SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
FISIKA

     PRINSIP KERJA ROKET




              D

              I

              S

              U

              S

              U

              N

           OLEH :

  CINDY PICAULY PRAMESWARY

           XI IPA 1

SMA MUHAMMADIYAH 1 PALEMBANG

          2012/2013
Menurut Sutrisno (1986 : 158), “Gerak roket merupakan pemakaian yang
menarik dari hukum-hukum Newton. Roket mengeluarkan pancaran gas
panas dari ekornya, ini adalah gaya aksi pada gas oleh roket. Pancaran gas
panas melakukan gaya pada roket dan menggerakkannya, ini adalah reaksi.
Kedua gaya ini adalah gaya dalam untuk sistem yang terdiri atas roket dan
gas. Dari segi momentum, gas panas mendapat momentum ke arah belakang
dan roket mendapat momentum dalam jumlah yang sama ke arah depan.


   Cara kerja sebuah roket adalah berdasarkan kekekalan momentum. Momentum
sebuah roket di tanah adalah sama dengan nol. Ketika bahan bakar dibakar, gas
panas ditembakkan ke bawah dan badan roket naik untuk menyeimbangkan
momentum totalnya sehingga tetap bernilai nol. Yang membuat roket meluncur
tanah semburan sebagian masssanya ke arah belakang. Gaya ke depan pada roket itu
tidak lain ialah reaksi terhadap gaya mundur pada bahan yang menyembur itu, dan
makin banyak bahan yang menyembur maka makin banyak berkurangnya massa roket.

   Latar Belakang

   Momentum adalah hasil kali sebuah benda dengan kecepatan benda itu pada
suatu saat. Impuls merupakan hasil kali gaya dengan waktu yang ditempuhnya.
Untuk mengetahui dan lebih memahami mengenai impuls dan momentum, kita dapat
melihat bagaimana cara kerja prinsip roket.

      Roket merupakan wahana luar angkasa, peluru kendali, atau kendaraan
terbang yang mendapatkan dorongan melalui reaksi roket terhadap keluarnya secara
cepat bahan fluida dari keluaran mesin roket. Aksi dari keluaran dalam ruang bakar
dan nozle pengembang, mampu membuat gas mengalir dengan kecepatan hipersonik
sehingga menimbulkan dorongan reaktif yang besar untuk roket.

       Dorongan roket dan jet merupakan penerapan yang menarik dari hukum III
Newton dan Kekekalan momentum. Roket memiliki tangki yang berisi bahan bakar
hodrogen cair dan oksigen cair. Bahan bakar tersebut dibakar dalam ruang
pembakaran sehingga menghasilkan gas lalu dibuang melalui mulut pipa yang terletak
dibelakang roket. Akibatnya terjadi perubahan momentum pada gas selama selang
waktu tertentu.


      Roket
      Roket merupakan wahana luar angkasa, peluru kendali, atau kendaraan
terbang yang mendapatkan dorongan melalui reaksi roket terhadap keluarnya secara
cepat bahan fluida dari keluaran mesin roket. Aksi dari keluaran dalam ruang bakar
dan nozle pengembang, mampu membuat gas mengalir dengan kecepatan hipersonik
sehingga menimbulkan dorongan reaktif yang besar untuk roket.

       Pada awal perkembangannya, roket digerakan dari hasil pembakaran bahan
bakar minyak, gas dan oksigen cair. Setelah bahan bakar roket dinyalakan, pancaran
gas yang keluar dari roket akan menimbulkan ledakan beruntun kebawah sehingga
mendorong roket ke atas dan roket dapat melaju ke udara. Roket terbang dengan
kecepatan supersonik, yaitu sekitar 300 m/s.

       Bahan bakar roket ada dua jenis yaitu bahan bakar cair dan bahan bakar
padat. Prinsip kerja dari roket berbahan bakar cair dan padat sama saja, di mana
hasil pembakaran menghasilkan gaya dorong ke atas. Tetapi roket yang berbahan
bakar padat mempunyai kelebihan yaitu mampu menyimpan bahan bakar dengan
jumlah besar untuk ruang penyimpanan yang sama, karena bahan bakarnya telah
dipadatkan. Sedangkan bahan bakar cair tidak bisa dimampatkan.


     Hukum Newton III

               Pergerakan Roket sesuai dengan hukum Newton ke 3, yang berisi;

Apabila sebuah benda memberikan gaya kepada benda lain, maka benda kedua
memberikan gaya kepada benda yang pertama. Kedua gaya tersebut memiliki besar
yang sama tetapi berlawanan arah.

Secara matematis Hukum III Newton dapat ditulis sebagai berikut :

F A ke B = – F B ke A

        F A ke B adalah gaya yang diberikan oleh benda A kepada benda B, sedangkan F
B ke A adalah gaya yang yang diberikan benda B kepada benda A. Misalnya ketika anda
menendang sebuah batu, maka gaya yang anda berikan adalah F A ke B, dan gaya ini
bekerja pada batu. Gaya yang diberikan oleh batu kepada kaki anda adalah – F B ke A.
Tanda negatif menunjukkan bahwa arah gaya reaksi tersebut berlawanan dengan
gaya aksi yang anda berikan. Jika anda menggambar tanda panah yang melambangkan
interaksi kedua gaya ini, maka gaya F A ke B digambar pada batu, sedangkan gaya yang
diberikan batu kepada kaki anda, – F B ke A, digambarkan pada kaki anda.

