SlideShare a Scribd company logo
1 of 59
DAFTAR ISI
Kontrak Belajar
Teknik Fasilitasi
Menyusur
Menyusun
Mengembangkan
TUJUAN
Memahami konsep pembelajaran orang dewasa
Memahami tentang peran dan fungsi fasilitator
Mampu mengorganisir masyarakat
ALUR DAN METODE
Teknik Fasilitasi
Menyusur
Masyarakat
Menyusun
Tindakan
Mengembangkan
Memberdayaan
Diskusi
Diskusi/
Praktek
Demonstrasi
/ Praktek
Demonstras
i / Praktek
Akar
Rumput/Komunitas
PRINSIP DASAR
Belajar adalah Berubah
Belajar adalah Berbuat
Belajar adalah Menyelesaikan Masalah Kehidupan
Belajar adalah Refleksi Atas Pengalaman
Setiap ruang adalah sekolah, setiap orang adalah
guru
TUAN GURU DAN NELAYAN
Seorang cendekiawan menumpang
perahu di sebuah danau. Ia bertanya
kepada tukang perahu.
“ Sobat, pernahkah anda mempelajari
Matematika?”
“ Tidak”
Sayang sekali, berarti Anda telah
kehilangan seperempat dari kehidupan
Anda. Atau barangkali Anda pernah
mempelajari ilmu filsafat?”
“ Itu juga tidak”
GAYA PEMBELAJARAN
MENDENGAR
MELIHAT
MENGULANG
MENDISKUSIKAN
MEMBAYANGKAN
MELATIH KETERAMPILAN
MENCOBA HAL-HAL BARU
MENGAMBIL BEBERAPA LANGKAH KECIL
BERBAGI PENGALAMAN
PIRAMIDA BELAJAR
Dengar
Bicara
Lihat
Kerjakan
Ceramah
Diskusi
Latihan praktis
Demonstrasi
PENDEKATAN ASET
Pendekatan Defisit Pendekatan Aset
Identifikasi masalah Mencari/menghargai apa yang baik/telah
dilakukan selama ini
Analisa penyebab/akar masalah Mencari apa yang bisa dilakukan lebih baik
Analisa alternatif solusi/pemecahan masalah Mendiskusikan apa yang bisa dilakukan
Perencanaan tindakan dalam menyelesaikan
masalah
Menyusun tindakan perbaikan
MENGAPA PARTISIPASI
Kuasa sukar dibagi
dan didistribusi
Ada dominasi
Ada otoritas
Kekerasan simbol
Penyadaran
Demistifikasi
kekuasaan
Membebaskan
Masyarakat
utama &
berkemajua
n
4 TAHAP PERTEMUAN
Tahap 1: Perencanaan
Tahap 2: Persiapan
Tahap 3: Penyelenggaraan
Tahap 4: Tindak lanjut
TAHAP 1. PERENCANAAN
Memutuskan tujuan.
Membuat daftar pekerjaan to do list.
Memutuskan siapa saja yang harus berada di
lokasi .
Merencanakan dengan anggota tim atau
supervisor
Menentukan agenda.
TAHAP 2. MENYIAPKAN RAPAT
Memulai dan mengakhiri rapat sesuai agenda.
Pastikan peserta mengkonfirmasi untuk hadir.
Pilih ruang yang cukup.
Gunakan rasio peserta dengan
pemandu/fasilitator (rasio 1:8 adalah terbaik
dalam fasilitasi kelompok, rasio terbanyak
mengajak orang untuk terlibat dala rapat adalah
1:15)
TAHAP 3. PENYELENGARAAN
Membuat pengantar
Membuat persetujuan agenda dan peraturan
Menjaga diskusi pada fokus isu yang dibicarakan
Memerhatikan waktu
Membagi diskusi dalam beberapa sesi
Merangkum pembicaraan per sesi
Mendorong partispasi
Membangun suasana dengan bergantian dalam
melakkan fasilitasi
TAHAP 4. TINDAK LANJUT
Memastikan umpan balik
Menyimpulkan hasil fasilitasi
Membuat beberapa cara skenario umpan balik
(termasuk mebuat grup w.a, googlegroup, atau
grup terbuka di internet untuk konsultansi
publik)
DEFINISI FASILITATOR
Fasilitator adalah orang yang
membantu kelompok untuk
mencapai tujuan mereka.
3 PRINSIP UTAMA
Menggambarkan, mendeskripsikan, menjelaskan
opini dan gagasan semua peserta
Fokus pada ‘apa’ dan ‘bagaimana’
Tidak memihak
MENDORONG PARTISIPASI
Periksa tingkat kenyamanan partisipan
Biarkan semua ide dan opini untuk didengarkan
Buatlah suasana yang nyaman bagi orang-orang
yang berkontribusi
Ide dan keputusan merupakan hasil pilihan
partisipan
MENGAPA KETERAMPILAN FASILITASI DIBUTUHKAN
Membuat perencanaan yang baik
Membuat semua orang terlibat
Melihat peluang untuk membangun kepemimpinan
Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
Membangun komunikasi
Menyelesaikan konflik
SIAPA FASILITATOR YANG BAIK
Memahami tujuan
Menjaga solidaritas kelompok dan agenda
Melibatkan semua orang
Menguatkan orang yang lemah dalam kelompok
Membantu membuat keputusan yang demokratis
PROSES YANG BAIK
Suasana dan Lingkungan tempat fasilitasi
Logistik dan pengaturan ruang
PROSES FASILITASI
Mengawali proses tepat
waktu
Mengucapkan selamat
datang
Membuat pengantar
Mereview aganda, tujuan,
aturan main
Mendorong partisipasi
Berpegang pada agenda
Mencari komitmen
Mencari kedalaman pada
setiap gagasan
Menyimpulkan hasil dan
menyiapkan tindak lanjut
Berterimakasih pada
partisipan
Menutup pertemuan
ATURAN UMUM DALAM FORUM
Bicara satu per satu
Mengangkat tangan untuk mengemukakan ide
Mendengar orang lain bicara
Tidak merundung, menghina, menyerang orang
Memperhatikan keterbatasan waktu
Hormat satu sama lain
MENCEGAH GANGGUAN
Membuat kontrak belajar
Mendengar dan memberikan perhatian
Menghormati partsispan
Mempelajari harapan peserta
Stay cool kata kids jaman now
BELAJAR UNTUK MENGENALI DAN MENGHADAPI
GANGGUAN
Dominasi individual
Intimidasi
Tensi/eskalasi
Keraguan
Pengalihan isu
Bagaimana jika rencana gagal
ORID
Langkah pertama adalah Konteks; langkah pertama ini digunakan untuk
mendiskusikan dan menetapkan parameter, pembatasan masalah dan target
penyelesaian.
Langkah Kedua adalah Curah Pendapat; data dan ide dibangun lewat tiga level;
individual, kelompok kecil dan kelompok besar. Ide-ide yang ada dijadikan
premis-premis mayor, ini dikenal dengan Pengorganisasian Gagasan, dalam
