SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 9
Downloaden Sie, um offline zu lesen
RESUME Model Pembelajaran LC ( Learning Cycle) 3E, 4E, 5E, 6E, dan 7E
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

RESUME
Untuk memenuhi tugas matakuliah Strategi Belajar Mengajar
Yang dibina oleh Dr. Hj. Sri Endah Indriwati, M.Pd. dan
Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D.

Disusun oleh

Zuha Farhana

(110341421506)
Offering A/Biologi

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Oktober 2013
Model Pembelajaran LC ( Learning Cycle)
Slavin (2005:187) mengatakan bahwa pada dasarnya para siswa memasuki
kelas dengan pengetahuan, ketrampilan dan motivasi yang berbeda-beda dari
rumah. Ketika guru memberikan suatu materi pelajaran dalam kelas, siswa dalam
menerima pelajaran tersebut ada yang cepat dan ada yang lambat. Untuk
mengatasi masalah perbedaan kecepatan siswa dalam menerima materi dalam
kelas dapat digunakan model pembelajaran Leaning Cycle.
LC (Learning Cycle) ,yaitu suatu model pembelajaran yang berpusat pada
pebelajar (student centered). LC (Learning Cycle) patut dikedepankan, karena
sesuai dengan teori belajar Piaget (Renner et al, 1988), teori belajar yang berbasis
konstruktivisme. Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan
aspek kognitif yang meliputi: struktur, isi, dan fungsi. Struktur intelektual adalah
organisasi-organisasi mental tingkat tinggi yang dimiliki individu untuk
memecahkan masalah-masalah. Isi adalah perilaku khas individu dalam merespon
masalah yang dihadapi. Sedangkan fungsi merupakan proses perkembangan
intelektual yang mencakup adaptasi dan organisasi (Arifin, 1995).
Ciri khas model pembelajaran LC(Learning Cycle) ini adalah setiap siswa
secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan guru yang
kemudian hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk
didiskusikan oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung
jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Kelebihan
model pembelajaran LC (Learning Cycle) meningkatkan motivasi belajar karena
pebelajar dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran., dapat memberikan
kondisi belajar yang menyenangkan, meningkatkan ketrampilan sosial dan
aktivitas siswa, membantu siswa dalam memahami dan menguasai konsep-konsep
fisika yang telah dipelajari melalui kegiatan atau belajar secara berkelompok,
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Sehingga, Model
pembelajaran LC (Learning Cycle) ini cocok diterapkan dalam pembelajaran
fisika karena dapat mengatasi kesulitan belajar siswa secara individu untuk
memahami konsep karena lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah.
LEARNING CYCLE 3E
Model siklus belajar pertama kali dikembangkan oleh Robert Karplus dari
Universitas California, Barkley tahun 1970-an. Karplus mengidentifikasi
adanya

tiga

fase

yang

digunakan

dalam

model

pembelajaran

ini

yaitu preliminary exploration, invention, dan discovery.Berkaitan dengan tiga
fase dalam learning cycle, Charles Barman dan Marvin Tolman menggunakan
istilah exploration,concept

introduction, dan concept

application.Joseph

Abruscato menggunakan istilah exploration, concept acquisition, dan concept
application.SedangkanEdmund Marek menggunakan istilah exploration, term
introduction, dan concept application. Walaupun disebutkan dengan istilah
yang berbeda, namun pada dasarnya mempunyai makna yang sama.
Model siklus belajar adalah model pembelajaran yang dilaksanakan
dengan tiga fase, yaitu fase eksplorasi, pengenalan konsep, dan aplikasi
konsep. Kegiatan pembelajarannya dilakukan baik secara individual maupun
berkelompok. Namun, secara umum langkah-langkah pembelajarannya,
meliputi :
1)

menyelidiki suatu fenomena dengan bimbingan minimal, untuk
membawa siswa pada identifikasi suatu pola keteraturan dalam
fenomena yang diselidiki (fase eksplorasi)

2)

mendiskusikan konsep-konsep yang berhubungan dengan fenomena
yang diselidiki (fase pengenalan konsep)

3)

menyediakan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan konsepkonsep yang telah diperkenalkan untuk penyelidikan lebih lanjut
(fase aplikasi konsep).

LEARNING CYCLE 4E
Siklus belajar ( learning cycle ) merupakan model pembelajaran yang
berorientasi pada teori Piaget dan teori pembelajaran kognitif serta aplikasi
model pembelajaran konstruktivis. Model ini dikembangkan oleh Robert
Karplus dan koleganya dalam rangka memperbaiki kurikulum sains SCIS (
Science Curriculum Improvement Study) dengan tahapan-tahapannya :
exploration, invention dan discovery, namun kemudian dikembangkan oleh
Charles R. Barman dengan tahapan-tahapannya : exploration phase, concept
introduction, dan concept application. Selanjutnya model ini kemudian
dikembangkan lagi dan dewasa ini lebih dikenal dengan model siklus belajar
sains 4-E ( 4-E science learning cycle ), dengan tahapan-tahapan : exploration
phase, explanation phase, expansion phase, evaluation phase (Carin 1993:87)
Fase atau Langkah-Langkah Siklus Belajar
Fase-fase siklus belajar sains (the science learning cycle) dengan
penjelasan fase-fasenya sebagai berikut :
Fase I. Exploration (penyelidikan)
Pada fase ini para siswa belajar melalui keterlibatan dan tindakantindakan, gagasan-gagasan mereka dan hubungan-hubungan dengan materi
baru

