SlideShare a Scribd company logo
1 of 236
DAFTAR ISI 1
KATA PENGANTAR
BADAN PENGURUS PUSAT
HIMPUNAN PENGUSAHA MUDA INDONESIA
P
edoman Organisasi merupakan salah satu landasan organisasi Himpunan
PengusahaMudaIndonesia(HIPMI)yangberisikanpenjabarandari Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, yang bertujuan untuk memudahkan
Badan Pengurus dalam melaksanakan amanah Musyawarah Nasional XIV HIPMI
Makassar. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga merupakan payung
organisasi dan disiapkan dalam bentuk umum, belum menyentuh persoalan-
persoalan teknis operasional organisasi. Hal ini menjadi tugas BPP HIPMI Masa
Bakti 2011-2014 untuk menyusun Peraturan Organisasi dan Tata Laksana Kerja
BPP HIPMI, sehingga dapat memudahkan pengurus dalam melaksanakan tugas-
tugas organisasi.
Pedoman organisasi HIPMI disusun berdasarkan evaluasi terhadap dinamika organisasi dalam mencapai
Visi dan Misi HIPMI dengan Komitmen Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 yang Sertifikasi
ini berhasil kita dapatkan pada tanggal 6 Juni 20012 sebagai Kado Ulang Tahun HIPMI yg ke 40. Selain
itu, Peraturan Organisasi ini disusun berdasarkan kebutuhan organisasi dalam menjawab tantangan
memberikan layanan prima kepada seluruh anggota HIPMI serta stakeholder dengan semangat ”Bergerak
Bersama Daerah” melalui upaya perbaikan berkelanjutan. Dalam penyusunannya, Bidang Organisasi dan
Hukum mempertimbangkan berbagai aspek yang dipandang sangat penting terkait dengan gerak dan
langkah HIPMI sebagai satu-satunya wadah berhimpun Pengusaha Muda Indonesia. Prinsip-prinsip ini
kemudian diharapkan dapat tercermin dalam kinerja organisasi, sehingga harapan anggota terhadap
HIPMI sebagai saluran aspirasi pengusaha muda dapat terwujud.
Dalam rangka menyusun penterjemahan AD-ART ini, BPP HIPMI secara kontinyu telah melaksanakan
diskusi intens selama 1 (satu) bulan dan telah mengkomunikasikan Draft Peraturan Organisasi ke daerah
dan akhirnya aspirasi daerah bisa kami akomodir melalui Peraturan Organisasi yang telah tersusun ini dan
sudah disahkan dalam forum Rapat Badan Pengurus Lengkap BPP HIPMI pada tanggal 15 April 2013.
Bahwa sesuai Rapat Badan Pengurus Lengkap BPP HIPMI tersebut diatas, Peraturan Organisasi yang telah
disahkan meliputi :
1.	 TATA LAKSANA KERJA BADAN PENGURUS PUSAT HIPMI 		
2.	 TATA LAKSANA PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN ORGANISASI HIPMI
3.	 PERATURAN ORGANISASI TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN ORGANISASI
4.	 PERATURAN ORGANISASITENTANG RESUFFLE DAN PENETAPAN JABATAN LOWONG BADAN PENGURUS
HIPMI
5.	 PERATURAN ORGANISASI TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN MUSYAWARAH DAERAH/ CABANG
HIPMI 	
6.	 PERATURAN ORGANISASI TENTANG RAPAT KERJA
7.	 PERATURAN ORGANISASI TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENGURUS DAERAH/CABANG HIPMI DI
DAERAH/WILAYAH PEMEKARAN	
8.	 PERATURAN ORGANISASI TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA/BADAN/YAYASAN ATAU SEJENISNYA
HIPMI 	
9.	 PETUNJUK PELAKSANAAN REGISTRASI NASIONAL ANGGOTA HIPMI DAN PENERBITAN KARTU TANDA
ANGGOTA	
10.	 PERATURAN ORGANISASI TENTANG DISIPLIN ORGANISASI HIPMI
DAFTAR ISI2
11.	 PERATURAN ORGANISASI TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIPMI		
12.	PERATURAN ORGANISASI TENTANG PEDOMAN ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN KEUANGAN
HIPMI 	
13.	 PERATURAN ORGANISASI TENTANG PEDOMAN ADMINISTRASI KESEKRETARIATAN HIPMI
14.	 PERATURAN ORGANISASI TENTANG PEDOMAN PANITIA KEGIATAN HIPMI
15.	LAMPIRAN-LAMPIRAN
Namun berdasarkan perkembangan dalam Rapat Badan Pengurus Lengkap BPP HIPMI, khusus Peraturan
OrganisasiTentang KoordinatorWilayah, Sekretaris KoordinatorWilayah Dan Anggota KoordinatorWilayah
akan ditetapkan lebih lanjut.
Demikian Peraturan Organisasi ini disusun agar dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Jakarta, 15 April 2013
BADAN PENGURUS PUSAT
HIMPUNAN PENGUSAHA MUDA INDONESIA
MASA BAKTI 2011-2014
	
