SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP
KOMITMEN ORGANISASI DI ORGANISASI PENDIDIKAN ISLAM X
Buraidah
Dra. Lieke E. M. W, M.Sc., Eng., Ph. L
Pasca Sarjana Psikologi Universitas Gunadarma
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompensasi dan motivasi
kerja terhadap komitmen organisasi, mengetahui pengaruh kompensasi terhadap
komitmen organisasi, dan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap
komitmen organisasi Penelitian ini dilakukan terhadap 40 orang guru di Organisasi
Pendidikan Islam X yang mengajar pada jenjang Raudhatul Athfal (TK), Madrasah
Ibtidaiyah (SD), Madrasah Tsanawiyah/MTs (SMP). Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan kuesioner Kompensasi, Motivasi Kerja, dan Komitmen
Organisasi. Berdasarkan data deskriptif subjek menunjukan bahwa kompensasi,
motivasi kerja, dan komitmen organisasi guru di Organisasi Pendidikan Islam X
berada pada kategori sedang. Sedangkan berdasarkan hasil analisis data menunjukan
bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima yaitu terdapat mengetahui pengaruh
kompensasi dan motivasi kerja terhadap komitmen organisasi guru di Organisasi
Pendidikan Islam X.
Kata Kunci : Kompensasi, Motivasi Kerja dan Komitmen Organisasi
PENDAHULUAN
Guru memegang peranan sentral
dalam proses belajar mengajar. Jika
komitmen guru terhadap organisasi
rendah, maka akan terjadi kemangkiran
guru yang akan berimplikasi negatif
pada prestasi belajar siswa. Karena
siswa harus selalu beradaptasi kembali
dengan guru baru yang mengajarnya.
Komitmen guru terhadap
lembaga sekolah sebagai organisasi
pada dasarnya merupakan suatu kondisi
yang dirasakan oleh guru yang dapat
menimbulkan perilaku positif yang kuat
terhadap organisasi kerja yang
dimilikinya. Komitmen terhadap
organisasi berkaitan dengan identifikasi
dan loyalitas pada organisasi dan
tujuan-tujuannya.
Lembaga pendidikan formal
merupakan pendidikan yang
diselenggarakan di sekolah-sekolah
pada umumnya. Jalur pendidikan ini
mempunyai jenjang pendidikan yang
jelas, mulai dari pendidikan dasar,
pendidikan menengah, sampai
pendidikan tinggi. Ada beberapa jenis
pendidikan, diantaranya yaitu
pendidikan pendidikan keagamaan.
Pendidikan keagamaan merupakan
pendidikan dasar, menengah, dan tinggi
yang mempersiapkan peserta didik
untuk dapat menjalankan peranan yang
menuntut penguasaan pengetahuan dan
pengalaman terhadap ajaran agama dan
atau menjadi ahli ilmu agama
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidika).
Lembaga pendidikan Islam
dituntut untuk bisa bersaing dengan
lembaga pendidikan lain baik yang
sejenis maupun yang tidak sejenis yaitu
dalam melaksanakan tugas dan
meningkatkan kualitas kerja. Seiring
dengan perkembangan zaman, maka
dibutuhkan program kompensasi yang
tepat dan benar serta motivasi untuk
meningkatkan komitmen guru terhadap
organisasi. Pinnington dan Edwards
(2000) secara spesifik menyebutkan
bahwa imbalan intrinsik sebagai bentuk
intangible benefits yang sangat
mempengaruhi motivasi, kepuasan
kerja, dan komitmen organisasional.
Salah satu tujuan orang bekerja
sebagai guru adalah untuk
mengimplimentasikan kompetensi yang
dimilikinya secara maksimal, dan tujuan
lainnya yaitu untuk mendapatkan
kompensasi karena manusia
dikendalikan oleh keinginan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya
seperti keinginan untuk mendapatkan
uang yang lebih banyak, peningkatan
karir (promosi), dan kekuasaan.
Kompensasi atau balas jasa
didefinisikan sebagai pemberian
penghargaan–penghargaan langsung
maupun tidak langsung, finansial
maupun non finansial yang adil dan
layak kepada karyawan atas sumbangan
mereka dalam pencapaian tujuan
organisasi (Tulus, 1996).
Kompensasi penting bagi
karyawan karena besarnya kompensasi
dapat meningkatkan motivasi kerja
karyawan itu sendiri. Kompensasi
mempunyai pengaruh yang besar dalam
penarikan karyawan, motivasi,
produktivitas, dan tingkat perputaran
karyawan. (Benardin dan Russel, 1993)
Sumber daya manusia
merupakan kekuatan penggerak
organisasi. Komitmen guru pada
lembaga sekolah sangat banyak
dipengaruhi oleh motivasi guru itu
sendiri untuk mengajar di suatu
lembaga sekolah. Komitmen seseorang
terhadap organisasi ditunjang oleh
adanya motivasi kerja. Berbagai
literatur telah menuliskan bahwa
motivasi mendorong munculnya
perilaku. Motivasi ada karena adanya
kebutuhan dalam individu yang harus
dipenuhi. Motivasi merupakan intensi
dari perilaku (Ibnu Umar, 1994).
Sebagai intensi dari perilaku maka
perilaku yang muncul sesuai dengan
motivasi yang ada. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa motivasi kerja
sangat diperlukan untuk memunculkan
perilaku bekerja.
Hal yang memotivasi semangat
kerja seseorang adalah untuk memenuhi
kebutuhan serta kepuasan baik materiil
maupun non materiil yang diperolehnya
sebagai imbalan atau balas jasa dari jasa
yang diberikannya kepada perusahaan.
Bila kompensasi materiil dan non
materiil yang diterimanya semakin
memuaskan, maka semangat bekerja
seseorang, komitmen, dan prestasi kerja
karyawan semakin meningkat.
(Cherington, 1995)
Menurut Wursanto (1983),
tinggi rendahnya motivasi kerja diduga
dipengaruhi oleh banyak faktor, antara
lain disiplin kerja yang tinggi, antusias
kerja, iklim organisasi, loyalitas yang
tinggi, kebutuhan kreativitas, dan rasa
kebanggaan. organisasi, loyalitas yang
tinggi, kebutuhan kreativitas, dan rasa
kebanggaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka
terlihat bahwa kompensasi dan motivasi
mempengaruhi komitmen kerja. Dengan
demikian, dengan adanya kompensasi
yang memadai maka diharapkan para
guru akan termotivasi untuk mengajar
serta mempunyai komitmen yang kuat
terhadap organisasi.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Komitmen Organisasi
Definisi Komitmen Organisasi
Spector, dkk (2000) menyatakan
bahwa komitmen organisasi
menggambarkan sejauh mana individu
mengidentifikasikan dirinya dan
dilibatkan dengan organisasinya dan
tidak ingin meninggalkan
organisasinya.
Hal ini sejalan dengan konsep
yang diadaptasi dari pendapat Meyer
dan Allen (1997) yang menyimpulkan
bahwa komitmen organisasi adalah
keadaan psikologis yang mencirikan
hubungan antara karyawan dengan
organisasi, dan berimplikasi pada
keputusan untuk melanjutkan
keanggotaannya dalam organisasi
tersebut.
Komitmen terhadap organisasi
mempunyai penekanan yang hampir
sama yaitu proses pada individu
(pegawai) dalam mengidentifikasikan
dirinya dengan nilai-nilai, aturan-aturan,
dan tujuan organisasi serta membuat
individu memiliki keinginan untuk
memelihara keanggotaannya dalam
organisasi itu.
Komponen Komitmen Organisasi
Menurut Meyer dan Allen (1997),
ada tiga komponen komitmen
organisasi yaitu:
1. komitmen afektif (affective)
Di dalam komitmen afektif ada ikatan
emosional karyawan kepada
organisasinya, yang dinyatakan
dengan identifikasi, dan keterlibatan
dalam kegiatan – kegiatan organisasi.
Karyawan yang memiliki komitmen
afektif kuat akan melanjutkan
keanggotaannya dengan organisasi
karena mereka ingin melakukannya
(wants to).
2. Komitmen Kontinuans
(continuance)
Komitmen kontinuans mengacu pada
kesadaran atas kerugian yang akan
ditanggungnya bila meninggalkan
organisasinya. Karyawan yang
memiliki komitmen kontinuans kuat
dasarnya adalah mereka mempunyai
kebutuhan untuk melakukannya
(need to).
3. komitmen normatif (normative)
Definisi ini mengandung pengertian
bahwa individu merasa memiliki
kewajiban untuk tetap menjadi
anggota organisasi. Karyawan yang
memiliki tingkat komitmen normatif
tinggi merasa bahwa mereka
seharusnya atau sepatutnya (ought to)
tetap tinggal dalam organisasinya.
Hal – Hal Yang Menimbulkan
Komitmen
Schultz dan Schultz (1990)
mengatakan bahwa faktor-faktor
personal dan faktor-faktor
organisasional dapat meningkatkan
komitmen terhadap organisasi. Lebih
jauh lagi Spector, dkk (2000)
menyebutkan beberapa hal yang
mempengaruhi komitmen terhadap
organisasi, yaitu:
1. karakteristik pekerjaan (job
characteristics)
2. Panghargaan (reward) yang
diterima
3. Kesempatan pekerjaan alternatif
4. Perlakuan karyawan baru
5. Karakter individu yang beragam
juga mempengaruhi komitmen
organisasi.
B. Kompensasi
Definisi Kompensasi
Tulus (1996) mendefinisikan
kompensasi atau balas jasa sebagai
pemberian penghargaan langsung
maupun tidak langsung, finansial
maupun non-finansial yang adil dan
layak kepada karyawan atas sumbangan
mereka dalam pencapaian tujuan
organisasi.
Sedangkan Milkovich dan
Newman (2002) mengatakan bahwa
kompensasi berkenaan dengan segala
bentuk balas jasa finansial dan
pelayanan yang tangible (nyata), serta
keuntungan yang diterima karyawan
sebagai bagian dari suatu hubungan
pekerjaan. Werther dan Davis (1996)
mendefinisikan kompensasi sebagai apa
yang diterima karyawan sebagai
pertukaran atas kontribusi mereka
terhadap perusahaan.
Kompensasi merupakan imbal
jasa yang diberikan oleh perusahaan
(organisasi) kepada karyawannya.
Kompensasi tersebut dapat berupa
kompensasi finansial maupun kompen-
sasi non finansial.
Bentuk – Bentuk Kompensasi
Michael dan Harold (1993)
membagi kompensasi dalam tiga bentuk
yaitu :
1. Bentuk kompensasi material tidak
hanya berbentuk uang, seperti gaji,
bonus, dan komisi, melainkan
segala bentuk penguat fisik
(phisical reinforcer), misalnya
fasilitas parkir, telepon, dan ruang
kantor yang nyaman, serta berbagai
macam bentuk tunjangan misalnya
pensiun, asuransi kesehatan.
2. Kompensasi sosial berhubungan
erat dengan kebutuhan berinteraksi
dengan orang lain. Bentuk
kompensasi ini misalnya status,
pengakuan sebagai ahli di
bidangnya, penghargaan atas
prestasi, promosi, kepastian masa
jabatan, rekreasi, pembentukan
kelompok-kelompok pengambilan
keputusan, dan kelompok khusus
yang dibentuk untuk memecahkan
permasalahan perusahaan.
3. Kompensasi aktivitas merupakan
kompensasi yang mampu
mengkompensasikan aspek-aspek
pekerjaan yang tidak disukainya
dengan memberikan kesempatan
untuk melakukan aktivitas tertentu.
Bentuk kompensasi aktivitas dapat
berupa “kekuasaan” yang dimiliki
seorang karyawan untuk melakukan
aktivitas di luar pekerjaan rutinnya
sehingga tidak timbul kebosanan
kerja, pendelegasian wewenang,
tanggung jawab (otonomi),
partisipasi dalam pengambilan
keputus-an, serta training
pengembangan kepribadian.
C. Motivasi Kerja
Definisi Motivasi Kerja
Robbins (1996) mendefinisikan
motivasi sebagai kesediaan untuk
mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi
ke arah tujuan organisasi, yang
dikondisikan oleh kemampuan upaya
itu untuk memenuhi suatu kebutuhan
individual. Munandar (2001)
mengatakan bahwa motivasi adalah
suatu proses dimana kebutuhan-
kebutuhan mendorong seseorang untuk
melakukan serangkaian kegiatan yang
mengarah ke tercapainya tujuan
tertentu.
Spector, dkk (2000)
mendefinisikan motivasi sebagai
serangkaian proses yang memunculkan,
mengarahkan, dan memelihara perilaku
manusia untk mendapatkan tujuan-
tujuannya. Motivasi juga berkaitan
dengan pilihan-pilhan yang dibuat oleh
individu, arahan dari perilaku yang
mereka kerjakan.
Motivasi merupakan sesuatau
yang mendorong individu (karyawan)
untuk melakukan suatu tindakan guna
mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Teori – Teori Motivasi
Berikut ini beberapa teori
pendukung terkait dengan motivasi,
yaitu:
A. Teori Tata Tingkat Kebutuhan
Abraham Maslow dalam Robbins
