SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
SISTEM SENSORI PERSEPSI
“PENGKAJIAN PADA KLIEN DENGAN TULI KONDUKTIF”
DISUSUN OLEH KELOMPOK 1:
-Victorya Theodora Judia Bambung
-Veronica Yuni Malicang
-Gloria Poluan
-Natalia Lumi
-Truince Imbir
-Wulansari Onggeleng
DOSEN PEMBIMBING:
Ns. Esrom Kanine S.Kep, M.Kep, Sp.Kj
FAKULTAS KEPERAWATAN SEMESTER 4
UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas karuniaNya sehingga laporan pengkajian ini dapat terselesaikan dengan
baik.
Laporan ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas dalam mata
kuliah sistem sensori persepsi. Harapan kami kiranya laporan ini dapat
berguna dalam membantu proses perkuliahan mata kuliah sistem sensori
persepsi khususnya di semester 4 fakultas keperawatan Universitas Sariputra
Indonesia Tomohon.
Kami menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak
kesalahan karena itu kami sangat berharap adanya kritik dan saran yang
membangun dari dosen, teman-teman mahasiswa maupun pembaca.
Tomohon, Februari
2015
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. 1
DAFTAR ISI .................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................... 3
1.2 TUJUAN PENULISAN............................................................................ 3
1.3 MANFAAT .................................................................................. 3
BAB II KAJIAN TEORITIS
1. DEFINISI .................................................................................. 4
2. ETIOLOGI .................................................................................. 4
3. MANIFESTASI KLINIS............................................................................. 4
4. PATOFISIOLOGI .................................................................................. 5
5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.................................................................. 5
6. PENATALAKSANAAN............................................................................. 5
7. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................... 5
BAB III PENGKAJIAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TULI KONDUKTIF
KASUS .................................................................................. 10
1. TAHAP PRA INTERAKSI.......................................................................... 10
2. TAHAP PERKENALAN/ ORIENTASI ......................................................... 10
3. TAHAP KERJA .................................................................................. 11
4. TAHAP TERMINASI................................................................................ 13
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN .................................................................................. 14
4.2 SARAN .................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berkurangnya pendengaran adalah penurunan fungsi pendengaran
pada salah satu ataupun kedua telinga. Sedangkan Tuli adalah penurunan
fungsi pendengaran yang sangat beratyang bisa disebabkan oleh suatu
masalah mekanis di dalam saluran telinga atau di dalam telinga tengah yang
menghalangi penghantaran suara (penurunan fungsi pendengaran
konduktif). Selain itu disebabkan oleh kerusakan pada telinga dalam, saraf
pendengaran atau jalur saraf pendengaran di otak yang
merupakan penurunan fungsi pendengaran sensorineural (Billy Antony,
2008).
Gangguan pendengaran merupakan defisit sensorik yang paling sering
pada populasi manusia, mempengaruhilebih dari 250 juta orang di dunia.Di
dunia, menurut perkiraan WHO pada tahun 2005 terdapat 278 juta orang
menderita gangguan pendengaran, 75 - 140 juta diantaranya terdapat di
Asia Tenggara. Sedangkan pada bayi, terdapat 0,1 – 0,2% menderita tuli
sejak lahir atau setiap 1.000 kelahiran hidup terdapat 1 – 2 bayi yang
menderita tuli. Dari hasil "WHO Multi Center Study" pada tahun 1998,
Indonesia termasuk 4 (empat) negara di Asia Tenggara dengan prevalensi
ketulian yang cukup tinggi (4,6%) yang dapat menimbulkan masalah sosial di
tengah masyarakat.
Ketuliandibidang konduksi atau disebut tuli konduksi dimana kelainan
terletak antara meatus akustikus eksterna sampai dengan tulang
pendengaran stapes. Tuli di bidang konduksi ini biasanya dapat ditolong
baik dengan pengobatan atau dengan suatu tindakan misalnya pembedahan.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada klien dengan tuli
konduksi
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Menjelaskan definisi dari tuli konduksi
2. Menjelaskan etiologi dari tuli konduksi
3. Menjelaskan klasifikasi dari tuli konduksi
4. Menjelaskan patofisiologi dari tuli konduksi
5. Menjelaskan manifestasi klinis dari tuli konduksi
6. Menjelaskan penatalaksanaan medis dari tuli konduksi
7. Menjelaskan pengkajian pada asuhan keperawatan klien tuli
konduksi
1.3 Manfaat
Mahasiswa dapat lebih memahami hal-hal yang berkaitan dengan tuli
konduksi
BAB II
KAJIAN TEORITIS
1. DEFINISI
Tuli Konduktif atau Conductive Hearing Loss (CHL) adalah jenis
ketulian yang tidak dapat mendengar suara berfrekuensi rendah.
Misalnya tidak dapat mendengar huruf U dari kata susu sehingga
penderita mendengarnya ss. Biasanya gangguan ini “reversible” karena
kelainannya terdapat di telinga luar dan telinga tengah(Purnawan
Junadi,dkk. 1997, hal. 238).
Tuli konduktif adalah kerusakan pada bagian telinga luar dan
tengah, sehingga menghambat bunyi-bunyian yang akan masuk ke
dalam telinga. Kelainan telinga luar yang menyebabkan tuli konduktif
adalah otalgia, atresia liang telinga, sumbatan oleh serumen, otitis
eksterna sirkumskripta, otitis eksterna maligna, dan osteoma liang teliga.
Kelainan telinga tengah yang menyebabkan tuli konduktif ialah sumbatan
tuba eustachius, otitis media, otosklerosis, timpanisklerosia,
hemotimpanum, dan dislokasi tulang pendengaran. (Indro Soetirto:
2003)
2. ETIOLOGI
Pada telinga luar dan telinga tengah proses degenerasi dapat
menyebabkan perubahan atau kelainan diantaranya sebagai berikut :
a. Berkurangnya elastisitas dan bertambah besarnya ukuran daun telinga
(pinna)
b. Atropi dan bertambah kakunya liang telinga
c. Penumpukan serumen
d. Membrane tympani bertambah tebal dan kaku
e. Kekuatan sendi tulang-tulang pendengaran
f. Kelainan bawaan (Kongenital)
g. Atresia liang telinga, hipoplasia telinga tengah, kelainan posisi tulang-
tulang pendengaran dan otosklerosis.
h. Penyakit otosklerosis banyak ditemukan pada bangsa kulit putih
i. Gangguan pendengaran yang didapat, misal otitis media
3. MANIFESTASI KLINIS
a. rasa penuh pada telinga
b. pembengkakan pada telinga bagian tengah dan luar
c. rasa gatal
d. trauma
e. tinnitus
4. PATOFISIOLOGI
Saat terjadi trauma akan menimbulkan suatu peradangan bisa saja
menimbulkan luka, nyeri kemudian terjadi penumpukan serumen atau
otorrhea. Penumpukan serumen yang terjadi dapat mengakibatkan
transmisi bunyi atau suara yang terganggu sehingga penderita tidak
dapat mempersepsikan bunyi atau suara yang di dengarnya.
5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Audiometri
X-ray
6. PENATALAKSANAAN
Liang telinga di bersihkan secara teratur. dapat diberikan larutan asam
asetat 2-5 % dalam alcohol yang di teteskan ke liang teling atau salep
anti jamur. Tes suara bisikan, Tes garputala.
7. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian adalah: tahap awal dari proses keperawatan & merupakan
proses sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
untuk mengevaluasi & mengidentifikasi status kesehatan klien (Iyer
et.al.,1996).
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar
dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan
dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan.
Tujuan umum dari pengkajian yaitu mengumpulkan data yang
