SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 23
Current Status on Indonesia’s MDGs Achievements Randy R. Wrihatnolo Jakarta, 14 Februari 2008 2007
TUJUAN 1: Kemiskinan dan Kelaparan Target 1:  Menurunkan proporsi penduduk miskin    menjadi setengahnya kurun 1990-2015 Note:  Catatan: target 1 ini dalam konteks Indonesia diukur oleh indikator garis kemiskinan nasional berdasarkan ukuran 2100 kalori Gambar 1 Perkembangan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Tahun 1976-2006   Perkembangan dan Tantangan Berdasarkan ukuran US$ 1 PPP, pada tahun 1990 terdapat 20,6 persen penduduk dengan konsumsi di bawah US$ 1 per orang per hari. Berdasarkan pencapaian tahun 1990 maka sasaran tahun 2015 yang harus dicapai sekitar 10 persen. Kalau menggunakan ukuran ini maka pada tahun 2000 Indonesia telah mencapai 9,9 persen dan membaik menjadi 6,74 persen pada tahun 2007. Sehingga sasaran target 1 telah tercapai jauh sebelum 2015. Berdasarkan ukuran garis kemiskinan nasional, pada tahun 1990 terdapat 15,10 persen penduduk dengan konsumsi di bawah garis kemiskinan. Berdasarkan pencapaian tahun 1990 maka  sasaran tahun 2015 adalah sekitar 7,55 persen. Sementara itu pencapaian nasional tahun 2007 baru mencapai 16,58 persen dari seluruh penduduk atau sekitar 37,17 juta jiwa. Menurunkan penduduk miskin dari 16,58 persen pada tahun 2007 menjadi 7,55 persen pada tahun 2015 merupakan tantangan yang berat. Berdasarkan ukuran US$ 2 PPP, jumlah penduduk dengan konsumsi di bawah 2  per orang per hari pada tahun 2007  adalah sebesar 45,2 persen. Sebagian dari mereka adalah penduduk yang sangat rentan menjadi miskin apabila terjadi goncangan ekonomi. Upaya Yang Diperlukan Untuk mencapai sasaran target 1, Indonesia memerlukan pertumbuhan ekonomi rata-rata 7-8 persen dalam kurun 2007-2015. Pertumbuhan ekonomi tinggi membutuhkan investasi besar. Keikutsertaan masyarakat mendorong pertumbuhan ekonomi sangat penting. Karena sebagian besar orang bekerja di sektor rumah tangga, mikro, kecil dan menengah, maka mendorong tumbuh-kembang UKM sangat vital dalam menciptakan kesempatan kerja dan dengan demikian sangat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Gambar 2 Perkembangan Penduduk Dengan Konsumsi Di Bawah US$1 PPP/org/hari (%)
Target 2: Penanggulangan Kekurangan Gizi Pada Balita Note:  Catatan:  Indikator yang digunakan untuk mengukur target tersebut dalam konteks Indonesia adalah status kekurangan gizi pada balita TUJUAN 1: Kemiskinan dan Kelaparan Gambar 2 Perkembangan persentase anak-anak berusia di bawah 5 tahun yang mengalami gizi buruk ( severe underweight ) dan gizi kurang ( moderate underweight ), Tahun 1989-2005 Perkembangan dan Tantangan Status kekurangan gizi --yang mencakup penderita gizi kurang dan gizi buruk-- menurun dari 37,47 persen pada tahun 1989 menjadi 26,36 persen pada tahun 1999. Indikator status gizi ini menunjukkan kecenderungan membaik menjadi 27,30 persen pada tahun 2002 namun meningkat kembali menjadi 28,17 persen pada tahun 2005. Jika menggunakan keadaan tahun 1989 sebagai tahun dasar, maka Indonesia diharapkan dapat mencapai target 18,74 persen pada tahun 2015. Upaya Yang Diperlukan Masalah kurang gizi disebabkan oleh berbagai faktor seperti tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan pengetahuan, status kesehatan, dan perilaku masyarakat. Oleh karena itu, upaya terpenting untuk mencapai sasaran MDGs adalah memperbaiki status gizi masyarakat, terutama masyarakat miskin yang harus menjadi salah satu prioritas pembangunan kesehatan. Penanggulangan masalah gizi berfokus pada kelompok miskin yang harus dilakukan secara sinergis meliputi berbagai bidang seperti pertanian, pendidikan, dan ekonomi. Perbaikan gizi yang perlu dilakukan antara lain meliputi pemenuhan energi protein pada ibu hamil, bayi, dan balita, berikut pemenuhan gizi besi, yodium, vitamin A, dan zat gizi mikro lainnya, pemberian makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) pada bayi dan anak (6-24 bulan), dan pemberian vitamin A pada bayi dan balita/ibu nifas, serta pemberian tablet Fe pada ibu hamil, pemberian kapsul Yodium pada wanita usia subur di daerah endemik kekurangan gizi, dan surveilans gizi di lembaga pelayanan kesehatan terdekat dengan masyarakat seperti pos pelayanan terpadu (posyandu).
TUJUAN 2: Pencapaian  Pendidikan Dasar Target 3: Pendidikan dasar untuk semua umur dan jenis kelamin Catatan:  Indikator yang digunakan  Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI (7-12 tahun) dan Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs (13-15 tahun) APM SD/MI APM SLTP/MTs Gambar 3 Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah Dasar (7-12 tahun) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah Menegah Pertama (13-15 tahun), Nasional, 1992-2006 (dalam persen). Perkembangan dan Tantangan Pada tahun 1992, APM SD/MI tercatat 88,7 persen dan pada tahun 2006 telah mencapai 94,73 persen. Sementara itu APM SMP/MTs tahun 1992 adalah 41,9 persen dan mencapai 66,52 persen pada tahun 2006. Jika kecenderungan seperti ini mampu dipertahankan, maka Indonesia diperkirakan berhasil mencapai target MDG pada tahun 2015. Namun dilihat dari ukuran Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs maka pencapaian sasaran pendidikan dasar di tingkat SMP/MTs lebih baik. Jika APK SMP/MTs tahun 1992  masih berada di angka 55,6 persen, maka pada tahun 2006 telah mencapai 88,68 persen. Indikator ini menginformasikan bahwa berbagai program SD/MI dan SMP/MTs non-reguler telah berhasil menjaring kembali murid SD/MI dan SMP/MTs untuk menuntaskan masa belajar mereka di bangku SD/MI maupun SMP/MTs. Upaya Yang Diperlukan Upaya yang diperlukan untuk menjawab tantangan di atas dilaksanakan melalui berbagai kebijakan, yaitu peningkatan akses dan perluasan kesempatan belajar bagi semua anak usia pendidikan dasar, dengan target utama daerah dan masyarakat miskin, terpencil, dan terisolasi; peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan dasar; dan peningkatan efisiensi manajemen pendayagunaan sumberdaya pendidikan, serta mengupayakan agar semua lembaga pendidikan dasar dapat melaksanakan fungsinya secara lebih efisien dan efektif.
TUJUAN 3:  Mendorong Kesetaraan Gender & Pemberdayaan Perempuan ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Gambar 4 Rasio APM Perempuan terhadap Laki-laki pada setiap Jenjang Pendidikan. Perkembangan dan Tantangan Jumlah perempuan yang berpartisipasi dalam suatu jenjang pendidikan semakin setara dengan dengan jumlah laki-laki yang berpartisipasi dalam suatu jenjang pendidikan yang sama dalam kurun 1990-2006. Jika rasio APM SLTA pada kurun waktu tahun 1992-2002 rata-rata hanya 98,76 persen per tahun, maka rasio tersebut antara tahun 2002-2006 meningkat dengan rata-rata per tahunnya mencapai 99,07 persen. Kecenderungan yang sama juga terjadi pada rasio APM pendidikan tinggi yang rata-rata per tahunnya antara tahun 1992-2002 sebesar 85,73 persen dan terus meningkat dalam kurun 2003-2006 dengan rata-rata sebesar 97,24 persen per tahun. Membaiknya Kondisi ini pada gilirannya mendorong meningkatnya partisipasi perempuan di semua bidang dan berkembangnya kesetaraan gender terutama di sektor formal.  Meski kesetaraan peran perempuan dalam bidang pendidikan meningkat, namun kesenjangan masih nampak pada persoalan ekonomi. Para perempuan yang bekerja, selain jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan rekan laki-lakinya, besaran upah yang diterima perempuan pun lebih rendah dibandingkan rekan laki-lakinya. Tantangan terbesar untuk mencapai target 4 agar lebih berkualitas adalah mencapai kesataraan gender dalam hampir semua lini kegiatan. Upaya Yang Diperlukan Upaya yang perlu dilakukan adalah (1) meningkatkan keterlibatan perempuan dalam proses politik dan jabatan publik; (2) meningkatkan taraf pendidikan dan akses serta kualitas kesehatan serta bidang pembangunan lainnya, yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup dan sumber daya kaum perempuan; (3) memperkuat kelembagaan, koordinasi, dan jaringan pengarusutamaan gender dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi dari berbagai kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan.
