Modul ini membahas perkembangan pelayanan, pendidikan, dan organisasi profesi bidan baik di dalam negeri maupun luar negeri. Secara khusus, modul ini menjelaskan bahwa pelayanan bidan telah ada sejak zaman kerajaan Mesir kuno, namun berkembang sesuai dengan perubahan zaman. Modul ini juga menjelaskan perkembangan pendidikan bidan di beberapa negara serta organisasi profesi bidan di Indonesia dan mancanegara
3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 2
Daftar Isi
Cover
Daftar isi Modul
Daftar istilah
Pendahuluan
Kegiatan Belajar I (Perkembangan Pelayanan dan Pen-
didikan Bidan di luar negeri dan di dalam negeri)
Kegiatan Belajar II (Perkembangan Organisasi Profesi
Bidan di luar negeri dan di dalam negeri)
Test Akhir
1
2
3
7
32
44
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 3
Daftar Istilah
ACNM : American college of Nurse – Midwives
KTB : Kursus Tambahan Bidan
NARM : Nort American Registry Midwife
NZCOM : New Zealand College of Midwives
PBB : Program Pendidikan Bidan
SGP : Sekolah Guru Perawat
SPK : Sekolah Perawat Kesehatan
SPR : Sekolah Pengatur Rawat
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 4
Pendahuluan
A. Rasional dan Diskripsi Singkat
Salam hangat, dan selamat berjumpa
di Modul 2 Mata Kuliah Konsep Ke-
bidanan.
Tahukah Anda ? Bahwa profesi bidan
merupakan salah satu profesi yang
sudah lama diakui di dunia global, se-
jak seorang perempuan melahirkan
anaknya di dunia, profesi ini juga ter-
lahir ke dunia, sehingga dari masa ke
masa profesi ini tumbuh dan berkem-
bang seiring dengan perkembangan
tuntutan masyarakat terhadap pelay-
anan kebidanan. Perkembangan pe-
layanan kebidanan menuntut adanya
perkembangan pula dalam pendidi-
kan bidan dan hal ini tentu saja terjadi
pula pada organisasi profesinya baik di
dalam negeri maupun di luar negeri.
Pada Modul 2, pada bagian awal Anda
akan memahami tentang perkem-
bangan pelayanan bidan dilanjutkan
dengan perkembangan pendidikan
bidan dan pada bagian akhir Anda
akan mengikuti Perkembangan Organ-
isasi Profesi Bidan.
Modul ini dikemas dalam dua kegiatan
belajar, yang disusun dengan urutan
sebagai berikut:
a. Kegiatan Belajar 1: Perkembangan
Pelayanan dan Pendidikan Bidan
di dalam dan di luar negeri.
b. Kegiatan Belajar2: Perkembangan
Organisasi Profesi Bidan di dalam
dan di luar negeri
Setelah mempelajari Modul 2 ini,
Anda diharapkan mampu menjelaskan
perkembangan pelayanan, pendidikan
dan organisasi profesi bidan baik di
dalam maupun di luar negeri.
B. Relevansi
Anda tentunya akan sependapat den-
gan pepatah “Kalau tak kenal maka tak
sayang“. Maka sesuai dengan pepatah
tersebut, untuk menjadi bidan yang
profesional kita harus mengenal dan
mengetahui lebih dalam sejarah
perkembangan organisasi profesi,
pelayanan dan pendidikan bidan agar
dapat terinternalisasi sehingga men-
jadi bidan yang handal dan tangguh.
Perkembangan pelayanan, pendidikan
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 5
dan organisasi profesi bidan terjadi
karena perubahan situasi dan kondisi
baik yang terjadi, baik di luar negeri
maupun perubahan yang terjadi di
dalam negeri termasuk kebijakan du-
nia di bidang kesehatan maupun kebi-
jakan bidang kesehatan di Indonesia.
Baiklah...mari kita ikuti sejarahnya dan
selamat mengikuti perkembangan
profesi, pelayanan dan pendidikan
bidan baik di dalam negeri maupun di
dalam negeri.
C. Petunjuk Belajar
Untuk memudahkan Anda mengikuti
proses pembelajaran dalam modul
2 ini, maka ikutilah langkah-langkah
belajar sebagai berikut:
1. Baca dengan seksama materi
yang disampaikan dalam modul
2. Kerjakan latihan-latihan / tugas-
tugas terkait dengan materi yang
dibahas dan diskusikan dengan
fasilitator / tutor pada saat keg-
iatan tatap muka.
3. Buat ringkasan dari materi yang
dibahas untuk memudahkan
Anda mengingat.
4. Kerjakan evaluasi proses pembe-
lajaran untuk setiap materi yang
dibahas dan cocokkan jawaban
Anda dengan kunci yang dise-
diakan pada akhir setiap modul.
5. Jika anda mengalami kesulitan
diskusikan dengan teman Anda
dan konsultasikan kepada fasili-
tator
6. Keberhasilan proses pembela-
jaran Anda dalam mempelajari
materi dalam modul ini tergan-
tung dari kesungguhan Anda
dalam mengerjakan latihan. Un-
tuk itu belajarlah dan berlatih se-
cara mandiri atau berkelompok
dengan teman sejawat Anda.
7. Kalau Anda ingin mendalami
materi lebih jauh lagi, akseslah
materi dari internet dan bacalah
buku-buku acuan pustaka yang
dianjurkan.
Semoga Anda dapat mengikuti kes-
eluruhan kegiatan belajar dalam
modul ini dengan baik. Kami yakin
Anda mampu menyelesaikan modul
ini dengan baik.
SELAMAT BELAJAR !
D. Petunjuk Bagi Dosen Pengajar /
Fasilitator
1. Pahami capaian pembelajaran
dalam modul 2 ini.
2. Motivasi peserta didik untuk
membaca dengan seksama
materi yang disampaikan dan
berikan penjelasan untuk hal-
hal yang dianggap sulit.
3. Motivasi peserta didik untuk
mengerjakan latihan-latihan
/ tugas-tugas terkait dengan
materi yang dibahas.
4. Identifikasi kesulitan peserta
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 6
didik dalam mempelajari
modul terutama materi-materi
yang dianggap penting.
5. Jika peserta didik mengalami
kesulitan, mintalah peserta
didik mendiskusikan dalam
kelompok atau kelas dan beri-
kan kesimpulan.
6. Motivasi peserta didik untuk
mengerjakan evaluasi proses
pembelajaran untuk setiap ma-
teri yang dibahas dan mendis-
kusikannya dengan teman
sejawat.
7. Bersama peserta didik lakukan
penilaian terhadap kemam-
puan yang dicapai peserta
didik.
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 7
Perkembangan Pelayanan dan
Pendidikan Bidan
Kegiatan Belajar I
1. Menjelaskan Perkembangan pelayanan dan
pendidikan bidan di luar negeri
2. Menjelaskan Perkembangan pelayanan dan
pendidikan bidan di dalam negeri
TUJUANPembelajaran Khusus
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 di-
harapkan Anda bisa menjelaskan perkem-
bangan profesi bidan.
TUJUANPembelajaran Umum
1. Perkembangan pelayanan dan pendidikan
bidan di luar negeri
2. Perkembangan pelayanan dan pendidikan
bidan di dalam negeri
POKOKMateri
9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 8
Uraian Materi
1. Perkembangan Pelayanan dan
Pendidikan Bidan di Luar Negeri
Salam hangat untuk Anda, tahukah
Anda bahwa pelayanan bidan sudah di-
catat pada saat zamannya raja Fir’aun,
dimana pada saat itu semua bayi yang
lahir dengan jenis kelamin laki-laki
harus dibunuh. Pada zaman tersebut
dua orang perempuan bernama Sifra
dan Poah dikenal sebagai pendamp-
ing atau penolong perempuan-perem-
puan yang sedang melahirkan, Sifra
dan Poah membantu seorang perem-
puan yang sedang bersalin dan meny-
elamatkan bayi yang dilahirkan dengan
jenis kelamin laki-laki dengan meny-
embunyikannya supaya tidak dibunuh.
Selain mendampingi dan membantu
persalinan, Sifra dan Poah juga mem-
berikan perlindungan untuk bayi yang
baru saja dilahirkan, hal ini menunjuk-
kan bahwa Sifra dan Poah tidak hanya
membantu menolong persalinan saja
tetapi juga merawat bayi yang baru
saja dilahirkan.
Memang pada jaman dahulu sesuai
dengan sejarah di atas, bidan hanya
memberikan pelayanan mulai dari
mempersiapkan ibu hamil agar dapat
melahirkan secara alamiah, lalu mem-
bantu ibu dalam masa persalinan dan
membantu merawat bayi yang dila-
hirkan. Hal ini diperkuat dengan dite-
mukannya Patung Mochica (500SM)
yang menggambarkan wanita inpartu
(dalam persalinan) dibantu oleh dua
orang bidan. Pernyataan Socrates dan
Aristoteles juga menguatkan bahwa
profesi bidan ada sejak jaman dahulu.
Pernyataan Socrates; “midwifery a
most respective profession “, sedan-
gkan Aristoteles menyatakan sebagai
berikut: “she (a midwife) must have
cheerfull and plesant, nature, and
never be in hurry” TAO TE CHING:
“should do good without show and
fuss, must take the lead, ensure the
mother is helped, yet still free and in
charge”. SORANOS: “should be intel-
ligent and literate”
Pada abad 14 bidan dikatakan seb-
agai “penyihir”, berpraktek dengan
jampi-jampi, dan kekuatan supranatu-
ral (lacking the knowledge and skills
for midwifery). Sedangkan pada tahun
1970-an sampai 1980-an persalinan
lebih banyak dilakukan di rumah sakit
bila dibandingkan dengan persalinan
di rumah (home birth) dengan alasan
keamanan dan kelengkapan fasilitas,
namun demikian mulai tahun 1993 ter-
jadi perubahan dimana lebih ke natu-
ral childbirth. Maksudnya persalinan
merupakan sesuatu yang alamiah dan
normal sehingga apabila tidak terjadi
penyulit maka pertolongan persali-
nan tidak perlu intervensi medis dan
memilih persalinan di rumah (home
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 9
birth) dengan pendekatan WOMEN
CENTRED CARE, CONTROL, CHOICE
AND CONTINUITY. Maksudnya
perempuan yang menjadi klien bidan
dijadikan sebagai partner, bukan se-
bagai obyek asuhan (WOMEN CEN-
TRED CARE) sehingga segala sesuatu
tentang kondisi klien dan asuhan kebi-
danan yang akan diterima oleh perem-
puan atau klien sudah dibicarakan ber-
sama atau didiskusikan. Klien diberikan
alternatif pilihan dengan keuntungan
dan kerugiannya dan klien akan me-
mutuskan mana yang akan dipilihnya
(CHOICE).
Sebagai contoh mengenai posisi
persalinan, setelah klien diberikan
penjelasan tentang seberbagai macam
posisi persalinan dengan keuntun-
gan serta kerugiannya, klienlah yang
akan memilih mana yang lebih nya-
man dan cocok untuk dirinya. Selanjut-
nya bidanlah yang akan memberikan
asuhan dan memonitor (CONTROL).
Asuhan kebidanan dilakukan secara
berkesinambungan sejak masa hamil,
bersalin dan nifas (CONTINUITY).
Selanjutnya, pada tahun 1994 den-
gan adanya International Conference
Population and Development (ICPD) di
Kairo Mesir, terjadilah pengembangan
pelayanan bidan yaitu Safemotherhood
(program penyelamatan selama masa
reproduksi), Family Planning (Keluarga
Berencana), Penyakit Menular Sexual
termasuk infeksi saluran .reproduksi,
kesehatan reproduksi remaja dan ke-
sehatan reproduksi lanjut usia (lansia).
Saat ini dengan adanya Millenium De-
velopment Goals (MDG’s) pelayanan
kebidanan lebih difokuskan untuk
mencapai MDG’s pada tahun 2015.