RAJA SAPTA OKTOHARI						 HARRY WARGANEGARA HARUN
Ketua Umum					 		 	 Sekretaris Jenderal
DAFTAR ISI 3
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI4
DAFTAR ISI 5
D A F T A R I S I
1.	 KATA PENGANTAR............................................................................................................................................................... 1
2.	 DAFTAR ISI	 ........................................................................................................................................................................ 3
3.	 ANGGARAN DASAR............................................................................................................................................................ 7
4.	 ANGGARAN RUMAH TANGGA......................................................................................................................................... 15
5.	 TATA LAKSANA KERJA........................................................................................................................................................ 33
6.	 TATA LAKSANA PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN ORGANISASI.............................................................. 51
7.	 PERATURAN ORGANISASI PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN ORGANISASI................................. 57
8.	 PERATURAN ORGANISASI RESUFFLE DAN PENETAPAN JABATAN LOWONG
	 BADAN PENGURUS HIPMI................................................................................................................................................ 71
9.	 PERATURAN ORGANISASI PETUNJUK PELAKSANAAN MUSYAWARAH DAERAH/CABANG....................... 77
10.	 PERATURAN ORGANISASI RAPAT KERJA HIPMI......................................................................................................... 87
11.	 PERATURAN ORGANISASI PEMBENTUKAN BADAN PENGURUS DAERAH/CABANG HIPMI
	 DI DAERAH/WILAYAH PEMEKARAN.............................................................................................................................. 95
12.	 PERATURAN ORGANISASI PEMBENTUKAN LEMBAGA/BADAN/YAYASAN ATAU SEJENISNYA .................101
13.	 PERATURAN ORGANISASI PETUNJUK PELAKSANAAN REGISTRASI NASIONAL ANGGOTA HIPMI
	 DAN PENERBITAN KARTU TANDA ANGGOTA.............................................................................................................107
14.	 PERATURAN ORGANISASI DISIPLIN ORGANISASI.....................................................................................................121
15.	 PERATURAN ORGANISASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN....................................................................................127
16.	 PERATURAN ORGANISASI PEDOMAN ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN KEUANGAN..............................133
17.	 PERATURAN ORGANISASI PEDOMAN ADMINISTRASI KESEKRETARIATAN......................................................141
18.	 PERATURAN ORGANISASI PEDOMAN PANITIA KEGIATAN ...................................................................................155
19.	 LAMPIRAN AD / ART...........................................................................................................................................................165
20.	 LAMPIRAN PERATURAN ORGANISASI PETUNJUK PELAKSANAAN MUSYAWARAH
	DAERAH/CABANG...............................................................................................................................................................173
21.	 LAMPIRAN PERATURAN ORGANISASI RAPAT KERJA HIPMI..................................................................................183
22.	 LAMPIRAN PERATURAN ORGANISASI PETUNJUK PELAKSANAAN REGISTRASI NASIONAL
	 ANGGOTA HIPMI DAN PENERBITAN KARTU TANDA ANGGOTA.........................................................................201
23.	 LAMPIRAN PERATURAN ORGANISASI PEDOMAN PANITIA KEGIATAN .............................................................221
24.	 LAMPIRAN DAFTAR NAMA DAN ALAMAT BPD HIPMI SELURUH INDONESIA...............................................229
DAFTAR ISI6
ANGGARAN DASAR 7
ANGGARAN DASAR
ANGGARAN DASAR8
ANGGARAN DASAR 9
ANGGARAN DASAR
HIPMI
MUKADIMAH
Sesungguhnya kemerdekaan Bangsa Indonesia itu, sebagai rahmat Tuhan Yang Maha Esa, merupakan
panggilan, tantangan dan dorongan bagi Bangsa Indonesia untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang
maha berat tetapi amat mulia yaitu menciptakan kemakmuran material dan spiritual yang adil bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Bagi generasi muda yang terjun kedalam dunia usaha sadar akan hak dan kewajibannya, peranannya dan
tanggung jawabnya kepada Nusa dan Bangsa, sebagai penerus cita-cita dan karya dari generasi terdahulu,
berketetapan hati untuk memberikan darma baktinya dalam membangun negara menuju kepada
terwujudnya kemakmuran yang adil dan merata.
Meyakini bahwa kewirausahaan adalah salah satu upaya mencapai cita-cita luhur untuk kemakmuran Nusa
danBangsaIndonesia,yangberazaskanPancasiladanberlandaskanUndang-UndangDasar1945disamping
usaha-usaha lain yang dilaksanakan secara ulet, teratur, berencana dan dengan penuh kebijaksanaan.
Maka atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan didorong oleh keinginan yang luhur untuk mencapai cita-cita
tersebut diatas, kami para Pengusaha Muda Indonesia yang berada pada jajaran masyarakat pengusaha
Indonesia dan dunia usaha nasional, menyatakan bersatu berhimpun dalam suatu wadah organisasi kader
pengusaha nasional, bukan organisasi politik dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
sebagai berikut :
BAB I
NAMA, WAKTU DIDIRIKAN DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
N a m a
Organisasi ini bernama HIMPUNAN PENGUSAHA MUDA INDONESIA atau disingkat HIPMI yang disebut
secara resmi dalam bahasa Inggris INDONESIA YOUNG ENTREPRENEURS ASSOCIATION.
Pasal 2
Waktu Didirikan
HIPMI didirikan di Jakarta, pada tanggal 10 Juni 1972, untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya.
Pasal 3
Tempat Kedudukan
1.	 Badan Pengurus Pusat HIPMI berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.
2.	 Badan Pengurus Daerah HIPMI berkedudukan di Ibukota Provinsi seluruh Indonesia.
3.	 Badan Pengurus Cabang HIPMI berkedudukan di Ibu kota Kabupaten/Kota seluruh Indonesia.
ANGGARAN DASAR10
BAB II
AZAS DAN LANDASAN
Pasal 4
A s a s
HIPMI adalah organisasi kader Pengusaha Nasional yang berasaskan Pancasila.
Pasal 5
L a n d a s a n
HIPMI berlandaskan:
1.	 Pancasila sebagai landasan idiil.
2.	 Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional.
3.	 Undang-Undang No.1 Tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri sebagai landasan struktural.
4.	 Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga HIPMI sebagai landasan organisasional.
5.	 Keputusan-keputusan MUNAS HIPMI sebagai landasan operasional
BAB III
STATUS DAN SIFAT
Pasal 6
1.	 HIPMI adalah organisasi non pemerintah, yang independen/non politik, yang bergerak dibidang pere-
konomian sesuai dengan Undang-Undang No.1 Tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri serta
perundang-undangan dunia usaha lainnya.
2.	 HIPMI adalah Wadah penyaluran aspirasi pengusaha muda Indonesia, merupakan organisasi non-prof-
it, dan bersifat kekeluargaan/gotong-royong.
BAB IV
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 7
HIPMI adalah organisasi para pengusaha Muda Indonesia yang bersatu dengan maksud dan tujuan:
1.	 Mendorong dan berperan serta dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan di kalangan generasi
muda.
2.	 Membina, memajukan dan mengembangkan generasi Muda Pengusaha menjadi pengusaha yang
profesional, kuat dan tangguh dalam sektor usaha yang ditekuni.
3.	 Berperan serta sebagai mitra strategis Pemerintah dalam mensukseskan proses pembangunan nasi-
onal maupun daerah menuju kepada terciptanya masyarakat yang adil dan makmur.
4.	 Berperanserta dalam usaha-usaha berdaya dan tepat guna, menggali dan memanfaatkan sum-
ber-sumber daya alam dengan tetap mengupayakan mencegah timbulnya kerusakan dan pencema-
ran terhadap lingkungan hidup, membina, dan mengembangkan sumber daya manusia dalam proses
teknologi menuju kepada profesionalisme dan daya cipta, guna menunjang pertumbuhan ekonomi
dan stabilitas serta ketahanan nasional.
5.	 Membentuk Pengusaha Nasional yang berwawasan kebangsaan, yang memiliki moral dan etika bisnis,
serta mampu bersaing dipasaran internasional.
ANGGARAN DASAR 11
BAB V
U S A H A
Pasal 8
Untuk mencapai tujuannya HIPMI melakukan usaha-usaha sebagai berikut:
1.	 Mengumpulkan dan menyebarkan informasi usaha dalam arti kata yang luas bagi anggotanya.
2.	 Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan kewirausahaan para anggota dan men-
dorong akselerasi proses alih teknologi dalam dunia usaha Indonesia.
3.	 Melakukan sistem Demokrasi Ekonomi dengan ciri-ciri positif sebagai berikut :
a.	 Mengakui kebebasan berusaha.
b.	 Mengakui hak milik perorangan yang berfungsi sosial ekonomi.
c.	 Mengakui hak perolehan keuntungan yang wajar.
d.	 Mengakui adanya persaingan yang sehat.
e.	 Memegang penuh etika dunia usaha.
f.	 Mewujudkan sistem upah dan harga yang layak.
g.	 Mewujudkan usaha bersama atas dasar kekeluargaan dan memupuk rasa setia kawan serta kerja
sama dikalangan anggota.
h.	 Menghindarkan sistem etatisme dalam perekonomian.
i.	 Menentang sistem monopoli yang merugikan masyarakat.
4.	 Memupuk dan meningkatkan semangat serta kesadaran nasional para pengusaha muda untuk berji-
wa patriot pejuang serta bertanggung jawab sebagai warga negara yang baik.
5.	 Berperan serta aktif dalam memecahkan masalah-masalah perekonomian, baik bagi kepentingan para
anggota HIPMI maupun bagi kepentingan dunia usaha, ditingkat Nasional, Daerah dan Cabang dalam
rangka memelihara stabilitas nasional disektor perekonomian.
6.	 Bekerjasama dengan Pemerintah dan organisasi-organisasi dunia usaha nasional, regional serta inter-
nasional yang lain maupun organisasi pekerja.
7.	 Menjadi anggota Kamar Dagang dan Industri untuk mendapatkan informasi dan bimbingan sesuai
ketentuan Undang-Undang No.1 tahun 1987, tentang Kamar Dagang dan Industri dan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Kamar Dagang dan Industri.
BAB VI
K E A N G O T A A N
Pasal 9
Yang menjadi anggota HIPMI adalah Pengusaha Muda warga negara Indonesia yang merupakan bagian
dari Masyarakat Pengusaha Indonesia dan Dunia Usaha Nasional.
Pasal 10
Keanggotaan HIPMI terdiri atas:
1.	 Anggota Biasa.
2.	 Anggota Luar Biasa.
BAB VII
ANGGARAN DASAR12
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 11
Struktur Organisasi HIPMI terdiri atas:
1.	 Lembaga Permusyawaratan:
a.	 Musyawarah Nasional di tingkat Nasional.
b.	 Musyawarah Daerah di Tingkat Provinsi.
c.	 Musyawarah Cabang di Tingkat Kabupaten/Kota.
2.	 Lembaga Pimpinan:
a.	 Badan Pengurus Pusat (BPP)
b.	 Badan Pengurus Daerah (BPD)
c.	 Badan Pengurus Cabang (BPC)
3.	 Lembaga Kelengkapan Organisasi:
a.	 Dewan Kehormatan
b.	 Dewan Pembina
c.	 Dewan Pleno
d.	 Badan Otonom
Pasal 12
LembagaPermusyawaratanadalahpemegangkekuasaantertinggidalamHIPMIdimasing-masingwilayah,
yaitu di tingkat nasional, daerah dan cabang.
BAB VIII
K E U A N G A N
Pasal 13
HIPMI memperoleh dana untuk kegiatan organisasi dari:
1.	 Uang Pangkal dan Iuran
2.	 Sumbangan-sumbangan yang wajar tanpa ikatan apapun.
3.	 Usaha-usaha yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga.
BAB IX
PERUBAHAN DAN PEMBUBARAN
Pasal 14
P e r u b a h a n
Perubahan dan atau penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat
dilaksanakan melalui Musyawarah Nasional, dan Musyawarah Nasional Khusus.
Pasal 15
P e m b u b a r a n
Pembubaran organisasi hanya sah apabila: merupakan Keputusan Musyawarah Nasional, atau Musyawarah
Nasional Khusus yang diadakan untuk itu.
ANGGARAN DASAR 13
BAB X
P E N U T U P
Pasal 16
Hal-hal yang belum atau tidak cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini, diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga yang tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar.
Pasal 17
1.	 Anggaran Dasar ini merupakan Perubahan Anggaran Dasar yang disahkan untuk pertama kali pada
tanggal 10 Juni 1972 dan sesudahnya.
2.	 Perubahan Anggaran Dasar ini mendapat pengesahan dalam Munas Pada Tanggal 19 Oktober 2011 dan
berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Makassar
Pada tanggal : 19 Oktober 2011
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KHUSUS
HIMPUNAN PENGUSAHA MUDA INDONESIA
MASA BAKTI 2008 – 2011
1.	KAMRUSSAMAD	 ttd
2.	 LURY ELZA ALEX	 ttd
3.	 A. RIDHA SABANA	ttd
4.	 DEDE SUMIRTO	 ttd
5.	 FIRDAUS DEPPU	 ttd
ANGGARAN DASAR14
ANGGARAN RUMAH TANGGA 15
ANGGARAN
RUMAH TANGGA
ANGGARAN RUMAH TANGGA16
ANGGARAN RUMAH TANGGA 17
ANGGARAN
RUMAH TANGGA
HIPMI
BAB I
STATUS ORGANISASI
Pasal 1
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia atau disingkat HIPMI adalah suatu organisasi kader pengusaha
nasional serta wadah untuk memperjuangkan aspirasi ekonomi para Pengusaha Muda Indonesia.
Pasal 2
HIPMI sebagai organisasi kader pengusaha nasional serta lembaga ekonomi berstatus badan hukum yang
didirikan berdasarkan Akte Notaris Abdul Latief Nomor 39 tanggal 10 Juni 1972 dengan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga terdaftar di Pengadilan Negeri dan disahkan Departemen Kehakiman serta
diumumkan didalam Berita Negara Republik Indonesia.
Pasal 3
HIPMI merupakan wadah berhimpun pengusaha muda yang berasal dari masyarakat pengusaha Indonesia
dan dunia usaha nasional.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 4
Ketentuan Keanggotaan
Anggota HIPMI adalah pengusaha Muda warga negara Indonesia yang merupakan pemilik, pimpinan,
pengurus dan/atau penanggung jawab perusahaan, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang yang
berlaku.
Pasal 5
Status Keanggotaan
1.	 Anggota biasa, yaitu anggota yang telah berusia 17 (tujuh belas) tahun sampai 40 (empat puluh) tahun
dengan ketentuan tidak sampai 41 (empat puluh satu) tahun.
2.	 Anggota Luar Biasa, yaitu anggota biasa yang telah berusia 41 (empat puluh satu) tahun keatas.
Pasal 6
Tata Cara Penerimaan Anggota
1.	 Setiap calon anggota HIPMI harus mengajukan permohonan dengan formulir yang disediakan untuk
itu dan pernyataan tertulis dari pemohon bahwa pemohon tidak berada dalam keadaan terpidana
atau dinyatakan pailit oleh pengadilan.
ANGGARAN RUMAH TANGGA18
2.	 Setiap calon anggota HIPMI, sebagaimana yang tertuang dalam pasal 5 di atas, harus diusulkan dan
didukung secara tertulis oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota Badan Pengurus setempat.
3.	 Hak penentuan penerimaan anggota berada dalam tangan Badan Pengurus Daerah/Cabang dan setiap
penerimaan anggota harus disetujui oleh Rapat Badan Pengurus Harian Di tingkat Badan Pengurus
Daerah/Cabang. .
4.	 Penolakan dan alasannya atas sesuatu lamaran keanggotaan harus diberitahukan kepada pelamar
maupun para pengusul dan pendukungnya dalam waktu 5 (lima) hari setelah diputuskan Badan
Pengurus Daerah/Cabang, dan sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan setelah tanggal pemberitahuan
para pengusul serta pendukung dapat mengajukan permohonan kembali.
5.	 Penolakan lamaran keanggotaan lebih dari 2 (dua) kali mengakibatkan yang bersangkutan tidak dapat
mengajukan permohonan/lamaran keanggotaan dalam waktu 1 (satu) tahun sesudah penolakan
terakhir.
6.	 Anggota yang telah diterima diberikan kartu dan atau sertifikat anggota sebagai tanda keanggotaan
yang dikeluarkan oleh Badan Pengurus Pusat HIPMI dan ditandatangani oleh Ketua Umum dan
Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat.
7.	 Pengunduran diri dari keanggotaan HIPMI harus dinyatakan secara tertulis kepada Badan Pengurus.
8.	 Perpindahan status domisili keanggotaan dapat diajukan ke BPD/BPC asal dan diteruskan kepada BPD/
BPC tujuan yang disertai alasan dan tujuan yang jelas, dengan memberikan tembusan ke BPD/BPP
Pasal 7
Kode Etik Keanggotaan
1.	 Anggota HIPMI berprilaku sebagai pribadi yang bermoral Pancasila dan wajib menjunjung tinggi nama
baik serta reputasi keanggotaan di dalam masyarakat dan dunia usaha nasional.
2.	 Anggota HIPMI tidak akan secara sadar dan dengan itikad jahat merusak nama baik atau reputasi bisnis
sesama anggota.
3.	 Anggota HIPMI selalu berusaha menjalankan bisnis secara baik dan terpuji serta menghindari
perbuatan yang melanggar norma dan etika usaha serta peraturan yang berlaku.
4.	 Anggota HIPMI menjunjung tinggi semangat kebersamaan dan kekeluargaan serta mengedepankan
musyawarah dan mufakat dalam menyikapi perbedaan.
5.	 Anggota HIPMI wajib menjunjung tinggi kode etik keanggotaan HIPMI dalam lingkungan usahanya.
Pasal 8
Kewajiban Keanggotaan
1.	 Setiap anggota wajib melaksanakan dan mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
HIPMI.
2.	 Setiap anggota wajib membayar uang pangkal dan Iuran Anggota dan memberi sumbangan untuk
mendukung kelancaran kegiatan organisasi.
3.	 Setiap anggota yang melaksanakan aktivitas usaha berkewajiban secara moral memberikan
kesempatan/prioritas kepada anggota lain untuk ikut berpartisipasi sesuai dengan prinsip dan aturan
bisnis yang berlaku.
4.	 Setiap Anggota wajib mentaati Peraturan Badan Pengurus sepanjang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HIPMI.
Pasal 9
Hak Anggota
1.	 Memperoleh bantuan dalam peningkatan dan pengembangan pengetahuan, serta keterampilan
untuk kepentingan usahanya.
2.	 Memperoleh pelayanan informasi usaha dalam arti kata yang luas termasuk segala bentuk penerbitan
yang dikeluarkan oleh HIPMI.
ANGGARAN RUMAH TANGGA 19
3.	 Memperoleh bantuan dalam hubungan/kontak usaha.
4.	 Memperoleh surat keterangan yang menyangkut bonafiditas atau surat keterangan lain dalam
hubungan kelancaran usahanya dengan tidak meninggalkan prinsip-prinsip obyektivitas.
5.	 Turut serta dalam pertemuan-pertemuan dengan misi ekonomi, baik dalam maupun luar negeri,
ataupun dalam rombongan misi ekonomi ke dalam/luar negeri.
6.	 Hak-hak keanggotaan tidak dapat diserahkan kepada siapapun juga dan dengan jalan apapun juga.
Pasal 10
Penghentian Keanggotaan
1.	 Penghentian keanggotaan dapat diakibatkan oleh:
a.	 Pelanggaran Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
b.	 Pengenaan hukuman pidana karena kejahatan oleh pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum yang tetap atau dinyatakan pailit oleh pengadilan..
c.	 Karena meninggal dunia.
d.	 Karena berhenti menjadi pemilik, pimpinan, pengurus dan/atau penanggung jawab dari
perusahaan/badan usaha lainnya.
e.	 Karena diberhentikan oleh Badan Pengurus.
2.	 Penghentian keanggotaan adalah wewenang Badan Pengurus dan dapat dijalankan setelah yang
bersangkutan diberi peringatan 3 (tiga) kali, dimana pada peringatan yang kedua Badan Pengurus
dapat memberhentikannya untuk sementara waktu.
3.	 Setiap anggota yang terkena sanksi penghentian sementara atau tetap, kehilangan haknya sebagai
anggota.
4.	 Anggota yang terkena sanksi penghentian sementara, dapat mengajukan pembelaan diri atau naik
banding pada Badan Pengurus Pusat bagi anggota Daerah, dan pada Badan Pengurus Daerah bagi
anggota Cabang.
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 11
Musyawarah Nasional
1.	 Musyawarah Nasional sebagai badan kekuasaan tertinggi organisasi tingkat nasional diselenggarakan
sekali dalam 3 (tiga) tahun oleh dan atas tanggung jawab Badan Pengurus Pusat selambat-lambatnya
pada akhir masa baktinya.
2.	 Apabila 3 (tiga) bulan sesudah berakhirnya masa bakti Badan Pengurus Pusat tidak diselenggarakan
Musyawarah Nasional tanpa alasan yang dapat dipertanggung jawabkan, maka Badan Pengurus Pusat
tersebut kehilangan hak dan wewenang untuk mengurus Organisasi dan harus segera diadakan
Musyawarah Nasional Luar Biasa sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Rumah Tangga.
3.	 Tempat penyelenggaraan Musyawarah Nasional ditetapkan dalam Sidang Dewan Pleno, selambat-
lambatnya 6 ( enam) bulan sebelum MUNAS
4.	 Prosedur dan tatalaksana penyelenggaraan Musyawarah Nasional merupakan tugas dan tanggung
jawab Badan Pengurus Pusat. Kecuali apabila Badan Pengurus Pusat telah kehilangan hak dan
wewenang untuk mengurus organisasi sebagaimana disebut pada ayat 2 (dua) di atas, maka Dewan
Pimpinan Organisasi akan mengambil alih tugas dan tanggung jawab tersebut.
5.	 Musyawarah Nasional diselenggarakan oleh Badan Pengurus Pusat dibantu Badan Pengurus Daerah
setempat dimana Musyawarah Nasional diadakan.
6.	 Anggaran biaya penyelenggaraan Musyawarah Nasional disepakati antara Badan Pengurus Pusat
dengan Badan Pengurus Daerah ditempat penyelenggaraan Musyawarah Nasional diselenggarakan,
dan ditanggung oleh BPP.
ANGGARAN RUMAH TANGGA20
7.	 Musyawarah Nasional berwenang dan berhak:
a.	 Mengubah dan menyempurnakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
b.	 Menetapkan Program Umum Organisasi.
c.	 Menilai untuk menerima atau menolak Laporan pertanggungjawaban Badan Pengurus Pusat
selama masa baktinya.
d.	 Memilih dan menetapkan Badan Pengurus Pusat beserta Lembaga Kelengkapan Organisasi tingkat
Nasional.
e.	 Menyusun Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Organisasi untuk satu masa bakti.
f.	 Mengembangkan organisasi
g.	 Menetapkan keputusan-keputusan lain yang diperlukan.
8.	 Peserta Musyawarah Nasional terdiri dari:
a.	 Utusan adalah Fungsionaris Badan Pengurus Daerah dengan jumlah sebanyak-banyaknya 5 (lima)
orang setiap Daerah, yang mendapat mandat dari Badan Pengurus Daerah yang bersangkutan
berdasarkan keputusan rapat pleno yang diperluas yang dihadiri oleh BPC.
b.	 Peninjau adalah Fungsionaris Badan Pengurus Pusat dan Anggota Lembaga Kelengkapan
Organisasi tingkat Nasional, serta Fungsionaris Badan Pengurus Daerah/Cabang dan Anggota
HIPMI Daerah/Cabang yang mendapat mandat dari Badan Pengurus Daerah yang bersangkutan.
c.	 Undangan adalah peserta lainnya diluar Utusan dan Peninjau yang diundang oleh Badan Pengurus
Pusat.
9.	 Hak Peserta Musyawarah Nasional:
a.	 Utusan memiliki hak suara, hak bicara, hak memilih dan dipilih.
b.	 Peninjau memiliki hak bicara dan hak dipilih.
c.	 Undangan memiliki hak bicara.
10.	Musyawarah Nasional adalah sah bila memenuhi kuorum sebanyak ¾(tiga per empat) dari BPD yang
berhakhadir.Jikakuoruminitidaktercapai,makaupacarapembukaanMusyawarahNasionaltetapdapat
berlangsung menurut jadwal yang tercantum dalam surat undangan, tetapi persidangan Musyawarah
Nasional ditunda paling lama 24 (dua puluh empat) jam. Apabila setelah waktu penundaan jumlah
kuorum tidak tercapai, maka persidangan Musyawarah Nasional dapat berlangsung, dan adalah sah
tanpa perlu mengindahkan kuorum.
Pasal 12
Musyawarah Daerah
1.	 Musyawarah Daerah sebagai Badan kekuasaan tertinggi di tingkat Daerah diselenggarakan sekali
dalam 3 (tiga) tahun oleh atas tanggung jawab Badan Pengurus Daerah selambat-lambatnya pada
akhir masa baktinya.
2.	 Apabila setelah 3 (tiga) bulan masa bakti Badan Pengurus Daerah berakhir tidak diselenggarakan
Musyawarah Daerah tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan maka Badan Pengurus Daerah
kehilangan hak dan wewenang untuk mengurus organisasi dan harus segera diadakan Musyawarah
Daerah Luar Biasa sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Rumah Tangga.
3.	 Tempat penyelenggaraan Musyawarah Daerah ditetapkan dalam rapat pengurus lengkap Badan
Pengurus Daerah.
4.	 Prosedur dan tatalaksana penyelenggaraan Musyawarah Daerah merupakan tugas dan tanggung
jawab Badan Pengurus Daerah, kecuali Badan Pengurus Daerah telah kehilangan hak dan wewenang
untuk mengurus organisasi sebagaimana disebut pada ayat 2 (dua) diatas, maka Badan Pengurus Pusat
akan mengambil alih tugas dan tanggung jawab tersebut.
5.	 Musyawarah Daerah diselenggarakan oleh Badan Pengurus Daerah dibantu Badan Pengurus Cabang
di tempat dimana Musyawarah Daerah diadakan.
6.	 Anggaran Biaya penyelenggaraan Musyawarah Daerah disepakati antara Badan Pengurus Daerah
dengan Badan Pengurus Cabang tempat Musyawarah Daerah diselenggarakan, dan ditanggung BPD.
7.	 Musyawarah Daerah berwenang:
a.	 Menetapkan Program Umum Daerah dengan mengacu pada Program Umum Organisasi.
ANGGARAN RUMAH TANGGA 21
b.	 Menilai dan menetapkan Laporan Pertanggungjawaban Badan Pengurus Daerah selama masa
bakti.
c.	 Memilih dan menetapkan Badan Pengurus Daerah beserta lembaga Kelengkapan organisasi
tingkat Daerah.
d.	 Menetapkan keputusan-keputusan lain yang diperlukan.
8.	 Peserta Musyawarah Daerah terdiri dari:
a.	 Utusan adalah Fungsionaris Badan Pengurus Cabang dengan jumlah sebanyak-banyaknya 5 (lima)
orang setiap Cabang, yang mendapat Mandat dari Badan Pengurus Cabang yang bersangkutan.
b.	 Peninjau adalah Fungsionaris Badan Pengurus Daerah dan Anggota Lembaga Kelengkapan
Organisasi tingkat Daerah, serta Fungsionaris Badan Pengurus Cabang dan anggota HIPMI Cabang
yang mendapat Mandat dari Badan Pengurus Cabang yang bersangkutan.
c.	 Undangan adalah serta lainnya diluar Utusan dan Peninjau yang diundang oleh Badan Pengurus
Daerah.
9.	 Hak peserta Musyawarah Daerah:
a.	 Utusan memiliki hak suara, hak bicara, hak memilih dan dipilih.
b.	 Peninjau memiliki hak bicara dan hak dipilih.
c.	 Undangan memiliki hak bicara.
10.	Musyawarah Daerah adalah sah bila memenuhi kuorum sebanyak ¾ (tiga per empat) dari BPC yang
berhakhadir.Jikakuoruminitidaktercapai,makaupacarapembukaanMusyawarahDaerahtetapdapat
berlangsung menurut jadwal yang tercantum dalam surat undangan, tetapi persidangan Musyawarah
Daerah ditunda Paling lama 24 (dua puluh empat) jam. Apabila setelah waktu penundaan jumlah
kuorum tidak tercapai, maka persidangan Musyawarah Daerah dapat berlangsung, dan adalah
sah tanpa perlu mengindahkan kuorum.
11.	 Jika jumlah Badan Pengurus Cabang ternyata kurang dari ½ (setengah) jumlah Kota/Kabupaten yang
ada di Daerah bersangkutan dan atau Fungsi Badan Pengurus Cabang di Daerah bersangkutan hanya
sebagai perwakilan Badan Pengurus Daerah, maka berlaku ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a.	 Sebagai Peserta adalah Anggota Biasa yang telah terdaftar sebagai anggota minimal 6 (enam)
bulan di Daerah bersangkutan dan telah menyelesaikan kewajibannya sebagaimana diatur dalam
pasal 8 ayat 2 ART.
b.	 SebagaiPeninjauadalahFungsionarisBadanPengurusDaerahdanAnggotaLembagaKelengkapan
Organisasi Tingkat Daerah serta para Anggota Luar Biasa di Daerah/Cabang bersangkutan.
c.	 Sebagai Undangan adalah peserta lainnya diluar Utusan dan Peninjau, yang diundang oleh Badan
Pengurus Daerah yang bersangkutan.
12.	Khusus Bagi BPD HIPMI DKI Jaya, Musda dihadiri oleh seluruh anggota BPD HIMI Jaya yang masa
keanggotaannya sudah enam bulan.
13.	 Ketua umum BPD HIPMI DKI Jaya dipilih langsung oleh anggota biasa BPD HIPMI Jaya
Pasal 13
Musyawarah Cabang
1.	 Musyawarah Cabang sebagai Badan kekuasaan tertinggi organisasi tingkat Cabang diselenggarakan
sekalidalam3(tiga)tahunolehdanatastanggungjawabBadanPengurusCabangselambat-lambatnya
pada akhir masa baktinya.
2.	 Apabila 3 (tiga) bulan sesudah masa baktinya Badan Pengurus Cabang tidak diselenggarakan
Musyawarah Cabang tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan maka Badan Pengurus Cabang
kehilangan hak dan wewenang untuk mengurus organisasi dan harus segera diadakan Musyawarah
Cabang Luar Biasa sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Rumah Tangga.
3.	 Tempat penyelenggaraan Musyawarah Cabang ditetapkan dalam rapat Pengurus Lengkap Badan
Pengurus Cabang.
4.	 Prosedur dan tatalaksana penyelenggaraan musyawarah Cabang merupakan tugas dan tanggung
jawab Badan Pengurus Cabang, kecuali bila Badan Pengurus Cabang telah kehilangan hak dan
wewenang untuk mengurus organisasi sebagaimana disebut pada ayat 2 (dua) diatas, maka Badan
Pengurus Daerah akan mengambil alih tugas dan tanggung jawab tersebut.
ANGGARAN RUMAH TANGGA22
5.	 Musyawarah Cabang diselenggarakan oleh Badan Pengurus Cabang.
6.	 Anggaran Biaya penyelenggaraan Musyawarah Cabang ditentukan dan ditanggung oleh Badan
Pengurus Cabang.
7.	 Musyawarah Cabang berwenang;
a.	 Menetapkan program Umum Cabang dengan mengacu pada program Umum Daerah yang
disesuaikan dengan kondisi dan kepentingan Cabang.
b.	 Menilai dan menetapkan Laporan Pertanggungjawaban Badan Pengurus Cabang selama masa
baktinya.
c.	 Memilih dan menetapkan Badan Pengurus Cabang beserta Lembaga Kelengkapan Organisasi
tingkat Cabang.
d.	 Menetapkan keputusan-keputusan lain yang diperlukan.
8.	 Peserta Musyawarah Cabang terdiri dari:
a.	 Para Anggota Biasa Badan Pengurus Cabang yang bersangkutan dan telah terdaftar sebagai
anggota minimal 6 (enam) bulan dan telah menyelesaikan kewajibannya sebagaimana diatur
dalam pasal 9 ayat 2 ART.
b.	 Peninjau adalah Fungsionaris Badan Pengurus Daerah dan Anggota Lembaga Kelengkapan
Organisasi tingkat Cabang, serta Anggota Luar Biasa di Cabang yang bersangkutan.
c.	 Undangan adalah peserta lainnya diluar Utusan dan Peninjau yang diundang oleh Badan Pengurus
Cabang.
9.	 Hak Perserta Musyawarah:
a.	 Utusan memiliki hak suara, hak bicara, hak memilih dan dipilih.
b.	 Peninjau memiliki hak bicara dan hak dipilih.
c.	 Undangan memiliki hak bicara.
10.	Musyawarah Cabang adalah sah bila memenuhi kuorum sebanyak ¾ (tiga per empat) dari peserta
yang berhak hadir. Jika kuorum ini tidak tercapai, maka upacara pembukaan Musyawarah Cabang
tetap dapat berlangsung menurut jadwal yang tercantum dalam surat undangan, tetapi persidangan
Musyawarah Cabang ditunda paling lama 24 (dua puluh empat) jam. Apabila setelah waktu penundaan
jumlah kuorum tidak tercapai, maka persidangan Musyawarah Cabang dapat berlangsung, dan adalah
sah tanpa perlu mengindahkan kuorum.
11.	 Khusus BPD HIPMI DKI Jaya, Ketua umum BPC dipilih dan diberhentikan oleh BPD HIPMI DKI Jaya
Pasal 14
Musyawarah Nasional Luar Biasa
1.	 Musyawarah Nasional Luar Biasa diselenggarakan bila ada kebutuhan hal-hal yang tidak dapat ditunda
sampai Musyawarah Nasional diselenggarakan, antara lain seperti:
a.	 Terjadi Penyimpangan dan pelanggaran oleh Badan Pengurus Pusat.
b.	 Jika Badan Pengurus Pusat tidak menyelenggarakan Musyawarah Nasional setelah 3 (tiga) bulan
berakhir masa bakti Badan Pengurus Pusat tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan
(pasal 12 ayat 2).
2.	 Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat diadakan atas permintaan 2/3 (dua per tiga) jumlah Badan
Pengurus Daerah dengan 2/3 (dua per tiga) jumlah Anggota Badan Pengurus Pusat atau sebaliknya.
3.	 Ketentuan-ketentuan tentang penyelenggaraan Musyawarah Nasional dapat diberlakukan untuk
menyelenggarakan Musyawarah Nasional Luar Biasa.
4.	 Permasalahan yang akan dibahas harus disampaikan kepada para Peserta bersama-sama Undangan
menghadiri Musyawarah Nasional Luar Biasa paling lambat 15 (lima belas) hari sebelum tanggal
penyelenggaraan.
Pasal 15
Musyawarah Daerah Luar Biasa
1.	 Musyawarah Daerah Luar Biasa diselenggarakan bila ada kebutuhan hal-hal yang tidak dapat ditunda
sampai Musyawarah Daerah diselenggarakan, antara lain seperti:
ANGGARAN RUMAH TANGGA 23
a.	 Terjadi penyimpangan dan pelanggaran oleh Badan Pengurus Daerah.
b.	 Jika Badan Pengurus Daerah tidak menyelenggarakan Musyawarah Daerah setelah 3 (tiga)
bulan berakhir masa bakti Badan Pengurus Daerah tersebut tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
2.	 Musyawarah Daerah Luar Biasa dapat diadakan atas permintaan 2/3 (dua per tiga) jumlah Badan
Pengurus Cabang bersama dengan 2/3 (dua per tiga) jumlah Anggota Badan Pengurus Daerah atau
sebaliknya.
3.	 Jika ternyata jumlah Cabang kurang dari 50% (lima puluh persen) dari Kota/Kabupaten yang ada di
daerah yang bersangkutan, maka Musyawarah Daerah Luar Biasa dapat diadakan atas permintaan 2/3
(dua per tiga) jumlah anggota Biasa Daerah bersama dengan 2/3 (dua per tiga) jumlah anggota Badan
Pengurus Daerah.
4.	 Ketentuan pada ayat 2 (dua) pasal ini tidak berlaku bagi Musyawarah Daerah Luar Biasa yang
diselenggarakan berdasarkan ketentuan pasal 13 ayat (1) Anggaran Rumah Tangga.
5.	 Ketentuan-ketentuan tentang penyelenggaraan Musyawarah Daerah dapat diberlakukan untuk