berhubungan dengan pasien untuk menegakan diagnosa keperawatan,
kekuatan (kemampuan) pasien dan rencana yang efektif dalam perawatan
pasien.
Tujuan khusus dari pengkajian yaitu dapat digunakan sebagai :
1. Informasi utama (inti) bagi pasien dan keluarga
2. Dasar menentukan diagnosa keperawatan
3. Sumber informasi yg dpt m'bantu m'diagnosa mslh yg baru muncul
4. M'dukung keputusan klinis agar tercapai tujuan&tindakan yg sesuai
5. Dasar menentukan kebutuhan pasien, keluarga & pengasuh pasien
6. Dasar menentukan kebutuhan pasien jika pulang
7. Dasar pemilihan perawatan dan penentuan biaya perawatan
8. Memproteksi hak-hak legal
9. Komponen sistem pelayanan pasien ( dapat untuk menetukan kebutuhan
staf perawatan, biaya perawatan pasien, dll)
Komponen yang harus selalu ada dalam pengkajian yaitu :
1. Data Dasar Riwayat Perawatan Pasien
• hospitalisasi yang lalu
• riwayat operasi
• masalah kesehatan yang lalu dan sekarang
• alergi
• rivew sistem untuk mengidentifikasi: masalah, kebutuhan
pembelajaran, pengkajian psikososial
• keterbatasan fungsi, kemampuan u/ dibantu atau aktivitas kebutuhan
sehari-hari yg mampu dilakukan mandiri
• perubahan gaya hidup akibat sakit yang dideritanya atau terapi yang
dijalaninya
• pemakaian alkohol,tembakau/rokok,obat-obatan sebelumnya
• persepsi akan sakitnya
• informasi tentang perawatan dan yang merawat dirumah
• harapan akan terapi dan perawatan medis / keperawatan yang
sedang dijalaninya
• persepsi pasien akan keterlibatan dirinya dan tanggung jawab dalam
perawatannya.
2. Pengkajian Fisik
• Ditulis terpisah
• Format bisa dalam bentuk : head to toe /per sistem
• Terkadang menggunakan gambar ( tampakan depan & belakang )
untuk memudahkan
• Tulis hal-hal yang baik / buruk yang ditemukan selama pengkajian
namun hindari penulisan dengan cara : normal, abnormal, baik,
buruk, memuaskan.
 PENGUMPULAN DATA (PULTA)
Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk ke rumah sakit (initial
assessment), selama klien dirawat secara terus-menerus (ongoing
assessment), serta pengkajian ulang untuk menambah / melengkapi data
(re-assessment).
Prioritas pengumpulan data ditentukan oleh kondisi pasien secara cepat
atau kebutuhan pasien. Dalam menentukan apa yang harus dikaji perawat
harus mencatat :
1) kebutuhan perawatan kesehatan pasien, masalah dan keluhan pasien
2) potensial komplikasi pada pasien baik fisik ataupun psikologis
3) kebutuhan pembelajaran pasien dan keluarga
4) hubungan keluarga, kemampuan pengasuh dan kemauan memberi
perawatan pada pasien
5) sumber-sumber yang dimiliki pasien dan keluarga
Komunikasi/Wawancara adalah usaha untuk mengajak klien & keluarga
bertukar fikiran & perasaan, mencakup keterampilan secara verbal & non
verbal,empati & rasa kepedulian yg tinggi.Komunikasi keperawatan,adalah:
proses kompleks yg butuh kemampuan skill komunikasi & interaksi.
Teknik Verbal, meliputi: pertanyaan terbuka/tertutup,menggali jawaban &
memvalidasi respon klien.
Teknik non Verbal,meliputi: mendengarkan secara aktif, diam, sentuhan &
kontak mata.
Unsur2 penting dalam mendengar secara aktif,meliputi:
 Memperhatikan pesan yg disampaikan & hubungannya dengan fikiran
 Mengurangi hambatan-hambatan
 Bersikap tenang
 Posisi duduk yg sesuai
 Menghindari interupsi
 Mendengarkan secara seksama setiap perkataan klien
 Memberi kesempatan istirahat kepada klien
a. SUMBER DATA
1. Sumber data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari
tangan pertama), Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari
responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga
data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber.
2. Sumber data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data-data yang dikumpulkan dari orang
terdekat klien (keluarga), seperti orang tua, saudara, atau pihak lain
yang mengerti dan dekat dengan klien
3. Sumber data lainnya
Catatan klien (perawatan atau rekam medis klien) yang merupakan
riwayat penyakit dan perawatan klien di masa lalu.
b. METODE PENGUMPULAN DATA
1. Wawancara,adalah:menanyakan/tanya-jawab sehubungan dengan
masalah yg dihadapi klien & merupakan komunikasi yg direncanakan.
Tujuan Wawancara dalam pengkajian data keperawatan:
• Mendapatkan informasi yg diperlukan dalam mengidentifikasi &
merencanakan tindakan keperawatan
• Meningkatkan hubungan perawat-klien dalam komunikasi
• Membantu klien memperoleh informasi & berpartisipasi dalam
identifikasi masalah & tujuan
• Membantu perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut
selama tahap pengkajian.(Iyer et.al.,1996).
2. Observasi
Tahap kedua pada pengumpulan data adalah Observasi,yaitu:
pengamatan prilaku & keadaan klien untuk memperoleh data tentang
masalah kesehatan & keperawatan klien.
Kegiatan Observasi,meliputi: 2S HFT (Sight/Pengelihatan, Smell/bau,
Hearing/Pendengaran, Feeling/daya, taste/rasa).
Kegiatan tersebut mencakup aspek : fisik, mental, sosial dan
spiritual.
c. KARAKTERISTIK DATA
1. Lengkap
Seluruh data diperlukan untuk mengidentifikasi masalah keperawatan
klien. Data yang terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi
masalah klien yang adekuat. Misalnya klien tidak mau makan— kaji
secara mendalam kenapa klien tidak mau makan (tidak cocok
makanannya, kondisi fisiknya menolak untuk makan/patologis, atau
sebab- sebab yang lain)
2. Akurat dan nyata
Perawat tidak boleh langsung membuat kesimpulan tentang suatu
kondisi klien. Misalnya, klien tidak mau makan. Perawat tidak boleh
langsung menuliskan : `klien tidak mau makan karena depresi berat`.
Diperlukan penyelidikan lanjutan untuk menetapkan kondisi klien.
Dokumentasikan apa adanya sesuai yang ditemukan pada saat
pengkajian.
3. Relevan
Pencatatan data yang komprehensif biasanya memerlukan banyak
sekali data yang harus dikumpulkan, sehingga menyita waktu perawat
untuk mengidentifikasi.
d. Jenis data
 Data subjektif adalah persepsi klien tentang masalah kesehatan
mereka. Hanya klien yang dapat memberikan informasi seperti ini.
Sebagai contoh, adanya rasa nyeri merupakan temuan subjektif. Hanya
klien yang dapat memberikan informasi tentang frekuensi, durasi,
lokasi, dan intensitas nyerinya.
Data subjektif biasanya mencakup perasaan ansietas, ketidaknyamanan
fisik, atau stres mental. Meskipun hanya klien yang dapat memberikan
data subjektif yang relevan terhadap perasaan ini, perawat harus
waspada bahwa masalah ini dapat terjadi pada perubahan fisologis,
yang teridentifikasi melalui pengumpulan data.
 Data obyektif adalah data yang dapat di indera oleh pengindera
eksternal yang dapat dipercaya oleh orang lain.Contoh : bunyi nafas
tambahan, suhu, muntah, bau nafas.
BAB III
PENGKAJIAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TULI KONDUKTIF
KASUS:
Seorang laki-laki usia 60 tahun, datang berobat ke poliklinik mata RS
Bethesda Tomohon dengan keluhan kedua telinga mengalami penurunan
pendengaran sejak 6 bulan yang lalu. Perawat yang bertugas segera
melakukan pemeriksaan lengkap pada klien tersebut.
Bagaimana pengkajian pada kasus di atas?
1. Tahap pra interaksi
Dalam tahapan ini perawat menggali perasaan dan menilik dirinya
dengan cara mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya. Pada tahap ini
juga perawat mencari informasi tentang klien sebagai lawan bicaranya.
Setelah hal ini dilakukan perawat merancang strategi untuk pertemuan
pertama dengan klien. Tahapan ini dilakukan oleh perawat dengan tujuan
mengurangi rasa cemas atau kecemasan yang mungkin dirasakan oleh
perawat sebelum melakukan komunikasi terapeutik dengan klien.
Tugas perawat dalam tahapan ini adalah:
 Mengeksplorasi perasaan, mendefinisikan harapan dan mengidentifikasi
kecemasan.
 Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri.
 Mengumpulkan data tentang klien.
 Merencanakan pertemuan pertama dengan klien.
2. Tahap Perkenalan/Orientasi
