2. Dipelihara dalam skala usaha: kecil - Industri,
( sehingga ayam hidup dalam komonitas / jml
banyak)
Manajemen zooteknis (kandang, pakan, cara
pemeliharaan): sederhana – modern.
Pemeliharaan kesehatan (Biosecurity dan
Vaksinasi): belum dilakukan – sdh dg baik.
Kejadian penyakit : sif-nya individual atau peny
menular,
4. Peny menular menyerang ayam sec bersama
/pd banyak ayam
Sangat sering terjadi komplikasi (lebih dari
satu penyakit)
Waktu penyerangan penyakit sangat spesifik
pada umur tertentu, serta terkadang pada
kondisi cuaca tertentu
Tindakan vaksinasi adl usaha pencegahan
penyakit, ttp terkadang bisa terserang
penyakit lagi
5. Ayam dlm kondisi sehat akan aktif kesana
kemari/ Lincah, tidak menyendiri
Mau makan dan minum (minum tdk terlalu
banyak)
Feses lunak berbentuk (bulat panjang)
Bernafas dengan tenang
Jengger/pial merah muda (lurus/tegak)
Pertumbuhan dalam kelompok homogen,
sesuai standart
Produktifitasnya/ bertelur/ kenaikan berat
badan sesuai standart
6.
7. Berbeda dibandingkan hewan mamalia
Sistem kekebalan ayam dibagi 3, yaitu
1. Sistem kekebalan humoral
2. Sistem kekebalan selluler
3. Sistem kekebalan sekresi (Lokal)
Bursa fabrisius mrpk organ berperan membentuk
sistem kekebalan, letaknya di atas anus, berbentuk
bulatan, apabila dibuka seperti bunga mekar
8. Organ ini makin dewasa kelamin akan makin mengecil dan hilang. Dapat
ditemukan hingga umur unggas 6 bulan, ttp kadang telah hilang,krn
dipengaruhi oleh hr reproduksi.
Bursa fabrisius mrpk organ berkumpulnya pematangan sebagian besar
sel limfosit B, Sel Limfosit B apabila sdh matang akan bertemu dg
Antigen (Vaksin) akan teraktifasi dan membentuk antibody sbg tanggap
kebal. Sel limfosit B juga sedikit diproduksi di Tymus dan Limpa.
9. SEL – SEL T SEL SEL B
Tempat
pembentukan
Thymus Bursa fabrisius
Bahan yg
dihasilkan
Lymphokines Immunoglobulin
Fungsi Utama Kekebalan
selluler
Kekebalan
Humoral & lokal
Distribusi
/lokasi
Limpa
50% 50%
Kl Harderin 20 80
Cecal tonsil 50 50
Darah tepi 70 30
Lokasi Pembentukan Sel kekebalan dan Sifat
12. Tanda tanda:
pilek (hidung berair dan tersumbat)
mengorok
sayap lemas (terkulai)
kaki terseret
kepala terkulai atau melipat.
Ayam muda dapat segera mati
Ayam dewasa, kematian biasanya terjadi dua
sampai tiga hari setelah gejala pertama kali
terlihat.
13. Bengkak dan kebiruan pada jengger,pial dan kelopak
mata
perdarahan dibawah kulit pada daerah kaki ( tungkai,
telapak kaki ) dan bagian badan yang tidak berbulu
keluar cairan dari hidung yang jernih dan kadang-
kadang bercampur dengan darah
perdarahan titik pada daerah dada , kaki dan telapak
kaki
batuk bersin dan ada suara ngorok
produksi telur turun/berhenti bertelur
Diare,nafsu makan kurang
Kematian sangat tinggi (100%) dalam 2 hari s/d 1
minggu
14.
15.
16.
17.
18.
19. Gumboro klinis:
diare putih, bulu kusam, ayam sering mematuki
bulu di sekitar dubur, peradangan di sekitar
dubur, gemetar, lesu, kematian bisa sampai 60 %
di awal wabah dan menurun setelah 1 minggu
Gumboro sub-klinis:
Tidak ada gejala yang tampak, terjadi pada ayam
usia kurang dari 3 minggu, laju pertambahan BB
menurun/FCR tinggi, ukuran bursa fabricius
mengecil, rentan terhadap penyakit lainnya
20.
21. Ayam lesu,
mengantuk, nafsu
makan turun,
ngorok, diare, bulu
kusut..