pengelompokan ini dibangun juga hubungan-hubungan antara kelompok dan
kaitannya (misalnya kausalitas, atau hubungan yang lepas atau hubungan
yang berisi rangkaian seri atau pararel ).
Langkah Ketiga adalah memberikan masing-masing klaster diberikan Nama atau
Tema.
Langkah keempat adalah Refleksi, dimana dibuat konsensus, pengelompokan,
penamaan dikonfirmasi ulang.
Objective Reflective Interpretative Decisional
Objective Reflective Interpretative Decisional
MODEL/JENIS KOMUNIKASI
Jenis
Verbal
Non Verbal
KOMUNIKASI VERBAL
Komunikasi verbal adalah komunikasi
dengan menggunakan kata-kata lisan
atau tertulis antara dua orang atau lebih.
Komunikasi verbal merupakan
komunikasi yang sering dan paling
banyak di pakai dalam hubungan antar
manusia.
 Bahasa lisan
 Bahasa tulis
APA ITU BAHASA
Bahasa dianggap sebagai suatu sistem kode verbal. Bahasa
didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan alunan
untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang
digunakan dan dipahami suatu komunitas.
Gunakan bahasa yang dipahami oleh audien
Dari keseluruhan komunikasi yang kita lakukan, ternyata
komunikasi verbal hanya memiliki porsi 35 %, sisanya
adalah komunikasi nonverbal.
KETERBATASAN BAHASA VERBAL
Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili
objek. Kata-kata adalah kategori untuk menunjuk pada
objek tertetu.Tidak semua kata tersedia untuk menunjuk
pada objek.
Kata-kata bersifat ambigu dan konstektual di katakan
bersifat ambigu karena kata-kata merepresentasikan
persepsi dan interprestasi orang-orang yang berbeda.
Adanya pencampuradukan fakta dan penafsiran. Dalam
berbahasa kita sering mencampuradukkan fakta,
penafsiran dan penilaian.
FAKTOR YANG MEMENGARUHI KOMUNIKASI VERBAL
Faktor Intelejensi, Orang yang memiliki inteljensi yang tinggi biasanya memiliki banyak
pembendaharaan kata dibandingkan orang yang memiliki intelejensi rendah.
Faktor budaya, Setiap budaya memiliki bahasa yang berbeda-beda. Seperti di
Indonesia yang memiliki keragaman suku. Suku Sunda, Batak memiliki bahasanya
masing-masing.
Faktor Pengetahuan, Orang yang memiliki pengetahuan banyak akan mendorong yang
bersangkutan untuk berbicara lancar dengan pembendaharaan kata yang banyak.
Faktor Kepribadian, Orang memiliki sifat pemalu, atau pendiam biasanya sedikit
berbicara pada orang lain disebabkan tidak terbiasa berkomunikasi.
Faktor Biologis, Adanya kelainan sehingga mengganggu saat berbicara.
Faktor Pengalaman, Orang yangbanyak berkomunikasi baik berbicara dengan orang
lain, individu atau massa, akan dapat berbicara secara lancar.
KOMUNIKASI NON VERBAL
Komunikasi nonverbal adalah interaksi antara
pengirim dan penerima pesan tanpa
menggunakan kata-kata, baik dilakukan secara
sengaja maupun tidak sengaja. Namun
terkadang pengirim dan penerima pesan tidak
menyadari hal tersebut. Secara teoritis
komunikasi nonverbal dan verbal dapat
dipisahkan. Namun dalam kenyataannya kedua
jenis komunikasi saling menjalin dan
melengkapi dalam komunikasi yang kita
lakukan sehari-hari.
CIRI KOMUNIKASI NON VERBAL
Disampaikan dalam satu paket
Saat kita melakukan komunikasi non-verbal, kita
melakukannya dalam serangkaian paket komunikasi.
Misalnya saat kita marah, otomatis gerakan mata kita
lebih cepat, kening berkerut, dan wajah yang ditekuk.
Biasanya kita juga melipat kedua tangan saat marah. Hal
itu adalah keseluruhan paket yang memberi pesan kalau
kita sedang marah, tanpa kita harus berkata-kata.
CIRI KOMUNIKASI NON VERBAL
Kontekstual
Komunikasi non-verbal yang dilakukan memiliki makna
yang tergantung pada konteks atau keadaan. Mengacu
pada contoh sebelumnya yaitu diam. Tidak semua
perilaku diam yang kita lakukan memiliki makna yang
sama, namun tergantung pada keadaannya. Jika kita
sedang kesal dengan teman, maka diam kita itu bisa
berarti bentuk kemarahan kita padanya. Jika kita dari
awal bertemu sudah diam dengan raut muka yang sedikit
sedih, maka diam itu berarti kita sedang memikirkan
permasalahan pribadi.
CIRI KOMUNIKASI NON VERBAL
Dikendalikan oleh Aturan
Komunikasi non-verbal mengikuti aturan-aturan yang
berlaku di masyarakat, seperti tata krama dan adat
istiadat. Kita mungkin bisa menyapa teman dengan
melambaikan tangan riang, namun tidak bisa melakukan
hal seperti itu kepada dosen atau atasan di kantor.
Kepada mereka yang memiliki kedudukan yang lebih
tinggi secara sosial atau struktural, kita menyapa mereka
dengan lebih sopan seperti mengangguk dan tersenyum
tanpa melambaikan tangan.
CIRI KOMUNIKASI NON VERBAL
Dapat Dipercaya
Orang berkata kalau lisan bisa berbohong, tapi gerak
tubuh sulit untuk dibohongi. Hal ini juga berlaku pada
komunikasi non-verbal, yang pada saat-saat tertentu bisa
lebih dipercaya dibanding apa yang terucap. Misalnya
saat kita dimintai tugas oleh teman, kita mungkin
mengiyakan secara lisan namun wajah kita menunjukkan
raut ketidaksukaan dan keengganan. Kita juga
menghindar bertemu dengan teman itu sebisa mungkin
dari gestur tubuh kita. Hal itu menunjukkan kalau kita
sebenarnya tidak ingin memberikan tugas kita
kepadanya, dengan pesan yang disampaikan bagian non-
verbal diri kita.
CIRI KOMUNIKASI NON VERBAL
Komunikatif
Seperti layaknya komunikasi verbal, komunikasi non-