Persamaan Hukum III Newton di atas juga bisa kita tulis sebagai berikut :

Faksi = -Freaksi

       Hukum warisan Newton ini dikenal dengan julukan hukum aksi-reaksi. Ada
aksi maka ada reaksi, yang besarnya sama dan berlawanan arah. Kadang-kadang
kedua gaya tersebut disebut pasangan aksi-reaksi. Ingat bahwa kedua gaya tersebut
(gaya aksi-gaya reaksi) bekerja pada benda yang berbeda. Berbeda dengan Hukum I
Newton dan Hukum II Newton yang menjelaskan gaya yang bekerja pada benda yang
sama.
Gaya aksi dan reaksi adalah gaya kontak yang terjadi ketika kedua benda
bersentuhan. Walaupun demikian, Hukum III Newton juga berlaku untuk gaya tak
sentuh, seperti gaya gravitasi yang menarik buah mangga kesayangan anda. Ketika
kita menjatuhkan batu, misalnya, antara bumi dan batu saling dipercepat satu
dengan lain. batu bergerak menuju ke permukaan bumi, bumi juga bergerak menuju
batu. Gaya total yang bekerja pada bumi dan batu besarnya sama. Bumi bergerak ke
arah batu yang jatuh karena massa bumi sangat besar maka percepatan yang dialami
bumi sangat kecil (Ingat hubungan antara massa dan percepatan pada persamaan
hukum II Newton). Walaupun secara makroskopis tidak tampak, tetapi bumi juga
bergerak menuju batu atau benda yang jatuh akibat gravitasi. Bumi menarik batu,
batu juga membalas gaya tarik bumi, di mana besar gaya tersebut sama namun
arahnya berlawanan.


      Bagian-Bagian Roket


      Komponen utama roket terdiri dari empat bagian yaitu; rangka (structure

sistem), Beban (payload system), sistem pemandu (guidance system) dan sistem

propulsi (propultion system).




Keterangan gambar :

   Ø Solid-full mesin roket memiliki keunggulan penting : kesederhanaan, biaya
      rendah dan keamanan. Kelemahan : dorong tidak dapat dikontrol dan begitu
      dinyalakan mesin tidak bisa dihentikan atau restart

   Ø Combustion chumber, berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuran
      antara udara yang telah dikompresi dengan bahan bakar yang masuk.
   Ø Combustion liners; terdapat didalam combustionn chamber yang berfungsi

      sebagai tempat berlangsungnya pembakaran.
Ø   Fuel nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar kedalam
       combustion liner
   Ø   Lynitors (spark plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api kedalam
       combustions chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat
       terbakar.
   Ø Transitions fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas
       panas agar sesuai dengan ukuran nozzle.

     Ø Cross Fice Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua
combustion chamber.

      Kita tentu sering mendengar kiprah tentang penluncuran roket untuk
berbagai kepentingan. Baik untuk meluncurkan satelit untuk tujuan damai maupun
untuk tujuan perang.

     Sekarang ini kita akan mempelajari bagian-bagian roket yang mampu
menghantarkan satelit ke ruang angkasa ini.

       Komponen utama roket terdiri dari empat bagian yaitu; rangka (structure
sistem), Beban (payload system), sistem pemandu (guidance system) dan sistem
propulsi (propultion system).


       Rangka

      Rangka atau badan roket (rocket frame) terbuat dari bahan yang ringan dan
kuat seperti titanium dan aluanium, karena rangka berfungsi sebagai pelindung .
Badan roket ini juga dilapisi dengan lapisan kusus untuk melindungi nya dari panas
yang berlebihan saat menembus atmosfir bumi dan juga untuk melindungi dari dingin
yang berlebihan. Sirip di pasang pada bagian bawah roket untuk menjaga stabilitas
selama peluncuran.


       Sistem Beban

      Sistem beban merupakan tempat untuk membawa wahana. Jadi sistem ini
tergantung pada misi yang di emban roket. Jika untuk mengorbitkan satelit, maka
rancangannya pun harus disesuaikan.


       Sistem Pemandu

       Sistem pemandu (guidance system) merupakan alat yang akan menuntun roket
ke orbit yang di tuju. Sistem pemandu roket ini dilengkapi dengan sensor, komputer,
radar, dan alat komonikasi.
Sistem Populasi

       Sistem propulsi (propultion system) adalah mesin yang digunakan sebagai
tenaga pendorong rodet. Sistem propulsi roket secara garis besar menggunakan
roket berbahan bakar padat dan roket berbahan bakar cair. sistem propulsi roket
V2 terdiri dari tangki oksidasi, pompa, bilik pembakaran dan nozel.


      Cara Kerja Roket

       Dorongan roket dan jet merupakan penerapan yang menarik dari hukum III
Newton dan Kekekalan momentum. Roket memiliki tangki yang berisi bahan bakar
hodrogen cair dan oksigen cair. Bahan bakar tersebut dibakar dalam ruang
pembakaran sehingga menghasilkan gas lalu dibuang melalui mulut pipa yang terletak
dibelakang roket. Akibatnya terjadi perubahan momentum pada gas selama selang
waktu tertentu. Berdasarkan hukum II Newton, perubahan momentum selama
suatu selang waktu tertentu = gaya total. Jadi bisa dikatakan bahwa terdapat gaya
total pada gas yang disemburkan roket ke belakang. Gaya total tersebut merupakan
gaya aksi yang diberikan oleh roket kepada gas, di mana arahnya ke bawah. Sebagai
tanggapan, gas memberikan gaya reaksi kepada roket, di mana besar gaya reaksi =
gaya aksi, hanya arahnya berlawanan. Gaya reaksi yang diberikan oleh gas tersebut
yang mendorong roket ke atas.

