Makalah ini membahas tentang manajemen diri dan waktu (skala prioritas). Ia menjelaskan tentang arti manajemen diri, cara menghadapi deadline, dan pengertian skala prioritas. Makalah ini juga memberikan contoh-contoh cara menyusun skala prioritas dan meningkatkan produktivitas kerja.
1. MANAJEMEN DIRI DAN WAKTU
(SKALA PRIORITAS)
Mata Kuliah:
Interpersonal Communication Skill
Dosen Pembimbing:
Ibu Gadis Octory, S.Ikom, M.Ikom
Disusun Oleh:
Kelompok 6
Wishnu Mahendra Putra Mangarapian (44316110031)
Iqbal Nahdiyat (44316110033)
Helsa Widya Irawati (44316110041)
MARKETING COMMUNICATION & ADVERTISING
2. UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN........................................................................................................................3
BAB II............................................................................................................................................4
ISI..............................................................................................................................................4
I.Manajemen Diri..................................................................................................................5
III.Mengenal Skala Prioritas..................................................................................................9
IV.Menyusun Skala Prioritas...............................................................................................10
Peningkatan Kinerja Pribadi................................................................................................13
BAB III.........................................................................................................................................17
KESIMPULAN..........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................18
KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan anugerah yang tiada terkira kepada kami sehingga makalah mata
2
3. kuliah Interpersonal Communication Skill ini dapat tersusun hingga selesai.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya. Dalam makalah ini mengulas tentang manajemen diri dan
waktu (skala prioritas).
Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu
Gadis Octory selaku dosen yang sudah memberikan kepercayaan serta
bantuan materi agar makalah ini dapat tersusun dengan baik. Kami juga
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan
serta wawasan yang berkaitan dengan manajemen diri dan waktu.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Jakarta, September 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
3
4. I. Latar Belakang
Waktu merupakan salah satu elemen penting di dalam kehidupan yang
merupakan sebuah ukuran hidup untuk makhluk hidup di dunia ini terutama
manusia sebagai makhluk hidup utama di bumi. Waktu sudah ditentukan
dalam hitungan detik, menit, jam, hari, bulan, tahun hingga abad. Hal ini
tentunya berkaitan juga dalam hal mengerjakan sebuah pekerjaan karena
waktu jugalah yang menentukan sejauh mana pekerjaan tersebut dapat
dikerjakan dengan cepat dan tepat.
Di dalam sebuah pekerjaan, baik pekerjaan sekolah, pekerjaan kantor
atau perusahaan maupun bekerja perorangan, deadline merupakan hal
yang senantiasa kerap dijumpai dan dialami oleh para pekerja dan juga
tidak hanya satu hal saja yang dikerjakan melainkan banyak hal yang
dikerjakan. Perlulah kiranya memilah mana yang merupakan prioritas dan
mana yang bukan prioritas. Oleh karena itulah manajemen diri dan waktu
(skala prioritas) sangat diperlukan agar tercapainya pekerjaan yang sesuai
dengan harapan.
II. Rumusan Masalah
1. Apakah arti dari manajemen diri dan waktu dan cara mengelolanya?
2. Bagaimana cara menghadapi deadline?
3. Apakah arti dari skala prioritas dan cara menyusunnya?
4. Bagaimana cara meningkatkan produktivitas kerja?
III. Tujuan
Makalah ini dibuat untuk pembaca dengan tujuan untuk memberikan
pengertian tentang manajemen diri dan waktu (skala prioritas) serta
cara-cara menjalani hal-hal tersebut dengan baik.
BAB II
ISI
4
5. I. Manajemen Diri
Manajemen diri (self management) merupakan istilah yang sangat
populer saat ini. Banyak seminar, training, maupun tulisan yang mengupas
subyek ini karena memang diperlukan bagi mereka yang berada di lingkungan
profesional maupun dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Pada dasarnya
manajemen diri merupakan pengendalian diri terhadap pikiran, ucapan, dan
perbuatan yang dilakukan, sehingga mendorong pada penghindaran diri
terhadap hal-hal yang tidak baik dan peningkatan perbuatan yang baik dan
benar.