(1996) menghipotesiskan bahwa
dalam diri manusia ada lima
tingkatan kebutuhan, yaitu
kebutuhan fisiologis, kebutuhan
akan rasa aman, kebutuhan sosial,
kebutuhan akan penghargaan/harga
diri, dan kebutuhan aktualisasi diri.
B. Teori Eksistensi–Relasi–Pertumbuh-
an
Alderfer mengelompokkan
kebutuhan ke dalam tiga kelompok
yaitu kebutuhan eksistensi,
kebutuhan hubungan, dan
kebutuhan pertumbuhan.
C. Teori Dua Faktor
Hubungan seorang individu pada
kerjanya merupakan suatu hubungan
dasar dan bahwa sikapnya terhadap
kerja ini dapat menentukan sukses
atau kegagalan individu itu
(Robbins, 1996)
D. Teori Motivasi Berprestasi
(Achievement Motivation)
Faktor – Faktor Yang Mempenga-
ruhi Motivasi
Michael Armstrong (1988)
menyatakan bahwa faktor – faktor yang
mempengaruhi motivasi adalah
kebutuhan dan keadaan – keadaan yang
bisa memenuhi kebutuhan.
Lebih jauh lagi, Indrawijaya (1983)
menyatakan bahwa selain kepribadian,
sikap, pengalaman masa lampau,
harapan masa mendatang, dan faktor
intrinsik, ada pula faktor yang
mempengaruhi motivasi seseorang.
Faktor lain ini ialah apa yang disebut
tekanan (stress) psikologis dan
kepuasan kerja.
HIPOTESIS
Hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah :
1. Terdapat pengaruh positif yang
signifikan antara kompensasi dan
motivasi kerja terhadap komitmen
organisasi di Organisasi Pendidikan
Islam X
2. Kompensasi berpengaruh positif
terhadap komitmen organisasi di
Organisasi Pendidikan Islam X
3. Motivasi kerja berpengaruh positif
terhadap komitmen organisasi di
Organisasi Pendidikan Islam X
METODE PENELITIAN
Subjek dalam penelitian ini
adalah 40 orang guru yang telah
memiliki pengalaman bekerja minimal
5 (lima) tahun dan memiliki masa kerja
di Organisasi Pendidikan Islam X
minimal 2 (dua) tahun. Organisasi
Pendidikan Islam X, yang terdiri dari 15
orang (37,50 %) guru berjenis kelamin
laki-laki dan 25 orang (62,50 %) guru
berjenis kelamin perempuan. Subjek
penelitian diperoleh dari para guru
yang mengajar pada jenjang Raudhatul
Athfal (TK), Madrasah Ibtidaiyah (SD),
Madrasah Tsanawiyah/MTs (SMP) di
lingkungan Organisasi Pendidikan
Islam X. Lokasi penelitian terletak di Jl.
Madrasah I No. 22, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat.
Teknik sampling yang
digunakan adalah disproportionate
stratified random sampling, yaitu teknik
yang digunakan untuk menentukan
jumlah sampel, bila populasi berstrata
kurang proporsional (Sugiyono, 1997).
Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner Komitmen
Organisasi, kuesioner Kompensasi, dan
kuesioner Motivasi Kerja yang
berbentuk skala Likert.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Dari hasil uji validitas pada
Kuesioner Komitmen Organisasi, dari
23 item yang diujicobakan, item yang
sahih berjumlah 17 item, dengan
koefisien validitas bergerak antara
0,3521 sampai dengan 0,6438.
Kuesioner Kuesioner Kompensasi, dari
30 item yang diujicobakan, item yang
sahih berjumlah 17 item, dengan
koefisien validitas bergerak antara
0,3216 sampai dengan 0,6257.
Kuesioner Motivasi Kerja dari 40 item
yang diujicobakan, item yang sahih
berjumlah 21 item, dengan koefisien
validitas bergerak antara 0,3048 sampai
dengan 0,7077.
Dari uji reliabilitas dapat
diketahui bahwa pada Kuesioner
Komitmen Organisasi para guru
memiliki nilai reliabilitas (α) sebesar
0,7656. Kuesioner Kompensasi
memiliki nilai reliabilitas (α) sebesar
0,7926. Kuesioner Motivasi Kerja
memiliki koefisien reliabilitas (α)
sebesar 0,7216. Berdasarkan hasil
pengujian tersebut bahwa nilai
reliabilitas pada Kuesioner Komitmen
Organisasi, Kuesioner Kompensasi, dan
Kuesioner Motivasi Kerja telah
memenuhi persyaratan reliabilitas,
dimana (α) > 0,6 (Setiaji, 2004).
Berdasarkan uji normalitas pada
variabel Komitmen Organisasi Guru
diketahui nilai Z adalah sebesar 0,125
dengan taraf signifikansi sebesar 0,200
(p ≥ 0,05). Sedangkan pada variabel
Kompensasi diketahui nilai Z adalah
sebesar 0,138 dengan taraf signifikansi
sebesar 0,053 (p ≥ 0,05). Dan pada
variabel Motivasi kerja diketahui nilai Z
adalah sebesar 0,117 dengan taraf
signifikansi sebesar 0,178 (p ≥ 0,05).
Hasil uji linearitas yang dilakukan
untuk variabel Komitmen Organisasi
menunjukan hubungan yang linear. Hal
ini ditunjukkan dengan nilai F sebesar
6,305 dan taraf signifikansi 0,016
(p<0,05).
Korelasi antara Kompensasi
dengan Komitmen Organisasi sebesar
0,377 dengan signifikansi sebesar 0,016
(p<0,05); korelasi antara Motivasi Kerja
dengan Komitmen Organisasi sebesar
0,710 dengan signifikansi sebesar 0,000
(p<0,05); dan korelasi antara
Kompensasi dengan Motivasi Kerja
sebesar 0,242, dengan sigifikansi
sebesar 0,132 (p>0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara Kompensasi dan
Motivasi Kerja terhadap Komitmen
Organisasi.
Hasil uji regresi dari Kompensasi
dan Motivasi Kerja terhadap Komitmen
Organisasi menghasilkan R Square
sebesar 0,549 yang berarti 54,9 %. Hal
ini berarti bahwa komitmen organisasi
dari guru di Organisasi Pendidikan
Islam X dipengaruhi oleh kompensasi
dan motivasi kerja. Dari uji ANOVA
atau F Test, diperoleh F hitung sebesar
22,556 dengan taraf signifikansi 0,000.
Oleh karena probabilitas < 0,05 maka
model regresi dapat dipakai untuk
memprediksi Komitmen Organisasi.
Dengan demikian hipotesis pertama
dalam penelitian ini diterima yaitu
terdapat pengaruh Kompensasi dan
Motivasi Kerja terhadap Komitmen
Organisasi.
Hasil uji regresi dari Kompensasi
terhadap Komitmen Organisasi
menghasilkan R Square sebesar 0,142
yang berarti 14,2 %. Hal ini berarti
bahwa komitmen organisasi dari guru di
Organisasi Pendidikan Islam X
dipengaruhi oleh kompensasi. Dari uji
ANOVA atau F Test, diperoleh F hitung
sebesar 6,305 dengan taraf signifikansi
0,016. Oleh karena probabilitas < 0,05
maka model regresi dapat dipakai untuk
memprediksi Komitmen Organisasi.
Dengan demikian hipotesis kedua
dalam penelitian ini diterima yaitu
terdapat pengaruh Kompensasi terhadap
Komitmen Organisasi.
Hasil uji regresi dari Motivasi
Kerja terhadap Komitmen Organisasi
menghasilkan R Square sebesar 0,505
yang berarti 50,5 %. Hal ini berarti
bahwa komitmen organisasi dari guru di
Organisasi Pendidikan Islam X
dipengaruhi oleh motivasi kerja. Dari
uji ANOVA atau F Test, diperoleh F
hitung sebesar 38,714 dengan taraf
signifikansi 0,000. Oleh karena
probabilitas < 0,05 maka model regresi
dapat dipakai untuk memprediksi
Komitmen Organisasi. Dengan
demikian hipotesis ketiga dalam
penelitian ini diterima yaitu terdapat
pengaruh Motivasi Kerja terhadap
Komitmen Organisasi.
Pembahasan Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data
dapat disimpulkan bahwa ketiga
hipotesis dalam penelitian ini diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan dari
kompensasi dan motivasi kerja terhadap
komitmen organisasi, pengaruh yang
signifikan dari kompensasi terhadap
komitmen organisasi, dan pengaruh
yang signifikan dari motivasi kerja
terhadap komitmen organisasi
Setelah dilakukan perhitungan
regresi antara kompensasi dan motivasi
kerja terhadap komitmen organisasi
diketahui bahwa 54,9% komitmen
organisasi dapat dijelaskan oleh
kompensasi dan motivasi kerja. Hal ini
sesuai dengan pendapat Michael dan
Harold (1993) yang mengatakan bahwa
bentuk-bentuk kompensasi akan dapat
memotivasi karyawan baik dalam
pengawasan, prestasi kerja maupun
komitmen terhadap perusahaan.
Demikian pula yang diungkapkan
Herzberg dalam Munandar (2001)
bahwa motivasi kerja dipengaruhi oleh
faktor intristik dan ekstrinstik. Bila
kedua faktor ini terpenuhi oleh
karyawan, akan berdampak pada
motivasi kerja dan komitmen yang
dimiliki karyawan kepada
organisasinya.
Berdasarkan hasil perhitungan
regresi antara kompensasi terhadap
komitmen organisasi diketahui bahwa
14,2% komitmen organisasi dapat
dijelaskan oleh variabel kompensasi.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk
mendorong terciptanya komitmen
organisasi diantaranya penghargaan
(reward) yang adil dan tidak membeda-
bedakan sehingga menumbuhkan
komitmen kepada para karyawan.
Berdasarkan hasil yang
diperoleh dari analisis data, diketahui
bahwa kompensasi yang dirasakan oleh
para guru di Organisasi Pendidikan
Islam X tergolong sedang. Hal ini dapat
dilihat dari mean empirik kompensasi.
Walaupun mean empirik kompensasi
(50,50) lebih besar dari mean hipotetik
kompensasi (42,5), namun masih
tergolong sedang. Artinya, para guru
yang menjadi subjek penelitian
termasuk individu yang cenderung
memiliki tingkat kompensasi yang
cukup.
Disamping itu, kompensasi juga
dapat dilihat dari mean empirik dan
mean hipotetik kategori respon subjek
penelitian terhadap kuesioner
kompensasi. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa mean empirik
kompensasi (2,97) lebih besar dari
mean hipotetik (2,5). Artinya para guru
yang menjadi memiliki kompensasi
yang cukup.
Werther dan Davis (1996)
mengatakan bahwa jika diatur dengan
benar, kompensasi membantu
organisasi mencapai tujuannya serta
mendapatkan, memelihara, menjaga
tenaga kerja yang produktif.
Kompensasi mempunyai pengaruh yang
besar dalam penarikan karyawan,
motivasi, produktivitas, dan tingkat
perputaran karyawan (Benardin dan
Russel, 1993). Dengan demikian,
kompensasi yang diatur dengan benar
dapat diprediksi sebagai faktor yang
mempengaruhi komitmen organisasi.
Berdasarkan uraian diatas, maka
dapat diketahui bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan dari
kompensasi terhadap komitmen
organisasi. Mean empirik bentuk
kompensasi material adalah sebesar
14,78, sosial sebesar 17,88, dan
aktivitas sebesar 17,85 lebih besar dari
mean hipotetik bentuk kompensasi
material (12,5), sosial (15), dan
aktivitas (15).
Ketiga bentuk kompensasi
tersebut akan dapat memotivasi
karyawan baik dalam pengawasan,
prestasi kerja maupun komitmen
terhadap perusahaan. Dalam pemberian
kompensasi tersebut, tingkat atau
besarnya kompensasi harus benar-benar
diperhatikan karena tingkat kompensasi
akan menentukan gaya hidup, harga
diri, dan nilai perusahaan (Benardin dan
Russel, 1993). Di Organisasi
Pendidikan Islam X, para guru sudah
merasa terpenuhi dengan kompensasi
tersebut sehingga berpengaruh secara
signifikan terhadap komitmen
organisasi.
Ketika bentuk-bentuk dalam
kompensasi berdiri sendiri-sendiri untuk
mencari hubungan dengan komitmen
organisasi, maka diperolah hasil sebagai
berikut : Korelasi antara bentuk
kompensasi material dengan komitmen
organisasi adalah 0, 450 dan dengan nilai
signifikansi 0,004 (p ≤ 0,05). Hal ini
menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan antara bentuk kompensasi
material dengan komitmen organisasi.
Korelasi antara bentuk
kompensasi sosial dengan komitmen
organisasi adalah 0,397 dan dengan nilai
signifikansi 0,011 (p ≤ 0,05). Hal ini
menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan antara bentuk kompensasi sosial
dengan komitmen organisasi..
Korelasi antara bentuk
kompensasi aktivitas dengan komitmen
organisasi adalah 0,219 dan dengan nilai
signifikansi 0,174 (p ≥ 0,05). Hal ini
menunjukkan tidak adanya hubungan yang
signifikan antara bentuk kompensasi
aktivitas dengan komitmen organisasi.
Hasil diatas menunjukkan bahwa
bentuk kompensasi yang memberi
pengaruh paling besar terhadap komitmen
organisasi adalah bentuk kompensasi
material dan sosial.
Selain kompensasi, salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi
komitmen organisasi adalah motivasi