    Roket bergerak bukan karena tekanan semburan gasnya mendorong udara,
karena di luar angkasa tidak ada udara. Prinsip yang digunakan hukum kekekalan
momentum. Dengan massa gas yang disemburkan dengan kecepatan tertentu,
menyebabkan roket mendapatkan gerak majunya. Percobaan sederhananya
dilakukan dengan oleh astronot dengan sarung tangan karet (bersfungsi sama
dengan balon) yang dipasangi sedotan minuman berperang seperti roket. Tekanan
udara yang keluar dari sarung tangan karet yang semula ditiup memberi efek
dorongan. Roket bergerak karena adanya semburan propelan. Pada roket air,
semburan propelan digantikan dengan campuran air dan udara bertekanan tertentu.


   Prinsip Dorongan Roket

    Suatu penerapan hukum fisika yang begitu hebat, adalah roket, yang didasari
atas hukum ketiga Newton, dan penerapan impuls dan momentum. Dengan semua
hal diatas roket dapat bergerak melawan gravitasi bumi.

   Dari hukum ketiga Newton, bahwa ketika suatu benda mengerjakan gaya pada
benda lain, maka benda yang dikerjakan gaya akan mengerjakan gaya pada benda
yang mengerjakan gaya padanya, gaya ini disebut gaya aksi-reaksi yang besarnya sama,
namun arahnya berkebalikan, dan juga impuls dan momentum, dikatakan bahwa gaya
eksterna yang bekerja pada suatu benda atau sistem akan mengakibatkan laju
perubahan momentum benda tersebut. Dari hal tersebut kita akan menurunkan
persamaan untuk gaya dorong yang mengakibatkan roket dapat melawan gravitasi.
Asumsikan ketika t=0, roket diam sehingga massa roket ditambah massa bahan
bakar adalah m, setelah ∆t, roket telah membakar sebesar ∆m bahan bakar sehingga
kecepatan roket bertambah sebesar ∆v dan ∆v akan terus bertambah besar
terhadap t dan gas hasil pembakaran memiliki kecepatan keluar sebesar -u konstan.
sehingga untuk roket (momentum roket)


P1=0
P2= (m-∆m)∆v
maka
F-(m-∆m)g=(m-∆m)∆v/∆t........(1)

untuk gas yang keluar dari roket dengan massa ∆m (momentum gas)


P1=0
P2=-(∆m)u
maka


-(F+(∆m)g)=-(∆m)u/∆t
F=((∆m)u/∆t)-((∆m)g)
untuk lim ∆t →0, maka ∆m→0 juga, maka suku (∆m)g bisa kita abaikan terhadap
suku lainnya, sehingga persamaan diatas menjadi

F=(u)(dm/dt)........(2)
dengan dm/dt adalah laju pembakaran bahan bakar dan persamaan diatas
merupakan persamaan gaya dorong roket

sekarang lihat persamaan 1

F-(m-∆m)g=(m-∆m)∆v/∆t
F-(m-∆m)g=(m∆v/∆t)-(∆m∆v/∆t)

untuk lim ∆t →0, maka ∆m→0 juga dan ∆v→0 juga, maka suku (∆m∆v/∆t) dan
(∆m)g bisa kita abaikan terhadap suku lainnya, sehingga persamaan diatas menjadi

F-mg=(m.dv/dt)
(u)(dm/dt)-mg=(m.dv/dt)
(u)(dm/dt(m))-g=(dv/dt)

sehingga untuk mendapatkan kecepatan roket ketika t maka kita integralkan
persamaan diatas dari t=o sampai t dan dari m sampai m saat t

∫(u)(dm/(m))-∫g.dt= ∫ (dv)
(u)ln(mawal/makhir)-gt=vt.....(3)
Persamaan 3 merupakan persamaan untuk kecepatan roket ketika waktu t
dengan syarat V0=0 dan tawal=0
       Jika kita mengasumsikan V0≠0 dan tawal≠0, maka persamaan 3 akan menjadi
(u)ln(mawal/makhir)-(gt2-gt1)=vt-v0.....(4)
       Inilah persamaan umum untuk kecepatan roket dengan syarat u haruslah
harga mutlak, karena saat awal kita sudah memasukkan u negatif, maka pada rumus
umum, u harus harga mutlak.

      Sebuah roket mendapatkan dorongan dengan membakar bahan bakar dan
membuang gas yang terbentuk lewat belakang. Roket mengerjakan gaya pada gas
buang, dan dari hukum ketiga Newton, gas mengerjakan gaya yang sama dan
berlawanan pada roket, mendorongnya ke depan. Momentum yang hilang karena gas
yang dikeluarkan sama dengan momentum yang yang diperoleh roket. Roket
mendorong melawan gas buangannya sendiri, yang mendorong kembali melawan roket
tersebut.

