Makalah pendidik dlm pendidikan islam

semoga bermanfaat

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka memajukan
kehidupan. Prinsip mempertahankan hidup terletak pada tiga orientasi dasar yaitu
:
1. Hubungan manusia dengan Tuhan.
2. Hubungan dengan sesama manusia.
3. Hubungan dengan alam semesta, seperti tumbuh-tumbuhan, binatang.
Proses inilah yang mendorong manusia kearah kemajuan hidup sejalan
dengan tuntutan zaman. Untuk sampai kepada kebutuhan tersebut diperlukan
suatu pendidikan yang dapat mengembangkan kehidupan manusia dalam dimensi
daya cipta, rasa dan karsa masyarakat serta anggota-anggotanya.
Pendidikan berkembang dari sederhana, yang berlangsung ketika manusia
masih berada dalam ruang lingkup kehidupan yang serba sederhana serta konsep
tujuan yang amat terbatas, sampai pada bentuk pendidikan yang sarat dengan
metode, tujuan, serta model pendidikan yang sesuai dengan masyarakat saat ini.
Dengan demikian antara pendidikan dan masyarakat terus berkompetisi
untuk maju. Khusus masyarakat islam yang berkembang sejak Nabi Muhammad,
pendidikan merupakan kunci kemajuan. Sumber-sumber pokok ajaran islam yang
berupa al-qur'an dan hadits, mendorong pemeluknya untuk menciptakan pola
hidup maju, sehingga kesejahteraan berhasil diciptakan.
Pendidikan islam berusaha merealisasikan misi agama islam dalam tiap
pribadi manusia, yaitu menjadikan manusia sejahtera dan bahagia dalam cita
islam. Cita-cita islam mencerminkan nilai-nilai normatif dari Tuhan yang bersifat
abadi dan absolut. Nilai-nilai inilah yang seharusnya ditumbuhkembangkan dalam
diri manusia melalui proses pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendidik dalam pendidikan islam?
2. Bagaimana konsep pendidik dalam pendidikan islam ?
3. Apa saja tugas pendidik dalam pendidikan islam?
4. Apa saja kompetensi pendidik dalam pendidikan islam?
5. Apa saja kode etik yang harus dimiliki seorang pendidik dalam pendidikan
islam?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari pendidik dalam pendidikan islam.
2. Mengetahui konsep pendidik dalam pendidikan islam.
3. Mengetahui tugas pendidik dalam pendidikan islam.
4. Mengetahui kompetensi yang harus dimiliki pendidik dalam pendidikan
islam.
5. Mengetahui kode etik seorang pendidik dalam pendidikan islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidik
Muhaimin secara utuh mengemukakan karakteristik tugas-tugas pendidik
dalam pendidikan islam. Dalam rumusannya Muhaimin menggunakan istilah-
istilah ustadz, mu'alim, murabbi, mursyid, mudarris danmu'addib.[1]
Untuk lebih
jelasnya, diuraikan sebagai berikut:
1. Ustadz adalah orang berkomitmen dengan profesionalitas, yang melekat
pada dirinya setiap dedikatif, komitmen terhadap mutu, proses dan hasil
kerja, serta sikap continuous improvement.
2. Mu'allim adalah orang yang menguasai ilmu dan mampu
mengembangkannya serta menjelaskan fungsinya dalam kehidupan,
menjelaskan fungsi teoritis praktisnya, sekaligus melakukan transfer
ilmu pengetahuan, internalisasi implementasi (amaliah).
3. Murabbi adalah orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar
mampu berkreasi serta mampu mengatur dan memelihara hasil kreasinya
untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat, dan
alam sekitarnya.
4. Mursyid adalah orang yang mampu menjadi model atau sentral
identifikasi diri atau menjadi pusat anutan, teladan dan konsultan bagi
peserta didik.
5. Mudarris adalah orang yang memiliki kepekaan intelektual dan
informasi serta memperbarui pengetahuan dan keahliannya secara
berkelanjutan dan berusaha mencerdaskan peserta didik, memberantas
kebodohan, serta melatih keterampilan sesuai dengan bakat, minat dan
kenampuannya.
6. Mu’addib adalah orang yang mampu menyiapkan peserta didik untuk
bertanggung jawab dalam membangun peradaban yang berkualitas
dimasa depan.
[1] Bukhari Umar, ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Amzah,2010) hlm.89
Dalam pendidikan islam, pendidik adalah orang yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan peserta didik dengan upaya mengembangkan seluruh
potensi peserta didik, baik potensi afektif (rasa), kognitif (cipta), maupun
psikomotorik (karsa).[2]
Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan
pertolongan kepada peserta didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya,
agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya
sebagai hamba Allah dan khalifah Allah SWT dan mampu melakulan tugas
sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang mandiri.[3]
B. Konsep Pendidik
Pendidik terbagi dua, yaitu :
1. Pendidik Kodrat
Orang dewasa yang mempunyai tanggung jawab utama terhadap anak adalah
orang tuanya. Orang tua disebut pendidik kodrat karena mereka mempunyai
hubungan darah dengan anak. Orang tua harus menerima, mencintai, mendorong
dan membantu anak aktif dalam kehidupan bersama (kekerabatan) agar anak
memiliki nilai hidup, jasmani, nilai keindahan, nilai kebenaran, nilai moral, nilai
keagamaan dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai tersebut sebagai perwujudan
dan peran mereka sebagai pendidik.
Orang tua sebagai pendidik kodrat menerima amanah dan tugas mendidik
langsung dari Allah Maha Pendidik. Dalam surat At-Tahrim (66) ayat 6 yang
artinya “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.”
Al-Maraghi mengemukakan bahwa memelihara dan menyelamatkan keluarga
dari siksaan neraka dapat dilakukan dengan cara menasehati, mengajar dan
mendidik mereka. Dengan cara demikian, mudah-mudahan mereka menaati Allah
dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala yang
dilarang-Nya.[4]
[2] Abdul Mujib & Abdul mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (jakarta: Kencana Prenada
Media,2006)hlm.87
[3] Ibid,.
[4] Bukhari Umar, ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Amzah,2010) hlm.84
Berdasarkan penafsiran diatas dapat dikatakan bahwa setiap orang tua
mukmin otomatis menjadi pendidik. Orang tua yang beriman harus melakulan
berbagai aktivitas dan upaya agar anggota keluarganya selalu menaati Allah dan
Rasul-Nya. Apabila orang tua tidak mendidik anaknya atau melaksanakan
pendidikan anak tidak dengan sungguh-sungguh, maka akibatnya anak tidak akan
berkembang sesuai dengan harapan.
2. Pendidik Jabatan
Pendidik di sekolah, seperti guru, konselor dan administrator disebut pendidik
karena jabatan. Mereka ditugaskan untuk memberikan pendidikan dan pengajaran
disekolah, yaitu mentransformasikan kebudayaan secara terorganisasi demi
perkembangan peserta didik (siswa), khususnya dibidang ilmu pengetahuan dan
teknologi.[5]
Pendidik jabatan adalah orang lain (buka termasuk anggota keluarga) karena
keahliannya ditugaskan mendidik guna melanjutkan pendidikan yang telah
dilaksanakan oleh orang tua. Pendidik jabatan membantu orang tua dalam
mendidik anak karena orang tua memiliki berbagai keterbatasan.
C. Tugas Pendidik
Menurut Al-Ghazali, tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan,
membersihkan, menyucikan serta membimbing hati manusia untuk mendekatkan
diri ( taqarrub) kepada Allah SWT. Tujuan pendidikan islam yang utama adalah
upaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Dalam paradigma jawa,[6]
pendidik diidentikkan dengan guru (gu danru) yang