kerja. Berdasarkan hasil perhitungan
regresi motivasi kerja terhadap
komitmen organisasi diketahui bahwa
50,5 % komitmen organisasi dapat
dijelaskan oleh motivasi kerja. Artinya
motivasi yang dimiliki para guru dalam
bekerja dapat mempengaruhi komitmen
organisasinya.
Motivasi kerja yang dimiliki
para guru yang menjadi subjek dalam
penelitian ini tergolong sedang. Hal ini
dapat dilihat dari perolehan mean
empirik motivasi kerja yang lebih besar
(67,22) dari mean hipotetiknya (52,5).
Motivasi kerja para guru
tergolong tinggi. Hal ini dapat dilihat
dari dari perolehan mean empirik dan
mean hipotetik kategori respon subjek
penelitian terhadap kuesioner motivasi
kerja. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa nilai mean empirik
kategori respon motivasi kerja (3,20)
lebih besar dari mean hipotetik (2,5).
Artinya para guru yang menjadi subjek
penelitian memiliki motivasi kerja yang
sedang.
Berdasarkan hal tersebut,
motivasi kerja para guru cenderung
tinggi. Terhadap pekerjaan dan
organisasinya. Munculnya motivasi
pada diri seseorang disebabkan oleh
banyak faktor, diantaranya adalah
kebutuhan yang didalamnya termasuk
tekanan psikologis dan faktor intrinsik
dan keadaan – keadaan yang bisa
memenuhi kebutuhan seperti
kepribadian, sikap, pengalaman masa
lampau, harapan masa mendatang, dan
kepuasan kerja.
Ketika aspek-aspek dalam
motivasi kerja berdiri sendiri-sendiri
untuk mencari hubungan dengan
komitmen organisasi, maka diperolah
hasil sebagai berikut : Korelasi antara
aspek tanggung jawab dengan komitmen
organisasi adalah 0,541 dan dengan nilai
signifikansi 0.000 (p ≤ 0,05). Hal ini
menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan antara aspek tanggung jawab
dengan komitmen organisasi.
Korelasi antara aspek kemajuan
dengan komitmen organisasi adalah 0,651
dan dengan nilai signifikansi 0.000 (p ≤
0,05). Hal ini menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara aspek
kemajuan dengan komitmen organisasi
(lihat lampiran).
Korelasi antara aspek pekerjaan
itu sendiri dengan komitmen organisasi
adalah 0,664 dan dengan nilai signifikansi
0.000 (p ≤ 0,05). Hal ini menunjukkan
adanya hubungan yang signifikan antara
aspek pekerjaan itu sendiri dengan
komitmen organisasi.
Korelasi antara aspek capaian
dengan komitmen organisasi adalah 0,668
dan dengan nilai signifikansi 0.000 (p ≤
0,05). Hal ini menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara aspek
capaian dengan komitmen organisasi.
Korelasi antara aspek pengakuan
dengan komitmen organisasi adalah 0,442
dan dengan nilai signifikansi 0.004 (p ≤
0,05). Hal ini menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara aspek
pengakuan dengan komitmen organisasi
(lihat lampiran).
Korelasi antara aspek
administrasi dan kebijakan sekolah
dengan komitmen organisasi adalah 0,318
dan dengan nilai signifikansi 0.046 (p ≤
0,05). Hal ini menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara aspek
administrasi dan kebijakan sekolah
dengan komitmen organisasi.
Korelasi antara aspek penyelia
dengan komitmen organisasi adalah tidak
ada dan juga tidak ada karena tidak ada
item yang aspek in yang valid.
Korelasi antara aspek gaji
dengan komitmen organisasi adalah 0,361
dan dengan nilai signifikansi 0.022 (p ≤
0,05). Hal ini menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara aspek
gaji dengan komitmen organisasi.
Korelasi antara aspek hubungan
antar pribadi dengan komitmen organisasi
adalah 0,413 dan dengan nilai signifikansi
0.008 (p ≤ 0,05). Hal ini menunjukkan
adanya hubungan yang signifikan antara
aspek hubungan antar pribadi dengan
komitmen organisasi.
Korelasi antara aspek kondisi
kerja dengan komitmen organisasi adalah
0,319 dan dengan nilai signifikansi 0.045
(p ≥ 0,05). Hal ini menunjukkan tidak ada
hubungan yang signifikan antara aspek
hubungan aspek kondisi kerja dengan
komitmen organisasi.
Hasil diatas menunjukkan bahwa
bentuk motivasi kerja yang memberi
pengaruh paling besar terhadap komitmen
organisasi adalah tanggung jawab,
kemajuan, pekerjaan itu sendiri, capaian,
pengakuan, administrasi dan kebijakan
sekolah, gaji, serta hubungan antar pribadi.
Berdasarkan hasil perhitungan
mean empirik dan mean hipotetik
komitmen organisasi diketahui bahwa
komitmen organisasi yang dimiliki para
guru tergolong sedang atau dapat
dikatakan cenderung cukup baik. Hal
ini dapat dilihat, dimana mean empirik
yang diperoleh (49,18) lebih besar dari
mean hipotetiknya (42,5). Hal senada
juga ditunjukkan oleh mean empirik dan
mean hipotetik yang diperoleh
berdasarkan kategori respon subjek
terhadap kuesioner komitmen
organisasi. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa nilai mean empirik
komitmen organisasi untuk kategori
respon subjek (2,89) lebih besar dari
mean hipotetik (2,5). Artinya staf
pengajar yang menjadi subjek penelitian
cenderung memiliki komitmen
organisasi yang cukup baik.
Para guru yang memiliki
komitmen terhadap organisasinya
cenderung untuk bertahan sebagai
bagian dari Organisasi Pendidikan
Islam X daripada para guru yang tidak
memiliki komitmen terhadap organisasi.
Komitmen yang dimiliki oleh para guru
dapat dilihat dari kesediaannya tinggal
lebih lama menjadi bagian dari
organisasi, menyediakan waktu
sepenuhnya bagi organisasi dan mau
bekerja keras guna tercapainya sasaran
organisasi.
Para guru yang memiliki
komitmen terhadap organisasi
pendidikan akan memunculkan
perilaku seperti menghindari tindakan
atau sikap yang merugikan nama baik
organisasi, setia kepada pimpinan,
rekan kerja maupun bawahan serta
bersedia menyelesaikan konflik melalui
jalan musyawarah.
Ketiga komponen dari
komitmen organisasi yaitu komitmen
afektif, kontinuan dan normatif staf
pengajar dalam penelitian ini tergolong
sedang. Mean empirik komitmen afektif
dan komitmen normatif berada dalam
kategori sedang. Tetapi mean empirik
komitmen kontinuans berada dalam
kategori tinggi.
Komitmen afektif merupakan
komitmen yang tumbuh karena adanya
ikatan emosional antara individu
dengan organisasi dan pekerjaannya.
Menurut Meyer dan Allen (1997)
individu dengan komitmen afektif akan
melanjutkan keanggotaannya karena ia
ingin melakukannya (wants to).
Komitmen kontinuan mengacu pada
kesadaran individu atas kerugian yang
akan ditanggungnya bila meninggalkan
organisasi. Sedangkan komitmen
normatif menunjukkan bagaimana
individu dapat bertahan didalam
organisasi karena ia merasa memiliki
tugas atau kewajiban moral untuk tetap
menjadi bagian dari organisasi.
Para guru yang memiliki
komitmen afektif dan normatif yang
tergolong sedang akan cenderung
menunjukkan ikatan emosional yang
tidak terlalu kuat terhadap organisasi
maupun pekerjaannya. Hal ini
dikarenakan bila ada kesempatan untuk
memperoleh pekerjaan yang lebih baik
dari pekerjaan yang sekarang maka
individu tidak akan merasa rugi atau
sulit untuk memutuskan berhenti dari
organisasi. Komitmen kontinuans yang
dimiliki para cukup tinggi. Hal ini
menyebabkan individu mempunyai
kesadaran yang tinggi untuk bertahan
dalam organisasi.
Identitas subjek penelitian
terhadap komitmen organisasi tergolong
memiliki komitmen yang sedang. Hal
ini dapat dipahami, bahwa organisasi
pendidikan ini berada dalam lingkungan
pendidikan agama yakni agama Islam.
Komitmen organisasi para guru
merupakan bagian dari bentuk ibadah
yang termasuk dalam ajaran agama
Islam. Jadi penggolongan subjek
berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan, masa kerja, dan jabatan
tidak cukup berpengaruh terhadap
komitmen organsasi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan data yang dilakukan
terhadap para guru di Organisasi
Pendidikan Islam X, maka dapat
dikemukakan kesimpulan sebagai
berikut, hasil analisis data deskriptif
subjek menunjukkan komitmen
organisasi, kompensasi, serta motivasi
kerja para guru di Organisasi
Pendidikan Islam X berada pada
kategori sedang dengan nilai mean
empirik di atas mean hipotetik.
Terdapat pengaruh yang
signifikan dari kompensasi dan motivasi
kerja terhadap komitmen organisasi
sebesar 54,9%. Terdapat pengaruh yang
signifikan dari kompensasi terhadap
komitmen organisasi sebesar 14,2%.
Terdapat pengaruh yang signifikan dari
motivasi kerja terhadap komitmen
organisasi sebesar 50,5%.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan maka dapat dikemukakan
saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Manajemen organisasi
Pendidikan Islam X agar selalu
berupaya untuk menciptakan
kondisi dan lingkungan kerja yang
dapat memuaskan para guru,
berupaya memberikan kompensasi
yang memadai kepada para guru di
organisasi tersebut, serta dapat
memotivasi para gurunya melalui
faktor internal dan eksternal seperti
yang dikemukakan oleh Herzberg.
2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan
untuk :
a. Memilih subjek penelitian
dengan karakteristik yang
berbeda.
b. Memperhatikan variabel-
variabel lain yang berpengaruh
terhadap kompensasi, motivasi
kerja, serta komitmen
organisasi. Selain itu juga
disarankan untuk penelitian
selanjutnya dapat diperdalam
dan dilengkapi dengan kuesioner
terbuka, mengingat masih
banyaknya keterbatasan dalam
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Michael. 1990. A handbook
of human resource management
(Alih bahasa: Sofyan Cikmat,
Haryanto). PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Bernardin H., John and Russel, Joyce
C.A. 1993. Human Resources
Management: An Experimental
Approach, Mc. Graw Hill inc.
Singapura.
Cherrington, David J., 1994.
Organization Behavior; The
Management of Individual and
Organizational Performance, A
Division of Simon of Schulter
inc.
Ibnu Umar, S. 1994. Variabel-variabel
individual peramal keberhasilan
transmigran. Disertasi, tidak
dipublikasikan. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Meyer, John P. dan Allen, Natalie J;
1997. Commitment in the
Workplace: Theory, research, and
application; Thousand Oaks,
California : SAGE Publication,
Inc.
Michael, Leibunon and Weintein,
Harold P., 1993. Money is
Everything, Annual Report HR.
Milkovich, George T. dan Newman,
Jerry M. 2002. Compensation, 7th
edition. Mc Graw Hill – Irwin
International Edition, New York.
Munandar, Ashar Sunyoto. 2001.
Psikologi Industri dan Organisasi.
Universitas Indonesia, Jakarta.
Pinnington, Ashly & Edwards, Tony,
2000, Introduction to Human
Resource Management, London:
Oxford University Press.
Robbins, Stephen P. 1996. Perilaku
Organisasi: Konsep, Kontroversi,
Aplikasi (alih bahasa: Hadyana
Pujaatmaka). PT. Ikrar
Mandiriabadi, Indonesia.
Schultz, Duane P. dan Schultz, Sydney
Ellen. 1990. Psychology and
Industry Today: An indtroduction
to industrial and organizational
psychology. (5th
edition).
Maxwell Macmillan International
edition, USA.
Spector, Paul E, dkk. 2000. Industrial
and Organizational Psychology:
Research and Practise; Inc. USA.
Sugiyono. 1997. Statistika Untuk
Penelitian. Alfabeta, Bandung.
Tulus, Moh. Agus. 1996. Manajemen
Sumber Daya Manusia : Buku
Panduan Mahasiswa. PT.
Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Werther, William B dan Davis, Jr.
Keith. 1996. Human Resources
And Personnel Management.(5th
edition) McGraw-Hill, Inc.
(International edition) United
States of America.
Wikipedia Indonesia. 10 Juni 2008.
Pendidikan.http://id.wikipedia.org
/wiki/Pendidikan
Wursanto.1983. Manajemen Personalia.
Jakarta: Pustaka Dian

