SlideShare a Scribd company logo
1 of 99
PEMERINTAH PROVINSI BANTEN 
DINAS BINA MARGA DAN TATA RUANG 
BIDANG PENATAAN RUANG WILAYAH DAN KAWASAN 
SEKSI PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG 
PRESENTASI LAPORAN DRAF AKHIR 
25 November, 2014 
Disampaikan di Serang, Banten 
OlehTim KSP Banten Lama dan Baduy 
1
MATERI PEMBAHASAN 
1. Pendahuluan 
2. Kebijakan Tata Ruang 
Terkait KSP 
3. Nilai Strategis KSP, Isu 
Dan Deliniasi 
4. Tujakstra Dan Konsep 
Pengembangan 
5. Arahan Pemanfaatan 
Dan Pengendalian 
Ruang 
6. Arahan Perijinan, 
Insentif/Dis, Aturan 
Sanksi 
7. Penutup 
Dinas Bina Marga danTata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 2
1. PENDAHULUAN 
1. Latar Belakang 
2. Maksud 
3. Tujuan 
4. Ruang Lingkup Wilayah 
5. Ruang Lingkup Pekerjaan 
6. Keluaran 
7. Tata Cara Penyusunan 
KSP 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 3
1 . P E N D A H U L U A N 
1 . L a t a r B e l a k a n g 
1. Undang-Undang No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah dijelaskan bahwa urusan 
pemeritahan konkuren yang menjadi kewenangan daerah terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib 
dan Urusan Pemerintahan Pilihan; Urusan Pemerintahan Wajib terdiri atas Urusan Pemerintahan 
yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan yang tidak berkaitan dengan 
Pelayanan Dasar. Sesuai Pasal 12, Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan pelayanan 
dasar salah satunya meliputi Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang; Perumahan Rakyat dan 
Kawasan Permukiman. 
2. sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, agar otonomi daerah dapat 
dilaksanakan sejalan dengan tujuan yang hendak di capai, maka pemerintah wajib melaksanakan 
pembinaan, pengawasan, pengendalian, pengaturan, perencanaan, pemanfaatan, pelaksanaan; 
3. Dalam rangka perwujudan pengembangan KSP secara efisien dan efektif yang penyusunan rencana 
tata ruang (RTR)-nya diamanatkan oleh peraturan daerah provinsi tentang rencana tata ruang 
wilayah (RTRW) provinsi, perlu suatu proses perencanaan untuk masing-masing KSP secara baik dan 
benar serta implementasi RTR KSP yang disepakati oleh semua pemangku kepentingan di daerah.; 
4. Kawasan Strategis Provinsi selanjutnya disingkat KSP adalah wilayah yang penataan ruangnya 
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap 
ekonomi, sosial, budaya, dan/atau Lingkungan. 
5. Kawasan Banten Lama – Kasemen dan Kawasan Permukiman Masyarakat Adat Baduy – 
Leuwidamar merupakan salah satu Kawasan Strategis Provinsi yang telah ditetapkan di dalam RTRW 
Provinsi Tahun 2010-2030 dengan kepentingan sosial budaya yang lokasi wilayahnya berada di Kota 
Serang dan Kabupaten Lebak yang mendapat perhatian khusus di tahun 2014; 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
4
1 . P E N D A H U L U A N 
2 . M a k s u d 
Adapun maksud dari pekerjaan arahan pengendalian pemanfaatan 
ruang wilayah provinsi sebagai arahan yang diperuntukkan sebagai 
alat penertiban penataan ruang, dimaksudkan untuk mendapatkan: 
1. Indikasi arahan peraturan zonasi, 
2. Arahan perizinan, 
3. Arahan insentif dan disinsentif, serta 
4. Arahan sanksi dalam rangka perwujudan rencana tata ruang 
wilayah provinsi. 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
5
1 . P E N D A H U L U A N 
3 . T u j u a n 
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pekerjaan ini 
sebagai berikut : 
1. Menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana 
tata ruang wilayah provinsi; 
2. Menghindari penggunaan lahan yang tidak sesuai 
dengan rencana tata ruang; 
3. Menjaga keseimbangan dan keserasian peruntukan 
ruang; 
4. Sebagai alat pengendali pengembangan kawasan; 
5. Mencegah dampak pembangunan yang merugikan; dan 
6. Melindungi kepentingan umum. 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
6
1 . P E N D A H U L U A N 
4 . R u a n g L i n g k u p W i l a y a h 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
7 
Wilayah studi dalam kegiatan 
Penyusunan Teknis Arahan 
Zonasi, Pengaturan Perijinan, 
Insentif dan Disinsentif, dan 
Pengaturan sanksi 
Administratif Kawasan 
Strategis Provinsi Sudut 
Pandang Sosial Budaya pada 
1. Kawasan Banten Lama di 
Kota Serang; dan 
2. Kawasan Masyarakat 
Adat Baduy – Leuwidamar 
di Kabupaten Lebak. 
1 
2 
Sumber: Perda No 2 Tahun 2011 tentang RTRW Provinsi Banten 2030
1 . P E N D A H U L U A N 
5 . R u a n g L i n g k u p P e k e r j a a n 
Ruang lingkup kegiatan ini meliputi : 
1. Penentuan deliniasi KSP Banten Lama dan Baduy; 
2. Identifikasi fokus Penanganan KSP Banten Lama dan Baduy; 
3. Konsep tujuan, kebijakan dan strategi pengembangan KSP Banten 
Lama dan Baduy; 
4. Penyusunan arahan pemanfaatan ruang KSP Banten Lama dan 
Baduy; 
5. Penyusunan pengendalian pemanfaatan ruang KSP Banten Lama 
dan Baduy; 
6. Konsep pengelolaan kawasan; 
7. Hak, kewajiban dan peran serta masyarakat. 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
8
1 . P E N D A H U L U A N 
6 . K e l u a r a n P e k e r j a a n 
Keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah 
berupa laporan yang berisikan tentang : 
1. Dokumen Penyusunan Teknis Arahan Zonasi, Pengaturan 
Perijinan,Insentif dan Disinsentif, dan Pengaturan sanksi 
Administratif Kawasan Strategis Provinsi Sudut Pandang Sosial 
Budaya (Kawasan Banten Lama – Kasemen & Kawasan 
Masyarakat Adat Baduy – Leuwidamar). 
2. Data dan Analisis Kajian beserta Laporan Ringkasan. 
3. Album Peta Wilayah Studi. 
4. 1 (satu) Dokumen Laporan Materi Teknis Arahan Zonasi, 
Pengaturan Perijinan,Insentif dan Disinsentif, dan Pengaturan 
sanksi Administratif Kawasan Banten Lama – Kasemen & Kawasan 
Masyarakat Adat Baduy – Leuwidamar. 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
9
1 . P E N D A H U L U A N 
7 . T a t a C a r a P e n y u s u n a n K S P 
Sumber: Draf Pedoman Penyusunan RTR KSP 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 
10
1 . P E N D A H U L U A N 
7 . A r a h a n P e r a t u r a n Z o n a s i K S P 
Sumber: Draf Pedoman Penyusunan RTR KSP 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 
11
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
1. RTRW Provinsi Banten 
2. RTRW Kota Serang 
3. RTRW Kab. Lebak 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 12
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
1 . R T R W P r o v i n s i B a n t e n 
RENCANA STRUKTUR RUANG PROVINSI BANTEN 
Terkait 
KSP BANTEN LAMA (KOTA SERANG) 
1. Sistem Pusat Pelayanan 
• Pusat Kegiatan Nasional (PKN) 
2. Sistem Transportasi 
• Jalan Nasional Merak – Cilegon – Serang – Tangerang – Batas DKI 
Jakarta, Merak – Cilegon – Ciwandan – Anyer – Carita – Labuan – 
Panimbang –Cigeulis – Cibaliung – Muarabinuangeun – Malingping – 
Simpang – Bayah –Cisolok – batas Provinsi Jawa Barat 
• Jalan ‘Ring Utara’ pada ruas Pantura Bojonegara – Banten Lama – 
Tirtayasa – Kronjo – Mauk – Teluknaga – Bandara Soekarno Hatta. 
• Jalan kolektor primer di Provinsi Banten meliputi Merak – Suralaya – 
Pulo Ampel Bojonegara – Cilegon, Tangerang – Bandara Soekarno Hatta 
• Jaringan jalan tol/bebas hambatan antar kota di Provinsi Banten 
meliputi Jembatan Selat Sunda, Tangerang – Merak, Cilegon – 
Bojonegara, Serpong – Tigaraksa – Balaraja, Balaraja – Teluknaga – 
Bandara Soekarno Hatta (Lingkar Utara). 
• Pelabuhan Lainnya (PP) 
• Terminal Tipe A (Pakupatan) 
• Terminal Tipe B (Cipocokjaya dan Tanara) 
• Pengembangan Terminal Pariwisata di Banten Lama 
• Jaringan Rel KA ; 
• Stasiun Tonjong Baru – Pelabuhan Bojonegara, Serpong – 
Tangerang – Bandara Soekarno Hatta, Lintas Serang – Cikande 
– Cikupa – Serpong, dan Manggarai – Bandara Soekarno Hatta. 
• Cilegon – Serang – Pandeglang – Rangkasbitung 
(CISEPARANG). 
• lintas Merak – Cilegon – Serang – Tangerang – Jakarta 
• Terminal Khusus pariwisata/pertanian/industri 
• Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) di Karangantu 
3. Sistem Jaringan Energi 
• Gardu Induk (GI) 150 kV (1 Unit) 
• SUTET 500 kV (2 Line) 
• Rencana Jaringan Distribusi Gas; Kota Cilegon, Kota Serang,Kabupaten 
Serang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang 
Selatan. 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 13
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
1 . R T R W P r o v i n s i B a n t e n 
…..Sambungan 
Struktur Ruang Provinsi 
1. Jaringan Telekomunikasi berupa Teresterial dan Satelit 
2. Jaringan Sumber Daya Air; Berupa Bendungan Sindangheula di Kabupaten 
Serang. 
3. Jaringan Sumber Daya Air; 
• Cekungan Air Tanah (CAT) Serang-Tangerang. 
• Cekungan Air Tanah (CAT) Rawa Danau di Serang-Pandeglang. 
• Bendungan Cidanau di Kabupaten Serang 
• Berupa Bendungan Sindangheula di Kabupaten Serang. 
• WS Cidanau – Ciujung – Cidurian – Cisadane – Ciliwung – Citarum 
(lintas provinsi). 
2. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Regional; 
• TPST Bojong Menteng di Kabupaten Serang yang dikelola bersama 
Kota Serang 
RENCANA POLA RUANG PROVINSI BANTEN 
Terkait 
KSP BANTEN LAMA (KOTA SERANG) 
POLA RUANG ADA/TDK 
KAWASAN LINDUNG 
KawasanHutan Lindung X 
Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan 
Bawahannya 
X 
Kawasan Perlindungan Setempat; Berupa Danau dan Sempadan 
Pantai 
√ 
Kawasan Cagar Alam Pulau Dua seluas kurang lebih 30 Ha (0,003%) 
dari luas Provinsi Banten 
√ 
Kawasan cagar Budaya, Situs Banten Lama; 
1. Pelestarian bangunan gedung dan/atau lingkungan cagar 
budaya di Situs Kota Lama Banten; 
2. Benteng Speelwijk; 
3. Makam Keraton Kesultanan Banten. 
√ 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 14
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
1 . R T R W P r o v i n s i B a n t e n 
sambungan….RENCANA POLA RUANG PROVINSI BANTEN 
Terkait 
KSP BANTEN LAMA (KOTA SERANG) 
POLA RUANG ADA/TDK 
Kawasan cagar Budaya, Situs Banten Lama; 
1. Pelestarian bangunan gedung dan/atau lingkungan cagar 
budaya di Situs Kota Lama Banten; 
2. Benteng Speelwijk; 
3. Makam Keraton Kesultanan Banten. 
√ 
Kawasan Rawan Tsunami √ 
KAWASAN BUDIDAYA 
Hutan Produksi X 
Pertanian; kawasan budi daya tanaman pangan √ 
Perkebunan; kawasan budidaya lahan kering √ 
Perikanan; kawasan budi daya perikanan, kawasan pengolahan ikan, 
dan mengembangkan minapolitan 
√ 
Pertambangan X 
Industri; Industri Kecil √ 
Pariwisata; Kawasan Wisata Budaya Banten Lama; √ 
Permukiman √ 
Kawasan Strategis Provinsi (KSP); 
1. Banten Water Front City di Kota Serang; 
2. Kawasan Sport City di Kota Serang; 
3. KP3B (Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten) di Kota 
Serang; 
4. Kawasan Situs Banten Lama di Kota Serang; 
√ 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 15
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
1 . R T R W P r o v i n s i B a n t e n 
RENCANA STRUKTUR RUANG PROVINSI BANTEN 
Terkait 
KSP MASYARAKAT ADAT BADUY 
1. Sistem Pusat Pelayanan 
• Pusat KegiatanWilayah (PKW) Kawasan Perkotaan Rangkasbitung 
2. Sistem Transportasi 
• Jalan NasionalMerak – Cilegon – Serang – Tangerang – Batas DKI 
Jakarta, Merak – Cilegon – Ciwandan – Anyer – Carita – Labuan – 
Panimbang –Cigeulis – Cibaliung – Muarabinuangeun – Malingping – 
Simpang – Bayah –Cisolok – batas Provinsi Jawa Barat 
• Jalan kolektor primer di Provinsi Banten meliputi Merak – Suralaya – 
Pulo Ampel Bojonegara – Cilegon, Tangerang – Bandara Soekarno 
Hatta, Labuan – Saketi – Pandeglang – Rangkasbitung – Cipanas – 
batas Provinsi Jawa Barat. 
• Usulan jalan bebas hambatan prospektif (bersyarat)/jalan strategis 
nasional prospektif Kragilan (Kabupaten Serang) –Warunggunung 
(Kabupaten Lebak) – Panimbang (Kabupaten Pandeglang) – Bandar 
Udara Banten Selatan 
• Jaringan jalan provinsi pada ruas Bayah – Cikotok – Citorek – Majasari 
– Cigelung – Rangkasbitung – Kopo – Cisoka – Tigaraksa – Serpong 
untuk mewujudkan pengembangan jaringan jalan ‘Ring Selatan- 
Timur’ Provinsi Banten. 
• jaringan jalan pada ruas Pontang – Ciruas –Warung Gunung – Gunung 
Kencana – Malingping, ruasWarung Gunung – Cipanas, 
Rangkasbitung – Citeras – Tigaraksa untuk melengkapi perwujudan 
pengembangan jaringan jalan ‘cincin’ Provinsi Banten. 
• jaringan jalan provinsi dan kabupaten pada ruas Panimbang – 
Angsana – Munjul – Cikeusik – Muarabinuangeun, Panimbang – 
Citeureup – Banyuasih – Cimanggu – Cigeulis –Wanasalam– 
Malingping, Citeurep – Cibaliung – Cikeusik –Wanasalam– 
Malingping, Bayah – Cilograng – Cibareno – batas Provinsi Jawa Barat 
untuk akses penghubung dan sekaligus pengembangan wilayah 
Banten Selatan. 
• Terminal Tipe A (Kaduagung) 
• Terminal Tipe B (Rangkasbitung, Bayah dan Malingping) 
• Jaringan Rel KA ; 
• Cilegon – Serang – Pandeglang – Rangkasbitung 
(CISEPARANG). 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 16
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
1 . R T R W P r o v i n s i B a n t e n 
RENCANA STRUKTUR RUANG PROVINSI BANTEN 
Terkait 
KSP MASYARAKAT ADAT BADUY 
1. Sistem Pusat Pelayanan 
• Pusat KegiatanWilayah (PKW) Kawasan Perkotaan Rangkasbitung 
2. Sistem Transportasi 
• Jalan NasionalMerak – Cilegon – Serang – Tangerang – Batas DKI 
Jakarta, Merak – Cilegon – Ciwandan – Anyer – Carita – Labuan – 
Panimbang –Cigeulis – Cibaliung – Muarabinuangeun – Malingping – 
Simpang – Bayah –Cisolok – batas Provinsi Jawa Barat 
• Jalan kolektor primer di Provinsi Banten meliputi Merak – Suralaya – 
Pulo Ampel Bojonegara – Cilegon, Tangerang – Bandara Soekarno 
Hatta, Labuan – Saketi – Pandeglang – Rangkasbitung – Cipanas – 
batas Provinsi Jawa Barat. 
• Usulan jalan bebas hambatan prospektif (bersyarat)/jalan strategis 
nasional prospektif Kragilan (Kabupaten Serang) –Warunggunung 
(Kabupaten Lebak) – Panimbang (Kabupaten Pandeglang) – Bandar 
Udara Banten Selatan 
• Jaringan jalan provinsi pada ruas Bayah – Cikotok – Citorek – Majasari 
– Cigelung – Rangkasbitung – Kopo – Cisoka – Tigaraksa – Serpong 
untukmewujudkan pengembangan jaringan jalan ‘Ring Selatan- 
Timur’ Provinsi Banten. 
• jaringan jalan pada ruas Pontang – Ciruas –Warung Gunung – Gunung 
Kencana – Malingping, ruasWarung Gunung – Cipanas, 
Rangkasbitung – Citeras – Tigaraksa untuk melengkapi perwujudan 
pengembangan jaringan jalan ‘cincin’ Provinsi Banten. 
• jaringan jalan provinsi dan kabupaten pada ruas Panimbang – 
Angsana – Munjul – Cikeusik – Muarabinuangeun, Panimbang – 
Citeureup – Banyuasih – Cimanggu – Cigeulis –Wanasalam– 
Malingping, Citeurep – Cibaliung – Cikeusik –Wanasalam– 
Malingping, Bayah – Cilograng – Cibareno – batas Provinsi Jawa Barat 
untuk akses penghubung dan sekaligus pengembangan wilayah 
Banten Selatan. 
• Terminal Tipe A (Kaduagung) 
• Terminal Tipe B (Rangkasbitung, Bayah dan Malingping) 
• Jaringan Rel KA ; 
• Cilegon – Serang – Pandeglang – Rangkasbitung 
(CISEPARANG). 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 17
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
1 . R T R W P r o v i n s i B a n t e n 
RENCANA STRUKTUR RUANG PROVINSI BANTEN 
Terkait 
KSP MASYARAKAT ADAT BADUY 
1. Sistem Pusat Pelayanan 
• Pusat KegiatanWilayah (PKW) Kawasan Perkotaan Rangkasbitung 
2. Sistem Transportasi 
• Jaringan Rel KA ; 
• Cilegon – Serang – Pandeglang – Rangkasbitung 
(CISEPARANG). 
• Jaringan prasarana kereta api regional yang 
menghubungkan pada kawasan wisata di wilayah Banten 
Selatan antara lain melakukan pembangunan kembali 
jaringan prasarana ka yang tidak dioperasikan pada lintas 
Labuan – Saketi – Malingping – Bayah, Saketi – 
Rangkasbitung, dan lintas Ciwandan – Anyer Kidul. 
• Stasiun KA Rangkasbitung (Kab Lebak) 
• Pelabuhan Laut Pengumpan (PR); 
• Pelabuhan Bayah dan Pelabuhan Muarabinuangeun 
• Pelabuhan Perikanan (Kewenangan Provinsi) PPI 
Binuangeun 
3. Sistem Jaringan Energi 
• SUTT 150 kV 
• SUTT 20 kV utk kawasan yang belum terlayani 
4. Jaringan Telekomunikasi berupa Teresterial dan Satelit serta BTS 
5. Jaringan Sumber Daya Air; 
• Berupa Bendungan Karian di Kabupaten Lebak untuk pemenuhan 
kebutuhan air baku di wilayah Kab Lebak, Kab Tangerang, Kota 
Tangerang dan Kota Tangsel; 
• Bendungan Pasir Kopo, untuk kebutuhan pertanian; 
• Bendung Ciliman, untuk kebutuhan pertanian; 
• Situ/waduk/danau/rawa untuk kolampenyimpanan. 
• Daerah Irigasi Cibinuangeun di Kabupaten Lebak, luas areal 2.570 Ha; 
• Daerah Irigasi Cikoncang di Kabupaten Lebak, luas areal 1.805 Ha; 
• Daerah Irigasi Cilangkahan I di Kabupaten Lebak, luas areal 1.796 Ha; 
• WS Cibaliung – Cisawarna; 
• WS Cidanau – Ciujung – Cidurian – Cisadane – Ciliwung – Citarum 
(lintas provinsi). 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 18
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
1 . R T R W P r o v i n s i B a n t e n 
…..Sambungan 
Struktur Ruang Provinsi 
2. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Regional; 
• TPST Bojong Menteng di Kabupaten Serang yang dikelola bersama 
Kota Serang 
RENCANA POLA RUANG PROVINSI BANTEN 
Terkait 
KSP MASYARAKAT ADA BADUY 
POLA RUANG ADA/TDK 
KAWASAN LINDUNG 
KawasanHutan Lindung √ 
Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan 
Bawahannya (Kec. Cipanas dan Kec. Cibeber) 
√ 
Kawasan Perlindungan Setempat; Berupa Sempadan Pantai dan 
sekitar danau 
√ 
Kawasan Cagar Alam Pulau Dua seluas kurang lebih 30 Ha (0,003%) 
dari luas Provinsi Banten 
√ 
Kawasan Taman Nasional; Taman Nasional Gunung Halimun-Salak √ 
Kawasan Cagar Budaya; KawasanHak Ulayat Masyarakat Baduy 
seluas kurang lebih 5.137 Ha 
(0,59%) dari luas Provinsi Banten yang terdapat di Kabupaten Lebak; 
√ 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 19
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
1 . R T R W P r o v i n s i B a n t e n 
sambungan….RENCANA POLA RUANG PROVINSI BANTEN 
Terkait 
KSP BANTEN LAMA (KOTA SERANG) 
POLA RUANG ADA/TDK 
Kawasan Rawan Bencana Banjir; DAS Ciujung dan DAS Cibinuangeun √ 
Kawasan Rawan Tsunami; Pantai Selatan √ 
Kawasan Rawan Gerakan Tanah; 
Kecamatan Cigemblong; Kecamatan Lebak Gedong; Kecamatan 
Sobang; Kecamatan Cibeber; Kecamatan Panggarangan 
√ 
KAWASAN BUDIDAYA 
Hutan Produksi √ 
Pertanian; kawasan budi daya tanaman pangan; budidaya tanaman 
holtikultura dan pertanian pangan berkelanjutan 
√ 
Perkebunan; kawasan budidaya lahan kering √ 
Perikanan; kawasan budi daya perikanan, kawasan pengolahan ikan, 
dan mengembangkan minapolitan 
√ 
1. PertambanganEmas; Desa Cikotok; Desa Warung Banten; Desa 
Lebak Situ; Desa Sinargalih; Desa Cimancak; Desa Sukamulya; 
Desa Cidikit; Desa Citorek; Desa Cikate; Desa Kanekes; Desa 
Guradog; Desa Bojongmani; Desa Caringin; Desa Gunung 
Kendang; dan Desa Bulakan. 
2. Pertambangan Batu Bara; Desa Cihara/Cimandiri; Desa 
Darmasar, dan Desa Bojongmanik. 
3. Pertambangan Panas Bumi ; Pamancalan Speculative 225 MW, 
Gunung Endut Speculative 100 MW Possible 40 MW, dan 
Ciseeng Hipotetik 100 MW). 
4. Pertambanganminyak dan gas bumi; Blok Rangkas (3.977,13 
km2); 
√ 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 20
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
1 . R T R W P r o v i n s i B a n t e n 
sambungan….RENCANA POLA RUANG PROVINSI BANTEN 
Terkait 
KSP BANTEN LAMA (KOTA SERANG) 
POLA RUANG ADA/TDK 
KAWASAN BUDIDAYA 
Industri; Industri Menengah dan Kecil √ 
Pariwisata; Kawasan Wisata Budaya Permukiman Baduy; 
Leuwidamar dan Cimarga 
√ 
Permukiman Perkotaan √ 
Kawasan Strategis Provinsi (KSP); 
1. (Hankam) kawasan TNI AD komando pendidikan latihan tempur 
di Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak; 
2. (Pertumbuhan Ekonomi) Kawasan Malingping di Kabupaten 
Lebak; 
3. (Pertumbuhan Ekonomi) Kawasan Bayah di Kabupaten Lebak; 
4. (Pertumbuhan Ekonomi) Kawasan Kota Kekerabatan Maja di 
Kabupaten Lebak; 
5. (Sosial Budaya) kawasan Masyarakat Adat Baduy di Kabupaten 
Lebak. 
6. (SDA/Teknologi Tinggi) Bendungan Karian di Kabupaten Lebak; 
7. (SDA/Teknologi Tinggi)Bendungan Pasir Kopo di Kabupaten 
Lebak; 
8. (SDA/Teknologi Tinggi)Bendungan Cilawang di Kabupaten 
Lebak; 
9. (SDA/Teknologi Tinggi)Bendungan Tanjung di Kabupaten 
Lebak; 
10. (SDA/Teknologi Tinggi)Bendung Ciliman di Kabupaten Lebak; 
√ 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 21
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
2 . R T R W K o t a S e r a n g 
 Tujuan penataan ruang Kota Serang adalah untuk 
mewujudkan Kota Serang sebagai kota pusat 
pelayanan perdagangan dan jasa, pendidikan, dan 
pariwisata religi di Provinsi Banten yang produktif 
dan berkelanjutan serta meningkatkan potensi 
investasi dalam mendukung Kota Serang sebagai 
Pusat Kegiatan Nasional (PKN). 
 Memiliki 17 kebijakan dan total strategi mencapai 
113 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 22
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
2 . R T R W K o t a S e r a n g 
Kebijakan penataan ruang Kota Serang meliputi: 
1. Pengembangan pusat kegiatan secara merata dan berhierarki; 
2. Penetapan fungsi pusat pelayanan secara spesifik dan memiliki hierarki tingkat pelayanan; 
3. Pengembangan kawasan permukiman pada masing-masing pusat pertumbuhan yang dilengkapi dengan 
sarana dan prasarana penunjang; 
4. Pengembangan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten; 
5. Pengembangan fasilitas pendidikan regional; 
6. Penyediaan sarana dan prasarana penunjang di pusat-pusat kegiatan dan antar pusat kegiatan sesuai 
standar yang berlaku; 
7. Peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan basis ekonomi Kota Serang melalui sektor perdagangan, 
jasa, pendidikan, dan pariwisata; 
8. Pengembangan kawasan budidaya yang memiliki nilai ekonomi yang berskala regional dan nasional; 
9. Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung 
lingkungan; 
10. Pelaksanaan konservasi kawasan lindung dan sumber daya air untuk keseimbangan ekologi kota; 
11. Pengembangan dan penataan wisata religi Banten Lama; 
12. Pengembangan konsep ekowisata terhadap potensi-potensi kawasan wisata alam; 
13. Pengelolaan dan penataan ruang untuk sektor informal; 
14. Penyediaan ruang dan jalur evakuasi bencana; 
15. Penyediaan pedestrian di pusat kota; 
16. Penetapan RTH sebesar 30% (tiga puluh persen) dari luas wilayah Kota Serang; dan 
17. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara. 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 23
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
2 . R T R W K o t a S e r a n g 
Kec. Kasemen 
Kec. Serang 
Peta Administrasi Kota Serang 
Kec. Taktakan 
Kec. Walantaka 
Kec. Cipocok Jaya 
Kec. Curug 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 24
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
2 . R T R W K o t a S e r a n g 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 25
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
2 . R T R W K o t a S e r a n g 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 26
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
2 . R T R W K o t a S e r a n g 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 27
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
2 . R T R W K o t a S e r a n g 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 28
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
2 . R T R W K o t a S e r a n g 
RENCANA STRUKTUR RUANG KOTA SERANG 
Terkait 
KSP BANTEN LAMA 
1. Sistem Pusat Pelayanan 
• Pusat Pelayanan Kota : Pusat Kota Serang, meliputi Kec. Serang 
dan Cipocok Jaya dengan Pusat di Kelurahan Serang. 
• Sub Pusat Pelayanan Kota : Sub Pusat di Desa Kasemen, yang 
melayani Kecamatan Kasemen, diarahkanmempunyai fungsi 
primer sebagai pariwisata religi dan pariwisata lainnya, pertanian 
berkelanjutan, perikanan, pergudangan dan industri, serta fungsi 
sekunder perumahan; 
• Pusat Pelayanan Lingkungan , terdiri atas 6 PPL dimanaWilayah 
Kasemen yg meliputi : Wilayah Kasemen, mencakup Desa 
Kasunyatan, DesaMargaluyu, Desa Kasemen, Desa Banten, dan 
DesaWarung Jaud; 
2. Sistem Transportasi 
• Jaringan Jalan Kolektor Primer Jalan Ciruas-Petir, Jalan Raya 
Petir, Jalan Bhayangkara, Jalan Trip Jamaksari, Jalan 
Sawahluhur-Kaligandu, Jalan KH. Abdul Fatah Hasan, Jalan 
