1. 1
LAPORAN TUTORIAL
SKENARIO C
BLOK 21
ILMU KEDOKTERAN KELUARGA
Kelompok: L9
Tutor: dr. Jalalin, Sp. RM
Anggota:
Yarah Azzilzah 04071001026
Mely Okthora 04071001033
Siti Rohani 04071001037
Extin Faulinza 04071001038
Diah Widiastuti 04071001042
Rizka Gia Novita 04071001047
Diah Widiastuti 04071001091
M.J Erwin Halim 04071001099
04071001104
Retha Metrianda 04071001113
Febrina 04071001115
Siti Hardianti Harahap 04071001125
Daniel Mandatari
Dandi Aldiazma
PENDIDIKAN DOKTER UMUM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
2010
2. 2
SKENARIO
Kompetensi dokter keluarga
Dokter Momon adalah dokter keluarga, yang berpraktek di pinggiran kota.
Suatu hari kedatangan seorang ibu muda dengan membawa seorang anak
perempuan berumur 2 tahun, BB 7 kg, yang batuk lebih dari 1 minggu dan tidak
nafsu makan, pada kulit di lengan atas dan tungkai terlihat bintik merah dan gatal,
serta pada kedua matanya terlihat bintik putih. Ibu muda tersebut juga mengeluh
batuk dengan dahak berwarna kemerahan lebih dari 1 minggu. Setelah diperiksa,
dr. Momon lalu memberikan obat batuk, untuk anak dan ibunya, antibiotika belum
diberikan.
Selanjutnya dr. Momon melakukan pemeriksaan dahak SPS (Sewaktu,
Pagi, Sewaktu), pada ibu muda dan foto thorax pada ibu itu dan anaknya. Ibu
muda itu bukan peserta asuransi.
Beberapa hari kemudian ibu tersebut datang lagi dengan membawa
anaknya yang lain yang dipulangkan dari sekolah (SD, kelas 6), karena batuk
bercampur darah.
Hasil SPS ibu: 2 dari pemeriksaan SPS: positif
Foto thorax ibu menunjukkan tanda infeksi, foto thorax anak tampak gambaran
hiller proses
Bagaimana mengaplikasikan prinsip dokter keluarga pada kasus di atas
I. KLARIFIKASI ISTILAH
1. Dokter keluarga
2. Pinggiran kota
3. Gatal
4. Batuk
5. Tidak nafsu makan
3. 3
6. Dahak SPS
7. Bintik putih
8. Antibiotika
9. Bintik merah
10. Hiller proses
11. Asuransi
12. Foto thorax
13. Dahak kemerahan
II. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Dr. Momon adalah dokter keluarga yang berpraktek di pinggiran kota.
2. Dr. Momon kedatangan seorang ibu muda yang mengeluh batuk dengan
dahak berwarna kemerahan lebih dari satu minggu dan ia membawa anak
perempuan (2 th, 7kg), yang juga batuk lebih dari 1 minggu, tidak nafsu
makan, bintik merah dan gatal pada kulit lengan atas dan tungkai serta
bintik putih pada kedua mata.
3. Dr. momon hanya memberikan obat batuk untuk anak dan ibunya dan
belum memberikan antibiotika.
4. Dr. Momon melakukan pemeriksaan dahak SPS pada ibu muda yang
bukan peserta asuransi dengan hasil positif (+), dab foto thorax pada anak
tampak gambaran hiller proses dan Foto thorax ibu menunjukkan tanda
infeksi.
5. Beberapa hari kemudian ibu muda tersebut datang lagi dengan membawa
anaknya yang lain (SD, kelas 6) karena batuk bercampur darah.
III. ANALISIS MASALAH
1. Dokter keluarga:
- Definisi
- Peran dan fungsi
- Kompetensi
- Tugas dan wewenang
4. 4
- Prisnsip Doga
- Sistem pembiayaan dan pelayanan
2. Bagaimana gambaran umum daerah pinggiran kota?
3. Bagaimana kompetensi Doga yang berpraktek di pinggiran kota pada
kasus ini?
- Tindakan
- Penatalaksanaan secara komprehensif
4. Apa kemungkinan diagnosis kasus ini, bagaimana cara mendiagnosis dan
prosedur pemeriksaannya?
5. Apakah benar tindakan dr. Momon yang hanya memberikan obat batuk
dan belum memberikan antibiotik pada kasus ini?
6. Bagaimana intepretasi hasil pemeriksaan sputum dan X-ray?
7. Bagaimana sistem pembayaran untuk peserta yang bukan asuransi?
8. Bagaimana mengaplikasikan prinsip Doga pada kasus ini?
IV. HIPOTESIS
Dr. Momon belum melaksanakan prinsip dokter keluarga dan kompetensinya
sebagai dokter keluarga.