More Related Content

What's hot

Hubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawan
Hubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawanHubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawan
Hubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawanLisna Satar
 
Partisipasi kerja & disiplin kerja
Partisipasi  kerja & disiplin kerjaPartisipasi  kerja & disiplin kerja
Partisipasi kerja & disiplin kerjajuniotrov
 
bahan skripsi
bahan skripsibahan skripsi
bahan skripsichocye
 
6. ratna ekawati smart vol x, no. 3 2013
6. ratna ekawati  smart vol x, no. 3   20136. ratna ekawati  smart vol x, no. 3   2013
6. ratna ekawati smart vol x, no. 3 2013Tri Hermawan
 
Organizational behavior
Organizational behaviorOrganizational behavior
Organizational behaviorIchlasIbrahiem
 
Bab 9 isi memotivasi karyawan - stephanie akuntansi A UNJ 2016
Bab 9 isi memotivasi karyawan -  stephanie akuntansi A UNJ 2016Bab 9 isi memotivasi karyawan -  stephanie akuntansi A UNJ 2016
Bab 9 isi memotivasi karyawan - stephanie akuntansi A UNJ 2016stephaniejessey
 
Employee engagement: Consequences and Antecedents
Employee engagement: Consequences and AntecedentsEmployee engagement: Consequences and Antecedents
Employee engagement: Consequences and AntecedentsYandi Satya Situngkir
 
Kepuasan kerja dan tenaga pengajar
Kepuasan kerja dan tenaga pengajarKepuasan kerja dan tenaga pengajar
Kepuasan kerja dan tenaga pengajarMifta Tanjoeng
 
HUBUNGAN PARTISIPASI TERHADAP KINERJA
HUBUNGAN PARTISIPASI TERHADAP KINERJAHUBUNGAN PARTISIPASI TERHADAP KINERJA
HUBUNGAN PARTISIPASI TERHADAP KINERJAAbby Lee
 
Makalah psikologi industri sikap kerja
Makalah psikologi industri sikap kerjaMakalah psikologi industri sikap kerja
Makalah psikologi industri sikap kerjaDayang Sari Andriani
 
Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...
Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...
Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...Dina Haya Sufya
 
Sri hartanti 6019210110 a_psikologi bisnis_dinamika kelompok
Sri hartanti 6019210110 a_psikologi bisnis_dinamika kelompokSri hartanti 6019210110 a_psikologi bisnis_dinamika kelompok
Sri hartanti 6019210110 a_psikologi bisnis_dinamika kelompokSriHartanti6
 

What's hot (20)

Bab 12
Bab 12Bab 12
Bab 12
 
Hubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawan
Hubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawanHubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawan
Hubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawan
 
Partisipasi kerja & disiplin kerja
Partisipasi  kerja & disiplin kerjaPartisipasi  kerja & disiplin kerja
Partisipasi kerja & disiplin kerja
 
bahan skripsi
bahan skripsibahan skripsi
bahan skripsi
 
6. ratna ekawati smart vol x, no. 3 2013
6. ratna ekawati  smart vol x, no. 3   20136. ratna ekawati  smart vol x, no. 3   2013
6. ratna ekawati smart vol x, no. 3 2013
 