TUJUAN 4:  Menurunkan Angka Kematian Anak Target 5:  Angka Kematian Balita    turun 2/3 antara tahun 1990-2015 Catatan: Indikator yang digunakan adalah Angka Kematian Bayi (AKB) dan balita (AKBA) Gambar 5 Perkembangan Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita, nasional, tahun 1989-2005.   Perkembangan dan Tantangan Perkembangan pencapaian AKB dari tahun ke tahun cenderung membaik sebagai dampak positif dari pelaksanaan berbagai program di sektor kesehatan. AKB tahun 1992 tercatat 68 per 1.000 kelahiran hidup, kemudian menurun menjadi 57 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1994, turun lagi menjadi 46 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1997, dan pada tahun 2002-2003 penurunannya sudah mencapai 35 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2002-2003). Menurut proyeksi BPS (BPS-UNDP-Bappenas, 2005), pada tahun 2003 angka AKB terus membaik hingga mencapai 33,9 per 1.000 kelahiran hidup. Dengan kecenderungan perkembangan pencapaian AKB secara nasional seperti ini, pencapaian target MDGs pada tahun 2015 diperkirakan sudah akan tercapai pada tahun 2013. Sementara itu, angka kematian balita (AKBA) juga menunjukkan perkembangan yang membaik. Jika pada tahun 1992 AKBA masih berada pada angka 97 per 1.000 kelahiran hidup, maka pada tahun 1994 angka ini telah turun menjadi 81 per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2002-2003 AKBA sudah mencapai angka 46 dan tahun 2005 mencapai 40 per 1.000 per kelahiran hidup. Pada tahun 2000 Indonesia telah mencapai dan melampaui target yang ditetapkan dalam  World Summit for Children  (WSC) yaitu 65 per 1000 kelahiran hidup. Upaya Yang Diperlukan Terdapat tiga penyebab utama kematian bayi yang masih menjadi tantangan besar untuk diatasi. Ketiga hal tersebut adalah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), komplikasi perinatal, dan diare. Gabungan ketiga penyebab ini memberi andil bagi 75 persen kematian bayi. Pola penyebab utama kematian balita juga hampir sama, yaitu penyakit saluran pernafasan, diare, penyakit syaraf—termasuk meningitis dan encephalitis—dan tifus. Perlindungan dan pelayanan kesehatan bagi golongan miskin dan kelompok rentan di perdesaan dan wilayah terpencil, serta kantong-kantong kemiskinan di daerah perkotaan, merupakan salah satu strategi kunci untuk menurunkan angka kematian anak. Selain itu, kerjasama antar Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah serta kerjasama lintassektor bagi peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak secara umum sangat diperlukan.
TUJUAN 5:  Meningkatkan Kesehatan Ibu Target 6:  Angka kematian ibu    turun ¾ antara tahun 1990-2015 Catatan: Indikator yang digunakan adalah Angka K ematian Ibu (AKI) pada saat melahirkan Gambar 6 Kecenderungan Angka Kematian Ibu (AKI), nasional, tahun 1982-2003  (dalam 100.000 kelahiran hidup)  Perkembangan dan Tantangan Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia telah mengalami penurunan menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup (KH) pada tahun 2002-2003 bila dibandingkan dengan angka tahun 1994 yang mencapai 390 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Tetapi akibat komplikasi kehamilan atau persalinan yang belum sepenuhnya dapat ditangani, masih terdapat 20.000 ibu yang meninggal setiap tahunnya. Dengan kondisi ini, pencapaian target MDGs untuk AKI akan sulit dicapai. BPS memproyeksikan bahwa pencapaian AKI baru mencapai angka 163 kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, sedangkan target MDG pada tahun 2015 tersebut adalah 102. Pencapaian target MDGs akan dapat terwujud hanya jika dilakukan upaya yang lebih intensif untuk mempercepat laju penurunannya. Upaya Yang Diperlukan Penurunan angka kematian ibu sangat ditentukan oleh berbagai faktor yang justru berada di luar sektor kesehatan. Hal ini disebabkan oleh status kesehatan manusia yang bukan hanya dipengaruhi oleh sektor kesehatan, melainkan juga faktor-faktor lain (determinan) seperti  lingkungan fisik (prasarana), lingkungan sosial ekonomi, serta lingkungan budaya dan politik. Determinan lain adalah sifat-sifat yang melekat pada genetik individu, perilaku, serta gaya hidup. Dengan demikian, untuk menghadapi tantangan tersebut, diperlukan upaya yang sistematis dan terfokus.  Upaya tersebut terutama pada penanganan komplikasi pada saat melahirkan yang merupakan salah satu kunci utama dalam upaya penurunan kematian ibu. Tiga intervensi utama yang direkomendasikan sebagai upaya  paling efektif adalah pelayanan antenatal, persalinan oleh tenaga kesehatan, dan pelayanan dasar serta komprehensif untuk darurat obstetri. Untuk pelayanan antenatal, selain peningkatan frekuensi kunjungan,  peningkatan kualitas pelayanan juga diperlukan, yang mencakup pemeriksaan kehamilan dan pemberian tablet zat besi dan kapsul vitamin A.
TUJUAN 6:  Memerangi HIV/AIDS, Malaria & Penyakit Menular Lainnya ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Gambar 7 Jumlah kasus baru dan kumulatif AIDS yang dilaporkan di Indonesia tahun 1987-Maret 2007. Perkembangan dan Tantangan Prevalensi HIV/AIDS pada penduduk usia 15-29 tahun diperkirakan masih di bawah 0,1 persen. Namun angka prevalensi pada sub-populasi perilaku beresiko telah melebihi 5 persen. Bahkan di Papua, HIV dan AIDS telah masuk pada populasi umum (usia 15-49 tahun) dengan prevalensi 2,4 persen. Epidemi AIDS sekarang telah terjadi hampir di seluruh indonesia. Hal ini dapat diketahui dari adanya laporan tentang kasus AIDS dari setiap provinsi. Jika pada tahun 2004 hanya 16 provinsi yang melaporkan adanya kasus AIDS maka pada tahun 2007 AIDS telah dilaporkan di 32 provinsi. Jumlah kumulatif kasus AIDS yang dilaporkan juga meningkat cukup tajam, yaitu dari 2.682 kasus pada tahun 2004, menjadi 10.384 kasus hingga akhir September 2007. Ancaman epidemi HIV/AIDS telah terlihat melalui data infeksi HIV yang terus meningkat, khususnya di kalangan kelompok beresiko tinggi. Diperkirakan terdapat 90.000-130.000 orang dengan HIV/AIDS pada tahun 2003 dan pada tahun 2010 akan ada sekitar 110.000 orang yang menderita atau meninggal karena AIDS, serta 1-5 juta orang yang mengidap virus HIV. Data ini menunjukkan bahwa HIV/AIDS telah menjadi ancaman bagi Indonesia. Upaya Yang Diperlukan Penanggulangan penyebaran HIV/AIDS, terutama pada kelompok resiko tinggi, mendapat perhatian utama dari Pemerintah. Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia terdiri atas upaya pencegahan, termasuk peningkatan kualitas dan akses pelayanan kesehatan reproduksi dan pemahaman akan hak-hak reproduksi; pengobatan, dukungan, dan perawatan bagi orang yang hidup dengan HIV/AIDS; dan pengawasan atau surveilans. Upaya pencegahan juga ditujukan kepada populasi beresiko tinggi seperti pekerja seks komersial dan pelanggannya, orang yang telah terinfeksi dan pasangannya, para pengguna napza suntik, serta pekerja kesehatan yang mudah terpapar oleh infeksi HIV/AIDS.