diperkenalkan

dengan

bimbingan

guru

yang

minimal

agar

memungkinkan siswa menerapkan pengetahuan sebelumnya, mengembangkan
minat, menumbuhkan dan memelihara rasa ingin tahu terhadap materi
itu.Materi perlu disusun secara cermat sehingga sasaran belajar itu
menggunakan konsep dan gagasan yang mendasar.Selama fase ini guru
menilai pemahaman para siswa terhadap sasaran pelajaran.Menurut Bybee
bahwa, tugas guru disini tidak boleh memberitahukan atau menerangkan
konsep.
Fase II. Explanation (Pengenalan)
Pada fase ini para siswa kurang terpusat dan ditunjukkan untuk
mengembangkan mental. Tujuan dari fase ini guru membantu para siswa
memperkenalkan konsep sederhana, jelas dan langsung yang berkaitan dengan
fase sebelumnya, dengan berbagai strategi para siswa disini harus terfokus
pada pokok penemuan konsep-konsep yang mendasar secara kooeperatif
dibawah bimbingan guru (guru sebagai fasilitator) mengajukan konsep-konsep
itu secara sederhana, jelas dan langsung.
Fase III.Expansion (Perluasan)
Pada fase ini para siswa mengembangkan konsep-konsep yang baru
dipelajari untuk diterapkan pada contoh-contoh lain, dipakai sebagai ilustrasi
konsep intinya dapat membantu para siswa mengembangkan gagasan-gagasan
mereka dalam kehidupannya.
Fase IV. Evaluation (Evaluasi)
Pada fase ini ingin mengetahui penjelasan para siswa terhadap siklus
pembelajaran ini. Evaluasi dapat berlangsung setiap fase pembelajaran, untuk
menggiring pemahaman konsep juga perkembangan keterampilan proses.
Evaluasi bukan hanya pada akhir bab. Dari fase-fase yang disebutkan di atas
menurut Carin dan Martin tujuan paedagoginya adalah sama. Untuk jelasnya
seperti pada gambar.

Siklus Belajar (Learning Cycle 4E)

LEARNING CYCLE 5 E
Menurut Piaget (1989) model pembelajaran LC (Learning Cycle (5 E))
pada dasarnya memiliki lima fase yaitu:
1. Engagement (Undangan)
Bertujuan mempersiapkan diri pebelajar agar terkondisi dalam menempuh
fase berikutnya dengan jalan mengeksplorasi pengetahuan awal dan ide-ide
mereka serta untuk mengetahui kemungkinan terjadinya miskonsepsi pada
pembelajaran sebelumnya. Dalam fase engagement ini minat dan keingintahuan
(curiosity) pebelajar tentang topik yang akan diajarkan berusaha dibangkitkan.
Pada fase ini pula pebelajar diajak membuat prediksi-prediksi tentang fenomena
yang akan dipelajari dan dibuktikan dalam tahap eksplorasi.
2. Exploration (Eksplorasi)
Siswa diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok
kecil tanpa pengajaran langsung dari guru untuk menguji prediksi, melakukan dan
mencatat pengamatan serta ide-ide melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum
dan telaah literatur.
3. Explanation (Penjelasan)
Guru mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka
sendiri, meminta bukti dan klarifikasi dari penjelasan mereka, dan mengarahkan
kegiatan diskusi. Pada tahap ini pebelajar menemukan istilah-istilah dari konsep
yang dipelajari.
4. Elaboration (Pengembangan)
Siswa mengembangkan konsep dan ketrampilan dalam situasi baru melalui
kegiatan-kegiatan seperti praktikum lanjutan dan problem solving.
5. Evaluation (Evaluasi)
Pengajar menilai apakah pembelajaran sudah berlangsung baik dengan
jalan memberikan tes untuk mengukur kemampuan siswa setelah menerima
materi pelajaran.
Berdasarkan tahapan-tahapan dalam metode pembelajaran bersiklus
seperti dipaparkan di atas, diharapkan siswa tidak hanya mendengar keterangan
guru tetapi dapat berperan aktif untuk menggali dan memperkaya pemahaman
mereka terhadap konsep-konsep yang dipelajari. Berdasarkan uraian di atas, LC
dapat dimplementasikan dalam pembelajaran bidang-bidang sain maupun sosial.
LC (Learning Cycle) ,yaitu suatu model pembelajaran yang berpusat pada
pebelajar (student centered). LC (Learning Cycle) patut dikedepankan, karena
sesuai dengan teori belajar Piaget (Renner et al, 1988), teori belajar yang berbasis
konstruktivisme. LC melalui kegiatan dalam tiap fase mewadahi pebelajar untuk
secara aktif membangun konsep-konsepnya sendiri dengan cara berinteraksi
dengan lingkungan fisik maupun sosial.
Implementasi LC dalam pembelajaran sesuai dengan pandangan
kontruktivis yaitu:
1. Siswa belajar secara aktif. Siswa mempelajari materi secara bermakna
dengan bekerja dan berpikir.Pengetahuan di konstruksi dari pengalaman
siswa.
2. Informasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki siswa.
Informasi baru yang dimiliki siswa berasal dari interpretasi individu
3. Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang merupakan
pemecahan masalah.(Hudojo,2001)
Dengan demikian proses pembelajaran bukan lagi sekedar transfer
pengetahuan dari guru ke siswa, seperti dalam falsafah behaviorisme, tetapi
merupakan proses pemerolehan konsep yang berorientasi pada keterlibatan siswa
secara aktif dan langsung. Proses pembelajaran demikian akan lebih bermakna
dan menjadikan skema dalam diri pebelajar menjadi pengetahuan fungsional yang
setiap saat dapat diorganisasi oleh pebelajar untuk menyelesaikan masalahmasalah yang dihadapi. Hasil-hasil penelitian di perguruan tinggi dan sekolah
menengah tentang implementasi LC dalam pembelajaran sain menunjukkan
keberhasilan model ini dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar
siswa (Budiasih dan Widarti, 2004; Fajaroh dan Dasna, 2004).

