SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
Download to read offline
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 1
1. Pendahuluan
Keterbatasan kuantitas air baku untuk air minum pun secara umum sudah menjadi
permasalahan di berbagai wilayah terbangun di Indonesia. Perubahan tata guna dan
tutupan lahan, serta pengelolaan dan pemanfaatan air yang tidak dikelola dengan baik
adalah merupakan penyebab dari permasalahan kuantitas tersebut. Terutama di wilayah
terbangun dengan pola hujan monsoonal, keterbatasan kuantitas air baku air minum akan
menimbulkan permasalahan kontinuitas dan kualitas pada saat musim kemarau. Pada
akhirnya, permasalahan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air baku air minum akan
mempengaruhi keterjangkauan dari air yang diproduksi oleh suatu sistem penyediaan air
minum (SPAM).
Khusus untuk wilayah perkotaan, tingkat keparahan permasalahan-permasalahan di atas
akan berlipat ganda karena terkonsentrasinya pertumbuhan penduduk dan segala
aktivitasnya di lahan yang terbatas.
Walaupun upaya-upaya pencegahan dan pengendalian pencemaran, pengaturan tata guna
dan tutupan lahan, perencanaan pengelolaan dan pemanfaatan air, dan upaya lainnya
telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas, hasil akhir saat ini dari upaya-
upaya tersebut melalui indikator-indikator kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan
keterjangkauan (4K) air minum secara umum masih memerlukan peningkatan. Untuk
mengatasi permasalahan di atas, pendekatan holistik melalui optimisasi bauran air
domestik (domestic water mix) direncanakan untuk diarusutamakan dalam Rencana Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019 di wilayah-wilayah terbangun di Indonesia. Melalui
pendekatan holistik tersebut, yang bersinergi dengan Rencana Pengamanan Air Minum
(RPAM), SPAM yang handal dan berkelanjutan yang memenuhi target 4K (kualitas,
kuantitas, kontinuitas, dan keterjangkauan) dalam pelayanannya diharapkan akan
tercapai.
Pendekatan bauran air domestik adalah suatu pendekatan holistik dalam pemenuhan
kebutuhan air domestik melalui pemanfaatan seluruh sumber air, alamiah dan non alamiah
seperti air daur ulang dari limbah cair domestik, secara optimal dengan mengintegrasikan
EXECUTIVE SUMMARY
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 2
SPAM, pengelolaan limbah cair, dan pengelolaan air hujan di wilayah terbangun
sedemikian rupa sehingga sumber-sumber air alamiah terjaga keberlanjutannya.
Pendekatan tersebut akan berkontribusi terhadap ketahanan air yang penting bagi
ketahanan pangan dan energi.
Pendekatan bauran air domestik memandang SPAM, pengelolaan limbah cair, dan
pengelolaan air hujan sebagai satu sistem, bukan sebagai sistem-sistem yang terpisah-
pisah seperti pendekatan yang dilakukan pada saat ini.
2. Bauran Air Domestik Sebagai Pendekatan Baru
2.1. Konsep Bauran Air Domestik
Pertumbuhan penduduk dengan seluruh kegiatannya di wilayah terbangun akan
meningkatkan kebutuhan air. Peningkatan kebutuhan air akan meningkatkan gap antara
kebutuhan air dengan suplai air yang ada. Untuk menutupi gap tersebut, diperlukan
tambahan suplai air baku ke wilayah terbangun. Suplai air baku dapat berasal dari sumber-
sumber yang diatur (regulated) dan memerlukan ijin dalam pengambilannya (termasuk
sumber-sumber yang pengambilan airnya dibatasi oleh pengukuran), seperti misalnya
sungai dan air tanah, dan sumber-sumber yang tidak diatur (unregulated) dalam
pengambilannya, seperti misalnya hujan, air buangan, dan air laut. Selain dapat
menambah suplai air baku total, suplai air baku dari sumber-sumber yang tidak diatur
pada akhirnya akan dapat mengurangi ketergantungan akan suplai air baku dari sumber-
sumber yang diatur. Air baku dari hujan dan sebagian air buangan juga dapat
dimanfaatkan untuk menjaga dan memperbaiki ketersediaan air dari sumber-sumber yang
diatur. Secara konseptual, sistem bauran air domestik dapat dilihat pada Gambar 1 berikut
ini.
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 3
Gambar 1 Model konseptual bauran air domestik di wilayah terbangun Indonesia.
Pemenuhan berbagai kebutuhan air domestik dari berbagai sumber air adalah fenomena
yang semakin umum terjadi di wilayah terbangun Indonesia. Masih rendahnya tingkat
pelayanan SPAM melalui jaringan perpipaan dan kualitas air yang dialirkan dan pelayanan
yang diberikan adalah merupakan salah satu penyebab kebutuhan akan berbagai sumber
air lainnya untuk memenuhi kebutuhan air domestik (Bakker et al., 2008). Fenomena multi
sumber tersebut adalah penting dalam penetapan skala spatial dalam kegiatan ini yang
mengakomodasi penyediaan air untuk berbagai keperluan domestik melalui berbagai
sumber air.
2.2. Pemenuhan Kebutuhan Air Secara Bauran Air Domestik
Peningkatan kebutuhan air akan meningkatkan gap antara kebutuhan air dengan suplai air
yang berasal dari sumber-sumber air konvesional. Untuk menutupi gap tersebut,
diperlukan tambahan suplai air baku yang berasal dari air yang todak termanfaatkan; air
runoff/drainase yang berasal dari air hujan, air limbah domestic yang diolah kembali dan
dimanfaatkan untuk keperluan non konsumsi.
Pemenuhan kebutuhan air minum dapat juga dengan melakukan optimalisasi dan efisiensi
penggunaan air secara optimal dengan mengintegrasikan SPAM, pengelolaan limbah cair,
dan pengelolaan air hujan di wilayah terbangun sedemikian rupa sehingga sumber-sumber
air alamiah terjaga keberlanjutannya. Pendekatan tersebut akan berkontribusi terhadap
SUPLAI
AIR BAKU
TOTAL
AIR
HUJAN
AIR
LAUT
DAUR
ULANG
AIR
LIMBAH
SUMBER
AIR BAKU
REGULATED
AIR
PERMUKA
AN
(SUNGAI
DANAU)
AIR
TANAH
GAP
KEBUTUH
AN AIR
PENGATURAN
PERUNTUKAN
DIFERENSIAL
KUALITAS AIR
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 4
ketahanan air yang penting bagi ketahanan pangan dan energi. Pendekatan bauran air
domestik memandang SPAM, pengelolaan limbah cair, dan pengelolaan air hujan sebagai
satu sistem, bukan sebagai sistem-sistem yang terpisah-pisah.
2.2.1. Redefinisi Kualitas Air Konsumsi
Berdasarkan penggunaannya, kesesuaian penggunaan air untuk keperluan rumah tangga
dapat dibedakan menjadi:
a. Air untuk keperluan konsumsi; digunakan untuk keperluan minum, makan (untuk
bahan baku memasak), mencuci sayuran, piring & gelas peralatan memasak, dan
keperluan ibadah (mis. Wudhu dan Mandi). Dari segi kualitas dapat diklasifikasikan
kepada kualitas air minum (sesuai standar kualitas air minum, Permenkes No
492/2010).
b. Air Non konsumsi; atau air bersih yang digunakan untuk keperluan rumahtangga selain
air konsumsi; air untuk mencuci pakaian, membersihkan rumah, mencuci kendaraan,
menyiram toilet, menyiram tanaman dan keperluan lainnya. Besarnya secara kuantitas
kurang lebih antara 50-60% dari total kebtuhan air per rumahtangga per hari, antara
50-150 lt/orang/hari. Secara kualitas dapat diklasifikasikan sebagai air bersih, yang
hingga saat ini belum memiliki peraturan maupun kriteria standar.
Gambar 2 Redefinisi Kualitas Air Konsumsi
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 5
Dengan melakukan klasifikasi terhadap jenis penggunaan air untuk masyarakat
berdasarkan keperluannya, maka jika terjadi keterbatasan sumber air baku, pemerintah
memiliki kewajiban untuk memenuhi keperluan konsumsi saja. Alternatif ini kemudian
akan memberikan dampak kepada penyelenggara SPAM, yang hanyak akan memiliki
kewajiban untuk menyediakan air dengan klasifikasi air minum untuk keperluan konsumsi,
sehingga secara kuantitas, penyelenggara SPAM akan lebih mudah menjangkau pemenuhan
100% kebutuhan air minum masyarakat.
Sebagai catatan, cakupan pelayanan air minum perpipaan oleh PDAM di perkotaan saat ini
sudah mencapai lebih dari 60% dan 40% di wilayah perdesaan. Apabila untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi per orang per hari hanya diperlukan 50% persen dari kuantitas air
minum yang kebutuhan yang harus dipenuhi saat ini, maka 50% sisa dari kuantitas yang ada
dapat digunakan untuk menambah cakupan pelayanan hingga lebih dari 100%. Namun,
dengan demikian, penyelenggara SPAM harus mampu menyediakan air yang secara kualitas
memenuhi standar kualitas air minum (drinking water).
2.2.2. Peningkatan Efisiensi SIstem Penyediaan Air Minum
Efisiensi Sistem Penyediaan Air Minum dalam rangka peningkatan produksi air dapat
dilakukan dengan 2 cara:
a. Resirkulasi air bekas pencucian unit filter dan efluen hasil pengolahan lumpur dari unit
sedimentasi dapat dimasukkan kembali ke dalam sistem pengolahan air minum sebagai
air baku (EE&T, 1996). Sebagai dampak suatu proses produksi, IPA akan menghasilkan
residu berupa lumpur hasil koagulasi alum dan besi, lumpur pada proses softening,
dan lumpur akibat air pencucian filter (Qassim, 2000).
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 6
Gambar 3 Diagram Resirkulasi Air Bekas Cuci Filter dan Pengolahan Lumpur di IPA
b. Penurunan kehilangan air di jaringan distribusi (NRW);
Non Revenue Water (NRW) adalah hilangnya sejumlah air hasil produksi IPA sebelum
mencapai pelanggan. Kehilangan air disebabkan oleh kebocoran fisik, atau juga
diakibatkan oleh akibat pencurian air atau pencatatan meter air yang tidak akurat.
Kehilangan air atau Non Revenue Water (NRW) telah menjadi permasalahan umum
bagi PDAM di Indonesia. Kehilangan air ini tidak hanya menyebabkan kerugian finansial
PDAM, tetapi juga menyebabkan permasalahan lain seperti diantaranya berkurangnya
volume suplai air ke pelanggan, hingga pemasalahan tekanan yang merugikan
pelanggan dan pada akhirnya berpengaruh negatif terhadap tingkat kinerja PDAM,
sebagian besar PDAM di Indonesia memiliki tingkat NRW antara 20% - 40% (BPPSPAM,
Tahun 2015)
Gambar 4 Jumlah PDAM di Indonesia Berdasarkan Tingkat NRW
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 7
Penanganan kehilangan air secara fisik akibat kebocoran pipa dapat dipandang sebagai
pemanfaatan kembali air yang terbuang, meskipun secara teknis dilakukan dengan
mengganti atau menambal pipa yang bocor. Hal ini disebabkan karena potensinya
tambahan kapasitas produksi dan distribusi yang sangat besar dalam rangka
pemenuhan sumber air alternatif tanpa harus mencari sumber air baku baru bagi
penyelenggara SPAM.
2.2.3. Penampungan Air Hujan (Rain Water Harvesting)
Penampungan air hujan dapat dilakukan secara individu (per rumah tangga/KK) atau
kolektif/komunal. Implementasi penampungan air hujan dapat secara signifikan memenuhi
atau mensuplesi kebutuhan air yang ada. Selain itu, penampungan air hujan akan dapat
mengurangi jumlah limpasan air hujan (runoff) yang kemudian dapat mengurangi debit
banjir.
Gambar 5 Skema Sisten Penampungan Air Hujan (Rainwater Harvesting) untuk
Skala Individu
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 8
Gambar 6 Skema Sistem Penampungan Air Hujan (Rainwater Harvesting)
Skala Komunal
Gambar 7 Skema Sistem Penampungan Air Hujan (Rainwater Harvesting) Untuk
Skala Gedung
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 9
2.2.4. Daur Ulang Air Limbah (Reclaimed Water)
Daur ulang air adalah pemanfaatan air hasil pengolahan air limbah untuk tujuan non
konsumsi seperti untuk pertanian dan menyiram taman, air untuk proses industri,
penyiraman toilet, dan pengisian (injeksi) air tanah (perlu dilakukan secara hati-hati
apabila dilakukan dalam skala luas). Air dari hasil daur ulang ini harus memenuhi standar
efluen air limbah yang berlaku, seperti: Permen LH No. 112/2003 mengenai baku mutu
efluen air limbah domestik.
Gambar 8 Skema Daur Ulang Air Limbah Domestik (Grey Water)
Potensi sumber air baku yang berasal dari daur ulang air limbah dalam skala kota (city
wide) sangat besar jumlahnya mencapai 70-80% dari total pemakaian air domestik. Namun
dalam pemanfaatannya perlu memenuhi beberapa persyaratan antara lain:
1. Air limbah yang di daur ulang untuk keperluan air non konsumsi rumahtangga
berasal dari air limbah non toilet (grey water), bukan air limbah yang berasal dari
toilet (black water), dan harus memenuhi standar efluen yang berlaku
(Perda/Permen tentang baku mutu efluen air limbah)
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 10
Gambar 9 Langkah-Langkah Daur Ulang Air LImbah Domestik
2. Dalam skala perkotaan (city wide) harus sudah terbangun jaringan perpipaan air
limbah dengan IPAL skala kota/komunal, diperlukan kerjasama dengan instansi
pengelola air limbah setempat. Pemanfaatan dapat ditujukan untuk kebutuhan air
proses industri di wilayah pelayanan SPAM setempat.
Gambar 10 Skema Suplesi Kebutuhan Air Untuk Proses Industri dengan Menggunakan Daur
Ulang Air LImbah Domestik
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 11
3. Kota Batam
3.1. Gambaran Umum
Kota Batam terletak di Provinsi Kepulauan Riau, dan merupakan Kota yang terletak di jalur
pelayaran dunia, dengan luas wilayah daratan sebesar 108,265 Ha dan uas wilayah
perairan/laut sebesar 318,298 Ha. Kota Batam berbatasan secara administratif dengan
Selat Singapura di bagian Utara, Kabupaten Lingga di sebelah Selatan, Kabupaten Karimun
di sebelah Barat, dan Kabupaten Bintan di sebelah Timur.
Kota Batam memiliki iklim tropis, dengan suhu udara berkisar di antara 21,4 ᵒC – 23,9 ᵒC.
Rata-rata curah hujan di Kota Batam adalah sebesar 168,8 mm per bulan, dengan rata-rata
hari hujan sebanyak 14,25 hari per bulan. Permukaan tanah di Kota Batam pada umumnya
dapat digolongkan datar dengan ketinggian maksimum 160 meter dpl. Sekitar 51% dari luas
pulau memiliki elevasi 5 – 25 m diatas permukaan laut. Daerah ini sebagian besar
berbentuk daratan alluvial yang sesuai untuk daerah pemukiman, industri dan pariwisata.
3.2. Demografi dan Kependudukan:
Jumlah Penduduk Kota Batam pada tahun 2014 adalah sebanyak 1.037.187 jiwa dengan
laju pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 6,8% per tahun. Jumlah penduduk terbanyak
tersebar di Batam Kota, Kecamatan Sagulung, dan Kecamatan Batu Aji. Persebaran
penduduk Kota Batam secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 11 Persentase Persebaran Penduduk
2%
6%
10%
9%
17%
8%5%
11%
16%
13%
1% 2%
Belakang Padang Batu Ampar Bengkong Lubuk Baja Batam Kota Sei Beduk
Nongsa Sekupang Sagulung Batu Aji Bulang Galang
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 12
3.3. Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Minum
Pengelolaan Air Minum di Kota Batam dilaksanakan oleh PT. Adhya Tirta Batam (PT. ATB).
Pada tahun 2014, produksi maksimum PT. ATB mencapai 3.535 l/detik dengan sambungan
langganan sebanyak 227.054 sambungan dan 99,5% cakupan pelayanan di Kota Batam.
Sumber air baku yang digunakan oleh PT. ATB utamanya berasal dari Waduk Duriangkang
yang memiliki kapasitas sebesar 3.000 l/detik. Selain itu, terdapat juga waduk-waduk
lainnya yang beroperasi dengan total kapasitas 3.850 l/detik. Saat ini, PT. ATB memiliki
angka kehilangan air sebesar 15,2%.
Berikut adalah 7 (tujuh) IPA yang dikelola oleh PT. ATB:
Tabel 1 IPA Eksisting Yang Dikelola Oleh PT. ATB
No. Instalasi Pengolahan Air Kap. Produksi (l/dt)
1 Baloi 30
2 Nongsa 110
3 Harapan 210
4 Ladi 270
5 Mukakuning 310
6 Piayu 375
7 Duriangkang 2.200
Sumber: PT. Adhya Tirta Batam, 2015
3.4. Proyeksi Kebutuhan Air dan Potensi Air Baku
Pada tahun awal perencanaan (2017), Kota Batam diperkirakan memiliki jumlah penduduk
sebanyak 1.252.328 jiwa. Jumlah penduduk tersebut mengakibatkan terjadinya kebutuhan
air sebanyak 3.634 l/detik, apabila diasumsikan konsumsi air minum di Kota Batam telah
mencapai 190 l/orang/hari. Dengan menggunakan laju pertumbuhan rata-rata sebsar 6,8%
per tahun, jumlah penduduk di Kota Batam mengalami penambahan jumlah penduduk
menjadi sebanyak 8.397.618 jiwa pada tahun akhir perencanaan. Pesatnya tingkat
pertumbuhan penduduk Kota Batam mengakibatkan terjadinya perkiraan lonjakan
kebutuhan air, yang menjadi sebesa 31.721 l/detik. Laju pertumbuhan kebutuhan air di
Kota Batam dapat dilihat pada Gambar 3.
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 13
Gambar 12 Grafik Proyeksi Kebutuhan Air di Kota Batam
Terlihat pola peningkatan kebutuhan air yang relatif stabil yang disebabkan oleh tingkat
konsumsi air di Kota Batam yang telah sesuai dengan tingkat konsumsi air berdasarkan SK-
SNI air minum, dan juga karena tingginya cakupan pelayanan PT. ATB. Tingginya tingkat
cakupan pelayanan eksisting mengakibatkan pemenuhan akses pelayanan air minum 100%
pada tahun 2019 dapat dicapai dengan penambahan yang tidak terlalu signifikan. Pada
rentang tahun perencanaan selanjutnya yaitu 2020 – 2046, peningkatan kebutuhan air
mengikuti pertumbuhan penduduk Kota Batam dan asumsi terjadinya kenaikan tingkat
konsumsi air yang proporsional.
Untuk memenuhi kebutuhan air tersebut, telah direncanakan penambahan kapasitas
sumber air baku dengan pembangunan waduk-waduk baru dengan total penambahan
kapasitas sebesar 9.300 l/detik hingga akhir tahun perencanaan. Tahapan penambahan
kapasitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Rencana Pembangunan Waduk Untuk Penambahan Kapasitas Sumber Air Baku
Kota Batam
No. Nama Waduk
Kapasitas
Rencana
(l/dt)
Rencana
Tahun Mulai
Operasi
1 Tembesi 600 2017
2 Sei Gong 400 2018
3 Rempang 232 2019
4 Rempang Utara 275 2019
3.902 4.276
7.043
13.187
31.721
-
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
2036
2037
2038
2039
2040
2041
2042
2043
2044
2045
2046
liter/detik
Kebutuhan Air
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 14
No. Nama Waduk
Kapasitas
Rencana
(l/dt)
Rencana
Tahun Mulai
Operasi
5 Sei Raya 220 2021
6 Sei Galang 180 2022-2026
7 Sei Galang Utara 165 2022-2026
8 Sei Galang Timur 87 2022-2026
9 Sei Curus 68 2022-2026
10 Sei Batas 41 2022-2026
11 Sei Tatas 32 2022-2026
12 Dam Estuari Busung (Pulau Bintan) 2.000 2022-2026
13 Dam Estuari Teluk Bintan (Pulau Bintan) 5.000 2027-2036
TOTAL 9.300
3.5. Hasil Analisis Neraca Air
Dengan menggunakan hasil dari proyeksi kebutuhan air dan potensi air baku, didapatkan
beberapa hasil yang dapat dilihat pada Gambar 4 sebagai berikut:
Draft Laporan Final
Studi Bauran Air sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
Bab 7
Analisa Pemenuhan Kebutuhan Air Secara Bauran Air Domestik
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 7 - 15
Gambar 13 Grafik Neraca Air SPAM Kota Batam
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2026 2036 2046
Kebutuhan Sumber Air Baku 3.728 3.946 4.176 4.452 4.754 5.500 8.200 17.900 38.600
Total Kapasitas Produksi 3.535 4.135 4.535 5.042 5.042 5.262 7.835 12.835 12.835
Pemenuhan Kebutuhan Air PSBAD 3.760 4.476 4.988 5.608 5.682 6.044 9.520 19.957 39.175
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
45.000
L/det
Penambahan dari Waduk
Tembesi, Sei Gong,
Rempang, dan Rempang
Utara (Total 1.507 l/dtk)
Penambahan dari Waduk Sei Galang,
Curus, Batas, dan Tatas, Dam Estuari
Busung P. Bintan dan Dam Estuari
Teluk Bintan (Total 7.793 l/dtk)
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 16
Berikut ini adalah penjelasan mengenai grafik yang terdapat pada Gambar 4:
a. Kondisi SPAM di Kota Batam telah mengalami defisit untuk air baku sejak tahun 2016
sebesar minus 193 l/detik. Jika diasumsikan Waduk Tembesi, Waduk Sei Gong,
Waduk Rempang, dan Waduk Rempang Utara mulai beroperasi pada kisaran tahun
2017 – 2019, maka kapasitas sumber air baku di Kota Batam dapat mencukup hingga
tahun 2020, dengan surplus sebesar 288 l/detik. Namun, pada tahun 2021, Kota
Batam diperkirakan akan kembali mengalami defisit air baku, hingga mencapai minus
25.765 l/detik pada tahun akhir perencanaan (2046).
b. Dengan melakukan Pengembangan Sistem Bauran Air Domestik, kebutuhan air baku
untuk Kota Batam dapat tertutupi sepanjang tahun perencanaan. Dengan perpaduan
antara sumber air baku konvensional dan sumber air baku alternatif dari
Pengembangan Sistem Bauran Air Domestik, SPAM Kota Batam diperkirakan akan
memiliki surplus air baku pada tahun akhir perencanaan (2046) sebesar 575 l/detik.
Berikut adalah target pengembangan SIstem Bauran Air Domestik di Kota Batam,
beserta dengan besaran air baku yang dapat diperoleh dengan sistem tersebut:
i. Tahun 2019 (Jangka Mendesak)
- Pengurangan angka NRW sebesar 3%, menghasilkan 113 l/detik air baku
- Daur ulang air buangan IPA sebesar 5%, menghasilkan 252 l/detik air baku
- Cakupan pelayanan jaringan air limbah sebesar 3%, menghasilkan 75 l/detik air
daur ulang untuk keperluan non konsumsi.
- Pengolahan air laut dengan SWRO/BWRO untuk cakupan pelayanan 1%,
menghasilkan 31 l/detik air baku/minum.
- Jumlah rumah tangga yang menerapkan PAH sebesar 10.710 KK (3% penduduk
total), menghasilkan 94 l/detik air baku.
ii. Tahun 2026 (Tahap Perencanaan Jangka Menengah)
- Pengurangan angka NRW sebesar 3%, menghasilkan 113 l/detik air baku
- Daur ulang air buangan IPA sebesar 5%, menghasilkan 392 l/detik air baku
- Cakupan pelayanan jaringan air limbah sebesar 10%, menghasilkan 461 l/detik
air daur ulang untuk keperluan non konsumsi.
- Pengolahan air laut dengan SWRO/BWRO untuk cakupan pelayanan 2,5%,
menghasilkan 144 l/detik air baku/minum.
- Jumlah rumah tangga yang menerapkan PAH sebesar 56.512 KK (10% penduduk
total), menghasilkan 576 l/detik air baku.
iii. Tahun 2046 (Tahap Perencanaan Jangka Panjang)
- Pengurangan angka NRW sebesar 3%, menghasilkan 113 l/detik air baku
- Daur ulang air buangan IPA sebesar 5%, menghasilkan 642 l/detik air baku
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 17
- Cakupan pelayanan jaringan air limbah sebesar 80%, menghasilkan
17.421 l/detik air daur ulang untuk keperluan non konsumsi.
- Pengolahan air laut dengan SWRO/BWRO untuk cakupan pelayanan 5%,
menghasilkan 1.361 l/detik air baku/minum.
- Jumlah rumah tangga yang menerapkan PAH sebesar 524.852 KK (25%
penduduk total), menghasilkan 6.804 l/detik air baku.
4. Kabupaten Bandung
4.1. Gambaran Umum
Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat dengan Soreang sebagai ibukota
kabupaten. Luas wilayah Kabupaten Bandung adalah seluas 176.239 ha. Kabupaten
Bandung memiliki batas administrasi dengan Kabupaten Bandung Barat di sebelah Utara;
Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Garut di sebelah Timur; Kabupaten Garut dan
Kabupaten Cianjur di sebelah Selatan; Kota Bandung di bagian Tengah; dan Kota Cimahi di
Sebelah Barat.
Secara umum, suhu udara di Kabupaten Bandung berkisar antara 12 o
C – 24 o
C, dengan
musim hujan umumnya terjadi pada bulan Desember sampai bulan Februari, sedangkan
musim kemarau umumnya terjadi pada bulan Juni sampai Agustus. Curah hujan rata-rata
tahunan di wilayah Kabupaten Bandung 1.500 - 4500 mm/tahun, dengan curah hujan
tertinggi terjadi di daerah pegunungan di bagian utara dan selatan Kabupaten Bandung
(3.000-4.000 mm/tahun). Sedangkan, curah hujan terendah terdapat di bagian tengah
Kabupaten Bandung yaitu di daerah pedataran (1.500-2.000 mm/tahun).
4.2. Demografi dan Kependudukan:
Jumlah penduduk Kabupaten Bandung pada tahun 2014 adalah sebanyak 3.470.393 jiwa
dengan angka kepadatan penduduk sekitar 1.901 jiwa/km2
. Meninjau perkembangan
jumlah penduduk Kabupaten Bandung dalam lima tahun terakhir, trend perkembangan