TUJUAN 6:  Memerangi HIV/AIDS, Malaria & Penyakit Menular Lainnya ,[object Object],[object Object],[object Object],Gambar 8 Angka Penemuan Kasus Malaria, Nasional, per 2005. Perkembangan dan Tantangan Pada tahun 1989 prevalensi malaria di daerah Jawa dan Bali ( Annual Malaria  Incidence atau AMI per 1.000 penduduk) adalah 28,06. Angka ini pada tahun 1997 telah menurun menjadi 16,06. Sejak tahun 1998, terdapat kecenderungan peningkatan prevalensi kasus malaria, yang mencapai puncaknya 31,09 pada tahun 2000. Mulai tahun 2001, angka ini menurun hingga 18,94 pada tahun 2005. Hal yang sama juga terjadi untuk daerah di luar Jawa dan Bali ( Annual Parasite Incidence atau API , per 1.000 penduduk). Jika pada tahun 1989 API tercatat 0,21 maka pada tahun 1997 angkanya menjadi 0,12. Mulai tahun 1998, angka ini terus meningkat hingga mencapai 0,81 pada tahun 2000. Kasus malaria di daerah luar Jawa dan Bali mulai menurun hingga 0,15 pada tahun 2005. Upaya Yang Diperlukan Tingginya prevalensi malaria merefleksikan adanya hambatan finansial dan budaya untuk mencegah dan mengobati malaria secara tepat dan efektif. Malaria sangat erat kaitannya dengan kemiskinan. Upaya pencegahan difokuskan untuk meminimalkan jumlah kontak manusia dengan nyamuk melalui pemakaian kelambu ( bed nets ) dan penyemprotan rumah. Faktor lain yang berkontribusi pada memburuknya malaria adalah bencana dan tingginya mobilitas penduduk. Pencegahan malaria diintensifkan melalui pendekatan Roll Back Malaria (RBM) yang dioperasionalkan dalam Gerakan Berantas Kembali (Gebrak) Malaria sejak tahun 2000. Upaya ini dilakukan dengan strategi deteksi dini dan pengobatan yang tepat; peran serta aktif masyarakat dalam pencegahan malaria; dan perbaikan kapasitas personil kesehatan yang terlibat. Yang tak kalah penting adalah pendekatan terintegrasi pembasmian malaria dengan kegiatan lain seperti Manajemen Terpadu Balita Sakit dan promosi kesehatan.
TUJUAN 7:  Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup ,[object Object],[object Object],[object Object],Gambar 10 Persentase Kawasan Lindung Terhadap Luas Daratan (%), per tahun 2005. Gambar 9 Persentase Penutupan Lahan Berhutan Terhadap Luas Daratan (%), per tahun 2005.
TUJUAN 7:  Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup ,[object Object],[object Object],[object Object],Gambar 11 Emisi CO2 per Kapita (metrik ton/jiwa)
TUJUAN 7:  Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup ,[object Object],[object Object],[object Object],Gambar 12 Jumlah penggunaan energi dari berbagai jenis (dalam setara barel minyak, SBM), tahun 1990-2005.
[object Object],[object Object],TUJUAN 7:  Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup Gambar 13 Pelayanan Air Minum Perpipaan dan Non-Perpipaan Terlindungi (Total), Tahun 1992-2006 (dalam %) .
[object Object],[object Object],TUJUAN 7:  Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup Gambar 14 Proporsi Rumah Tangga dengan Akses Sanitasi Layak (%).
Target 11:  Perbaikan yang berarti dalam kehidupan penduduk miskin di pemukiman kumuh pada tahun 2020. TUJUAN 7:  Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup Gambar 15 Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Rumah Tinggal Tetap (%), Tahun 1992-2006.
Target 12:  Mengembangkan sistem keuangan dan perdagangan yang terbuka, berbasis peraturan, dapat diprediksi, dan tidak diskriminatif . TUJUAN 8:  Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan Gambar 16 Tingkat Keterbukaan Ekonomi, LDR Bank Umum, dan LDR BPR (dalam Persen).
Target 15:  Menangani hutang negara berkembang  melalui upaya nasional maupun internasional agar pengelolaan hutang berkesinambungan dalam jangka panjang. TUJUAN 8:  Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan Gambar 17 Rasio Debt-to Service dan Rasio Posisi Pinjaman Luar Negeri terhadap PDB, 1990-2006.
Target 16:  Bekerjasama dengan negara lain untuk mengembangkan dan menerapkan strategi penciptaan lapangan kerja yang baik dan produktif bagi penduduk usia muda. TUJUAN 8:  Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan Gambar 18 Tingkat Pengangguran Usia Muda (15-24 Tahun), Menurut Jenis Kelamin, Nasional, Tahun 1990-2007 (dalam %).
Target 18: Bekerjasama dengan sektor swasta dalam memanfaatkan teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi. TUJUAN 8:  Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan Gambar 19 Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Telepon dan Telepon Selular Per Provinsi, Tahun 2005 dan 2006.
Pada tahun 2007 ketika Indonesia menyusun Laporan Perkembangan Pencapaian  Millenium Development Goals  (MDGs) Tahun 2007, dilakukan penyusunan  Millenium Development Goals Index . Salah satu tujuannya adalah mempermudah perbandingan pencapaian target MDGs di masing-masing daerah. Dalam penyusunan formula, prinsip yang mendasar adalah (1) teknis perhtungan yang mudah untuk menyusun  composite index  dari beberapa variabel MDGs yang relevan di masing-masing daerah; dan (2) menggunakan asumsi bahwa semakin besar angka indeks, maka semakin baik pencapaiannya.  Langkah-langjah yang diperlukan untuk perhitungan tersebut adalah: (1) Menentukan variabel yang akan dipergunakan untuk tahun yang dipilih; (2) Menentukan kelengkapan data masing-masing provinsi; (3) Variabel dengan notasi angka berbanding terbalik atributnya dilakukan pembalikan. Misal, Po semakin besar berarti jumlah penduduk miskin semakin besar; (4) Variabel yang digunakan disesuaikan dengan ketersediaan data pada tahun yang bersangkutan. Misal: Tahun 1993 menggunakan 10 variabel, tahun 2000 menggunakan 8 variabel, tahun 2006 menggunakan 14 variabel. Berdasarkan kepentingan tersebut, maka formula yang diberlakukan untuk penghitungan  index composite  MDGs ini adalah sebagai berikut: Dimana: v  adalah persentase masing-masing variabel. n  adalah banyaknya variabel yang dipakai dalam perhitungan. ITPM  adalah Indeks Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs Index). Indonesia’s Millenium Development Goals Index Indonesia’s Regional Achievements
Pencapaian target MDGs di setiap provinsi  dalam kurun tahun 1993 sampai 2006 menunjukkan perkembangan yang terus membaik. Berdasarkan pencapaian 13 indikator sebagaimana dibahas dalam uarain di atas, maka pada tahun 1993, Provinsi Sumatera Barat merupakan provinsi dengan rata-rata pencapaian umum yang terbaik. Sementara Papua pada tahun 1993 merupakan provinsi dengan pencapaian paling buruk.  Namun, pada tahun 2000 posisi Provinsi Sumatera Barat menduduk posisi ke-5, sedangkan Provinsi Kalimantan Barat menjadi yang terburuk menggantikan posisi Provinsi Papua.  Pada tahun 2006, Provinsi Gorontalo merupakan provinsi dengan pencapaian umum yang terbaik. Sementara itu Provinsi Maluku Utara menjadi provinsi dengan pencapaian terburuk. Indonesia’s Millenium Development Goals Index Indonesia’s Regional Achievements
Terima kasih
Contact: Website: www.wrihatnolo.blogspot.com   Email: [email_address]   [email_address] Mobilenumber: +62.811.112266

