Anzeige

Buku text kelas x

Ulin Nuha
8. Aug 2014
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Anzeige
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Anzeige
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Anzeige
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Anzeige
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Anzeige
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Anzeige
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Anzeige
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Anzeige
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Anzeige
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Buku text kelas  x
Nächste SlideShare
X genap 2.-selalu-bersama-malaikat-dalam-keseharianX genap 2.-selalu-bersama-malaikat-dalam-keseharian
Wird geladen in ... 3
1 von 166
Anzeige

Más contenido relacionado

Anzeige
Anzeige

Buku text kelas x

  1. 1 Kelas X Semester gasal AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG PENCIPTAAN MANUSIA DAN TUGAS-TUGASNYA Standar Kompetensi : 1. Memahami ayat-ayat Al Qur’an tentang manusia dan tugasnya sebagai khalifah di bumi Kompetensi Dasar : 1.1. Membaca QS Al-Baqarah; 30, Al Mukminun; 12- 14, Az-Zariyat;56 dan An Nahl; 78. 1.2. Menyebutkan arti QS Al-Baqarah; 30, Al Mukminun; 12-14, Az-Zariyat;56 dan An Nahl; 78 1.3. Menampilkan perilaku sebagai khalifah di bumi seperti terkandung dalam QS Al-Baqarah; 30, Al Mukminun; 12-14, Az-Zariyat;56 dan An Nahl; 78 TARTILAN Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.  Q. S. Al Baqarah 30-33  Q.S. Al Mukminun : 12-14  Q.S. An Nahl : 78
  2. 2 1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid  Bacalah ayat berikut dengan tartil dan fasih. Kemudian salin kembali ayat- ayatnya dengan benar dan baik.  Penjelasan Tajwid Lafal Hukum Bacaan membacanya Alasan Mad tabi’i qaala panjang dua harakat fathah pada huruf qaf bertemu alif mati Mad jaiz muttasil lilmalaaaaaikati panjang 5 harakat setelah mad ada hamzah dalam satu lafal Ikhfa’ jaa’ilun fi dibaca samar tanwin dhummah bertemu dengan fa Idgam bigunnah May nun sukun tidak dibaca nun mati bertemu ya Mad jaiz munfasil Inniiiii a’lamu panjang 5 harakat setelah mad ada hamzah tidak dalam satu lafal  Kegiatan Siswa Lafal Pernyataan Hukum bacaan Cara membacanya Fathah mengadap alif yang mati ........ ......... Setelah Mad ada hamzah dalam satu lafal ..... ......... Tanwin fathah menghadap qaf ...... ...... Kasroh menghadap ya sukun ...... ...... Huruf nun disyiddah ( ditasydid) ... .....
  3. 3 2. Terjemahan Per-kata sesungguhnya Aku kepada para malaikat Tuhanmu berfirman dan tatkala mereka berkata khalifah bumi di menjadikan dan menumpahkan di dalamnya orang yang akan merusak di dalamnya ( bumi) mengapa Engkau akan menjadikan dan kami mensu- cikan Engkau dengan memuji Engkau kami bertasbih dan kami darah kalian ketahui apa yang tidak Aku lebih mengetahui Sungguh- nya Aku Dia berfirman 3. Terjemahan ayat Terjemahan Q.S. Al Baqarah, 2: 30. adalah : Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirkan kepada para Malaikat, “ Aku hendak menjadikan khalifah*) di bumi “ Mereka berkata, “ Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “ Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui” *) Khalifah bermakna pengganti, pemimpin atau penguasa 4. Kandungan Ayat Kandungan Al-Qur’an Surat Al Baqarah ayat 30 adalah : o Allah mengabarkan kepada Malaikat tentang rencananya menciptakan makhluk yang dinamakan manusia menjadi khalifah di bumi. o Para Malaikat ingin mengetahui secara pasti dengan mengajukan pertanyaan “ Apakah Allah akan menciptakan makhluk di bumi yang akan berbuat kerusakan dan pertumpahan darah?” Padahal mereka ( para Malaikat ) merupakan makhluk yang senantiasa bertasbih, menyucikan Allah, mentaati perintah-Nya dan tidak mendurhakai-Nya. o Ketidak tahuan para Malaikat dan kekhawatirannya setelah mendapatkan penjelasan dari Allah, bahwa Allah lebih mengetahui dari apa yang telah di ketahui para Malaikat. 5. Penjelasan : Qur’an surat Al Baqarah adalah surat yang ke 2 terdiri atas 286 ayat diturunkan di Madinah yang sebagian besar diturunkan pada permulaan tahun Hijriyah, kecuali ayat ke 281 diturunkan di Mina pada Hajji Wada’ (Haji Nabi Muhammad yang terakhir). Surat Al Baqarah termasuk golongan ayat-ayat Madaniyyah, merupakan surat yang terpanjang diantara surat-surat yang ada dalam Al Qur’an, dan di dalamnya terdapat pula ayat yang paling panjang yaitu
  4. 4 ayat yang ke 282. Dinamakan “Al Baqarah” yang berarti “ sapi betina” karena di dalamnya disebutkan kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani Isra’il (lihat ayat yang ke 67 s/d 74), dimana dijelaskan bagaimana watak orang Yahudi pada umumnya Pada ayat ke 30 dalam surat ini menjelaskan kedudukan manusia sebagai khalifah di muka bumi yaitu manusia diberi tugas untuk memelihara dan melestarikan alam, menggali, mengelola, dan mengolah kekayaan alam untuk dimanfaatkan demi kesejahteraan segenap manusia dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Untuk mewujudkan tugas yang mulia tersebut, manusia selama hidup di dunia diwajibkan meningkatkan kemampuannya baik fisik maupun rohaninya kearah yang lebih maju baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi. Dalam menjalankan tugas hidupnya manusia diharuskan menjauhi sifat-sifat yang buruk yang menjadi penyebab kerusakan tata hubungan antara manusia seperti pertumpahan darah maupun kerusakan alam. Oleh karena itu senantiasa manusia dianjurkan selalu ingat kepada Allah dengan berzikir, bertasbih, dan selalu menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjahui segala larangan- larangan-Nya. 1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid  Bacalah ayat berikut dengan tartil,fasih. Kemudian salin kembali ayat-ayatnya dengan benar dan baik.  Penjelasan Tajwid Lafal Hukum Bacaan Cara membaca Alasan qalqalah walaqadd huruf dal dibaca memantul huruf dal ditan- da sukun Ikhfa’ minssulalatin nun mati dibaca samar huruf nun mati bertemu sin gunnah Summa mim bertasydid dibaca dengung mim bersyiddah Idgham bigunnah qaraarimm dibaca terpadu dengan mim tanwin kasroh menghadap mim Izhar Khalqan akhara Tanwin fatkhah dibaca jelas Tanwin fatkhah menghadap hamzah
  5. 5  Kegiatan Siswa Lafal Pernyataan Hukum bacaan Cara membacanya Qaf disukun ( mati) ...... ...... Nun sukun menghadap tha .... ..... Fathah berdiri pada huruf nun .... .... Nun sukun bertemu sin .... .... Tanwin kasroh menghadap mim ... .... 2. Terjemahan Per-kata Dari tanah Dari saripati manusia Kami telah menciptakan Dan sungguh Yang kuat/kokoh dalam tempat Air mani Kami jadikannya kemudian segumpal darah itu lalu Kami ciptakan segumpal darah air mani (sperma ) kemudian Kami ciptakan lalu Kami bungkus tulang belulang segumpal daging itu lalu Kami ciptakan segumpal daging Maha suci Allah makhluk lain kemudian Kami jadikan dengan daging tulang itu Pencipta paling baik 3. Terjemahan ayat Terjemahan Q.S. Al Mukminun, 23 : 12-14 adalah : Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal ) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani ( yang disimpan) dalam tempat yang kokoh ( rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
  6. 6 Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha suci Allah, Pencipta yang paling baik. 4. Kandungan Ayat Kandungan Al-Qur’an Surat Al Mukminun ayat 12 – 14 adalah : o Penegasan Allah bahwa manusia merupakan makhluk ciptaan-Nya yang asal kejadiannya dari tanah. o Informasi dari Allah SWT tentang proses kejadian manusia ketika masih ada dalam kandungan. Proses kejadian manusia ketika masih dalam kandungan sebagai berikut : a. Allah SWT menjadikan saripati tanah yang terdapat dalam tubuh manusia sebagai nutfah ( spermatozoa), yang kemudian ditumpahkan kedalam qarar ( rahim atau kandungan). b. Allah SWT merubah nutfah menjadi alaqah yang berbentuk gumpalan darah menyerupai buah lecis atau lintah. c. Dari alaqah Allah SWT menjadikannya sebagai mudgah yaitu segumpal daging menyerupai daging yang telah hancur berkas dikunyah. d. Dari mudgah Allah SWT menjadikannya sebagai idzam yaitu tulang belulang yang menjadi rangka. e. Kemudian Allah SWT menjadikannya sebagai makhluk lain yaitu manusia dengan segenap anggota-anggotanya. 5. Penjelasan : Qur’an surat Al Mukminun adalah surat yang ke 23 yang terdiri atas 118 ayat, tergolong surat-surat Makkiyah. Dinamai “Al Mukminun” karena permulaan surat ini menerangkan bagaimana seharusnya sifat-sifat orang yang mukmin yang menyebabkan keberuntungan mereka di akherat dan ketentraman jiwa mereka di dunia. Demikian tingginya sifat-sifat itu, hingga ia telah menjadi pengikut bagi Nabi Muhammad s.a.w. Bagaimana menurut pandangan ilmu kedokteran tentang proses kejadian manusia itu? Allah memberikan anugrah kepada manusia sejak lahir tiga hal, yaitu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. Dengan tiga hal tersebut manusia akan menjadi makhluk yang paling sempurna. Menurut para ulama bahwa pendengaran merupakan alat untuk mendengar seruan di dunia dan akherat. Dalam perkembangan organ bayi bahwa pendengaran itu lebih dahulu berfungsi dari pada mata. Dalam ilmu Embriologi janin ketika masih ada di rahim ibunya, mereka telah mendengarkan pesan-pesan yang diberikan melalui ibunya. Kemudian barulah mata itu berfungsi ketika bayi itu telah lahir di dunia, sehingga bayi itu dapat melihat apa-apa yang ada di sekelilingnya. Barulah pada perkembangan berikutnya bayi itu bisa berfungsi hati nuraninya yang terdiri dari otak dan hatinya. Berdasarkan penelitian yang ilmiah di bidang kedokteran ditemukan bahwa otak manusia terdiri dari beberapa kepingan, yaitu keping otak bagian depan, dahi, pelipis, dan belakang. Kepingan-kepingan itu menjadi pusat berbagai macam indra manusia. Kepingan-kepingan itu mengalami perkembangan menuju kesempurnaan sesuai dengan derap perkembangan manusia sejak lahir sampai tua. Gambar perkembangan janin dalam kandungan
  7. 7 1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid  Bacalah ayat berikut dengan tartil,fasih. Kemudian salin kembali ayat-ayatnya dengan benar dan baik.  Penjelasan Tajwid Lafal Hukum Bacaan Cara membaca Alasan Mad tabi’i wamaa dibaca panjang 2 harakat fathah pada huruf mim berte-mu alif mati qalqalah khalaqqtu huruf Qaf diba- ca memantul qaf bertanda sukun al qamariyah aljinna hurul al dibaca jelas huruf al berha-dapan dengan huruf jim Ikhfa’ walinssi Huruf nun sukun menghadap sin Mad arid lissukun liya’buduun dibaca panjang 2,4 atau 5 hara- kat dummah pada huruf dal meng-hadap wau mati dan huruf nun yang diwaqafkan 2. Terjemahan Per-kata supaya mereka menyembahKu melainkan dan manusia jin Aku menciptakan dan tidak 3. Terjemahan ayat Terjemahan Q.S. Az Zariyat, 51 : 56 adalah : Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. 4. Kandungan ayat o Kandungan Al Qur’an Surah Az-Zariyat, 51 : 56 adalah tentang pemberitahuan dari Allah SWT bahwa maksud dan tujuan diciptakan makhluk berupa jin dan manusia ialah agar mereka beribadah kepada-Nya. o Menurut pengertian bahasa kata ibadah berarti : taat, patuh, tunduk, dan menurut. Allah SWT menciptakan jin dan manusia agar beribadah kepada- Nya, maksudnya agar taat dan patuh segala perintah-perintah-Nya, dan menjauhi semua larangan-larangan-Nya. o Pengertian ibadah dapat dibedakan ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdha. Ibadah mahdhah adalah bentuk ibadah yang berhubungan antara
  8. 8 manusia dengan Allah, seperti salat, puasa, haji dan lain-lain. Sedangkan ibadah ghoiru mahdhah adalah bentuk ibadah yang berupa aktivitas manusia yang baik dengan niat mencari ridlo Allah, seperti bekerja, belajar, sillaturrahmi dan lain-lain. 5. Penjelaasan Qur’an surat Al Baqarah adalah surat yang ke 2 terdiri atas 286 ayat diturunkan di Madinah yang sebagian besar diturunkan pada permulaan tahun Hijriyah, kecuali ayat ke 281 diturunkan di Mina pada Hajji Wada’ (Haji Nabi Muhammad yang terakhir). Surat Al Baqarah termasuk golongan ayat-ayat Madaniyyah, merupakan surat yang terpanjang diantara surat-surat yang ada dalam Al Qur’an, dan di dalamnya terdapat pula ayat yang paling panjang yaitu ayat yang ke 282. Dinamakan “Al Baqarah” yang berarti “ sapi betina” karena di dalamnya disebutkan kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani Isra’il (lihat ayat yang ke 67 s/d 74), dimana dijelaskan bagaimana watak orang Yahudi pada umumnya Pada ayat ke 30 dalam surat ini menjelaskan kedudukan manusia sebagai khalifah di muka bumi yaitu manusia diberi tugas untuk memelihara dan melestarikan alam, menggali, mengelola, dan mengolah kekayaan alam untuk dimanfaatkan demi kesejahteraan segenap manusia dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Untuk mewujudkan tugas yang mulia tersebut, manusia selama hidup di dunia diwajibkan meningkatkan kemampuannya baik fisik maupun rohaninya kearah yang lebih maju baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi. Dalam menjalankan tugas hidupnya manusia diharuskan menjauhi sifat-sifat yang buruk yang menjadi penyebab kerusakan tata hubungan antara manusia seperti pertumpahan darah maupun kerusakan alam. Oleh karena itu senantiasa manusia dianjurkan selalu ingat kepada Allah dengan berzikir, bertasbih, dan selalu menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjahui segala larangan- larangan-Nya. 1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid  Bacalah ayat berikut dengan tartil,fasih, perhatikanlah adab dan sopan santun ketika membaca Al Qur’an.  Penjelasan Tajwid Lafal Hukum Bacaan Cara membaca Alasan Tafkhim wallohu huru lam dibaca tebal Lam jalalah didahului harakat fatkhah Idgham mutamas- silain Akhrajakummin Huruf mim mengha-dap mim
  9. 9 Iqlab Mimmbutuuni Nun mati berubah suara mim Nun mati menghadap huruf ba Izhar syafawi ummahaatikum laa menyuarakan mim dengan jelas Mim mati bertemu huruf lam Al syamsyiyah Assam’a hurul lam mati tidak dibaca Huruf al bertemu dengan sin Mad layyin Syai-an Mad ya berada setelah fatkhah  Kegiatan Siswa Lafal Pernyataan Hukum Bacaan Cara membaca alif lam ( al ) menghadap hamzah .... ...... Tanwin fathah menghadap wau .... ...... alif lam menghadap hamzah .... ...... ‫ﺖ‬ Mim sukun menghadap ta’ .... ...... Mad menghadap nun yang diwakafkan .... ...... 2. Terjemahan Per-kata tidak ibu-ibu kalian dari perut- perut mengeluarkan kalian dan Allah pendengaran bagi kalian dan Dia jadikan sesuatu kalian mengetahui (kalian) bersyukur agar kalian dan hati / akal dan penglihatan 3. Terjemahan ayat Terjemahan Q.S. An Nahl, 16 : 78 adalah : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kamu bersyukur.