LEARNING CYCLE 6E
Pada perkembangannya tahapan siklus belajar dari yang paling sederhana
dikenal dengan tiga fase, selanjutnya dikenal siklus belajar lima fase, dan yang
terakhir dikenal siklus belajar enam fase. Siklus belajar tiga fase terdiri dari
fase eksplorasi, pengenalan konsep dan aplikasi konsep. Siklus belajar lima
fase terdiri dari fase engagement (melibatkan), explotation (menyelidiki),
explanation (menjelaskan), elaboration/ extention (merinci), dan evaluation
(evaluasi).
Sedangkan model pembelajaran siklus belajar enam fase
dikembangkan

oleh

Johnston

(2001)

dalam

bukunya

yang

Principle

of

Constructivist Learning terdiri dari fase: identifikasi, mengakses (invite),
menyelidiki (ekplorasi), menjelaskan (explain), merinci (elaborate), dan
menilai (evaluasi).
Uraian dari keenam fase di atas di jelaskan oleh Santoso (2005) adalah:
1.

Fase Identifikasi
Fase ini guru mengidentifikasi Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

2.

Fase mengakses (Invite)
Fase ini guru mengakses pengetahuan terdahulu yang dimiliki siswa
dengan tujuan untuk mengetahui apa saja yang sudah diketahui oleh
siswa yang berkaitan dengan topik bahasan.

3.

Fase menyelidiki (Eksplorasi)
Fase ini guru menyelidiki tentang pengetahuan terdahulu yang telah
diketahui siswa. Selanjutnya mengoreksi apakah pengetahuan tersebut
sudah benar, setengah benar, atau salah. Siswa diberi kesempatan untuk
bekerja sama dalam kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru.
Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator (Dasna, 2004: 37).

4.

Fase menjelaskan (Explain)
Fase ini guru memperkenalkan konsep baru yang berkaitan dengan
konsep pada fase eksplorasi dan memberikan kesempatan pada siswa
untuk menghubungkan pemahaman baru dengan pengetahuan terdahulu.
Guru harus mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat
mereka sendiri dengan saling menghargai dan mendengarkan (Dasna,
2004: 38).

5.

Fase merinci (Elaborate)
Fase ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan
pemahaman baru pada konteks yang berbeda. Hal itu bisa dilakukan
dengan cara memberikan tantangan atau latihan soal tentang pemahaman
baru tersebut (Aksela, 2005: 52).

6.

Fase menilai (Evaluasi)
Fase ini digunakan untuk menilai perubahan-perubahan dalam situasi
baru. Guru dapat mengamati pengetahuan atau pemahaman siswa dalam
hal penerapan konsep baru (Dasna, 2004: 39).
Learning Cycle 6E

LEARNING CYCLE 7E
Model pembelajaran yang dapat melibatkan aktivitas siswa dalam belajar
agar dapat meningkatkan sikap ilmiah dan prestasi belajar siswa adalah Learning
Cycle 7E. Model pembelajaran Learning Cycle 7E dapat memfasilitasi siswa
untuk mengingat kembali materi pelajaran yang telah mereka dapatkan
sebelumnya, melatih siswa untuk menjadi lebih aktif dan menambah rasa
keingintahuan, melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan
eksperimen, demonstrasi, dan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, model pembelajaran Learning Cycle memiliki kelemahan.
Kelemahan tersebut menurut Eisenkraf (2003) adalah jika pelaksanaan
pembelajaran dengan Learning Cycle tidak efektif dapat menimbulkan tidak
sistematisnya pengetahuan yang dibangun pada siswa. Ketidaksistematisan ini
menimbulkan tidak efektifnya dalam penyampaian pengetahuan kepada siswa
yang akhirnya berdampak kurang pahamnya siswa terhadap konsep yang telah
diajarkan.

Más contenido relacionado

Was ist angesagt?

Sintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranSintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranrestya21
 
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyek
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyekproject based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyek
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyekDesy Aryanti
 
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaKuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaMading KS
 
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 3 (1).docx
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 3 (1).docxKONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 3 (1).docx
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 3 (1).docxMedysaRahmah
 
ppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistem
ppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistemppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistem
ppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistemYuningsih Yuningsih
 
Contoh instrumen beserta rubrik penilaian
Contoh instrumen beserta rubrik penilaianContoh instrumen beserta rubrik penilaian
Contoh instrumen beserta rubrik penilaiandonarfana
 
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptxTeknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptxRickyRisma1
 
Model pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-tabaModel pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-tabaPrincess Indry
 
LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN AKSI ( AFRIANTI ).docx
LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN AKSI    ( AFRIANTI ).docxLEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN AKSI    ( AFRIANTI ).docx
LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN AKSI ( AFRIANTI ).docxazmiyontri1
 
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docxAKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docxsatrioFajarP
 
unggah ruang kolaborasi topik 4 perlu edit.docx
unggah ruang kolaborasi topik 4 perlu edit.docxunggah ruang kolaborasi topik 4 perlu edit.docx
unggah ruang kolaborasi topik 4 perlu edit.docxUMIZAENAB1
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by DesignSMK Negeri 6 Malang
 
MODUL AJAR SD GEOMETRI FASE C KELAS 5 JARING-JARING BANGUN KUBUS DAN BALOK (m...
MODUL AJAR SD GEOMETRI FASE C KELAS 5 JARING-JARING BANGUN KUBUS DAN BALOK (m...MODUL AJAR SD GEOMETRI FASE C KELAS 5 JARING-JARING BANGUN KUBUS DAN BALOK (m...
MODUL AJAR SD GEOMETRI FASE C KELAS 5 JARING-JARING BANGUN KUBUS DAN BALOK (m...Muhammad Iqbal
 
Penelitian pengembangan model plomp
Penelitian pengembangan model plomp Penelitian pengembangan model plomp
Penelitian pengembangan model plomp aseprosadi29
 
Ppt pembelajaran terpadu model networked
Ppt pembelajaran terpadu model networkedPpt pembelajaran terpadu model networked
Ppt pembelajaran terpadu model networkedCha-cha Taulanys
 
discovery learning (DL) pembelajaran penemuan
discovery learning (DL) pembelajaran penemuandiscovery learning (DL) pembelajaran penemuan
discovery learning (DL) pembelajaran penemuanDesy Aryanti
 