verbal juga selalu bisa mengkomunikasikan pesan.
Bahkan komunikasi non-verbal memiliki pesan yang lebih
banyak dibanding komunikasi non-verbal. Misalnya saja
saat kita diam tak berkata apa-apa, sebenarnya saat itu
kita juga sedang berkomunikasi. Bisa saja kita diam
karena sedang memikirkan masalah yang terjadi di
rumah. Atau bisa saja kita diam karena marah kepada
teman kita. Diam itu juga menyampaikan beberapa pesan
dari diri kita.
CIRI KOMUNIKASI NON VERBAL
Bersifat Metakomunikasi
Berbagai cara komunikasi yang kita lakukan saling
berkaitan satu sama lain, baik itu komunikasi verbal
dengan non-verbal atau komunikasi non-verbal dengan
non-verbal. Kaitan ini akan saling menghubungkan,
mengkomunikasikan, dan menguatkan pesan yang
diberikan satu sama lain. Misalnya saja jika kita melihat
sales yang menawarkan barang di mall. Ia menawarkan
dengan kata-kata, juga dikuatkan dengan bahasa
tubuhnya yang meyakinkan bahwa produk yang dijualnya
itu penting untuk dibeli.
EFEKTIFITAS KOMUNIKASI NON-VERBAL
Sadar kostum, sadar waktu, sadar tempat
Cara berpakaian telah mengkomunikasikan siapa dan apa
status seseorang, baik dalam pekerjaan sehari-hari
maupun dalam waktu-waktu tertentu (pesta, rapat-rapat,
kunjungan resmi/tidak resmi)
Dalam konteks organisasi, dimana masing-masing
mempunyai tugas yang harus diselesaikan,
berkomunikasilah secara tepat. Artinya, dalam
berkomunikasi manfaatkan waktu yang sebaik-baiknya.
TIPE KOMUNIKASI
Ruang personal
Ruang formal dan personal
Lugas atau metafor
Ketepatan waktu
Individual atau Komunal/Kelompok
Ekspresif
Mengelola Konflik atau Menghindari konflik
MENGEMBANGKAN KELOMPOK
Diskusi informal
Membuat sesi curah pendapat
Menuliskan ide/majalah dinding
Membuat ‘kelompok pendukung’
Jadilah beragam hargai keragaman
MENGELOLA KELOMPOK
Membuka peluang
 Lakukan sekarang.
 Perbanyak inisiatif.
 Tidak perlu meniru sesuatu yang sama sekali belum pernah dilakukan, lakukan
sesuai konteks – fokus pada kebutuhan kelompok
Mulai dari diri sendiri; berilah teladan
Membangun dan Menjaga komitmen
MEMBANGUN DAN MENJAGA KOMITMEN
Mengapa komitmen penting
Semakin kuat komitmen seseorang, semakin
berpengaruh dia terhadap anggota lainnya
Orang berkomitmen tidak menyerah
Orang akan bekerjasama pada orang yang lebih
berkomitmen.
Orang dengan komitmen adalah pembelajar,
pekerjaan akan lebih efektif.
KIAT MEMBANGUN KOMITMEN
Komitmen tumbuh bertahap, kadang pelan.
Bersabar.
Menghargai tingkatan komitmen setiap orang.
Mendorong orang untuk berbuat lebih baik. Hargai
usaha mereka.
Orang akan mudah patah arang, tawarkan nilai
yang lebih tinggi, baik nilai praktis maupun nilai
idealis.
Membangun komitmen membutuhkan waktu.
Hargai Proses.
TITIK KRITIS DALAM PEMBENTUKKAN KELOMPOK
Titik Kritis Ketiga:
Penentuan Output
Pembentukan aturan
main/kelembagaan
Atau
Revitalisasi nilai-nilai.
Resistensi, Misleading,
Unmanageable
Titik Kritis
Pertama:
Entry Strategy:
Kontrak
dengan
Masyarakat
Tentang
Pekerjaan
Titik Kritis Kedua:
Desain Pendekatan Partisipasi:
Rekayasa = Manipulasi: untuk pendekatan atas-bawah
Rekonstruksi: pendekatan bawah-atas
Titik Kritis Keempat:
Pasca Proyek
Permasalahan Exit Strategy
dan
Dukungan pasca proyek
ALAT
 Mencari sejarah tempat [peristiwa dan aktor penting, kepercayaan di masa lalu dan
sekarang, dan kecenderungan ke depan]
 Membuat peta penggunaan lahan kota [mencatat penggunaan lahan umum, fasilitas
public/ruang terbuka hijau, gedung atau tempat bersejarah, pusat aktivitas ekonomi,
pusat pelayanan social dan pelayanan dasar]
 Membuat diagram kelembagaan [identifikasi lembaga eksiting dalam masyarakat,
melakukan asesmen untuk peran, keanggotaan, rencana, dan potensi dalam
penyelesaian masalah di masyarakat dan identifikasi organisasi di luar masyarakat
setempat yang memiliki pengaruh dan dampak kuat terhadap masyarakat]
 Membuat profil penghidupan berkelanjutan rumah tangga [mencatat perbandingan
penghasilan dan pendukung jaminan social, pola pengeluaran, dan cara melakukan
strategi bertahan saat dilanda bencana, membuat ranking kesejahteraan rumah tangga]
 Membuat analisis akar masalah dalam masyarakat
ALAT
Membuat panitia local untuk meyelengarakan
diskusi/musyawarah/workshop [MPM berperan sebagai fasilitator,
menyediakan narasumber terkait isu strategis]
Menyelengarakan diskusi perencanaan tindakan & pemantauan, dan gugus
tugas
Mensinergikan perencanaan komunitas baik dalam dokumen Musrembang,
maupun dalam Program Dai Perkotaan
Menyebarkan publikasi hasil perencanaan, berupa koran komunitas atau
roadshow dari rukun tetangga ke rukun tetangga lainnya [strategi dakwah
atau tabligh untuk menjangkau anggota komunitas yang lebih luas].
ALAT
Membuat sekretariat atau pusat pengembangan komunitas (community
center) tempat gugus tugas bekerja [bisa di kantor RT/RW setempat,
dengan membantu membuatkan majalah dinding, tempat banner yang
bisa dipakai ulang]
Melakukan diskusi rutin perkembangan di secretariat yang telah dipilih
terkait rencana pengelolaan dan pemantauan.
Objective Reflective Interpretative Decisional
Terimakasih
WIDHYANTO MUTTAQIEN AHMAD
Kontak: 0815 8840310
widhyanto@apps.ipb.ac.id