V. SINTESIS
A. Dokter Keluarga
1. Pengertian dan Ruang Lingkup Pelayanan Dokter Keluarga
Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada
keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang
sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti
secara pasif tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau
keluarganya (IDI 1982).
Sedangkan pelayanan kedokteran keluarga adalah pelayanan
kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada
keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung jawab dokter terhadap
5. 5
pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis
kelamin pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu
saja. (The American Academy of Family Physician, 1969).
Pelayanan Dokter Keluarga melibatkan Dokter Keluarga (DK)
sebagai penyaring di tingkat primer, dokter Spesialis (DSp) di tingkat
pelayanan sekunder, rumah sakit rujukan, dan pihak pendana yang
kesemuanya bekerja sama dibawah naungan peraturan dan perundangan.
Pelayanan diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif,
holistik, koordinatif, dengan mengutamakan pencegahan, menimbang
peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan
kepada semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis
penyakitnya.
Tujuan Pelayanan Dokter Keluarga
a. Tujuan Umum
- Terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga.
b. Tujuan Khusus
- Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran
yang lebih efektif.
- Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran
yang lebih efisien.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan dokter keluarga, secara umum dapat
dibedakan atas dua macam:
a. Kegiatan yang dilaksanakan
Pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter keluarga harus
memenuhi syarat pokok yaitu pelayanan kedokteran menyeluruh
(comprehensive medical services). Karakteristik comprehensive
medical services:
6. 6
- Jenis pelayanan yang diselenggarakan mencakup semua jenis
pelayanan kedokteran yang dikenal di masyarakat.
- Tata cara pelayanan tidak diselenggarakan secara terkotak-kotak
ataupun terputus-putus melainkan diselenggarakan secara terpadu
(integrated) dan berkesinambungan (continue).
- Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan
kedokteran tidak memusatkan perhatiannya hanya pada keluhan
dan masalah kesehatan yang disampaikan penderita saja,
melainkan pada penderita sebagai manusia seutuhnya.
- Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan tidak didekati hanya
dari satu sisi saja, melainkan dari semua sisi yang terkait
(comprehensive approach) yaitu sisi fisik, mental dan sosial
(secara holistik).
b. Sasaran Pelayanan
Sasaran pelayanan dokter keluarga adalah kelurga sebagai suatu unit.
Pelayanan dokter keluarga harus memperhatikan kebutuhan dan
tuntutan kesehatan keluarga sebagai satu kesatuan, harus
memperhatikan pengaruh masalah kesehatan yang dihadapi terhadap
keluarga dan harus memperhatikan pengaruh keluarga terhadap
masalah kesehatan yang dihadapi oleh setiap anggota keluarga.
Tugas Dokter Keluarga
- Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna
menyeluruh, dan bermutu guna penapisan untuk pelayanan
spesialistik yang diperlukan
- Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat
dan tepat
- Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien
pada saat sehat dan sakit
- Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan
keluarganya
7. 7
- Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya
peningkatan taraf kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan
dan rehabilitasi
- Menangani penyakit akut dan kronik
- Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke
RS
- Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter
Spesialis atau dirawat di RS
- Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan
- Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya
- Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan
pasien
- Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar
- Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara
umum dan ilmu kedokteran keluarga secara khusus.
Wewenang Dokter Keluarga
- Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar
- Melaksanakan pendidikan kesehatan bagi masyarakat
- Melaksanakan tindak pencegahan penyakit
- Memgobati penyakit akut dan kronik di tingkat primer
- Mengatasi keadaan gawat darurat pada tingkat awal
- Melakukan tindak prabedah, beda minor, rawat pascabedah di
unit pelayanan primer
- Melakukan perawatan sementara
- Menerbitkan surat keterangan medis
- Memberikan masukan untuk keperluan pasien rawat inap
- Memberikan perawatan dirumah untuk keadaan khusus.
Kewajiban Dokter Keluarga
- Menjunjung tinggi profesionalisme
8. 8
- Menerapkan prinsip-prinsip kedokteran keluarga dalam
praktiknya
- Menjadi manajer sumber daya kesehatan yang tersedia
- Menyelenggarakan rekam medis baku
- Bekerja dalam tim kesehatan bersama semua pengandil
- Menyelengarakan program jaga mutu dan audit medis
- Melakukan riset untuk pengembangan layanan primer
- Melaksanakan pelayanan yang sadar etika dan biaya
2. Standar dan Prinsip Dokter Keluarga
Prinsip pelayanan dokter keluarga:
- Pelayanan yang holistik dan komprehensif
- Pelayanan yang kontinu
- Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
- Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
- Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral
dari keluarganya
- Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja,
dan lingkungan tempat tinggalnya
- Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum
- Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu
- Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertangungjawabkan
Prinsip dokter keluarga adalah :
a. Dokter sebagai kontak pertama (first contact)
Dokter keluarga adalah pemberi layanan kesehatan (provider) yang
pertama kali ditemui pasien atau klien dalam masalah kesehatannya.
b. Layanan bersifat pribadi (personal care)
Dokter keluarga memberikan layanan yang bersifat pribadi dengan
mempertimbangkan pasien sebagai bagian dari keluarga.