Seperti kita ketahui bahwa Millenium
Development Goals (MDG’s) merupak-
an kesepakatan dari mayoritas kepala
negara yang ada di dunia ini untuk
mencapai delapan tujuan yaitu:
1. Eradicate extreme poverty dan hun-
ger, 2. Achieve universal primary edu-
cation, 3. Promote gender equality and
empower women, 4. Reduce child mor-
tality, 5. Improve maternal health, 6.
Combat HIV/AIDS, malaria and other
diseases, 7. Ensure enviromental sus-
tainability, 8. Develop a global partner-
ship for development.
Khusus untuk pelayanan kebidanan
lebih difokuskan pada tujuan nomor
4 dan 5 yaitu Reduce child mortality,
Improve maternal health (penurunan
angka kematian anak dan peningkatan
derajad kesehatan ibu).
Menurut Anda, mengapa pelayanan ke-
bidanan difokuskan pada tujuan MDG’s
no 4 dan 5 ? Pelayanan Kebidanan
difokuskan pada tujuan MDG’s no 4 dan
5, karena tujuan no 4 dan 5 berkaitan
dengan tugas pokok dan fungsi bidan.
Berikut ini Anda akan mengikuti
perkembangan pelayanan dan pendidi-
kan bidan di beberapa negara
11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 10
a. Spanyol
Spanyol merupakan salah satu
negara Eropa yang telah lama
mengenal profesi bidan. Diceritakan
bahwa dalam abad pertengahan,
salah satu rajanya (Phillip ke II)
ditolong oleh bidanan pada waktu
lahir. Pada tahun 1752 dibuat
persyaratan bahwa bidan harus
lulus ujian, dimana materi ujiannya
adalah dari sebuah buku kebidanan
berjudul : ”A short Treatise on the
art of midwifery”.
Pendidikan
bidan di
i b u k o t a
m a d r i d
d i m u l a i
pada tahun 1789. Bidan
dipersiapkan untuk bekerja secara
mandiri di masyarakat, terutama
di kalangan keluarga petani dan
buruh tingkat menengah ke
bawah. Bidan tidak boleh memberi
obat-obatan dan melakukan
tindakan yang menggunakan
alat-alat kedokteran/ instrumen.
Akan tetapi bidan diperbolehkan
untuk menolong pada kelahiran
sungsang, gemelli, lahir premature
dan melakukan versi luar maupun
pengeluaran plasenta secara
manual. Pada tahun 1924 sebuah
rumah sakit Santa Christina mulai
menerima ibu-ibu yang hendak
bersalin. Untuk itu dibutuhkan
tenaga bidan lebih banyak. Pada
tahun 1932 pendidikan bidan disini
secara resmi menjadi school of
midwives.
b. Belanda
Negeri Belanda juga merupakan
salah satu negara Eropa yang teguh
berpendapat bahwa pendidikan
bidan harus dilakukan secara
terpisah dari pendidikan perawat.
Disiplin dua ilmu ini memerlukan
sikap dan ketrampilan yang
berbeda. Perawat pada umumnya
bekerja dalam hirarki rumah sakit
di bawah pengawasan dokter,
sedangkan bidan diharapkan untuk
dapat bekerja secara mandiri di
tengah masyarakat.
Akademi pendidikan bidan yang
pertama dibuka pada tahun 1861 di
rumah sakit Universitas Amsterdam.
Akademi kedua dibuka pada tahun
1882 di Rotterdam dan yang ketiga
pada tahun 1913 di Heerlen. Pada
awalnya pendidikan bidan adalah
2 tahun, kemudian menjadi 3
tahun dan kini 4 tahun (1994).
Pendidikannya adalah direct-entry
dengan dasar lulusan SLTA 13 tahun.
Tugas pokok bidan di Belanda
adalah menangani ibu dalam
keadaan normal saja, sedangkan
untuk ibu dalam keadaan yang
abnormal dirujuk ke dokter ahli
kebidanan. Dokter umum disini
tidak menangani kasus kebidanan,
Salahsatubidandi
Spanyol
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 11
sesuai dengan ketentuan dan
peraturan pemerintahnya tahun
1970.
Berikutnya kita akan menuju
ke negara Denmark, mari kita
lihat perkembangan pelayanan
pendidikan di Denmark !
c. Denmark
Denmark juga merupakan negara
Eropa lainnya yang berpendapat
bahwa bidan merupakan profesi
tersendiri. Pendidikan bidan disini
dimulai pada tahun 1787 dan pada
tahun 1987 yang lalu merayakan
berdirinya 200 tahun sekolah
bidan. Kini ada dua pendidikan
bidan di Denmark. Satu sekolah
ada di ibukota Copenhagen dan
satu lagi ada di Aalborg, Jutland.
Setiap tahun diterima 40 siswa
dengan lama pendidikan 3 tahun,
direct-entry. Bagi mereka yang
sudah perawat, pendidikan bidan
adalah 2 tahun. Hal ini mulai
menimbulkan berbagai kontrovesi
di kalangan bidan sendiri, apakah
tidak sebaiknya pendidikan bidan
didasarkan atas pendidikan
perawat? Tetapi sebagian besar
tetap berpendapat tidak. Ada
pendidikan post-graduate bagi
bidan selama 9 bulan, dalam
bidang pendidikan (teaching) atau
pengelola (administration).
Pada tahun 1973 telah disusun
rangkaian pedoman bagi bidan,
yang mengelompokkan klien
dalam berbagai resiko tinggi (high
risk), namun pada kenyataannya
sering tidak jelas atau kurang jelas,
sehingga diusulkan untuk menga-
dakan revisi terhadap pedoman
tersebut.
Pada tahun 1980 pedoman baru
dikeluarkan, yang isinya sama
sekali tidak lagi menyinggung ke-
lompok resiko. Yang tercantum
dalam kata pengantar tentang
masa kehamilan adalah sebagai
berikut : ”The perinatal period
is a normal period of a family’s
life. The woman, her family and
close friends should be central.
The midwife, doctors and any
other staff are there only to sup-
port the woman, her family”.
Penekanan pelayanannya adalah
pada kesehatan dan “non-invasive
care”.
d. Kanada
Selanjutnya kita akan menuju
Kanada, seperti yang Anda ketahui,
Kanada merupakan negara yang
SalahuniversitasdiAalborgyang
menyediakanjurusankebidanan
13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 12
sudah maju dan bertetangga
dengan USA, akan tetapi
pendidikan bidan merupakan suatu
hal yang sulit untuk dilaksanakan.
Tenaga bidan yang ada disini
pada umumnya datang dari luar
Kanada atau lulusan dari negara
di luar Kanada. Mereka bekerja
sebagai perawat dan pelayanan
kebidanannya disebut maternity
nursing. Hal ini dilakukan demikian,
karena di Kanada tidak ada
peraturan atau izin praktek bidan.
Baru pada tahun 1991 keberadaan
bidan atau midwife secara resmi
diakui di Kanada.
Ontario adalah provinsi pertama
di Kanada yang menerbitkan
peraturan tentang kebidanan
setelah sejarah panjang tentang
kebidanan yang illegal dan
berakibat pada meningkatnya
praktik bidan yang tidak berijin.
Seperti Selandia Baru wanitalah
yang menginginkan perubahan,
mereka berbicara tentang pilihan
asuhan dan keputusan yang
mereka buat.
Di Ontario untuk pendidikan
bidan dimulai dari university
based direct entry dan lamanya
pendidikan 3 tahun. Mereka yang
telah mempunyai ijazah bidan
sebelumnya diberi kesempatan
untuk mengikuti semacam
penyesuaian selama 1 tahun,
sesudah itu diadakan registrasi
dan mendapat ijin praktek bidan.
Model Kebidanan yang dipakai di
Ontario berdasarkan pada definisi
ICM tentang bidan yaitu seorang
tenaga yang mempunyai otonomi
dalam lingkup persalinan yang
normal. Bidan memiliki akses ke-
pada rumah sakit maternitas dan
wanita mempunyai pilihan atas
persalinan di rumah atau di rumah
sakit. Selandia Baru dan Kanada
sama-sama menerapkan model
partnership dalam asuhan kebi-
danan. Beberapa aspek di dalam-
nya antara lain : hubungan dengan
wanita, asuhan berkelanjutan, in-
formed choice and consent, praktik
bidan yang memiliki otonomi dan
fokus pada normalitas kehamilan
dan persalinan.
Dalam membangun dunia profesi
kebidanan yang baru. Selandia
Baru dan Kanada membuat satu
sistem baru dalam mempersiap-
kan bidan-bidan untuk registrasi.
Keduanya memulai dengan satu
keputusan bahwa bidanlah yang
Onatrio,Kanada
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 13
dibutuhkan dalam perawatan ma-
ternitas. Ruang Lingkup praktik bi-
dan di kedua negara tersebut tidak
keluar dari jalur yang telah ditetap-
kan ICM, yaitu bidan bekerja den-
gan otonomi penuh dalam lingkup
persalinan normal atau pelayanan
maternitas primer. Bidan bekerja
dan berkonsultasi dengan ahli ob-
stetric bila terjadi komplikasi dan
ibu serta bayi memerlukan ban-
tuan dari pelayanan maternitas
sekunder. Bidan di kedua negara
tersebut mempunyai akses fasilitas
rumah sakit tanpa harus bekerja
di rumah sakit. Mereka bekerja di
rumah atau di rumah sakit mater-
nitas.
Selandia Baru dan Kanada mener-
apkan program direct entry selama
3 tahun dalam pendidikan bidan.
Sebelumnya, di Selandia Baru ada
perawat Kebidanan dimana per-
awat dapat menambah pendidi-
kannya untuk menjadi seorang
bidan, sedangkan di Kanada tidak
ada. Bagaimanapun, kedua neg-
ara tersebut yakin bahwa untuk
mempersiapkan bidan dapat yang
dapat bekerja secara otonomi dan
dapat memberikan dukungan ke-
pada wanita untuk mengontrol
persalinannya sendiri. Penting
untuk mendidik wanita yang se-
belumnya belum pernah berkec-
impung dalam sistem kesehatan
yang menempatkan kekuatan dan
kontrol medis. Karena itu, program
direct entry lebih diutamakan.
Kedua negara tersebut meng-
gunakan dua model pendidikan
yaitu pembelajaran teori dan ma-
gang. Pembelajaran teori di kelas
di fokuskan pada teori dasar yang
akan melahirkan bidan –bidan yang
dapat mengartikulasikan filosofi-
nya sendiri dalam praktik, meman-
faatkan penelitian dalam praktik
mereka, dan berfikir kritis tentang
praktik. Dilengkapi dengan bela-
jar magang, dimana mahasiswa
bekerja dengan bimbingan dan
pengawasan bidan yang berprak-
tik dalam waktu yang cukup lama.
Bidan tersebut akan menjadi role-
model yang penting untuk proses
pembelajaran. Satu mahasiswa
akan bekerja dengan satu bidan,
sehingga mereka tidak dikacaukan
dengan bermacam-macam mod-
el praktik. Mahasiswa bidan juga
akan mulai belajar tentang model
partnership. Model ini terdiri dari :
partnership antara wanita dan ma-
hasiswa bidan; partnership antara
program kebidanan dengan pro-
fesi kebidanan, serta program ke-
bidanan dengan wanita.
Dari sini dapat kita lihat bahwa
model pendidikan kebidanan yang
digunakan oleh Selandia Baru dan
Kanada saling terkait satu sama
lain sebagai bagian dari pelayan
15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 14
maternitas. Setiap bagian dari
lingkungan tersebut memiliki ber-
macam-macam partnership yang
saling terintegrasi. Partnership
menjaga agar program pendidikan
tetap pada tujuan utamanya, yaitu
mencetak bidan-bidan yang dapat
bekerja secara otonom sebagai
pemberi asuhan maternitas primer.
