga, dan memiliki kesetaraan
    hidup; kemerdekaan untuk terlibat dalam berbagai komunitas
    masyarakat;
6. mendapat pendidikan; dan memiliki sebuah standar hidup dalam
    memenuhi kebutuhan akan kesehatan dan kehidupan yang layak.
Nilai-nilai Moral yang Bersifat
               Non-universal
• Nilai-nilai moral yang bersifat non-universal tidak
  memiliki tuntutan moral yang bersifat universal.
• Nilai tersebut merupakan nilai-nilai seperti
  kewajiban yang berlaku pada agama (ketaatan,
  berpuasa, dan memperingati hari besar
  keagamaan dll) yang secara individu menjadi
  sebuah tuntutan yang cukup penting. Namun, hal
  tersebut belum tentu dirasakan sama dengan
  orang lain.
APA HUBUNGAN ANTARA
                MORALITAS DAN AGAMA?

• Indonesia adalah masyarakat yang sangat heterogen.
• Buktinya adalah masyarakat Indonesia termasuk
  masyarakat yang memiliki perbedaan agama, maupun
  mereka yang tanpa agama menemukan kesulitan dan
  halangan dalam memberikan pendidikan moral, terutama
  bagi para pendidik.
• Mereka berpikir, “bukankah moralitas membawamu untuk
  cenderung terhadap hal yang bersifat agamis, dan
  bagaimana sekolah dapat masuk ke dalamnya tanpa
  melanggar peraturan yang tersebut di First Amandement?”
• Dengan alasan tersebut, maka sangatlah penting untuk
  mengklarifikasikan hubungan antara moralitas dan agama
  (p60-61).
Komponen Karakter Yang Baik (p.81)




    PENGETAHUAN MORAL
                                                     PERASAAN MORAL
1. Kesadaran moral                             1. Hati nurani
2. Pengetahuan nilai moral                     2. Harga diri

