SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 9
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Memahami Logika Laporan Keuangan
         (Neraca dan Laba Rugi)
Produk akhir dari proses akuntansi, yang paling penting, adalah laporan keuangan.
Dengan membaca laporan keuangan, manajemen, pemilik perusahaan, dan sesiapapun
yang berkepentingan, bisa mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Ironinya, dari
sekian banyak pihak yang berkentingan atas produk ini, yang sungguh-sungguh
memahami logika laporan keuangan tidak banyak. Dan itu bisa dimengerti karena
mereka memang berasal dari kalangan yang berbeda-beda—mungkin malah lebih
banyak yang dari luar akuntansi dan keuangan.

Yang sulit untuk dimengerti adalah bila: orang accounting (yang membuat laporan itu
sendiri) yang tidak sungguh-sungguh memahami logika di balik laporan keuangan. Boleh
percaya boleh tidak, yang seperti ini sudah pernah saya temukan berkali-kali.

“Mana mungkin. Bukankah orang-orang accounting memang dididik dan ditempa—sejak di
bangku kuliah—untuk sungguh-sungguh menguasai akuntansi?”

Mungkin ini kenyataan pahit yang harus ditelan, sekaligus tantangan yang harus dijawab oleh
rekan-rekan akuntan pendidik (pengajar akuntansi di kampus-kampus) bahwa, apa yang
selama ini diajarkan lebih banyak kulit ketimbang isinya. Sehingga output yang dihasilkan
adalah anak-anak akuntansi yang bisa menjurnal dan membuat laporan keuangan tetapi tidak
sungguh-sungguh memahami logika atas apa yang mereka buat.

Jurnal dan laporan keuangan yang mereka hasilkan, secara teknis, benar. Tetapi begitu ada
masalah mereka mengalami kesulitan untuk menelusuri darimana sumber masalahnya. Al
hasil mereka tidak (belum) mampu memberikan masukan yang diharapkan oleh pihak
manajemen perusahaan. Lebih parahnya lagi, bahkan untuk sekedar menjelaskan “mengapa
bisa demikian?”-pun tidak bisa.

Misalnya:

1. Angka pendapatan tinggi, tetapi mengapa Laporan Laba Rugi menunjukan angka laba yang
sangat kecil? (Tolong jangan buru-buru menjawab “karena cost-nya tinggi,” nanti terjebak
sendiri.)

2. Angka penjualan rendah, tetapi mengapa Laporan Laba Ruginya menunjukan angka minus
alias rugi? Bukankah bila penjualan rendah berarti aktivitas produksi juga rendah sehingga
mestinya tidak rugi?

3. Penjualan begitu tinggi, Laporan Laba Rugi menunjukan angka laba yang signifikan, tetapi
mengapa begitu banyak vendor (supplier) yang mengeluhkan keterlambatan pembayaran?

4. Ekuitas Pemilik menunjukan peningkatan yang cukup besar, tetapi mengapa tidak ada
dividen yang bisa dibagikan kepada pemegang saham?
Keempat pertanyaan di atas sesungguhnya hanya memerlukan logika akuntansi yang sangat
sederhana dan lumrah terjadi di hampir semua perusahaan. Kenyataannya, saat ditanya
pegawai accounting seringkali gelagapan, akhirnya tidak bisa menjelaskan dengan baik.
Setidaknya, minimal mereka bisa menjelaskan “mengapa bisa terjadi demikian?”.

Idealnya, jika mereka memahami logika-logika dibalik sebuah laporan keuangan, mestinya
mereka bisa memberi saran dan masukan bagi manajemen mengenai apa yang perlu (atau tak
perlu) dilakukan di masa-masa yang akan datang agar masalah yang sama tidak terjadi lagi.

Mengingat kembali masa-masa kuliah dahulu (bisa jadi sekarang sudah jauh lebih
baik), materi mata kuliah begitu banyak sementara waktu yang tersedia sangat sempit, “so
little time, so many things to do.”

Mata kuliah ‘Akuntansi Dasar’ (Basic Accounting) misalnya. Dengan materi yang begitu
banyak, harus bisa diselesaikan hanya dalam 48 kali pertemuan. Setiap pertemuan selalu
digunakan untuk mengejar penyelesaian materi yang isinya memang semuanya bersifat
teknikal. Samasekali tidak ada ruang untuk menanamkan pemahaman-pemahaman logika
akuntansi (mulai dari siklus akuntansi, menjurnal hingga membuat laporan keuangan).

Bahwa kematangan logika bertumbuh seiring dengan pengalaman kerja, BETUL. Bahwa
bangku kuliah hanya memberikan bekal dasar, boleh jadi IYA (terutama untuk universitas
non-elite, tanpa AC, tanpa dasi, masih pakai kapur tulis, seperti tempat saya berkuliah
dahulu).

Di sinilah akhirnya bermuara: TERGANTUNG MASING-MASING INDIVIDU.

Tantangan utamanya—terutama bagi kita yang sudah bekerja: Bagimana caranya mengasah
kemampuan logika akuntansi diantara himpitan tugas rutin sehari-hari yang seolah tak
ada habisnya?

Itulah semangat dasar yang menjadi latar belakang mengapa ‘Jurnal Akuantansi Keuangan’
(JAK) ada, yaitu: menjadi tempat untuk sharing dan diskusi sambil mengasah skill akuntansi
(hard maupun soft skill) di sela-sela rutinitas sehari-hari. Pengelola JAK sadar sepenuhnya
bahwa keberadaan JAK pastinya masih jauh dari apa yang diharapkan. Tetapi mudah-
mudahan bisa menjadi alternative sekaligus awal yang baik.



Melalui tulisan sederhana ini, saya pribadi ingin mengajak siapa saja yang tertarik
untuk mengksplorasi logika-logika di balik sebuah laporan keuangan.

Seperti telah saya sampaikan di awal, produk akhir dari akuntansi adalah laporan keuangan.
Dengan membaca laporan keuangan, mereka yang berkepentingan bisa mengetahui kondisi
keuangan perusahaan.

Kondisi apa saja yang bisa dilihat dengan membaca laporan keuangan?

Untuk sungguh-sungguh memahami logikanya, anda harus memposisikan diri sebagai
sesorang yang sangat berkepentingan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Untuk
sementara lupakan status anda saat ini (sebagai pegawai accounting), anggap diri anda adalah
pemilik usaha.

Nah, sebagai pemilik usaha, apa yang ingin anda ketahui mengenai kondisi keuangan
perusahaan?

Saya coba menebak-nebak (dengan menggunakan kelaziman). Sebagai pengusaha, minimal
anda ingin tahu 2 hal berikut ini:

1. Kekayaan Perusahaan

Pertanyaan paling mendasar di wilayah ini adalah: Apakah perusahaan dalam kondisi baik-
baik saja? “Baik-baik saja” dalam hal ini maksudnya: Dapat beroperasi secara lancar.

Perusahaan hanya akan bisa lancar beroperasi bila:

(a) Memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari;

(b) Memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya, yaitu: mampu
membayar utang kepada vendor/supplier, bank, dan membayar dividen kepada pemegang
saham;

(c) Memiliki persediaan (bahan baku untuk diproduksi atau barang jadi untuk di jual);

(d) Memiliki sarana dan fasilitas yang cukup untuk menunjang kelancaran operasional
perusahaan.

Dengan kata lain, apakah perusahaan memiliki “kekayaan” yang cukup untuk bisa beroperasi
dengan lancar? Jawaban atas pertanyaan itu ada di NERACA—yang sering juga disebut
sebagai “Laporan Posisi Keuangan.”
Masih ingat dengan persamaan akuntansi di bawah ini?

Aktiva (asset) = Kewajiban (Liability) + Ekuitas Pemilik (equity)

Itulah isi utama dari sebuh Neraca. Untuk visualisasi, silahkan lihat contoh necara sederhana
di bawah ini:




Dari contoh Neraca di atas anda sebagai pemilik PT. JAK bisa melihat posisi keuangan
perusahaan dan memperoleh informasi sbb:

Kekayaan kotor perusahaan sama dengan total nilai aktiva (asset)-nya. Dalam contoh ini
adalah 137. Jika dibandingkan dengan total kewajiban (utang) yang sebesar 67, masih ada
selisih kekayaan sebesar 70. Selisih yang 70 inilah yang disebut dengan “Kekayaan Bersih
(Net Asset atau Net Worth)” perusahaan.

Dari sini jelas tergambar bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang cukup untuk
memenuhi semua kewajibannya, dengan asumsi: jika semua asset dijual maka semua utang
bisa dilunasi.