menunjukkan bahwa dalam lima tahun terakhir jumlah penduduk Kabupaten Bandung
terus mengalami peningkatan dengan rata- rata pertumbuhan sekitar 1,84%. Persebaran
penduduk di Kabupaten Bandung dapat dilihat pada Gambar 5 berikut ini.
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 18
Sumber: Kabupaten Bandung Dalam Angka 2015
Gambar 14 Persebaran Penduduk di Kabupaten Bandung Tahun 2014
4.3. Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Minum
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Raharja Kabupaten Bandung adalah satu-satunya Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD), yang mempunyai tugas memberikan pelayanan air bersih untuk
masyarakat Kabupaten Bandung, yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA)
Nomor : XVII tahun 1977 dan disahkan dengan keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
Jawa Barat No. 510/HK/011/SK/77 serta diubah terakhir kalinya melalui Peraturan Daerah
Nomor 5 tahun 2005.
Tabel 4.1 Data Umum PDAM Tirta Raharja
Wilayah
Jumlah
Sambunan
Langganan
Total
Jumlah
Penduduk
Total
Jumlah
Penduduk
Terlayani
Jumlah
Jiwa
terlayani
%Total
Penduduk
%Terhadap
total
penduduk
terlayani
Kabupaten
Bandung
76.457 SL 5.544.260*) 3.916.867*) 607.638 8,41% 15,5%
*)Mencakup Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi
Sumber: BPPSPAM, 2015
SPAM yang dikelola oleh PDAM Tirta Raharja melayani 3 wilayah, yaitu Kabupaten
Bandung, Kota CImahi, dan Kabupaten Bandung Barat. Di Kabupaten Bandung, yang telah
memperoleh pelayanan air minum PDAM Tirta Raharja adalah 16 kecamatan dari 31
kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung. Sistem pelayanan air minum di Kabupaten
Bandung terdiri dari 3 (tiga) cabang dan 4 (empat) unit. Jumlah pelanggan PDAM Tirta
Raharja di Kabupaten Bandung adalah 52.117 pelanggan.
79.193
51.774
86.716
79.124
150.475
71.426
109.517
81.916
129.065
88.326
117.910
51.607
179.478
164.300
84.009
164.330
238.908
98.410
123.784
68.998
74.917
116.491
112.142
96.122
143.581
130.597
134.537
109.524
171.842
49.725
111.647
-
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 19
PDAM Tirta Raharja memiliki kapasitas terpasang untuk daerah pelayanan Kabupaten
Bandung sebesar 412,5 l/det. PDAM Tirta Raharja memproduksi air di 10 instalasi dengan
kapasitas beragam yang tersebar di wilayah Kabupaten Bandung, yaitu:
• IPA Sukamaju : 200 l/det
• MA. Cigadog, Ciwidey : 25 l/det
• MA. Citere Pangalengan : 30 l/det
• IPA Ciparay : 200 l/det
• MA. Cilembang Pacet : 5 l/det
• DW 4 Rancaekek : 8 l/det
• DW 6 Rancaekek : 8 l/det
• DW 7 Rancaekek : 8 l/det
• MA. Cihampelas : 6 l/det
• DW 2 Majalaya : 12,5 l/det
Sumber air baku yang dikelola oleh PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung saat ini berasal
dari sumber air permukaan berupa Sungai Cisangkuy dan Sungai Cikitu, mata air Citere,
mata air Cigadog, mata air Cilembang, mata air Cihampelas. Kapasitas sumber air
permukaan dan mata air umumnya menurun pada musim kemarau. Sementara, kapasitas
sumur bor semakin menurun karena terjadinya eksploitasi air tanah dalam jumlah besar
untuk keperluan industri.
4.4. Proyeksi Kebutuhan Air dan Potensi Air Baku
Pada tahun awal perencanaan (2017), Kabupaten Bandung diperkirakan memiliki jumlah
penduduk sebanyak 3.685.627 jiwa. Dengan perkiraan cakupan pelayanan sebesar 10%
terhadap jumlah penduduk administrasi dan konsumsi sebesar 115 l/orang/hari, kebutuhan
air yang perlu dilayani oleh PDAM Tirta Raharja adalah sebesar 686 l/detik. Dengan
menggunakan laju pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 1,8% per tahun, dan
pertumbuhan cakupan pelayanan sebesar 2-3% per tahun, jumlah penduduk di Kabupaten
Bandung pada tahun 2046 mencapai 6.774.201 jiwa, dengan cakupan pelayanan PDAM
sebanyak 70% dari jumlah penduduk administrasi. Pertumbuhan penduduk dan peningkatan
persentase cakupan wilayah pelayanan tersebut mengakibatkan adanya kebutuhan air yang
perlu dipenuhi oleh PDAM Tirta Raharja sebesar 12.042 l/detik. Laju pertumbuhan
kebutuhan air di Kabupaten Bandung dapat dilihat pada Gambar 6.
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 20
Gambar 15 Grafik Proyeksi Kebutuhan Air di Kabupaten Bandung
Terlihat pola peningkatan kebutuhan air yang memiliki kenaikan relatif stabil. Hal
disebabkan oleh meningkatnya cakupan pelayanan PDAM Tirta Raharja dengan tingkat
kenaikan yang stabil. Selain itu, tingkat konsumsi air di Kabupaten Bandung juga terus
mengalami kenaikan hingga mencapai tingkat konsumsi yang sesuai dengan SK-SNI air
minum, yaitu sebanyak 190 l/orang/hari untuk wilayah dengan jumlah penduduk lebih dari
1.000.000 jiwa. DIasumsikan tingkat konsumsi tersebut akan dicapai pada tahun akhir
perencanaan (2046).
Untuk memenuhi kebutuhan air tersebut, telah direncanakan penambahan kapasitas
sumber air baku dengan menggunakan Sistem Penyediaan Air Minum regional Metro
Bandung Raya (MBR). Berbagai sumber air di wilayah Cekungan Bandung yang
dikelompokkan menjadi sistem-sistem regional Metro Bandung Raya diperkirakan akan
menambah kapasitas sumber air baku untuk Kabupaten Bandung dengan total penambahan
kapasitas sebesar 6.900 l/detik hingga tahun akhir perencanaan. Tahapan penambahan
kapasitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 3 Rencana Penambahan Kapasitas Sumber Air Baku Kabupaten Bandung
No. Nama Sistem
Kapasitas
Rencana
(l/dt)
Rencana
Tahun Mulai
Operasi
1 Sistem Bandung Barat 1 – SAB Ciwidey 200
1.100
2017
2022 - 2026
2 Sistem Bandung Selatan 400
200
200
2017
2022 – 2026
2027 - 2036
829 1.149
2.698
6.447
12.042
-
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
14.000
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
2036
2037
2038
2039
2040
2041
2042
2043
2044
2045
2046
liter/detik
Kebutuhan Air
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 21
No. Nama Sistem
Kapasitas
Rencana
(l/dt)
Rencana
Tahun Mulai
Operasi
3 Sistem Bandung Timur 1 300
90
2017
2022 – 2026
4 Sistem Bandung Timur 2 180
1.000
2017
2022 – 2026
5 Sistem Berdasarkan Studi RISPAM Kab>
Bandung Th. 2011
2.000 2022 – 2026
6 Sistem Berdasarkan Studi MP
Penyediaan Air Baku MBR
730 2027 - 2036
7 Sei Galang Utara 165 2022-2026
8 Sei Galang Timur 87 2022-2026
9 Sei Curus 68 2022-2026
10 Sei Batas 41 2022-2026
11 Sei Tatas 32 2022-2026
12 Dam Estuari Busung (Pulau Bintan) 2.000 2022-2026
13 Dam Estuari Teluk Bintan (Pulau Bintan) 5.000 2027-2036
TOTAL 6.900
4.5. Hasil Analisis Pemenuhan Kebutuhan Air Baku Dengan Bauran Air Domestik
Dengan menggunakan hasil dari proyeksi kebutuhan air dan potensi air baku untuk
Kabupaten Bandung, didapatkan beberapa hasil yang dapat dilihat pada Gambar 7 sebagai
berikut:
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 22
Gambar 16 Grafik Neraca Air SPAM Kabupaten Bandung
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2026 2036 2046
Pemenuhan Kebutuhan Air PSBAD 903 1.683 1.801 1.932 2.075 2.231 7.501 10.877 15.656
Total Kapasitas Produksi 413 1.493 1.493 1.493 1.493 1.493 5.883 7.313 7.313
Kebutuhan Sumber Air Baku 619 805 1.007 1.219 1.447 1.700 3.200 7.400 14.800
-
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
L/det
Neraca SPAM Kabupaten Bandung
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 23
Berikut ini adalah penjelasan mengenai grafik yang terdapat pada Gambar 7:
a. Kondisi SPAM di Kabupaten Bandung telah mengalami defisit untuk air baku sejak
tahun 2016 sebesar minus 207 l/detik. Jika diasumsikan tambahan air baku dari
Sistem Bandung Barat, Selatan, dan Timur sudah mulai beroperasi pada tahun 2017,
maka kapasitas sumber air baku di Kabupaten Bandung dapat mencukup hingga tahun
2020, dengan surplus sebesar 46 l/detik. Namun, pada tahun 2021, Kabupaten
Bandung diperkirakan akan kembali mengalami defisit air baku hingga mencapai
minus 208 l/detik, setidaknya hingga tahap kedua Sistem Penyediaan Air Minum
Metro Bandung Raya mulai beroperasi pada kisaran tahun 2022 - 2026. Walaupun
demikian, Kabupaten Bandung akan kembali mengalami defisit pada akhir tahun
2036 hingga pada tahun akhir perencanaan, dengan defisit yang mencapai minus
7.488 l/detik.
b. Dengan melakukan Pengembangan Sistem Bauran Air Domestik, kebutuhan air baku
untuk Kabupaten Bandung dapat tertutupi dari tahun 2017 hingga pada tahun akhir
masa perencanaan. Dengan perpaduan antara sumber air baku konvensional dan
sumber air baku alternatif dari Pengembangan Sistem Bauran Air Domestik, SPAM
Kabupaten Bandung diperkirakan akan memiliki surplus air baku pada tahun akhir
perencanaan (2046) sebesar 856 l/detik. Berikut adalah target pengembangan SIstem
Bauran Air Domestik di Kota Batam, beserta dengan besaran air baku yang dapat
diperoleh dengan sistem tersebut:
i. Tahun 2019 (Pencapaian Target RPJMN 2015 – 2019)
- Pengurangan angka NRW sebesar 12%, menghasilkan 50 l/detik air baku
- Daur ulang air buangan IPA sebesar 5%, menghasilkan 227 l/detik air baku
- Cakupan pelayanan jaringan air limbah sebesar 3%, menghasilkan 23 l/detik air
daur ulang untuk keperluan non konsumsi.
- Jumlah rumah tangga yang menerapkan PAH sebesar 57.655 KK (6% penduduk
total), menghasilkan 321 l/detik air baku.
ii. Tahun 2026 (Tahap Perencanaan Jangka Menengah)
- Pengurangan angka NRW sebesar 12%, menghasilkan 50 l/detik air baku
- Daur ulang air buangan IPA sebesar 5%, menghasilkan 294 l/detik air baku
- Cakupan pelayanan jaringan air limbah sebesar 10%, menghasilkan 205 l/detik
air daur ulang untuk keperluan non konsumsi.
- Jumlah rumah tangga yang menerapkan PAH sebesar 166.949 KK (15% penduduk
total), menghasilkan 1.070 l/detik air baku.
iii. Tahun 2046 (Tahap Perencanaan Jangka Panjang)
- Pengurangan angka NRW sebesar 20%, menghasilkan 82 l/detik air baku
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 24
- Daur ulang air buangan IPA sebesar 5%, menghasilkan 366 l/detik air baku
- Cakupan pelayanan jaringan air limbah sebesar 40%, menghasilkan
4.172 l/detik air daur ulang untuk keperluan non konsumsi.
- Jumlah rumah tangga yang menerapkan PAH sebanyak 423.388 KK (25%
penduduk total), menghasilkan 3.724 l/detik air baku.
5. Kota Balikpapan
5.1. Gambaran Umum
Kota Balikpapan mempunyai luas wilayah daratan 503,3 km2 dan luas pengelolaan laut
160,10 km2
. Terletak di antara 116,5º BT dan 117,0º BT serta 1,0º LS dan 1,5º LS. Terdiri
atas 6 (enam) kecamatan dan 34 kelurahan. Batas administrasi Kota Balikpapan sebelah
utara adalah Kabupaten Kutai Kartanegara; sebelah Barat Kabupaten Penajam Paser
Utara; sebelah Selatan Selat Makassar; dan sebelah Timur Selat Makassar.
Secara umum Kota Balikpapan berada pada ketinggian 0 sampai > 100 meter di atas
permukaan laut. Namun dari ketinggian tersebut, terbesar berada pada ketinggian 20-100
mdpl seluas 20.090,57 ha atau 51,66 % dari luas wilayah total Kota Balikpapan, ketinggian
10-20 mdpl seluas 17.260 ha (34,17%) dari luas wilayah sedangkan ketinggian 0-10 mdpl
seluas 6.980 Ha atau 13 % dari luas wilayah.
Kota Balikpapan beriklim tropis dengan musim kemarau terjadi pada bulan Mei sampai
dengan bulan Oktober, sedangkan musim penghujan terjadi pada bulan November sampai
dengan bulan April. Suhu udara berkisar Antara 22o
C sampai dengan 34,7o
C, sedangkan
kelembaban udaranya berada pada kisaran 78 – 86 %. Rata-rata curah hujan terendah 12,2
mm dan tertinggi 421,9 mm per bulan.
5.2. Demografi dan Kependudukan:
Penduduk Kota Balikpapan pada akhir tahun 2014 berjumlah 610.313 jiwa. Pertumbuhan
penduduk dibandingkan tahun 2013 mencapai 1,77 persen yang berasal dari pertambahan
penduduk sebesar 10.628 jiwa dan paling banyak dipengaruhi oleh faktor migrasi masuk.
Secara persentase, distribusi penduduk Kota Balikpapan terlihat cukup merata, berkisar
antara 11 hingga 22 persen di masing-masing kecamatan, akan tetapi apabila dibandingkan
dengan luas wilayahnya, maka akan terlihat bahwa kepadatan di masing-masing wilayah
tersebut sangat timpang.
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 25
Gambar 17 Persebaran Penduduk di Kota Balikpapan
5.3. Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Minum
Berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya Dati II Balikpapapan No. 01 Tahun 1976
dibentuk PDAM Kota Balikpapan yang mengelola sistem penyediaan air bersih di wilayah
Kota Balikpapan. Pelayanan PDAM Tirta Manggar di Kota Balikpapan sudah mencakup
sebanyak 452.248 jiwa dengan sambungan langganan sebanyak 88.950 SR, atau 71.75% dari
jumlah penduduk secara keseluruhan. PDAM Tirta Manggar menggunakan sumber mata air
permukaan berupa waduk dan sungai (82%) dan sumur bor (18%), dengan kapasitas
terpasang sebesar 1.220 liter/detik. Kondisi air baku di Kota Balikpapan tidak dapat
mencukupi, terutama pada musim kemarau saat kekurangan air sering terjadi.
PDAM Kota Balikpapan dipasok oleh 8 (delapan) IPA, seperti yang dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4 IPA Eksisting Yang Dikelola Oleh PDAM
No. Instalasi Pengolahan Air
Kap.
Produksi
(l/dt)
Sumber Air Baku
1 Batu Ampar 500 Waduk Manggar 519 l/dt
2 Manggar (Km 12) 20 Waduk Manggar 15,96 l/dt,
akan ditingkatkan 100 l/dt
3 Kampung Damai 440 Waduk Manggar 371 l/dt
dan Sumur Bor 47 l/dt
4 Gunung Sari 140 6 Unit Sumur Bor 140 l/dt
11,5%
14,8%
21,9%
17,0%
20,6%
14,2%
Balikpapan Timur Balikpapan Barat Balikpapan Utara
Balikpapan Tengah Balikpapan Selatan Balikpapan Kota
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 26
No. Instalasi Pengolahan Air
Kap.
Produksi
(l/dt)
Sumber Air Baku
5 Teritip 50 7 Unit Sumur Bor 35 l/dt
6 Prapatan 50 2 Unit Sumur Bor 50 l/dt
7 Gunung Tembak 10 Sungai Selok Api 5 l/dt +
1 Unit Sumur Bor 5 l/dt
8 Zamp Korpri 10 1 Unit Sumur Bor 10 l/dt
Sumber: RISPAM Kota Balikpapan, 2015
Selain ke-8 (delapan) dari IPA yang dikelola oleh PDAM, ada juga IPA Non PDAM, yaitu IPA
yang dikelola oleh Pertamina dan PT. DKI; sumur dalam yang dikelola swasta, yang
dikelola oleh kawasan perumahan swasta, kawasan Cevron dan Total di Kota Balikpapan.
Selain itu, terdapat juga masyarakat yang memanfaatkan Danau Cermin, baik secara
langsung ataupun dengan sumur bor. IPA lain yang dimiliki oleh masyarakat adalah WTP
Bendali II yang dikelola oleh Koperasi Usaha Bersama. WTP ini melayani 3 kawasan
perumahan yaitu perumahan Korpri, Perumahan Perusda dan Perumahan Mawija. WTP
yang dibangun pada tahun 2007 ini mampu melayani ± 860 KK. Dalam pengelolaannya
dilakukan kerjasama dengan STT Migas. IPA terakhir yang dikelola dan dimiliki oleh selain
PDAM adalah IPA bantuan Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Pekerjaan Umum
setempat, yang bertempat di Baru Ulu dengan menggunakan filter sederhana.
5.4. Proyeksi Kebutuhan Air dan Potensi Air Baku
Pada tahun awal perencanaan (2017), Kota Balikpapan diperkirakan memiliki jumlah
penduduk sebanyak 644.373 jiwa dengan cakupan pelayanan PDAM mencapai 83%. Jumlah
penduduk dan cakupan pelayanan tersebut mengakibatkan terjadinya kebutuhan air
sebanyak 1.206 l/detik yang perlu dilayani oleh PDAM Tirta Manggar, dengan asumsi
konsumsi air minum di Kota Batam telah mencapai 135 l/orang/hari. Dengan menggunakan
laju pertumbuhan rata-rata sebsar 1,7% per tahun, jumlah penduduk di Kota Balikpapan
mengalami penambahan jumlah penduduk menjadi sebanyak 1.219.015 jiwa pada akhir
tahun perencanaan, dengan cakupan pelayanan PDAM yang sudah mencapai 100%.
Pertumbuhan penduduk tersebut mengakibatkan terjadinya perkiraan kebutuhan air
sebesar 4.727 l/detik. Laju pertumbuhan kebutuhan air di Kota Balikpapan dapat dilihat
pada Gambar 9.
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 27
Gambar 18 Grafik Proyeksi Kebutuhan Air di Kota Balikpapan
Terlihat pola peningkatan kebutuhan air yang cukup melonjak pada tahap mendesak
(2017-2019) yang disebabkan oleh kenaikan cakupan pelayanan dari 75% menjadi 100%.
Tingginya tingkat cakupan pelayanan eksisting mengakibatkan pemenuhan akses pelayanan
air minum 100% pada tahun 2019 dapat dicapai dengan penambahan yang tidak terlalu
signifikan. Pada rentang tahun perencanaan selanjutnya yaitu 2020 – 2046, peningkatan
kebutuhan air mengikuti pertumbuhan penduduk Kota Balikpapan dan asumsi terjadinya
kenaikan tingkat konsumsi air yang proporsional.
Untuk memenuhi kebutuhan air tersebut, telah direncanakan penambahan kapasitas
sumber air baku dengan pembangunan IPA dan waduk-waduk baru dengan total
penambahan kapasitas sebesar 4.890 l/detik hingga akhir tahun perencanaan. Tahapan
penambahan kapasitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Rencana Penambahan Kapasitas Sumber Air Baku Kota Balikpapan
No. Nama IPA/Waduk
Kapasitas
Rencana
(l/dt)
Rencana
Tahun Mulai
Operasi
1 IPA Karang Joang 100 2017
2 Waduk Semboja 100 2017
3 Waduk Teritip 200 2018
4 Waduk Ajiraden 100 2019
5 Waduk Wain 170 2020
1.206
1.873
2.420
3.283
4.727
-
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
4.500
5.000
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
2036
2037
2038
2039
2040
2041
2042
2043
2044
2045
2046
liter/detik
Kebutuhan Air
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 28
No. Nama IPA/Waduk
Kapasitas
Rencana
(l/dt)
Rencana
Tahun Mulai
Operasi
6 Waduk Sepaku 1.000 2021
7 Waduk Lembakan 2.000 2021
TOTAL 4.890
5.5. Hasil Analisis Pemenuhan Kebutuhan Air Baku Dengan Bauran Air Domestik
Dengan menggunakan hasil dari proyeksi kebutuhan air dan potensi air baku untuk Kota
Balikpapan, didapatkan beberapa hasil yang dapat dilihat pada Gambar 10.
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 7 - 29
Gambar 19 Grafik Neraca Air SPAM Kota Balikpapan Dengan Implementasi Pengembangan Sistem Bauran Air Domestik
2017 2018 2019 2020 2021 2026 2036 2046
Kebutuhan Sumber Air Baku 1.327,0 1.645,0 2.061,0 2.087,0 2.400,0 2.700,0 3.700,0 5.200,0
Total Kapasitas Produksi 1.420,0 1.620,0 1.720,0 1.890,0 4.890,0 4.890,0 4.890,0 4.890,0
Pemenuhan Kebutuhan Air PSBAD 1.549,00 1.799,00 1.964,00 2.185,00 5.405,00 5.651,00 6.231,00 7.712,00
-
1.000,0
2.000,0
3.000,0
4.000,0
5.000,0
6.000,0
7.000,0
8.000,0
9.000,0
L/det
Neraca SPAM Kota Balikpapan
Penambahan dari IPA Karang Joang,
Waduk Semboja, , Waduk Teritip,
Waduk Ajiraden, Waduk Wain
(Total 1.890 l/dtk)
Penambahan dari Waduk Sepaku dan
Waduk Lambakan (Total 3.000 l/dtk)
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 30
Berikut ini adalah penjelasan mengenai grafik yang terdapat pada Gambar 10:
a. Kondisi SPAM di Kota Balikpapan diperkirakan akan mengalami defisit untuk air baku
sejak tahun 2018 sebesar minus 25 l/detik, dan angka defisit akan terus membesar
hingga tahun 2020, sebesar minus 197 l/detik. Kondisi ini akan dialami walaupun
telah dilakukan penambahan waduk-waduk seperti Waduk Semboja, Teritip,
Ajiraden, dan Wain. Pada tahun 2021, kondisi SPAM Kota Balikpapan akan mengalami
surplus, dengan asumsi Waduk Sepaku dan Waduk Lambakan sudah beroperasi pada
tahun tersebut. Dengan asumsi seluruh waduk rencana beroperasi dengan optimal,
kebutuhan air baku untuk air minum di Kota Balikpapan akan terpenuhi, walaupun
akan kembali mengalami defisit pada tahun akhir perencanaan di Tahun 2046,
dengan angka defisit sebesar minus 310 l/detik.
b. Dengan melakukan Pengembangan Sistem Bauran Air Domestik, kebutuhan air baku
untuk Kota Balikpapan dapat tertutupi dari tahun 2017 hingga pada tahun akhir masa
perencanaan, walaupun akan sempat mengalami defisit sebesar minus 97 l/detik
pada Tahun 2019. Dengan perpaduan antara sumber air baku konvensional dan
sumber air baku alternatif dari Pengembangan Sistem Bauran Air Domestik, SPAM
Kabupaten Bandung diperkirakan akan memiliki surplus air baku pada tahun akhir
perencanaan (2046) sebesar 2.512 l/detik. Berikut adalah target pengembangan
SIstem Bauran Air Domestik di Kota Balikpapan, beserta dengan besaran air baku
yang dapat diperoleh dengan sistem tersebut:
i. Tahun 2019 (Pencapaian Target RPJMN 2015 – 2019)
- Pengurangan angka NRW sebesar 4%, menghasilkan 38 l/detik air baku
- Daur ulang air buangan IPA sebesar 5%, menghasilkan 86 l/detik air baku
- Cakupan pelayanan jaringan air limbah sebesar 3%, menghasilkan 32 l/detik air
daur ulang untuk keperluan non konsumsi.
- Pengolahan air laut dengan SWRO/BWRO untuk cakupan pelayanan 1%,
menghasilkan 14 l/detik air baku/minum.
- Jumlah rumah tangga yang menerapkan PAH sebanyak 8.028 KK (6% penduduk
total), menghasilkan 64 l/detik air baku.
ii. Tahun 2026 (Tahap Perencanaan Jangka Menengah)
- Pengurangan angka NRW sebesar 9%, menghasilkan 114 l/detik air baku
- Daur ulang air buangan IPA sebesar 5%, menghasilkan 245 l/detik air baku
- Cakupan pelayanan jaringan air limbah sebesar 10%, menghasilkan 143 l/detik
air daur ulang untuk keperluan non konsumsi.
- Pengolahan air laut dengan SWRO/BWRO untuk cakupan pelayanan 2,5%,
menghasilkan 45 l/detik air baku/minum.
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 31
- Jumlah rumah tangga yang menerapkan PAH sebesar 13.904 KK (15% penduduk
total), menghasilkan 120 l/detik air baku.
iii. Tahun 2046 (Tahap Perencanaan Jangka Panjang)
- Pengurangan angka NRW sebesar 16%, menghasilkan 190 l/detik air baku
- Daur ulang air buangan IPA sebesar 5%, menghasilkan 245 l/detik air baku
- Cakupan pelayanan jaringan air limbah sebesar 40%, menghasilkan
1.175 l/detik air daur ulang untuk keperluan non konsumsi.
- Pengolahan air laut dengan SWRO/BWRO untuk cakupan pelayanan 5%,
menghasilkan 184 l/detik air baku/minum.
- Jumlah rumah tangga yang menerapkan PAH sebesar 85.332 KK (35%
penduduk total), menghasilkan 1.028 l/detik air baku.
6. Kota Denpasar
6.1. Gambaran Umum
Kota Denpasar terletak di Provinsi Bali dengan luas wilayah daratan sebesar 108,265 Ha
dan uas wilayah perairan/laut sebesar 12.778 Ha. Kota Denpasar berbatasan secara
administratif dengan Kabupaten Badung di bagian Utara, Barat, dan Selatan, serta
berbatasan dengan Kabupaten Gianyar dan Selat Lombok di sebelah Timur.
Kota Bali memiliki iklim tropis, dengan suhu udara berkisar di antara 20,2 ᵒC – 36,2 ᵒC.
Permukaan tanah di Kota Batam pada umumnya miring ke arah selatan. Morfologi landai
dengan kemiringan lahan sebagian besar berkisar antara 0 – 5%. Wilayah kota Denpasar
sebagian besar berada pada ketinggian antara 0-75 meter diatas permukaan laut. Denpasar
Selatan seluruhnya terletak pada ketinggian 0-12 meter diatas permukaan laut.
6.2. Demografi dan Kependudukan:
Jumlah Penduduk Kota Denpasar pada tahun 2014 adalah sebanyak 863.600 jiwa dengan
laju pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 2,1% per tahun. Jumlah penduduk dan luas
wilayah diketahui bahwa kepadatan wilayah di Kota Denpasar adalah 6.759 jiwa/km2
.
Persebaran penduduk Kota Denpasar secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 6.
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 32
Tabel 6 Persebaran Penduduk Kota Denpasar
Kecamatan Jumlah
Denpasar Selatan 273.090
Denpasar Timur 148.890
Denpasar Barat 250.440
Denpasar Utara 191.180
Total 863.600
6.3. Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Minum
Pengelolaan Air Minum di Kota Denpasar dilaksanakan oleh PDAM Kota Denpasar. Pada