  10. 10 4. Kandungan ayat o Allah SWT memberitahukan kepada manusia bahwa setiap manusia itu dilahirkan dari perut ibunya dalam keadaan tidak berilmu pengetahuan. o Kemudian Allah SWT memberi manusia pendengaran, penglihatan, dan hati ( qalbu) sebagai alat untuk memperoleh ilmu pengetahuan. o Agar manusia sadar bahwa kesempurnaan fisik dan panca indera yang dimilikinya itu dapat dipergunakan untuk mengabdi kepada Allah SWT, sehingga mereka mau bersyukur kepada-Nya. 5. Penjelasan Surat An Nahl terdiri atas 128 ayat, termasuk golongan surat Makiyyah. Dinamakan “ An Nahl “ yang berarti “ lebah “ seperti dinyatakan dalam surat ini ayat 68 yang artinya “ Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah “. Lebah adalah makhluk Allah yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah dan Al Qur’anul Karim. Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan bisa menjadi obat bermacam-macam penyakit manusia ( lihat ayat 69). Sedang Al Qur’an mengandung inti sari dari kitab-kitab yang pernah diturunkan Allah kepada nabi-nabi terdahulu dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akherat ( lihat ayat 10 ). Pada Q.S. An Nahl : 78 diterangkan bahwa manusia ketika dilahirkan pertama kali awalnya tidak mengerti apa-apa, dan kondisinya sangat lemah sehingga membutuhkan orang lain untuk menolongnya seperti dokter, bidan, perawat, dan orang tua kita. Pada ayat tersebut Allah menegaskan bahwa sejak manusia lahir telah dibekali tiga kemampuan dasar, yaitu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. Ketiga bekal tersebut agar manusia dapat mengembangkan sesuai dengan petunjuk Allah dalam Al Qur’an sehingga akan dapat menjadi manusia yang sempurna yang dapat mengemban tugas sebagai khalifah di bumi dengan baik. Manusia akan menjadi beriman dan berilmu ketika mereka bisa belajar melalui tiga bekal tersebut sehingga dapat menangkap informasi-informasi di luar dirinya untuk dapat dikembangkan yaitu, membaca melalui penglihatan, mendengar melalui telinga, dan merasa melalui hati. KEGIATAN SISWA  Coba sebutkan contoh-contoh perbuatan manusia yang mengakibatkan pertumpahan darah .  Coba identifikasi fungsi indra pendengaran, penglihatan, akal dan kalbu. Bagaimanakah kamu mensyukurinya?  Coba renungkan perintah-perintah Allah SWT yang sudah dapat kamu kerjakan. RANGKUMAN  Surah Al Baqarah ayat 30 menjelaskan tentang pemberitahuan Allah kepada malaikat bahwa Allah SWT akan menciptakan Adam ( manusia ) sebagai kholifah di muka bumi. Para malaikat khawatir bahwa dijadikannya manusia sebagai khalifah akan merusak bumi dan mereka saling membunuh. Kekhawatiran malaikat itu hilang setelah ada penjelasan dari Allah.  Surah Al Mukminun ayat 12-14 berisi tentang asal kejadian manusia bahwa dijadikannya manusia itu berasal dari saripati tanah. Kemudian proses perkembangan selanjutnya dijadikannya melalui fase demi fase dalam rahim ibu.
  11. 11  Surah Az-Zariyat ayat 56, bahwa Allah SWT memberitahukan bahwa maksud dan tujuan dijadikan manusia itu adalah untuk beribadah kepada-Nya dengan cara mentaati perintah-perintah-Nya dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya.  Surat An Nahl ayat 78, bahwa Allah telah memberi karunia kepada manusia yang sangat mahal, yaitu panca indera. Oleh karena itu manusia diharapkan sadar akan nikmat-nikmat itu agar mereka mau bersyukur kepada-Nya. UJI KOMPETENSI a. Aspek Afektif Isilah pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan sikapmu yang sebenarnya dengan cara mencontreng ( √ ) pada kolom yang tersedia INTERNALISASI AKHLAK MULIA No Pernyataan setuju tidak setuju tidak tahu alasan 1 Membaca Al Qur'an hendaknya …… …… ….. …… Memegang teguh adab dan sopan santun membacanya. 2 Kedudukan manusia sebagai …… …… ….. …… khalifah di bumi adalah meman faatkan, dan melestarikannya 3 Kita sebagai seorang muslim …… …… ….. …… harus menyadari bahwa asal kejadian manusia dari saripati tanah 4 Proses kejadian manusia yang …… …… ….. …… diterangkan dalam Al Qur’an sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan 5 Ibadah yang berkualitas dan ……. ……. …… …….. bermakna adalah ibadah yang dilaksanakan dengan penuh keikhlasan b. Aspek Kognitif i. Soal pilihan ganda Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara menyilang (X) pada huruf a,b,c,d, atau e. 1. Lafal ada nun sukun menghadap ya adalah bacaan… a. izhar c. ikhfa’ e. qalqalah b. ikhfa’ d. mad 2. Lafal dalam Q.S. Al Baqarah, 2:30 artinya adalah…. a. di dalam bumi manusia saling membunuhnya b. mengapa Engkau menjadikan (khalifah) di bumi c. orang yang akan membuat kerusakan di bumi d. dia menumpahkan darah di dalamnya e. Sesungguhnya Aku akan menjadikan pemimpin di muka bumi.
  12. 12 3. Hal-hal berikut adalah tugas manusia sebagai khalifah dibumi. Adapun yang tidak termasuk didalamnya adalah…. a. memelihara alam sebagai anugrah Allah b. memelihara alam jangan sampai rusak c. menggali kekayaan alam untuk kesejahteraan manusia d. memanfaatkan alam untuk kepentingan manusia e. mengambil kekayaan alam meskipun dengan cara merusak 4. Sikap dan perilaku yang mencerminkan pengamalan Q.S. Az Zariyat,51:56 adalah sebagai… a. tidak saling bunuh membunuh b. beribadah dan beramal dengan ikhlas c. menyadari manusia diciptakan dari segumpal darah d. mengakui manusia dilahirkan pada awalnya tidak mengetahui apa-apa e. menjauhkan diri dari durhaka kepada kedua orang tua. 5. Berikut ini adalah ibadah yang hukumnya fardlu ain, adapun yang tidak termasuk didalamnya adalah… a. salat lima waktu d. puasa b. salat jum’ah e. haji c. salat tarowih 6. lafal yang terdapat dalam Q.S. Al Mukminun, 23: 14 artinya adalah… a. spermatozoa d. tulang belulang b. segumpal darah e. janin / bayi c. segumpal daging 7. Makhluk Allah antara malaikat dengan manusia yang menjadi persamaannya adalah… a. asal kejadiannya d. tugas dan tanggung jawabnya b. jenisnya e. kematiannya c. alam kehidupannya 8. Lafal dalam Q.S. An Nahl, 16: 78 artinya adalah … a. tidak mengetahui apa-apa d. perut ibumu b. dari penglihatanmu e. hati / akal kamu c. Dialah yang menjadikan kamu 9. Lafal terdapat mim sukun bertemu dengan mim, bacaan tajwidnya adalah … a. ikhfa’ syafawi d. idgham bigunnah b. idgham mutamassilain e. izhar syafawi c. iqlab 10. Perhatikanlah pernyataan-pernyataan berikut: (1). Mengucapkan hamdalah ketika memperoleh nikmat (2). Bermalas-malasan, tidak mau berusaha karena sudah kaya (3) Berusaha melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya (4). Bersabar ketika mendapat musibah (5). Putus asa ketika cita-citanya tidak tercapai. Perilaku bersyukur kepada Allah sesuai dengan perintah Q.S. An Nahl, 16: 78 adalah… a. (1), (3), (4) d. (2), (4), (5) b. (1), (2), (3) e. (1), (2), (4)
  13. 13 c. (3), (4), (5) 2). Soal Uraian Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan benar 1. Mengapa para malaikat mempertanyakan rencana Allah SWT menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi? 2. Kemukakan fase-fase perkembangan kejadian manusia dalam kandungan menurut Al Qur’an Surat Al Mukminun 12-14 ! 3. Tulislah lafal-lafal hukum bacaan yang berkaitan dengan nun mati dan tanwin, serta bacaan mad thabi’I yang terdapat pada Q.S. Al Baqarah : 30 ! 4. Kemukakan kandungan Q. S An Nahl ayat 78 ! 5. Kecakapan apa saja yang dimiliki manusia ketika ia lahir di bumi sebabagai anugrah Allah SWT?