Jika kembali ke contoh pertanyaan yang saya sampaikan di awal tulisan: Mestinya
perusahaan bisa memenuhi kewajibannya, tetapi mengapa banyak vendor (supplier) yang
mengeluhkan keterlambatan pembayaran?
Untuk menjawab pertanyaan spesifik seperti ini, perhatian harus diarahkan ke elemen-elemen
neraca yang lebih kecil. Pada sisi aktiva nampak akun “Kas” saldonya hanya 10, sementara
akun “Utang Dagang” di sisi sisi Kewajiban nampak sebesar 30. Jelas perusahaan akan
mengalami defisit (kekurangan) kas sebesar 20, sehingga banyak vendor yang mengalami
penundaan pembayaran.

Mengapa terjadi demikian? Bagaimana cara mengatasinya? Apa yang perlu dilakukan
oleh manajemen agar kondisi ini tidak terjadi lagi di masa yang akan datang?

Bentuk Neraca sudah dirancang sedemikian rupa sehingga mampu menjawab semua
kemungkinan pertanyaan yang ada. Dengan catatan, anda harus memahami logikanya. Dari
total aktiva (asset) sebesar 137, mengapa akun kas nilainya hanya 10, dimana sisanya?
Perhatian di alihkan ke elemen-elemen aktiva (asset) lainnya, yaitu:

   •   Piutang = 85
   •   Persediaan = 32
   •   Aktiva Tetap = 10.

Nah ketahuan sudah, asset menumpuk di akun “Piutang” sebesar 85. Sehingga pertanyaan
“mengapa”-nya sudah terjawab. Tinggal berpikir bagaimana cara mengatasinya dan cara
mencegahnya di waktu yang akan datang. Untuk mengatasinya manajemen perusahaan perlu
memfokuskan perhatian pada proses penagihan piutang—mungkin dengan menawarkan
potongan untuk pembayaran lebih awal, kalau perlu panggil debt collector jika mengalami
kesulitan penagihan. Untuk mencegah agar tidak terjadi lagi di masa yang akan datang,
manajemen perlu mengubah kebijakan kredit—mungkin di buat lebih ketat lagi, lebih selektif
terhadap pemberian kredit, termin pembayaran di perpendek, dan lain sebagainya.

Selanjutnya, dari Neraca yang sama anda juga bisa melihat bahwa total “Ekuitas Pemilik”
meningkat 20. Dari modal awal sebesar 50 kini menjadi 70. Mengapa angkanya sama dengan
“Kekayaan Bersih” perusahaan yaitu 70, apakah karena kebetulan?

Tidak. Ini berasal dari persamaan dasar akuntansi: Asset = Kewajiban + Equitas Pemilik.
Dengan demikian, maka: Equitas Pemilik = Asset – Kewajiban. Nah jika Kekayaan Bersih =
Asset – Kewajiban, Maka otomatis: Kekayaan Bersih = Ekuitas Pemilik.

Jika kembali ke pertanyaan di awal tulisan: “Mengapa ekuitas pemiliki meningkat tetapi
tidak ada dividen yang bisa dibagikan kepada pemegang saham”? (dengan kata lain
perusahaan tidak bisa memenuhi kewajibannya kepada pemegang saham)

Jawabannya kembali ke masalah ketersediaan kas. Perusahaan tidak memiliki cukup
persediaan Kas. Bagaimana mengatasinya? Sama seperti solusi sebelumnya.

Lebih detail mengenai ketersediaan kas dan pengalokasiannya (apakah sudah seperti yang
direncanakan, apakah dipergunakan secara efeisien, dan lain sebagainya) bisa dilihat di
“Laporan Arus Kas”.

Laporan Arus Kas, untuk perusahaan yang sudah Go Publik (listing di bursa saham) wajib
ada. Sedangkan untuk perusahaan non-publik bisa ada bisa tidak. Mengapa boleh ada boleh
tidak? Karena “Laporan Arus Kas” hanya merupakan rincian lebih detail dari akun “Kas” di
Neraca. Sehingga pada dasarnya, nilai akhir dari laporan arus kas sama dengan saldo yang
ada pada akun “Kas” di Neraca. (Catatan: Saya akan membahas laporan arus kas secara
terpisah (di tulisan lain).

Hal yang tak kalah pentingnya untuk diketahui dari sebuah Neraca adalah “Tanggal
Neraca” (dibawah tulisan “NERACA PT. JAK”), dalam contoh ini adalah “Per 31 Januari
2012.” Artinya: Kekayaan Kotor sebesar 137 dan Kekayaan Bersih sebesar 70 adalah
“Kekayaan Perusahaan” per tanggal 31 Januari 2012. Itu sebabnya mengapa dalam teori
akuntansi, Neraca didefinisikan sebagai “Laporan yang menyajikan posisi keuangan
perusahaan pada tanggal tertentu.” Di U.S. sana sering disebut dengan “Snapshot of
Financial Position.”

2. Untung atau Rugi

Mengetahui berapa besarnya kekayaan perusahaan, mengetahui apakah perusahaan mampu
melunasi utang-utangnya saja, belumlah cukup. Sebagai pengusaha anda juga ingin tahu:

   •   Apakah bulan/tahun ini anda untung atau rugi? Jika rugi, mengapa?
   •   Apakah operasional perusahaan berjalan dengan efisien atau sebaliknya, boros?
   •   Apakah sumber daya perusahaan lebih banyak digunakan untuk aktivitas yang
       menghasilkan barang/jasa atau untuk hal-hal di luar itu?

Semua jawabanya ada di ‘Laporan Laba Rugi.’ Untuk visualisasi silahkan lihat contoh
Laporan Laba Rugi PT. JAK di bawah ini:
Memperhatikan Laporan Laba Rugi di atas, anda bisa melihat dengan jelas bahwa:

(a) Pendapatan (Revenue) sebesar 187
(b) Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold) sebesar 50
(c) Laba Kotor (Gross Profit) sebesar 137
(d) Biaya-biaya 132
(e) Laba Bersih (Net Profit) sebesar 5

Diantara kelima angka-angka di atas, mana yang paling penting bagi anda sebagai
pengusaha? Sudah pasti “Laba Bersih”. Laba bersih menunjukan angka 5. Ini sangat kecil
jika dibandingkan dengan nilai Revenue anda yang menunjukan angka 187. Dengan kata lain,
profit margin anda hanya 3% (=5/187). Kalau begini ceritanya mah mendingan uangnya di
taruh di deposito kan?

Lalu anda tanya orang accounting “Mengapa labanya hanya 5, padahal revenuenya tinggi?
Pasti ada yang tidak beres di sini.”

Mungkin dengan cekatan mereka menjawab “Karena biayanya tinggi, boss.”
Ya iyalah. Revenue tinggi, wajar jika biaya juga tinggi (kecuali yang bikin barang dari
golongan jin.) Tidak usah orang manajemen, Mbok Jum warung sebelah juga tahu
pendapatan dikurangi biaya sama dengan laba atau rugi. Tapi, bukankah bila revenue tinggi,
biaya tinggi, mestinya laba masih tetap tinggi?

Pertama, mungkin mereka akan memeriksa kembali angka-angka di laporan, dibandingkan
dengan neraca saldo, dibandingkan dengan buku besar, bahkan bukti transaksi dibandingkan
dengan catatan transaksi (jurnal) satu-per-satu. Semua perhitungan diperiksa satu per
satu. Beberapa hari kemudian mereka kembali dengan jawaban “Semua angka sudah saya
periksa, hasilnya benar dan akurat. Semua jurnal sudah benar, tidak ada transaksi yang
tertinggal atau diposting dua kali”.

Nah inilah yang saya sebutkan di awal: menguasai teknis akuntansi, mahir menjunal
dan membuat laporan keuangan, tetapi tidak (belum) memahami logika akuntansi
dengan baik.

Andai sudah memahami logika di balik Laporan Keuangan (Laba Rugi dalam hal ini),
mereka tidak perlu sampai memeriksa transaksi satu-per-satu, bahkan mungkin tidak sampai
perlu memeriksa saldo buku besar. Cukup hanya dengan melihat Laporan secara sepintas
(scanning) dari atas kebawah:

Pertama anda lihat “Pendapatan (revenue)”, lalu anda bandingkan dengan “Harga Pokok
Penjualan”, apakah angkanya terlihat logis? Dengan pendapatan sebesar 187, apakah logis
jika harga pokok penjualannya 50 sehingga laba kotornya menjadi 137? Permasalahan
dilokalisir sampai di sini dahulu.