tahun 2013, kapasitas SPAM PDAM Kota Denpasar mencapai 1.234 l/detik dengan
sambungan langganan sebanyak 77.502 sambungan dan 44,3% cakupan pelayanan di Kota
Denpasar. Sumber air baku yang digunakan oleh PDAM Kota Denpasar utamanya berasal
dari Sungai Ayung dan 21 titik sumur bor. Jumlah sumur bor yang cukup banyak
dikhawatirkan dapat mengakibatkan dampak yang serius terhadap lingkungan Kota
Denpasar secara khusus dan Pulau Bali secara umum. Pada tahun 2014, PDAM Kota
Denpasar memiliki angka kehilangan air sebesar 34%.
Berikut adalah sumber utama air baku PDAM Kota Denpasar:
Tabel 7 Sumber Air Baku PDAM Kota Denpasar
No Nama Alamat
Kapasitas
Terpasang
(lt/dt)
A SUMUR BOR
1 Sumur E.1 Subita Jl. Subita 71
2 Sumur E.2 Kecubung Jl. Kecubung 30
3 Sumur E.4 Sari Gading Jl. Saigading 3
4 SB. 2 Peguyangan Jl. Suradipa 5
5 SB. 3 Peguyangan Jl. Kertanegara 6
6 SB. 4 Sanur Jl. Tukad Bilok 21
7 TPW 4 Panjer Jl. Tukad Pakerisan 29
8 SB. 6 Panjer Jl. Tukad Pakerisan 26
9 SB. Tonja Jl. Kemuda 6
10 SB. Ubung Jl. Cargo 6
11 SB. Sedapmalam I Jl. Sedapmalam 50
12 SB. Sedapmalam II Jl. Sedapmalam 35
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 33
No Nama Alamat
Kapasitas
Terpasang
(lt/dt)
13 SB. Penatih Jl. Siulan 25
14 SB. Br. Gunung Jl. Siulan 25
15 SB. Badak Agung Jl. Badak Agung VIII 25
16 SB. Sidakarya Jl. Dewata 30
17 SB. Pelagan Jl. Trenggana 20
18 SB. Kebo Iwo Jl. Kebo Iwo 8
19 SB. Singkep Jl. P Singkep 38
20 SB. Mahendaradata Jl. Mahendaradata 13
21 SB. Tukad Badung Jl. Tukad Badung 42
Jumlah A 514
B AIR PERMUKAAN
IPA AYUNG BELUSUNG Jl. Antasura 500
IPA PAKET BELUSUNG Jl. Antasura 45
IPA WARIBANG Jl. Waribang 175
Jumlah Air Permukaan 720
Jumlah A + B 1234
Sumber: PDAM Kota Denpasar, 2013
Untuk menambah kapasitas pelayanan air minum kepada masyarakat di kota Denpasar,
selain memanfaatkan air dari sumber air/instalasi pengolahan air tersebut diatas, PDAM
Kota Denpasar juga membeli air curah hujan dari PDAM Badung, PDAM Gianyar dan PAM
Tirtaartha Buanamulya, dengan kapasitas 60 l/detik.
6.4. Proyeksi Kebutuhan Air dan Potensi Air Baku
Pada tahun awal perencanaan (2017), Kota Denpasar diperkirakan memiliki jumlah
penduduk sebanyak 954.085 jiwa, dengan cakupan pelayanan PDAM Kota Denpasar sebesar
78%. Jumlah penduduk dan tingkat cakupan pelayanan tersebut mengakibatkan terjadinya
kebutuhan air sebanyak 2.010 l/detik, dengan konsumsi air minum eksisting berdasarkan
rekening air di Kota Denpasar telah mencapai 180 l/orang/hari. Dengan menggunakan laju
pertumbuhan rata-rata sebsar 2,1% per tahun, jumlah penduduk di Kota Denpasar
mengalami penambahan jumlah penduduk menjadi sebanyak 2.499.821 jiwa. Tingkat
pertumbuhan penduduk tersebut mengakibatkan terjadinya kenaikan kebutuhan air
menjadi sebesar 9.407 l/detik. Laju pertumbuhan kebutuhan air di Kota Denpasar dapat
dilihat pada Gambar 12.
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 34
Gambar 20 Grafik Proyeksi Kebutuhan Air di Kota Denpasar
Terlihat pola peningkatan kebutuhan air yang cukup melonjak pada tahap mendesak
(2017-2019) yang disebabkan oleh kenaikan cakupan pelayanan dari 78% menjadi 100%.
Tingginya tingkat cakupan pelayanan eksisting mengakibatkan pemenuhan akses pelayanan
air minum 100% pada tahun 2019 dapat dicapai dengan penambahan yang tidak terlalu
signifikan. Pada rentang tahun perencanaan selanjutnya yaitu 2020 – 2046, peningkatan
kebutuhan air mengikuti pertumbuhan penduduk Kota Denpasar dan asumsi terjadinya
kenaikan tingkat konsumsi air yang proporsional.
Untuk memenuhi kebutuhan air tersebut, telah direncanakan penambahan kapasitas
sumber air baku dengan sistem penyediaan air minum regional yang menggunakan sumber
air yang berasal dari luar wilayah administrasi Kota Denpasar. Tahapan penambahan
kapasitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 8 Rencana Pembangunan Waduk Untuk Penambahan Kapasitas Sumber Air Baku
Kota Batam
No. Nama Sistem
Kapasitas
Rencana
(l/dt)
Rencana
Tahun Mulai
Operasi
1 SPAM Penet 150 2017
2 SPAM Petanu 150 2017
3 SPAM Ayung* 600 2016-2025
3 SPAM Unda* 250 2016-2025
TOTAL 1.150
*) Belum terdapat informasi resmi
2.010
2.797
3.933
6.058
9.407
-
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
2036
2037
2038
2039
2040
2041
2042
2043
2044
2045
2046
liter/detik
Kebutuhan Air
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 35
6.5. Hasil Analisis Neraca Air
Dengan menggunakan hasil dari proyeksi kebutuhan air dan potensi air baku, didapatkan
beberapa hasil yang dapat dilihat pada Gambar 13 sebagai berikut:
Draft Laporan Final
Studi Bauran Air sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
Bab 7
Analisa Pemenuhan Kebutuhan Air Secara Bauran Air Domestik
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 7 - 36
Gambar 21 Grafik Neraca Air SPAM Kota Denpasar
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2026 2036 2046
Kebutuhan Sumber Air Baku 3.034 3.296 3.569 3.662 3.755 4.200 5.100 7.400 11.500
Total Kapasitas Produksi 1.220 1.220 1.370 1.370 1.520 1.520 4.670 4.670 4.670
Pemenuhan Kebutuhan Air PSBAD 1.305 1.387 1.628 1.724 1.971 2.108 5.951 7.429 11.657
-
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
14.000
L/det
Neraca SPAM Kota Denpasar
Penambahan dari Waduk
Semboja,, Telagawaja,
dan Unda
Penambahan dari IPA
Petanu dan IPA Penet
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 37
Berikut ini adalah penjelasan mengenai grafik yang terdapat pada Gambar 13:
a. Kondisi SPAM di Kota Denpasar telah mengalami defisit untuk air baku sejak tahun
2016 sebesar minus 802 l/detik. Walaupun diasumsikan SPAM Penet dan SPAM Petanu
yang diperkirakan beroperasi pada Tahun 2017, serta SPAM Ayung dan SPAM Unda
yang diperkirakan mulai beroperasi pada Tahun 2026, kapasitas sumber air baku di
Kota Denpasar tidak mencukupi bahkan hingga mencapai tahun akhir perencanaan,
dengan defisit sebesar 10.280 l/detik.
b. Dengan melakukan Pengembangan Sistem Bauran Air Domestik, kebutuhan air baku
untuk Kota Denpasar masih akan mengalami defisit hingga pada rentang waktu tahun
2036. Kondisi surplus air baku akan dialami Kota Denpasar pada tahun akhir
perencanaan. Dengan perpaduan antara sumber air baku konvensional dan sumber
air baku alternatif dari Pengembangan Sistem Bauran Air Domestik, SPAM Kota Batam
diperkirakan akan memiliki surplus air baku pada tahun akhir perencanaan (2046)
sebesar 577 l/detik. Berikut adalah target pengembangan SIstem Bauran Air
Domestik di Kota Batam, beserta dengan besaran air baku yang dapat diperoleh
dengan sistem tersebut:
i. Tahun 2019 (Tahap Mendesak)
- Pengurangan angka NRW sebesar 5%, menghasilkan 61 l/detik air baku
- Daur ulang air buangan IPA sebesar 5%, menghasilkan 69 l/detik air baku
- Cakupan pelayanan jaringan air limbah sebesar 3%, menghasilkan 67 l/detik air
daur ulang untuk keperluan non konsumsi.
- Pengolahan air laut dengan SWRO/BWRO untuk cakupan pelayanan 1%,
menghasilkan 22 l/detik air baku/minum.
- Jumlah rumah tangga yang menerapkan PAH sebesar 15.295 KK (6% penduduk
total), menghasilkan 135 l/detik air baku.
ii. Tahun 2026 (Tahap Perencanaan Jangka Menengah)
- Pengurangan angka NRW sebesar 12%, menghasilkan 146 l/detik air baku
- Daur ulang air buangan IPA sebesar 5%, menghasilkan 234 l/detik air baku
- Cakupan pelayanan jaringan air limbah sebesar 10%, menghasilkan 328 l/detik
air daur ulang untuk keperluan non konsumsi.
- Pengolahan air laut dengan SWRO/BWRO untuk cakupan pelayanan 2,5%,
menghasilkan 82 l/detik air baku/minum.
- Jumlah rumah tangga yang menerapkan PAH sebesar 48.244 KK (15% penduduk
total), menghasilkan 491 l/detik air baku.
iii. Tahun 2046 (Tahap Perencanaan Jangka Panjang)
- Pengurangan angka NRW sebesar 22%, menghasilkan 268 l/detik air baku
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 38
- Daur ulang air buangan IPA sebesar 5%, menghasilkan 234 l/detik air baku
- Cakupan pelayanan jaringan air limbah sebesar 40%, menghasilkan
3.244 l/detik air daur ulang untuk keperluan non konsumsi.
- Pengolahan air laut dengan SWRO/BWRO untuk cakupan pelayanan 5%,
menghasilkan 406 l/detik air baku/minum.
- Jumlah rumah tangga yang menerapkan PAH sebesar 218.735 KK (35%
penduduk total), menghasilkan 2.835 l/detik air baku.
7. Pulau Mandangin
7.1. Gambaran Umum
Mandangin adalah pulau yang berada di Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Jawa
Timur, Indonesia. Batas-batas wilayah Desa Pulau Mandangin sebelah barat, timur, utara
dan selatan adalah dikelilingi oleh Selat Madura.
Jarak dari pusat Kecamatan Sampang adalah ±14 km, yang dapat ditempuh dalam waktu ±
1 jam dengan menggunakan perahu motor dari pelabuhan Tanglok. Keadaan Topografi
desa Pulau Mandangin adalah dataran rendah yang dikelilingi laut dengan ketinggian ± 2,75
meter dengan suhu udara rata-rata 32 ̊ C.
Penggunaan tanah di desa Pulau Mandangin terbagi menjadi beberapa bagian. Lahan pada
bagian pantai timur hingga barat sisi utara dan tengah dipergunakan untuk permukiman
penduduk. Lahan pada sisi selatan bagian timur adalah milik Perusahaan Tambang dan
Minyak Nasional (PERTAMINA). Lahan pada sisi selatan bagian barat dipergunakan untuk
sekolah dan pemakaman. Pulau Mandangin tidak memiliki areal persawahan dan hanya
memiliki areal 165 Ha tanah kering.
7.2. Demografi dan Kependudukan:
Dengan luas wilayah 1,65 Km2
, Pulau Madangin memiliki jumlah penduduk 19.570 jiwa,
dengan kepadatan penduduk 11.860,61 jiwa/km2
dan rata-rata pertumbuhan penduduk
sebesar 1,5%. Penduduk Pulau Mandangin seluruhnya beragama Islam. Pada tahun yang
sama pula tercatat ada 138 surat keterangan miskin di Desa Pulau Mandangin.
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 39
7.3. Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Minum
Berdasarkan wilayah administrasi, Pulau Mandangin termasuk ke dalam wilayah pelayanan
PDAM Trunojoyo Sampang. Dengan menggunakan IPA Sea Water Reverse Osmosis (SWRO)
yang merupakan bantuan dari Dinas Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya pada
tahun 2011, PDAM Trunojoyo Sampang merupakan pemilik dan pengelola dari sistem
penyediaan air minum di Pulau Mandangin. Dalam pengoperasian IPA SWRO dengan
kapasitas 5 l/detik ini, PDAM Trunojoyo menunjuk pihak swasta, yaitu PT. Juhdi Sakti
Engineering, sebagai operator. Namun, terjadi perselisihan diantara kedua belah pihak
tersebut, yang menyebabkan IPA SWRO di Pulau Mandangin tidak berfungsi lagi sejak bulan
Februari 2016.
Tabel 9 Ringkasan Kinerja PDAM Trunojoyo Sampang
Pengelola Satuan
Data Tahun
2014
Cakupan Pelayanan % 40,00
Jumlah Sambungan Langganan SR 10.434
Jumlah Penduduk yang Terlayani Jiwa 64.014
NRW % 29,5
Kapasitas Terpasang l/detik 177
Kapasitas Produksi l/detik 110
Sumber: BPPSPAM, 2015
Pulau Mandangin memiliki pengolahan SWRO dengan kapasitas 5 l/dt yang ada dibawah
pengelolaan PDAM Trunojoyo. Operasional SWRO dilaksanakan oleh pihak swasta, namun
saat ini sama sekali tidak beroperasi akibat kisruh antara pihak swasta dengan PDAM
Trunojoyo. Dinas Cipta Karya saat ini telah membentuk satgas sebagai upaya
mengoperasikan kembali SWRO tersebut.
7.4. Proyeksi Kebutuhan Air dan Potensi Air Baku
Pada tahun awal perencanaan (2017), Pulau Mandangin diperkirakan memiliki jumlah
penduduk sebanyak 20.440 jiwa. Diperkirakan, dengan jumlah penduduk tersebut,
diperlukan suplai air minum sebesar 19 l/detik untuk memenuhi kebutuhan seluruh
penduduk Pulau Mandangin, dengan konsumsi air yang mengacu kepada Standar Pelayanan
Minimal air minum, yaitu 60 l/orang/hari. Dengan menggunakan laju pertumbuhan rata-
rata sebsar 1,5% per tahun, jumlah penduduk di Pulau Mandangin mengalami pertumbuhan
menjadi 31.119 jiwa. Peningkatan jumlah penduduk tersebut membuat kebutuhan air
meningkat menjadi 25 l/detik. Peningkatan kebutuhan air tersebut dapat dilihat pada
grafik di Gambar 15.
Executive Summary
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 40
Gambar 22 Grafik Proyeksi Kebutuhan Air di Pulau Mandangin
terlihat pola peningkatan kebutuhan air yang relatif stabil sepanjang jangka waktu
perencanaan. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kebutuhan air yang hanya dipengaruhi
oleh pertumbuhan penduduk Pulau Mandangin.
Dengan bentangan pulau seluas 165 ha, Pulau Mandangin tidak memiliki sumber air baku
permukaan. Selain itu, air tanah yang terdapat di Pulau Mandangin sudah bersifat payau
sehingga tidak dapat digunakan sebagai sumber air minum tanpa diolah terlebih dahulu.
Dengan demikian, Pulau Mandangin bergantung kepada sumber air hujan dan pengolahan
air laut untuk potensi sumber air baku.
7.5. Hasil Analisis Neraca Air
Dengan menggunakan hasil dari proyeksi kebutuhan air dan potensi air baku, didapatkan
beberapa hasil yang dapat dilihat pada Gambar 14 sebagai berikut:
-
5
10
15
20
25
30
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
2036
2037
2038
2039
2040
2041
2042
2043
2044
2045
2046
liter/detik
Kebutuhan Air
Kebutuhan Air
Draft Laporan Final
Studi Bauran Air sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 7 - 41
Gambar 23 Grafik Neraca Air SPAM Pulau Mandangin
2017 2018 2019 2020 2021 2026 2036 2046
Kebutuhan Sumber Air Baku 20 20 20 20 21 33 33 44
Total Kapasitas Produksi - - - - - - - -
Pemenuhan Kebutuhan Air PSBAD 1,7 9,5 11,3 13,2 21,7 34,4 47,6 78,7
-
10
20
30
40
50
60
70
80
90
L/det
Neraca SPAM Pulau Mandangin
Laporan Pendahuluan
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
Bab 2
Studi Bauran Air Sebagai Pendekatan Baru
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 2 - 42
Berikut ini adalah penjelasan mengenai grafik yang terdapat pada Gambar 14:
a. Kondisi pemenuhan kebutuhan air minum di Pulau Mandangin telah mengalami defisit
untuk air baku sejak tahun 2016 sebesar 19 l/detik. Dengan kondisi tidak adanya
potensi sumber air baku maupun permukaan, diasumsikan angka defisit tersebut
akan terus meningkat hingga mencapai 44 l/detik pada akhir tahun perencanaan di
Tahun 2046.
b. Dengan melakukan Pengembangan Sistem Bauran Air Domestik, angka defisit air baku
untuk Pulau Mandangin dapat ditekan pada angka minus 18 l/detik pada Tahun 2017.
Dengan penerapan sumber air baku alternatif dari bauran air domestik yang
menggunakan penangkapan air hujan, pengolahan air laut (SWRO), dan daur ulang
air limbah domestik, diperkirakan Pulau Mandangin akan mengalami surplus air baku
untuk air minum pada tahun 2021, dengan asumsi bahwa target-target implementasi
bauran air domestik telah terpenuhi dan sistem yang direncanakan berjalan dengan
optimal. Berikut adalah target pengembangan SIstem Bauran Air Domestik di Kota
Batam, beserta dengan besaran air baku yang dapat diperoleh dengan sistem
tersebut:
i. Tahun 2019 (Tahap Mendesak)
- Cakupan pelayanan jaringan air limbah sebesar 3%, menghasilkan 0,1 l/detik
air daur ulang untuk keperluan non konsumsi.
- Pengolahan air laut dengan SWRO/BWRO untuk cakupan pelayanan 3%,
menghasilkan 0,5 l/detik air baku/minum.
- Jumlah rumah tangga yang menerapkan PAH sebesar 790 KK (15% penduduk
total), menghasilkan 5 l/detik air baku.
- Jumlah instalasi PAH komunal untuk 2.000 KK sebanyak 1 titik, menghasilkan
6 l/detik air baku.
ii. Tahun 2026 (Tahap Perencanaan Jangka Menengah)
- Cakupan pelayanan jaringan air limbah sebesar 10%, menghasilkan 2 l/detik
air daur ulang untuk keperluan non konsumsi.
- Pengolahan air laut dengan SWRO/BWRO untuk cakupan pelayanan 5%,
menghasilkan 1 l/detik air baku/minum.
- Jumlah rumah tangga yang menerapkan PAH sebanyak 3.203 KK (55%
penduduk total), menghasilkan 19 l/detik air baku.
- Jumlah instalasi PAH komunal untuk 2.000 KK sebanyak 2 titik, menghasilkan
12 l/detik air baku.
Laporan Pendahuluan
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
Bab 2
Studi Bauran Air Sebagai Pendekatan Baru
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 2 - 43
iii. Tahun 2046 (Tahap Perencanaan Jangka Panjang)
- Cakupan pelayanan jaringan air limbah sebesar 40%, menghasilkan 12
l/detik air daur ulang untuk keperluan non konsumsi.
- Pengolahan air laut dengan SWRO/BWRO untuk cakupan pelayanan 5%,
menghasilkan 1,5 l/detik air baku/minum.
- Jumlah rumah tangga yang menerapkan PAH sebanyak 7.780 KK (100%
penduduk total), menghasilkan 47 l/detik air baku.
- Jumlah instalasi PAH komunal untuk 2.000 KK sebanyak 3 titik, menghasilkan
18 l/detik air baku.
8. Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Bauran Air Domestik
Arah kebijakan PSBAD tidak terlepas dari kebijakan pembangunan sektor air minum yang
tertuang RPJMN 2014-2019 terkait dengan :
a. Gerakan Nasional 100-0-100, menuju akses 100% aman pelayanan air minum dan
penyediaan sanitasi Th. 2019; serta Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM), sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 13/PRT/M/2013.
Gambar 8.1 Sasaran Strategis Gerakan Nasional 100-0-100
b. Kebijakan nasional tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang merupakan
ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang menjadi kewajiban daerah
yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal untuk pelayanan air minum dan
penyediaan sanitasi; Tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem
Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan
perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari;
Laporan Pendahuluan
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
Bab 2
Studi Bauran Air Sebagai Pendekatan Baru
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 2 - 44
Tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai dan tersedianya sistem air
limbah skala komunitas/kawasan/kota.
Kebijakan Pengembangan Sistem Bauran Air Domestik meliputi :
Kebijakan 1. Peningkatan akses aman air minum,
a. Mengembangkan SPAM dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan minimal
untuk memperluas jangkauan pelayanan air minum terutama untuk masyarakat
berpenghasilan rendah.
b. Meningkatkan kualitas air minum yang memenuhi persyaratan baku mutu yang
berlaku
c. Menurunkan tingkat kehilangan air
Kebijakan 2. Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan air minum
a. Pemenuhan kebutuhan pokok rumah tangga melalui implementasi Standar
Pelayanan Minimum (SPM)
b. Perluasan dan peningkatan cakupan pelayanan 100 persen akses aman
Kebijakan 3. Pengendalian dan perlindungan penggunaan air tanah dan permukaan.
a. Pengendalian penggunaan airtanah oleh pengguna domestik maupun industri
b. Perlindungan sumber air tanah dan permukaan dari pencemaran domestik
c. Peningkatan cakupan pelayanan air limbah;
d. pengembangan dan penerapan teknologi pemanfaatan sumber air baku air minum
alternatif
Kebijakan 4. Menjamin ketahanan air dengan menerapkan prinsip-prinsip:
a. Simpan Air; yakni strategi untuk menjaga ketersediaan dan kuantitas air melalui
upaya konservasi sumber air baku air minum, yakni perluasan daerah resapan air
hujan, pemanfaatan air hujan (rain water harvesting) sebagai sumber air baku air
minum maupun secondary uses pada skala rumah tangga (biopori dan penampung
air hujan) dan skala kawasan (kolam retensi), serta pengelolaan drainase
berwawasan lingkungan.
b. Hemat Air; yakni strategi untuk mengoptimalkan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) yang telah ada melalui pengurangan kebocoran air hingga 20 persen,
pemanfaatan idle capacity; dan pengelolaan kebutuhan air di tingkat
penyelenggara dan skala kota.
Laporan Pendahuluan
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
Bab 2
Studi Bauran Air Sebagai Pendekatan Baru
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 2 - 45
c. Daur Ulang Air, yakni strategi untuk memanfaatkan air yang telah terpakai melalui
pemakaiaan air tingkat kedua (secondary water uses) daur ulang air yang telah
dipergunakan (water reclaiming).
Kebijakan 5. Keterpaduan sektor air minum, air limbah dan air hujan.
a. Sinergi perencanaan, pembangunan dan, pengelolaan air minum, air limbah
domestik, dan air limpasan hujan dalam mensuplesi kekurangan ketersediaan air
baku untuk peningkatan kehandalan suplai air
b. Penyusunan RI-SPAM didasari optimalisasi bauran sumber daya air domestik
kota/kabupaten dan telah mengintegrasikan pengelolaan air limbah sebagai upaya
pengamanan air minum
c. Sinergi pengembangan air minum dan air limbah dengan kegiatan-kegiatan
pelestarian lingkungan hidup dan upaya-upaya mitigasi dan adaptasi perubahan
iklim serta integrasi pembangunan perumahan dan penyediaan kawasan
permukiman dengan pembangunan air minum dan air limbah
Kebijakan 6. Peningkatan efektivitas dan efisiensi pengelolaan SPAM
a. Menurunkan angka kebocoran (NRW) secara bertahap,
b. Peningkatan jumlah produksi air minum dengan cara:
1) Daur ulang air pada unit proses Instalasi Pengolahan Air (IPA)
2) Pengolahan lumpur hasil produksi IPA
Kebijakan 7. Pengaturan penggunaan air berdasarkan kualitas.
a. Penetapan standar kualitas air minum yang berbeda dengan standar kualitas air
bersih.
b. Pengaturan pemanfaatan daur ulang air limbah domestik untuk keperluan air non
konsumsi
c. Mewajibkan penyediaan penampungan air hujan pada setiap rumah tangga, fasum-
fasos, gedung/bangunan instansi pemerintah, gedung bangunan komersila dan
industry
d. Larangan penggunaan air minum untuk keperluan air non konsumsi
Kebijakan 8. Penguatan kelembagaan PSBAD di daerah
a. Integrasi pengelolaan air minum, air limbah dan air hujan pada satu badan atau
dinas/instansi
Laporan Pendahuluan
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
Bab 2
Studi Bauran Air Sebagai Pendekatan Baru
PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 2 - 46
b. Penguatan fungsi dan kewenangan kelembagaan dalam pengelolaan sistem
penyelenggaraan air minum, air limbah dan pengelolaan air hujan
c. Peningkatan koordinasi lintas sektor air minum, air limbah dan pengelolaan air
hujan
d. Peningkatan peran, kapasitas, serta kualitas kinerja Pemerintah Daerah di sektor
air minum dan air limbah
Kebijakan 9. Advokasi kepada para pemangku kepentingan PSBAD
a. Sosialisasi dan advokasi penerapan PSBAD kepada seluruh pemangku kepentingan
(stake holder), baik eksekutif maupun legislatif serta media
b. Mendorong upaya peningkatan partisipasi publik melalui pemanfaatan air hujan
bagi ketersediaan air minum dan pengolahan air limbah dalam mengurangi
konsumsi air non konsumsi
Kebijakan 10. Pengalokasian pendanaan PSBAD
a. Meningkatkan komitmen Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam pendanaan
pengembangan air minum, air limbah dan penyaluran air hujan
b. Sinergi penyediaan air minum dan air limbah dengan Dana Alokasi Khusus (DAK),
Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan (TP) dan sumber dana lain yang dapat
dimanfaatkan untuk bidang kesehatan,lingkungan hidup, perumahan, dan
pembangunan pulau terpencil.
c. Mengembangkan pola pembiayaan melalui Corporate Social Responsibility (CSR).
d. Meningkatkan pendanaan melalui perolehan dana non-pemerintah, seperti
pinjaman dan hibah dalam dan luar negeri, pinjaman perbankan, pinjaman
nonperbankan, dan obligasi perusahaan.
e. Meningkatkan sinergitas antara BUMN-BUMD dalam percepatan pengembangan
PSBAD.