  14. 14 Kelas X semester Gasal AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG KEIKHLASAN BERIBADAH Standar Kompetensi : 1. Memahami ayat-ayat Al Qur’an tentang keikhlasan dalam beribadah. Kompetensi Dasar : 5.1. Membaca QS Al-An’am 162- 163 dan Al Bayyinah ; 5.. 5.2. Menyebutkan arti QS Al- An’am 162 – 163 dan Al- Bayyinah; 5. 5.3. Menampilkan perilaku ikhlas dalam beribadah seperti yang terkandung dalam QS Al- An’am 162 – 163 dan Al- Bayyinah; 5. TARTILAN Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.  Q. S. Al An’am 162-163  Q.S. Al Mukminun : 1-6  Q.S. Al Hujurat : 39-41  Q.S. Al Bayyinah, 98 : 5
  15. 15 1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid  Bacalah ayat berikut dengan tartil dan fasih.Kemudian salin kembali ayat- ayatnya dengan benar dan baik.  Penjelasan Tajwid Lafal Hukum Bacaan Cara membaca Alasan Gunnah Inna (dengan berdengung ) Karena nun bertasdid Mad Tabi’i Salaatii dibaca panjang 2 harakat Karena fatkah pada lam menghadap alif dan kasrah pada ta menghadap ya Lafal jalalah dan mad badal Lillaahi dibaca panjang 2 harakat Karena ada kasrah menghadap lam jalalah Izhar qamariyah Al’alamiina ( al bibaca jelas ) Karena alim lam menghadap ‘ain Tarqiq Syariika Ri dibaca ringan berdering Huruf ra bertanda kasrah Mad ‘arid lissukun Al muslimiin Mad yang bertemu nun sukun yang diwaqafkan 2. Terjemahan Per-kata dan matiku dan hidupku dan ibadahku salatku Sesung guhnya Katakanlah bagi-Nya sekutu tidak ada semesta alam Tuhan pemelihara Untuk Allah Orang-orang yang berserah diri pertama- tama dan aku aku diperintahkan dan demikian itulah
  16. 16 3. Terjemahan ayat Terjemahan Q.S. Al An’am, 6 : 162 – 163 adalah : Katakanlah ( Muhammad ), “ sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri ( muslim)” 4. Kandungan o Suruhan Allah kepada segenap Muslim dan Muslimah untuk berkeyakinan bahwa salatnya, ibadahnya, hidupnya dan matinya adalah semata-mata untuk Tuhan Allah semesta alam o Seorang Muslim dan Muslimah harus berkeyakinan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa tiada sekutu baginya yang menentukan hidup dan matinya seseorang, dan yang mengatur segalanya di alam ini. o Allah menyuruh kepada Muslim dan Muslimat untuk berlaku ikhlas dalam beribadah, bermuamalah maupun berkeyakinan kepada-Nya. 5. Penjelasan Surat Al An’am terdiri atas 165 ayat, dinamakan Al An’am berarti “ binatang ternak “ ( seperti : unta, sapi, kambing, dan biri-biri ). Surat ini termasuk golongan ayat-ayat Makiyyah. Surat ini dinamakan “ Al An’am “ karena di dalamnya disebut kata “ An’am” dalam hubungannya dengan adat istiadat kaum musyrikin, yang menurut mereka binatang ternak itu dapat dipergunakan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan mereka. Dalam surat yang ke 162 – 163 Allah swt. memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. agar mengatakan bahwa salatnya, ibadahnya, hidupnya, dan matinya adalah semata-mata untuk Tuhan Allah semesta alam. Perintah itu harus diteruskan kepada umatnya agar mensikapi hidup itu senantiasa seorang muslim itu dalam melaksanakan salatnya, ibadahnya, dilaksanakan dengan khusyuk, tunduk, ikhlas untuk mencari rida Allah. Begitu pula hidupnya, matinya diserahkan seluruhnya kepada Allah swt Tuhan semesta alam, karena Allah adalah zat yang menentukan hidup dan matinya semua makhluk di alam ini. 1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid  Bacalah ayat berikut dengan tartil dan fasih. Kemudian salin kembali ayat- ayatnya dengan benar dan baik.  Penjelasan Tajwid Lafal Hukum Bacaan Cara membaca Alasan Mad jaiz munfasil Wama umiruuuu dibaca panjang 2 – 5 harakat Mad bertemu hamzah dilain lafal
  17. 17 Tafkhim ( berdegum ) Liya’budullooha dibaca panjang 2 harakat Lam jalalah sebelumnya ada harakat dhommah Mad wajib muttasil Hunafaa’a dibaca panjang 5 harakat Mad bertemu dengan hamzah dalam satu lafal Mad badal Assalaata Panjang 2 harakat Karena wau dibaca sebagai alif  Kegiatan Siswa Lafal Pernyataan Hukum bacaan Cara membacanya Kasroh bertemu ya disukun ...... ...... Alif lam bertemu dengan dal .... ..... Wau dibaca sebagai alif .... .... Dummah bertemu wau disukun ..... ..... Alif lam bertemu qaf .... .... 2. Terjemahan Per-kata memurnikan Allah supaya mereka menyembah kecuali mereka diperintah Dan tidak dan mereka menunaikan salat dan mereka mendirikan Ikhlas / lurus ketaatan/ agama kepada- Nya betul / lurus agama dan demikian itu zakat 3. Terjemahan ayat Terjemahan Q.S. Al Bayyinah, 98 : 5 adalah : Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati- Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus ( benar )*) *) Lurus berarti jauh dari syirik dan jauh dari kesesatan
  18. 18 4. Kandungan o Suruhan Allah kepada manusia dalam mengamalkan ajaran agama hendaklah yang lurus yaitu jauh dari hal-hal kemusyrikan dan kesesatan. o Dalam beribadah hendaklah dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah yaitu kesadaran diri dalam menjalankannya semata-mata mentaati perintah Allah dengan mengharap ridlo-Nya. 5, Penjelasan Surat Al Bayyinah terdiri atas 8 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyah, diturunkan setelah surat At Tholaq. Dinamai “ Al Bayyinah “ berarti “ buku yang nyata” yang diambil dari kata perkataan Bayyinah yang terdapat pada akhir ayat yang pertama. Pada ayat yang ke 5 surat ini, Allah swt menegaskan bahwa manusia tidak diperintahkan, kecuali untuk beribadah kepada Tuhan Allah dengan lurus. Dilaksanakannya ibadah itu sebagai bukti ketaatannya menyembah dengan memurnikan niat tanpa ada campuran sedikitpun dari perbuatan syirik. Untuk mencapai derajat ibadah yang tinggi manusia diharuskan dalam melaksanakannya secara ikhlas lahir dan batin. Dengan jalan itu manusia akan mencapai kebahagiaan dunia dan akherat. Orang yang mempunyai sifat ikhlas disebut mukhlis. Niat adalah dorongan yang tumbuh dalam hati manusia untuk melaksanakan suatu amal atau perbuatan tertentu. Sedangkan ikhlas mempunyai arti : murni, suci atau bersih. Dalam menjalankan pengamalan ajaran Islam seorang muslim diharus- kan mendasarkan diri dengan niat ikhlas yaitu didasarkan karena Allah semata untuk memperoleh rida-Nya. Pengamalan yang ikhlas itu adalah pengamalan yang jauh dari sifat riya’, dan sum’ah. Karena itu suatu amalan yang tidak didasari dengan niat ikhlas tidak diterima Allah sehingga tidak akan mendapatkan pahala dari-Nya. KEGIATAN SISWA  Coba sebutkan contoh-contoh perbuatan/peribadatan manusia yang tergolong sesat.  Coba identifikasi ibadah-ibadah yang benar yang sesuai dengan petunjuk Al Qur’an dan Hadis. Bagaimanakah cara melaksanakannya?  Coba renungkan bagaimana ibadah / amaliah yang dilakukan dengan ikhlas karena Allah. RANGKUMAN  Surah Al An’am ayat 162-163 berisi suruhan Allah SWT kepada manusia agar setiap Muslim dan Muslimah berkeyakinan bahwa salatnya, ibadahnya, hidup dan matinya semata-mata untuk Allah SWT. Setiap individu muslim hendaklah berserahdiri kepada kekuasaan Allah secara keseluruhan dengan niat ikhlas.  Surah Al Bayyinah ayat 5 berisi perintah Allah SWT bahwa dalam meyakini ajaran Islam dan mengamalkan ajarannya hendaklah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah dan mengharap ridlo-Nya. UJI KOMPETENSI a. Aspek afektif Isilah pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan sikapmu yang sebenarnya dengan cara mencontreng ( √ ) pada kolom yang tersedia
  19. 19 INTERNALISASI AKHLAK MULIA No Pernyataan setuju tidak setuju tidak tahu alasan 1 Semua aktivitas manusia dapat …… …… ….. …… diatur berdasarkan Al Qur’an 2 Beribadah dengan ikhlas meru- …… …… ….. …… pakan perintah Allah 3 Bersesaji dan berkurban yang …… …… ….. …… dipersembahkan kepada makh- luk halus termasuk syirik 4 Ibadah wajib dan sunah boleh …… …… ….. …… dilaksanakan dengan riya’ dan sum’ah 5 Menuntut ilmu hendaklah dilak- ….. …. …. ….. sanakan dengan niat mencari ridlo Allah SWT b. Aspek kognitif 1). Soal pilihan ganda Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara menyilang (X) pada huruf a,b,c,d, atau e. 1. Lafal pada huruf nun syiddah dibaca dengung yang merupakan bacaan... a. izhar c. Idgham bigunnah e. iqlab b. gunnah d. mad arid 2. Ketika ada fatkhah tegak menghadap huruf hamzah dalam satu lafal seperti bacaan bacaan tajwidnya adalah.... a. mad arid d. mad wajib munfasil b. mad thabi’i e. mad jaiz c. mad wajib muttasil 3. Dalam Q.S. Al An’am, 6 : 62 ada lafal artinya adalah... a. hidupku d. keturunanku b. matiku e. nabiku c. ibadahku 4. perhatikan pernyataan-pernyataan berikut : (1). menyekutukan Allah dengan makhluk (2). berdo’a dibawah lingdungan Ka’bah (3). menyembelih kurban yang dipersembahkan kepada makhluk halus agar selamat (4). mempercayai dukun dengan mantranya dapat membantu kesulitan manusia (5). menyebut- nyebut nama Rosulullah ketika berdo’a Dari pernyataan tersebut di atas perilaku yang tergolong perbuatan syirik adalah.... a. (1), (3), (4) d. ( 3), (4), (5) b. (2), (3), (5) e. ( 2), (3), (4) c. (1), (2), (3)
  20. 20 5. Dalam Q.S. Al Bayyinah ada lafal mempunyai arti.... a. menjadikan d. taat b. patuh e. lurus c. ikut 6. berikut ini termasuk rukun ibadah salat apabila tidak dilaksanakan maka salatnya batal. Adapun yang tidak termasuk di dalamnya adalah.... a. niat dibarengi dengan takbirotul ihram b. membaca surat Al fatehah c. bersujud dengan tumakninah d. membaca do’a iftitah e. berdiri jika berkuasa 7. Perbuatan dosa yang tidak akan mendapatkan ampunan dari Allah SWT adalah.... a. berbuat jahat dengah tetangga d. bergunjung b. durhaka kepada kedua orangtua e. menyekutukan Allah SWT c. melakukan penipuan dan berdusta 8. Berikut ini adalah diantara sikap dan perilaku orang yang mengamalkan firman Allah Q.S. Al Bayyinah ayat : 5. Adapun yang tidak termasuk di dalamnya adalah.... a. beribadah kepada Allah dengan ikhlas b. tolong menolong dalam berbuat kebajikan c. berperilaku sopan kepada siapa saja d. menuntut ilmu dan mengamalkannya untuk kemanusiaan e. tidak mau bekerja sama dengan sesama muslim karena berbeda faham 9. Berikut ini adalah keutamaan-keutamaan beramal ikhlas. Adapun yang tidak termasuk di dalamnya adalah.... a. menjadi syarat diterimanya amal ibadah seseorang b. menjadikan semangat dalam melakukan amal kebajikan c. menjadi orang yang sabar meskipun diejek dan dihina amal ibadahnya d. mendatangkan ketentraman dan ketenangan hidupnya e. menjadikan besar dirinya karena banyak dipuji orang lain. 10. Berikut ini merupakan lafal Q.S. Al An’am ayat 162 – 163, manakah yang artinya ikhlas / lurus.... a. c. e. b. d. 2). Soal Uraian Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan benar! 1. Jelaskan arti ibadah menurut fuqaha ? serta berilah contohnya ! 2. Jelaskan usaha-usaha yang harus ditempuh bagi seorang Muslim dan Muslimah agar dapat beribadah dengan ikhlas ! 3. Kemukakan tiga keutamaan bagi seorang Muslim/Muslimah yang telah beramal secara ikhlas! 4. Bagaimana tanda-tanda seseorang yang beramal tidak ikhlas itu? 5. Identifikasi perilaku-perilaku manusia yang berbuat syirik kepada Allah SWT!
  21. 21 IMAM KEPADA ALLAH Standar Kompetensi : 3. Meningkatkan keimanan kepada Allah melalui pemahaman sifat-sifat-Nya dalam Asmaul husna Kompetensi Dasar : 3.1 Menyebutkan 10 sifat Allah dalam Asmaul Husna. 3.2 Menjelaskan arti 10 sifat Allah dalam Asmaul Husna 3.3 Menampilkan perilaku yang menceminkan keimanan terhap 10 sifat Allah dalam Asmaul Husna TARTILAN Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.  Q. S. Al Baqarah 255  Q.S. Al A’raf : 180 - 181  Q.S. Al Mukminun : 116
  22. 22 IFTITAH . 1. Bacalah Al-Qur’an 5-10 menit sebelum memulai pelajaran! 2 Awali pelajaranmu dengan membaca doa belajar! 3. Bersikap baiklah kepada Allah swt. dan sesama makhluk-Nya! 4. Hayatilah keimanan kepada Allah dan terapkan dalam perilaku sehari-hari! Pernahkah kamu memperhatikan diri dan alam sekitarmu? Siapakah pencipta semua itu? Dialah Allah swt. pencipta alam beserta seluruh isinya. Dia menciptakan semua itu dengan kehendak dan kuasa-Nya. Oleh karena itu, kita harus meyakini, memahami, serta meneladani sifat-sifat Allah swt. khususnya yang terkandung dalam Asmaul Husna di dalam kehidupan kita. Iman kepada Allah merupakan rukun iman yang pertama sekaligus sebagai pondasi dari rukun iman yang lain. Allah swt. adalah Zat yang Mahakuasa, yang menciptakan alam beserta seluruh isinya sekaligus sebagai penjaga dan pengatur alam jagat ini, yang tidak pernah merasa lelah, yang tidak pernah mengantuk, tidak pernah tidur, dan tidak merasa berat menjaga keduanya. Dialah Allah swt. yang memiliki sifat wajib, mustahil, dan jaiz sebagai sifat kesempurnaan-Nya. A. Sifat-Sifat Allah SWT. Allah swt. adalah Zat Maha Pencipta dan Pengatur seluruh alam beserta isinya. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Dia tidak pernah mengantuk dan tidak pernah tidur. Dia tidak pernah merasa berat menjaga langit dan bumi beserta seluruh isinya. Allah swt. memiliki sifat wajib, mustahil, dan jaiz yang dimiliki-Nya sebagai kesempurnaan-Nya. Sifat wajib artinya sifat yang harus dimiliki oleh Allah sebagai sifat kesempurnaan-Nya karena Dia adalah segala-galanya. Hal ini tercermin pada sifat wajib yang 13 dan bila ditambah dengan sifat maknawiyah yang ada 7 buah akan menjadi 20. Adapun sifat mustahil adalah sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh Allah. Sedangkan sifat jaiz, yaitu sifat wenang (bebas). Artinya, Allah bebas berbuat sesuai dengan kuasa dan kehendak- Nya atau dengan kata lain, Allah boleh berbuat atau tidak berbuat sesuai dengan keinginan-Nya. Asmaul Husna adalah nama-nama yang baik bagi Allah yang jumlahnya adalah 99 nama. Sebagai orang yang beriman, kita selalu dianjurkan untuk menyebut-Nya. Hal ini tertera dalam hadis yang menyebutkan tentang Asmaul Husna berbunyi sebagai berikut. ‫ر‬ْ‫ت‬ِ‫و‬ َ‫هللا‬ َّ‫ِن‬‫ا‬ َ‫و‬ َ‫ة‬َّ‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ َ‫ل‬َ‫خ‬َ‫اد‬َ‫ه‬َ‫ظ‬َ‫ف‬َ‫ح‬ ْ‫ن‬َ‫م‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ِس‬‫ا‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ِس‬‫ت‬ َ‫و‬ ً‫ة‬َ‫ع‬ْ‫ِس‬‫ت‬ ِ َّ ِ‫ّلِل‬ َّ‫ِن‬‫ا‬َ‫ر‬ْ‫ت‬ِ‫و‬ْ‫ال‬ ُّ‫ِب‬‫ح‬ُ‫ي‬ َ‫و‬(‫ماجه‬ ‫ابن‬ ‫رواه‬)