Selandia Baru dan Kanada telah
sukses dalam menghidupkan kem-
bali status bidan dan status wani-
ta. Kesesuaian antara pendidikan
bidan dan ruang lingkup praktik
kebidanan adalah bagian penting
dari sukses tersebut.
e. Inggris
Berikutnya Anda akan melihat
bagaimana sistem pendidikan
bidan di Inggris. Inggris merupakan
negara yang pendidikan bidannya
dan praktek kebidanannya
sudah mantap, terdapat dua
jalur pendidikan bidan yaitu dari
perawat atau langsung bidan
(seperti Belanda).
Buku tentang praktek kebidanan
diterbitkan pada tahun 1902
di Inggris dan didesain untuk
melindungi masyarakat dan
praktisi yang tidak mempunyai
kualifikasi. Pada saat itu sebagian
besar bidan, buta huruf, bekerja
sendiri, menerima bayaran
untuk pelayanan yang mereka
berikan kepada klien. Meskipun
proporsi dari praktek bidan yang
mempunyai kualifikasi meningkat
dari 30% pada tahun 1905 menjadi
74% di tahun 1915, banyak wanita
yang lebih menyukai dukun.
Hal ini karena biaya dukun lebih
murah, mengikuit tradisi lokal dan
memberikan dukungan domestik.
Selama tahun 1920-an 50-60 %
wanitahanyaditolongolehseorang
bidan dalam persalinannya, tetapi
dalam keaadaan gawat darurat
bidan harus memanggil dokter.
Pelayanan dipusatkan pada
persalinan dan nifas dan pelayanan
antenatal mulai dipromosikan
pada tahun 1935.
Bidan mandiri terancam oleh klinik
lokal dan peningkatan persalinan
di rumah sakit. Pada tahun 1930
perawat juga terdaftar memasuki
kebidanan karena dari tahun 1916
mereka dapat megikuti kursus
pendek kebidanan daripada wanita
tanpa kualifiaksi sebagai perawat.
Hal ini megakibatkan penurunan
status dan kekuatan bidan, karena
perawat disosialisasikan utnuk
menangani keadaan patologis dari
pada keadaan fisiologis. Meskipun
direct entry di buka kembali pada
awal tahun 1990 semua kursus
kebidanan saat ini cenderung
untuk dibatasi disekitar kualifikasi
perawatan.
16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 15
Selama tahun 1980, Bidan
di Inggris mulai berusaha
mendapatkan otonomi yang lebih
dan meningkatkan sistem melalui
penelitian tentang altenatif pola
perawatan. Dengan perkembangan
persalinan alternatif, bidan mulai
mengembangkan praktek secara
mandiri.
f. Amerika
Marilah... selanjutnya kita tengok
sejarah bidan di Amerika. Pada
sekitar tahun 1700, para ahli
sejarah memperhitungkan bahwa
angka kematian ibu di AS adalah
sebanyak 95%. Wanita menjalani
persalinan tidak dengan rasa
bahagia, tetapi dengan perasaan
takut pada kematian meskipun
beberapa diantara mereka sudah
ditolong oleh dokter. Salah satu
alasan kenapa dokter banyak
terlibat persalinan adalah untuk
mengikis praktek sihir yang masih
ada saat itu. Wanita mulai melihat
masalah-masalah dalam persalinan
sebagaisesuatuyangalami,dimana
dokter memegang kendali. Dokter
banyak memberikan obat -obatan
tetapi tidak mengindahkan aspek
spiritual.
Tahun 1765 pendidikan formal
untuk bidan mulai dibuka. Filosofi
bahwa kelahiran bayi adalah
sesuatu hal yang normal dan tidak
dapat dipisahkan oleh kodrat
wanita mulai dibangun oleh bidan.
Pada akhir abad ke 18 banyak
kalangan medis yang berpendapat
bahwa secara emosi dan intelektual
wanita tidak dapat belajar dan
menerapkan metode obstetrik.
Pendapat ini digunakan untuk
memfitnah bidan, sehingga bidan
tidakmempunyaipendukung,tidak
mempunyai banyak uang, tidak
terorgansisir, dan tidak melihat
diri mereka sebagai seorang
yang professional. Sejak awal
1900 setengah persalinan di AS
ditangani oleh dokter, bidan hanya
menangani persalinan wanita yang
tidak mampu membayar dokter.
Tahun 1915 dokter Joseph
de Lee menyatakan bahwa
kelahiran bayi adalah proses
patologis dan bidan tidak
mempunyai peran di dalamnya.
Ia memberlakukan prosedur tetap
pertolongan persalinan di AS
yaitu : memberikan sedatif pada
awal inpartu, membiarkan serviks
berdilatasi, memberikan ether
pada kala II, melakukan episiotomi,
melahirkan bayi dengan forsep,
ekstraksi plasenta, memberikan
uterotonika serta menjahit
episiotomi. Akibat prosedur tetap
tersebut kematian ibu mencapai
angka 600-700 kematian per
100.000 kelahiran hidup pada
tahun 1900-1930, dan sebanyak
30-50 % wanita melahirkan di
17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 16
rumah sakit. Tahun 1940 dokter
Grantly Dick meluncurkan buku
tentang persalinan alamiah. Hal ini
membuat para spesialis obstetris
berusaha meningkatkan peran
tenaga di luar medis, termasuk
bidan.
Tahun 1955 American College of
Nurse- Midwives (ACNM) dibuka
pada tahun 1971 dan seorang
bidan di Tenesse mulai menolong
persalinan secara mandiri di sebuah
institusikesehatan.Padatahun1979
badan pengawasan obat Amerika
menyatakan bahwa ibu bersalin
yang menerima anastesi dalam
dosis tinggi telah melahirkan anak-
anak yang mengalami kemunduran
perkembangan psikomotor. Hal
ini membuat masyarakat tertarik
pada proses persalinan alamiah,
persalinan di rumah, dan memicu
peran bidan.
Pada era 1980-an ACNM membuat
pedoman alternatif lain dalam
pelayanan persalinan dan
mengubahpernyataanyangnegatif
tentang home birth. Pada tahun
1980-an, dibuat legalisasi tentang
praktek profesional bidan. Hasil ini
membuat bidan menjadi sebuah
profesi dengan lahan praktek
yang spesifik dan membutuhkan
organisasi yang mengatur profesi
tersebut.
Hambatan–hambatan yang
dirasakan oleh bidan –bidan di
Amerika Serikat saat ini antara lain :
a. Walaupun ada banyak
undang-undang baru,
direct entry midwives masih
dianggap illegal di beberapa
negara bagian
b. Lisensi praktek berbeda di
tiap negara bagian tidak ada
standar nasional. Sehingga
tidak ada definisi yang
jelas tentang bidan sebagai
seorang yang telah terdidik
dan memiliki standar
kompetensi yang sama.
c. Sedikit sekali data yang
akurat tentang direct entry
midwives dan jumlah
data tentang banyaknya
persalinan yang mereka
tangani.
d. Kritiktajamdariprofesimedis
kepada direct entry midwives
ditambah dengan isolasi dari
system pelayanan kesehatan
pokok telah mempersulit
AmericanCollegeofNurse-Midwives(ACNM)
18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 17
sebagian besar dari
mereka untuk memperoleh
dukungan medis yang
adekuat bila terjadi keadaan
gawat darurat.
g. Australia
Kebidanan dan keperawatan di Aus-
tralia dimulai dengan tradisi dan lati-
han yang dipelopori oleh Florence
Nightingale pada abad ke 19. Pada
tahun 1824 kebidanan masih belum
dikenal sebagai bagian dari pendi-
dikan medis di Inggris dan Australia.
Kebidanan lebih banyak didominasi
oleh dokter. Namun demikian, seba-
gian besar wanita yang melahirkan
tidak dirawat dengan selayaknya
oleh masyarakat. Ketidakseimban-
gan seksual dan moral di Australia
telah membuat prostitusi berkem-
bang dengan cepat. Hal ini menye-
babkan penduduk wanita banyak
yang hamil dan jarang dari mereka
yang memperoleh pelayanan dari
bidan maupun dokter karena status
sosial mereka.
Pendidikan Bidan yang pertama kali
di Australia dimulai pada tahun
1862. Lulusan pada waktu itu telah
dibekali dengan pengetahuan teori
dan praktek. Pendidikan diploma
kebidanan di mulai pada tahun 1893
dan mulai tahun 1899 hanya bidan
yang sekaligus perawat yang telah
terlatih yang boleh bekerja di rumah
sakit.
Pada tahun 1913 sebanyak 30% per-
salinan ditolong oleh bidan. Meski-
pun ada peningkatan jumlah dokter
yang menangani persalinan antara
tahun 1900 sampai 1940 tidak ada
penurunan yang berarti pada angka
kematian ibu. Bidan terus disalahkan
atas hal itu. Kenyataannya, wanita
kelas menengah ke atas yang ditan-
gani oleh dokter dalam persalinan-
nya, mempunyai resiko infeksi yang
lebih besar daripada wanita miskin
yang ditangani oleh bidan.
Kebidanan di Australia telah men-
galami perkembangan yang pesat
sejak 10 tahun terakhir. Dasar pen-
didikan telah berubah dari tradi-
tional hospital based programme
menjadi tertiary course of studies
untuk menyesuaikan kebutuhan pe-
layanan dari masyarakat. Tidak se-
mua institusi pendidikan kebidanan
di Australia yang telah melaksana-
kan perubahan ini, beberapa masih
menggunakan program pendidikan
yang berorientasi pada rumah sakit.
Kurikulum pendidikan disusun oleh
staf akademik berdasarkan pada ke-
ahlian dan pengalaman mereka di
lapangan kebidanan.
Kekurangan yang dapat dilihat dari
pendidikan kebidanan di Australia
hampir sama dengan pelaksanaan
pendidikan bidan di Indonesia. Be-
lum ada persamaan persepsi men-
genai pengimplementasian kuri-
19. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 18
kulum di masing-masing institusi,
sehingga lulusan bidan mempun-
yai kompetensi klinik yang berbeda
tergantung pada institusi pendidi-
kannya. Hal ini ditambah dengan
kurangnya kebijaksanaan formal
dan tidak adanya standar nasional.
Menurut national review of nurse
education 1994, tidak ada direct en-
try untuk pendidikan bidan di Aus-
tralia. Mahasiswa kebidanan harus
menjadi perawat dahulu sebelum
mengikuti pendidikan bidan, sebab
di Australia kebidanan masih men-
jadi sub-spesialisasi dalam keper-
awatan (maternal and child health).
Didalamnya termasuk pendidikan
tentang keluarga berencana, kes-
ehatan wanita, perawatan ginekolo-
gi, perawatan anak, kesehatan anak
dan keluarga serta kesehatan neo-
natus dan remaja. Adanya peraturan
ini semakin mempersempit peran
dan ruang kerja bidan.
Literatur yang tersedia bagi ma-
hasiswa kebidanan masih kurang.
Kurikulum yang ada sekarang ini
dirasakan hanya sesuai untuk ma-
hasiswa pemula saja atau interme-
diate, sehingga kadang-kadang
mahasiswa yang sudah terlatih di
keperawatan kebidanan diberikan
porsi yang sama seperti pemula
atau sebaliknya. Mahasiswa yang
sebelumnya telah mendapat pendi-
dikan kebidanan keperawatan akan
membawa konsep “sakit”. Transisi
dari “sakit “ ke filosofi “sehat” dalam
kebidanan sedikit banyak akan me-
nyulitkan mahasiswa.
h. New Zeland (Selandia Baru)
Selandia baru telah mempunyai
peraturan mengenai praktisi
kebidanan sejak 1904, tetapi lebih
dari 100 tahun yang lalu, lingkup
praktik bidan telah berubah
secara berarti sebagai akibat dari
meningkatnya hospitalisasi dan
medikalisasi dalam persalinan.