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Millenium Development Goals
Millenium Development GoalsMillenium Development Goals
Millenium Development Goalspjj_kemenkes
 
Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012
Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012
Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012Muh Saleh
 
KAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutrition
KAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutritionKAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutrition
KAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutritionSafira Sahida
 
5 direktorat ibu kemenkes ri
5 direktorat ibu kemenkes ri5 direktorat ibu kemenkes ri
5 direktorat ibu kemenkes riMuh Saleh
 
jikmh2.2artikel09
jikmh2.2artikel09jikmh2.2artikel09
jikmh2.2artikel09mediahusada
 
Kajian SDGs dan RPJMN Kesehatan
Kajian SDGs dan RPJMN KesehatanKajian SDGs dan RPJMN Kesehatan
Kajian SDGs dan RPJMN KesehatanTrisna Nurdiaman
 
Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025
Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025
Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025Muh Saleh
 
Sistem kesehatan nasional
Sistem kesehatan nasionalSistem kesehatan nasional
Sistem kesehatan nasionalfikri asyura
 
Bahagian B Kuliah 4 - Piramid Penduduk dan Model Peralihan Demografi
Bahagian B Kuliah 4 - Piramid Penduduk dan Model Peralihan DemografiBahagian B Kuliah 4 - Piramid Penduduk dan Model Peralihan Demografi
Bahagian B Kuliah 4 - Piramid Penduduk dan Model Peralihan DemografiAsmawi Abdullah
 
BAB I oleh Indra S., AmdKeb
BAB I oleh Indra S., AmdKebBAB I oleh Indra S., AmdKeb
BAB I oleh Indra S., AmdKebIndra Suardi
 
Bab I oleh indra S
Bab I oleh indra SBab I oleh indra S
Bab I oleh indra SIndra Suardi
 
Cakrawala ed.2 agustus 2013
Cakrawala ed.2 agustus 2013Cakrawala ed.2 agustus 2013
Cakrawala ed.2 agustus 2013Vicha Annisa
 
Perencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan Kemiskinan
Perencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan KemiskinanPerencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan Kemiskinan
Perencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan Kemiskinankhoiril anwar
 
PENGARUH PERKEMBANGAN PENDUDUK DALAM TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
PENGARUH PERKEMBANGAN PENDUDUK DALAM TINGKAT  KESEJAHTERAAN MASYARAKATPENGARUH PERKEMBANGAN PENDUDUK DALAM TINGKAT  KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
PENGARUH PERKEMBANGAN PENDUDUK DALAM TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKATAkadusyifa .
 

Was ist angesagt? (18)

Millenium Development Goals
Millenium Development GoalsMillenium Development Goals
Millenium Development Goals
 
Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012
Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012
Report on the achievement of mdgs west sulawesi health sector - data 2012
 
KAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutrition
KAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutritionKAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutrition
KAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutrition
 
5 direktorat ibu kemenkes ri
5 direktorat ibu kemenkes ri5 direktorat ibu kemenkes ri
5 direktorat ibu kemenkes ri
 
jikmh2.2artikel09
jikmh2.2artikel09jikmh2.2artikel09
jikmh2.2artikel09
 
Kajian SDGs dan RPJMN Kesehatan
Kajian SDGs dan RPJMN KesehatanKajian SDGs dan RPJMN Kesehatan
Kajian SDGs dan RPJMN Kesehatan
 
Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025
Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025
Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025
 
Karya ilmiah (ESDM)
Karya ilmiah (ESDM)Karya ilmiah (ESDM)
Karya ilmiah (ESDM)
 
Sistem kesehatan nasional
Sistem kesehatan nasionalSistem kesehatan nasional
Sistem kesehatan nasional
 
Bahagian B Kuliah 4 - Piramid Penduduk dan Model Peralihan Demografi
Bahagian B Kuliah 4 - Piramid Penduduk dan Model Peralihan DemografiBahagian B Kuliah 4 - Piramid Penduduk dan Model Peralihan Demografi
Bahagian B Kuliah 4 - Piramid Penduduk dan Model Peralihan Demografi
 
13. bab i
13. bab i13. bab i
13. bab i
 
BAB I oleh Indra S., AmdKeb
BAB I oleh Indra S., AmdKebBAB I oleh Indra S., AmdKeb
BAB I oleh Indra S., AmdKeb
 
Bab I oleh indra S
Bab I oleh indra SBab I oleh indra S
Bab I oleh indra S
 
Cakrawala ed.2 agustus 2013
Cakrawala ed.2 agustus 2013Cakrawala ed.2 agustus 2013
Cakrawala ed.2 agustus 2013
 
2. pendidikan
2. pendidikan2. pendidikan
2. pendidikan
 
Kemitraan uppks
Kemitraan uppksKemitraan uppks
Kemitraan uppks
 
Perencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan Kemiskinan
Perencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan KemiskinanPerencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan Kemiskinan
Perencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan Kemiskinan
 
PENGARUH PERKEMBANGAN PENDUDUK DALAM TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
PENGARUH PERKEMBANGAN PENDUDUK DALAM TINGKAT  KESEJAHTERAAN MASYARAKATPENGARUH PERKEMBANGAN PENDUDUK DALAM TINGKAT  KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
PENGARUH PERKEMBANGAN PENDUDUK DALAM TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
 

Andere mochten auch

Buku Kecil Matriks Ringkasan Evaluasi Rpjmn V4 Landscape
Buku Kecil Matriks Ringkasan Evaluasi Rpjmn V4 LandscapeBuku Kecil Matriks Ringkasan Evaluasi Rpjmn V4 Landscape
Buku Kecil Matriks Ringkasan Evaluasi Rpjmn V4 LandscapeRandy Wrihatnolo
 
Teknik Perencanaan Pembangunan
Teknik Perencanaan PembangunanTeknik Perencanaan Pembangunan
Teknik Perencanaan PembangunanRandy Wrihatnolo
 
Teknik Penyusunan Model Logik
Teknik Penyusunan Model LogikTeknik Penyusunan Model Logik
Teknik Penyusunan Model LogikRandy Wrihatnolo
 
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)Randy Wrihatnolo
 
Analisis kebijakan kesehatan
Analisis kebijakan kesehatanAnalisis kebijakan kesehatan
Analisis kebijakan kesehatanhandoko88
 
Kebijakan Kompensasi Kenaikan Harga BBM dan Program Kompensasinya tahun 2008
Kebijakan Kompensasi Kenaikan Harga BBM dan Program Kompensasinya tahun 2008Kebijakan Kompensasi Kenaikan Harga BBM dan Program Kompensasinya tahun 2008
Kebijakan Kompensasi Kenaikan Harga BBM dan Program Kompensasinya tahun 2008Randy Wrihatnolo
 
Manajemen Evaluasi Pembangunan
Manajemen Evaluasi PembangunanManajemen Evaluasi Pembangunan
Manajemen Evaluasi PembangunanRandy Wrihatnolo
 
Intermezzo dengan Rubik 3X3X3
Intermezzo dengan Rubik 3X3X3Intermezzo dengan Rubik 3X3X3
Intermezzo dengan Rubik 3X3X3Randy Wrihatnolo
 
Buku Kecil Matriks Ringkasan Evaluasi Rpjmn V4 Portrait
Buku Kecil Matriks Ringkasan Evaluasi Rpjmn V4 PortraitBuku Kecil Matriks Ringkasan Evaluasi Rpjmn V4 Portrait
Buku Kecil Matriks Ringkasan Evaluasi Rpjmn V4 PortraitRandy Wrihatnolo
 
Status Ringkas Millennium Development Goals Indonesia 2009
Status Ringkas Millennium Development Goals Indonesia 2009Status Ringkas Millennium Development Goals Indonesia 2009
Status Ringkas Millennium Development Goals Indonesia 2009Randy Wrihatnolo
 