Tahap perkenalan dilaksanakan setiap kali pertemuan dengan klien
dilakukan. Tujuan dalam tahap ini adalah memvalidasi keakuratan data dan
rencana yang telah dibuat sesuai dengan keadaan klien saat ini, serta
mengevaluasi hasil tindakan yang telah lalu (Stuart.G.W, 1998).
Tugas perawat dalam tahapan ini adalah:
 Membina rasa saling percaya, menunjukkan penerimaan dan komunikasi
terbuka.
 Merumuskan kontrak (waktu, tempat pertemuan, dan topik pembicaraan)
bersama-sama dengan klien dan menjelaskan atau mengklarifikasi
kembali kontrak yang telah disepakati bersama.
 Menggali pikiran dan perasaan serta mengidentifikasi masalah klien yang
umumnya dilakukan dengan menggunakan teknik komunikasi
pertanyaan terbuka.
 Merumuskan tujuan interaksi dengan klien.
3. Tahap Kerja
Tahap kerja merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi
terapeutik (Stuart,G.W,1998). Tahap kerja merupakan tahap yang terpanjang
dalam komunikasi terapeutik karena didalamnya perawat dituntut untuk
membantu dan mendukung klien untuk menyampaikan perasaan dan
pikirannya dan kemudian menganalisa respons ataupun pesan komunikasi
verbal dan non verbal yang disampaikan oleh klien. Dalam tahap ini pula
perawat mendengarkan secara aktif dan dengan penuh perhatian sehingga
mampu membantu klien untuk mendefinisikan masalah yang sedang
dihadapi oleh klien, mencari penyelesaian masalah dan mengevaluasinya.
Dalam tahap kerja pengkajian klien dengan tuli konduktif yang harus
dikaji adalah sebagai berikut:
a) Identitas pasien
Nama/Umur/Jenis Kelamin/Agama/Suku-bangsa/Status
Pernikahan/Pendidikan/Pekerjaan/
Alamat/Nomor Register/Tanggal MRS/Tanggal Pengkajian/Diagnosa
Medis/penanggung jawab(Nama/Umur/Jenis Kelamin/Hubungan dengan
pasien/Pekerjaan/Alamat)
b) Riwayat adanya kelainan nyeri,
Adakah kelainan nyeri yang dirasakan?/Adakah Riwayat kesehatan masa lalu
(Penyakit yang pernah dialami dan pengobatan/tindakan yang
dilakukan/Pernah dirawat/dioperasi/Lamanya dirawat/Penggunaan
obat/Alergi/Status imunisasi/Riwayat kehamilan dan persalinan)/ Riwayat
Kesehatan Keluarga (Orang tua/Saudara kandung/Penyakit keturunan yang
ada/Anggota keluarga yang meninggal/Penyebab meninggal/Genogram)
c) Infeksi saluran nafas atas yang berulang,
Apakah sering terjadi infeksi saluran nafas atas yang berulang ? (batuk
berulang [</=] 14
hari dan / atau berulang minimal 3 episode batuk dalam 3 bulan berturut-
turut denganatau tanpa gejala-gejala yang menyertainya./asma,dll)
d) Riwayat infeksi
Apa Keluhan Utama/Adakah Keluhan Yang Menyertai/ Adakah kebiasaan
mengorek
kuping?
e) Nyeri telinga
Kaji Riwayat penyakit sekarang:
 Provocative / palliative
- Apa yang menyebabkan gejala?
- Apa yang memunculkannya?
- Apa yang menguranginya?
 Quality / Quantity
- Bagaimana rasa nyeri dirasakan
- Bagaimana rasa nyeri sekarang?
- Lebih parah atau lebih ringan dari yang dirasakan sebelumnya?
 Regio / Radiasi
- Dibagian mana gejala/nyeri dirasakan?
- Telinga kiri atau kanan
- Apakah menyebar?]
 Severity / Keparahan (scala)
- Bagaimana intensitasnya (skala nyeri)
- Bagaimana pengaruhnya terhadap aktivitas?
 Time (waktu)
- Kapan nyeri mulai timbul dan bagaimana terjadinya ?
- Berapa lama terjadinya?
- Seberapa sering terjadi?
f) Rasa penuh dan penurunan pendengaran
Apakah telinga terasa penuh/gatal / Adakah penurunan pendengaran?
g) Suhu meningkat
Apakah ada kenaikan suhu tubuh?
h) Malaise
Apakah terdapat Malaise (perasaan umum tidak sehat, tidak nyaman, atau
lesu (“tidak enak badan”)?
i) Vertigo
Apakah terdapat Vertigo (bentuk gangguan keseimbangan dalam telinga
bagian dalam sehingga menyebabkan penderita merasa pusing dalam artian
keadaan atau ruang di sekelilingnya menjadi serasa 'berputar' ataupun
melayang?
j) Takut menghadapi tindakan pembedahan
Adakah kekhawatiran/rasa takut dalam menghadapi pembedahan?
Setelah dilakukan pengkajian dengan cara wawancara dan observasi
lalu lanjutkan dengan tes pendengaran yaitu dengan tes suara bisikan dan
tes garputala.
Dibagian akhir tahap ini, perawat diharapkan mampu menyimpulkan
percakapannya dengan klien. Teknik menyimpulkan ini merupakan usaha
untuk memadukan dan menegaskan hal-hal penting dalam percakapan, dan
membantu perawat dan klien memiliki pikiran dan ide yang sama (Murray,B.
& Judith,P,1997 dalam Suryani,2005). Dengan dilakukannya penarikan
kesimpulan oleh perawat maka klien dapat merasakan bahwa keseluruhan
pesan atau perasaan yang telah disampaikannya diterima dengan baik dan
benar-benar dipahami oleh perawat.
4. Tahap Terminasi
Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dan klien. Tahap
terminasi dibagi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir
(Stuart,G.W,1998). Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan
perawat dan klien, setelah hal ini dilakukan perawat dan klien masih akan
bertemu kembali pada waktu yang berbeda sesuai dengan kontrak waktu
yang telah disepakati bersama. Sedangkan terminasi akhir dilakukan oleh
perawat setelah menyelesaikan seluruh proses keperawatan.
Tugas perawat dalam tahap ini adalah:
 Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yang telah dilaksanakan
(evaluasi objektif). Brammer dan McDonald (1996) menyatakan bahwa
meminta klien untuk menyimpulkan tentang apa yang telah didiskusikan
merupakan sesuatu yang sangat berguna pada tahap ini.
 Melakukan evaluasi subjektif dengan cara menanyakan perasaan klien
setelah berinteraksi dengan perawat.
 Menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan.
Tindak lanjut yang disepakati harus relevan dengan interaksi yang baru
saja dilakukan atau dengan interaksi yang akan dilakukan selanjutnya.
Tindak lanjut dievaluasi dalam tahap orientasi pada pertemuan
berikutnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
 Tuli konduktif adalah kerusakan pada bagian telinga luar dan tengah,
sehingga menghambat bunyi-bunyian yang akan masuk ke dalam
telinga.
 Kelainan telinga luar yang menyebabkan tuli konduktif adalah otalgia,
atresia liang telinga, sumbatan oleh serumen, otitis eksterna
sirkumskripta, otitis eksterna maligna, dan osteoma liang teliga.
 Kelainan telinga tengah yang menyebabkan tuli konduktif ialah
sumbatan tuba eustachius, otitis media, otosklerosis, timpanisklerosia,
hemotimpanum, dan dislokasi tulang pendengaran. (Indro Soetirto:
2003)
 Patofisiologi tuli konduktif adalah: Saat terjadi trauma akan
menimbulkan suatu peradangan bisa saja menimbulkan luka, nyeri
kemudian terjadi penumpukan serumen atau otorrhea. Penumpukan
serumen yang terjadi dapat mengakibatkan transmisi bunyi atau suara
yang terganggu sehingga penderita tidak dapat mempersepsikan bunyi
atau suara yang di dengarnya.
 Dalam pengkajian keperawatan terdapat tahapan yaitu tahap pra
interaksi, tahap Perkenalan/Orientasi, tahap kerja dan tahap terminasi
 Yang harus dikaji pada klien dengan tuli konduktif yaitu Identitas
pasien,riwayat adanya kelainan nyeri, Infeksi saluran nafas atas yang
berulang, Riwayat infeksi, Nyeri telinga, Rasa penuh dan penurunan
pendengaran, Suhu meningkat, Malaise, Vertigo, Takut menghadapi
tindakan pembedahan
4.2 SARAN
 Sebagai perawat harus memperhatikan sikap yang baik dalam
komunikasi terapeutik agar menunjang kelancaran dan kerja sama
yang baik antara perawat dan klien
DAFTAR PUSTAKA
 http://taufanarif1990.blogspot.com/2013/02/askep-tuli-konduktif-
dansensori.htmldiakses 6 februari 2015 pukul 21.00
 https://sites.google.com/site/stikeshusada/ikd-2/pengkajian-
keperawatan diakses 7 februari 2015 pukul 18.00
 http://kamuskesehatan.com/arti/malaise/ diakses 7 februari 2015 pukul
19.00
 http://id.wikipedia.org/wiki/Vertigo diakses 7 februari 2015 pukul 19.02
 https://www.youtube.com/watch?v=5Dx_EhbadYE diakses 10 februari
pukul 22.00
 https://windyasih.wordpress.com/nursing/komunikasi -
terapeutik/diakses 10 februari pukul 22.05