  23. 23 Artinya: Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama. Barang siapa menghapalnya (dengan meyakini kebenarannya) ia masuk surga. Sesungguhnya Allah Maha ganjil (tidak genap) dan senang sekali pada sesuatu yang ganjil." (HR Ibnu Majah). Adapun sifat-sifat wajib dan sifat-sifat mustahil bagi Allah adalah sebagai berikut. No Sifat wajib Artinya Sifat mustahil Artinya 1 Wujud Ada Adam Tidak ada 2 Qidam Terdahulu Hudus Baru 3 Baqa Kekal Fana Lenyap 4 Mukhalafatuhu lil hawadis Berbeda dengan yang baru Mumasalatuhu lil hawadis Serupa dengan yang baru 5 Qiyamuhu binafsih Berdiri dengan sendiri-Nya Ihtiyaju bigairih Berhajat kepada yang lain 6 Wahdaniah Esa Ta’addud Berbilang/berjumlah 7 Qudrat Berkuasa Ajzu Lemah 8 Iradat Berkehendak Karahah Terpaksa 9 I1mu Mengetahui Jahlun Bodoh 10 Hayat Hidup Maut Mati 11 Sama Mendengar Summun Tuli 12 Basar Melihat Umyun Buta 13 Kalam Berfirman Bukmun Bisu Apabila sifat-sifat tersebut ditambah dengan sifat maknawiyah sebanyak tujuh sifat, maka akan menjadi 20, yaitu sebagai berikut. No Sifat Maknawiyah Artinya 1 Qadiran Mahakuasa 2 Muridan Maha Berkehendak 3 Aliman Maha Mengetahui 4 Hayyan Mahahidup 5 Sami'an Maha Mendengar 6 Basiran Maha Melihat 7 Mutakalliman Maha Berfirman
  24. 24 Selain sifat wajib dan mustahil tersebut, Allah juga mempunyai sifat jaiz yang artinya boleh (bebas). Maksudnya, Allah bebas berbuat sesuatu dan bebas pula tidak berbuat sesuatu sesuai dengan kehendak dan kuasa-Nya. TUGAS Sebutkan cara menghayati sifat Allah dalam kehidupan pribadimu! Buatlah dalam bentuk tabel! B. Sifat Allah dalam Asmaul Husna Selain sifat kesempurnaan Allah swt. sebagaimana telah disebutkan, Allah juga mempunyai nama-nama baik yang jumlahnya 99. Sebagai orang yang beriman, kita dianjurkan untuk selalu menyebut-Nya. Firman Allah swt. Artinya: Allah mempunyai Asmaul Husna (nama-nama yang agung sesuai dengan sifat- sifat Allah), maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (QS Al A’raf: 180). RISALAH Surah Al lkhlas merupakan sebuah surah dalam Al Quran yang berisi ketegasan dan kesaksian tauhid kepada Allah swt. Di dalamnya sifat keesaan Allah dan beberapa Asmaul Husna-Nya benar-benar menjadi titik sentral. Konsekuensinya adalah bahwa Allah tidak akan menerima dosa yang bernama syirik atau menyekutukan-Nya dengan sesuatu yang lain. Rasulullah Saw bersabda. َ‫ر‬ْ‫ت‬ِ‫و‬ْ‫ال‬ ُّ‫ِب‬‫ح‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ ‫ر‬ْ‫ت‬ِ‫و‬ َ‫هللا‬ َّ‫ِن‬‫ا‬ َ‫و‬ َ‫ة‬َّ‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ َ‫ل‬َ‫خ‬َ‫اد‬َ‫ه‬َ‫ظ‬َ‫ف‬َ‫ح‬ ْ‫ن‬َ‫م‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ِس‬‫ا‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ِس‬‫ت‬ َ‫و‬ ً‫ة‬َ‫ع‬ْ‫ِس‬‫ت‬ ِ َّ ِ‫ّلِل‬ َّ‫ِن‬‫ا‬(‫ماجه‬ ‫ابن‬ ‫رواه‬) Artinya: "Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama. Barangsiapa menghafalnya (dengan meyakini akan kebenarannya), is masuk surga. Sesungguhnya Allah itu Mahaganjil (tidak genap) dan senang sekali pada sesuatu yang ganjil."(HR Ibnu Majah). Adapun Asmaul Husna sebagaimana difirmankan Allah swt. dalam Al Quran dan disabdakan oleh Rasullullah saw. jumlahnya ada 99, yaitu sebagai berikut. No Asmaul Husna Artinya Ayat Rujukan 1 Ar Rahman Maha Pemurah (QS Al Fatihah: 3) 2 Ar Rahim Maha Pengasih (QS Al Fatihah: 3)
  25. 25 3 Al Malik Maharaja (QS Al Mu'minun: 116) 4 Al Quddus Mahasuci (QS Al Jumuah: 1) 5 As Salam Mahasejahtera (QS Al Hasyr: 23) 6 Al Mu'min Maha Terpercaya (QS Al Hasyr: 23) 7 Al Muhaimin Maha Memelihara (QS Al Hasyr: 23) 8 Al `Aziz Mahaperkasa (QS Ali Imran: 62) 9 Al Jabbar Kehendaknya Tak Dapat Diingkari (QS Al Hasyr: 23) 10 Al Mutakabbir Memiliki Kebesaran (QS Al Hasyr: 23) 11 Al Khaliq Maha Pencipta (QS Ar Ra'd: 16) 12 Al Bari' Mengadakan dari Tiada (QS Al Hasyr: 24) 13 Al Musawwir Membuat Bentuk (QS Al Hasyr: 24) 14 Al Gaffar Maha Pengampun (QS Al Baqarah: 235) 15 Al Qahhar Mahaperkasa (QS Ar Ra'd: 16) 16 Al Wahhab Maha Pemberi (QS Ali Imran: 8) 17 Ar Razzaq Maha Pemberi Rezeki (QS Az Zariyat: 58) 18 Al Fattah Maha membuka (hati) (QS Saba: 26) 19 Al 'Alim Maha Mengetahui (QS Al Baqarah: 29) 20 Al Qabid Maha Pengendali (QS Al Baqarah: 245) 21 Al Basit Maha Melapangkan (QS Ar Ra'd: 35) 22 Al Khafid Maha Merendahkan (HR At Turmuzi) 23 Ar Rafi' Maha Meninggikan (QS Al An'am: 83) 24 Al Mu'iz Maha Terhormat (QS Ali Imran: 26) 25 Al Muzill Maha Menghinakan (QS Ali Imran: 26) 26 As Sami' Maha Mendengar (QS Al Isra: 1) 27 Al Basir Maha Melihat (QS Al Hadid: 4) 28 Al Hakam Maha Memutuskan Hukum (QS Al Mu'min: 48) 29 Al `Adl Maha adil (QS AI An'am: 115) 30 Al Latif Maha lembut (QS Al Mulk: 14) 30 Al Khabir Maha Mengetahui (QS Al An'am: 18) 32 Al Halim Maha Penyantun (QS Al Baqarah: 235) 33 Al `Azim Maha agung (QS Asy Syura: 4) 34 Al Gafur Maha Pengampun (QS Ali lmran: 89) 35 Asy Syakur Maha Menerima Syukur (QS Fatir: 30) 36 Al `Aliyy Maha tinggi (QS An Nisa: 34)
  26. 26 37 Al Kabir Maha besar (QS Ar Ra'd: 9) 38 Al Hafiz Maha Penjaga (QS Hud: 57) 39 Al Mugit Maha Pemelihara (QS An Nisa: 85) 40 Al Hasib Maha Pembuat Perhitungan (QS An Nisa: 6) 41 Al Jalil Maha luhur (QS Ar Rahman: 27) 42 Al Karim Maha mulia (QS An Naml: 40) 43 Ar Raqib Maha Mengawasi (QS Al Ahzab: 52) 44 Al Mujib Maha Mengabulkan (QS Hud: 61) 45 Al Wasi' Maha luas (QS Al Baqarah: 268) 46 Al Hakim Maha bijaksana (QS Al An'am: 18) 47 Al Wadud Maha Mengasihi (QS Al Buruj: 14) 48 AI Majid Maha mulia (QS Al Buruj: 15) 49 Al Ba'is Maha Membangkitkan (QS Yasin: 52) 50 Asy Syahid Maha Menyaksikan (QS Al Maidah: 117) 51 Al Haqq Maha benar (QS Taha: 114) 52 Al Wakil Maha Pemelihara (QS Al An'am: 102) 53 Al Qawiyy Maha kuat (QS Al Anfal: 52) 54 Al Matin Maha kokoh (QS Az Zariyat: 58) 55 Al Waliyy Maha Melindungi (QS An Nisa: 45) 56 Al Hamid Maha Terpuji (QS An Nisa: 31) 57 Al Muhsi Maha Menghitung (QS Maryam: 94) 58 Al Mubdi Maha Memulai (QS AI Buruj: 13) 59 Al Mu'id Maha Mengembalikan (QS Ar Rum: 27) 60 Al Muhyi Maha Menghidupkan (QS Ar Rum: 50) 61 Al Mumit Maha Mematikan (QS Al Mu'min: 68) 62 Al Hayy Maha hidup (QS Taha: 111) 63 Al Qayyum Maha mandiri (QS Taha: 11) 64 Al Wajid Maha Menemukan (QS Ad Duha: 6-8) 65 Al Majid Maha Mulia (QS hud: 73) 66 Al Ahad Maha Esa (QS Al lkhlas: 1) 67 Al Wahid Maha Tunggal (QS Al Baqarah: 133) 68 As Samad Maha Dibutuhkan (QS Al Ikhlas: 2) 69 Al Qadir Maha kuat (QS Al Baqarah: 20) 70 Al Muqtadir Maha Berkuasa (QS Al Qamar: 42) 71 Al Mugaddim Maha Mendahulukan (QS Qaf: 28)
  27. 27 72 Al Mu'akhkhir Maha Mengakhirkan (QS Ibrahim: 42) 73 Al Awwal Maha Permulaan (QS Al Hadid: 3) 74 Al Akhir Maha akhir (QS Al Hadid: 3) 75 Az Zahir Maha nyata (QS Al Hadid: 3) 76 Al Batin Maha gaib (QS Al Hadid: 3) 77 Al Wali Maha Memerintah (QS Ar Ra'd: 11) 78 Al Muta'ali Maha tinggi (QS Ar Ra'd: 9) 79 Al Barr Maha dermawan (QS At Tur: 28) 80 At Tawwab Maha Penerima Tobat (QS An Nisa: 16) 81 AI Muntagim Maha Penyiksa (QS As Sajadah: 22) 82 Al 'Afuww Maha Pemaaf (QS An Nisa: 99) 83 Ar Rauf Maha Pengasih
  28. 28 ganti kata Allah atau menyebut kedua kata tersebut sejajar dan bersamaan, yaitu sebagai berikut: Artinya: "Katakanlah; Serulah Allah atau serulah Ar Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru. Dia memunyai Asmaul Husna nama-nama yang terbaik." (QS Al Isra: 110). Berdasarkan ayat tersebut, Allah adalah satu-satunya yang paling berhak disembah. Dalam sebuah hadis qudsi dinyatakan bahwa Allah swt. berfirman yang artinya: "Aku adalah Ar Rahman, Aku menciptakan rahim, Kuambilkan untuknya nama yang berakar dari nama-Ku. Siapa yang menyambungnya (silaturahim) akan Kusambung (rahmat-Ku) untuknya dan siapa yang memutuskannya, Kuputuskan (rahmat-Ku baginya)." (HR Abu Daud dan At Turmuzi). Muhammad Abduh berpendapat bahwa Ar Rahman adalah rahmat Tuhan yang sempurna, tetapi sifatnya sementara dan yang dicurahkan-Nya kepada semua makhluk, baik mukmin ataupun kafir. Akan tetapi, karena sementaranya itu, maka is hanya berupa rahmat di dunia saja dan tidak bersifat abadi. Rasulullah saw. memberikan sebuah ilustrasi melalui hadisnya menyangkut besarnya rahmat Allah yang artinya: "Allah swt. menjadikan rahmat itu seratus bagian, disimpan di sisi-Nya sembilan puluh sembilan dan diturunkan-Nya ke bumi ini satu bagian; yang satu bagian inilah yang dibagi pada seluruh makhluk, (yang tercermin antara lain) pada seekor binatang yang mengangkat kakinya dari anaknya terdorongoleh rahmat kasih sayang, khawatir jangan sampai menyakitinya." (HR Muslim). Al Ghazali berpendapat bahwa buah yang dihasilkan seseorang yang dihasilkan oleh sifat rahman ini pada kehidupan seseorang, antara lain is akan menebarkan kasih sayang kepada sesamanya yang lengah dan lemah serta mengalihkan hal tersebut menuju jalan Allah. Ia pun tidak akan ragu mencurahkan kasih sayang tersebut kepada sesama manusia tanpa memandang perbedaan suku, ras, atau agama bahkan tingkat keimanannya serta memberi pula rahmat dan kasih sayang kepada makhluk-makhluk lain, baik yang hidup maupun yang mati. 2. Ar Rahim Ketika disebutkan kata rahim, pasti yang terlintas adalah ibu yang memiliki anak dan pikiran kita akan melayang pada kasih sayang yang dicurahkan sang Ibu kepada anaknya. Tetapi, jangan diduga bahwa sifat kasih sayang atau rahmat Tuhan akan sama dengan sifat rahmat ibu tersebut. Kita harus meyakini bahwa kasih sayang Tuhan tidak akan pernah sepadan dengan kasih sayang ibu. Allah adalah wujud yang tidak dapat dipersamakan, baik dalam zat, sifat, dan perbuatan-Nya dengan apa pun. Rahmat kasih sayang Allah tidak terhingga (QS Al Araf 156) dan dalam sebuah hadis qudsi dinyatakan bahwa Allah swt. berfirman yang artinya, "Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan amarah-Ku." (HR Bukhari dan Muslim). At Rahim artinya adalah Maha Pengasih dan nama ini terdapat dalam Al Quran Surah Al Fatihah Ayat 3 sebagaimana pula nama At Rahman. Sebagai mukmin kita menyebut nama ini beberapa kali, khususnya pada saat salat. Melalui pemahaman akan sifat ini, kita dianjurkan untuk mencontoh sifat Allah tersebut untuk diamalkan dalam
  29. 29 kehidupan sehari-hari. Hanya saja sifat At Rahim Allah sudah tentu dalam kapasitas dan substansi yang jauh lebih sempurna dari sifat manusia. Silaturahim adalah hubungan kasih sayang. Rahim juga berarti peranakan (kandungan) yang melahirkan kasih sayang. Kerabat pun dinamakan rahim karena kasih sayang yang terjalin di antara anggota-anggotanya. Menurut Muhammad Abduh, kata rahim yang polanya menunjukkan kemantapan dan kesinambungan, menunjuk kepada sifat zat Allah atau menunjukkan kepada kesinambungan dan kemantapan nikmat-Nya. Kemantapan dan kesinambungan hanya dapat terwujud di akhirat kelak. Di sisi lain, rahmat ukhrawi hanya diraih oleh orang yang taat dan bertakwa sebagaimana diungkapkan dalam ayat berikut ini. Artinya: "Katakanlah: Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang balk? Katakanlah: Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui." (QS Al Araf: 32). 3. As Sahur Arti dari As Sabur adalah Maha Penyabar. Seseorang yang menahan gejolak hatinya dinamakan sabar. Ada yang memahami sifat ini dalam arti melimpahkan kemampuan bersabar ke hati hambahamba-Nya. Kemampuan bersabar bagi manusia memang diakui oleh para pakar ilmu jiwa. Salah seorang di antaranya adalah Freud yang menyatakan bahwa manusia memiliki kemampuan memikul sesuatu yang tidak disenanginya dan mendapat kenikmatan di balik itu. Sifat sabar yang dimiliki Allah swt. harus kita contoh dan kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Imam Ghazali mengartikan kata As Sabur sebagai sikap yang tidak terdorong oleh ketergesaan sehingga bergegas melakukan sesuatu sebelum waktunya, tetapi meletakkan sesuatu dengan kadar tertentu dan memberlakukannya dengan aturan-aturan tertentu pula. Uraian Al Quran tentang sabar adalah kebajikan dan kedudukan tertinggi yang diperoleh seseorang karena kesabarannya. Firman Allah dalam Al Quran. Artinya: "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (QS Az Zumar: 10). Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS Al Baqarah: 153).
