Komunikasi dalam organisasi terjadi antara manusia dan dapat dilakukan secara vertikal maupun horizontal. Komunikasi vertikal terdiri atas komunikasi antara atasan dan bawahan sementara komunikasi horizontal terjadi antara anggota dengan tingkat yang sama. Berbagai faktor seperti saluran komunikasi formal, struktur wewenang, spesialisasi kerja, dan kepemilikan informasi dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi organisasi.
5. ...lanjutan
Komunikasi vertikal merupakan bagian penting
dalam suatu organisasi. Penelitian menunjukan
bahwa komunikasi antara atasan-bawahan.
Pada komunikasi ini terdapat 2 arah komunikasi
yaitu antara Atasan ke Bawahan (DOWNWARD
COMMUNICATION) dan dari Bawahan ke
Atasan (UPWARD COMMUNICATION)
6. ...lanjutan
Fungsi UPWARD
Fungsi DOWNWARD
• Penyampaian informasi tentang • Pemberian atau penyimpanan
pekerjaan atau tugas yang
instruksi (job instruction)
sudah dilaksanakan.
• Penjelasan dari pimpinan
• Penyampaian informasi tentang
tentang mengapa suatu tugas
persoalan pekerjaan atau tugas
perlu untuk dilaksanakan (job
yg tidak dapat diselesaikan
retionnale)
bawahan
• Penyampaian informasi
• Penyampaian saran-saran
mengenai peraturan yang
perbaikan dari bawahan
berlaku (procedures &
practices)
• Penyampaian keluhan dari
bawahan tentang dirinya
• Pemberian motivasi kepada
maupun pekerjaannya.
karyawan untuk bekerja lebih
baik.
7. ...lanjutan
Komunikasi horisontal terjadi terjadi antara
anggota organisasi dengan tingkat yang
sama. Biasanya komunikasi ini terjadi antara
manajer dalam organisasi.
Fungsi HORIZONTAL COMMUNICATION :
Memperbaiki koordinasi tugas
Upaya pemecahan masalah
Saling berbagi informasi
Upaya pemecahan konflik
Membina hubungan melalui kegiatan bersama
8. FAKTOR LAIN YANG MEMPENGARUHI
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM
ORGANISASI
Beberapa faktor tersebut
meliputi:
1. Saluran komunikasi
formal
2. Struktur wewenang
organisasi
3. Spesialisasi kerja
4. Kepemilikan
informasi.
9. 1.
2.
3.
4.
Saluran Formal, Saluran komunikasi formal diturunkan dari
struktur organisasi formal. Seorang bawahan akan cenderung
melaporkan situasi kepada atasannya langsung. Kemudian
atasan tersebut akan melaporkan ke manajemen yang lebih
tinggi.
Struktur Wewenang, Perbedaan status dan kekuasaan
dalam organisasi akan menentukan siapa yang dapat bicara
dengan siapa. Jika perbedaan status dan wewenang antara dua
pihak cukup besar, komunikasi cenderung tidak akan efektif.
Spesialisasi kerja, membuat komunikasi menjadi lebih
efektif antar anggota organisasi dengan bagian yang sama.
Setiap bagian mempunyai kebiasaan atau istilah yang khas
yang membedakan dengan bagian lainnya
Kepemilikan Informasi, Orang-orang tertentu akan
mempunyai informasi tertentu yang membuat dirinya
menjadi sukses. Orang-orang tersebut kadang-kadang tidak
ingin menyebarkan informasi penting tersebut ke pihak lain.
10. JARINGAN KOMUNIKASI
DALAM ORGANISASI
Jaringan informasi
mencerminkan pola-pola
dimana anggota-anggota
organisasi berkomunikasi
satu sama lainnya.
Organisasi dapat
mempengaruhi pola
komunikasi semacam itu
11. Pola Jaringan Komunikasi
Jaringan komunikasi praktis merupakan jaringan
informal dan manajer tidak mempunyai kendali
yang penuh atas jaringan itu. Suatu riset dengan
menggunakan lima orang menguji beberapa pola
jaringan komunikasi:
•
•
•
•
•
Lingkaran/roda
Rantai
Pola Y
Bintang
Semua saluran
12. Pola Komunikasi Anggur (Grapevine)
Pola Grapevine bukan merupakan saluran komunikasi
formal, tetapi kadang-kadang pola tersebut dapat
mengalahkan saluran komunikasi formal, informasi
dapat tersebar dengan lebih cepat dan lebih kuat melalui
jaringan Grapevine tersebut.
Dua pola Grapevine yang paling sering
muncul :
Pola Gosip: pola ini muncul ketika
orang menyebarkan informasi dengan
mengatakan kepada beberapa orang.
Pola Mengumpul (Cluster) : pola ini
muncul ketika seseorang memberikan
informasi setelah itu orang yang lain
member info pula sehingga terkumpul
setelah itu disebar kembali agar info
tersebut utuh dan tidak menimbulkan
pertanyaan kembali.