Persamaan Roket :

                          m.dv/dt = ukeluar |dm/dt| + Feks

besaran ukeluar |dm/dt| dinamakan dorongan roket :

                              Fdorongan = ukeluar |dm/dt|

      Ketika roket bergerak didekat permukaan bumi, gaya eksternal Feks adalah
berat roket. Dalam persamaan Roket, gaya ini negative karena gaya ini langsung
berlawanan dengan arah kecepatan, seandainya roket bergerak ke atas. Jadi,
dorongan harus lebih besar dibandingkan berat roket jika roket harus dipercepat ke
atas. Setelah kita mensubstitusi Fkeluar = -mg dan membagi dengan m, maka
persamaannya menjadi :

                           dv/dt = -g + ukeluar/ m |dm/dt|

      Untuk memecah persamaan diatas guna memperoleh kecepatan v, maka harus
mengetahui kelajuan pembuangan relatif terhadap roket uex dan laju pembakaran
bahan bakar roket |dm/dt|. Pemecahan persamaan ini rumit karena m tidak
konstan, tetapi merupakan fungsi waktu. Dengan demikian persamaan di atas
menjadi :

                              dv = -gdt - ukeluar dm/m

       dengan menganggap bahwa g konstan dan mengintegrasi dari t=0 sampai t=tb
ketika bahan bakar terbakar sempurna, kita dapatkan :

                            vf – vi = -gtb - ukeluar In mi/mf
Dalam persamaan di atas kita telah menggunakan ∫(dm/m) = In m. Dengan
menggunakan –In mf/mi = In (mi/mf), kita mendapatkan :

                             vf – vi = + ukeluar In mi/mf -gtb

      persamaan di atas menyatakan perubahan kecepatan roket yang bergerak
dalam medan gravitasi yang konstan yang dinyatakan dalam kelajuan pembuangan,
waktu untuk membakar bahan bakar tb, dan rasio massa awal terhadap massa akhir.
Untuk roket yang bergerak dalam ruang bebas tanpa gaya eksternal, perubahan
kecepatan diberikan oleh :

                   vf – vi = + ukeluar In mi/mf (tanpa gaya eksternal)

      massa roket tanpa bahan bakar sama sekali dinamakan berat roket
kosong(payload). Jika berat kosong hanya 10 persen dari massa awal total, artinya, 90
persen massa awal adalah bahan bakar, rasio mi/mf ketika bahan bakar habis adalah
10. Untuk roket yang bergerak dengan vi = 0 dan tanpa gaya eksternal, kelajuan akhir
akan sama dengan :

                              vf = ukeluar In 10 = 2,3 ukeluar


Kesimpulan
        Prinsip kerja propulsi roket merupakan penerapan dari hukum ketiga
Newton dan kekekalan momentum. Sebuah roket mendapatkan sebuah dorongan
dengan membakar bahan bakar dan membuang gas yang lewat belakang sehingga gaya
dorong dari gas ersebut menyebabkan roket terdorong dan meluncur ke atas.
Besarnya gaya dorong yang dikerjakan gas terhadap tempat peluncuran sama besar
dengan gaya dorong gas terhadap roket namun arahnya yang berlawanan hal ini
sesuai dengan hukum Newton III.

More Related Content

What's hot

Kelompok 5 sejarah pembentukan alam semesta
Kelompok 5 sejarah pembentukan alam semestaKelompok 5 sejarah pembentukan alam semesta
Kelompok 5 sejarah pembentukan alam semesta
Nurul Puspita Ningrum
 
Fisika medan gravitasi
Fisika medan gravitasiFisika medan gravitasi
Fisika medan gravitasi
rivansya
 
213682366 mekanika-benda-langit-gravitasi-universal-newton
213682366 mekanika-benda-langit-gravitasi-universal-newton213682366 mekanika-benda-langit-gravitasi-universal-newton
213682366 mekanika-benda-langit-gravitasi-universal-newton
fadlygaulan
 
3 teori pembentukan atau terbentuknya jagat raya
3 teori pembentukan atau terbentuknya jagat raya3 teori pembentukan atau terbentuknya jagat raya
3 teori pembentukan atau terbentuknya jagat raya
Ifron Lemba
 
Fisika- gravitasi
Fisika- gravitasiFisika- gravitasi
Fisika- gravitasi
Evi Arviani
 

What's hot (19)

Hukum newton gravitasi
Hukum newton gravitasiHukum newton gravitasi
Hukum newton gravitasi
 
Gravitasi newton
Gravitasi newtonGravitasi newton
Gravitasi newton
 
Gravitasi newton
Gravitasi newtonGravitasi newton
Gravitasi newton
 
Kelompok 5 sejarah pembentukan alam semesta
Kelompok 5 sejarah pembentukan alam semestaKelompok 5 sejarah pembentukan alam semesta
Kelompok 5 sejarah pembentukan alam semesta
 
Gravitasi
GravitasiGravitasi
Gravitasi
 
Presentasi mekanika
Presentasi mekanikaPresentasi mekanika
Presentasi mekanika
 
Gravitasi universal
Gravitasi universalGravitasi universal
Gravitasi universal
 
Kuat medan gravitasi
Kuat medan gravitasiKuat medan gravitasi
Kuat medan gravitasi
 
Astronomi hk.newton tentang gravitasi
Astronomi hk.newton tentang gravitasiAstronomi hk.newton tentang gravitasi
Astronomi hk.newton tentang gravitasi
 
Fisika medan gravitasi
Fisika medan gravitasiFisika medan gravitasi
Fisika medan gravitasi
 
FISIKA by Robby*satria A
FISIKA by Robby*satria AFISIKA by Robby*satria A
FISIKA by Robby*satria A
 
213682366 mekanika-benda-langit-gravitasi-universal-newton
213682366 mekanika-benda-langit-gravitasi-universal-newton213682366 mekanika-benda-langit-gravitasi-universal-newton
213682366 mekanika-benda-langit-gravitasi-universal-newton
 
3 teori pembentukan atau terbentuknya jagat raya
3 teori pembentukan atau terbentuknya jagat raya3 teori pembentukan atau terbentuknya jagat raya
3 teori pembentukan atau terbentuknya jagat raya
 