More Related Content

What's hot

Teknik
Teknik Teknik
Teknik
ideaki
 
Bahasa indonesia seminar, sarasehan, lokakarya
Bahasa indonesia seminar, sarasehan, lokakaryaBahasa indonesia seminar, sarasehan, lokakarya
Bahasa indonesia seminar, sarasehan, lokakarya
Rama Pangeran Kahyangan
 
P1 5 (korespondensi
P1 5 (korespondensiP1 5 (korespondensi
P1 5 (korespondensi
Adi Purwanto
 
Makalah bahasa indonesia etika berbahasa dalam forum ilmiah
Makalah bahasa indonesia etika berbahasa dalam forum ilmiahMakalah bahasa indonesia etika berbahasa dalam forum ilmiah
Makalah bahasa indonesia etika berbahasa dalam forum ilmiah
Anindya Zulatsari
 
Tugas presentasi akhir
Tugas presentasi akhirTugas presentasi akhir
Tugas presentasi akhir
Vhe Viie
 

What's hot (20)

Kurikulum public speaking
Kurikulum public speakingKurikulum public speaking
Kurikulum public speaking
 
Pembelajaran Berbicara
Pembelajaran BerbicaraPembelajaran Berbicara
Pembelajaran Berbicara
 
Teknik
Teknik Teknik
Teknik
 
Train the trainers
Train the trainersTrain the trainers
Train the trainers
 
Bahasa indonesia seminar, sarasehan, lokakarya
Bahasa indonesia seminar, sarasehan, lokakaryaBahasa indonesia seminar, sarasehan, lokakarya
Bahasa indonesia seminar, sarasehan, lokakarya
 
Pertemuan Ilmiah
Pertemuan IlmiahPertemuan Ilmiah
Pertemuan Ilmiah
 
Pembelajaran Mendengarkan
Pembelajaran MendengarkanPembelajaran Mendengarkan
Pembelajaran Mendengarkan
 
P1 5 (korespondensi
P1 5 (korespondensiP1 5 (korespondensi
P1 5 (korespondensi
 
Teknik berceramah
Teknik berceramahTeknik berceramah
Teknik berceramah
 
Power point metode pembelajaran
Power point metode pembelajaranPower point metode pembelajaran
Power point metode pembelajaran
 
Makalah Keterampilan Berbicara
Makalah Keterampilan BerbicaraMakalah Keterampilan Berbicara
Makalah Keterampilan Berbicara
 
Modul 6 kb 2
Modul 6 kb 2Modul 6 kb 2
Modul 6 kb 2
 
Syllabus Pelatihan Public Speaking DivHumas POLRI 2009
Syllabus Pelatihan Public Speaking DivHumas POLRI 2009Syllabus Pelatihan Public Speaking DivHumas POLRI 2009
Syllabus Pelatihan Public Speaking DivHumas POLRI 2009
 
Meningkatkan keterampilan berbicara
Meningkatkan keterampilan berbicaraMeningkatkan keterampilan berbicara
Meningkatkan keterampilan berbicara
 
Makalah bahasa indonesia etika berbahasa dalam forum ilmiah
Makalah bahasa indonesia etika berbahasa dalam forum ilmiahMakalah bahasa indonesia etika berbahasa dalam forum ilmiah
Makalah bahasa indonesia etika berbahasa dalam forum ilmiah
 
PRESENTING INFORMATION TO OTHERS BY SYAHRANI ADRIANTY - INTERPERSONAL SKILL B
PRESENTING INFORMATION TO OTHERS BY SYAHRANI ADRIANTY - INTERPERSONAL SKILL BPRESENTING INFORMATION TO OTHERS BY SYAHRANI ADRIANTY - INTERPERSONAL SKILL B
PRESENTING INFORMATION TO OTHERS BY SYAHRANI ADRIANTY - INTERPERSONAL SKILL B
 
Tugas presentasi akhir
Tugas presentasi akhirTugas presentasi akhir
Tugas presentasi akhir
 
Pengertian diskusi dan macam
Pengertian diskusi dan macamPengertian diskusi dan macam
Pengertian diskusi dan macam
 
Teknik Melatih TOT Transfusi Darah
Teknik Melatih TOT Transfusi DarahTeknik Melatih TOT Transfusi Darah
Teknik Melatih TOT Transfusi Darah
 
Makalah presentasi kelompok 4
Makalah presentasi   kelompok 4Makalah presentasi   kelompok 4
Makalah presentasi kelompok 4
 

Similar to Modul dasar partisipasi

Teknik Berpidato
Teknik BerpidatoTeknik Berpidato
Teknik Berpidato
guestd42496
 
komunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasi
komunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasikomunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasi
komunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasi
iimand
 
Komunikasi dalam pengurusan
Komunikasi dalam pengurusanKomunikasi dalam pengurusan
Komunikasi dalam pengurusan
rabiatulnazari
 
PKT.-03.-Dasar-Dasar-Komunikasi-Keterampilan-Mengajar.pptx
PKT.-03.-Dasar-Dasar-Komunikasi-Keterampilan-Mengajar.pptxPKT.-03.-Dasar-Dasar-Komunikasi-Keterampilan-Mengajar.pptx
PKT.-03.-Dasar-Dasar-Komunikasi-Keterampilan-Mengajar.pptx
Lbrotv
 
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Mitha Ye Es
 
Dewi rizki agustina 4520210075 listening_kelas b
Dewi rizki agustina 4520210075 listening_kelas bDewi rizki agustina 4520210075 listening_kelas b
Dewi rizki agustina 4520210075 listening_kelas b
DewiRizki4
 
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbalKomunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
UIN Surabaya
 
MAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSI
MAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSIMAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSI
MAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSI
Nurulbanjar1996
 
