Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran orang dewasa, peran fasilitator, dan teknik-teknik fasilitasi. Dokumen ini menjelaskan prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa, teknik fasilitasi seperti menyusur, menyusun, dan mengembangkan masyarakat, serta peran penting fasilitator dalam memfasilitasi diskusi dan partisipasi masyarakat.
5. ALUR DAN METODE
Teknik Fasilitasi
Menyusur
Masyarakat
Menyusun
Tindakan
Mengembangkan
Memberdayaan
Diskusi
Diskusi/
Praktek
Demonstrasi
/ Praktek
Demonstras
i / Praktek
Akar
Rumput/Komunitas
6. PRINSIP DASAR
Belajar adalah Berubah
Belajar adalah Berbuat
Belajar adalah Menyelesaikan Masalah Kehidupan
Belajar adalah Refleksi Atas Pengalaman
Setiap ruang adalah sekolah, setiap orang adalah
guru
7. TUAN GURU DAN NELAYAN
Seorang cendekiawan menumpang
perahu di sebuah danau. Ia bertanya
kepada tukang perahu.
“ Sobat, pernahkah anda mempelajari
Matematika?”
“ Tidak”
Sayang sekali, berarti Anda telah
kehilangan seperempat dari kehidupan
Anda. Atau barangkali Anda pernah
mempelajari ilmu filsafat?”
“ Itu juga tidak”
10. PENDEKATAN ASET
Pendekatan Defisit Pendekatan Aset
Identifikasi masalah Mencari/menghargai apa yang baik/telah
dilakukan selama ini
Analisa penyebab/akar masalah Mencari apa yang bisa dilakukan lebih baik
Analisa alternatif solusi/pemecahan masalah Mendiskusikan apa yang bisa dilakukan
Perencanaan tindakan dalam menyelesaikan
masalah
Menyusun tindakan perbaikan
11. MENGAPA PARTISIPASI
Kuasa sukar dibagi
dan didistribusi
Ada dominasi
Ada otoritas
Kekerasan simbol
Penyadaran
Demistifikasi
kekuasaan
Membebaskan
Masyarakat
utama &
berkemajua
n
12.
13. 4 TAHAP PERTEMUAN
Tahap 1: Perencanaan
Tahap 2: Persiapan
Tahap 3: Penyelenggaraan
Tahap 4: Tindak lanjut
14. TAHAP 1. PERENCANAAN
Memutuskan tujuan.
Membuat daftar pekerjaan to do list.
Memutuskan siapa saja yang harus berada di
lokasi .
Merencanakan dengan anggota tim atau
supervisor
Menentukan agenda.
15. TAHAP 2. MENYIAPKAN RAPAT
Memulai dan mengakhiri rapat sesuai agenda.
Pastikan peserta mengkonfirmasi untuk hadir.
Pilih ruang yang cukup.
Gunakan rasio peserta dengan
pemandu/fasilitator (rasio 1:8 adalah terbaik
dalam fasilitasi kelompok, rasio terbanyak
mengajak orang untuk terlibat dala rapat adalah
1:15)
16. TAHAP 3. PENYELENGARAAN
Membuat pengantar
Membuat persetujuan agenda dan peraturan
Menjaga diskusi pada fokus isu yang dibicarakan
Memerhatikan waktu
Membagi diskusi dalam beberapa sesi
Merangkum pembicaraan per sesi
Mendorong partispasi
Membangun suasana dengan bergantian dalam
melakkan fasilitasi
17. TAHAP 4. TINDAK LANJUT
Memastikan umpan balik
Menyimpulkan hasil fasilitasi
Membuat beberapa cara skenario umpan balik
(termasuk mebuat grup w.a, googlegroup, atau
grup terbuka di internet untuk konsultansi
publik)
20. 3 PRINSIP UTAMA
Menggambarkan, mendeskripsikan, menjelaskan
opini dan gagasan semua peserta
Fokus pada ‘apa’ dan ‘bagaimana’
Tidak memihak
21. MENDORONG PARTISIPASI
Periksa tingkat kenyamanan partisipan
Biarkan semua ide dan opini untuk didengarkan
Buatlah suasana yang nyaman bagi orang-orang
yang berkontribusi
Ide dan keputusan merupakan hasil pilihan
partisipan
22. MENGAPA KETERAMPILAN FASILITASI DIBUTUHKAN
Membuat perencanaan yang baik
Membuat semua orang terlibat
Melihat peluang untuk membangun kepemimpinan
Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
Membangun komunikasi
Menyelesaikan konflik
23. SIAPA FASILITATOR YANG BAIK
Memahami tujuan
Menjaga solidaritas kelompok dan agenda
Melibatkan semua orang
Menguatkan orang yang lemah dalam kelompok
Membantu membuat keputusan yang demokratis
25. PROSES FASILITASI
Mengawali proses tepat
waktu
Mengucapkan selamat
datang
Membuat pengantar
Mereview aganda, tujuan,
aturan main
Mendorong partisipasi
Berpegang pada agenda
Mencari komitmen
Mencari kedalaman pada
setiap gagasan
Menyimpulkan hasil dan
menyiapkan tindak lanjut
Berterimakasih pada
partisipan
Menutup pertemuan
26. ATURAN UMUM DALAM FORUM
Bicara satu per satu
Mengangkat tangan untuk mengemukakan ide
Mendengar orang lain bicara
Tidak merundung, menghina, menyerang orang
Memperhatikan keterbatasan waktu
Hormat satu sama lain
27. MENCEGAH GANGGUAN
Membuat kontrak belajar
Mendengar dan memberikan perhatian
Menghormati partsispan
Mempelajari harapan peserta
Stay cool kata kids jaman now
28. BELAJAR UNTUK MENGENALI DAN MENGHADAPI
GANGGUAN
Dominasi individual
Intimidasi
Tensi/eskalasi
Keraguan
Pengalihan isu
Bagaimana jika rencana gagal
29. ORID
Langkah pertama adalah Konteks; langkah pertama ini digunakan untuk
mendiskusikan dan menetapkan parameter, pembatasan masalah dan target
penyelesaian.