Dari tenaga yang bekerja dengan
otonomi penuh dalam persalinan
normal diawal tahun 1900 secara
perlahan bidan menjadi asisten
dokter. Dari bekerja di masyarakat,
bidan sebagian besar mulai bekerja
di rumah sakit pada area tertentu,
seperti : klinik antenatal, ruang
bersalin, dan ruang nifas. Kehamilan
dan persalinan menjadi terpisah.
Dalam hal ini bidan kehilangan
pandangannya bahwa persalinan
adalah kejadian normal dalam
kehidupan dan peran mereka
sebagai pendamping kejadian
tersebut. Disamping itu bidan
menjadi ahli dalam memberikan
intervensi dan asuhan maternitas
yang penuh dengan pengaruh
medis.
Di Selandia Baru, para wanitalah
yang berusaha melawan model
asuhan persalinan tersebut, dan
menginginkan kembalinya bidan
20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 19
‘tradisional” yaitu seseorang yang
berada di samping mereka dalam
melalui kehamilan sampai dengan
6 minggu setelah persalinan.
Mereka menginginkan bidan yang
percaya pada kemampuannya untuk
menolong kelahiran tanpa intervensi
medis , dan memberikan dukungan
bahwa persalinan adalah proses
yang normal. Wanita-wanita di
Selandia Baru ingin mengembalikan
kontrol dalam persalinan mereka
dan menempatkan diri mereka
sebagai pusat kejadian tersebut,
bukan objek dari medikalisasi.
Pada era 80-an, bidan bekerja sama
dengan wanita untuk menegaskan
kembaliotonomibidandanbersama-
sama sebagai rekanan, mereka
telah membawa kebijakan politik
yang diperkuat dengan legalisasi
tentang profesionalisasi praktik
kebidanan. Sebagian besar bidan di
Selandia Baru mulai memilih untuk
bekerja secara independen dengan
tanggung jawab penuh kepada klien
dengan asuhannya dalam lingkup
yang normal. Lebih dari 10 tahun
yang lalu pelayanan maternitas
telah berubah secara dramatis.
Saat ini 86% wanita mendapatkan
pelayanan dari bidan selama
kehamilan sampai nifas dan asuhan
berkelanjutan yang hanya dapat
dilaksanakan pada persalinan di
rumah. Sekarang disamping dokter,
63% wanita memilih bidan sebagai
satu-satunya perawat maternitas
dan hal ini terus meningkat. Ada
suatu keinginan dari para wanita
agar dirinya menajdi pusat dari
pelayanan maternitas.
Model kebidanan yang digunakan
di Selandia Baru adalah ‘partnership’
(kemitraan) antara bidan dan
wanita. Bidan dengan pengetahuan,
ketrampilan dan pengalamannya
dan wanita dengan pengetahuan
tentang kebutuhan dirinya dan
keluarganya serta harapan-harapan
terhadap kehamilan dan persalinan.
Dasar dari model kemitraan adalah
komunikasi dan negosiasi.
Setelah Anda mempelajari berbagai
pelayanan kebidanan di berbagai
negara, apakah yang dapat Anda sim-
pulkan? Apakah kelebihan dan keter-
batasan pendidikan bidan di berbagai
negara yang telah dikemukakan? Kita
ketahui bahwa pelayanan kebidanan
di berbagai negara berkembang sesuai
dengan tuntutan kebutuhan masyara-
kat dan disesuaikan dengan sittuasi dan
kondisi negara setempat.
21. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 20
2. Perkembangan Pelayanan Bidan
di Indonesia
Baiklah..untuk selanjutkan akan Anda
ikuti perkembangan pelayanan bidan
di Indonesia.
Seperti pelayanan bidan di berbagai
belahan dunia ini, pada awalnya bi-
dan hanya mempersiapkan ibu hamil
agar dapat melahirkan secara alamiah,
membantu ibu dalam masa persalinan
dan merawat bayi, demikian pula yang
terjadi di Indonesia. Namun karena le-
tak geografis Indonesia yang merupak-
an negara kepulauan, banyak daerah
yang sulit dijangkau oleh tenaga me-
dis dan banyaknya kasus resiko tinggi
yang tidak dapat ditangani terutama di
daerah yang jauh daripelayanan kes-
ehatan, hal-hal inilah yang mendorong
diberikannya wewenang kepada bidan
untuk melaksanakan tindakan kegawat
daruratan pada kasus-kasus dengan
penyulit terbatas, misalnya manual
placenta, forsep kepala letak rendah,
infus dan pengobatan sederhana. Ke-
wenangan bidan untuk saat ini diatur
dalam Permenkes No.1464/Menkes/
PER/2010, namun sebelumnya kita lan-
jutkan dulu mengikuti perkembangan
pelayanan bidan.
Bagaimana....? Apakah Anda masih ter-
tarik mengikuti uraian berikut....? Mari
kita ikuti sejarah perkembangan pelay-
anan bidan selanjutnya !
Bidan di Indonesia diizinkan mem-
buka praktek mandiri, seiring dengan
perkembangan kesehatan masyarakat.
Pelayanan dan fungsi bidan diperluas
seiring dengan kebijakan pemerintah
mengenai pelayanan kesehatan yang
berorientasi pada masyarakat. Pelay-
anan.bidan juga .diarahkan kepada
individu, keluarga dan masyarakat. Se-
lanjutnya pada tahun 1952 diperkenal-
kan pelayanan kesehatan ibu dan anak
di Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA).
Pada tahun 1960 program Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA) menjadi program
layanan bidan di seluruh Puskesmas.
Selanjutnya pelayanan Keluarga Beren-
cana dikembangkan secara Nasional
pada tahun 1974 dan bidan diizinkan
memberikan layanan Keluarga Beren-
cana (KB) dengan metode sederhana,
metode hormonal ( KB pil, suntik, Im-
plan) dan IUD (Intra Uterine Device).
Pada tahun1990 perkembangan KIA
mengarah pada keselamatan keluarga
dan pelayanan bidan berkaitan den-
gan peningkatan peran wanita dalam
mewujudkan kesehatan keluarga.
Padasidangkabinettahun1992presiden
Suharto mengemukakan perlunya di-
didik
bidan
untuk
men-
j a d i
bidan
desa.
A d a -
Gambarpelayanan
Posyandu
22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 21
pun tugas pokok bidan desa adalah
pelaksana layanan KIA, khususnya lay-
anan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas
dan bayi baru lahir termasuk pembi-
naan dukun bayi, KB, pembinaan Po-
syandu (Pos Pelayanan Terpadu dan
mengembangkan pondok bersalin.
Nah,.. saudara – saudara sekalian, di
atas sudah disampaikan perkembangan
pelayanan bidan yang melakukan prak-
tek mandiri, bidan yang bekerja di pusk-
esmas dan bidan desa, selanjutnya kita
pelajari bidan yang bekerja di rumah
sakit !
Pelayanan bidan di rumah sakit berori-
entasi pada pelayanan kesehatan indi-
vidu berupa pelayanan klinik antenatal,
gangguan reproduksi, senam hamil,
pendidikan perinatal, kamar bersalin,
kamar operasi kebidanan, ruang nifas
dan ruang perinatal.
Pada tahun 1994 dengan adanya ICPD,
pelayanan bidan di Indonesia juga
terpengaruh yaitu pelayanan bidan
lebih menekankan pada kesehatan re-
produksi dan memperluas area pelay-
anan bidan yang meliputi Safemother-
hood (program penyelamatan selama
masa reproduksi), Family Planning
(Keluarga Berencana), Penyakit Menu-
lar Seksual (PMS) termasuk infeksi sal-
uran .reproduksi, kesehatan reproduksi
remaja dan kesehatan reproduksi lan-
jut usia (lansia). Saat ini dengan adanya
Millenium Development Goals (MDG’s)
pelayanan kebidanan lebih difokus-
kan untuk mencapaiMDG’s pada tahun
2015 terutama pencapaian tujuan no-
mor 4 yaitu penurunan angka kematian
anak dan nomor 7 yaitu peningkatan
derajat kesehatan ibu.
Saudara-saudara untuk melengkapi
pengetahuan Anda tentang perkemban-
gan pelayanan Bidan, Anda perlu men-
getahui produk peraturan-peraturan
pemerintah yang mengatur tentang tu-
gas, fungsi dan wewenang bidan.
Berikut ini adalah Peraturan-peraturan
Menteri Kesehatan (Permenkes) yang
mengatur tentang tugas, fungsi dan
wewenang bidan:
• Permenkes No.5380/IX/1963:
wewenang bidan terbatas pada
pertolongan persalinan normal
secara mandiri dan didampingi
oleh tugas lain.
• Permenkes No.363/IX/1980
diubah menjadi Permenkes
623/1989: Pembagian we-
wenang bidan menjadi we-
wenang umum dan khusus.
Dalam wewenang khusus bidan
melaksanakan tugas dibawah
pengawasan dokter.
• Permenkes No.572/VI/1996:
mengatur registrasi dan prak-
tek bidan. Bidan dalam melak-
sanakan prakteknya diberi ke-
wenangan yang mandiri yaitu
mencakup: KIA, KB dan kese-
hatan masyarakat.
23. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 22
• Kepmenkes No.900/VII/2002
tentang registrasi dan praktek
bidan, penyempurnaan dari
Permenkes 572/VI/1996 sehu-
bungan dengan berlakunya UU
no 32 tahun 1999 tentang oto-
nomi daerah.
• Permenkes No.1464/Menkes/
PER/2010 tentang izin dan pe-
nyelenggaraan praktek bidan
yang merupakan penyem-
purnaan dari Permenkes No.
HK.02.02/Menkes/149/I/2010.
Pada saat ini pelayanan bidan di In-
donesia mengacu pada Permenkes
No.1464/Menkes/PER/2010 pasal 9
yaitu: Bidan dalam menjalankan praktik,
berwenang untuk memberikan pelay-
anan yang meliputi: pelayanan kese-
hatan ibu, pelayanan kesehatan anak,
dan pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana.
Dalam melaksanakan tugas, bidan
melakukan kolaborasi, konsultasi, dan
rujukan sesuai kondisi pasien.
Selanjutnya Anda akan mempelajari
pasang surutnya pendidikan bidan di
Indonesia. Mari...kita ikuti uraian selan-
jutnya!
Bersamaan dengan dikembangkannya
pendidikan dokter Indonesia pertama
(Dokter Jawa), maka pada tahun 1851
Dr. Willem Bosch, seorangdokter militer
Belanda membuka pendidikan bidan
bagi wanita pribumi di Batavia. Akan
tetapi pendidikan ini hanya berlang-
sung singkat dan ditutup dua tahun
kemudian, karena kurangnya calon/
peminat.
T e t a p i
p a d a
t a h u n
1 8 9 1
d i a d a -
kan per-
s i a p a n
u n t u k
dibuka kembali dan baru pada tahun
1902 dilaksanakan lagi pendidikan bi-
dan untuk wanita pribumi.
Tahun 1904 dibuka pendidikan bidan
untuk wanita turunan belanda-Indo
di salah satu rumah sakit swasta di
Makassar.
Bidan yang lulus harus mau ditempat-
kan dimana saja tenaganya dibutuh-
kan dan mau menolong masyarakat
yang tidak atau kurang mampu secara
cuma-cuma. Lulusan ini mendapat
tunjangan dari pemerintah kurang leb-
ih 15-25 Gulden per bulan. Kemudian
dinaikkan menjadi 40 gulden per bulan
(tahun 1922).
Tahun 1911/1912 dimulai pendidikan
tenaga keperawatan secara terencana
di CBZ
( R S U P )
Semarang
dan Bata-
via. Calon
d i t e r i m a
Dr.WillemBoschCBZSemarang
24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 23
dari HIS (SD 7 tahun) dengan pendi-
dikan keperawatan 4 tahun dan pada
awalnya hanya menerima peserta didik
pria. Dalam tahun 1914 telah diterima
juga peserta didik wanita pertama dan
bagi perawat wanita yang lulus dapat
meneruskan ke pendidikan kebidanan
selama 2 tahun. Untuk perawat pria
dapat meneruskan pendidikan kepera-
watan lanjutan selama 2 tahun jiga.