  30. 30 Semua ganjaran amal ditetapkan Allah kadarnya, kecuali ganjaran kesabaran sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat tersebut. Oleh karena itu, puasa yang inti pelaksanaannya adalah sabar dinyatakan oleh Allah melalui hadis qudsi "Puasa adalah untuk-Ku dan Aku sendiri yang yang akan memberi (menetapkan ganjaran bagi pelakunya." Sabar memang selalu pahit awalnya, namun akan berbuah manis pada akhirnya. Hanya sekali Allah memberi kebebasan manusia untuk bersabar atau tidak, yaitu ketika orang-orang durhaka dipersilakan masuk ke neraka (QS At Tur: 16). Manusia yang meneladani sifat ini, dituntut untuk melaksanakan petunjuk Allah tersebut dalam menjalani kesabaran sambil juga tetap menghayati makna As Sabur sehingga dapat dilakukan sekuat kemampuan. 4. Al Barr Allah bersifat Al. Barr dipahami bahwa Allah memberikan aneka anugerah untuk kemaslahatan makhluk-Nya. Anugerah Allah sangat luas yang tidak terbilang atau tidak terhingga. Firman Allah swt. Artinya: "Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dialah yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang." (QS At Tur: 28). Ada pula yang memahami bahwa Allah senantiasa menepati janji dan Dia selalu menghendaki kebaikan untuk hamba-hamba-Nya serta kemudahan buat mereka (QS Al Baqarah: 185). Aneka anugerah diberikan Allah semata-mata atas dasar kasih sayang- Nya. Adapun manusia kadang memberi kebaikan atau melakukan sesuatu atas dasar pamrih atau ingin mendapatkan manfaat tertentu dari hal tersebut. Seorang hamba yang meneladani sifat ini hendaknya selalu mendasari sesuatu dengan maksud yang balk dan memberikan hal-hal yang bermanfaat kepada manusia atau makhluk Allah yang lainnya. kita pun harus senantiasa ingat bahwa Allah tidak menghendaki kesukaran bagi kita dan pasti akan menepati janji-Nya. 5. Asy Syakur Asy Syakur diartikan sebagai Allah yang mengembangkan dari amalan hamba- hamba-Nya meskipun sedikit dan melipatgandakan ganjarannya (QS Al Baqarah: 261). Manusia wajib bersyukur atas segala karunia yang diberikan Allah kepada kits. Firman Allah berkaitan dengan syukur ini, antara lain sebagai berikut: Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS Ibrahim: 7). Makna dan kapasitas Syakur Allah dan manusia pasti berbeda. Pada hakikatnya, setiap pekerjaan atau sesuatu yang baik lahir di alam ini adalah atas izin Allah semata. Apa yang balk dari did kita pun berasal dari Allah semata. Oleh karena itu, pujian apa pun yang kita sampaikan kepada siapa pun, akhirnya akan kembali pada Allah juga.
  31. 31 Itulah sebabnya kita diajarkan untuk mengucapkan hamdalah apabila kita bersyukur atas nikmat-Nya. 6. Al Adil (Maha adil) Pengertian adil secara umum adalah meletakkan segala sesuatu pada tempatnya. Menurut pengertian Islam, adil adalah menentukan suatu hukum berlandaskan kebenaran. Keadilan Allah adalah keadilan yang hakiki dart berlaku bagi seluruh hamba-Nya. Firman Allah swt. Artinya: “Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barang siapa berbuat jahat, maka (dosanya) atas dirinya sendiri dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-Nya" (QS Fussilat: 46). Berdasarkan ayat tersebut, Allah menentukan hukuman dan pahala sesuai dengan keadilan-Nya. Oleh karena itu, agar tidak terjadi kezaliman dalam kehidupan hamba-Nya, Allah memerintahkan kepada manusia supaya berbuat adil terhadap sesamanya. Firman Allah swt. Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (QS. An Nahl: 90) 7. Al Gaffar (Maha Pengampun) Manusia dalam hidupnya selalu mengalami tarik menarik antara perbuatan dan buruk. Menurut Islam, perbuatan baik adalah perbuatan yang sesuai dengan ketentuan agama. Jika menyimpang, maka perbuatan itu termasuk perbuatan tidak baik dan berdosa. Dosa ada yang kecil dan ada yang besar. Akan tetapi, barang siapa yang berdosa dan selama ia bertobat serta tidak akan mengulangi perbuatan buruknya, maka ia akan diampuni oleh Allah karena Dia Maha Pengampun. Firman Allah SWT. Artinya : Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. ( QS. Sad : 66) a. Tauhid dalam ibadah dan doa, yaitu dengan hanya menyembah dan memohon kepada Allah SWT. b. Tauhid dalam dakwah dan pendidikan karena hanya Allah yang kuasa membukakan pintu hati dan akal pikiran manusia. c. Tauhid dalam berekonomi, yaitu bahwa hanya Allah yang mampu membukakan pintu
  32. 32 rezeki umat manusia. d. Tauhid dalam manfaat, yaitu bahwa Allah kuasa memahami manfaat dan keberhasilan pada diri manusia serta mencabutnya. e. Tauhid dalam mudarat, yaitu hanya Allah yang mampu mendatangkan dan menghilangkan bencana, petaka dan musibah. f. Tauhid dalam ucapan, yaitu bismillah, alhamdulillah, insya Allah, dan lain-lain. 8. Al Hakim (Mahabijaksana) Semua makhluk yang diciptakan Allah tidak ada yang sia-sia karena satu dengan yang lainnya selalu terkait dan Baling membutuhkan. Semuanya itu berdasarkan kebijaksanaan Allah. Demikian pula ketika Allah menentukan suatu perintah kepada manusia. Apabila dalam keadaan yang sulit, Allah memberikan keringanan, tetapi bila keadaan sudah biasa, maka keringanan itu kembali seperti semula. Firman Allah SWT. Artinya: "Dan Dialah Tuhan (yang disembah) di langit dan Tuhan (yang disembah) di bumi dan Dialah Yang Maha bijaksana lagi Maha Mengetahui. " (QS Az Zukhruf : 84). 9. Al Maliku (Maha Merajai) Allah-lah yang merajai seluruh alam semesta. Artinya, kekuasaan Allah tidak ada batasnya. Dengan kekuasaan itu, Allah mengatur dan memimpin makhluk-Nya yang dilandasi sifat kesempurnaan-Nya serta tidak ada satu pun yang terlepas dari kemahakuasaan-Nya. Firman Allah SWT. Artinya: 'Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya, tidak ada Tuhan selain Dia. Tuhan (yang memunyai) Arsy yang mulia. " (QS Al Mukminun: 116). 10. Al Hasib (Maha Menghitung) Allah menciptakan alam semesta beserta isinya berdasarkan perhitungan yang teliti dan tepat. Artinya, segala sesuatu tercipta sesuai dengan kadarnya masing-masing. Demikian pula dengan perhitungan amal manusia selama hidup di dunia. Baik atau buruknya amal tersebut akan mendapat balasan seadil-adilnya di akhirat kelak karena tidak ada kesulitan bagi Allah untuk menghitungnya. Firman Allah SWT. Artinya: “Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (QS An Nisa: 86). Beriman kepada Allah swt. dengan sifat dan asma-Nya harus dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula ketika kita berdoa, hendaknya terlebih dahulu menyebut asma-Nya (lihat QS Al A'raf 180).
  33. 33 TUGAS Sebutkan minimal dua puluh Asmaul Husna selain yang terdapat dalam pembahasan sub bab ini beserta cara menghayatinya dalam kehidupan sehari-hari! Buatlah dalam bentuk table C. Tanda Penghayatan Iman Kepada Allah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia harus mencontoh dan mengamalkan sifat-sifat Allah yang tertera dalam Asmaul Husna sebagaimana sudah disebutkan. Agar manusia dapat melaksanakan hal tersebut, manusia harus menundukkan dan menjinakkan hawa nafsunya. Mengenai hawa nafsu, Allah swt berfirman dalam Al- Qur’an. Artinya: "Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhan-ku. Sesungguhnya Tuhan-ku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Yusuf: 53). Imam Ghazali juga menyatakan bahwa hawa nafsu lebih berbahaya bagi manusia daripada setan. Jika manusia mampu menundukkan hawa nafsunya, maka is mampu menundukkan setan karena setan menggunakan hawa nafsu manusia untuk menjerumuskan dirinya sendiri. Orang yang benar-benar menghayati terhadap iman kepada Allah, tentu dia memiliki tanda sebagai cermin penghayatannya tersebut. Ada pun tanda-tandanya, antara lain sebagai berikut : 1. Rajin beribadah, baik ibadah mahdah maupun gairu mahdah. 2. Berbudi luhur dan memiliki sopan santun, baik dalam perbuatan maupun perkataannya. Rasulullah saw. bersabda sebagai berikut. ْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ار‬َ‫ج‬ ِ‫ذ‬ ْ‫ُؤ‬‫ي‬ َ‫ال‬َ‫ف‬ ِ‫ِر‬‫خ‬َ‫ال‬ْ‫ا‬ ِ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫ّلِل‬‫ا‬ِ‫ب‬ ُ‫ِن‬‫م‬ ْ‫ُؤ‬‫ي‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ‫صلعم‬ ِ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫ُو‬‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬َ‫ق‬ َ‫ة‬َ‫ْر‬‫ي‬َ‫ُر‬‫ه‬ ‫ى‬ِ‫ب‬َ‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ُ‫ِن‬‫م‬ ْ‫ُؤ‬‫ي‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ َ‫ا‬ ‫ا‬ً‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬ ِ‫ِر‬‫خ‬َ‫ال‬ْ‫ا‬ ِ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫ّلِل‬‫ا‬ِ‫ب‬ ُ‫ِن‬‫م‬ ْ‫ُؤ‬‫ي‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ف‬ْ‫ي‬َ‫ض‬ ْ‫م‬ِ‫ر‬ْ‫ُك‬‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬ ِ‫ِر‬‫خ‬َ‫ال‬ْ‫ا‬ َ‫و‬ ِ‫ّلِل‬‫ا‬ِ‫ب‬ْ‫ُت‬‫م‬ْ‫ص‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫و‬(‫البخارى‬ ‫رواه‬) Artinya: "Barang siapa beriman kepada Allah maupun hari akhir, janganlah menyakiti tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan bari akhir, hendaklah memuliakan para tamunya, dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah is berkata baik atau diam saja." (HR Bukhari). 3. Bersifat sabar, tabah, dan tawakal. 4. Bersyukur atas nikmat dari Allah SWT. 5. Tidak cepat putus asa dalam menghadapi cobaan dan ujian dari Allah SWT. 6. Yakin akan keadilan Allah karena setiap perbuatan pasti akan ada balasannya yang setimpal. DISKUSI Menurut pendapatmu, manakah yang lebih penting, ibadah mahdah atau gairu mahdah? Jelaskanlah beserta alasannya!
  34. 34 D. Hikmah Beriman kepada Allah Beriman kepada Allah mengandung banyak hikmah, antara lain sebagai berikut. 1. Akan mengingatkan kita untuk bersikap tawadu atau rendah hati dan tidak sombong. Dirinya akan menyadari bahwa sebagai makhluk yang lemah, is tidak ada artinya di hadapan Allah SWT. 2. Akan melatih istikamah dalam kebenaran. Berani mengatakan benar jika memang itu benar dan berani mengatakan salah jika itu memang salah. 3. Memupuk sifat qanaah atau menerima dengan ikhlas semua pemberian Allah setelah berusaha dan berdoa. 4. Tidak cepat putus asa dalam menghadapi persoalan, dia sadar bahwa putus asa adalah sifat orang yang kafir. 5. Ia akan mampu menerima kritik atau saran yang konstruktif. 6. Bersyukur atas nikmat pemberian Allah dan bersabar apabila ia mendapat cobaan. TUGAS Sebutkan sikap positif yang dapat muncul dari keimanan terhadap Allah! Allah memberi balasan sesuai dengan keadilan-Nya. Barang siapa berdosa dan bertobat serta tidak mengulangi keburukannya, ia akan diampuni oleh Allah karena Dia Maha Pengampun. Demikian pula ketika Allah menentukan suatu perintah kepada manusia. Allah memberi perintah sesuai dengan kondisinya. Allah merajai seluruh alam semesta. Artinya, kekuasaan Allah tidak ada batasnya. Dengan kekuasaan itu, Allah mengatur dan memimpin makhluk-Nya yang dilandasi sifat kesempurnaan-Nya. Tidak ada satu pun yang lepas dari kemahakuasaan-Nya. Allah menciptakan alam semesta beserta isinya berdasarkan perhitungan yang teliti dan tepat. Demikian pula perhitungan aural manusia selama di dunia. Baik atau buruk amal tersebut akan dibalas seadil- adilnya di akhirat dan tidak sulit bagi Allah menghitungnya. Beriman kepada Allah swt. dengan sifat dan asma-Nya harus dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. IMTIHAN A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang benar! 1. Orang beriman kepada Allah dan rukun iman lainnya disebut.... a. Muttaqin d. Mukhlis b. Muhsin e. Mukmin c. Muslim 2. Alah SWT. mustahil bersifat hudus karena Allah bersifat.... a. Qidam d. Baqa b. Qudrat e. Iradat c. Wahdaniah 3. Allah SWT. bersifat baqa dan mustahil Dia bersifat.... a. Jahlun d. Ta’addud b. Fana e. Adam c. Ajzu 4. Mustahil Allah bersifat jahlun karena Dia mempunyai sifat....