Abdul Hadi, Jalan Lingkar Selatan, Jalan Serang-Gelam, dan 
Jalan Raya Taktakan; 
• pengembangan Jalan Provinsi Banten yang ada di Kota Serang, 
meliputi Jl. Yusuf Martadilaga, Jl. KH. Abdul Fatah Hasan – Jl. 
Abdul Hadi, Jl. Tb. Suwandi – Jl. Letnan Jidun, Jl. Sempu – Dukuh 
Kawung, Jl. Veteran – Sam’un, Jl. Tb. A. Khotib, Banten Lama – 
Pontang, Jl. Trip Jamaksari – Jl. Ayip Usman, Jl. Kemang – 
Kaligandu, Pakupatan - Palima (Pakupatan - Jln Syech Nawawi 
Al-Bantani), Simpang Taktakan –Gunung Sari, Lopang - Banten 
Lama; 
• Pelabuhan Pengumpul Karangantu (PP) 
Kec. Kasemen 
Kec. Serang 
Kec. Taktakan 
Kec. Cipocok Jaya 
Kec. Walantaka 
Kec. Curug 
Sumber: Lampiran PERDA RTRW Kota Serang No 6 Tahun 2011 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 29
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
2 . R T R W K o t a S e r a n g 
RENCANA STRUKTUR RUANG KOTA SERANG 
Terkait 
KSP BANTEN LAMA 
3. Sistem Telekomunikasi 
• Pengembangan komunikasi sistem kabel, seluler, dan satelit 
melalui alokasi titik-titik tertentu secara terpadu sesuai dengan 
perencanaan (Cell Planning). 
4. Sistem Prasarana Sumber Daya Energi 
• Pengembangan jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 
(SUTET) 500 KV dan Saluran Udara dan atau Kabel Tegangan 
Tinggi 150 KV; 
• Pengembangan sistem distribusi 20KV pada daerah yang belum 
mendapatkan aliran listrik; dan 
5. Sistem Prasarana Sumber Daya Air 
• Arahan pengelolaan sumberdaya air, meliputi semua sumber air 
baku dari Situ Ciwaka, Situ Cikulur, serta Sungai Cibanten dan 
sungai - sungai yang airnya dapat dimanfaatkan secara langsung 
dan dikembangkan untuk berbagai kepentingan sesuai dengan 
ketentuan peraturan perundang-undangan; 
6. Sistem PrasaranaDrainase dan Pedestrian 
• pengembangan dan rehabilitasi jaringan drainase Kota Serang 
serta penyediaan sarana dan prasarana pejalan kaki yang 
memadai di sepanjang jalan perkotaan di Kota Serang 
7. Sistem Prasarana Persampahan 
• pengembangan sistem manajemen pengelolaan persampahan 
dan pengembangan Tempat Pemrosesan Sementara (TPS) dan 
Tempat Pemrosesan Sampah Akhir (TPSA) Cilowong. 
• Prasarana yang digunakan lintaswilayah secara administratif, 
Tempat Pemrosesan Sampah Akhir (TPSA) terpadu yang 
dikelola bersama untuk kepentingan antarwilayah di Bojong 
Menteng, Kabupaten Serang. 
Kec. Kasemen 
Kec. Serang 
Kec. Taktakan 
Kec. Cipocok Jaya 
Kec. Walantaka 
Kec. Curug 
Sumber: Lampiran PERDA RTRW Kota Serang No 6 Tahun 2011 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 30
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
2 . R T R W K o t a S e r a n g 
RENCANA STRUKTUR RUANG KOTA SERANG 
Terkait 
KSP BANTEN LAMA 
8. Sistem PrasaranaMitigasi Bencana 
• penyediaan rambu arahan jalur evakuasi dan pengembangan 
prasarana jalan yang menjadi jalur evakuasi yaitu sepanjang 
Jalan Nasional yang melalui Kota Serang, Jalan Raya Taktakan – 
Gunungsari sebagai jalur evakuasi sebelah Barat, dan Jalan Raya 
Ciruas – Petir sebagai jalur evakuasi sebelah Timur. 
• RuangMitigasi Bencana Banjir dan Tsunami diarahkan untuk 
menuju jalur evakuasi yang menuju daerah yang lebih tinggi 
yaitu KecamatanWalantaka (Bagian Timur) dan Kecamatan 
Taktakan (Bagian Barat) melalui Jalan-Jalan yang tersedia dan 
diarahkan melalui jalan protokol; dan 
• RuangMitigasi Bencana Gempa antara lain StadionMaulana 
Yusuf, Alunalun Barat dan Timur, dan lahan-lahan kosong yang 
terdekat dengan permukiman masyarakat. 
9. Sistem Prasarana Air Minum 
• pengembangan sumber daya air permukaan dan sumber air 
tanah yang dikembangkan dengan penyediaan air minum 
melalui sistem perpipaan di lokasi Situ Ciwaka Kecamatan 
Walantaka, Situ Cikulur Kecamatan Serang, Kecamatan 
Taktakan, Cilandak Sayar dan Gelam, 
• pengembangan air bersih dari saluran irigasi Pamarayan Barat. 
• Pengembangan prasarana sumber air tanah untuk air minum 
dengan melakukan penurapan mata air dan membangun sumur 
bor, serta pencegahan pencemaran pada Cekungan Air Tanah 
(CAT) 
10. Pengembangan sarana wilayah kota yang meliputi kesehatan, 
pendidikan, peribadatan, olahraga dan sosial budaya disesuaikan dengan 
hasil proyeksi kebutuhan. 
Kec. Kasemen 
Kec. Serang 
Kec. Taktakan 
Kec. Cipocok Jaya 
Kec. Walantaka 
Kec. Curug 
Sumber: Lampiran PERDA RTRW Kota Serang No 6 Tahun 2011 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 31
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
2 . R T R W K o t a S e r a n g 
RENCANA POLA RUANG KOTA SERANG 
Terkait 
KSP BANTEN LAMA 
1. Kawasan Suaka Alam; 
• Pulau Dua (30 ha) di kecamatan Kasemen 
2. Kawasan Pelestarian Alam; 
• Pulau Dua (30 ha) di kecamatan Kasemen 
3. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan; 
• pelestarian bangunan gedung dan/atau lingkungan cagar budaya di 
Situs 
• Kota Lama Banten; 
• Benteng Speelwijk; 
• Makam Keraton Kesultanan Banten; dan 
• Makam Ki Mas Jong 
4. Kawasan Perlindungan bawahan; 
5. Kawasan Perlindungan Setempat; 
• kawasan sekitar sempadan sungai di Cibanten; 
• kawasan sekitar sempadan pantai di Karangantu dan Sawah Luhur; 
• kawasan sekitar sempadan sungai di kawasan permukiman yang 
mencakup Cibanten, Kali Pembuangan Banten, Ciwatu, Ciwaka, 
Cilaku, Cikadueun, Cigeplak, Kali Kubang, Kali Ciwatek, Kali Ciracas, 
Cikentang, Cirengas; dan 
• kawasan pantai berhutan bakau/mangrove di Pulau Dua. 
6. Kawasan Rawan Bencana Alam; dan 
• kawasan rawan tsunami di sepanjang pantai utara (pantura). 
• Kawasan rawan banjir di DAS Cibanten, Kali Pembuangan banten 
Ciwaku, Ciwaka, Cilaku, Cikadeun, Cigeplak, Kali Kubang, Kali 
Ciwatek, Kali Ciracas, Cikentang, dan Cirengas Wilayah 
7. Ruang Terbuka Hijau. 
• CA di Pulau Dua (30 ha), TPU, Jalur SUTT/SUTET, Sempadan 
Sungai, Pantai, Bangunan, jalur pengaman jalan, median jalan, rel 
kereta api, pipa gas dan pedestrian; serta kawasan hijau perbatasan 
antar kabupaten 
Sumber: Lampiran PERDA RTRW Kota Serang No 6 Tahun 2011 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 32
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
2 . R T R W K o t a S e r a n g 
RENCANA POLA RUANG KOTA SERANG 
Terkait 
KSP BANTEN LAMA 
1. Kawasan Hutan Rakyat; 
• meliputi Desa Cilowong, Kalanganyar, Pancur, dan Sayar. 
2. Kawasan Pertanian; 
• sawah dengan sistem irigasi maupun irigasi setengah teknis 
yang terdapat di Wilayah Kecamatan Kasemen dan 
Kecamatan Walantaka; 
• Sawah tadah hujan di seluruh kecamatan; 
• Pertanian lahan kering tersebar di seluruh kecamtan; 
• Perkebunan di Cilowong dan Dalung; 
• Holtikultura di Kec Curug dan Taktakan; 
• Peternakan di Kec Taktakan dan Curug; 
3. Kawasan Perikanan; 
• rencana pengembangan kawasan pusat perikanan di 
Karangantu dan pengembangan tempat penyimpanan ikan, 
pengembangan minapolitan sertawisata perikanan di 
Karangantu; 
• kawasan pengembangan utama komoditi perikanan di pantai 
utara di Karangantu; 
• pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) di 
Karangantu; dan 
• pengembangan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di 
Karangantu. 
• kawasan budidaya perikanan air payau di Desa Banten dan 
Desa Sawah Luhur. 
• kawasan perikanan budidaya air tawar di Cipocokjaya, 
Taktakan dan Curug 
Sumber: Lampiran PERDA RTRW Kota Serang No 6 Tahun 2011 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 33
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
2 . R T R W K o t a S e r a n g 
RENCANA POLA RUANG KOTA SERANG 
Terkait 
KSP BANTEN LAMA 
1. Kawasan Pariwisata; 
• kawasan pengembangan pariwisata religi dan pariwisata lainnya di 
koridor utara, Kecamatan Kasemen; dan 
• kawasan pengembangan pariwisata buatan koridor tengah, di 
Serang, Cipocokjaya dan Curug. 
• kawasan pengembangan pariwisata koridor utara meliputi potensi 
wisata alam, minat khusus dan budaya antara lain : pantai berbagai 
peninggalan sejarah seperti makam dan wisata khusus seperti 
ziarah, gedung-gedung tua, dan situs sejarah; dan 
• kawasan pengembangan pariwisata koridor tengah meliputi potensi 
wisata alambuatan, minat khusus dan budaya antara lain : pusat 
pertokoan dan perdagangan berbagai sarana wisata buatan, dan 
kerajinan cinderamata. 
2. Kawasan Permukiman; 
• Kepadatan rendah meliputi sub pusat pelayanan kota dan 
lingkungan 
• Kepadatan sedang, meliputi permukiman sub pusat pelayanan kota 
dan lingkungan; 
• Kepadatan tinggi meliputi pusat pelayanan kota 
3. Kawasan Industri dan Perdagangan Jasa; 
• Industri dan pergudangan di Kota Serang; 
• Perdagangan skala wilayah yakni pasar induk dan grosir meliputi 
tiap pusat pelayanan; 
• Perdangangan skala kota yakni pertokoan dan pasar di setiap 
wilayah; 
• Perdagangan sektor informal di kawasan royal dan pasar lama; 
• Kawasan industri ringan di kec Walantaka, industri non kimia 
sebagai penunjang pelabuhan Bojonegara dan Kawasan Pelabuhan 
Karangantu di Kecamatan Kasemen 
• Perdaganan skala wilayah di tiap pusat wilayah. 
Sumber: Lampiran PERDA RTRW Kota Serang No 6 Tahun 2011 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 34
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
2 . R T R W K o t a S e r a n g 
RENCANA POLA RUANG KOTA SERANG 
Terkait 
KSP BANTEN LAMA 
1. Kawasan Pertahanan dan Keamanan; dan 
• Kawasan Markas Kopassus Grup I di Desa Tamanbaru Kecamatan 
Taktakan. 
2. Kawasan Budidaya lainnya yang tersebar di Kota Serang. 
• kawasan pendidikan; 
• kawasan kesehatan; 
• kawasan pertambangan mineral non logam dan batuan; 
• sarana transportasi; 
• sarana perkentoran; dan 
• sarana penunjang perkotaan lainnya. 
Sumber: Lampiran PERDA RTRW Kota Serang No 6 Tahun 2011 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 35
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
3 . R T R W K a b u p a t e n L e b a k 
 Tujuan penataan ruang kabupaten Lebak 
“Mewujudkan Ruang Wilayah Kabupaten 
Lebak yang Berdaya Saing Tinggi dan 
Berkelanjutan Berbasis Pertanian, 
Perkebunan, Pariwisata dan Pertambangan.” 
 Memiliki 6 kebijakan dan total strategi 
mencapai 30 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 36
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
3 . R T R W K a b u p a t e n L e b a k 
Memiliki 6 Kebijakan penataan ruang Kabupaten Lebak, 
meliputi; 
1. Peningkatan ketahanan pangan dan agribisnis berbasis 
kewilayahan; 
2. Pengoptimalan kawasan wisata alam, wisata budaya 
dan wisata buatan; 
3. Pengembangan potensi pertambangan yang 
berwawasan lingkungan; 
4. Peningkatan kualitas pemerataan jangkauan pelayanan 
prasarana dan sarana wilayah; 
5. Peningkatan fungsi pelestarian kawasan lindung; 
6. Peningkatan dan pemantapan fungsi dan peran 
kawasan strategis. 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 37
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
1 . R T R W K a b u p a t e n L e b a k 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 38
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
1 . R T R W K a b u p a t e n L e b a k 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 39
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
3 . R T R W K a b u p a t e n L e b a k 
Sumber: Materi Teknis RTRW Kab Lebak 2034 
RENCANA STRUKTUR RUANG KAB LEBAK 
Terkait 
KSP Baduy 
1. Sistem Pusat Pelayanan 
• Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dengan fungsi pusat pelayanan 
kecamatan, pengembangan perdagangan jasa, pendidikan, 
permukiman, pertanian, dan pariwisata, meliputi Cimarga, 
Muncang, Bojongmanik dan Leuwidamar; 
• Pusat Pelayanan Lingkungan di Kec Cijaku meliputi PPL 
Kandagsapi dan Cipalabuh; 
• Pusat Pelayanan Lingkungan di Kec Bojongmanik meliputi PPL 
Keboncau, Cimayang dan Parakanbeusi. 
• Pusat Pelayanan lingkungan di KecMuncang meliputi PPL 
Cikarang dan Ciminyak; 
• Pusat Pelayanan lingkungan di Kec Leuwidamar meliputi PPL 
Leuwidamar, PPL Lebakparahiyang dan PPL Wantisari; 
• Pusat Pelayanan Lingkungan di Kec Cimarga meliputi PPL 
Sarageni, Gununganten, danMargajaya. 
2. Sistem Transportasi 
• Meliputi jalan provinsi; Rangkasbitung – Gunungkencana – 
Cijaku –Malingping, Rangkasbitung – Sajira – Cipanas – 
Lebakgedong 
• Meliputi jalan kabupaten; Rangkasbitung – Leuwidamar, 
Leuwidamar – Gajrug, Leuwidamar – Cirinten; seluruh ruas jalan 
kabupaten yang melintasi kec Cimarga, Muncang, Bojongmanik 
dan Leuwidamar. 
• Terminal tipe C di Leuwidamar 
3. Sistem Jaringan Energi 
• Pengembangan jaringan energi hingga menjangkau ke 
keseluruh kab Lebak. 
• Pengembangan jaringan SUTR 20 kV di kec Leuwidamar 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 40
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
3 . R T R W K a b u p a t e n L e b a k 
Sumber: Materi Teknis RTRW Kab Lebak 2034 
RENCANA STRUKTUR RUANG KAB LEBAK 
Terkait 
KSP Baduy 
3. Sistem Jaringan Energi 
• Pengembangan jaringan energi hingga menjangkau ke 
keseluruh kab Lebak. 
• Pengembangan jaringan SUTR 20 kV di kec Leuwidamar 
4. Sistem Jaringan Telekomunikasi 
• Pengembangan jaringan jaringan telepon (STO); 
• Pengembangan jaringan telepon nirkabel (BTS) 
• Pengembangna jaringan sistemsatelit (BTS) 
5. Sistem Jaringan SumberDaya Air 
• Pengembangan sistemWS yang menjadi kewenangan nasional 
meliputi WS Ciliman - Cibungur, Cibaliung – Cisawarna, Ciujung 
– Cidurian. 
• Pengembangan situ/waduk dan embung, meliputi Situ Cibolegar 
di Leuwidamar; Situ Palayangan di Cimarga; Embung di Cimarga 
yang meliputi Jayamanik, Cikorab, Cicae; Embung di 
Leuwidamar meliputi Cikiray, Cidamiang, Ciolot, dan Ciherang; 
Embung di Muncang meliputi Cikere, Babakanwaluyu, Cikareo, 
Cirungga, Curugbala, kadubugang; embung di Bojongmanik 
yakni embung Cisarodok. 
• Pengembangan sistem jaringan irigasi teknis, meliputi Irigasi 
teknis (kew Kab) di Kec Muncang DI Cilaki; di KecMuncang 
meliputi DI Cipeuyah, Cico’o Timur, DI Eunyay; di Kec 
Leuwidamar yakni DI Cisimeut; di Kec Bojongmanik yakni DI 
Cipanggelangan. 
• Pengembangan irigasi sederhana. Meliputi 15 DI Sederhana di 
KecMuncang, 7 DI Sederhana di Kec Cimarga, 13 DI Sederhana 
di Kec Leuwidamar, 13 DI Sederhana di Kec Bojongmanik. 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 41
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
3 . R T R W K a b u p a t e n L e b a k 
Sumber: Materi Teknis RTRW Kab Lebak 2034 
RENCANA STRUKTUR RUANG KAB LEBAK 
Terkait 
KSP Baduy 
5. Sistem Jaringan Sumber Daya Air 
• Pengembangan sistemWS yang menjadi kewenangan 
nasional meliputi WS Ciliman - Cibungur, Cibaliung – 
Cisawarna, Ciujung – Cidurian. 
• Pengembangan situ/waduk dan embung, meliputi Situ 
Cibolegar di Leuwidamar; Situ Palayangan di Cimarga; 
Embung di Cimarga yang meliputi Jayamanik, Cikorab, 
Cicae; Embung di Leuwidamar meliputi Cikiray, 
Cidamiang, Ciolot, dan Ciherang; Embung di Muncang 
meliputi Cikere, Babakanwaluyu, Cikareo, Cirungga, 
Curugbala, kadubugang; embung di Bojongmanik yakni 
embung Cisarodok. 
• Pengembangan sistemjaringan irigasi teknis, meliputi 
Irigasi teknis (kew Kab) di Kec Muncang DI Cilaki; di Kec 
Muncang meliputi DI Cipeuyah, Cico’oTimur, DI Eunyay; 
di Kec Leuwidamar yakni DI Cisimeut; di Kec 
Bojongmanik yakni DI Cipanggelangan. 
• Pengembangan irigasi sederhana. Meliputi 15 DI 
Sederhana di Kec Muncang, 7 DI Sederhana di Kec 
Cimarga, 13 DI Sederhana di Kec Leuwidamar, 13 DI 
Sederhana di Kec Bojongmanik. 
• Pengembangna irigasi pedesaan. Meliputi 3 DI Pedesaan 
di KecMuncang, 5 DI Pedesaan di Kec Cimarga, 8 DI 
Pedesaan di Kec Leuwidamar, 5 DI Pedesaan di Kec 
Bojongmanik. 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 42
2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 
3 . R T R W K a b u p a t e n L e b a k 
Sumber: Materi Teknis RTRW Kab Lebak 2034 
RENCANA STRUKTUR RUANG KAB LEBAK 
Terkait 
KSP Baduy 
6. Sistem Pengelolaan Prasarana Persampahan 
• Pembangunan TPA di Kec Leuwidamar; 
• PengembanganTPS di seluruh kecamatan; 
• Pengembangan sistempemilahan awal pada masing-masing 
PPL. 
• Pengelolaan limbah rumah tangga secara on-site 
dengan pembangunan jamban keluarga, jamban 
komunal dan MCK; 
• Penanganan limbah secara off-site dengan sistem 
perpipaan melalui pembangunan IPAL; 
• Pengelolaan limbah padat den IPLT, dan 
• Penyediaan sarana pengangkutan limbah ke lokasi 
pengolahan limbah. 
• Pengelolaan limbah industri di masing – masing 
kawasan. 
7. Sistem Mitigasi Bencana 
• Pengembangan jalur dan ruang evakuasi bencana 
longsor di Kec Leuwidamar dan Bojongmanik. 
8. Pengembangan Sarana Wilayah yang meliputi kesehatan, 
pendidikan, peribadatan, olahraga dan sosial budaya 
disesuaikan dengan hasil proyeksi kebutuhan. 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 43
3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 
1. Nilai Strategis 
2. Isu Strategis 
3. Deliniasi KSP 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 44
3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 
1 . N i l a i S t r a t e g i s 
Nilai strategis KSP Banten Lama dan KSP Kahulan Baduy meliputi : 
1. Kawasan Banten Lama sudah ada sejak tahun 1500, masa kesultanan Demak dan 
memiliki cerita sejarah pembentukan Kota Banten dahulu dan kini. 
2. Sejak tahun 1995, Kota Kuno Banten telah diusulkan ke UNESCO untuk dijadikan salah 
satu Situs Warisan Dunia. 
3. Kawasan permukiman adat Baduy telah ada sejak < abad 16 sebelum runtuhnya 
kerajaan sunda. 
4. Kawasan permukiman adat Baduy didukung dan dilindungi oleh peraturan daerah 
kabupaten Lebak No. 32 tahun 2001 tentang perlindungan atas hak ulayat masyarkat 
Baduy. 
5. Kawasan permukiman adat Baduy, telah mengenal posisi politik tatanan air wilayah 
Banten yang sangat penting, sehingga kejadian di tahun 1931 dikenal dengan “Dr 
Mulhenfeld endangering the water supply for irrigation in the lowlands”. 
6. Kawasan Banten Lama dan Kawasan Cagar Budaya Masyarakat Adat Baduy mendapat 
dukungan sebagai salah satu destinasi wisata Indonesia melalui ditetapkannya 
Peraturan Presiden No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan 
Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
45
3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 
1 . N i l a i S t r a t e g i s … … s a m b u n g a n 
Nilai strategis KSP Banten Lama dan KSP Masyarakat Adat Baduy meliputi : 
7. Kawasan Banten Lama dan Kawasan Cagar Budaya Masyarakat Adat Baduy didukung 
melalui telah ditetapkannya Undang Undang no. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya 
8. Kawasan Banten Lama dan Kawasan Cagar Budaya Masyarakat Adat Baduy telah 
ditetapkan melalui peraturan daerah No 2/2011, Tentang RTRW Provinsi Banten 2030. 
9. Potensi Kawasan Pulau Dua atau lebih dikenal dengan ‘Pulau Burung” memiliki 
interelasi kuat dengan situs-situs cagar budaya Banten Lama menjadi satu kesatuan 
Objek Destinasi Kawasan Wisata Banten Lama; 
10. Potensi Kawasan Pulau Dua atau lebih dikenal dengan ‘Pulau Burung” memiliki 
keunggulan kawasan ilmu pengetahuan tentang burung di Asia, sebagai tempat transit 
para unggas burung dari Australia; 
11. Kawasan Banten Lama, merupakan kawasan situs dunia yang potensial untuk 
dikembangkan sebagai kawasan wisata sejarah, ilmu pengetahuan dan agama skala 
nasional dan internasional; 
12. Kawasan Banten Lama merupakan kawasan wisata cagar budaya yang diarahkan untuk 
dapat mendukung Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Serang dengan fungsi peranan wisata 
MICE (meeting, incentive, conference, exhibition). 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
46
3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 
2 . I s u S t r a t e g i s … … s a m b u n g a n 
Isu strategis KSP Banten Lama dan KSP Baduy meliputi : 
1. Kawasan Banten Lama, yang merupakan kawasan situs cagar budaya telah 
terjadi degradasi situs yang gawat darurat akibat tidak adanya pengendalian 
kegiatan di sekitar situs; 
2. Kegiatan perdagangan di sekitar situs telah merusak dan menurunkan daya 
tarik wisata kawasan Banten Lama; 
3. Masyarakat di sekitar situs terutama di Kecamatan Kasemen belum 
memahami arti penting dan dampak situs cagar budaya bagi kehidupan 
kesejahteraan masyarakat; 
4. Perlunya intervensi berupa penggiatan ‘desa sadar wisata’ untuk mendukung 
kawasan Banten Lama sebagai kawasan wisata cagar budaya; 
5. Perlunya kegiatan wisata cagar budaya berbasis masyarakat yang nyaman, 
aman dan asri di kawasan inti Banten Lama dan seluruh desa yang ada di 
Kecamatan Kasemen; 
6. Keberadaan suku asli Baduy yang masih kuat dengan nilai norma dan tradisi 
adat istiadatnya memerlukan pengamanan dan pelestarian untuk 
perlindungan sebagai bagian dari adat dan tradisi budaya bangsa. 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
47
3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 
2 . I s u S t r a t e g i s … … s a m b u n g a n 
Isu strategis KSP Banten Lama dan KSP Baduy meliputi : 
7. Keberadaan obyek sejarah situs Banten Lama sebagai catatan sejarah perlu 
pengamanan sebagai obyek pengembangan kebudayaan dan pariwisata 
daerah. 
8. Keberadaan sebaran obyek pusaka budaya daerah Banten Lama yang perlu 
ditetapkan sebagai pengembangan di bidang kebudayaan dan pariwisata. 
9. Belum optimalnya penataan ruang kawasan; 
10.Belum optimalnya layanan infrastruktur jalan; 
11. Belum optimalnya pengelolaan jaringan irigasi; 
12. Masih adanya kawasan kumuh dan rawan air; 
13. Masih adanya kemiskinan di perdesaan yang perlu ditangani melalui 
peningkatan infrastruktur perdesaan; 
14.Kerusakan pada daerah aliran sungai sebagai salah satu penyebab banjir dan 
kekeringan; 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
48
3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 
2 . I s u S t r a t e g i s … … S a m b u n g a n 
Isu strategis KSP Banten Lama dan KSP Baduy meliputi : 
15. Adanya peningkatan kebutuhan air baku di pedesaan dan perkotaan serta 
kawasan industri, untuk itu diperlukan pembangunan sarana prasarana air 
baku seperti waduk, embung dan bendung; 
16. Keterbatasan dana dalam pemeliharaan jalan kota; 
17. Kurangnya jalur alternatif dan jalan lingkar luar dalam upaya antisipasi dan 
mengurangi kemacetan lalu lintas perkotaan; 
18. Belum optimalnya upaya pelestarian kebudayaan daerah; 
19. Belum optimalnya daya saing destinasi pariwisata 
20. Belum optimalnya kesiapan destinasi untuk bersaing dikarenakan masih 
lemahnya pengelolaan destinasi pariwisata dan belum memadainya 
dukungan transportasi dan infrastruktur. 
21. Belum optimalnya kompetensi dan kapabilitas SDM pariwisata; 
22. Belum optimalnya sinergitas dan kemitraan; 
23. Belum optimalnya pemanfaatan data dan informasi; 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
49
3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 
1 . D e l i n i a s i K S P B a n t e n L a m a 
Peta situasi zaman 
dulu 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
50 
Sumber: Universitas Indonesia dan Tim Penyusun, 2014
3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 
2 . D e l i n i a s i K S P B a n t e n L a m a 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
51 
Sebaran 
permukiman saat ini 
Sumber: Universitas Indonesia dan Tim Penyusun, 2014
3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 
3 . D e l i n i a s i K S P B a n t e n L a m a 
Kawasan Inti 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
52 
Sumber: RTRW Kota Serang dan Tim Penyusun, 2014
3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 
4 . D e l i n i a s i K S P B a n t e n L a m a 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
53 
Sumber: Google Earth danTim Penyusun, 2014 
R=2,5 Km 
Dasar penetapan: 
1. Sebaran 
terjauh situs 
Banten Lama 
yakni Danau 
Tasikardi; 
2. Cakupan 
administrasi 
Banten lama; 
3. Konektivitas 
antar sub 
pusat 
pelayanan dan 
pusat 
pelayanan 
lingkungan.
3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 
5 . D e l i n i a s i K S P B a n t e n L a m a 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
54 
Sumber: RTRW Kota Serang dan Tim Penyusun, 2014
3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 
6 . D e l i n i a s i K a w a s a n B a n t e n L a m a 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
