SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 45
Ilmu Kesehatan Ternak
By drh. Siti Susanti Ph.D
Program Studi Peternakan
 Dipelihara dalam skala usaha: kecil - Industri,
( sehingga ayam hidup dalam komonitas / jml
banyak)
 Manajemen zooteknis (kandang, pakan, cara
pemeliharaan): sederhana – modern.
 Pemeliharaan kesehatan (Biosecurity dan
Vaksinasi): belum dilakukan – sdh dg baik.
 Kejadian penyakit : sif-nya individual atau peny
menular,
Daya tahan
tubuh
sehat
Agen
penyakit di
lingkungan
Pencegahan lebih baik dari pada pengobatan
biosekuriti
 Peny menular menyerang ayam sec bersama
/pd banyak ayam
 Sangat sering terjadi komplikasi (lebih dari
satu penyakit)
 Waktu penyerangan penyakit sangat spesifik
pada umur tertentu, serta terkadang pada
kondisi cuaca tertentu
 Tindakan vaksinasi adl usaha pencegahan
penyakit, ttp terkadang bisa terserang
penyakit lagi
 Ayam dlm kondisi sehat akan aktif kesana
kemari/ Lincah, tidak menyendiri
 Mau makan dan minum (minum tdk terlalu
banyak)
 Feses lunak berbentuk (bulat panjang)
 Bernafas dengan tenang
 Jengger/pial merah muda (lurus/tegak)
 Pertumbuhan dalam kelompok homogen,
sesuai standart
 Produktifitasnya/ bertelur/ kenaikan berat
badan sesuai standart
 Berbeda dibandingkan hewan mamalia
 Sistem kekebalan ayam dibagi 3, yaitu
1. Sistem kekebalan humoral
2. Sistem kekebalan selluler
3. Sistem kekebalan sekresi (Lokal)
Bursa fabrisius mrpk organ berperan membentuk
sistem kekebalan, letaknya di atas anus, berbentuk
bulatan, apabila dibuka seperti bunga mekar
Organ ini makin dewasa kelamin akan makin mengecil dan hilang. Dapat
ditemukan hingga umur unggas 6 bulan, ttp kadang telah hilang,krn
dipengaruhi oleh hr reproduksi.
Bursa fabrisius mrpk organ berkumpulnya pematangan sebagian besar
sel limfosit B, Sel Limfosit B apabila sdh matang akan bertemu dg
Antigen (Vaksin) akan teraktifasi dan membentuk antibody sbg tanggap
kebal. Sel limfosit B juga sedikit diproduksi di Tymus dan Limpa.
SEL – SEL T SEL SEL B
Tempat
pembentukan
Thymus Bursa fabrisius
Bahan yg
dihasilkan
Lymphokines Immunoglobulin
Fungsi Utama Kekebalan
selluler
Kekebalan
Humoral & lokal
Distribusi
/lokasi
 Limpa
50% 50%
Kl Harderin 20 80
Cecal tonsil 50 50
Darah tepi 70 30
Lokasi Pembentukan Sel kekebalan dan Sifat
Karena Virus
Tanda tanda:
 pilek (hidung berair dan tersumbat)
 mengorok
 sayap lemas (terkulai)
 kaki terseret
 kepala terkulai atau melipat.
 Ayam muda dapat segera mati
 Ayam dewasa, kematian biasanya terjadi dua
sampai tiga hari setelah gejala pertama kali
terlihat.
 Bengkak dan kebiruan pada jengger,pial dan kelopak
mata
 perdarahan dibawah kulit pada daerah kaki ( tungkai,
telapak kaki ) dan bagian badan yang tidak berbulu
 keluar cairan dari hidung yang jernih dan kadang-
kadang bercampur dengan darah
 perdarahan titik pada daerah dada , kaki dan telapak
kaki
 batuk bersin dan ada suara ngorok
 produksi telur turun/berhenti bertelur
 Diare,nafsu makan kurang
 Kematian sangat tinggi (100%) dalam 2 hari s/d 1
minggu
Gumboro klinis:
diare putih, bulu kusam, ayam sering mematuki
bulu di sekitar dubur, peradangan di sekitar
dubur, gemetar, lesu, kematian bisa sampai 60 %
di awal wabah dan menurun setelah 1 minggu
Gumboro sub-klinis:
Tidak ada gejala yang tampak, terjadi pada ayam
usia kurang dari 3 minggu, laju pertambahan BB
menurun/FCR tinggi, ukuran bursa fabricius
mengecil, rentan terhadap penyakit lainnya
Ayam lesu,
mengantuk, nafsu
makan turun,
ngorok, diare, bulu
kusut..
Kotoran menempel
disekitar dubur,
berwarna putih kental,
bercampur asam urat,
bag tsb suka dipatukki
oleh ayam shg timbul
perdarahan
JAR DI BAWAH
KULIT MEMAR
BURSA FABRISIUS
BENGKAK
BERCAK DARAH
DLM DAGING
PEMBESARAN
BURSA FABRISIUS
BECAK DARAH
PD GINJAL ISI AS
URAT
PERDARAHAN
DALAM BURSA
FABRISIUS
Biosekuriti (kebersihan dan kesehatan lingkungan)
-> desinfektan
Vaksinasi secara tepat dan teratur
Vaksin adl: MO dg proses tertentu
dipergunakan sgb perangsang (penggertak)
bekerjanya sistem kekebalan pd makluk
hidup lain, krn MO tsb (vaksin) bertindak sbg
benda asing (antigen)
Dibedakan menjadi dua macam vaksin, yi :
1. V. Aktif: Mo yg dipergunakan unt