Untuk mengetahui logis-atau-tidak logis, sebenarnya sudah disediakan alat bantu di bawah
“Laba Kotor (Gross Profit)” yang disebut dengan “Gross Profit Margin” yang menunjukan
angka 73%. Angka ini tidak akan ada di sana jika tidak ada fungsinya. Apa fungsinya? Untuk
mengetahui apakah perbandingan antara pendapatan dengan laba kotor. Pertanyaaan
selanjutnya: apakah gross profit margin sebesar 73% itu wajar? Anda bisa memanggil cost
accountant anda, merekalah yang paling tahu berapa besarnya gross profit margin untuk
produk yang dijual. Separah-parahnya, anda bisa membandingkan angka 73% ini dengan
angka gross profit margin bulan lalu—jika perlu, tarik hingga satu tahun ke belakang untuk
melihat ‘trend’-nya.

Saya pribadi, untuk penelusuran cepat, memilih menggunakan kelaziman dan benchmark.
Dari sana saya tahu bahwa untuk jenis usaha manufaktur gross profit margin ada di kisaran
25 hingga 50%. Untuk jenis perusahaan jasa ada di kisaran 50 hingga 70%. Dan untuk jenis
usaha trading (termasuk retail) ada di kisaran 70 hingga 200%.

Nah jika PT. JAK dalam contoh ini adalah perusahaan manufaktur, maka angka gross profit
margin sebesar 73% tergolong tinggi. Sehingga akar masalahnya sudah pasti tidak ada di
antara wilayah revenue hingga harga pokok penjualan. Lalu dimana? Sudah pasti ada di
wilayah biaya-biaya.

Selanjutnya tinggal scanning wilayah akun-akun biaya yang ada di laporan laba rugi.
Diantara biaya-biaya tersebut mana yang terlihat tidak wajar? Jika anda punya laporan laba
rugi bulan sebelumnya, anda tinggal meletakannya secara bersisian dengan laporan laba rugi
Januari 2012 ini, lalu bandingkan. Dalam contoh ini saya tidak buatkan laporan laba rugi
bulan sebelumnya sebagai pembanding. Angka yang janggal langsung saja saya beri warna
merah, yaitu “Biaya Telepon” sebesar 35. Mengapa ini janggal? Bandingkan dengan “Biaya
Gaji?”—apakah logis biaya telepon lebih besar dibandingkan biaya gaji dalam sebuah
perusahaan manufaktur? Tidak logis.

“Bukankah tadi sudah diperiksa oleh orang accounting dan mereka mengatakan semua
transaksi sudah diperiksa hingga ke nota-nya dan hasilnya akurat?”

Yup. Jika jurnal dan angka di nota benar, berarti yang salah adalah: ORANG YANG BOROS
MENGGUNAKAN TELEPHONE. Biaya telephone bengkak begitu besar sudah pasti ada
pemakaian yang luar biasa tinggi di luar kebutuhan perusahaan. Selanjutnya tinggal kirim
memo ke HRD untuk investigasi lebih lanjut (siapa yang menelpon pacar berjam-jam setiap
hari?). Untuk mencegah agar tidak tejadi lagi di masa yang akan datang, mungkin HRD perlu
membuat aturan pemakaian telepon. Misalnya: Akses inetrlokal, handphone dan SLI hanya
untuk manajer ke atas dengan menggunakan PIN—sehingga penggunaannya bisa diketahui.
Sedangkan untuk staff, jika perlu interlokal, SLI atau handphone harus via operator (front
office) dengan approval dari manajer.

Logika-logika dasar seperti ini sangat perlu terus diasah, agar penguasaan akuntansi
dan keuangan menjadi semakin matang, sehingga bisa menjalankan fungsi dengan
baik, bisa memberi masukan yang bermanfaat bagi perusahaan.

Ini baru sebagian kecil dan masih di permukaan. Semakin dalam menyelam, semakin
detail, sudah pasti semakin banyak pula ragam logika akuntansi yang harus dipelajari.
Tentunya ini bukan sesuatu yang bisa dikuasai secara instant. Butuh waktu, kesabaran
dan kesungguhan.

Bagi mereka yang sudah bekerja, dan masih merasa perlu mengasah kemampuan
akuntansi melalui pemahaman logika-logikanya, tidak ada cara selain “Learn as you
go.” Modal awalnya hanya satu: selalu penasaran/ingin tahu. Selanjutnya tergantung
pada seberapa besar keberanian kita dalam mengikuti instinct rasa ingin tahu itu.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Modul Prod. Akuntansi Program Spreadsheet
Modul Prod. Akuntansi Program SpreadsheetModul Prod. Akuntansi Program Spreadsheet
Modul Prod. Akuntansi Program SpreadsheetRisdiana Hidayat
 
Presentasi akuntansi keuangan
Presentasi akuntansi keuanganPresentasi akuntansi keuangan
Presentasi akuntansi keuangannitrixblog
 
Ekonomi Koperasi - Laporan Keuangan Koperasi
Ekonomi Koperasi - Laporan Keuangan KoperasiEkonomi Koperasi - Laporan Keuangan Koperasi
Ekonomi Koperasi - Laporan Keuangan KoperasiRisky Saputra
 
analisis laporan keuangan
analisis laporan keuangananalisis laporan keuangan
analisis laporan keuanganAmrul Rizal
 
analisis laporan keuangan
analisis laporan keuangananalisis laporan keuangan
analisis laporan keuanganelvi akmal
 
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEU...
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN  PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEU...ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN  PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEU...
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEU...geraldoyakub
 
Presentasi laporan keuangan neraca
Presentasi laporan keuangan neracaPresentasi laporan keuangan neraca
Presentasi laporan keuangan neracazufrizal se
 
Analisis Ratio - Analisis Laporan Keuangan
Analisis Ratio - Analisis Laporan KeuanganAnalisis Ratio - Analisis Laporan Keuangan
Analisis Ratio - Analisis Laporan Keuanganphatar_augrah
 
TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10
TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10
TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10Enchii Enchii
 
laporan keuangan, arus kas, dan pajak
laporan keuangan, arus kas, dan pajaklaporan keuangan, arus kas, dan pajak
laporan keuangan, arus kas, dan pajakAmrul Rizal
 
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEU...
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN  PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEU...ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN  PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEU...
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEU...Ririn Mutia
 

Was ist angesagt? (20)

Modul Prod. Akuntansi Program Spreadsheet
Modul Prod. Akuntansi Program SpreadsheetModul Prod. Akuntansi Program Spreadsheet
Modul Prod. Akuntansi Program Spreadsheet
 
Presentasi akuntansi keuangan
Presentasi akuntansi keuanganPresentasi akuntansi keuangan
Presentasi akuntansi keuangan
 
Rasio keuangan
Rasio keuanganRasio keuangan
Rasio keuangan
 
Ekonomi Koperasi - Laporan Keuangan Koperasi
Ekonomi Koperasi - Laporan Keuangan KoperasiEkonomi Koperasi - Laporan Keuangan Koperasi
Ekonomi Koperasi - Laporan Keuangan Koperasi
 
Slide ta11
Slide ta11Slide ta11
Slide ta11
 
analisis laporan keuangan
analisis laporan keuangananalisis laporan keuangan
analisis laporan keuangan
 
analisis laporan keuangan
analisis laporan keuangananalisis laporan keuangan
analisis laporan keuangan
 
Slide ta10
Slide ta10Slide ta10
Slide ta10
 
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEU...
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN  PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEU...ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN  PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEU...
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEU...
 
LABA (INCOME)
LABA (INCOME)LABA (INCOME)
LABA (INCOME)
 
Konsep laba
Konsep labaKonsep laba
Konsep laba
 
Pengantar Akuntansi 1-3
Pengantar Akuntansi 1-3Pengantar Akuntansi 1-3
Pengantar Akuntansi 1-3
 
Presentasi laporan keuangan neraca
Presentasi laporan keuangan neracaPresentasi laporan keuangan neraca
Presentasi laporan keuangan neraca
 
rasio-profitabilitas
rasio-profitabilitasrasio-profitabilitas
rasio-profitabilitas
 
Analisis Ratio - Analisis Laporan Keuangan
Analisis Ratio - Analisis Laporan KeuanganAnalisis Ratio - Analisis Laporan Keuangan
Analisis Ratio - Analisis Laporan Keuangan
 
Modul Pengantar Akuntansi
Modul Pengantar AkuntansiModul Pengantar Akuntansi
Modul Pengantar Akuntansi
 
Konsep laba
Konsep labaKonsep laba
Konsep laba
 
TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10
TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10
TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10
 
laporan keuangan, arus kas, dan pajak
laporan keuangan, arus kas, dan pajaklaporan keuangan, arus kas, dan pajak
laporan keuangan, arus kas, dan pajak
 
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEU...
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN  PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEU...ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN  PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEU...
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEU...
 

