1. Kuatkan Hukum, Berantas Korupsi
Indonesia, sebuah negara yang terdiri dari beribu pulau, dari Sabang sampai Merauke.
Memiliki kekayaan alam dan budaya yang melimpah. Beragam suku bangsa menempati
negara kepulauan ini, dengan dipimpin oleh suatu pemerintahan yang mengayomi rakyatnya.
Namun, kepercayaan itu malah disalahgunakan, tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan.
Hukum, siapa yang tidak kenal hukum? Kita semua pasti mengetahuinya. Hukum
Indonesia, berarti aturan negara Indonesia, dengan berdasarkan Pancasila, dibentuklah sebuah
tatanan hukum pada negara ini, yaitu UUD 1945.
Korupsi, siapa yang tidak kenal korupsi? Anak TK-pun mengetahuinya. Jika orang
Indonesia bicara korupsi, dengan sigap mereka mengatakan, “SAYA ANTI KORUPSI”, tapi
faktanya malah berlainan, yang terjadi adalah “SAYA NANTI KORUPSI”. Hukum dan
korupsi, suatu hal yang saling berhubungan, bisa jadi sebagai lawan, atau malah menjadi
kawan.
Koruptor di Indonesia sulit untuk dihitung jumlahnya, karna mana koruptor dan mana
yang bukan, kita tidak tahu. Mereka licik, lempar batu sembunyi tangan. Walaupun koruptor
sudah ditangkap, tetap saja mereka tidak merasa takut dengan hukuman yang akan menimpa
mereka. “Palingan hanya 5 bulan paling lama dipenjara”, kata koruptor.
Hukum di Indonesia sangat mengecewakan, dimana mencuri sendal seharga Rp.10.000
dipenjara 5 tahun, korupsi Rp.5 miliyar dipenjara 5 bulan. Koruptor selalu dikasihani
pemerintah, apalagi oleh Presiden, selalu memberi keringanan hukuman untuk para koruptor.
Misalnya, seorang koruptor dijatuhi hukuman 5 tahun penjara. Pada tahun pertama masa
tahanan, ada Hari Pendidikan Nasional, dikurangi 1 tahun, ada Hari Kemerdekaan, dikurangi
1 tahun, ada Hari Sumpah Pemuda, dikurangi 1 tahun, maka hanya tersisa 2 tahun. Sungguh
hukum yang enak di negeri ini bagi para koruptor.
Menurut Saya pribadi, hukum di Indonesia harus dibenahi lagi, diperlukan sebuah
hukuman berat bagi para koruptor sehingga mebuat jera mereka. Kalau bisa, penjara seumur
hidup bagi koruptor tersebut, tidak peduli berapa besarpun uang yang dikorupsikannya.
Kita para rakyat kecil hanya bisa berdo’a, menunggu kesadaran dari para pemimpin
untuk melaksanakan kewajibannya dan tidak mengambil apa yang bukan hak mereka. Jika
mereka tidak sadar juga, maka yang kita harapkan hanyalah hukum yang benar-benar hukum.
Hukum yang benar-benar mengadili secara adil, tanpa pandang bulu. Tidak peduli apa itu
Presiden, DPR, atau pejabat tinggi lainnya. Kapanpun dan dimanapun koruptor berada, harus
diadili dengan hukum yang setimpal. Sehingga mereka tidak bersikap seenaknya saja setelah
menyelundupkan uang negara tanpa rasa menyesal.
Indonesia akan mudah menjadi negara maju jika para pemimpinnya jujur. Jika dana
yang dikorupsikan itu diberikan kepada pembangunan negara ini, maka tidak ada kata
mustahil untuk rakyat Indonesia hidup makmur. Bayangkan jika tidak ada koruptor di
Indonesia, mungkin Indonesia sudah menjadi negara maju dengan pembangunan yang pesat.
2. Kita akan mampu bersaing dengan Australia dan Singapore. Tidak akan ada lagi rakyat yang
menderita karena kelaparan, anak-anak yang tidak berpendidikan, serta pengobatan gratis
bagi rakyat menengah ke bawah.Begitu banyak manfaat positif bagi negeri ini jika tidak ada
koruptor. Sebuah negeri yang sejahtera akan terwujud, dimana pemerintah dan rakyatnya
hidup berdampingan tanpa ada pertikaian.
Iman yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa diperlukan bagi setiap pemimpin,
karena iman akan mencegah para pemimpin untuk tidak mengambil apa yang bukan hak
mereka. Hukum bertugas untuk menghukum para pemimpin yang salah, sedangkan iman
berfungsi untuk mengarahkan pemimipin supaya tidak berbuat salah. Seberapapun besarnya
godaan setan untuk melakukan korupsi, tapi jika iman dalam diri seseorang sudah mantap,
maka dia tidak akan melakukannya.