pembuatannya dlm keadaan “hidup” / aktif
2. V. Pasif: Mo yg digunakan mrpk MO dlm
keadaan dimatikan
No V. Aktif V. Inaktif
1 Jml antigen sedikit dpt
“berkembang biak”
Jumlah antigennya
banyak, krn tdak “
berkembang biak”
2 Dapat terjadi penyebaran
virus vaksin
Tidak terjadi
3 Dapat dipergunakan
berbagai cara
Penggunaannya dpt
disuntik
4 Dapat terjadi
kontaminasi
Tidak dapat
terkontaminasi
5 Dapat dipengaruhi oleh
matermal antibody
(kekebalan induk)
Tidak dapat
PERBEDAAN VAKSIN AKTIF DAN INAKTIF
• Pilek (Snot/coryza)
• Kolibasilosis
• Berak kapur (cholera)
• Sesak nafas (Chronic Respiratory Disease)
CRD -> Mycoplasma gallisepticum
Karena Bakteri
 PENYEBAB : bakteri Hemophilus gallinarum
 PENULARAN
Melalui kontak langsung antara ayam sakit dengan
ayam yang sehat dalam satu kandang.
Lewat udara.
Lewat peralatan kandang.
Makanan dan minuman yang tercemar
 menyerang ayam ras pada semua umur, terutama
umur 14 minggu dan ayam dewasa.
Pilek ayam umumnya timbul di musim penghujan
atau ada kaitannya dengan kondisi lingkungan
kandang yang dingin dan lembab.
• Pembengkakan dan busung pada muka dan mata.
• Rongga hidung mengeluarkan lendir kental yang
lengket dan berbau busuk.
• Ayam bersin-bersin dan mengguncangkan kepala
untuk mengeluarkan cairan hidung.
• Kelopak matannya menjadi lengket. Nanah pada
mata berbau busuk yang dapat mengerak disekitar
lubang hidung dan mengkeju disekitar lubang
hidung dan sinus.
• Getah radang dalam trachea dan bronchi dapat
menghasilkan bunyi ngorok. Pernapasan cepat.
• Nafsu makan dan minum menurun sehingga terjadi
penurunan produksi.
• Bedah bangkai : Busung bawah kulit pada muka dan
tulang, radang paru dan radang kantung udara
 Pencegahan
Ayam yang sakit pilek dipisahkan dari kandang
(kelompok) ayam yang sehat.
Jangan mencampur ayam yang umurnya berbeda.
Kandang dan lingkungan harus selalu dalam
keadaan bersih.
Usahakan dalam kandang terkena sinar matahari.
Perlakuan dalam Pemotongan : Ayam yang sakit
pilek dapat dipotong dan dagingnya boleh
dikonsumsi.
Bangkai ayam yang mati dan sisa pemotongan
dibakar atau dikubur.
 Pengobatan
Obat kimia yang bisa digunakan antara lain:
Sulfatiasol.
Sulfadimetoksin.
Streptomisin.
 Disebabkan oleh bakteri Echericia coli (E.coli)
 Bakteri ini normal hidup dalam saluran
pencernaan (Non patogen), ttp apbl: jmlnya
terlalu banyak dan kondisi ternak turun akan
berubah menjadi jahat (Patogen)
 Bakteri akan sepsis/ masuk ke rongga perut
dan dada, menginfeksi organ dalam seperti,
usus, hati, jantung dll.
 Pencemaran lingkungan air minum dianggap
sebagai penyebab utama
 Serangan E.coli biasa berkomplikasi kejadian
penyakit lain seperti : CRD, ND, kolera dll,
 Kebanyakan /terutama berkomplikasi dengan
CRD
 Ayam yg sakit ditandai dengan gejala ngorok,
krn lapisan kantong udara keruh/terinfeksi,
perut membesar, mula mula berisi air
kemudian berubah menjadi endapat/padatan
seperti keju
 Pabila krn pencemaran dalam air minum,
kejadiannya dapat total seluruh kandang
Salpingitis. This disorder is observed in
the oviducts that have not reached
their full development as those in
functional maturity.
Pencegahan :
 Kurangi kejadian stress pd ayam
 Perhatikan kondisi kebersihan air minum, sumber
maupun penampungannya
 Secara berkala berikan pencegahan dengan
antibiotik lewat air minum, cuci rutin tempat
minum
Pengobatan :
 Pada kondisi awal serangan, masih bisa diberi
antibiotik, tp bila sdh kronis dan berkomplikasi
sangat sulit
 Pertimbangkan pengobatan apabila ayam sudah
bisa dijual
 Beri derinfektan pada saluran minum, diberi
kaporit tablet atau desinfektan dosis ringan
(desinfektan yg dpt terminum)
 Disebabkan oleh Pasteurella : P.multocida, P.aviseptica,
P.gallinarum.
 Morbiditas dan Mortalitasnya cukup tinggi
 Kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit ini adalah
kematian ayam, penurunan berat badan dan penurunan
produksi telur.
 Biasanya menyerang ayam umur 3 bulan keatas (12 mg),
dengan masa inkubasi 4-9 hari dan dapat berlangsung
secara perakut dan akut (kronis).
 Infeksi kolera terjadi setelah ada kontak langsung antara
ayam yang peka dengan ayam yang sakit atau karier yang