Andere mochten auch

Hubungan neraca, laba rugi, arus kas dan perubahan modal
Hubungan neraca, laba rugi, arus kas dan perubahan modalHubungan neraca, laba rugi, arus kas dan perubahan modal
Hubungan neraca, laba rugi, arus kas dan perubahan modalMas Tri Sragen
 
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGANANALISIS LAPORAN KEUANGAN MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN9elevenStarUnila
 
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiJawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiYABES HULU
 
contoh soal sederhana laporan keuangan
contoh soal sederhana laporan keuangancontoh soal sederhana laporan keuangan
contoh soal sederhana laporan keuanganRendy Franata
 
Manajemen keuangan perusahaan
Manajemen keuangan perusahaanManajemen keuangan perusahaan
Manajemen keuangan perusahaanMas Tri Sragen
 
KONSEP ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
KONSEP ANALISIS LAPORAN KEUANGANKONSEP ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
KONSEP ANALISIS LAPORAN KEUANGANBiyah Djauhar
 
Lk industri perkebunan
Lk industri perkebunanLk industri perkebunan
Lk industri perkebunanVernuz Baron
 
Nilai Bersih Sekarang NPV
Nilai Bersih Sekarang NPVNilai Bersih Sekarang NPV
Nilai Bersih Sekarang NPVKenny Firdaus
 
Bab 12 memulai sebuah usaha baru
Bab 12 memulai sebuah usaha baruBab 12 memulai sebuah usaha baru
Bab 12 memulai sebuah usaha barubenawa4
 
Analisis Laporan Keuangan PT. Harum Energy Tbk.
Analisis Laporan Keuangan PT. Harum Energy Tbk.Analisis Laporan Keuangan PT. Harum Energy Tbk.
Analisis Laporan Keuangan PT. Harum Energy Tbk.Fikri Akmal Harrata
 
pengertian laba rugi
pengertian laba rugipengertian laba rugi
pengertian laba rugiLivi Pungus
 
Jurnal, posting, neraca saldo & jurnal koreksi
Jurnal, posting, neraca saldo & jurnal koreksiJurnal, posting, neraca saldo & jurnal koreksi
Jurnal, posting, neraca saldo & jurnal koreksiberlianz
 
Bab Satu Pengertian Manajemen
Bab Satu Pengertian ManajemenBab Satu Pengertian Manajemen
Bab Satu Pengertian ManajemenUniversitas PGRI
 
Bab 11 manajemen keuangan dan pembiayaan usaha
Bab 11 manajemen keuangan dan pembiayaan usahaBab 11 manajemen keuangan dan pembiayaan usaha
Bab 11 manajemen keuangan dan pembiayaan usahabenawa4
 
Analisis Laporan Keuangan PT SIANTAR TOP Tbk
Analisis Laporan Keuangan PT SIANTAR TOP TbkAnalisis Laporan Keuangan PT SIANTAR TOP Tbk
Analisis Laporan Keuangan PT SIANTAR TOP TbkYunika Lestari
 
Kinerja Keuangan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
Kinerja Keuangan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) TbkKinerja Keuangan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
Kinerja Keuangan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) TbkAbu Haydar Haydar
 

Andere mochten auch (20)

Hubungan neraca, laba rugi, arus kas dan perubahan modal
Hubungan neraca, laba rugi, arus kas dan perubahan modalHubungan neraca, laba rugi, arus kas dan perubahan modal
Hubungan neraca, laba rugi, arus kas dan perubahan modal
 
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGANANALISIS LAPORAN KEUANGAN MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN
 
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiJawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
 
contoh soal sederhana laporan keuangan
contoh soal sederhana laporan keuangancontoh soal sederhana laporan keuangan
contoh soal sederhana laporan keuangan
 
Manajemen keuangan perusahaan
Manajemen keuangan perusahaanManajemen keuangan perusahaan
Manajemen keuangan perusahaan
 
KONSEP ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
KONSEP ANALISIS LAPORAN KEUANGANKONSEP ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
KONSEP ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
 
Lk industri perkebunan
Lk industri perkebunanLk industri perkebunan
Lk industri perkebunan
 
Laba rugi
Laba rugiLaba rugi
Laba rugi
 
ANALISA PROSES BISNIS BERBASIS AKUNTANSI
ANALISA PROSES BISNIS BERBASIS AKUNTANSIANALISA PROSES BISNIS BERBASIS AKUNTANSI
ANALISA PROSES BISNIS BERBASIS AKUNTANSI
 
Nilai Bersih Sekarang NPV
Nilai Bersih Sekarang NPVNilai Bersih Sekarang NPV
Nilai Bersih Sekarang NPV
 
Bab 12 memulai sebuah usaha baru
Bab 12 memulai sebuah usaha baruBab 12 memulai sebuah usaha baru
Bab 12 memulai sebuah usaha baru
 
Analisis Laporan Keuangan PT. Harum Energy Tbk.
Analisis Laporan Keuangan PT. Harum Energy Tbk.Analisis Laporan Keuangan PT. Harum Energy Tbk.
Analisis Laporan Keuangan PT. Harum Energy Tbk.
 
pengertian laba rugi
pengertian laba rugipengertian laba rugi
pengertian laba rugi
 
Akuntansi keuangan
Akuntansi keuanganAkuntansi keuangan
Akuntansi keuangan
 
Jurnal, posting, neraca saldo & jurnal koreksi
Jurnal, posting, neraca saldo & jurnal koreksiJurnal, posting, neraca saldo & jurnal koreksi
Jurnal, posting, neraca saldo & jurnal koreksi
 
Bab Satu Pengertian Manajemen
Bab Satu Pengertian ManajemenBab Satu Pengertian Manajemen
Bab Satu Pengertian Manajemen
 
Bab 11 manajemen keuangan dan pembiayaan usaha
Bab 11 manajemen keuangan dan pembiayaan usahaBab 11 manajemen keuangan dan pembiayaan usaha
Bab 11 manajemen keuangan dan pembiayaan usaha
 
Analisis Laporan Keuangan PT SIANTAR TOP Tbk
Analisis Laporan Keuangan PT SIANTAR TOP TbkAnalisis Laporan Keuangan PT SIANTAR TOP Tbk
Analisis Laporan Keuangan PT SIANTAR TOP Tbk
 
Ppt pendapatan nasional
Ppt pendapatan nasionalPpt pendapatan nasional
Ppt pendapatan nasional
 
Kinerja Keuangan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
Kinerja Keuangan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) TbkKinerja Keuangan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
Kinerja Keuangan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
 

Ähnlich wie Logika Neraca dan Laba Rugi

Memahami Logika Laporan Keuangan
Memahami Logika Laporan KeuanganMemahami Logika Laporan Keuangan
Memahami Logika Laporan KeuanganAli Wafa
 
Cara mudah membuat jurnal akuntansi
Cara mudah membuat jurnal akuntansiCara mudah membuat jurnal akuntansi
Cara mudah membuat jurnal akuntansiMas Tri Sragen
 
Persamaan dasar Akuntansi.docx
Persamaan dasar Akuntansi.docxPersamaan dasar Akuntansi.docx
Persamaan dasar Akuntansi.docxZukét Printing
 
Persamaan dasar Akuntansi.pdf
Persamaan dasar Akuntansi.pdfPersamaan dasar Akuntansi.pdf
Persamaan dasar Akuntansi.pdfZukét Printing
 
Pengantar Akuntansi
Pengantar AkuntansiPengantar Akuntansi
Pengantar AkuntansiJM Lee
 
Pengertian akuntansi
Pengertian akuntansiPengertian akuntansi
Pengertian akuntansiAries Twell
 
Print makalah analisis titik impas
Print   makalah analisis titik impasPrint   makalah analisis titik impas
Print makalah analisis titik impasAstri Yulia
 
Jurnal penyesuaian v Jurnal Pembetulan?
Jurnal penyesuaian v Jurnal Pembetulan?Jurnal penyesuaian v Jurnal Pembetulan?
Jurnal penyesuaian v Jurnal Pembetulan?Hendra Gunawan
 
Innovasi server pulsa_2012
Innovasi server pulsa_2012Innovasi server pulsa_2012
Innovasi server pulsa_2012Kazzu Triviji
 