3. Penentuan perspektif                        3. Empati

4. Pemikiran moral                             4. Mencintai hal yang baik

5. Pengambilan keputusan                       5. Kendali diri

6. Pengetahuan pribadi                         6. Kerendahan hati




                              TINDAKAN MORAL
                                 Kompetensi
                                  Keinginan
                                  Kebiasaan
PENDEKATAN KOMPREHENSIF
TERHADAP NILAI DAN PENDIDIKAN KARAKTER (p.101)
Karakter dan Berbuat Baik
• Kebaikan menentukan apa artinya menjadi
  manusia:
• Kita menjadi manusia yang utuh ketika kita
  bertindak saleh dan murah hati, tidak egois,
  adil bukan tidak adil, jujur bukan licik.
• Kebajikan meningkatkan kebahagiaan dan
  kesejahteraan seorang.
The Golden Rule
 The Golden Rule, kita diharapakan memperlakukan orang
  lain sebagaimana kita ingin diperlakukan oleh orang lain,
  dan ini adalah prinsip keadilan yang dapat ditemukan
  dalam budaya dan agama di seluruh dunia.
• Jika Anda memiliki sikap negatif dalam hidup, Anda akan
  menjadi beban bagi diri sendiri.
• Jika Anda memiliki sikap positif, anda akan menjadi aset
  untuk diri sendiri dan orang lain. Kekuatan karakter tentang
  harapan, antusiasme, fleksibilitas, dan rasa humor adalah
  bagian dari sikap positif. Kita semua, baik tua maupun
  muda, perlu diingatkan bahwa sikap adalah sesuatu yang
  kita pilih. Abraham Lincoln berkata "Kebanyakan orang
  bahagia saat mereka mampu mengambil keputusan.”
MEMBESARKAN ANAK-ANAK YANG
         BERKARAKTER
• Orang tua adalah orang berkuasa. Kesalahan terburuk
  yang mereka lakukan adalah menyepelekan pengaruh
  mereka.
• Untuk semua guru disini, apapun kekuatan masing-
  masing kita dan perjuangan kita, pesan saya adalah
  harus: Buat orang tua supaya bisa memperioritaskan
  anak-anak mereka. Karena keluarga adalah fondasi
  pengembangan intelektual dan moral, membantu
  orang tua adalah hal yang baik dan paling penting yang
  dapat sekolah lakukan untuk membantu siswa
  memperoleh karakter yang baik dan dapat berhasil
  secara akademis.
Sembilan (9) Tes Etika Yang Bisa
                Diajarkan
• Berikuti adalah 9 poin mengenai tes etika yang bisa diajarkan pada
  anak-anak kita untuk diterapkan:
1. Tes Peraturan Emas: apa yang saya ingin orang lain lakukan pada
   saya?
2. Tes keadilan: apakah apa yg saya lakukan atau katakan adil bagi
   orang lain? Siapa yang akan terpengaruh? dan Bagaimana?
3. Bagaimana jika setiap orang melakukan tes ini: apakah aku suka
   jika orang lain melakukan hal yang sama? Apakah aku ingin hidup
   dalam dunia seperti itu?
4. Tes kebenaran: apakah tindakan saya mewakili seluruh kebenaran
   dan hanya untuk kebenaran?
5. Tes orang tua: bagaimana perasaan orang tua saya jika mereka
   tahu mengenai apa yang saya telah lakukan? Apa saran mereka,
   jika saya meminta masukan dari mereka?
Continuation…
6. Tes agama: apakah hal yang saya lakukan bertentangan
   dengan agama saya?
7. Tes nurani: apakah hal yang saya lakukan bertentangan
   dengan hati nurani saya? Apakah saya merasa bersalah
   sesudahnya?
8. Tes konsekuensi: apakah hal yang saya lakukan memiliki
   konsekuensi yang buruk, seperti kerusakan hubungan atau
   kehilangan harga diri, sekarang atau di masa depan?
   Apakah dikemudian hari saya bisa menyesal dengan
   kelakuan saya?
9. Tes front-page (tes halaman paling depan): bagaimana saya
   akan merasakan jika tindakan saya dilaporkan dalam surat
   kabar yang ada di daerah saya pada halaman paling depan?
Langkah2 Dlm Pengambilan Keputusan
               Etis
• Dengan berbagai tantangan moral, langkah-langkah berikut dapat
  memandu kita dalam membuat keputusan:
1. Pertimbangan cara yang berbeda: dengan cara dapat
   menyelesaikan permasalahan yang saya hadapi?
2. Mempertimbangkan dampak: sepert apa kebaikan dan keburukan
   pada orang-orang yang terlibat, termasuk saya?
3. Mengidefikas nilai: seperti apa nilai-nilai moral yang terlibat? Yang
   mana yang penting?
4. Carilah nasehat: Oran-orang semacam apa yang saya bisa
   tanyakan, misalnya: orang tua, guru-guru, atau kaka atau kaka
   kelas, apa saya bisa minta bantuan mengenai apa yang saya harus
   memutuskan?
5. Ambillah keputusan:          manakah tindakan terbaik yang
   mementingkan nilai serta menjunjung tinggi nilai baik dan dampak
   kecil?
We Have a Lot to Share but Allow
         Me End Here
             Thanks
              Juma

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Psikologi Power Point
Psikologi Power PointPsikologi Power Point
Psikologi Power Point
alekbadrudin
 
paparan Hendarman-PPP dan tiga Dosa Besar-24082021.pptx
paparan Hendarman-PPP dan tiga Dosa Besar-24082021.pptxpaparan Hendarman-PPP dan tiga Dosa Besar-24082021.pptx
paparan Hendarman-PPP dan tiga Dosa Besar-24082021.pptx
SopiyanHadi5
 
Peta Konsep Psikologi Perkembangan
Peta Konsep Psikologi PerkembanganPeta Konsep Psikologi Perkembangan
Peta Konsep Psikologi Perkembangan
Atika Aziz
 
pendidikan karakter di sekolah
pendidikan karakter di sekolahpendidikan karakter di sekolah
pendidikan karakter di sekolah
emri ardi
 
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anakSeks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
Adriani Hasyim
 
KESEHATAN ANAK REMAJA
KESEHATAN ANAK REMAJAKESEHATAN ANAK REMAJA
KESEHATAN ANAK REMAJA
Zakiah dr
 

Was ist angesagt? (20)

Materi seminar parenting bahaya gadget bagi anak dan cara mengatasinya 2021
Materi seminar parenting bahaya gadget bagi anak dan cara mengatasinya 2021Materi seminar parenting bahaya gadget bagi anak dan cara mengatasinya 2021
Materi seminar parenting bahaya gadget bagi anak dan cara mengatasinya 2021
 
Manajemen Organisasi
Manajemen Organisasi Manajemen Organisasi
Manajemen Organisasi
 