More Related Content

What's hot

Modul 3 1 hospitalisasi pada anak
Modul 3 1 hospitalisasi pada anakModul 3 1 hospitalisasi pada anak
Modul 3 1 hospitalisasi pada anakpjj_kemenkes
 
Konsep dasar triage_instalasi_gawat_daru
Konsep dasar triage_instalasi_gawat_daruKonsep dasar triage_instalasi_gawat_daru
Konsep dasar triage_instalasi_gawat_darujohanadi2
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfﱞﱞ ﱞﱞ ﱞﱞ
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAbdul Ghony
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasinanang aw aw
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan psoriasis
Asuhan keperawatan pada klien dengan psoriasisAsuhan keperawatan pada klien dengan psoriasis
Asuhan keperawatan pada klien dengan psoriasisAKPER PEMDA INDRAMAYU
 
Konsep dasar keperawatan anak, FCC, a traumatik Care
Konsep dasar keperawatan anak, FCC, a traumatik CareKonsep dasar keperawatan anak, FCC, a traumatik Care
Konsep dasar keperawatan anak, FCC, a traumatik CareAmalia Senja
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brTeye Onti
 
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Nde'Siti Nurhalimah
 
Konsep pasien terminal
Konsep pasien terminalKonsep pasien terminal
Konsep pasien terminalValny Majid
 
Lp faringitis
Lp faringitisLp faringitis
Lp faringitismaelmery
 

What's hot (20)

Analisa data kelompok
Analisa data kelompokAnalisa data kelompok
Analisa data kelompok
 
Modul 3 1 hospitalisasi pada anak
Modul 3 1 hospitalisasi pada anakModul 3 1 hospitalisasi pada anak
Modul 3 1 hospitalisasi pada anak
 
Konsep dasar triage_instalasi_gawat_daru
Konsep dasar triage_instalasi_gawat_daruKonsep dasar triage_instalasi_gawat_daru
Konsep dasar triage_instalasi_gawat_daru
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Pembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMBPembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMB
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
terapi modalitas
terapi modalitasterapi modalitas
terapi modalitas
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan psoriasis
Asuhan keperawatan pada klien dengan psoriasisAsuhan keperawatan pada klien dengan psoriasis
Asuhan keperawatan pada klien dengan psoriasis
 
Konsep dasar keperawatan anak, FCC, a traumatik Care
Konsep dasar keperawatan anak, FCC, a traumatik CareKonsep dasar keperawatan anak, FCC, a traumatik Care
Konsep dasar keperawatan anak, FCC, a traumatik Care
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
 
Asuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan MeningitisAsuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan Meningitis
 
Form askep JIWA
Form askep JIWAForm askep JIWA
Form askep JIWA
 
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
 
Lp tb paru
Lp tb paruLp tb paru
Lp tb paru
 
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
 
Askep Anak dengan ISPA
Askep Anak dengan ISPAAskep Anak dengan ISPA
Askep Anak dengan ISPA
 
Konsep pasien terminal
Konsep pasien terminalKonsep pasien terminal
Konsep pasien terminal
 
Lp faringitis
Lp faringitisLp faringitis
Lp faringitis
 

Viewers also liked

Karsinoma paru
Karsinoma paruKarsinoma paru
Karsinoma parununa can
 
147325776 case-report-omsk
147325776 case-report-omsk147325776 case-report-omsk
147325776 case-report-omskhomeworkping3
 
Asuhan keperawatan pada lansia pada ny
Asuhan keperawatan pada lansia pada nyAsuhan keperawatan pada lansia pada ny
Asuhan keperawatan pada lansia pada nysammyfikes
 
Daftar pustaka
Daftar pustakaDaftar pustaka
Daftar pustakaDwi Hana
 
Buku panduan klinikal imun 2015 pdf
Buku panduan klinikal imun 2015 pdfBuku panduan klinikal imun 2015 pdf
Buku panduan klinikal imun 2015 pdfDasuki Suke
 
Askep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUN
Askep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUNAskep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUN
Askep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUNOperator Warnet Vast Raha
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)pjj_kemenkes
 
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDF
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDFASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDF
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDFBaskoro Abdiansyah
 
powerpoint animation MTV
powerpoint animation MTVpowerpoint animation MTV
powerpoint animation MTVZernan Temporal
 
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&amp;wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&amp;wicaraAsuhan keperawatan gg. pendengaran&amp;wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&amp;wicaraGina Nd
 
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotek
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotekPmk no 35 2014 standar yan far di apotek
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotekTotok Sudjianto
 

Viewers also liked (19)

Askep tuna rungu
Askep tuna runguAskep tuna rungu
Askep tuna rungu
 
Karsinoma paru
Karsinoma paruKarsinoma paru
Karsinoma paru
 
147325776 case-report-omsk
147325776 case-report-omsk147325776 case-report-omsk
147325776 case-report-omsk
 
Askep serumen
Askep serumenAskep serumen
Askep serumen
 
Asuhan keperawatan pada lansia pada ny
Asuhan keperawatan pada lansia pada nyAsuhan keperawatan pada lansia pada ny
Asuhan keperawatan pada lansia pada ny
 
Daftar pustaka
Daftar pustakaDaftar pustaka
Daftar pustaka
 
Tunawicara
TunawicaraTunawicara
Tunawicara
 
Askep gangguan persepsi sensori
Askep gangguan persepsi sensoriAskep gangguan persepsi sensori
Askep gangguan persepsi sensori
 
Buku panduan klinikal imun 2015 pdf
Buku panduan klinikal imun 2015 pdfBuku panduan klinikal imun 2015 pdf
Buku panduan klinikal imun 2015 pdf
 
Askep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUN
Askep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUNAskep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUN
Askep otitis media akut 2222222222 AKPER PEMDA MUN
 