Manajemen diri juga menuju pada konsistensi dan keselarasan pikiran,
ucapan dan perbuatan sehingga apa yang dipikirkan sama dan sejalan dengan
apa yang diucapkan dan diperbuat. Integritas seperti inilah yang diharapkan
akan timbul dalam diri para praktisi manajemen diri. Sebelum bisa memiliki
pikiran-ucapan-perbuatan baik, terlebih dahulu seseorang harus memiliki
pemahaman dam pengertiaan yang benar.
Jadi urutan yang benar adalah :
Pemahaman/pengertian benar ==> pikiran benar ==> ucapan
benar ==> perbuatan benar.
Akan tetapi walaupun punya pemahaman terhadap kebaikan dan
ketidakbaikan, belum tentu pikiran seseorang mampu diarahkan terus-menerus
terhadap kebaikan. Dan walaupun seandainya pikiran seseorang sudah
didominasi oleh kebaikan, belum menjamin bahwa ucapannya selalu sejalan
dengan pikiran baik ini. Demikian pula tidak ada garansi bahwa perbuatannya
secara fisik merefleksikan sepenuhnya pikiran yang baik ini. Sebagai contoh,
apapun latar belakang, umur, jenis kelamin, pendidikan, suku dan lain
sebagainya, umumnya kita setuju bahwa olah raga dengan frekuensi dan dosis
yang tepat, dapat menjaga kebugaran, daya tahan dan kesehatan seseorang.
Pemahaman ini menuntun pada pikiran yang baik bahwa olah raga penting bagi
kesehatan. Pemahaman dan pikiran tentang kebaikan olah raga ini lebih mudah
5
6. sejalan dengan ucapan. Sewaktu menasihati orang lain, dengan mudah kita
menjelaskan pentingnya berolah raga secara teratur. Akan tetapi sewaktu harus
praktek langsung, banyak di antara kita akan memunculkan berbagai alasan
untuk mendukung dan memberikan pembenaran mengapa diri kita sendiri
jarang atau bahkan tidak sama sekali berolah raga. Mulai dari alasan sibuk
bekerja, waktunya belum tepat, tidak ada sarana, dan lain-lain.
Ini menjelaskan mengapa banyak orang yang tidak atau belum sukses
padahal begitu banyak kiat, taktik, strategi, dan metode sukses diajarkan
melalui buku, kaset, seminar dan lain-lain. Banyak di antara kita hafal di ‘luar
kepala’ dan mampu dengan cepat menyebutkan persyaratan untuk bisa sukses,
mulai dari berdisiplin tinggi, tepat waktu, punya integritas, jujur, fokus pada apa
yang sedang dikerjakan, kerja sama team, bertanggung jawab, bekerja keras,
tidak mudah putus asa, dan lain sebagainya.
Begitulah, banyak dari kita hanya bermain pada tataran pemahaman dan
pikiran, atau paling jauh sampai level ucapan saja. Begitu harus diterapkan
dalam kehidupan kita sehari-hari secara disiplin, kita memberikan banyak maaf
kepada diri sendiri untuk menunda atau tidak melakukan berbagai kiat, taktik,
strategi dan metode sukses tersebut.
Akhirnya sukses terlihat hanya menjadi hak orang lain dan bukan hak
kita. Padahal kita sendirilah yang menentukan sukses tidaknya diri kita masing-
masing karena setiap orang punya hak untuk sukses, seperti yang dikatakan
oleh Bapak Andrie Wongso bahwa “Success is My Right” (sukses adalah
hak saya).
Sebenarnya tanpa perlu menjalankan semua persyaratan sukses, masih
terbuka lebar kesempatan meraih berbagai keberhasilan dalam hidup kita.
Seringkali cukup dengan menjalankan secara disiplin dan konsisten beberapa
poin saja di antaranya, maka kita akan menjadi insan-insan yang berbeda dan
6
7. lebih baik dari mereka-mereka yang hanya berwacana di tataran pikiran dan
ucapannya saja (OmDo = Omong Doang, NATO = No Action Talk Only, “Tong
Kosong Nyaring Bunyinya”).