Psikologi Power Point
Psikologi Power PointPsikologi Power Point
Psikologi Power Point
 
paparan Hendarman-PPP dan tiga Dosa Besar-24082021.pptx
paparan Hendarman-PPP dan tiga Dosa Besar-24082021.pptxpaparan Hendarman-PPP dan tiga Dosa Besar-24082021.pptx
paparan Hendarman-PPP dan tiga Dosa Besar-24082021.pptx
 
Pacaran
PacaranPacaran
Pacaran
 
Mengenal Potensi Diri
Mengenal Potensi DiriMengenal Potensi Diri
Mengenal Potensi Diri
 
MEMPERKENALKAN ORGAN REPRODUKSI PADA ANAK
MEMPERKENALKAN  ORGAN  REPRODUKSI  PADA  ANAK MEMPERKENALKAN  ORGAN  REPRODUKSI  PADA  ANAK
MEMPERKENALKAN ORGAN REPRODUKSI PADA ANAK
 
Presentasi
PresentasiPresentasi
Presentasi
 
Keecerdasan Sosial
Keecerdasan SosialKeecerdasan Sosial
Keecerdasan Sosial
 
Peta Konsep Psikologi Perkembangan
Peta Konsep Psikologi PerkembanganPeta Konsep Psikologi Perkembangan
Peta Konsep Psikologi Perkembangan
 
pendidikan karakter di sekolah
pendidikan karakter di sekolahpendidikan karakter di sekolah
pendidikan karakter di sekolah
 
Pengasuhan Positif (Positif Parenting)
Pengasuhan Positif (Positif Parenting)Pengasuhan Positif (Positif Parenting)
Pengasuhan Positif (Positif Parenting)
 
PPT Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
PPT Pertumbuhan dan Perkembangan Anak PPT Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
PPT Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
 
PERKEMBANGAN EMOSI FINAL.ppt
PERKEMBANGAN  EMOSI FINAL.pptPERKEMBANGAN  EMOSI FINAL.ppt
PERKEMBANGAN EMOSI FINAL.ppt
 
Kesehatan mental
Kesehatan mentalKesehatan mental
Kesehatan mental
 
Materi narkoba
Materi narkobaMateri narkoba
Materi narkoba
 
Kesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksiKesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksi
 
Menjadi orang tua efektif - Parenting
Menjadi orang tua efektif - ParentingMenjadi orang tua efektif - Parenting
Menjadi orang tua efektif - Parenting
 
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anakSeks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
 
KESEHATAN ANAK REMAJA
KESEHATAN ANAK REMAJAKESEHATAN ANAK REMAJA
KESEHATAN ANAK REMAJA
 

Ähnlich wie Mendidik untuk membentuk karakter

27 januari - 2021 pengertian budi pekerti.docx
27   januari - 2021   pengertian budi pekerti.docx27   januari - 2021   pengertian budi pekerti.docx
27 januari - 2021 pengertian budi pekerti.docx
edo soehendro
 

Ähnlich wie Mendidik untuk membentuk karakter (20)

Kompetensi kepribadian konselor
Kompetensi kepribadian konselorKompetensi kepribadian konselor
Kompetensi kepribadian konselor
 
Manusia nilai norma dan hukum
Manusia nilai norma dan hukumManusia nilai norma dan hukum
Manusia nilai norma dan hukum
 
Pelatihan Membangun Karakter & Nilai-nilai Moral
Pelatihan Membangun Karakter & Nilai-nilai MoralPelatihan Membangun Karakter & Nilai-nilai Moral
Pelatihan Membangun Karakter & Nilai-nilai Moral
 
Pelatihan Membangun Karakter & Nilai-nilai Moral
Pelatihan Membangun Karakter & Nilai-nilai MoralPelatihan Membangun Karakter & Nilai-nilai Moral
Pelatihan Membangun Karakter & Nilai-nilai Moral
 
Pengembangan karakter
Pengembangan karakterPengembangan karakter
Pengembangan karakter
 
Akhlak (cb lickona)
Akhlak (cb lickona)Akhlak (cb lickona)
Akhlak (cb lickona)
 
PERGAULAN SEHAT.pptx
PERGAULAN SEHAT.pptxPERGAULAN SEHAT.pptx
PERGAULAN SEHAT.pptx
 
Membangun Karakter Disiplin Kepada Taruna Di Poltek SSN
Membangun Karakter Disiplin Kepada Taruna Di Poltek SSNMembangun Karakter Disiplin Kepada Taruna Di Poltek SSN
Membangun Karakter Disiplin Kepada Taruna Di Poltek SSN
 