55 
Beberapa dasar penetapan Kawasan Inti, mempertimbangkan 
beberapa hal sebagai berikut: 
1. Ditetapkannya kawasan Banten Lama didalam melalui undang-undang 
No 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya; 
2. Letak sebaran situs cagar budaya yang membentuk kesatuan 
kawasan sejarah situs kerajaan Banten Lama; 
3. Adanya penetapan luas kawasan situs cagar budaya oleh 
pemerintah daerah, seperti Pemerintah Kota Serang yang 
menetapkan situs Banten Lama sebagai Kawasan Strategis Kota 
(KSK) Kota Serang; 
4. Kajian dari lembaga pendidikan Universitas Indonesia; 
5. Dukungan kegiatan dari dinas bina marga dan tata ruang provinsi 
Banten, berupa Master Plan Revitalisasi Kawasan Banten Lama; 
6. Luas kawasan inti Banten Lama adalah 7 hektar.
3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 
7 . D e l i n i a s i K a w a s a n B a n t e n L a m a 
Beberapa pertimbangan penetapan Kawasan Penyangga Banten 
Lama antara lain: 
1. Ketersediaan data terkait spasial dan non spasial; 
2. Dukungan antar pemerintahan daerah; 
3. Adanya konektivitas antar kawasan penyangga dengan kawasan 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
56 
sekitar (antar kecamatan); 
4. Adanya arahan pengembangan dari rencana tata ruang 
wilayah/kawasan yang lebih tinggi; 
5. Adanya keterkaitan fungsi antar kawasan (berbeda 
administrative) yang memiliki dampak pengembangan bersama 
yang kuat; 
6. Kawasan penyangga kawasan inti selanjutnya disebut KSP 
Banten Lama adalah kesatuan administrasi menyeluruh 
Kecamatan Kasemen.
3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 
8 . D e l i n i a s i K S P B a d u y 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
57 
Sumber: RTRW Provinsi Banten, RTRW Lebak dan Tim Penyusun, 2014
3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 
9 . D e l i n i a s i K S P B a d u y 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
58 
Sumber: RTRW 
Provinsi Banten, 
RTRW Lebak dan 
Tim Penyusun, 2014
3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 
1 0 . D e l i n i a s i K S P B a d u y 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
59 
Sumber: RTRW 
Provinsi Banten, 
RTRW Lebak dan 
Tim Penyusun, 2014
3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 
1 1 . D e l i n i a s i K S P B a d u y 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
60 
Sumber: RTRW 
Provinsi Banten, 
RTRW Lebak dan 
Tim Penyusun, 2014
3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 
1 2 . D e l i n i a s i K S P B a d u y 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
61 
Sumber: RTRW Provinsi Banten, Din Bina Marga & Tata Ruang Banten, RTRW 
Lebak dan Tim Penyusun, 2014
3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 
1 3 . D e l i n i a s i K S P B a d u y 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
62 
Sumber: RTRW Provinsi Banten, Din Bina Marga & Tata Ruang Banten, RTRW 
Lebak dan Tim Penyusun, 2014
3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 
1 4 . D e l i n i a s i K S P B a d u y 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
63 
Beberapa dasar penetapan kawasan inti, mempertimbangkan 
beberapa hal sebagai berikut: 
1. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No. 32/2001 tentang 
Perlindungan atas Hak Ulayat Masyarakat Baduy; 
2. Materi teknis rencana tata ruang wilayah kabupaten Lebak; 
3. RencanaTata Ruang Wilayah Provinsi Banten; 
4. RencanaTata Ruang Wilayah Nasional; dan 
5. RencanaTata Ruang Pulau Jawa-Bali. 
6. Kegiatan revitalisasi kawasan permukiman adat Baduy dari 
provinsi Banten merupakan masukan bagi pekerjaan ini. 
7. Kawasan inti Baduy memiliki luas 5.101,85 hektar yang terdiri 
dari 3.127 hektar Baduy Dalam dan 1.975 hektar Baduy Luar.
3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 
1 5 . D e l i n i a s i K S P B a d u y 
Beberapa pertimbangan penetapan kawasan penyangga Baduy 
antara lain: 
1. Ketersediaan data terkait spasial dan non spasial; 
2. Dukungan antar pemerintahan daerah; 
3. Adanya konektivitas antar kawasan penyangga dengan kawasan sekitar 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
64 
(antar kecamatan); 
4. Adanya arahan pengembangan dari rencana tata ruang 
wilayah/kawasan yang lebih tinggi; 
5. Adanya keterkaitan fungsi antar kawasan (berbeda administrative) yang 
memiliki dampak pengembangan bersama yang kuat; 
6. Kawasan penyangga kawasan inti selanjutnya disebut KSP Hak Ulayat 
Masyarakat Adat () Baduy adalah kesatuan administrasi menyeluruh 
Kecamatan Leuwidamar, sebagian wilayah di kecamatan Bojongmanik, 
sebagian wilayah di kecamatan Muncang, sebagian wilayah di kecamtan 
Cijaku, sebagian wilayah kecamatan Sobang.
4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 
1. BANTEN LAMA 
2. BADUY 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 65
4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 
1 . T U J U A N - K E B I J A K A N - S T R A T E G I 
Tujuan penataan ruang KSP Banten Lama adalah 
mewujudkan tata ruang kawasan Banten Lama sebagai 
kawasan pariwisata situs cagar budaya nasional dan 
warisan budaya dunia melalui sadar wisata dan 
lingkungan dalam rangka mendukung Kota Serang 
sebagai Pusat Kegiatan Nasional. 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 66
4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 
2 . T U J U A N - K E B I J A K A N - S T R A T E G I 
Kebijakan penataan ruang KSP Banten Lama meliputi; 
1. Perlindungan karakter kawasan perdesaan dari dampak negatif pemanfaatan 
ruang kawasan perkotaan yang dapat mengancam kualitas ruang Kawasan 
Banten Lama sebagai kawasan cagar budaya nasional dan warisan budaya 
dunia, strateginya meliputi : 
1. mempertahankan kawasan cagar budaya dari kerusakan permanen akibat 
pemanfaatan ruang tanpa memperhatikan kepentingannya bagi sejarah, ilmu 
pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan; 
2. mencegah terjadinya pengalihan fungsi lahan ruang terbuka hijau, 
persawahan, perkebunan, dan hutan; 
3. membatasi perkembangan kawasan terbangun perkotaan; dan 
4. membatasi kegiatan pemanfaatan ruang yang mengancam kerusakan situs 
yang belum tergali, struktur geologi dan bentang pandang. 
2. Peningkatan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi antarpemangku 
kepentingan dalam rangka pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian 
pemanfaatan ruang Kawasan Banten Lama. 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 67
4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 
3 . K O N S E P P E N G E M B A N G A N 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 68
4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 
4 . K O N S E P P E N G E M B A N G A N 
? ? 
Contoh: Dong Nai Waterfront City, Vietnam 
Sumber: keppel land singapore 
Contoh: Dubai Waterfront City, Dubai 
Sumber: e-architec.co.uk 
Contoh: 
Durhamworldherit 
age city-Inggris 
Bangunan situs 
masa perang 
dunia I. Paket-paket 
kegiatan 
meliputi : 
Atraksi lokal, 
seminar, museum 
kereta, wisata 
alam, dll 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 69
4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 
4 . K O N S E P P E N G E M B A N G A N 
Revitalisasi SitusTrowulan (Kerajaan Majapahit, di Kec 
Trowulan, Mojokerto, JawaTimur). SitusWarisan Dunia 
UNESCO sejak tahun 2009. 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
70
4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 
5 . K O N S E P P E N G E M B A N G A N 
Davao City, Fisherman City, Philipine Davao City, Philipine 
Kota Bitung, Indonesia Pelabuhan Perikanan Kota Bitung, Indonesia 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
71
4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 
6 . KONS E P P ENGEMBANGAN - C o n t o h Ko t a P u s a k a Du n i a S o l o - B a l i 
Pemertahanan arsitektur kuno dan penataan kota yang aman, nyaman layak huni 
Penerapan irigasi sistem subak, melalui pendeta pura air berbasis egaliter, 
demokrasi dan pola masa tanam pertanian 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 72
4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 
7 . KONS E P P ENGEMBANGAN - C o n t o h Ko t a P u s a k aDu n i a S o l o - B a l i 
Kriteria Lolos Pendaftaran- Penetapan Unesco 2012 
Kriteria (iii): Tradisi budaya yang membentuk lanskap Bali, setidaknya sejak abad ke-12, adalah konsep 
filosofis kuno Tri Hita Karana. Para jemaat kuil air, yang mendukung pengelolaan air dari lanskap subak, 
bertujuan untuk mempertahankan hubungan yang harmonis dengan alam dan spiritual dunia, melalui 
serangkaian rumit ritual, korban dan pertunjukan seni. 
Kriteria (v): Lima lanskap dalam Bali merupakan kesaksian yang luar biasa dengan sistem subak, sistem 
demokratis dan egaliter difokuskan pada kuil air dan pengendalian irigasi yang telah membentuk 
lanskap selama seribu tahun terakhir. Sejak abad ke-11 jaringan kuil air telah berhasil ekologi sawah di 
skala seluruh DAS. Mereka memberikan respon yang unik untuk tantangan mendukung padat 
penduduk di pulau vulkanik kasar yang hanya masih ada di Bali. 
Kriteria (vi): candi air Bali adalah lembaga yang unik, yang selama lebih dari seribu tahun telah menarik 
inspirasi dari beberapa tradisi agama kuno, termasuk Saivasiddhanta dan Samkhya Hindu, Buddha 
Vajrayana dan kosmologi Austronesia. Upacara yang berhubungan dengan kuil-kuil dan peran mereka 
dalam manajemen praktis air bersama-sama mengkristal ide-ide filosofi Tri Hita Karana yang 
mempromosikan hubungan yang harmonis antara alam roh, dunia manusia dan alam. Ini hubungannya 
ide dapat dikatakan signifikansi luar biasa dan langsung terwujud dalam cara lanskap telah 
dikembangkan dan dikelola oleh masyarakat setempat dalam sistem subak. 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 73
4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 
8 . K O N S E P P E N G E M B A N G A N 
Konsep Struktur Ruang 
Struktur ruang kawasan diselaraskan dengan RTRW Kota Serang, dengan 
tetap mempertahankan fungsi pelayanan, mendorong aktivitas wisata sejarah 
dan agama, penataan sistem transportasi yang aman, nyaman, tertib, rapi dan 
asri dengan alamnya serta pengembangan ruang terbuka hijau secara massive 
dan berkesinambungan sesuai arahan peruntukan ruang 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 74
4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 
8 . K O N S E P P E N G E M B A N G A N 
Konsep Pola Ruang 
Pola ruang kawasan diselaraskan dengan RTRW Kota Serang, dengan 
tetapmempertahankan fungsi kawasan inti, merevitalisasi fungsi lahan 
pertanian dan penataan kawasan permukiman 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 75
4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 
9 . K O N S E P P E N G E M B A N G A N 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 76
4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 
1 0 . K O N S E P P E N G E M B A N G A N 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 77
4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 
1 1 . K O N S E P P E N G E M B A N G A N 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 78
4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 
1 2 . T U J U A N - K E B I J A K A N - S T R A T E G I 
Tujuan Penataan Ruang KSP Kawasan Hak Ulayat 
Masyarakat Adat () Baduy adalah mewujudkan tata ruang 
kawasan berdasarkan nilai sosial, budaya, dan lingkungan 
Baduy dalam rangka menjamin kelestarian tata air 
wilayah Banten dan kesejahteraan masyarakat. 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 79
4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 
1 3 . T U J U A N - K E B I J A K A N - S T R A T E G I 
kebijakan penataan ruang KSP Baduy meliputi; 
1. Perlindungan karakter kawasan perdesaan dari dampak negatif pemanfaatan 
ruang kawasan yang dapat mengancam kualitas ruang Kawasan Permukiman 
adat Baduy sebagai kawasan budaya social dan lingkungan wilayah Banten, 
strateginya meliputi : 
a. mempertahankan kawasan permukiman adat baduy dari kerusakan 
permanen akibat pemanfaatan ruang tanpa memperhatikan tata nilai 
kelestarian hutan; 
b. mencegah terjadinya pengalihan fungsi lahan ruang, persawahan, 
perkebunan, dan hutan; 
c. membatasi perkembangan kawasan terbangun; dan 
d. membatasi kegiatan pemanfaatan ruang yang mengancam kerusakan situs 
keramat budaya sosial Baduy dan lingkungan sekitarnya. 
2. Peningkatan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi antarpemangku 
kepentingan dalam rangka pelaksanaan pemanfaatan ruang dan 
pengendalian pemanfaatan ruang Kawasan Permukiman Adat Baduy. 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 80
4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 
1 4 . K O N S E P P E N G E M B A N G A N 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 81
4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 
1 5 . K O N S E P P E N G E M B A N G A N 
Desa Adat Panglipuran Bangli, Bali 
Desa Adat Panglipuran Bangli, 
Bali. Jauh dari Perkotaan, 
penataan Desa yang nyaman 
danmampumenarik 
wisatawan utk belajar 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 82
5 . A R A H A N P E M A N F A A T A N 
D A N P E N G E N D A L I A N 
1. Arahan Pemanfaatan 
2. Arahan Pengendalian 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 83
5 . A R A H A N P E M A N F A A T A N 
D A N P E N G E N D A L I A N 
1 . A r a h a n P e m a n f a a t a n 
Arahan pemanfaatan ruang Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Banten Lama dan 
Baduymerupakan acuan dalam perwujudan struktur ruang dan pola ruang sesuai 
dengan RencanaTata Ruang Kawasan Banten Lama dan Baduy. Arahan 
pemanfaatan ruang terdiri atas: 
1. Indikasi program utama; 
2. Indikasi sumber pendanaan; 
3. Instansi pelaksana; 
4. Indikasi waktu pelaksanaan. 
Tahapan Pelaksanaan Pembangunan meliputi: 
1. tahap pertama pada periode tahun 2015-2019; 
2. tahap kedua pada periode tahun 2020-2024; 
3. tahap ketiga pada periode tahun 2025-2029; dan 
4. tahap keempat pada periode tahun 2030-2033; 
Rincian indikasi program utama, indikasi sumber pendanaan, indikasi instansi 
pelaksana, dan indikasi waktu pelaksanaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
84
5 . A R A H A N P E M A N F A A T A N 
D A N P E N G E N D A L I A N 
1 . A r a h a n P e m a n f a a t a n 
Lampiran tabel indikasi program utama 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
85
5 . A R A H A N P E M A N F A A T A N 
D A N P E N G E N D A L I A N 
2 . A r a h a n P e n g e n d a l i a n 
Lampiran tabel arahan pengendalian 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
86
5 . A R A H A N P E M A N F A A T A N 
D A N P E N G E N D A L I A N 
2 . A r a h a n P e n g e n d a l i a n 
 Tingkat gangguan akibat dampak perubahan pemanfaatan ruang terdiri 
paling sedikit terdiri dari: 
 intensitas gangguan tinggi 
 intensitas gangguan sedang 
 intensitas gangguan rendah 
 tidak ada gangguan (gangguan diabaikan) 
 Ketentuan teknis pemanfaatan ruang (termasuk ketentuan teknis 
perubahan pemanfaatan ruang), harus memperhatikan kegiatan 
ekonomi sebagai berikut: 
 Harus mencerminkan pertumbuhan ekonomi kota, yang dapat dilihat melalui 
pertumbuhan ekonomi aktornya (pendapatan masyarakat dan pemerintah 
serta memberi manfaat pada masyarakat, pemerintah maupun swasta). 
Semakin banyak aktor yang mendapatkan manfaat semakin baik pula 
ketentuan yang dibuat untuk pemanfaatan ruang. 
 Antisipasi terhadap pertumbuhan ekonomi perkotaan yang cepat. 
Pemanfaatan ruang maupun perubahannya diharapkan dapat ikut 
mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi kota. 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
87
5 . A R A H A N P E M A N F A A T A N 
D A N P E N G E N D A L I A N 
3 . A r a h a n P e n g e n d a l i a n 
 Dampak sosial berkaitan dengan kegiatan-kegiatan sosial. Pemanfaatan 
ruang/lahan dan ketentuannya diharapkan: 
 Tidak mengganggu derajat kesehatan. 
 Tidak mengganggu ketertiban dan keamanan. 
 Pada dasarnya ketentuan pemanfaatan ruang dan perubahannya tidak 
diperkenankan menurunkan kualitas lingkungan atau mengurangi 
keselarasan dan keseimbangan lingkungan alam dengan lingkungan 
binaan. Beberapa komponen yang dapat dilihat dari perubahan kualitas 
lingkungan adalah dari komponen air, tanah, udara dsb. 
 Dampak lalu lintas berkaitan dengan volume tarikan dan bangkitan yang 
ditimbulkan oleh kegiatan/pemanfaatan ruang di suatu wilayah 
kabupaten atau kota, serta dampak lanjutan yang ditimbulkannya. 
Dampak tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi sistem 
transportasi wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan. 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 
88
6 . P E R I J I N A N , 
I N S E N T I F / D I S I N S E N T I F , S A N K S I 
1. Pengaturan Perijinan 
2. Insentif dan Disinsentif 
3. Sanksi 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 89
6 . P E R I J I N A N , 
I N S E N T I F / D I S I N S E N T I F , S A N K S I 
1 . K o n s e p P e n g a t u r a n P e r i j i n a n 
Sesuai dengan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2011 tentang RTRWP Banten; 
Pasal 95 
1) Setiap kegiatan pemanfaatan ruang lintas kabupaten/kota wajib memiliki izin dari 
Pemerintah Daerah. 
2) Arahan perizinan pemanfaatan ruang tingkat provinsi diarahkan dalam bentuk peraturan 
zonasi pada tingkat advis planning dan rekomendasi tata ruang. 
Pasal 96 
1) Prinsip dasar penerapan mekanisme perizinan dalam pemanfaatan ruang adalah sebagai 
berikut: 
a) setiap kegiatan dan pembangunan lintas kabupaten/kota yang berpeluang 
menimbulkan gangguan bagi kepentingan umum, pada dasarnya dilarang kecuali 
dengan Izin Pemerintah Daerah. 
b) setiap kegiatan dan pembangunan harus memohon izin dari pemerintah setempat 
yang akan memeriksa kesesuaiannya dengan rencana tata ruang serta standar 
administrasi. 
2. Mekanisme pemberian izin pemanfaatan ruang diatur lebih lanjut dengan Peraturan 
Gubernur. 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 90
6 . P E R I J I N A N , 
I N S E N T I F / D I S I N S E N T I F , S A N K S I 
2 . K o n s e p I n s e n t i f d a n D i s i n s e n t i f 
Sesuai dengan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2011 tentang RTRWP 
Banten; 
Pasal 97 
1) Pemerintah Daerah memberikan insentif dan pengenaan disinsentif 
kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan masyarakat. 
2) Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif sebagaimana 
dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Badan Koordinasi 
Penataan Ruang Daerah. 
3) Tata cara pemberian insentif dan pengenaan disinsentif diatur lebih 
lanjut dengan Peraturan Gubernur sesuai dengan peraturan 
perundang-undangan. 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 91
6 . P E R I J I N A N , 
I N S E N T I F / D I S I N S E N T I F , S A N K S I 
3 . K o n s e p I n s e n t i f d a n D i s i n s e n t i f 
Insentif kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota diberikan, antara 
lain, dalam bentuk: 
a) pemberian kompensasi; atau 
b) pembangunan, pengadaan infrastruktur; dan/atau 
c) penghargaan. 
Insentif kepada masyarakat diberikan, antara lain, dalam bentuk: 
a) keringanan pajak; 
b) pemberian kompensasi; 
c) imbalan; 
d) sewa ruang; 
e) penyediaan infrastruktur; 
f) kemudahan prosedur perizinan; dan/atau 
g) penghargaan. 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 92
6 . P E R I J I N A N , 
I N S E N T I F / D I S I N S E N T I F , S A N K S I 
4 . K o n s e p I n s e n t i f d a n D i s i n s e n t i f 
Disinsentif kepada Pemerintah Daerah 
Kabupaten/Kota diberikan dalam bentuk: 
a) pembatasan penyediaan 
infrastruktur; 
b) pengenaan kompensasi; dan/atau 
c) penalti. 
Alternatif bentuk insentif: 
a) Penghargaan; 
b) Keringanan pajak; 
c) Imbalan; 
d) Pola Pengelolaan; 
e) Subsidi prasarana; 
f) TDR (Transfer of Development Right, 
Pengalihan hak Membangun); 
g) Ketentuan teknis lainnya. 
Disinsentif dari Pemerintah kepada 
masyarakat dikenakan dalam bentuk: 
a) pengenaan pajak yang tinggi; 
b) pembatasan penyediaan 
infrastruktur; dan/atau 
c) pengenaan kompensasi. 
Alternatif diinsentif lainnya: 
a) Perketat/tambah syarat; 
b) Pajak tinggi; 
c) Retribusi tinggi; 
d) Denda/charge; 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 93
6 . P E R I J I N A N , 
I N S E N T I F / D I S I N S E N T I F , S A N K S I 
5 . S a n k s i 
Arahan pengenaan sanksi merupakan acuan dalam pengenaan sanksi 
terhadap: 
a) pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur ruang 
dan pola ruang wilayah Provinsi; 
b) pelanggaran ketentuan arahan peratuan zonasi sistem nasional; 
c) pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan 
berdasarkan RTRW Provinsi; 
d) pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang 
diterbitkan berdasarkan RTRW Provinsi; 
e) pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin 
pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW Provinsi; 
f) pemanfataan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang 
oleh peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik 
umum; dan/atau g. pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh 
dengan rosedur yang tidak benar. 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 94
6 . P E R I J I N A N , 
I N S E N T I F / D I S I N S E N T I F , S A N K S I 
6 . S a n k s i A d m i n i s t r a t i f 
1) Pemerintah Daerah memberikan sanksi administratif kepada setiap orang 
yang melakukan pelanggaran; 
2) Bentuk sanksi administratif antara lain: 
a) peringatan tertulis; 
b) penghentian sementara kegiatan; 
c) penghentian sementara pelayanan umum; 
d) penutupan lokasi; 
e) pencabutan izin; 
f) pembatalan izin; 
g) pembongkaran bangunan; 
h) pemulihan fungsi ruang; dan/atau 
i) denda administratif. 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 95
6 . P E R I J I N A N , 
I N S E N T I F / D I S I N S E N T I F , S A N K S I 
7 . D r a f U s u l a n K e l e m b a g a a n 
 Kawasan Strategis Nasional (KSN) 
 Tidak membentuk 
kelembagaan baru, namun 
dilaksanakan oleh Menteri, 
menteri/pimpinan 
lembaga terkait, Gubernur 
dan Bupati/Walikota; 
 Pengelolaan Kawasan 
dikoordinasikan oleh 
Menteri 
 Kawasan Strategis Provinsi (KSP) 
 (dapat) mengacu kepada aturan 
RTRW Provinsi, yakni 
dilaksanakan oleh Gubernur, 
Badan setingkat, Bupati, 
Walikota KSP sesuai 
kewenangan yang ditetapkan 
oleh undang-undang 
 (dapat) dikoordinasikan oleh 
Gubernur 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 96
7 . P E N U T U P 
1. Sumber data; 
2. Kesimpulan dan 
Rekomendasi 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 97
7 . P E N U T U P 
7 . R e f e r e n s i & S u m b e r D a t a 
1) Peraturan Pemerintahan No 26 tentang 2008 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN); 
2) Peraturan Presiden No 28 tahun 2012 tentang RTR Pulau Jawa-Bali; 
3) Peraturan Daerah No 2 tahun 2011 RTRW Provinsi Banten; 
4) Peraturan Daerah No 6 tahun 2011 tentang RTRW Kota Serang; 
5) Peraturan Daerah No 32 tahun 2001 tentang Perlindungan Hak Ulayat Masyarakat Baduy; 
6) Materi Teknis RTRW Kabupaten Lebak; 
7) Biro Pusat Statistik 2013; 
8) Kota-kota pusaka dunia, www.worldheritagecities.com; 
9) Kota-kota pusaka indonesia, www.kotapusaka.com ; 
10) Undang-undang bangunan gedung (UU BG 28 2002); 
11) Kegiatan revitalisasi Banten Lama dan Baduy, Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi 
Banten; 
12) Bahan Presentasi KSP Banten Waterfront City, 2014; 
13) Bahan Presentasi Masterplan Banten Waterfront City, 2010; 
14) Yuliya Hasanah, Konflik Pemanfaatan Sumberdaya Tanah Ulayat Baduy Pada Kawasan Hutan 
Lindung, IPB, tahun 2008; 
15) Sumber lainnya. 
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 98
AKHIR KATA, 
MOHON MAAF JIKA ADA YANG TIDAK BERKENAN/SALAH KATA 
MOHON MASUKAN DAN SARAN 
GUNA MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 
KAWASAN KSP BANTEN LAMA & BADUY 
Kontak : 
: tiar.poerba@gmail.com 
081310418551 
99