Hukum Newton Tentang Gravitasi, Kelas XI SMA
Hukum Newton Tentang Gravitasi, Kelas XI SMAHukum Newton Tentang Gravitasi, Kelas XI SMA
Hukum Newton Tentang Gravitasi, Kelas XI SMA
 
HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI
HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASIHUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI
HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI
 
Penjelasan teori absolutivitas bumi(edit)
Penjelasan teori absolutivitas bumi(edit)Penjelasan teori absolutivitas bumi(edit)
Penjelasan teori absolutivitas bumi(edit)
 
Fisika- gravitasi
Fisika- gravitasiFisika- gravitasi
Fisika- gravitasi
 
Keppler
KepplerKeppler
Keppler
 
Materi Ajar Fisika (Contoh)
Materi Ajar Fisika (Contoh)Materi Ajar Fisika (Contoh)
Materi Ajar Fisika (Contoh)
 

Similar to Fisika

1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
umammuhammad27
 
Makalah biomekanika akbid
Makalah biomekanika akbidMakalah biomekanika akbid
Makalah biomekanika akbid
Yadhi Muqsith
 
FISIKA_DASAR_I_BAB_4_GAYA.pptx
FISIKA_DASAR_I_BAB_4_GAYA.pptxFISIKA_DASAR_I_BAB_4_GAYA.pptx
FISIKA_DASAR_I_BAB_4_GAYA.pptx
PusatStudi
 
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisikaHukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
baskimia
 

Similar to Fisika (20)

Modul 4 (gaya)
Modul 4 (gaya)Modul 4 (gaya)
Modul 4 (gaya)
 
Tugas membuat lks visa mei tiara
Tugas membuat lks visa mei tiaraTugas membuat lks visa mei tiara
Tugas membuat lks visa mei tiara
 
Mesin Roket dan Propulsi
Mesin Roket dan PropulsiMesin Roket dan Propulsi
Mesin Roket dan Propulsi
 
SCES3083 Penulisan Akademik Aplikasi Hukum Newton
SCES3083 Penulisan Akademik Aplikasi Hukum NewtonSCES3083 Penulisan Akademik Aplikasi Hukum Newton
SCES3083 Penulisan Akademik Aplikasi Hukum Newton
 
Pusat massa dan momentum
Pusat massa dan momentum Pusat massa dan momentum
Pusat massa dan momentum
 
Hukum i newton
Hukum i newtonHukum i newton
Hukum i newton
 
Dinamika Partikel Fisika.pptx
Dinamika Partikel Fisika.pptxDinamika Partikel Fisika.pptx
Dinamika Partikel Fisika.pptx
 
Hukum Newton
Hukum NewtonHukum Newton
Hukum Newton
 
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
 
Makalah biomekanika akbid
Makalah biomekanika akbidMakalah biomekanika akbid
Makalah biomekanika akbid
 
junaedi
junaedijunaedi
junaedi
 
Hukum tentang gerak
Hukum tentang gerakHukum tentang gerak
Hukum tentang gerak
 
FISIKA_DASAR_I_BAB_4_GAYA.pptx
FISIKA_DASAR_I_BAB_4_GAYA.pptxFISIKA_DASAR_I_BAB_4_GAYA.pptx
FISIKA_DASAR_I_BAB_4_GAYA.pptx
 
Dinamika gerak
Dinamika gerakDinamika gerak
Dinamika gerak
 
Dinamika partikel
Dinamika partikelDinamika partikel
Dinamika partikel
 
7. gravitasi newton dan gerak planet ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nuru...
7. gravitasi newton dan gerak planet ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nuru...7. gravitasi newton dan gerak planet ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nuru...
7. gravitasi newton dan gerak planet ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nuru...
 
Presentasi KPST - Teori Bigbang
Presentasi KPST - Teori BigbangPresentasi KPST - Teori Bigbang
Presentasi KPST - Teori Bigbang
 
Dinamika
DinamikaDinamika
Dinamika
 
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisikaHukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
 