berarti digugu dan ditiru. Dikatakan digugu(dipercaya) karena guru memiliki
seperangkat ilmu yang memadai, karena memiliki wawasan dan pandangan yang
luas dalam melihat kehidupan ini. Dikatakan ditiru (diikuti) karena guru memiliki
kepribadian yang utuh, segala tindak tanduknya patut dijadikan panutan dan suri
teladan oleh peserta didik. Pendidik bertugas sebagai motivator dan fasilitator
dalam proses belajar mengajar. Keaktifan sangat tergantung pada peserta didiknya
sendiri, sekalipun keaktifan itu akibat dari motivasi dan pemberian fasilitas dari
pendidiknya.
[5] Ibid,hlm.85
[6] Ibid,hlm.87
Fungsi dan tugas pendidik dalam pendidikan dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Sebagai pengajar (instruksional), yang bertugas merencanakan program
pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun serta
melaksanakan penilaian setelah program dilakukan.
2. Sebagai pendidik (educator), yang mengarahkan peaerta didik pada
tingkat kedewasaan dan berkepribadian kamil seiring dengan tujuan
Allah yang menciptakan.
3. Sebagai pemimpin (managerial) yang memimpin, mengendalikan diri
sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait, terhadap berbagai
masalah yang menyangkut upaya pengarahan, pengawasan,
pengorganisasian, pengontrolan dan partisipasi atas program pendidikan
yang dilakukan.
Dalam tugas tersebut, seorang pendidik ditintut untuk mempunyai seperangkat
prinsip keguruan. Prinsip keguruan dapat berupa :
1. Kegairahan dan kesediaan untuk mengajar seperti memperhatikan
kesediaan, kemampuan, pertimbuhan dan perbedaan peserta didik.
2. Membangkitkan gairah peserta didik.
3. Menumbuhkan bakat dan sikap peserta didik yang baik.
4. Mengatur proses belajar mengajar yang baik.
5. Mempeehatikan perubahan-perubahan kecenderungan yang
mempengaruhi proses mengajar.
6. Adanya hubungan manusiawi dalam proses belajar mengajar.
D. Kompetensi Pendidik
W. Robert Houston mendefinisikan kompetensi dengan “competence
ordinarily islam defined as adequacy for a task or as possessi on of require
knowledge, skill, and abilities” ( suatu tugas yang memadai atau pemikiran
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan
seseorang). Devinisi ini mengandung arti bahwa calon pendidik perlu
mempersiapkan diri untuk menguasai sejumlah pengetahuan, ketrampilan dan
kemampuan khusus yang terkait dengan profesi keguruan. Agar dapat
mrnjalankan tugasnya dengan baik serta dapat memenuhi keinginan dan hapapan
peserta didik.[7]
[7] Ibid,hlm.92
Seorang pendidik harus mampu mengimplementasikan nilai-nilai yang
diajarkan, sebagai penganut islam yang patut dicontoh dalam ajaran islam dan
bersedia menularkan pengetahuan dan nlai islam pada pihak lain.
Pendidik islam yang profesional harus memiliki kompetensi yang lengkap,
meliputi:
1. Penguasaan materi al-islam yang komperehensif serta wawasan dan
bahan pengayaan, terutama pada bidang yang menjadi tugasnya.
2. Penguasaan strategi (memcakup pendekatan metode dan teknik)
pendidikan islam, terutama kemampuan evaluasinya.
3. Penguasaan ilmu dan wawasan kependidikan.
4. Memahami prinsip-prinsip dalam menafsirkan hasil penelitian
pendidikan, guna keperluan pengembangan pendidikan islam dimasa
depan.
5. Memiliki kepekaan terhadap informasi secara langsung atau tidak
langsung yang mendukung kepentingan tugasnya.
Keberhasilan pendidik yakni “pendidik akan berhasil menjalankan tugasnya
apabila mempunyai kompetensi personal-religius, sosial-religius dan peofesional-
religius.[8]
Kata religius selalu dikaitkan dengan tiap-tiap kompetensi, karena
menunjukkan adanya komitmen pendidik dengan ajaran islam sebagai kriteria
utama, sehingga segala masalah pendidikan dihadapi, dipertimbangkan dan
dipecahkan. Serta ditempatkan pada perspektif islam.
1. Kompetensi personal-religius
Kemampuan dasar yang menyangkut kepribadian agamis, artinya pada
dirinya melekat nilai-nilai lebih yang hendak ditransinternalisasikan (pemindahan
penghayatan nilai-nilai) kepada peserta didiknya. Misalnya nilai kejujuran,
amanah, keadilan, kecerdasan, tanggung jawab, musyawarah, keberhasilan,
keindahan, kedisiplinan dan sebagainya.
2. Kompetensi sosial-religius
Kemampuan yang menyangkut kepedulian terhadap masalah-masalah
sosial selaras dengan ajaran dakwah islam. Sikap gotong royong, tolong
menolong, egalitarian (persamaan derajat antar manusia), sikap toleransi dan
sebagainya juga perlu dimiliki oleh pendidik muslim.
[8] Abdul Mujib & Abdul mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (jakarta: Kencana
Prenada Media,2006)hlm.95
3. Kompetensi profesional-religius
Kemampuan untuk menjalankan tugas keguruannya secara profesional,
dalam arti mampu membuat keputusan keahlian atas beragamnya kasus serta
mampu bertanggung jawab berdasarkan teori dan wawasan keahliannya dalam
perspektif islam.
Dalam versi yang berbeda, kompetensi pendidik dapat dijabarkan dalam
beberapa komperetensi sebagai berikut:
1. Mengetahui hal-hal yang perlu diajarkan, sehingga ia harus belajar dan
mencari informasi tentang materi yang diajarkan.
2. Menguasai keseluruhan materi yang akan disampaikan pada peserta
didiknya.
3. Mempunyai kemampuan menganalisis materi yang diajarkan dan
menghubungkannya dengan komponen lain.
4. Mengamalkan terlebih dahulu informasi yang telah didapat sebelum
disajikan kepada peserta didik. (QS. Ash-Shaf : 2-3).
5. Mengevaluasi proses dan hasil pendidikan yang segang dan sudah
dilaksanakan. (QS. Al-baqarah :31)
6. Memberi hafiah (tabsyir/reward) dan hukuman (tandzir/punishment)
sesuai dengan usaha dan upaya yang dicapai peserta didik dalam rangka
memberikan persuasi dan motivasi dalan proses belajar. (QS.Al-Baqarah :
119)
Di Indonesia, masalah kompetensi pendidikan terutama guru selalu
dikembangkan. Dalam kebijakan terakhir yaiti peraturan pemerintah no. 74/2008
tentang guru, bab II, pasal 2 ditegaskan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi
akademik, kompetensi, sertifikat pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.[9]
E. Kode Etik Pendidik
Kode etik pendidik adalah norma-norma yang mengatur hubungan
kemanusiaan (hubungan relationship) antara pendidik dan peserta didik, orang tua
peserta didik, koleganya serta dengan atasannya.
[9] Bukhari Umar, ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Amzah,2010) hlm.95
Secara integral-holistik, Al-Kanani (w.733H) sebagai seorang ulama sekaligus
tokoh pendidikan islam, mengemukakan bahwa persyaratan seorang guru sebagai
berikut:[10]
1. Syarat-syarat guru yang berhubungan dengan dirinya sendiri:
a. Guru hendaknya menyadari bahwa perkataan dan perbuatannya selalu
dalam pengawasan Allah.
b. Guru hendaknya memelihara kemuliaan ilmu, yaitu dengan senantiasa
belajar dan mengajarkannya.
c. Guru hendaknya bersifat zuhud. Artinya ia mengambil rezeki dunia
hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan pokok dirinya dan
keluarganya secara sederhana.
d. Guru hendaknya tidak berorientasi duniawi dengan menjadikan ilmunya
sebagai alat untuk mencapai kedudukan, prestise atau kebanggan atas
orang lain.
e. Guru hendaknya memelihara syiar-syiar islam seperti melaksanakan
sholat berjamaah di masjid, mengucapkan salam, serta
menjalankanamar ma'ruf nahi munkar.
f. Guru hendaknya rajin melakukan hal-hal yang disunahkan oleh agama.