telah sembuh.
 Penularan penyakit dpt juga terjadi melalui pencemaran
pakan atau air oleh lendir hidung dari ayam yang sakit.
Kandang yang penuh sesak, kedinginan, kepayahan, dan
sanitasi lingkungan yang jelek dapat menurunkan
ketahanan tubuh terhadap infeksi.
Bentuk akut menyebabakan ayam tiba2 mati
tanpa ditandai adanya gangguan sebelumnya.
Pada bentuk kronis ditemui adanya ciri :
- Conjunctivitis (mata merah) dan kotoran dari
mata.
- Daerah muka, jengger dan pial membengkak
berwarna kebiruan dan adanya gangguan
pernafasan.
- Feses encer berwarna hijau kekuningan, berlendir
dan berbau busuk
- Unggas lumpuh akibat adanya peradangan pada
sendi tarsus.
Ayam yang mati karena infeksi kolera biasanya
memiliki ciri2 daerah muka menjadi biru
kehitaman.
Pencegahan
1. Sanitasi kandang yang baik
2. Jumlah ayam dalam kandang tidak terlalu
padat
3. Litter tidak terlalu kering (berdebu)
ataupun terlalu lembab
4. Tidak menempatkan ayam dengan umur
berbeda dalam satu petak
Pengobatan
 Antibiotika yang dapat dipergunakan untuk
pengobatan penyakit ini adalah Streptomisin,
Kloramfenikol, Teramisin.
 bakteri Mycoplasma gallisepticum, bakteri Gram (-)
berbentuk polimorfik kokoid dan tidak memiliki dinding
sel sehingga bakteri ini mudah pecah/mati oleh
desinfektan, panas, sinar matahari dan faktor lainnya.
 Kemunculannya pun kerap kali diikuti dengan serangan
penyakit lainnya, yang salah satunya ialah infeksi
bakteri Eschericia coli (penyebab Kolibacillosis).
Komplikasi kedua penyakit ini disebut sebagai penyakit
CRD kompleks
 Sifatnya kronis. Disebut “kronis” karena penyakit ini
berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu
lama dan sulit untuk disembuhkan
 Pada ayam pedaging CRD kompleks sering menyerang
di umur 20-28 hari (minggu ke-3 pemeliharaan),
sedangkan pada ayam petelur pada umur < 22 minggu
 Bisa terjadi baik secara vertikal maupun
horizontal. Secara vertikal dapat melalui induk
yang menularkan penyakit melalui telur dan
secara horizontal disebarkan dari ayam yang
sakit ke ayam yang sehat, baik melalui kontak
langsung maupun tidak langsung. Penularan
tidak langsung dapat melalui kontak dengan
tempat peralatan, tempat makan dan minum,
hewan liar/vektor maupun petugas kandang.
Ayam muda biasanya memiliki kepekaan yang
lebih tinggi terhadap penyakit dibandingkan
ayam dewas
 Pada ayam umur muda (DOC dan pullet)
sering terlihat gejala sakit pernapasan,
menggigil, kehilangan nafsu makan,
penurunan bobot badan dan peningkatan
rasio konversi ransum. Anak ayam lebih
sering terlihat bergerombol di dekat pemanas
brooder. Pada ayam dewasa kadang-kadang
terlihat ingus keluar dari hidung dan air mata,
sulit bernapas, ngorok, dan bersin
 Secara keilmuan, penyebab CRD kompleks dapat berasal dari induk
(induk yang terserang CRD secara otomatis akan menularkannya ke anak
ayam yang dihasilkannya), shg kondisi induk hrs diperktikan
kesehatannya
 Merebaknya kasus CRD kompleks seringkali disebabkan karena
kesalahan tata laksana pemeliharaan. Bahkan, penyakit ini disebut juga
sebagai penyakit kesalahan manajemen.
 Pada ayam pedaging, pertumbuhan berat badan yang begitu pesat tidak
diimbangi dengan perkembangan organ dalam, seperti jantung dan
paru-paru. Hal ini mengakibatkan paru-paru dipaksa bekerja keras
dalam menyuplai oksigen untuk proses metabolisme tubuh. Akibatnya,
organ pernapasan ini menjadi lebih rentan terhadap gangguan. Kondisi
ini juga dialami oleh organ pernapasan lainnya, seperti hidung (sinus
hidung), trakea dan kantung udara. Pertumbuhan berat badan yang
cepat tanpa diikuti dengan perkembangan organ dalam akan memicu
munculnya penyakit saluran pernapasan
 Kesalahan manajemen brooding, Masa brooding menjadi “pondasi” bagi
pertumbuhan ayam pada masa selanjutnya
 Tingginya kadar amonia
 Lemahnya biosecurity
 Kondisi cuaca yang tidak nyaman, Kandang yang nyaman, yaitu memiliki
suhu 25-28oC dan kelembaban 60-70% akan mendukung produktivitas
ayam.
Selaput lendir pada trakea,
bengkak dan berwarna
merah
Kantung udara keruh (a) dan berbusa (b).
Perihepatitis dan pericarditis
dosis dan lama pemberian
yang tepat -> Mengapa ??
?????