Artikel ilmiah
Artikel ilmiahArtikel ilmiah
Artikel ilmiah
 
Bab 7
Bab 7Bab 7
Bab 7
 
Sikap kerja
Sikap kerjaSikap kerja
Sikap kerja
 
Bab 18
Bab 18Bab 18
Bab 18
 
Organizational behavior
Organizational behaviorOrganizational behavior
Organizational behavior
 
Bab 15
Bab 15Bab 15
Bab 15
 
Bab 9 isi memotivasi karyawan - stephanie akuntansi A UNJ 2016
Bab 9 isi memotivasi karyawan -  stephanie akuntansi A UNJ 2016Bab 9 isi memotivasi karyawan -  stephanie akuntansi A UNJ 2016
Bab 9 isi memotivasi karyawan - stephanie akuntansi A UNJ 2016
 
Employee engagement: Consequences and Antecedents
Employee engagement: Consequences and AntecedentsEmployee engagement: Consequences and Antecedents
Employee engagement: Consequences and Antecedents
 
Kepuasan kerja dan tenaga pengajar
Kepuasan kerja dan tenaga pengajarKepuasan kerja dan tenaga pengajar
Kepuasan kerja dan tenaga pengajar
 
HUBUNGAN PARTISIPASI TERHADAP KINERJA
HUBUNGAN PARTISIPASI TERHADAP KINERJAHUBUNGAN PARTISIPASI TERHADAP KINERJA
HUBUNGAN PARTISIPASI TERHADAP KINERJA
 
Makalah psikologi industri sikap kerja
Makalah psikologi industri sikap kerjaMakalah psikologi industri sikap kerja
Makalah psikologi industri sikap kerja
 
Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...
Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...
Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...
 
Bab 16
Bab 16Bab 16
Bab 16
 
Sri hartanti 6019210110 a_psikologi bisnis_dinamika kelompok
Sri hartanti 6019210110 a_psikologi bisnis_dinamika kelompokSri hartanti 6019210110 a_psikologi bisnis_dinamika kelompok
Sri hartanti 6019210110 a_psikologi bisnis_dinamika kelompok
 
Ppt modul 5
Ppt modul 5Ppt modul 5
Ppt modul 5
 

Similar to KompMotivKomit

Makalah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi
Makalah Evaluasi Kinerja dan KompensasiMakalah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi
Makalah Evaluasi Kinerja dan KompensasiDevysry Wahyuni
 
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Atasan terhadap Komitmen Organisasi Karyawan PT. X
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Atasan terhadap Komitmen Organisasi Karyawan PT. X Pengaruh Gaya Kepemimpinan Atasan terhadap Komitmen Organisasi Karyawan PT. X
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Atasan terhadap Komitmen Organisasi Karyawan PT. X Dina Haya Sufya
 
Tugas 2 Makalah kompensasi sumber daya manusia
Tugas 2 Makalah  kompensasi sumber daya manusiaTugas 2 Makalah  kompensasi sumber daya manusia
Tugas 2 Makalah kompensasi sumber daya manusiaFuziati
 
Rangkuman tugas uas
Rangkuman tugas uasRangkuman tugas uas
Rangkuman tugas uasMuhamad Rian
 
F100030029
F100030029F100030029
F100030029mutatama
 
Meningkatkan work engagement melalui gaya kepemimpinan
Meningkatkan work engagement melalui gaya kepemimpinanMeningkatkan work engagement melalui gaya kepemimpinan
Meningkatkan work engagement melalui gaya kepemimpinanHasrul Azwar
 
Makalah kompensasi ayyu Tugas 2
Makalah kompensasi ayyu Tugas 2Makalah kompensasi ayyu Tugas 2
Makalah kompensasi ayyu Tugas 2Fuziati
 
Siti Aniqoh Shofwani, Ahmad Hariyadi.pdf
Siti Aniqoh Shofwani, Ahmad Hariyadi.pdfSiti Aniqoh Shofwani, Ahmad Hariyadi.pdf
Siti Aniqoh Shofwani, Ahmad Hariyadi.pdfDianaLestari39
 
Analisis pengaruh kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai...
Analisis pengaruh kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai...Analisis pengaruh kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai...
Analisis pengaruh kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai...Chiwong Koer
 
Makalah manajemen kompensasi kelompok 10
Makalah manajemen kompensasi kelompok 10Makalah manajemen kompensasi kelompok 10
Makalah manajemen kompensasi kelompok 10maureen07
 
Employee commitmen to vision
Employee commitmen to visionEmployee commitmen to vision
Employee commitmen to visionMundhakir
 
Employee commitmen to vision
Employee commitmen to visionEmployee commitmen to vision
Employee commitmen to visionMundhakir
 
Employee vision
Employee visionEmployee vision
Employee visionMundhakir
 
Employee vision
Employee visionEmployee vision
Employee visionMundhakir
 
Employee commitmen to vision
Employee commitmen to visionEmployee commitmen to vision
Employee commitmen to visionMundhakir
 
Employee vision
Employee visionEmployee vision
Employee visionMundhakir
 

Similar to KompMotivKomit (20)

Artikel b-puas,komit
Artikel b-puas,komitArtikel b-puas,komit
Artikel b-puas,komit
 
Makalah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi
Makalah Evaluasi Kinerja dan KompensasiMakalah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi
Makalah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi
 
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Atasan terhadap Komitmen Organisasi Karyawan PT. X
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Atasan terhadap Komitmen Organisasi Karyawan PT. X Pengaruh Gaya Kepemimpinan Atasan terhadap Komitmen Organisasi Karyawan PT. X
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Atasan terhadap Komitmen Organisasi Karyawan PT. X
 
Interpretasi leadership
Interpretasi leadershipInterpretasi leadership
Interpretasi leadership
 
Tugas 2 Makalah kompensasi sumber daya manusia
Tugas 2 Makalah  kompensasi sumber daya manusiaTugas 2 Makalah  kompensasi sumber daya manusia
Tugas 2 Makalah kompensasi sumber daya manusia
 
Rangkuman tugas uas
Rangkuman tugas uasRangkuman tugas uas
Rangkuman tugas uas
 
F100030029
F100030029F100030029
F100030029
 
Meningkatkan work engagement melalui gaya kepemimpinan
Meningkatkan work engagement melalui gaya kepemimpinanMeningkatkan work engagement melalui gaya kepemimpinan
Meningkatkan work engagement melalui gaya kepemimpinan
 
Makalah kompensasi ayyu Tugas 2
Makalah kompensasi ayyu Tugas 2Makalah kompensasi ayyu Tugas 2
Makalah kompensasi ayyu Tugas 2
 
Siti Aniqoh Shofwani, Ahmad Hariyadi.pdf
Siti Aniqoh Shofwani, Ahmad Hariyadi.pdfSiti Aniqoh Shofwani, Ahmad Hariyadi.pdf
Siti Aniqoh Shofwani, Ahmad Hariyadi.pdf
 
Analisis pengaruh kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai...
Analisis pengaruh kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai...Analisis pengaruh kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai...
Analisis pengaruh kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai...
 
Artikel modul 14 j
Artikel modul 14 jArtikel modul 14 j
Artikel modul 14 j
 
TUGAS 2
TUGAS 2TUGAS 2
TUGAS 2
 
Makalah manajemen kompensasi kelompok 10
Makalah manajemen kompensasi kelompok 10Makalah manajemen kompensasi kelompok 10
Makalah manajemen kompensasi kelompok 10
 
Employee commitmen to vision
Employee commitmen to visionEmployee commitmen to vision
Employee commitmen to vision
 
Employee commitmen to vision
Employee commitmen to visionEmployee commitmen to vision
Employee commitmen to vision
 
Employee vision
Employee visionEmployee vision
Employee vision
 
Employee vision
Employee visionEmployee vision
Employee vision
 
Employee commitmen to vision
Employee commitmen to visionEmployee commitmen to vision
Employee commitmen to vision
 