Pemahaman Peserta Didik.pptx
Pemahaman Peserta Didik.pptxPemahaman Peserta Didik.pptx
Pemahaman Peserta Didik.pptxSultonRizal
 
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdfKurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdfAPRILIANYUNTIARI
 

Was ist angesagt? (20)

Sintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranSintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaran
 
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyek
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyekproject based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyek
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyek
 
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaKuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
 
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 3 (1).docx
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 3 (1).docxKONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 3 (1).docx
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 3 (1).docx
 
ppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistem
ppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistemppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistem
ppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistem
 
Contoh instrumen beserta rubrik penilaian
Contoh instrumen beserta rubrik penilaianContoh instrumen beserta rubrik penilaian
Contoh instrumen beserta rubrik penilaian
 
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptxTeknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
 
Model pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-tabaModel pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-taba
 
LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN AKSI ( AFRIANTI ).docx
LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN AKSI    ( AFRIANTI ).docxLEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN AKSI    ( AFRIANTI ).docx
LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN AKSI ( AFRIANTI ).docx
 
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docxAKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
 
unggah ruang kolaborasi topik 4 perlu edit.docx
unggah ruang kolaborasi topik 4 perlu edit.docxunggah ruang kolaborasi topik 4 perlu edit.docx
unggah ruang kolaborasi topik 4 perlu edit.docx
 
Topik 6 Koneksi Antar Materi
Topik 6 Koneksi Antar MateriTopik 6 Koneksi Antar Materi
Topik 6 Koneksi Antar Materi
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by Design
 
MODUL AJAR SD GEOMETRI FASE C KELAS 5 JARING-JARING BANGUN KUBUS DAN BALOK (m...
MODUL AJAR SD GEOMETRI FASE C KELAS 5 JARING-JARING BANGUN KUBUS DAN BALOK (m...MODUL AJAR SD GEOMETRI FASE C KELAS 5 JARING-JARING BANGUN KUBUS DAN BALOK (m...
MODUL AJAR SD GEOMETRI FASE C KELAS 5 JARING-JARING BANGUN KUBUS DAN BALOK (m...
 
Media pembelajaran fisika
Media pembelajaran fisikaMedia pembelajaran fisika
Media pembelajaran fisika
 
Penelitian pengembangan model plomp
Penelitian pengembangan model plomp Penelitian pengembangan model plomp
Penelitian pengembangan model plomp
 
Ppt pembelajaran terpadu model networked
Ppt pembelajaran terpadu model networkedPpt pembelajaran terpadu model networked
Ppt pembelajaran terpadu model networked
 
discovery learning (DL) pembelajaran penemuan
discovery learning (DL) pembelajaran penemuandiscovery learning (DL) pembelajaran penemuan
discovery learning (DL) pembelajaran penemuan
 
Pemahaman Peserta Didik.pptx
Pemahaman Peserta Didik.pptxPemahaman Peserta Didik.pptx
Pemahaman Peserta Didik.pptx
 
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdfKurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
 

Andere mochten auch

Emotional Mapping of Museum Augmented Places
Emotional Mapping of Museum Augmented PlacesEmotional Mapping of Museum Augmented Places
Emotional Mapping of Museum Augmented PlacesMinistry of Education
 
5 Es Power Point 03
5 Es Power Point 035 Es Power Point 03
5 Es Power Point 03K20 Center
 
Overview of 5E with Cscope and Engaging Activities
Overview of 5E with Cscope and Engaging ActivitiesOverview of 5E with Cscope and Engaging Activities
Overview of 5E with Cscope and Engaging Activitiesmbennett78
 
5 E instructional model
5 E instructional model5 E instructional model
5 E instructional modelMichelle Colte
 
Introduction to the 5Es Model
Introduction to the 5Es ModelIntroduction to the 5Es Model
Introduction to the 5Es ModelDavid Geelan
 

Andere mochten auch (7)

Emotional Mapping of Museum Augmented Places
Emotional Mapping of Museum Augmented PlacesEmotional Mapping of Museum Augmented Places
Emotional Mapping of Museum Augmented Places
 
5 Es Power Point 03
5 Es Power Point 035 Es Power Point 03
5 Es Power Point 03
 
The 5 es
The 5 esThe 5 es
The 5 es
 
Overview of 5E with Cscope and Engaging Activities
Overview of 5E with Cscope and Engaging ActivitiesOverview of 5E with Cscope and Engaging Activities
Overview of 5E with Cscope and Engaging Activities
 
5 E instructional model
5 E instructional model5 E instructional model
5 E instructional model
 
5 e lesson plan format
5 e lesson plan format5 e lesson plan format
5 e lesson plan format
 
Introduction to the 5Es Model
Introduction to the 5Es ModelIntroduction to the 5Es Model
Introduction to the 5Es Model
 

Ähnlich wie Model pembelajaran lc 3 e, 4e, 5e, 6e, dan 7e

Model pembelajaran siklus belajar
Model pembelajaran siklus belajarModel pembelajaran siklus belajar
Model pembelajaran siklus belajarAhmad H
 
Model pembelajaran lc
Model pembelajaran lcModel pembelajaran lc
Model pembelajaran lcZuha Farhana
 
Penerapan model pembelajaran learning cycle 5
Penerapan model pembelajaran learning cycle 5Penerapan model pembelajaran learning cycle 5
Penerapan model pembelajaran learning cycle 5Nana Umar Sumarna
 
Model discovery learning
Model discovery learningModel discovery learning
Model discovery learningMuhammad Fikri
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learningMas Yudi
 
Model 5 E
Model 5 EModel 5 E
Model 5 EKusdian
 
Model 5 E
Model 5 EModel 5 E
Model 5 EKusdian
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learningnurqomariah
 