More Related Content

What's hot

Permen PU No. 14 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
Permen PU No. 14 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan MinimalPermen PU No. 14 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
Permen PU No. 14 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan MinimalPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SerangRencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SerangPenataan Ruang
 
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...Penataan Ruang
 
Permendagri 45/2016 ttg Penetapan & Penegasan Batas Desa
Permendagri 45/2016 ttg Penetapan & Penegasan Batas DesaPermendagri 45/2016 ttg Penetapan & Penegasan Batas Desa
Permendagri 45/2016 ttg Penetapan & Penegasan Batas DesaRyadhi EthniCitizen
 
Tupoksi jabatan DINAS KEHUTANAN
Tupoksi jabatan DINAS KEHUTANANTupoksi jabatan DINAS KEHUTANAN
Tupoksi jabatan DINAS KEHUTANANJhon Blora
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
04. sinkronisasi urusan_pemerintahan_daerah_ii_kemendagri
04. sinkronisasi urusan_pemerintahan_daerah_ii_kemendagri04. sinkronisasi urusan_pemerintahan_daerah_ii_kemendagri
04. sinkronisasi urusan_pemerintahan_daerah_ii_kemendagriAdvisory Specialist for P2KP
 
Perda nomor 8 tahun 2015
Perda nomor 8 tahun 2015Perda nomor 8 tahun 2015
Perda nomor 8 tahun 2015muhfidzilla
 
Pedoman umum tata ruang perdesaan
Pedoman umum tata ruang perdesaanPedoman umum tata ruang perdesaan
Pedoman umum tata ruang perdesaanHerman Purba
 
Kebijakan Distribusi Kepegawaian sesuai UU No. 23 Tahun 2014
Kebijakan Distribusi Kepegawaian sesuai UU No. 23 Tahun 2014Kebijakan Distribusi Kepegawaian sesuai UU No. 23 Tahun 2014
Kebijakan Distribusi Kepegawaian sesuai UU No. 23 Tahun 201401112015
 
Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)
Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)
Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)Idham Halid
 
Perda nomor 9 tahun 2009 tentang sarpras, utilitas perumahan dan permukiman
Perda nomor 9 tahun 2009 tentang sarpras, utilitas perumahan dan permukimanPerda nomor 9 tahun 2009 tentang sarpras, utilitas perumahan dan permukiman
Perda nomor 9 tahun 2009 tentang sarpras, utilitas perumahan dan permukimanmuhfidzilla
 
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI JakartaMaster Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakartajoihot
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SurabayaRencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SurabayaPenataan Ruang
 
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...Deki Zulkarnain
 
Perda no 20 thn 2012
Perda no 20 thn 2012Perda no 20 thn 2012
Perda no 20 thn 2012rizkiriki12
 

What's hot (19)

Permen PU No. 14 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
Permen PU No. 14 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan MinimalPermen PU No. 14 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
Permen PU No. 14 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SerangRencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang
 
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...
 
Permendagri 45/2016 ttg Penetapan & Penegasan Batas Desa
Permendagri 45/2016 ttg Penetapan & Penegasan Batas DesaPermendagri 45/2016 ttg Penetapan & Penegasan Batas Desa
Permendagri 45/2016 ttg Penetapan & Penegasan Batas Desa
 
Tupoksi jabatan DINAS KEHUTANAN
Tupoksi jabatan DINAS KEHUTANANTupoksi jabatan DINAS KEHUTANAN
Tupoksi jabatan DINAS KEHUTANAN
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
 
04. sinkronisasi urusan_pemerintahan_daerah_ii_kemendagri
04. sinkronisasi urusan_pemerintahan_daerah_ii_kemendagri04. sinkronisasi urusan_pemerintahan_daerah_ii_kemendagri
04. sinkronisasi urusan_pemerintahan_daerah_ii_kemendagri
 
Monday's gerung
Monday's gerungMonday's gerung
Monday's gerung
 
Perda nomor 8 tahun 2015
Perda nomor 8 tahun 2015Perda nomor 8 tahun 2015
Perda nomor 8 tahun 2015
 
Pedoman umum tata ruang perdesaan
Pedoman umum tata ruang perdesaanPedoman umum tata ruang perdesaan
Pedoman umum tata ruang perdesaan
 
1 pendahuluan
1 pendahuluan1 pendahuluan
1 pendahuluan
 
Kebijakan Distribusi Kepegawaian sesuai UU No. 23 Tahun 2014
Kebijakan Distribusi Kepegawaian sesuai UU No. 23 Tahun 2014Kebijakan Distribusi Kepegawaian sesuai UU No. 23 Tahun 2014
Kebijakan Distribusi Kepegawaian sesuai UU No. 23 Tahun 2014
 
Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)
Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)
Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)
 
Perda nomor 9 tahun 2009 tentang sarpras, utilitas perumahan dan permukiman
Perda nomor 9 tahun 2009 tentang sarpras, utilitas perumahan dan permukimanPerda nomor 9 tahun 2009 tentang sarpras, utilitas perumahan dan permukiman
Perda nomor 9 tahun 2009 tentang sarpras, utilitas perumahan dan permukiman
 
Bab 7 rev 02
Bab 7 rev 02Bab 7 rev 02
Bab 7 rev 02
 
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI JakartaMaster Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SurabayaRencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya
 
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...
 
Perda no 20 thn 2012
Perda no 20 thn 2012Perda no 20 thn 2012
Perda no 20 thn 2012
 

Viewers also liked

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi BantenRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi BantenPenataan Ruang
 
Materi Teknis RTRW Kota Cilegon
Materi Teknis RTRW Kota CilegonMateri Teknis RTRW Kota Cilegon
Materi Teknis RTRW Kota Cilegonjoihot
 
CitySpeak X: Green City. Cool City: Evans Lu - A vision, a policy and a plan ...
CitySpeak X: Green City. Cool City: Evans Lu - A vision, a policy and a plan ...CitySpeak X: Green City. Cool City: Evans Lu - A vision, a policy and a plan ...
CitySpeak X: Green City. Cool City: Evans Lu - A vision, a policy and a plan ...DesigningHongKong
 
CitySpeak X: Green City. Cool City: Edward Ng - Urban heat and air ventilatio...
CitySpeak X: Green City. Cool City: Edward Ng - Urban heat and air ventilatio...CitySpeak X: Green City. Cool City: Edward Ng - Urban heat and air ventilatio...
CitySpeak X: Green City. Cool City: Edward Ng - Urban heat and air ventilatio...DesigningHongKong
 
Foto bendung di sumatera utara
Foto bendung di sumatera utaraFoto bendung di sumatera utara
Foto bendung di sumatera utaracha_asmarani
 
Peta pengembangan-pariwisata-banten
Peta pengembangan-pariwisata-bantenPeta pengembangan-pariwisata-banten
Peta pengembangan-pariwisata-bantenPrengky S
 
Profil Penataan Ruang Banten
Profil Penataan Ruang BantenProfil Penataan Ruang Banten
Profil Penataan Ruang Bantenzoronoazoro
 
Bab 3 rencana struktur ruang
Bab 3 rencana struktur ruangBab 3 rencana struktur ruang
Bab 3 rencana struktur ruangDeki Zulkarnain
 
Potensi Geografis Kabupaten Serang
Potensi Geografis Kabupaten SerangPotensi Geografis Kabupaten Serang
Potensi Geografis Kabupaten SerangAruni Chaerunisa
 
Paparan Usulan Bupati Tanjung Jabung timur pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Usulan Bupati Tanjung Jabung timur pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Paparan Usulan Bupati Tanjung Jabung timur pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Usulan Bupati Tanjung Jabung timur pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Panembahan Senopati Sudarmanto
 
Paparan Usulan Bupati Kerinci pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Usulan Bupati Kerinci pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Paparan Usulan Bupati Kerinci pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Usulan Bupati Kerinci pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Panembahan Senopati Sudarmanto
 
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi  MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi ACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
Persiapan proyek
Persiapan proyekPersiapan proyek
Persiapan proyekpoho
 
Lampiran raperda rtrw kota bandung (18.04.11)
Lampiran raperda rtrw kota bandung (18.04.11)Lampiran raperda rtrw kota bandung (18.04.11)
Lampiran raperda rtrw kota bandung (18.04.11)Ramadhani Pratama
 
BK 7210 Urban plan typology Rotterdam Zuid – ir. Evelien Brandes
BK 7210 Urban plan typology Rotterdam Zuid – ir. Evelien BrandesBK 7210 Urban plan typology Rotterdam Zuid – ir. Evelien Brandes
BK 7210 Urban plan typology Rotterdam Zuid – ir. Evelien Brandesjornvorn
 
Contoh proposal-proyek
Contoh proposal-proyekContoh proposal-proyek
Contoh proposal-proyekNighter Faris
 
Proposal Pengajuan pintu air
Proposal Pengajuan pintu airProposal Pengajuan pintu air
Proposal Pengajuan pintu airYuyun Sudrajat
 

Viewers also liked (20)

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi BantenRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten
 
Materi Teknis RTRW Kota Cilegon
Materi Teknis RTRW Kota CilegonMateri Teknis RTRW Kota Cilegon
Materi Teknis RTRW Kota Cilegon
 
CitySpeak X: Green City. Cool City: Evans Lu - A vision, a policy and a plan ...
CitySpeak X: Green City. Cool City: Evans Lu - A vision, a policy and a plan ...CitySpeak X: Green City. Cool City: Evans Lu - A vision, a policy and a plan ...
CitySpeak X: Green City. Cool City: Evans Lu - A vision, a policy and a plan ...
 
CitySpeak X: Green City. Cool City: Edward Ng - Urban heat and air ventilatio...
CitySpeak X: Green City. Cool City: Edward Ng - Urban heat and air ventilatio...CitySpeak X: Green City. Cool City: Edward Ng - Urban heat and air ventilatio...
CitySpeak X: Green City. Cool City: Edward Ng - Urban heat and air ventilatio...
 