Materi rijal revisi
Materi rijal revisiMateri rijal revisi
Materi rijal revisiRizal Chui
 
Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21Lia Ivvana
 
Bab i proses bisnis di bidang akuntansi
Bab i proses bisnis di bidang akuntansiBab i proses bisnis di bidang akuntansi
Bab i proses bisnis di bidang akuntansiUmufadhillah
 
PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KELAS XII.pptx
PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KELAS XII.pptxPERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KELAS XII.pptx
PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KELAS XII.pptxIndah Ana
 
Seri-2 : Belajar Audit Cukai Kawasan Berikat/ KITE (Custom Audit)
Seri-2 : Belajar Audit Cukai Kawasan Berikat/ KITE (Custom Audit)Seri-2 : Belajar Audit Cukai Kawasan Berikat/ KITE (Custom Audit)
Seri-2 : Belajar Audit Cukai Kawasan Berikat/ KITE (Custom Audit)Manajemen Produksi
 
Akuntansi excel
Akuntansi excelAkuntansi excel
Akuntansi excelagustaws
 
Manajemen Modal Kerja (+ Rasio Likuiditas & Peran Operasional) _ Training "FI...
Manajemen Modal Kerja (+ Rasio Likuiditas & Peran Operasional) _ Training "FI...Manajemen Modal Kerja (+ Rasio Likuiditas & Peran Operasional) _ Training "FI...
Manajemen Modal Kerja (+ Rasio Likuiditas & Peran Operasional) _ Training "FI...Kanaidi ken
 
sistem informasi akuntansi untuk akuntansi
sistem informasi akuntansi untuk akuntansisistem informasi akuntansi untuk akuntansi
sistem informasi akuntansi untuk akuntansihimmatululyah
 
BISNIS, PAJAK, DAN LINGKUNGAN PASAR KEUANGAN.pptx
BISNIS, PAJAK, DAN LINGKUNGAN PASAR KEUANGAN.pptxBISNIS, PAJAK, DAN LINGKUNGAN PASAR KEUANGAN.pptx
BISNIS, PAJAK, DAN LINGKUNGAN PASAR KEUANGAN.pptxDebiCarolina2
 
Pertemuan 2 Pengantar Akuntansi.pdf
Pertemuan 2 Pengantar Akuntansi.pdfPertemuan 2 Pengantar Akuntansi.pdf
Pertemuan 2 Pengantar Akuntansi.pdfMRizkiAssiddiki
 

Ähnlich wie Logika Neraca dan Laba Rugi (20)

Memahami Logika Laporan Keuangan
Memahami Logika Laporan KeuanganMemahami Logika Laporan Keuangan
Memahami Logika Laporan Keuangan
 
Cara mudah membuat jurnal akuntansi
Cara mudah membuat jurnal akuntansiCara mudah membuat jurnal akuntansi
Cara mudah membuat jurnal akuntansi
 
Persamaan dasar Akuntansi.docx
Persamaan dasar Akuntansi.docxPersamaan dasar Akuntansi.docx
Persamaan dasar Akuntansi.docx
 
Persamaan dasar Akuntansi.pdf
Persamaan dasar Akuntansi.pdfPersamaan dasar Akuntansi.pdf
Persamaan dasar Akuntansi.pdf
 
Pengantar Akuntansi
Pengantar AkuntansiPengantar Akuntansi
Pengantar Akuntansi
 
Pengertian akuntansi
Pengertian akuntansiPengertian akuntansi
Pengertian akuntansi
 
Print makalah analisis titik impas
Print   makalah analisis titik impasPrint   makalah analisis titik impas
Print makalah analisis titik impas
 
Jurnal penyesuaian v Jurnal Pembetulan?
Jurnal penyesuaian v Jurnal Pembetulan?Jurnal penyesuaian v Jurnal Pembetulan?
Jurnal penyesuaian v Jurnal Pembetulan?
 
Innovasi server pulsa_2012
Innovasi server pulsa_2012Innovasi server pulsa_2012
Innovasi server pulsa_2012
 
Materi rijal revisi
Materi rijal revisiMateri rijal revisi
Materi rijal revisi
 
Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21
 
Bab i proses bisnis di bidang akuntansi
Bab i proses bisnis di bidang akuntansiBab i proses bisnis di bidang akuntansi
Bab i proses bisnis di bidang akuntansi
 
PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KELAS XII.pptx
PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KELAS XII.pptxPERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KELAS XII.pptx
PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KELAS XII.pptx
 
Seri-2 : Belajar Audit Cukai Kawasan Berikat/ KITE (Custom Audit)
Seri-2 : Belajar Audit Cukai Kawasan Berikat/ KITE (Custom Audit)Seri-2 : Belajar Audit Cukai Kawasan Berikat/ KITE (Custom Audit)
Seri-2 : Belajar Audit Cukai Kawasan Berikat/ KITE (Custom Audit)
 
Akuntansi excel
Akuntansi excelAkuntansi excel
Akuntansi excel
 
Manajemen Modal Kerja (+ Rasio Likuiditas & Peran Operasional) _ Training "FI...
Manajemen Modal Kerja (+ Rasio Likuiditas & Peran Operasional) _ Training "FI...Manajemen Modal Kerja (+ Rasio Likuiditas & Peran Operasional) _ Training "FI...
Manajemen Modal Kerja (+ Rasio Likuiditas & Peran Operasional) _ Training "FI...
 
sistem informasi akuntansi untuk akuntansi
sistem informasi akuntansi untuk akuntansisistem informasi akuntansi untuk akuntansi
sistem informasi akuntansi untuk akuntansi
 
Borobudur 10
Borobudur 10Borobudur 10
Borobudur 10
 
BISNIS, PAJAK, DAN LINGKUNGAN PASAR KEUANGAN.pptx
BISNIS, PAJAK, DAN LINGKUNGAN PASAR KEUANGAN.pptxBISNIS, PAJAK, DAN LINGKUNGAN PASAR KEUANGAN.pptx
BISNIS, PAJAK, DAN LINGKUNGAN PASAR KEUANGAN.pptx
 
Pertemuan 2 Pengantar Akuntansi.pdf
Pertemuan 2 Pengantar Akuntansi.pdfPertemuan 2 Pengantar Akuntansi.pdf
Pertemuan 2 Pengantar Akuntansi.pdf
 

Mehr von Mas Tri Sragen

Mengolah Data dengan Access 2007
Mengolah Data dengan Access 2007Mengolah Data dengan Access 2007
Mengolah Data dengan Access 2007Mas Tri Sragen
 
Database relationship multi table MS. Access 2007
Database relationship multi table MS. Access 2007Database relationship multi table MS. Access 2007
Database relationship multi table MS. Access 2007Mas Tri Sragen
 
Tutorial 3DS Max Bumi dan Bulan
Tutorial 3DS Max Bumi dan BulanTutorial 3DS Max Bumi dan Bulan
Tutorial 3DS Max Bumi dan BulanMas Tri Sragen
 
Panduan Dasar Web Matrix
Panduan Dasar Web MatrixPanduan Dasar Web Matrix
Panduan Dasar Web MatrixMas Tri Sragen
 
Konsep dasar akuntansi dan pelaporan keuangan jilid 3 (SMK)
Konsep dasar akuntansi dan pelaporan keuangan jilid 3 (SMK)Konsep dasar akuntansi dan pelaporan keuangan jilid 3 (SMK)
Konsep dasar akuntansi dan pelaporan keuangan jilid 3 (SMK)Mas Tri Sragen
 
Panduan aplikasi Persediaan dg excel
Panduan aplikasi Persediaan dg excelPanduan aplikasi Persediaan dg excel
Panduan aplikasi Persediaan dg excelMas Tri Sragen
 
Aplikasi Penyusutan Aktiva dg Excel Bagian 1
Aplikasi Penyusutan Aktiva dg Excel Bagian 1Aplikasi Penyusutan Aktiva dg Excel Bagian 1
Aplikasi Penyusutan Aktiva dg Excel Bagian 1Mas Tri Sragen
 
APLIKASI PENYUSUTAN AKTIVA dg EXCEL Bagian 2
APLIKASI PENYUSUTAN AKTIVA dg EXCEL Bagian 2APLIKASI PENYUSUTAN AKTIVA dg EXCEL Bagian 2
APLIKASI PENYUSUTAN AKTIVA dg EXCEL Bagian 2Mas Tri Sragen
 
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 5
Aplikasi Akuntansi Excel  Bab 5Aplikasi Akuntansi Excel  Bab 5
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 5Mas Tri Sragen
 