Langkah Kedua adalah Curah Pendapat; data dan ide dibangun lewat tiga level;
individual, kelompok kecil dan kelompok besar. Ide-ide yang ada dijadikan
premis-premis mayor, ini dikenal dengan Pengorganisasian Gagasan, dalam
pengelompokan ini dibangun juga hubungan-hubungan antara kelompok dan
kaitannya (misalnya kausalitas, atau hubungan yang lepas atau hubungan
yang berisi rangkaian seri atau pararel ).
Langkah Ketiga adalah memberikan masing-masing klaster diberikan Nama atau
Tema.
Langkah keempat adalah Refleksi, dimana dibuat konsensus, pengelompokan,
penamaan dikonfirmasi ulang.
Objective Reflective Interpretative Decisional
33. KOMUNIKASI VERBAL
Komunikasi verbal adalah komunikasi
dengan menggunakan kata-kata lisan
atau tertulis antara dua orang atau lebih.
Komunikasi verbal merupakan
komunikasi yang sering dan paling
banyak di pakai dalam hubungan antar
manusia.
Bahasa lisan
Bahasa tulis
34. APA ITU BAHASA
Bahasa dianggap sebagai suatu sistem kode verbal. Bahasa
didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan alunan
untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang
digunakan dan dipahami suatu komunitas.
Gunakan bahasa yang dipahami oleh audien
Dari keseluruhan komunikasi yang kita lakukan, ternyata
komunikasi verbal hanya memiliki porsi 35 %, sisanya
adalah komunikasi nonverbal.
35. KETERBATASAN BAHASA VERBAL
Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili
objek. Kata-kata adalah kategori untuk menunjuk pada
objek tertetu.Tidak semua kata tersedia untuk menunjuk
pada objek.
Kata-kata bersifat ambigu dan konstektual di katakan
bersifat ambigu karena kata-kata merepresentasikan
persepsi dan interprestasi orang-orang yang berbeda.
Adanya pencampuradukan fakta dan penafsiran. Dalam
berbahasa kita sering mencampuradukkan fakta,
penafsiran dan penilaian.
36. FAKTOR YANG MEMENGARUHI KOMUNIKASI VERBAL
Faktor Intelejensi, Orang yang memiliki inteljensi yang tinggi biasanya memiliki banyak
pembendaharaan kata dibandingkan orang yang memiliki intelejensi rendah.
Faktor budaya, Setiap budaya memiliki bahasa yang berbeda-beda. Seperti di
Indonesia yang memiliki keragaman suku. Suku Sunda, Batak memiliki bahasanya
masing-masing.
Faktor Pengetahuan, Orang yang memiliki pengetahuan banyak akan mendorong yang
bersangkutan untuk berbicara lancar dengan pembendaharaan kata yang banyak.
Faktor Kepribadian, Orang memiliki sifat pemalu, atau pendiam biasanya sedikit
berbicara pada orang lain disebabkan tidak terbiasa berkomunikasi.
Faktor Biologis, Adanya kelainan sehingga mengganggu saat berbicara.
Faktor Pengalaman, Orang yangbanyak berkomunikasi baik berbicara dengan orang
lain, individu atau massa, akan dapat berbicara secara lancar.
37. KOMUNIKASI NON VERBAL
Komunikasi nonverbal adalah interaksi antara
pengirim dan penerima pesan tanpa
menggunakan kata-kata, baik dilakukan secara
sengaja maupun tidak sengaja. Namun
terkadang pengirim dan penerima pesan tidak
menyadari hal tersebut. Secara teoritis
komunikasi nonverbal dan verbal dapat
dipisahkan. Namun dalam kenyataannya kedua
jenis komunikasi saling menjalin dan
melengkapi dalam komunikasi yang kita
lakukan sehari-hari.