Foto bendung di sumatera utara
Foto bendung di sumatera utaraFoto bendung di sumatera utara
Foto bendung di sumatera utara
 
Rao 2011
Rao 2011Rao 2011
Rao 2011
 
Peta pengembangan-pariwisata-banten
Peta pengembangan-pariwisata-bantenPeta pengembangan-pariwisata-banten
Peta pengembangan-pariwisata-banten
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanBab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluan
 
Profil Penataan Ruang Banten
Profil Penataan Ruang BantenProfil Penataan Ruang Banten
Profil Penataan Ruang Banten
 
Bab 3 rencana struktur ruang
Bab 3 rencana struktur ruangBab 3 rencana struktur ruang
Bab 3 rencana struktur ruang
 
Potensi Geografis Kabupaten Serang
Potensi Geografis Kabupaten SerangPotensi Geografis Kabupaten Serang
Potensi Geografis Kabupaten Serang
 
Paparan Usulan Bupati Tanjung Jabung timur pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Usulan Bupati Tanjung Jabung timur pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Paparan Usulan Bupati Tanjung Jabung timur pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Usulan Bupati Tanjung Jabung timur pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
 
Paparan Usulan Bupati Kerinci pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Usulan Bupati Kerinci pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Paparan Usulan Bupati Kerinci pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Usulan Bupati Kerinci pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
 
Diktat b-air
Diktat b-airDiktat b-air
Diktat b-air
 
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi  MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi
 
Persiapan proyek
Persiapan proyekPersiapan proyek
Persiapan proyek
 
Lampiran raperda rtrw kota bandung (18.04.11)
Lampiran raperda rtrw kota bandung (18.04.11)Lampiran raperda rtrw kota bandung (18.04.11)
Lampiran raperda rtrw kota bandung (18.04.11)
 
BK 7210 Urban plan typology Rotterdam Zuid – ir. Evelien Brandes
BK 7210 Urban plan typology Rotterdam Zuid – ir. Evelien BrandesBK 7210 Urban plan typology Rotterdam Zuid – ir. Evelien Brandes
BK 7210 Urban plan typology Rotterdam Zuid – ir. Evelien Brandes
 
Contoh proposal-proyek
Contoh proposal-proyekContoh proposal-proyek
Contoh proposal-proyek
 
Proposal Pengajuan pintu air
Proposal Pengajuan pintu airProposal Pengajuan pintu air
Proposal Pengajuan pintu air
 

Similar to Presentasi Draft Akhir KSP Baduy dan Banten Lama

Paparan Laporan Pendahuluan Pekerjaan Penyusunan RPI2JM 5 KSN (KSN PBTS ACEH-...
Paparan Laporan Pendahuluan Pekerjaan Penyusunan RPI2JM 5 KSN (KSN PBTS ACEH-...Paparan Laporan Pendahuluan Pekerjaan Penyusunan RPI2JM 5 KSN (KSN PBTS ACEH-...
Paparan Laporan Pendahuluan Pekerjaan Penyusunan RPI2JM 5 KSN (KSN PBTS ACEH-...TPRP Strategic Partner
 
Paparan Progres Pekerjaan Penyusunan RPI2JM 5 KSN (KSN PBTS ACEH-SUMUT, SULUT...
Paparan Progres Pekerjaan Penyusunan RPI2JM 5 KSN (KSN PBTS ACEH-SUMUT, SULUT...Paparan Progres Pekerjaan Penyusunan RPI2JM 5 KSN (KSN PBTS ACEH-SUMUT, SULUT...
Paparan Progres Pekerjaan Penyusunan RPI2JM 5 KSN (KSN PBTS ACEH-SUMUT, SULUT...TPRP Strategic Partner
 
1. Konsolidasi Awal RDTR Kab. Seruyan (24052021) Fin.pdf
1. Konsolidasi Awal RDTR Kab. Seruyan (24052021) Fin.pdf1. Konsolidasi Awal RDTR Kab. Seruyan (24052021) Fin.pdf
1. Konsolidasi Awal RDTR Kab. Seruyan (24052021) Fin.pdfNonaSugiharti1
 
Bahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptx
Bahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptxBahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptx
Bahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptxsrimuharrani2
 
Pra Desain ILBK_R16_Pringsewu Utara.pdf
Pra Desain ILBK_R16_Pringsewu Utara.pdfPra Desain ILBK_R16_Pringsewu Utara.pdf
Pra Desain ILBK_R16_Pringsewu Utara.pdfBagongBopeng
 
Bahan Paparan BPIW untuk CPNS PU-PR 2015
Bahan Paparan BPIW untuk CPNS PU-PR 2015Bahan Paparan BPIW untuk CPNS PU-PR 2015
Bahan Paparan BPIW untuk CPNS PU-PR 2015Aji Widyatmoko, ST
 
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Palopo
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota PalopoSlum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Palopo
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota PalopoBagus ardian
 
Resume Pelaksanaan New Site Development Kota Kendari
Resume Pelaksanaan New Site Development Kota KendariResume Pelaksanaan New Site Development Kota Kendari
Resume Pelaksanaan New Site Development Kota KendariBagus ardian
 
penyusuann rencana induk SRS Sumbu FIlosofi
penyusuann rencana induk SRS Sumbu FIlosofipenyusuann rencana induk SRS Sumbu FIlosofi
penyusuann rencana induk SRS Sumbu FIlosofiulin29
 
SPPR SDEW KOTA DEPOK.pptx
SPPR SDEW KOTA DEPOK.pptxSPPR SDEW KOTA DEPOK.pptx
SPPR SDEW KOTA DEPOK.pptxArifinSuzanto1
 
Rancangan Akhir RKPD 2013
Rancangan Akhir RKPD 2013Rancangan Akhir RKPD 2013
Rancangan Akhir RKPD 2013Brhu Corp
 
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.docbambang480612
 
Identifikasi infrastruktur dasar kawasan pesisir kabupaten ketapang
Identifikasi infrastruktur dasar kawasan pesisir kabupaten ketapangIdentifikasi infrastruktur dasar kawasan pesisir kabupaten ketapang
Identifikasi infrastruktur dasar kawasan pesisir kabupaten ketapangNunung Muhammad
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanBab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanmuhfidzilla
 
Pengaturan dan pedoman masa transisi pelaksanaan uu desa tnp2 k (bahan disk...
Pengaturan dan pedoman masa transisi pelaksanaan uu desa   tnp2 k (bahan disk...Pengaturan dan pedoman masa transisi pelaksanaan uu desa   tnp2 k (bahan disk...
Pengaturan dan pedoman masa transisi pelaksanaan uu desa tnp2 k (bahan disk...keuangandesa
 
Masa transisi pelaksanaan uu desa pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...
Masa transisi pelaksanaan uu desa   pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...Masa transisi pelaksanaan uu desa   pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...
Masa transisi pelaksanaan uu desa pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...keuangandesa
 
Expose lapdul rtbl cbd cikarang pusat bekasi 2014
Expose lapdul rtbl cbd cikarang pusat bekasi 2014Expose lapdul rtbl cbd cikarang pusat bekasi 2014
Expose lapdul rtbl cbd cikarang pusat bekasi 2014Obie Donk Ach
 
KONSEP DAN SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA.ppt
KONSEP DAN SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA.pptKONSEP DAN SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA.ppt
KONSEP DAN SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA.pptAndiQuKhaMappatoba
 

Similar to Presentasi Draft Akhir KSP Baduy dan Banten Lama (20)

Paparan Laporan Pendahuluan Pekerjaan Penyusunan RPI2JM 5 KSN (KSN PBTS ACEH-...
Paparan Laporan Pendahuluan Pekerjaan Penyusunan RPI2JM 5 KSN (KSN PBTS ACEH-...Paparan Laporan Pendahuluan Pekerjaan Penyusunan RPI2JM 5 KSN (KSN PBTS ACEH-...
Paparan Laporan Pendahuluan Pekerjaan Penyusunan RPI2JM 5 KSN (KSN PBTS ACEH-...
 
Paparan Progres Pekerjaan Penyusunan RPI2JM 5 KSN (KSN PBTS ACEH-SUMUT, SULUT...
Paparan Progres Pekerjaan Penyusunan RPI2JM 5 KSN (KSN PBTS ACEH-SUMUT, SULUT...Paparan Progres Pekerjaan Penyusunan RPI2JM 5 KSN (KSN PBTS ACEH-SUMUT, SULUT...
Paparan Progres Pekerjaan Penyusunan RPI2JM 5 KSN (KSN PBTS ACEH-SUMUT, SULUT...
 
1. Konsolidasi Awal RDTR Kab. Seruyan (24052021) Fin.pdf
1. Konsolidasi Awal RDTR Kab. Seruyan (24052021) Fin.pdf1. Konsolidasi Awal RDTR Kab. Seruyan (24052021) Fin.pdf
1. Konsolidasi Awal RDTR Kab. Seruyan (24052021) Fin.pdf
 
Kerangka acuan kerja
Kerangka acuan kerjaKerangka acuan kerja
Kerangka acuan kerja
 
Bahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptx
Bahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptxBahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptx
Bahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptx
 
Pra Desain ILBK_R16_Pringsewu Utara.pdf
Pra Desain ILBK_R16_Pringsewu Utara.pdfPra Desain ILBK_R16_Pringsewu Utara.pdf
Pra Desain ILBK_R16_Pringsewu Utara.pdf
 
Bahan Paparan BPIW untuk CPNS PU-PR 2015
Bahan Paparan BPIW untuk CPNS PU-PR 2015Bahan Paparan BPIW untuk CPNS PU-PR 2015
Bahan Paparan BPIW untuk CPNS PU-PR 2015
 
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Palopo
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota PalopoSlum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Palopo
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Palopo
 
1 pendahuluan
1 pendahuluan1 pendahuluan
1 pendahuluan
 
Resume Pelaksanaan New Site Development Kota Kendari
Resume Pelaksanaan New Site Development Kota KendariResume Pelaksanaan New Site Development Kota Kendari
Resume Pelaksanaan New Site Development Kota Kendari
 
penyusuann rencana induk SRS Sumbu FIlosofi
penyusuann rencana induk SRS Sumbu FIlosofipenyusuann rencana induk SRS Sumbu FIlosofi
penyusuann rencana induk SRS Sumbu FIlosofi
 
SPPR SDEW KOTA DEPOK.pptx
SPPR SDEW KOTA DEPOK.pptxSPPR SDEW KOTA DEPOK.pptx
SPPR SDEW KOTA DEPOK.pptx
 
Rancangan Akhir RKPD 2013
Rancangan Akhir RKPD 2013Rancangan Akhir RKPD 2013
Rancangan Akhir RKPD 2013
 
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc
 
Identifikasi infrastruktur dasar kawasan pesisir kabupaten ketapang
Identifikasi infrastruktur dasar kawasan pesisir kabupaten ketapangIdentifikasi infrastruktur dasar kawasan pesisir kabupaten ketapang
Identifikasi infrastruktur dasar kawasan pesisir kabupaten ketapang
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanBab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluan
 
Pengaturan dan pedoman masa transisi pelaksanaan uu desa tnp2 k (bahan disk...
Pengaturan dan pedoman masa transisi pelaksanaan uu desa   tnp2 k (bahan disk...Pengaturan dan pedoman masa transisi pelaksanaan uu desa   tnp2 k (bahan disk...
Pengaturan dan pedoman masa transisi pelaksanaan uu desa tnp2 k (bahan disk...
 
Masa transisi pelaksanaan uu desa pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...
Masa transisi pelaksanaan uu desa   pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...Masa transisi pelaksanaan uu desa   pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...
Masa transisi pelaksanaan uu desa pengaturan dan pedoman - tnp2 k (bahan di...
 
Expose lapdul rtbl cbd cikarang pusat bekasi 2014
Expose lapdul rtbl cbd cikarang pusat bekasi 2014Expose lapdul rtbl cbd cikarang pusat bekasi 2014
Expose lapdul rtbl cbd cikarang pusat bekasi 2014
 
KONSEP DAN SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA.ppt
KONSEP DAN SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA.pptKONSEP DAN SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA.ppt
KONSEP DAN SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA.ppt
 

More from TPRP Strategic Partner

Kajian Peraturan Kebijakan Terkait Dokumen Investasi Pengusahaan Infrastruktu...
Kajian Peraturan Kebijakan Terkait Dokumen Investasi Pengusahaan Infrastruktu...Kajian Peraturan Kebijakan Terkait Dokumen Investasi Pengusahaan Infrastruktu...
Kajian Peraturan Kebijakan Terkait Dokumen Investasi Pengusahaan Infrastruktu...TPRP Strategic Partner
 
Paparan Rapat Koordinasi Konsultan Manajemen Wilayah Pendampingan (KMW-P) Pen...
Paparan Rapat Koordinasi Konsultan Manajemen Wilayah Pendampingan (KMW-P) Pen...Paparan Rapat Koordinasi Konsultan Manajemen Wilayah Pendampingan (KMW-P) Pen...
Paparan Rapat Koordinasi Konsultan Manajemen Wilayah Pendampingan (KMW-P) Pen...TPRP Strategic Partner
 
Training of Trainers (TOT) PELAKSANAAN KEGIATAN PENGELOLAAN DATA DAN SISTEM I...
Training of Trainers (TOT) PELAKSANAAN KEGIATAN PENGELOLAAN DATA DAN SISTEM I...Training of Trainers (TOT) PELAKSANAAN KEGIATAN PENGELOLAAN DATA DAN SISTEM I...
Training of Trainers (TOT) PELAKSANAAN KEGIATAN PENGELOLAAN DATA DAN SISTEM I...TPRP Strategic Partner
 
PENYUSUNAN DOKUMEN REKOMENDASI TEKNIS KELAYAKAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN LABO...
PENYUSUNAN DOKUMEN REKOMENDASI TEKNIS KELAYAKAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN LABO...PENYUSUNAN DOKUMEN REKOMENDASI TEKNIS KELAYAKAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN LABO...
PENYUSUNAN DOKUMEN REKOMENDASI TEKNIS KELAYAKAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN LABO...TPRP Strategic Partner
 
Optimalisasi lokasi retail_menggunakan_gis
Optimalisasi lokasi retail_menggunakan_gisOptimalisasi lokasi retail_menggunakan_gis
Optimalisasi lokasi retail_menggunakan_gisTPRP Strategic Partner
 
Presentasi akhir monitoring dan evaluasi peraturan daerah bangunan gedung di ...
Presentasi akhir monitoring dan evaluasi peraturan daerah bangunan gedung di ...Presentasi akhir monitoring dan evaluasi peraturan daerah bangunan gedung di ...
Presentasi akhir monitoring dan evaluasi peraturan daerah bangunan gedung di ...TPRP Strategic Partner
 
Presentasi akhir monitoring dan evaluasi penyelenggaraan bangunan gedung di i...
Presentasi akhir monitoring dan evaluasi penyelenggaraan bangunan gedung di i...Presentasi akhir monitoring dan evaluasi penyelenggaraan bangunan gedung di i...
Presentasi akhir monitoring dan evaluasi penyelenggaraan bangunan gedung di i...TPRP Strategic Partner
 
Laporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesia
Laporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesiaLaporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesia
Laporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesiaTPRP Strategic Partner
 
Bahan Presentasi Pelabuhan Multifungsi Tanjung Geliga Free Trade Zone Indonesia
Bahan Presentasi Pelabuhan Multifungsi Tanjung Geliga Free Trade Zone IndonesiaBahan Presentasi Pelabuhan Multifungsi Tanjung Geliga Free Trade Zone Indonesia
Bahan Presentasi Pelabuhan Multifungsi Tanjung Geliga Free Trade Zone IndonesiaTPRP Strategic Partner
 
Buku Penyepakatan Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka ...
Buku Penyepakatan Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka ...Buku Penyepakatan Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka ...
Buku Penyepakatan Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka ...TPRP Strategic Partner
 
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KAWASAN PERKOTAAN MA...
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KAWASAN PERKOTAAN MA...RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KAWASAN PERKOTAAN MA...
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KAWASAN PERKOTAAN MA...TPRP Strategic Partner
 

More from TPRP Strategic Partner (12)

Kajian Peraturan Kebijakan Terkait Dokumen Investasi Pengusahaan Infrastruktu...
Kajian Peraturan Kebijakan Terkait Dokumen Investasi Pengusahaan Infrastruktu...Kajian Peraturan Kebijakan Terkait Dokumen Investasi Pengusahaan Infrastruktu...
Kajian Peraturan Kebijakan Terkait Dokumen Investasi Pengusahaan Infrastruktu...
 
Paparan Rapat Koordinasi Konsultan Manajemen Wilayah Pendampingan (KMW-P) Pen...
Paparan Rapat Koordinasi Konsultan Manajemen Wilayah Pendampingan (KMW-P) Pen...Paparan Rapat Koordinasi Konsultan Manajemen Wilayah Pendampingan (KMW-P) Pen...
Paparan Rapat Koordinasi Konsultan Manajemen Wilayah Pendampingan (KMW-P) Pen...
 
Training of Trainers (TOT) PELAKSANAAN KEGIATAN PENGELOLAAN DATA DAN SISTEM I...
Training of Trainers (TOT) PELAKSANAAN KEGIATAN PENGELOLAAN DATA DAN SISTEM I...Training of Trainers (TOT) PELAKSANAAN KEGIATAN PENGELOLAAN DATA DAN SISTEM I...
Training of Trainers (TOT) PELAKSANAAN KEGIATAN PENGELOLAAN DATA DAN SISTEM I...
 
PENYUSUNAN DOKUMEN REKOMENDASI TEKNIS KELAYAKAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN LABO...
PENYUSUNAN DOKUMEN REKOMENDASI TEKNIS KELAYAKAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN LABO...PENYUSUNAN DOKUMEN REKOMENDASI TEKNIS KELAYAKAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN LABO...
PENYUSUNAN DOKUMEN REKOMENDASI TEKNIS KELAYAKAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN LABO...
 
Optimalisasi lokasi retail_menggunakan_gis
Optimalisasi lokasi retail_menggunakan_gisOptimalisasi lokasi retail_menggunakan_gis
Optimalisasi lokasi retail_menggunakan_gis
 
Presentasi akhir monitoring dan evaluasi peraturan daerah bangunan gedung di ...
Presentasi akhir monitoring dan evaluasi peraturan daerah bangunan gedung di ...Presentasi akhir monitoring dan evaluasi peraturan daerah bangunan gedung di ...
Presentasi akhir monitoring dan evaluasi peraturan daerah bangunan gedung di ...
 
Presentasi akhir monitoring dan evaluasi penyelenggaraan bangunan gedung di i...
Presentasi akhir monitoring dan evaluasi penyelenggaraan bangunan gedung di i...Presentasi akhir monitoring dan evaluasi penyelenggaraan bangunan gedung di i...
Presentasi akhir monitoring dan evaluasi penyelenggaraan bangunan gedung di i...
 
Training and city learning
Training and city learningTraining and city learning
Training and city learning
 
Laporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesia
Laporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesiaLaporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesia
Laporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesia
 
Bahan Presentasi Pelabuhan Multifungsi Tanjung Geliga Free Trade Zone Indonesia
Bahan Presentasi Pelabuhan Multifungsi Tanjung Geliga Free Trade Zone IndonesiaBahan Presentasi Pelabuhan Multifungsi Tanjung Geliga Free Trade Zone Indonesia
Bahan Presentasi Pelabuhan Multifungsi Tanjung Geliga Free Trade Zone Indonesia
 
Buku Penyepakatan Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka ...
Buku Penyepakatan Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka ...Buku Penyepakatan Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka ...
Buku Penyepakatan Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka ...
 
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KAWASAN PERKOTAAN MA...
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KAWASAN PERKOTAAN MA...RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KAWASAN PERKOTAAN MA...
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KAWASAN PERKOTAAN MA...
 