Modul TM3 PAK Etik UMB - Potensi - SAL- 2022.pptx
Modul TM3 PAK  Etik UMB - Potensi - SAL- 2022.pptxModul TM3 PAK  Etik UMB - Potensi - SAL- 2022.pptx
Modul TM3 PAK Etik UMB - Potensi - SAL- 2022.pptx
 
Silvia tiarani
Silvia tiaraniSilvia tiarani
Silvia tiarani
 
Moral
MoralMoral
Moral
 
2. Pengertian Etika.ppt
2. Pengertian Etika.ppt2. Pengertian Etika.ppt
2. Pengertian Etika.ppt
 
Tik anggit (1)
Tik anggit (1)Tik anggit (1)
Tik anggit (1)
 
Bahan pembinaan sbi
Bahan pembinaan sbiBahan pembinaan sbi
Bahan pembinaan sbi
 
27 januari - 2021 pengertian budi pekerti.docx
27   januari - 2021   pengertian budi pekerti.docx27   januari - 2021   pengertian budi pekerti.docx
27 januari - 2021 pengertian budi pekerti.docx
 
Sosiologi kelas X BAB 2: Nilai dan Norma Sosial
Sosiologi kelas X BAB 2: Nilai dan Norma SosialSosiologi kelas X BAB 2: Nilai dan Norma Sosial
Sosiologi kelas X BAB 2: Nilai dan Norma Sosial
 
Sosialisasi Class x
Sosialisasi Class x Sosialisasi Class x
Sosialisasi Class x
 
Pancasila
PancasilaPancasila
Pancasila
 
Keluarga dalam Pembentukan Moral
Keluarga dalam Pembentukan MoralKeluarga dalam Pembentukan Moral
Keluarga dalam Pembentukan Moral
 
Suci 2a (1)
Suci 2a (1)Suci 2a (1)
Suci 2a (1)
 

Mehr von Abdulrahman Al'uganda (6)

An educator in a global society
An educator in a global societyAn educator in a global society
An educator in a global society
 
Seminar internasional dan loka karya
Seminar internasional dan loka karyaSeminar internasional dan loka karya
Seminar internasional dan loka karya
 
Tyler s model_of_curriculum_development
Tyler s model_of_curriculum_developmentTyler s model_of_curriculum_development
Tyler s model_of_curriculum_development
 
Models of curriculum
Models of curriculumModels of curriculum
Models of curriculum
 
Uganda's best practices
Uganda's best practicesUganda's best practices
Uganda's best practices
 
A Teacher in a Global society
A Teacher in a Global societyA Teacher in a Global society
A Teacher in a Global society
 