menyelenggarakan Musyawarah Daerah Luar Biasa.
6.	 Permasalahan yang akan dibahas harus disampaikan kepada para Peserta bersama-sama Undangan
menghadiri Musyawarah Daerah Luar Biasa paling lambat 15 (lima belas) hari sebelum tanggal
penyelenggaraan.
Pasal 16
Musyawarah Cabang Luar Biasa
1.	 Musyawarah Cabang Luar Biasa diselenggarakan bila ada kebutuhan hal-hal yang tidak dapat ditunda
sampai Musyawarah Cabang diselenggarakan, antara lain seperti:
a.	 Terjadi Penyimpangan dan pelanggaran oleh Badan Pengurus Cabang.
b.	 Jika Badan Pengurus Cabang tidak menyelenggarakan Musyawarah Cabang setelah 3 (tiga) bulan
berakhir masa bakti Badan Pengurus Cabang tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
2.	 Musyawarah Cabang Luar Biasa dapat diadakan atas permintaan 2/3 (dua per tiga) jumlah anggota
biasa Cabang bersama-sama dengan 2/3 (dua per tiga) jumlah anggota Badan Pengurus Cabang
bersama-sama dengan 2/3 (dua per tiga) jumlah Anggota Badan Pengurus Cabang atau sebaliknya.
Kecuali dalam hal penyelenggaraan Musyawarah Cabang Luar Biasa seperti yang dimaksud dalam
pasal 14 ayat (1) Anggaran Rumah Tangga.
3.	 Ketentuan-ketentuan tentang penyelenggaraan Musyawarah Cabang dapat diberlakukan untuk
menyelenggarakan Musyawarah Cabang Luar Biasa.
4.	 Permasalahan yang akan dibahas harus disampaikan kepada para peserta bersama-sama undangan
menghadiri Musyawarah Cabang Luar Biasa paling lambat 15 (lima belas) hari sebelum tanggal
penyelenggaraan
Pasal 17
Musyawarah Nasional Khusus
1.	 Musyawarah Nasional Khusus diselenggarakan:
a.	 Untuk merekomendasikan penyempurnaan Anggaran Dasar dan/atau Anggaran Rumah Tangga
yang akan ditetapkan di Munas..
b.	 Untuk membubarkan Organisasi.
2.	 Untuk melaksanakan pembubaran organisasi, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
seluruh Badan Pengurus Daerah yang ada.
3.	 Ketentuan-ketentuan tentang penyelenggaraan Musyawarah Nasional dapat diberlakukan untuk
Musyawarah Nasional Khusus.
4.	 Permasalahan yang akan dibahas harus disampaikan kepada para peserta bersama-sama undangan
menghadiri Musyawarah Nasional Khusus paling lambat 15 (lima belas) hari sebelum tanggal
penyelenggaraan.
ANGGARAN RUMAH TANGGA24
Pasal 18
Badan Pengurus Pusat
1.	 Badan Pengurus Pusat merupakan Pimpinan Tertinggi Organisasi di Tingkat Nasional yang mewakili
organisasi ke luar maupun ke dalam serta bertanggung jawab atas pengelolaan organisasi.
2.	 Badan Pengurus Pusat berkewajiban untuk:
a.	 Menjalankan dan menegakkan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.
b.	 MenjalankandanmenjabarkanProgramUmumOrganisasikedalamProgramKerjaBadanPengurus
Pusat yang dibagi per tahun program.
c.	 Melaksanakan keputusan-keputusan organisasi.
d.	 Mewakili organisasi di dalam dan di luar pengadilan.
3.	 Badan Pengurus Pusat berwenang untuk mensahkan Badan Pengurus Daerah yang merupakan hasil
dari Musyawarah Daerah.
4.	 Badan Pengurus Pusat berwenang untuk ikut mempersiapkan penyelenggaraan Musyawarah Daerah
Luar Biasa di Daerah yang Badan Pengurus Daerahnya telah melampaui waktu 3 (tiga) bulan sesudah
masa baktinya berakhir tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan oleh karenanya telah
kehilangan hak dan wewenang untuk menjalankan organisasi.
5.	 Badan Pengurus Pusat berhak menetapkan tata-laksana program serta meneliti pelaksanaannya,
menetapkan peraturan-peraturan yang diperlukan guna kelancaran pengelolaan organisasi.
6.	 Badan Pengurus Pusat berhak menetapkan dan membayar biaya operasional berdasarkan program
kerja yang ditetapkan maupun biaya-biaya lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tujuan dan
usaha organisasi.
7.	 Badan Pengurus Pusat bertanggung jawab kepada para anggota melalui forum Musyawarah Nasional.
Pasal 19
Badan Pengurus Daerah
1.	 Badan Pengurus Daerah merupakan Pimpinan Tertinggi Organisasi di Tingkat Daerah yang mewakili
organisasi ke luar maupun ke dalam serta bertanggung jawab atas pengelolaan organisasi di Daerah
bersangkutan.
2.	 Badan Pengurus Daerah berkewajiban untuk:
a.	 Menjalankan dan menegakkan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.
b.	 Melaksanakan program Umum Daerah serta keputusan-keputusan Musyawarah Daerah.
c.	 Menjalankan dan menjabarkan Program Umum Daerah ke dalam Program Kerja Badan Pengurus
Daerah yang dibagi per tahun program.
d.	 Melaksanakan keputusan-keputusan organisasi.
e.	 Mewakili organisasi di dalam dan di luar pengadilan.
3.	 Badan Pengurus Daerah berwenang untuk mensahkan Badan Pengurus Cabang yang merupakan hasil
dari Musyawarah Cabang.
4.	 BadanPengurusDaerahberwenanguntukikutmempersiapkanpenyelenggaraanMusyawarahCabang
Luar Biasa di Cabang yang bersangkutan telah melampaui waktu 3 (tiga) bulan sesudah masa baktinya
berakhir tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan oleh karenanya telah kehilangan hak
dan wewenang untuk menjalankan organisasi.
5.	 Badan Pengurus Daerah berhak menetapkan tata-laksana program serta meneliti pelaksanaannya,
menetapkan peraturan-peraturan yang diperlukan guna kelancaran pengelolaan organisasi.
6.	 Badan Pengurus Daerah berhak menetapkan dan membayar biaya operasional berdasarkan program
kerja yang ditetapkan maupun biaya-biaya lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tujuan dan
usaha organisasi.
7.	 Badan Pengurus Daerah bertanggung jawab kepada para anggota melalui forum Musyawarah Daerah.
ANGGARAN RUMAH TANGGA 25
Pasal 20
Badan Pengurus Cabang
1.	 Badan Pengurus Cabang dapat dibentuk pada setiap Kota/Kabupaten, dengan jumlah anggota
sekurang-kurangnya 21 (dua puluh satu) orang.
2.	 Pembentukan Badan Pengurus Cabang baru melalui Karetaker yang bertanggung jawab untuk
melaksanakanmusyawarahcabangyangpertamaselambat-lambatnyaenambulansetelahditetapkan.
3.	 Badan Pengurus Cabang berkewajiban untuk:
a.	 Menjalankan dan menegakkan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.
b.	 Melaksanakan program Umum Cabang serta keputusan-keputusan Musyawarah Cabang.
c.	 Menjalankan dan menjabarkan Program Umum Cabang ke dalam Program Kerja Badan Pengurus
Cabang yang dibagi per tahun program.
d.	 Melaksanakan keputusan-keputusan organisasi.
e.	 Mewakili organisasi di dalam dan di luar pengadilan.
4.	 Badan Pengurus Cabang berhak menetapkan tata-laksana program serta meneliti pelaksanaannya,
menetapkan peraturan-peraturan yang diperlukan guna kelancaran pengelolaan organisasi.
5.	 Badan Pengurus Cabang berhak menetapkan dan membayar biaya operasional berdasarkan program
kerja yang ditetapkan maupun biaya-biaya lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tujuan dan
usaha organisasi.
6.	 BadanPengurusCabangbertanggungjawabkepadaparaanggotamelaluiforumMusyawarahCabang.
Pasal 21
Para Fungsionaris Badan Pengurus
1.	 Para Fungsionaris Badan Pengurus Harian Pusat, terdiri atas:
a.	 Seorang Ketua umum
b.	 Ketua dengan jumlah sebanyak-banyaknya 9 (sembilan) orang
c.	 Seorang Sekretaris Jenderal.
d.	 5 (lima) Orang Wakil Sekretaris Jenderal
e.	 Seorang Bendahara umum.
f.	 4 (empat) Orang Wakil Bendahara Umum
g.	 Kompartemen, sesuai kebutuhan.
2.	 Para Fungsionaris Badan Pengurus Harian Daerah, terdiri atas:
a.	 Seorang Ketua umum
b.	 Ketua dengan jumlah sebanyak-banyaknya 9 (sembilan) orang
c.	 Seorang Sekretaris Umum.
d.	 5(lima) Orang Wakil Sekretaris Umum
e.	 Seorang Bendahara umum.
f.	 4(empat) Orang Wakil Bendahara Umum
g.	 Kompartemen, sesuai kebutuhan.
3.	 Para Fungsionaris Badan Pengurus Harian Cabang, terdiri atas:
a.	 Seorang Ketua umum
b.	 Ketua dengan jumlah sebanyak-banyaknya 9 (sembilan) orang
c.	 Seorang Sekretaris.
d.	 5(lima) Orang Wakil Sekretaris Umum
e.	 Seorang Bendahara umum.
f.	 4(empat) Orang Wakil Bendahara Umum
g.	 Kompartemen, sesuai kebutuhan
4.	 Para Fungsionaris Badan Pengurus Lengkap Pusat terdiri dari Badan Pengurus Harian ditambah
Departemen yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan.
ANGGARAN RUMAH TANGGA26
Pasal 22
Persyaratan Anggota Badan Pengurus
1.	 Persyaratan umum bagi calon Pengurus adalah:
a.	 Anggota biasa aktif yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Anggota yang masih berlaku.
b.	 Setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
c.	 Setia kepada cita-cita usaha dan tujuan HIPMI.
d.	 Berpandangan luas, bersikap/bermoral baik dimasyarakat terutama masyarakat dunia usaha.
e.	 Tidak berada dalam keadaan terpidana atau dinyatakan pailit oleh pengadilan.
f.	 Berusia di bawah 41 (empat puluh satu) tahun.
g.	 Menyatakan kesediaan aktif dan bersedia mundur jika dinilai tidak aktif.
2.	 Persyaratan khusus bagi calon fungsionaris Badan Pengurus Harian Pusat adalah anggota biasa yang
pernah atau sedang menjalani kepengurusan di BPP atau BPD sekurang-kurangnya satu masa bakti
penuh dan/atau pernah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan yang dilaksanakan oleh BPP.
3.	 Persyaratan khusus bagi calon fungsionaris Badan Pengurus Harian Daerah adalah anggota biasa yang
pernah atau sedang menjalani kepengurusan di BPD atau BPC sekurang-kurangnya satu masa bakti
penuh.
4.	 Persyaratan Khusus bagi calon Ketua Umum adalah:
a.	 Memenuhi persyaratan umum bagi calon pengurus.
b.	 Untuk calon Ketua Umum Pusat pernah atau sedang menjadi Fungsionaris di Badan Pengurus
Pusat Harian dan atau Fungsionaris di Badan Pengurus Daerah Harian sekurang-kurangnya 1 (satu)
masa bakti penuh.
c.	 Untuk calon Ketua Umum Badan Pengurus Daerah pernah atau sedang menjadi Fungsionaris di
BadanPengurusDaerahHarian danatauFungsionaris diBadanPengurusCabangHariansekurang-
kurangnya 1 (satu) masa bakti penuh.
d.	 Untuk calon Ketua Umum Badan Pengurus Cabang pernah atau sedang menjadi Fungsionaris
di Badan Pengurus Cabang Harian dan atau menjadi anggota biasa aktif sekurang-kurangnya 6
(enam) bulan.
e.	 Bersedia bertempat tinggal dimana Badan Pengurus berkedudukan.
f.	 Mencalonkan diri sebagai Ketua Umum secara tertulis sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sebelum
tanggal pelaksanaan Musyawarah Nasional dengan disertai 5 (lima) rekomendasi dari BPD, 14
(empat belas) hari sebelum tanggal pelaksanaan MUSDA dan 7 (tujuh) hari sebelum tanggal
pelaksanaan MUSCAB, yang ditetapkan oleh masing-masing tingkatan (BPP, BPD, BPC).
Pasal 23
Tata Cara Pemilihan Ketua Umum
Dan Pembentukan Badan Pengurus Pusat
1.	 Pemilihan Ketua Umum Badan Pengurus Pusat dilaksanakan dengan asas LUBER (Langsung, Umum,
Bebas, dan Rahasia) dan JURDIL (Jujur dan Adil), yang berlangsung dalam 3 (tiga) tahap:
a.	 Tahap Pendaftaran
b.	 Tahap Kampanye
c.	 Tahap Pemilihan
2. Tahap Pendaftaran:
a.	 Bakal calon Ketua Umum mencalonkan diri secara tertulis disertai dengan sekurang-kurangnya 5
(lima) rekomendasi BPD.
b.	 Mendaftarkan diri pada Panitia Pemilihan yang dibentuk oleh Badan Pengurus Pusat, selambat-
lambatnya1(satu)BulansebelumtanggalpelaksanaanMusyawarahNasionalyangtelahditetapkan
dan ditembuskan kepada BPD-BPD HIPMI
3. Tahap Kampanye:
a.	 Setelah melewati Tahap Pendaftaran, Bakal Calon diwajibkan mengikuti Tahap Kampanye yang
terdiri dari Kampanye Tertulis, Kampanye Lisan, Debat Antar Calon, dan Presentasi Pokok-Pokok
ANGGARAN RUMAH TANGGA 27
Pikiran yang (SC) Tim Nominasi dalam forum yang disediakan oleh Panitia Pemilihan.
b.	 Tahap Kampanye berlangsung hingga saat penyelenggaraan Musyawarah Nasional.
4. Tahap Pemilihan, dengan prosedur:
a.	 Sebelum pemilihan calon Ketua Umum diadakan, setiap bakal calon diharuskan memperkenalkan
dirisekaligusmenjabarkanProgramUmumNasionalHIPMI yangtelahdiputuskanolehMusyawarah
Nasional.
b.	 Pemilihan dilakukan di tempat yang disediakan oleh Panitia Pelaksana Musyawarah Nasional.
c.	 Setiap utusan memilih satu bakal calon Ketua Umum / Ketua Formatur yang telah memenuhi
persyaratan sebagai Calon Ketua Umum sebagaimana ditetapkan pasal 22 ayat (4) Anggaran
Rumah Tangga, di atas kertas suara yang disediakan oleh Panitia Pengarah Musyawarah Nasional.
d.	 Apabila salah satu calon Ketua Umum mendapat dukungan suara lebih dari 50 (lima puluh) persen
dari total jumlah suara maka calon yang bersangkutan langsung dinyatakan sah terpilh sebagai
Ketua Umum BPP HIPMI.
e.	 Dari hasil perhitungan suara, ditentukan 2 (dua) orang yang memperoleh suara terbanyak dan
berhak ikut dalam tahap pemilihan Ketua Umum.
f.	 Sebelum pemilihan ketua umum diadakan, setiap calon diharuskan kembali menyatakan
kesediaannya dipilih menjadi ketua umum dan melakukan tanya jawab dengan Peserta.
g.	 Pada saat pemilihan Ketua Umum, setiap utusan memilih 1(satu) di antara 2(dua) nama calon
Ketua Umum yang memperoleh suara terbanyak di atas kertas suara yang disediakan oleh Panitia
Pengarah Musyawarah Nasional.
h.	 Setelah memilih, kertas suara dimasukkan kedalam kotak suara yang disediakan di tempat yang
sama.
i.	 Calon yang memperoleh suara terbanyak menjadi Ketua Umum Badan Pengurus Pusat terpilih,
dan sekaligus menjadi ketua formatur dan calon yang memiliki suara terbanyak kedua menjadi
mide formatur ditambah dengan Ketua Umum Demisioner.
j.	 Apabila Ketua Umum terpilih secara aklamasi, maka anggota mide formatur dipilih secara mufakat
atau melalui pemilihan suara. Ditambah ketua umum demisioner.
k.	 Ketua Umum terpilih yang sekaligus Ketua Formatur didampingi oleh 2 orang formatur menyusun
kepengurusan untuk masa bakti berikutnya.
l.	 Ketua Umum terpilih mempunyai hak prerogatif memilih Sekretaris jenderal dan Bendahara
Umum.
Pasal 24
Pemilihan Ketua Umum Dan
Pembentukan Badan Pengurus Daerah/Cabang
Tata cara dan prosedur pemilihan Ketua Umum dan pembentukan Badan Pengurus Daerah/Cabang
dilakukan sesuai dengan ketentuan Pasal 23 Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 25
Masa Bakti Badan Pengurus
1.	 Masa Bakti Badan Pengurus adalah 3 (tiga) tahun terhitung mulai disahkan oleh Musyawarah Nasional/
Daerah/Cabang.
2.	 Seorang Fungsionaris Badan Pengurus Harian yang bukan Ketua Umum, setelah 1(satu) masa bakti
dapat dipilih kembali.
3.	 Setelah menjalankan 1 (satu) masa bakti, seorang Ketua Umum Badan Pengurus tidak dapat
mencalonkan diri dan dipilih kembali ditingkat yang sama.
ANGGARAN RUMAH TANGGA28
Pasal 26
Dewan Kehormatan
1.	 Dewan Kehormatan merupakan Lembaga Kelengkapan Organisasi di tingkat Nasional/Daerah/Cabang
dan terutama terdiri dari Pendiri, para mantan Ketua Umum/Ketua dan mantan Anggota Badan
Pengurus HIPMI lainnya yang jelas jasanya dalam memajukan dan mengembangkan HIPMI.
2.	 Dewan Kehormatan diangkat melalui Musyawarah Nasional/Daerah/Cabang untuk masa jabatan 3
(tiga) tahun mulai saat diputuskan dalam Musyawarah dan berakhir pada Musyawarah berikutnya.
3.	 Dewan Kehormatan bertugas dan berwenang untuk memberi nasihat/saran dan gagasan di bidang
ekonomi, politik, sosial dan budaya terutama yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi nasional,
baik diminta maupun tidak, khususnya dalam rangka pengembangan organisasi HIPMI.
Pasal 27
Dewan Pembina
1.	 DewanPembinamerupakanLembagaKelengkapanOrganisasiditingkatNasional/Daerah/Cabangdan
sebanyak-banyaknya terdiri dari 15 (lima belas) orang, yaitu seorang mantan Ketua Umum sekaligus
sebagai Ketua dan 14 (empat belas) orang mantan Fungsionaris Badan Pengurus Harian yang baru
menyelesaikan masa baktinya.
2.	 Dewan Pembina diangkat melalui Musyawarah Nasional/Daerah/Cabang untuk masa bakti 3 (tiga)
tahun mulai diputuskan dalam Musyawarah dan berakhir pada musyawarah berikutnya.
3.	 Dewan Pembina bertugas dan berwenang untuk memberikan pengarahan, saran, gagasan serta
nasihat baik diminta maupun tidak kepada Badan Pengurus minimal sekali dalam 6 (enam) bulan
dalam forum resmi Badan Pengurus.
4.	 Mengawasi pelaksanaan Kode Etik Keanggotaan dengan tugas:
a.	 Mempelajari pengaduan tertulis dari pihak manapun tentang pelanggaran kode etik oleh anggota
HIPMI serta mengadakan penelitian seperlunya.
b.	 Jika terbukti adanya pelanggaran kode etik oleh anggota HIPMI, Dewan Pembina melaporkan
kepada Badan Pengurus dengan menjelaskan pertimbangan apa, untuk menjalankan sanksi bagi
pelanggar.
c.	 Badan Pengurus berhak mengambil keputusan berupa sanksi bagi pelanggar berdasarkan Pasal 11
Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 28
Dewan Pleno
1.	 Dewan Pleno merupakan Lembaga Kelengkapan Organisasi yang ada di tingkat Pusat.
2.	 Dewan Pleno bertugas dan berfungsi untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan
pelaksanaan dan pengembangan program kerja, saling tukar menukar informasi antara Pusat dan
Daerah.
3.	 Dewan Pleno berwenang untuk mempersiapkan penyelenggaraan Musyawarah Nasional Luar Biasa
bilamana Badan Pengurus Pusat telah melampaui waktu 4 (empat) bulan sesudah masa baktinya
berakhir tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan oleh karenanya telah kehilangan hak
dan wewenang untuk menjalankan organisasi.
4.	 Dewan Pleno beranggotakan:
a.	 Para Ketua Umum, Para Ketua, Sekretaris, Bendahara atau yang memegang mandat Badan
Pengurus Daerah.
b.	 Ketua Umum, Para Ketua, Sekretaris Jenderal, Wakil Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum, Wakil
Bendahara Umum, para Ketua Kompartemen Badan Pengurus Pusat.
c.	 Ketua Dewan Pembina dan Ketua Dewan Kehormatan tingkat Pusat.
5.	 Sidang Dewan Pleno diselenggarakan oleh Badan Pengurus Pusat.
6.	 Dewan Pleno bersidang sebanyak 2 (dua) kali dan dilakukan 6 (enam) bulan sesudah MUNAS dan 6
(enam) bulan sebelum MUNAS.
ANGGARAN RUMAH TANGGA 29
Pasal 29
Badan Otonom
1. 	 Badan Pengurus dapat membentuk Badan Otonom yang berfungsi, antara lain, untuk mempererat
persatuan dan kesatuan serta membina dan meningkatkan kemampuan profesional anggota HIPMI.
2. 	 Badan Otonom dilantik dan bertanggungjawab kepada Badan Pengurus sesuai tingkatannya
BAB IV
PEMBAGIAN WEWENANG PENGURUS
Pasal 30
Tugas Dan Kewajiban Fungsionaris Badan Pengurus Harian
1.	 Ketua Umum memimpin Badan Pengurus, secara umum mengkoordinir tugas dan kewajiban seluruh
anggota Badan Pengurus.
2.	 Ketua Umum bersama-sama Sekretaris Jenderal memimpin sidang-sidang Badan Pengurus dan
apabila berhalangan, wajib menunjuk salah seorang Ketua. Dalam hal Ketua juga berhalangan maka
salah seorang Ketua Kompartemen wajib menggantikannya
3.	 Apabila Ketua Umum berhalangan untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari, dapat diwakili oleh salah
seorang Ketua yang ditunjuk. Sedangkan apabila Ketua Umum karena satu dan lain hal tidak dapat
diteruskan sama sekali jabatannya sampai berakhir, maka Badan Pengurus Harian dapat menetapkan
dan mengangkat salah seorang Ketua sebagai pejabat Ketua Umum dan diperkenankan memegang
jabatan rangkap.
4.	 Jika lamanya sisa masa bakti kepengurusan yang lowong sebagai akibat dari hal yang disebut pada
ayat 3 di atas itu 1 ½ (satu setengah) tahun atau lebih, maka Ketua yang menjadi Pejabat Ketua Umum
tersebut dapat disebut Ketua Umum (definitif) dan masa jabatan yang dipangkunya sampai akhir masa
baktinya kepengurusan yang sedang berjalan itu dinilai 1 (satu) masa bakti atau 1 (satu) masa jabatan
kepengurusan. Sedangkan kalau kurang dari 1 ½ (satu setengah) tahun, tidak dianggap sebagai 1
(satu) masa bakti dan pejabat yang bersangkutan disebut sebagai Pejabat Ketua Umum.
5.	 Ketua Umum Badan Pengurus Pusat melantik Badan Pengurus Daerah di daerahnya.
6.	 Ketua bertugas mengkoordinir kompartemen-kompartemen yang dibawahinya
7.	 Sekretaris Jenderal bertugas melaksanakan semua kebijakan ketetapan dan tugas lainnya
yang dilimpahkan oleh Badan Pengurus Harian, mengelola segala urusan administrasi, manajemen,
personalia, harta benda organisasi dan berbagai tugas lainnya.
8.	 Bendahara Umum bertanggung jawab atas pencarian sumber dana, pengelolaan dan penguasaan
kekayaan serta keuangan organisasi dan menyampaikan NeracaTahunan yang telah diperiksa Akuntan
terdaftar kepada Badan Pengurus selambat-lambatnya pada tanggal 31 Maret setiap tahun.
9.	 Kompartemen bertugas mengkoordinir Departemen-departemen yang dibawahinya.
Pasal 31
S e k r e t a r i a t
1.	 Badan Pengurus Pusat/Daerah/Cabang memiliki Kantor Sekretariat yang dikepalai atau dipimpin
oleh seorang Sekretaris Eksekutif yang bertugas mengelola segala urusan administrasi, personalia,
keuangan dan lain sebagainya serta tugas pelayanan kepada para anggota dan melaksanakan tugas-
tugas yang diberikan oleh Badan Pengurus.
2.	 Sekretaris Ekskutif dengan dibantu oleh beberapa staf menurut kebutuhan, bertanggung jawab atas
kekayaan dan inventaris milik organisasi yang berada dalam penguasaannya.
3.	 Sekretaris Eksekutif diangkat dan diberhentikan oleh Badan Pengurus atas usul Sekretaris Badan
Pengurus dan adalah tenaga professional yang digaji serta bertanggung jawab kepada Badan
Pengurus Harian melalui Sekretaris Badan Pengurus.
ANGGARAN RUMAH TANGGA30
BAB V
RAPAT DAN KEPUTUSAN
Pasal 32
Rapat Kerja HIPMI
1.	 Rapat Kerja HIPMI terdiri dari:
a.	 Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di tingkat Pusat/Nasional
b.	 Rapat Kerja Daerah (Rakerda) di tingkat Daerah
c.	 Rapat Kerja Cabang (Rakercab) di tingkat Cabang
2.	 Rapat Kerja HIPMI diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Badan Pengurus Pusat/Daerah/
Cabang pada waktu ½ (setengah) masa baktinya berlalu.
3.	 Rapat Kerja HIPMI diselenggarakan dengan tujuan untuk mengevaluasi program kerja yang telah dan
akan dilaksanakan, menetapkan keputusan-keputusan yang menunjang pelaksanaan keputusan-
keputusan Musyawarah Nasional/Daerah/Cabang.
4.	 Rapat Kerja HIPMI dihadiri:
a.	 Di tingkat Pusat/Nasional, oleh Badan Pengurus Pusat, Dewan Pembina, Dewan Kehormatan dan
para utusan Badan Pengurus Daerah sebagai peserta.
b.	 Di tingkat Daerah, oleh Badan Pengurus Daerah, Dewan Pembina, Dewan Kehormatan dan para
utusan Badan Pengurus Cabang atau anggota sebagai peserta.
c.	 Di tingkat Cabang, oleh Badan Pengurus Cabang, Dewan Pembina, Dewan Kehormatan dan para
anggota sebagai peserta.
Pasal 33
Rapat Badan Pengurus
1.	 Rapat Badan Pengurus Lengkap diselenggarakan setiap 2 (dua) bulan sekali, sedangkan Rapat Badan
Pengurus Harian diselenggarakan sebulan sekali.
2.	 Rapat Badan Pengurus adalah sah bila dihadiri 2/3 (dua per tiga) jumlah anggota Badan Pengurus.
3.	 Para Ketua dapat mengadakan rapat dengan kompartemen-kompartemen yang ada di bawah
koordinasinya.
4.	 Para Ketua Kompartemen/Departemen dapat mengadakan rapat di dalam lingkungannya sendiri atau
antar Kompartemen/Departemen setiap kali diperlukan
Pasal 34
Keputusan Rapat
1.	 Keputusan rapat pada dasarnya dilakukan secara musyawarah untuk mufakat.
2.	 Apabila keputusan secara musyawarah untuk mufakat tidak berhasil maka keputusan diambil
berdasarkan suara terbanyak.
BAB VII
KEUANGAN DAN KEKAYAAN
Pasal 35
Keuangan
1.	 Badan Pengurus menetapkan besarnya uang pangkal, iuran, pungutan maupun sumbangan/hibah.
2.	 Semua lalu lintas/mutasi keuangan harus dicatat disertai bukti-bukti sah menurut kaidah peraturan
yang lazim berlaku.
3.	 Tahun buku HIPMI adalah 1 Januari sampai dengan 31 Desember.
4.	 Pada setiap tanggal 1 Desember, oleh Bendahara dibuat Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Organisasi (RAPBO) tahunan yang disahkan oleh pengurus.
ANGGARAN RUMAH TANGGA 31
5.	 Untuk membantu keuangan Badan Pengurus Pusat, maka 10% (sepuluh persen) hasil iuran anggota
diserahkan ke Badan Pengurus Pusat. Sedangkan untuk membantu keuangan Badan Pengurus Daerah,
maka 30% (tiga puluh persen) hasil iuran anggota diserahkan kepada Badan Pengurus Daerah.
6.	 Untuk memperkuat posisi keuangan organisasi, maka Badan Pengurus mengadakan usaha tersendiri
yang sah, halal dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 36
Kekayaan
1.	 Badan Pengurus bertanggung jawab atas harta kekayaan organisasi baik yang bergerak maupun yang
tetap dari segi pemeliharaan dan cara penggunaannya.
2.	 Tata cara likuidasi atas kekayaan organisasi karena pembubaran ditetapkan oleh Musyawarah
BAB VII
LAMBANG, BENDERA, HYMNE DAN MARS ORGANISASI
Pasal 37
L a m b a n g
Bentuk, arti dan makna lambang HIPMI tertera pada lampiran ke-1 (kesatu) Anggaran Rumah Tangga ini.
Pasal 38
B e n d e r a
1.	 Setiap tingkatan organisasi HIPMI memiliki bendera yang seragam bentuknya, sekaligus menunjukkan
identitas masing-masing. Ketentuan mengenai bendera tertera pada lampiran ke-2 (kedua) Anggaran
Rumah Tangga ini.
2.	 Pada acara-acara resmi organisasi, bendera HIPMI dari tingkat yang bersangkutan dipasang di depan
podium berdampingan dengan bendera Merah-Putih. Di belakang atau disampingnya dikelilingi oleh
bendera HIPMI dari organisasi yang tingkatannya langsung dibawahnya.
Pasal 39
Hymne dan Mars
1.	 Syair dan lagu Hymne dan Mars HIPMI tertera pada lampiran ke-3 (ketiga) Anggaran RumahTangga ini.
2.	 Hymne dan Mars HIPMI dinyanyikan setelah lagu Kebangsaan Indonesia Raya pada acara-acara resmi
organisasi.
BAB VIII
P E N U T U P
Pasal 40
Hal-hal yang belum atau tidak cukup diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini, diatur oleh Badan
Pengurus Pusat dalam peraturan-peraturan organisasi yang tidak boleh bertentangan dengan jiwa dan
semangat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HIPMI
Pasal 41
1.	 Anggaran Rumah Tangga ini merupakan perubahan Anggaran Rumah Tangga yang disahkan untuk
pertama kali pada tanggal 10 Juni 1972 dan sesudahnya .
2.	 Perubahan Anggaran Rumah Tangga ini mendapat pengesahan dalam Musyawarah Nasional HIPMI,
pada tanggal 19 Oktober 2011 serta dinyatakan berlaku sejak ditetapkan .
ANGGARAN RUMAH TANGGA32
Ditetapkan di : Makassar
Pada tanggal : 19 Oktober 2011
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL XIV
HIMPUNAN PENGUSAHA MUDA INDONESIA
1.	KAMRUSSAMAD	 ttd
2.	 LURY ELZA ALEX	 ttd
3.	 A. RIDHA SABANA	ttd
4.	 DEDE SUMIRTO	 ttd
5.	 FIRDAUS DEPPU	 ttd
TATA LAKSANA KERJA 33
TATA LAKSANA KERJA
TATA LAKSANA KERJA34
TATA LAKSANA KERJA 35
TATA LAKSANA KERJA
BADAN PENGURUS PUSAT
HIMPUNAN PENGUSAHA MUDA INDONESIA
MASA BAKTI 2011 – 2014
BADAN PENGURUS PUSAT
HIMPUNAN PENGUSAHA MUDA INDONESIA
Menimbang : a.	 Bahwa Badan Pengurus Pusat ( BPP ) merupakan pimpinan tertinggi organisasi
tingkat nasional yang mewakili organisasi ke dalam dan ke luar dan bersifat
kolektif oleh karena itu tugas-tugas BPP dalam menjalankan dan menjabarkan
Program Umum Organisasi ke Program Kerja Badan Pengurus Pusat maka
perlu diatur dalam suatu Tata Laksana Kerja yang jelas
b.	BahwaTata Laksana Kerja BPP HIPMI Masa Bakti 2011-2014 perlu diubah sesuai
dengan tuntutan dan dinamika perkembangan organisasi.
c.	 Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
hutuf b, perlu disusun Tata Laksana Kerja BPP HIPMI Masa Bakti 2011 – 2014
Mengingat : Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HIPMI.
Memperhatikan : 1.	 Saran dan pendapat yang berkembang dalam Rapat BPL HIPMI tanggal 01
Februari 2013
2.	 Saran dan pendapat yang berkembang dalam Rapat BPH HIPMI tanggal 27
Maret 2013
M E M U T U S K A N
Menetapkan : TATA LAKSANA KERJA BADAN PENGURUS PUSAT HIMPUNAN PENGUSAHA
MUDA INDONESIA MASA BAKTI 2011-2014.
B A B I
U M U M
1. 	 Pedoman Tata Laksana Kerja BPP HIPMI masa bakti 2011-2014 disusun berdasarkan:
a. 	 Ketentuan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HIPMI hasil MUNAS XIV HIPMI
tahun 2011
b. 	 Pedoman Organisasi HIPMI masa bakti 2008-2011
2. 	 Badan Pengurus Pusat ( BPP ) merupakan PimpinanTertinggi Organisasi tingkat Nasional yang mewakili
organisasi ke dalam dan ke luar dan bersifat kolektif oleh karena itu tugas-tugas BPP dilaksanakan
dengan semangat persatuan dan kekeluargaan-kebersamaan.
3. 	 MaksudadanyaTataLaksanaKerjainiadalahdalamrangkamembedakantugasdanbukanmemisahkan
tugas dengan tujuan untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang maksimal.
TATA LAKSANA KERJA36
4. 	 Azas – azas :
a.	 Kolektif artinya kebersamaan dalam mengambil kebijakan-kebijakan organisasi.
b.	 Kekeluargaan artinya pelaksanaan tugas kepengurusan dilakukan secara gotong-royong dan
dijiwai oleh semangat kekeluargaan,kesetiakawanan dan kerjasama.
c.	 Kesinambungan artinya melanjutkan perencanaan dan pelaksanaan program-program masa lalu
sesuai rekomendasi Munas
d.	 Keterpaduan artinya dalam menjalankan seluruh kegiatan / program BPP HIPMI harus dijalankan
secara terpadu.
B A B II
KEWAJIBAN-WEWENANG DAN HAK BPP HIPMI
1. 	 Kewajiban BPP HIPMI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) Anggaran Rumah Tangga
HIPMI adalah :
a.	 Menjalankan dan menegakkan ketentuan – ketentuan yang terdapat dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.
b.	 Menjalankan dan menjabarkan Program Umum Organisasi ke dalam Program Kerja Badan
Pengurus Pusat yang dibagi pertahun program.
c.	 Melaksanakan keputusan – keputusan organisasi.
d.	 Mewakili organisasi di dalam dan di luar pengadilan.
2. 	 Wewenang BPP HIPMI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3) dan (4) Anggaran Rumah
Tangga HIPMI adalah :
a.	 Mensyahkan Badan Pengurus Daerah yang merupakan hasil dari Musyawarah Daerah
b.	 Turut serta mempersiapkan penyelenggaraan Musyawarah Daerah Luar Biasa di Daerah, ketika
Badan Pengurus Daerah telah melampaui waktu 3 ( tiga ) bulan sesudah masa baktinya berakhir
dan oleh karenanya telah kehilangan hak dan wewenang untuk menjalankan organisasi.
3. 	 Hak BPP HIPMI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (5); (6) dan (7) Anggaran
	 Rumah Tangga HIPMI adalah :
a.	 Menetapkan tata laksana program serta meneliti pelaksananaannya, menetapkan Peraturan –
Peraturan yang diperlukan guna kelancaran pengelolaan organisasi.
b.	 Menetapkan dan membayar biaya operasional berdasarkan program kerja yang telah ditetapkan
maupun biaya – biaya lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tujuan dan usaha organisasi.
c.	 Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Eksekutif beserta staf Sekretariat dan menetapkan
gaji serta syarat – syarat kerja.
d.	 Membentuk kepanitiaan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang menunjang program kerja
B A B III
SUSUNAN BADAN PENGURUS PUSAT (BPP) HIPMI
Badan Pengurus Pusat HIPMI adalah sebagai berikut :
1. 	 Badan Pengurus Harian Pusat, yang terdiri dari :
a.	 Seorang Ketua Umum
b.	 9 (Sembilan ) orang Ketua
c.	 Seorang Sekretaris Jenderal
d.	 5 ( Lima ) orang Wakil Sekretaris Jenderal
e.	 Seorang Bendahara Umum
f.	 4( Empat ) orang Wakil Bendahara Umum
g. 66 (enam puluh enam) orang Kompartemen yang terdiri dari:
TATA LAKSANA KERJA 37
	 1). Kompartemen dalam koordinasi Bidang Organisasi dan Hukum :
a.	 Komp. Organisasi
b.	 Komp. Keanggotaan, Database dan Sistem Informasi
c.	 Komp. Pemberdayaan Daerah
d.	 Komp. Pendidikan dan Pelatihan
e.	 Komp. Badan Otonom & Kelembagaan
f.	 Komp. Hubungan Senior
g.	 Komp. Kaderisasi
h.	 Komp. Hukum dan GCG
	 2). Kompartemen dalam koordinasi Bidang Ekonomi dan Keuangan:
a.	 Komp. Hubungan Perbankan dan Lembaga Bukan Bank
b.	 Komp. Investasi dan Asuransi
c.	 Komp. Perpajakan dan Regulasi
d.	 Komp. Kebijakan Ekonomi, Fiskal dan Moneter
e.	 Komp. Ekonomi Syariah
f.	 Komp. Pasar Modal
g.	 Komp. Pasar Berjangka
	 3). Kompartemen dalam koordinasi Bidang Perindustrian dan Perdagangan
a.	 Komp. Perdagangan Luar Negeri
b.	 Komp. Perdagangan Dalam Negeri
c.	 Komp. Pengembangan Ekspor Nasional
d.	 Komp. Perindustrian dan Manufaktur
e.	 Komp. Logistik dan Distribusi
f.	 Komp. Perhubungan dan Transportasi
g.	 Komp. Waralaba
	 4). Kompartemen dalam koordinasi Bidang Sumber Daya Alam, Energi dan Mineral
a.	 Komp. Minyak Dan Gas
b.	 Komp. Pertambangan
c.	 Komp. Kehutanan
d.	 Komp. Energi
e.	 Komp. Energi Terbarukan
f.	 Komp. Industri Penunjang Energi
g.	 Komp. Industri Penunjang Sumber Daya Alam
	 5). Kompartemen dalam koordinasi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
a.	 Komp. Telekomunikasi
b.	 Komp. Industri Kreatif Berbasis Teknologi (R & D, Permainan Interaktif, Layanan Komputer
dan Perangkat Lunak)
c.	 Komp. Industri Kreatif Berbasis Design
d.	 Komp. Industri Kreatif Berbasis Media (Penerbitan dan Percetakan)
e.	 Komp. Industri Kreatif Berbasis Elektronik (Televisi, radio, video, film dan fotografi)
f.	 Komp. Industri Kreatif Berbasis Budaya (kuliner, kerajinan, pasar barang seni, musik, seni
pertunjukan).
g.	 Komp. Hubungan Masyarakat dan Media
	 6). Kompartemen dalam koordinasi Bidang Infrastuktur dan Properti