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)Randy Wrihatnolo
 
Konsep dan Aplikasi Perencanaan Pembangunan
Konsep dan Aplikasi Perencanaan PembangunanKonsep dan Aplikasi Perencanaan Pembangunan
Konsep dan Aplikasi Perencanaan PembangunanRandy Wrihatnolo
 
Reformasi Struktur dan Format Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (R...
Reformasi Struktur dan Format Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (R...Reformasi Struktur dan Format Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (R...
Reformasi Struktur dan Format Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (R...Randy Wrihatnolo
 
Hasil Diskusi Pokja IV Lingkungan Hidup
Hasil Diskusi Pokja IV Lingkungan HidupHasil Diskusi Pokja IV Lingkungan Hidup
Hasil Diskusi Pokja IV Lingkungan HidupRandy Wrihatnolo
 
Aplikasi Sistem Evaluasi Kinerja "Si Monas"
Aplikasi Sistem Evaluasi Kinerja "Si Monas"Aplikasi Sistem Evaluasi Kinerja "Si Monas"
Aplikasi Sistem Evaluasi Kinerja "Si Monas"Randy Wrihatnolo
 
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)Randy Wrihatnolo
 
Pelatihan Monitoring dan Evaluasi di Surabaya
Pelatihan Monitoring dan Evaluasi di SurabayaPelatihan Monitoring dan Evaluasi di Surabaya
Pelatihan Monitoring dan Evaluasi di SurabayaRandy Wrihatnolo
 
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaRandy Wrihatnolo
 

Andere mochten auch (20)

Buku Kecil Matriks Ringkasan Evaluasi Rpjmn V4 Landscape
Buku Kecil Matriks Ringkasan Evaluasi Rpjmn V4 LandscapeBuku Kecil Matriks Ringkasan Evaluasi Rpjmn V4 Landscape
Buku Kecil Matriks Ringkasan Evaluasi Rpjmn V4 Landscape
 
Teknik Perencanaan Pembangunan
Teknik Perencanaan PembangunanTeknik Perencanaan Pembangunan
Teknik Perencanaan Pembangunan
 
Teknik Penyusunan Model Logik
Teknik Penyusunan Model LogikTeknik Penyusunan Model Logik
Teknik Penyusunan Model Logik
 
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
 
Analisis kebijakan kesehatan
Analisis kebijakan kesehatanAnalisis kebijakan kesehatan
Analisis kebijakan kesehatan
 
Kebijakan Kompensasi Kenaikan Harga BBM dan Program Kompensasinya tahun 2008
Kebijakan Kompensasi Kenaikan Harga BBM dan Program Kompensasinya tahun 2008Kebijakan Kompensasi Kenaikan Harga BBM dan Program Kompensasinya tahun 2008
Kebijakan Kompensasi Kenaikan Harga BBM dan Program Kompensasinya tahun 2008
 
Manajemen Evaluasi Pembangunan
Manajemen Evaluasi PembangunanManajemen Evaluasi Pembangunan
Manajemen Evaluasi Pembangunan
 
Intermezzo dengan Rubik 3X3X3
Intermezzo dengan Rubik 3X3X3Intermezzo dengan Rubik 3X3X3
Intermezzo dengan Rubik 3X3X3
 
Buku Kecil Matriks Ringkasan Evaluasi Rpjmn V4 Portrait
Buku Kecil Matriks Ringkasan Evaluasi Rpjmn V4 PortraitBuku Kecil Matriks Ringkasan Evaluasi Rpjmn V4 Portrait
Buku Kecil Matriks Ringkasan Evaluasi Rpjmn V4 Portrait
 
Status Ringkas Millennium Development Goals Indonesia 2009
Status Ringkas Millennium Development Goals Indonesia 2009Status Ringkas Millennium Development Goals Indonesia 2009
Status Ringkas Millennium Development Goals Indonesia 2009
 
01 Bahan Moneva Palu V0
01 Bahan Moneva Palu V001 Bahan Moneva Palu V0
01 Bahan Moneva Palu V0
 
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
 
Konsep dan Aplikasi Perencanaan Pembangunan
Konsep dan Aplikasi Perencanaan PembangunanKonsep dan Aplikasi Perencanaan Pembangunan
Konsep dan Aplikasi Perencanaan Pembangunan
 
Reformasi Struktur dan Format Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (R...
Reformasi Struktur dan Format Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (R...Reformasi Struktur dan Format Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (R...
Reformasi Struktur dan Format Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (R...
 
Hasil Diskusi Pokja IV Lingkungan Hidup
Hasil Diskusi Pokja IV Lingkungan HidupHasil Diskusi Pokja IV Lingkungan Hidup
Hasil Diskusi Pokja IV Lingkungan Hidup
 
Aplikasi Sistem Evaluasi Kinerja "Si Monas"
Aplikasi Sistem Evaluasi Kinerja "Si Monas"Aplikasi Sistem Evaluasi Kinerja "Si Monas"
Aplikasi Sistem Evaluasi Kinerja "Si Monas"
 
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
 
Tips Menulis Cara JFP
Tips Menulis Cara JFPTips Menulis Cara JFP
Tips Menulis Cara JFP
 
Pelatihan Monitoring dan Evaluasi di Surabaya
Pelatihan Monitoring dan Evaluasi di SurabayaPelatihan Monitoring dan Evaluasi di Surabaya
Pelatihan Monitoring dan Evaluasi di Surabaya
 
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
 

Ähnlich wie Review Status MDGs 2007 di Indonesia

Upaya pencapaian mdg’s melalui posdaya di kabupaten solok
Upaya pencapaian mdg’s melalui posdaya  di kabupaten solokUpaya pencapaian mdg’s melalui posdaya  di kabupaten solok
Upaya pencapaian mdg’s melalui posdaya di kabupaten solokPosdaya Solok
 
Upaya pencapaian mdg’s melalui posdaya di kabupaten solok
Upaya pencapaian mdg’s melalui posdaya  di kabupaten solokUpaya pencapaian mdg’s melalui posdaya  di kabupaten solok
Upaya pencapaian mdg’s melalui posdaya di kabupaten solokPosdaya Solok
 
Pencapaian mdg's melalui posdaya
Pencapaian mdg's melalui posdayaPencapaian mdg's melalui posdaya
Pencapaian mdg's melalui posdayaPosdaya Solok
 
Pencapaian mdg's melalui posdaya
Pencapaian mdg's melalui posdayaPencapaian mdg's melalui posdaya
Pencapaian mdg's melalui posdayaPosdaya Solok
 
Generasi Berencana (GenRe)
Generasi Berencana (GenRe)Generasi Berencana (GenRe)
Generasi Berencana (GenRe)Rajabul Gufron
 
Status Kesehatan Gizi
Status Kesehatan GiziStatus Kesehatan Gizi
Status Kesehatan GiziDewi MuLya
 
Triple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdfTriple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdfMursidTriSusilo2
 
Membangun kualitas sumber daya manusia melalui program keluarga berencana di ...
Membangun kualitas sumber daya manusia melalui program keluarga berencana di ...Membangun kualitas sumber daya manusia melalui program keluarga berencana di ...
Membangun kualitas sumber daya manusia melalui program keluarga berencana di ...Irma Damayanti
 
Permasalahan program keluarga berencana,ppt
Permasalahan program keluarga berencana,pptPermasalahan program keluarga berencana,ppt
Permasalahan program keluarga berencana,pptmartaagustinasirait
 
Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia - Asiah Hamzah
Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia - Asiah Hamzah   Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia - Asiah Hamzah
Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia - Asiah Hamzah Perpus Maya
 
3 MATERI PEPPGBM PERTEMUAN 9 TGL 6-4-2022 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PANG...
3 MATERI PEPPGBM  PERTEMUAN 9 TGL 6-4-2022 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PANG...3 MATERI PEPPGBM  PERTEMUAN 9 TGL 6-4-2022 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PANG...
3 MATERI PEPPGBM PERTEMUAN 9 TGL 6-4-2022 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PANG...InkaEndaFebiolaBrKar
 