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Penyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakoso
Penyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakosoPenyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakoso
Penyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakosoNusdianto Triakoso
 
Hormon hormon reproduksi 2010
Hormon hormon reproduksi 2010Hormon hormon reproduksi 2010
Hormon hormon reproduksi 2010udayana
 
Ilmu penyakit unggas
Ilmu penyakit unggasIlmu penyakit unggas
Ilmu penyakit unggasHidayatmaskar
 
Jenis-Jenis Itik Di Dunia & Indonesia
Jenis-Jenis Itik Di Dunia & IndonesiaJenis-Jenis Itik Di Dunia & Indonesia
Jenis-Jenis Itik Di Dunia & IndonesiaLou Ayy Alzamakhsyari
 
V. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakanV. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakanGusti Rusmayadi
 
Manajemen kesehatan ternak kambing & domba
Manajemen kesehatan ternak kambing & dombaManajemen kesehatan ternak kambing & domba
Manajemen kesehatan ternak kambing & dombaRahardi Gautama
 
Dasar Dasar Kesehatan Ternak
Dasar Dasar Kesehatan TernakDasar Dasar Kesehatan Ternak
Dasar Dasar Kesehatan TernaklombkTBK
 
Menaksir bobot badan
Menaksir bobot badanMenaksir bobot badan
Menaksir bobot badanBBPP_Batu
 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Tata Naipospos
 
Inseminasi Buatan
Inseminasi BuatanInseminasi Buatan
Inseminasi BuatanRizza Muh
 
Gangguan reproduksi
Gangguan reproduksiGangguan reproduksi
Gangguan reproduksiMukti Ali
 

Was ist angesagt? (20)

Buku penyakit ternak
Buku penyakit ternakBuku penyakit ternak
Buku penyakit ternak
 
Penyakit Zoonosis Pada Ternak
Penyakit Zoonosis Pada TernakPenyakit Zoonosis Pada Ternak
Penyakit Zoonosis Pada Ternak
 
Proses Penetasan Telur Tetas
Proses Penetasan Telur TetasProses Penetasan Telur Tetas
Proses Penetasan Telur Tetas
 
Penyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakoso
Penyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakosoPenyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakoso
Penyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakoso
 
Hormon hormon reproduksi 2010
Hormon hormon reproduksi 2010Hormon hormon reproduksi 2010
Hormon hormon reproduksi 2010
 
Ilmu penyakit unggas
Ilmu penyakit unggasIlmu penyakit unggas
Ilmu penyakit unggas
 
Jenis-Jenis Itik Di Dunia & Indonesia
Jenis-Jenis Itik Di Dunia & IndonesiaJenis-Jenis Itik Di Dunia & Indonesia
Jenis-Jenis Itik Di Dunia & Indonesia
 
V. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakanV. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakan
 
Manajemen kesehatan ternak kambing & domba
Manajemen kesehatan ternak kambing & dombaManajemen kesehatan ternak kambing & domba
Manajemen kesehatan ternak kambing & domba
 
Dasar Dasar Kesehatan Ternak
Dasar Dasar Kesehatan TernakDasar Dasar Kesehatan Ternak
Dasar Dasar Kesehatan Ternak
 
Penyakit Pullorum.
Penyakit Pullorum.Penyakit Pullorum.
Penyakit Pullorum.
 
Makalah Pullorum
Makalah PullorumMakalah Pullorum
Makalah Pullorum
 
Mikroba rumen ruminansia
Mikroba rumen ruminansiaMikroba rumen ruminansia
Mikroba rumen ruminansia
 
TERMOREGULASI
TERMOREGULASITERMOREGULASI
TERMOREGULASI
 
Manajemen pemeliharaan ternak kambing
Manajemen pemeliharaan ternak kambingManajemen pemeliharaan ternak kambing
Manajemen pemeliharaan ternak kambing
 
Menaksir bobot badan
Menaksir bobot badanMenaksir bobot badan
Menaksir bobot badan
 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
 
Inseminasi Buatan
Inseminasi BuatanInseminasi Buatan
Inseminasi Buatan
 
Gangguan reproduksi
Gangguan reproduksiGangguan reproduksi
Gangguan reproduksi
 
RPH
RPHRPH
RPH
 

Ähnlich wie ILMU KESEHATAN TERN (20)

Ndv
NdvNdv
Ndv
 
Disease Control domba
Disease Control dombaDisease Control domba
Disease Control domba
 
Up3m E
Up3m EUp3m E
Up3m E
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologi
 
Ringkasan singkat-soal-soal-biologi-umum
Ringkasan singkat-soal-soal-biologi-umumRingkasan singkat-soal-soal-biologi-umum
Ringkasan singkat-soal-soal-biologi-umum
 
Disco (disease Control) domba
Disco (disease Control) dombaDisco (disease Control) domba
Disco (disease Control) domba
 
@amiazmie
@amiazmie@amiazmie
@amiazmie
 
Pengendalian_Penyakit_ppt.ppt
Pengendalian_Penyakit_ppt.pptPengendalian_Penyakit_ppt.ppt
Pengendalian_Penyakit_ppt.ppt
 
pengendalian-penyakit1.ppt
pengendalian-penyakit1.pptpengendalian-penyakit1.ppt
pengendalian-penyakit1.ppt
 
Gj
GjGj
Gj
 
hubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakit
hubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakithubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakit
hubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakit
 
Imunisasi biokimia
Imunisasi biokimiaImunisasi biokimia
Imunisasi biokimia
 
128114958 lp-febris
128114958 lp-febris128114958 lp-febris
128114958 lp-febris
 
What is Epidemic?
What is Epidemic?What is Epidemic?
What is Epidemic?
 