Format pengkajian-perawat-diruang-anak
Format pengkajian-perawat-diruang-anakFormat pengkajian-perawat-diruang-anak
Format pengkajian-perawat-diruang-anak
 
Anfis sistem sensori
Anfis sistem sensoriAnfis sistem sensori
Anfis sistem sensori
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
 
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDF
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDFASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDF
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDF
 
Contoh Format lembaran rm
Contoh Format lembaran rmContoh Format lembaran rm
Contoh Format lembaran rm
 
powerpoint animation MTV
powerpoint animation MTVpowerpoint animation MTV
powerpoint animation MTV
 
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&amp;wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&amp;wicaraAsuhan keperawatan gg. pendengaran&amp;wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&amp;wicara
 
Buku pedoman rekam medis
Buku pedoman rekam medisBuku pedoman rekam medis
Buku pedoman rekam medis
 
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotek
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotekPmk no 35 2014 standar yan far di apotek
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotek
 

Similar to PENGKAJIAN TULI KONDUKTIF

gigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkapgigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkapikaa388
 
Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada gangguan pendengaran presbikus
Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada  gangguan pendengaran presbikus Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada  gangguan pendengaran presbikus
Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada gangguan pendengaran presbikus Universitas Katolik Musi Charitas
 
PPT Teknologi Keperawatan
PPT Teknologi KeperawatanPPT Teknologi Keperawatan
PPT Teknologi Keperawatanaika_riste
 
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Personal HygieneAsuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygienepjj_kemenkes
 
Sap osteomalasia
Sap osteomalasiaSap osteomalasia
Sap osteomalasiaFidz Ilham
 
Personal higiene
Personal higienePersonal higiene
Personal higieneValny Majid
 
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok BalitaKB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balitapjj_kemenkes
 
Selasa,, askep pada klien dengan gangguan repirasi kanker paru2 fitri2 ereke
Selasa,, askep pada klien dengan gangguan repirasi kanker paru2 fitri2 erekeSelasa,, askep pada klien dengan gangguan repirasi kanker paru2 fitri2 ereke
Selasa,, askep pada klien dengan gangguan repirasi kanker paru2 fitri2 erekeOperator Warnet Vast Raha
 
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAKLaporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAKVina Widya Putri
 
Asuhan Keperawatan Sistem Persepsi Sensori OMSK
Asuhan Keperawatan Sistem Persepsi Sensori OMSKAsuhan Keperawatan Sistem Persepsi Sensori OMSK
Asuhan Keperawatan Sistem Persepsi Sensori OMSKAdy Hidayatullah
 
Askep Mastoiditis
Askep MastoiditisAskep Mastoiditis
Askep MastoiditisSri Nala
 

Similar to PENGKAJIAN TULI KONDUKTIF (20)

perawatan-telinga
perawatan-telingaperawatan-telinga
perawatan-telinga
 
gigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkapgigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkap
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada gangguan pendengaran presbikus
Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada  gangguan pendengaran presbikus Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada  gangguan pendengaran presbikus
Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada gangguan pendengaran presbikus
 
PPT Teknologi Keperawatan
PPT Teknologi KeperawatanPPT Teknologi Keperawatan
PPT Teknologi Keperawatan
 
Diare AKPER PEMKAB MUNA
Diare AKPER PEMKAB MUNA Diare AKPER PEMKAB MUNA
Diare AKPER PEMKAB MUNA
 
Indry punyaa AKPER PEMKAB MUNA
Indry  punyaa AKPER PEMKAB MUNAIndry  punyaa AKPER PEMKAB MUNA
Indry punyaa AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Personal HygieneAsuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene
 
Sap osteomalasia
Sap osteomalasiaSap osteomalasia
Sap osteomalasia
 
Personal higiene
Personal higienePersonal higiene
Personal higiene
 
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok BalitaKB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Selasa,, askep pada klien dengan gangguan repirasi kanker paru2 fitri2 ereke
Selasa,, askep pada klien dengan gangguan repirasi kanker paru2 fitri2 erekeSelasa,, askep pada klien dengan gangguan repirasi kanker paru2 fitri2 ereke
Selasa,, askep pada klien dengan gangguan repirasi kanker paru2 fitri2 ereke
 
Sap omsk
Sap omskSap omsk
Sap omsk
 
Askep lansia panti werdha
Askep lansia panti werdhaAskep lansia panti werdha
Askep lansia panti werdha
 
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAKLaporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
 
Asuhan Keperawatan Sistem Persepsi Sensori OMSK
Asuhan Keperawatan Sistem Persepsi Sensori OMSKAsuhan Keperawatan Sistem Persepsi Sensori OMSK
Asuhan Keperawatan Sistem Persepsi Sensori OMSK
 
Askep Mastoiditis
Askep MastoiditisAskep Mastoiditis
Askep Mastoiditis
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 

More from Victorya Bambung

More from Victorya Bambung (12)

Askep kala iv
Askep kala ivAskep kala iv
Askep kala iv
 
Trauma tumpul
Trauma tumpulTrauma tumpul
Trauma tumpul
 
Adaptasi fisiologis dan psikologis ibu post partum
Adaptasi fisiologis dan psikologis ibu post partumAdaptasi fisiologis dan psikologis ibu post partum
Adaptasi fisiologis dan psikologis ibu post partum
 
PSORIASIS
PSORIASISPSORIASIS
PSORIASIS
 
Asuhan Keperawatan Demam Thypoid
Asuhan Keperawatan Demam ThypoidAsuhan Keperawatan Demam Thypoid
Asuhan Keperawatan Demam Thypoid
 
Stress
StressStress
Stress
 
SPO pemasangan NGT
SPO pemasangan NGTSPO pemasangan NGT
SPO pemasangan NGT
 
Chicken pox
Chicken poxChicken pox
Chicken pox
 
12 saraf kranial
12 saraf kranial12 saraf kranial
12 saraf kranial
 
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
 
Kekurangan Gizi
Kekurangan GiziKekurangan Gizi
Kekurangan Gizi
 
Manusia sebagai mahluk individu & mahluk sosial
Manusia sebagai mahluk individu & mahluk sosialManusia sebagai mahluk individu & mahluk sosial
Manusia sebagai mahluk individu & mahluk sosial
 

Recently uploaded

PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 

Recently uploaded (20)

PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 

PENGKAJIAN TULI KONDUKTIF

  • 1. SISTEM SENSORI PERSEPSI “PENGKAJIAN PADA KLIEN DENGAN TULI KONDUKTIF” DISUSUN OLEH KELOMPOK 1: -Victorya Theodora Judia Bambung -Veronica Yuni Malicang -Gloria Poluan -Natalia Lumi -Truince Imbir -Wulansari Onggeleng DOSEN PEMBIMBING: Ns. Esrom Kanine S.Kep, M.Kep, Sp.Kj
  • 2. FAKULTAS KEPERAWATAN SEMESTER 4 UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karuniaNya sehingga laporan pengkajian ini dapat terselesaikan dengan baik. Laporan ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas dalam mata kuliah sistem sensori persepsi. Harapan kami kiranya laporan ini dapat berguna dalam membantu proses perkuliahan mata kuliah sistem sensori persepsi khususnya di semester 4 fakultas keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon. Kami menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak kesalahan karena itu kami sangat berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari dosen, teman-teman mahasiswa maupun pembaca. Tomohon, Februari 2015 Kelompok 1
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................. 1 DAFTAR ISI .................................................................................. 2 BAB I PENDAHULUAN................................................................................
  • 4. 1.1 LATAR BELAKANG............................................................................... 3 1.2 TUJUAN PENULISAN............................................................................ 3 1.3 MANFAAT .................................................................................. 3 BAB II KAJIAN TEORITIS 1. DEFINISI .................................................................................. 4 2. ETIOLOGI .................................................................................. 4 3. MANIFESTASI KLINIS............................................................................. 4 4. PATOFISIOLOGI .................................................................................. 5 5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.................................................................. 5 6. PENATALAKSANAAN............................................................................. 5 7. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................... 5 BAB III PENGKAJIAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TULI KONDUKTIF KASUS .................................................................................. 10 1. TAHAP PRA INTERAKSI.......................................................................... 10 2. TAHAP PERKENALAN/ ORIENTASI ......................................................... 10 3. TAHAP KERJA .................................................................................. 11 4. TAHAP TERMINASI................................................................................ 13 BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN .................................................................................. 14 4.2 SARAN .................................................................................. 14 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 15
  • 5. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkurangnya pendengaran adalah penurunan fungsi pendengaran pada salah satu ataupun kedua telinga. Sedangkan Tuli adalah penurunan fungsi pendengaran yang sangat beratyang bisa disebabkan oleh suatu masalah mekanis di dalam saluran telinga atau di dalam telinga tengah yang menghalangi penghantaran suara (penurunan fungsi pendengaran konduktif). Selain itu disebabkan oleh kerusakan pada telinga dalam, saraf pendengaran atau jalur saraf pendengaran di otak yang merupakan penurunan fungsi pendengaran sensorineural (Billy Antony, 2008). Gangguan pendengaran merupakan defisit sensorik yang paling sering pada populasi manusia, mempengaruhilebih dari 250 juta orang di dunia.Di dunia, menurut perkiraan WHO pada tahun 2005 terdapat 278 juta orang menderita gangguan pendengaran, 75 - 140 juta diantaranya terdapat di Asia Tenggara. Sedangkan pada bayi, terdapat 0,1 – 0,2% menderita tuli sejak lahir atau setiap 1.000 kelahiran hidup terdapat 1 – 2 bayi yang menderita tuli. Dari hasil "WHO Multi Center Study" pada tahun 1998, Indonesia termasuk 4 (empat) negara di Asia Tenggara dengan prevalensi
  • 6. ketulian yang cukup tinggi (4,6%) yang dapat menimbulkan masalah sosial di tengah masyarakat. Ketuliandibidang konduksi atau disebut tuli konduksi dimana kelainan terletak antara meatus akustikus eksterna sampai dengan tulang pendengaran stapes. Tuli di bidang konduksi ini biasanya dapat ditolong baik dengan pengobatan atau dengan suatu tindakan misalnya pembedahan. 1.2 Tujuan Penulisan 1.2.1 Tujuan Umum Mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada klien dengan tuli konduksi 1.2.2 Tujuan Khusus 1. Menjelaskan definisi dari tuli konduksi 2. Menjelaskan etiologi dari tuli konduksi 3. Menjelaskan klasifikasi dari tuli konduksi 4. Menjelaskan patofisiologi dari tuli konduksi 5. Menjelaskan manifestasi klinis dari tuli konduksi 6. Menjelaskan penatalaksanaan medis dari tuli konduksi 7. Menjelaskan pengkajian pada asuhan keperawatan klien tuli konduksi 1.3 Manfaat Mahasiswa dapat lebih memahami hal-hal yang berkaitan dengan tuli konduksi BAB II KAJIAN TEORITIS 1. DEFINISI
  • 7. Tuli Konduktif atau Conductive Hearing Loss (CHL) adalah jenis ketulian yang tidak dapat mendengar suara berfrekuensi rendah. Misalnya tidak dapat mendengar huruf U dari kata susu sehingga penderita mendengarnya ss. Biasanya gangguan ini “reversible” karena kelainannya terdapat di telinga luar dan telinga tengah(Purnawan Junadi,dkk. 1997, hal. 238). Tuli konduktif adalah kerusakan pada bagian telinga luar dan tengah, sehingga menghambat bunyi-bunyian yang akan masuk ke dalam telinga. Kelainan telinga luar yang menyebabkan tuli konduktif adalah otalgia, atresia liang telinga, sumbatan oleh serumen, otitis eksterna sirkumskripta, otitis eksterna maligna, dan osteoma liang teliga. Kelainan telinga tengah yang menyebabkan tuli konduktif ialah sumbatan tuba eustachius, otitis media, otosklerosis, timpanisklerosia, hemotimpanum, dan dislokasi tulang pendengaran. (Indro Soetirto: 2003) 2. ETIOLOGI Pada telinga luar dan telinga tengah proses degenerasi dapat menyebabkan perubahan atau kelainan diantaranya sebagai berikut : a. Berkurangnya elastisitas dan bertambah besarnya ukuran daun telinga (pinna) b. Atropi dan bertambah kakunya liang telinga c. Penumpukan serumen d. Membrane tympani bertambah tebal dan kaku e. Kekuatan sendi tulang-tulang pendengaran f. Kelainan bawaan (Kongenital)
  • 8. g. Atresia liang telinga, hipoplasia telinga tengah, kelainan posisi tulang- tulang pendengaran dan otosklerosis. h. Penyakit otosklerosis banyak ditemukan pada bangsa kulit putih i. Gangguan pendengaran yang didapat, misal otitis media 3. MANIFESTASI KLINIS a. rasa penuh pada telinga b. pembengkakan pada telinga bagian tengah dan luar c. rasa gatal d. trauma e. tinnitus 4. PATOFISIOLOGI Saat terjadi trauma akan menimbulkan suatu peradangan bisa saja menimbulkan luka, nyeri kemudian terjadi penumpukan serumen atau otorrhea. Penumpukan serumen yang terjadi dapat mengakibatkan transmisi bunyi atau suara yang terganggu sehingga penderita tidak dapat mempersepsikan bunyi atau suara yang di dengarnya. 5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Audiometri X-ray 6. PENATALAKSANAAN Liang telinga di bersihkan secara teratur. dapat diberikan larutan asam asetat 2-5 % dalam alcohol yang di teteskan ke liang teling atau salep anti jamur. Tes suara bisikan, Tes garputala. 7. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