Presentasi Draft Akhir KSP Baduy dan Banten Lama

  • 1. PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DINAS BINA MARGA DAN TATA RUANG BIDANG PENATAAN RUANG WILAYAH DAN KAWASAN SEKSI PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG PRESENTASI LAPORAN DRAF AKHIR 25 November, 2014 Disampaikan di Serang, Banten OlehTim KSP Banten Lama dan Baduy 1
  • 2. MATERI PEMBAHASAN 1. Pendahuluan 2. Kebijakan Tata Ruang Terkait KSP 3. Nilai Strategis KSP, Isu Dan Deliniasi 4. Tujakstra Dan Konsep Pengembangan 5. Arahan Pemanfaatan Dan Pengendalian Ruang 6. Arahan Perijinan, Insentif/Dis, Aturan Sanksi 7. Penutup Dinas Bina Marga danTata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 2
  • 3. 1. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Maksud 3. Tujuan 4. Ruang Lingkup Wilayah 5. Ruang Lingkup Pekerjaan 6. Keluaran 7. Tata Cara Penyusunan KSP Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 3
  • 4. 1 . P E N D A H U L U A N 1 . L a t a r B e l a k a n g 1. Undang-Undang No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah dijelaskan bahwa urusan pemeritahan konkuren yang menjadi kewenangan daerah terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan; Urusan Pemerintahan Wajib terdiri atas Urusan Pemerintahan yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar. Sesuai Pasal 12, Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar salah satunya meliputi Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang; Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman. 2. sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, agar otonomi daerah dapat dilaksanakan sejalan dengan tujuan yang hendak di capai, maka pemerintah wajib melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pengaturan, perencanaan, pemanfaatan, pelaksanaan; 3. Dalam rangka perwujudan pengembangan KSP secara efisien dan efektif yang penyusunan rencana tata ruang (RTR)-nya diamanatkan oleh peraturan daerah provinsi tentang rencana tata ruang wilayah (RTRW) provinsi, perlu suatu proses perencanaan untuk masing-masing KSP secara baik dan benar serta implementasi RTR KSP yang disepakati oleh semua pemangku kepentingan di daerah.; 4. Kawasan Strategis Provinsi selanjutnya disingkat KSP adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau Lingkungan. 5. Kawasan Banten Lama – Kasemen dan Kawasan Permukiman Masyarakat Adat Baduy – Leuwidamar merupakan salah satu Kawasan Strategis Provinsi yang telah ditetapkan di dalam RTRW Provinsi Tahun 2010-2030 dengan kepentingan sosial budaya yang lokasi wilayahnya berada di Kota Serang dan Kabupaten Lebak yang mendapat perhatian khusus di tahun 2014; Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 4
  • 5. 1 . P E N D A H U L U A N 2 . M a k s u d Adapun maksud dari pekerjaan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi sebagai arahan yang diperuntukkan sebagai alat penertiban penataan ruang, dimaksudkan untuk mendapatkan: 1. Indikasi arahan peraturan zonasi, 2. Arahan perizinan, 3. Arahan insentif dan disinsentif, serta 4. Arahan sanksi dalam rangka perwujudan rencana tata ruang wilayah provinsi. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 5
  • 6. 1 . P E N D A H U L U A N 3 . T u j u a n Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pekerjaan ini sebagai berikut : 1. Menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang wilayah provinsi; 2. Menghindari penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang; 3. Menjaga keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang; 4. Sebagai alat pengendali pengembangan kawasan; 5. Mencegah dampak pembangunan yang merugikan; dan 6. Melindungi kepentingan umum. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 6
  • 7. 1 . P E N D A H U L U A N 4 . R u a n g L i n g k u p W i l a y a h Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 7 Wilayah studi dalam kegiatan Penyusunan Teknis Arahan Zonasi, Pengaturan Perijinan, Insentif dan Disinsentif, dan Pengaturan sanksi Administratif Kawasan Strategis Provinsi Sudut Pandang Sosial Budaya pada 1. Kawasan Banten Lama di Kota Serang; dan 2. Kawasan Masyarakat Adat Baduy – Leuwidamar di Kabupaten Lebak. 1 2 Sumber: Perda No 2 Tahun 2011 tentang RTRW Provinsi Banten 2030
  • 8. 1 . P E N D A H U L U A N 5 . R u a n g L i n g k u p P e k e r j a a n Ruang lingkup kegiatan ini meliputi : 1. Penentuan deliniasi KSP Banten Lama dan Baduy; 2. Identifikasi fokus Penanganan KSP Banten Lama dan Baduy; 3. Konsep tujuan, kebijakan dan strategi pengembangan KSP Banten Lama dan Baduy; 4. Penyusunan arahan pemanfaatan ruang KSP Banten Lama dan Baduy; 5. Penyusunan pengendalian pemanfaatan ruang KSP Banten Lama dan Baduy; 6. Konsep pengelolaan kawasan; 7. Hak, kewajiban dan peran serta masyarakat. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 8
  • 9. 1 . P E N D A H U L U A N 6 . K e l u a r a n P e k e r j a a n Keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah berupa laporan yang berisikan tentang : 1. Dokumen Penyusunan Teknis Arahan Zonasi, Pengaturan Perijinan,Insentif dan Disinsentif, dan Pengaturan sanksi Administratif Kawasan Strategis Provinsi Sudut Pandang Sosial Budaya (Kawasan Banten Lama – Kasemen & Kawasan Masyarakat Adat Baduy – Leuwidamar). 2. Data dan Analisis Kajian beserta Laporan Ringkasan. 3. Album Peta Wilayah Studi. 4. 1 (satu) Dokumen Laporan Materi Teknis Arahan Zonasi, Pengaturan Perijinan,Insentif dan Disinsentif, dan Pengaturan sanksi Administratif Kawasan Banten Lama – Kasemen & Kawasan Masyarakat Adat Baduy – Leuwidamar. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 9
  • 10. 1 . P E N D A H U L U A N 7 . T a t a C a r a P e n y u s u n a n K S P Sumber: Draf Pedoman Penyusunan RTR KSP Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 10
  • 11. 1 . P E N D A H U L U A N 7 . A r a h a n P e r a t u r a n Z o n a s i K S P Sumber: Draf Pedoman Penyusunan RTR KSP Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 11
  • 12. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 1. RTRW Provinsi Banten 2. RTRW Kota Serang 3. RTRW Kab. Lebak Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 12
  • 13. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 1 . R T R W P r o v i n s i B a n t e n RENCANA STRUKTUR RUANG PROVINSI BANTEN Terkait KSP BANTEN LAMA (KOTA SERANG) 1. Sistem Pusat Pelayanan • Pusat Kegiatan Nasional (PKN) 2. Sistem Transportasi • Jalan Nasional Merak – Cilegon – Serang – Tangerang – Batas DKI Jakarta, Merak – Cilegon – Ciwandan – Anyer – Carita – Labuan – Panimbang –Cigeulis – Cibaliung – Muarabinuangeun – Malingping – Simpang – Bayah –Cisolok – batas Provinsi Jawa Barat • Jalan ‘Ring Utara’ pada ruas Pantura Bojonegara – Banten Lama – Tirtayasa – Kronjo – Mauk – Teluknaga – Bandara Soekarno Hatta. • Jalan kolektor primer di Provinsi Banten meliputi Merak – Suralaya – Pulo Ampel Bojonegara – Cilegon, Tangerang – Bandara Soekarno Hatta • Jaringan jalan tol/bebas hambatan antar kota di Provinsi Banten meliputi Jembatan Selat Sunda, Tangerang – Merak, Cilegon – Bojonegara, Serpong – Tigaraksa – Balaraja, Balaraja – Teluknaga – Bandara Soekarno Hatta (Lingkar Utara). • Pelabuhan Lainnya (PP) • Terminal Tipe A (Pakupatan) • Terminal Tipe B (Cipocokjaya dan Tanara) • Pengembangan Terminal Pariwisata di Banten Lama • Jaringan Rel KA ; • Stasiun Tonjong Baru – Pelabuhan Bojonegara, Serpong – Tangerang – Bandara Soekarno Hatta, Lintas Serang – Cikande – Cikupa – Serpong, dan Manggarai – Bandara Soekarno Hatta. • Cilegon – Serang – Pandeglang – Rangkasbitung (CISEPARANG). • lintas Merak – Cilegon – Serang – Tangerang – Jakarta • Terminal Khusus pariwisata/pertanian/industri • Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) di Karangantu 3. Sistem Jaringan Energi • Gardu Induk (GI) 150 kV (1 Unit) • SUTET 500 kV (2 Line) • Rencana Jaringan Distribusi Gas; Kota Cilegon, Kota Serang,Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 13
  • 14. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 1 . R T R W P r o v i n s i B a n t e n …..Sambungan Struktur Ruang Provinsi 1. Jaringan Telekomunikasi berupa Teresterial dan Satelit 2. Jaringan Sumber Daya Air; Berupa Bendungan Sindangheula di Kabupaten Serang. 3. Jaringan Sumber Daya Air; • Cekungan Air Tanah (CAT) Serang-Tangerang. • Cekungan Air Tanah (CAT) Rawa Danau di Serang-Pandeglang. • Bendungan Cidanau di Kabupaten Serang • Berupa Bendungan Sindangheula di Kabupaten Serang. • WS Cidanau – Ciujung – Cidurian – Cisadane – Ciliwung – Citarum (lintas provinsi). 2. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Regional; • TPST Bojong Menteng di Kabupaten Serang yang dikelola bersama Kota Serang RENCANA POLA RUANG PROVINSI BANTEN Terkait KSP BANTEN LAMA (KOTA SERANG) POLA RUANG ADA/TDK KAWASAN LINDUNG KawasanHutan Lindung X Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya X Kawasan Perlindungan Setempat; Berupa Danau dan Sempadan Pantai √ Kawasan Cagar Alam Pulau Dua seluas kurang lebih 30 Ha (0,003%) dari luas Provinsi Banten √ Kawasan cagar Budaya, Situs Banten Lama; 1. Pelestarian bangunan gedung dan/atau lingkungan cagar budaya di Situs Kota Lama Banten; 2. Benteng Speelwijk; 3. Makam Keraton Kesultanan Banten. √ Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 14
  • 15. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 1 . R T R W P r o v i n s i B a n t e n sambungan….RENCANA POLA RUANG PROVINSI BANTEN Terkait KSP BANTEN LAMA (KOTA SERANG) POLA RUANG ADA/TDK Kawasan cagar Budaya, Situs Banten Lama; 1. Pelestarian bangunan gedung dan/atau lingkungan cagar budaya di Situs Kota Lama Banten; 2. Benteng Speelwijk; 3. Makam Keraton Kesultanan Banten. √ Kawasan Rawan Tsunami √ KAWASAN BUDIDAYA Hutan Produksi X Pertanian; kawasan budi daya tanaman pangan √ Perkebunan; kawasan budidaya lahan kering √ Perikanan; kawasan budi daya perikanan, kawasan pengolahan ikan, dan mengembangkan minapolitan √ Pertambangan X Industri; Industri Kecil √ Pariwisata; Kawasan Wisata Budaya Banten Lama; √ Permukiman √ Kawasan Strategis Provinsi (KSP); 1. Banten Water Front City di Kota Serang; 2. Kawasan Sport City di Kota Serang; 3. KP3B (Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten) di Kota Serang; 4. Kawasan Situs Banten Lama di Kota Serang; √ Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 15
  • 16. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 1 . R T R W P r o v i n s i B a n t e n RENCANA STRUKTUR RUANG PROVINSI BANTEN Terkait KSP MASYARAKAT ADAT BADUY 1. Sistem Pusat Pelayanan • Pusat KegiatanWilayah (PKW) Kawasan Perkotaan Rangkasbitung 2. Sistem Transportasi • Jalan NasionalMerak – Cilegon – Serang – Tangerang – Batas DKI Jakarta, Merak – Cilegon – Ciwandan – Anyer – Carita – Labuan – Panimbang –Cigeulis – Cibaliung – Muarabinuangeun – Malingping – Simpang – Bayah –Cisolok – batas Provinsi Jawa Barat • Jalan kolektor primer di Provinsi Banten meliputi Merak – Suralaya – Pulo Ampel Bojonegara – Cilegon, Tangerang – Bandara Soekarno Hatta, Labuan – Saketi – Pandeglang – Rangkasbitung – Cipanas – batas Provinsi Jawa Barat. • Usulan jalan bebas hambatan prospektif (bersyarat)/jalan strategis nasional prospektif Kragilan (Kabupaten Serang) –Warunggunung (Kabupaten Lebak) – Panimbang (Kabupaten Pandeglang) – Bandar Udara Banten Selatan • Jaringan jalan provinsi pada ruas Bayah – Cikotok – Citorek – Majasari – Cigelung – Rangkasbitung – Kopo – Cisoka – Tigaraksa – Serpong untuk mewujudkan pengembangan jaringan jalan ‘Ring Selatan- Timur’ Provinsi Banten. • jaringan jalan pada ruas Pontang – Ciruas –Warung Gunung – Gunung Kencana – Malingping, ruasWarung Gunung – Cipanas, Rangkasbitung – Citeras – Tigaraksa untuk melengkapi perwujudan pengembangan jaringan jalan ‘cincin’ Provinsi Banten. • jaringan jalan provinsi dan kabupaten pada ruas Panimbang – Angsana – Munjul – Cikeusik – Muarabinuangeun, Panimbang – Citeureup – Banyuasih – Cimanggu – Cigeulis –Wanasalam– Malingping, Citeurep – Cibaliung – Cikeusik –Wanasalam– Malingping, Bayah – Cilograng – Cibareno – batas Provinsi Jawa Barat untuk akses penghubung dan sekaligus pengembangan wilayah Banten Selatan. • Terminal Tipe A (Kaduagung) • Terminal Tipe B (Rangkasbitung, Bayah dan Malingping) • Jaringan Rel KA ; • Cilegon – Serang – Pandeglang – Rangkasbitung (CISEPARANG). Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 16
  • 17. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 1 . R T R W P r o v i n s i B a n t e n RENCANA STRUKTUR RUANG PROVINSI BANTEN Terkait KSP MASYARAKAT ADAT BADUY 1. Sistem Pusat Pelayanan • Pusat KegiatanWilayah (PKW) Kawasan Perkotaan Rangkasbitung 2. Sistem Transportasi • Jalan NasionalMerak – Cilegon – Serang – Tangerang – Batas DKI Jakarta, Merak – Cilegon – Ciwandan – Anyer – Carita – Labuan – Panimbang –Cigeulis – Cibaliung – Muarabinuangeun – Malingping – Simpang – Bayah –Cisolok – batas Provinsi Jawa Barat • Jalan kolektor primer di Provinsi Banten meliputi Merak – Suralaya – Pulo Ampel Bojonegara – Cilegon, Tangerang – Bandara Soekarno Hatta, Labuan – Saketi – Pandeglang – Rangkasbitung – Cipanas – batas Provinsi Jawa Barat. • Usulan jalan bebas hambatan prospektif (bersyarat)/jalan strategis nasional prospektif Kragilan (Kabupaten Serang) –Warunggunung (Kabupaten Lebak) – Panimbang (Kabupaten Pandeglang) – Bandar Udara Banten Selatan • Jaringan jalan provinsi pada ruas Bayah – Cikotok – Citorek – Majasari – Cigelung – Rangkasbitung – Kopo – Cisoka – Tigaraksa – Serpong untukmewujudkan pengembangan jaringan jalan ‘Ring Selatan- Timur’ Provinsi Banten. • jaringan jalan pada ruas Pontang – Ciruas –Warung Gunung – Gunung Kencana – Malingping, ruasWarung Gunung – Cipanas, Rangkasbitung – Citeras – Tigaraksa untuk melengkapi perwujudan pengembangan jaringan jalan ‘cincin’ Provinsi Banten. • jaringan jalan provinsi dan kabupaten pada ruas Panimbang – Angsana – Munjul – Cikeusik – Muarabinuangeun, Panimbang – Citeureup – Banyuasih – Cimanggu – Cigeulis –Wanasalam– Malingping, Citeurep – Cibaliung – Cikeusik –Wanasalam– Malingping, Bayah – Cilograng – Cibareno – batas Provinsi Jawa Barat untuk akses penghubung dan sekaligus pengembangan wilayah Banten Selatan. • Terminal Tipe A (Kaduagung) • Terminal Tipe B (Rangkasbitung, Bayah dan Malingping) • Jaringan Rel KA ; • Cilegon – Serang – Pandeglang – Rangkasbitung (CISEPARANG). Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 17
  • 18. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 1 . R T R W P r o v i n s i B a n t e n RENCANA STRUKTUR RUANG PROVINSI BANTEN Terkait KSP MASYARAKAT ADAT BADUY 1. Sistem Pusat Pelayanan • Pusat KegiatanWilayah (PKW) Kawasan Perkotaan Rangkasbitung 2. Sistem Transportasi • Jaringan Rel KA ; • Cilegon – Serang – Pandeglang – Rangkasbitung (CISEPARANG). • Jaringan prasarana kereta api regional yang menghubungkan pada kawasan wisata di wilayah Banten Selatan antara lain melakukan pembangunan kembali jaringan prasarana ka yang tidak dioperasikan pada lintas Labuan – Saketi – Malingping – Bayah, Saketi – Rangkasbitung, dan lintas Ciwandan – Anyer Kidul. • Stasiun KA Rangkasbitung (Kab Lebak) • Pelabuhan Laut Pengumpan (PR); • Pelabuhan Bayah dan Pelabuhan Muarabinuangeun • Pelabuhan Perikanan (Kewenangan Provinsi) PPI Binuangeun 3. Sistem Jaringan Energi • SUTT 150 kV • SUTT 20 kV utk kawasan yang belum terlayani 4. Jaringan Telekomunikasi berupa Teresterial dan Satelit serta BTS 5. Jaringan Sumber Daya Air; • Berupa Bendungan Karian di Kabupaten Lebak untuk pemenuhan kebutuhan air baku di wilayah Kab Lebak, Kab Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangsel; • Bendungan Pasir Kopo, untuk kebutuhan pertanian; • Bendung Ciliman, untuk kebutuhan pertanian; • Situ/waduk/danau/rawa untuk kolampenyimpanan. • Daerah Irigasi Cibinuangeun di Kabupaten Lebak, luas areal 2.570 Ha; • Daerah Irigasi Cikoncang di Kabupaten Lebak, luas areal 1.805 Ha; • Daerah Irigasi Cilangkahan I di Kabupaten Lebak, luas areal 1.796 Ha; • WS Cibaliung – Cisawarna; • WS Cidanau – Ciujung – Cidurian – Cisadane – Ciliwung – Citarum (lintas provinsi). Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 18
  • 19. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 1 . R T R W P r o v i n s i B a n t e n …..Sambungan Struktur Ruang Provinsi 2. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Regional; • TPST Bojong Menteng di Kabupaten Serang yang dikelola bersama Kota Serang RENCANA POLA RUANG PROVINSI BANTEN Terkait KSP MASYARAKAT ADA BADUY POLA RUANG ADA/TDK KAWASAN LINDUNG KawasanHutan Lindung √ Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya (Kec. Cipanas dan Kec. Cibeber) √ Kawasan Perlindungan Setempat; Berupa Sempadan Pantai dan sekitar danau √ Kawasan Cagar Alam Pulau Dua seluas kurang lebih 30 Ha (0,003%) dari luas Provinsi Banten √ Kawasan Taman Nasional; Taman Nasional Gunung Halimun-Salak √ Kawasan Cagar Budaya; KawasanHak Ulayat Masyarakat Baduy seluas kurang lebih 5.137 Ha (0,59%) dari luas Provinsi Banten yang terdapat di Kabupaten Lebak; √ Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 19
  • 20. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 1 . R T R W P r o v i n s i B a n t e n sambungan….RENCANA POLA RUANG PROVINSI BANTEN Terkait KSP BANTEN LAMA (KOTA SERANG) POLA RUANG ADA/TDK Kawasan Rawan Bencana Banjir; DAS Ciujung dan DAS Cibinuangeun √ Kawasan Rawan Tsunami; Pantai Selatan √ Kawasan Rawan Gerakan Tanah; Kecamatan Cigemblong; Kecamatan Lebak Gedong; Kecamatan Sobang; Kecamatan Cibeber; Kecamatan Panggarangan √ KAWASAN BUDIDAYA Hutan Produksi √ Pertanian; kawasan budi daya tanaman pangan; budidaya tanaman holtikultura dan pertanian pangan berkelanjutan √ Perkebunan; kawasan budidaya lahan kering √ Perikanan; kawasan budi daya perikanan, kawasan pengolahan ikan, dan mengembangkan minapolitan √ 1. PertambanganEmas; Desa Cikotok; Desa Warung Banten; Desa Lebak Situ; Desa Sinargalih; Desa Cimancak; Desa Sukamulya; Desa Cidikit; Desa Citorek; Desa Cikate; Desa Kanekes; Desa Guradog; Desa Bojongmani; Desa Caringin; Desa Gunung Kendang; dan Desa Bulakan. 2. Pertambangan Batu Bara; Desa Cihara/Cimandiri; Desa Darmasar, dan Desa Bojongmanik. 3. Pertambangan Panas Bumi ; Pamancalan Speculative 225 MW, Gunung Endut Speculative 100 MW Possible 40 MW, dan Ciseeng Hipotetik 100 MW). 4. Pertambanganminyak dan gas bumi; Blok Rangkas (3.977,13 km2); √ Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 20
  • 21. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 1 . R T R W P r o v i n s i B a n t e n sambungan….RENCANA POLA RUANG PROVINSI BANTEN Terkait KSP BANTEN LAMA (KOTA SERANG) POLA RUANG ADA/TDK KAWASAN BUDIDAYA Industri; Industri Menengah dan Kecil √ Pariwisata; Kawasan Wisata Budaya Permukiman Baduy; Leuwidamar dan Cimarga √ Permukiman Perkotaan √ Kawasan Strategis Provinsi (KSP); 1. (Hankam) kawasan TNI AD komando pendidikan latihan tempur di Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak; 2. (Pertumbuhan Ekonomi) Kawasan Malingping di Kabupaten Lebak; 3. (Pertumbuhan Ekonomi) Kawasan Bayah di Kabupaten Lebak; 4. (Pertumbuhan Ekonomi) Kawasan Kota Kekerabatan Maja di Kabupaten Lebak; 5. (Sosial Budaya) kawasan Masyarakat Adat Baduy di Kabupaten Lebak. 6. (SDA/Teknologi Tinggi) Bendungan Karian di Kabupaten Lebak; 7. (SDA/Teknologi Tinggi)Bendungan Pasir Kopo di Kabupaten Lebak; 8. (SDA/Teknologi Tinggi)Bendungan Cilawang di Kabupaten Lebak; 9. (SDA/Teknologi Tinggi)Bendungan Tanjung di Kabupaten Lebak; 10. (SDA/Teknologi Tinggi)Bendung Ciliman di Kabupaten Lebak; √ Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 21
  • 22. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 2 . R T R W K o t a S e r a n g  Tujuan penataan ruang Kota Serang adalah untuk mewujudkan Kota Serang sebagai kota pusat pelayanan perdagangan dan jasa, pendidikan, dan pariwisata religi di Provinsi Banten yang produktif dan berkelanjutan serta meningkatkan potensi investasi dalam mendukung Kota Serang sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN).  Memiliki 17 kebijakan dan total strategi mencapai 113 Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 22
  • 23. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 2 . R T R W K o t a S e r a n g Kebijakan penataan ruang Kota Serang meliputi: 1. Pengembangan pusat kegiatan secara merata dan berhierarki; 2. Penetapan fungsi pusat pelayanan secara spesifik dan memiliki hierarki tingkat pelayanan; 3. Pengembangan kawasan permukiman pada masing-masing pusat pertumbuhan yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang; 4. Pengembangan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten; 5. Pengembangan fasilitas pendidikan regional; 6. Penyediaan sarana dan prasarana penunjang di pusat-pusat kegiatan dan antar pusat kegiatan sesuai standar yang berlaku; 7. Peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan basis ekonomi Kota Serang melalui sektor perdagangan, jasa, pendidikan, dan pariwisata; 8. Pengembangan kawasan budidaya yang memiliki nilai ekonomi yang berskala regional dan nasional; 9. Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan; 10. Pelaksanaan konservasi kawasan lindung dan sumber daya air untuk keseimbangan ekologi kota; 11. Pengembangan dan penataan wisata religi Banten Lama; 12. Pengembangan konsep ekowisata terhadap potensi-potensi kawasan wisata alam; 13. Pengelolaan dan penataan ruang untuk sektor informal; 14. Penyediaan ruang dan jalur evakuasi bencana; 15. Penyediaan pedestrian di pusat kota; 16. Penetapan RTH sebesar 30% (tiga puluh persen) dari luas wilayah Kota Serang; dan 17. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 23
  • 24. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 2 . R T R W K o t a S e r a n g Kec. Kasemen Kec. Serang Peta Administrasi Kota Serang Kec. Taktakan Kec. Walantaka Kec. Cipocok Jaya Kec. Curug Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 24
  • 25. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 2 . R T R W K o t a S e r a n g Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 25
  • 26. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 2 . R T R W K o t a S e r a n g Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 26
  • 27. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 2 . R T R W K o t a S e r a n g Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 27
  • 28. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 2 . R T R W K o t a S e r a n g Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 28
  • 29. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 2 . R T R W K o t a S e r a n g RENCANA STRUKTUR RUANG KOTA SERANG Terkait KSP BANTEN LAMA 1. Sistem Pusat Pelayanan • Pusat Pelayanan Kota : Pusat Kota Serang, meliputi Kec. Serang dan Cipocok Jaya dengan Pusat di Kelurahan Serang. • Sub Pusat Pelayanan Kota : Sub Pusat di Desa Kasemen, yang melayani Kecamatan Kasemen, diarahkanmempunyai fungsi primer sebagai pariwisata religi dan pariwisata lainnya, pertanian berkelanjutan, perikanan, pergudangan dan industri, serta fungsi sekunder perumahan; • Pusat Pelayanan Lingkungan , terdiri atas 6 PPL dimanaWilayah Kasemen yg meliputi : Wilayah Kasemen, mencakup Desa Kasunyatan, DesaMargaluyu, Desa Kasemen, Desa Banten, dan DesaWarung Jaud; 2. Sistem Transportasi • Jaringan Jalan Kolektor Primer Jalan Ciruas-Petir, Jalan Raya Petir, Jalan Bhayangkara, Jalan Trip Jamaksari, Jalan Sawahluhur-Kaligandu, Jalan KH. Abdul Fatah Hasan, Jalan Abdul Hadi, Jalan Lingkar Selatan, Jalan Serang-Gelam, dan Jalan Raya Taktakan; • pengembangan Jalan Provinsi Banten yang ada di Kota Serang, meliputi Jl. Yusuf Martadilaga, Jl. KH. Abdul Fatah Hasan – Jl. Abdul Hadi, Jl. Tb. Suwandi – Jl. Letnan Jidun, Jl. Sempu – Dukuh Kawung, Jl. Veteran – Sam’un, Jl. Tb. A. Khotib, Banten Lama – Pontang, Jl. Trip Jamaksari – Jl. Ayip Usman, Jl. Kemang – Kaligandu, Pakupatan - Palima (Pakupatan - Jln Syech Nawawi Al-Bantani), Simpang Taktakan –Gunung Sari, Lopang - Banten Lama; • Pelabuhan Pengumpul Karangantu (PP) Kec. Kasemen Kec. Serang Kec. Taktakan Kec. Cipocok Jaya Kec. Walantaka Kec. Curug Sumber: Lampiran PERDA RTRW Kota Serang No 6 Tahun 2011 Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 29