INFEKSI MAKANAN.pptx
INFEKSI MAKANAN.pptxINFEKSI MAKANAN.pptx
INFEKSI MAKANAN.pptx
 
Plaque adz
Plaque adzPlaque adz
Plaque adz
 
v,jhhghv,jhghfmghfm32Penyakit gmhgfmPada Unggas (Ayam).pdf
v,jhhghv,jhghfmghfm32Penyakit gmhgfmPada Unggas (Ayam).pdfv,jhhghv,jhghfmghfm32Penyakit gmhgfmPada Unggas (Ayam).pdf
v,jhhghv,jhghfmghfm32Penyakit gmhgfmPada Unggas (Ayam).pdf
 
Bakteri Staphylococcus aureus
Bakteri Staphylococcus aureusBakteri Staphylococcus aureus
Bakteri Staphylococcus aureus
 
Leptospirosis dan Bovine Tuberculosis.pptx
Leptospirosis dan Bovine Tuberculosis.pptxLeptospirosis dan Bovine Tuberculosis.pptx
Leptospirosis dan Bovine Tuberculosis.pptx
 
Flu babi & flu burung
Flu babi & flu burungFlu babi & flu burung
Flu babi & flu burung
 

Mehr von Muhammad Eko

Nutrisi dan pakan unggas kontekstual
Nutrisi dan pakan unggas kontekstualNutrisi dan pakan unggas kontekstual
Nutrisi dan pakan unggas kontekstualMuhammad Eko
 
Minerals in animal_nutrition
Minerals in animal_nutritionMinerals in animal_nutrition
Minerals in animal_nutritionMuhammad Eko
 
National swine nutrition guide
National swine nutrition guideNational swine nutrition guide
National swine nutrition guideMuhammad Eko
 
Komposisi bahan pakan
Komposisi bahan pakanKomposisi bahan pakan
Komposisi bahan pakanMuhammad Eko
 
Poultry nutrition and feeding
Poultry nutrition and feedingPoultry nutrition and feeding
Poultry nutrition and feedingMuhammad Eko
 
Distillers grains feeding recommendations for poultry
Distillers grains feeding recommendations for poultryDistillers grains feeding recommendations for poultry
Distillers grains feeding recommendations for poultryMuhammad Eko
 
Horse nutrition and feeding
Horse nutrition and feedingHorse nutrition and feeding
Horse nutrition and feedingMuhammad Eko
 
Farm animal nutrition book[1]
Farm animal nutrition book[1]Farm animal nutrition book[1]
Farm animal nutrition book[1]Muhammad Eko
 
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011Muhammad Eko
 
Dynamics of animal nutrition development
Dynamics of animal nutrition developmentDynamics of animal nutrition development
Dynamics of animal nutrition developmentMuhammad Eko
 
hatchery design and technology
hatchery design and technologyhatchery design and technology
hatchery design and technologyMuhammad Eko
 
grading of day old-chicks
grading of day old-chicksgrading of day old-chicks
grading of day old-chicksMuhammad Eko
 
MANAJEMEN PENETASAN
MANAJEMEN PENETASANMANAJEMEN PENETASAN
MANAJEMEN PENETASANMuhammad Eko
 
PARASIT PADA UNGGAS
PARASIT PADA UNGGASPARASIT PADA UNGGAS
PARASIT PADA UNGGASMuhammad Eko
 
PENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggasPENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggasMuhammad Eko
 
PENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggasPENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggasMuhammad Eko
 
Istilah dalam ilmu kesehatan ternak
Istilah dalam ilmu kesehatan ternakIstilah dalam ilmu kesehatan ternak
Istilah dalam ilmu kesehatan ternakMuhammad Eko
 
PENGERTIAN DAN FUNGSI RUMAH POTONG HEWAN
PENGERTIAN DAN FUNGSI RUMAH POTONG HEWANPENGERTIAN DAN FUNGSI RUMAH POTONG HEWAN
PENGERTIAN DAN FUNGSI RUMAH POTONG HEWANMuhammad Eko
 

Mehr von Muhammad Eko (20)

Nutrisi dan pakan unggas kontekstual
Nutrisi dan pakan unggas kontekstualNutrisi dan pakan unggas kontekstual
Nutrisi dan pakan unggas kontekstual
 
Minerals in animal_nutrition
Minerals in animal_nutritionMinerals in animal_nutrition
Minerals in animal_nutrition
 
National swine nutrition guide
National swine nutrition guideNational swine nutrition guide
National swine nutrition guide
 
Tabel hartadi
Tabel hartadiTabel hartadi
Tabel hartadi
 
Komposisi bahan pakan
Komposisi bahan pakanKomposisi bahan pakan
Komposisi bahan pakan
 
Poultry nutrition and feeding
Poultry nutrition and feedingPoultry nutrition and feeding
Poultry nutrition and feeding
 
Distillers grains feeding recommendations for poultry
Distillers grains feeding recommendations for poultryDistillers grains feeding recommendations for poultry
Distillers grains feeding recommendations for poultry
 
Horse nutrition and feeding
Horse nutrition and feedingHorse nutrition and feeding
Horse nutrition and feeding
 
Farm animal nutrition book[1]
Farm animal nutrition book[1]Farm animal nutrition book[1]
Farm animal nutrition book[1]
 
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
 
Dynamics of animal nutrition development
Dynamics of animal nutrition developmentDynamics of animal nutrition development
Dynamics of animal nutrition development
 
hatchery design and technology
hatchery design and technologyhatchery design and technology
hatchery design and technology
 
grading of day old-chicks
grading of day old-chicksgrading of day old-chicks
grading of day old-chicks
 
hatchery design
hatchery designhatchery design
hatchery design
 
MANAJEMEN PENETASAN
MANAJEMEN PENETASANMANAJEMEN PENETASAN
MANAJEMEN PENETASAN
 
PARASIT PADA UNGGAS
PARASIT PADA UNGGASPARASIT PADA UNGGAS
PARASIT PADA UNGGAS
 
PENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggasPENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggas
 
PENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggasPENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggas
 
Istilah dalam ilmu kesehatan ternak
Istilah dalam ilmu kesehatan ternakIstilah dalam ilmu kesehatan ternak
Istilah dalam ilmu kesehatan ternak
 
PENGERTIAN DAN FUNGSI RUMAH POTONG HEWAN
PENGERTIAN DAN FUNGSI RUMAH POTONG HEWANPENGERTIAN DAN FUNGSI RUMAH POTONG HEWAN
PENGERTIAN DAN FUNGSI RUMAH POTONG HEWAN
 

ILMU KESEHATAN TERN

  • 1. Ilmu Kesehatan Ternak By drh. Siti Susanti Ph.D Program Studi Peternakan
  • 2.  Dipelihara dalam skala usaha: kecil - Industri, ( sehingga ayam hidup dalam komonitas / jml banyak)  Manajemen zooteknis (kandang, pakan, cara pemeliharaan): sederhana – modern.  Pemeliharaan kesehatan (Biosecurity dan Vaksinasi): belum dilakukan – sdh dg baik.  Kejadian penyakit : sif-nya individual atau peny menular,
  • 3. Daya tahan tubuh sehat Agen penyakit di lingkungan Pencegahan lebih baik dari pada pengobatan biosekuriti
  • 4.  Peny menular menyerang ayam sec bersama /pd banyak ayam  Sangat sering terjadi komplikasi (lebih dari satu penyakit)  Waktu penyerangan penyakit sangat spesifik pada umur tertentu, serta terkadang pada kondisi cuaca tertentu  Tindakan vaksinasi adl usaha pencegahan penyakit, ttp terkadang bisa terserang penyakit lagi
  • 5.  Ayam dlm kondisi sehat akan aktif kesana kemari/ Lincah, tidak menyendiri  Mau makan dan minum (minum tdk terlalu banyak)  Feses lunak berbentuk (bulat panjang)  Bernafas dengan tenang  Jengger/pial merah muda (lurus/tegak)  Pertumbuhan dalam kelompok homogen, sesuai standart  Produktifitasnya/ bertelur/ kenaikan berat badan sesuai standart
  • 6.
  • 7.  Berbeda dibandingkan hewan mamalia  Sistem kekebalan ayam dibagi 3, yaitu 1. Sistem kekebalan humoral 2. Sistem kekebalan selluler 3. Sistem kekebalan sekresi (Lokal) Bursa fabrisius mrpk organ berperan membentuk sistem kekebalan, letaknya di atas anus, berbentuk bulatan, apabila dibuka seperti bunga mekar
  • 8. Organ ini makin dewasa kelamin akan makin mengecil dan hilang. Dapat ditemukan hingga umur unggas 6 bulan, ttp kadang telah hilang,krn dipengaruhi oleh hr reproduksi. Bursa fabrisius mrpk organ berkumpulnya pematangan sebagian besar sel limfosit B, Sel Limfosit B apabila sdh matang akan bertemu dg Antigen (Vaksin) akan teraktifasi dan membentuk antibody sbg tanggap kebal. Sel limfosit B juga sedikit diproduksi di Tymus dan Limpa.
  • 9. SEL – SEL T SEL SEL B Tempat pembentukan Thymus Bursa fabrisius Bahan yg dihasilkan Lymphokines Immunoglobulin Fungsi Utama Kekebalan selluler Kekebalan Humoral & lokal Distribusi /lokasi  Limpa 50% 50% Kl Harderin 20 80 Cecal tonsil 50 50 Darah tepi 70 30 Lokasi Pembentukan Sel kekebalan dan Sifat
  • 10.
  • 12. Tanda tanda:  pilek (hidung berair dan tersumbat)  mengorok  sayap lemas (terkulai)  kaki terseret  kepala terkulai atau melipat.  Ayam muda dapat segera mati  Ayam dewasa, kematian biasanya terjadi dua sampai tiga hari setelah gejala pertama kali terlihat.
  • 13.  Bengkak dan kebiruan pada jengger,pial dan kelopak mata  perdarahan dibawah kulit pada daerah kaki ( tungkai, telapak kaki ) dan bagian badan yang tidak berbulu  keluar cairan dari hidung yang jernih dan kadang- kadang bercampur dengan darah  perdarahan titik pada daerah dada , kaki dan telapak kaki  batuk bersin dan ada suara ngorok  produksi telur turun/berhenti bertelur  Diare,nafsu makan kurang  Kematian sangat tinggi (100%) dalam 2 hari s/d 1 minggu
  • 14.
  • 15.
  • 16.
  • 17.
  • 18.
  • 19. Gumboro klinis: diare putih, bulu kusam, ayam sering mematuki bulu di sekitar dubur, peradangan di sekitar dubur, gemetar, lesu, kematian bisa sampai 60 % di awal wabah dan menurun setelah 1 minggu Gumboro sub-klinis: Tidak ada gejala yang tampak, terjadi pada ayam usia kurang dari 3 minggu, laju pertambahan BB menurun/FCR tinggi, ukuran bursa fabricius mengecil, rentan terhadap penyakit lainnya
  • 20.
  • 21. Ayam lesu, mengantuk, nafsu makan turun, ngorok, diare, bulu kusut.. Kotoran menempel disekitar dubur, berwarna putih kental, bercampur asam urat, bag tsb suka dipatukki oleh ayam shg timbul perdarahan
  • 22. JAR DI BAWAH KULIT MEMAR BURSA FABRISIUS BENGKAK BERCAK DARAH DLM DAGING PEMBESARAN BURSA FABRISIUS BECAK DARAH PD GINJAL ISI AS URAT PERDARAHAN DALAM BURSA FABRISIUS