  35. 35 a. Ilmu d. Basar b. Hayat e. Kalam c. Sama’ 5. Allah SWT. wajib bersifat wahdaniah sehingga mustahil Dia bersifat.... a. Ajzu d. Maut b. Karahah e. Fana c. Ta’addud 6. Ihtiyaju bigairih adalah mustahil bagi Allah berhajat kepada yang lain karena Dia mempunyai sifat wajib.... a. Wujud d. Qudrat b. Qidam e. Mukhalafatuhu lilhawadis c. Baqa 7. ُ‫د‬َ‫ح‬َ‫ا‬ ُ‫هللا‬ َ‫ُو‬‫ه‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬ Ayat ini menunjukkan bahwa Allah bersifat …. a. Qudrat d. Hayat b. Wahdaniah e. Sama' c. Ilmu 8. Karahah adalah mustahil bagi Allah karena Dia mempunyai sifat wajib yaitu.... a. Wahdaniah d. Ilmu b. Qudrat e. Hayat c. Iradat 9. Arti ilmu adalah.... a. Kuasa d. Hidup b. Berkehendak e. Melihat c. Mengetahui 10. Tidak mungkin Allah swt. bersikap maut karena Dia bersifat.... a. Wahdaniah d. Ilmu b. Qudrat e. Hayat c. Iradat 11. Mustahil Allah bersifat ama karena Dia bersifat.... a. Qudrat d. Hayat b. Iradat e. Basar c. Ilmu 12. Maha Berkehendak adalah salah satu sifat wajib bagi Allah yaitu.... a. Hayyan d. Mutakalliman b. Muridan e. Basiran c. Sami'an 13. Allah disebut juga Al Hakim yang artinya.... a. Mahabijaksana
  36. 36 b. Maha Menguasai c. Maha Pengampun d. Maha Merajai e. Maha Menghitung 14. Arti dari Asmaul Husna adalah nama-nama yang.... a. Terkenal d. Baik b. Gagah e. Indah c. Suci 15. Al Bari' adalah salah satu Asmaul Husna yang artinya.... a. Maha perkasa b. Maha Penyantun c. Maha Pembuat d. Maha mulia e. Maha Pemberi 16. Al Azim artinya.... a. Maha agung d. Maha Mengetahui b. Mahamulia e. Maha Pencipta c. Maha Penyayang 17. QS An Nahl:90 memerintahkan kita untuk berbuat.... a. Jujur dan ikhlas b. Makruf nahi munkar c. Baik dan ramah d. Kebaikan dan ikhlas e. Adil dan baik 18. Allah swt. Maha Pengampun dan akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang bertobat karena Allah memiliki nama.... a. Al Hasib d. Al Hadi b. Al Malik e. Al Hakim c. Al Gaffar 19. Allah swt. memiliki nama Al Jabbar yang artinya .... a. Maha Mendengar d. Maha Merajai b. Maha Terpercaya e. Maha suci c. Maha kuasa 20. َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ِس‬‫ت‬ َ‫و‬ ً‫ة‬َ‫ع‬ْ‫ِس‬‫ت‬ Artinya.... a. 100 d. 99,9 b. 99 e. 9,99 c. 999 B. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas! 1. Apakah yang dimaksud dengan iman? 2. Sebutkanlah sifat wajib bagi Allah beserta artinya! 3. Sebutkanlah sifat mustahil bagi Allah beserta artinya! 4. Jelaskanlah pengertian dari Asmaul Husna!
  37. 37 5. Apabila seseorang ingin memakai nama Asmaul Husna sebagai namanya, hendaknya ia mengawali dengan kata Abdun. Mengapa? Jelaskan! 6. Apakah maksud bahwa Allah swt bersifat jaiz? 7. Tulislah dalil naqli bahwa Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan! 8. Jelaskan pendapatmu mengapa tidak ada tuhan lain selain Allah swt.! 9. Apakah yang dimaksud dengan ahkamul hakimin? Jelaskan! 10. Bagaimana pendapatmu jika Allah swt. tidak bersifat adil? Jelaskan!
  38. 38 Standar Kompetensi : 4. Membiasakan perilaku terpuji. Kompetensi Dasar : 4.1. Menyebutkan pengertian perilaku husnudzan 4.2. Menyebutkan contoh-contoh perilaku husnudzan terhadap Allah, diri sendiri, dan sesama manusia 4.3. Membiasakan perilaku husnudzan dalam kehidupan sehari-hari TARTILAN Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.  Q. S. Al Hujarat : 12  Q.S. Al Baqarah : 45  Q.S. Ali Imran 134 – 135
  39. 39 MEMBIASAKAN PERILAKU TERPUJI Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia dibandingkan dengan makhluk lain, bahkan dengan malaikat sekalipun. Kemuliaan manusia nampak ketika Allah SWT berkehendak menciptakan Adam sebagai Khalifah-Nya di muka bumi dengan misi beribadah kepada-Nya. Kehendak Allah tersebut berdasarkan perencanaan yang sangat matang, sehingga ketika para malaikat mempertanyakan rencana Allah tersebut, Allah menjawabnya: “Sungguh Aku mengetahui apa yang kalian tidak ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah (2) : 30) Namun kemuliaan itu sangat erat kaitannya dengan komitmen manusia itu sendiri dengan menjaga perilakunya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungannya dengan Allah, dengan sesama manusia, maupun dengan makhluk Allah yang lain. Karena itu agar kemuliaan tetap terjaga, manusia harus tetap berperilaku yang baik (terpuji) atau ber akhlaqul karimah. Sebagaimana Nabi bersabda ‫اكمل‬‫املؤمنني‬‫احسنهم‬‫خلقا‬‫اه‬‫و‬‫﴿ر‬﴾‫الرتمذى‬ Artinya: “Orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR Tirmidzi) Akhlakul karimah atau akhlaq terpuji adalah perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam hubungannya dengan sang khaliq (Allah SWT), dengan sesama manusia dan dengan makhluk Allah yang lainnya. Dan diantara akhlak yang terpuji adalah : 1. Husnuzzan kepada Allah SWT 2. Husnuzzan terhadap diri sendiri 3. Husnuzzan kepada sesama manusia 1. HUSNUZZAN KEPADA ALLAH a. Pengertian Husnuzzan kepada Allah Husnuzzan artinya berprasangka baik atau biasa disebut positive thingking Husnuzzan kepada Allah artinya berprasangka baik kepada Allah SWT. yaitu selalu meyakini bahwa apa saja yang Allah berikan kepada manusia baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan, pasti bermanfaat bagi menusia itu sendiri, Sebagaimana Firman-Nya Artinya : “ .... Ya Tuhan Kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran ; 191) Dan mengakui bahwa apa saja yang baik itu datangnya dari Allah, sedangkan yang buruk adalah dari diri manusia itu sendiri. Sebagaimana Firman-Nya :
  40. 40 Artinya : “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri ... “ (QS.An-Nisa ; 79) Lawan dari husnuzzan adalah su’uzzan biasa disebut dengan negative thingking artinya berprasangka buruk. Su’uzzan kepada Allah berarti berprasangka buruk kepada Allah SWT, yaitu menganggap bahwa sumber segala bencana atau melapataka adalah Allah, dan manusia yang bersifat seperti ini tidak akan pernak mensyukuri nikmat Allah apapun bentuknya, sehingga tidak akan bisa hidup qana’ah. Husnuzzan kepada Allah SWT merupakan salah satu dari beberap macam keyakinan. Hal tersebut menurut keadaan manusia yang mengamalkan terbagi menjadi dua golongan, yaitu yang bersifat khusus dan yang bersifat umum. Yang termasuk khusus adalah golongan para ulama, orang-orang yang taat dan dekat kepada Allah SWT. Bagi orang yang khusus mengetahui betapa Allah SWT telah melimpahkan kasih sayang-Nya kepada manusia dan dan makhluk lain dimuka bumi ini. Mreka telah merasakan kenikmatan dari sifat rahman ddan rahimnya Allah SWT, ia mlihat semuanya adalah anugerah dari Allah SWT juga., berprasangka baik (berhusnuzhan) ekpada Allah. Ia tidak berkeluh kesah terhadap apa saja yang menimpanya, seumpama musibah merenggut harta benda dan nyawa diri dan keluarganya. Ia menerima dengan syukur dan penuh harapan kepada Allah, bahkan mengharap ridha Allah atas kejadian dan peristiwa tersebut. Husnuzhan orang wam kepada Allah SWT, karena mereka telah erasakan dan menikmati pemberian Allah bagi dirinya dan alam semesta. Maka timbullah ras syukur dan terima kasih yang tak terhingga kapada Allah dengan diikuti kedekatan dan ketakwaan dalam ibadah dan amal. Berprasangka baik kepada Allah merupakan salah satu dasar utama manusia membangun hubungan dengan Allah SWT. Karena Allah SWT terhadap hambanya seperti yang hambanya sangkakan kepada-Nya, kalau seorang hamba berprasangka buruk kepada Allah SWT maka buruklah prasangka Allah kepada orang tersebut, jika baik prasangka hamba kepada-Nya maka baik pulalah prasangka Allah kepada orang tersebut. Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh bukhari mempertegas hal ini, Artinya : Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Nabi saw. bersabda : “Allah Ta’ala berfirman : “Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya apabila ia ingat kepadaKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam kelompok orang-orang yang lebih baik dari kelompok mereka. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. jika ia mendekat kepadaKu sehasta maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil“. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Orang yang berbaik sangka kepada Allah tentu meiliki akhlak yang baik (sifat terpuji) karena selalu merasa dimana saja berada diawasi oleh Allah SWT.. Akhlak yang baik merupakan modal yang lebih berharga dibanding dengan modal harta kekayaan. Selain itu akhlak yang baik dapat meninggikan derajat dan martabat di hadapan manusia, sekaligus menyempurnakan iman kepada Allah SWT dan mendekatkan hubungan kita kepada-Nya. Rasulullah SAW dalam sebuah haditsnya mengingatkan kepada kita: ‫اكمل‬‫املؤمنني‬‫احسنهم‬‫خلقا‬‫اه‬‫و‬‫﴿ر‬﴾‫الرتمذى‬
  41. 41 Artinya: “Orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR Tirmidzi) Dengan demikian husnuzzan kepada Allah SWT dapat tumbuh dan berkembang pada diri seseorang apabila dilandasi oleh aqidah atau keyakinan yang kuiat. Diantara sikap yang harus diwujudkan sebagai dasar dalam berhusnuzzhan kepada Allah adalah seperti berikut : 1). Meyakini bahwa allah itu Maha Esa ( Tauhid ) 2). Bertakwa kepada Allah SWT 3). Beribadah dan berdoa kepada Allah 4). Berserah diri kepada Allah (tawakal) 5). Menerima dengan ihlas semua keputusan Allah b. Contoh-contoh perilaku husnuzzan kepada Allah SWT. Diantara sikap perilaku terpuji yang dilaksanakan oleh orang yang berbaik sangka kepada Allah ialah syukur dan sabar. 1). Syukur Kata syukur berasal dari bahasa Arab, yang artinya terima kasih. Menurut istilah, syukur ialah berterima kasih kepada Allah SWT dan pengakuan yang tulus atas nikmat dan karunia-Nya, melalui ucapan, sikap, dan perbuatan. Dengan kata lain syukur berarti mempergunakan nikmat Allah menurut yang dikehendaki oleh Allah, dan dalam istilah populernya dinamakan syukur nikmat. Sedangkan mempergunakan nikmat Allah tidak pada tempatnya ; unpama mata untuk melihat hal-hal yang dilarang oleh Allah atau yang haram, mulut untuk berbicara yang kotor, memperoleh rizki untuk berbuat kemaksiatan, bukan dinamakan syukur, tetapi kufur nukmat. Syukur seorang hamba kepada Allah adalah dengan memuji dan menyebut serta mempergunakan nikmat itu. Kebaikan sesuai dengan maksud Allah memberikan nikmat itu. Kebaikan seorang hamba kepada Tuhannya ialah ketundukan dan kepatuhan terhadap perintah Tuhannya. Sedangkan kebaikan Tuhan terhadap hamba- Nya ialah memberi nikmat itu dan memberikan taufik-Nya. Karena itu dapat dikatakan bahwa syukur hamba yang sebenarnya ialah menuturkan dengan lidahnya, mengakui dengn hatinya akan nikmat Tuhannya, dan mempergunakan nikmat itu sesuai yang dikehendaki Tuhannya. Dalam Al-Quran Allah SWT. menegaskan bahwa apabila manusia mensyukuri nikmat-Nya, maka Ia akan menambah nikmat itu, dan apabila manusia tidak berterima kasih atas nikmat-Nya, Allah akan mengurangi atau mencabut nikmat itu dari manusia sebagai hukuman kekufurannya. Sebagaimana firma-Nya : Artinys : “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan : Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” ( QS. Ibrahim ; 7 )
  42. 42 Pada umunya manusia itu lalai dan tidak manyadari nilai nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepadanya, dan apabila nikmat itu telah dicabut oleh Allah dari padanya, maka barulah ia merasakan serta menyadarinya. Seperti nikmat kesehatan, sehat jasmani dan sehat rohani, dll dalam hidup dan kehidupannya. Allah berfirman : Artinya : “Barangsiapa yang bersyukur Maka Sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". (QS. An-Naml ; 40 ) Cara bersyukur kepad Allah SWT ialah dengan menggunakan segala nikmat karunia Allah SWT utnuk hal-hal yang diridai-Nya yaitu : 1). Bersyukur dengan hati, ialah mengakui dan menyadari bahwa segala nikmat yang diperoleh manusia, merupakan karunia Allah SWT semata. 2). Bersyukur dengan lidah, ialah mengucapkan Alhamdulillah, atau dengan kalimat zikir yang lain 3). Bersyukur dengan amal perbuatan, ialah melaksanakan shalat, beribadah haji, berbakti kepada kedua orang tua. 4). Bersyukur dengan harta benda, ialah membelanjakan hartanya di jalan Allah 2). Sabar Sabar (ash shabr) dapat diartikan dengan “menahan” (al habs). Dari sini sabar dimaknai sebagai upaya menahan diri dalam melakukan sesuatu atau meninggalkan sesuatu untuk mencapai rida Allah. Perhatikan firman Allah berikut ini : Artinya : “Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang Itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), ( QS. Ar-Ra’d ; 22 ) Untuk mengetahui sampai dimana kadar iman seseorang kepada Allah SWT, maka Allah SWT selalu menguji, dan manusia tidak akan lepas dari segala ujian yang menimpanya, baik musibah yang berhubungan dengan pribadi, maupun yang menimpa pada sekelompok manusia atau bangsa. Terhadap semua ujian itu, maka hanya sabarlah yang memancarkan sinar dan memelihara seorang muslim dari jatuh kepada kebinasaan, memberikan hidayah dan menjaga dari putus asa.. Sabar adalah poros sekaligus asas segala macam kemuliaan akhlak. Muhammad Al Khudhairi mengungkapkan bahwa saat kita menelusuri kebaikan serta