Pada tahun 1935/1938 pemerintah Be-
landa mulai mendidik bidan lulusan
Mulo (SMP bagian B), dan hampir ber-
samaan dibuka sekolah bidan di bebe-
rapa kota besar antara lain di RS Ber-
salin Budi kemuliaan, RSB Padang Dua
di Jakarta dan RSB Mardi Waluyo Se-
marang. Pada tahun yang bersamaan
dikeluarkan sebuah peraturan yang
membedakan lulusan bidan dengan
latar belakang pendidikan. Bidan den-
gan dasar pendidikan Mulo dan kebi-
danan 3 tahun disebut bidan kelas satu
(Vroedvrouw cerste Klas) dan Bidan
dari lulusan perawat (mantri) disebut
bidan kelas dua (vroedvrouw tweede
klas). Perbedaan ini menyangkut ke-
tentuan gaji pokok dan tunjangan bagi
bidan. Pada jaman penjajahan Jepang,
pemerintah mendirikan sekolah per-
awat ataupun sekolah bidan dengan
nama dan dasar yang berbeda dan
persyaratan sama dengan zaman pen-
jajahan Belanda. Peserta didik kurang
berminat memasuki sekolah tersebut
dan mendaftar karena terpaksa, karena
tidak ada pendidikan lain yang sema-
cam ini.
Pada tahun 1950-1953 dibuka sekolah
bidan dari lulusan SMP dengan batar
usia minimal 17 tahun dan lama pen-
didikan 3 tahun. Mengingat kebutuhan
tenaga untuk menolong persalinan cu-
kup banyak, maka dibuka pendidikan
pembantu bidan yang disebut penjen-
ang kesehatan E atau pembantu bidan
yang dilanjutkan sampai dengan tahun
1976 dan setelah itu ditutup. Peserta
didik PK/E adalah lulusan SMP plus 2
tahun kebidanan dasar. Banyak dari
PK/E kemudian melanjutkan ke pendi-
dikan bidan (2 tahun).
Tahun 1953 dibuka kursus tambahan
bidan (KTB) di Yogyakarta, lamanya
kursus antara 7-12 minggu, pada ta-
hun 1960 KTB dipindahkan ke Jakarta.
Tujuan dari KTB ini adalah untuk mem-
perkenalkan kepada lulusan bidan
mengenai perkembangan program
KIA dalam pelayanan kesehatan ma-
syarakat, sebelum lulusan memulai tu-
gasnya sebagai bidan terutama bidan
di BKIA. Pada tahun 1967 KTB ditutup
(discontinued).
Tahun 1954 dibuka pendidikan guru bi-
dan bersamaan dengan guru perawat
dan perawat kesehatan masyarakat di
Bandung. Pada awalnya pendidikan
ini berlangsung satu tahun, kemu-
dian menjadi dua tahun dan terakhir
berkembang menjadi tiga tahun. Pada
awal tahun 1972 institusi pendidikan
ini dilebur menjadi sekolah guru per-
25. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 24
awat (SGP). Pendidikan ini menerima
calon dari lulusan sekolah perawat dan
sekolah bidan.
Pada tahun 1970 dibuka program pen-
didikan bidan yang menerima lulusan
dari sekolah pengatur rawat (SPR) dit-
ambah dua tahun pendidikan bidan
yang disebut SPLJK (Sekolah Pendidi-
kan Lanjutan Jurusan Kebidanan). Pen-
didikan ini tidak dilaksanakan secara
merata di semua propinsi.
Pada tahun 1974 mengingat jenis tena-
ga kesehatan menengah dan bawah
sangat banyak (24 kategori), Departe-
men Kesehatan melaksanakan penye-
derhanaan pendidikan tenaga kesehat-
an non-sarjana. Sekolah bidan ditutup
dan dibuka sekolah perawat kesehatan
(SPK) dengan tujuan adanya tenaga
multi purpose di lapangan dimana
salah satu tugasnya adalah menolong
persalinan normal. Namun karena ad-
anya perbedaan falsafah dan kuriku-
lum terutama yang berkaitan dengan
kemampuan seorang bidan, maka tu-
juan pemerintah agar SPK dapat me-
nolong persalinan tidak tercapai atau
terbukti tidak berhasil.
Pada tahun 1981 untuk meningkatkan
kemampuan perawat kesehatan (SPK)
di dalam pelayanan kesehatan ibu dan
anak termasuk kebidanan, dibuka pen-
didikan diploma I kesehatan ibu dan
anak. Pendidikan ini hanya berlang-
sung satu tahun dan tidak dilakukan
oleh semua institusi.
Pada tahun 1975-1984 tidak ada pen-
didikan bidan. Kemudian pada tahun
1985 dibuka lagi program pendidikan
bidan (PPB) yang menerima lulusan
SPR dan SPK. Pada saat itu dibutuhkan
bidan yang memiliki kewenangan un-
tuk meningkatkan pelayanan kesehat-
an ibu dan anak serta keluarga beren-
cana di masyarakat. Lama pendidikan
satu tahun dan lulusannya dikemba-
likan kepada institusi yang mengirim.
Perjalanan pendidikan bidan di Indo-
nesia dapat dikatakan tragis bila di-
kaitkan dengan perkembangan satu
profesi di lingkungan kesehatan, teru-
tama dengan ditutupnya pendidikan
bidan selama kurun waktu 9 tahun
(1975-1984). Namun kondisi ini tidak
merubah citra bidan di masyarakat, di-
mana bidan masih menempati posisi
kedua dalam pelayanan kesehatan ibu
dan anak disamping dokter Obsgyn. Bi-
dan tetap diharapkan keberadaannya
oleh keluarga khususnya kaum wanita
atau para ibu, selama mereka membu-
tuhkannya dalam kaitan dengan kese-
hatan reproduksi dan terutama keingi-
nan mereka menjadi seorang ibu dari
anak-anaknya yang sehat sejahtera.
Oleh karena itu pada tahun 1989 di-
buka crash program pendidikan bidan
secara nasional yang memperboleh-
kan lulusan SPK untuk langsung masuk
program pendidikan bidan. Program ini
dikenal sebagai program pendidikan
Bidan A (PPB/A). Lama pendidikan satu
26. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 25
tahun dan lulusannya ditempatkan di
desa-desa, dengan tujuan untuk mem-
berikan pelayanan kesehatan terutama
pelayanan kesehatan terhadap ibu dan
anak di daerah pedesaan dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan keluarga
dan menurunkan angka kematian ibu
dan anak. Untuk itu pemerintah secara
politis menempatkan seorang bidan
di tiap desa. Setelah tahun 1996 bidan
desa merupakan bidan PTT (Pegawai
Tidak Tetap) dan kontrak 3 tahun den-
gan pemerintah, yang kemudian dapat
diperpanjang 2 kali 3 tahun lagi.
Penempatan bidan di desa ini menye-
babkan orientasi sebagai tenaga kese-
hatan berubah. Bidan di desa harus di-
persiapkan sebaik-baiknya tidak hanya
kemampuan profesionalnya sebagai
bidan tetapi juga kemampuan untuk
berkomunikasi, konseling dan kemam-
puan untuk menggerakkan masyarakat
desa dalam meningkatkan taraf kese-
hatan ibu dan anak. Program pendidi-
kan bidan (A) diselenggarakan dengan
peserta didik cukup besar. Diharapkan
pada tahun 1996 sebagian besar desa
sudah memiliki minimal seorang bi-
dan. Lulusan pendidikan ini kenyatan-
nya juga tidak memiliki pengetahuan
dan ketrampilan seperti yang diharap-
kan sebagai seorang bidan profesional,
karena lama pendidikan yang terlalu
singkat dan jumlah peserta didik ter-
lalu besar dalam kurun waktu satu ta-
hun akademik, mengakibatkan kesem-
patan peserta didik untuk praktik klinik
kebidanan sangat kurang, sehingga
tingkat kemampuan yang dimiliki seb-
agai seorang bidan juga kurang.
Pada tahun 1993 dibuka program pen-
didikan bidan program B, yang peserta
didiknya dari lulusan Akademi perawat
(Akper) dengan lama pendidikan satu
tahun. Tujuan program ini adalah un-
tuk mempersiapkan tenaga pengajar
bidan pada program pendidikan bidan
A. Berdasarkan hasil penelitian terha-
dap kemampuan klinik kebidanan dari
lulusan ini tidak menunjukkan kom-
petensi yang diharapkan karena lama
pendidikan yang terlalu singkat yaitu
hanya 1 tahun. Pendidikan ini hanya
berlangsung selama 2 angkatan (1995-
1996), kemudian ditutup. Pada tahun
1993 ini juga dihadapi masalah di-
mana jumlah lulusan SPK tidak cukup
memenuhi jumlah kebutuhan bidan di
desa, antara lain Irian Jaya (sekarang
Papua) dan Kalimantan Tengah. Untuk
mengatasi masalah tersebut, dibuat
program cepat pendidikan bidan yang
disebut Program Pendidikan Bidan C
(PPB/C) dengan latar belakang pendi-
dikan SMP ditambah pendidikan bidan
selama tiga tahun yang kemudian dis-
elenggarakan di sebelas propinsi dan
hanya untuk kebutuhan yang sangat
mendesak. Program ini hanya berlang-
sung sampai tahun 1997 terkecuali di
Irian Jaya dan Kalimantan Tengah.
Untuk memenuhi tuntutan profesion-
alisme, pada tahun 1996 berdasarkan
27. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 26
Surat Keputusan Menteri Kesehatan
RI Nomor 4118 tahun 1987 dan Surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 009/U/1996 di-
buka program D-III Kebidanan dengan
Institusi Akademi Kebidanan (AKBID)
di enam propinsi dengan menerima
calon peserta didik dari SMA. Pada ta-
hun 2001 tercatat ada 65 institusi yang
menyelenggarakan pendidikan Diplo-
ma III Kebidanan di seluruh Indonesia.
Pada bulan Agustus tahun 2007 ter-
catat jumlah Institusi Pendidikan D-
III Kebidanan sudah mencapai 338
yang dikelola oleh swasta dan 45
Poltekkes yang dikelola oleh pemer-
intah (Depkes). Sebetulnya pada ta-
hun 1964 RS St.Carolus sudah mulai
melaksanakan pendidikan bidan dari
lulusan SMA, lamanya 3,5 tahun, tetapi
pendidikan ini tidak berlangsung lama.
Dengan jumlah institusi yang cukup
besar tersebut dihadapi berbagai ma-
salah antara lain jumlah guru bidan
yang terbatas. Oleh karena itu, pada
tahun 2000 dibuka program Diploma
IV Bidan Pendidik yang diselenggara-
kan Fakultas Kedokteran Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta. Pendidikan
ini lamanya 2 semester (1 tahun) dan
telah menghasilkan 60 orang guru bi-
dan pada bulan Maret 2001. Program
pendidikan D-IV kini berjumlah 9 insti-
tusi dan kemungkinan besar jumlah ini
akan bertambah lagi.
Sudara-saudara, ternyata jenjang pen-
didikan bidan tidak hanya berhenti
pada jenjang D-IV, pada saat ini ter-
dapat jenjang pendidikan bidan S1 di
beberapa universitas yaitu Universi-
tas Airlangga (UNAIR) dan Universitas
Brawijaya (UNBRAW) dengan peserta
didik berasal dari sekolah menengah
atas (jalur direct entery) maupun jalur
transfer yaitu peserta didik berasal dari
lulusan D-III. Bahkan saat ini Universi-
tas Padjajaran (UNPAD) sudah menye-
lenggarakan sampai ke jenjang S2 den-
gan peserta didik berasal dari lulusan
D-IV dan lulusannya diberikan gelar
Magister Kebidanan.