More Related Content

What's hot

Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahPersyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahJoy Irman
 
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...infosanitasi
 
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan SampahPersyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan SampahJoy Irman
 
Kebijakan dan Strategi penanganan drainase perkotaan
Kebijakan dan Strategi penanganan drainase perkotaanKebijakan dan Strategi penanganan drainase perkotaan
Kebijakan dan Strategi penanganan drainase perkotaanJoy Irman
 
Ketersediaan Sumber Daya Air
Ketersediaan Sumber Daya AirKetersediaan Sumber Daya Air
Ketersediaan Sumber Daya Airafifahfitri
 
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A.6 Aspek Non-Teknis Drainase
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A.6 Aspek Non-Teknis DrainasePenyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A.6 Aspek Non-Teknis Drainase
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A.6 Aspek Non-Teknis DrainaseJoy Irman
 
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1Joy Irman
 
Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Sanitasi
Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan SanitasiKebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Sanitasi
Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Sanitasiinfosanitasi
 
Buku Manual Program EPANET Versi Bahasa Indonesia
Buku Manual Program EPANET Versi Bahasa IndonesiaBuku Manual Program EPANET Versi Bahasa Indonesia
Buku Manual Program EPANET Versi Bahasa IndonesiaMawar 99
 
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat   on-site systemSistem pengolahan air limbah setempat   on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site systemJoy Irman
 
sumber daya air air permukaan dan air tanah suning_universitas pgri adi buana...
sumber daya air air permukaan dan air tanah suning_universitas pgri adi buana...sumber daya air air permukaan dan air tanah suning_universitas pgri adi buana...
sumber daya air air permukaan dan air tanah suning_universitas pgri adi buana...suningterusberkarya
 
Kebijakan dan strategi pengembangan air minum
Kebijakan dan strategi pengembangan air minumKebijakan dan strategi pengembangan air minum
Kebijakan dan strategi pengembangan air minumJoy Irman
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganPerencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganJoy Irman
 
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
 
Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan
Perencanaan Teknis dan Manajemen PersampahanPerencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan
Perencanaan Teknis dan Manajemen PersampahanJoy Irman
 
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
 
Buku Panduan Pengembangan Air Minum
Buku Panduan Pengembangan Air MinumBuku Panduan Pengembangan Air Minum
Buku Panduan Pengembangan Air MinumJoy Irman
 
Biaya Operasional dan Pemeliharaan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SP...
Biaya Operasional dan Pemeliharaan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SP...Biaya Operasional dan Pemeliharaan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SP...
Biaya Operasional dan Pemeliharaan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SP...Joy Irman
 
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaPemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaJoy Irman
 

What's hot (20)

Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahPersyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
 
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
 
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan SampahPersyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
 
Kebijakan dan Strategi penanganan drainase perkotaan
Kebijakan dan Strategi penanganan drainase perkotaanKebijakan dan Strategi penanganan drainase perkotaan
Kebijakan dan Strategi penanganan drainase perkotaan
 
Ketersediaan Sumber Daya Air
Ketersediaan Sumber Daya AirKetersediaan Sumber Daya Air
Ketersediaan Sumber Daya Air
 
Drainase
DrainaseDrainase
Drainase
 
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A.6 Aspek Non-Teknis Drainase
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A.6 Aspek Non-Teknis DrainasePenyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A.6 Aspek Non-Teknis Drainase
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A.6 Aspek Non-Teknis Drainase
 
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
 
Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Sanitasi
Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan SanitasiKebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Sanitasi
Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Sanitasi
 
Buku Manual Program EPANET Versi Bahasa Indonesia
Buku Manual Program EPANET Versi Bahasa IndonesiaBuku Manual Program EPANET Versi Bahasa Indonesia
Buku Manual Program EPANET Versi Bahasa Indonesia
 
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat   on-site systemSistem pengolahan air limbah setempat   on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
 
sumber daya air air permukaan dan air tanah suning_universitas pgri adi buana...
sumber daya air air permukaan dan air tanah suning_universitas pgri adi buana...sumber daya air air permukaan dan air tanah suning_universitas pgri adi buana...
sumber daya air air permukaan dan air tanah suning_universitas pgri adi buana...
 