Mendidik untuk membentuk karakter

  • 1. MENDIDIK UNTUK MEMBENTUK KARAKTER Bagaimana Sekolah Dapat Membelajarkan Sikap Santun (Hormat) dan Tanggung jawab? Oleh Juma Abdu Wamaungo
  • 2. Manusia dan Nilai • Bagaimana seharusnya kita • Apakah Karakter atau moral hidup dan Mengapa adalah FIKIRAN kita? demikian? • Apakah betul, pendidikan • Apakah sekolah seharusnya moral bukan sebuah topik memberikan pendidikan baru di tanah air Indonesia? nilai? Atau Orang tua yang Kalau betul, mengapa seharusnya membantu demikian? anaknya memperoleh nilai- • Tahukah kalian bahwa ada nilai yg diperlukan oleh banyak symbol kebangsaan masyarakat? Indonesia yang memiliki nilai-nilai dalam National character Building?
  • 3. Tujuan Presentasi • Tujuan presentasi ini adalah: 1. Menyampaikan bahwa Pendidikan yang baik tidak hanya memberikan sesuatu yang bersifat abstrak tetapi juga memberikan sesuatu yang bersifat konkrit. 2. Merangsang fikiran Bapak/Ibu dengan mencoba menjelasankan sekonkrit mungkin mengenai “APAKAH SEBENARNYA CHARACTER ITU?”.
  • 4. Tujuan Pendidikan • Tujuan pendidikan adalah untuk membimbing manusia melalui proses dimana mereka terbembentuk dan disiapkan sebagai makhluk yang berpengetahuan, mampu mengambil keputusan, dan berperilaku baik pada diri mereka dan pada orang lain (the golden rule), • Selain itu, berdasarkan penelitian sejarah dari berbagai bangsa yang ada di dunia ini, pada dasarnya pendidikan memiliki dua tujuan yaitu: membimbing para generasi muda untuk menjadi cerdas dan memiliki perilaku berbudi pekerti.  Kecerdasan + karakter = tujuan pendidikan yang sebenarnya…….
  • 5. Dasar Karakter Manusia • Dari kata-kata berikut dapat tergambarkan dasar karakter: Hati-hati terhadap fikiran Anda, fikiran Anda bisa menjadi kata-kata Anda. Hati-hati dengan kata-kata Anda, kata-kata Anda bisa menjadi perbuatan Anda. Hati-hati dengan perbuatan Anda. perbuatan Anda bisa menjadi kebiasaan Anda. Hati-hati dengan kebiasaan Anda, kebiasaan Anda bisa menjadi karakter Anda. Hati-hati dengan karakter Anda, karakter Anda bisa menjadi takdir Anda.
  • 6. Kalau Begitu, apakah Karakter itu? • Para filsuf Yunani Heraclitus mengatakan bahwa: "Karakter adalah takdir”. Karakter membentuk seseorang. Takdir tersebut menjadi takdir seluruh masyarakat. "Dalam karakter warga negara, "kata Cicero, "terletak kesejahteraan bangsa.“ • Pandangan sekilas pada sejarah mengingatkan kita bahwa peradaban tidak berkembang selamanya. Peradaban naik, dan peradaban pudar. Peradaban pudar ketika moral memburuk-ketika masyarakat gagal dalam menyampaikan kebaikan, kekuatan karakter ke generasi berikutnya.
  • 7. Pentingnya Karakter • Tanpa karakter baik, individu tidak bisa hidup bahagia dan tidak akan ada masyarakat yang dapat berfungsi secara efektif'. Tanpa karakter baik, seluruh umat manusia tidak dapat melakukan perkembangan menuju dunia yang menjunjung tinggi martabat dan nilai dari setiap pribadi ' • Jika kami mau dunia menjadi lebih baik, harus ada karakter yang memungkinkan orang untuk berbuat baik, untuk bertahan, dan untuk mengatasi persoalan apapun.
  • 8. Isi Karakter Kami • Apa isi dari karakter? • Isi dari karakter yang baik adalah kebaikan. Kebaikan seperti: 1. kejujuran, 2. keberanian, 3. keadilan, dan 4. kasih sayang. • Karakter adalah hal yang harus dimiliki setiap manusia dan harus dipraktek kepada siapapun dimanapun kita berada. • Kebaikan-kebaikan tersebut ditegaskan oleh masyarakat dan agama di seluruh dunia. Karena hal tersebut secara intrinsik baik dilakukan.
  • 9. NILAI-NILAI SEPERTI APAKAH YANG SEHARUSNYA DIAJARKAN DI SEKOLAH? • Sekolah yang berharap untuk dapat mengajarkan pendidikan moral, harus mengetahui bahwa: 1. Nilai-nilai yang seharusnya dapat diajarkan di sekolah memiliki tujuan positif dan secara umum dapat diterima oleh masyarakat yang beragam; dan 2. Sekolah seharusnya tidak hanya mengeksposi nilai- nilai tersebut kepada para siswa, tetapi juga harus mampu membimbing mereka untuk dapat mengerti, menerima, dan melakukan nilai-nilai yang berlaku. 3. Untuk melaksanakan kedua hal tersebut, kebutuhan sekolah adalah mendapatkan gambaran yang jelas mengenai makna dasar dari nilai-nilai.