  43. 43 keutamaan, maka kita akan menemukan bahwa sabar selalu menjadi asas dan landasannya.  ‘Iffah [menjaga kesucian diri] misalnya, adalah bentuk kesabaran dalam menahan diri dari memperturutkan syahwat.  Syukur adalah bentuk kesabaran untuk tidak mengingkari nikmat yang telah Allah karuniakan.  Qana’ah [merasa cukup dengan apa yang ada] adalah sabar dengan menahan diri dari angan-angan dan keserakahan.  Hilm [lemah-lembut] adalah kesabaran dalam menahan dan mengendalikan amarah.  Pemaaf adalah sabar untuk tidak membalas dendam. Demikian pula akhlak- akhlak mulia lainnya. Semuanya saling berkaitan. Faktor-faktor pengukuh agama semuanya bersumbu pada kesabaran, hanya nama dan jenisnya saja yang berbeda. Melatih kesabaran bisa melalui beberapa cara, antara lain:  Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, dengan memperbanyak ibadah; salat, puasa, terutama membaca ayat-ayat suci Alquran. Memperbanyak membaca Alquran bisa meredam nafsu marah/emosi. (Ingat kisah masuk Islamnya Umar bin Khatob karena lantunan bacaan ayat suci Alquran oleh saudara perempuannya)  Menghindari kebiasaan-kebiasaan yang dilarang agama; bersikap kasar, menyebar fitnah, dan perbuatan-perbuatan mungkar lainnya seperti minum-minuman keras, berjudi, dan lain-lain.  Memilih lingkungan pergaulan. Memilih bergaul dengan orang-orang yang mempunyai akhlak yang baik, sabar dan senantiasa beribadah kepada Allah tentu akan lebih memberikan peluang besar untuk mengikuti kebiasaan-kebiasaan baik mereka dibanding bergaul dengan orang-orang yang mempunyai sifat-sifat sebaliknya c. Cara mewujudkan Husnuzzan kepada Allah Husnuzzan kepadaAllah Swt. dapat diwujdkan dengan bersikap dan berperilaku sebagai berikut :  Bila kita melakukan sesuatu bersikap optimis, artinya usaha positif yang sedang dilakukannya dengan cara tawakal kepada Allah akan memperoleh pertolongan Allah sehingga berhasil.  Berdoa kepada Allah atas pengampunan dosa-dosanya, arinya seorang muslim yang telah berbuat salah tidak berputus asa akan tetapi memohon langsung pengampunan kesalahan kepada Allah SWT.  Berserah diri kepada Allah SWT (tawakal)  Tidak berkeluh kesah apalagi berputus asa apabila mendapat musibah, artinya jika telah mendapat musibah, maka kita bersikap menyadari bahwa musibah itu merupakan ujian dari Allah SWT  Bertakwa Kepada Allah SWT. 2. HUSNUZZAN TERHADAP DIRI SENDIRI Husnuzzan (Berprasangka baik) kepada diri sendiri artinya senantiasa memandang positif (positive thingking) terhadap diri sendiri. Meyakini dan berusaha menggali segala
  44. 44 potensi kebaikan yang ada dalam diri kita untuk kemudian memanfaatkan sebesar- besarnya untuk kehidupan. Orang yang husnuzzan atau berbaik sangka terhadap diri sendiri, tetntu akan berperilaku terpuji terhadap dirinya sendiri, seperti percaya diri, gigih, berinisiatif, dan rela berkorban. a. Percaya diri Percaya diri atau biasa disebut dengan istilah PD, harus dimiliki oleh orang-orang yang berakhlakul karimah, karena percaya diri termasuk sikap yang terpuji. Dengan percaya diri seseorang akan merasa yakin bahwa Allah SWT telah membekali kemampuan kepada hamba-Nya agar nantinya menjadi khalifah Allah yang berguna baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain, karena dengan percaya diri seseorang akan berani mengeluarkan pendapat dan berani pula melakukan suatu tindakan. Orang-orang yang mempunyai ilmu pengetahuan yang tinggi dan ia memiliki percaya diri yang kuat, tentu akan mengamalkan ilmunya dengan baik dan benar, sehingga akan bermanfaat bagi diri sendiri dan juga bagi orang lain, tetapi sebaliknya jika orang berilmu pengetahuan tinggi dan ia tidak mempunyai percaya diri yang kuat, tentu akan memperoleh kerugian dan mungkin malah bencana. Misalnya, seseorang yang memiliki ketrampilam mengemudi mobil, tetapi ia tidak percaya diri (mider) maka bisa terjadi kecelakaan dan mencelakakan orang lain. Orang yang percaya diri, juga akan melaksanakan kewajiban terhadap dirinya sendiri, misalnya akan menjaga kesehatan jasmani dan rokhaninya, dan memelihara dari dari bencana yang akan menimpanya. b. Gigih Dalam kamus bahas Isdonesia, kata gigih berasal dari bahasa Minagkabau yang artinya keras hati, tabah, dan rajin. Menurut istilah gigih ialah usaha sekuat tenaga dan tidak putus asa untuk mencapai sesuatu walau harus menghadapi rintangan. Manusi adalah termasuk makhluk yang diwajibkan berusaha/ikhtiar dalam memenuhi hajat hidupnya, baik yang berhubungan dengan hidup di dunia maupun hidup di akhirat. Sesuatu yang kita harapkan tidak akan datang dengan sendirinya. Namun, hal itu harus diusahakan dengan sungguh-sunggh, sepenuh hati, dan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan. Uasaha dangan gigih adalah usaha dengan sungguh- sungguh, lahir dan batin untuk mencapai hasil yang yang dicita-citakan. Usaha lahir artinya berusaha sesuai dengan kemampuan tenaga, harta dan fikiran. Sedangkan usaha batin adalah berdoa / memohon kepada Allah SWT agar diberi kemudahan dan keberhasilan dari yang sedang diusahakan. Sikap gigih yang disertai rasa optimis termasuk akhlakul karimah, yang hendaknya diterapkan antara lain dalam hal berikut : 1). Menuntut ilmu Menuntut ilmu disamping hukumnya wajib, ilmu juga akan bermanfaat bagi pemiliknya. Dan Allah SWT berjanji akan mengangkat derajat orang yang memiliki ilmu pengatuah disamping orang-orang yang beriman. Sebagaimana firman-Nya : Artinya : “... niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ... . (QS. Al- Mujaadilah ; 11)
  45. 45 Ilmu pengetahuan itu dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu ilmu pengetahuan tentang agama Islam (Ilmu Hal ) dan ilmu pengetahuan umum (Ilmu Ghairu Hal). Ilmu pengetahuan tentang agama Islam memberikan pedoman hidup kepada umat manusia. Dengan pedoman itu diharapkan manusia tidak menempuh jalan yang sesat dan menuju kepada kebinasaan, tetapi sebaliknya dengan pedoman itu manusia akan menempuh jalan yang lurus yang diridai oleh Allah SWT. Ilmu pengetahuan umum bertujuan agar umat manusia dapat menggali, mengolah dan memanfaankan kekayaan alam, baik yang ada di darat dan di laut, maupun yang ada di udara. Kedua macam ilmu pengetahuan tersebut harus dipelajari secara sungguh- sungguh dan rajin dengan dilandasi niat yang ikhlas karena Allah SWT, serta untuk memperoleh rida-Nya dan rahmat-Nya. Bila kedua macam ilmu tersebut sudah dikuasai, dipahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, tentu akan menjadikan pemiliknya memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Rosululloh SAW bersabda : ْ‫ن‬َ‫م‬ َََْْ‫ك‬َ‫ل‬َ‫س‬ْ‫ا‬ً‫ق‬‫ي‬ِ‫ر‬َ‫ط‬ْْ‫س‬ِ‫م‬َ‫ت‬‫ل‬َ‫ي‬ِْْ‫يه‬ِ‫ف‬ْ‫ا‬ً‫م‬‫ل‬ِ‫ع‬َْْ‫ل‬َّ‫ه‬َ‫س‬ْْ‫ه‬َّ‫ل‬‫ال‬ْْ‫ه‬َ‫ل‬ِْْ‫ه‬ِ‫ب‬ْ‫ا‬ً‫ق‬‫ي‬ِ‫ر‬َ‫ط‬ْ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ِْْ‫َّة‬‫ن‬َ‫ج‬‫ال‬‫اه‬‫و‬‫﴿ر‬‫مسلم‬﴾ Artinya : “Barang siapa melewati jalan dimana ia menuntut ilmu pada jalan itu, niscaya Allah memudahkan kapdanya jalan menuju sorga” (HR. Muslim) 2). Bekerja mencari rizki yang halal Orang Islam selain berkewajiban menunaikan ibadah kepada Allah (salat), juga berkewajiban mencari rezeki untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seseorang yang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya hasil usaha sendiri, kedudukannya di sisi Allah lebih baik dari orang minta-minta, yang keberadaannya dalam hidupnya menjadi beban orang lain. Bekerja mencari rezeki yang halal bisa melalui berbagai bidang usaha, misalnya : pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, perdagangan, transportasi, perburuhan, pertukangan dan perindustrian. Bekerja dalam bidang-bidang usaha seperti tersebut hendaknya dilakukan dengan gigih dan sungguh-sungguh dengan dilandasi niat yang ikhlas karena Allah SWT untuk memperoleh rida dan rahmat-Nya. Insya Allah dengan cara seperti ini, akan memperoleh hasil kerja yang optimal. Perhatikan firman Allah berikut ini : Artinya : “... Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan ...” ( QS. Ar-Ra’du ; 11 ) 3). Berinisiatif Berinisiatif artinya berfikir dan bertindak dengan kesadaran sendiri tanpa menunggu perintah. Hal ini merupakan perilaku yang terpuji karena sifat tersbut mampu berprakarsa melakukan kegiatan yang positif serta menghindarkan sikap apriori. Dalam berinisiatif selalu menggunakan nalar ketika bertindak di dalam berbagai situasi dan
  46. 46 mampu berprakarsa melakukan kegiatan yang bermanfaat baik untuk kepentingan sendiri maupun orang lain. Orang yang berinisiatif disebut inisiator, yaitu mereka yang memiiki gagasan atau prakarsa untuk membangun atau mengerjakan sesuatu yang baru dan positif guna kepentingan bersama. Inisiatif yang positif dapat diterapkan dalam berbagai bidang, seperti bidang pendidikan dan pengajaran, bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang politik dan ekonomi, bidang keamanan dan ketertiban, bidang pertanian dan perikanan, serta bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Orang mukmin yang memiliki pengetahuan yang tinggi dalam bidang apapun, hendaknya memiliki banyak inisiatif, untuk kepentingan dan kemajuan umat manusia, agar keadaan umat manusia terus meningkat kearah yang lebih baik dan lebih maju. Misalnya melalui ilmu pengetahuan dan tekhnologi dapat memprodusi alat-alat pertanian dan perikanan yang canggih, yang belum ada, untuk meningkat hasil pertanian dan perikanan. Upaya untuk menumbuhkan jiwa berinisiatif agar mampu bersikap mandiri dapat ditempuh melalui barbagai cara sebagai berikut : 1. Bekerja sesuai keadaan dan bakat masing-masing (QS. Al-Isra ; 84) 2. Bekerja keras secara sungguh-sungguh ( QS. An-Nisa ; 100) 3. Tidak ikut-ikutan tanpa dasar dan tanpa ilmu pengetahuan (QS. Al-Isra ; 36) 4. Senantiasa menggunakan akal dalam bertindak (QS. Yunus ; 100) 5. Membiasakan perilaku kearah yang lebih baik 6. Mencari ide atau cara baru yang lebih baik 4). Rela berkorban Rela berkorban maksudnya adalah bersedia dan ikhlas memberikan sesuatu (tenaga, harta, ide/pemikiran) untuk kepentingan orang lain atau masyarakat, meski kadang-kadang hal itu bisa membuat dirinya sendiri menjadi susah atau menderita. Perilaku egois (mementingkan diri sendiri), hedonis (mengutamakan kesenangan duniawi), dan materialistis (mementingkan materi semata) adalah lawan dari sikap rela berkorban yang harus kita hindari. Dalam Alquran dinyatakan bahwa, jika ingin sampai kepada kebaikan yang sempurna salah satunya adalah kita harus rela memberikan sebagian dari harta benda kita untuk perjuangan membela agama, juga kepada fakir miskin. Artinya : “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya“.(QS. Ali Imran ; 92). 3. HUSNUZZAN TERHADAP SESAMA MANUSIA Husnuzzan kepada sesama manusia maksudnya, senantiasa memandang dan berprasangka bahwa orang lain tidak mempunyai maksud jahat kepada kita. Selalu mengedepankan dan memilih untuk merespon positif segala sesuatu yang terjadi walau di tengah lingkungan yang paling buruk sekalipun. a. Contoh-contoh Perilaku husnuzzan Terhadap Sesama Manusia Tindakan seseorang sangat tergantung pada alam pikirannya. Jika alam pikiran seseorang senantiasa dijejali oleh prasangka buruk, maka dalam pergaulan dan kehidupan bermasyarakatnya akan selalu dipenuhi perasaan curiga pada orang lain, seterusnya akan melahirkan sikap tertutup, tidak mau berbagi informasi dan