Kebijakan dan strategi pengembangan air minum
Kebijakan dan strategi pengembangan air minumKebijakan dan strategi pengembangan air minum
Kebijakan dan strategi pengembangan air minum
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganPerencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
 
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
 
Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan
Perencanaan Teknis dan Manajemen PersampahanPerencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan
Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan
 
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
 
Buku Panduan Pengembangan Air Minum
Buku Panduan Pengembangan Air MinumBuku Panduan Pengembangan Air Minum
Buku Panduan Pengembangan Air Minum
 
Biaya Operasional dan Pemeliharaan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SP...
Biaya Operasional dan Pemeliharaan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SP...Biaya Operasional dan Pemeliharaan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SP...
Biaya Operasional dan Pemeliharaan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SP...
 
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaPemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
 

Similar to OPTIMASI BAURAN AIR

Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota MalangLaporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota MalangYahya M Aji
 
Masalah air dan solusi
Masalah air dan solusiMasalah air dan solusi
Masalah air dan solusiPuji Lestari
 
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distr
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distrKriteria perencanaan teknis_sistem_distr
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distr112233445566123456789
 
Pp no.82 th 2001
Pp no.82 th 2001Pp no.82 th 2001
Pp no.82 th 2001Ardi Yanson
 
Studi kasus pdam tirtanadi medan new
Studi kasus pdam tirtanadi medan newStudi kasus pdam tirtanadi medan new
Studi kasus pdam tirtanadi medan newArie Julianda
 
6 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
6 pak saparuddin-so-edit-mei-20106 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
6 pak saparuddin-so-edit-mei-2010Risda moe
 
Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...
Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...
Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...Cahya Panduputra
 
Aspek ekonomi air untuk kebutuhan manusia
Aspek ekonomi air untuk kebutuhan manusiaAspek ekonomi air untuk kebutuhan manusia
Aspek ekonomi air untuk kebutuhan manusiaIkhwan Fadly
 
5. ppt pak tatang
5. ppt pak tatang5. ppt pak tatang
5. ppt pak tatangTV Desa
 
150929 - Executive Summary Studi WSVA Kabupaten Lebak - Rev final
150929 - Executive Summary Studi WSVA Kabupaten Lebak - Rev final150929 - Executive Summary Studi WSVA Kabupaten Lebak - Rev final
150929 - Executive Summary Studi WSVA Kabupaten Lebak - Rev finalWahyu Budhi, PgMD Pro, CSPM
 
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdfARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdfDianora Didi
 
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakanModul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakanLusnia S Multianti
 
VALUASI EKONOMI DAN PENGOLAAN SUMBER DAYA AIR SPASIAL.pptx
VALUASI EKONOMI DAN PENGOLAAN SUMBER DAYA AIR SPASIAL.pptxVALUASI EKONOMI DAN PENGOLAAN SUMBER DAYA AIR SPASIAL.pptx
VALUASI EKONOMI DAN PENGOLAAN SUMBER DAYA AIR SPASIAL.pptxBeni Rahmad
 
32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf
32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf
32-Article Text-253-2-10-20170811.pdfMuammar39
 

Similar to OPTIMASI BAURAN AIR (20)

Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota MalangLaporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
 
Masalah air dan solusi
Masalah air dan solusiMasalah air dan solusi
Masalah air dan solusi
 
Peta Dasar
Peta DasarPeta Dasar
Peta Dasar
 
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distr
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distrKriteria perencanaan teknis_sistem_distr
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distr
 
Pp no.82 th 2001
Pp no.82 th 2001Pp no.82 th 2001
Pp no.82 th 2001
 
Studi kasus pdam tirtanadi medan new
Studi kasus pdam tirtanadi medan newStudi kasus pdam tirtanadi medan new
Studi kasus pdam tirtanadi medan new
 
6 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
6 pak saparuddin-so-edit-mei-20106 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
6 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
 
Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...
Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...
Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...
 
Audit kehilangan air (nrw)
Audit kehilangan air (nrw)Audit kehilangan air (nrw)
Audit kehilangan air (nrw)
 
288 1597-1-pb
288 1597-1-pb288 1597-1-pb
288 1597-1-pb
 
Aspek ekonomi air untuk kebutuhan manusia
Aspek ekonomi air untuk kebutuhan manusiaAspek ekonomi air untuk kebutuhan manusia
Aspek ekonomi air untuk kebutuhan manusia
 
5. ppt pak tatang
5. ppt pak tatang5. ppt pak tatang
5. ppt pak tatang
 
jurnal amirno.pdf
jurnal amirno.pdfjurnal amirno.pdf
jurnal amirno.pdf
 
150929 - Executive Summary Studi WSVA Kabupaten Lebak - Rev final
150929 - Executive Summary Studi WSVA Kabupaten Lebak - Rev final150929 - Executive Summary Studi WSVA Kabupaten Lebak - Rev final
150929 - Executive Summary Studi WSVA Kabupaten Lebak - Rev final
 
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdfARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
 
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakanModul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
 
VALUASI EKONOMI DAN PENGOLAAN SUMBER DAYA AIR SPASIAL.pptx
VALUASI EKONOMI DAN PENGOLAAN SUMBER DAYA AIR SPASIAL.pptxVALUASI EKONOMI DAN PENGOLAAN SUMBER DAYA AIR SPASIAL.pptx
VALUASI EKONOMI DAN PENGOLAAN SUMBER DAYA AIR SPASIAL.pptx
 
32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf
32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf
32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf
 
Ecodrain
EcodrainEcodrain
Ecodrain
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 

Recently uploaded

Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxarifyudianto3
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksiPPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksimanotartamba555
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfVardyFahrizal
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxdpcaskonasoki
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranSintaMarlina3
 

Recently uploaded (10)

Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksiPPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
 