38. CIRI KOMUNIKASI NON VERBAL
Disampaikan dalam satu paket
Saat kita melakukan komunikasi non-verbal, kita
melakukannya dalam serangkaian paket komunikasi.
Misalnya saat kita marah, otomatis gerakan mata kita
lebih cepat, kening berkerut, dan wajah yang ditekuk.
Biasanya kita juga melipat kedua tangan saat marah. Hal
itu adalah keseluruhan paket yang memberi pesan kalau
kita sedang marah, tanpa kita harus berkata-kata.
39. CIRI KOMUNIKASI NON VERBAL
Kontekstual
Komunikasi non-verbal yang dilakukan memiliki makna
yang tergantung pada konteks atau keadaan. Mengacu
pada contoh sebelumnya yaitu diam. Tidak semua
perilaku diam yang kita lakukan memiliki makna yang
sama, namun tergantung pada keadaannya. Jika kita
sedang kesal dengan teman, maka diam kita itu bisa
berarti bentuk kemarahan kita padanya. Jika kita dari
awal bertemu sudah diam dengan raut muka yang sedikit
sedih, maka diam itu berarti kita sedang memikirkan
permasalahan pribadi.
40. CIRI KOMUNIKASI NON VERBAL
Dikendalikan oleh Aturan
Komunikasi non-verbal mengikuti aturan-aturan yang
berlaku di masyarakat, seperti tata krama dan adat
istiadat. Kita mungkin bisa menyapa teman dengan
melambaikan tangan riang, namun tidak bisa melakukan
hal seperti itu kepada dosen atau atasan di kantor.
Kepada mereka yang memiliki kedudukan yang lebih
tinggi secara sosial atau struktural, kita menyapa mereka
dengan lebih sopan seperti mengangguk dan tersenyum
tanpa melambaikan tangan.
41. CIRI KOMUNIKASI NON VERBAL
Dapat Dipercaya
Orang berkata kalau lisan bisa berbohong, tapi gerak
tubuh sulit untuk dibohongi. Hal ini juga berlaku pada
komunikasi non-verbal, yang pada saat-saat tertentu bisa
lebih dipercaya dibanding apa yang terucap. Misalnya
saat kita dimintai tugas oleh teman, kita mungkin
mengiyakan secara lisan namun wajah kita menunjukkan
raut ketidaksukaan dan keengganan. Kita juga
menghindar bertemu dengan teman itu sebisa mungkin
dari gestur tubuh kita. Hal itu menunjukkan kalau kita
sebenarnya tidak ingin memberikan tugas kita
kepadanya, dengan pesan yang disampaikan bagian non-
verbal diri kita.
42. CIRI KOMUNIKASI NON VERBAL
Komunikatif
Seperti layaknya komunikasi verbal, komunikasi non-
verbal juga selalu bisa mengkomunikasikan pesan.
Bahkan komunikasi non-verbal memiliki pesan yang lebih
banyak dibanding komunikasi non-verbal. Misalnya saja
saat kita diam tak berkata apa-apa, sebenarnya saat itu
kita juga sedang berkomunikasi. Bisa saja kita diam
karena sedang memikirkan masalah yang terjadi di
rumah. Atau bisa saja kita diam karena marah kepada
teman kita. Diam itu juga menyampaikan beberapa pesan
dari diri kita.
43. CIRI KOMUNIKASI NON VERBAL
Bersifat Metakomunikasi
Berbagai cara komunikasi yang kita lakukan saling
berkaitan satu sama lain, baik itu komunikasi verbal
dengan non-verbal atau komunikasi non-verbal dengan
non-verbal. Kaitan ini akan saling menghubungkan,
mengkomunikasikan, dan menguatkan pesan yang
diberikan satu sama lain. Misalnya saja jika kita melihat
sales yang menawarkan barang di mall. Ia menawarkan
dengan kata-kata, juga dikuatkan dengan bahasa
tubuhnya yang meyakinkan bahwa produk yang dijualnya
itu penting untuk dibeli.
44. EFEKTIFITAS KOMUNIKASI NON-VERBAL
Sadar kostum, sadar waktu, sadar tempat
Cara berpakaian telah mengkomunikasikan siapa dan apa
status seseorang, baik dalam pekerjaan sehari-hari
maupun dalam waktu-waktu tertentu (pesta, rapat-rapat,
kunjungan resmi/tidak resmi)
Dalam konteks organisasi, dimana masing-masing
mempunyai tugas yang harus diselesaikan,
berkomunikasilah secara tepat. Artinya, dalam
berkomunikasi manfaatkan waktu yang sebaik-baiknya.