Hasil Survei MDGs Kab. Polewali Mandar Tahun 2007
Hasil Survei MDGs Kab. Polewali Mandar Tahun 2007Hasil Survei MDGs Kab. Polewali Mandar Tahun 2007
Hasil Survei MDGs Kab. Polewali Mandar Tahun 2007Arsad Rahim Ali
 
GIZIiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.pptx
GIZIiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.pptxGIZIiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.pptx
GIZIiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.pptxFinaldyPranadita1
 
Modul 6 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 6 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 6 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 6 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanUwes Chaeruman
 

Ähnlich wie Review Status MDGs 2007 di Indonesia (20)

Upaya pencapaian mdg’s melalui posdaya di kabupaten solok
Upaya pencapaian mdg’s melalui posdaya  di kabupaten solokUpaya pencapaian mdg’s melalui posdaya  di kabupaten solok
Upaya pencapaian mdg’s melalui posdaya di kabupaten solok
 
Upaya pencapaian mdg’s melalui posdaya di kabupaten solok
Upaya pencapaian mdg’s melalui posdaya  di kabupaten solokUpaya pencapaian mdg’s melalui posdaya  di kabupaten solok
Upaya pencapaian mdg’s melalui posdaya di kabupaten solok
 
Pencapaian mdg's melalui posdaya
Pencapaian mdg's melalui posdayaPencapaian mdg's melalui posdaya
Pencapaian mdg's melalui posdaya
 
Pencapaian mdg's melalui posdaya
Pencapaian mdg's melalui posdayaPencapaian mdg's melalui posdaya
Pencapaian mdg's melalui posdaya
 
Generasi Berencana (GenRe)
Generasi Berencana (GenRe)Generasi Berencana (GenRe)
Generasi Berencana (GenRe)
 
Status Kesehatan Gizi
Status Kesehatan GiziStatus Kesehatan Gizi
Status Kesehatan Gizi
 
Triple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdfTriple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdf
 
Prakarsa policy oktober rev3-1
Prakarsa policy oktober rev3-1Prakarsa policy oktober rev3-1
Prakarsa policy oktober rev3-1
 
Membangun kualitas sumber daya manusia melalui program keluarga berencana di ...
Membangun kualitas sumber daya manusia melalui program keluarga berencana di ...Membangun kualitas sumber daya manusia melalui program keluarga berencana di ...
Membangun kualitas sumber daya manusia melalui program keluarga berencana di ...
 
Sumberdaya dalam Intervensi
Sumberdaya dalam IntervensiSumberdaya dalam Intervensi
Sumberdaya dalam Intervensi
 
Permasalahan program keluarga berencana,ppt
Permasalahan program keluarga berencana,pptPermasalahan program keluarga berencana,ppt
Permasalahan program keluarga berencana,ppt
 
Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia - Asiah Hamzah
Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia - Asiah Hamzah   Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia - Asiah Hamzah
Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia - Asiah Hamzah
 
3 MATERI PEPPGBM PERTEMUAN 9 TGL 6-4-2022 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PANG...
3 MATERI PEPPGBM  PERTEMUAN 9 TGL 6-4-2022 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PANG...3 MATERI PEPPGBM  PERTEMUAN 9 TGL 6-4-2022 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PANG...
3 MATERI PEPPGBM PERTEMUAN 9 TGL 6-4-2022 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PANG...
 
Kaka gizi
Kaka giziKaka gizi
Kaka gizi
 
Hasil Survei MDGs Kab. Polewali Mandar Tahun 2007
Hasil Survei MDGs Kab. Polewali Mandar Tahun 2007Hasil Survei MDGs Kab. Polewali Mandar Tahun 2007
Hasil Survei MDGs Kab. Polewali Mandar Tahun 2007
 
Surveilans gizi
Surveilans giziSurveilans gizi
Surveilans gizi
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
GIZIiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.pptx
GIZIiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.pptxGIZIiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.pptx
GIZIiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.pptx
 
stunting.pptx
stunting.pptxstunting.pptx
stunting.pptx
 
Modul 6 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 6 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 6 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 6 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
 

Mehr von Randy Wrihatnolo

Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...Randy Wrihatnolo
 
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan KebijakanKebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan KebijakanRandy Wrihatnolo
 
Kebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II ImplementasiKebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II ImplementasiRandy Wrihatnolo
 
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriKebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriRandy Wrihatnolo
 
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)Randy Wrihatnolo
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...Randy Wrihatnolo
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi SumateraLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi SumateraRandy Wrihatnolo
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan MalukuLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan MalukuRandy Wrihatnolo
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi KalimantanLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi KalimantanRandy Wrihatnolo
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi JawaLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi JawaRandy Wrihatnolo
 
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)Randy Wrihatnolo
 
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFPKiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFPRandy Wrihatnolo
 
Kiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana MenulisKiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana MenulisRandy Wrihatnolo
 
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...Randy Wrihatnolo
 
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...Randy Wrihatnolo
 
Manajemen Evaluasi Kinerja Pembangunan
Manajemen Evaluasi Kinerja PembangunanManajemen Evaluasi Kinerja Pembangunan
Manajemen Evaluasi Kinerja PembangunanRandy Wrihatnolo
 
Isu-isu Perencanaan Pembangunan (Perspektif Manajamen Pembangunan Nasional)
Isu-isu Perencanaan Pembangunan (Perspektif Manajamen Pembangunan Nasional)Isu-isu Perencanaan Pembangunan (Perspektif Manajamen Pembangunan Nasional)
Isu-isu Perencanaan Pembangunan (Perspektif Manajamen Pembangunan Nasional)Randy Wrihatnolo
 
Kontekstualisasi Pemikiran Pembangunan dalam Kebijakan Pembangunan Jangka Pan...
Kontekstualisasi Pemikiran Pembangunan dalam Kebijakan Pembangunan Jangka Pan...Kontekstualisasi Pemikiran Pembangunan dalam Kebijakan Pembangunan Jangka Pan...
Kontekstualisasi Pemikiran Pembangunan dalam Kebijakan Pembangunan Jangka Pan...Randy Wrihatnolo
 
Penyusunan Rencana Kegiatan
Penyusunan Rencana KegiatanPenyusunan Rencana Kegiatan
Penyusunan Rencana KegiatanRandy Wrihatnolo
 

Mehr von Randy Wrihatnolo (19)

Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
 
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan KebijakanKebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
 
Kebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II ImplementasiKebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II Implementasi
 
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriKebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
 
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi SumateraLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan MalukuLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi KalimantanLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi JawaLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
 
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
 
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFPKiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
 
Kiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana MenulisKiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana Menulis
 
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
 
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
 
Manajemen Evaluasi Kinerja Pembangunan
Manajemen Evaluasi Kinerja PembangunanManajemen Evaluasi Kinerja Pembangunan
Manajemen Evaluasi Kinerja Pembangunan
 
Isu-isu Perencanaan Pembangunan (Perspektif Manajamen Pembangunan Nasional)
Isu-isu Perencanaan Pembangunan (Perspektif Manajamen Pembangunan Nasional)Isu-isu Perencanaan Pembangunan (Perspektif Manajamen Pembangunan Nasional)
Isu-isu Perencanaan Pembangunan (Perspektif Manajamen Pembangunan Nasional)
 
Kontekstualisasi Pemikiran Pembangunan dalam Kebijakan Pembangunan Jangka Pan...
Kontekstualisasi Pemikiran Pembangunan dalam Kebijakan Pembangunan Jangka Pan...Kontekstualisasi Pemikiran Pembangunan dalam Kebijakan Pembangunan Jangka Pan...
Kontekstualisasi Pemikiran Pembangunan dalam Kebijakan Pembangunan Jangka Pan...
 