  • 23. Biosekuriti (kebersihan dan kesehatan lingkungan) -> desinfektan Vaksinasi secara tepat dan teratur
  • 24. Vaksin adl: MO dg proses tertentu dipergunakan sgb perangsang (penggertak) bekerjanya sistem kekebalan pd makluk hidup lain, krn MO tsb (vaksin) bertindak sbg benda asing (antigen) Dibedakan menjadi dua macam vaksin, yi : 1. V. Aktif: Mo yg dipergunakan unt pembuatannya dlm keadaan “hidup” / aktif 2. V. Pasif: Mo yg digunakan mrpk MO dlm keadaan dimatikan
  • 25. No V. Aktif V. Inaktif 1 Jml antigen sedikit dpt “berkembang biak” Jumlah antigennya banyak, krn tdak “ berkembang biak” 2 Dapat terjadi penyebaran virus vaksin Tidak terjadi 3 Dapat dipergunakan berbagai cara Penggunaannya dpt disuntik 4 Dapat terjadi kontaminasi Tidak dapat terkontaminasi 5 Dapat dipengaruhi oleh matermal antibody (kekebalan induk) Tidak dapat PERBEDAAN VAKSIN AKTIF DAN INAKTIF
  • 26. • Pilek (Snot/coryza) • Kolibasilosis • Berak kapur (cholera) • Sesak nafas (Chronic Respiratory Disease) CRD -> Mycoplasma gallisepticum Karena Bakteri
  • 27.  PENYEBAB : bakteri Hemophilus gallinarum  PENULARAN Melalui kontak langsung antara ayam sakit dengan ayam yang sehat dalam satu kandang. Lewat udara. Lewat peralatan kandang. Makanan dan minuman yang tercemar  menyerang ayam ras pada semua umur, terutama umur 14 minggu dan ayam dewasa. Pilek ayam umumnya timbul di musim penghujan atau ada kaitannya dengan kondisi lingkungan kandang yang dingin dan lembab.
  • 28. • Pembengkakan dan busung pada muka dan mata. • Rongga hidung mengeluarkan lendir kental yang lengket dan berbau busuk. • Ayam bersin-bersin dan mengguncangkan kepala untuk mengeluarkan cairan hidung. • Kelopak matannya menjadi lengket. Nanah pada mata berbau busuk yang dapat mengerak disekitar lubang hidung dan mengkeju disekitar lubang hidung dan sinus. • Getah radang dalam trachea dan bronchi dapat menghasilkan bunyi ngorok. Pernapasan cepat. • Nafsu makan dan minum menurun sehingga terjadi penurunan produksi. • Bedah bangkai : Busung bawah kulit pada muka dan tulang, radang paru dan radang kantung udara
  • 29.
  • 30.  Pencegahan Ayam yang sakit pilek dipisahkan dari kandang (kelompok) ayam yang sehat. Jangan mencampur ayam yang umurnya berbeda. Kandang dan lingkungan harus selalu dalam keadaan bersih. Usahakan dalam kandang terkena sinar matahari. Perlakuan dalam Pemotongan : Ayam yang sakit pilek dapat dipotong dan dagingnya boleh dikonsumsi. Bangkai ayam yang mati dan sisa pemotongan dibakar atau dikubur.  Pengobatan Obat kimia yang bisa digunakan antara lain: Sulfatiasol. Sulfadimetoksin. Streptomisin.
  • 31.  Disebabkan oleh bakteri Echericia coli (E.coli)  Bakteri ini normal hidup dalam saluran pencernaan (Non patogen), ttp apbl: jmlnya terlalu banyak dan kondisi ternak turun akan berubah menjadi jahat (Patogen)  Bakteri akan sepsis/ masuk ke rongga perut dan dada, menginfeksi organ dalam seperti, usus, hati, jantung dll.  Pencemaran lingkungan air minum dianggap sebagai penyebab utama
  • 32.  Serangan E.coli biasa berkomplikasi kejadian penyakit lain seperti : CRD, ND, kolera dll,  Kebanyakan /terutama berkomplikasi dengan CRD  Ayam yg sakit ditandai dengan gejala ngorok, krn lapisan kantong udara keruh/terinfeksi, perut membesar, mula mula berisi air kemudian berubah menjadi endapat/padatan seperti keju  Pabila krn pencemaran dalam air minum, kejadiannya dapat total seluruh kandang
  • 33. Salpingitis. This disorder is observed in the oviducts that have not reached their full development as those in functional maturity.
  • 34. Pencegahan :  Kurangi kejadian stress pd ayam  Perhatikan kondisi kebersihan air minum, sumber maupun penampungannya  Secara berkala berikan pencegahan dengan antibiotik lewat air minum, cuci rutin tempat minum Pengobatan :  Pada kondisi awal serangan, masih bisa diberi antibiotik, tp bila sdh kronis dan berkomplikasi sangat sulit  Pertimbangkan pengobatan apabila ayam sudah bisa dijual  Beri derinfektan pada saluran minum, diberi kaporit tablet atau desinfektan dosis ringan (desinfektan yg dpt terminum)