45. TIPE KOMUNIKASI
Ruang personal
Ruang formal dan personal
Lugas atau metafor
Ketepatan waktu
Individual atau Komunal/Kelompok
Ekspresif
Mengelola Konflik atau Menghindari konflik
48. MENGELOLA KELOMPOK
Membuka peluang
Lakukan sekarang.
Perbanyak inisiatif.
Tidak perlu meniru sesuatu yang sama sekali belum pernah dilakukan, lakukan
sesuai konteks – fokus pada kebutuhan kelompok
Mulai dari diri sendiri; berilah teladan
Membangun dan Menjaga komitmen
49. MEMBANGUN DAN MENJAGA KOMITMEN
Mengapa komitmen penting
Semakin kuat komitmen seseorang, semakin
berpengaruh dia terhadap anggota lainnya
Orang berkomitmen tidak menyerah
Orang akan bekerjasama pada orang yang lebih
berkomitmen.
Orang dengan komitmen adalah pembelajar,
pekerjaan akan lebih efektif.
50. KIAT MEMBANGUN KOMITMEN
Komitmen tumbuh bertahap, kadang pelan.
Bersabar.
Menghargai tingkatan komitmen setiap orang.
Mendorong orang untuk berbuat lebih baik. Hargai
usaha mereka.
Orang akan mudah patah arang, tawarkan nilai
yang lebih tinggi, baik nilai praktis maupun nilai
idealis.
Membangun komitmen membutuhkan waktu.
Hargai Proses.
51. TITIK KRITIS DALAM PEMBENTUKKAN KELOMPOK
Titik Kritis Ketiga:
Penentuan Output
Pembentukan aturan
main/kelembagaan
Atau
Revitalisasi nilai-nilai.
Resistensi, Misleading,
Unmanageable
Titik Kritis
Pertama:
Entry Strategy:
Kontrak
dengan
Masyarakat
Tentang
Pekerjaan
Titik Kritis Kedua:
Desain Pendekatan Partisipasi:
Rekayasa = Manipulasi: untuk pendekatan atas-bawah
Rekonstruksi: pendekatan bawah-atas
Titik Kritis Keempat:
Pasca Proyek
Permasalahan Exit Strategy
dan
Dukungan pasca proyek
52.
53. ALAT
Mencari sejarah tempat [peristiwa dan aktor penting, kepercayaan di masa lalu dan
sekarang, dan kecenderungan ke depan]
Membuat peta penggunaan lahan kota [mencatat penggunaan lahan umum, fasilitas
public/ruang terbuka hijau, gedung atau tempat bersejarah, pusat aktivitas ekonomi,
pusat pelayanan social dan pelayanan dasar]
Membuat diagram kelembagaan [identifikasi lembaga eksiting dalam masyarakat,
melakukan asesmen untuk peran, keanggotaan, rencana, dan potensi dalam
penyelesaian masalah di masyarakat dan identifikasi organisasi di luar masyarakat
setempat yang memiliki pengaruh dan dampak kuat terhadap masyarakat]
Membuat profil penghidupan berkelanjutan rumah tangga [mencatat perbandingan
penghasilan dan pendukung jaminan social, pola pengeluaran, dan cara melakukan
strategi bertahan saat dilanda bencana, membuat ranking kesejahteraan rumah tangga]
Membuat analisis akar masalah dalam masyarakat
54.
55. ALAT
Membuat panitia local untuk meyelengarakan
diskusi/musyawarah/workshop [MPM berperan sebagai fasilitator,
menyediakan narasumber terkait isu strategis]
Menyelengarakan diskusi perencanaan tindakan & pemantauan, dan gugus
tugas
Mensinergikan perencanaan komunitas baik dalam dokumen Musrembang,
maupun dalam Program Dai Perkotaan
Menyebarkan publikasi hasil perencanaan, berupa koran komunitas atau
roadshow dari rukun tetangga ke rukun tetangga lainnya [strategi dakwah
atau tabligh untuk menjangkau anggota komunitas yang lebih luas].
56.
57. ALAT
Membuat sekretariat atau pusat pengembangan komunitas (community
center) tempat gugus tugas bekerja [bisa di kantor RT/RW setempat,
dengan membantu membuatkan majalah dinding, tempat banner yang
bisa dipakai ulang]
Melakukan diskusi rutin perkembangan di secretariat yang telah dipilih
terkait rencana pengelolaan dan pemantauan.
Gaya pembelajaran mana yang paling nyaman untuk
Anda terapkan?
Mungkinkah menggunakan lebih dari satu teknik
pembelajaran secara bersamaan? Kenapa atau kenapa
tidak?
Bagaimana keterampilan fasilitasi Anda berkembang
dengan teknik-teknik pembelajaran ini?