  • 10. APA YANG DIMAKSUD DENGAN NILAI MORAL? • Terdapat dua macam nilai dalam kehidupan manusia: moral dan nonmoral. • Nilai-nilai moral seperti kejujuran, tanggung jawab, dan keadilan adalah hal-hal yang dituntut dalam kehidupan kita. Dengan kata lain, setiap orang yg bermoral merasa dituntut untuk menepati janji, membayar berbagai tagihan, memberi pengasuhan kepada anak-anak, dan berbuat adil dalam pergaulan di masyarakat. • Ini semua karena demi kebaik. Nilai-nilai moral meminta kita untuk melaksanakan apa yang sebaiknya kita lakukan. Kita harus melakukannya bahkan kita terkadang terpaksa melawan nafsu kita sendiri.
  • 11. Nilai-nilai Nonmoral • Nilai-nilai nonmoral tidak membawa tuntutan-tuntutan apapun seperti nilai-nilai moral. Nilai tersebut lebih ke sikap individualisme “lebih berhubungan dengan apa yang kita inginkan atau apa yang kita suka (Kata anak muda suka-suka Gwe!!!)”. • Setiap individu secara perbadi, memiliki nilai nonmoral yang bukan nilai umum tetapi nilai seseorang (ciri khas seseorang). Jika saya suka mendengarkan musik atau suka membaca novel yang bagus, ini bukan kewajiban untuk melakukannya, tetapi keinginan saya.
  • 12. Nilai-nilai moral • Nilai-nilai moral (nilai yang menjadi tuntutan) dapat dibagi lagi menjadi dua kategori, yaitu: Nilai Universal dan Non-universal. • Nilai-nilai moral universal seperti memperlakukan orang lain dengan baik serta saling menghormati dalam hidup, kemerdekaan, dan keseteraan dapat menyatukan semua orang dimana pun mereka berada karena kita tentunya menjunjung tinggi dasar-dasar nilai kemanusiaan dan menghargai diri. • Kita memiliki hak dan bahkan kewajiban untuk menuntut agar kita semua dapat bertindak sesuai nilai- nilai moral yang berlaku secara universal.
  • 13. Pemerintah AS Dengan Nilai Universal • Pada tahun 1948, pemerintah AS memperkenalkan validitas universal mengenai nilai-nilai moral dengan cara mengadopsi Universal Declaration of Human Rights. • Dokumen bersejarah tersebut mendeklarasikan bahwa setiap warga negara di setiap negara memiliki hak untuk: 1. memiliki hidup, memiliki wewenang, dan memilki kebebasan untuk melindungi diri dari suatu ancaman; 2. kemerdekaan diri dari perbudakan; 3. mengetahui aturan yang berlaku serta memiliki pemahaman terhadap tindakan yang tidak dianggap salah dan yang di anggap salah; 4. kemerdekaan dari kesengsaraan hidup; 5. mendapatkan privasi, hidup berkeluarga, dan memiliki kesetaraan hidup; kemerdekaan untuk terlibat dalam berbagai komunitas masyarakat; 6. mendapat pendidikan; dan memiliki sebuah standar hidup dalam memenuhi kebutuhan akan kesehatan dan kehidupan yang layak.
  • 14. Nilai-nilai Moral yang Bersifat Non-universal • Nilai-nilai moral yang bersifat non-universal tidak memiliki tuntutan moral yang bersifat universal. • Nilai tersebut merupakan nilai-nilai seperti kewajiban yang berlaku pada agama (ketaatan, berpuasa, dan memperingati hari besar keagamaan dll) yang secara individu menjadi sebuah tuntutan yang cukup penting. Namun, hal tersebut belum tentu dirasakan sama dengan orang lain.
  • 15. APA HUBUNGAN ANTARA MORALITAS DAN AGAMA? • Indonesia adalah masyarakat yang sangat heterogen. • Buktinya adalah masyarakat Indonesia termasuk masyarakat yang memiliki perbedaan agama, maupun mereka yang tanpa agama menemukan kesulitan dan halangan dalam memberikan pendidikan moral, terutama bagi para pendidik. • Mereka berpikir, “bukankah moralitas membawamu untuk cenderung terhadap hal yang bersifat agamis, dan bagaimana sekolah dapat masuk ke dalamnya tanpa melanggar peraturan yang tersebut di First Amandement?” • Dengan alasan tersebut, maka sangatlah penting untuk mengklarifikasikan hubungan antara moralitas dan agama (p60-61).
  • 16. Komponen Karakter Yang Baik (p.81) PENGETAHUAN MORAL PERASAAN MORAL 1. Kesadaran moral 1. Hati nurani 2. Pengetahuan nilai moral 2. Harga diri 3. Penentuan perspektif 3. Empati 4. Pemikiran moral 4. Mencintai hal yang baik 5. Pengambilan keputusan 5. Kendali diri 6. Pengetahuan pribadi 6. Kerendahan hati TINDAKAN MORAL Kompetensi Keinginan Kebiasaan