g. Guru hendaknya memelihara akhlak yang mulia dalam pergaulannya
dengan orang banyak dan menghindarkan diri dari akhlak yang buruk.
h. Guru hendaknya mengisi waktu luangnya dengan hal-hal yang
bermanfaat.
i. Guru hendaknya selalu belajar dan tidak merasa malu untuk menerima
ilmu dari orang yang lebih rendah kedudukannya ataupun usianya.
2. Syarat-syarat yang berhubungan dengan pelajaran, yaitu:
a. Sebelum berangkat untuk mengajar, guru suci dari hadats sab kotoran
serta mengenakan pakaian yang baik.
b. Ketika keluar rumah, guru hendaknya berdoa untuk menguatkan niatnya
dalan mengajar.
[10] Novan Ardy Wijaya & Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam....(yogyakarta:ar-Ruzz
Media,2012)hlm.110
c. Hendaknya pada saat mengajar guru mengambil tempat pada posisi
yang membuatnya dapat dilihat oleh semua peserta didiknya. Artinya
guru harus berusaha agar apa yang akan disampaikan dapat dinikmati
dan dipahami oleh seluruh peserta didiknya dengan baik.
d. Sebelum mulai mengajar, guru hendaknya membaca sebagian dari ayat
al-qur'an agar memperoleh berkah dalam mengajar.
e. Guru hendaknya mengajar bidang studi sesuai dengan bidangnya.
f. Hendaknya guru selalu mengatur volume suara agar tidak terlalu keras
sehingga membisingkan ruangan, dan tidak terlalu rendah sehingga
tidak terdengar oleh peserta didik.
g. Hendaknya guru menjaga ketertiban kelas dengan mengarahkan
pembahasan pada objek yang telah ditentukan.
h. Guru hendaknya menegur peserta didik yang tidak menjaga sopan
santun didalam kelas.
i. Guru hendaknya bersikap bijak dalam menyampaikan pelajaran dan
menjawab pertanyaan.
3. Syarat-syarat guru ditengah peserta didik.
a. Guru hendaknya mengajar dengan niat untuk mendapatkan
ridho Allah, menyebarkan ilmu, menegakkan kebenaran, melenyapkan
kebathilan, dan memelihara kemaslahatan umat.
b. Guru hendaknya tidak menolak peserta didiknya yang tidak
mempunyai niat tulus untuk belajar.
c. Guru hendaknya mencintai peserta didiknya seperti ia mencintai dirinya
sendiri.
d. Guru hendaknya memotivasi peserta didiknya untuk menuntut ilmu seluas
mungkin.
e. Guru hendaknya menyampaikan pelajaran dengan bahasa yang mudah
sehingga dapat dipahami peserta didik dengan mudah.
f. guru hendaknya melakukan evaluasi kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan. Agar guru selalu memperhatikan tingkat pemahaman dan
perubahan peserta didiknya.
g. Guru hendaknya bersikap adil terhadap semua peserta didik.
h. Guru hendaknya menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan.
Menurut Al Ghazali kode etik pendidik sebagai berikut :[11]
1. Menerima segala problem peserta didik dengan hati dan sikap yang
terbuka dan tabah.
2. Bersikap penyantun dan penyayang. (QS.Ali Imron : 159)
3. Menjaga kewibawaan dan kehormatannya dalam bertindak.
4. Menghindari dan menghilangkan sikap angkuh terhadap sesama. (QS. Al
Najm : 32)
5. Bersidat rendah hati ketika menyatu dengan masyarakat. (QS. Al- Hijr :
88)
6. Menghilangkan aktivitas yang tidak berguna dan sia-sia.
7. Bersifat lemah lembut dalam menghadapi peserta didik yang tingkat IQ
nya rendah, serta membinanya sampai pada taraf maksimal.
8. Meninggalkan sifat marah dalam menghadapi problem peserta didik.
9. Memperbaiki sikap peserta didiknya, dan bersikap lemah lembut
terhadap peserta didik yang kurang lancar bicaranya.
10. Meninggalkan sifat yang menakutkan pada peserta didik, terutama pada
peserta didik yang belum mengerti atau mengetahui.
11. Berusaha memperhatikan pertanyaan-pertanyaan peserta didik, walaupun
pertanyaan itu tidak bermutu dan tidak sesuai dengan masalah yang
diajarkan.
12. Menerima kebenaran yang diajukan oleh peserta didiknya.
13. Menjadikan kebenaran sebagai acuan dalam proses pendidikan,
walaupun kebenaran itu datangnya dari peserta didik.
14. Mencegah dan mengontrol peserta didik mempelajari ilmu yang
membahayakan. (QS. Al-Baqarah : 195)
15. Menanamkan sifat ikhlas pada peserta didik, secara terus menerus
mencari informasi guna disampaikan pada peserta didik.(QS. Al-
Bayyinah :5)
[11]Abdul Mujib & Abdul mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (jakarta: Kencana Prenada
Media,2006)hlm.99
16. Mencegah peserta didik mempelajari ilmu fardlu kifayah (kewajiban
kolektif, seperti ilmu kedokteran, psikologi, ekonomi dan sebagainya)
sebelum mempelajari ilmu fardlu 'ain (kewajiban indifidual, seperti
akidah, syariah dan akhlak).
17. Mengaktualisasikan informasi yang diajarkan pada peserta didik.(QS.
Al-Baqarah : 44, as-Shaf : 2-3)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Muhaimin secara utuh mengemukakan karakteristik tugas-tugas pendidik
dalam pendidikan islam. Dalam rumusannya Muhaimin menggunakan
istilah-istilah ustadz, mu'alim, murabbi, mursyid, mudarris danmu'addib.
2. Pendidik adalah bapa Ruhani (Spiritual Father) bagi peserta didik, yang
memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak mulia, dan
meluruskan perilaku yang buruk. Oleh karena itu, pendidik mempunyai
kedudukan tinggi dalam Islam.
3. Dalam paradigma Jawa, pendidikan diidentikan dengan guru (gu dan ru)
yang berarti “digugu dan ditiru”. Pengertian ini diasumsikan bahwa tugas
guru tidak sekadar mentransformasikan ilmu, tapi juga bagaimana ia
mampu mengiternalisasikan ilmunya pada peserta didiknya.
4. Dalam pendidikan Islam, seorang pendidik hendaknya memiliki
karakteristik yang membedakan dari orang lain yang tidak terlepas dari
syarat-syarat sebagai pendidik. Dengan karakteristiknya, menjadi ciri dan
sifat yang akan menyatu dalam seluruh totalitas kepribadiannya. Totalitas
tersebut kemudian akan teraktualisasi melalui seluruh perkataan dan
perbuatannya.
5. Untuk menjadi pendidik yang professional sesungguhnya harus memiliki
beberapa kompetensi diantaranya: kompetensi personal-religius,
kompetensi sosial-religius, dan kompetensi professional-religius.
6. Kode etik pendidik adalah norma-norma yang mengatur hubungan
kemanusiaan (hubungan relationship) antara pendidik dan peserta didik,
orang tua peserta didik, serta dengan atasanya
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa seorang guru atau
pendidik adalah orang yang mempunyai banyak ilmu dalam bidangnya, mau
mengamalkan ilmunya dengan sungguh-sungguh, penuh keikhlasan dan
menjadikan peserta didik menjadi lebih baik sesuai dengan kompetensi yang
dimilikinya.
B. Saran
Mengajar merupakan bagian dari tugas keagamaan disamping juga tugas
kemanusiaan yang harus diemban oleh siapapun, setiap muslim diberi tugas untuk
menyampaikan ilmu walaupun hanya satu disiplin ilmu saja. Menjadi seorang
guru atau pendidik yang profesional seharusnya mentaati semua kode etik yang
ada dan mempunyai kompetensi yang dapat di terapkan dalam standar nasional
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin.M.H.1995.Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Praktis Dan Teoritis
Berdasarkan Pendekatan Interdidipliner.Jakarta: Bumi Aksara.
Mujib,Abdul & Jusuf Mudzakir.2006. Ilmu Penndidikan Islam. Jakarta: Kencana
Prenada Media.
Umar,Bukhari. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah.
Wijaya,Novan Ardy & Barnawi.2012. Ilmu Pendidikan Islam: Rancang Bangun
Konsep Pendidikan Monokotomik-Holistik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Recomendados