a.	 Komp. Pengembangan Infrastruktur Darat
b.	 Komp. Pengembangan Infrastruktur Laut dan Sungai
TATA LAKSANA KERJA38
c.	 Komp. Pengembangan Infrastruktur Udara
d.	 Komp. Sumber Daya Air dan Irigasi
e.	 Komp. Pengembangan Sarana Pemukiman Dan Tata Ruang
f.	 Komp. Pengembangan Sarana Non Pemukiman Dan Tata Niaga
g.	 Komp. Penunjang Infrastruktur dan Properti
	 7). Kompartemen dalam koordinasi Bidang Agribisnis dan Kelautan
a.	 Komp. Pertanian
b.	 Komp. Perkebunan
c.	 Komp. Peternakan
d.	 Komp. Ketahanan Pangan
e.	 Komp. Pengolahan dan Pemasaran Produk Agribisnis
f.	 Komp. Perikanan dan Kelautan
g.	 Komp. Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan dan Kelautan
h.	 Komp. Teknologi Pendukung Agribisnis
	 8). Kompartemen Dalam Koordinasi Bidang Usaha Kecil Menengah dan Koperasi
a.	 Komp. Pembinaan Pengusaha Pemula
b.	 Komp. Pembinaan UKM
c.	 Komp. Pengembangan Permodalan UKM
d.	 Komp. Bina Koperasi
e.	 Komp. Pengembangan Permodalan Koperasi
f.	 Komp. Pengembangan Pasar UKM dan Koperasi
g.	 Komp. Pengembangan Usaha dan Riset
	 9). Kompartemen Dalam Koordinasi Bidang Hubungan Internasional
a.	 Komp.Kerjasama ASEAN
b.	 Komp. Kerjasama Asia Timur
c.	 Komp. Kerjasama Asia Pasifik
d.	 Komp. Kerjasama Eropa
e.	 Komp. Kerjasama Amerika
f.	 Komp. Kerjasama Kepulauan Pasifik, Australia dan Selandia Baru
g.	 Komp. Kerjasama Timur Tengah
h.	 Komp. Kerjasama Afrika
2. 	 Badan Pengurus Lengkap Pusat, terdiri dari :
a. 	 Badan Pengurus Harian Pusat ditambah
b. 	 68 (enam puluh delapan) orang Departemen yang terdiri dari :
1). 	Departemen dalam koordinasi Bidang Organisasi dan Hukum:
a.	 Dept. Organisasi
b.	 Dept. Keanggotaan
c.	 Dept. Database
d.	 Dept. Sistem Informasi
e.	 Dept. Pemberdayaan Daerah
f.	 Dept. Pendidikan dan Pelatihan
g.	 Dept. Badan Otonom & Kelembagaan
h.	 Dept. Hubungan Senior
i.	 Dept. Kaderisasi
j.	 Dept. Hukum dan GCG
2). 	Departemen dalam koordinasi Bidang Ekonomi dan Keuangan:
a.	 Dept. Hubungan Perbankan dan Lembaga Bukan Bank
b.	 Dept. Investasi dan Asuransi
TATA LAKSANA KERJA 39
c.	 Dept. Perpajakan dan Regulasi
d.	 Dept. Kebijakan Ekonomi, Fiskal dan Moneter
e.	 Dept. Ekonomi Syariah
f.	 Dept. Pasar Modal
g.	 Dept. Pasar Berjangka
3). 	Departemen dalam koordinasi Bidang Perindustrian dan Perdagangan
a.	 Dept. Perdagangan Luar Negeri
b.	 Dept. Perdagangan Dalam Negeri
c.	 Dept. Pengembangan Ekspor Nasiona
d.	 Dept. Perindustrian dan Manufaktu
e.	 Dept.. Logistik dan Distribusi
f.	 Dept. Perhubungan dan Transportas
g.	 Dept. Waralaba
4). 	Departemen dalam koordinasi Bidang Sumber Daya Alam, Energi dan Mineral
a.	 Dept. Minyak Dan Gas
b.	 Dept. Pertambangan
c.	 Dept. Kehutanan
d.	 Dept. Energi
e.	 Dept. Energi Terbarukan
f.	 Dept. Industri Penunjang Energi
g.	 Dept. Industri Penunjang Sumber Daya Alam
5). 	Departemen dalam koordinasi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
a.	 Dept. Telekomunikasi
b.	 Dept. Industri Kreatif Berbasis Teknologi (R & D, Permainan Interaktif, Layanan Komputer dan
Perangkat Lunak)
c.	 Dept. Industri Kreatif Berbasis Design
d.	 Dept. Industri Kreatif Berbasis Media (Penerbitan dan Percetakan)
e.	 Dept. Industri Kreatif Berbasis Elektronik (Televisi, radio, video, film dan fotografi)
f.	 Dept. Industri Kreatif Berbasis Budaya (kuliner, kerajinan, pasar barang seni, musik, seni
pertunjukan).
g.	 Dept. Hubungan Masyarakat dan Media
6). 	Departemen dalam koordinasi Bidang Infrastuktur dan Properti
a.	 Dept. Pengembangan Infrastruktur Darat
b.	 Dept. Pengembangan Infrastruktur Laut dan Sungai
c.	 Dept. Pengembangan Infrastruktur Udara
d.	 Dept. Sumber Daya Air dan Irigasi
e.	 Dept. Pengembangan Sarana Pemukiman Dan Tata Ruang
f.	 Dept. Pengembangan Sarana Non Pemukiman Dan Tata Niaga
g.	 Dept. Penunjang Infrastruktur dan Properti
7). 	Departemen dalam koordinasi Bidang Agribisnis dan Kelautan
a.	 Dept. Pertanian
b.	 Dept. Perkebunan
c.	 Dept. Peternakan
d.	 Dept. Ketahanan Pangan
e.	 Dept. Pengolahan dan Pemasaran Produk Agribisnis
f.	 Dept. Perikanan dan Kelautan
g.	 Dept. Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan dan Kelautan
h.	 Dept. Teknologi Pendukung Agribisnis
TATA LAKSANA KERJA40
8). 	Departemen Dalam Koordinasi Bidang Usaha Kecil Menengah dan Koperasi
a.	 Dept. Pembinaan Pengusaha Pemula
b.	 Dept. Pembinaan UKM
c.	 Dept. Pengembangan Permodalan UKM
d.	 Dept. Bina Koperasi
e.	 Dept. Pengembangan Permodalan Koperasi
f.	 Dept. Pengembangan Pasar UKM dan Koperasi
g.	 Dept. Pengembangan Usaha dan Riset
9). 	Departemen Dalam Koordinasi Bidang Hubungan Internasional
a.	 Dept.Kerjasama ASEAN
b.	 Dept. Kerjasama Asia Timur
c.	 Dept. Kerjasama Asia Pasifik
d.	 Dept. Kerjasama Eropa
e.	 Dept. Kerjasama Amerika
f.	 Dept. Kerjasama Kepulauan Pasifik, Australia dan Selandia Baru
g.	 Dept. Kerjasama Timur Tengah
h.	 Dept. Kerjasama Afrika
3.	 Susunan dan jumlah Kompartemen Badan Pengurus Harian Pusat dan Departemen Badan
Pengurus Lengkap Pusat dapat diubah atau diganti seusai dengan kebutuhan berdasarkan
Pergantian Antar Waktu atau Ressufle yang ditetapkan oleh Ketua Umum dan Sekretaris
Jenderal dalam suatu Surat Keputusan Organisasi.
B A B IV
PEMBAGIAN TUGAS DAN WEWENANG.
1. 	 Ketua Umum
a.	 Sebagai penanggung jawab tertinggi pada organisasi, memimpin organisasi sesuai dengan
ketentuan – ketentuan dalam AD dan ART serta kebijakan yang digariskan oleh BPP HIPMI.
b.	 Bersama Sekretaris Jenderal mengkoordinir dan mengendalikan jalannya organisasi ke luar dan ke
dalam organisasi.
c.	 Bersama Sekretaris Jenderal, bertanggungjawab atas pelaksanaan program kerja Badan Pengurus
Pusat HIPMI.
d.	 Memimpin Rapat sebagaimana diatur dalam Pedoman Tata Laksana Kerja ini.
e.	 Bersama – sama Badan Pengurus Harian, menetapkan stategi, arah dan sasaran serta kebijakan
organisasi dengan berpedoman pada AD dan ART HIPMI serta Keputusan – Keputusan MUNAS XIV
HIPMI tahun 2011.
f.	 Bersama Sekretaris Jenderal menandatangani surat – surat ke luar, Keputusan dan Rekomendasi,
terutama yang bersifat untuk dan atas nama organisasi.
g.	 Bersama Sekretaris Jenderal, memberikan tugas kepada fungsionaris Badan Pengurus untuk
mewakili BPP HIPMI dalam acara – acara / kegiatan untuk dan atas nama BPP HIPMI termasuk
dalam kemitraan usaha.
h.	 Dalam hal – hal yang mendesak, Ketua Umum bersama fungsionaris Badan Pengurus Harian Pusat
dapat mengambil Keputusan untuk kemudian mempertanggungjawabkan kepada Rapat Badan
Pengurus Lengkap Pusat.
i.	 Bertanggungjawab kepada MUNAS.
2. 	 Ketua Bidang Organisasi dan Hukum.
a.	 Melaksanakan tugas Ketua Umum atas dasar penunjukkan tertulis apabila Ketua Umum
berhalangan.
TATA LAKSANA KERJA 41
b.	 Mendampingi secara aktif Ketua Umum dalam menjalankan fungsi dan peranannya.
c.	 Memimpin rapat sebagaimana diatur dalam Pedoman Tata Laksana Kerja ini.
d.	 Memonitor pelaksanaan tertib organisasi di Pusat maupun di Daerah dan melaporkan tingkat
pelaksanaannya kepada Rapat Badan Pengurus setiap kali diadakan.
e.	 Bersama dengan Sekretaris Jenderal menandatangani surat-surat yang berkaitan dengan lingkup
tugas/ koordinasinya
f.	 Mengawasi dan melaksanakan aktivitas organisasi sesuai ketentuan yang mengatur kegiatan
organisasi antara lain ; Sidang Dewan Pleno, RAKERNAS, Pelaksanaan MUNASUS, MUNAS dan
DIKLATNAS termasuk di dalamnya menyiapkan materi untuk kegiatan tersebut.
g.	 Mengawasi dan melakukan koordinasi untuk persiapan dan pelaksanan kegiatan organisasi antara
lain; MUSDA, RAKERDA dan DIKLATDA.
h.	 Melakukan evaluasi keanggotaan HIPMI melalui Registrasi dan her-registrasi anggota.
i.	 Melakukan pendidikan kaderisasi kepemimpinan untuk meningkatkan kualitas SDM anggota
HIPMI, serta melakukan penilaian terhadap anggota maupun BPD – BPD yang berprestasi untuk
mendapatkan“ HIPMI AWARD“ sekali dalam setahun.
j.	 Mewakili organisasi dalam pelaksanaan kegiatan organisasi – organisasi kemasyarakatan atau
organisasi lainnya, atas petunjuk Ketua Umum
k.	 Mengkoordinir hubungan dengan Daerah dan para senior HIPMI.
l.	 Bertanggungjawab atas pelaksanaan Kegiatan / Program kerja di Bidang Organisasi dan Hukum
terutama yang menyangkut tugas dan kegiatan Kompartemen – kompartemen dan Departemen
– departemen yang dibawahi serta melaporkan hak tersebut kepada Rapat Pengurus Lengkap
Pusat.
m.	Melakukan perumusan, pengkajian dan pembuatan draft Peraturan Organisasi, Petunjuk
Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis organisasi baik yang berasal dari bidang organisasi dan hukum
dan/atau draft yang diusulkan dari bidang lain untuk kemudian dibahas dan disetujui di dalam
Rapat Badan Pengurus Lengkap.
n.	 Melakukan pengkajian hukum strategis serta memberikan masukan-masukan atau rekomendasi-
rekomendasi hukum terkait bidang ekonomi dan komersial serta Good Corporate Governance
kepada Ketua Umum.
o.	 Menjalankan fungsi sebagai pusat informasi organisasi dan menjalin hubungan dengan media
p.	 Bertanggung jawab langsung kepada Ketua Umum.
3. 	 Ketua Bidang Ekonomi dan Keuangan.
a.	 Melaksanakan tugas Ketua Umum atas dasar penunjukkan tertulis apabila Ketua Umum
berhalangan.
b.	 Mendampingi secara aktif Ketua Umum dalam menjalankan fungsi dan peranannya.
c.	 Memimpin rapat sebagaimana diatur dalam Pedoman Tata Laksana Kerja ini.
d.	 Bersama dengan Sekretaris Jenderal menandatangani surat-surat yang berkaitan dengan lingkup
tugas/ koordinasinya
e.	 Membuka akses permodalan dengan suku bunga yang rendah bagi seluruh anggota HIPMI
f.	 Merencanakan dan menyiapkan pengembangan lembaga pendanaan di luar perbankan dalam
menanggulangi kesulitan permodalan usaha anggota ( HIPMI Fund )
g.	 Secara rutin melaksanakan kajian terhadap perkembangan kebijakan nasional yang berkaitan
dengan dunia Perbankan, Investasi, dan Pasar Modal
h.	 Meningkatkan pemahaman anggota HIPMI tentang pasar modal
i.	 Membuka jaringan kerjasama dengan lembaga-lembaga yang berkaitan dengan pasar modal,
dunia perbankan, dan investasi .
j.	 Bertanggungjawab atas pelaksanaan Kegiatan / Program kerja di bidang Perbankan, Pasar Modal,
dan investasi, terutama yang menyangkut tugas dan kegiatan Kompartemen-kompartemen dan
Departemen-departemen yang dibawahi serta melaporkan hak tersebut kepada Rapat Pengurus
Lengkap Pusat.
k.	 Bertanggung jawab langsung kepada Ketua Umum.
TATA LAKSANA KERJA42
4. 	 Ketua Bidang Perindustrian dan Perdagangan.
a.	 Melaksanakan tugas Ketua Umum atas dasar penunjukkan tertulis apabila Ketua Umum
berhalangan.
b.	 Mendampingi secara aktif Ketua Umum dalam menjalankan fungsi dan peranannya.
c.	 Memimpin rapat sebagaimana diatur dalam Pedoman Tata Laksana Kerja ini.
d.	 Bersama dengan Sekretaris Jenderal menandatangani surat-surat yang berkaitan dengan lingkup
tugas/ koordinasinya
e.	 Merencanakan dan melaksanakan upaya restrukturisasi di sektor perdagangan, terutama dalam
menghadapi perdagangan bebas
f.	 Menyiapkan data base informasi usaha, untuk mendukung pengembangan usaha anggota.
g.	 Merencanakan dan melaksanakan upaya untuk pengembangan usaha di sektor Transportasi dan
logistik
h.	 Merencanakan dan melaksanakan pembangunan “ jaringan usaha “ yang melibatkan anggota di
Pusat dan Daerah.
i.	 Bertanggungjawab atas pelaksanaan Kegiatan / Program kerja di bidangnya terutama yang
menyangkut tugas dan kegiatan Kompartemen – kompartemen dan Departemen – departemen
yang dibawahi serta melaporkan hak tersebut kepada Rapat Pengurus Lengkap Pusat.
j.	 Bertanggung jawab langsung kepada Ketua Umum
5. 	 Ketua Bidang Sumber Daya Alam, Energi dan Mineral.
a.	 Melaksanakan tugas Ketua Umum atas dasar penunjukkan tertulis apabila Ketua Umum
berhalangan.
b.	 Mendampingi secara aktif Ketua Umum dalam menjalankan fungsi dan peranannya.
c.	 Memimpin rapat sebagaimana diatur dalam Pedoman Tata Laksana Kerja ini.
d.	 Bersama dengan Sekretaris Jenderal menandatangani surat-surat yang berkaitan dengan lingkup
tugas/ koordinasinya
e.	 Mensosialisasikan peluang usaha di sektor pertambangan umum, migas dan sumber daya alam
terutama yang ada di daerah – daerah kepada anggota..
f.	 Merencanakan pengembangan kerjasama antara usaha anggota di Pusat dan Daerah dalam
kerangka memanfaatkan peluang usaha di sektor energi
g.	 Bertanggungjawab atas pelaksanaan Kegiatan / Program kerja di bidangnya terutama yang
menyangkut tugas dan kegiatan Kompartemen – kompartemen dan Departemen – departemen
yang dibawahi serta melaporkan hak tersebut kepada Rapat Pengurus Lengkap Pusat.
h.	 Bertanggung jawab langsung kepada Ketua Umum.
6. 	 Ketua Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
a.	 Melaksanakan tugas Ketua Umum atas dasar penunjukkan tertulis apabila Ketua Umum
berhalangan.
b.	 Mendampingi secara aktif Ketua Umum dalam menjalankan fungsi dan peranannya.
c.	 Memimpin rapat sebagaimana diatur dalam Pedoman Tata Laksana Kerja ini.
d.	 Bersama dengan Sekretaris Jenderal menandatangani surat-surat yang berkaitan dengan lingkup
tugas/ koordinasinya
e.	 Merencanakan pengembangan kerjasama antara usaha anggota di Pusat dan Daerah dalam
kerangka memanfaatkan peluang usaha di sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
f.	 Merencanakan dan melaksanakan upaya untuk pengembangan usaha di sektor Pariwisata dan
Industri Kreatif.
g.	 Merencanakan pengembangan kerjasama antara usaha anggota di Pusat dan Daerah dalam
kerangka memanfaatkan peluang usaha di sektor Telekomunikasi.
h.	 Merencanakan dan melaksanakan upaya dalam kerangka pengembangan Kerjasama di sektor
media massa.
i.	 Bertanggungjawab atas pelaksanaan Kegiatan / Program kerja di bidangnya terutama yang
menyangkut tugas dan kegiatan Kompartemen – kompartemen dan Departemen – departemen
yang dibawahi serta melaporkan hak tersebut kepada Rapat Pengurus Lengkap Pusat.
j.	 Bertanggung jawab langsung kepada Ketua Umum.
TATA LAKSANA KERJA 43
7. 	 Ketua Bidang Infrastruktur dan Properti.
a.	 Melaksanakan tugas Ketua Umum atas dasar penunjukkan tertulis apabila Ketua Umum
berhalangan.
b.	 Mendampingi secara aktif Ketua Umum dalam menjalankan fungsi dan peranannya.
c.	 Memimpin rapat sebagaimana diatur dalam Pedoman Tata Laksana Kerja ini.
d.	 Bersama dengan Sekretaris Jenderal menandatangani surat-surat yang berkaitan dengan lingkup
tugas/ koordinasinya
e.	 Merencanakan dan melaksanakan upaya untuk membangkitkan usaha di sektor konstruksi,
rancang bangun dan real estate terutama di kalangan anggota.
f.	 Berperan aktif dalam program-program pemerintah terkait dengan pengadaan infrastruktur dan
property
g.	 Bertanggungjawab atas pelaksanaan Kegiatan / Program kerja di bidangnya terutama yang
menyangkut tugas dan kegiatan Kompartemen – kompartemen dan Departemen – departemen
yang dibawahi serta melaporkan hak tersebut kepada Rapat Pengurus Lengkap Pusat.
h.	 Bertanggung jawab langsung kepada Ketua Umum.
8. 	 Ketua Bidang Agribisnis dan Kelautan.
a.	 Melaksanakan tugas Ketua Umum atas dasar penunjukkan tertulis apabila Ketua Umum
berhalangan.
b.	 Mendampingi secara aktif Ketua Umum dalam menjalankan fungsi dan peranannya.
c.	 Memimpin rapat sebagaimana diatur dalam Pedoman Tata Laksana Kerja ini.
d.	 Bersama dengan Sekretaris Jenderal menandatangani surat-surat yang berkaitan dengan lingkup
tugas/ koordinasinya
e.	 Merencanakan pengembangan kerjasama antara usaha anggota di Pusat dan Daerah dalam
kerangka memanfaatkan peluang usaha di sektor Agribisnis dan Kelautan.
f.	 Merencanakan dan melaksanakan upaya untuk pengembangan usaha di sektor pertanian,
perikanan dan peternakan
g.	 Merencanakan dan melaksanakan upaya untuk pengembangan usaha budidaya kelautan dan
harta karun.
h.	 Bertanggungjawab atas pelaksanaan Kegiatan / Program kerja di bidangnya terutama yang
menyangkut tugas dan kegiatan Kompartemen – kompartemen dan Departemen – departemen
yang dibawahi serta melaporkan hak tersebut kepada Rapat Pengurus Lengkap Pusat.
i.	 Bertanggung jawab langsung kepada Ketua Umum.
9. 	 Ketua Bidang UKM dan Koperasi
a.	 Melaksanakan tugas Ketua Umum atas dasar penunjukkan tertulis apabila Ketua Umum
berhalangan.
b.	 Mendampingi secara aktif Ketua Umum dalam menjalankan fungsi dan peranannya.
c.	 Memimpin rapat sebagaimana diatur dalam Pedoman Tata Laksana Kerja ini.
d.	 Bersama dengan Sekretaris Jenderal menandatangani surat-surat yang berkaitan dengan lingkup
tugas/ koordinasinya
e.	 Merencanakan dan melaksanakan kegiatan untuk pembinaan dan pengembangan usaha kepada
UKM dan Koperasi khususnya di lingkungan HIPMI.
f.	 Melakukan upaya perlindungan dan pembelaan hukum kepada anggota
g.	 Melakukan kerjasama dengan berbagai organisasi kelembagaan yang bergerak dalam mendorong
gerakan kewirausahaan nasional
h.	 Berperan serta secara aktiv dalam penciptaan wira usaha di Indonesia
i.	 Bertanggungjawab atas pelaksanaan Kegiatan / Program kerja di bidangnya terutama yang
menyangkut tugas dan kegiatan Kompartemen – kompartemen dan Departemen – departemen
yang dibawahi serta melaporkan hak tersebut kepada Rapat Pengurus Lengkap Pusat.
j.	 Bertanggung jawab langsung kepada Ketua Umum
TATA LAKSANA KERJA44
10. Ketua Bidang Hubungan Internasional
a.	 Melaksanakan tugas Ketua Umum atas dasar penunjukkan tertulis apabila Ketua Umum
berhalangan.
b.	 Mendampingi secara aktif Ketua Umum dalam menjalankan fungsi dan peranannya.
c.	 Memimpin rapat sebagaimana diatur dalam Pedoman Tata Laksana Kerja ini.
d.	 Bersama dengan Sekretaris Jenderal menandatangani surat-surat yang berkaitan dengan lingkup
tugas/ koordinasinya
e.	 Merencanakan pengembangan kerjasama antara lembaga-lembaga baik yang ada di dalam
maupun luar negeri.
f.	 Melaksanakan hubungan Pemerintah dan kelembagaan lainnya.
g.	 Melakukan dan melaksanakan Hubungan Luar Negeri, termasuk di dalamnya pelaksanaan aktivitas
Junior Chamber International.
h.	 Merencanakan dan melaksanakan upaya untuk pengembangan Kerjasama kelembagaan dan
Etika bisnis.
i.	 Bertanggungjawab atas pelaksanaan Kegiatan / Program kerja di bidangnya terutama yang
menyangkut tugas dan kegiatan Kompartemen – kompartemen dan Departemen – departemen
yang dibawahi serta melaporkan hak tersebut kepada Rapat Pengurus Lengkap Pusat.
j.	 Bertanggung jawab langsung kepada Ketua Umum.
11. Sekretaris Jenderal
a.	 Melaksanakan tugas Ketua Umum atas dasar penunjukkan tertulis apabila Ketua Umum
berhalangan.
b.	 Mendampingi secara aktif Ketua Umum dalam menjalankan fungsi dan peranannya.
c.	 Memimpin rapat sebagaimana diatur dalam Pedoman Tata Laksana Kerja ini.
d.	 Bersama Ketua Umum menandatangani surat surat penting organisasi ke luar dan ke dalam.
e.	 Melaksanakan koordinasi atas pelaksanaan program yang dilakukan oleh para Ketua atas petunjuk
Ketua Umum.
f.	 Melakukan pengawasan atas kinerja para Ketua dengan jajaran di bawahnya dalam pelaksanaan
Kegiatan / Program Kerja.
g.	 Mengkoordinir kegiatan kelembagaan dalam BPP HIPMI.
h.	 Membina jalinan kerja dan koordinasi antara Sekretariat dengan fungsionaris BPP HIPMI.
i.	 Menyiapkan dukungan naskah / bahan – bahan dan sambutan yang diperlukan oleh Ketua Umum
dalam setiap aktivitas baik untuk keperluan eksternal maupun internal.
j.	 Mengkoordinir pelayanan informasi organisasi melalui penerbitan internal, kegiatan kehumasan
organisasi, serta operasionalisasi HIPMI-net.
k.	 Mengupayakan pengelolaan Sekretariat BPP HIPMI se-profesional mungkin
l.	 Bertanggung jawab langsung kepada Ketua Umum.
12. 	Wakil Sekretaris Jenderal
a.	 Melaksanakan tugas Sekretaris Jenderal atas dasar penunjukkan tertulis apabila Sekretaris Jenderal
berhalangan.
b.	 Mendampingi secara aktif Sekretaris Jenderal dalam menjalankan fungsi dan peranannya.
c.	 Memimpin Rapat sebagaimana diatur dalam Pedoman Tata Laksana Kerja ini.
d.	 Membantu kelancaran tugas-tugas Ketua Bidang dalam pelaksanaan Kegiatan / Program Kerja ,
atas dasar penunjukkan tertulis dan membuat statistik kehadiran BPL/ BPH dalam setiap
rapat-rapat BPP.
e.	 Mengadakan pengawasan dan bimbingan kepada Staf Sekretariat guna peningkatan pelayanan
kepada Fungsionaris Badan Pengurus Pusat. (Manajemen Kesekretariatan)
f.	 Melaksanakan pembinaan terhadap Badan Pengurus Daerah yang ditentukan.
g.	 Bertanggungjawab kepada Ketua Umum melalui Sekretaris Jenderal.
TATA LAKSANA KERJA 45
13. Bendahara Umum
a.	 Melaksanakan tugas Ketua Umum atas dasar penunjukkan tertulis apabila Ketua Umum
berhalangan.
b.	 Mendampingi secara aktif Ketua Umum dalam menjalankan fungsi dan peranannya.
c.	 Memimpin rapat sebagaimana diatur dalam Pedoman Tata Laksana Kerja ini.
d.	 Bersama Ketua Umum menandatangani surat – surat penting dan surat – surat berharga yang
berkaitan dengan kebendaharaan organisasi.
e.	 Melaksanakan pengawasan terhadap aktivitas jalannya administrasi keuangan organisasi, serta
pengawasan pengadaan dana dan sarana kesekretariatan.
f.	 Mengkoordinir usaha – usaha untuk mendapatkan dana organisasi sepanjang tidak bertentangan
dengan AD / ART HIPMI
g.	 Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Biaya Tahunan Organisasi untuk disyahkan oleh
Badan Pengurus, serta menginventarisir dan membuat laporan keuangan organisasi untuk
dilaporkan kepada Rapat Pengurus setiap kali diadakan.
h.	 Membuat laporan keuangan yang telah di audit oleh independent auditor setiap 3 bulan sekali.
i.	 Bersama Ketua Umum dan / atau Sekretaris Jenderal, menandatangani Cek dan Giro Bilyet atas
nama BPP HIPMI.
j.	 Bertanggungjawab langsung kepada Ketua Umum.
14. Wakil Bendahara Umum
a.	 Melaksanakan tugas Bendahara Umum atas dasar penunjukkan tertulis apabila Bendahara Umum
berhalangan.
b.	 Mendampingi secara aktif Bendahara Umum dalam menjalankan fungsi dan peranannya.
c.	 Memimpin rapat sebagaimana diatur dalam Pedoman Tata Laksana Kerja ini.
d.	 Bertanggungjawab kepada Ketua Umum melalui Bendahara Umum .
e.	 Membantu kelancaran tugas-tugas Ketua Bidang dalam pelaksanaan Kegiatan / Program Kerja,
setelah mendapat persetujuan dari Bendahara Umum.
15. Ketua Kompartemen ( secara umum )
a.	 Mengkoordinir penyusunan Rencana Kerja Departemen di bawah koordinasi Kompartemennya
masing – masing.
b.	 Mendukung dan memonitor pelaksanaan Program Kerja Departemen di bawah Koordinasi
kompartemennya masing – masing
c.	 Mendukung koordinasi dan kerjasama dengan instansi / lembaga terkait serta pihak – pihak lain di
luar HIPMI yang dapat mendukung suksesnya Program Kerja setelah mendapat persetujuan Ketua
Umum
d.	 Mengkoordinir pelaporan dan pertanggungjawaban serta mengevaluasi pelaksanaan Program
Kerja di bidangnya masing – masing kepada Ketua Umum melalui Ketua yang membawahi
Kompartemen yang bersangkutan.
16. Ketua Departemen ( secara umum )
a.	 Menyusun Rencana Program Kerja di bidangnya masing – masing untuk disyahkan oleh Badan
Pengurus Lengkap Pusat.
b.	 Melaksanakan program kerja di bidangnya masing – masing dan melakukan koordinasi serta
kerjasama dengan Ketua Departemen lainnya.
c.	 Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan instansi / lembaga terkait serta pihak – pihak lain di
luar HIPMI yang dapat mendukung suksesnya Program Kerja setelah mendapatkan persetujuan
Ketua Umum.
d.	 Melaporkan dan mempertanggungjawabkan serta mengevaluasi pelaksanaan program kerja di
bidangnya masing – masing kepada Badan Pengurus Lengkap Pusat.
e.	 Bertanggungjawab kepada Ketua Umum melalui Ketua Kompartemennya masing – masing.
TATA LAKSANA KERJA46
B A B V
JENIS RAPAT-RAPAT DAN WEWENANGNYA.
Untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang maksimal sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai,
maka pengambilan keputusan dilakukan dalam rapat – rapat Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI yang
terdiri dari :
a.	 Rapat Badan Pengurus Harian ( RBPH )
b.	 Rapat Badan Pengurus Lengkap ( RBPL )
c.	 Rapat Koordinasi Bidang (RAKORBID)
1. 	 Rapat Badan Pengurus Harian Pusat (RBPH)
a.	 Peserta Rapat BPH adalah :
a.1. Ketua Umum
a.2. Para Ketua Bidang
a.3. Sekretaris Jenderal
a.4. Para Wakil Sekretaris Jenderal
a.5. Bendahara Umum
a.6. Para Wakil Bendahara Umum
a.7. Para Ketua Kompartemen
b.	 Rapat Badan Pengurus Harian (RBPH) diadakan sekurang – kurangnya sekali dalam 1 ( satu ) bulan.
c.	 Rapat Badan Pengurus Harian (RBPH) berwenang :
c.1.	Mengadakan evaluasi terhadap seluruh kegiatan/pelaksanaan program kerja BPP HIPMI
c.2.	Mengadakan penilaian dan persetujuan terhadap Rencana Kegiatan/Program Kerja yang
diusulkan oleh Para Ketua Bidang.
c.3. 	Merumuskan dan membahas Rancangan Peraturan Organisasi
c.4. 	Menyusun kebijakan, menanggapi dan mengambil keputusan atas suatu permasalahan yang
terjadi, baik yang bersifat internal maupun eksternal HIPMI.
c.5. 	MemutuskanKegiatan/ProgramKerjayangbersifatstrategisdanmendesakuntukdilaksanakan
oleh BPP HIPMI.
2. 	 Rapat Badan Pengurus Lengkap Pusat (BPL)
a. 	 Peserta Rapat Badan Pengurus Lengkap (RBPL) adalah:
a.1. Ketua Umum
a.2. Para Ketua Bidang
a.3. Sekretaris Jenderal
a.4. Para Wakil Sekretaris Jenderal
a.5. Bendahara Umum
a.6. Para Wakil Bendahara Umum
a.7. Para Ketua Kompartemen
a.8. Para Ketua Departemen.
b. 	 Rapat Badan Pengurus Lengkap (RBPL) diadakan sekurang – kurangnya sekali dalam 2 (dua) bulan
c. 	 Rapat Badan Pengurus Lengkap (RBPL) berwenang :
c.1. Menetapkan Program Kerja BPP HIPMI yang telah disetujui di dalam RBPH.
c.2.	Menetapkan Pedoman Organisasi (PO) HIPMI beserta seluruh Revisi dan Perubahannya yang
telah disetujui melalui Rapat Badan Pengurus Harian (RBPH).
c.3.	Melaksanakan hal–hal yang menjadi wewenang Rapat Badan Pengurus Harian (RBPH).
3. 	 Rapat Koordinasi Bidang (RAKORBID)
a. 	 Peserta Rapat Koordinasi Bidang (RAKORBID) adalah :
a.1. Ketua Bidang
a.2. Para Ketua Kompartemen
a.3. Para Ketua Departemen
TATA LAKSANA KERJA 47
b. 	 Rapat Koordinasi Bidang diadakan sesuai kebutuhan serta dapat melakukan RAKORBID 	
diperluas dengan melibatkan para Ketua Bidang BPD HIPMI seluruh Indonesia.
c. 	 Rapat Koordinasi Bidang berwenang membahas Koordinasi Perencanaan dan Pelaksanaan
Kegiatan / Program Kerja Departemen -
Departemen yang berada di bawah koordinasi Kompartemen – Kompartemen yang dibawahinya.
d. 	Rapat Koordinasi Bidang dapat melibatkan Bidang-Bidang lain sesuai dengan pembahasan
program Kerja dan kegiatan yang terkait
4.	 a. Untukhal-halyangdianggapstrategisdanmendesak,KetuaUmumBPPHIPMI dapatmengadakan
	 Rapat Konsultatif BPH Terbatas yang dihadiri oleh:
1. 	 Ketua Umum
2. 	 Para Ketua Bidang
3. 	 Sekretaris Jenderal
4. 	 Para Wakil Sekretaris Jenderal
5. 	 Bendahara Umum
6. 	 Para Wakil Bendahara Umum
b.	 Rapat Badan Pengurus Harian Terbatas (RBPHT) bersifat konsultatif dan berwenang membahas
koordinasi dan Evaluasi Kegiatan BPP HIPMI yang sangat mendesak untuk dilaksanakan.
B A B VI
PROSEDUR KERJA
1.	 Semua permasalahan atau kebijakan (Policy) yang perlu dipecahkan oleh Badan Pengurus Harian
(BPH) Pusat HIPMI dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Ketua umum, sedangkan permasalahan-
permasalahan teknis pelaksanaannya dikomunikasikan dengan Sekretaris Jenderal.
2.	 Setiap rapat diusahakan membahas inventarisasi program kerja/ permasalahan yang dilengkapi
dengan bahan-bahan/ konsep yang telah disiapkan oleh masing-masing Ketua yang membidangi atau
Sekretaris Jenderal atau Wakil Sekretaris Jenderal yang ditugaskan.
3.	 Dalam hal BPP HIPMI melaksanakan kegiatan atau sejenisnya, maka Badan Pengurus Harian (BPH)
melalui Ketua Umum menunjuk Penanggung Jawab/Ketua Panitia yang bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan kegiatan dimaksud.
4.	 Paling lambat 14 (Empat belas) hari setelah kegiatan atau sejenisnya selesai Ketua Panitia/Penanggung
Jawab Kegiatan harus sudah memberikan laporan secara tertulis kepada BPH.
5.	 Laporan tertulis dilengkapi dengan pertanggung jawaban keuangan kegiatan ditujukan kepada Ketua
Umum melalui Sekretaris Jenderal.
6.	 Pertanggung jawaban keuangan kegiatan tersebut, oleh Sekretaris Jenderal diteruskan kepada
Bendahara Umum setelah melalui kearsipan Sekretaris Jenderal.
B A B VII
PROSEDUR SURAT MENYURAT
1.	 Semua-surat yang bersifat dinas, baik surat masuk maupun keluar, untuk masing – masing fungsionaris
BPP HIPMI, maupun untuk BPP HIPMI secara kolektif, harus dicatat oleh Staf Sekretariat, setelah
berkoordinasi dengan Sekretaris Jenderal.
2.	 Surat masuk yang telah diterima dan dicatat, diberi lembar disposisi dan dilaporkan kepada Sekretaris
Jenderal, kemudian didisposisikan dan diteruskan kepada Ketua Umum atau Fungsionaris lainnya
untuk mendapatkan disposisi lebih lanjut atau dilaksanakan.
3.	 Semua Surat keluar pada prinsipnya ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal,
terutama yang bersifat keluar dan pernyataan sikap untuk dan atas nama organisasi, setelah mendapat
paraf dari Ketua yang terkait dengan perihal surat / permasalahan yang ditanggapi.
4.	 Surat keluar yang menyangkut pelaksanaan kegiatan / Program Kerja, dapat ditandatangani oleh salah
seorang Ketua bersama Sekretaris Jenderal atau Wakil Sekretaris Jenderal, yang bersangkutan dengan
Kegiatan / Program Kerja tersebut, yang tembusan surat ditujukan kepada Ketua Umum.
TATA LAKSANA KERJA48
5.	 Surat yang bersifat tehnis administratif dan rutin semata, dapat ditandatangani Sekretaris Jenderal
dengan tembusan kepada Ketua Umum BPP HIPMI
B A B VIII
K E U A N G A N
1.	 Anggaran Keuangan terdiri dari :
a. 	 Anggaran Rutin Sekretariat
b. 	 Anggaran Operasional
c. 	 Anggaran Insidental
2.	 Anggaran Rutin adalah anggaran HIPMI untuk pembiayaan rutin Sekretariat dan gaji pegawai BPP
HIPMI.
3.	 Anggaran Operasional adalah anggaran untuk membiayai pelaksanaan Kegiatan / Program Kerja BPP
HIPMI.
4.	 Anggaran Insidental adalah anggaran yang sewaktu – waktu dapat digunakan untuk membiayai
pengeluaran yang tidak dapat diduga sebelumnya.
5.	 Bendahara Umum dapat mencairkan anggaran setelah disetujui oleh Ketua Umum dan / atau Sekretaris
Jenderal setelah mendapat persetujuan Ketua Umum antara lain:
5.1. Anggaran Rutin Sekretariat
5.2. Anggaran Operasional
5.3. Anggaran Insidental
5.4. Untuk anggaran bantuan/ sumbangan kepada pihak lain
6.	 Setiap 3 ( tiga ) bulan sekali, Bendahara Umum membuat laporan Keuangan untuk disampaikan kepada
BPP HIPMI.
7.	 Bersama Ketua Umum dan / atau Sekretaris Jenderal dan atau Bendahara Umum menandatangani Cek
ataupun Bilyet Giro BPP HIPMI.
8.	 Hal – hal yang lebih terperinci tentang keuangan akan ditetapkan tersendiri oleh Bendahara Umum.
B A B IX
PENGGANTIAN FUNGSIONARIS BPP HIPMI
1.	 Fungsionaris BPP HIPMI dapat diberhentikan dan diganti dengan alasan sebagai berikut:
a.	Karena satu dan lain hal tidak dapat meneruskan jabatannya
b.	Tidak dapat menghadiri serta aktif dalam kegiatan organisasi baik internal maupun eksternal
c.	 Mencemarkan nama baik organisasi
d.	Tidak menghadiri 3 (Tiga) kali berturut-turut BPH dan BPL tanpa adanya pemberitahuan atau alasan
yang dapat dipertanggung jawabkan.
2.	 Pelaksanaan pemberhentian dan penggantian / pengangkatan fungsionaris BPP HIPMI diatur dalam
Peraturan Organisasi tentang pergantian antar waktu dan pengisian jabatan lowong.
B A B X
SEKRETARIAT JENDERAL
1.	 Sekretariat Jenderal adalah lembaga di bawah pengawasan pengendalian Sekretaris Jenderal, selaku
BPH HIPMI yang terdiri dari seorang Sekretaris Eksekutif dan dibantu beberapa orang staf, sesuai
dengan kebutuhan.
2.	 Sekretariat Jenderal bertanggungjawab atas:
a.	 Kelancaran serta ketertiban kerja staf sekretariat
b.	 Semua surat – surat, baik ke luar maupun ke dalam.
c.	 Penyusunan sistem filling dan dokumentasi.
d.	 Peralatan kantor yang terdapat di sekretariat dan inventaris BPP HIPMI.
e.	 Penggunaan anggaran yang merupakan biaya rutin Sekretariat.
TATA LAKSANA KERJA 49
f.	 Mengatur persiapan dan mengikuti setiap rapat yang diadakan oleh Pengurus serta membuat
risalahnya untuk disampaikan kepada Pengurus setelah ditandatangani oleh Pimpinan Rapat.
g.	 Membantu Badan Pengurus dan anggota dalam pengurusan perizinan usaha.
h.	 Bertanggungjawab kepada BPP HIPMI melalui Sekretaris Jenderal.
Pasal 9
PENUTUP
.
Hal – hal lain yang belum diatur dalam Pedoman Tata laksana Kerja ini akan diatur kemudian
dalam keputusan Rapat Badan Pengurus Harian.
Ditetapkan di 	 : Jakarta
Pada Tanggal 	 : 15 April 2013
BADAN PENGURUS PUSAT
HIMPUNAN PENGUSAHA MUDA INDONESIA
MASA BAKTI 2011-2014
	