Kotoran menempel
disekitar dubur,
berwarna putih kental,
bercampur asam urat,
bag tsb suka dipatukki
oleh ayam shg timbul
perdarahan
22. JAR DI BAWAH
KULIT MEMAR
BURSA FABRISIUS
BENGKAK
BERCAK DARAH
DLM DAGING
PEMBESARAN
BURSA FABRISIUS
BECAK DARAH
PD GINJAL ISI AS
URAT
PERDARAHAN
DALAM BURSA
FABRISIUS
24. Vaksin adl: MO dg proses tertentu
dipergunakan sgb perangsang (penggertak)
bekerjanya sistem kekebalan pd makluk
hidup lain, krn MO tsb (vaksin) bertindak sbg
benda asing (antigen)
Dibedakan menjadi dua macam vaksin, yi :
1. V. Aktif: Mo yg dipergunakan unt
pembuatannya dlm keadaan “hidup” / aktif
2. V. Pasif: Mo yg digunakan mrpk MO dlm
keadaan dimatikan
25. No V. Aktif V. Inaktif
1 Jml antigen sedikit dpt
“berkembang biak”
Jumlah antigennya
banyak, krn tdak “
berkembang biak”
2 Dapat terjadi penyebaran
virus vaksin
Tidak terjadi
3 Dapat dipergunakan
berbagai cara
Penggunaannya dpt
disuntik
4 Dapat terjadi
kontaminasi
Tidak dapat
terkontaminasi
5 Dapat dipengaruhi oleh
matermal antibody
(kekebalan induk)
Tidak dapat
PERBEDAAN VAKSIN AKTIF DAN INAKTIF
27. PENYEBAB : bakteri Hemophilus gallinarum
PENULARAN
Melalui kontak langsung antara ayam sakit dengan
ayam yang sehat dalam satu kandang.
Lewat udara.
Lewat peralatan kandang.
Makanan dan minuman yang tercemar
menyerang ayam ras pada semua umur, terutama
umur 14 minggu dan ayam dewasa.
Pilek ayam umumnya timbul di musim penghujan
atau ada kaitannya dengan kondisi lingkungan
kandang yang dingin dan lembab.
28. • Pembengkakan dan busung pada muka dan mata.
• Rongga hidung mengeluarkan lendir kental yang
lengket dan berbau busuk.
• Ayam bersin-bersin dan mengguncangkan kepala
untuk mengeluarkan cairan hidung.
• Kelopak matannya menjadi lengket. Nanah pada
mata berbau busuk yang dapat mengerak disekitar
lubang hidung dan mengkeju disekitar lubang
hidung dan sinus.
• Getah radang dalam trachea dan bronchi dapat
menghasilkan bunyi ngorok. Pernapasan cepat.
• Nafsu makan dan minum menurun sehingga terjadi
penurunan produksi.
• Bedah bangkai : Busung bawah kulit pada muka dan
tulang, radang paru dan radang kantung udara
29.
30. Pencegahan
Ayam yang sakit pilek dipisahkan dari kandang
(kelompok) ayam yang sehat.
Jangan mencampur ayam yang umurnya berbeda.
Kandang dan lingkungan harus selalu dalam
keadaan bersih.
Usahakan dalam kandang terkena sinar matahari.
Perlakuan dalam Pemotongan : Ayam yang sakit
pilek dapat dipotong dan dagingnya boleh
dikonsumsi.
Bangkai ayam yang mati dan sisa pemotongan
dibakar atau dikubur.
Pengobatan
Obat kimia yang bisa digunakan antara lain:
Sulfatiasol.
Sulfadimetoksin.
Streptomisin.
31. Disebabkan oleh bakteri Echericia coli (E.coli)
Bakteri ini normal hidup dalam saluran
pencernaan (Non patogen), ttp apbl: jmlnya
terlalu banyak dan kondisi ternak turun akan
berubah menjadi jahat (Patogen)
Bakteri akan sepsis/ masuk ke rongga perut
dan dada, menginfeksi organ dalam seperti,
usus, hati, jantung dll.
Pencemaran lingkungan air minum dianggap
sebagai penyebab utama
32. Serangan E.coli biasa berkomplikasi kejadian
penyakit lain seperti : CRD, ND, kolera dll,
Kebanyakan /terutama berkomplikasi dengan
CRD
Ayam yg sakit ditandai dengan gejala ngorok,
krn lapisan kantong udara keruh/terinfeksi,
perut membesar, mula mula berisi air
kemudian berubah menjadi endapat/padatan
seperti keju
Pabila krn pencemaran dalam air minum,
kejadiannya dapat total seluruh kandang
33. Salpingitis. This disorder is observed in
the oviducts that have not reached
their full development as those in
functional maturity.
34. Pencegahan :
Kurangi kejadian stress pd ayam
Perhatikan kondisi kebersihan air minum, sumber
maupun penampungannya
Secara berkala berikan pencegahan dengan
antibiotik lewat air minum, cuci rutin tempat
minum
Pengobatan :
Pada kondisi awal serangan, masih bisa diberi
antibiotik, tp bila sdh kronis dan berkomplikasi
sangat sulit
Pertimbangkan pengobatan apabila ayam sudah
bisa dijual
Beri derinfektan pada saluran minum, diberi
kaporit tablet atau desinfektan dosis ringan
(desinfektan yg dpt terminum)
35. Disebabkan oleh Pasteurella : P.multocida, P.aviseptica,
P.gallinarum.
Morbiditas dan Mortalitasnya cukup tinggi
Kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit ini adalah
kematian ayam, penurunan berat badan dan penurunan
produksi telur.
Biasanya menyerang ayam umur 3 bulan keatas (12 mg),
dengan masa inkubasi 4-9 hari dan dapat berlangsung
secara perakut dan akut (kronis).
Infeksi kolera terjadi setelah ada kontak langsung antara
ayam yang peka dengan ayam yang sakit atau karier yang
telah sembuh.