Nota PIMK 3033 Pengajian Sirah von
Nota PIMK 3033 Pengajian SirahNota PIMK 3033 Pengajian Sirah
Nota PIMK 3033 Pengajian SirahMualimah Mumtaz
7.3K views53 Folien
DOSA BESAR DAN DOSA KECIL von
DOSA BESAR DAN DOSA KECILDOSA BESAR DAN DOSA KECIL
DOSA BESAR DAN DOSA KECILikaasanii
5.9K views6 Folien
IJAZ ITNAB DAN MUSAWAH von
IJAZ ITNAB DAN MUSAWAHIJAZ ITNAB DAN MUSAWAH
IJAZ ITNAB DAN MUSAWAHFitriYani391085
110 views12 Folien
Slide minggu 1-PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ZAMAN RASULULLAH von
Slide minggu 1-PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ZAMAN RASULULLAHSlide minggu 1-PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ZAMAN RASULULLAH
Slide minggu 1-PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ZAMAN RASULULLAHFarra Shahirra
3.5K views12 Folien
Terjemah alfiyah ibnu malik von
Terjemah alfiyah ibnu malikTerjemah alfiyah ibnu malik
Terjemah alfiyah ibnu malikPungki Ariefin
31.7K views42 Folien
Iltizam (Komitmen) dalam dakwah von
Iltizam (Komitmen) dalam dakwahIltizam (Komitmen) dalam dakwah
Iltizam (Komitmen) dalam dakwahMuhammad Jamhuri
16.1K views18 Folien