  • 9. A. Pengkajian Pengkajian adalah: tahap awal dari proses keperawatan & merupakan proses sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi & mengidentifikasi status kesehatan klien (Iyer et.al.,1996). Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan. Tujuan umum dari pengkajian yaitu mengumpulkan data yang berhubungan dengan pasien untuk menegakan diagnosa keperawatan, kekuatan (kemampuan) pasien dan rencana yang efektif dalam perawatan pasien. Tujuan khusus dari pengkajian yaitu dapat digunakan sebagai : 1. Informasi utama (inti) bagi pasien dan keluarga 2. Dasar menentukan diagnosa keperawatan 3. Sumber informasi yg dpt m'bantu m'diagnosa mslh yg baru muncul 4. M'dukung keputusan klinis agar tercapai tujuan&tindakan yg sesuai 5. Dasar menentukan kebutuhan pasien, keluarga & pengasuh pasien 6. Dasar menentukan kebutuhan pasien jika pulang 7. Dasar pemilihan perawatan dan penentuan biaya perawatan 8. Memproteksi hak-hak legal 9. Komponen sistem pelayanan pasien ( dapat untuk menetukan kebutuhan staf perawatan, biaya perawatan pasien, dll) Komponen yang harus selalu ada dalam pengkajian yaitu :
  • 10. 1. Data Dasar Riwayat Perawatan Pasien • hospitalisasi yang lalu • riwayat operasi • masalah kesehatan yang lalu dan sekarang • alergi • rivew sistem untuk mengidentifikasi: masalah, kebutuhan pembelajaran, pengkajian psikososial • keterbatasan fungsi, kemampuan u/ dibantu atau aktivitas kebutuhan sehari-hari yg mampu dilakukan mandiri • perubahan gaya hidup akibat sakit yang dideritanya atau terapi yang dijalaninya • pemakaian alkohol,tembakau/rokok,obat-obatan sebelumnya • persepsi akan sakitnya • informasi tentang perawatan dan yang merawat dirumah • harapan akan terapi dan perawatan medis / keperawatan yang sedang dijalaninya • persepsi pasien akan keterlibatan dirinya dan tanggung jawab dalam perawatannya. 2. Pengkajian Fisik • Ditulis terpisah • Format bisa dalam bentuk : head to toe /per sistem • Terkadang menggunakan gambar ( tampakan depan & belakang ) untuk memudahkan
  • 11. • Tulis hal-hal yang baik / buruk yang ditemukan selama pengkajian namun hindari penulisan dengan cara : normal, abnormal, baik, buruk, memuaskan.  PENGUMPULAN DATA (PULTA) Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk ke rumah sakit (initial assessment), selama klien dirawat secara terus-menerus (ongoing assessment), serta pengkajian ulang untuk menambah / melengkapi data (re-assessment). Prioritas pengumpulan data ditentukan oleh kondisi pasien secara cepat atau kebutuhan pasien. Dalam menentukan apa yang harus dikaji perawat harus mencatat : 1) kebutuhan perawatan kesehatan pasien, masalah dan keluhan pasien 2) potensial komplikasi pada pasien baik fisik ataupun psikologis 3) kebutuhan pembelajaran pasien dan keluarga 4) hubungan keluarga, kemampuan pengasuh dan kemauan memberi perawatan pada pasien 5) sumber-sumber yang dimiliki pasien dan keluarga Komunikasi/Wawancara adalah usaha untuk mengajak klien & keluarga bertukar fikiran & perasaan, mencakup keterampilan secara verbal & non verbal,empati & rasa kepedulian yg tinggi.Komunikasi keperawatan,adalah: proses kompleks yg butuh kemampuan skill komunikasi & interaksi. Teknik Verbal, meliputi: pertanyaan terbuka/tertutup,menggali jawaban & memvalidasi respon klien.
  • 12. Teknik non Verbal,meliputi: mendengarkan secara aktif, diam, sentuhan & kontak mata. Unsur2 penting dalam mendengar secara aktif,meliputi:  Memperhatikan pesan yg disampaikan & hubungannya dengan fikiran  Mengurangi hambatan-hambatan  Bersikap tenang  Posisi duduk yg sesuai  Menghindari interupsi  Mendengarkan secara seksama setiap perkataan klien  Memberi kesempatan istirahat kepada klien a. SUMBER DATA 1. Sumber data Primer Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber. 2. Sumber data Sekunder Sumber data sekunder adalah data-data yang dikumpulkan dari orang terdekat klien (keluarga), seperti orang tua, saudara, atau pihak lain yang mengerti dan dekat dengan klien 3. Sumber data lainnya Catatan klien (perawatan atau rekam medis klien) yang merupakan riwayat penyakit dan perawatan klien di masa lalu.
  • 13. b. METODE PENGUMPULAN DATA 1. Wawancara,adalah:menanyakan/tanya-jawab sehubungan dengan masalah yg dihadapi klien & merupakan komunikasi yg direncanakan. Tujuan Wawancara dalam pengkajian data keperawatan: • Mendapatkan informasi yg diperlukan dalam mengidentifikasi & merencanakan tindakan keperawatan • Meningkatkan hubungan perawat-klien dalam komunikasi • Membantu klien memperoleh informasi & berpartisipasi dalam identifikasi masalah & tujuan • Membantu perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut selama tahap pengkajian.(Iyer et.al.,1996). 2. Observasi Tahap kedua pada pengumpulan data adalah Observasi,yaitu: pengamatan prilaku & keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan & keperawatan klien. Kegiatan Observasi,meliputi: 2S HFT (Sight/Pengelihatan, Smell/bau, Hearing/Pendengaran, Feeling/daya, taste/rasa). Kegiatan tersebut mencakup aspek : fisik, mental, sosial dan spiritual. c. KARAKTERISTIK DATA 1. Lengkap
  • 14. Seluruh data diperlukan untuk mengidentifikasi masalah keperawatan klien. Data yang terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah klien yang adekuat. Misalnya klien tidak mau makan— kaji secara mendalam kenapa klien tidak mau makan (tidak cocok makanannya, kondisi fisiknya menolak untuk makan/patologis, atau sebab- sebab yang lain) 2. Akurat dan nyata Perawat tidak boleh langsung membuat kesimpulan tentang suatu kondisi klien. Misalnya, klien tidak mau makan. Perawat tidak boleh langsung menuliskan : `klien tidak mau makan karena depresi berat`. Diperlukan penyelidikan lanjutan untuk menetapkan kondisi klien. Dokumentasikan apa adanya sesuai yang ditemukan pada saat pengkajian. 3. Relevan Pencatatan data yang komprehensif biasanya memerlukan banyak sekali data yang harus dikumpulkan, sehingga menyita waktu perawat untuk mengidentifikasi. d. Jenis data  Data subjektif adalah persepsi klien tentang masalah kesehatan mereka. Hanya klien yang dapat memberikan informasi seperti ini. Sebagai contoh, adanya rasa nyeri merupakan temuan subjektif. Hanya klien yang dapat memberikan informasi tentang frekuensi, durasi, lokasi, dan intensitas nyerinya. Data subjektif biasanya mencakup perasaan ansietas, ketidaknyamanan fisik, atau stres mental. Meskipun hanya klien yang dapat memberikan
  • 15. data subjektif yang relevan terhadap perasaan ini, perawat harus waspada bahwa masalah ini dapat terjadi pada perubahan fisologis, yang teridentifikasi melalui pengumpulan data.  Data obyektif adalah data yang dapat di indera oleh pengindera eksternal yang dapat dipercaya oleh orang lain.Contoh : bunyi nafas tambahan, suhu, muntah, bau nafas.
  • 16. BAB III PENGKAJIAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TULI KONDUKTIF KASUS: Seorang laki-laki usia 60 tahun, datang berobat ke poliklinik mata RS Bethesda Tomohon dengan keluhan kedua telinga mengalami penurunan pendengaran sejak 6 bulan yang lalu. Perawat yang bertugas segera melakukan pemeriksaan lengkap pada klien tersebut. Bagaimana pengkajian pada kasus di atas? 1. Tahap pra interaksi Dalam tahapan ini perawat menggali perasaan dan menilik dirinya dengan cara mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya. Pada tahap ini juga perawat mencari informasi tentang klien sebagai lawan bicaranya. Setelah hal ini dilakukan perawat merancang strategi untuk pertemuan pertama dengan klien. Tahapan ini dilakukan oleh perawat dengan tujuan mengurangi rasa cemas atau kecemasan yang mungkin dirasakan oleh perawat sebelum melakukan komunikasi terapeutik dengan klien. Tugas perawat dalam tahapan ini adalah:  Mengeksplorasi perasaan, mendefinisikan harapan dan mengidentifikasi kecemasan.