2.komunikasi verbal....
2.komunikasi verbal....2.komunikasi verbal....
2.komunikasi verbal....
Ilham Rasyid
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
zhiendar
 

Similar to Modul dasar partisipasi (20)

Etika dan Prosedur Berbicara
Etika dan Prosedur Berbicara Etika dan Prosedur Berbicara
Etika dan Prosedur Berbicara
 
BAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi Bisnis
BAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi BisnisBAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi Bisnis
BAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi Bisnis
 
Teknik Berpidato
Teknik BerpidatoTeknik Berpidato
Teknik Berpidato
 
komunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasi
komunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasikomunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasi
komunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasi
 
Komunikasi efektif
Komunikasi efektifKomunikasi efektif
Komunikasi efektif
 
Komunikasi dalam pengurusan
Komunikasi dalam pengurusanKomunikasi dalam pengurusan
Komunikasi dalam pengurusan
 
PB 15-16 - Public Speaking.pdf
PB 15-16 - Public Speaking.pdfPB 15-16 - Public Speaking.pdf
PB 15-16 - Public Speaking.pdf
 
PKT.-03.-Dasar-Dasar-Komunikasi-Keterampilan-Mengajar.pptx
PKT.-03.-Dasar-Dasar-Komunikasi-Keterampilan-Mengajar.pptxPKT.-03.-Dasar-Dasar-Komunikasi-Keterampilan-Mengajar.pptx
PKT.-03.-Dasar-Dasar-Komunikasi-Keterampilan-Mengajar.pptx
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7
 
Dewi rizki agustina 4520210075 listening_kelas b
Dewi rizki agustina 4520210075 listening_kelas bDewi rizki agustina 4520210075 listening_kelas b
Dewi rizki agustina 4520210075 listening_kelas b
 
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbalKomunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
 
MAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSI
MAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSIMAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSI
MAKALAH STRUKTUR PERCAKAPAN DAN PREFERENSI
 
2.komunikasi verbal....
2.komunikasi verbal....2.komunikasi verbal....
2.komunikasi verbal....
 
Rangkuman Modul 15.pptx
Rangkuman Modul 15.pptxRangkuman Modul 15.pptx
Rangkuman Modul 15.pptx
 
Pesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori KomunikasiPesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori Komunikasi
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Diadik kel.3
Diadik kel.3Diadik kel.3
Diadik kel.3
 
Keterampilan Inti KIP/K
Keterampilan Inti KIP/K Keterampilan Inti KIP/K
Keterampilan Inti KIP/K
 

More from widhyanto muttaqien

More from widhyanto muttaqien (20)

Partisipasi publik rtrw_palu
Partisipasi publik rtrw_paluPartisipasi publik rtrw_palu
Partisipasi publik rtrw_palu
 
FPIC
FPICFPIC
FPIC
 
AI TM3 DKI
AI TM3 DKI AI TM3 DKI
AI TM3 DKI
 
Analisis sosial
Analisis sosialAnalisis sosial
Analisis sosial
 
Intoleransi masy risiko
Intoleransi masy risikoIntoleransi masy risiko
Intoleransi masy risiko
 
Menengok bumdes wma 2709
Menengok bumdes wma 2709Menengok bumdes wma 2709
Menengok bumdes wma 2709
 
Jenama tm3
Jenama tm3Jenama tm3
Jenama tm3
 
Webinar on ai
Webinar on aiWebinar on ai
Webinar on ai
 
Mengelola Relasi Digital: Leila Mona Ganiem
Mengelola Relasi Digital: Leila Mona GaniemMengelola Relasi Digital: Leila Mona Ganiem
Mengelola Relasi Digital: Leila Mona Ganiem
 
Relasi Sosial-Digital
Relasi Sosial-DigitalRelasi Sosial-Digital
Relasi Sosial-Digital
 
Sociopreneur dansoar
Sociopreneur dansoarSociopreneur dansoar
Sociopreneur dansoar
 
Sociopreneur
SociopreneurSociopreneur
Sociopreneur
 
Keamanan Pangan Restaurant
Keamanan Pangan RestaurantKeamanan Pangan Restaurant
Keamanan Pangan Restaurant
 
Bekasi berkelanjutan
Bekasi berkelanjutanBekasi berkelanjutan
Bekasi berkelanjutan
 
Laporan creata insos
Laporan creata insosLaporan creata insos
Laporan creata insos
 
Sosial budaya jelantah akhir
Sosial budaya jelantah akhirSosial budaya jelantah akhir
Sosial budaya jelantah akhir
 
Presentasi masyarakat rw 3
Presentasi  masyarakat rw 3Presentasi  masyarakat rw 3
Presentasi masyarakat rw 3
 
Presentasi Appreciative Inquiry oleh Widhyanto Muttaqien
Presentasi  Appreciative Inquiry oleh Widhyanto MuttaqienPresentasi  Appreciative Inquiry oleh Widhyanto Muttaqien
Presentasi Appreciative Inquiry oleh Widhyanto Muttaqien
 
Percakapan Dengan David Tobing
Percakapan Dengan David TobingPercakapan Dengan David Tobing
Percakapan Dengan David Tobing
 
bung!
bung!bung!
bung!
 

Recently uploaded

Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaanSoal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
ressyefrina15
 
MODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptx
MODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptxMODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptx
MODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptx
bubblegaming431
 
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Hermawati Dwi Susari
 

Recently uploaded (20)

LK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docx
LK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docxLK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docx
LK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docx
 
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdfLaporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
 
statistika matematika kelas 8 semester 2
statistika matematika kelas 8 semester 2statistika matematika kelas 8 semester 2
statistika matematika kelas 8 semester 2
 
Master 2_Modul 4_Percakapan Coaching.pdf
Master 2_Modul 4_Percakapan Coaching.pdfMaster 2_Modul 4_Percakapan Coaching.pdf
Master 2_Modul 4_Percakapan Coaching.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik WidarsihTugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
 
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
 
PPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdf
PPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdfPPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdf
PPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdf
 
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdfModul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaanSoal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
Jaringan Internet dan Komputer dasar-dasar
Jaringan Internet dan Komputer dasar-dasarJaringan Internet dan Komputer dasar-dasar
Jaringan Internet dan Komputer dasar-dasar
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
MODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptx
MODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptxMODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptx
MODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptx
 