Penyusunan Rencana Kegiatan
Penyusunan Rencana KegiatanPenyusunan Rencana Kegiatan
Penyusunan Rencana Kegiatan
 

Review Status MDGs 2007 di Indonesia

  • 1. Current Status on Indonesia’s MDGs Achievements Randy R. Wrihatnolo Jakarta, 14 Februari 2008 2007
  • 2. TUJUAN 1: Kemiskinan dan Kelaparan Target 1: Menurunkan proporsi penduduk miskin  menjadi setengahnya kurun 1990-2015 Note: Catatan: target 1 ini dalam konteks Indonesia diukur oleh indikator garis kemiskinan nasional berdasarkan ukuran 2100 kalori Gambar 1 Perkembangan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Tahun 1976-2006 Perkembangan dan Tantangan Berdasarkan ukuran US$ 1 PPP, pada tahun 1990 terdapat 20,6 persen penduduk dengan konsumsi di bawah US$ 1 per orang per hari. Berdasarkan pencapaian tahun 1990 maka sasaran tahun 2015 yang harus dicapai sekitar 10 persen. Kalau menggunakan ukuran ini maka pada tahun 2000 Indonesia telah mencapai 9,9 persen dan membaik menjadi 6,74 persen pada tahun 2007. Sehingga sasaran target 1 telah tercapai jauh sebelum 2015. Berdasarkan ukuran garis kemiskinan nasional, pada tahun 1990 terdapat 15,10 persen penduduk dengan konsumsi di bawah garis kemiskinan. Berdasarkan pencapaian tahun 1990 maka sasaran tahun 2015 adalah sekitar 7,55 persen. Sementara itu pencapaian nasional tahun 2007 baru mencapai 16,58 persen dari seluruh penduduk atau sekitar 37,17 juta jiwa. Menurunkan penduduk miskin dari 16,58 persen pada tahun 2007 menjadi 7,55 persen pada tahun 2015 merupakan tantangan yang berat. Berdasarkan ukuran US$ 2 PPP, jumlah penduduk dengan konsumsi di bawah 2 per orang per hari pada tahun 2007 adalah sebesar 45,2 persen. Sebagian dari mereka adalah penduduk yang sangat rentan menjadi miskin apabila terjadi goncangan ekonomi. Upaya Yang Diperlukan Untuk mencapai sasaran target 1, Indonesia memerlukan pertumbuhan ekonomi rata-rata 7-8 persen dalam kurun 2007-2015. Pertumbuhan ekonomi tinggi membutuhkan investasi besar. Keikutsertaan masyarakat mendorong pertumbuhan ekonomi sangat penting. Karena sebagian besar orang bekerja di sektor rumah tangga, mikro, kecil dan menengah, maka mendorong tumbuh-kembang UKM sangat vital dalam menciptakan kesempatan kerja dan dengan demikian sangat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Gambar 2 Perkembangan Penduduk Dengan Konsumsi Di Bawah US$1 PPP/org/hari (%)
  • 3. Target 2: Penanggulangan Kekurangan Gizi Pada Balita Note: Catatan: Indikator yang digunakan untuk mengukur target tersebut dalam konteks Indonesia adalah status kekurangan gizi pada balita TUJUAN 1: Kemiskinan dan Kelaparan Gambar 2 Perkembangan persentase anak-anak berusia di bawah 5 tahun yang mengalami gizi buruk ( severe underweight ) dan gizi kurang ( moderate underweight ), Tahun 1989-2005 Perkembangan dan Tantangan Status kekurangan gizi --yang mencakup penderita gizi kurang dan gizi buruk-- menurun dari 37,47 persen pada tahun 1989 menjadi 26,36 persen pada tahun 1999. Indikator status gizi ini menunjukkan kecenderungan membaik menjadi 27,30 persen pada tahun 2002 namun meningkat kembali menjadi 28,17 persen pada tahun 2005. Jika menggunakan keadaan tahun 1989 sebagai tahun dasar, maka Indonesia diharapkan dapat mencapai target 18,74 persen pada tahun 2015. Upaya Yang Diperlukan Masalah kurang gizi disebabkan oleh berbagai faktor seperti tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan pengetahuan, status kesehatan, dan perilaku masyarakat. Oleh karena itu, upaya terpenting untuk mencapai sasaran MDGs adalah memperbaiki status gizi masyarakat, terutama masyarakat miskin yang harus menjadi salah satu prioritas pembangunan kesehatan. Penanggulangan masalah gizi berfokus pada kelompok miskin yang harus dilakukan secara sinergis meliputi berbagai bidang seperti pertanian, pendidikan, dan ekonomi. Perbaikan gizi yang perlu dilakukan antara lain meliputi pemenuhan energi protein pada ibu hamil, bayi, dan balita, berikut pemenuhan gizi besi, yodium, vitamin A, dan zat gizi mikro lainnya, pemberian makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) pada bayi dan anak (6-24 bulan), dan pemberian vitamin A pada bayi dan balita/ibu nifas, serta pemberian tablet Fe pada ibu hamil, pemberian kapsul Yodium pada wanita usia subur di daerah endemik kekurangan gizi, dan surveilans gizi di lembaga pelayanan kesehatan terdekat dengan masyarakat seperti pos pelayanan terpadu (posyandu).
  • 4. TUJUAN 2: Pencapaian Pendidikan Dasar Target 3: Pendidikan dasar untuk semua umur dan jenis kelamin Catatan: Indikator yang digunakan Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI (7-12 tahun) dan Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs (13-15 tahun) APM SD/MI APM SLTP/MTs Gambar 3 Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah Dasar (7-12 tahun) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah Menegah Pertama (13-15 tahun), Nasional, 1992-2006 (dalam persen). Perkembangan dan Tantangan Pada tahun 1992, APM SD/MI tercatat 88,7 persen dan pada tahun 2006 telah mencapai 94,73 persen. Sementara itu APM SMP/MTs tahun 1992 adalah 41,9 persen dan mencapai 66,52 persen pada tahun 2006. Jika kecenderungan seperti ini mampu dipertahankan, maka Indonesia diperkirakan berhasil mencapai target MDG pada tahun 2015. Namun dilihat dari ukuran Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs maka pencapaian sasaran pendidikan dasar di tingkat SMP/MTs lebih baik. Jika APK SMP/MTs tahun 1992 masih berada di angka 55,6 persen, maka pada tahun 2006 telah mencapai 88,68 persen. Indikator ini menginformasikan bahwa berbagai program SD/MI dan SMP/MTs non-reguler telah berhasil menjaring kembali murid SD/MI dan SMP/MTs untuk menuntaskan masa belajar mereka di bangku SD/MI maupun SMP/MTs. Upaya Yang Diperlukan Upaya yang diperlukan untuk menjawab tantangan di atas dilaksanakan melalui berbagai kebijakan, yaitu peningkatan akses dan perluasan kesempatan belajar bagi semua anak usia pendidikan dasar, dengan target utama daerah dan masyarakat miskin, terpencil, dan terisolasi; peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan dasar; dan peningkatan efisiensi manajemen pendayagunaan sumberdaya pendidikan, serta mengupayakan agar semua lembaga pendidikan dasar dapat melaksanakan fungsinya secara lebih efisien dan efektif.
  • 5.
  • 6. TUJUAN 4: Menurunkan Angka Kematian Anak Target 5: Angka Kematian Balita  turun 2/3 antara tahun 1990-2015 Catatan: Indikator yang digunakan adalah Angka Kematian Bayi (AKB) dan balita (AKBA) Gambar 5 Perkembangan Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita, nasional, tahun 1989-2005. Perkembangan dan Tantangan Perkembangan pencapaian AKB dari tahun ke tahun cenderung membaik sebagai dampak positif dari pelaksanaan berbagai program di sektor kesehatan. AKB tahun 1992 tercatat 68 per 1.000 kelahiran hidup, kemudian menurun menjadi 57 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1994, turun lagi menjadi 46 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1997, dan pada tahun 2002-2003 penurunannya sudah mencapai 35 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2002-2003). Menurut proyeksi BPS (BPS-UNDP-Bappenas, 2005), pada tahun 2003 angka AKB terus membaik hingga mencapai 33,9 per 1.000 kelahiran hidup. Dengan kecenderungan perkembangan pencapaian AKB secara nasional seperti ini, pencapaian target MDGs pada tahun 2015 diperkirakan sudah akan tercapai pada tahun 2013. Sementara itu, angka kematian balita (AKBA) juga menunjukkan perkembangan yang membaik. Jika pada tahun 1992 AKBA masih berada pada angka 97 per 1.000 kelahiran hidup, maka pada tahun 1994 angka ini