Employee vision
Employee visionEmployee vision
Employee vision
 

KompMotivKomit

  • 1. PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DI ORGANISASI PENDIDIKAN ISLAM X Buraidah Dra. Lieke E. M. W, M.Sc., Eng., Ph. L Pasca Sarjana Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompensasi dan motivasi kerja terhadap komitmen organisasi, mengetahui pengaruh kompensasi terhadap komitmen organisasi, dan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap komitmen organisasi Penelitian ini dilakukan terhadap 40 orang guru di Organisasi Pendidikan Islam X yang mengajar pada jenjang Raudhatul Athfal (TK), Madrasah Ibtidaiyah (SD), Madrasah Tsanawiyah/MTs (SMP). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner Kompensasi, Motivasi Kerja, dan Komitmen Organisasi. Berdasarkan data deskriptif subjek menunjukan bahwa kompensasi, motivasi kerja, dan komitmen organisasi guru di Organisasi Pendidikan Islam X berada pada kategori sedang. Sedangkan berdasarkan hasil analisis data menunjukan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima yaitu terdapat mengetahui pengaruh kompensasi dan motivasi kerja terhadap komitmen organisasi guru di Organisasi Pendidikan Islam X. Kata Kunci : Kompensasi, Motivasi Kerja dan Komitmen Organisasi PENDAHULUAN Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar. Jika komitmen guru terhadap organisasi rendah, maka akan terjadi kemangkiran guru yang akan berimplikasi negatif pada prestasi belajar siswa. Karena siswa harus selalu beradaptasi kembali dengan guru baru yang mengajarnya. Komitmen guru terhadap lembaga sekolah sebagai organisasi pada dasarnya merupakan suatu kondisi yang dirasakan oleh guru yang dapat menimbulkan perilaku positif yang kuat terhadap organisasi kerja yang dimilikinya. Komitmen terhadap organisasi berkaitan dengan identifikasi dan loyalitas pada organisasi dan tujuan-tujuannya. Lembaga pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. Ada beberapa jenis pendidikan, diantaranya yaitu pendidikan pendidikan keagamaan. Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan dan pengalaman terhadap ajaran agama dan atau menjadi ahli ilmu agama (http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidika). Lembaga pendidikan Islam dituntut untuk bisa bersaing dengan lembaga pendidikan lain baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis yaitu dalam melaksanakan tugas dan meningkatkan kualitas kerja. Seiring dengan perkembangan zaman, maka dibutuhkan program kompensasi yang
  • 2. tepat dan benar serta motivasi untuk meningkatkan komitmen guru terhadap organisasi. Pinnington dan Edwards (2000) secara spesifik menyebutkan bahwa imbalan intrinsik sebagai bentuk intangible benefits yang sangat mempengaruhi motivasi, kepuasan kerja, dan komitmen organisasional. Salah satu tujuan orang bekerja sebagai guru adalah untuk mengimplimentasikan kompetensi yang dimilikinya secara maksimal, dan tujuan lainnya yaitu untuk mendapatkan kompensasi karena manusia dikendalikan oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya seperti keinginan untuk mendapatkan uang yang lebih banyak, peningkatan karir (promosi), dan kekuasaan. Kompensasi atau balas jasa didefinisikan sebagai pemberian penghargaan–penghargaan langsung maupun tidak langsung, finansial maupun non finansial yang adil dan layak kepada karyawan atas sumbangan mereka dalam pencapaian tujuan organisasi (Tulus, 1996). Kompensasi penting bagi karyawan karena besarnya kompensasi dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan itu sendiri. Kompensasi mempunyai pengaruh yang besar dalam penarikan karyawan, motivasi, produktivitas, dan tingkat perputaran karyawan. (Benardin dan Russel, 1993) Sumber daya manusia merupakan kekuatan penggerak organisasi. Komitmen guru pada lembaga sekolah sangat banyak dipengaruhi oleh motivasi guru itu sendiri untuk mengajar di suatu lembaga sekolah. Komitmen seseorang terhadap organisasi ditunjang oleh adanya motivasi kerja. Berbagai literatur telah menuliskan bahwa motivasi mendorong munculnya perilaku. Motivasi ada karena adanya kebutuhan dalam individu yang harus dipenuhi. Motivasi merupakan intensi dari perilaku (Ibnu Umar, 1994). Sebagai intensi dari perilaku maka perilaku yang muncul sesuai dengan motivasi yang ada. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi kerja sangat diperlukan untuk memunculkan perilaku bekerja. Hal yang memotivasi semangat kerja seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasan baik materiil maupun non materiil yang diperolehnya sebagai imbalan atau balas jasa dari jasa yang diberikannya kepada perusahaan. Bila kompensasi materiil dan non materiil yang diterimanya semakin memuaskan, maka semangat bekerja seseorang, komitmen, dan prestasi kerja karyawan semakin meningkat. (Cherington, 1995) Menurut Wursanto (1983), tinggi rendahnya motivasi kerja diduga dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain disiplin kerja yang tinggi, antusias kerja, iklim organisasi, loyalitas yang tinggi, kebutuhan kreativitas, dan rasa kebanggaan. organisasi, loyalitas yang tinggi, kebutuhan kreativitas, dan rasa kebanggaan. Berdasarkan uraian diatas, maka terlihat bahwa kompensasi dan motivasi mempengaruhi komitmen kerja. Dengan demikian, dengan adanya kompensasi yang memadai maka diharapkan para guru akan termotivasi untuk mengajar serta mempunyai komitmen yang kuat terhadap organisasi. TINJAUAN PUSTAKA A. Komitmen Organisasi Definisi Komitmen Organisasi Spector, dkk (2000) menyatakan bahwa komitmen organisasi menggambarkan sejauh mana individu mengidentifikasikan dirinya dan dilibatkan dengan organisasinya dan
  • 3. tidak ingin meninggalkan organisasinya. Hal ini sejalan dengan konsep yang diadaptasi dari pendapat Meyer dan Allen (1997) yang menyimpulkan bahwa komitmen organisasi adalah keadaan psikologis yang mencirikan hubungan antara karyawan dengan organisasi, dan berimplikasi pada keputusan untuk melanjutkan keanggotaannya dalam organisasi tersebut. Komitmen terhadap organisasi mempunyai penekanan yang hampir sama yaitu proses pada individu (pegawai) dalam mengidentifikasikan dirinya dengan nilai-nilai, aturan-aturan, dan tujuan organisasi serta membuat individu memiliki keinginan untuk memelihara keanggotaannya dalam organisasi itu. Komponen Komitmen Organisasi Menurut Meyer dan Allen (1997), ada tiga komponen komitmen organisasi yaitu: 1. komitmen afektif (affective) Di dalam komitmen afektif ada ikatan emosional karyawan kepada organisasinya, yang dinyatakan dengan identifikasi, dan keterlibatan dalam kegiatan – kegiatan organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen afektif kuat akan melanjutkan keanggotaannya dengan organisasi karena mereka ingin melakukannya (wants to). 2. Komitmen Kontinuans (continuance) Komitmen kontinuans mengacu pada kesadaran atas kerugian yang akan ditanggungnya bila meninggalkan organisasinya. Karyawan yang memiliki komitmen kontinuans kuat dasarnya adalah mereka mempunyai kebutuhan untuk melakukannya (need to). 3. komitmen normatif (normative) Definisi ini mengandung pengertian bahwa individu merasa memiliki kewajiban untuk tetap menjadi anggota organisasi. Karyawan yang memiliki tingkat komitmen normatif tinggi merasa bahwa mereka seharusnya atau sepatutnya (ought to) tetap tinggal dalam organisasinya. Hal – Hal Yang Menimbulkan Komitmen Schultz dan Schultz (1990) mengatakan bahwa faktor-faktor personal dan faktor-faktor organisasional dapat meningkatkan komitmen terhadap organisasi. Lebih jauh lagi Spector, dkk (2000) menyebutkan beberapa hal yang mempengaruhi komitmen terhadap organisasi, yaitu: 1. karakteristik pekerjaan (job characteristics) 2. Panghargaan (reward) yang diterima 3. Kesempatan pekerjaan alternatif 4. Perlakuan karyawan baru 5. Karakter individu yang beragam juga mempengaruhi komitmen organisasi. B. Kompensasi Definisi Kompensasi Tulus (1996) mendefinisikan kompensasi atau balas jasa sebagai pemberian penghargaan langsung maupun tidak langsung, finansial maupun non-finansial yang adil dan layak kepada karyawan atas sumbangan mereka dalam pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan Milkovich dan Newman (2002) mengatakan bahwa kompensasi berkenaan dengan segala bentuk balas jasa finansial dan
  • 4. pelayanan yang tangible (nyata), serta keuntungan yang diterima karyawan sebagai bagian dari suatu hubungan pekerjaan. Werther dan Davis (1996) mendefinisikan kompensasi sebagai apa yang diterima karyawan sebagai pertukaran atas kontribusi mereka terhadap perusahaan. Kompensasi merupakan imbal jasa yang diberikan oleh perusahaan (organisasi) kepada karyawannya. Kompensasi tersebut dapat berupa kompensasi finansial maupun kompen- sasi non finansial. Bentuk – Bentuk Kompensasi Michael dan Harold (1993) membagi kompensasi dalam tiga bentuk yaitu : 1. Bentuk kompensasi material tidak hanya berbentuk uang, seperti gaji, bonus, dan komisi, melainkan segala bentuk penguat fisik (phisical reinforcer), misalnya fasilitas parkir, telepon, dan ruang kantor yang nyaman, serta berbagai macam bentuk tunjangan misalnya pensiun, asuransi kesehatan. 2. Kompensasi sosial berhubungan erat dengan kebutuhan berinteraksi dengan orang lain. Bentuk kompensasi ini misalnya status, pengakuan sebagai ahli di bidangnya, penghargaan atas prestasi, promosi, kepastian masa jabatan, rekreasi, pembentukan kelompok-kelompok pengambilan keputusan, dan kelompok khusus yang dibentuk untuk memecahkan permasalahan perusahaan. 3. Kompensasi aktivitas merupakan kompensasi yang mampu mengkompensasikan aspek-aspek pekerjaan yang tidak disukainya dengan memberikan kesempatan untuk melakukan aktivitas tertentu. Bentuk kompensasi aktivitas dapat berupa “kekuasaan” yang dimiliki seorang karyawan untuk melakukan aktivitas di luar pekerjaan rutinnya sehingga tidak timbul kebosanan kerja, pendelegasian wewenang, tanggung jawab (otonomi), partisipasi dalam pengambilan keputus-an, serta training pengembangan kepribadian. C. Motivasi Kerja Definisi Motivasi Kerja Robbins (1996) mendefinisikan motivasi sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke arah tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan individual. Munandar (2001) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan- kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ke tercapainya tujuan tertentu. Spector, dkk (2000) mendefinisikan motivasi sebagai serangkaian proses yang memunculkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku manusia untk mendapatkan tujuan- tujuannya. Motivasi juga berkaitan dengan pilihan-pilhan yang dibuat oleh individu, arahan dari perilaku yang mereka kerjakan. Motivasi merupakan sesuatau yang mendorong individu (karyawan) untuk melakukan suatu tindakan guna mencapai tujuan-tujuan tertentu. Teori – Teori Motivasi Berikut ini beberapa teori pendukung terkait dengan motivasi, yaitu: A. Teori Tata Tingkat Kebutuhan