Satu hal lagi yang patut dicatat sejarah
pendidikan bidan di Indonesia adalah
lahirnya Asosiasi Institusi Pendidikan
Kebidananan Indonesia (AIPKIND)
yang dideklarasikan di Jakarta pada ta-
hun 2008.
SalahsatuPoltekkesdiRiau
28. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 27
Nah...apakah yang dapat Anda sim-
pulkan dari uraian mengenai perkem-
bangan pelayanan dan pendidikan bi-
dan di Indonesia? Apakah pemerintah
dan masyarakat Indonesia semakin
menyadari pentingnya peran seorang
bidan? Apakah pendidikan bidan yang
ada sekarang ini sudah dapat meng-
hasilkan lulusan yang memiliki kualiifi-
kasi seorang bidan yang kompeten?
Selamat, Anda sudah selesai mempela-
jari materi pelayanan dan pendidikan
bidan baik yang diluar negeri maupun
yang diluar negeri, semoga dengan
memahami materi di atas Anda bisa
mengetahui perkembangan pelay-
anan dan pendidikan bidan dari masa
ke masa yang mengalami pasang surut
sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
masyarakat, situasi dan kondisi pada
masing-masing negara termasuk di In-
donesia.
Rangkuman
Pada awalnya bidan hanya memberi-
kan pelayanan mulai dari memper-
siapkan ibu hamil agar dapat melahir-
kan secara alamiah, lalu membantu
ibu dalam masa persalinan dan mem-
bantu merawat bayi yang dilahirkan.
Hal ini diperkuat dengan ditemukan-
nya beberapa bukti yang mendukung
baik berupa patung maupun beberapa
tulisan tentang pelayanan bidan.
Pelayanan kebidanan terus berkem-
bang dinamis seiring dengan peru-
bahan yang terjadi secara global baik
berupa perubahan tuntutan terhadap
pelayanan bidan maupun kebijakan
kesehatan dunia yang berpengaruh
pula terhadap tugas, peran dan fung-
si serta wewenang bidan. Pelayanan
bidan di Indonesia juga disesuaikan
dengan situasi dan kondisi di Indonesia
termasuk adanya kewenangan khusus
karena letak geografis Indonesia seba-
gai negara kepulauan. Pada saat ini pe-
layanan bidan di Indonesia mengacu
pada Permenkes No.1464/Menkes/
PER/2010 Pasal 9 yaitu: Bidan dalam
menjalankan praktik, berwenang untuk
memberikan pelayanan yang meliputi:
pelayanan kesehatan ibu, pelayanan
29. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 28
kesehatan anak, dan pelayanan kese-
hatan reproduksi perempuan dan kelu-
arga berencana. Dalam melaksanakan
tugas, bidan melakukan kolaborasi,
konsultasi, dan rujukan sesuai kondisi
pasien.
Seiring dengan perubahan dan
perkembangan jaman, mutu pelay-
anan kebidanan terus ditingkatkan
di seluruh negeri (internasional). Se-
bagaimana definisi bidan itu sendiri,
pelayanan yang diberikan harus ber-
sifat komprehensif dan berkesinam-
bungan. Tuntutan dari peningkatan
kualitas pelayanan ini tidak lepas dari
perkembangan proses pendidikan ke-
bidanan itu sendiri. Berdasarkan hal
tersebut negara-negara di dunia sudah
mengembangkan konsep pendidikan
kebidanan dengan pola tertentu yang
disepakati. Namun tetap mengacu
pada ketetapan WHO dan kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang bidan.
Perkembangan pendidikan kebidanan
di Indonesia sudah ada sejak jaman
kolonial Belanda, dimana pendidikan
bidan di Indonesia mengalami pasang
surut. Dalam menyelenggarakan pro-
gram D III Kebidanan yang cukup besar
lingkupnya, diperlukan sumber daya
manusia yang cukup sebagai tenaga
pengajar, karena itu program Bidan
Pendidik juga terus dikembangkan.
Pada saat ini jenjang pendidikan bidan
sudah mencapai jenjang S1 dan S2.
Pengembangan pendidikan kebidanan
harus dirancang secara berkesinam-
bungan, berjenjang dan berlanjut
sesuai dengan prinsip belajar seumur
hidup.
30. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 29
Test Formatif
JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI !
1. Pada tahun 1851 dibuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di Batavia
oleh seorang dokter militer Belanda yang bernama...
A. Gubernur Jenderal Hendrik William Deandels
B. Dr. W. Bosch
C. Hipocrates
D. Soranus
E. Albert Einstein
2. Pada tahun 1953 dibuka Kursus Tambahan Bidan (KTB) di Yogyakarta. Seiring
dengan dibukanya pelatihan tersebut, didirikan pula wadah untuk memberi-
kan pelayanan kebidanan yang bernama...
A. Pendidikan Bidan- Bidan
B. Puskesmas
C. Posyandu
D. Balai Kesehatan Ibu dan Anak
E. Pendidikan Jarak Jauh
3. Pelayanan di Posyandu mencakup lima kegiatan yaitu ...
A. Pemeriksaan kehamilan, pelayanan keluarga berencana, imunisasi, gizi, dan
kesehatan lingkungan
B. Pemeriksaan kehamilan, pelayanan keluarga berencana, imunisasi, gizi, dan
persalinan
C. Pemeriksaan kehamilan, pelayanan nifas, imunisasi, gizi, dan persalinan
D. Pemeriksaan kehamilan, pelayanan nifas, imunisasi, gizi, dan kesehatan
lingkungan
E. Pelayanan deteksi dini penyakit-penyakit yang terjadi pada daerah tropis
4. Titik tolak Konferensi Kependudukan Dunia di Kairo pada tahun 1994 yang
menekankan pada kesehatan reproduksi (reproductive health), memperluas
area garapan pelayanan bidan. Area tersebut adalah sebagai berikut kecua-
li.......
A. Safe motherhood
31. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 30
B. Keluarga berencana
C. Pijat bayi
D. Penyakit menular seksual
E. Penanganan HIV/AIDS
5. Kewenangan bidan diatur dalam peraturan yang dibuat oleh pemeritah. Pera-
turan yang terbaru adalah...
A. PP RI nomor 33 tahun 2012
B. Permenkes No. . 900/Menkes/SK/VII/2002
C. Permenkes 1464/Menkes/Per/X/2010
D. Permenkes No. 572/VI/1996
E. Permenkes No.1464 tahun 2010
Tugas
Buatlah essai tentang Perkembangan Layanan dan Pendidikan Kebidanan yang
ada di Indonesia pada kurun waktu mulai tahun 2001 sampai sekarang. Pandu-
an tentang penulisan dan penilaian essay harus Anda lihat pada modul 6 yaitu
tentang Panduan Penulisan Essay
32. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 31
Kunci JawabanTest Formatif
1. B
2. D
3. A
4. C
5. E
33. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 32
Perkembangan Organisasi Bidan
Kegiatan Belajar II
1. Menjelaskan perkembangan organisasi pro-
fesi di luar negeri
2. Menjelaskan perkembangan organisasi pro-
fesi di dalam negeri
TUJUANPembelajaran Khusus
1. Perkembangan organisasi profesi di luar neg-
eri
2. Perkembangan organisasi profesi di dalam
negeri
POKOKMateri
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2 di-
harapkan Anda bisa menjelaskan perkem-
bangan organisasi bidan
TUJUANPembelajaran Umum
34. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 33
Uraian Materi
1. Perkembangan Organisasi Pro-
fesi Bidan di luar negeri
Salam hangat untuk Anda, semoga Tu-
han masih memberikan berkah-Nya
kepada Anda untuk melanjutkan mem-
pelajari Perkembangan Organisasi Pro-
fesi Bidan di Luar Negeri.
Saudar-saudara, untuk organisasi pro-
fesi bidan dunia kita mengenal Interna-
tional Confederation of Midwives (ICM).
The International Confederation of
Midwives (ICM) merupakan organisasi
p r o f e s i
b i d a n
d u n i a
y a n g
m e m -
berikan
d u k u n -
gan dan
t e l a h
menun-
j u k k a n
pengua-
tan untuk organisasi bidan di berbagai
negara di belahan dunia. Pada saat ini
ICM telah memiliki anggota lebih da
100 organisasi profesi bidan dari ber-
bagai negara di dunia ini.
ICM berfungsi bekerja secara global
dengan bidan-bidan di seluruh dunia
dan organisasi profesi bidan dari berb-
agai dunia untuk melindungi hak asasi
perempuan dan memberikan akses
layanan kebidanan pada masa antena-
tal, intranatal maupun post natal dan
masa mengasuh anak. Dalam men-
jalankan tugasnya ICM banyak beker-
jasama dengan organisasi dunia yaitu
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) atau
United Nation (UN), World Health Or-
ganization (WHO). Tugas utama ICM
tentunya adalah untuk menurunkan
angka kematian ibu dan anak selama
proses reproduksi dan pengasuhan
anak. Dengan mencanangkan salah
satunya dengan program safe-moth-
erhood dengan terus memperkuat ak-
ses perempuan terhadap layanan kebi-
danan yang aman.
Adapun Visi dari ICM adalah: ICM
membayangkan sebuah dunia di
mana setiap wanita subur memi-
liki akses ke perawatan bidan un-
tuk dirinya sendiri dan bayinya.
Sedangkan Misinya: ICM berusaha un-
tuk memperkuat asosiasi anggota dan
untuk memajukan profesi kebidanan
secara global dengan mempromosi-
kan bidan otonom sebagai pengasuh
yang paling tepat untuk melahirkan
anak perempuan dan dalam men-
jaga persalinan normal, dalam rang-
ka meningkatkan kesehatan re-
produksi perempuan, dan kesehatan
PresidenICMsaatberpidatopadaacaraWHO
SouthEastAsiaRegionalmeetingontheQualityof
MidwiferyEducationandServices
35. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 34
bayi mereka dan mereka keluarga.
Sedangkan untuk pendidikan bidan,
ICM menetapkan kebijakan sebagai
berikut: “ICM Standar global untuk
pendidikan kebidanan”. Melalui ke-
bijakan tersebut dibangun salah satu
pilar penting dari upaya ICM untuk
memperkuat kebidanan di seluruh
dunia dengan mempersiapkan bidan
yang memenuhi syarat untuk mem-
berikan kualitas, pelayanan kesehatan
berbasis bukti tinggi untuk wanita,
bayi baru lahir dan melahirkan keluar-
ga. Standar pendidikan dikembangkan
bersama-sama dengan update kompe-
tensi penting untuk praktik kebidanan
dasar, yang menentukan isi inti dari
setiap program pendidikan kebidanan.
Standar tersebut tersedia di Website
ICM dalam bahasa Inggris, Perancis
dan Spanyol.
Setelah mempelajari uraian di atas,
apakah Anda telah memahami peran
suatu organisasi bagi suatu profesi ter-
tentu? Selanjutnya mari Anda ikuti se-
jarah organisasi profesi bidan dunia ini
dan organisasi profesi bidan di belahan
negara lainnya.
ICM memahami bahwa para bi-
dan telah melakukan upaya untuk
memenuhi tuntutan internasional se-
lama lebih dari 100 tahun. Ada catatan
konferensi bidan ‘yang diadakan di
Berlin, Jerman, pada tahun 1900, ke-
tika lebih dari 1.000 orang bidan hadir.
Peristiwa tersebut diatur pada suatu
waktu tanpa penggunaan telepon,
komputer, kartu kredit atau pesawat
terbang, dan pada saat itu perempuan
yang bepergian sendiri adalah suatu
hal yang sulit dan tidak selalu dapat
diterima. Pada tahun 1919, sekelom-
pok bidan Eropa, yang berpusat di An-
twerp, Belgia berkumpul dan peristiwa
tersebut dijadikan awal terbentuknya
Konfederasi Internasional Bidan.