1.3b 3.1.2b discovery learning fis
1.3b 3.1.2b discovery learning  fis1.3b 3.1.2b discovery learning  fis
1.3b 3.1.2b discovery learning fisPPKHBFISIKAPATI
 
1. model pembelajaran penemuan
1. model pembelajaran penemuan1. model pembelajaran penemuan
1. model pembelajaran penemuanRisky Widodo
 
4.6 discovery learning
4.6 discovery learning4.6 discovery learning
4.6 discovery learningAbang Takujeng
 
19. model pembelajaran aktif prosiding seminar internasional-p ps upi bandung
19. model pembelajaran aktif prosiding seminar internasional-p ps upi bandung19. model pembelajaran aktif prosiding seminar internasional-p ps upi bandung
19. model pembelajaran aktif prosiding seminar internasional-p ps upi bandungChaez Cicuitd
 
Model pembelajaran clis
Model pembelajaran clisModel pembelajaran clis
Model pembelajaran clismartinrusmaja
 
Model pembelajaran
Model pembelajaranModel pembelajaran
Model pembelajaransaipul anam
 
Modifikasi Perwajahan Slide Kurikulum 2013-discovery learning
Modifikasi Perwajahan Slide Kurikulum 2013-discovery learningModifikasi Perwajahan Slide Kurikulum 2013-discovery learning
Modifikasi Perwajahan Slide Kurikulum 2013-discovery learningnurafnisinaga
 
Belajar Aktif (Active Learning)
Belajar Aktif (Active Learning)Belajar Aktif (Active Learning)
Belajar Aktif (Active Learning)hilman shodri
 
Pembelajaran discovery learning
Pembelajaran discovery learningPembelajaran discovery learning
Pembelajaran discovery learningDIKPORABANJARMANGU
 

Ähnlich wie Model pembelajaran lc 3 e, 4e, 5e, 6e, dan 7e (20)

Model pembelajaran siklus belajar
Model pembelajaran siklus belajarModel pembelajaran siklus belajar
Model pembelajaran siklus belajar
 
Model pembelajaran lc
Model pembelajaran lcModel pembelajaran lc
Model pembelajaran lc
 
Penerapan model pembelajaran learning cycle 5
Penerapan model pembelajaran learning cycle 5Penerapan model pembelajaran learning cycle 5
Penerapan model pembelajaran learning cycle 5
 
Pp pemb.mtk model learning cycle
Pp pemb.mtk model learning cyclePp pemb.mtk model learning cycle
Pp pemb.mtk model learning cycle
 
Model discovery learning
Model discovery learningModel discovery learning
Model discovery learning
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 
Model 5 E
Model 5 EModel 5 E
Model 5 E
 
Model 5 E
Model 5 EModel 5 E
Model 5 E
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 
1.3b 3.1.2b discovery learning fis
1.3b 3.1.2b discovery learning  fis1.3b 3.1.2b discovery learning  fis
1.3b 3.1.2b discovery learning fis
 
1. model pembelajaran penemuan
1. model pembelajaran penemuan1. model pembelajaran penemuan
1. model pembelajaran penemuan
 
Uas ipa
Uas ipaUas ipa
Uas ipa
 
4.6 discovery learning
4.6 discovery learning4.6 discovery learning
4.6 discovery learning
 
19. model pembelajaran aktif prosiding seminar internasional-p ps upi bandung
19. model pembelajaran aktif prosiding seminar internasional-p ps upi bandung19. model pembelajaran aktif prosiding seminar internasional-p ps upi bandung
19. model pembelajaran aktif prosiding seminar internasional-p ps upi bandung
 
Ptk1
Ptk1Ptk1
Ptk1
 
Model pembelajaran clis
Model pembelajaran clisModel pembelajaran clis
Model pembelajaran clis
 
Model pembelajaran
Model pembelajaranModel pembelajaran
Model pembelajaran
 
Modifikasi Perwajahan Slide Kurikulum 2013-discovery learning
Modifikasi Perwajahan Slide Kurikulum 2013-discovery learningModifikasi Perwajahan Slide Kurikulum 2013-discovery learning
Modifikasi Perwajahan Slide Kurikulum 2013-discovery learning
 
Belajar Aktif (Active Learning)
Belajar Aktif (Active Learning)Belajar Aktif (Active Learning)
Belajar Aktif (Active Learning)
 
Pembelajaran discovery learning
Pembelajaran discovery learningPembelajaran discovery learning
Pembelajaran discovery learning
 

Mehr von Zuha Farhana

Resume metode simulasi
Resume metode simulasiResume metode simulasi
Resume metode simulasiZuha Farhana
 
Resume metode demonstrasi
Resume metode demonstrasiResume metode demonstrasi
Resume metode demonstrasiZuha Farhana
 
Project based learning
Project based learningProject based learning
Project based learningZuha Farhana
 
Problem based learning
Problem based learningProblem based learning
Problem based learningZuha Farhana
 
Pengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologis
Pengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologisPengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologis
Pengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologisZuha Farhana
 
Pengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologis
Pengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologisPengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologis
Pengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologisZuha Farhana
 
Pendekatan pembelajaran kooperatif
Pendekatan pembelajaran kooperatifPendekatan pembelajaran kooperatif
Pendekatan pembelajaran kooperatifZuha Farhana
 
Pendekatan konstruktivisme
Pendekatan konstruktivismePendekatan konstruktivisme
Pendekatan konstruktivismeZuha Farhana
 
Pendekatan fakta dan pendekatan konsep
Pendekatan fakta dan pendekatan konsepPendekatan fakta dan pendekatan konsep
Pendekatan fakta dan pendekatan konsepZuha Farhana
 
Pembelajaran outdoor
Pembelajaran outdoorPembelajaran outdoor
Pembelajaran outdoorZuha Farhana
 
Model pembelajaran langsung
Model pembelajaran langsungModel pembelajaran langsung
Model pembelajaran langsungZuha Farhana
 