  • 30. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 2 . R T R W K o t a S e r a n g RENCANA STRUKTUR RUANG KOTA SERANG Terkait KSP BANTEN LAMA 3. Sistem Telekomunikasi • Pengembangan komunikasi sistem kabel, seluler, dan satelit melalui alokasi titik-titik tertentu secara terpadu sesuai dengan perencanaan (Cell Planning). 4. Sistem Prasarana Sumber Daya Energi • Pengembangan jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 KV dan Saluran Udara dan atau Kabel Tegangan Tinggi 150 KV; • Pengembangan sistem distribusi 20KV pada daerah yang belum mendapatkan aliran listrik; dan 5. Sistem Prasarana Sumber Daya Air • Arahan pengelolaan sumberdaya air, meliputi semua sumber air baku dari Situ Ciwaka, Situ Cikulur, serta Sungai Cibanten dan sungai - sungai yang airnya dapat dimanfaatkan secara langsung dan dikembangkan untuk berbagai kepentingan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 6. Sistem PrasaranaDrainase dan Pedestrian • pengembangan dan rehabilitasi jaringan drainase Kota Serang serta penyediaan sarana dan prasarana pejalan kaki yang memadai di sepanjang jalan perkotaan di Kota Serang 7. Sistem Prasarana Persampahan • pengembangan sistem manajemen pengelolaan persampahan dan pengembangan Tempat Pemrosesan Sementara (TPS) dan Tempat Pemrosesan Sampah Akhir (TPSA) Cilowong. • Prasarana yang digunakan lintaswilayah secara administratif, Tempat Pemrosesan Sampah Akhir (TPSA) terpadu yang dikelola bersama untuk kepentingan antarwilayah di Bojong Menteng, Kabupaten Serang. Kec. Kasemen Kec. Serang Kec. Taktakan Kec. Cipocok Jaya Kec. Walantaka Kec. Curug Sumber: Lampiran PERDA RTRW Kota Serang No 6 Tahun 2011 Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 30
  • 31. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 2 . R T R W K o t a S e r a n g RENCANA STRUKTUR RUANG KOTA SERANG Terkait KSP BANTEN LAMA 8. Sistem PrasaranaMitigasi Bencana • penyediaan rambu arahan jalur evakuasi dan pengembangan prasarana jalan yang menjadi jalur evakuasi yaitu sepanjang Jalan Nasional yang melalui Kota Serang, Jalan Raya Taktakan – Gunungsari sebagai jalur evakuasi sebelah Barat, dan Jalan Raya Ciruas – Petir sebagai jalur evakuasi sebelah Timur. • RuangMitigasi Bencana Banjir dan Tsunami diarahkan untuk menuju jalur evakuasi yang menuju daerah yang lebih tinggi yaitu KecamatanWalantaka (Bagian Timur) dan Kecamatan Taktakan (Bagian Barat) melalui Jalan-Jalan yang tersedia dan diarahkan melalui jalan protokol; dan • RuangMitigasi Bencana Gempa antara lain StadionMaulana Yusuf, Alunalun Barat dan Timur, dan lahan-lahan kosong yang terdekat dengan permukiman masyarakat. 9. Sistem Prasarana Air Minum • pengembangan sumber daya air permukaan dan sumber air tanah yang dikembangkan dengan penyediaan air minum melalui sistem perpipaan di lokasi Situ Ciwaka Kecamatan Walantaka, Situ Cikulur Kecamatan Serang, Kecamatan Taktakan, Cilandak Sayar dan Gelam, • pengembangan air bersih dari saluran irigasi Pamarayan Barat. • Pengembangan prasarana sumber air tanah untuk air minum dengan melakukan penurapan mata air dan membangun sumur bor, serta pencegahan pencemaran pada Cekungan Air Tanah (CAT) 10. Pengembangan sarana wilayah kota yang meliputi kesehatan, pendidikan, peribadatan, olahraga dan sosial budaya disesuaikan dengan hasil proyeksi kebutuhan. Kec. Kasemen Kec. Serang Kec. Taktakan Kec. Cipocok Jaya Kec. Walantaka Kec. Curug Sumber: Lampiran PERDA RTRW Kota Serang No 6 Tahun 2011 Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 31
  • 32. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 2 . R T R W K o t a S e r a n g RENCANA POLA RUANG KOTA SERANG Terkait KSP BANTEN LAMA 1. Kawasan Suaka Alam; • Pulau Dua (30 ha) di kecamatan Kasemen 2. Kawasan Pelestarian Alam; • Pulau Dua (30 ha) di kecamatan Kasemen 3. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan; • pelestarian bangunan gedung dan/atau lingkungan cagar budaya di Situs • Kota Lama Banten; • Benteng Speelwijk; • Makam Keraton Kesultanan Banten; dan • Makam Ki Mas Jong 4. Kawasan Perlindungan bawahan; 5. Kawasan Perlindungan Setempat; • kawasan sekitar sempadan sungai di Cibanten; • kawasan sekitar sempadan pantai di Karangantu dan Sawah Luhur; • kawasan sekitar sempadan sungai di kawasan permukiman yang mencakup Cibanten, Kali Pembuangan Banten, Ciwatu, Ciwaka, Cilaku, Cikadueun, Cigeplak, Kali Kubang, Kali Ciwatek, Kali Ciracas, Cikentang, Cirengas; dan • kawasan pantai berhutan bakau/mangrove di Pulau Dua. 6. Kawasan Rawan Bencana Alam; dan • kawasan rawan tsunami di sepanjang pantai utara (pantura). • Kawasan rawan banjir di DAS Cibanten, Kali Pembuangan banten Ciwaku, Ciwaka, Cilaku, Cikadeun, Cigeplak, Kali Kubang, Kali Ciwatek, Kali Ciracas, Cikentang, dan Cirengas Wilayah 7. Ruang Terbuka Hijau. • CA di Pulau Dua (30 ha), TPU, Jalur SUTT/SUTET, Sempadan Sungai, Pantai, Bangunan, jalur pengaman jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas dan pedestrian; serta kawasan hijau perbatasan antar kabupaten Sumber: Lampiran PERDA RTRW Kota Serang No 6 Tahun 2011 Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 32
  • 33. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 2 . R T R W K o t a S e r a n g RENCANA POLA RUANG KOTA SERANG Terkait KSP BANTEN LAMA 1. Kawasan Hutan Rakyat; • meliputi Desa Cilowong, Kalanganyar, Pancur, dan Sayar. 2. Kawasan Pertanian; • sawah dengan sistem irigasi maupun irigasi setengah teknis yang terdapat di Wilayah Kecamatan Kasemen dan Kecamatan Walantaka; • Sawah tadah hujan di seluruh kecamatan; • Pertanian lahan kering tersebar di seluruh kecamtan; • Perkebunan di Cilowong dan Dalung; • Holtikultura di Kec Curug dan Taktakan; • Peternakan di Kec Taktakan dan Curug; 3. Kawasan Perikanan; • rencana pengembangan kawasan pusat perikanan di Karangantu dan pengembangan tempat penyimpanan ikan, pengembangan minapolitan sertawisata perikanan di Karangantu; • kawasan pengembangan utama komoditi perikanan di pantai utara di Karangantu; • pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) di Karangantu; dan • pengembangan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Karangantu. • kawasan budidaya perikanan air payau di Desa Banten dan Desa Sawah Luhur. • kawasan perikanan budidaya air tawar di Cipocokjaya, Taktakan dan Curug Sumber: Lampiran PERDA RTRW Kota Serang No 6 Tahun 2011 Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 33
  • 34. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 2 . R T R W K o t a S e r a n g RENCANA POLA RUANG KOTA SERANG Terkait KSP BANTEN LAMA 1. Kawasan Pariwisata; • kawasan pengembangan pariwisata religi dan pariwisata lainnya di koridor utara, Kecamatan Kasemen; dan • kawasan pengembangan pariwisata buatan koridor tengah, di Serang, Cipocokjaya dan Curug. • kawasan pengembangan pariwisata koridor utara meliputi potensi wisata alam, minat khusus dan budaya antara lain : pantai berbagai peninggalan sejarah seperti makam dan wisata khusus seperti ziarah, gedung-gedung tua, dan situs sejarah; dan • kawasan pengembangan pariwisata koridor tengah meliputi potensi wisata alambuatan, minat khusus dan budaya antara lain : pusat pertokoan dan perdagangan berbagai sarana wisata buatan, dan kerajinan cinderamata. 2. Kawasan Permukiman; • Kepadatan rendah meliputi sub pusat pelayanan kota dan lingkungan • Kepadatan sedang, meliputi permukiman sub pusat pelayanan kota dan lingkungan; • Kepadatan tinggi meliputi pusat pelayanan kota 3. Kawasan Industri dan Perdagangan Jasa; • Industri dan pergudangan di Kota Serang; • Perdagangan skala wilayah yakni pasar induk dan grosir meliputi tiap pusat pelayanan; • Perdangangan skala kota yakni pertokoan dan pasar di setiap wilayah; • Perdagangan sektor informal di kawasan royal dan pasar lama; • Kawasan industri ringan di kec Walantaka, industri non kimia sebagai penunjang pelabuhan Bojonegara dan Kawasan Pelabuhan Karangantu di Kecamatan Kasemen • Perdaganan skala wilayah di tiap pusat wilayah. Sumber: Lampiran PERDA RTRW Kota Serang No 6 Tahun 2011 Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 34
  • 35. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 2 . R T R W K o t a S e r a n g RENCANA POLA RUANG KOTA SERANG Terkait KSP BANTEN LAMA 1. Kawasan Pertahanan dan Keamanan; dan • Kawasan Markas Kopassus Grup I di Desa Tamanbaru Kecamatan Taktakan. 2. Kawasan Budidaya lainnya yang tersebar di Kota Serang. • kawasan pendidikan; • kawasan kesehatan; • kawasan pertambangan mineral non logam dan batuan; • sarana transportasi; • sarana perkentoran; dan • sarana penunjang perkotaan lainnya. Sumber: Lampiran PERDA RTRW Kota Serang No 6 Tahun 2011 Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 35
  • 36. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 3 . R T R W K a b u p a t e n L e b a k  Tujuan penataan ruang kabupaten Lebak “Mewujudkan Ruang Wilayah Kabupaten Lebak yang Berdaya Saing Tinggi dan Berkelanjutan Berbasis Pertanian, Perkebunan, Pariwisata dan Pertambangan.”  Memiliki 6 kebijakan dan total strategi mencapai 30 Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 36
  • 37. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 3 . R T R W K a b u p a t e n L e b a k Memiliki 6 Kebijakan penataan ruang Kabupaten Lebak, meliputi; 1. Peningkatan ketahanan pangan dan agribisnis berbasis kewilayahan; 2. Pengoptimalan kawasan wisata alam, wisata budaya dan wisata buatan; 3. Pengembangan potensi pertambangan yang berwawasan lingkungan; 4. Peningkatan kualitas pemerataan jangkauan pelayanan prasarana dan sarana wilayah; 5. Peningkatan fungsi pelestarian kawasan lindung; 6. Peningkatan dan pemantapan fungsi dan peran kawasan strategis. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 37
  • 38. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 1 . R T R W K a b u p a t e n L e b a k Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 38
  • 39. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 1 . R T R W K a b u p a t e n L e b a k Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 39
  • 40. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 3 . R T R W K a b u p a t e n L e b a k Sumber: Materi Teknis RTRW Kab Lebak 2034 RENCANA STRUKTUR RUANG KAB LEBAK Terkait KSP Baduy 1. Sistem Pusat Pelayanan • Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dengan fungsi pusat pelayanan kecamatan, pengembangan perdagangan jasa, pendidikan, permukiman, pertanian, dan pariwisata, meliputi Cimarga, Muncang, Bojongmanik dan Leuwidamar; • Pusat Pelayanan Lingkungan di Kec Cijaku meliputi PPL Kandagsapi dan Cipalabuh; • Pusat Pelayanan Lingkungan di Kec Bojongmanik meliputi PPL Keboncau, Cimayang dan Parakanbeusi. • Pusat Pelayanan lingkungan di KecMuncang meliputi PPL Cikarang dan Ciminyak; • Pusat Pelayanan lingkungan di Kec Leuwidamar meliputi PPL Leuwidamar, PPL Lebakparahiyang dan PPL Wantisari; • Pusat Pelayanan Lingkungan di Kec Cimarga meliputi PPL Sarageni, Gununganten, danMargajaya. 2. Sistem Transportasi • Meliputi jalan provinsi; Rangkasbitung – Gunungkencana – Cijaku –Malingping, Rangkasbitung – Sajira – Cipanas – Lebakgedong • Meliputi jalan kabupaten; Rangkasbitung – Leuwidamar, Leuwidamar – Gajrug, Leuwidamar – Cirinten; seluruh ruas jalan kabupaten yang melintasi kec Cimarga, Muncang, Bojongmanik dan Leuwidamar. • Terminal tipe C di Leuwidamar 3. Sistem Jaringan Energi • Pengembangan jaringan energi hingga menjangkau ke keseluruh kab Lebak. • Pengembangan jaringan SUTR 20 kV di kec Leuwidamar Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 40
  • 41. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 3 . R T R W K a b u p a t e n L e b a k Sumber: Materi Teknis RTRW Kab Lebak 2034 RENCANA STRUKTUR RUANG KAB LEBAK Terkait KSP Baduy 3. Sistem Jaringan Energi • Pengembangan jaringan energi hingga menjangkau ke keseluruh kab Lebak. • Pengembangan jaringan SUTR 20 kV di kec Leuwidamar 4. Sistem Jaringan Telekomunikasi • Pengembangan jaringan jaringan telepon (STO); • Pengembangan jaringan telepon nirkabel (BTS) • Pengembangna jaringan sistemsatelit (BTS) 5. Sistem Jaringan SumberDaya Air • Pengembangan sistemWS yang menjadi kewenangan nasional meliputi WS Ciliman - Cibungur, Cibaliung – Cisawarna, Ciujung – Cidurian. • Pengembangan situ/waduk dan embung, meliputi Situ Cibolegar di Leuwidamar; Situ Palayangan di Cimarga; Embung di Cimarga yang meliputi Jayamanik, Cikorab, Cicae; Embung di Leuwidamar meliputi Cikiray, Cidamiang, Ciolot, dan Ciherang; Embung di Muncang meliputi Cikere, Babakanwaluyu, Cikareo, Cirungga, Curugbala, kadubugang; embung di Bojongmanik yakni embung Cisarodok. • Pengembangan sistem jaringan irigasi teknis, meliputi Irigasi teknis (kew Kab) di Kec Muncang DI Cilaki; di KecMuncang meliputi DI Cipeuyah, Cico’o Timur, DI Eunyay; di Kec Leuwidamar yakni DI Cisimeut; di Kec Bojongmanik yakni DI Cipanggelangan. • Pengembangan irigasi sederhana. Meliputi 15 DI Sederhana di KecMuncang, 7 DI Sederhana di Kec Cimarga, 13 DI Sederhana di Kec Leuwidamar, 13 DI Sederhana di Kec Bojongmanik. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 41
  • 42. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 3 . R T R W K a b u p a t e n L e b a k Sumber: Materi Teknis RTRW Kab Lebak 2034 RENCANA STRUKTUR RUANG KAB LEBAK Terkait KSP Baduy 5. Sistem Jaringan Sumber Daya Air • Pengembangan sistemWS yang menjadi kewenangan nasional meliputi WS Ciliman - Cibungur, Cibaliung – Cisawarna, Ciujung – Cidurian. • Pengembangan situ/waduk dan embung, meliputi Situ Cibolegar di Leuwidamar; Situ Palayangan di Cimarga; Embung di Cimarga yang meliputi Jayamanik, Cikorab, Cicae; Embung di Leuwidamar meliputi Cikiray, Cidamiang, Ciolot, dan Ciherang; Embung di Muncang meliputi Cikere, Babakanwaluyu, Cikareo, Cirungga, Curugbala, kadubugang; embung di Bojongmanik yakni embung Cisarodok. • Pengembangan sistemjaringan irigasi teknis, meliputi Irigasi teknis (kew Kab) di Kec Muncang DI Cilaki; di Kec Muncang meliputi DI Cipeuyah, Cico’oTimur, DI Eunyay; di Kec Leuwidamar yakni DI Cisimeut; di Kec Bojongmanik yakni DI Cipanggelangan. • Pengembangan irigasi sederhana. Meliputi 15 DI Sederhana di Kec Muncang, 7 DI Sederhana di Kec Cimarga, 13 DI Sederhana di Kec Leuwidamar, 13 DI Sederhana di Kec Bojongmanik. • Pengembangna irigasi pedesaan. Meliputi 3 DI Pedesaan di KecMuncang, 5 DI Pedesaan di Kec Cimarga, 8 DI Pedesaan di Kec Leuwidamar, 5 DI Pedesaan di Kec Bojongmanik. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 42
  • 43. 2. KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KSP 3 . R T R W K a b u p a t e n L e b a k Sumber: Materi Teknis RTRW Kab Lebak 2034 RENCANA STRUKTUR RUANG KAB LEBAK Terkait KSP Baduy 6. Sistem Pengelolaan Prasarana Persampahan • Pembangunan TPA di Kec Leuwidamar; • PengembanganTPS di seluruh kecamatan; • Pengembangan sistempemilahan awal pada masing-masing PPL. • Pengelolaan limbah rumah tangga secara on-site dengan pembangunan jamban keluarga, jamban komunal dan MCK; • Penanganan limbah secara off-site dengan sistem perpipaan melalui pembangunan IPAL; • Pengelolaan limbah padat den IPLT, dan • Penyediaan sarana pengangkutan limbah ke lokasi pengolahan limbah. • Pengelolaan limbah industri di masing – masing kawasan. 7. Sistem Mitigasi Bencana • Pengembangan jalur dan ruang evakuasi bencana longsor di Kec Leuwidamar dan Bojongmanik. 8. Pengembangan Sarana Wilayah yang meliputi kesehatan, pendidikan, peribadatan, olahraga dan sosial budaya disesuaikan dengan hasil proyeksi kebutuhan. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten –TahunAnggaran 2014 43
  • 44. 3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 1. Nilai Strategis 2. Isu Strategis 3. Deliniasi KSP Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 44
  • 45. 3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 1 . N i l a i S t r a t e g i s Nilai strategis KSP Banten Lama dan KSP Kahulan Baduy meliputi : 1. Kawasan Banten Lama sudah ada sejak tahun 1500, masa kesultanan Demak dan memiliki cerita sejarah pembentukan Kota Banten dahulu dan kini. 2. Sejak tahun 1995, Kota Kuno Banten telah diusulkan ke UNESCO untuk dijadikan salah satu Situs Warisan Dunia. 3. Kawasan permukiman adat Baduy telah ada sejak < abad 16 sebelum runtuhnya kerajaan sunda. 4. Kawasan permukiman adat Baduy didukung dan dilindungi oleh peraturan daerah kabupaten Lebak No. 32 tahun 2001 tentang perlindungan atas hak ulayat masyarkat Baduy. 5. Kawasan permukiman adat Baduy, telah mengenal posisi politik tatanan air wilayah Banten yang sangat penting, sehingga kejadian di tahun 1931 dikenal dengan “Dr Mulhenfeld endangering the water supply for irrigation in the lowlands”. 6. Kawasan Banten Lama dan Kawasan Cagar Budaya Masyarakat Adat Baduy mendapat dukungan sebagai salah satu destinasi wisata Indonesia melalui ditetapkannya Peraturan Presiden No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 45
  • 46. 3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 1 . N i l a i S t r a t e g i s … … s a m b u n g a n Nilai strategis KSP Banten Lama dan KSP Masyarakat Adat Baduy meliputi : 7. Kawasan Banten Lama dan Kawasan Cagar Budaya Masyarakat Adat Baduy didukung melalui telah ditetapkannya Undang Undang no. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya 8. Kawasan Banten Lama dan Kawasan Cagar Budaya Masyarakat Adat Baduy telah ditetapkan melalui peraturan daerah No 2/2011, Tentang RTRW Provinsi Banten 2030. 9. Potensi Kawasan Pulau Dua atau lebih dikenal dengan ‘Pulau Burung” memiliki interelasi kuat dengan situs-situs cagar budaya Banten Lama menjadi satu kesatuan Objek Destinasi Kawasan Wisata Banten Lama; 10. Potensi Kawasan Pulau Dua atau lebih dikenal dengan ‘Pulau Burung” memiliki keunggulan kawasan ilmu pengetahuan tentang burung di Asia, sebagai tempat transit para unggas burung dari Australia; 11. Kawasan Banten Lama, merupakan kawasan situs dunia yang potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata sejarah, ilmu pengetahuan dan agama skala nasional dan internasional; 12. Kawasan Banten Lama merupakan kawasan wisata cagar budaya yang diarahkan untuk dapat mendukung Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Serang dengan fungsi peranan wisata MICE (meeting, incentive, conference, exhibition). Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 46
  • 47. 3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 2 . I s u S t r a t e g i s … … s a m b u n g a n Isu strategis KSP Banten Lama dan KSP Baduy meliputi : 1. Kawasan Banten Lama, yang merupakan kawasan situs cagar budaya telah terjadi degradasi situs yang gawat darurat akibat tidak adanya pengendalian kegiatan di sekitar situs; 2. Kegiatan perdagangan di sekitar situs telah merusak dan menurunkan daya tarik wisata kawasan Banten Lama; 3. Masyarakat di sekitar situs terutama di Kecamatan Kasemen belum memahami arti penting dan dampak situs cagar budaya bagi kehidupan kesejahteraan masyarakat; 4. Perlunya intervensi berupa penggiatan ‘desa sadar wisata’ untuk mendukung kawasan Banten Lama sebagai kawasan wisata cagar budaya; 5. Perlunya kegiatan wisata cagar budaya berbasis masyarakat yang nyaman, aman dan asri di kawasan inti Banten Lama dan seluruh desa yang ada di Kecamatan Kasemen; 6. Keberadaan suku asli Baduy yang masih kuat dengan nilai norma dan tradisi adat istiadatnya memerlukan pengamanan dan pelestarian untuk perlindungan sebagai bagian dari adat dan tradisi budaya bangsa. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 47
  • 48. 3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 2 . I s u S t r a t e g i s … … s a m b u n g a n Isu strategis KSP Banten Lama dan KSP Baduy meliputi : 7. Keberadaan obyek sejarah situs Banten Lama sebagai catatan sejarah perlu pengamanan sebagai obyek pengembangan kebudayaan dan pariwisata daerah. 8. Keberadaan sebaran obyek pusaka budaya daerah Banten Lama yang perlu ditetapkan sebagai pengembangan di bidang kebudayaan dan pariwisata. 9. Belum optimalnya penataan ruang kawasan; 10.Belum optimalnya layanan infrastruktur jalan; 11. Belum optimalnya pengelolaan jaringan irigasi; 12. Masih adanya kawasan kumuh dan rawan air; 13. Masih adanya kemiskinan di perdesaan yang perlu ditangani melalui peningkatan infrastruktur perdesaan; 14.Kerusakan pada daerah aliran sungai sebagai salah satu penyebab banjir dan kekeringan; Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 48
  • 49. 3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 2 . I s u S t r a t e g i s … … S a m b u n g a n Isu strategis KSP Banten Lama dan KSP Baduy meliputi : 15. Adanya peningkatan kebutuhan air baku di pedesaan dan perkotaan serta kawasan industri, untuk itu diperlukan pembangunan sarana prasarana air baku seperti waduk, embung dan bendung; 16. Keterbatasan dana dalam pemeliharaan jalan kota; 17. Kurangnya jalur alternatif dan jalan lingkar luar dalam upaya antisipasi dan mengurangi kemacetan lalu lintas perkotaan; 18. Belum optimalnya upaya pelestarian kebudayaan daerah; 19. Belum optimalnya daya saing destinasi pariwisata 20. Belum optimalnya kesiapan destinasi untuk bersaing dikarenakan masih lemahnya pengelolaan destinasi pariwisata dan belum memadainya dukungan transportasi dan infrastruktur. 21. Belum optimalnya kompetensi dan kapabilitas SDM pariwisata; 22. Belum optimalnya sinergitas dan kemitraan; 23. Belum optimalnya pemanfaatan data dan informasi; Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 49
  • 50. 3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 1 . D e l i n i a s i K S P B a n t e n L a m a Peta situasi zaman dulu Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 50 Sumber: Universitas Indonesia dan Tim Penyusun, 2014
  • 51. 3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 2 . D e l i n i a s i K S P B a n t e n L a m a Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 51 Sebaran permukiman saat ini Sumber: Universitas Indonesia dan Tim Penyusun, 2014
  • 52. 3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 3 . D e l i n i a s i K S P B a n t e n L a m a Kawasan Inti Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 52 Sumber: RTRW Kota Serang dan Tim Penyusun, 2014
  • 53. 3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 4 . D e l i n i a s i K S P B a n t e n L a m a Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 53 Sumber: Google Earth danTim Penyusun, 2014 R=2,5 Km Dasar penetapan: 1. Sebaran terjauh situs Banten Lama yakni Danau Tasikardi; 2. Cakupan administrasi Banten lama; 3. Konektivitas antar sub pusat pelayanan dan pusat pelayanan lingkungan.
  • 54. 3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 5 . D e l i n i a s i K S P B a n t e n L a m a Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 54 Sumber: RTRW Kota Serang dan Tim Penyusun, 2014