  • 35.  Disebabkan oleh Pasteurella : P.multocida, P.aviseptica, P.gallinarum.  Morbiditas dan Mortalitasnya cukup tinggi  Kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit ini adalah kematian ayam, penurunan berat badan dan penurunan produksi telur.  Biasanya menyerang ayam umur 3 bulan keatas (12 mg), dengan masa inkubasi 4-9 hari dan dapat berlangsung secara perakut dan akut (kronis).  Infeksi kolera terjadi setelah ada kontak langsung antara ayam yang peka dengan ayam yang sakit atau karier yang telah sembuh.  Penularan penyakit dpt juga terjadi melalui pencemaran pakan atau air oleh lendir hidung dari ayam yang sakit. Kandang yang penuh sesak, kedinginan, kepayahan, dan sanitasi lingkungan yang jelek dapat menurunkan ketahanan tubuh terhadap infeksi.
  • 36. Bentuk akut menyebabakan ayam tiba2 mati tanpa ditandai adanya gangguan sebelumnya. Pada bentuk kronis ditemui adanya ciri : - Conjunctivitis (mata merah) dan kotoran dari mata. - Daerah muka, jengger dan pial membengkak berwarna kebiruan dan adanya gangguan pernafasan. - Feses encer berwarna hijau kekuningan, berlendir dan berbau busuk - Unggas lumpuh akibat adanya peradangan pada sendi tarsus. Ayam yang mati karena infeksi kolera biasanya memiliki ciri2 daerah muka menjadi biru kehitaman.
  • 37.
  • 38.
  • 39. Pencegahan 1. Sanitasi kandang yang baik 2. Jumlah ayam dalam kandang tidak terlalu padat 3. Litter tidak terlalu kering (berdebu) ataupun terlalu lembab 4. Tidak menempatkan ayam dengan umur berbeda dalam satu petak Pengobatan  Antibiotika yang dapat dipergunakan untuk pengobatan penyakit ini adalah Streptomisin, Kloramfenikol, Teramisin.
  • 40.  bakteri Mycoplasma gallisepticum, bakteri Gram (-) berbentuk polimorfik kokoid dan tidak memiliki dinding sel sehingga bakteri ini mudah pecah/mati oleh desinfektan, panas, sinar matahari dan faktor lainnya.  Kemunculannya pun kerap kali diikuti dengan serangan penyakit lainnya, yang salah satunya ialah infeksi bakteri Eschericia coli (penyebab Kolibacillosis). Komplikasi kedua penyakit ini disebut sebagai penyakit CRD kompleks  Sifatnya kronis. Disebut “kronis” karena penyakit ini berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu lama dan sulit untuk disembuhkan  Pada ayam pedaging CRD kompleks sering menyerang di umur 20-28 hari (minggu ke-3 pemeliharaan), sedangkan pada ayam petelur pada umur < 22 minggu
  • 41.  Bisa terjadi baik secara vertikal maupun horizontal. Secara vertikal dapat melalui induk yang menularkan penyakit melalui telur dan secara horizontal disebarkan dari ayam yang sakit ke ayam yang sehat, baik melalui kontak langsung maupun tidak langsung. Penularan tidak langsung dapat melalui kontak dengan tempat peralatan, tempat makan dan minum, hewan liar/vektor maupun petugas kandang. Ayam muda biasanya memiliki kepekaan yang lebih tinggi terhadap penyakit dibandingkan ayam dewas
  • 42.  Pada ayam umur muda (DOC dan pullet) sering terlihat gejala sakit pernapasan, menggigil, kehilangan nafsu makan, penurunan bobot badan dan peningkatan rasio konversi ransum. Anak ayam lebih sering terlihat bergerombol di dekat pemanas brooder. Pada ayam dewasa kadang-kadang terlihat ingus keluar dari hidung dan air mata, sulit bernapas, ngorok, dan bersin
  • 43.  Secara keilmuan, penyebab CRD kompleks dapat berasal dari induk (induk yang terserang CRD secara otomatis akan menularkannya ke anak ayam yang dihasilkannya), shg kondisi induk hrs diperktikan kesehatannya  Merebaknya kasus CRD kompleks seringkali disebabkan karena kesalahan tata laksana pemeliharaan. Bahkan, penyakit ini disebut juga sebagai penyakit kesalahan manajemen.  Pada ayam pedaging, pertumbuhan berat badan yang begitu pesat tidak diimbangi dengan perkembangan organ dalam, seperti jantung dan paru-paru. Hal ini mengakibatkan paru-paru dipaksa bekerja keras dalam menyuplai oksigen untuk proses metabolisme tubuh. Akibatnya, organ pernapasan ini menjadi lebih rentan terhadap gangguan. Kondisi ini juga dialami oleh organ pernapasan lainnya, seperti hidung (sinus hidung), trakea dan kantung udara. Pertumbuhan berat badan yang cepat tanpa diikuti dengan perkembangan organ dalam akan memicu munculnya penyakit saluran pernapasan  Kesalahan manajemen brooding, Masa brooding menjadi “pondasi” bagi pertumbuhan ayam pada masa selanjutnya  Tingginya kadar amonia  Lemahnya biosecurity  Kondisi cuaca yang tidak nyaman, Kandang yang nyaman, yaitu memiliki suhu 25-28oC dan kelembaban 60-70% akan mendukung produktivitas ayam.
  • 44. Selaput lendir pada trakea, bengkak dan berwarna merah Kantung udara keruh (a) dan berbusa (b). Perihepatitis dan pericarditis
  • 45. dosis dan lama pemberian yang tepat -> Mengapa ?? ?????