Dari contoh-contoh di atas dapat diringkas sebagai berikut :
Pemahaman/pengertian benar ==> pikiran benar ==>ucapan
benar ==> perbuatan salah.
Kondisi yang lebih memprihatinkan adalah :
Pemahaman/pengertian benar ==> pikiran benar ==>ucapan
salah ==> perbuatan salah.
Tidak tertutup kemungkinan juga :
Pemahaman/pengertian benar ==> pikiran salah ==>ucapan
salah ==> perbuatan salah.
Dan yang pasti terjadi jika pemahaman/pengertian seseorang tidak benar
adalah :
Pemahaman/pengertian salah ==> pikiran salah ==> ucapan
salah ==> perbuatan salah.
John C. Maxwell mengatakan bahwa pikiran berlanjut ke ucapan terus
ke perbuatan. Jika rangkaian ini terus dilakukan dapat
membentuk kebiasaan yang menghasilkan karakter seseorang dan akhirnya
menentukan nasibnya.
Kita seharusnya mulai menyelaraskan antara pikiran benar, ucapan
benar dan perbuatan benar untuk membentuk kebiasaan benar dalam
membangun karakter yang benar pula sehingga pada akhirnya kita bisa
menuai ‘hasil’ yang baik dan benar pula dalam semua aspek kehidupan kita.
II. Menghadapi Deadline
7
8. Deadline merupakan yang pasti sudah akrab di telinga kamu. Mulai dari
duduk di bangku kuliah sampai mulai memasuki dunia kerja, deadline selalu
setia menemani kita. Jangan panik, hal utama yang harus kita lakukan saat
deadline sudah dekat adalah tetap tenang dan fokus. Dengan begini, kita bisa
lebih efektif dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang sudah mendekati
deadline. Meskipun tahu akan bahayanya mengerjakan sesuatu mendekati
deadline, namun sistem kebut semalam masih sering dilakukan. Akhirnya,
karena dikerjakan terburu-buru jadi tidak maksimal.
Jangan dijadikan musuh tapi jadikan deadline sebagai teman yang
memberikan semangat untuk kita menyelesaikan sebuah tugas. Bagaimana
cara efektif untuk menghadapi deadline? Berikut adalah beberapa hal yang bisa
kita lakukan agar deadline bukan lagi jadi halangan.
Hindari Sosial Media dan Internet
Menurut sebuah survei, social networking yang dilakukan saat jam kerja
merupakan kegiatan yang paling mengurangi produktivitas kerja seseorang.
Fokus saat berkerja maupun semangat dapat menurun drastis saat berhenti
bekerja dan mulai menggunakan internet. Apabila lelah atau sudah mulai
kehilangan fokus, istirahat dari layar komputer, laptop, atau smartphone dan
mulai sedikit olahraga dan berjalan-jalan agar tidak jenuh dan dapat kembali
bekerja efektif.
Ubah Pola Pikir
Menurut sebuah penelitian, manusia memiliki kebiasaan untuk menunda-nunda
sebuah tugas atau pekerjaan. Jika tugas yang harus dikerjakan terasa sulit,
kebanyakan orang cenderung untuk menundanya karena merasa tugas
tersebut di luar kemampuan. Sebaliknya, apabila tugas yang diberikan mudah,
kebanyakan orang cenderung menunda mengerjakannya karena tahu dapat
diselesaikan di detik-detik akhir.
Dengarkan Musik
8
9. Menurut sebuah penelitian, musik memiliki kemampuan untuk meningkatkan
fokus seseorang saat sedang bekerja. Bekerja mengejar deadline atau bekerja
di lingkungan yang bising, musik adalah solusi yang tepat untuk tidak
terdistraksi. Musik klasik atau instrumental adalah jenis musik yang paling pas
untuk menjaga seseorang agar tetap fokus.
