2. KEPEMIMPINAN adalah mempengaruhi orang lain agar ikut
serta dalam mencapai tujuan umum (Harold Koontz). Konsep
kepemimpinan dapat dilihat dari dua kubu, yaitu Kubu
Determinisme yang menganggap bahwa pemimpin dilahirkan
(Takdir), dan kubu Non Determinisme yang menganggap
bahwa pemimpin merupakan suatu proses (dapat dipelajari).
Berbagai penelitian tentang kepemimpinan telah melahirkan
berbagai Pendekatan dalam studi kepemimpinan, seperti
pendekatan kesifatan, perilaku dan situasional.
Gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin, pada dasarnya
dapat diterangkan melalui tiga aliran teori berikut ini.
3. • Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian
Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar
mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut
untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang
diinginkan kelompok.
• Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu
bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup
mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang
berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus
yang tepat bagi situasi yang khusus.
• Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya
sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki
kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya.
Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung
memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh
secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok
sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
4. TIPOLOGI KEPEMIMPINAN disusun
dengan titik tolak interaksi personal yang ada
dalam kelompok . Tipe-tipe pemimpin dalam
tipologi ini dapat dikelompokkan dalam
kelompok tipe berdasarkan jenis-jenisnya
antara lain :
5. 1. Tipe pemimpin Otokratis
Yaitu seorang pemimpin yang otokratis adalah seorang pemimpin yang:
• Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
• Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
• Menganggap bawahan sebagai alat semata- mata
• Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat
• Terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya
• Dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan
yang mengandung unsur paksaan dan punitif (bersifat menghukum)
2. Tipe Militeristis
Yaitu seorang pemimpin yang bertipe militeristis adalah seorang
pemimpin yang memiliki sifat- sifat:
• Sering mempergunakan sistem perintah dalam menggerakkan
bawahannya
• Senang bergantung pada pangkat dan jabatan dalam menggerakkan
bawahannya
• Senang kepada formalitas yang berlebih- lebihan
• Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan
• Sukar menerima kritikkan dari bawahan
• Menggemari upacara- upacara untuk berbagai acara dan keadaan
6. 3. Tipe Paternalistis
Yaitu seorang pemimpin yang:
• Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
• Bersikap terlalu melindungi
• Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengambil keputusan dan inisiatif
• Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengembangkan daya kreasi dan fantasinya.
• Sering bersikap maha tahu
4. Tipe Kharismatis
Hingga kini para pakar belum berhasil menemukan sebab- sebab
mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma, yang diketahui adalah
bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar
dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya
sangat besar. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab
seorang menjadi pemimpin yang kharismatis, maka sering dikatakan
bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib
(supernatural powers).
7. 5. Tipe Laissez Faire
Yaitu seorang yang bersifat:
• Dalam memimpin organisasi biasanya mempunyai sikap yang permisif, dalam arti bahwa
para anggota organisasi boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan hati nurani, asal
kepentingan bersama tetap terjaga dan tujuan organisai tetap tercapai.
• Organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri
dari orang- orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi,
sasaran yang dicapai, dan tugas yang harus dilaksanakan oleh masing- masing anggota.
• Seorang pemimpin yang tidak terlalu sering melakukan intervensi dalam kehidupan
organisasional.
• Seorang pemimpin yang memiliki peranan pasif dan membiarkan organisasi berjalan
dengan sendirinya
6. Tipe Demokratis
Yaitu tipe yang bersifat:
• Dalam proses penggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia
adalah makhluk termulia di dunia
• Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan
dan tujuan pribadi dari para bawahannya
• Senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya
• Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses dari padanya.
• Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai tujuan
• Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin
• Para bawahannya dilibatkan secara aktif dalam menentukan nasib sendiri melalui peran
sertanya dalam proses pengambilan keputusan.
8. Faktor Faktor Dalam Kepemimpinan :
1. Pemimpin
Dalam kaitannya dengan Kepemimpinan, Pemimpin memang merupakan faktor esensial dari Proses
Kepemimpinan itu sendiri. Serta Pemimpin itu memang harus mengerti apa yang harus dia tahu dan apa
yang harus dia perbuat, atau istilah lainnya The Right Man on The Right Place.
2. Pengikut (Followers)
Adalah salah satu faktor kepemimpinan yang membuat Faktor pertama itu ada. Karena tanpa adanya
Pengikut, otomatis Pemimpin pun tak ada. Oleh karena itu Faktor Kepemimpinan dalam Pengikut ini
lebih cenderung pengertian akan apa saja yang Followers inginkan sehingga sebuah satuan fungsi
manajemen bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Serta ada pula yang mengatakan kalau
berbeda Pemimpin maka berbeda pula gaya kepemimpinannya. Oleh karena itu Pengikut disini memang
harus menyesuaikannya dengan cepat.
3. Komunikasi
Salah satu hal yang menjembatani antara Pemimpin dan Pengikut adalah proses Komunikasi itu sendiri.
Dengan adanya komunikasi. Hubungan kerja antara dua belah pihak baik atasan maupun bawahan
dapat sinergis dan berjalan sesuai dengan apa yang telah dirancangkan sebelumnya.
4. Situasi
Dalam sebuah situasi tertentu, terkadang kita diharusnkan untuk bertindak secara cepat dan refleks
untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu kondusifitas situasi antara Atasan dan Bawahan memang
harus saling dikuatkan agara selalu terjadi kondisi situasi yang nyaman dan kondusif.
9. Implikasi Manajerial Kepemimpinan
dalam Organisasi
Organisasi apapun yang berdiri, tentu
menggunakan konsep kepemimpinan karena ada
unsur filosofi (pandangan), harapan/tujuan,
tantangan, dan sumber daya di dalamnya. Semua
faktor itu harus diatur sehingga bisa mencapai
tujuan yang diharapkan. Dengan kata lain ada
konsep kepemimpinan dalam organisasi. Pada
tataran praktis-managerial, konsep
kepemimpinan juga mesti diterapkan sehinga
dalam organisasi terkonsep rapi, bersinergis, dan
efektif.