  • 5. Abraham Maslow dalam Robbins (1996) menghipotesiskan bahwa dalam diri manusia ada lima tingkatan kebutuhan, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan/harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. B. Teori Eksistensi–Relasi–Pertumbuh- an Alderfer mengelompokkan kebutuhan ke dalam tiga kelompok yaitu kebutuhan eksistensi, kebutuhan hubungan, dan kebutuhan pertumbuhan. C. Teori Dua Faktor Hubungan seorang individu pada kerjanya merupakan suatu hubungan dasar dan bahwa sikapnya terhadap kerja ini dapat menentukan sukses atau kegagalan individu itu (Robbins, 1996) D. Teori Motivasi Berprestasi (Achievement Motivation) Faktor – Faktor Yang Mempenga- ruhi Motivasi Michael Armstrong (1988) menyatakan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi adalah kebutuhan dan keadaan – keadaan yang bisa memenuhi kebutuhan. Lebih jauh lagi, Indrawijaya (1983) menyatakan bahwa selain kepribadian, sikap, pengalaman masa lampau, harapan masa mendatang, dan faktor intrinsik, ada pula faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang. Faktor lain ini ialah apa yang disebut tekanan (stress) psikologis dan kepuasan kerja. HIPOTESIS Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kompensasi dan motivasi kerja terhadap komitmen organisasi di Organisasi Pendidikan Islam X 2. Kompensasi berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi di Organisasi Pendidikan Islam X 3. Motivasi kerja berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi di Organisasi Pendidikan Islam X METODE PENELITIAN Subjek dalam penelitian ini adalah 40 orang guru yang telah memiliki pengalaman bekerja minimal 5 (lima) tahun dan memiliki masa kerja di Organisasi Pendidikan Islam X minimal 2 (dua) tahun. Organisasi Pendidikan Islam X, yang terdiri dari 15 orang (37,50 %) guru berjenis kelamin laki-laki dan 25 orang (62,50 %) guru berjenis kelamin perempuan. Subjek penelitian diperoleh dari para guru yang mengajar pada jenjang Raudhatul Athfal (TK), Madrasah Ibtidaiyah (SD), Madrasah Tsanawiyah/MTs (SMP) di lingkungan Organisasi Pendidikan Islam X. Lokasi penelitian terletak di Jl. Madrasah I No. 22, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Teknik sampling yang digunakan adalah disproportionate stratified random sampling, yaitu teknik yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata kurang proporsional (Sugiyono, 1997). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner Komitmen Organisasi, kuesioner Kompensasi, dan kuesioner Motivasi Kerja yang berbentuk skala Likert. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Dari hasil uji validitas pada Kuesioner Komitmen Organisasi, dari
  • 6. 23 item yang diujicobakan, item yang sahih berjumlah 17 item, dengan koefisien validitas bergerak antara 0,3521 sampai dengan 0,6438. Kuesioner Kuesioner Kompensasi, dari 30 item yang diujicobakan, item yang sahih berjumlah 17 item, dengan koefisien validitas bergerak antara 0,3216 sampai dengan 0,6257. Kuesioner Motivasi Kerja dari 40 item yang diujicobakan, item yang sahih berjumlah 21 item, dengan koefisien validitas bergerak antara 0,3048 sampai dengan 0,7077. Dari uji reliabilitas dapat diketahui bahwa pada Kuesioner Komitmen Organisasi para guru memiliki nilai reliabilitas (α) sebesar 0,7656. Kuesioner Kompensasi memiliki nilai reliabilitas (α) sebesar 0,7926. Kuesioner Motivasi Kerja memiliki koefisien reliabilitas (α) sebesar 0,7216. Berdasarkan hasil pengujian tersebut bahwa nilai reliabilitas pada Kuesioner Komitmen Organisasi, Kuesioner Kompensasi, dan Kuesioner Motivasi Kerja telah memenuhi persyaratan reliabilitas, dimana (α) > 0,6 (Setiaji, 2004). Berdasarkan uji normalitas pada variabel Komitmen Organisasi Guru diketahui nilai Z adalah sebesar 0,125 dengan taraf signifikansi sebesar 0,200 (p ≥ 0,05). Sedangkan pada variabel Kompensasi diketahui nilai Z adalah sebesar 0,138 dengan taraf signifikansi sebesar 0,053 (p ≥ 0,05). Dan pada variabel Motivasi kerja diketahui nilai Z adalah sebesar 0,117 dengan taraf signifikansi sebesar 0,178 (p ≥ 0,05). Hasil uji linearitas yang dilakukan untuk variabel Komitmen Organisasi menunjukan hubungan yang linear. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F sebesar 6,305 dan taraf signifikansi 0,016 (p<0,05). Korelasi antara Kompensasi dengan Komitmen Organisasi sebesar 0,377 dengan signifikansi sebesar 0,016 (p<0,05); korelasi antara Motivasi Kerja dengan Komitmen Organisasi sebesar 0,710 dengan signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05); dan korelasi antara Kompensasi dengan Motivasi Kerja sebesar 0,242, dengan sigifikansi sebesar 0,132 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Kompensasi dan Motivasi Kerja terhadap Komitmen Organisasi. Hasil uji regresi dari Kompensasi dan Motivasi Kerja terhadap Komitmen Organisasi menghasilkan R Square sebesar 0,549 yang berarti 54,9 %. Hal ini berarti bahwa komitmen organisasi dari guru di Organisasi Pendidikan Islam X dipengaruhi oleh kompensasi dan motivasi kerja. Dari uji ANOVA atau F Test, diperoleh F hitung sebesar 22,556 dengan taraf signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas < 0,05 maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi Komitmen Organisasi. Dengan demikian hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima yaitu terdapat pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja terhadap Komitmen Organisasi. Hasil uji regresi dari Kompensasi terhadap Komitmen Organisasi menghasilkan R Square sebesar 0,142 yang berarti 14,2 %. Hal ini berarti bahwa komitmen organisasi dari guru di Organisasi Pendidikan Islam X dipengaruhi oleh kompensasi. Dari uji ANOVA atau F Test, diperoleh F hitung sebesar 6,305 dengan taraf signifikansi 0,016. Oleh karena probabilitas < 0,05 maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi Komitmen Organisasi. Dengan demikian hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima yaitu terdapat pengaruh Kompensasi terhadap Komitmen Organisasi. Hasil uji regresi dari Motivasi Kerja terhadap Komitmen Organisasi
  • 7. menghasilkan R Square sebesar 0,505 yang berarti 50,5 %. Hal ini berarti bahwa komitmen organisasi dari guru di Organisasi Pendidikan Islam X dipengaruhi oleh motivasi kerja. Dari uji ANOVA atau F Test, diperoleh F hitung sebesar 38,714 dengan taraf signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas < 0,05 maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi Komitmen Organisasi. Dengan demikian hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima yaitu terdapat pengaruh Motivasi Kerja terhadap Komitmen Organisasi. Pembahasan Penelitian Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa ketiga hipotesis dalam penelitian ini diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari kompensasi dan motivasi kerja terhadap komitmen organisasi, pengaruh yang signifikan dari kompensasi terhadap komitmen organisasi, dan pengaruh yang signifikan dari motivasi kerja terhadap komitmen organisasi Setelah dilakukan perhitungan regresi antara kompensasi dan motivasi kerja terhadap komitmen organisasi diketahui bahwa 54,9% komitmen organisasi dapat dijelaskan oleh kompensasi dan motivasi kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Michael dan Harold (1993) yang mengatakan bahwa bentuk-bentuk kompensasi akan dapat memotivasi karyawan baik dalam pengawasan, prestasi kerja maupun komitmen terhadap perusahaan. Demikian pula yang diungkapkan Herzberg dalam Munandar (2001) bahwa motivasi kerja dipengaruhi oleh faktor intristik dan ekstrinstik. Bila kedua faktor ini terpenuhi oleh karyawan, akan berdampak pada motivasi kerja dan komitmen yang dimiliki karyawan kepada organisasinya. Berdasarkan hasil perhitungan regresi antara kompensasi terhadap komitmen organisasi diketahui bahwa 14,2% komitmen organisasi dapat dijelaskan oleh variabel kompensasi. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mendorong terciptanya komitmen organisasi diantaranya penghargaan (reward) yang adil dan tidak membeda- bedakan sehingga menumbuhkan komitmen kepada para karyawan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis data, diketahui bahwa kompensasi yang dirasakan oleh para guru di Organisasi Pendidikan Islam X tergolong sedang. Hal ini dapat dilihat dari mean empirik kompensasi. Walaupun mean empirik kompensasi (50,50) lebih besar dari mean hipotetik kompensasi (42,5), namun masih tergolong sedang. Artinya, para guru yang menjadi subjek penelitian termasuk individu yang cenderung memiliki tingkat kompensasi yang cukup. Disamping itu, kompensasi juga dapat dilihat dari mean empirik dan mean hipotetik kategori respon subjek penelitian terhadap kuesioner kompensasi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa mean empirik kompensasi (2,97) lebih besar dari mean hipotetik (2,5). Artinya para guru yang menjadi memiliki kompensasi yang cukup. Werther dan Davis (1996) mengatakan bahwa jika diatur dengan benar, kompensasi membantu organisasi mencapai tujuannya serta mendapatkan, memelihara, menjaga tenaga kerja yang produktif. Kompensasi mempunyai pengaruh yang besar dalam penarikan karyawan, motivasi, produktivitas, dan tingkat perputaran karyawan (Benardin dan
  • 8. Russel, 1993). Dengan demikian, kompensasi yang diatur dengan benar dapat diprediksi sebagai faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari kompensasi terhadap komitmen organisasi. Mean empirik bentuk kompensasi material adalah sebesar 14,78, sosial sebesar 17,88, dan aktivitas sebesar 17,85 lebih besar dari mean hipotetik bentuk kompensasi material (12,5), sosial (15), dan aktivitas (15). Ketiga bentuk kompensasi tersebut akan dapat memotivasi karyawan baik dalam pengawasan, prestasi kerja maupun komitmen terhadap perusahaan. Dalam pemberian kompensasi tersebut, tingkat atau besarnya kompensasi harus benar-benar diperhatikan karena tingkat kompensasi akan menentukan gaya hidup, harga diri, dan nilai perusahaan (Benardin dan Russel, 1993). Di Organisasi Pendidikan Islam X, para guru sudah merasa terpenuhi dengan kompensasi tersebut sehingga berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen organisasi. Ketika bentuk-bentuk dalam kompensasi berdiri sendiri-sendiri untuk mencari hubungan dengan komitmen organisasi, maka diperolah hasil sebagai berikut : Korelasi antara bentuk kompensasi material dengan komitmen organisasi adalah 0, 450 dan dengan nilai signifikansi 0,004 (p ≤ 0,05). Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara bentuk kompensasi material dengan komitmen organisasi. Korelasi antara bentuk kompensasi sosial dengan komitmen organisasi adalah 0,397 dan dengan nilai signifikansi 0,011 (p ≤ 0,05). Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara bentuk kompensasi sosial dengan komitmen organisasi.. Korelasi antara bentuk kompensasi aktivitas dengan komitmen organisasi adalah 0,219 dan dengan nilai signifikansi 0,174 (p ≥ 0,05). Hal ini menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara bentuk kompensasi aktivitas dengan komitmen organisasi. Hasil diatas menunjukkan bahwa bentuk kompensasi yang memberi pengaruh paling besar terhadap komitmen organisasi adalah bentuk kompensasi material dan sosial. Selain kompensasi, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi komitmen organisasi adalah motivasi kerja. Berdasarkan hasil perhitungan regresi motivasi kerja terhadap komitmen organisasi diketahui bahwa 50,5 % komitmen organisasi dapat dijelaskan oleh motivasi kerja. Artinya motivasi yang dimiliki para guru dalam bekerja dapat mempengaruhi komitmen organisasinya. Motivasi kerja yang dimiliki para guru yang menjadi subjek dalam penelitian ini tergolong sedang. Hal ini dapat dilihat dari perolehan mean empirik motivasi kerja yang lebih besar (67,22) dari mean hipotetiknya (52,5). Motivasi kerja para guru tergolong tinggi. Hal ini dapat dilihat dari dari perolehan mean empirik dan mean hipotetik kategori respon subjek penelitian terhadap kuesioner motivasi kerja. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai mean empirik kategori respon motivasi kerja (3,20) lebih besar dari mean hipotetik (2,5). Artinya para guru yang menjadi subjek penelitian memiliki motivasi kerja yang sedang. Berdasarkan hal tersebut, motivasi kerja para guru cenderung tinggi. Terhadap pekerjaan dan organisasinya. Munculnya motivasi pada diri seseorang disebabkan oleh