Metode sekolah tradisional
Metode sekolah tradisionalMetode sekolah tradisional
Metode sekolah tradisionalZuha Farhana
 
Media realia,video,kmputer,foto,gambr,permainan simulasi
Media realia,video,kmputer,foto,gambr,permainan simulasiMedia realia,video,kmputer,foto,gambr,permainan simulasi
Media realia,video,kmputer,foto,gambr,permainan simulasiZuha Farhana
 
Jenis jenis model pembelajaran kooperatif
Jenis jenis model pembelajaran kooperatifJenis jenis model pembelajaran kooperatif
Jenis jenis model pembelajaran kooperatifZuha Farhana
 
Makalah motivasi dalam belajar
Makalah motivasi dalam belajarMakalah motivasi dalam belajar
Makalah motivasi dalam belajarZuha Farhana
 

Mehr von Zuha Farhana (19)

Tulang
TulangTulang
Tulang
 
Resume metode simulasi
Resume metode simulasiResume metode simulasi
Resume metode simulasi
 
Resume metode demonstrasi
Resume metode demonstrasiResume metode demonstrasi
Resume metode demonstrasi
 
Project based learning
Project based learningProject based learning
Project based learning
 
Problem solving
Problem solvingProblem solving
Problem solving
 
Problem posing
Problem posingProblem posing
Problem posing
 
Problem based learning
Problem based learningProblem based learning
Problem based learning
 
Pengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologis
Pengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologisPengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologis
Pengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologis
 
Pengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologis
Pengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologisPengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologis
Pengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologis
 
Pendekatan pembelajaran kooperatif
Pendekatan pembelajaran kooperatifPendekatan pembelajaran kooperatif
Pendekatan pembelajaran kooperatif
 
Pendekatan konstruktivisme
Pendekatan konstruktivismePendekatan konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme
 
Pendekatan fakta dan pendekatan konsep
Pendekatan fakta dan pendekatan konsepPendekatan fakta dan pendekatan konsep
Pendekatan fakta dan pendekatan konsep
 
Pembelajaran outdoor
Pembelajaran outdoorPembelajaran outdoor
Pembelajaran outdoor
 
Model pembelajaran langsung
Model pembelajaran langsungModel pembelajaran langsung
Model pembelajaran langsung
 
Metode sekolah tradisional
Metode sekolah tradisionalMetode sekolah tradisional
Metode sekolah tradisional
 
Media realia,video,kmputer,foto,gambr,permainan simulasi
Media realia,video,kmputer,foto,gambr,permainan simulasiMedia realia,video,kmputer,foto,gambr,permainan simulasi
Media realia,video,kmputer,foto,gambr,permainan simulasi
 
Media percobaan
Media percobaanMedia percobaan
Media percobaan
 
Jenis jenis model pembelajaran kooperatif
Jenis jenis model pembelajaran kooperatifJenis jenis model pembelajaran kooperatif
Jenis jenis model pembelajaran kooperatif
 
Makalah motivasi dalam belajar
Makalah motivasi dalam belajarMakalah motivasi dalam belajar
Makalah motivasi dalam belajar
 