OPTIMASI BAURAN AIR

  • 1. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 1 1. Pendahuluan Keterbatasan kuantitas air baku untuk air minum pun secara umum sudah menjadi permasalahan di berbagai wilayah terbangun di Indonesia. Perubahan tata guna dan tutupan lahan, serta pengelolaan dan pemanfaatan air yang tidak dikelola dengan baik adalah merupakan penyebab dari permasalahan kuantitas tersebut. Terutama di wilayah terbangun dengan pola hujan monsoonal, keterbatasan kuantitas air baku air minum akan menimbulkan permasalahan kontinuitas dan kualitas pada saat musim kemarau. Pada akhirnya, permasalahan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air baku air minum akan mempengaruhi keterjangkauan dari air yang diproduksi oleh suatu sistem penyediaan air minum (SPAM). Khusus untuk wilayah perkotaan, tingkat keparahan permasalahan-permasalahan di atas akan berlipat ganda karena terkonsentrasinya pertumbuhan penduduk dan segala aktivitasnya di lahan yang terbatas. Walaupun upaya-upaya pencegahan dan pengendalian pencemaran, pengaturan tata guna dan tutupan lahan, perencanaan pengelolaan dan pemanfaatan air, dan upaya lainnya telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas, hasil akhir saat ini dari upaya- upaya tersebut melalui indikator-indikator kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan keterjangkauan (4K) air minum secara umum masih memerlukan peningkatan. Untuk mengatasi permasalahan di atas, pendekatan holistik melalui optimisasi bauran air domestik (domestic water mix) direncanakan untuk diarusutamakan dalam Rencana Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019 di wilayah-wilayah terbangun di Indonesia. Melalui pendekatan holistik tersebut, yang bersinergi dengan Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM), SPAM yang handal dan berkelanjutan yang memenuhi target 4K (kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan keterjangkauan) dalam pelayanannya diharapkan akan tercapai. Pendekatan bauran air domestik adalah suatu pendekatan holistik dalam pemenuhan kebutuhan air domestik melalui pemanfaatan seluruh sumber air, alamiah dan non alamiah seperti air daur ulang dari limbah cair domestik, secara optimal dengan mengintegrasikan EXECUTIVE SUMMARY
  • 2. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 2 SPAM, pengelolaan limbah cair, dan pengelolaan air hujan di wilayah terbangun sedemikian rupa sehingga sumber-sumber air alamiah terjaga keberlanjutannya. Pendekatan tersebut akan berkontribusi terhadap ketahanan air yang penting bagi ketahanan pangan dan energi. Pendekatan bauran air domestik memandang SPAM, pengelolaan limbah cair, dan pengelolaan air hujan sebagai satu sistem, bukan sebagai sistem-sistem yang terpisah- pisah seperti pendekatan yang dilakukan pada saat ini. 2. Bauran Air Domestik Sebagai Pendekatan Baru 2.1. Konsep Bauran Air Domestik Pertumbuhan penduduk dengan seluruh kegiatannya di wilayah terbangun akan meningkatkan kebutuhan air. Peningkatan kebutuhan air akan meningkatkan gap antara kebutuhan air dengan suplai air yang ada. Untuk menutupi gap tersebut, diperlukan tambahan suplai air baku ke wilayah terbangun. Suplai air baku dapat berasal dari sumber- sumber yang diatur (regulated) dan memerlukan ijin dalam pengambilannya (termasuk sumber-sumber yang pengambilan airnya dibatasi oleh pengukuran), seperti misalnya sungai dan air tanah, dan sumber-sumber yang tidak diatur (unregulated) dalam pengambilannya, seperti misalnya hujan, air buangan, dan air laut. Selain dapat menambah suplai air baku total, suplai air baku dari sumber-sumber yang tidak diatur pada akhirnya akan dapat mengurangi ketergantungan akan suplai air baku dari sumber- sumber yang diatur. Air baku dari hujan dan sebagian air buangan juga dapat dimanfaatkan untuk menjaga dan memperbaiki ketersediaan air dari sumber-sumber yang diatur. Secara konseptual, sistem bauran air domestik dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.
  • 3. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 3 Gambar 1 Model konseptual bauran air domestik di wilayah terbangun Indonesia. Pemenuhan berbagai kebutuhan air domestik dari berbagai sumber air adalah fenomena yang semakin umum terjadi di wilayah terbangun Indonesia. Masih rendahnya tingkat pelayanan SPAM melalui jaringan perpipaan dan kualitas air yang dialirkan dan pelayanan yang diberikan adalah merupakan salah satu penyebab kebutuhan akan berbagai sumber air lainnya untuk memenuhi kebutuhan air domestik (Bakker et al., 2008). Fenomena multi sumber tersebut adalah penting dalam penetapan skala spatial dalam kegiatan ini yang mengakomodasi penyediaan air untuk berbagai keperluan domestik melalui berbagai sumber air. 2.2. Pemenuhan Kebutuhan Air Secara Bauran Air Domestik Peningkatan kebutuhan air akan meningkatkan gap antara kebutuhan air dengan suplai air yang berasal dari sumber-sumber air konvesional. Untuk menutupi gap tersebut, diperlukan tambahan suplai air baku yang berasal dari air yang todak termanfaatkan; air runoff/drainase yang berasal dari air hujan, air limbah domestic yang diolah kembali dan dimanfaatkan untuk keperluan non konsumsi. Pemenuhan kebutuhan air minum dapat juga dengan melakukan optimalisasi dan efisiensi penggunaan air secara optimal dengan mengintegrasikan SPAM, pengelolaan limbah cair, dan pengelolaan air hujan di wilayah terbangun sedemikian rupa sehingga sumber-sumber air alamiah terjaga keberlanjutannya. Pendekatan tersebut akan berkontribusi terhadap SUPLAI AIR BAKU TOTAL AIR HUJAN AIR LAUT DAUR ULANG AIR LIMBAH SUMBER AIR BAKU REGULATED AIR PERMUKA AN (SUNGAI DANAU) AIR TANAH GAP KEBUTUH AN AIR PENGATURAN PERUNTUKAN DIFERENSIAL KUALITAS AIR
  • 4. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 4 ketahanan air yang penting bagi ketahanan pangan dan energi. Pendekatan bauran air domestik memandang SPAM, pengelolaan limbah cair, dan pengelolaan air hujan sebagai satu sistem, bukan sebagai sistem-sistem yang terpisah-pisah. 2.2.1. Redefinisi Kualitas Air Konsumsi Berdasarkan penggunaannya, kesesuaian penggunaan air untuk keperluan rumah tangga dapat dibedakan menjadi: a. Air untuk keperluan konsumsi; digunakan untuk keperluan minum, makan (untuk bahan baku memasak), mencuci sayuran, piring & gelas peralatan memasak, dan keperluan ibadah (mis. Wudhu dan Mandi). Dari segi kualitas dapat diklasifikasikan kepada kualitas air minum (sesuai standar kualitas air minum, Permenkes No 492/2010). b. Air Non konsumsi; atau air bersih yang digunakan untuk keperluan rumahtangga selain air konsumsi; air untuk mencuci pakaian, membersihkan rumah, mencuci kendaraan, menyiram toilet, menyiram tanaman dan keperluan lainnya. Besarnya secara kuantitas kurang lebih antara 50-60% dari total kebtuhan air per rumahtangga per hari, antara 50-150 lt/orang/hari. Secara kualitas dapat diklasifikasikan sebagai air bersih, yang hingga saat ini belum memiliki peraturan maupun kriteria standar. Gambar 2 Redefinisi Kualitas Air Konsumsi
  • 5. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 5 Dengan melakukan klasifikasi terhadap jenis penggunaan air untuk masyarakat berdasarkan keperluannya, maka jika terjadi keterbatasan sumber air baku, pemerintah memiliki kewajiban untuk memenuhi keperluan konsumsi saja. Alternatif ini kemudian akan memberikan dampak kepada penyelenggara SPAM, yang hanyak akan memiliki kewajiban untuk menyediakan air dengan klasifikasi air minum untuk keperluan konsumsi, sehingga secara kuantitas, penyelenggara SPAM akan lebih mudah menjangkau pemenuhan 100% kebutuhan air minum masyarakat. Sebagai catatan, cakupan pelayanan air minum perpipaan oleh PDAM di perkotaan saat ini sudah mencapai lebih dari 60% dan 40% di wilayah perdesaan. Apabila untuk memenuhi kebutuhan konsumsi per orang per hari hanya diperlukan 50% persen dari kuantitas air minum yang kebutuhan yang harus dipenuhi saat ini, maka 50% sisa dari kuantitas yang ada dapat digunakan untuk menambah cakupan pelayanan hingga lebih dari 100%. Namun, dengan demikian, penyelenggara SPAM harus mampu menyediakan air yang secara kualitas memenuhi standar kualitas air minum (drinking water). 2.2.2. Peningkatan Efisiensi SIstem Penyediaan Air Minum Efisiensi Sistem Penyediaan Air Minum dalam rangka peningkatan produksi air dapat dilakukan dengan 2 cara: a. Resirkulasi air bekas pencucian unit filter dan efluen hasil pengolahan lumpur dari unit sedimentasi dapat dimasukkan kembali ke dalam sistem pengolahan air minum sebagai air baku (EE&T, 1996). Sebagai dampak suatu proses produksi, IPA akan menghasilkan residu berupa lumpur hasil koagulasi alum dan besi, lumpur pada proses softening, dan lumpur akibat air pencucian filter (Qassim, 2000).
  • 6. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 6 Gambar 3 Diagram Resirkulasi Air Bekas Cuci Filter dan Pengolahan Lumpur di IPA b. Penurunan kehilangan air di jaringan distribusi (NRW); Non Revenue Water (NRW) adalah hilangnya sejumlah air hasil produksi IPA sebelum mencapai pelanggan. Kehilangan air disebabkan oleh kebocoran fisik, atau juga diakibatkan oleh akibat pencurian air atau pencatatan meter air yang tidak akurat. Kehilangan air atau Non Revenue Water (NRW) telah menjadi permasalahan umum bagi PDAM di Indonesia. Kehilangan air ini tidak hanya menyebabkan kerugian finansial PDAM, tetapi juga menyebabkan permasalahan lain seperti diantaranya berkurangnya volume suplai air ke pelanggan, hingga pemasalahan tekanan yang merugikan pelanggan dan pada akhirnya berpengaruh negatif terhadap tingkat kinerja PDAM, sebagian besar PDAM di Indonesia memiliki tingkat NRW antara 20% - 40% (BPPSPAM, Tahun 2015) Gambar 4 Jumlah PDAM di Indonesia Berdasarkan Tingkat NRW
  • 7. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 7 Penanganan kehilangan air secara fisik akibat kebocoran pipa dapat dipandang sebagai pemanfaatan kembali air yang terbuang, meskipun secara teknis dilakukan dengan mengganti atau menambal pipa yang bocor. Hal ini disebabkan karena potensinya tambahan kapasitas produksi dan distribusi yang sangat besar dalam rangka pemenuhan sumber air alternatif tanpa harus mencari sumber air baku baru bagi penyelenggara SPAM. 2.2.3. Penampungan Air Hujan (Rain Water Harvesting) Penampungan air hujan dapat dilakukan secara individu (per rumah tangga/KK) atau kolektif/komunal. Implementasi penampungan air hujan dapat secara signifikan memenuhi atau mensuplesi kebutuhan air yang ada. Selain itu, penampungan air hujan akan dapat mengurangi jumlah limpasan air hujan (runoff) yang kemudian dapat mengurangi debit banjir. Gambar 5 Skema Sisten Penampungan Air Hujan (Rainwater Harvesting) untuk Skala Individu
  • 8. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 8 Gambar 6 Skema Sistem Penampungan Air Hujan (Rainwater Harvesting) Skala Komunal Gambar 7 Skema Sistem Penampungan Air Hujan (Rainwater Harvesting) Untuk Skala Gedung
  • 9. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 9 2.2.4. Daur Ulang Air Limbah (Reclaimed Water) Daur ulang air adalah pemanfaatan air hasil pengolahan air limbah untuk tujuan non konsumsi seperti untuk pertanian dan menyiram taman, air untuk proses industri, penyiraman toilet, dan pengisian (injeksi) air tanah (perlu dilakukan secara hati-hati apabila dilakukan dalam skala luas). Air dari hasil daur ulang ini harus memenuhi standar efluen air limbah yang berlaku, seperti: Permen LH No. 112/2003 mengenai baku mutu efluen air limbah domestik. Gambar 8 Skema Daur Ulang Air Limbah Domestik (Grey Water) Potensi sumber air baku yang berasal dari daur ulang air limbah dalam skala kota (city wide) sangat besar jumlahnya mencapai 70-80% dari total pemakaian air domestik. Namun dalam pemanfaatannya perlu memenuhi beberapa persyaratan antara lain: 1. Air limbah yang di daur ulang untuk keperluan air non konsumsi rumahtangga berasal dari air limbah non toilet (grey water), bukan air limbah yang berasal dari toilet (black water), dan harus memenuhi standar efluen yang berlaku (Perda/Permen tentang baku mutu efluen air limbah)
  • 10. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 10 Gambar 9 Langkah-Langkah Daur Ulang Air LImbah Domestik 2. Dalam skala perkotaan (city wide) harus sudah terbangun jaringan perpipaan air limbah dengan IPAL skala kota/komunal, diperlukan kerjasama dengan instansi pengelola air limbah setempat. Pemanfaatan dapat ditujukan untuk kebutuhan air proses industri di wilayah pelayanan SPAM setempat. Gambar 10 Skema Suplesi Kebutuhan Air Untuk Proses Industri dengan Menggunakan Daur Ulang Air LImbah Domestik
  • 11. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 11 3. Kota Batam 3.1. Gambaran Umum Kota Batam terletak di Provinsi Kepulauan Riau, dan merupakan Kota yang terletak di jalur pelayaran dunia, dengan luas wilayah daratan sebesar 108,265 Ha dan uas wilayah perairan/laut sebesar 318,298 Ha. Kota Batam berbatasan secara administratif dengan Selat Singapura di bagian Utara, Kabupaten Lingga di sebelah Selatan, Kabupaten Karimun di sebelah Barat, dan Kabupaten Bintan di sebelah Timur. Kota Batam memiliki iklim tropis, dengan suhu udara berkisar di antara 21,4 ᵒC – 23,9 ᵒC. Rata-rata curah hujan di Kota Batam adalah sebesar 168,8 mm per bulan, dengan rata-rata hari hujan sebanyak 14,25 hari per bulan. Permukaan tanah di Kota Batam pada umumnya dapat digolongkan datar dengan ketinggian maksimum 160 meter dpl. Sekitar 51% dari luas pulau memiliki elevasi 5 – 25 m diatas permukaan laut. Daerah ini sebagian besar berbentuk daratan alluvial yang sesuai untuk daerah pemukiman, industri dan pariwisata. 3.2. Demografi dan Kependudukan: Jumlah Penduduk Kota Batam pada tahun 2014 adalah sebanyak 1.037.187 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 6,8% per tahun. Jumlah penduduk terbanyak tersebar di Batam Kota, Kecamatan Sagulung, dan Kecamatan Batu Aji. Persebaran penduduk Kota Batam secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 11 Persentase Persebaran Penduduk 2% 6% 10% 9% 17% 8%5% 11% 16% 13% 1% 2% Belakang Padang Batu Ampar Bengkong Lubuk Baja Batam Kota Sei Beduk Nongsa Sekupang Sagulung Batu Aji Bulang Galang
  • 12. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 12 3.3. Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Minum Pengelolaan Air Minum di Kota Batam dilaksanakan oleh PT. Adhya Tirta Batam (PT. ATB). Pada tahun 2014, produksi maksimum PT. ATB mencapai 3.535 l/detik dengan sambungan langganan sebanyak 227.054 sambungan dan 99,5% cakupan pelayanan di Kota Batam. Sumber air baku yang digunakan oleh PT. ATB utamanya berasal dari Waduk Duriangkang yang memiliki kapasitas sebesar 3.000 l/detik. Selain itu, terdapat juga waduk-waduk lainnya yang beroperasi dengan total kapasitas 3.850 l/detik. Saat ini, PT. ATB memiliki angka kehilangan air sebesar 15,2%. Berikut adalah 7 (tujuh) IPA yang dikelola oleh PT. ATB: Tabel 1 IPA Eksisting Yang Dikelola Oleh PT. ATB No. Instalasi Pengolahan Air Kap. Produksi (l/dt) 1 Baloi 30 2 Nongsa 110 3 Harapan 210 4 Ladi 270 5 Mukakuning 310 6 Piayu 375 7 Duriangkang 2.200 Sumber: PT. Adhya Tirta Batam, 2015 3.4. Proyeksi Kebutuhan Air dan Potensi Air Baku Pada tahun awal perencanaan (2017), Kota Batam diperkirakan memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.252.328 jiwa. Jumlah penduduk tersebut mengakibatkan terjadinya kebutuhan air sebanyak 3.634 l/detik, apabila diasumsikan konsumsi air minum di Kota Batam telah mencapai 190 l/orang/hari. Dengan menggunakan laju pertumbuhan rata-rata sebsar 6,8% per tahun, jumlah penduduk di Kota Batam mengalami penambahan jumlah penduduk menjadi sebanyak 8.397.618 jiwa pada tahun akhir perencanaan. Pesatnya tingkat pertumbuhan penduduk Kota Batam mengakibatkan terjadinya perkiraan lonjakan kebutuhan air, yang menjadi sebesa 31.721 l/detik. Laju pertumbuhan kebutuhan air di Kota Batam dapat dilihat pada Gambar 3.
  • 13. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 13 Gambar 12 Grafik Proyeksi Kebutuhan Air di Kota Batam Terlihat pola peningkatan kebutuhan air yang relatif stabil yang disebabkan oleh tingkat konsumsi air di Kota Batam yang telah sesuai dengan tingkat konsumsi air berdasarkan SK- SNI air minum, dan juga karena tingginya cakupan pelayanan PT. ATB. Tingginya tingkat cakupan pelayanan eksisting mengakibatkan pemenuhan akses pelayanan air minum 100% pada tahun 2019 dapat dicapai dengan penambahan yang tidak terlalu signifikan. Pada rentang tahun perencanaan selanjutnya yaitu 2020 – 2046, peningkatan kebutuhan air mengikuti pertumbuhan penduduk Kota Batam dan asumsi terjadinya kenaikan tingkat konsumsi air yang proporsional. Untuk memenuhi kebutuhan air tersebut, telah direncanakan penambahan kapasitas sumber air baku dengan pembangunan waduk-waduk baru dengan total penambahan kapasitas sebesar 9.300 l/detik hingga akhir tahun perencanaan. Tahapan penambahan kapasitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Rencana Pembangunan Waduk Untuk Penambahan Kapasitas Sumber Air Baku Kota Batam No. Nama Waduk Kapasitas Rencana (l/dt) Rencana Tahun Mulai Operasi 1 Tembesi 600 2017 2 Sei Gong 400 2018 3 Rempang 232 2019 4 Rempang Utara 275 2019 3.902 4.276 7.043 13.187 31.721 - 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041 2042 2043 2044 2045 2046 liter/detik Kebutuhan Air
  • 14. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 14 No. Nama Waduk Kapasitas Rencana (l/dt) Rencana Tahun Mulai Operasi 5 Sei Raya 220 2021 6 Sei Galang 180 2022-2026 7 Sei Galang Utara 165 2022-2026 8 Sei Galang Timur 87 2022-2026 9 Sei Curus 68 2022-2026 10 Sei Batas 41 2022-2026 11 Sei Tatas 32 2022-2026 12 Dam Estuari Busung (Pulau Bintan) 2.000 2022-2026 13 Dam Estuari Teluk Bintan (Pulau Bintan) 5.000 2027-2036 TOTAL 9.300 3.5. Hasil Analisis Neraca Air Dengan menggunakan hasil dari proyeksi kebutuhan air dan potensi air baku, didapatkan beberapa hasil yang dapat dilihat pada Gambar 4 sebagai berikut:
  • 15. Draft Laporan Final Studi Bauran Air sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM Bab 7 Analisa Pemenuhan Kebutuhan Air Secara Bauran Air Domestik PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 7 - 15 Gambar 13 Grafik Neraca Air SPAM Kota Batam 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2026 2036 2046 Kebutuhan Sumber Air Baku 3.728 3.946 4.176 4.452 4.754 5.500 8.200 17.900 38.600 Total Kapasitas Produksi 3.535 4.135 4.535 5.042 5.042 5.262 7.835 12.835 12.835 Pemenuhan Kebutuhan Air PSBAD 3.760 4.476 4.988 5.608 5.682 6.044 9.520 19.957 39.175 0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 45.000 L/det Penambahan dari Waduk Tembesi, Sei Gong, Rempang, dan Rempang Utara (Total 1.507 l/dtk) Penambahan dari Waduk Sei Galang, Curus, Batas, dan Tatas, Dam Estuari Busung P. Bintan dan Dam Estuari Teluk Bintan (Total 7.793 l/dtk)
  • 16. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 16 Berikut ini adalah penjelasan mengenai grafik yang terdapat pada Gambar 4: a. Kondisi SPAM di Kota Batam telah mengalami defisit untuk air baku sejak tahun 2016 sebesar minus 193 l/detik. Jika diasumsikan Waduk Tembesi, Waduk Sei Gong, Waduk Rempang, dan Waduk Rempang Utara mulai beroperasi pada kisaran tahun 2017 – 2019, maka kapasitas sumber air baku di Kota Batam dapat mencukup hingga tahun 2020, dengan surplus sebesar 288 l/detik. Namun, pada tahun 2021, Kota Batam diperkirakan akan kembali mengalami defisit air baku, hingga mencapai minus 25.765 l/detik pada tahun akhir perencanaan (2046). b. Dengan melakukan Pengembangan Sistem Bauran Air Domestik, kebutuhan air baku untuk Kota Batam dapat tertutupi sepanjang tahun perencanaan. Dengan perpaduan antara sumber air baku konvensional dan sumber air baku alternatif dari Pengembangan Sistem Bauran Air Domestik, SPAM Kota Batam diperkirakan akan memiliki surplus air baku pada tahun akhir perencanaan (2046) sebesar 575 l/detik. Berikut adalah target pengembangan SIstem Bauran Air Domestik di Kota Batam, beserta dengan besaran air baku yang dapat diperoleh dengan sistem tersebut: i. Tahun 2019 (Jangka Mendesak) - Pengurangan angka NRW sebesar 3%, menghasilkan 113 l/detik air baku - Daur ulang air buangan IPA sebesar 5%, menghasilkan 252 l/detik air baku - Cakupan pelayanan jaringan air limbah sebesar 3%, menghasilkan 75 l/detik air daur ulang untuk keperluan non konsumsi. - Pengolahan air laut dengan SWRO/BWRO untuk cakupan pelayanan 1%, menghasilkan 31 l/detik air baku/minum. - Jumlah rumah tangga yang menerapkan PAH sebesar 10.710 KK (3% penduduk total), menghasilkan 94 l/detik air baku. ii. Tahun 2026 (Tahap Perencanaan Jangka Menengah) - Pengurangan angka NRW sebesar 3%, menghasilkan 113 l/detik air baku - Daur ulang air buangan IPA sebesar 5%, menghasilkan 392 l/detik air baku - Cakupan pelayanan jaringan air limbah sebesar 10%, menghasilkan 461 l/detik air daur ulang untuk keperluan non konsumsi. - Pengolahan air laut dengan SWRO/BWRO untuk cakupan pelayanan 2,5%, menghasilkan 144 l/detik air baku/minum. - Jumlah rumah tangga yang menerapkan PAH sebesar 56.512 KK (10% penduduk total), menghasilkan 576 l/detik air baku. iii. Tahun 2046 (Tahap Perencanaan Jangka Panjang) - Pengurangan angka NRW sebesar 3%, menghasilkan 113 l/detik air baku - Daur ulang air buangan IPA sebesar 5%, menghasilkan 642 l/detik air baku
  • 17. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 17 - Cakupan pelayanan jaringan air limbah sebesar 80%, menghasilkan 17.421 l/detik air daur ulang untuk keperluan non konsumsi. - Pengolahan air laut dengan SWRO/BWRO untuk cakupan pelayanan 5%, menghasilkan 1.361 l/detik air baku/minum. - Jumlah rumah tangga yang menerapkan PAH sebesar 524.852 KK (25% penduduk total), menghasilkan 6.804 l/detik air baku. 4. Kabupaten Bandung 4.1. Gambaran Umum Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat dengan Soreang sebagai ibukota kabupaten. Luas wilayah Kabupaten Bandung adalah seluas 176.239 ha. Kabupaten Bandung memiliki batas administrasi dengan Kabupaten Bandung Barat di sebelah Utara; Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Garut di sebelah Timur; Kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur di sebelah Selatan; Kota Bandung di bagian Tengah; dan Kota Cimahi di Sebelah Barat. Secara umum, suhu udara di Kabupaten Bandung berkisar antara 12 o C – 24 o C, dengan musim hujan umumnya terjadi pada bulan Desember sampai bulan Februari, sedangkan musim kemarau umumnya terjadi pada bulan Juni sampai Agustus. Curah hujan rata-rata tahunan di wilayah Kabupaten Bandung 1.500 - 4500 mm/tahun, dengan curah hujan tertinggi terjadi di daerah pegunungan di bagian utara dan selatan Kabupaten Bandung (3.000-4.000 mm/tahun). Sedangkan, curah hujan terendah terdapat di bagian tengah Kabupaten Bandung yaitu di daerah pedataran (1.500-2.000 mm/tahun). 4.2. Demografi dan Kependudukan: Jumlah penduduk Kabupaten Bandung pada tahun 2014 adalah sebanyak 3.470.393 jiwa dengan angka kepadatan penduduk sekitar 1.901 jiwa/km2 . Meninjau perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Bandung dalam lima tahun terakhir, trend perkembangan menunjukkan bahwa dalam lima tahun terakhir jumlah penduduk Kabupaten Bandung terus mengalami peningkatan dengan rata- rata pertumbuhan sekitar 1,84%. Persebaran penduduk di Kabupaten Bandung dapat dilihat pada Gambar 5 berikut ini.