Penularan penyakit dpt juga terjadi melalui pencemaran
pakan atau air oleh lendir hidung dari ayam yang sakit.
Kandang yang penuh sesak, kedinginan, kepayahan, dan
sanitasi lingkungan yang jelek dapat menurunkan
ketahanan tubuh terhadap infeksi.
36. Bentuk akut menyebabakan ayam tiba2 mati
tanpa ditandai adanya gangguan sebelumnya.
Pada bentuk kronis ditemui adanya ciri :
- Conjunctivitis (mata merah) dan kotoran dari
mata.
- Daerah muka, jengger dan pial membengkak
berwarna kebiruan dan adanya gangguan
pernafasan.
- Feses encer berwarna hijau kekuningan, berlendir
dan berbau busuk
- Unggas lumpuh akibat adanya peradangan pada
sendi tarsus.
Ayam yang mati karena infeksi kolera biasanya
memiliki ciri2 daerah muka menjadi biru
kehitaman.
37.
38.
39. Pencegahan
1. Sanitasi kandang yang baik
2. Jumlah ayam dalam kandang tidak terlalu
padat
3. Litter tidak terlalu kering (berdebu)
ataupun terlalu lembab
4. Tidak menempatkan ayam dengan umur
berbeda dalam satu petak
Pengobatan
Antibiotika yang dapat dipergunakan untuk
pengobatan penyakit ini adalah Streptomisin,
Kloramfenikol, Teramisin.
40. bakteri Mycoplasma gallisepticum, bakteri Gram (-)
berbentuk polimorfik kokoid dan tidak memiliki dinding
sel sehingga bakteri ini mudah pecah/mati oleh
desinfektan, panas, sinar matahari dan faktor lainnya.
Kemunculannya pun kerap kali diikuti dengan serangan
penyakit lainnya, yang salah satunya ialah infeksi
bakteri Eschericia coli (penyebab Kolibacillosis).
Komplikasi kedua penyakit ini disebut sebagai penyakit
CRD kompleks
Sifatnya kronis. Disebut “kronis” karena penyakit ini
berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu
lama dan sulit untuk disembuhkan
Pada ayam pedaging CRD kompleks sering menyerang
di umur 20-28 hari (minggu ke-3 pemeliharaan),
sedangkan pada ayam petelur pada umur < 22 minggu
41. Bisa terjadi baik secara vertikal maupun
horizontal. Secara vertikal dapat melalui induk
yang menularkan penyakit melalui telur dan
secara horizontal disebarkan dari ayam yang
sakit ke ayam yang sehat, baik melalui kontak
langsung maupun tidak langsung. Penularan
tidak langsung dapat melalui kontak dengan
tempat peralatan, tempat makan dan minum,
hewan liar/vektor maupun petugas kandang.
Ayam muda biasanya memiliki kepekaan yang
lebih tinggi terhadap penyakit dibandingkan
ayam dewas
42. Pada ayam umur muda (DOC dan pullet)
sering terlihat gejala sakit pernapasan,
menggigil, kehilangan nafsu makan,
penurunan bobot badan dan peningkatan
rasio konversi ransum. Anak ayam lebih
sering terlihat bergerombol di dekat pemanas
brooder. Pada ayam dewasa kadang-kadang
terlihat ingus keluar dari hidung dan air mata,
sulit bernapas, ngorok, dan bersin
43. Secara keilmuan, penyebab CRD kompleks dapat berasal dari induk
(induk yang terserang CRD secara otomatis akan menularkannya ke anak
ayam yang dihasilkannya), shg kondisi induk hrs diperktikan
kesehatannya
Merebaknya kasus CRD kompleks seringkali disebabkan karena
kesalahan tata laksana pemeliharaan. Bahkan, penyakit ini disebut juga
sebagai penyakit kesalahan manajemen.
Pada ayam pedaging, pertumbuhan berat badan yang begitu pesat tidak
diimbangi dengan perkembangan organ dalam, seperti jantung dan
paru-paru. Hal ini mengakibatkan paru-paru dipaksa bekerja keras
dalam menyuplai oksigen untuk proses metabolisme tubuh. Akibatnya,
organ pernapasan ini menjadi lebih rentan terhadap gangguan. Kondisi
ini juga dialami oleh organ pernapasan lainnya, seperti hidung (sinus
hidung), trakea dan kantung udara. Pertumbuhan berat badan yang
cepat tanpa diikuti dengan perkembangan organ dalam akan memicu
munculnya penyakit saluran pernapasan
Kesalahan manajemen brooding, Masa brooding menjadi “pondasi” bagi
pertumbuhan ayam pada masa selanjutnya
Tingginya kadar amonia
Lemahnya biosecurity
Kondisi cuaca yang tidak nyaman, Kandang yang nyaman, yaitu memiliki
suhu 25-28oC dan kelembaban 60-70% akan mendukung produktivitas
ayam.
44. Selaput lendir pada trakea,
bengkak dan berwarna
merah
Kantung udara keruh (a) dan berbusa (b).
Perihepatitis dan pericarditis