Model pembelajaran lc 3 e, 4e, 5e, 6e, dan 7e

  • 1. RESUME Model Pembelajaran LC ( Learning Cycle) 3E, 4E, 5E, 6E, dan 7E STRATEGI BELAJAR MENGAJAR RESUME Untuk memenuhi tugas matakuliah Strategi Belajar Mengajar Yang dibina oleh Dr. Hj. Sri Endah Indriwati, M.Pd. dan Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D. Disusun oleh Zuha Farhana (110341421506) Offering A/Biologi The Learning University UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI Oktober 2013
  • 2. Model Pembelajaran LC ( Learning Cycle) Slavin (2005:187) mengatakan bahwa pada dasarnya para siswa memasuki kelas dengan pengetahuan, ketrampilan dan motivasi yang berbeda-beda dari rumah. Ketika guru memberikan suatu materi pelajaran dalam kelas, siswa dalam menerima pelajaran tersebut ada yang cepat dan ada yang lambat. Untuk mengatasi masalah perbedaan kecepatan siswa dalam menerima materi dalam kelas dapat digunakan model pembelajaran Leaning Cycle. LC (Learning Cycle) ,yaitu suatu model pembelajaran yang berpusat pada pebelajar (student centered). LC (Learning Cycle) patut dikedepankan, karena sesuai dengan teori belajar Piaget (Renner et al, 1988), teori belajar yang berbasis konstruktivisme. Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek kognitif yang meliputi: struktur, isi, dan fungsi. Struktur intelektual adalah organisasi-organisasi mental tingkat tinggi yang dimiliki individu untuk memecahkan masalah-masalah. Isi adalah perilaku khas individu dalam merespon masalah yang dihadapi. Sedangkan fungsi merupakan proses perkembangan intelektual yang mencakup adaptasi dan organisasi (Arifin, 1995). Ciri khas model pembelajaran LC(Learning Cycle) ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan guru yang kemudian hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Kelebihan model pembelajaran LC (Learning Cycle) meningkatkan motivasi belajar karena pebelajar dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran., dapat memberikan kondisi belajar yang menyenangkan, meningkatkan ketrampilan sosial dan aktivitas siswa, membantu siswa dalam memahami dan menguasai konsep-konsep fisika yang telah dipelajari melalui kegiatan atau belajar secara berkelompok, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Sehingga, Model pembelajaran LC (Learning Cycle) ini cocok diterapkan dalam pembelajaran fisika karena dapat mengatasi kesulitan belajar siswa secara individu untuk memahami konsep karena lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah.
  • 3. LEARNING CYCLE 3E Model siklus belajar pertama kali dikembangkan oleh Robert Karplus dari Universitas California, Barkley tahun 1970-an. Karplus mengidentifikasi adanya tiga fase yang digunakan dalam model pembelajaran ini yaitu preliminary exploration, invention, dan discovery.Berkaitan dengan tiga fase dalam learning cycle, Charles Barman dan Marvin Tolman menggunakan istilah exploration,concept introduction, dan concept application.Joseph Abruscato menggunakan istilah exploration, concept acquisition, dan concept application.SedangkanEdmund Marek menggunakan istilah exploration, term introduction, dan concept application. Walaupun disebutkan dengan istilah yang berbeda, namun pada dasarnya mempunyai makna yang sama. Model siklus belajar adalah model pembelajaran yang dilaksanakan dengan tiga fase, yaitu fase eksplorasi, pengenalan konsep, dan aplikasi konsep. Kegiatan pembelajarannya dilakukan baik secara individual maupun berkelompok. Namun, secara umum langkah-langkah pembelajarannya, meliputi : 1) menyelidiki suatu fenomena dengan bimbingan minimal, untuk membawa siswa pada identifikasi suatu pola keteraturan dalam fenomena yang diselidiki (fase eksplorasi) 2) mendiskusikan konsep-konsep yang berhubungan dengan fenomena yang diselidiki (fase pengenalan konsep) 3) menyediakan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan konsepkonsep yang telah diperkenalkan untuk penyelidikan lebih lanjut (fase aplikasi konsep). LEARNING CYCLE 4E Siklus belajar ( learning cycle ) merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada teori Piaget dan teori pembelajaran kognitif serta aplikasi model pembelajaran konstruktivis. Model ini dikembangkan oleh Robert Karplus dan koleganya dalam rangka memperbaiki kurikulum sains SCIS ( Science Curriculum Improvement Study) dengan tahapan-tahapannya : exploration, invention dan discovery, namun kemudian dikembangkan oleh
  • 4. Charles R. Barman dengan tahapan-tahapannya : exploration phase, concept introduction, dan concept application. Selanjutnya model ini kemudian dikembangkan lagi dan dewasa ini lebih dikenal dengan model siklus belajar sains 4-E ( 4-E science learning cycle ), dengan tahapan-tahapan : exploration phase, explanation phase, expansion phase, evaluation phase (Carin 1993:87) Fase atau Langkah-Langkah Siklus Belajar Fase-fase siklus belajar sains (the science learning cycle) dengan penjelasan fase-fasenya sebagai berikut : Fase I. Exploration (penyelidikan) Pada fase ini para siswa belajar melalui keterlibatan dan tindakantindakan, gagasan-gagasan mereka dan hubungan-hubungan dengan materi baru diperkenalkan dengan bimbingan guru yang minimal agar memungkinkan siswa menerapkan pengetahuan sebelumnya, mengembangkan minat, menumbuhkan dan memelihara rasa ingin tahu terhadap materi itu.Materi perlu disusun secara cermat sehingga sasaran belajar itu menggunakan konsep dan gagasan yang mendasar.Selama fase ini guru menilai pemahaman para siswa terhadap sasaran pelajaran.Menurut Bybee bahwa, tugas guru disini tidak boleh memberitahukan atau menerangkan konsep. Fase II. Explanation (Pengenalan) Pada fase ini para siswa kurang terpusat dan ditunjukkan untuk mengembangkan mental. Tujuan dari fase ini guru membantu para siswa memperkenalkan konsep sederhana, jelas dan langsung yang berkaitan dengan fase sebelumnya, dengan berbagai strategi para siswa disini harus terfokus pada pokok penemuan konsep-konsep yang mendasar secara kooeperatif dibawah bimbingan guru (guru sebagai fasilitator) mengajukan konsep-konsep itu secara sederhana, jelas dan langsung. Fase III.Expansion (Perluasan) Pada fase ini para siswa mengembangkan konsep-konsep yang baru dipelajari untuk diterapkan pada contoh-contoh lain, dipakai sebagai ilustrasi konsep intinya dapat membantu para siswa mengembangkan gagasan-gagasan mereka dalam kehidupannya.
  • 5. Fase IV. Evaluation (Evaluasi) Pada fase ini ingin mengetahui penjelasan para siswa terhadap siklus pembelajaran ini. Evaluasi dapat berlangsung setiap fase pembelajaran, untuk menggiring pemahaman konsep juga perkembangan keterampilan proses. Evaluasi bukan hanya pada akhir bab. Dari fase-fase yang disebutkan di atas menurut Carin dan Martin tujuan paedagoginya adalah sama. Untuk jelasnya seperti pada gambar. Siklus Belajar (Learning Cycle 4E) LEARNING CYCLE 5 E Menurut Piaget (1989) model pembelajaran LC (Learning Cycle (5 E)) pada dasarnya memiliki lima fase yaitu: 1. Engagement (Undangan) Bertujuan mempersiapkan diri pebelajar agar terkondisi dalam menempuh fase berikutnya dengan jalan mengeksplorasi pengetahuan awal dan ide-ide mereka serta untuk mengetahui kemungkinan terjadinya miskonsepsi pada pembelajaran sebelumnya. Dalam fase engagement ini minat dan keingintahuan