  • 18. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 18 Sumber: Kabupaten Bandung Dalam Angka 2015 Gambar 14 Persebaran Penduduk di Kabupaten Bandung Tahun 2014 4.3. Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Raharja Kabupaten Bandung adalah satu-satunya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yang mempunyai tugas memberikan pelayanan air bersih untuk masyarakat Kabupaten Bandung, yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) Nomor : XVII tahun 1977 dan disahkan dengan keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 510/HK/011/SK/77 serta diubah terakhir kalinya melalui Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2005. Tabel 4.1 Data Umum PDAM Tirta Raharja Wilayah Jumlah Sambunan Langganan Total Jumlah Penduduk Total Jumlah Penduduk Terlayani Jumlah Jiwa terlayani %Total Penduduk %Terhadap total penduduk terlayani Kabupaten Bandung 76.457 SL 5.544.260*) 3.916.867*) 607.638 8,41% 15,5% *)Mencakup Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi Sumber: BPPSPAM, 2015 SPAM yang dikelola oleh PDAM Tirta Raharja melayani 3 wilayah, yaitu Kabupaten Bandung, Kota CImahi, dan Kabupaten Bandung Barat. Di Kabupaten Bandung, yang telah memperoleh pelayanan air minum PDAM Tirta Raharja adalah 16 kecamatan dari 31 kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung. Sistem pelayanan air minum di Kabupaten Bandung terdiri dari 3 (tiga) cabang dan 4 (empat) unit. Jumlah pelanggan PDAM Tirta Raharja di Kabupaten Bandung adalah 52.117 pelanggan. 79.193 51.774 86.716 79.124 150.475 71.426 109.517 81.916 129.065 88.326 117.910 51.607 179.478 164.300 84.009 164.330 238.908 98.410 123.784 68.998 74.917 116.491 112.142 96.122 143.581 130.597 134.537 109.524 171.842 49.725 111.647 - 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000
  • 19. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 19 PDAM Tirta Raharja memiliki kapasitas terpasang untuk daerah pelayanan Kabupaten Bandung sebesar 412,5 l/det. PDAM Tirta Raharja memproduksi air di 10 instalasi dengan kapasitas beragam yang tersebar di wilayah Kabupaten Bandung, yaitu: • IPA Sukamaju : 200 l/det • MA. Cigadog, Ciwidey : 25 l/det • MA. Citere Pangalengan : 30 l/det • IPA Ciparay : 200 l/det • MA. Cilembang Pacet : 5 l/det • DW 4 Rancaekek : 8 l/det • DW 6 Rancaekek : 8 l/det • DW 7 Rancaekek : 8 l/det • MA. Cihampelas : 6 l/det • DW 2 Majalaya : 12,5 l/det Sumber air baku yang dikelola oleh PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung saat ini berasal dari sumber air permukaan berupa Sungai Cisangkuy dan Sungai Cikitu, mata air Citere, mata air Cigadog, mata air Cilembang, mata air Cihampelas. Kapasitas sumber air permukaan dan mata air umumnya menurun pada musim kemarau. Sementara, kapasitas sumur bor semakin menurun karena terjadinya eksploitasi air tanah dalam jumlah besar untuk keperluan industri. 4.4. Proyeksi Kebutuhan Air dan Potensi Air Baku Pada tahun awal perencanaan (2017), Kabupaten Bandung diperkirakan memiliki jumlah penduduk sebanyak 3.685.627 jiwa. Dengan perkiraan cakupan pelayanan sebesar 10% terhadap jumlah penduduk administrasi dan konsumsi sebesar 115 l/orang/hari, kebutuhan air yang perlu dilayani oleh PDAM Tirta Raharja adalah sebesar 686 l/detik. Dengan menggunakan laju pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 1,8% per tahun, dan pertumbuhan cakupan pelayanan sebesar 2-3% per tahun, jumlah penduduk di Kabupaten Bandung pada tahun 2046 mencapai 6.774.201 jiwa, dengan cakupan pelayanan PDAM sebanyak 70% dari jumlah penduduk administrasi. Pertumbuhan penduduk dan peningkatan persentase cakupan wilayah pelayanan tersebut mengakibatkan adanya kebutuhan air yang perlu dipenuhi oleh PDAM Tirta Raharja sebesar 12.042 l/detik. Laju pertumbuhan kebutuhan air di Kabupaten Bandung dapat dilihat pada Gambar 6.
  • 20. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 20 Gambar 15 Grafik Proyeksi Kebutuhan Air di Kabupaten Bandung Terlihat pola peningkatan kebutuhan air yang memiliki kenaikan relatif stabil. Hal disebabkan oleh meningkatnya cakupan pelayanan PDAM Tirta Raharja dengan tingkat kenaikan yang stabil. Selain itu, tingkat konsumsi air di Kabupaten Bandung juga terus mengalami kenaikan hingga mencapai tingkat konsumsi yang sesuai dengan SK-SNI air minum, yaitu sebanyak 190 l/orang/hari untuk wilayah dengan jumlah penduduk lebih dari 1.000.000 jiwa. DIasumsikan tingkat konsumsi tersebut akan dicapai pada tahun akhir perencanaan (2046). Untuk memenuhi kebutuhan air tersebut, telah direncanakan penambahan kapasitas sumber air baku dengan menggunakan Sistem Penyediaan Air Minum regional Metro Bandung Raya (MBR). Berbagai sumber air di wilayah Cekungan Bandung yang dikelompokkan menjadi sistem-sistem regional Metro Bandung Raya diperkirakan akan menambah kapasitas sumber air baku untuk Kabupaten Bandung dengan total penambahan kapasitas sebesar 6.900 l/detik hingga tahun akhir perencanaan. Tahapan penambahan kapasitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 3 Rencana Penambahan Kapasitas Sumber Air Baku Kabupaten Bandung No. Nama Sistem Kapasitas Rencana (l/dt) Rencana Tahun Mulai Operasi 1 Sistem Bandung Barat 1 – SAB Ciwidey 200 1.100 2017 2022 - 2026 2 Sistem Bandung Selatan 400 200 200 2017 2022 – 2026 2027 - 2036 829 1.149 2.698 6.447 12.042 - 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041 2042 2043 2044 2045 2046 liter/detik Kebutuhan Air
  • 21. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 21 No. Nama Sistem Kapasitas Rencana (l/dt) Rencana Tahun Mulai Operasi 3 Sistem Bandung Timur 1 300 90 2017 2022 – 2026 4 Sistem Bandung Timur 2 180 1.000 2017 2022 – 2026 5 Sistem Berdasarkan Studi RISPAM Kab> Bandung Th. 2011 2.000 2022 – 2026 6 Sistem Berdasarkan Studi MP Penyediaan Air Baku MBR 730 2027 - 2036 7 Sei Galang Utara 165 2022-2026 8 Sei Galang Timur 87 2022-2026 9 Sei Curus 68 2022-2026 10 Sei Batas 41 2022-2026 11 Sei Tatas 32 2022-2026 12 Dam Estuari Busung (Pulau Bintan) 2.000 2022-2026 13 Dam Estuari Teluk Bintan (Pulau Bintan) 5.000 2027-2036 TOTAL 6.900 4.5. Hasil Analisis Pemenuhan Kebutuhan Air Baku Dengan Bauran Air Domestik Dengan menggunakan hasil dari proyeksi kebutuhan air dan potensi air baku untuk Kabupaten Bandung, didapatkan beberapa hasil yang dapat dilihat pada Gambar 7 sebagai berikut:
  • 22. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 22 Gambar 16 Grafik Neraca Air SPAM Kabupaten Bandung 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2026 2036 2046 Pemenuhan Kebutuhan Air PSBAD 903 1.683 1.801 1.932 2.075 2.231 7.501 10.877 15.656 Total Kapasitas Produksi 413 1.493 1.493 1.493 1.493 1.493 5.883 7.313 7.313 Kebutuhan Sumber Air Baku 619 805 1.007 1.219 1.447 1.700 3.200 7.400 14.800 - 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 L/det Neraca SPAM Kabupaten Bandung
  • 23. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 23 Berikut ini adalah penjelasan mengenai grafik yang terdapat pada Gambar 7: a. Kondisi SPAM di Kabupaten Bandung telah mengalami defisit untuk air baku sejak tahun 2016 sebesar minus 207 l/detik. Jika diasumsikan tambahan air baku dari Sistem Bandung Barat, Selatan, dan Timur sudah mulai beroperasi pada tahun 2017, maka kapasitas sumber air baku di Kabupaten Bandung dapat mencukup hingga tahun 2020, dengan surplus sebesar 46 l/detik. Namun, pada tahun 2021, Kabupaten Bandung diperkirakan akan kembali mengalami defisit air baku hingga mencapai minus 208 l/detik, setidaknya hingga tahap kedua Sistem Penyediaan Air Minum Metro Bandung Raya mulai beroperasi pada kisaran tahun 2022 - 2026. Walaupun demikian, Kabupaten Bandung akan kembali mengalami defisit pada akhir tahun 2036 hingga pada tahun akhir perencanaan, dengan defisit yang mencapai minus 7.488 l/detik. b. Dengan melakukan Pengembangan Sistem Bauran Air Domestik, kebutuhan air baku untuk Kabupaten Bandung dapat tertutupi dari tahun 2017 hingga pada tahun akhir masa perencanaan. Dengan perpaduan antara sumber air baku konvensional dan sumber air baku alternatif dari Pengembangan Sistem Bauran Air Domestik, SPAM Kabupaten Bandung diperkirakan akan memiliki surplus air baku pada tahun akhir perencanaan (2046) sebesar 856 l/detik. Berikut adalah target pengembangan SIstem Bauran Air Domestik di Kota Batam, beserta dengan besaran air baku yang dapat diperoleh dengan sistem tersebut: i. Tahun 2019 (Pencapaian Target RPJMN 2015 – 2019) - Pengurangan angka NRW sebesar 12%, menghasilkan 50 l/detik air baku - Daur ulang air buangan IPA sebesar 5%, menghasilkan 227 l/detik air baku - Cakupan pelayanan jaringan air limbah sebesar 3%, menghasilkan 23 l/detik air daur ulang untuk keperluan non konsumsi. - Jumlah rumah tangga yang menerapkan PAH sebesar 57.655 KK (6% penduduk total), menghasilkan 321 l/detik air baku. ii. Tahun 2026 (Tahap Perencanaan Jangka Menengah) - Pengurangan angka NRW sebesar 12%, menghasilkan 50 l/detik air baku - Daur ulang air buangan IPA sebesar 5%, menghasilkan 294 l/detik air baku - Cakupan pelayanan jaringan air limbah sebesar 10%, menghasilkan 205 l/detik air daur ulang untuk keperluan non konsumsi. - Jumlah rumah tangga yang menerapkan PAH sebesar 166.949 KK (15% penduduk total), menghasilkan 1.070 l/detik air baku. iii. Tahun 2046 (Tahap Perencanaan Jangka Panjang) - Pengurangan angka NRW sebesar 20%, menghasilkan 82 l/detik air baku
  • 24. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 24 - Daur ulang air buangan IPA sebesar 5%, menghasilkan 366 l/detik air baku - Cakupan pelayanan jaringan air limbah sebesar 40%, menghasilkan 4.172 l/detik air daur ulang untuk keperluan non konsumsi. - Jumlah rumah tangga yang menerapkan PAH sebanyak 423.388 KK (25% penduduk total), menghasilkan 3.724 l/detik air baku. 5. Kota Balikpapan 5.1. Gambaran Umum Kota Balikpapan mempunyai luas wilayah daratan 503,3 km2 dan luas pengelolaan laut 160,10 km2 . Terletak di antara 116,5º BT dan 117,0º BT serta 1,0º LS dan 1,5º LS. Terdiri atas 6 (enam) kecamatan dan 34 kelurahan. Batas administrasi Kota Balikpapan sebelah utara adalah Kabupaten Kutai Kartanegara; sebelah Barat Kabupaten Penajam Paser Utara; sebelah Selatan Selat Makassar; dan sebelah Timur Selat Makassar. Secara umum Kota Balikpapan berada pada ketinggian 0 sampai > 100 meter di atas permukaan laut. Namun dari ketinggian tersebut, terbesar berada pada ketinggian 20-100 mdpl seluas 20.090,57 ha atau 51,66 % dari luas wilayah total Kota Balikpapan, ketinggian 10-20 mdpl seluas 17.260 ha (34,17%) dari luas wilayah sedangkan ketinggian 0-10 mdpl seluas 6.980 Ha atau 13 % dari luas wilayah. Kota Balikpapan beriklim tropis dengan musim kemarau terjadi pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober, sedangkan musim penghujan terjadi pada bulan November sampai dengan bulan April. Suhu udara berkisar Antara 22o C sampai dengan 34,7o C, sedangkan kelembaban udaranya berada pada kisaran 78 – 86 %. Rata-rata curah hujan terendah 12,2 mm dan tertinggi 421,9 mm per bulan. 5.2. Demografi dan Kependudukan: Penduduk Kota Balikpapan pada akhir tahun 2014 berjumlah 610.313 jiwa. Pertumbuhan penduduk dibandingkan tahun 2013 mencapai 1,77 persen yang berasal dari pertambahan penduduk sebesar 10.628 jiwa dan paling banyak dipengaruhi oleh faktor migrasi masuk. Secara persentase, distribusi penduduk Kota Balikpapan terlihat cukup merata, berkisar antara 11 hingga 22 persen di masing-masing kecamatan, akan tetapi apabila dibandingkan dengan luas wilayahnya, maka akan terlihat bahwa kepadatan di masing-masing wilayah tersebut sangat timpang.
  • 25. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 25 Gambar 17 Persebaran Penduduk di Kota Balikpapan 5.3. Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Minum Berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya Dati II Balikpapapan No. 01 Tahun 1976 dibentuk PDAM Kota Balikpapan yang mengelola sistem penyediaan air bersih di wilayah Kota Balikpapan. Pelayanan PDAM Tirta Manggar di Kota Balikpapan sudah mencakup sebanyak 452.248 jiwa dengan sambungan langganan sebanyak 88.950 SR, atau 71.75% dari jumlah penduduk secara keseluruhan. PDAM Tirta Manggar menggunakan sumber mata air permukaan berupa waduk dan sungai (82%) dan sumur bor (18%), dengan kapasitas terpasang sebesar 1.220 liter/detik. Kondisi air baku di Kota Balikpapan tidak dapat mencukupi, terutama pada musim kemarau saat kekurangan air sering terjadi. PDAM Kota Balikpapan dipasok oleh 8 (delapan) IPA, seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4 IPA Eksisting Yang Dikelola Oleh PDAM No. Instalasi Pengolahan Air Kap. Produksi (l/dt) Sumber Air Baku 1 Batu Ampar 500 Waduk Manggar 519 l/dt 2 Manggar (Km 12) 20 Waduk Manggar 15,96 l/dt, akan ditingkatkan 100 l/dt 3 Kampung Damai 440 Waduk Manggar 371 l/dt dan Sumur Bor 47 l/dt 4 Gunung Sari 140 6 Unit Sumur Bor 140 l/dt 11,5% 14,8% 21,9% 17,0% 20,6% 14,2% Balikpapan Timur Balikpapan Barat Balikpapan Utara Balikpapan Tengah Balikpapan Selatan Balikpapan Kota
  • 26. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 26 No. Instalasi Pengolahan Air Kap. Produksi (l/dt) Sumber Air Baku 5 Teritip 50 7 Unit Sumur Bor 35 l/dt 6 Prapatan 50 2 Unit Sumur Bor 50 l/dt 7 Gunung Tembak 10 Sungai Selok Api 5 l/dt + 1 Unit Sumur Bor 5 l/dt 8 Zamp Korpri 10 1 Unit Sumur Bor 10 l/dt Sumber: RISPAM Kota Balikpapan, 2015 Selain ke-8 (delapan) dari IPA yang dikelola oleh PDAM, ada juga IPA Non PDAM, yaitu IPA yang dikelola oleh Pertamina dan PT. DKI; sumur dalam yang dikelola swasta, yang dikelola oleh kawasan perumahan swasta, kawasan Cevron dan Total di Kota Balikpapan. Selain itu, terdapat juga masyarakat yang memanfaatkan Danau Cermin, baik secara langsung ataupun dengan sumur bor. IPA lain yang dimiliki oleh masyarakat adalah WTP Bendali II yang dikelola oleh Koperasi Usaha Bersama. WTP ini melayani 3 kawasan perumahan yaitu perumahan Korpri, Perumahan Perusda dan Perumahan Mawija. WTP yang dibangun pada tahun 2007 ini mampu melayani ± 860 KK. Dalam pengelolaannya dilakukan kerjasama dengan STT Migas. IPA terakhir yang dikelola dan dimiliki oleh selain PDAM adalah IPA bantuan Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Pekerjaan Umum setempat, yang bertempat di Baru Ulu dengan menggunakan filter sederhana. 5.4. Proyeksi Kebutuhan Air dan Potensi Air Baku Pada tahun awal perencanaan (2017), Kota Balikpapan diperkirakan memiliki jumlah penduduk sebanyak 644.373 jiwa dengan cakupan pelayanan PDAM mencapai 83%. Jumlah penduduk dan cakupan pelayanan tersebut mengakibatkan terjadinya kebutuhan air sebanyak 1.206 l/detik yang perlu dilayani oleh PDAM Tirta Manggar, dengan asumsi konsumsi air minum di Kota Batam telah mencapai 135 l/orang/hari. Dengan menggunakan laju pertumbuhan rata-rata sebsar 1,7% per tahun, jumlah penduduk di Kota Balikpapan mengalami penambahan jumlah penduduk menjadi sebanyak 1.219.015 jiwa pada akhir tahun perencanaan, dengan cakupan pelayanan PDAM yang sudah mencapai 100%. Pertumbuhan penduduk tersebut mengakibatkan terjadinya perkiraan kebutuhan air sebesar 4.727 l/detik. Laju pertumbuhan kebutuhan air di Kota Balikpapan dapat dilihat pada Gambar 9.
  • 27. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 27 Gambar 18 Grafik Proyeksi Kebutuhan Air di Kota Balikpapan Terlihat pola peningkatan kebutuhan air yang cukup melonjak pada tahap mendesak (2017-2019) yang disebabkan oleh kenaikan cakupan pelayanan dari 75% menjadi 100%. Tingginya tingkat cakupan pelayanan eksisting mengakibatkan pemenuhan akses pelayanan air minum 100% pada tahun 2019 dapat dicapai dengan penambahan yang tidak terlalu signifikan. Pada rentang tahun perencanaan selanjutnya yaitu 2020 – 2046, peningkatan kebutuhan air mengikuti pertumbuhan penduduk Kota Balikpapan dan asumsi terjadinya kenaikan tingkat konsumsi air yang proporsional. Untuk memenuhi kebutuhan air tersebut, telah direncanakan penambahan kapasitas sumber air baku dengan pembangunan IPA dan waduk-waduk baru dengan total penambahan kapasitas sebesar 4.890 l/detik hingga akhir tahun perencanaan. Tahapan penambahan kapasitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Rencana Penambahan Kapasitas Sumber Air Baku Kota Balikpapan No. Nama IPA/Waduk Kapasitas Rencana (l/dt) Rencana Tahun Mulai Operasi 1 IPA Karang Joang 100 2017 2 Waduk Semboja 100 2017 3 Waduk Teritip 200 2018 4 Waduk Ajiraden 100 2019 5 Waduk Wain 170 2020 1.206 1.873 2.420 3.283 4.727 - 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041 2042 2043 2044 2045 2046 liter/detik Kebutuhan Air
  • 28. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 28 No. Nama IPA/Waduk Kapasitas Rencana (l/dt) Rencana Tahun Mulai Operasi 6 Waduk Sepaku 1.000 2021 7 Waduk Lembakan 2.000 2021 TOTAL 4.890 5.5. Hasil Analisis Pemenuhan Kebutuhan Air Baku Dengan Bauran Air Domestik Dengan menggunakan hasil dari proyeksi kebutuhan air dan potensi air baku untuk Kota Balikpapan, didapatkan beberapa hasil yang dapat dilihat pada Gambar 10.
  • 29. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 7 - 29 Gambar 19 Grafik Neraca Air SPAM Kota Balikpapan Dengan Implementasi Pengembangan Sistem Bauran Air Domestik 2017 2018 2019 2020 2021 2026 2036 2046 Kebutuhan Sumber Air Baku 1.327,0 1.645,0 2.061,0 2.087,0 2.400,0 2.700,0 3.700,0 5.200,0 Total Kapasitas Produksi 1.420,0 1.620,0 1.720,0 1.890,0 4.890,0 4.890,0 4.890,0 4.890,0 Pemenuhan Kebutuhan Air PSBAD 1.549,00 1.799,00 1.964,00 2.185,00 5.405,00 5.651,00 6.231,00 7.712,00 - 1.000,0 2.000,0 3.000,0 4.000,0 5.000,0 6.000,0 7.000,0 8.000,0 9.000,0 L/det Neraca SPAM Kota Balikpapan Penambahan dari IPA Karang Joang, Waduk Semboja, , Waduk Teritip, Waduk Ajiraden, Waduk Wain (Total 1.890 l/dtk) Penambahan dari Waduk Sepaku dan Waduk Lambakan (Total 3.000 l/dtk)
  • 30. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 30 Berikut ini adalah penjelasan mengenai grafik yang terdapat pada Gambar 10: a. Kondisi SPAM di Kota Balikpapan diperkirakan akan mengalami defisit untuk air baku sejak tahun 2018 sebesar minus 25 l/detik, dan angka defisit akan terus membesar hingga tahun 2020, sebesar minus 197 l/detik. Kondisi ini akan dialami walaupun telah dilakukan penambahan waduk-waduk seperti Waduk Semboja, Teritip, Ajiraden, dan Wain. Pada tahun 2021, kondisi SPAM Kota Balikpapan akan mengalami surplus, dengan asumsi Waduk Sepaku dan Waduk Lambakan sudah beroperasi pada tahun tersebut. Dengan asumsi seluruh waduk rencana beroperasi dengan optimal, kebutuhan air baku untuk air minum di Kota Balikpapan akan terpenuhi, walaupun akan kembali mengalami defisit pada tahun akhir perencanaan di Tahun 2046, dengan angka defisit sebesar minus 310 l/detik. b. Dengan melakukan Pengembangan Sistem Bauran Air Domestik, kebutuhan air baku untuk Kota Balikpapan dapat tertutupi dari tahun 2017 hingga pada tahun akhir masa perencanaan, walaupun akan sempat mengalami defisit sebesar minus 97 l/detik pada Tahun 2019. Dengan perpaduan antara sumber air baku konvensional dan sumber air baku alternatif dari Pengembangan Sistem Bauran Air Domestik, SPAM Kabupaten Bandung diperkirakan akan memiliki surplus air baku pada tahun akhir perencanaan (2046) sebesar 2.512 l/detik. Berikut adalah target pengembangan SIstem Bauran Air Domestik di Kota Balikpapan, beserta dengan besaran air baku yang dapat diperoleh dengan sistem tersebut: i. Tahun 2019 (Pencapaian Target RPJMN 2015 – 2019) - Pengurangan angka NRW sebesar 4%, menghasilkan 38 l/detik air baku - Daur ulang air buangan IPA sebesar 5%, menghasilkan 86 l/detik air baku - Cakupan pelayanan jaringan air limbah sebesar 3%, menghasilkan 32 l/detik air daur ulang untuk keperluan non konsumsi. - Pengolahan air laut dengan SWRO/BWRO untuk cakupan pelayanan 1%, menghasilkan 14 l/detik air baku/minum. - Jumlah rumah tangga yang menerapkan PAH sebanyak 8.028 KK (6% penduduk total), menghasilkan 64 l/detik air baku. ii. Tahun 2026 (Tahap Perencanaan Jangka Menengah) - Pengurangan angka NRW sebesar 9%, menghasilkan 114 l/detik air baku - Daur ulang air buangan IPA sebesar 5%, menghasilkan 245 l/detik air baku - Cakupan pelayanan jaringan air limbah sebesar 10%, menghasilkan 143 l/detik air daur ulang untuk keperluan non konsumsi. - Pengolahan air laut dengan SWRO/BWRO untuk cakupan pelayanan 2,5%, menghasilkan 45 l/detik air baku/minum.
  • 31. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 31 - Jumlah rumah tangga yang menerapkan PAH sebesar 13.904 KK (15% penduduk total), menghasilkan 120 l/detik air baku. iii. Tahun 2046 (Tahap Perencanaan Jangka Panjang) - Pengurangan angka NRW sebesar 16%, menghasilkan 190 l/detik air baku - Daur ulang air buangan IPA sebesar 5%, menghasilkan 245 l/detik air baku - Cakupan pelayanan jaringan air limbah sebesar 40%, menghasilkan 1.175 l/detik air daur ulang untuk keperluan non konsumsi. - Pengolahan air laut dengan SWRO/BWRO untuk cakupan pelayanan 5%, menghasilkan 184 l/detik air baku/minum. - Jumlah rumah tangga yang menerapkan PAH sebesar 85.332 KK (35% penduduk total), menghasilkan 1.028 l/detik air baku. 6. Kota Denpasar 6.1. Gambaran Umum Kota Denpasar terletak di Provinsi Bali dengan luas wilayah daratan sebesar 108,265 Ha dan uas wilayah perairan/laut sebesar 12.778 Ha. Kota Denpasar berbatasan secara administratif dengan Kabupaten Badung di bagian Utara, Barat, dan Selatan, serta berbatasan dengan Kabupaten Gianyar dan Selat Lombok di sebelah Timur. Kota Bali memiliki iklim tropis, dengan suhu udara berkisar di antara 20,2 ᵒC – 36,2 ᵒC. Permukaan tanah di Kota Batam pada umumnya miring ke arah selatan. Morfologi landai dengan kemiringan lahan sebagian besar berkisar antara 0 – 5%. Wilayah kota Denpasar sebagian besar berada pada ketinggian antara 0-75 meter diatas permukaan laut. Denpasar Selatan seluruhnya terletak pada ketinggian 0-12 meter diatas permukaan laut. 6.2. Demografi dan Kependudukan: Jumlah Penduduk Kota Denpasar pada tahun 2014 adalah sebanyak 863.600 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 2,1% per tahun. Jumlah penduduk dan luas wilayah diketahui bahwa kepadatan wilayah di Kota Denpasar adalah 6.759 jiwa/km2 . Persebaran penduduk Kota Denpasar secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 6.