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 4
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 4Aplikasi Akuntansi Excel Bab 4
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 4Mas Tri Sragen
 
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 3
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 3Aplikasi Akuntansi Excel Bab 3
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 3Mas Tri Sragen
 
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 2
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 2Aplikasi Akuntansi Excel Bab 2
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 2Mas Tri Sragen
 
APLIKASI AKUNTANSI EXCEL
APLIKASI AKUNTANSI EXCELAPLIKASI AKUNTANSI EXCEL
APLIKASI AKUNTANSI EXCELMas Tri Sragen
 
Langkah mudah Merakit PC
Langkah mudah Merakit PCLangkah mudah Merakit PC
Langkah mudah Merakit PCMas Tri Sragen
 
Management Sumber Daya Manusia
Management Sumber Daya ManusiaManagement Sumber Daya Manusia
Management Sumber Daya ManusiaMas Tri Sragen
 
6 cara-mendisiplinkan-anak
6 cara-mendisiplinkan-anak6 cara-mendisiplinkan-anak
6 cara-mendisiplinkan-anakMas Tri Sragen
 

Mehr von Mas Tri Sragen (20)

Mengolah Data dengan Access 2007
Mengolah Data dengan Access 2007Mengolah Data dengan Access 2007
Mengolah Data dengan Access 2007
 
Database relationship multi table MS. Access 2007
Database relationship multi table MS. Access 2007Database relationship multi table MS. Access 2007
Database relationship multi table MS. Access 2007
 
Memandang Dunia
Memandang DuniaMemandang Dunia
Memandang Dunia
 
Tutorial 3DS Max Bumi dan Bulan
Tutorial 3DS Max Bumi dan BulanTutorial 3DS Max Bumi dan Bulan
Tutorial 3DS Max Bumi dan Bulan
 
Panduan Dasar Web Matrix
Panduan Dasar Web MatrixPanduan Dasar Web Matrix
Panduan Dasar Web Matrix
 
Konsep dasar akuntansi dan pelaporan keuangan jilid 3 (SMK)
Konsep dasar akuntansi dan pelaporan keuangan jilid 3 (SMK)Konsep dasar akuntansi dan pelaporan keuangan jilid 3 (SMK)
Konsep dasar akuntansi dan pelaporan keuangan jilid 3 (SMK)
 
TUTORIAL Corel Draw
TUTORIAL Corel DrawTUTORIAL Corel Draw
TUTORIAL Corel Draw
 
Be Your Super Self
Be Your Super SelfBe Your Super Self
Be Your Super Self
 
Akuntansi keuangan 1
Akuntansi keuangan 1Akuntansi keuangan 1
Akuntansi keuangan 1
 
Panduan aplikasi Persediaan dg excel
Panduan aplikasi Persediaan dg excelPanduan aplikasi Persediaan dg excel
Panduan aplikasi Persediaan dg excel
 
Aplikasi Penyusutan Aktiva dg Excel Bagian 1
Aplikasi Penyusutan Aktiva dg Excel Bagian 1Aplikasi Penyusutan Aktiva dg Excel Bagian 1
Aplikasi Penyusutan Aktiva dg Excel Bagian 1
 
APLIKASI PENYUSUTAN AKTIVA dg EXCEL Bagian 2
APLIKASI PENYUSUTAN AKTIVA dg EXCEL Bagian 2APLIKASI PENYUSUTAN AKTIVA dg EXCEL Bagian 2
APLIKASI PENYUSUTAN AKTIVA dg EXCEL Bagian 2
 
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 5
Aplikasi Akuntansi Excel  Bab 5Aplikasi Akuntansi Excel  Bab 5
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 5
 
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 4
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 4Aplikasi Akuntansi Excel Bab 4
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 4
 
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 3
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 3Aplikasi Akuntansi Excel Bab 3
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 3
 
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 2
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 2Aplikasi Akuntansi Excel Bab 2
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 2
 
APLIKASI AKUNTANSI EXCEL
APLIKASI AKUNTANSI EXCELAPLIKASI AKUNTANSI EXCEL
APLIKASI AKUNTANSI EXCEL
 
Langkah mudah Merakit PC
Langkah mudah Merakit PCLangkah mudah Merakit PC
Langkah mudah Merakit PC
 
Management Sumber Daya Manusia
Management Sumber Daya ManusiaManagement Sumber Daya Manusia
Management Sumber Daya Manusia
 
6 cara-mendisiplinkan-anak
6 cara-mendisiplinkan-anak6 cara-mendisiplinkan-anak
6 cara-mendisiplinkan-anak
 