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
 

Modul dasar partisipasi

  • 1.
  • 2. DAFTAR ISI Kontrak Belajar Teknik Fasilitasi Menyusur Menyusun Mengembangkan
  • 3.
  • 4. TUJUAN Memahami konsep pembelajaran orang dewasa Memahami tentang peran dan fungsi fasilitator Mampu mengorganisir masyarakat
  • 5. ALUR DAN METODE Teknik Fasilitasi Menyusur Masyarakat Menyusun Tindakan Mengembangkan Memberdayaan Diskusi Diskusi/ Praktek Demonstrasi / Praktek Demonstras i / Praktek Akar Rumput/Komunitas
  • 6. PRINSIP DASAR Belajar adalah Berubah Belajar adalah Berbuat Belajar adalah Menyelesaikan Masalah Kehidupan Belajar adalah Refleksi Atas Pengalaman Setiap ruang adalah sekolah, setiap orang adalah guru
  • 7. TUAN GURU DAN NELAYAN Seorang cendekiawan menumpang perahu di sebuah danau. Ia bertanya kepada tukang perahu. “ Sobat, pernahkah anda mempelajari Matematika?” “ Tidak” Sayang sekali, berarti Anda telah kehilangan seperempat dari kehidupan Anda. Atau barangkali Anda pernah mempelajari ilmu filsafat?” “ Itu juga tidak”
  • 8. GAYA PEMBELAJARAN MENDENGAR MELIHAT MENGULANG MENDISKUSIKAN MEMBAYANGKAN MELATIH KETERAMPILAN MENCOBA HAL-HAL BARU MENGAMBIL BEBERAPA LANGKAH KECIL BERBAGI PENGALAMAN
  • 10. PENDEKATAN ASET Pendekatan Defisit Pendekatan Aset Identifikasi masalah Mencari/menghargai apa yang baik/telah dilakukan selama ini Analisa penyebab/akar masalah Mencari apa yang bisa dilakukan lebih baik Analisa alternatif solusi/pemecahan masalah Mendiskusikan apa yang bisa dilakukan Perencanaan tindakan dalam menyelesaikan masalah Menyusun tindakan perbaikan
  • 11. MENGAPA PARTISIPASI Kuasa sukar dibagi dan didistribusi Ada dominasi Ada otoritas Kekerasan simbol Penyadaran Demistifikasi kekuasaan Membebaskan Masyarakat utama & berkemajua n
  • 12.
  • 13. 4 TAHAP PERTEMUAN Tahap 1: Perencanaan Tahap 2: Persiapan Tahap 3: Penyelenggaraan Tahap 4: Tindak lanjut
  • 14. TAHAP 1. PERENCANAAN Memutuskan tujuan. Membuat daftar pekerjaan to do list. Memutuskan siapa saja yang harus berada di lokasi . Merencanakan dengan anggota tim atau supervisor Menentukan agenda.
  • 15. TAHAP 2. MENYIAPKAN RAPAT Memulai dan mengakhiri rapat sesuai agenda. Pastikan peserta mengkonfirmasi untuk hadir. Pilih ruang yang cukup. Gunakan rasio peserta dengan pemandu/fasilitator (rasio 1:8 adalah terbaik dalam fasilitasi kelompok, rasio terbanyak mengajak orang untuk terlibat dala rapat adalah 1:15)
  • 16. TAHAP 3. PENYELENGARAAN Membuat pengantar Membuat persetujuan agenda dan peraturan Menjaga diskusi pada fokus isu yang dibicarakan Memerhatikan waktu Membagi diskusi dalam beberapa sesi Merangkum pembicaraan per sesi Mendorong partispasi Membangun suasana dengan bergantian dalam melakkan fasilitasi
  • 17. TAHAP 4. TINDAK LANJUT Memastikan umpan balik Menyimpulkan hasil fasilitasi Membuat beberapa cara skenario umpan balik (termasuk mebuat grup w.a, googlegroup, atau grup terbuka di internet untuk konsultansi publik)
  • 18.
  • 19. DEFINISI FASILITATOR Fasilitator adalah orang yang membantu kelompok untuk mencapai tujuan mereka.
  • 20. 3 PRINSIP UTAMA Menggambarkan, mendeskripsikan, menjelaskan opini dan gagasan semua peserta Fokus pada ‘apa’ dan ‘bagaimana’ Tidak memihak
  • 21. MENDORONG PARTISIPASI Periksa tingkat kenyamanan partisipan Biarkan semua ide dan opini untuk didengarkan Buatlah suasana yang nyaman bagi orang-orang yang berkontribusi Ide dan keputusan merupakan hasil pilihan partisipan
  • 22. MENGAPA KETERAMPILAN FASILITASI DIBUTUHKAN Membuat perencanaan yang baik Membuat semua orang terlibat Melihat peluang untuk membangun kepemimpinan Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan Membangun komunikasi Menyelesaikan konflik
  • 23. SIAPA FASILITATOR YANG BAIK Memahami tujuan Menjaga solidaritas kelompok dan agenda Melibatkan semua orang Menguatkan orang yang lemah dalam kelompok Membantu membuat keputusan yang demokratis
  • 24. PROSES YANG BAIK Suasana dan Lingkungan tempat fasilitasi Logistik dan pengaturan ruang
  • 25. PROSES FASILITASI Mengawali proses tepat waktu Mengucapkan selamat datang Membuat pengantar Mereview aganda, tujuan, aturan main Mendorong partisipasi Berpegang pada agenda Mencari komitmen Mencari kedalaman pada setiap gagasan Menyimpulkan hasil dan menyiapkan tindak lanjut Berterimakasih pada partisipan Menutup pertemuan
  • 26. ATURAN UMUM DALAM FORUM Bicara satu per satu Mengangkat tangan untuk mengemukakan ide Mendengar orang lain bicara Tidak merundung, menghina, menyerang orang Memperhatikan keterbatasan waktu Hormat satu sama lain
  • 27. MENCEGAH GANGGUAN Membuat kontrak belajar Mendengar dan memberikan perhatian Menghormati partsispan Mempelajari harapan peserta Stay cool kata kids jaman now
  • 28. BELAJAR UNTUK MENGENALI DAN MENGHADAPI GANGGUAN Dominasi individual Intimidasi Tensi/eskalasi Keraguan Pengalihan isu Bagaimana jika rencana gagal
  • 29. ORID Langkah pertama adalah Konteks; langkah pertama ini digunakan untuk mendiskusikan dan menetapkan parameter, pembatasan masalah dan target penyelesaian. Langkah Kedua adalah Curah Pendapat; data dan ide dibangun lewat tiga level; individual, kelompok kecil dan kelompok besar. Ide-ide yang ada dijadikan premis-premis mayor, ini dikenal dengan Pengorganisasian Gagasan, dalam pengelompokan ini dibangun juga hubungan-hubungan antara kelompok dan kaitannya (misalnya kausalitas, atau hubungan yang lepas atau hubungan yang berisi rangkaian seri atau pararel ). Langkah Ketiga adalah memberikan masing-masing klaster diberikan Nama atau Tema. Langkah keempat adalah Refleksi, dimana dibuat konsensus, pengelompokan, penamaan dikonfirmasi ulang. Objective Reflective Interpretative Decisional