RAJA SAPTA OKTOHARI						 HARRY WARGANEGARA HARUN
Ketua Umum					 		 	 Sekretaris Jenderal
TATA LAKSANA KERJA50
TATA LAKSANA PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN ORGANISASI 51
TATA LAKSANA
PEDOMAN PENYUSUNAN
PERATURAN ORGANISASI
TATA LAKSANA PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN ORGANISASI52
TATA LAKSANA PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN ORGANISASI 53
TATA LAKSANA
HIMPUNAN PENGUSAHA MUDA INDONESIA
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN ORGANISASI
HIMPUNAN PENGUSAHA MUDA INDONESIA
BADAN PENGURUS PUSAT
HIMPUNAN PENGUSAHA MUDA INDONESIA
Menimbang : a.	 Bahwa organisasi dapat berjalan dan melaksanakan fungsinya secara efektif
ditentukan dari peraturan-peraturan organisasi yang ada dan yang kemudian
diterapkan dalam organisasi;
b.	Bahwa peraturan-peraturan organisasi harus memperhatikan ketentuan-
ketentuan sebagaimana yang tercantum di dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga organisasi;
c.	 Bahwa untuk itu diperlukan adanya pedoman pembentukan peraturan
organisasi yang menjadi dasar serta acuan organisasi dalam membentuk
peraturan organisasi;
Mengingat : Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HIPMI;
Memperhatikan : 1.	 Saran dan pendapat yang berkembang dalam Rapat BPL HIPMI tanggal 01
Februari 2013
2.	 Saran dan pendapat yang berkembang dalam Rapat BPH HIPMI tanggal 27
Maret 2013
M E M U T U S K A N
Menetapkan : TATA LAKSANA HIMPUNAN PENGUSAHA MUDA INDONESIA TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN ORGANISASI.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Tata Laksana ini yang di maksud dengan:
1.	 Pedoman Pembentukan Peraturan Organisasi adalah acuan dalam pembentukan Peraturan Organisasi
yang mencakup tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan, dan pengesahan.
2.	 Peraturan Organisasi adalah peraturan tertulis yang memuat ketentuan-ketentuan di luar Anggaran
Rumah Tangga yang tidak bertentangan dan yang mengikat anggota organisasi yang ditetapkan oleh
Badan Pengurus Pusat.
BAB II
PERENCANAAN PERATURAN ORGANISASI
Pasal 2
Penyusunan rancangan Peraturan Organisasi didasarkan atas:
a.	 Perintah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok
Buku panduan organisasi hipmi ok