nebula.pdf
nebula.pdfnebula.pdf
nebula.pdf
 

Recently uploaded

1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 

Fisika

  • 1. FISIKA PRINSIP KERJA ROKET D I S U S U N OLEH : CINDY PICAULY PRAMESWARY XI IPA 1 SMA MUHAMMADIYAH 1 PALEMBANG 2012/2013
  • 2. Menurut Sutrisno (1986 : 158), “Gerak roket merupakan pemakaian yang menarik dari hukum-hukum Newton. Roket mengeluarkan pancaran gas panas dari ekornya, ini adalah gaya aksi pada gas oleh roket. Pancaran gas panas melakukan gaya pada roket dan menggerakkannya, ini adalah reaksi. Kedua gaya ini adalah gaya dalam untuk sistem yang terdiri atas roket dan gas. Dari segi momentum, gas panas mendapat momentum ke arah belakang dan roket mendapat momentum dalam jumlah yang sama ke arah depan. Cara kerja sebuah roket adalah berdasarkan kekekalan momentum. Momentum sebuah roket di tanah adalah sama dengan nol. Ketika bahan bakar dibakar, gas panas ditembakkan ke bawah dan badan roket naik untuk menyeimbangkan momentum totalnya sehingga tetap bernilai nol. Yang membuat roket meluncur tanah semburan sebagian masssanya ke arah belakang. Gaya ke depan pada roket itu tidak lain ialah reaksi terhadap gaya mundur pada bahan yang menyembur itu, dan makin banyak bahan yang menyembur maka makin banyak berkurangnya massa roket. Latar Belakang Momentum adalah hasil kali sebuah benda dengan kecepatan benda itu pada suatu saat. Impuls merupakan hasil kali gaya dengan waktu yang ditempuhnya. Untuk mengetahui dan lebih memahami mengenai impuls dan momentum, kita dapat melihat bagaimana cara kerja prinsip roket. Roket merupakan wahana luar angkasa, peluru kendali, atau kendaraan terbang yang mendapatkan dorongan melalui reaksi roket terhadap keluarnya secara cepat bahan fluida dari keluaran mesin roket. Aksi dari keluaran dalam ruang bakar dan nozle pengembang, mampu membuat gas mengalir dengan kecepatan hipersonik sehingga menimbulkan dorongan reaktif yang besar untuk roket. Dorongan roket dan jet merupakan penerapan yang menarik dari hukum III Newton dan Kekekalan momentum. Roket memiliki tangki yang berisi bahan bakar hodrogen cair dan oksigen cair. Bahan bakar tersebut dibakar dalam ruang pembakaran sehingga menghasilkan gas lalu dibuang melalui mulut pipa yang terletak dibelakang roket. Akibatnya terjadi perubahan momentum pada gas selama selang waktu tertentu. Roket Roket merupakan wahana luar angkasa, peluru kendali, atau kendaraan terbang yang mendapatkan dorongan melalui reaksi roket terhadap keluarnya secara cepat bahan fluida dari keluaran mesin roket. Aksi dari keluaran dalam ruang bakar
  • 3. dan nozle pengembang, mampu membuat gas mengalir dengan kecepatan hipersonik sehingga menimbulkan dorongan reaktif yang besar untuk roket. Pada awal perkembangannya, roket digerakan dari hasil pembakaran bahan bakar minyak, gas dan oksigen cair. Setelah bahan bakar roket dinyalakan, pancaran gas yang keluar dari roket akan menimbulkan ledakan beruntun kebawah sehingga mendorong roket ke atas dan roket dapat melaju ke udara. Roket terbang dengan kecepatan supersonik, yaitu sekitar 300 m/s. Bahan bakar roket ada dua jenis yaitu bahan bakar cair dan bahan bakar padat. Prinsip kerja dari roket berbahan bakar cair dan padat sama saja, di mana hasil pembakaran menghasilkan gaya dorong ke atas. Tetapi roket yang berbahan bakar padat mempunyai kelebihan yaitu mampu menyimpan bahan bakar dengan jumlah besar untuk ruang penyimpanan yang sama, karena bahan bakarnya telah dipadatkan. Sedangkan bahan bakar cair tidak bisa dimampatkan. Hukum Newton III Pergerakan Roket sesuai dengan hukum Newton ke 3, yang berisi; Apabila sebuah benda memberikan gaya kepada benda lain, maka benda kedua memberikan gaya kepada benda yang pertama. Kedua gaya tersebut memiliki besar yang sama tetapi berlawanan arah. Secara matematis Hukum III Newton dapat ditulis sebagai berikut : F A ke B = – F B ke A F A ke B adalah gaya yang diberikan oleh benda A kepada benda B, sedangkan F B ke A adalah gaya yang yang diberikan benda B kepada benda A. Misalnya ketika anda menendang sebuah batu, maka gaya yang anda berikan adalah F A ke B, dan gaya ini bekerja pada batu. Gaya yang diberikan oleh batu kepada kaki anda adalah – F B ke A. Tanda negatif menunjukkan bahwa arah gaya reaksi tersebut berlawanan dengan gaya aksi yang anda berikan. Jika anda menggambar tanda panah yang melambangkan interaksi kedua gaya ini, maka gaya F A ke B digambar pada batu, sedangkan gaya yang diberikan batu kepada kaki anda, – F B ke A, digambarkan pada kaki anda. Persamaan Hukum III Newton di atas juga bisa kita tulis sebagai berikut : Faksi = -Freaksi Hukum warisan Newton ini dikenal dengan julukan hukum aksi-reaksi. Ada aksi maka ada reaksi, yang besarnya sama dan berlawanan arah. Kadang-kadang kedua gaya tersebut disebut pasangan aksi-reaksi. Ingat bahwa kedua gaya tersebut (gaya aksi-gaya reaksi) bekerja pada benda yang berbeda. Berbeda dengan Hukum I Newton dan Hukum II Newton yang menjelaskan gaya yang bekerja pada benda yang sama.