  • 32. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 32 Tabel 6 Persebaran Penduduk Kota Denpasar Kecamatan Jumlah Denpasar Selatan 273.090 Denpasar Timur 148.890 Denpasar Barat 250.440 Denpasar Utara 191.180 Total 863.600 6.3. Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Minum Pengelolaan Air Minum di Kota Denpasar dilaksanakan oleh PDAM Kota Denpasar. Pada tahun 2013, kapasitas SPAM PDAM Kota Denpasar mencapai 1.234 l/detik dengan sambungan langganan sebanyak 77.502 sambungan dan 44,3% cakupan pelayanan di Kota Denpasar. Sumber air baku yang digunakan oleh PDAM Kota Denpasar utamanya berasal dari Sungai Ayung dan 21 titik sumur bor. Jumlah sumur bor yang cukup banyak dikhawatirkan dapat mengakibatkan dampak yang serius terhadap lingkungan Kota Denpasar secara khusus dan Pulau Bali secara umum. Pada tahun 2014, PDAM Kota Denpasar memiliki angka kehilangan air sebesar 34%. Berikut adalah sumber utama air baku PDAM Kota Denpasar: Tabel 7 Sumber Air Baku PDAM Kota Denpasar No Nama Alamat Kapasitas Terpasang (lt/dt) A SUMUR BOR 1 Sumur E.1 Subita Jl. Subita 71 2 Sumur E.2 Kecubung Jl. Kecubung 30 3 Sumur E.4 Sari Gading Jl. Saigading 3 4 SB. 2 Peguyangan Jl. Suradipa 5 5 SB. 3 Peguyangan Jl. Kertanegara 6 6 SB. 4 Sanur Jl. Tukad Bilok 21 7 TPW 4 Panjer Jl. Tukad Pakerisan 29 8 SB. 6 Panjer Jl. Tukad Pakerisan 26 9 SB. Tonja Jl. Kemuda 6 10 SB. Ubung Jl. Cargo 6 11 SB. Sedapmalam I Jl. Sedapmalam 50 12 SB. Sedapmalam II Jl. Sedapmalam 35
  • 33. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 33 No Nama Alamat Kapasitas Terpasang (lt/dt) 13 SB. Penatih Jl. Siulan 25 14 SB. Br. Gunung Jl. Siulan 25 15 SB. Badak Agung Jl. Badak Agung VIII 25 16 SB. Sidakarya Jl. Dewata 30 17 SB. Pelagan Jl. Trenggana 20 18 SB. Kebo Iwo Jl. Kebo Iwo 8 19 SB. Singkep Jl. P Singkep 38 20 SB. Mahendaradata Jl. Mahendaradata 13 21 SB. Tukad Badung Jl. Tukad Badung 42 Jumlah A 514 B AIR PERMUKAAN IPA AYUNG BELUSUNG Jl. Antasura 500 IPA PAKET BELUSUNG Jl. Antasura 45 IPA WARIBANG Jl. Waribang 175 Jumlah Air Permukaan 720 Jumlah A + B 1234 Sumber: PDAM Kota Denpasar, 2013 Untuk menambah kapasitas pelayanan air minum kepada masyarakat di kota Denpasar, selain memanfaatkan air dari sumber air/instalasi pengolahan air tersebut diatas, PDAM Kota Denpasar juga membeli air curah hujan dari PDAM Badung, PDAM Gianyar dan PAM Tirtaartha Buanamulya, dengan kapasitas 60 l/detik. 6.4. Proyeksi Kebutuhan Air dan Potensi Air Baku Pada tahun awal perencanaan (2017), Kota Denpasar diperkirakan memiliki jumlah penduduk sebanyak 954.085 jiwa, dengan cakupan pelayanan PDAM Kota Denpasar sebesar 78%. Jumlah penduduk dan tingkat cakupan pelayanan tersebut mengakibatkan terjadinya kebutuhan air sebanyak 2.010 l/detik, dengan konsumsi air minum eksisting berdasarkan rekening air di Kota Denpasar telah mencapai 180 l/orang/hari. Dengan menggunakan laju pertumbuhan rata-rata sebsar 2,1% per tahun, jumlah penduduk di Kota Denpasar mengalami penambahan jumlah penduduk menjadi sebanyak 2.499.821 jiwa. Tingkat pertumbuhan penduduk tersebut mengakibatkan terjadinya kenaikan kebutuhan air menjadi sebesar 9.407 l/detik. Laju pertumbuhan kebutuhan air di Kota Denpasar dapat dilihat pada Gambar 12.
  • 34. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 34 Gambar 20 Grafik Proyeksi Kebutuhan Air di Kota Denpasar Terlihat pola peningkatan kebutuhan air yang cukup melonjak pada tahap mendesak (2017-2019) yang disebabkan oleh kenaikan cakupan pelayanan dari 78% menjadi 100%. Tingginya tingkat cakupan pelayanan eksisting mengakibatkan pemenuhan akses pelayanan air minum 100% pada tahun 2019 dapat dicapai dengan penambahan yang tidak terlalu signifikan. Pada rentang tahun perencanaan selanjutnya yaitu 2020 – 2046, peningkatan kebutuhan air mengikuti pertumbuhan penduduk Kota Denpasar dan asumsi terjadinya kenaikan tingkat konsumsi air yang proporsional. Untuk memenuhi kebutuhan air tersebut, telah direncanakan penambahan kapasitas sumber air baku dengan sistem penyediaan air minum regional yang menggunakan sumber air yang berasal dari luar wilayah administrasi Kota Denpasar. Tahapan penambahan kapasitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 8 Rencana Pembangunan Waduk Untuk Penambahan Kapasitas Sumber Air Baku Kota Batam No. Nama Sistem Kapasitas Rencana (l/dt) Rencana Tahun Mulai Operasi 1 SPAM Penet 150 2017 2 SPAM Petanu 150 2017 3 SPAM Ayung* 600 2016-2025 3 SPAM Unda* 250 2016-2025 TOTAL 1.150 *) Belum terdapat informasi resmi 2.010 2.797 3.933 6.058 9.407 - 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041 2042 2043 2044 2045 2046 liter/detik Kebutuhan Air
  • 35. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 35 6.5. Hasil Analisis Neraca Air Dengan menggunakan hasil dari proyeksi kebutuhan air dan potensi air baku, didapatkan beberapa hasil yang dapat dilihat pada Gambar 13 sebagai berikut:
  • 36. Draft Laporan Final Studi Bauran Air sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM Bab 7 Analisa Pemenuhan Kebutuhan Air Secara Bauran Air Domestik PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 7 - 36 Gambar 21 Grafik Neraca Air SPAM Kota Denpasar 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2026 2036 2046 Kebutuhan Sumber Air Baku 3.034 3.296 3.569 3.662 3.755 4.200 5.100 7.400 11.500 Total Kapasitas Produksi 1.220 1.220 1.370 1.370 1.520 1.520 4.670 4.670 4.670 Pemenuhan Kebutuhan Air PSBAD 1.305 1.387 1.628 1.724 1.971 2.108 5.951 7.429 11.657 - 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 L/det Neraca SPAM Kota Denpasar Penambahan dari Waduk Semboja,, Telagawaja, dan Unda Penambahan dari IPA Petanu dan IPA Penet
  • 37. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 37 Berikut ini adalah penjelasan mengenai grafik yang terdapat pada Gambar 13: a. Kondisi SPAM di Kota Denpasar telah mengalami defisit untuk air baku sejak tahun 2016 sebesar minus 802 l/detik. Walaupun diasumsikan SPAM Penet dan SPAM Petanu yang diperkirakan beroperasi pada Tahun 2017, serta SPAM Ayung dan SPAM Unda yang diperkirakan mulai beroperasi pada Tahun 2026, kapasitas sumber air baku di Kota Denpasar tidak mencukupi bahkan hingga mencapai tahun akhir perencanaan, dengan defisit sebesar 10.280 l/detik. b. Dengan melakukan Pengembangan Sistem Bauran Air Domestik, kebutuhan air baku untuk Kota Denpasar masih akan mengalami defisit hingga pada rentang waktu tahun 2036. Kondisi surplus air baku akan dialami Kota Denpasar pada tahun akhir perencanaan. Dengan perpaduan antara sumber air baku konvensional dan sumber air baku alternatif dari Pengembangan Sistem Bauran Air Domestik, SPAM Kota Batam diperkirakan akan memiliki surplus air baku pada tahun akhir perencanaan (2046) sebesar 577 l/detik. Berikut adalah target pengembangan SIstem Bauran Air Domestik di Kota Batam, beserta dengan besaran air baku yang dapat diperoleh dengan sistem tersebut: i. Tahun 2019 (Tahap Mendesak) - Pengurangan angka NRW sebesar 5%, menghasilkan 61 l/detik air baku - Daur ulang air buangan IPA sebesar 5%, menghasilkan 69 l/detik air baku - Cakupan pelayanan jaringan air limbah sebesar 3%, menghasilkan 67 l/detik air daur ulang untuk keperluan non konsumsi. - Pengolahan air laut dengan SWRO/BWRO untuk cakupan pelayanan 1%, menghasilkan 22 l/detik air baku/minum. - Jumlah rumah tangga yang menerapkan PAH sebesar 15.295 KK (6% penduduk total), menghasilkan 135 l/detik air baku. ii. Tahun 2026 (Tahap Perencanaan Jangka Menengah) - Pengurangan angka NRW sebesar 12%, menghasilkan 146 l/detik air baku - Daur ulang air buangan IPA sebesar 5%, menghasilkan 234 l/detik air baku - Cakupan pelayanan jaringan air limbah sebesar 10%, menghasilkan 328 l/detik air daur ulang untuk keperluan non konsumsi. - Pengolahan air laut dengan SWRO/BWRO untuk cakupan pelayanan 2,5%, menghasilkan 82 l/detik air baku/minum. - Jumlah rumah tangga yang menerapkan PAH sebesar 48.244 KK (15% penduduk total), menghasilkan 491 l/detik air baku. iii. Tahun 2046 (Tahap Perencanaan Jangka Panjang) - Pengurangan angka NRW sebesar 22%, menghasilkan 268 l/detik air baku
  • 38. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 38 - Daur ulang air buangan IPA sebesar 5%, menghasilkan 234 l/detik air baku - Cakupan pelayanan jaringan air limbah sebesar 40%, menghasilkan 3.244 l/detik air daur ulang untuk keperluan non konsumsi. - Pengolahan air laut dengan SWRO/BWRO untuk cakupan pelayanan 5%, menghasilkan 406 l/detik air baku/minum. - Jumlah rumah tangga yang menerapkan PAH sebesar 218.735 KK (35% penduduk total), menghasilkan 2.835 l/detik air baku. 7. Pulau Mandangin 7.1. Gambaran Umum Mandangin adalah pulau yang berada di Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Indonesia. Batas-batas wilayah Desa Pulau Mandangin sebelah barat, timur, utara dan selatan adalah dikelilingi oleh Selat Madura. Jarak dari pusat Kecamatan Sampang adalah ±14 km, yang dapat ditempuh dalam waktu ± 1 jam dengan menggunakan perahu motor dari pelabuhan Tanglok. Keadaan Topografi desa Pulau Mandangin adalah dataran rendah yang dikelilingi laut dengan ketinggian ± 2,75 meter dengan suhu udara rata-rata 32 ̊ C. Penggunaan tanah di desa Pulau Mandangin terbagi menjadi beberapa bagian. Lahan pada bagian pantai timur hingga barat sisi utara dan tengah dipergunakan untuk permukiman penduduk. Lahan pada sisi selatan bagian timur adalah milik Perusahaan Tambang dan Minyak Nasional (PERTAMINA). Lahan pada sisi selatan bagian barat dipergunakan untuk sekolah dan pemakaman. Pulau Mandangin tidak memiliki areal persawahan dan hanya memiliki areal 165 Ha tanah kering. 7.2. Demografi dan Kependudukan: Dengan luas wilayah 1,65 Km2 , Pulau Madangin memiliki jumlah penduduk 19.570 jiwa, dengan kepadatan penduduk 11.860,61 jiwa/km2 dan rata-rata pertumbuhan penduduk sebesar 1,5%. Penduduk Pulau Mandangin seluruhnya beragama Islam. Pada tahun yang sama pula tercatat ada 138 surat keterangan miskin di Desa Pulau Mandangin.
  • 39. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 39 7.3. Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Minum Berdasarkan wilayah administrasi, Pulau Mandangin termasuk ke dalam wilayah pelayanan PDAM Trunojoyo Sampang. Dengan menggunakan IPA Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) yang merupakan bantuan dari Dinas Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya pada tahun 2011, PDAM Trunojoyo Sampang merupakan pemilik dan pengelola dari sistem penyediaan air minum di Pulau Mandangin. Dalam pengoperasian IPA SWRO dengan kapasitas 5 l/detik ini, PDAM Trunojoyo menunjuk pihak swasta, yaitu PT. Juhdi Sakti Engineering, sebagai operator. Namun, terjadi perselisihan diantara kedua belah pihak tersebut, yang menyebabkan IPA SWRO di Pulau Mandangin tidak berfungsi lagi sejak bulan Februari 2016. Tabel 9 Ringkasan Kinerja PDAM Trunojoyo Sampang Pengelola Satuan Data Tahun 2014 Cakupan Pelayanan % 40,00 Jumlah Sambungan Langganan SR 10.434 Jumlah Penduduk yang Terlayani Jiwa 64.014 NRW % 29,5 Kapasitas Terpasang l/detik 177 Kapasitas Produksi l/detik 110 Sumber: BPPSPAM, 2015 Pulau Mandangin memiliki pengolahan SWRO dengan kapasitas 5 l/dt yang ada dibawah pengelolaan PDAM Trunojoyo. Operasional SWRO dilaksanakan oleh pihak swasta, namun saat ini sama sekali tidak beroperasi akibat kisruh antara pihak swasta dengan PDAM Trunojoyo. Dinas Cipta Karya saat ini telah membentuk satgas sebagai upaya mengoperasikan kembali SWRO tersebut. 7.4. Proyeksi Kebutuhan Air dan Potensi Air Baku Pada tahun awal perencanaan (2017), Pulau Mandangin diperkirakan memiliki jumlah penduduk sebanyak 20.440 jiwa. Diperkirakan, dengan jumlah penduduk tersebut, diperlukan suplai air minum sebesar 19 l/detik untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk Pulau Mandangin, dengan konsumsi air yang mengacu kepada Standar Pelayanan Minimal air minum, yaitu 60 l/orang/hari. Dengan menggunakan laju pertumbuhan rata- rata sebsar 1,5% per tahun, jumlah penduduk di Pulau Mandangin mengalami pertumbuhan menjadi 31.119 jiwa. Peningkatan jumlah penduduk tersebut membuat kebutuhan air meningkat menjadi 25 l/detik. Peningkatan kebutuhan air tersebut dapat dilihat pada grafik di Gambar 15.
  • 40. Executive Summary Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 40 Gambar 22 Grafik Proyeksi Kebutuhan Air di Pulau Mandangin terlihat pola peningkatan kebutuhan air yang relatif stabil sepanjang jangka waktu perencanaan. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kebutuhan air yang hanya dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk Pulau Mandangin. Dengan bentangan pulau seluas 165 ha, Pulau Mandangin tidak memiliki sumber air baku permukaan. Selain itu, air tanah yang terdapat di Pulau Mandangin sudah bersifat payau sehingga tidak dapat digunakan sebagai sumber air minum tanpa diolah terlebih dahulu. Dengan demikian, Pulau Mandangin bergantung kepada sumber air hujan dan pengolahan air laut untuk potensi sumber air baku. 7.5. Hasil Analisis Neraca Air Dengan menggunakan hasil dari proyeksi kebutuhan air dan potensi air baku, didapatkan beberapa hasil yang dapat dilihat pada Gambar 14 sebagai berikut: - 5 10 15 20 25 30 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041 2042 2043 2044 2045 2046 liter/detik Kebutuhan Air Kebutuhan Air
  • 41. Draft Laporan Final Studi Bauran Air sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 7 - 41 Gambar 23 Grafik Neraca Air SPAM Pulau Mandangin 2017 2018 2019 2020 2021 2026 2036 2046 Kebutuhan Sumber Air Baku 20 20 20 20 21 33 33 44 Total Kapasitas Produksi - - - - - - - - Pemenuhan Kebutuhan Air PSBAD 1,7 9,5 11,3 13,2 21,7 34,4 47,6 78,7 - 10 20 30 40 50 60 70 80 90 L/det Neraca SPAM Pulau Mandangin
  • 42. Laporan Pendahuluan Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM Bab 2 Studi Bauran Air Sebagai Pendekatan Baru PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 2 - 42 Berikut ini adalah penjelasan mengenai grafik yang terdapat pada Gambar 14: a. Kondisi pemenuhan kebutuhan air minum di Pulau Mandangin telah mengalami defisit untuk air baku sejak tahun 2016 sebesar 19 l/detik. Dengan kondisi tidak adanya potensi sumber air baku maupun permukaan, diasumsikan angka defisit tersebut akan terus meningkat hingga mencapai 44 l/detik pada akhir tahun perencanaan di Tahun 2046. b. Dengan melakukan Pengembangan Sistem Bauran Air Domestik, angka defisit air baku untuk Pulau Mandangin dapat ditekan pada angka minus 18 l/detik pada Tahun 2017. Dengan penerapan sumber air baku alternatif dari bauran air domestik yang menggunakan penangkapan air hujan, pengolahan air laut (SWRO), dan daur ulang air limbah domestik, diperkirakan Pulau Mandangin akan mengalami surplus air baku untuk air minum pada tahun 2021, dengan asumsi bahwa target-target implementasi bauran air domestik telah terpenuhi dan sistem yang direncanakan berjalan dengan optimal. Berikut adalah target pengembangan SIstem Bauran Air Domestik di Kota Batam, beserta dengan besaran air baku yang dapat diperoleh dengan sistem tersebut: i. Tahun 2019 (Tahap Mendesak) - Cakupan pelayanan jaringan air limbah sebesar 3%, menghasilkan 0,1 l/detik air daur ulang untuk keperluan non konsumsi. - Pengolahan air laut dengan SWRO/BWRO untuk cakupan pelayanan 3%, menghasilkan 0,5 l/detik air baku/minum. - Jumlah rumah tangga yang menerapkan PAH sebesar 790 KK (15% penduduk total), menghasilkan 5 l/detik air baku. - Jumlah instalasi PAH komunal untuk 2.000 KK sebanyak 1 titik, menghasilkan 6 l/detik air baku. ii. Tahun 2026 (Tahap Perencanaan Jangka Menengah) - Cakupan pelayanan jaringan air limbah sebesar 10%, menghasilkan 2 l/detik air daur ulang untuk keperluan non konsumsi. - Pengolahan air laut dengan SWRO/BWRO untuk cakupan pelayanan 5%, menghasilkan 1 l/detik air baku/minum. - Jumlah rumah tangga yang menerapkan PAH sebanyak 3.203 KK (55% penduduk total), menghasilkan 19 l/detik air baku. - Jumlah instalasi PAH komunal untuk 2.000 KK sebanyak 2 titik, menghasilkan 12 l/detik air baku.
  • 43. Laporan Pendahuluan Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM Bab 2 Studi Bauran Air Sebagai Pendekatan Baru PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 2 - 43 iii. Tahun 2046 (Tahap Perencanaan Jangka Panjang) - Cakupan pelayanan jaringan air limbah sebesar 40%, menghasilkan 12 l/detik air daur ulang untuk keperluan non konsumsi. - Pengolahan air laut dengan SWRO/BWRO untuk cakupan pelayanan 5%, menghasilkan 1,5 l/detik air baku/minum. - Jumlah rumah tangga yang menerapkan PAH sebanyak 7.780 KK (100% penduduk total), menghasilkan 47 l/detik air baku. - Jumlah instalasi PAH komunal untuk 2.000 KK sebanyak 3 titik, menghasilkan 18 l/detik air baku. 8. Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Bauran Air Domestik Arah kebijakan PSBAD tidak terlepas dari kebijakan pembangunan sektor air minum yang tertuang RPJMN 2014-2019 terkait dengan : a. Gerakan Nasional 100-0-100, menuju akses 100% aman pelayanan air minum dan penyediaan sanitasi Th. 2019; serta Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM), sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2013. Gambar 8.1 Sasaran Strategis Gerakan Nasional 100-0-100 b. Kebijakan nasional tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang merupakan ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang menjadi kewajiban daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal untuk pelayanan air minum dan penyediaan sanitasi; Tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari;
  • 44. Laporan Pendahuluan Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM Bab 2 Studi Bauran Air Sebagai Pendekatan Baru PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 2 - 44 Tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai dan tersedianya sistem air limbah skala komunitas/kawasan/kota. Kebijakan Pengembangan Sistem Bauran Air Domestik meliputi : Kebijakan 1. Peningkatan akses aman air minum, a. Mengembangkan SPAM dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan minimal untuk memperluas jangkauan pelayanan air minum terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah. b. Meningkatkan kualitas air minum yang memenuhi persyaratan baku mutu yang berlaku c. Menurunkan tingkat kehilangan air Kebijakan 2. Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan air minum a. Pemenuhan kebutuhan pokok rumah tangga melalui implementasi Standar Pelayanan Minimum (SPM) b. Perluasan dan peningkatan cakupan pelayanan 100 persen akses aman Kebijakan 3. Pengendalian dan perlindungan penggunaan air tanah dan permukaan. a. Pengendalian penggunaan airtanah oleh pengguna domestik maupun industri b. Perlindungan sumber air tanah dan permukaan dari pencemaran domestik c. Peningkatan cakupan pelayanan air limbah; d. pengembangan dan penerapan teknologi pemanfaatan sumber air baku air minum alternatif Kebijakan 4. Menjamin ketahanan air dengan menerapkan prinsip-prinsip: a. Simpan Air; yakni strategi untuk menjaga ketersediaan dan kuantitas air melalui upaya konservasi sumber air baku air minum, yakni perluasan daerah resapan air hujan, pemanfaatan air hujan (rain water harvesting) sebagai sumber air baku air minum maupun secondary uses pada skala rumah tangga (biopori dan penampung air hujan) dan skala kawasan (kolam retensi), serta pengelolaan drainase berwawasan lingkungan. b. Hemat Air; yakni strategi untuk mengoptimalkan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang telah ada melalui pengurangan kebocoran air hingga 20 persen, pemanfaatan idle capacity; dan pengelolaan kebutuhan air di tingkat penyelenggara dan skala kota.
  • 45. Laporan Pendahuluan Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM Bab 2 Studi Bauran Air Sebagai Pendekatan Baru PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 2 - 45 c. Daur Ulang Air, yakni strategi untuk memanfaatkan air yang telah terpakai melalui pemakaiaan air tingkat kedua (secondary water uses) daur ulang air yang telah dipergunakan (water reclaiming). Kebijakan 5. Keterpaduan sektor air minum, air limbah dan air hujan. a. Sinergi perencanaan, pembangunan dan, pengelolaan air minum, air limbah domestik, dan air limpasan hujan dalam mensuplesi kekurangan ketersediaan air baku untuk peningkatan kehandalan suplai air b. Penyusunan RI-SPAM didasari optimalisasi bauran sumber daya air domestik kota/kabupaten dan telah mengintegrasikan pengelolaan air limbah sebagai upaya pengamanan air minum c. Sinergi pengembangan air minum dan air limbah dengan kegiatan-kegiatan pelestarian lingkungan hidup dan upaya-upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta integrasi pembangunan perumahan dan penyediaan kawasan permukiman dengan pembangunan air minum dan air limbah Kebijakan 6. Peningkatan efektivitas dan efisiensi pengelolaan SPAM a. Menurunkan angka kebocoran (NRW) secara bertahap, b. Peningkatan jumlah produksi air minum dengan cara: 1) Daur ulang air pada unit proses Instalasi Pengolahan Air (IPA) 2) Pengolahan lumpur hasil produksi IPA Kebijakan 7. Pengaturan penggunaan air berdasarkan kualitas. a. Penetapan standar kualitas air minum yang berbeda dengan standar kualitas air bersih. b. Pengaturan pemanfaatan daur ulang air limbah domestik untuk keperluan air non konsumsi c. Mewajibkan penyediaan penampungan air hujan pada setiap rumah tangga, fasum- fasos, gedung/bangunan instansi pemerintah, gedung bangunan komersila dan industry d. Larangan penggunaan air minum untuk keperluan air non konsumsi Kebijakan 8. Penguatan kelembagaan PSBAD di daerah a. Integrasi pengelolaan air minum, air limbah dan air hujan pada satu badan atau dinas/instansi
  • 46. Laporan Pendahuluan Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM Bab 2 Studi Bauran Air Sebagai Pendekatan Baru PT. BEMACO REKAPRIMA Hal. : 2 - 46 b. Penguatan fungsi dan kewenangan kelembagaan dalam pengelolaan sistem penyelenggaraan air minum, air limbah dan pengelolaan air hujan c. Peningkatan koordinasi lintas sektor air minum, air limbah dan pengelolaan air hujan d. Peningkatan peran, kapasitas, serta kualitas kinerja Pemerintah Daerah di sektor air minum dan air limbah Kebijakan 9. Advokasi kepada para pemangku kepentingan PSBAD a. Sosialisasi dan advokasi penerapan PSBAD kepada seluruh pemangku kepentingan (stake holder), baik eksekutif maupun legislatif serta media b. Mendorong upaya peningkatan partisipasi publik melalui pemanfaatan air hujan bagi ketersediaan air minum dan pengolahan air limbah dalam mengurangi konsumsi air non konsumsi Kebijakan 10. Pengalokasian pendanaan PSBAD a. Meningkatkan komitmen Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam pendanaan pengembangan air minum, air limbah dan penyaluran air hujan b. Sinergi penyediaan air minum dan air limbah dengan Dana Alokasi Khusus (DAK), Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan (TP) dan sumber dana lain yang dapat dimanfaatkan untuk bidang kesehatan,lingkungan hidup, perumahan, dan pembangunan pulau terpencil. c. Mengembangkan pola pembiayaan melalui Corporate Social Responsibility (CSR). d. Meningkatkan pendanaan melalui perolehan dana non-pemerintah, seperti pinjaman dan hibah dalam dan luar negeri, pinjaman perbankan, pinjaman nonperbankan, dan obligasi perusahaan. e. Meningkatkan sinergitas antara BUMN-BUMD dalam percepatan pengembangan PSBAD.