Tetapkan Deadline Untuk Diri Sendiri
Menurut Teori Parkinson, manusia mengerjakan tugas berdasarkan waktu yang
ia miliki, bukan berdasarkan kemampuannya. Jika memiliki tugas yang harus
diselesaikan seminggu kedepan, coba untuk membuat deadline untuk diri
sendiri, satu atau dua hari sebelum deadline. Menjadi orang yang produktif
dalam bekerja atau menyelesaikan sebuah tugas dibutuhkan komitmen serta
kesungguhan.
III. Mengenal Skala Prioritas
Skala prioritas adalah ukuran kebutuhan yang tersusun dalam daftar
berdasarkan tingkat kebutuhan seseorang yang dimulai dari kebutuhan paling
penting sampai kebutuhan yang bersifat bisa ditunda. Dengan skala prioritas
kita diharapkan mengetahui mana kebutuhan yang harus didahulukan dan
mana kebutuhan yang harus ditunda, dengan begini pemenuhan kebutuhan
yang tidak tepat dan cenderung konsumtif dapat dihindari.
Setiap orang memiliki prioritas kebutuhan yang berbeda, hal ini dipengaruhi
beberapa faktor yang berhubungan dengan orang tersebut, diantaranya
sebagai berikut:
Tingkat pendapatan
Tingkat pendapatan berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk bisa
membayar atau memenuhi kebutuhan hidupnya. Semakin tinggi pendapatan
seseorang maka semakin banyak alternatif pilihan kebutuhan hidupnya,
9
10. sebaliknya semakin rendah pendapatan sesorang maka alternatif pilihan
kebutuhan hidupnya akan semakin sempit. Sehingga prioritas kebutuhan akan
berbeda antara orang yang berpenghasilan besar dengan orang yang
berpenghasilan rendah.
Status sosial (Kedudukan dalam Masyarakat)
Status sosial seseorang dalam masyarakat bisa berimbas pada prioritas
kebutuhan yang dipilihnya. Sebagai contoh, seorang guru akan lebih
memprioritaskan kebutuhan alat mengajar dibandingkan dengan pilihan
alternatif lain. Hal berbeda mungkin akan dirasakan ketika dihadapkan pada
orang yang berstatus sosial sebagai dokter di masyarakat, prioritas
kebutuhannya mungkin akan cenderung pada peralatan kedokteran.
Lingkungan Sosial
Kehidupan lingkungan sosial masyarakat juga akan mempengaruhi prioritas
kebutuhan hidup seseorang. Misalkan kita hidup dilingkungan orang kaya,
maka prioritas kebutuhan kita mungkin akan berkutat pada mobil mewah,
rumah mewah, apartemen, tas bermerek dan lain sebagainya.
Dalam memenuhi kebutuhan, manusia mendahulukan kebutuhan yang
dianggap penting, pokok dan mendesak. Setelah kebutuhan tersebut terpenuhi
manusia akan memenuhi kebutuhan pada prioritas berikutnya, agar mencapai
kepuasan yang maksimal.
IV. Menyusun Skala Prioritas
Untuk mengetahui prioritas kebutuhan yang mana yang harus kita
dahulukan, maka kita perlu menyusun skala prioritas kebutuhan kita. Dalam
menyusun skala prioritas, ada beberapa hal yang harus kita pertimbangkan
terlebih dahulu, yaitu:
1. Tingkat Urgensi
10
11. Dalam kamus Bahasa Indonesia urgensi diartikan sebagai “keharusan
yang mendesak”. Sementara dalam kaitannya dengan skala prioritas,
tingkat urgensi adalah tingkat kepentingan suatu kebutuhan yang harus
dipilih dan harus didahulukan.
2. Kesempatan yang Dimiliki
Adakalanya kita dihadapkan pada situasi dimana kesempatan hanya
datang sekali seumur hidup, maka pada saat itu skala prioritas kita
terhadap kesempatan itu patut didahulukan daripada prioritas lain.
3. Pertimbangan Masa Depan
Ketika menentukan skala prioritas kebutuhan kita seringkali dihadapkan
pada pilihan yang sulit, agar tidak menyesal dimasa yang akan datang
maka pertimbangan masa depan menjadi hal yang perlu dipikirkan.