Más contenido relacionado

Was ist angesagt?

MAQASID SYARAK UNTUK PEMULA von
MAQASID SYARAK UNTUK PEMULAMAQASID SYARAK UNTUK PEMULA
MAQASID SYARAK UNTUK PEMULAAmiruddin Ahmad
1K views51 Folien
mukjizat al quran von
mukjizat al quranmukjizat al quran
mukjizat al quranHananul Zakaria
4.2K views11 Folien
Mengenai dakwah TPA/TPQ von
Mengenai dakwah TPA/TPQMengenai dakwah TPA/TPQ
Mengenai dakwah TPA/TPQنور الرفاعي
13.1K views80 Folien
Promes fiqih MA kelas XI, 1 2 von
Promes fiqih  MA kelas XI, 1 2Promes fiqih  MA kelas XI, 1 2
Promes fiqih MA kelas XI, 1 2Muhammad Idris
9K views10 Folien
Kaedah menghafaz al quran von
Kaedah menghafaz al quranKaedah menghafaz al quran
Kaedah menghafaz al quranSohib AlQuran
8.7K views28 Folien
urgensi Istiqomah von
urgensi Istiqomah urgensi Istiqomah
urgensi Istiqomah Isrofa Abu Zindan
1.5K views31 Folien

Was ist angesagt?(20)

Kaedah menghafaz al quran von Sohib AlQuran
Kaedah menghafaz al quranKaedah menghafaz al quran
Kaedah menghafaz al quran
Sohib AlQuran8.7K views
Tarbiyah islamiyah von Aziz Abdul
Tarbiyah islamiyahTarbiyah islamiyah
Tarbiyah islamiyah
Aziz Abdul3.9K views
Konsep istiqamah ags 2 von Abdul Ghani
Konsep istiqamah ags 2Konsep istiqamah ags 2
Konsep istiqamah ags 2
Abdul Ghani3.9K views
Pendidikan Agama Islam - Adab Makan dan Minum serta Hewan yang Haram dan Hala... von Alifia
Pendidikan Agama Islam - Adab Makan dan Minum serta Hewan yang Haram dan Hala...Pendidikan Agama Islam - Adab Makan dan Minum serta Hewan yang Haram dan Hala...
Pendidikan Agama Islam - Adab Makan dan Minum serta Hewan yang Haram dan Hala...
Alifia 10K views
Hadits arbain nawawiah von Idrus Abidin
Hadits arbain nawawiahHadits arbain nawawiah
Hadits arbain nawawiah
Idrus Abidin20.4K views
Wahyu Dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah dan Cabarannya von Ezad Azraai Jamsari
Wahyu Dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah dan CabarannyaWahyu Dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah dan Cabarannya
Wahyu Dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah dan Cabarannya
Ezad Azraai Jamsari21.6K views
ISLAM DAN PENDIDIKAN von Tika Nafisah
ISLAM DAN PENDIDIKANISLAM DAN PENDIDIKAN
ISLAM DAN PENDIDIKAN
Tika Nafisah2.5K views
Takwim panitia pendidikan islam von SK Shah Alam
Takwim panitia pendidikan islamTakwim panitia pendidikan islam
Takwim panitia pendidikan islam
SK Shah Alam6.6K views
Kematian, Perpisahan & Penghisaban von Erwin Wahyu
Kematian, Perpisahan & PenghisabanKematian, Perpisahan & Penghisaban
Kematian, Perpisahan & Penghisaban
Erwin Wahyu4K views
Rasulullah S.A.W sebagai model utama dalam sistem pentadbiran dan pemerintaha... von Adilah Said
Rasulullah S.A.W sebagai model utama dalam sistem pentadbiran dan pemerintaha...Rasulullah S.A.W sebagai model utama dalam sistem pentadbiran dan pemerintaha...
Rasulullah S.A.W sebagai model utama dalam sistem pentadbiran dan pemerintaha...
Adilah Said37.3K views
HUBUNGAN IMAN, ISLAM DAN AKIDAH MENURUT AL QURAN DAN AS SUNNAH von mohamadfikri19
HUBUNGAN IMAN, ISLAM DAN AKIDAH MENURUT AL QURAN DAN AS SUNNAHHUBUNGAN IMAN, ISLAM DAN AKIDAH MENURUT AL QURAN DAN AS SUNNAH
HUBUNGAN IMAN, ISLAM DAN AKIDAH MENURUT AL QURAN DAN AS SUNNAH
mohamadfikri19559 views
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidin von dayat7
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidinPower point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
dayat746.4K views

Similar a Makalah pendidik dlm pendidikan islam

HAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAM von
HAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAMHAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAM
HAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAMMuksal Mina
5 views3 Folien
kelompok 3 putri muna nurul.docx von
kelompok 3 putri muna nurul.docxkelompok 3 putri muna nurul.docx
kelompok 3 putri muna nurul.docxPutriazzahraLubis
23 views6 Folien
Kelompok 3.Hakikat pendidik dalam islam von
Kelompok 3.Hakikat pendidik dalam islamKelompok 3.Hakikat pendidik dalam islam
Kelompok 3.Hakikat pendidik dalam islamMunaa
19 views7 Folien
filsafat pendidikan Islam.docx von
filsafat pendidikan Islam.docxfilsafat pendidikan Islam.docx
filsafat pendidikan Islam.docxNurulAzizah422685
13 views7 Folien
Etika pendidikan dalam islam.pdf von
Etika pendidikan dalam islam.pdfEtika pendidikan dalam islam.pdf
Etika pendidikan dalam islam.pdfMuksal Mina
32 views8 Folien
Review Jurnal Hakikat Pendidik Dalam Islam.pdf von
Review Jurnal Hakikat Pendidik Dalam Islam.pdfReview Jurnal Hakikat Pendidik Dalam Islam.pdf
Review Jurnal Hakikat Pendidik Dalam Islam.pdfUlfa Izzah
32 views9 Folien

Similar a Makalah pendidik dlm pendidikan islam(20)

HAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAM von Muksal Mina
HAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAMHAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAM
HAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAM
Muksal Mina5 views
Kelompok 3.Hakikat pendidik dalam islam von Munaa
Kelompok 3.Hakikat pendidik dalam islamKelompok 3.Hakikat pendidik dalam islam
Kelompok 3.Hakikat pendidik dalam islam
Munaa 19 views
Etika pendidikan dalam islam.pdf von Muksal Mina
Etika pendidikan dalam islam.pdfEtika pendidikan dalam islam.pdf
Etika pendidikan dalam islam.pdf
Muksal Mina32 views
Review Jurnal Hakikat Pendidik Dalam Islam.pdf von Ulfa Izzah
Review Jurnal Hakikat Pendidik Dalam Islam.pdfReview Jurnal Hakikat Pendidik Dalam Islam.pdf
Review Jurnal Hakikat Pendidik Dalam Islam.pdf
Ulfa Izzah 32 views
Membentuk guru unggul von Serene Chua
Membentuk guru unggulMembentuk guru unggul
Membentuk guru unggul
Serene Chua616 views
Kurikulum Agung Suryadi von 200912
Kurikulum  Agung  SuryadiKurikulum  Agung  Suryadi
Kurikulum Agung Suryadi
200912170 views
Kurikulum Agung Suryadi von 200810
Kurikulum Agung SuryadiKurikulum Agung Suryadi
Kurikulum Agung Suryadi
200810304 views
Kurikulum Agung Suryadi von 200912
Kurikulum Agung SuryadiKurikulum Agung Suryadi
Kurikulum Agung Suryadi
200912128 views
Kurikulum Agung Suryadi von 200810
Kurikulum Agung SuryadiKurikulum Agung Suryadi
Kurikulum Agung Suryadi
200810199 views
RESUME HAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAM.docx von AnnisaFajri3
RESUME HAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAM.docxRESUME HAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAM.docx
RESUME HAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAM.docx
AnnisaFajri312 views
3. Hakikat Pendidik Dalam Islam von Riska Affriany
3. Hakikat Pendidik Dalam Islam 3. Hakikat Pendidik Dalam Islam
3. Hakikat Pendidik Dalam Islam
Riska Affriany10 views

Más de Yuliana Aminulloh

Makalah alih kode dan campur kode von
Makalah alih kode dan campur kodeMakalah alih kode dan campur kode
Makalah alih kode dan campur kodeYuliana Aminulloh
5.6K views7 Folien
Makalah pend. islam orde baru von
Makalah pend. islam orde baruMakalah pend. islam orde baru
Makalah pend. islam orde baruYuliana Aminulloh
8.3K views11 Folien
Makalah ilmu pengetahuan dan moralitas von
Makalah ilmu pengetahuan dan moralitasMakalah ilmu pengetahuan dan moralitas
Makalah ilmu pengetahuan dan moralitasYuliana Aminulloh
9.9K views11 Folien
Pengalaman batin, khouf, mahabbah, fana, ma;rifat von
Pengalaman batin, khouf, mahabbah, fana, ma;rifatPengalaman batin, khouf, mahabbah, fana, ma;rifat
Pengalaman batin, khouf, mahabbah, fana, ma;rifatYuliana Aminulloh
2K views13 Folien
Makalah semantik von
Makalah semantikMakalah semantik
Makalah semantikYuliana Aminulloh
11.8K views13 Folien
Fomulir pendafratan santri baru von
Fomulir pendafratan santri baruFomulir pendafratan santri baru
Fomulir pendafratan santri baruYuliana Aminulloh
44 views1 Folie

Más de Yuliana Aminulloh(8)

Último

KESETIMBANGAN KIMIA von
KESETIMBANGAN KIMIAKESETIMBANGAN KIMIA
KESETIMBANGAN KIMIAlyricsong1117
9 views24 Folien
Salinan_UU_Nomor_12_Tahun_2022 TPKS.pdf von
Salinan_UU_Nomor_12_Tahun_2022 TPKS.pdfSalinan_UU_Nomor_12_Tahun_2022 TPKS.pdf
Salinan_UU_Nomor_12_Tahun_2022 TPKS.pdfIrawan Setyabudi
45 views84 Folien
TUGAS PPT 6_NATALIA APRICA ANWAR_E1G022075.pptx von
TUGAS PPT 6_NATALIA APRICA ANWAR_E1G022075.pptxTUGAS PPT 6_NATALIA APRICA ANWAR_E1G022075.pptx
TUGAS PPT 6_NATALIA APRICA ANWAR_E1G022075.pptxNataliaApricaAnwar
45 views9 Folien
LATIHAN6_WINDA NISPIANI_E1G022037.pptx von
LATIHAN6_WINDA NISPIANI_E1G022037.pptxLATIHAN6_WINDA NISPIANI_E1G022037.pptx
LATIHAN6_WINDA NISPIANI_E1G022037.pptxwinda25112022
15 views9 Folien
LATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptx von
LATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptxLATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptx
LATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptxgracemarsela01
26 views9 Folien
review-jurnal-ilmiah.pdf von
review-jurnal-ilmiah.pdfreview-jurnal-ilmiah.pdf
review-jurnal-ilmiah.pdfAdePutraTunggali
8 views12 Folien

Último(20)

LATIHAN6_WINDA NISPIANI_E1G022037.pptx von winda25112022
LATIHAN6_WINDA NISPIANI_E1G022037.pptxLATIHAN6_WINDA NISPIANI_E1G022037.pptx
LATIHAN6_WINDA NISPIANI_E1G022037.pptx
winda2511202215 views
LATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptx von gracemarsela01
LATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptxLATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptx
LATIHAN7_DWIHANA GRACE MARSHELLA_E1G021095.pptx
gracemarsela0126 views
TugasPPT6_NormanAdjiPangestu _E1G022079.pptx von NormanAdji
TugasPPT6_NormanAdjiPangestu _E1G022079.pptxTugasPPT6_NormanAdjiPangestu _E1G022079.pptx
TugasPPT6_NormanAdjiPangestu _E1G022079.pptx
NormanAdji20 views
PELAKSANAAN & Link2 MATERI Workshop _"Pembangunan SDM_INDONESIA EMAS 2045". von Kanaidi ken
PELAKSANAAN  & Link2 MATERI Workshop _"Pembangunan SDM_INDONESIA EMAS 2045".PELAKSANAAN  & Link2 MATERI Workshop _"Pembangunan SDM_INDONESIA EMAS 2045".
PELAKSANAAN & Link2 MATERI Workshop _"Pembangunan SDM_INDONESIA EMAS 2045".
Kanaidi ken84 views
Tugas PPT 6_Fahmi Muzakkii_E1G022105.pptx von FahmiMuzakkii
Tugas PPT 6_Fahmi Muzakkii_E1G022105.pptxTugas PPT 6_Fahmi Muzakkii_E1G022105.pptx
Tugas PPT 6_Fahmi Muzakkii_E1G022105.pptx
FahmiMuzakkii9 views
PPT PENKOM ALVIN.pptx von Alfin61471
PPT PENKOM ALVIN.pptxPPT PENKOM ALVIN.pptx
PPT PENKOM ALVIN.pptx
Alfin6147116 views
Fundamental of Leadership & Peran Leadership _Training "Effective Leadership... von Kanaidi ken
Fundamental of  Leadership & Peran Leadership _Training "Effective Leadership...Fundamental of  Leadership & Peran Leadership _Training "Effective Leadership...
Fundamental of Leadership & Peran Leadership _Training "Effective Leadership...
Kanaidi ken8 views
RENCANA & Link2 MATERI Training _"SERVICE EXCELLENCE" _di Rumah Sakit. von Kanaidi ken
RENCANA & Link2 MATERI Training _"SERVICE EXCELLENCE" _di Rumah Sakit.RENCANA & Link2 MATERI Training _"SERVICE EXCELLENCE" _di Rumah Sakit.
RENCANA & Link2 MATERI Training _"SERVICE EXCELLENCE" _di Rumah Sakit.
Kanaidi ken52 views
PPT PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN SEKOLAH.pptx von WartoyoWartoyo3
PPT PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN SEKOLAH.pptxPPT PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN SEKOLAH.pptx
PPT PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN SEKOLAH.pptx
WartoyoWartoyo38 views
Royyan A. Dzakiy - Be an Inspiring Student Leader in The Digital Era [22 Aug ... von razakroy
Royyan A. Dzakiy - Be an Inspiring Student Leader in The Digital Era [22 Aug ...Royyan A. Dzakiy - Be an Inspiring Student Leader in The Digital Era [22 Aug ...
Royyan A. Dzakiy - Be an Inspiring Student Leader in The Digital Era [22 Aug ...
razakroy23 views