  • 17.  Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri.  Mengumpulkan data tentang klien.  Merencanakan pertemuan pertama dengan klien. 2. Tahap Perkenalan/Orientasi Tahap perkenalan dilaksanakan setiap kali pertemuan dengan klien dilakukan. Tujuan dalam tahap ini adalah memvalidasi keakuratan data dan rencana yang telah dibuat sesuai dengan keadaan klien saat ini, serta mengevaluasi hasil tindakan yang telah lalu (Stuart.G.W, 1998). Tugas perawat dalam tahapan ini adalah:  Membina rasa saling percaya, menunjukkan penerimaan dan komunikasi terbuka.  Merumuskan kontrak (waktu, tempat pertemuan, dan topik pembicaraan) bersama-sama dengan klien dan menjelaskan atau mengklarifikasi kembali kontrak yang telah disepakati bersama.  Menggali pikiran dan perasaan serta mengidentifikasi masalah klien yang umumnya dilakukan dengan menggunakan teknik komunikasi pertanyaan terbuka.  Merumuskan tujuan interaksi dengan klien. 3. Tahap Kerja Tahap kerja merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi terapeutik (Stuart,G.W,1998). Tahap kerja merupakan tahap yang terpanjang dalam komunikasi terapeutik karena didalamnya perawat dituntut untuk membantu dan mendukung klien untuk menyampaikan perasaan dan pikirannya dan kemudian menganalisa respons ataupun pesan komunikasi
  • 18. verbal dan non verbal yang disampaikan oleh klien. Dalam tahap ini pula perawat mendengarkan secara aktif dan dengan penuh perhatian sehingga mampu membantu klien untuk mendefinisikan masalah yang sedang dihadapi oleh klien, mencari penyelesaian masalah dan mengevaluasinya. Dalam tahap kerja pengkajian klien dengan tuli konduktif yang harus dikaji adalah sebagai berikut: a) Identitas pasien Nama/Umur/Jenis Kelamin/Agama/Suku-bangsa/Status Pernikahan/Pendidikan/Pekerjaan/ Alamat/Nomor Register/Tanggal MRS/Tanggal Pengkajian/Diagnosa Medis/penanggung jawab(Nama/Umur/Jenis Kelamin/Hubungan dengan pasien/Pekerjaan/Alamat) b) Riwayat adanya kelainan nyeri, Adakah kelainan nyeri yang dirasakan?/Adakah Riwayat kesehatan masa lalu (Penyakit yang pernah dialami dan pengobatan/tindakan yang dilakukan/Pernah dirawat/dioperasi/Lamanya dirawat/Penggunaan obat/Alergi/Status imunisasi/Riwayat kehamilan dan persalinan)/ Riwayat Kesehatan Keluarga (Orang tua/Saudara kandung/Penyakit keturunan yang ada/Anggota keluarga yang meninggal/Penyebab meninggal/Genogram) c) Infeksi saluran nafas atas yang berulang, Apakah sering terjadi infeksi saluran nafas atas yang berulang ? (batuk berulang [</=] 14
  • 19. hari dan / atau berulang minimal 3 episode batuk dalam 3 bulan berturut- turut denganatau tanpa gejala-gejala yang menyertainya./asma,dll) d) Riwayat infeksi Apa Keluhan Utama/Adakah Keluhan Yang Menyertai/ Adakah kebiasaan mengorek kuping? e) Nyeri telinga Kaji Riwayat penyakit sekarang:  Provocative / palliative - Apa yang menyebabkan gejala? - Apa yang memunculkannya? - Apa yang menguranginya?  Quality / Quantity - Bagaimana rasa nyeri dirasakan - Bagaimana rasa nyeri sekarang? - Lebih parah atau lebih ringan dari yang dirasakan sebelumnya?  Regio / Radiasi - Dibagian mana gejala/nyeri dirasakan? - Telinga kiri atau kanan - Apakah menyebar?]  Severity / Keparahan (scala) - Bagaimana intensitasnya (skala nyeri)
  • 20. - Bagaimana pengaruhnya terhadap aktivitas?  Time (waktu) - Kapan nyeri mulai timbul dan bagaimana terjadinya ? - Berapa lama terjadinya? - Seberapa sering terjadi? f) Rasa penuh dan penurunan pendengaran Apakah telinga terasa penuh/gatal / Adakah penurunan pendengaran? g) Suhu meningkat Apakah ada kenaikan suhu tubuh? h) Malaise Apakah terdapat Malaise (perasaan umum tidak sehat, tidak nyaman, atau lesu (“tidak enak badan”)? i) Vertigo Apakah terdapat Vertigo (bentuk gangguan keseimbangan dalam telinga bagian dalam sehingga menyebabkan penderita merasa pusing dalam artian keadaan atau ruang di sekelilingnya menjadi serasa 'berputar' ataupun melayang? j) Takut menghadapi tindakan pembedahan Adakah kekhawatiran/rasa takut dalam menghadapi pembedahan?
  • 21. Setelah dilakukan pengkajian dengan cara wawancara dan observasi lalu lanjutkan dengan tes pendengaran yaitu dengan tes suara bisikan dan tes garputala. Dibagian akhir tahap ini, perawat diharapkan mampu menyimpulkan percakapannya dengan klien. Teknik menyimpulkan ini merupakan usaha untuk memadukan dan menegaskan hal-hal penting dalam percakapan, dan membantu perawat dan klien memiliki pikiran dan ide yang sama (Murray,B. & Judith,P,1997 dalam Suryani,2005). Dengan dilakukannya penarikan kesimpulan oleh perawat maka klien dapat merasakan bahwa keseluruhan pesan atau perasaan yang telah disampaikannya diterima dengan baik dan benar-benar dipahami oleh perawat. 4. Tahap Terminasi Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dan klien. Tahap terminasi dibagi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir (Stuart,G.W,1998). Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat dan klien, setelah hal ini dilakukan perawat dan klien masih akan bertemu kembali pada waktu yang berbeda sesuai dengan kontrak waktu yang telah disepakati bersama. Sedangkan terminasi akhir dilakukan oleh perawat setelah menyelesaikan seluruh proses keperawatan. Tugas perawat dalam tahap ini adalah:  Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yang telah dilaksanakan (evaluasi objektif). Brammer dan McDonald (1996) menyatakan bahwa meminta klien untuk menyimpulkan tentang apa yang telah didiskusikan merupakan sesuatu yang sangat berguna pada tahap ini.  Melakukan evaluasi subjektif dengan cara menanyakan perasaan klien setelah berinteraksi dengan perawat.  Menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan. Tindak lanjut yang disepakati harus relevan dengan interaksi yang baru saja dilakukan atau dengan interaksi yang akan dilakukan selanjutnya.
  • 22. Tindak lanjut dievaluasi dalam tahap orientasi pada pertemuan berikutnya. BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN  Tuli konduktif adalah kerusakan pada bagian telinga luar dan tengah, sehingga menghambat bunyi-bunyian yang akan masuk ke dalam telinga.  Kelainan telinga luar yang menyebabkan tuli konduktif adalah otalgia, atresia liang telinga, sumbatan oleh serumen, otitis eksterna sirkumskripta, otitis eksterna maligna, dan osteoma liang teliga.  Kelainan telinga tengah yang menyebabkan tuli konduktif ialah sumbatan tuba eustachius, otitis media, otosklerosis, timpanisklerosia, hemotimpanum, dan dislokasi tulang pendengaran. (Indro Soetirto: 2003)  Patofisiologi tuli konduktif adalah: Saat terjadi trauma akan menimbulkan suatu peradangan bisa saja menimbulkan luka, nyeri kemudian terjadi penumpukan serumen atau otorrhea. Penumpukan
  • 23. serumen yang terjadi dapat mengakibatkan transmisi bunyi atau suara yang terganggu sehingga penderita tidak dapat mempersepsikan bunyi atau suara yang di dengarnya.  Dalam pengkajian keperawatan terdapat tahapan yaitu tahap pra interaksi, tahap Perkenalan/Orientasi, tahap kerja dan tahap terminasi  Yang harus dikaji pada klien dengan tuli konduktif yaitu Identitas pasien,riwayat adanya kelainan nyeri, Infeksi saluran nafas atas yang berulang, Riwayat infeksi, Nyeri telinga, Rasa penuh dan penurunan pendengaran, Suhu meningkat, Malaise, Vertigo, Takut menghadapi tindakan pembedahan 4.2 SARAN  Sebagai perawat harus memperhatikan sikap yang baik dalam komunikasi terapeutik agar menunjang kelancaran dan kerja sama yang baik antara perawat dan klien DAFTAR PUSTAKA
  • 24.  http://taufanarif1990.blogspot.com/2013/02/askep-tuli-konduktif- dansensori.htmldiakses 6 februari 2015 pukul 21.00  https://sites.google.com/site/stikeshusada/ikd-2/pengkajian- keperawatan diakses 7 februari 2015 pukul 18.00  http://kamuskesehatan.com/arti/malaise/ diakses 7 februari 2015 pukul 19.00  http://id.wikipedia.org/wiki/Vertigo diakses 7 februari 2015 pukul 19.02  https://www.youtube.com/watch?v=5Dx_EhbadYE diakses 10 februari pukul 22.00  https://windyasih.wordpress.com/nursing/komunikasi - terapeutik/diakses 10 februari pukul 22.05