Misalnya dalam menentukan jurusan kuliah setelah lulus sekolah,
sebelum menentukan jurusan kita harus terlebih dahulu mengetahui
prospek masa depan dari jurusan yang diinginkan, apakah memiliki
prospek bagus atau tidak.
4. Kemampuan Diri
Sebagus apapun kita melakukan pilihan jika tidak dibarengi dengan
kemampuan yang memadai maka hal tersebut akan menjadi kesia-siaan
belaka. Kemampuan diri bisa diartikan sebagai kemampuan kita untuk
mendapatkan pilihan yang telah ditentukan baik dari segi ekonomi
maupun dari segi keahlian, sehingga pilihan yang diambil dapat sesuai
dengan kemampuan.
Itulah beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum melakukan
penyusunan skala prioritas. Sebenarnya ada cara yang memudahkan
kita dalam menentukan kebutuhan mana yang harus didahulukan, yaitu
denganmenggunakan tabel skala prioritas.
11
12. Tabel ini diperkenalkan oleh Steven R. Covey, jika dilihat tabel ini sebagai
berikut.
Terlihat pada gambar tabel skala prioritas diatas terdapat empat
kuadran. Keempat kuadran tersebut memiliki arti sebagai berikut:
Kuadran I: adalah kuadran yang mewakili kebutuhan yang paling penting
dan mendesak untuk segera dipenuhi.
Kuadran II: adalah kuadran yang mewakili kebutuhan yang penting tetapi
kurang mendesak untuk dipenuhi.
Kuadran III: adalah kuadran yang mewakili kebutuhan yang tidak terlalu
penting namun mendesak untuk dipenuhi.
Kuadran VI: adalah kuadran yang mewakili kebutuhan yang tidak penting
dan tidak mendesak untuk dipenuhi.
Adapun langkah-langkah untuk menyusun skala prioritas adalah sebagai
berikut:
1. Menulis semua kebutuhan yang ada.
2. Menyusun urutan kebutuhan berdasarkan tingkat kepentingannya.
3. Membuat catatan kebutuhan alokasi dana yang ada.
12
13. 4. Memilih kebutuhan yang paling memberi manfaat secara optimal dari
catatan yang ada.
5. Memenuhi semua kebutuhan sesuai dengan daftar yang telah
ditentukan.
Peningkatan Kinerja Pribadi
Setiap individu pasti ingin produktif, ingin berkembang. Berusaha
menjadi lebih baik. Tantangannya adalah sering kali kita tidak melakukan
pekerjaan dengan sungguh-sungguh. Menunda pekerjaan. Membiarkan diri
larut pada hal yang tidak penting dan mengganggu konsentrasi. Sehingga
membuat kita tidak produktif.
Bagaimana produktivitas kerja Anda saat ini? Apakah Anda merasa
sudah Produktif, sudah maksimal? atau Jika di minta memberi skala 1 hingga
10 ada di mana angka produktif Anda?
Untuk Meningkatkan produktivitas kerja ada begitu banyak tantangan
muncul. Baik dari luar maupun dalam diri. Tahukah bahwa produktivitas erat
kaitannya dengan kesuksesan?. Setiap orang memiliki goal untuk dicapai.
Setiap orang punya tolak ukur dan definisi sendiri tentang sukses.
Muncul beberapa pertanyaan berkaitan dengan produktivitas kerja:
1. Apakah ingin menyelesaikan pekerjaan tepat waktu?
2. Apakah merasa 24 jam sehari kurang?
3. Apakah ingin meningkatkan produktivitas kerja?
4. Sudah mencoba produktif tapi penundaan selalu datang menghampiri?
5. Ingin menjadi individu produktif?
Produktivitas kerja bisa dilihat dari outputnya. Ini merupakan kunci untuk
membedakan orang berhasil atau tidak berhasil. Produktivitas merupakan
kemampuan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan. Dalam waktu tertentu
dengan kualitas baik. Produktivitas kerja dapat dilihat dari efektifitas dan
efisiensi. Serta sikap mental yang selalu ingin meningkatkan kinerja terus
menerus.