  • 9. banyak faktor, diantaranya adalah kebutuhan yang didalamnya termasuk tekanan psikologis dan faktor intrinsik dan keadaan – keadaan yang bisa memenuhi kebutuhan seperti kepribadian, sikap, pengalaman masa lampau, harapan masa mendatang, dan kepuasan kerja. Ketika aspek-aspek dalam motivasi kerja berdiri sendiri-sendiri untuk mencari hubungan dengan komitmen organisasi, maka diperolah hasil sebagai berikut : Korelasi antara aspek tanggung jawab dengan komitmen organisasi adalah 0,541 dan dengan nilai signifikansi 0.000 (p ≤ 0,05). Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara aspek tanggung jawab dengan komitmen organisasi. Korelasi antara aspek kemajuan dengan komitmen organisasi adalah 0,651 dan dengan nilai signifikansi 0.000 (p ≤ 0,05). Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara aspek kemajuan dengan komitmen organisasi (lihat lampiran). Korelasi antara aspek pekerjaan itu sendiri dengan komitmen organisasi adalah 0,664 dan dengan nilai signifikansi 0.000 (p ≤ 0,05). Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara aspek pekerjaan itu sendiri dengan komitmen organisasi. Korelasi antara aspek capaian dengan komitmen organisasi adalah 0,668 dan dengan nilai signifikansi 0.000 (p ≤ 0,05). Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara aspek capaian dengan komitmen organisasi. Korelasi antara aspek pengakuan dengan komitmen organisasi adalah 0,442 dan dengan nilai signifikansi 0.004 (p ≤ 0,05). Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara aspek pengakuan dengan komitmen organisasi (lihat lampiran). Korelasi antara aspek administrasi dan kebijakan sekolah dengan komitmen organisasi adalah 0,318 dan dengan nilai signifikansi 0.046 (p ≤ 0,05). Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara aspek administrasi dan kebijakan sekolah dengan komitmen organisasi. Korelasi antara aspek penyelia dengan komitmen organisasi adalah tidak ada dan juga tidak ada karena tidak ada item yang aspek in yang valid. Korelasi antara aspek gaji dengan komitmen organisasi adalah 0,361 dan dengan nilai signifikansi 0.022 (p ≤ 0,05). Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara aspek gaji dengan komitmen organisasi. Korelasi antara aspek hubungan antar pribadi dengan komitmen organisasi adalah 0,413 dan dengan nilai signifikansi 0.008 (p ≤ 0,05). Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara aspek hubungan antar pribadi dengan komitmen organisasi. Korelasi antara aspek kondisi kerja dengan komitmen organisasi adalah 0,319 dan dengan nilai signifikansi 0.045 (p ≥ 0,05). Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara aspek hubungan aspek kondisi kerja dengan komitmen organisasi. Hasil diatas menunjukkan bahwa bentuk motivasi kerja yang memberi pengaruh paling besar terhadap komitmen organisasi adalah tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, capaian, pengakuan, administrasi dan kebijakan sekolah, gaji, serta hubungan antar pribadi. Berdasarkan hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik komitmen organisasi diketahui bahwa komitmen organisasi yang dimiliki para guru tergolong sedang atau dapat dikatakan cenderung cukup baik. Hal ini dapat dilihat, dimana mean empirik yang diperoleh (49,18) lebih besar dari mean hipotetiknya (42,5). Hal senada juga ditunjukkan oleh mean empirik dan mean hipotetik yang diperoleh
  • 10. berdasarkan kategori respon subjek terhadap kuesioner komitmen organisasi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai mean empirik komitmen organisasi untuk kategori respon subjek (2,89) lebih besar dari mean hipotetik (2,5). Artinya staf pengajar yang menjadi subjek penelitian cenderung memiliki komitmen organisasi yang cukup baik. Para guru yang memiliki komitmen terhadap organisasinya cenderung untuk bertahan sebagai bagian dari Organisasi Pendidikan Islam X daripada para guru yang tidak memiliki komitmen terhadap organisasi. Komitmen yang dimiliki oleh para guru dapat dilihat dari kesediaannya tinggal lebih lama menjadi bagian dari organisasi, menyediakan waktu sepenuhnya bagi organisasi dan mau bekerja keras guna tercapainya sasaran organisasi. Para guru yang memiliki komitmen terhadap organisasi pendidikan akan memunculkan perilaku seperti menghindari tindakan atau sikap yang merugikan nama baik organisasi, setia kepada pimpinan, rekan kerja maupun bawahan serta bersedia menyelesaikan konflik melalui jalan musyawarah. Ketiga komponen dari komitmen organisasi yaitu komitmen afektif, kontinuan dan normatif staf pengajar dalam penelitian ini tergolong sedang. Mean empirik komitmen afektif dan komitmen normatif berada dalam kategori sedang. Tetapi mean empirik komitmen kontinuans berada dalam kategori tinggi. Komitmen afektif merupakan komitmen yang tumbuh karena adanya ikatan emosional antara individu dengan organisasi dan pekerjaannya. Menurut Meyer dan Allen (1997) individu dengan komitmen afektif akan melanjutkan keanggotaannya karena ia ingin melakukannya (wants to). Komitmen kontinuan mengacu pada kesadaran individu atas kerugian yang akan ditanggungnya bila meninggalkan organisasi. Sedangkan komitmen normatif menunjukkan bagaimana individu dapat bertahan didalam organisasi karena ia merasa memiliki tugas atau kewajiban moral untuk tetap menjadi bagian dari organisasi. Para guru yang memiliki komitmen afektif dan normatif yang tergolong sedang akan cenderung menunjukkan ikatan emosional yang tidak terlalu kuat terhadap organisasi maupun pekerjaannya. Hal ini dikarenakan bila ada kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik dari pekerjaan yang sekarang maka individu tidak akan merasa rugi atau sulit untuk memutuskan berhenti dari organisasi. Komitmen kontinuans yang dimiliki para cukup tinggi. Hal ini menyebabkan individu mempunyai kesadaran yang tinggi untuk bertahan dalam organisasi. Identitas subjek penelitian terhadap komitmen organisasi tergolong memiliki komitmen yang sedang. Hal ini dapat dipahami, bahwa organisasi pendidikan ini berada dalam lingkungan pendidikan agama yakni agama Islam. Komitmen organisasi para guru merupakan bagian dari bentuk ibadah yang termasuk dalam ajaran agama Islam. Jadi penggolongan subjek berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, masa kerja, dan jabatan tidak cukup berpengaruh terhadap komitmen organsasi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data yang dilakukan terhadap para guru di Organisasi
  • 11. Pendidikan Islam X, maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut, hasil analisis data deskriptif subjek menunjukkan komitmen organisasi, kompensasi, serta motivasi kerja para guru di Organisasi Pendidikan Islam X berada pada kategori sedang dengan nilai mean empirik di atas mean hipotetik. Terdapat pengaruh yang signifikan dari kompensasi dan motivasi kerja terhadap komitmen organisasi sebesar 54,9%. Terdapat pengaruh yang signifikan dari kompensasi terhadap komitmen organisasi sebesar 14,2%. Terdapat pengaruh yang signifikan dari motivasi kerja terhadap komitmen organisasi sebesar 50,5%. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut : 1. Bagi Manajemen organisasi Pendidikan Islam X agar selalu berupaya untuk menciptakan kondisi dan lingkungan kerja yang dapat memuaskan para guru, berupaya memberikan kompensasi yang memadai kepada para guru di organisasi tersebut, serta dapat memotivasi para gurunya melalui faktor internal dan eksternal seperti yang dikemukakan oleh Herzberg. 2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk : a. Memilih subjek penelitian dengan karakteristik yang berbeda. b. Memperhatikan variabel- variabel lain yang berpengaruh terhadap kompensasi, motivasi kerja, serta komitmen organisasi. Selain itu juga disarankan untuk penelitian selanjutnya dapat diperdalam dan dilengkapi dengan kuesioner terbuka, mengingat masih banyaknya keterbatasan dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Armstrong, Michael. 1990. A handbook of human resource management (Alih bahasa: Sofyan Cikmat, Haryanto). PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Bernardin H., John and Russel, Joyce C.A. 1993. Human Resources Management: An Experimental Approach, Mc. Graw Hill inc. Singapura. Cherrington, David J., 1994. Organization Behavior; The Management of Individual and Organizational Performance, A Division of Simon of Schulter inc. Ibnu Umar, S. 1994. Variabel-variabel individual peramal keberhasilan transmigran. Disertasi, tidak dipublikasikan. Jakarta: Universitas Indonesia. Meyer, John P. dan Allen, Natalie J; 1997. Commitment in the Workplace: Theory, research, and application; Thousand Oaks, California : SAGE Publication, Inc. Michael, Leibunon and Weintein, Harold P., 1993. Money is Everything, Annual Report HR. Milkovich, George T. dan Newman, Jerry M. 2002. Compensation, 7th edition. Mc Graw Hill – Irwin International Edition, New York.
  • 12. Munandar, Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Universitas Indonesia, Jakarta. Pinnington, Ashly & Edwards, Tony, 2000, Introduction to Human Resource Management, London: Oxford University Press. Robbins, Stephen P. 1996. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi (alih bahasa: Hadyana Pujaatmaka). PT. Ikrar Mandiriabadi, Indonesia. Schultz, Duane P. dan Schultz, Sydney Ellen. 1990. Psychology and Industry Today: An indtroduction to industrial and organizational psychology. (5th edition). Maxwell Macmillan International edition, USA. Spector, Paul E, dkk. 2000. Industrial and Organizational Psychology: Research and Practise; Inc. USA. Sugiyono. 1997. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung. Tulus, Moh. Agus. 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia : Buku Panduan Mahasiswa. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Werther, William B dan Davis, Jr. Keith. 1996. Human Resources And Personnel Management.(5th edition) McGraw-Hill, Inc. (International edition) United States of America. Wikipedia Indonesia. 10 Juni 2008. Pendidikan.http://id.wikipedia.org /wiki/Pendidikan Wursanto.1983. Manajemen Personalia. Jakarta: Pustaka Dian