  • 31.
  • 33. KOMUNIKASI VERBAL Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan kata-kata lisan atau tertulis antara dua orang atau lebih. Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang sering dan paling banyak di pakai dalam hubungan antar manusia.  Bahasa lisan  Bahasa tulis
  • 34. APA ITU BAHASA Bahasa dianggap sebagai suatu sistem kode verbal. Bahasa didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan alunan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas. Gunakan bahasa yang dipahami oleh audien Dari keseluruhan komunikasi yang kita lakukan, ternyata komunikasi verbal hanya memiliki porsi 35 %, sisanya adalah komunikasi nonverbal.
  • 35. KETERBATASAN BAHASA VERBAL Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek. Kata-kata adalah kategori untuk menunjuk pada objek tertetu.Tidak semua kata tersedia untuk menunjuk pada objek. Kata-kata bersifat ambigu dan konstektual di katakan bersifat ambigu karena kata-kata merepresentasikan persepsi dan interprestasi orang-orang yang berbeda. Adanya pencampuradukan fakta dan penafsiran. Dalam berbahasa kita sering mencampuradukkan fakta, penafsiran dan penilaian.
  • 36. FAKTOR YANG MEMENGARUHI KOMUNIKASI VERBAL Faktor Intelejensi, Orang yang memiliki inteljensi yang tinggi biasanya memiliki banyak pembendaharaan kata dibandingkan orang yang memiliki intelejensi rendah. Faktor budaya, Setiap budaya memiliki bahasa yang berbeda-beda. Seperti di Indonesia yang memiliki keragaman suku. Suku Sunda, Batak memiliki bahasanya masing-masing. Faktor Pengetahuan, Orang yang memiliki pengetahuan banyak akan mendorong yang bersangkutan untuk berbicara lancar dengan pembendaharaan kata yang banyak. Faktor Kepribadian, Orang memiliki sifat pemalu, atau pendiam biasanya sedikit berbicara pada orang lain disebabkan tidak terbiasa berkomunikasi. Faktor Biologis, Adanya kelainan sehingga mengganggu saat berbicara. Faktor Pengalaman, Orang yangbanyak berkomunikasi baik berbicara dengan orang lain, individu atau massa, akan dapat berbicara secara lancar.
  • 37. KOMUNIKASI NON VERBAL Komunikasi nonverbal adalah interaksi antara pengirim dan penerima pesan tanpa menggunakan kata-kata, baik dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja. Namun terkadang pengirim dan penerima pesan tidak menyadari hal tersebut. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya kedua jenis komunikasi saling menjalin dan melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari.
  • 38. CIRI KOMUNIKASI NON VERBAL Disampaikan dalam satu paket Saat kita melakukan komunikasi non-verbal, kita melakukannya dalam serangkaian paket komunikasi. Misalnya saat kita marah, otomatis gerakan mata kita lebih cepat, kening berkerut, dan wajah yang ditekuk. Biasanya kita juga melipat kedua tangan saat marah. Hal itu adalah keseluruhan paket yang memberi pesan kalau kita sedang marah, tanpa kita harus berkata-kata.
  • 39. CIRI KOMUNIKASI NON VERBAL Kontekstual Komunikasi non-verbal yang dilakukan memiliki makna yang tergantung pada konteks atau keadaan. Mengacu pada contoh sebelumnya yaitu diam. Tidak semua perilaku diam yang kita lakukan memiliki makna yang sama, namun tergantung pada keadaannya. Jika kita sedang kesal dengan teman, maka diam kita itu bisa berarti bentuk kemarahan kita padanya. Jika kita dari awal bertemu sudah diam dengan raut muka yang sedikit sedih, maka diam itu berarti kita sedang memikirkan permasalahan pribadi.
  • 40. CIRI KOMUNIKASI NON VERBAL Dikendalikan oleh Aturan Komunikasi non-verbal mengikuti aturan-aturan yang berlaku di masyarakat, seperti tata krama dan adat istiadat. Kita mungkin bisa menyapa teman dengan melambaikan tangan riang, namun tidak bisa melakukan hal seperti itu kepada dosen atau atasan di kantor. Kepada mereka yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi secara sosial atau struktural, kita menyapa mereka dengan lebih sopan seperti mengangguk dan tersenyum tanpa melambaikan tangan.
  • 41. CIRI KOMUNIKASI NON VERBAL Dapat Dipercaya Orang berkata kalau lisan bisa berbohong, tapi gerak tubuh sulit untuk dibohongi. Hal ini juga berlaku pada komunikasi non-verbal, yang pada saat-saat tertentu bisa lebih dipercaya dibanding apa yang terucap. Misalnya saat kita dimintai tugas oleh teman, kita mungkin mengiyakan secara lisan namun wajah kita menunjukkan raut ketidaksukaan dan keengganan. Kita juga menghindar bertemu dengan teman itu sebisa mungkin dari gestur tubuh kita. Hal itu menunjukkan kalau kita sebenarnya tidak ingin memberikan tugas kita kepadanya, dengan pesan yang disampaikan bagian non- verbal diri kita.
  • 42. CIRI KOMUNIKASI NON VERBAL Komunikatif Seperti layaknya komunikasi verbal, komunikasi non- verbal juga selalu bisa mengkomunikasikan pesan. Bahkan komunikasi non-verbal memiliki pesan yang lebih banyak dibanding komunikasi non-verbal. Misalnya saja saat kita diam tak berkata apa-apa, sebenarnya saat itu kita juga sedang berkomunikasi. Bisa saja kita diam karena sedang memikirkan masalah yang terjadi di rumah. Atau bisa saja kita diam karena marah kepada teman kita. Diam itu juga menyampaikan beberapa pesan dari diri kita.