More Related Content

What's hot

contoh surat permohonan domisili
contoh surat permohonan domisilicontoh surat permohonan domisili
contoh surat permohonan domisilihusnah thohir
 
Surat Undangan Kerja Bakti
Surat Undangan Kerja BaktiSurat Undangan Kerja Bakti
Surat Undangan Kerja BaktiSidik Abdullah
 
Perjanjian kerja karyawan restoran
Perjanjian kerja karyawan restoranPerjanjian kerja karyawan restoran
Perjanjian kerja karyawan restoranBangunKaryaMarta
 
Doa Pembukaan Kegiatan
Doa Pembukaan KegiatanDoa Pembukaan Kegiatan
Doa Pembukaan KegiatanMunawar Shodiq
 
LPJ Ketua Umum Periode 2017/2018
LPJ Ketua Umum Periode 2017/2018LPJ Ketua Umum Periode 2017/2018
LPJ Ketua Umum Periode 2017/2018Himafis 2018
 
Surat permohonan dana
Surat permohonan danaSurat permohonan dana
Surat permohonan danaPopy Putry
 
Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'
Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'
Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'Dwitantri Rezkiandini
 
1) sambutan bupati wonosobo pada acara rat tutup buku 2020 kpri dharma praja
1) sambutan bupati wonosobo pada acara rat tutup buku 2020 kpri dharma praja1) sambutan bupati wonosobo pada acara rat tutup buku 2020 kpri dharma praja
1) sambutan bupati wonosobo pada acara rat tutup buku 2020 kpri dharma prajaCelvinRamaPratama
 
wawasan kebangsaan dan nilai bela negara
wawasan kebangsaan dan nilai bela negarawawasan kebangsaan dan nilai bela negara
wawasan kebangsaan dan nilai bela negaraMuslihin Hilim
 
Copy of permohonan izin tempat
Copy of permohonan izin tempatCopy of permohonan izin tempat
Copy of permohonan izin tempatAnik Zlistya
 
Contoh Berita Acara Serah Terima Tanah
Contoh Berita Acara Serah Terima TanahContoh Berita Acara Serah Terima Tanah
Contoh Berita Acara Serah Terima Tanahgatothp
 
Contoh surat peminjaman ruang
Contoh surat peminjaman ruangContoh surat peminjaman ruang
Contoh surat peminjaman ruangAfan Anwar
 
Contoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkk
Contoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkkContoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkk
Contoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkkHambali Nasuka
 
Proposal rintisan-desa-wisata
Proposal rintisan-desa-wisataProposal rintisan-desa-wisata
Proposal rintisan-desa-wisataMamah Mizan Mizan
 
Contoh Power Point Membuat Proposal
Contoh Power Point Membuat Proposal Contoh Power Point Membuat Proposal
Contoh Power Point Membuat Proposal Neli Narulita
 
Contoh surat penawaran berdasarkan surat permintaan penawaran
Contoh surat penawaran berdasarkan surat permintaan penawaranContoh surat penawaran berdasarkan surat permintaan penawaran
Contoh surat penawaran berdasarkan surat permintaan penawaranSiswantoro Sis
 

What's hot (20)

contoh surat permohonan domisili
contoh surat permohonan domisilicontoh surat permohonan domisili
contoh surat permohonan domisili
 
Surat Undangan Kerja Bakti
Surat Undangan Kerja BaktiSurat Undangan Kerja Bakti
Surat Undangan Kerja Bakti
 
Perjanjian kerja karyawan restoran
Perjanjian kerja karyawan restoranPerjanjian kerja karyawan restoran
Perjanjian kerja karyawan restoran
 
Doa Pembukaan Kegiatan
Doa Pembukaan KegiatanDoa Pembukaan Kegiatan
Doa Pembukaan Kegiatan
 
LPJ Ketua Umum Periode 2017/2018
LPJ Ketua Umum Periode 2017/2018LPJ Ketua Umum Periode 2017/2018
LPJ Ketua Umum Periode 2017/2018
 
Surat permohonan dana
Surat permohonan danaSurat permohonan dana
Surat permohonan dana
 
Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'
Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'
Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'
 
1) sambutan bupati wonosobo pada acara rat tutup buku 2020 kpri dharma praja
1) sambutan bupati wonosobo pada acara rat tutup buku 2020 kpri dharma praja1) sambutan bupati wonosobo pada acara rat tutup buku 2020 kpri dharma praja
1) sambutan bupati wonosobo pada acara rat tutup buku 2020 kpri dharma praja
 
Surat peminjaman barang
Surat peminjaman barangSurat peminjaman barang
Surat peminjaman barang
 
Surat peminjaman LCD Proyektor
Surat peminjaman LCD ProyektorSurat peminjaman LCD Proyektor
Surat peminjaman LCD Proyektor
 
wawasan kebangsaan dan nilai bela negara
wawasan kebangsaan dan nilai bela negarawawasan kebangsaan dan nilai bela negara
wawasan kebangsaan dan nilai bela negara
 
Copy of permohonan izin tempat
Copy of permohonan izin tempatCopy of permohonan izin tempat
Copy of permohonan izin tempat
 
Contoh Berita Acara Serah Terima Tanah
Contoh Berita Acara Serah Terima TanahContoh Berita Acara Serah Terima Tanah
Contoh Berita Acara Serah Terima Tanah
 
Contoh surat peminjaman ruang
Contoh surat peminjaman ruangContoh surat peminjaman ruang
Contoh surat peminjaman ruang
 
Contoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkk
Contoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkkContoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkk
Contoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkk
 
Proposal menjahit
Proposal menjahitProposal menjahit
Proposal menjahit
 
Proposal rintisan-desa-wisata
Proposal rintisan-desa-wisataProposal rintisan-desa-wisata
Proposal rintisan-desa-wisata
 
Surat peminjaman alat
Surat peminjaman alatSurat peminjaman alat
Surat peminjaman alat
 
Contoh Power Point Membuat Proposal
Contoh Power Point Membuat Proposal Contoh Power Point Membuat Proposal
Contoh Power Point Membuat Proposal
 
Contoh surat penawaran berdasarkan surat permintaan penawaran
Contoh surat penawaran berdasarkan surat permintaan penawaranContoh surat penawaran berdasarkan surat permintaan penawaran
Contoh surat penawaran berdasarkan surat permintaan penawaran
 

Similar to Buku panduan organisasi hipmi ok

PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Seminar perpajakan pertemuan 2
Seminar perpajakan pertemuan 2Seminar perpajakan pertemuan 2
Seminar perpajakan pertemuan 2Novelia Manurung
 
Be&gg,ernawati,hapzi ali,the corporate culture,universitas mercubuana,201...
Be&gg,ernawati,hapzi ali,the corporate culture,universitas mercubuana,201...Be&gg,ernawati,hapzi ali,the corporate culture,universitas mercubuana,201...
Be&gg,ernawati,hapzi ali,the corporate culture,universitas mercubuana,201...erna wati
 
Be&gg,ernawati,hapzi ali,the corporate culture,universitas mercubuana,201...
Be&gg,ernawati,hapzi ali,the corporate culture,universitas mercubuana,201...Be&gg,ernawati,hapzi ali,the corporate culture,universitas mercubuana,201...
Be&gg,ernawati,hapzi ali,the corporate culture,universitas mercubuana,201...erna wati
 
Buku gcg sedana edit draft
Buku gcg sedana edit draftBuku gcg sedana edit draft
Buku gcg sedana edit draftdivasedana
 
PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN PETANI MELALUI LEMBAGA KEUANGAN MIKROLKM
PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN PETANI MELALUI  LEMBAGA KEUANGAN MIKROLKMPEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN PETANI MELALUI  LEMBAGA KEUANGAN MIKROLKM
PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN PETANI MELALUI LEMBAGA KEUANGAN MIKROLKMBP4K
 
Prinsip organisasi dan manajemen kjksyariah
Prinsip organisasi dan manajemen kjksyariahPrinsip organisasi dan manajemen kjksyariah
Prinsip organisasi dan manajemen kjksyariahLAZNAS BMT ICMI
 
BERBAGAI BENTUK KERJASAMA dan PERANAN KOPERASI
BERBAGAI BENTUK KERJASAMA dan PERANAN KOPERASIBERBAGAI BENTUK KERJASAMA dan PERANAN KOPERASI
BERBAGAI BENTUK KERJASAMA dan PERANAN KOPERASITisa Marisa Rohma
 
1582708290_0. SOP Restrukturisasi_OK.pptx
1582708290_0. SOP Restrukturisasi_OK.pptx1582708290_0. SOP Restrukturisasi_OK.pptx
1582708290_0. SOP Restrukturisasi_OK.pptxMAdibMasykur
 
Melakukan prinsip prinsip pengelolaan organisasi dan manajemen koperasi jasa ...
Melakukan prinsip prinsip pengelolaan organisasi dan manajemen koperasi jasa ...Melakukan prinsip prinsip pengelolaan organisasi dan manajemen koperasi jasa ...
Melakukan prinsip prinsip pengelolaan organisasi dan manajemen koperasi jasa ...Kartiko Adi Wibowo
 
Bentuk badan usaha
Bentuk badan usahaBentuk badan usaha
Bentuk badan usahaNadya Ali
 
Hbl, nadya silva calestin, hapzi ali,bentuk badan hukum, perseroan terbatas ,...
Hbl, nadya silva calestin, hapzi ali,bentuk badan hukum, perseroan terbatas ,...Hbl, nadya silva calestin, hapzi ali,bentuk badan hukum, perseroan terbatas ,...
Hbl, nadya silva calestin, hapzi ali,bentuk badan hukum, perseroan terbatas ,...Nadya Silva Calestin
 
DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...
DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...
DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...sadoni
 
Bahan penyuluhan koperasi
Bahan penyuluhan koperasiBahan penyuluhan koperasi
Bahan penyuluhan koperasidhaifadevan
 
HUKUM PERUSAHAAN yang tidak bisa menjadi ng.ppt
HUKUM PERUSAHAAN yang tidak bisa menjadi ng.pptHUKUM PERUSAHAAN yang tidak bisa menjadi ng.ppt
HUKUM PERUSAHAAN yang tidak bisa menjadi ng.pptRirisSitinjak2
 
1. koperasi sebuah pengantar
1. koperasi sebuah pengantar1. koperasi sebuah pengantar
1. koperasi sebuah pengantarArya Hista
 
ASPEK KELEMBAGAAN KOPERASI.pptx_20231105_193603_0000.pptx
ASPEK KELEMBAGAAN KOPERASI.pptx_20231105_193603_0000.pptxASPEK KELEMBAGAAN KOPERASI.pptx_20231105_193603_0000.pptx
ASPEK KELEMBAGAAN KOPERASI.pptx_20231105_193603_0000.pptxdarmalisvia
 
TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI.pptx
TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI.pptxTATA CARA PENDIRIAN KOPERASI.pptx
TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI.pptxkarsidmuhammad
 

Similar to Buku panduan organisasi hipmi ok (20)

PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Seminar perpajakan pertemuan 2
Seminar perpajakan pertemuan 2Seminar perpajakan pertemuan 2
Seminar perpajakan pertemuan 2
 
Be&gg,ernawati,hapzi ali,the corporate culture,universitas mercubuana,201...
Be&gg,ernawati,hapzi ali,the corporate culture,universitas mercubuana,201...Be&gg,ernawati,hapzi ali,the corporate culture,universitas mercubuana,201...
Be&gg,ernawati,hapzi ali,the corporate culture,universitas mercubuana,201...
 
Be&gg,ernawati,hapzi ali,the corporate culture,universitas mercubuana,201...
Be&gg,ernawati,hapzi ali,the corporate culture,universitas mercubuana,201...Be&gg,ernawati,hapzi ali,the corporate culture,universitas mercubuana,201...
Be&gg,ernawati,hapzi ali,the corporate culture,universitas mercubuana,201...
 
Buku gcg sedana edit draft
Buku gcg sedana edit draftBuku gcg sedana edit draft
Buku gcg sedana edit draft
 
PROPOSAL PENELITIAN KOPERASI
PROPOSAL PENELITIAN KOPERASIPROPOSAL PENELITIAN KOPERASI
PROPOSAL PENELITIAN KOPERASI
 
PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN PETANI MELALUI LEMBAGA KEUANGAN MIKROLKM
PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN PETANI MELALUI  LEMBAGA KEUANGAN MIKROLKMPEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN PETANI MELALUI  LEMBAGA KEUANGAN MIKROLKM
PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN PETANI MELALUI LEMBAGA KEUANGAN MIKROLKM
 
Prinsip organisasi dan manajemen kjksyariah
Prinsip organisasi dan manajemen kjksyariahPrinsip organisasi dan manajemen kjksyariah
Prinsip organisasi dan manajemen kjksyariah
 
BERBAGAI BENTUK KERJASAMA dan PERANAN KOPERASI
BERBAGAI BENTUK KERJASAMA dan PERANAN KOPERASIBERBAGAI BENTUK KERJASAMA dan PERANAN KOPERASI
BERBAGAI BENTUK KERJASAMA dan PERANAN KOPERASI
 
hukum bisnis
hukum bisnishukum bisnis
hukum bisnis
 
1582708290_0. SOP Restrukturisasi_OK.pptx
1582708290_0. SOP Restrukturisasi_OK.pptx1582708290_0. SOP Restrukturisasi_OK.pptx
1582708290_0. SOP Restrukturisasi_OK.pptx
 
Melakukan prinsip prinsip pengelolaan organisasi dan manajemen koperasi jasa ...
Melakukan prinsip prinsip pengelolaan organisasi dan manajemen koperasi jasa ...Melakukan prinsip prinsip pengelolaan organisasi dan manajemen koperasi jasa ...
Melakukan prinsip prinsip pengelolaan organisasi dan manajemen koperasi jasa ...
 
Bentuk badan usaha
Bentuk badan usahaBentuk badan usaha
Bentuk badan usaha
 
Hbl, nadya silva calestin, hapzi ali,bentuk badan hukum, perseroan terbatas ,...
Hbl, nadya silva calestin, hapzi ali,bentuk badan hukum, perseroan terbatas ,...Hbl, nadya silva calestin, hapzi ali,bentuk badan hukum, perseroan terbatas ,...
Hbl, nadya silva calestin, hapzi ali,bentuk badan hukum, perseroan terbatas ,...
 
DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...
DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...
DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...
 