  • 55. 3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 6 . D e l i n i a s i K a w a s a n B a n t e n L a m a Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 55 Beberapa dasar penetapan Kawasan Inti, mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Ditetapkannya kawasan Banten Lama didalam melalui undang-undang No 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya; 2. Letak sebaran situs cagar budaya yang membentuk kesatuan kawasan sejarah situs kerajaan Banten Lama; 3. Adanya penetapan luas kawasan situs cagar budaya oleh pemerintah daerah, seperti Pemerintah Kota Serang yang menetapkan situs Banten Lama sebagai Kawasan Strategis Kota (KSK) Kota Serang; 4. Kajian dari lembaga pendidikan Universitas Indonesia; 5. Dukungan kegiatan dari dinas bina marga dan tata ruang provinsi Banten, berupa Master Plan Revitalisasi Kawasan Banten Lama; 6. Luas kawasan inti Banten Lama adalah 7 hektar.
  • 56. 3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 7 . D e l i n i a s i K a w a s a n B a n t e n L a m a Beberapa pertimbangan penetapan Kawasan Penyangga Banten Lama antara lain: 1. Ketersediaan data terkait spasial dan non spasial; 2. Dukungan antar pemerintahan daerah; 3. Adanya konektivitas antar kawasan penyangga dengan kawasan Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 56 sekitar (antar kecamatan); 4. Adanya arahan pengembangan dari rencana tata ruang wilayah/kawasan yang lebih tinggi; 5. Adanya keterkaitan fungsi antar kawasan (berbeda administrative) yang memiliki dampak pengembangan bersama yang kuat; 6. Kawasan penyangga kawasan inti selanjutnya disebut KSP Banten Lama adalah kesatuan administrasi menyeluruh Kecamatan Kasemen.
  • 57. 3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 8 . D e l i n i a s i K S P B a d u y Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 57 Sumber: RTRW Provinsi Banten, RTRW Lebak dan Tim Penyusun, 2014
  • 58. 3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 9 . D e l i n i a s i K S P B a d u y Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 58 Sumber: RTRW Provinsi Banten, RTRW Lebak dan Tim Penyusun, 2014
  • 59. 3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 1 0 . D e l i n i a s i K S P B a d u y Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 59 Sumber: RTRW Provinsi Banten, RTRW Lebak dan Tim Penyusun, 2014
  • 60. 3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 1 1 . D e l i n i a s i K S P B a d u y Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 60 Sumber: RTRW Provinsi Banten, RTRW Lebak dan Tim Penyusun, 2014
  • 61. 3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 1 2 . D e l i n i a s i K S P B a d u y Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 61 Sumber: RTRW Provinsi Banten, Din Bina Marga & Tata Ruang Banten, RTRW Lebak dan Tim Penyusun, 2014
  • 62. 3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 1 3 . D e l i n i a s i K S P B a d u y Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 62 Sumber: RTRW Provinsi Banten, Din Bina Marga & Tata Ruang Banten, RTRW Lebak dan Tim Penyusun, 2014
  • 63. 3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 1 4 . D e l i n i a s i K S P B a d u y Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 63 Beberapa dasar penetapan kawasan inti, mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No. 32/2001 tentang Perlindungan atas Hak Ulayat Masyarakat Baduy; 2. Materi teknis rencana tata ruang wilayah kabupaten Lebak; 3. RencanaTata Ruang Wilayah Provinsi Banten; 4. RencanaTata Ruang Wilayah Nasional; dan 5. RencanaTata Ruang Pulau Jawa-Bali. 6. Kegiatan revitalisasi kawasan permukiman adat Baduy dari provinsi Banten merupakan masukan bagi pekerjaan ini. 7. Kawasan inti Baduy memiliki luas 5.101,85 hektar yang terdiri dari 3.127 hektar Baduy Dalam dan 1.975 hektar Baduy Luar.
  • 64. 3. NILAI STRATEGIS, ISU DAN DELINIASI 1 5 . D e l i n i a s i K S P B a d u y Beberapa pertimbangan penetapan kawasan penyangga Baduy antara lain: 1. Ketersediaan data terkait spasial dan non spasial; 2. Dukungan antar pemerintahan daerah; 3. Adanya konektivitas antar kawasan penyangga dengan kawasan sekitar Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 64 (antar kecamatan); 4. Adanya arahan pengembangan dari rencana tata ruang wilayah/kawasan yang lebih tinggi; 5. Adanya keterkaitan fungsi antar kawasan (berbeda administrative) yang memiliki dampak pengembangan bersama yang kuat; 6. Kawasan penyangga kawasan inti selanjutnya disebut KSP Hak Ulayat Masyarakat Adat () Baduy adalah kesatuan administrasi menyeluruh Kecamatan Leuwidamar, sebagian wilayah di kecamatan Bojongmanik, sebagian wilayah di kecamatan Muncang, sebagian wilayah di kecamtan Cijaku, sebagian wilayah kecamatan Sobang.
  • 65. 4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 1. BANTEN LAMA 2. BADUY Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 65
  • 66. 4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 1 . T U J U A N - K E B I J A K A N - S T R A T E G I Tujuan penataan ruang KSP Banten Lama adalah mewujudkan tata ruang kawasan Banten Lama sebagai kawasan pariwisata situs cagar budaya nasional dan warisan budaya dunia melalui sadar wisata dan lingkungan dalam rangka mendukung Kota Serang sebagai Pusat Kegiatan Nasional. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 66
  • 67. 4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 2 . T U J U A N - K E B I J A K A N - S T R A T E G I Kebijakan penataan ruang KSP Banten Lama meliputi; 1. Perlindungan karakter kawasan perdesaan dari dampak negatif pemanfaatan ruang kawasan perkotaan yang dapat mengancam kualitas ruang Kawasan Banten Lama sebagai kawasan cagar budaya nasional dan warisan budaya dunia, strateginya meliputi : 1. mempertahankan kawasan cagar budaya dari kerusakan permanen akibat pemanfaatan ruang tanpa memperhatikan kepentingannya bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan; 2. mencegah terjadinya pengalihan fungsi lahan ruang terbuka hijau, persawahan, perkebunan, dan hutan; 3. membatasi perkembangan kawasan terbangun perkotaan; dan 4. membatasi kegiatan pemanfaatan ruang yang mengancam kerusakan situs yang belum tergali, struktur geologi dan bentang pandang. 2. Peningkatan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi antarpemangku kepentingan dalam rangka pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang Kawasan Banten Lama. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 67
  • 68. 4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 3 . K O N S E P P E N G E M B A N G A N Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 68
  • 69. 4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 4 . K O N S E P P E N G E M B A N G A N ? ? Contoh: Dong Nai Waterfront City, Vietnam Sumber: keppel land singapore Contoh: Dubai Waterfront City, Dubai Sumber: e-architec.co.uk Contoh: Durhamworldherit age city-Inggris Bangunan situs masa perang dunia I. Paket-paket kegiatan meliputi : Atraksi lokal, seminar, museum kereta, wisata alam, dll Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 69
  • 70. 4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 4 . K O N S E P P E N G E M B A N G A N Revitalisasi SitusTrowulan (Kerajaan Majapahit, di Kec Trowulan, Mojokerto, JawaTimur). SitusWarisan Dunia UNESCO sejak tahun 2009. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 70
  • 71. 4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 5 . K O N S E P P E N G E M B A N G A N Davao City, Fisherman City, Philipine Davao City, Philipine Kota Bitung, Indonesia Pelabuhan Perikanan Kota Bitung, Indonesia Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 71
  • 72. 4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 6 . KONS E P P ENGEMBANGAN - C o n t o h Ko t a P u s a k a Du n i a S o l o - B a l i Pemertahanan arsitektur kuno dan penataan kota yang aman, nyaman layak huni Penerapan irigasi sistem subak, melalui pendeta pura air berbasis egaliter, demokrasi dan pola masa tanam pertanian Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 72
  • 73. 4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 7 . KONS E P P ENGEMBANGAN - C o n t o h Ko t a P u s a k aDu n i a S o l o - B a l i Kriteria Lolos Pendaftaran- Penetapan Unesco 2012 Kriteria (iii): Tradisi budaya yang membentuk lanskap Bali, setidaknya sejak abad ke-12, adalah konsep filosofis kuno Tri Hita Karana. Para jemaat kuil air, yang mendukung pengelolaan air dari lanskap subak, bertujuan untuk mempertahankan hubungan yang harmonis dengan alam dan spiritual dunia, melalui serangkaian rumit ritual, korban dan pertunjukan seni. Kriteria (v): Lima lanskap dalam Bali merupakan kesaksian yang luar biasa dengan sistem subak, sistem demokratis dan egaliter difokuskan pada kuil air dan pengendalian irigasi yang telah membentuk lanskap selama seribu tahun terakhir. Sejak abad ke-11 jaringan kuil air telah berhasil ekologi sawah di skala seluruh DAS. Mereka memberikan respon yang unik untuk tantangan mendukung padat penduduk di pulau vulkanik kasar yang hanya masih ada di Bali. Kriteria (vi): candi air Bali adalah lembaga yang unik, yang selama lebih dari seribu tahun telah menarik inspirasi dari beberapa tradisi agama kuno, termasuk Saivasiddhanta dan Samkhya Hindu, Buddha Vajrayana dan kosmologi Austronesia. Upacara yang berhubungan dengan kuil-kuil dan peran mereka dalam manajemen praktis air bersama-sama mengkristal ide-ide filosofi Tri Hita Karana yang mempromosikan hubungan yang harmonis antara alam roh, dunia manusia dan alam. Ini hubungannya ide dapat dikatakan signifikansi luar biasa dan langsung terwujud dalam cara lanskap telah dikembangkan dan dikelola oleh masyarakat setempat dalam sistem subak. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 73
  • 74. 4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 8 . K O N S E P P E N G E M B A N G A N Konsep Struktur Ruang Struktur ruang kawasan diselaraskan dengan RTRW Kota Serang, dengan tetap mempertahankan fungsi pelayanan, mendorong aktivitas wisata sejarah dan agama, penataan sistem transportasi yang aman, nyaman, tertib, rapi dan asri dengan alamnya serta pengembangan ruang terbuka hijau secara massive dan berkesinambungan sesuai arahan peruntukan ruang Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 74
  • 75. 4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 8 . K O N S E P P E N G E M B A N G A N Konsep Pola Ruang Pola ruang kawasan diselaraskan dengan RTRW Kota Serang, dengan tetapmempertahankan fungsi kawasan inti, merevitalisasi fungsi lahan pertanian dan penataan kawasan permukiman Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 75
  • 76. 4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 9 . K O N S E P P E N G E M B A N G A N Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 76
  • 77. 4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 1 0 . K O N S E P P E N G E M B A N G A N Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 77
  • 78. 4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 1 1 . K O N S E P P E N G E M B A N G A N Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 78
  • 79. 4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 1 2 . T U J U A N - K E B I J A K A N - S T R A T E G I Tujuan Penataan Ruang KSP Kawasan Hak Ulayat Masyarakat Adat () Baduy adalah mewujudkan tata ruang kawasan berdasarkan nilai sosial, budaya, dan lingkungan Baduy dalam rangka menjamin kelestarian tata air wilayah Banten dan kesejahteraan masyarakat. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 79
  • 80. 4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 1 3 . T U J U A N - K E B I J A K A N - S T R A T E G I kebijakan penataan ruang KSP Baduy meliputi; 1. Perlindungan karakter kawasan perdesaan dari dampak negatif pemanfaatan ruang kawasan yang dapat mengancam kualitas ruang Kawasan Permukiman adat Baduy sebagai kawasan budaya social dan lingkungan wilayah Banten, strateginya meliputi : a. mempertahankan kawasan permukiman adat baduy dari kerusakan permanen akibat pemanfaatan ruang tanpa memperhatikan tata nilai kelestarian hutan; b. mencegah terjadinya pengalihan fungsi lahan ruang, persawahan, perkebunan, dan hutan; c. membatasi perkembangan kawasan terbangun; dan d. membatasi kegiatan pemanfaatan ruang yang mengancam kerusakan situs keramat budaya sosial Baduy dan lingkungan sekitarnya. 2. Peningkatan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi antarpemangku kepentingan dalam rangka pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang Kawasan Permukiman Adat Baduy. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 80
  • 81. 4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 1 4 . K O N S E P P E N G E M B A N G A N Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 81
  • 82. 4. TUJAKSTRA DAN KONSEP PENGEMBANGAN 1 5 . K O N S E P P E N G E M B A N G A N Desa Adat Panglipuran Bangli, Bali Desa Adat Panglipuran Bangli, Bali. Jauh dari Perkotaan, penataan Desa yang nyaman danmampumenarik wisatawan utk belajar Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 82
  • 83. 5 . A R A H A N P E M A N F A A T A N D A N P E N G E N D A L I A N 1. Arahan Pemanfaatan 2. Arahan Pengendalian Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 83
  • 84. 5 . A R A H A N P E M A N F A A T A N D A N P E N G E N D A L I A N 1 . A r a h a n P e m a n f a a t a n Arahan pemanfaatan ruang Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Banten Lama dan Baduymerupakan acuan dalam perwujudan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan RencanaTata Ruang Kawasan Banten Lama dan Baduy. Arahan pemanfaatan ruang terdiri atas: 1. Indikasi program utama; 2. Indikasi sumber pendanaan; 3. Instansi pelaksana; 4. Indikasi waktu pelaksanaan. Tahapan Pelaksanaan Pembangunan meliputi: 1. tahap pertama pada periode tahun 2015-2019; 2. tahap kedua pada periode tahun 2020-2024; 3. tahap ketiga pada periode tahun 2025-2029; dan 4. tahap keempat pada periode tahun 2030-2033; Rincian indikasi program utama, indikasi sumber pendanaan, indikasi instansi pelaksana, dan indikasi waktu pelaksanaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 84
  • 85. 5 . A R A H A N P E M A N F A A T A N D A N P E N G E N D A L I A N 1 . A r a h a n P e m a n f a a t a n Lampiran tabel indikasi program utama Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 85
  • 86. 5 . A R A H A N P E M A N F A A T A N D A N P E N G E N D A L I A N 2 . A r a h a n P e n g e n d a l i a n Lampiran tabel arahan pengendalian Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 86
  • 87. 5 . A R A H A N P E M A N F A A T A N D A N P E N G E N D A L I A N 2 . A r a h a n P e n g e n d a l i a n  Tingkat gangguan akibat dampak perubahan pemanfaatan ruang terdiri paling sedikit terdiri dari:  intensitas gangguan tinggi  intensitas gangguan sedang  intensitas gangguan rendah  tidak ada gangguan (gangguan diabaikan)  Ketentuan teknis pemanfaatan ruang (termasuk ketentuan teknis perubahan pemanfaatan ruang), harus memperhatikan kegiatan ekonomi sebagai berikut:  Harus mencerminkan pertumbuhan ekonomi kota, yang dapat dilihat melalui pertumbuhan ekonomi aktornya (pendapatan masyarakat dan pemerintah serta memberi manfaat pada masyarakat, pemerintah maupun swasta). Semakin banyak aktor yang mendapatkan manfaat semakin baik pula ketentuan yang dibuat untuk pemanfaatan ruang.  Antisipasi terhadap pertumbuhan ekonomi perkotaan yang cepat. Pemanfaatan ruang maupun perubahannya diharapkan dapat ikut mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi kota. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 87
  • 88. 5 . A R A H A N P E M A N F A A T A N D A N P E N G E N D A L I A N 3 . A r a h a n P e n g e n d a l i a n  Dampak sosial berkaitan dengan kegiatan-kegiatan sosial. Pemanfaatan ruang/lahan dan ketentuannya diharapkan:  Tidak mengganggu derajat kesehatan.  Tidak mengganggu ketertiban dan keamanan.  Pada dasarnya ketentuan pemanfaatan ruang dan perubahannya tidak diperkenankan menurunkan kualitas lingkungan atau mengurangi keselarasan dan keseimbangan lingkungan alam dengan lingkungan binaan. Beberapa komponen yang dapat dilihat dari perubahan kualitas lingkungan adalah dari komponen air, tanah, udara dsb.  Dampak lalu lintas berkaitan dengan volume tarikan dan bangkitan yang ditimbulkan oleh kegiatan/pemanfaatan ruang di suatu wilayah kabupaten atau kota, serta dampak lanjutan yang ditimbulkannya. Dampak tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi sistem transportasi wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 88
  • 89. 6 . P E R I J I N A N , I N S E N T I F / D I S I N S E N T I F , S A N K S I 1. Pengaturan Perijinan 2. Insentif dan Disinsentif 3. Sanksi Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 89
  • 90. 6 . P E R I J I N A N , I N S E N T I F / D I S I N S E N T I F , S A N K S I 1 . K o n s e p P e n g a t u r a n P e r i j i n a n Sesuai dengan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2011 tentang RTRWP Banten; Pasal 95 1) Setiap kegiatan pemanfaatan ruang lintas kabupaten/kota wajib memiliki izin dari Pemerintah Daerah. 2) Arahan perizinan pemanfaatan ruang tingkat provinsi diarahkan dalam bentuk peraturan zonasi pada tingkat advis planning dan rekomendasi tata ruang. Pasal 96 1) Prinsip dasar penerapan mekanisme perizinan dalam pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut: a) setiap kegiatan dan pembangunan lintas kabupaten/kota yang berpeluang menimbulkan gangguan bagi kepentingan umum, pada dasarnya dilarang kecuali dengan Izin Pemerintah Daerah. b) setiap kegiatan dan pembangunan harus memohon izin dari pemerintah setempat yang akan memeriksa kesesuaiannya dengan rencana tata ruang serta standar administrasi. 2. Mekanisme pemberian izin pemanfaatan ruang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 90
  • 91. 6 . P E R I J I N A N , I N S E N T I F / D I S I N S E N T I F , S A N K S I 2 . K o n s e p I n s e n t i f d a n D i s i n s e n t i f Sesuai dengan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2011 tentang RTRWP Banten; Pasal 97 1) Pemerintah Daerah memberikan insentif dan pengenaan disinsentif kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan masyarakat. 2) Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah. 3) Tata cara pemberian insentif dan pengenaan disinsentif diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 91
  • 92. 6 . P E R I J I N A N , I N S E N T I F / D I S I N S E N T I F , S A N K S I 3 . K o n s e p I n s e n t i f d a n D i s i n s e n t i f Insentif kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota diberikan, antara lain, dalam bentuk: a) pemberian kompensasi; atau b) pembangunan, pengadaan infrastruktur; dan/atau c) penghargaan. Insentif kepada masyarakat diberikan, antara lain, dalam bentuk: a) keringanan pajak; b) pemberian kompensasi; c) imbalan; d) sewa ruang; e) penyediaan infrastruktur; f) kemudahan prosedur perizinan; dan/atau g) penghargaan. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 92
  • 93. 6 . P E R I J I N A N , I N S E N T I F / D I S I N S E N T I F , S A N K S I 4 . K o n s e p I n s e n t i f d a n D i s i n s e n t i f Disinsentif kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota diberikan dalam bentuk: a) pembatasan penyediaan infrastruktur; b) pengenaan kompensasi; dan/atau c) penalti. Alternatif bentuk insentif: a) Penghargaan; b) Keringanan pajak; c) Imbalan; d) Pola Pengelolaan; e) Subsidi prasarana; f) TDR (Transfer of Development Right, Pengalihan hak Membangun); g) Ketentuan teknis lainnya. Disinsentif dari Pemerintah kepada masyarakat dikenakan dalam bentuk: a) pengenaan pajak yang tinggi; b) pembatasan penyediaan infrastruktur; dan/atau c) pengenaan kompensasi. Alternatif diinsentif lainnya: a) Perketat/tambah syarat; b) Pajak tinggi; c) Retribusi tinggi; d) Denda/charge; Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 93
  • 94. 6 . P E R I J I N A N , I N S E N T I F / D I S I N S E N T I F , S A N K S I 5 . S a n k s i Arahan pengenaan sanksi merupakan acuan dalam pengenaan sanksi terhadap: a) pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur ruang dan pola ruang wilayah Provinsi; b) pelanggaran ketentuan arahan peratuan zonasi sistem nasional; c) pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW Provinsi; d) pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW Provinsi; e) pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW Provinsi; f) pemanfataan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum; dan/atau g. pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh dengan rosedur yang tidak benar. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 94
  • 95. 6 . P E R I J I N A N , I N S E N T I F / D I S I N S E N T I F , S A N K S I 6 . S a n k s i A d m i n i s t r a t i f 1) Pemerintah Daerah memberikan sanksi administratif kepada setiap orang yang melakukan pelanggaran; 2) Bentuk sanksi administratif antara lain: a) peringatan tertulis; b) penghentian sementara kegiatan; c) penghentian sementara pelayanan umum; d) penutupan lokasi; e) pencabutan izin; f) pembatalan izin; g) pembongkaran bangunan; h) pemulihan fungsi ruang; dan/atau i) denda administratif. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 95
  • 96. 6 . P E R I J I N A N , I N S E N T I F / D I S I N S E N T I F , S A N K S I 7 . D r a f U s u l a n K e l e m b a g a a n  Kawasan Strategis Nasional (KSN)  Tidak membentuk kelembagaan baru, namun dilaksanakan oleh Menteri, menteri/pimpinan lembaga terkait, Gubernur dan Bupati/Walikota;  Pengelolaan Kawasan dikoordinasikan oleh Menteri  Kawasan Strategis Provinsi (KSP)  (dapat) mengacu kepada aturan RTRW Provinsi, yakni dilaksanakan oleh Gubernur, Badan setingkat, Bupati, Walikota KSP sesuai kewenangan yang ditetapkan oleh undang-undang  (dapat) dikoordinasikan oleh Gubernur Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 96
  • 97. 7 . P E N U T U P 1. Sumber data; 2. Kesimpulan dan Rekomendasi Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 97
  • 98. 7 . P E N U T U P 7 . R e f e r e n s i & S u m b e r D a t a 1) Peraturan Pemerintahan No 26 tentang 2008 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN); 2) Peraturan Presiden No 28 tahun 2012 tentang RTR Pulau Jawa-Bali; 3) Peraturan Daerah No 2 tahun 2011 RTRW Provinsi Banten; 4) Peraturan Daerah No 6 tahun 2011 tentang RTRW Kota Serang; 5) Peraturan Daerah No 32 tahun 2001 tentang Perlindungan Hak Ulayat Masyarakat Baduy; 6) Materi Teknis RTRW Kabupaten Lebak; 7) Biro Pusat Statistik 2013; 8) Kota-kota pusaka dunia, www.worldheritagecities.com; 9) Kota-kota pusaka indonesia, www.kotapusaka.com ; 10) Undang-undang bangunan gedung (UU BG 28 2002); 11) Kegiatan revitalisasi Banten Lama dan Baduy, Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten; 12) Bahan Presentasi KSP Banten Waterfront City, 2014; 13) Bahan Presentasi Masterplan Banten Waterfront City, 2010; 14) Yuliya Hasanah, Konflik Pemanfaatan Sumberdaya Tanah Ulayat Baduy Pada Kawasan Hutan Lindung, IPB, tahun 2008; 15) Sumber lainnya. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten -TA 2014 98
  • 99. AKHIR KATA, MOHON MAAF JIKA ADA YANG TIDAK BERKENAN/SALAH KATA MOHON MASUKAN DAN SARAN GUNA MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KAWASAN KSP BANTEN LAMA & BADUY Kontak : : tiar.poerba@gmail.com 081310418551 99