  • 6. (curiosity) pebelajar tentang topik yang akan diajarkan berusaha dibangkitkan. Pada fase ini pula pebelajar diajak membuat prediksi-prediksi tentang fenomena yang akan dipelajari dan dibuktikan dalam tahap eksplorasi. 2. Exploration (Eksplorasi) Siswa diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru untuk menguji prediksi, melakukan dan mencatat pengamatan serta ide-ide melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum dan telaah literatur. 3. Explanation (Penjelasan) Guru mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri, meminta bukti dan klarifikasi dari penjelasan mereka, dan mengarahkan kegiatan diskusi. Pada tahap ini pebelajar menemukan istilah-istilah dari konsep yang dipelajari. 4. Elaboration (Pengembangan) Siswa mengembangkan konsep dan ketrampilan dalam situasi baru melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum lanjutan dan problem solving. 5. Evaluation (Evaluasi) Pengajar menilai apakah pembelajaran sudah berlangsung baik dengan jalan memberikan tes untuk mengukur kemampuan siswa setelah menerima materi pelajaran. Berdasarkan tahapan-tahapan dalam metode pembelajaran bersiklus seperti dipaparkan di atas, diharapkan siswa tidak hanya mendengar keterangan guru tetapi dapat berperan aktif untuk menggali dan memperkaya pemahaman mereka terhadap konsep-konsep yang dipelajari. Berdasarkan uraian di atas, LC dapat dimplementasikan dalam pembelajaran bidang-bidang sain maupun sosial. LC (Learning Cycle) ,yaitu suatu model pembelajaran yang berpusat pada pebelajar (student centered). LC (Learning Cycle) patut dikedepankan, karena sesuai dengan teori belajar Piaget (Renner et al, 1988), teori belajar yang berbasis konstruktivisme. LC melalui kegiatan dalam tiap fase mewadahi pebelajar untuk secara aktif membangun konsep-konsepnya sendiri dengan cara berinteraksi dengan lingkungan fisik maupun sosial.
  • 7. Implementasi LC dalam pembelajaran sesuai dengan pandangan kontruktivis yaitu: 1. Siswa belajar secara aktif. Siswa mempelajari materi secara bermakna dengan bekerja dan berpikir.Pengetahuan di konstruksi dari pengalaman siswa. 2. Informasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki siswa. Informasi baru yang dimiliki siswa berasal dari interpretasi individu 3. Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang merupakan pemecahan masalah.(Hudojo,2001) Dengan demikian proses pembelajaran bukan lagi sekedar transfer pengetahuan dari guru ke siswa, seperti dalam falsafah behaviorisme, tetapi merupakan proses pemerolehan konsep yang berorientasi pada keterlibatan siswa secara aktif dan langsung. Proses pembelajaran demikian akan lebih bermakna dan menjadikan skema dalam diri pebelajar menjadi pengetahuan fungsional yang setiap saat dapat diorganisasi oleh pebelajar untuk menyelesaikan masalahmasalah yang dihadapi. Hasil-hasil penelitian di perguruan tinggi dan sekolah menengah tentang implementasi LC dalam pembelajaran sain menunjukkan keberhasilan model ini dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa (Budiasih dan Widarti, 2004; Fajaroh dan Dasna, 2004). LEARNING CYCLE 6E Pada perkembangannya tahapan siklus belajar dari yang paling sederhana dikenal dengan tiga fase, selanjutnya dikenal siklus belajar lima fase, dan yang terakhir dikenal siklus belajar enam fase. Siklus belajar tiga fase terdiri dari fase eksplorasi, pengenalan konsep dan aplikasi konsep. Siklus belajar lima fase terdiri dari fase engagement (melibatkan), explotation (menyelidiki), explanation (menjelaskan), elaboration/ extention (merinci), dan evaluation (evaluasi). Sedangkan model pembelajaran siklus belajar enam fase dikembangkan oleh Johnston (2001) dalam bukunya yang Principle of Constructivist Learning terdiri dari fase: identifikasi, mengakses (invite),
  • 8. menyelidiki (ekplorasi), menjelaskan (explain), merinci (elaborate), dan menilai (evaluasi). Uraian dari keenam fase di atas di jelaskan oleh Santoso (2005) adalah: 1. Fase Identifikasi Fase ini guru mengidentifikasi Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) sesuai dengan materi yang akan diajarkan. 2. Fase mengakses (Invite) Fase ini guru mengakses pengetahuan terdahulu yang dimiliki siswa dengan tujuan untuk mengetahui apa saja yang sudah diketahui oleh siswa yang berkaitan dengan topik bahasan. 3. Fase menyelidiki (Eksplorasi) Fase ini guru menyelidiki tentang pengetahuan terdahulu yang telah diketahui siswa. Selanjutnya mengoreksi apakah pengetahuan tersebut sudah benar, setengah benar, atau salah. Siswa diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru. Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator (Dasna, 2004: 37). 4. Fase menjelaskan (Explain) Fase ini guru memperkenalkan konsep baru yang berkaitan dengan konsep pada fase eksplorasi dan memberikan kesempatan pada siswa untuk menghubungkan pemahaman baru dengan pengetahuan terdahulu. Guru harus mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri dengan saling menghargai dan mendengarkan (Dasna, 2004: 38). 5. Fase merinci (Elaborate) Fase ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pemahaman baru pada konteks yang berbeda. Hal itu bisa dilakukan dengan cara memberikan tantangan atau latihan soal tentang pemahaman baru tersebut (Aksela, 2005: 52). 6. Fase menilai (Evaluasi) Fase ini digunakan untuk menilai perubahan-perubahan dalam situasi baru. Guru dapat mengamati pengetahuan atau pemahaman siswa dalam hal penerapan konsep baru (Dasna, 2004: 39).
  • 9. Learning Cycle 6E LEARNING CYCLE 7E Model pembelajaran yang dapat melibatkan aktivitas siswa dalam belajar agar dapat meningkatkan sikap ilmiah dan prestasi belajar siswa adalah Learning Cycle 7E. Model pembelajaran Learning Cycle 7E dapat memfasilitasi siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran yang telah mereka dapatkan sebelumnya, melatih siswa untuk menjadi lebih aktif dan menambah rasa keingintahuan, melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan eksperimen, demonstrasi, dan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Namun, model pembelajaran Learning Cycle memiliki kelemahan. Kelemahan tersebut menurut Eisenkraf (2003) adalah jika pelaksanaan pembelajaran dengan Learning Cycle tidak efektif dapat menimbulkan tidak sistematisnya pengetahuan yang dibangun pada siswa. Ketidaksistematisan ini menimbulkan tidak efektifnya dalam penyampaian pengetahuan kepada siswa yang akhirnya berdampak kurang pahamnya siswa terhadap konsep yang telah diajarkan.