Bahan penyuluhan koperasi
Bahan penyuluhan koperasiBahan penyuluhan koperasi
Bahan penyuluhan koperasi
 
HUKUM PERUSAHAAN yang tidak bisa menjadi ng.ppt
HUKUM PERUSAHAAN yang tidak bisa menjadi ng.pptHUKUM PERUSAHAAN yang tidak bisa menjadi ng.ppt
HUKUM PERUSAHAAN yang tidak bisa menjadi ng.ppt
 
1. koperasi sebuah pengantar
1. koperasi sebuah pengantar1. koperasi sebuah pengantar
1. koperasi sebuah pengantar
 
ASPEK KELEMBAGAAN KOPERASI.pptx_20231105_193603_0000.pptx
ASPEK KELEMBAGAAN KOPERASI.pptx_20231105_193603_0000.pptxASPEK KELEMBAGAAN KOPERASI.pptx_20231105_193603_0000.pptx
ASPEK KELEMBAGAAN KOPERASI.pptx_20231105_193603_0000.pptx
 
TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI.pptx
TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI.pptxTATA CARA PENDIRIAN KOPERASI.pptx
TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI.pptx
 

Recently uploaded

PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...FORTRESS
 
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxSLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxdevina81
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor""Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"HaseebBashir5
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerHaseebBashir5
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...FORTRESS
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaNovrinKartikaTumbade
 
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaPPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaSukmaWati809736
 
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxSintaDosi
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2PutriMuaini
 
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...FORTRESS
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...HaseebBashir5
 
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Al-ghifari Erik
 
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani""Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"HaseebBashir5
 
04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................rendisalay
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptxerlyndakasim2
 
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxKUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxFORTRESS
 
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024HelmyTransformasi
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1alvinjasindo
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonusunikbetslotbankmaybank
 

Recently uploaded (20)

PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
 
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxSLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
 
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor""Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
 
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaPPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
 
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
 
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
 
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
 
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani""Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
 
04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
 
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxKUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
 