13
14. Berikut beberapa cara untuk meningkatkan produktivitas kerja:
1. Bangunlah lebih Pagi
Mulailah kebiasaan bangun lebih pagi. Ketika bangun lebih awal,
hari menjadi lebih panjang. Bisa melakukan lebih banyak hal. Waktu pagi
yang tenang adalah waktu yang paling cocok bagi kita untuk
memecahkan masalah-masalah penting, karena pada waktu pagi otak
santai. Pikiran jauh lebih tajam. Hampir 80% orang sukses bangun lebih
awal dari orang kebanyakan. Penelitian dari Roehampton University di
Inggris oleh Dr Joerg Huber menyimpulkan bahwa bangun pagi
membuat tubuh sehat, mood baik. Bangun pagi cenderung membuat
orang lebih bahagia dan produktif.
2. Fokus Pada Satu Tujuan
Hal yang membedakan pengusaha sukses dengan pengusaha
yang lebih sukses adalah Tujuan mereka. Mereka menetapkan Tujuan.
Tujuan harus spesifik, jelas dan tepat. Karena tujuan yang baik akan
mengarahkan kita langsung fokus pada apa yang ingin kita capai. Tujuan
sangat penting untuk meningkatkan produktivitas agar mendapatkan
hasil maksimal.
3. Buatlah List Berdasarkan Prioritas
Banyak hal yang akan dikerjakan setiap hari. Membuat kita
merasa terbeban. Sehingga nantinya tidak ada satu hal pun selesai
dilakukan. Mulailah list daftar pekerjaan. Urutkan berdasarkan prioritas.
Tentukan tanggal selesai atau jam selesai. Sehingga bisa fokus.
Menyelesaikan step by step agar produktivitas kerja bisa ditingkatkan.
4. Berikan Deadline
14
15. Deadline di Butuhkan agar kinerja dapat terorganisir dengan baik.
Deadline Bisa Meningkatkan produktivitas kerja. Deadline membuat lebih
terpacu menyelesaikan pekerjaan serta memberikan efisiensi waktu.
5. Mulai Saat ini Juga
Memulai merupakan bagian paling sulit. Ada pepatah mengatakan
1000 mil dimulai dari satu langkah. Ketika berhasil memulai, kita akan
terlarut menyelesaikan pekerjaan tersebut. Memulai lebih baik dari pada
memikirkan semuanya dan tidak menyelesaikan satu pun. Dengan
Memulai maka kita sedang berjalan untuk menjadi produktif.
6. Pasang Timer
Tujuannya adalah agar bisa mengukur seberapa cepat atau
lambat Anda bekerja. Jika perlu bandingkan dengan rekan kerja. Untuk
mendapatkan gambaran seberapa baik dalam memaksimalkan waktu. Ini
akan membantu diri Kita lebih produktif. Kita bisa mengukur produktivitas
kerja sendiri.
7. Lakukan Analisa Pada Setiap Tugas
Orang produktif tahu bagaimana menghabiskan energi yang
mereka miliki. Orang produktif melakukan analisa apakah pekerjaan
sudah dilakukan dengan tepat dan maksimal. Hal ini bisa meningkatkan
produktivitas kerja.
8. Ambil Waktu Istirahat
Ambil waktu Lima Menit atau sepuluh menit. Untuk beristirahat.
Hal ini penting untuk mengistirahatkan otak. Rentang konsentrasi rata-
rata di antara orang dewasa hanya 20 menit, meskipun ada penelitian
merekomendasikan istirahat 15 menit setiap dua jam.Hal ini tergantung
pada tantangan pekerjaan. Tingkat kesulitannya. Ambil waktu istirahat
sejenak. Istirahat penting untuk meningkatkan produktivitas kerja. Bisa
15
16. berjalan santai, keluar dari ruang kerja. Atau berdiri setelah duduk,
meregangkan sendi-sendi. Intinya adalah menghadiahi diri sendiri,
istirahat sejenak. Menggunakannya untuk menyegarkan pikiran dan
tubuh. Atau hanya sebatas menghirup udara segar pada waktu makan
siang.