telah turun menjadi 81 per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2002-2003 AKBA sudah mencapai angka 46 dan tahun 2005 mencapai 40 per 1.000 per kelahiran hidup. Pada tahun 2000 Indonesia telah mencapai dan melampaui target yang ditetapkan dalam World Summit for Children (WSC) yaitu 65 per 1000 kelahiran hidup. Upaya Yang Diperlukan Terdapat tiga penyebab utama kematian bayi yang masih menjadi tantangan besar untuk diatasi. Ketiga hal tersebut adalah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), komplikasi perinatal, dan diare. Gabungan ketiga penyebab ini memberi andil bagi 75 persen kematian bayi. Pola penyebab utama kematian balita juga hampir sama, yaitu penyakit saluran pernafasan, diare, penyakit syaraf—termasuk meningitis dan encephalitis—dan tifus. Perlindungan dan pelayanan kesehatan bagi golongan miskin dan kelompok rentan di perdesaan dan wilayah terpencil, serta kantong-kantong kemiskinan di daerah perkotaan, merupakan salah satu strategi kunci untuk menurunkan angka kematian anak. Selain itu, kerjasama antar Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah serta kerjasama lintassektor bagi peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak secara umum sangat diperlukan.
  • 7. TUJUAN 5: Meningkatkan Kesehatan Ibu Target 6: Angka kematian ibu  turun ¾ antara tahun 1990-2015 Catatan: Indikator yang digunakan adalah Angka K ematian Ibu (AKI) pada saat melahirkan Gambar 6 Kecenderungan Angka Kematian Ibu (AKI), nasional, tahun 1982-2003 (dalam 100.000 kelahiran hidup) Perkembangan dan Tantangan Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia telah mengalami penurunan menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup (KH) pada tahun 2002-2003 bila dibandingkan dengan angka tahun 1994 yang mencapai 390 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Tetapi akibat komplikasi kehamilan atau persalinan yang belum sepenuhnya dapat ditangani, masih terdapat 20.000 ibu yang meninggal setiap tahunnya. Dengan kondisi ini, pencapaian target MDGs untuk AKI akan sulit dicapai. BPS memproyeksikan bahwa pencapaian AKI baru mencapai angka 163 kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, sedangkan target MDG pada tahun 2015 tersebut adalah 102. Pencapaian target MDGs akan dapat terwujud hanya jika dilakukan upaya yang lebih intensif untuk mempercepat laju penurunannya. Upaya Yang Diperlukan Penurunan angka kematian ibu sangat ditentukan oleh berbagai faktor yang justru berada di luar sektor kesehatan. Hal ini disebabkan oleh status kesehatan manusia yang bukan hanya dipengaruhi oleh sektor kesehatan, melainkan juga faktor-faktor lain (determinan) seperti lingkungan fisik (prasarana), lingkungan sosial ekonomi, serta lingkungan budaya dan politik. Determinan lain adalah sifat-sifat yang melekat pada genetik individu, perilaku, serta gaya hidup. Dengan demikian, untuk menghadapi tantangan tersebut, diperlukan upaya yang sistematis dan terfokus. Upaya tersebut terutama pada penanganan komplikasi pada saat melahirkan yang merupakan salah satu kunci utama dalam upaya penurunan kematian ibu. Tiga intervensi utama yang direkomendasikan sebagai upaya paling efektif adalah pelayanan antenatal, persalinan oleh tenaga kesehatan, dan pelayanan dasar serta komprehensif untuk darurat obstetri. Untuk pelayanan antenatal, selain peningkatan frekuensi kunjungan, peningkatan kualitas pelayanan juga diperlukan, yang mencakup pemeriksaan kehamilan dan pemberian tablet zat besi dan kapsul vitamin A.
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15. Target 11: Perbaikan yang berarti dalam kehidupan penduduk miskin di pemukiman kumuh pada tahun 2020. TUJUAN 7: Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup Gambar 15 Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Rumah Tinggal Tetap (%), Tahun 1992-2006.
  • 16. Target 12: Mengembangkan sistem keuangan dan perdagangan yang terbuka, berbasis peraturan, dapat diprediksi, dan tidak diskriminatif . TUJUAN 8: Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan Gambar 16 Tingkat Keterbukaan Ekonomi, LDR Bank Umum, dan LDR BPR (dalam Persen).
  • 17. Target 15: Menangani hutang negara berkembang melalui upaya nasional maupun internasional agar pengelolaan hutang berkesinambungan dalam jangka panjang. TUJUAN 8: Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan Gambar 17 Rasio Debt-to Service dan Rasio Posisi Pinjaman Luar Negeri terhadap PDB, 1990-2006.
  • 18. Target 16: Bekerjasama dengan negara lain untuk mengembangkan dan menerapkan strategi penciptaan lapangan kerja yang baik dan produktif bagi penduduk usia muda. TUJUAN 8: Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan Gambar 18 Tingkat Pengangguran Usia Muda (15-24 Tahun), Menurut Jenis Kelamin, Nasional, Tahun 1990-2007 (dalam %).
  • 19. Target 18: Bekerjasama dengan sektor swasta dalam memanfaatkan teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi. TUJUAN 8: Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan Gambar 19 Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Telepon dan Telepon Selular Per Provinsi, Tahun 2005 dan 2006.
  • 20. Pada tahun 2007 ketika Indonesia menyusun Laporan Perkembangan Pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) Tahun 2007, dilakukan penyusunan Millenium Development Goals Index . Salah satu tujuannya adalah mempermudah perbandingan pencapaian target MDGs di masing-masing daerah. Dalam penyusunan formula, prinsip yang mendasar adalah (1) teknis perhtungan yang mudah untuk menyusun composite index dari beberapa variabel MDGs yang relevan di masing-masing daerah; dan (2) menggunakan asumsi bahwa semakin besar angka indeks, maka semakin baik pencapaiannya. Langkah-langjah yang diperlukan untuk perhitungan tersebut adalah: (1) Menentukan variabel yang akan dipergunakan untuk tahun yang dipilih; (2) Menentukan kelengkapan data masing-masing provinsi; (3) Variabel dengan notasi angka berbanding terbalik atributnya dilakukan pembalikan. Misal, Po semakin besar berarti jumlah penduduk miskin semakin besar; (4) Variabel yang digunakan disesuaikan dengan ketersediaan data pada tahun yang bersangkutan. Misal: Tahun 1993 menggunakan 10 variabel, tahun 2000 menggunakan 8 variabel, tahun 2006 menggunakan 14 variabel. Berdasarkan kepentingan tersebut, maka formula yang diberlakukan untuk penghitungan index composite MDGs ini adalah sebagai berikut: Dimana: v adalah persentase masing-masing variabel. n adalah banyaknya variabel yang dipakai dalam perhitungan. ITPM adalah Indeks Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs Index). Indonesia’s Millenium Development Goals Index Indonesia’s Regional Achievements
  • 21. Pencapaian target MDGs di setiap provinsi dalam kurun tahun 1993 sampai 2006 menunjukkan perkembangan yang terus membaik. Berdasarkan pencapaian 13 indikator sebagaimana dibahas dalam uarain di atas, maka pada tahun 1993, Provinsi Sumatera Barat merupakan provinsi dengan rata-rata pencapaian umum yang terbaik. Sementara Papua pada tahun 1993 merupakan provinsi dengan pencapaian paling buruk. Namun, pada tahun 2000 posisi Provinsi Sumatera Barat menduduk posisi ke-5, sedangkan Provinsi Kalimantan Barat menjadi yang terburuk menggantikan posisi Provinsi Papua. Pada tahun 2006, Provinsi Gorontalo merupakan provinsi dengan pencapaian umum yang terbaik. Sementara itu Provinsi Maluku Utara menjadi provinsi dengan pencapaian terburuk. Indonesia’s Millenium Development Goals Index Indonesia’s Regional Achievements
  • 23. Contact: Website: www.wrihatnolo.blogspot.com Email: [email_address] [email_address] Mobilenumber: +62.811.112266