  • 43. CIRI KOMUNIKASI NON VERBAL Bersifat Metakomunikasi Berbagai cara komunikasi yang kita lakukan saling berkaitan satu sama lain, baik itu komunikasi verbal dengan non-verbal atau komunikasi non-verbal dengan non-verbal. Kaitan ini akan saling menghubungkan, mengkomunikasikan, dan menguatkan pesan yang diberikan satu sama lain. Misalnya saja jika kita melihat sales yang menawarkan barang di mall. Ia menawarkan dengan kata-kata, juga dikuatkan dengan bahasa tubuhnya yang meyakinkan bahwa produk yang dijualnya itu penting untuk dibeli.
  • 44. EFEKTIFITAS KOMUNIKASI NON-VERBAL Sadar kostum, sadar waktu, sadar tempat Cara berpakaian telah mengkomunikasikan siapa dan apa status seseorang, baik dalam pekerjaan sehari-hari maupun dalam waktu-waktu tertentu (pesta, rapat-rapat, kunjungan resmi/tidak resmi) Dalam konteks organisasi, dimana masing-masing mempunyai tugas yang harus diselesaikan, berkomunikasilah secara tepat. Artinya, dalam berkomunikasi manfaatkan waktu yang sebaik-baiknya.
  • 45. TIPE KOMUNIKASI Ruang personal Ruang formal dan personal Lugas atau metafor Ketepatan waktu Individual atau Komunal/Kelompok Ekspresif Mengelola Konflik atau Menghindari konflik
  • 46.
  • 47. MENGEMBANGKAN KELOMPOK Diskusi informal Membuat sesi curah pendapat Menuliskan ide/majalah dinding Membuat ‘kelompok pendukung’ Jadilah beragam hargai keragaman
  • 48. MENGELOLA KELOMPOK Membuka peluang  Lakukan sekarang.  Perbanyak inisiatif.  Tidak perlu meniru sesuatu yang sama sekali belum pernah dilakukan, lakukan sesuai konteks – fokus pada kebutuhan kelompok Mulai dari diri sendiri; berilah teladan Membangun dan Menjaga komitmen
  • 49. MEMBANGUN DAN MENJAGA KOMITMEN Mengapa komitmen penting Semakin kuat komitmen seseorang, semakin berpengaruh dia terhadap anggota lainnya Orang berkomitmen tidak menyerah Orang akan bekerjasama pada orang yang lebih berkomitmen. Orang dengan komitmen adalah pembelajar, pekerjaan akan lebih efektif.
  • 50. KIAT MEMBANGUN KOMITMEN Komitmen tumbuh bertahap, kadang pelan. Bersabar. Menghargai tingkatan komitmen setiap orang. Mendorong orang untuk berbuat lebih baik. Hargai usaha mereka. Orang akan mudah patah arang, tawarkan nilai yang lebih tinggi, baik nilai praktis maupun nilai idealis. Membangun komitmen membutuhkan waktu. Hargai Proses.
  • 51. TITIK KRITIS DALAM PEMBENTUKKAN KELOMPOK Titik Kritis Ketiga: Penentuan Output Pembentukan aturan main/kelembagaan Atau Revitalisasi nilai-nilai. Resistensi, Misleading, Unmanageable Titik Kritis Pertama: Entry Strategy: Kontrak dengan Masyarakat Tentang Pekerjaan Titik Kritis Kedua: Desain Pendekatan Partisipasi: Rekayasa = Manipulasi: untuk pendekatan atas-bawah Rekonstruksi: pendekatan bawah-atas Titik Kritis Keempat: Pasca Proyek Permasalahan Exit Strategy dan Dukungan pasca proyek
  • 52.
  • 53. ALAT  Mencari sejarah tempat [peristiwa dan aktor penting, kepercayaan di masa lalu dan sekarang, dan kecenderungan ke depan]  Membuat peta penggunaan lahan kota [mencatat penggunaan lahan umum, fasilitas public/ruang terbuka hijau, gedung atau tempat bersejarah, pusat aktivitas ekonomi, pusat pelayanan social dan pelayanan dasar]  Membuat diagram kelembagaan [identifikasi lembaga eksiting dalam masyarakat, melakukan asesmen untuk peran, keanggotaan, rencana, dan potensi dalam penyelesaian masalah di masyarakat dan identifikasi organisasi di luar masyarakat setempat yang memiliki pengaruh dan dampak kuat terhadap masyarakat]  Membuat profil penghidupan berkelanjutan rumah tangga [mencatat perbandingan penghasilan dan pendukung jaminan social, pola pengeluaran, dan cara melakukan strategi bertahan saat dilanda bencana, membuat ranking kesejahteraan rumah tangga]  Membuat analisis akar masalah dalam masyarakat
  • 54.
  • 55. ALAT Membuat panitia local untuk meyelengarakan diskusi/musyawarah/workshop [MPM berperan sebagai fasilitator, menyediakan narasumber terkait isu strategis] Menyelengarakan diskusi perencanaan tindakan & pemantauan, dan gugus tugas Mensinergikan perencanaan komunitas baik dalam dokumen Musrembang, maupun dalam Program Dai Perkotaan Menyebarkan publikasi hasil perencanaan, berupa koran komunitas atau roadshow dari rukun tetangga ke rukun tetangga lainnya [strategi dakwah atau tabligh untuk menjangkau anggota komunitas yang lebih luas].
  • 56.
  • 57. ALAT Membuat sekretariat atau pusat pengembangan komunitas (community center) tempat gugus tugas bekerja [bisa di kantor RT/RW setempat, dengan membantu membuatkan majalah dinding, tempat banner yang bisa dipakai ulang] Melakukan diskusi rutin perkembangan di secretariat yang telah dipilih terkait rencana pengelolaan dan pemantauan.
  • 59. Terimakasih WIDHYANTO MUTTAQIEN AHMAD Kontak: 0815 8840310 widhyanto@apps.ipb.ac.id

Editor's Notes

  1. Gaya pembelajaran mana yang paling nyaman untuk Anda terapkan?  Mungkinkah menggunakan lebih dari satu teknik pembelajaran secara bersamaan? Kenapa atau kenapa tidak?  Bagaimana keterampilan fasilitasi Anda berkembang dengan teknik-teknik pembelajaran ini?