Kürzlich hochgeladen

PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 

Logika Neraca dan Laba Rugi

  • 1. Memahami Logika Laporan Keuangan (Neraca dan Laba Rugi) Produk akhir dari proses akuntansi, yang paling penting, adalah laporan keuangan. Dengan membaca laporan keuangan, manajemen, pemilik perusahaan, dan sesiapapun yang berkepentingan, bisa mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Ironinya, dari sekian banyak pihak yang berkentingan atas produk ini, yang sungguh-sungguh memahami logika laporan keuangan tidak banyak. Dan itu bisa dimengerti karena mereka memang berasal dari kalangan yang berbeda-beda—mungkin malah lebih banyak yang dari luar akuntansi dan keuangan. Yang sulit untuk dimengerti adalah bila: orang accounting (yang membuat laporan itu sendiri) yang tidak sungguh-sungguh memahami logika di balik laporan keuangan. Boleh percaya boleh tidak, yang seperti ini sudah pernah saya temukan berkali-kali. “Mana mungkin. Bukankah orang-orang accounting memang dididik dan ditempa—sejak di bangku kuliah—untuk sungguh-sungguh menguasai akuntansi?” Mungkin ini kenyataan pahit yang harus ditelan, sekaligus tantangan yang harus dijawab oleh rekan-rekan akuntan pendidik (pengajar akuntansi di kampus-kampus) bahwa, apa yang selama ini diajarkan lebih banyak kulit ketimbang isinya. Sehingga output yang dihasilkan adalah anak-anak akuntansi yang bisa menjurnal dan membuat laporan keuangan tetapi tidak sungguh-sungguh memahami logika atas apa yang mereka buat. Jurnal dan laporan keuangan yang mereka hasilkan, secara teknis, benar. Tetapi begitu ada masalah mereka mengalami kesulitan untuk menelusuri darimana sumber masalahnya. Al hasil mereka tidak (belum) mampu memberikan masukan yang diharapkan oleh pihak manajemen perusahaan. Lebih parahnya lagi, bahkan untuk sekedar menjelaskan “mengapa bisa demikian?”-pun tidak bisa. Misalnya: 1. Angka pendapatan tinggi, tetapi mengapa Laporan Laba Rugi menunjukan angka laba yang sangat kecil? (Tolong jangan buru-buru menjawab “karena cost-nya tinggi,” nanti terjebak sendiri.) 2. Angka penjualan rendah, tetapi mengapa Laporan Laba Ruginya menunjukan angka minus alias rugi? Bukankah bila penjualan rendah berarti aktivitas produksi juga rendah sehingga mestinya tidak rugi? 3. Penjualan begitu tinggi, Laporan Laba Rugi menunjukan angka laba yang signifikan, tetapi mengapa begitu banyak vendor (supplier) yang mengeluhkan keterlambatan pembayaran? 4. Ekuitas Pemilik menunjukan peningkatan yang cukup besar, tetapi mengapa tidak ada dividen yang bisa dibagikan kepada pemegang saham?
  • 2. Keempat pertanyaan di atas sesungguhnya hanya memerlukan logika akuntansi yang sangat sederhana dan lumrah terjadi di hampir semua perusahaan. Kenyataannya, saat ditanya pegawai accounting seringkali gelagapan, akhirnya tidak bisa menjelaskan dengan baik. Setidaknya, minimal mereka bisa menjelaskan “mengapa bisa terjadi demikian?”. Idealnya, jika mereka memahami logika-logika dibalik sebuah laporan keuangan, mestinya mereka bisa memberi saran dan masukan bagi manajemen mengenai apa yang perlu (atau tak perlu) dilakukan di masa-masa yang akan datang agar masalah yang sama tidak terjadi lagi. Mengingat kembali masa-masa kuliah dahulu (bisa jadi sekarang sudah jauh lebih baik), materi mata kuliah begitu banyak sementara waktu yang tersedia sangat sempit, “so little time, so many things to do.” Mata kuliah ‘Akuntansi Dasar’ (Basic Accounting) misalnya. Dengan materi yang begitu banyak, harus bisa diselesaikan hanya dalam 48 kali pertemuan. Setiap pertemuan selalu digunakan untuk mengejar penyelesaian materi yang isinya memang semuanya bersifat teknikal. Samasekali tidak ada ruang untuk menanamkan pemahaman-pemahaman logika akuntansi (mulai dari siklus akuntansi, menjurnal hingga membuat laporan keuangan). Bahwa kematangan logika bertumbuh seiring dengan pengalaman kerja, BETUL. Bahwa bangku kuliah hanya memberikan bekal dasar, boleh jadi IYA (terutama untuk universitas non-elite, tanpa AC, tanpa dasi, masih pakai kapur tulis, seperti tempat saya berkuliah dahulu). Di sinilah akhirnya bermuara: TERGANTUNG MASING-MASING INDIVIDU. Tantangan utamanya—terutama bagi kita yang sudah bekerja: Bagimana caranya mengasah kemampuan logika akuntansi diantara himpitan tugas rutin sehari-hari yang seolah tak ada habisnya? Itulah semangat dasar yang menjadi latar belakang mengapa ‘Jurnal Akuantansi Keuangan’ (JAK) ada, yaitu: menjadi tempat untuk sharing dan diskusi sambil mengasah skill akuntansi (hard maupun soft skill) di sela-sela rutinitas sehari-hari. Pengelola JAK sadar sepenuhnya bahwa keberadaan JAK pastinya masih jauh dari apa yang diharapkan. Tetapi mudah- mudahan bisa menjadi alternative sekaligus awal yang baik. Melalui tulisan sederhana ini, saya pribadi ingin mengajak siapa saja yang tertarik untuk mengksplorasi logika-logika di balik sebuah laporan keuangan. Seperti telah saya sampaikan di awal, produk akhir dari akuntansi adalah laporan keuangan. Dengan membaca laporan keuangan, mereka yang berkepentingan bisa mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Kondisi apa saja yang bisa dilihat dengan membaca laporan keuangan? Untuk sungguh-sungguh memahami logikanya, anda harus memposisikan diri sebagai sesorang yang sangat berkepentingan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Untuk
  • 3. sementara lupakan status anda saat ini (sebagai pegawai accounting), anggap diri anda adalah pemilik usaha. Nah, sebagai pemilik usaha, apa yang ingin anda ketahui mengenai kondisi keuangan perusahaan? Saya coba menebak-nebak (dengan menggunakan kelaziman). Sebagai pengusaha, minimal anda ingin tahu 2 hal berikut ini: 1. Kekayaan Perusahaan Pertanyaan paling mendasar di wilayah ini adalah: Apakah perusahaan dalam kondisi baik- baik saja? “Baik-baik saja” dalam hal ini maksudnya: Dapat beroperasi secara lancar. Perusahaan hanya akan bisa lancar beroperasi bila: (a) Memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari; (b) Memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya, yaitu: mampu membayar utang kepada vendor/supplier, bank, dan membayar dividen kepada pemegang saham; (c) Memiliki persediaan (bahan baku untuk diproduksi atau barang jadi untuk di jual); (d) Memiliki sarana dan fasilitas yang cukup untuk menunjang kelancaran operasional perusahaan. Dengan kata lain, apakah perusahaan memiliki “kekayaan” yang cukup untuk bisa beroperasi dengan lancar? Jawaban atas pertanyaan itu ada di NERACA—yang sering juga disebut sebagai “Laporan Posisi Keuangan.”
  • 4. Masih ingat dengan persamaan akuntansi di bawah ini? Aktiva (asset) = Kewajiban (Liability) + Ekuitas Pemilik (equity) Itulah isi utama dari sebuh Neraca. Untuk visualisasi, silahkan lihat contoh necara sederhana di bawah ini: Dari contoh Neraca di atas anda sebagai pemilik PT. JAK bisa melihat posisi keuangan perusahaan dan memperoleh informasi sbb: Kekayaan kotor perusahaan sama dengan total nilai aktiva (asset)-nya. Dalam contoh ini adalah 137. Jika dibandingkan dengan total kewajiban (utang) yang sebesar 67, masih ada selisih kekayaan sebesar 70. Selisih yang 70 inilah yang disebut dengan “Kekayaan Bersih (Net Asset atau Net Worth)” perusahaan. Dari sini jelas tergambar bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang cukup untuk memenuhi semua kewajibannya, dengan asumsi: jika semua asset dijual maka semua utang bisa dilunasi. Jika kembali ke contoh pertanyaan yang saya sampaikan di awal tulisan: Mestinya perusahaan bisa memenuhi kewajibannya, tetapi mengapa banyak vendor (supplier) yang mengeluhkan keterlambatan pembayaran?
  • 5. Untuk menjawab pertanyaan spesifik seperti ini, perhatian harus diarahkan ke elemen-elemen neraca yang lebih kecil. Pada sisi aktiva nampak akun “Kas” saldonya hanya 10, sementara akun “Utang Dagang” di sisi sisi Kewajiban nampak sebesar 30. Jelas perusahaan akan mengalami defisit (kekurangan) kas sebesar 20, sehingga banyak vendor yang mengalami penundaan pembayaran. Mengapa terjadi demikian? Bagaimana cara mengatasinya? Apa yang perlu dilakukan oleh manajemen agar kondisi ini tidak terjadi lagi di masa yang akan datang? Bentuk Neraca sudah dirancang sedemikian rupa sehingga mampu menjawab semua kemungkinan pertanyaan yang ada. Dengan catatan, anda harus memahami logikanya. Dari total aktiva (asset) sebesar 137, mengapa akun kas nilainya hanya 10, dimana sisanya? Perhatian di alihkan ke elemen-elemen aktiva (asset) lainnya, yaitu: • Piutang = 85 • Persediaan = 32 • Aktiva Tetap = 10. Nah ketahuan sudah, asset menumpuk di akun “Piutang” sebesar 85. Sehingga pertanyaan “mengapa”-nya sudah terjawab. Tinggal berpikir bagaimana cara mengatasinya dan cara mencegahnya di waktu yang akan datang. Untuk mengatasinya manajemen perusahaan perlu memfokuskan perhatian pada proses penagihan piutang—mungkin dengan menawarkan potongan untuk pembayaran lebih awal, kalau perlu panggil debt collector jika mengalami kesulitan