Pada saat ini, banyak negara telah
memiliki asosiasi nasional bidan,
komunikasi di antara mereka me-
ningkat dan serangkaian per-
temuan rutin pun diluncurkan.
Selama 1930-an dan 1940-an, per-
jalanan dan komunikasi di Eropa ter-
ganggu oleh perang dan kerusuhan.
Sayangnya, catatan rinci tentang per-
temuan dan dokumen bidan sebelum-
nya ‘hancur, namun, keinginan untuk
melanjutkan kerja internasional masih
kuat. Pada tahun 1954, inisiatif tumbuh
lagi dan kali ini lokasinya di London,
Inggris. Untuk pertama kalinya, nama
‘Konfederasi Internasional Bidan’ didiri-
kan, dan juga gagasan kongres tiga ta-
hunan rutin diputuskan. Sejak tahun
1954 rangkaian pertemuan tersebut
setiap tiga tahun tetap tak terputus.
ICM sekarang memiliki lebih dari 100
anggota - semua asosiasi kebidanan
otonom, dari sekitar 100 negara yang
mencakup empat wilayah: Afrika, Asia
Pasifik, Amerika dan Eropa. Setiap aso-
siasi anggota mengirimkan delegasi ke
36. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 35
Dewan ICM, yang merupakan badan
secara keseluruhan, masing-masing
daerah memilih wakil-wakil ke papan
yang lebih kecil, yang mengawasi bis-
nis yang berkelanjutan. Konfederasi
Dewan ICM memutuskan pada tahun
1999 untuk memindahkan lokasi kan-
tor pusat dari London ke Den Haag, di
Belanda, dan itu telah berdiri di sana
sejak lama. Markas staf permanen telah
meningkat dari pengangkatan tahun
1987 dari semula satu tenaga paruh
waktu sekretaris eksekutif, meningkat
untuk kelompok yang lebih besar saat
ini, tenaga yang mengelola organisasi
termasuk Sekretaris Jenderal, Program
Co-ordinator, Manajer Komunikasi dan
bantuan administrasi paruh waktu lain-
nya. ICM jurnal, Kebidanan Internasi-
onal, sekarang dalam tahun ke-18 nya
berkomunikasi “ke, dari dan di antara
bidan di seluruh dunia” dan situs ICM
di www.internationalmidwives.org
telah membantu akses cepat ke ICM
berita dan kegiatan sejak tahun 2000.
Kongres internasional diadakan setiap
tiga tahun. Situs masing-masing dipu-
tuskan untuk enam tahun ke depan,
dan acara ini diselenggarakan oleh
ICM dan co-hostnya adalah salah satu
asosiasi anggotanya. Tempat selama
50 tahun terakhir ini antara Yerusa-
lem, Kobe, Manila, Santiago, Sydney,
Vancouver dan Washington, serta ber-
bagai kota di Eropa. Kongres ini telah
menjadi fokus utama untuk bisnis rutin
bidan global, pertemuan profesional
dan ilmiah.Selain itu, pertemuan re-
gional dan konferensi yang sering dia-
dakan di tahun-tahun antara kongres.
Misi ICM adalah untuk “memajukan se-
luruh dunia melalui tujuan dan aspirasi
bidan dalam pencapaian hasil yang
lebih baik bagi perempuan dalam be-
berapa tahun mereka melahirkan anak,
bayi mereka dan keluarga mereka di
mana pun mereka berada”.
ICM merupakan organisasi pendukung
resmi “Kesehatan Informasi Untuk
Semua” tahun 2015, sebuah inisiatif
global yang tujuannya meliputi: Pada
tahun 2015, setiap bidan akan memiliki
akses ke informasi yang mereka butuh-
kan untuk belajar, untuk mendiagnosa,
untuk memberikan perawatan dan
pengobatan yang tepat, dan menyela-
matkan nyawa.
Nah...bagaimana pendapat Anda ten-
tang peran ICM sebagai organisasi bi-
dan dunia? Sekarang kita akan menuju
Amerika Utara untuk mengenal organ-
isasi profesi bidan di sana!
The North American Registry Midwife
(NARM) mendukung sistem perawatan
kesehatan di mana setiap keluarga di
Amerika Utara memiliki akses ke bi-
dan terampil dan bertanggung jaw-
ab. NARM menetapkan standar untuk
sertifikasi berbasis kompetensi yang
37. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 36
memungkinkan bidan untuk mendu-
kung hak perempuan untuk memilih
kelahirannya dan tempat lahir dan un-
tuk melibatkan seseorang yang mer-
eka kehendaki.
NARM mengakui potensi hasil yang
lebih baik yang mencakup biaya yang
lebih rendah dan intervensi yang lebih
sedikit untuk ibu melahirkan dan bayi
mereka ketika dihadiri oleh bidan pro-
fesional bersertifikat.
NARM didedikasikan untuk memaju-
kan profesi dengan mendukung upa-
ya-upaya advokasi untuk pengakuan
hukum di tingkat negara bagian
dan federal. NARM mendedikasikan
persentase yang signifikan dari ang-
garan tahunan untuk pengembangan
pelatihan advokasi, menawarkan loka-
karya, partisipasi dalam legislasi, kes-
ehatan masyarakat, dan konferensi ke-
bidanan, menciptakan materi promosi,
dan melayani di komite penasehat un-
tuk inisiatif tingkat negara bagian dan
federal.
Selain NARM, di Amerika juga terdapat
organisasi bidan yang lain yaitu The
American Association of Naturopath-
ic Midwife (AANM) adalah organisasi
profesional untuk bidan naturopati.
Bidan naturopati adalah bidan yang
membantu kelahiran paling luas yang
dilatih secara alami yang tersedia bagi
seorang ibu dan keluarganya. AANM
ada untuk mendidik masyarakat ten-
tang kebidanan naturopati dan untuk
memberikan dukungan klinis, pendi-
dikan berkelanjutan, standar perizinan
dan program mentoring bagi para
anggotanya.
Bagaimana dengan organisasi profesi
bidan di Kanada? Mari kita ikuti materi
di bawah ini!
The Canadian Association of Midwife
(CAM) adalah organisasi nasional yang
mewakili bidan dan profesi kebidanan
di Kanada. Misi dari CAM adalah untuk
memberikan kepemimpinan dan advo-
kasi untuk kebidanan sebagai bagian
penting dari sistem perawatan bersalin
primer di seluruh provinsi dan wilayah,
yang diatur dan didanai publik. CAM
mempromosikan pengembangan pro-
fesi untuk kepentingan umum dan
memberikan kontribusi perspektif ke-
bidanan terhadap agenda kebijakan
kesehatan nasional.
Visi dari Asosiasi Bidan Kanada (CAM)
adalah bahwa kebidanan merupak-
an dasar pelayanan kesehatan ibu
dan bayi baru lahir, dan bahwa setiap
wanita di Kanada akan memiliki akses
ke perawatan bidan untuk dirinya dan
bayinya.
Bagaimana dengan organisasi profesi
bidan di Selandia Baru? Mari ikuti ma-
teri di bawah ini!
New Zealand College of Midwives
(NZCOM) adalah organisasi profesion-
al dan diakui ‘suara’ nya untuk bidan
dan bidan pelajar di Selandia Baru.
38. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 37
Tujuan NZCOM adalah:
• Memajukan profesi kebidanan
• Berbicara nasional dan regional un-
tuk kepentingan bidan dan wanita
• Menegakkan Konfederasi Interna-
sional Bidan (World Health Organ-
isations) tentang definisi dari peran
bidan dan ruang lingkup praktek
• Menegakkan dan memajukan Kebi-
danan Selandia Baru dengan Model
kemitraan dengan Perempuan
Setelah mengikuti beberapa uraian di
atas, dapatkah Anda menyimpulkan
seberapa besar peran organisasi pro-
fesi internasional bagi perkembangan
profesi bidan? Untuk selanjutnya mari
kita tinjau bagaimana perkembangan
organisasi profesi bidan di Indonesia.
39. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 38
1. PERKEMBANGAN ORGANISASI
PROFESIIKATANBIDANINDONESIA
(IBI)
Ciri dari suatu profesi adalah adanya wa-
dah atau organisasi yang berkewajiban
melindungi seluruh anggotanya terma-
suk meningkatkan kesejahteraan ang-
gota. Disamping itu organisasi profesi juga
berkewajiban untuk meningkatkan kualitas
pelayanan yang diberikan oleh anggotan-
ya kepada masyarakat melalui peningka-
tan kualitas/profesionalisme bidan.
Dalam sejarah Bidan Indonesia
menyebutkan bahwa tanggal 24 Juni
1951 dipandang sebagai hari jadi IBI.
Pengukuhan hari lahirnya IBI tersebut
didasarkan pada hasil konferensi bidan
pertama yng diselenggarakan di Jakarta 24
Juni 1951 yang merupakan prakarsa bidan-
bidan senior yang berdomisili di Jakarta.
Konferensi bidan pertama tersebut telah
berhasil meletakkan landasan yang kuat
serta arah yang benar bagi perjuangan
bidan selanjutnya, yaitu mendirikan
sebuah organisasi profesi bernama Ikatan
Bidan Indonesia (IBI), berbentuk kesatuan,
bersifat nasional, berazaskan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pada tanggal 15 Oktober 1954 IBI diakui
dan sah sebagai satu organisasi profesi
yang berbadan hukum dan tertera dalam
lembaran Negara NO..J.A.5927 pada
Departemen Kehakiman.
IBI yang seluruh anggotanya terdiri dari
wanita telah bergabung dengan Konggres
Wanita Indonesia (KOWANI) pada
tahun 1951, hingga kini IBI tetap aktif
mendukung program-program KOWANI
bersama organisasi wanita lainnya dalam
meningkatkan derajat kaum wanita
Indonesia. Selain itu sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang RI No. 8 tahun
1985 tentang wajib lapor bagi organisasi
kemasyarakatan, maka IBI terdaftar
sebagai lembaga Sosial Masyarakat
Indonesia, dengan nomor keanggotaan
133.
Pada tahun 1956 IBI diterima sebagai
anggota International Confederation of
Midwives (ICM) :
Sejak menjadi anggota ICM, IBI
senantiasa berupaya meningkatkan
kinerja lembaganya dan tetap berupaya
hadir dalam setiap kongres internasional
yang dilaksanakan oleh ICM sekali dalam
tiga tahun di Negara-negara yang dipilih
secara bergantian. Utusan IBI yang hadir
biasanya membawakan makalah tentang
perkembangan pelayanan dan pendidikan
kebidanan di Indonesia. Disamping itu, IBI
juga tetap hadir pada pertemuan regional
(regionalmeetings)Asiapasifik.Padatahun
1985 IBI untuk pertama kalinya menjadi
tuan rumah pertemuan ICM Regional Asia
Pasifik, diselenggarakan di Hotel Sahid
Jaya Jakarta. Anggota ICM yang hadir saat
itu adalah Jepang, Australia, New Zeland,
Philiphina, Malaysia, Brunei Darussalam
dan Indonesia.
Pada bulan September tahun 2000 IBI
menjadi tuan rumah untuk kedua kalinya
pertemuan ke-6 regional Asia Pasifik (6th
ICM Asia Pasifik Regional Meeting) yang
diikuti oleh 8 negara yaitu Hongkong,
Bangladesh, Australia, New Zeland,
Jepang, Indonesia, Taiwan dan Thailand
yang diselenggarakan di Denpasar, Bali.
40. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 39
Kerjasama IBI dengan sektor atau
lembaga pemerintah (Kemenkes, BKKBN,
Kementrian Pemberdayan Perempuan,
Kemendagri dan lain-lain) maupun pihak
swasta telah dirintis sejak IBI berdiri. Begitu
pula dengan lembaga internasional terkait
seperti WHO, UNICEF, UNFPA. Dewasa ini
IBI mempunyai 30 pengurus daerah tingkat
propinsi, 318 tingkat cabang di kabupaten
dan kotamadya serta 1.243 ranting di
tingkat kecamatan. Jumlah anggota yang
pada tahun 1954 hanya 6.000 orang, kini
telah berjumlah 73.526 orang.