  • 17. PENDEKATAN KOMPREHENSIF TERHADAP NILAI DAN PENDIDIKAN KARAKTER (p.101)
  • 18. Karakter dan Berbuat Baik • Kebaikan menentukan apa artinya menjadi manusia: • Kita menjadi manusia yang utuh ketika kita bertindak saleh dan murah hati, tidak egois, adil bukan tidak adil, jujur bukan licik. • Kebajikan meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan seorang.
  • 19. The Golden Rule  The Golden Rule, kita diharapakan memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan oleh orang lain, dan ini adalah prinsip keadilan yang dapat ditemukan dalam budaya dan agama di seluruh dunia. • Jika Anda memiliki sikap negatif dalam hidup, Anda akan menjadi beban bagi diri sendiri. • Jika Anda memiliki sikap positif, anda akan menjadi aset untuk diri sendiri dan orang lain. Kekuatan karakter tentang harapan, antusiasme, fleksibilitas, dan rasa humor adalah bagian dari sikap positif. Kita semua, baik tua maupun muda, perlu diingatkan bahwa sikap adalah sesuatu yang kita pilih. Abraham Lincoln berkata "Kebanyakan orang bahagia saat mereka mampu mengambil keputusan.”
  • 20. MEMBESARKAN ANAK-ANAK YANG BERKARAKTER • Orang tua adalah orang berkuasa. Kesalahan terburuk yang mereka lakukan adalah menyepelekan pengaruh mereka. • Untuk semua guru disini, apapun kekuatan masing- masing kita dan perjuangan kita, pesan saya adalah harus: Buat orang tua supaya bisa memperioritaskan anak-anak mereka. Karena keluarga adalah fondasi pengembangan intelektual dan moral, membantu orang tua adalah hal yang baik dan paling penting yang dapat sekolah lakukan untuk membantu siswa memperoleh karakter yang baik dan dapat berhasil secara akademis.
  • 21. Sembilan (9) Tes Etika Yang Bisa Diajarkan • Berikuti adalah 9 poin mengenai tes etika yang bisa diajarkan pada anak-anak kita untuk diterapkan: 1. Tes Peraturan Emas: apa yang saya ingin orang lain lakukan pada saya? 2. Tes keadilan: apakah apa yg saya lakukan atau katakan adil bagi orang lain? Siapa yang akan terpengaruh? dan Bagaimana? 3. Bagaimana jika setiap orang melakukan tes ini: apakah aku suka jika orang lain melakukan hal yang sama? Apakah aku ingin hidup dalam dunia seperti itu? 4. Tes kebenaran: apakah tindakan saya mewakili seluruh kebenaran dan hanya untuk kebenaran? 5. Tes orang tua: bagaimana perasaan orang tua saya jika mereka tahu mengenai apa yang saya telah lakukan? Apa saran mereka, jika saya meminta masukan dari mereka?
  • 22. Continuation… 6. Tes agama: apakah hal yang saya lakukan bertentangan dengan agama saya? 7. Tes nurani: apakah hal yang saya lakukan bertentangan dengan hati nurani saya? Apakah saya merasa bersalah sesudahnya? 8. Tes konsekuensi: apakah hal yang saya lakukan memiliki konsekuensi yang buruk, seperti kerusakan hubungan atau kehilangan harga diri, sekarang atau di masa depan? Apakah dikemudian hari saya bisa menyesal dengan kelakuan saya? 9. Tes front-page (tes halaman paling depan): bagaimana saya akan merasakan jika tindakan saya dilaporkan dalam surat kabar yang ada di daerah saya pada halaman paling depan?
  • 23. Langkah2 Dlm Pengambilan Keputusan Etis • Dengan berbagai tantangan moral, langkah-langkah berikut dapat memandu kita dalam membuat keputusan: 1. Pertimbangan cara yang berbeda: dengan cara dapat menyelesaikan permasalahan yang saya hadapi? 2. Mempertimbangkan dampak: sepert apa kebaikan dan keburukan pada orang-orang yang terlibat, termasuk saya? 3. Mengidefikas nilai: seperti apa nilai-nilai moral yang terlibat? Yang mana yang penting? 4. Carilah nasehat: Oran-orang semacam apa yang saya bisa tanyakan, misalnya: orang tua, guru-guru, atau kaka atau kaka kelas, apa saya bisa minta bantuan mengenai apa yang saya harus memutuskan? 5. Ambillah keputusan: manakah tindakan terbaik yang mementingkan nilai serta menjunjung tinggi nilai baik dan dampak kecil?
  • 24. We Have a Lot to Share but Allow Me End Here Thanks Juma