Makalah pendidik dlm pendidikan islam

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka memajukan kehidupan. Prinsip mempertahankan hidup terletak pada tiga orientasi dasar yaitu : 1. Hubungan manusia dengan Tuhan. 2. Hubungan dengan sesama manusia. 3. Hubungan dengan alam semesta, seperti tumbuh-tumbuhan, binatang. Proses inilah yang mendorong manusia kearah kemajuan hidup sejalan dengan tuntutan zaman. Untuk sampai kepada kebutuhan tersebut diperlukan suatu pendidikan yang dapat mengembangkan kehidupan manusia dalam dimensi daya cipta, rasa dan karsa masyarakat serta anggota-anggotanya. Pendidikan berkembang dari sederhana, yang berlangsung ketika manusia masih berada dalam ruang lingkup kehidupan yang serba sederhana serta konsep tujuan yang amat terbatas, sampai pada bentuk pendidikan yang sarat dengan metode, tujuan, serta model pendidikan yang sesuai dengan masyarakat saat ini. Dengan demikian antara pendidikan dan masyarakat terus berkompetisi untuk maju. Khusus masyarakat islam yang berkembang sejak Nabi Muhammad, pendidikan merupakan kunci kemajuan. Sumber-sumber pokok ajaran islam yang berupa al-qur'an dan hadits, mendorong pemeluknya untuk menciptakan pola hidup maju, sehingga kesejahteraan berhasil diciptakan. Pendidikan islam berusaha merealisasikan misi agama islam dalam tiap pribadi manusia, yaitu menjadikan manusia sejahtera dan bahagia dalam cita islam. Cita-cita islam mencerminkan nilai-nilai normatif dari Tuhan yang bersifat abadi dan absolut. Nilai-nilai inilah yang seharusnya ditumbuhkembangkan dalam diri manusia melalui proses pendidikan.
  • 2. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian pendidik dalam pendidikan islam? 2. Bagaimana konsep pendidik dalam pendidikan islam ? 3. Apa saja tugas pendidik dalam pendidikan islam? 4. Apa saja kompetensi pendidik dalam pendidikan islam? 5. Apa saja kode etik yang harus dimiliki seorang pendidik dalam pendidikan islam? C. Tujuan 1. Mengetahui pengertian dari pendidik dalam pendidikan islam. 2. Mengetahui konsep pendidik dalam pendidikan islam. 3. Mengetahui tugas pendidik dalam pendidikan islam. 4. Mengetahui kompetensi yang harus dimiliki pendidik dalam pendidikan islam. 5. Mengetahui kode etik seorang pendidik dalam pendidikan islam.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pendidik Muhaimin secara utuh mengemukakan karakteristik tugas-tugas pendidik dalam pendidikan islam. Dalam rumusannya Muhaimin menggunakan istilah- istilah ustadz, mu'alim, murabbi, mursyid, mudarris danmu'addib.[1] Untuk lebih jelasnya, diuraikan sebagai berikut: 1. Ustadz adalah orang berkomitmen dengan profesionalitas, yang melekat pada dirinya setiap dedikatif, komitmen terhadap mutu, proses dan hasil kerja, serta sikap continuous improvement. 2. Mu'allim adalah orang yang menguasai ilmu dan mampu mengembangkannya serta menjelaskan fungsinya dalam kehidupan, menjelaskan fungsi teoritis praktisnya, sekaligus melakukan transfer ilmu pengetahuan, internalisasi implementasi (amaliah). 3. Murabbi adalah orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu berkreasi serta mampu mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat, dan alam sekitarnya. 4. Mursyid adalah orang yang mampu menjadi model atau sentral identifikasi diri atau menjadi pusat anutan, teladan dan konsultan bagi peserta didik. 5. Mudarris adalah orang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi serta memperbarui pengetahuan dan keahliannya secara berkelanjutan dan berusaha mencerdaskan peserta didik, memberantas kebodohan, serta melatih keterampilan sesuai dengan bakat, minat dan kenampuannya. 6. Mu’addib adalah orang yang mampu menyiapkan peserta didik untuk bertanggung jawab dalam membangun peradaban yang berkualitas dimasa depan. [1] Bukhari Umar, ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Amzah,2010) hlm.89
  • 4. Dalam pendidikan islam, pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif (rasa), kognitif (cipta), maupun psikomotorik (karsa).[2] Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan kepada peserta didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah dan khalifah Allah SWT dan mampu melakulan tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang mandiri.[3] B. Konsep Pendidik Pendidik terbagi dua, yaitu : 1. Pendidik Kodrat Orang dewasa yang mempunyai tanggung jawab utama terhadap anak adalah orang tuanya. Orang tua disebut pendidik kodrat karena mereka mempunyai hubungan darah dengan anak. Orang tua harus menerima, mencintai, mendorong dan membantu anak aktif dalam kehidupan bersama (kekerabatan) agar anak memiliki nilai hidup, jasmani, nilai keindahan, nilai kebenaran, nilai moral, nilai keagamaan dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai tersebut sebagai perwujudan dan peran mereka sebagai pendidik. Orang tua sebagai pendidik kodrat menerima amanah dan tugas mendidik langsung dari Allah Maha Pendidik. Dalam surat At-Tahrim (66) ayat 6 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat- malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” Al-Maraghi mengemukakan bahwa memelihara dan menyelamatkan keluarga dari siksaan neraka dapat dilakukan dengan cara menasehati, mengajar dan mendidik mereka. Dengan cara demikian, mudah-mudahan mereka menaati Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya.[4] [2] Abdul Mujib & Abdul mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (jakarta: Kencana Prenada Media,2006)hlm.87 [3] Ibid,. [4] Bukhari Umar, ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Amzah,2010) hlm.84
  • 5. Berdasarkan penafsiran diatas dapat dikatakan bahwa setiap orang tua mukmin otomatis menjadi pendidik. Orang tua yang beriman harus melakulan berbagai aktivitas dan upaya agar anggota keluarganya selalu menaati Allah dan Rasul-Nya. Apabila orang tua tidak mendidik anaknya atau melaksanakan pendidikan anak tidak dengan sungguh-sungguh, maka akibatnya anak tidak akan berkembang sesuai dengan harapan. 2. Pendidik Jabatan Pendidik di sekolah, seperti guru, konselor dan administrator disebut pendidik karena jabatan. Mereka ditugaskan untuk memberikan pendidikan dan pengajaran disekolah, yaitu mentransformasikan kebudayaan secara terorganisasi demi perkembangan peserta didik (siswa), khususnya dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi.[5] Pendidik jabatan adalah orang lain (buka termasuk anggota keluarga) karena keahliannya ditugaskan mendidik guna melanjutkan pendidikan yang telah dilaksanakan oleh orang tua. Pendidik jabatan membantu orang tua dalam mendidik anak karena orang tua memiliki berbagai keterbatasan. C. Tugas Pendidik Menurut Al-Ghazali, tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan, menyucikan serta membimbing hati manusia untuk mendekatkan diri ( taqarrub) kepada Allah SWT. Tujuan pendidikan islam yang utama adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Dalam paradigma jawa,[6] pendidik diidentikkan dengan guru (gu danru) yang berarti digugu dan ditiru. Dikatakan digugu(dipercaya) karena guru memiliki seperangkat ilmu yang memadai, karena memiliki wawasan dan pandangan yang luas dalam melihat kehidupan ini. Dikatakan ditiru (diikuti) karena guru memiliki kepribadian yang utuh, segala tindak tanduknya patut dijadikan panutan dan suri teladan oleh peserta didik. Pendidik bertugas sebagai motivator dan fasilitator dalam proses belajar mengajar. Keaktifan sangat tergantung pada peserta didiknya sendiri, sekalipun keaktifan itu akibat dari motivasi dan pemberian fasilitas dari pendidiknya. [5] Ibid,hlm.85 [6] Ibid,hlm.87
  • 6. Fungsi dan tugas pendidik dalam pendidikan dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Sebagai pengajar (instruksional), yang bertugas merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun serta melaksanakan penilaian setelah program dilakukan. 2. Sebagai pendidik (educator), yang mengarahkan peaerta didik pada tingkat kedewasaan dan berkepribadian kamil seiring dengan tujuan Allah yang menciptakan. 3. Sebagai pemimpin (managerial) yang memimpin, mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait, terhadap berbagai masalah yang menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan dan partisipasi atas program pendidikan yang dilakukan. Dalam tugas tersebut, seorang pendidik ditintut untuk mempunyai seperangkat prinsip keguruan. Prinsip keguruan dapat berupa : 1. Kegairahan dan kesediaan untuk mengajar seperti memperhatikan kesediaan, kemampuan, pertimbuhan dan perbedaan peserta didik. 2. Membangkitkan gairah peserta didik. 3. Menumbuhkan bakat dan sikap peserta didik yang baik. 4. Mengatur proses belajar mengajar yang baik. 5. Mempeehatikan perubahan-perubahan kecenderungan yang mempengaruhi proses mengajar. 6. Adanya hubungan manusiawi dalam proses belajar mengajar. D. Kompetensi Pendidik W. Robert Houston mendefinisikan kompetensi dengan “competence ordinarily islam defined as adequacy for a task or as possessi on of require knowledge, skill, and abilities” ( suatu tugas yang memadai atau pemikiran pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang). Devinisi ini mengandung arti bahwa calon pendidik perlu mempersiapkan diri untuk menguasai sejumlah pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan khusus yang terkait dengan profesi keguruan. Agar dapat mrnjalankan tugasnya dengan baik serta dapat memenuhi keinginan dan hapapan peserta didik.[7] [7] Ibid,hlm.92
  • 7. Seorang pendidik harus mampu mengimplementasikan nilai-nilai yang diajarkan, sebagai penganut islam yang patut dicontoh dalam ajaran islam dan bersedia menularkan pengetahuan dan nlai islam pada pihak lain. Pendidik islam yang profesional harus memiliki kompetensi yang lengkap, meliputi: 1. Penguasaan materi al-islam yang komperehensif serta wawasan dan bahan pengayaan, terutama pada bidang yang menjadi tugasnya. 2. Penguasaan strategi (memcakup pendekatan metode dan teknik) pendidikan islam, terutama kemampuan evaluasinya. 3. Penguasaan ilmu dan wawasan kependidikan. 4. Memahami prinsip-prinsip dalam menafsirkan hasil penelitian pendidikan, guna keperluan pengembangan pendidikan islam dimasa depan. 5. Memiliki kepekaan terhadap informasi secara langsung atau tidak langsung yang mendukung kepentingan tugasnya. Keberhasilan pendidik yakni “pendidik akan berhasil menjalankan tugasnya apabila mempunyai kompetensi personal-religius, sosial-religius dan peofesional- religius.[8] Kata religius selalu dikaitkan dengan tiap-tiap kompetensi, karena menunjukkan adanya komitmen pendidik dengan ajaran islam sebagai kriteria utama, sehingga segala masalah pendidikan dihadapi, dipertimbangkan dan dipecahkan. Serta ditempatkan pada perspektif islam. 1. Kompetensi personal-religius Kemampuan dasar yang menyangkut kepribadian agamis, artinya pada dirinya melekat nilai-nilai lebih yang hendak ditransinternalisasikan (pemindahan penghayatan nilai-nilai) kepada peserta didiknya. Misalnya nilai kejujuran, amanah, keadilan, kecerdasan, tanggung jawab, musyawarah, keberhasilan, keindahan, kedisiplinan dan sebagainya. 2. Kompetensi sosial-religius Kemampuan yang menyangkut kepedulian terhadap masalah-masalah sosial selaras dengan ajaran dakwah islam. Sikap gotong royong, tolong menolong, egalitarian (persamaan derajat antar manusia), sikap toleransi dan sebagainya juga perlu dimiliki oleh pendidik muslim. [8] Abdul Mujib & Abdul mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (jakarta: Kencana Prenada Media,2006)hlm.95