Penggantian pengurus IBI dilakukan setiap
3 tahun dalam kurun waktu 1953/1988,
kini masa kepengurusan menjadi 5 tahun
sejak kongres IBI ke X di Surabaya pada
tahun 1988. hingga saat ini IBI telah
melaksanakan kongres sebanyak XII
sebagai berikut :
Sejalan dengan pertumbuhan dan
perkembangan IBI, kegiatan IBI semakin
banyak dan dirasakan adanya kebutuhan
untuk membentuk suatu yayasan
sebagai sarana penunjang organisasi
untuk kesejahteraan anggotanya. Hal ini
diteruskan dalam kongres IBI ke VII di
Bandung Jawa Barat pada tanggal 5-10
Juni 1978. maka terbentuk yayasan yang
diberi nama Yayasan Buah Delima Ikatan
Bidan Indonesia dengan Akte Pendiria No.
65 pada tanggal 27 Juli 1982 oleh Notaris
R. Dibjo Djojopranoto, SH. Saat ini Yayasan
Buah Delima telah berjumlah lebih dari
63 cabang tersebar di seluruh Indonesia.
Usaha-usaha yang direncanakan dan
dapat dilaksanakan antara lain :
• Mendapatkan dana bantuan dari
berbagai instansi swasta maupun
pemerintah dan sponsor.
K O N A S
KE
TAHUN TEMPAT KETUA TERPILIH
I 1953 BANDUNG RUTH ROH SANU
II 1955 MALANG Ny. SELO SOEMARJAN
III 1957 YOGYAKARTA TUTI SUTJIATI
IV 1961 L A W A N G
MALANG
RUKMINI OENTOENG
V 1969 JAKARTA RUKMINI OENTOENG
VI 1975 JAKARTA RABIMAR JUZAR BUR
VII 1978 JAKARTA RABIMAR JUZAR BUR
VIII 1982 BANDUNG SAMIARTI MARTOSE-
WOJO
IX 1985 MEDAN SAMIARTI MARTOSE-
WOJO
X 1988 SURABAYA RABIMAR JUZAR BUR
XI 1993 UJUNG PAN-
DANG
NISMA CHAIRIL BAHRI
41. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 40
• Mendirikan rumah bersalin Ikatan bidan
Indonesia.
• Mendirikan tempat penitipan anak (TPA)
• Melatih tenaga pelayanan kesehatan
keluarga dan baby sitter.
• Mendirikan rumah penampungan bidan-
bidan lanjut usia (BULAN), terutama
yang tidak bekerja (Panti Werdha).
• Koperasi serba usaha
• Membina klinik-klinik IBI.
IBI juga berpartisipasi dalam kegiatan
penelitian dengan profesi-profesi terkait
untuk meningkatkan kualitas profesi yang
berkaitan dengan perkembangan disiplin
keilmuan kebidanan. Perjalanan IBI masih
jauh, namun dengan kebulatan tekad dan
kebersamaan anggota IBI di seluruh tanah
air, IBI akan tetap memantapkan profesi
bidan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Setelah mempelajari perkembangan
organisasi profesi bidan di Indonesia,
menurut pendapat Anda apakah sebagai
seorang bidan wajib menjadi anggota IBI
dan apa alasannya?
Selamat, Anda sudah selesai mempelajari
materi organisasi profesi bidan baik yang di
luar negeri maupun yang di dalam negeri,
semoga dengan memahami materi di atas
Anda bisa mengetahui perkembangan
organisasi profesi bidan dari masa ke masa
sehingga Anda akanlebih menghayati dan
mencintai profesi bidan
Rangkuman
Profesi bidan sudah lahir dan berkem-
bang sejak zaman pra-sejarah, dimana
kebidanan merupakan salah satu pro-
fesi yang tertua di dunia sejak awal
peradaban manusia. Seorang bidan
lahir sebagai wanita terpercaya untuk
mendampingi dan menolong ibu-ibu
melahirkan. Peran dan posisi bidan
menjadi terhormat di masyarakat ka-
rena tugas-tugas yang diembannya
sangat mulia dalam upaya memberi-
kan semangat dan membesarkan hati
ibu-ibu dalam proses persalinan sam-
pai sang ibu mampu merawat bayinya
dengan baik.
Bidan harus mampu memberikan asu-
han dan nasehat yang dibutuhkan ke-
pada wanita selama masa hamil, per-
salinan dan postpartum, memimpin
persalinan atas tanggung jawabnya
sendiri serta asuhan bayi baru lahir
dan anak. Asuhan ini termasuk tinda-
kan preventif, pendeteksian kondisi
abnormal pada ibu dan bayi serta
mengupayakan tindakan medis. Dalam
42. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 41
keadaan darurat bidan juga diberi we-
wenang pelayanan kebidanan yang
ditujukan untuk penyelamatan jiwa.
Organisasi Kebidanan adalah suatu
organisasi yang aktifitas pokoknya
melakukan pelayanan KIA dan kes-
ehatan kepada masyarakat dengan
salah satu tujuan yang dicapai adalah
membentuk pelayanan yang bermutu
dan berkualitas. Organisasi kebidanan
sangat penting adanya karena organ-
isasi kebidanan merupakan suatu wa-
dah , yang menaungi seluruh bidan di
dalam atau luar negeri. Dari organisasi
kebidanan tersebut maka dapat me-
mudahkan penyaluran visi dan misi
bidan, untuk mengurangi angka kema-
tian ibu (AKI) dan angka kematian bayi
(AKB) juga menambah kesejahteraan
masyarakat di bidang kesehatan. Di
dalam maupun di luar negeri terdapat
berbagai macam organisasi kebidanan,
yang menunjang persatuan bidan di
dalam ataupun di luar negeri.
43. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 42
Test Formatif
Jawablah Pertanyaan Di Bawah Ini dengan Benar!
1. Setelah Kemerdekaan RI, pendirian IBI dilatarbelakangi oleh:
A. Membela tanah air sebagai wujud persatuan nasional
B. Membela kerukunan bidan dan perempuan sebagai kliennya
C. Membela kaum perempuan sebagai wujud persatuan nasional
D. Mempersatukan profesi bidan sebagai wujud persatuan nasional
E. Mempersatukan profesi bidan dan perempuan sebagai wujud persatuan
nasional
2. Hari lahirnya IBI :
A. 24 Juni 1950
B. 24 Juli 1950
C. 24 Juni 1951
D. 24 Juli 1951
E. 25 Juni 1951
3. IBI menjadi anggota ICM pada tahun:
A. 1952
B. 1954
C. 1956
D. 1958
E. 1960
4. ICM singkatan dari:
A. International Coalition of Midwives
B. International Consolidation of Midwives
C. International Configuration of Midwives
D. International Consiliation of Midwives
E. International Confederation of Midwives
5. Tingginya Angka Kematian Ibu saat zaman pemerintahan Hindia Belanda
dikarenakan
A. Biaya kelahiran mahal
44. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 43
B. Penolong persalinan adalah dukun
C. Bidan hanya bekerja untuk kalangan bangsawan
D. Bidan masih sedikit
E. Belum adanya organisasi profesi bidan
Tugas
Tugas: Buatlah essay tentang perkembangan organisasi profesi bidan di luar neg-
eri. Untuk dapat mengerjakan essay Anda harus mempelajari Modul 6 tentang
Panduan Penulisan Essay
45. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 44
Test Akhir
Jawablah Pertanyaan Di Bawah Ini dengan Benar!
1. Pendidikan kebidanan di Indonesia dengan jenjang D III Kebidanan di mulai
tahun:
A. 1995
B. 1996
C. 1997
D. 1998
E. 1999
2. Pelayanan kebidanan pada awalnya difokuskan pada:
A. Pelayanan kehamilan, persalinan,perawatan bayi
B. Pelayanan kehamilan, persalinan, perawatan nifas
C. Pelayanan kehamilan, persalinan, perawatan ibu dan bayi
D. Pelayanan kehamilan, persalinan, nifas dan perawatan bayi
E. Pelayanan kehamilan, persalinan, nifas dan kesehatan reproduksi
3. Bidan diberikan wewenang untuk melakukan penanganan kasus pathologis
dengan kewenangan yang terbatas dengan pertimbangan:
A. Kondisi geografis Indonesia sehingga terbatas akses pelayananan keseha-
tan
B. Kondisi sosial budaya Indonesia sehingga perempuan lebih memilih bidan
C. Kondisi emotional perempuan Indonesia lebih percaya bidan
D. Kondisi spiritual, sehingga perempuan memilih bidan
E. Kondisi ekonomi dan latar belakang pendidikan bidan
4.Kebijakan pemerintah pelayanan kesehatan difokuskan kepada masyarakat,
oleh karena itu pelayanan kebidanan diberikan kepada:
A. Individu dan keluarga
B. Masyarakat dan individu
C. Keluarga dan masyarakat
D. Perempuan dan keluarganya
E. Individu, keluarga dan masyarakat
46. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 45
5. Program Kesehatan Ibu dan Anaka (KIA) diperkenalkan di Puskesmas tahun:
A. 1952
B. 1960
C. 1972
D. 1980
E. 1985
6. Program Kelurga Berencana (KB) diperkenalkan di Puskesmas tahun:
A. 1971
B. 1972
C. 1973
D. 1974
E. 1975
7. Pada tahun 1992 presiden mencanangkan program:
A. Satu desa satu bidan desa
B. Pendidikan bidan minimal Diploma I
C. Pendidikan bidan minimal Diploma III
D. Program Pendidikan Bidan A dan Bidan B
E. Lingkup pelayanan bidan diperluas dengan KB
8. Yang bukan merupakan tugas bidan desa adalah:
A. Pembinaan dukun bayi
B. Mengambangkan Posyandu
C. Mengembangkan pondokbersalin
D. Merintas tabungan ibu bersalin
E. Pelayanan gangguan sistem reproduksi
9. Yang bukan merupakan tugas bidan yang bertugas di Rumah Sakit:
A. Pendidikan perinatal
B. Mengembangkan Posyandu
C. Pelayanan gangguan sistem reproduksi
D. Membantu tindakan medis di kamar operasi
E. Membina dukun bersalin
10. ICPD tahun 1994 di Kairo memperluas lingkup kerja bidan, salah satunya
yaitu:
47. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 46
A. Safemotherhood
B. Pembinaan dukun bayi
C. Mengembangkan Posyandu
D. Pelayanan Kesehatan Ibu dan anak
E. Pengembangan kelas ibu
48. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kembali ke : Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Test Akhir 47
Kunci JawabanTest Formatif dan Akhir
Kunci jawaban formatif :
1. D
2. C
3. C
4 .E
5. B
Kunci jawaban test akhir
1. B
2. A
3. A
4. E
5. B
6. D
7. A
8. E
9. B
10. A
49. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
48
Daftar Pustaka
Byar, R.1995. Theory for Midwifery practice.Edisi I.Houndmillo: Macmillan.
Departemen Kesehatan RI. 1995. Konsep Kebidanan. Jakarta: Departemen Kes-
ehatan RI
Pyne, RH .1992. Profesional disiplin In Nusing, Midwifery and Health Visiting. Edisi
2.London: ballack well Scientific.
Sofyan, Mustika. 2006. Bidan Menyongsong Masa Depan; 50 Tahun Ikatan Bidan
Indonesia. Jakarta: PP IBI
Varney, Helen. 1997. Varney’s Midwifery. 3rd ed. London: Jones and Bartlett Publish
Darma, Agus. 1995. Manajemen Perilaku Organisasi: Pendayagunaan Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Erlangga