9. Improve Your Knowledge
Mengupdate pengetahuan sangat penting. Kita bisa belajar dari
mana saja. Menambah pengetahuan kita. Seperti: Membaca Buku,
Sharing bersama rekan kerja, bertanya jika mengalami kendala dalam
pekerjaan. Dengan menambah pengetahuan dan mau belajar maka
produktivitas kita akan meningkat.
10.Memberikan Reward
Sesekali wajib memberikan reward atas pekerjaan ataupun
pencapaian yang sudah dilakukan. Penghargaan atas diri sendiri penting
untuk memotivasi dan meningkatkan semangat kerja. Klau kita saja tidak
bisa menghargai diri sendiri, bagaimana orang lain bisa menghargai
kita?. Sadar atau tidak, terkadang kita lupa bahwa sesekali kita berhak
menerima “reward” atas apa yang telah dikerjakan selama ini. Bukan dari
pacar, atasan, atau orang lain, tapi dari diri sendiri.
Sadarkah kita bahwa kita berhak untuk mendapatkan
penghargaan atas apa yang telah dikerjakan. Bukan di ukur dari
keberhasilan yang telah dicapai tapi lihat sejauh mana prosesnya telah
dijalani. Reward bagi diri sendiri perlu diberikan sebagai penghargaan
dan rasa terima kasih terhadap apa yang telah dilakukan. Hal ini bisa
membantu kita meningkatkan produktivitas kerja.
11.Mengubah Pemandangan Saat Bekerja
Jika memungkinkan, Anda pergi bekerja di luar. Sesekali Anda
bisa bekerja di tempat berbeda. Bisa mengubah perspektif visual. Seperti
ke taman atau kafe. Bisa juga di lobi kantor. Asalkan Anda tidak merasa
16
17. terbatas pada dinding atau ruang yang sama. Hal ini dapat
meningkatkan produktivitas dan kreativitas. Lokasi ini mungkin masih
sibuk dengan kehidupan dan obrolan. Tetapi mereka akan segera
menjadi “white noise” karena mereka adalah lingkungan yang secara
pribadi tidak terlibat secara emosi dengan Anda.
12.Keluar Dari Chit Chat
Tentukan Jam Sosial Media. Karena kita terbiasa membuka
Skype, Messenger, Twitter, Facebook atau apapun itu, Pada saat kerja
sebaiknya harus dimatikan. Jika Anda ingin menambahkan sedikit waktu
produktif. Karena tanpa disadari membuka sosial media pada saat
bekerja. Banyak sekali menyita waktu. Menghambat diri untuk
meningkatkan produktivitas kerja.
13.Rapikan Meja Kerja Anda
Pastikan ruang kerja Anda bersih dari kekacauan yang tidak perlu.
Termasuk di atas meja komputer. Ruang berantakan membuat pikiran
jadi tidak terorganisir dan terfokus. Simpan dokumen-dokumen yang
sudah selesai dikerjakan agar tidak ada tumpukan dokumen. Hal ini akan
membantu Anda lebih produktif.
Menerapkannya perlu dibarengi dengan keseriusan. Perubahan sulit
dilakukan diawal. Latih jadi kebiasaan agar bisa menjadi orang sukses yang
produktif. Hal terpenting adalah mengendalikan situasi. Fokus pada pekerjaan.
Belajar lebih produktif. . Kunci terpenting adalah melakasanakannya lalu mulai
meningkatkan produktivitas kerja. Jangan stres, berhenti membuat alasan.
Selesaikan pekerjaan anda dan tingkatkan produktivitas kerja.
BAB III
KESIMPULAN
17
18. Manajemen diri dan waktu merupakan salah satu ilmu penting yang
sekiranya harus dimiliki oleh setiap manusia. Hal ini dikarenakan agar individu
dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Ada beberapa tips yang
sekiranya dapat dilakukan oleh para individu terkait dengan hal ini tetapi hal
yang paling mendasar dari ini semua adalah untuk tetap tenang, fokus dan
konsisten karena hal tersebutlah yang dapat membuat pekerjaan menjadi lebih
bisa diselesaikan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Subroto. 2003. Metode Kinerja. Jakarta: Erlangga
https://elqorni.wordpress.com
18