  • 4. Gaya aksi dan reaksi adalah gaya kontak yang terjadi ketika kedua benda bersentuhan. Walaupun demikian, Hukum III Newton juga berlaku untuk gaya tak sentuh, seperti gaya gravitasi yang menarik buah mangga kesayangan anda. Ketika kita menjatuhkan batu, misalnya, antara bumi dan batu saling dipercepat satu dengan lain. batu bergerak menuju ke permukaan bumi, bumi juga bergerak menuju batu. Gaya total yang bekerja pada bumi dan batu besarnya sama. Bumi bergerak ke arah batu yang jatuh karena massa bumi sangat besar maka percepatan yang dialami bumi sangat kecil (Ingat hubungan antara massa dan percepatan pada persamaan hukum II Newton). Walaupun secara makroskopis tidak tampak, tetapi bumi juga bergerak menuju batu atau benda yang jatuh akibat gravitasi. Bumi menarik batu, batu juga membalas gaya tarik bumi, di mana besar gaya tersebut sama namun arahnya berlawanan. Bagian-Bagian Roket Komponen utama roket terdiri dari empat bagian yaitu; rangka (structure sistem), Beban (payload system), sistem pemandu (guidance system) dan sistem propulsi (propultion system). Keterangan gambar : Ø Solid-full mesin roket memiliki keunggulan penting : kesederhanaan, biaya rendah dan keamanan. Kelemahan : dorong tidak dapat dikontrol dan begitu dinyalakan mesin tidak bisa dihentikan atau restart Ø Combustion chumber, berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuran antara udara yang telah dikompresi dengan bahan bakar yang masuk. Ø Combustion liners; terdapat didalam combustionn chamber yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya pembakaran.
  • 5. Ø Fuel nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar kedalam combustion liner Ø Lynitors (spark plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api kedalam combustions chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar. Ø Transitions fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas panas agar sesuai dengan ukuran nozzle. Ø Cross Fice Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua combustion chamber. Kita tentu sering mendengar kiprah tentang penluncuran roket untuk berbagai kepentingan. Baik untuk meluncurkan satelit untuk tujuan damai maupun untuk tujuan perang. Sekarang ini kita akan mempelajari bagian-bagian roket yang mampu menghantarkan satelit ke ruang angkasa ini. Komponen utama roket terdiri dari empat bagian yaitu; rangka (structure sistem), Beban (payload system), sistem pemandu (guidance system) dan sistem propulsi (propultion system). Rangka Rangka atau badan roket (rocket frame) terbuat dari bahan yang ringan dan kuat seperti titanium dan aluanium, karena rangka berfungsi sebagai pelindung . Badan roket ini juga dilapisi dengan lapisan kusus untuk melindungi nya dari panas yang berlebihan saat menembus atmosfir bumi dan juga untuk melindungi dari dingin yang berlebihan. Sirip di pasang pada bagian bawah roket untuk menjaga stabilitas selama peluncuran. Sistem Beban Sistem beban merupakan tempat untuk membawa wahana. Jadi sistem ini tergantung pada misi yang di emban roket. Jika untuk mengorbitkan satelit, maka rancangannya pun harus disesuaikan. Sistem Pemandu Sistem pemandu (guidance system) merupakan alat yang akan menuntun roket ke orbit yang di tuju. Sistem pemandu roket ini dilengkapi dengan sensor, komputer, radar, dan alat komonikasi.
  • 6. Sistem Populasi Sistem propulsi (propultion system) adalah mesin yang digunakan sebagai tenaga pendorong rodet. Sistem propulsi roket secara garis besar menggunakan roket berbahan bakar padat dan roket berbahan bakar cair. sistem propulsi roket V2 terdiri dari tangki oksidasi, pompa, bilik pembakaran dan nozel. Cara Kerja Roket Dorongan roket dan jet merupakan penerapan yang menarik dari hukum III Newton dan Kekekalan momentum. Roket memiliki tangki yang berisi bahan bakar hodrogen cair dan oksigen cair. Bahan bakar tersebut dibakar dalam ruang pembakaran sehingga menghasilkan gas lalu dibuang melalui mulut pipa yang terletak dibelakang roket. Akibatnya terjadi perubahan momentum pada gas selama selang waktu tertentu. Berdasarkan hukum II Newton, perubahan momentum selama suatu selang waktu tertentu = gaya total. Jadi bisa dikatakan bahwa terdapat gaya total pada gas yang disemburkan roket ke belakang. Gaya total tersebut merupakan gaya aksi yang diberikan oleh roket kepada gas, di mana arahnya ke bawah. Sebagai tanggapan, gas memberikan gaya reaksi kepada roket, di mana besar gaya reaksi = gaya aksi, hanya arahnya berlawanan. Gaya reaksi yang diberikan oleh gas tersebut yang mendorong roket ke atas. Roket bergerak bukan karena tekanan semburan gasnya mendorong udara, karena di luar angkasa tidak ada udara. Prinsip yang digunakan hukum kekekalan momentum. Dengan massa gas yang disemburkan dengan kecepatan tertentu, menyebabkan roket mendapatkan gerak majunya. Percobaan sederhananya dilakukan dengan oleh astronot dengan sarung tangan karet (bersfungsi sama dengan balon) yang dipasangi sedotan minuman berperang seperti roket. Tekanan udara yang keluar dari sarung tangan karet yang semula ditiup memberi efek dorongan. Roket bergerak karena adanya semburan propelan. Pada roket air, semburan propelan digantikan dengan campuran air dan udara bertekanan tertentu. Prinsip Dorongan Roket Suatu penerapan hukum fisika yang begitu hebat, adalah roket, yang didasari atas hukum ketiga Newton, dan penerapan impuls dan momentum. Dengan semua hal diatas roket dapat bergerak melawan gravitasi bumi. Dari hukum ketiga Newton, bahwa ketika suatu benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka benda yang dikerjakan gaya akan mengerjakan gaya pada benda yang mengerjakan gaya padanya, gaya ini disebut gaya aksi-reaksi yang besarnya sama, namun arahnya berkebalikan, dan juga impuls dan momentum, dikatakan bahwa gaya eksterna yang bekerja pada suatu benda atau sistem akan mengakibatkan laju perubahan momentum benda tersebut. Dari hal tersebut kita akan menurunkan persamaan untuk gaya dorong yang mengakibatkan roket dapat melawan gravitasi.
