Laporan ini mendeskripsikan eksperimen titrasi asam-basa untuk menentukan konsentrasi larutan HCl dengan menggunakan larutan NaOH 0,1 M sebagai titran. Melalui tiga percobaan titrasi didapatkan volume rata-rata NaOH yang digunakan sebesar 3,5 ml. Perhitungan menunjukkan konsentrasi HCl adalah 0,07 M.
1. LAPORAN UJI TITRASI ASAM BASA
DISUSUN OLEH:
Saktyawan Dwiki P
Shofi Ameliah S
Yasinta Surya M
Fairuz Nadhifah
Nadiah Mumtaz D
XI IPA 7
SMA NEGERI 3 SIDOARJO
JL. Dr. WAHIDIN No. 130
TAHUN PELAJARAN 2013-2014
2. LAPORAN UJI TITRASI ASAM BASA
A. TUJUAN
Siswa mampu merangkai alat titrasi
Siswa mampu menentukan konsentrasi asam (larutan HCl) dengan basa
(larutan NaOH) melalui titrasi asam basa
B. DASAR TEORI
Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan
menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya
dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai
contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa,
titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi
kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain
sebagainya. (disini hanya dibahas tentang titrasi asam basa)
Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya
diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya
disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun
titrant biasanya berupa larutan.
Titrasi asam basa disebut juga titrasi adisi alkalimetri. Kadar atau konsentrasi
asam basa larutan dapat ditentukan dengan metode volumetri dengan teknik titrasi
asam basa. Volumetri adalah teknik analisis kimia kuantitatif untuk menetapkan
kadar sampel dengan pengukuran volume larutan yang terlibat reaksi berdasarkan
kesetaraan kimia. Kesetaraan kimia ditetapkan melalui titik akhir titrasi yang
diketahui dari perubahan warna indikator dan kadar sampel untuk ditetapkan
melalui perhitungan berdasarkan persamaan reaksi.
Titrasi asam basa merupakan teknik untuk menentukan konsentrasi larutan
asam atau basa. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam basa (netralisasi).
Larutan yang kosentrasinya sudah diketahui disebut larutan baku. Titik ekuivalen
adalah titik ketika asam dan basa tepat habis bereaksi dengan disertai perubahan
warna indikatornya. Titik akhir titrasi adalah saat terjadinya perubahan warna
indicator.
Indikator phenoftalein merupakan asam diprotik dan tak berwarna. Ia mulamula berdisosiasi menjadi suatu bentuk tak berwarna dan kemudian, dengan
kehilangan hidrogen ke dua, menjadi ion dengan system terkonjugasikan, maka
dihasilakanlah wrana merah. Metal oranye, indikator lain yang secara luas
digunakan, merupakan basa dan berwarna kuning dalam bentuk molekular.
Penambahan ion hidrogen menghasilkan suatu kation yang berwarna merah muda.
Pada titrasi asam kuat dan basa kuat, asam lemah dan basa lemah dalam air
akan terurau dengan sempurna. Oleh karena itu ion hidrogen dan ion hidroksida
selama titrasi dapat langsung dihitung dari jumlah asam atau basa yang
ditambahkan. Pada titik equivalen dari titrasi asam air, yaitu sama dengan 7.
3. C. ALAT dan BAHAN
ALAT :
Buret
Erlenmeyer
Gelas ukur
Corong
Statif
Pipet tetes
Pipet elemetric
BAHAN :
Larutan HCl dengan konsentrasi yang belum diketahui
Larutan fenolftalein
Larutan NaOH 0,1M
Aquades
D. LANGKAH KERJA
1.
2.
3.
4.
5.
Bersihkan alat yang akan digunakan
Isi buret dengan larutan NaOH 0,1M dan catat pembacaan buret
Masukkan 5ml larutan HCl kedalam Erlenmeyer dan tambahkan 5ml aquades
Tambahkan 2 tetes larutan fenolftalein
Lakukan titrasi dengan cara meneteskan larutan NaOH dari buret kedalam
labu Erlenmeyer sambil diguncangkan. Penetesan larutan NaOH dihentikan
jika larutan dalam Erlenmeyer menjadi merah muda dan warna itu tidak
menghilang jika Erlenmeyer diguncangkan
6. Catat volume NaOH yang digunakan
7. Ulangi percobaan 2-3 kali
E. HASIL KERJA
Konsentrasi larutan NaOH diketahui adalah 0,1 M.
Pembacaan burret berisi larutan NaOH
Percobaan ke1
2
3
Awal (V1)
0 ml
4,1 ml
7,6 ml
Volume NaOH
Akhir (V2)
3,7 ml
7,6 ml
11 ml
Terpakai (V2-V1)
3,7 ml
3,5 ml
3,4 ml
4. Perhitungan :
a) VHCl x MHCl x nHCl = VNaOH x MNaOH x nNaOH
5 ml x MHCl x 1 = 3,5 ml x 0,1 x 1
MHCl =
0,35
5
MHCl = 0,07 M
b) Volume rata-rata NaOH yang digunakan adalah 3,5 ml.
c) Volume HCl yang digunakan adalah 5 ml.
F. PERMASALAHAN
1) Tuliskan persamaan reaksi dari percobaan di atas!
HCl + NaOH (rumus kesetimbangan) NaCl + H2O
2) Berapa konsentrasi larutan HCl tersebut?
MHCl = 0,07 M
3) Faktor-faktor apa saja yang bisa menyebabkan kesalahan pada percobaan titrasi?
Penetesan larutan NaOH (titran) yang ada di dalam burret.
Kebocoran burret.
Kesalahan penglihatan saat mengamati pengukuran volume.
Kesalahan penglihatan pada perubahan warna.
4) Apa kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan?
Dari percobaan titrasi asam basa yang telah kami lakukan, kita
dapat menentukan konsentrasi suatu zat dengan meggunakan
indikator asam basa (higga mencapai warna tertentu) yang
ditambahkan pada larutan lain yang sudah diketahui konsentrasi
dan volumenya.