9. 9
c. Pelayanan paripurna (comprehensive)
Dokter keluarga memberikan pelayanan menyeluruh yang
memadukan promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan,
dan rehabilitasi dengan aspek fisik, psikologis, dan sosial budaya
d. Pelayanan berkesinambungan (continuous care)
Pelayanan dokter keluarga berpusat pada orangnya (patient
centered), bukan pada penyakitnya (disease centered).
e. Mengutamakan pencegahan (prevention first)
Karena berangkat dari paradigma sehat, maka upaya pencegahan
dokter keluarga dilakukan sedini mungkin
f. Koordinasi
Dalam upaya mengatasi masalah pasien, dokter keluarga perlu
berkonsultasi dengan disiplin ilmu lainnya.
g. Kolaborasi
Bila pasien membutuhkan pelayanan yang berada di luar
kompetensinya, dokter keluarga bekerja sama dan mendelegasikan
pengelolaan pasiennya pada pihak lain yang berkompeten
h. Family oriented
Dalam mengatasi masalah, dokter keluarga mempertimbangkan
konteks keluarga dampak kondisi pasien terhadap keluarga dan
sebaliknya.
i. Community oriented
Dokter keluarga dalam mengatasi masalah pasien haruslah tetap
memperhatikan dampak kondisi pasien terhadap komunitas dan
sebaliknya.
3. Kompetensi Dokter Keluarga
Dokter keluarga diharapkan agar dapat memenuhi 7 kompetensi
sebagai berikut:
a. Keterampilan komunikasi efektif
b. Keterampilan klinik dasar
10. 10
c. Keterampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedik, ilmu klinik,
ilmu perilaku, dan epidemiologi dalam praktik kedokteran keluarga.
d. Keterampilan mengelola masalah kesehatan pada individu,
keluarga,ataupun masyarakat secara komprehensif, holistik,
berkesinambungan, terkoordinir dan bekerja sama dalam konteks
pelayanan kesehatan primer.
e. Mampu memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola
informasi.
f. Mampu mawas diri dan belajar sepanjang hayat.
g. Sadar etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik.
4. Sistem Pembiayaan dan Manajemen SDM
FOCUS 1
Managing People and Resources
(Being a Manager: Basic Function of a Manager; Roles of
Manager; Skill Sets of Manager)
Process whereby one person influences the
thoughts and behaviors of others
Conceptual Leadership
Human
MANAGER ROLE Informational
SKILL
FUNCTION
Technical (P-O-A-C) Decision
Process
to be Managing:
a Manager Get work done through
MANAGING THE FAMILY
the effort of other
husnil 13
MEDICINE PRACTICE
5. Managed Care
Berdasarkan UU no. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan yaitu: Setiap
warga negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya dan perlu diikutsertakan dalam berbagai upaya kesehatan.
Maka dibuatlah keputusan Menkes no.131/MENKES/SK/II/2004 tentang
Sistem Kesehatan Nasional (SKN).
11. 9
c. Pelayanan paripurna (comprehensive)
Dokter keluarga memberikan pelayanan menyeluruh yang
memadukan promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan,
dan rehabilitasi dengan aspek fisik, psikologis, dan sosial budaya
d. Pelayanan berkesinambungan (continuous care)
Pelayanan dokter keluarga berpusat pada orangnya (patient
centered), bukan pada penyakitnya (disease centered).
e. Mengutamakan pencegahan (prevention first)
Karena berangkat dari paradigma sehat, maka upaya pencegahan
dokter keluarga dilakukan sedini mungkin
f. Koordinasi
Dalam upaya mengatasi masalah pasien, dokter keluarga perlu
berkonsultasi dengan disiplin ilmu lainnya.
g. Kolaborasi
Bila pasien membutuhkan pelayanan yang berada di luar
kompetensinya, dokter keluarga bekerja sama dan mendelegasikan
pengelolaan pasiennya pada pihak lain yang berkompeten
h. Family oriented
Dalam mengatasi masalah, dokter keluarga mempertimbangkan
konteks keluarga dampak kondisi pasien terhadap keluarga dan
sebaliknya.
i. Community oriented
Dokter keluarga dalam mengatasi masalah pasien haruslah tetap
memperhatikan dampak kondisi pasien terhadap komunitas dan
sebaliknya.
3. Kompetensi Dokter Keluarga
Dokter keluarga diharapkan agar dapat memenuhi 7 kompetensi
sebagai berikut:
a. Keterampilan komunikasi efektif
b. Keterampilan klinik dasar