  • 7. Asumsikan ketika t=0, roket diam sehingga massa roket ditambah massa bahan bakar adalah m, setelah ∆t, roket telah membakar sebesar ∆m bahan bakar sehingga kecepatan roket bertambah sebesar ∆v dan ∆v akan terus bertambah besar terhadap t dan gas hasil pembakaran memiliki kecepatan keluar sebesar -u konstan. sehingga untuk roket (momentum roket) P1=0 P2= (m-∆m)∆v maka F-(m-∆m)g=(m-∆m)∆v/∆t........(1) untuk gas yang keluar dari roket dengan massa ∆m (momentum gas) P1=0 P2=-(∆m)u maka -(F+(∆m)g)=-(∆m)u/∆t F=((∆m)u/∆t)-((∆m)g) untuk lim ∆t →0, maka ∆m→0 juga, maka suku (∆m)g bisa kita abaikan terhadap suku lainnya, sehingga persamaan diatas menjadi F=(u)(dm/dt)........(2) dengan dm/dt adalah laju pembakaran bahan bakar dan persamaan diatas merupakan persamaan gaya dorong roket sekarang lihat persamaan 1 F-(m-∆m)g=(m-∆m)∆v/∆t F-(m-∆m)g=(m∆v/∆t)-(∆m∆v/∆t) untuk lim ∆t →0, maka ∆m→0 juga dan ∆v→0 juga, maka suku (∆m∆v/∆t) dan (∆m)g bisa kita abaikan terhadap suku lainnya, sehingga persamaan diatas menjadi F-mg=(m.dv/dt) (u)(dm/dt)-mg=(m.dv/dt) (u)(dm/dt(m))-g=(dv/dt) sehingga untuk mendapatkan kecepatan roket ketika t maka kita integralkan persamaan diatas dari t=o sampai t dan dari m sampai m saat t ∫(u)(dm/(m))-∫g.dt= ∫ (dv) (u)ln(mawal/makhir)-gt=vt.....(3)
  • 8. Persamaan 3 merupakan persamaan untuk kecepatan roket ketika waktu t dengan syarat V0=0 dan tawal=0 Jika kita mengasumsikan V0≠0 dan tawal≠0, maka persamaan 3 akan menjadi (u)ln(mawal/makhir)-(gt2-gt1)=vt-v0.....(4) Inilah persamaan umum untuk kecepatan roket dengan syarat u haruslah harga mutlak, karena saat awal kita sudah memasukkan u negatif, maka pada rumus umum, u harus harga mutlak. Sebuah roket mendapatkan dorongan dengan membakar bahan bakar dan membuang gas yang terbentuk lewat belakang. Roket mengerjakan gaya pada gas buang, dan dari hukum ketiga Newton, gas mengerjakan gaya yang sama dan berlawanan pada roket, mendorongnya ke depan. Momentum yang hilang karena gas yang dikeluarkan sama dengan momentum yang yang diperoleh roket. Roket mendorong melawan gas buangannya sendiri, yang mendorong kembali melawan roket tersebut. Persamaan Roket : m.dv/dt = ukeluar |dm/dt| + Feks besaran ukeluar |dm/dt| dinamakan dorongan roket : Fdorongan = ukeluar |dm/dt| Ketika roket bergerak didekat permukaan bumi, gaya eksternal Feks adalah berat roket. Dalam persamaan Roket, gaya ini negative karena gaya ini langsung berlawanan dengan arah kecepatan, seandainya roket bergerak ke atas. Jadi, dorongan harus lebih besar dibandingkan berat roket jika roket harus dipercepat ke atas. Setelah kita mensubstitusi Fkeluar = -mg dan membagi dengan m, maka persamaannya menjadi : dv/dt = -g + ukeluar/ m |dm/dt| Untuk memecah persamaan diatas guna memperoleh kecepatan v, maka harus mengetahui kelajuan pembuangan relatif terhadap roket uex dan laju pembakaran bahan bakar roket |dm/dt|. Pemecahan persamaan ini rumit karena m tidak konstan, tetapi merupakan fungsi waktu. Dengan demikian persamaan di atas menjadi : dv = -gdt - ukeluar dm/m dengan menganggap bahwa g konstan dan mengintegrasi dari t=0 sampai t=tb ketika bahan bakar terbakar sempurna, kita dapatkan : vf – vi = -gtb - ukeluar In mi/mf
  • 9. Dalam persamaan di atas kita telah menggunakan ∫(dm/m) = In m. Dengan menggunakan –In mf/mi = In (mi/mf), kita mendapatkan : vf – vi = + ukeluar In mi/mf -gtb persamaan di atas menyatakan perubahan kecepatan roket yang bergerak dalam medan gravitasi yang konstan yang dinyatakan dalam kelajuan pembuangan, waktu untuk membakar bahan bakar tb, dan rasio massa awal terhadap massa akhir. Untuk roket yang bergerak dalam ruang bebas tanpa gaya eksternal, perubahan kecepatan diberikan oleh : vf – vi = + ukeluar In mi/mf (tanpa gaya eksternal) massa roket tanpa bahan bakar sama sekali dinamakan berat roket kosong(payload). Jika berat kosong hanya 10 persen dari massa awal total, artinya, 90 persen massa awal adalah bahan bakar, rasio mi/mf ketika bahan bakar habis adalah 10. Untuk roket yang bergerak dengan vi = 0 dan tanpa gaya eksternal, kelajuan akhir akan sama dengan : vf = ukeluar In 10 = 2,3 ukeluar Kesimpulan Prinsip kerja propulsi roket merupakan penerapan dari hukum ketiga Newton dan kekekalan momentum. Sebuah roket mendapatkan sebuah dorongan dengan membakar bahan bakar dan membuang gas yang lewat belakang sehingga gaya dorong dari gas ersebut menyebabkan roket terdorong dan meluncur ke atas. Besarnya gaya dorong yang dikerjakan gas terhadap tempat peluncuran sama besar dengan gaya dorong gas terhadap roket namun arahnya yang berlawanan hal ini sesuai dengan hukum Newton III.