  47. 47 bekerja sama karena menganggap bahwa orang lain adalah musuh yang sangat berbahaya. Pada akhirnya prasangka buruk (negatif) ini akan berdampak pada diri sendiri juga, yaitu turunnya kinerja, karena tidak ada teman untuk berbagi dan bekerja sama, peluang akan banyak terlewatkan karena orang lainpun akan cenderung menjauh dari kita, bahkan bisa tersingkir dalam pergaulan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perilaku sebagai cerminan ¥usnu§an terhadap sesama manusia antara lain akan terlihat dari sikap seseorang dalam memperlakukan orang lain. Orang yang selalu ber¥usnu§an akan memperlakukan orang lain dengan baik dan menghilangkan sikap curiga. Senang bekerja sama, bertukar pendapat, dan terbuka, juga termasuk perilaku orang yang suka ber¥usnu§an kepada sesama manusia. b. Praktik Perilaku husnuzzan Terhadap Sesama Manusia Agar hidup kita bisa tenang dan damai, orang di sekeliling kita juga merasa tenang, damai, dan bahagia hidup bersama dengan kita maka perilaku husnudzon terhadap sesama manusia amat penting untuk dipraktikkan. Karena prasangka positif (husnudzon) terbukti secara efektif mampu merangsang seseorang untuk menunjukkan sikap/perilaku dan prestasi terbaiknya. Berusahalah untuk senantiasa menjadi motivator bagi orang lain dalam menemukan jati dirinya yang positif lewat prasangka positif (husnudzon) yang senantiasa kita lekatkan kepada mereka. Bantulah temanmu untuk melihat dan menemukan hal-hal positif (mujur) di dalam dirinya. Mungkin tulisannya yang indah, suaranya yang bagus, kepandaiannya melukis, atau yang lainnya. Pada hakikatnya, ketika kita berhasil untuk selalu Husnuzzan kepada Allah SWT, kemudian kepada diri sendiri, maka untuk berhuusnuzan kepada sesama manusia sesungguhnnya akan menjadi lebih mudah dilakukan. Jika masing-masing orang mempraktikkan perilaku husnuzzan, baik husnuzzan kepada Allah, kepada diri sendiri, dan kepada sesama manusia dalam kehidupan sesari-hari baik secara pribadi, di keluarga, dan di masyarakat, insya Allah ketentraman, kedamaian, dan kehidupan yang penuh rahmat dan kasih sayang akan bisa kita raih, dan pada akhirnya akan mendapat rida dari Allah SWT di dunia dan di akhirat kelak. Alangkah indah dan damainya jika setiap pribadi bisa menjadikan dirinya seperti air, yang senantiasa mengalir dan memberi kesejukan bagi orang lain. 4. SIKAP TERPUJI TERHADAP MAKHLUK HIDUP SELAIN MANUSIA Al-Quran dan Al-Hadits mengandung nilai-nilai ajarang Islam yang sangat lengkap, ajaran tersebut menjadi pedoman hidup dan mengatur berbagai segi kehidupan umat manusia. Selain ajaran akhlakul karimah terhadap Pencipta alam semesta ini, terhadap sesama manusia, kita wajib berakhlakul karimah kepada makhluk Allah yang lain. Ruang lingkup akhlakul karimah mengatur juga tentang bagaimana seorang muslim melakukan komunikasi atau bersikap terpuji terhadap tumbuh-tumbuhan, binatang, lingkungan alam, dan terhadap makhluk ghaib. a. Sikap terpuji terhadap tumbuh-tumbuhan Dengan diciptakan-Nya tumbuh-tumbuhan merupakan anugerah yang sangat besar dari Allah SWT bagi manusia, karena sebagian besar makanan manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan, demikian pula makanan binatang-binatang ternak, sebagian besar adalah tumbuh-tumbuhan yang bermacam-mcam jenisnya. Perhatikan firman Allah berikut ini :
  48. 48 Artinya : “ Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh- tumbuhan yang bermacam-macam.” ( Q.S. Thaha : 53 ) Disamping itu, manusia mendapat tugas dari Allah SWT untuk mengelola dan memakmurkan bumi, sebagaiman dijelaskan dalam firman-Nya :     Artinya : “Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya” (QS. Hud ; 61) Allah SWT menciptakan segala jenis tumbuh-tumbuhan dengan sengaja untuk kepentingan makhluk-Nya terutama umat manusia, Dan ternyata hampir semua jenis tumbuh-tumbuhan sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia, ada yang dijadikan bahan bangunan, dibuat obat-obatan, untuk hiasan, untuk bahan makanan, untuk bahan membuat perkakas dan perabotan rumah tangga, dan masih banyak lagi yang lainnya. Disamping itu tumbuh-tumbuhan juga sangat bermanfaat untuk keindahan lingkungan, dan juga sebagian ada yang dijadikan makanan ternak peliharaan seperti kambing, sapi, kerbau dan lain-lain. Mengingat betapa besar manfaat dari berbagai jenis tumbuh-tumbuhan tersebut, maka sudah selayaknya manusia bertanggung jawab dan berkewajiban untuk merawat nya, menyayangi, dan melestarikannya. Terutama tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan bahan makanan seperti padi, jagung, gandum selalu membutuhkan perawatang yang intensif. b. Sikap terpuji terhadap binatang (hewan) Sebagaimana tumbuh-tumbuhan, binatang juga diciptakan untuk kepentingan hidup umat manusia. Berbagai jenis binatang ciptaan Allah, ada yang jinak, ada yang liar, ada yang buas, ada yang hidupnya di laut, ada yang di darat dan yang terbang di angkasa. Semua jenis binatang itu sengaja diciptakan Allah SWT untuk kemanfaatan makhluk-Nya, terutama umat manusia. Diantara binatang-binatang itu ada yang dipelihara dan diternakkan manusia, karena kemanfaatannya yang langsung dirasakan seperti ayam, itik, kambing, sapi, kerbau, kuda, lebah dsb. Manfaat-manfaat binatang ternak tersebut ada yang dimakan dagingnya, diminum susunya, bulunya untuk pakaian, kulitnya untuk sepatu, tas, jaket. Lebah menghasilkan madu untuk obat, bahkan kotoran binatang masih bisa dimanfaatkan yaitu untuk pupuk tanaman. Cara mnyeyangi binatang-binatang itu antara lain : 1). Hewan-hewan piaraan hendaknya diperlakukan dengan baik, misalnya dibuatkan tempat atau kandang yang layak, diberi makan dan minum yang cukup, diobati kalau sakit, kalau kendak disembelih atau dibunuh hendahlah disenbelih atau dibunih dengan cara yang baik pula. 2). Binatang yang kebetulan membutuhkan pertolongan hendaknya ditolong. Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairoh ra yang diriwayatkan oleh Muslim dijelaskan bahwa seseorang yang memberi minum seekor anjing yang hampir mati kehausan, memperoleh pahala dan ampunan dosa dari Allah SWT.
  49. 49 3). Jangan melakukan penyiksaan-penyiksaan terhadap binatang. Rosulullah SAW melarang umatnya menyiksa induk burung dengan mengambil anaknya, dan juga melarang menjadikan anak burung sebagai bahan mainan, melarang menjadikan binatang sebagai sasaran dalam latihan memanah, larangan untuk memberi cap atau tanda dengan besi yang dibakar pada binatang dan melarang untuk mengurung kucing tanpa diberi makan sampai mati kelaparan. 4). Binatang ternak yang akan dimakan dagingnya tentu harus disembelih lebih dahulu. Menyembelih hewan pun ada peraturannya agar hewan yang disembelih tidak tersiksa. Diantara peraturan tersebut antara laian, ketika akan menyembilih hendaknya memakai alat yang tajam, dan sebelum disembelih, binatang tersebut hendaknya diberi makan sampai kenyang. Ketika menyembelih jangan lupa menyebut nama Allah agar digingnya halal dimakan. Semua ini menunjukkan sikap perilaku baik kita kepada binatang. Perhatikan sabda Rasulullah SAW. َّْ‫ن‬ِ‫إ‬َْْ‫ه‬َّ‫ل‬‫ال‬َْْ‫ب‬َ‫ت‬َ‫ك‬َْْ‫ن‬‫ا‬َ‫س‬‫ح‬ِ‫اْل‬ْ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ْْ‫ل‬‫ك‬ْْ‫ء‬‫ي‬َ‫ش‬ْ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ْْ‫م‬‫ت‬‫ل‬َ‫ت‬َ‫ق‬ْ‫وا‬‫ن‬ِ‫س‬‫َح‬‫أ‬َ‫ف‬َْْ‫ة‬َ‫ل‬‫ت‬ِ‫ق‬‫ال‬ْ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫و‬ْْ‫م‬‫ت‬‫ح‬َ‫ب‬َ‫ذ‬ْ ‫وا‬‫ن‬ِ‫س‬‫َح‬‫أ‬َ‫ف‬َْْ‫ح‬‫ب‬َّ‫الذ‬َّْْ‫د‬ِ‫ح‬‫ي‬‫ل‬َ‫و‬ْْ‫م‬‫ك‬‫د‬َ‫َح‬‫أ‬ْْ‫ه‬َ‫ت‬َ‫ر‬‫ف‬َ‫ش‬ْْ‫ح‬ِ‫ر‬‫ي‬‫ل‬َ‫ف‬ْْ‫ه‬َ‫ت‬َ‫يح‬ِ‫ب‬َ‫ذ‬‫اه‬‫و‬‫﴿ر‬‫مسلم‬﴾ْ Artinya : “ Sesungguhnya Allah mewajibkan berlaku baik atas segala sesuatu, maka apabila kamu membunuh (hewan) hendaklah membunuh dengan baik, dan apabila kamu menyembelih maka sembelihlah dengan baik, dan hendaklah kamu menajamkan pisaumu, dan hendaklah binatang sembelihan itu disenangkan (dengan cara memberimakan sebelum disembelih)” (HR. Muslim) c. Sikap terpuji Terhadap Lingkungan Alam Agama Islam adalah rahmat Allah untuk semesta alam yang artinya rahmat tersebut bukan hanya untuk manusia saja tetapi juga untuk makhluk hidup selain manusia yaitu alam dan lingkungan hidup. Berakhlak kepada lingkungan hidup adalah menjalin dan mengembangkan hubungan yang harmonis dengan alam sekitar. Alam dan lingkungan yang terkelola dengan baik dapat memberi manfaat yang berlipat-lipat. Sebaliknya, alam yang dibiarkan atau hanya di ambil manfaatnya akan mendatangkan mala petaka bagi manusia. Kita dapat menyeksikan dengan jelas bagaimana akibat yang ditimbulkan oleh akhlak yang buruk terhadap lingkungan seperti hutan yang di eksploitasi tanpa batas sehingga melahirkan mala petaka kebakaran hutan yang menghancutkan tanaman hutan dan habitat hewan-hewannya. Ekploitasi kekayan laut tanpa memperhitunggkan kelestarian ekologi laut telah menimbulkan kerusakan hebat, baik habitat hewan maupun tumbuh- tubuhannya. Sayangnya semua itu dilakukan semata-mata untuk mengejar keuntungan ekonomi yang bersifat sementara, namun akibatnya mendatangkan kerusakan alam yang parah dan tidak bisa direhabilitasi dalam waktu puluhan bahkan ratusan tahun. Kerusakan alam dan ekosistem di lautan dan di daratan terjadi akibat manusia tidak menyadari sifatnya yang sombong, egois, rakus, dan angkuh yang merupakan bentuk akhlak terhadap lingkungan yang sangat buruk dan tidak terpuji. Padahal tujuan diangkatnya manusia sebagai khalifah di muka bumi yaitu sebagai wakil Allah yang seharusnya bertugas mamakmurkan, mengelola, dan melestarikn alam. Perkatikan Firman Allah SWT Q.S. Ar Rum : 41 :
  50. 50 Artinya : telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). d. Sikap Terpuji terhadap Makhluk Gaib Dengan Qudrat dan Iradat-Nya Allah SWT telah menciptakan makhluk yang tampak dilihat dengan mata (syahadah) seperti manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dsb, dan juga telah menciptakan makhluk yang tidak tampak oleh penglihatan mata (gaib) seperti malaikat, jin, setan dan iblis. Jin adalah termasuk makhluk gaib yang keberadaannya wajib kita imani, karena Allah SWT menciptakannya dengan tujuan untuk beribadah. Sebagaimana Firman-Nya : Artinya : “ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. “ (QS Az-Zariyat ; 56) Perlu kita ketahui bahwa selain ada jin yang taat dan patuh kepada Allah SWT, ada pula jin yang tidak patuh dan tidak taat kepada Allah SWT, diantaranya adalah iblis atau setan. Keduanya adalah makhluk Allah SWT yang asalnya diciptakan dari api yang sngat panas, jauh sebelum diciptakannya Nabi Adam as. RANGKUMAN  Husnuzzan artinya berbaik sangka, yang keblikannya adalah suuzan. Keduanya merupakan bisikan jiwa yang akan melahirkan sikap, ucapan dan perbuatan nyata. Husnuzzan merupakan sikap mental terpuji, yang mendorong pemiliknya untuk bersikap, bertutur kata, dan berbuat yang baik dan bermanfaat. Sedangkan suuzan termasuk sikap mental tercela yang mendorong pemiliknya untuk bersikap dan berperilaku buruk yang merugikan  Husnuzzan hendaknya diterapkan dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan dirinya sendiri, dan dengan sesama manusia. LATIHAN Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu jawaban yang benar dan tepat ! 1. Sebagian prasngka itu adalah dosa, demikian tercantum dalam QS .... a. Al-Hujurat ; 12 d. Ibrahim ; 34 b. Al-Maidah ; 2 e. Al-Baqarah ; 125 c. At-Tien ; 4 2. Berikut ini adalah cara-cara bersyukur kepada Allah SWT, kecuali ... a. membaca hamdalah b. mengerjakan salat lim waktu c. mempercayai kebenaran rukun iman d. belajar dan mengajar Al-quran e. berpuasa sepanjang masa 3. Berikut ini termasuk sikap husnuzzan kepada Allah, kecuali ... a. bersyukur bila memperoleh nikmat b. bersabar bila menderita musibah
Anzeige