  • 8. 3. Kompetensi profesional-religius Kemampuan untuk menjalankan tugas keguruannya secara profesional, dalam arti mampu membuat keputusan keahlian atas beragamnya kasus serta mampu bertanggung jawab berdasarkan teori dan wawasan keahliannya dalam perspektif islam. Dalam versi yang berbeda, kompetensi pendidik dapat dijabarkan dalam beberapa komperetensi sebagai berikut: 1. Mengetahui hal-hal yang perlu diajarkan, sehingga ia harus belajar dan mencari informasi tentang materi yang diajarkan. 2. Menguasai keseluruhan materi yang akan disampaikan pada peserta didiknya. 3. Mempunyai kemampuan menganalisis materi yang diajarkan dan menghubungkannya dengan komponen lain. 4. Mengamalkan terlebih dahulu informasi yang telah didapat sebelum disajikan kepada peserta didik. (QS. Ash-Shaf : 2-3). 5. Mengevaluasi proses dan hasil pendidikan yang segang dan sudah dilaksanakan. (QS. Al-baqarah :31) 6. Memberi hafiah (tabsyir/reward) dan hukuman (tandzir/punishment) sesuai dengan usaha dan upaya yang dicapai peserta didik dalam rangka memberikan persuasi dan motivasi dalan proses belajar. (QS.Al-Baqarah : 119) Di Indonesia, masalah kompetensi pendidikan terutama guru selalu dikembangkan. Dalam kebijakan terakhir yaiti peraturan pemerintah no. 74/2008 tentang guru, bab II, pasal 2 ditegaskan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.[9] E. Kode Etik Pendidik Kode etik pendidik adalah norma-norma yang mengatur hubungan kemanusiaan (hubungan relationship) antara pendidik dan peserta didik, orang tua peserta didik, koleganya serta dengan atasannya. [9] Bukhari Umar, ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Amzah,2010) hlm.95
  • 9. Secara integral-holistik, Al-Kanani (w.733H) sebagai seorang ulama sekaligus tokoh pendidikan islam, mengemukakan bahwa persyaratan seorang guru sebagai berikut:[10] 1. Syarat-syarat guru yang berhubungan dengan dirinya sendiri: a. Guru hendaknya menyadari bahwa perkataan dan perbuatannya selalu dalam pengawasan Allah. b. Guru hendaknya memelihara kemuliaan ilmu, yaitu dengan senantiasa belajar dan mengajarkannya. c. Guru hendaknya bersifat zuhud. Artinya ia mengambil rezeki dunia hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan pokok dirinya dan keluarganya secara sederhana. d. Guru hendaknya tidak berorientasi duniawi dengan menjadikan ilmunya sebagai alat untuk mencapai kedudukan, prestise atau kebanggan atas orang lain. e. Guru hendaknya memelihara syiar-syiar islam seperti melaksanakan sholat berjamaah di masjid, mengucapkan salam, serta menjalankanamar ma'ruf nahi munkar. f. Guru hendaknya rajin melakukan hal-hal yang disunahkan oleh agama. g. Guru hendaknya memelihara akhlak yang mulia dalam pergaulannya dengan orang banyak dan menghindarkan diri dari akhlak yang buruk. h. Guru hendaknya mengisi waktu luangnya dengan hal-hal yang bermanfaat. i. Guru hendaknya selalu belajar dan tidak merasa malu untuk menerima ilmu dari orang yang lebih rendah kedudukannya ataupun usianya. 2. Syarat-syarat yang berhubungan dengan pelajaran, yaitu: a. Sebelum berangkat untuk mengajar, guru suci dari hadats sab kotoran serta mengenakan pakaian yang baik. b. Ketika keluar rumah, guru hendaknya berdoa untuk menguatkan niatnya dalan mengajar. [10] Novan Ardy Wijaya & Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam....(yogyakarta:ar-Ruzz Media,2012)hlm.110
  • 10. c. Hendaknya pada saat mengajar guru mengambil tempat pada posisi yang membuatnya dapat dilihat oleh semua peserta didiknya. Artinya guru harus berusaha agar apa yang akan disampaikan dapat dinikmati dan dipahami oleh seluruh peserta didiknya dengan baik. d. Sebelum mulai mengajar, guru hendaknya membaca sebagian dari ayat al-qur'an agar memperoleh berkah dalam mengajar. e. Guru hendaknya mengajar bidang studi sesuai dengan bidangnya. f. Hendaknya guru selalu mengatur volume suara agar tidak terlalu keras sehingga membisingkan ruangan, dan tidak terlalu rendah sehingga tidak terdengar oleh peserta didik. g. Hendaknya guru menjaga ketertiban kelas dengan mengarahkan pembahasan pada objek yang telah ditentukan. h. Guru hendaknya menegur peserta didik yang tidak menjaga sopan santun didalam kelas. i. Guru hendaknya bersikap bijak dalam menyampaikan pelajaran dan menjawab pertanyaan. 3. Syarat-syarat guru ditengah peserta didik. a. Guru hendaknya mengajar dengan niat untuk mendapatkan ridho Allah, menyebarkan ilmu, menegakkan kebenaran, melenyapkan kebathilan, dan memelihara kemaslahatan umat. b. Guru hendaknya tidak menolak peserta didiknya yang tidak mempunyai niat tulus untuk belajar. c. Guru hendaknya mencintai peserta didiknya seperti ia mencintai dirinya sendiri. d. Guru hendaknya memotivasi peserta didiknya untuk menuntut ilmu seluas mungkin. e. Guru hendaknya menyampaikan pelajaran dengan bahasa yang mudah sehingga dapat dipahami peserta didik dengan mudah. f. guru hendaknya melakukan evaluasi kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. Agar guru selalu memperhatikan tingkat pemahaman dan perubahan peserta didiknya.
  • 11. g. Guru hendaknya bersikap adil terhadap semua peserta didik. h. Guru hendaknya menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan. Menurut Al Ghazali kode etik pendidik sebagai berikut :[11] 1. Menerima segala problem peserta didik dengan hati dan sikap yang terbuka dan tabah. 2. Bersikap penyantun dan penyayang. (QS.Ali Imron : 159) 3. Menjaga kewibawaan dan kehormatannya dalam bertindak. 4. Menghindari dan menghilangkan sikap angkuh terhadap sesama. (QS. Al Najm : 32) 5. Bersidat rendah hati ketika menyatu dengan masyarakat. (QS. Al- Hijr : 88) 6. Menghilangkan aktivitas yang tidak berguna dan sia-sia. 7. Bersifat lemah lembut dalam menghadapi peserta didik yang tingkat IQ nya rendah, serta membinanya sampai pada taraf maksimal. 8. Meninggalkan sifat marah dalam menghadapi problem peserta didik. 9. Memperbaiki sikap peserta didiknya, dan bersikap lemah lembut terhadap peserta didik yang kurang lancar bicaranya. 10. Meninggalkan sifat yang menakutkan pada peserta didik, terutama pada peserta didik yang belum mengerti atau mengetahui. 11. Berusaha memperhatikan pertanyaan-pertanyaan peserta didik, walaupun pertanyaan itu tidak bermutu dan tidak sesuai dengan masalah yang diajarkan. 12. Menerima kebenaran yang diajukan oleh peserta didiknya. 13. Menjadikan kebenaran sebagai acuan dalam proses pendidikan, walaupun kebenaran itu datangnya dari peserta didik. 14. Mencegah dan mengontrol peserta didik mempelajari ilmu yang membahayakan. (QS. Al-Baqarah : 195) 15. Menanamkan sifat ikhlas pada peserta didik, secara terus menerus mencari informasi guna disampaikan pada peserta didik.(QS. Al- Bayyinah :5) [11]Abdul Mujib & Abdul mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (jakarta: Kencana Prenada Media,2006)hlm.99
  • 12. 16. Mencegah peserta didik mempelajari ilmu fardlu kifayah (kewajiban kolektif, seperti ilmu kedokteran, psikologi, ekonomi dan sebagainya) sebelum mempelajari ilmu fardlu 'ain (kewajiban indifidual, seperti akidah, syariah dan akhlak). 17. Mengaktualisasikan informasi yang diajarkan pada peserta didik.(QS. Al-Baqarah : 44, as-Shaf : 2-3)
  • 13. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Muhaimin secara utuh mengemukakan karakteristik tugas-tugas pendidik dalam pendidikan islam. Dalam rumusannya Muhaimin menggunakan istilah-istilah ustadz, mu'alim, murabbi, mursyid, mudarris danmu'addib. 2. Pendidik adalah bapa Ruhani (Spiritual Father) bagi peserta didik, yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak mulia, dan meluruskan perilaku yang buruk. Oleh karena itu, pendidik mempunyai kedudukan tinggi dalam Islam. 3. Dalam paradigma Jawa, pendidikan diidentikan dengan guru (gu dan ru) yang berarti “digugu dan ditiru”. Pengertian ini diasumsikan bahwa tugas guru tidak sekadar mentransformasikan ilmu, tapi juga bagaimana ia mampu mengiternalisasikan ilmunya pada peserta didiknya. 4. Dalam pendidikan Islam, seorang pendidik hendaknya memiliki karakteristik yang membedakan dari orang lain yang tidak terlepas dari syarat-syarat sebagai pendidik. Dengan karakteristiknya, menjadi ciri dan sifat yang akan menyatu dalam seluruh totalitas kepribadiannya. Totalitas tersebut kemudian akan teraktualisasi melalui seluruh perkataan dan perbuatannya. 5. Untuk menjadi pendidik yang professional sesungguhnya harus memiliki beberapa kompetensi diantaranya: kompetensi personal-religius, kompetensi sosial-religius, dan kompetensi professional-religius. 6. Kode etik pendidik adalah norma-norma yang mengatur hubungan kemanusiaan (hubungan relationship) antara pendidik dan peserta didik, orang tua peserta didik, serta dengan atasanya Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa seorang guru atau pendidik adalah orang yang mempunyai banyak ilmu dalam bidangnya, mau mengamalkan ilmunya dengan sungguh-sungguh, penuh keikhlasan dan menjadikan peserta didik menjadi lebih baik sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.
  • 14. B. Saran Mengajar merupakan bagian dari tugas keagamaan disamping juga tugas kemanusiaan yang harus diemban oleh siapapun, setiap muslim diberi tugas untuk menyampaikan ilmu walaupun hanya satu disiplin ilmu saja. Menjadi seorang guru atau pendidik yang profesional seharusnya mentaati semua kode etik yang ada dan mempunyai kompetensi yang dapat di terapkan dalam standar nasional pendidikan.
  • 15. DAFTAR PUSTAKA Arifin.M.H.1995.Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Praktis Dan Teoritis Berdasarkan Pendekatan Interdidipliner.Jakarta: Bumi Aksara. Mujib,Abdul & Jusuf Mudzakir.2006. Ilmu Penndidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media. Umar,Bukhari. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah. Wijaya,Novan Ardy & Barnawi.2012. Ilmu Pendidikan Islam: Rancang Bangun Konsep Pendidikan Monokotomik-Holistik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.