penagihan. Untuk mencegah agar tidak terjadi lagi di masa yang akan datang, manajemen perlu mengubah kebijakan kredit—mungkin di buat lebih ketat lagi, lebih selektif terhadap pemberian kredit, termin pembayaran di perpendek, dan lain sebagainya. Selanjutnya, dari Neraca yang sama anda juga bisa melihat bahwa total “Ekuitas Pemilik” meningkat 20. Dari modal awal sebesar 50 kini menjadi 70. Mengapa angkanya sama dengan “Kekayaan Bersih” perusahaan yaitu 70, apakah karena kebetulan? Tidak. Ini berasal dari persamaan dasar akuntansi: Asset = Kewajiban + Equitas Pemilik. Dengan demikian, maka: Equitas Pemilik = Asset – Kewajiban. Nah jika Kekayaan Bersih = Asset – Kewajiban, Maka otomatis: Kekayaan Bersih = Ekuitas Pemilik. Jika kembali ke pertanyaan di awal tulisan: “Mengapa ekuitas pemiliki meningkat tetapi tidak ada dividen yang bisa dibagikan kepada pemegang saham”? (dengan kata lain perusahaan tidak bisa memenuhi kewajibannya kepada pemegang saham) Jawabannya kembali ke masalah ketersediaan kas. Perusahaan tidak memiliki cukup persediaan Kas. Bagaimana mengatasinya? Sama seperti solusi sebelumnya. Lebih detail mengenai ketersediaan kas dan pengalokasiannya (apakah sudah seperti yang direncanakan, apakah dipergunakan secara efeisien, dan lain sebagainya) bisa dilihat di “Laporan Arus Kas”. Laporan Arus Kas, untuk perusahaan yang sudah Go Publik (listing di bursa saham) wajib ada. Sedangkan untuk perusahaan non-publik bisa ada bisa tidak. Mengapa boleh ada boleh tidak? Karena “Laporan Arus Kas” hanya merupakan rincian lebih detail dari akun “Kas” di Neraca. Sehingga pada dasarnya, nilai akhir dari laporan arus kas sama dengan saldo yang
  • 6. ada pada akun “Kas” di Neraca. (Catatan: Saya akan membahas laporan arus kas secara terpisah (di tulisan lain). Hal yang tak kalah pentingnya untuk diketahui dari sebuah Neraca adalah “Tanggal Neraca” (dibawah tulisan “NERACA PT. JAK”), dalam contoh ini adalah “Per 31 Januari 2012.” Artinya: Kekayaan Kotor sebesar 137 dan Kekayaan Bersih sebesar 70 adalah “Kekayaan Perusahaan” per tanggal 31 Januari 2012. Itu sebabnya mengapa dalam teori akuntansi, Neraca didefinisikan sebagai “Laporan yang menyajikan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu.” Di U.S. sana sering disebut dengan “Snapshot of Financial Position.” 2. Untung atau Rugi Mengetahui berapa besarnya kekayaan perusahaan, mengetahui apakah perusahaan mampu melunasi utang-utangnya saja, belumlah cukup. Sebagai pengusaha anda juga ingin tahu: • Apakah bulan/tahun ini anda untung atau rugi? Jika rugi, mengapa? • Apakah operasional perusahaan berjalan dengan efisien atau sebaliknya, boros? • Apakah sumber daya perusahaan lebih banyak digunakan untuk aktivitas yang menghasilkan barang/jasa atau untuk hal-hal di luar itu? Semua jawabanya ada di ‘Laporan Laba Rugi.’ Untuk visualisasi silahkan lihat contoh Laporan Laba Rugi PT. JAK di bawah ini:
  • 7. Memperhatikan Laporan Laba Rugi di atas, anda bisa melihat dengan jelas bahwa: (a) Pendapatan (Revenue) sebesar 187 (b) Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold) sebesar 50 (c) Laba Kotor (Gross Profit) sebesar 137 (d) Biaya-biaya 132 (e) Laba Bersih (Net Profit) sebesar 5 Diantara kelima angka-angka di atas, mana yang paling penting bagi anda sebagai pengusaha? Sudah pasti “Laba Bersih”. Laba bersih menunjukan angka 5. Ini sangat kecil jika dibandingkan dengan nilai Revenue anda yang menunjukan angka 187. Dengan kata lain, profit margin anda hanya 3% (=5/187). Kalau begini ceritanya mah mendingan uangnya di taruh di deposito kan? Lalu anda tanya orang accounting “Mengapa labanya hanya 5, padahal revenuenya tinggi? Pasti ada yang tidak beres di sini.” Mungkin dengan cekatan mereka menjawab “Karena biayanya tinggi, boss.”
  • 8. Ya iyalah. Revenue tinggi, wajar jika biaya juga tinggi (kecuali yang bikin barang dari golongan jin.) Tidak usah orang manajemen, Mbok Jum warung sebelah juga tahu pendapatan dikurangi biaya sama dengan laba atau rugi. Tapi, bukankah bila revenue tinggi, biaya tinggi, mestinya laba masih tetap tinggi? Pertama, mungkin mereka akan memeriksa kembali angka-angka di laporan, dibandingkan dengan neraca saldo, dibandingkan dengan buku besar, bahkan bukti transaksi dibandingkan dengan catatan transaksi (jurnal) satu-per-satu. Semua perhitungan diperiksa satu per satu. Beberapa hari kemudian mereka kembali dengan jawaban “Semua angka sudah saya periksa, hasilnya benar dan akurat. Semua jurnal sudah benar, tidak ada transaksi yang tertinggal atau diposting dua kali”. Nah inilah yang saya sebutkan di awal: menguasai teknis akuntansi, mahir menjunal dan membuat laporan keuangan, tetapi tidak (belum) memahami logika akuntansi dengan baik. Andai sudah memahami logika di balik Laporan Keuangan (Laba Rugi dalam hal ini), mereka tidak perlu sampai memeriksa transaksi satu-per-satu, bahkan mungkin tidak sampai perlu memeriksa saldo buku besar. Cukup hanya dengan melihat Laporan secara sepintas (scanning) dari atas kebawah: Pertama anda lihat “Pendapatan (revenue)”, lalu anda bandingkan dengan “Harga Pokok Penjualan”, apakah angkanya terlihat logis? Dengan pendapatan sebesar 187, apakah logis jika harga pokok penjualannya 50 sehingga laba kotornya menjadi 137? Permasalahan dilokalisir sampai di sini dahulu. Untuk mengetahui logis-atau-tidak logis, sebenarnya sudah disediakan alat bantu di bawah “Laba Kotor (Gross Profit)” yang disebut dengan “Gross Profit Margin” yang menunjukan angka 73%. Angka ini tidak akan ada di sana jika tidak ada fungsinya. Apa fungsinya? Untuk mengetahui apakah perbandingan antara pendapatan dengan laba kotor. Pertanyaaan selanjutnya: apakah gross profit margin sebesar 73% itu wajar? Anda bisa memanggil cost accountant anda, merekalah yang paling tahu berapa besarnya gross profit margin untuk produk yang dijual. Separah-parahnya, anda bisa membandingkan angka 73% ini dengan angka gross profit margin bulan lalu—jika perlu, tarik hingga satu tahun ke belakang untuk melihat ‘trend’-nya. Saya pribadi, untuk penelusuran cepat, memilih menggunakan kelaziman dan benchmark. Dari sana saya tahu bahwa untuk jenis usaha manufaktur gross profit margin ada di kisaran 25 hingga 50%. Untuk jenis perusahaan jasa ada di kisaran 50 hingga 70%. Dan untuk jenis usaha trading (termasuk retail) ada di kisaran 70 hingga 200%. Nah jika PT. JAK dalam contoh ini adalah perusahaan manufaktur, maka angka gross profit margin sebesar 73% tergolong tinggi. Sehingga akar masalahnya sudah pasti tidak ada di antara wilayah revenue hingga harga pokok penjualan. Lalu dimana? Sudah pasti ada di wilayah biaya-biaya. Selanjutnya tinggal scanning wilayah akun-akun biaya yang ada di laporan laba rugi. Diantara biaya-biaya tersebut mana yang terlihat tidak wajar? Jika anda punya laporan laba rugi bulan sebelumnya, anda tinggal meletakannya secara bersisian dengan laporan laba rugi Januari 2012 ini, lalu bandingkan. Dalam contoh ini saya tidak buatkan laporan laba rugi
  • 9. bulan sebelumnya sebagai pembanding. Angka yang janggal langsung saja saya beri warna merah, yaitu “Biaya Telepon” sebesar 35. Mengapa ini janggal? Bandingkan dengan “Biaya Gaji?”—apakah logis biaya telepon lebih besar dibandingkan biaya gaji dalam sebuah perusahaan manufaktur? Tidak logis. “Bukankah tadi sudah diperiksa oleh orang accounting dan mereka mengatakan semua transaksi sudah diperiksa hingga ke nota-nya dan hasilnya akurat?” Yup. Jika jurnal dan angka di nota benar, berarti yang salah adalah: ORANG YANG BOROS MENGGUNAKAN TELEPHONE. Biaya telephone bengkak begitu besar sudah pasti ada pemakaian yang luar biasa tinggi di luar kebutuhan perusahaan. Selanjutnya tinggal kirim memo ke HRD untuk investigasi lebih lanjut (siapa yang menelpon pacar berjam-jam setiap hari?). Untuk mencegah agar tidak tejadi lagi di masa yang akan datang, mungkin HRD perlu membuat aturan pemakaian telepon. Misalnya: Akses inetrlokal, handphone dan SLI hanya untuk manajer ke atas dengan menggunakan PIN—sehingga penggunaannya bisa diketahui. Sedangkan untuk staff, jika perlu interlokal, SLI atau handphone harus via operator (front office) dengan approval dari manajer. Logika-logika dasar seperti ini sangat perlu terus diasah, agar penguasaan akuntansi dan keuangan menjadi semakin matang, sehingga bisa menjalankan fungsi dengan baik, bisa memberi masukan yang bermanfaat bagi perusahaan. Ini baru sebagian kecil dan masih di permukaan. Semakin dalam menyelam, semakin detail, sudah pasti semakin banyak pula ragam logika akuntansi yang harus dipelajari. Tentunya ini bukan sesuatu yang bisa dikuasai secara instant. Butuh waktu, kesabaran dan kesungguhan. Bagi mereka yang sudah bekerja, dan masih merasa perlu mengasah kemampuan akuntansi melalui pemahaman logika-logikanya, tidak ada cara selain “Learn as you go.” Modal awalnya hanya satu: selalu penasaran/ingin tahu. Selanjutnya tergantung pada seberapa besar keberanian kita dalam mengikuti instinct rasa ingin tahu itu.