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
 

Buku panduan organisasi hipmi ok

  • 1. DAFTAR ISI 1 KATA PENGANTAR BADAN PENGURUS PUSAT HIMPUNAN PENGUSAHA MUDA INDONESIA P edoman Organisasi merupakan salah satu landasan organisasi Himpunan PengusahaMudaIndonesia(HIPMI)yangberisikanpenjabarandari Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, yang bertujuan untuk memudahkan Badan Pengurus dalam melaksanakan amanah Musyawarah Nasional XIV HIPMI Makassar. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga merupakan payung organisasi dan disiapkan dalam bentuk umum, belum menyentuh persoalan- persoalan teknis operasional organisasi. Hal ini menjadi tugas BPP HIPMI Masa Bakti 2011-2014 untuk menyusun Peraturan Organisasi dan Tata Laksana Kerja BPP HIPMI, sehingga dapat memudahkan pengurus dalam melaksanakan tugas- tugas organisasi. Pedoman organisasi HIPMI disusun berdasarkan evaluasi terhadap dinamika organisasi dalam mencapai Visi dan Misi HIPMI dengan Komitmen Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 yang Sertifikasi ini berhasil kita dapatkan pada tanggal 6 Juni 20012 sebagai Kado Ulang Tahun HIPMI yg ke 40. Selain itu, Peraturan Organisasi ini disusun berdasarkan kebutuhan organisasi dalam menjawab tantangan memberikan layanan prima kepada seluruh anggota HIPMI serta stakeholder dengan semangat ”Bergerak Bersama Daerah” melalui upaya perbaikan berkelanjutan. Dalam penyusunannya, Bidang Organisasi dan Hukum mempertimbangkan berbagai aspek yang dipandang sangat penting terkait dengan gerak dan langkah HIPMI sebagai satu-satunya wadah berhimpun Pengusaha Muda Indonesia. Prinsip-prinsip ini kemudian diharapkan dapat tercermin dalam kinerja organisasi, sehingga harapan anggota terhadap HIPMI sebagai saluran aspirasi pengusaha muda dapat terwujud. Dalam rangka menyusun penterjemahan AD-ART ini, BPP HIPMI secara kontinyu telah melaksanakan diskusi intens selama 1 (satu) bulan dan telah mengkomunikasikan Draft Peraturan Organisasi ke daerah dan akhirnya aspirasi daerah bisa kami akomodir melalui Peraturan Organisasi yang telah tersusun ini dan sudah disahkan dalam forum Rapat Badan Pengurus Lengkap BPP HIPMI pada tanggal 15 April 2013. Bahwa sesuai Rapat Badan Pengurus Lengkap BPP HIPMI tersebut diatas, Peraturan Organisasi yang telah disahkan meliputi : 1. TATA LAKSANA KERJA BADAN PENGURUS PUSAT HIPMI 2. TATA LAKSANA PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN ORGANISASI HIPMI 3. PERATURAN ORGANISASI TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN ORGANISASI 4. PERATURAN ORGANISASITENTANG RESUFFLE DAN PENETAPAN JABATAN LOWONG BADAN PENGURUS HIPMI 5. PERATURAN ORGANISASI TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN MUSYAWARAH DAERAH/ CABANG HIPMI 6. PERATURAN ORGANISASI TENTANG RAPAT KERJA 7. PERATURAN ORGANISASI TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENGURUS DAERAH/CABANG HIPMI DI DAERAH/WILAYAH PEMEKARAN 8. PERATURAN ORGANISASI TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA/BADAN/YAYASAN ATAU SEJENISNYA HIPMI 9. PETUNJUK PELAKSANAAN REGISTRASI NASIONAL ANGGOTA HIPMI DAN PENERBITAN KARTU TANDA ANGGOTA 10. PERATURAN ORGANISASI TENTANG DISIPLIN ORGANISASI HIPMI
  • 2. DAFTAR ISI2 11. PERATURAN ORGANISASI TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HIPMI 12. PERATURAN ORGANISASI TENTANG PEDOMAN ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN KEUANGAN HIPMI 13. PERATURAN ORGANISASI TENTANG PEDOMAN ADMINISTRASI KESEKRETARIATAN HIPMI 14. PERATURAN ORGANISASI TENTANG PEDOMAN PANITIA KEGIATAN HIPMI 15. LAMPIRAN-LAMPIRAN Namun berdasarkan perkembangan dalam Rapat Badan Pengurus Lengkap BPP HIPMI, khusus Peraturan OrganisasiTentang KoordinatorWilayah, Sekretaris KoordinatorWilayah Dan Anggota KoordinatorWilayah akan ditetapkan lebih lanjut. Demikian Peraturan Organisasi ini disusun agar dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Jakarta, 15 April 2013 BADAN PENGURUS PUSAT HIMPUNAN PENGUSAHA MUDA INDONESIA MASA BAKTI 2011-2014 RAJA SAPTA OKTOHARI HARRY WARGANEGARA HARUN Ketua Umum Sekretaris Jenderal
  • 5. DAFTAR ISI 5 D A F T A R I S I 1. KATA PENGANTAR............................................................................................................................................................... 1 2. DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................................ 3 3. ANGGARAN DASAR............................................................................................................................................................ 7 4. ANGGARAN RUMAH TANGGA......................................................................................................................................... 15 5. TATA LAKSANA KERJA........................................................................................................................................................ 33 6. TATA LAKSANA PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN ORGANISASI.............................................................. 51 7. PERATURAN ORGANISASI PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN ORGANISASI................................. 57 8. PERATURAN ORGANISASI RESUFFLE DAN PENETAPAN JABATAN LOWONG BADAN PENGURUS HIPMI................................................................................................................................................ 71 9. PERATURAN ORGANISASI PETUNJUK PELAKSANAAN MUSYAWARAH DAERAH/CABANG....................... 77 10. PERATURAN ORGANISASI RAPAT KERJA HIPMI......................................................................................................... 87 11. PERATURAN ORGANISASI PEMBENTUKAN BADAN PENGURUS DAERAH/CABANG HIPMI DI DAERAH/WILAYAH PEMEKARAN.............................................................................................................................. 95 12. PERATURAN ORGANISASI PEMBENTUKAN LEMBAGA/BADAN/YAYASAN ATAU SEJENISNYA .................101 13. PERATURAN ORGANISASI PETUNJUK PELAKSANAAN REGISTRASI NASIONAL ANGGOTA HIPMI DAN PENERBITAN KARTU TANDA ANGGOTA.............................................................................................................107 14. PERATURAN ORGANISASI DISIPLIN ORGANISASI.....................................................................................................121 15. PERATURAN ORGANISASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN....................................................................................127 16. PERATURAN ORGANISASI PEDOMAN ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN KEUANGAN..............................133 17. PERATURAN ORGANISASI PEDOMAN ADMINISTRASI KESEKRETARIATAN......................................................141 18. PERATURAN ORGANISASI PEDOMAN PANITIA KEGIATAN ...................................................................................155 19. LAMPIRAN AD / ART...........................................................................................................................................................165 20. LAMPIRAN PERATURAN ORGANISASI PETUNJUK PELAKSANAAN MUSYAWARAH DAERAH/CABANG...............................................................................................................................................................173 21. LAMPIRAN PERATURAN ORGANISASI RAPAT KERJA HIPMI..................................................................................183 22. LAMPIRAN PERATURAN ORGANISASI PETUNJUK PELAKSANAAN REGISTRASI NASIONAL ANGGOTA HIPMI DAN PENERBITAN KARTU TANDA ANGGOTA.........................................................................201 23. LAMPIRAN PERATURAN ORGANISASI PEDOMAN PANITIA KEGIATAN .............................................................221 24. LAMPIRAN DAFTAR NAMA DAN ALAMAT BPD HIPMI SELURUH INDONESIA...............................................229
  • 9. ANGGARAN DASAR 9 ANGGARAN DASAR HIPMI MUKADIMAH Sesungguhnya kemerdekaan Bangsa Indonesia itu, sebagai rahmat Tuhan Yang Maha Esa, merupakan panggilan, tantangan dan dorongan bagi Bangsa Indonesia untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang maha berat tetapi amat mulia yaitu menciptakan kemakmuran material dan spiritual yang adil bagi seluruh rakyat Indonesia. Bagi generasi muda yang terjun kedalam dunia usaha sadar akan hak dan kewajibannya, peranannya dan tanggung jawabnya kepada Nusa dan Bangsa, sebagai penerus cita-cita dan karya dari generasi terdahulu, berketetapan hati untuk memberikan darma baktinya dalam membangun negara menuju kepada terwujudnya kemakmuran yang adil dan merata. Meyakini bahwa kewirausahaan adalah salah satu upaya mencapai cita-cita luhur untuk kemakmuran Nusa danBangsaIndonesia,yangberazaskanPancasiladanberlandaskanUndang-UndangDasar1945disamping usaha-usaha lain yang dilaksanakan secara ulet, teratur, berencana dan dengan penuh kebijaksanaan. Maka atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan didorong oleh keinginan yang luhur untuk mencapai cita-cita tersebut diatas, kami para Pengusaha Muda Indonesia yang berada pada jajaran masyarakat pengusaha Indonesia dan dunia usaha nasional, menyatakan bersatu berhimpun dalam suatu wadah organisasi kader pengusaha nasional, bukan organisasi politik dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai berikut : BAB I NAMA, WAKTU DIDIRIKAN DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 N a m a Organisasi ini bernama HIMPUNAN PENGUSAHA MUDA INDONESIA atau disingkat HIPMI yang disebut secara resmi dalam bahasa Inggris INDONESIA YOUNG ENTREPRENEURS ASSOCIATION. Pasal 2 Waktu Didirikan HIPMI didirikan di Jakarta, pada tanggal 10 Juni 1972, untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya. Pasal 3 Tempat Kedudukan 1. Badan Pengurus Pusat HIPMI berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia. 2. Badan Pengurus Daerah HIPMI berkedudukan di Ibukota Provinsi seluruh Indonesia. 3. Badan Pengurus Cabang HIPMI berkedudukan di Ibu kota Kabupaten/Kota seluruh Indonesia.
  • 10. ANGGARAN DASAR10 BAB II AZAS DAN LANDASAN Pasal 4 A s a s HIPMI adalah organisasi kader Pengusaha Nasional yang berasaskan Pancasila. Pasal 5 L a n d a s a n HIPMI berlandaskan: 1. Pancasila sebagai landasan idiil. 2. Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional. 3. Undang-Undang No.1 Tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri sebagai landasan struktural. 4. Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga HIPMI sebagai landasan organisasional. 5. Keputusan-keputusan MUNAS HIPMI sebagai landasan operasional BAB III STATUS DAN SIFAT Pasal 6 1. HIPMI adalah organisasi non pemerintah, yang independen/non politik, yang bergerak dibidang pere- konomian sesuai dengan Undang-Undang No.1 Tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri serta perundang-undangan dunia usaha lainnya. 2. HIPMI adalah Wadah penyaluran aspirasi pengusaha muda Indonesia, merupakan organisasi non-prof- it, dan bersifat kekeluargaan/gotong-royong. BAB IV MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 7 HIPMI adalah organisasi para pengusaha Muda Indonesia yang bersatu dengan maksud dan tujuan: 1. Mendorong dan berperan serta dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan di kalangan generasi muda. 2. Membina, memajukan dan mengembangkan generasi Muda Pengusaha menjadi pengusaha yang profesional, kuat dan tangguh dalam sektor usaha yang ditekuni. 3. Berperan serta sebagai mitra strategis Pemerintah dalam mensukseskan proses pembangunan nasi- onal maupun daerah menuju kepada terciptanya masyarakat yang adil dan makmur. 4. Berperanserta dalam usaha-usaha berdaya dan tepat guna, menggali dan memanfaatkan sum- ber-sumber daya alam dengan tetap mengupayakan mencegah timbulnya kerusakan dan pencema- ran terhadap lingkungan hidup, membina, dan mengembangkan sumber daya manusia dalam proses teknologi menuju kepada profesionalisme dan daya cipta, guna menunjang pertumbuhan ekonomi dan stabilitas serta ketahanan nasional. 5. Membentuk Pengusaha Nasional yang berwawasan kebangsaan, yang memiliki moral dan etika bisnis, serta mampu bersaing dipasaran internasional.
  • 11. ANGGARAN DASAR 11 BAB V U S A H A Pasal 8 Untuk mencapai tujuannya HIPMI melakukan usaha-usaha sebagai berikut: 1. Mengumpulkan dan menyebarkan informasi usaha dalam arti kata yang luas bagi anggotanya. 2. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan kewirausahaan para anggota dan men- dorong akselerasi proses alih teknologi dalam dunia usaha Indonesia. 3. Melakukan sistem Demokrasi Ekonomi dengan ciri-ciri positif sebagai berikut : a. Mengakui kebebasan berusaha. b. Mengakui hak milik perorangan yang berfungsi sosial ekonomi. c. Mengakui hak perolehan keuntungan yang wajar. d. Mengakui adanya persaingan yang sehat. e. Memegang penuh etika dunia usaha. f. Mewujudkan sistem upah dan harga yang layak. g. Mewujudkan usaha bersama atas dasar kekeluargaan dan memupuk rasa setia kawan serta kerja sama dikalangan anggota. h. Menghindarkan sistem etatisme dalam perekonomian. i. Menentang sistem monopoli yang merugikan masyarakat. 4. Memupuk dan meningkatkan semangat serta kesadaran nasional para pengusaha muda untuk berji- wa patriot pejuang serta bertanggung jawab sebagai warga negara yang baik. 5. Berperan serta aktif dalam memecahkan masalah-masalah perekonomian, baik bagi kepentingan para anggota HIPMI maupun bagi kepentingan dunia usaha, ditingkat Nasional, Daerah dan Cabang dalam rangka memelihara stabilitas nasional disektor perekonomian. 6. Bekerjasama dengan Pemerintah dan organisasi-organisasi dunia usaha nasional, regional serta inter- nasional yang lain maupun organisasi pekerja. 7. Menjadi anggota Kamar Dagang dan Industri untuk mendapatkan informasi dan bimbingan sesuai ketentuan Undang-Undang No.1 tahun 1987, tentang Kamar Dagang dan Industri dan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kamar Dagang dan Industri. BAB VI K E A N G O T A A N Pasal 9 Yang menjadi anggota HIPMI adalah Pengusaha Muda warga negara Indonesia yang merupakan bagian dari Masyarakat Pengusaha Indonesia dan Dunia Usaha Nasional. Pasal 10 Keanggotaan HIPMI terdiri atas: 1. Anggota Biasa. 2. Anggota Luar Biasa. BAB VII
  • 12. ANGGARAN DASAR12 STRUKTUR ORGANISASI Pasal 11 Struktur Organisasi HIPMI terdiri atas: 1. Lembaga Permusyawaratan: a. Musyawarah Nasional di tingkat Nasional. b. Musyawarah Daerah di Tingkat Provinsi. c. Musyawarah Cabang di Tingkat Kabupaten/Kota. 2. Lembaga Pimpinan: a. Badan Pengurus Pusat (BPP) b. Badan Pengurus Daerah (BPD) c. Badan Pengurus Cabang (BPC) 3. Lembaga Kelengkapan Organisasi: a. Dewan Kehormatan b. Dewan Pembina c. Dewan Pleno d. Badan Otonom Pasal 12 LembagaPermusyawaratanadalahpemegangkekuasaantertinggidalamHIPMIdimasing-masingwilayah, yaitu di tingkat nasional, daerah dan cabang. BAB VIII K E U A N G A N Pasal 13 HIPMI memperoleh dana untuk kegiatan organisasi dari: 1. Uang Pangkal dan Iuran 2. Sumbangan-sumbangan yang wajar tanpa ikatan apapun. 3. Usaha-usaha yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga. BAB IX PERUBAHAN DAN PEMBUBARAN Pasal 14 P e r u b a h a n Perubahan dan atau penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilaksanakan melalui Musyawarah Nasional, dan Musyawarah Nasional Khusus. Pasal 15 P e m b u b a r a n Pembubaran organisasi hanya sah apabila: merupakan Keputusan Musyawarah Nasional, atau Musyawarah Nasional Khusus yang diadakan untuk itu.
  • 13. ANGGARAN DASAR 13 BAB X P E N U T U P Pasal 16 Hal-hal yang belum atau tidak cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini, diatur dalam Anggaran Rumah Tangga yang tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar. Pasal 17 1. Anggaran Dasar ini merupakan Perubahan Anggaran Dasar yang disahkan untuk pertama kali pada tanggal 10 Juni 1972 dan sesudahnya. 2. Perubahan Anggaran Dasar ini mendapat pengesahan dalam Munas Pada Tanggal 19 Oktober 2011 dan berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Makassar Pada tanggal : 19 Oktober 2011 PIMPINAN SIDANG MUSYAWARAH NASIONAL KHUSUS HIMPUNAN PENGUSAHA MUDA INDONESIA MASA BAKTI 2008 – 2011 1. KAMRUSSAMAD ttd 2. LURY ELZA ALEX ttd 3. A. RIDHA SABANA ttd 4. DEDE SUMIRTO ttd 5. FIRDAUS DEPPU ttd
  • 15. ANGGARAN RUMAH TANGGA 15 ANGGARAN RUMAH TANGGA
  • 17. ANGGARAN RUMAH TANGGA 17 ANGGARAN RUMAH TANGGA HIPMI BAB I STATUS ORGANISASI Pasal 1 Himpunan Pengusaha Muda Indonesia atau disingkat HIPMI adalah suatu organisasi kader pengusaha nasional serta wadah untuk memperjuangkan aspirasi ekonomi para Pengusaha Muda Indonesia. Pasal 2 HIPMI sebagai organisasi kader pengusaha nasional serta lembaga ekonomi berstatus badan hukum yang didirikan berdasarkan Akte Notaris Abdul Latief Nomor 39 tanggal 10 Juni 1972 dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga terdaftar di Pengadilan Negeri dan disahkan Departemen Kehakiman serta diumumkan didalam Berita Negara Republik Indonesia. Pasal 3 HIPMI merupakan wadah berhimpun pengusaha muda yang berasal dari masyarakat pengusaha Indonesia dan dunia usaha nasional. BAB II KEANGGOTAAN Pasal 4 Ketentuan Keanggotaan Anggota HIPMI adalah pengusaha Muda warga negara Indonesia yang merupakan pemilik, pimpinan, pengurus dan/atau penanggung jawab perusahaan, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang yang berlaku. Pasal 5 Status Keanggotaan 1. Anggota biasa, yaitu anggota yang telah berusia 17 (tujuh belas) tahun sampai 40 (empat puluh) tahun dengan ketentuan tidak sampai 41 (empat puluh satu) tahun. 2. Anggota Luar Biasa, yaitu anggota biasa yang telah berusia 41 (empat puluh satu) tahun keatas. Pasal 6 Tata Cara Penerimaan Anggota 1. Setiap calon anggota HIPMI harus mengajukan permohonan dengan formulir yang disediakan untuk itu dan pernyataan tertulis dari pemohon bahwa pemohon tidak berada dalam keadaan terpidana atau dinyatakan pailit oleh pengadilan.
  • 18. ANGGARAN RUMAH TANGGA18 2. Setiap calon anggota HIPMI, sebagaimana yang tertuang dalam pasal 5 di atas, harus diusulkan dan didukung secara tertulis oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota Badan Pengurus setempat. 3. Hak penentuan penerimaan anggota berada dalam tangan Badan Pengurus Daerah/Cabang dan setiap penerimaan anggota harus disetujui oleh Rapat Badan Pengurus Harian Di tingkat Badan Pengurus Daerah/Cabang. . 4. Penolakan dan alasannya atas sesuatu lamaran keanggotaan harus diberitahukan kepada pelamar maupun para pengusul dan pendukungnya dalam waktu 5 (lima) hari setelah diputuskan Badan Pengurus Daerah/Cabang, dan sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan setelah tanggal pemberitahuan para pengusul serta pendukung dapat mengajukan permohonan kembali. 5. Penolakan lamaran keanggotaan lebih dari 2 (dua) kali mengakibatkan yang bersangkutan tidak dapat mengajukan permohonan/lamaran keanggotaan dalam waktu 1 (satu) tahun sesudah penolakan terakhir. 6. Anggota yang telah diterima diberikan kartu dan atau sertifikat anggota sebagai tanda keanggotaan yang dikeluarkan oleh Badan Pengurus Pusat HIPMI dan ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat. 7. Pengunduran diri dari keanggotaan HIPMI harus dinyatakan secara tertulis kepada Badan Pengurus. 8. Perpindahan status domisili keanggotaan dapat diajukan ke BPD/BPC asal dan diteruskan kepada BPD/ BPC tujuan yang disertai alasan dan tujuan yang jelas, dengan memberikan tembusan ke BPD/BPP Pasal 7 Kode Etik Keanggotaan 1. Anggota HIPMI berprilaku sebagai pribadi yang bermoral Pancasila dan wajib menjunjung tinggi nama baik serta reputasi keanggotaan di dalam masyarakat dan dunia usaha nasional. 2. Anggota HIPMI tidak akan secara sadar dan dengan itikad jahat merusak nama baik atau reputasi bisnis sesama anggota. 3. Anggota HIPMI selalu berusaha menjalankan bisnis secara baik dan terpuji serta menghindari perbuatan yang melanggar norma dan etika usaha serta peraturan yang berlaku. 4. Anggota HIPMI menjunjung tinggi semangat kebersamaan dan kekeluargaan serta mengedepankan musyawarah dan mufakat dalam menyikapi perbedaan. 5. Anggota HIPMI wajib menjunjung tinggi kode etik keanggotaan HIPMI dalam lingkungan usahanya. Pasal 8 Kewajiban Keanggotaan 1. Setiap anggota wajib melaksanakan dan mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HIPMI. 2. Setiap anggota wajib membayar uang pangkal dan Iuran Anggota dan memberi sumbangan untuk mendukung kelancaran kegiatan organisasi. 3. Setiap anggota yang melaksanakan aktivitas usaha berkewajiban secara moral memberikan kesempatan/prioritas kepada anggota lain untuk ikut berpartisipasi sesuai dengan prinsip dan aturan bisnis yang berlaku. 4. Setiap Anggota wajib mentaati Peraturan Badan Pengurus sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HIPMI. Pasal 9 Hak Anggota 1. Memperoleh bantuan dalam peningkatan dan pengembangan pengetahuan, serta keterampilan untuk kepentingan usahanya. 2. Memperoleh pelayanan informasi usaha dalam arti kata yang luas termasuk segala bentuk penerbitan yang dikeluarkan oleh HIPMI.
  • 19. ANGGARAN RUMAH TANGGA 19 3. Memperoleh bantuan dalam hubungan/kontak usaha. 4. Memperoleh surat keterangan yang menyangkut bonafiditas atau surat keterangan lain dalam hubungan kelancaran usahanya dengan tidak meninggalkan prinsip-prinsip obyektivitas. 5. Turut serta dalam pertemuan-pertemuan dengan misi ekonomi, baik dalam maupun luar negeri, ataupun dalam rombongan misi ekonomi ke dalam/luar negeri. 6. Hak-hak keanggotaan tidak dapat diserahkan kepada siapapun juga dan dengan jalan apapun juga. Pasal 10 Penghentian Keanggotaan 1. Penghentian keanggotaan dapat diakibatkan oleh: a. Pelanggaran Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga. b. Pengenaan hukuman pidana karena kejahatan oleh pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap atau dinyatakan pailit oleh pengadilan.. c. Karena meninggal dunia. d. Karena berhenti menjadi pemilik, pimpinan, pengurus dan/atau penanggung jawab dari perusahaan/badan usaha lainnya. e. Karena diberhentikan oleh Badan Pengurus. 2. Penghentian keanggotaan adalah wewenang Badan Pengurus dan dapat dijalankan setelah yang bersangkutan diberi peringatan 3 (tiga) kali, dimana pada peringatan yang kedua Badan Pengurus dapat memberhentikannya untuk sementara waktu. 3. Setiap anggota yang terkena sanksi penghentian sementara atau tetap, kehilangan haknya sebagai anggota. 4. Anggota yang terkena sanksi penghentian sementara, dapat mengajukan pembelaan diri atau naik banding pada Badan Pengurus Pusat bagi anggota Daerah, dan pada Badan Pengurus Daerah bagi anggota Cabang. BAB III STRUKTUR ORGANISASI Pasal 11 Musyawarah Nasional 1. Musyawarah Nasional sebagai badan kekuasaan tertinggi organisasi tingkat nasional diselenggarakan sekali dalam 3 (tiga) tahun oleh dan atas tanggung jawab Badan Pengurus Pusat selambat-lambatnya pada akhir masa baktinya. 2. Apabila 3 (tiga) bulan sesudah berakhirnya masa bakti Badan Pengurus Pusat tidak diselenggarakan Musyawarah Nasional tanpa alasan yang dapat dipertanggung jawabkan, maka Badan Pengurus Pusat tersebut kehilangan hak dan wewenang untuk mengurus Organisasi dan harus segera diadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Rumah Tangga. 3. Tempat penyelenggaraan Musyawarah Nasional ditetapkan dalam Sidang Dewan Pleno, selambat- lambatnya 6 ( enam) bulan sebelum MUNAS 4. Prosedur dan tatalaksana penyelenggaraan Musyawarah Nasional merupakan tugas dan tanggung jawab Badan Pengurus Pusat. Kecuali apabila Badan Pengurus Pusat telah kehilangan hak dan wewenang untuk mengurus organisasi sebagaimana disebut pada ayat 2 (dua) di atas, maka Dewan Pimpinan Organisasi akan mengambil alih tugas dan tanggung jawab tersebut. 5. Musyawarah Nasional diselenggarakan oleh Badan Pengurus Pusat dibantu Badan Pengurus Daerah setempat dimana Musyawarah Nasional diadakan. 6. Anggaran biaya penyelenggaraan Musyawarah Nasional disepakati antara Badan Pengurus Pusat dengan Badan Pengurus Daerah ditempat penyelenggaraan Musyawarah Nasional diselenggarakan, dan ditanggung oleh BPP.
  • 20. ANGGARAN RUMAH TANGGA20 7. Musyawarah Nasional berwenang dan berhak: a. Mengubah dan menyempurnakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. b. Menetapkan Program Umum Organisasi. c. Menilai untuk menerima atau menolak Laporan pertanggungjawaban Badan Pengurus Pusat selama masa baktinya. d. Memilih dan menetapkan Badan Pengurus Pusat beserta Lembaga Kelengkapan Organisasi tingkat Nasional. e. Menyusun Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Organisasi untuk satu masa bakti. f. Mengembangkan organisasi g. Menetapkan keputusan-keputusan lain yang diperlukan. 8. Peserta Musyawarah Nasional terdiri dari: a. Utusan adalah Fungsionaris Badan Pengurus Daerah dengan jumlah sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang setiap Daerah, yang mendapat mandat dari Badan Pengurus Daerah yang bersangkutan berdasarkan keputusan rapat pleno yang diperluas yang dihadiri oleh BPC. b. Peninjau adalah Fungsionaris Badan Pengurus Pusat dan Anggota Lembaga Kelengkapan Organisasi tingkat Nasional, serta Fungsionaris Badan Pengurus Daerah/Cabang dan Anggota HIPMI Daerah/Cabang yang mendapat mandat dari Badan Pengurus Daerah yang bersangkutan. c. Undangan adalah peserta lainnya diluar Utusan dan Peninjau yang diundang oleh Badan Pengurus Pusat. 9. Hak Peserta Musyawarah Nasional: a. Utusan memiliki hak suara, hak bicara, hak memilih dan dipilih. b. Peninjau memiliki hak bicara dan hak dipilih. c. Undangan memiliki hak bicara. 10. Musyawarah Nasional adalah sah bila memenuhi kuorum sebanyak ¾(tiga per empat) dari BPD yang berhakhadir.Jikakuoruminitidaktercapai,makaupacarapembukaanMusyawarahNasionaltetapdapat berlangsung menurut jadwal yang tercantum dalam surat undangan, tetapi persidangan Musyawarah Nasional ditunda paling lama 24 (dua puluh empat) jam. Apabila setelah waktu penundaan jumlah kuorum tidak tercapai, maka persidangan Musyawarah Nasional dapat berlangsung, dan adalah sah tanpa perlu mengindahkan kuorum. Pasal 12 Musyawarah Daerah 1. Musyawarah Daerah sebagai Badan kekuasaan tertinggi di tingkat Daerah diselenggarakan sekali dalam 3 (tiga) tahun oleh atas tanggung jawab Badan Pengurus Daerah selambat-lambatnya pada akhir masa baktinya. 2. Apabila setelah 3 (tiga) bulan masa bakti Badan Pengurus Daerah berakhir tidak diselenggarakan Musyawarah Daerah tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan maka Badan Pengurus Daerah kehilangan hak dan wewenang untuk mengurus organisasi dan harus segera diadakan Musyawarah Daerah Luar Biasa sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Rumah Tangga. 3. Tempat penyelenggaraan Musyawarah Daerah ditetapkan dalam rapat pengurus lengkap Badan Pengurus Daerah. 4. Prosedur dan tatalaksana penyelenggaraan Musyawarah Daerah merupakan tugas dan tanggung jawab Badan Pengurus Daerah, kecuali Badan Pengurus Daerah telah kehilangan hak dan wewenang untuk mengurus organisasi sebagaimana disebut pada ayat 2 (dua) diatas, maka Badan Pengurus Pusat akan mengambil alih tugas dan tanggung jawab tersebut. 5. Musyawarah Daerah diselenggarakan oleh Badan Pengurus Daerah dibantu Badan Pengurus Cabang di tempat dimana Musyawarah Daerah diadakan. 6. Anggaran Biaya penyelenggaraan Musyawarah Daerah disepakati antara Badan Pengurus Daerah dengan Badan Pengurus Cabang tempat Musyawarah Daerah diselenggarakan, dan ditanggung BPD. 7. Musyawarah Daerah berwenang: a. Menetapkan Program Umum Daerah dengan mengacu pada Program Umum Organisasi.
  • 21. ANGGARAN RUMAH TANGGA 21 b. Menilai dan menetapkan Laporan Pertanggungjawaban Badan Pengurus Daerah selama masa bakti. c. Memilih dan menetapkan Badan Pengurus Daerah beserta lembaga Kelengkapan organisasi tingkat Daerah. d. Menetapkan keputusan-keputusan lain yang diperlukan. 8. Peserta Musyawarah Daerah terdiri dari: a. Utusan adalah Fungsionaris Badan Pengurus Cabang dengan jumlah sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang setiap Cabang, yang mendapat Mandat dari Badan Pengurus Cabang yang bersangkutan. b. Peninjau adalah Fungsionaris Badan Pengurus Daerah dan Anggota Lembaga Kelengkapan Organisasi tingkat Daerah, serta Fungsionaris Badan Pengurus Cabang dan anggota HIPMI Cabang yang mendapat Mandat dari Badan Pengurus Cabang yang bersangkutan. c. Undangan adalah serta lainnya diluar Utusan dan Peninjau yang diundang oleh Badan Pengurus Daerah. 9. Hak peserta Musyawarah Daerah: a. Utusan memiliki hak suara, hak bicara, hak memilih dan dipilih. b. Peninjau memiliki hak bicara dan hak dipilih. c. Undangan memiliki hak bicara. 10. Musyawarah Daerah adalah sah bila memenuhi kuorum sebanyak ¾ (tiga per empat) dari BPC yang berhakhadir.Jikakuoruminitidaktercapai,makaupacarapembukaanMusyawarahDaerahtetapdapat berlangsung menurut jadwal yang tercantum dalam surat undangan, tetapi persidangan Musyawarah Daerah ditunda Paling lama 24 (dua puluh empat) jam. Apabila setelah waktu penundaan jumlah kuorum tidak tercapai, maka persidangan Musyawarah Daerah dapat berlangsung, dan adalah sah tanpa perlu mengindahkan kuorum. 11. Jika jumlah Badan Pengurus Cabang ternyata kurang dari ½ (setengah) jumlah Kota/Kabupaten yang ada di Daerah bersangkutan dan atau Fungsi Badan Pengurus Cabang di Daerah bersangkutan hanya sebagai perwakilan Badan Pengurus Daerah, maka berlaku ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a. Sebagai Peserta adalah Anggota Biasa yang telah terdaftar sebagai anggota minimal 6 (enam) bulan di Daerah bersangkutan dan telah menyelesaikan kewajibannya sebagaimana diatur dalam pasal 8 ayat 2 ART. b. SebagaiPeninjauadalahFungsionarisBadanPengurusDaerahdanAnggotaLembagaKelengkapan Organisasi Tingkat Daerah serta para Anggota Luar Biasa di Daerah/Cabang bersangkutan. c. Sebagai Undangan adalah peserta lainnya diluar Utusan dan Peninjau, yang diundang oleh Badan Pengurus Daerah yang bersangkutan. 12. Khusus Bagi BPD HIPMI DKI Jaya, Musda dihadiri oleh seluruh anggota BPD HIMI Jaya yang masa keanggotaannya sudah enam bulan. 13. Ketua umum BPD HIPMI DKI Jaya dipilih langsung oleh anggota biasa BPD HIPMI Jaya Pasal 13 Musyawarah Cabang 1. Musyawarah Cabang sebagai Badan kekuasaan tertinggi organisasi tingkat Cabang diselenggarakan sekalidalam3(tiga)tahunolehdanatastanggungjawabBadanPengurusCabangselambat-lambatnya pada akhir masa baktinya. 2. Apabila 3 (tiga) bulan sesudah masa baktinya Badan Pengurus Cabang tidak diselenggarakan Musyawarah Cabang tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan maka Badan Pengurus Cabang kehilangan hak dan wewenang untuk mengurus organisasi dan harus segera diadakan Musyawarah Cabang Luar Biasa sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Rumah Tangga. 3. Tempat penyelenggaraan Musyawarah Cabang ditetapkan dalam rapat Pengurus Lengkap Badan Pengurus Cabang. 4. Prosedur dan tatalaksana penyelenggaraan musyawarah Cabang merupakan tugas dan tanggung jawab Badan Pengurus Cabang, kecuali bila Badan Pengurus Cabang telah kehilangan hak dan wewenang untuk mengurus organisasi sebagaimana disebut pada ayat 2 (dua) diatas, maka Badan Pengurus Daerah akan mengambil alih tugas dan tanggung jawab tersebut.
  • 22. ANGGARAN RUMAH TANGGA22 5. Musyawarah Cabang diselenggarakan oleh Badan Pengurus Cabang. 6. Anggaran Biaya penyelenggaraan Musyawarah Cabang ditentukan dan ditanggung oleh Badan Pengurus Cabang. 7. Musyawarah Cabang berwenang; a. Menetapkan program Umum Cabang dengan mengacu pada program Umum Daerah yang disesuaikan dengan kondisi dan kepentingan Cabang. b. Menilai dan menetapkan Laporan Pertanggungjawaban Badan Pengurus Cabang selama masa baktinya. c. Memilih dan menetapkan Badan Pengurus Cabang beserta Lembaga Kelengkapan Organisasi tingkat Cabang. d. Menetapkan keputusan-keputusan lain yang diperlukan. 8. Peserta Musyawarah Cabang terdiri dari: a. Para Anggota Biasa Badan Pengurus Cabang yang bersangkutan dan telah terdaftar sebagai anggota minimal 6 (enam) bulan dan telah menyelesaikan kewajibannya sebagaimana diatur dalam pasal 9 ayat 2 ART. b. Peninjau adalah Fungsionaris Badan Pengurus Daerah dan Anggota Lembaga Kelengkapan Organisasi tingkat Cabang, serta Anggota Luar Biasa di Cabang yang bersangkutan. c. Undangan adalah peserta lainnya diluar Utusan dan Peninjau yang diundang oleh Badan Pengurus Cabang. 9. Hak Perserta Musyawarah: a. Utusan memiliki hak suara, hak bicara, hak memilih dan dipilih. b. Peninjau memiliki hak bicara dan hak dipilih. c. Undangan memiliki hak bicara. 10. Musyawarah Cabang adalah sah bila memenuhi kuorum sebanyak ¾ (tiga per empat) dari peserta yang berhak hadir. Jika kuorum ini tidak tercapai, maka upacara pembukaan Musyawarah Cabang tetap dapat berlangsung menurut jadwal yang tercantum dalam surat undangan, tetapi persidangan Musyawarah Cabang ditunda paling lama 24 (dua puluh empat) jam. Apabila setelah waktu penundaan jumlah kuorum tidak tercapai, maka persidangan Musyawarah Cabang dapat berlangsung, dan adalah sah tanpa perlu mengindahkan kuorum. 11. Khusus BPD HIPMI DKI Jaya, Ketua umum BPC dipilih dan diberhentikan oleh BPD HIPMI DKI Jaya Pasal 14 Musyawarah Nasional Luar Biasa 1. Musyawarah Nasional Luar Biasa diselenggarakan bila ada kebutuhan hal-hal yang tidak dapat ditunda sampai Musyawarah Nasional diselenggarakan, antara lain seperti: a. Terjadi Penyimpangan dan pelanggaran oleh Badan Pengurus Pusat. b. Jika Badan Pengurus Pusat tidak menyelenggarakan Musyawarah Nasional setelah 3 (tiga) bulan berakhir masa bakti Badan Pengurus Pusat tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan (pasal 12 ayat 2). 2. Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat diadakan atas permintaan 2/3 (dua per tiga) jumlah Badan Pengurus Daerah dengan 2/3 (dua per tiga) jumlah Anggota Badan Pengurus Pusat atau sebaliknya. 3. Ketentuan-ketentuan tentang penyelenggaraan Musyawarah Nasional dapat diberlakukan untuk menyelenggarakan Musyawarah Nasional Luar Biasa. 4. Permasalahan yang akan dibahas harus disampaikan kepada para Peserta bersama-sama Undangan menghadiri Musyawarah Nasional Luar Biasa paling lambat 15 (lima belas) hari sebelum tanggal penyelenggaraan. Pasal 15 Musyawarah Daerah Luar Biasa 1. Musyawarah Daerah Luar Biasa diselenggarakan bila ada kebutuhan hal-hal yang tidak dapat ditunda sampai Musyawarah Daerah diselenggarakan, antara lain seperti:
  • 23. ANGGARAN RUMAH TANGGA 23 a. Terjadi penyimpangan dan pelanggaran oleh Badan Pengurus Daerah. b. Jika Badan Pengurus Daerah tidak menyelenggarakan Musyawarah Daerah setelah 3 (tiga) bulan berakhir masa bakti Badan Pengurus Daerah tersebut tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. 2. Musyawarah Daerah Luar Biasa dapat diadakan atas permintaan 2/3 (dua per tiga) jumlah Badan Pengurus Cabang bersama dengan 2/3 (dua per tiga) jumlah Anggota Badan Pengurus Daerah atau sebaliknya. 3. Jika ternyata jumlah Cabang kurang dari 50% (lima puluh persen) dari Kota/Kabupaten yang ada di daerah yang bersangkutan, maka Musyawarah Daerah Luar Biasa dapat diadakan atas permintaan 2/3 (dua per tiga) jumlah anggota Biasa Daerah bersama dengan 2/3 (dua per tiga) jumlah anggota Badan Pengurus Daerah. 4. Ketentuan pada ayat 2 (dua) pasal ini tidak berlaku bagi Musyawarah Daerah Luar Biasa yang diselenggarakan berdasarkan ketentuan pasal 13 ayat (1) Anggaran Rumah Tangga. 5. Ketentuan-ketentuan tentang penyelenggaraan Musyawarah Daerah dapat diberlakukan untuk menyelenggarakan Musyawarah Daerah Luar Biasa. 6. Permasalahan yang akan dibahas harus disampaikan kepada para Peserta bersama-sama Undangan menghadiri Musyawarah Daerah Luar Biasa paling lambat 15 (lima belas) hari sebelum tanggal penyelenggaraan. Pasal 16 Musyawarah Cabang Luar Biasa 1. Musyawarah Cabang Luar Biasa diselenggarakan bila ada kebutuhan hal-hal yang tidak dapat ditunda sampai Musyawarah Cabang diselenggarakan, antara lain seperti: a. Terjadi Penyimpangan dan pelanggaran oleh Badan Pengurus Cabang. b. Jika Badan Pengurus Cabang tidak menyelenggarakan Musyawarah Cabang setelah 3 (tiga) bulan berakhir masa bakti Badan Pengurus Cabang tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. 2. Musyawarah Cabang Luar Biasa dapat diadakan atas permintaan 2/3 (dua per tiga) jumlah anggota biasa Cabang bersama-sama dengan 2/3 (dua per tiga) jumlah anggota Badan Pengurus Cabang bersama-sama dengan 2/3 (dua per tiga) jumlah Anggota Badan Pengurus Cabang atau sebaliknya. Kecuali dalam hal penyelenggaraan Musyawarah Cabang Luar Biasa seperti yang dimaksud dalam pasal 14 ayat (1) Anggaran Rumah Tangga. 3. Ketentuan-ketentuan tentang penyelenggaraan Musyawarah Cabang dapat diberlakukan untuk menyelenggarakan Musyawarah Cabang Luar Biasa. 4. Permasalahan yang akan dibahas harus disampaikan kepada para peserta bersama-sama undangan menghadiri Musyawarah Cabang Luar Biasa paling lambat 15 (lima belas) hari sebelum tanggal penyelenggaraan Pasal 17 Musyawarah Nasional Khusus 1. Musyawarah Nasional Khusus diselenggarakan: a. Untuk merekomendasikan penyempurnaan Anggaran Dasar dan/atau Anggaran Rumah Tangga yang akan ditetapkan di Munas.. b. Untuk membubarkan Organisasi. 2. Untuk melaksanakan pembubaran organisasi, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari seluruh Badan Pengurus Daerah yang ada. 3. Ketentuan-ketentuan tentang penyelenggaraan Musyawarah Nasional dapat diberlakukan untuk Musyawarah Nasional Khusus. 4. Permasalahan yang akan dibahas harus disampaikan kepada para peserta bersama-sama undangan menghadiri Musyawarah Nasional Khusus paling lambat 15 (lima belas) hari sebelum tanggal penyelenggaraan.
  • 24. ANGGARAN RUMAH TANGGA24 Pasal 18 Badan Pengurus Pusat 1. Badan Pengurus Pusat merupakan Pimpinan Tertinggi Organisasi di Tingkat Nasional yang mewakili organisasi ke luar maupun ke dalam serta bertanggung jawab atas pengelolaan organisasi. 2. Badan Pengurus Pusat berkewajiban untuk: a. Menjalankan dan menegakkan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. b. MenjalankandanmenjabarkanProgramUmumOrganisasikedalamProgramKerjaBadanPengurus Pusat yang dibagi per tahun program. c. Melaksanakan keputusan-keputusan organisasi. d. Mewakili organisasi di dalam dan di luar pengadilan. 3. Badan Pengurus Pusat berwenang untuk mensahkan Badan Pengurus Daerah yang merupakan hasil dari Musyawarah Daerah. 4. Badan Pengurus Pusat berwenang untuk ikut mempersiapkan penyelenggaraan Musyawarah Daerah Luar Biasa di Daerah yang Badan Pengurus Daerahnya telah melampaui waktu 3 (tiga) bulan sesudah masa baktinya berakhir tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan oleh karenanya telah kehilangan hak dan wewenang untuk menjalankan organisasi. 5. Badan Pengurus Pusat berhak menetapkan tata-laksana program serta meneliti pelaksanaannya, menetapkan peraturan-peraturan yang diperlukan guna kelancaran pengelolaan organisasi. 6. Badan Pengurus Pusat berhak menetapkan dan membayar biaya operasional berdasarkan program kerja yang ditetapkan maupun biaya-biaya lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tujuan dan usaha organisasi. 7. Badan Pengurus Pusat bertanggung jawab kepada para anggota melalui forum Musyawarah Nasional. Pasal 19 Badan Pengurus Daerah 1. Badan Pengurus Daerah merupakan Pimpinan Tertinggi Organisasi di Tingkat Daerah yang mewakili organisasi ke luar maupun ke dalam serta bertanggung jawab atas pengelolaan organisasi di Daerah bersangkutan. 2. Badan Pengurus Daerah berkewajiban untuk: a. Menjalankan dan menegakkan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. b. Melaksanakan program Umum Daerah serta keputusan-keputusan Musyawarah Daerah. c. Menjalankan dan menjabarkan Program Umum Daerah ke dalam Program Kerja Badan Pengurus Daerah yang dibagi per tahun program. d. Melaksanakan keputusan-keputusan organisasi. e. Mewakili organisasi di dalam dan di luar pengadilan. 3. Badan Pengurus Daerah berwenang untuk mensahkan Badan Pengurus Cabang yang merupakan hasil dari Musyawarah Cabang. 4. BadanPengurusDaerahberwenanguntukikutmempersiapkanpenyelenggaraanMusyawarahCabang Luar Biasa di Cabang yang bersangkutan telah melampaui waktu 3 (tiga) bulan sesudah masa baktinya berakhir tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan oleh karenanya telah kehilangan hak dan wewenang untuk menjalankan organisasi. 5. Badan Pengurus Daerah berhak menetapkan tata-laksana program serta meneliti pelaksanaannya, menetapkan peraturan-peraturan yang diperlukan guna kelancaran pengelolaan organisasi. 6. Badan Pengurus Daerah berhak menetapkan dan membayar biaya operasional berdasarkan program kerja yang ditetapkan maupun biaya-biaya lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tujuan dan usaha organisasi. 7. Badan Pengurus Daerah bertanggung jawab kepada para anggota melalui forum Musyawarah Daerah.
  • 25. ANGGARAN RUMAH TANGGA 25 Pasal 20 Badan Pengurus Cabang 1. Badan Pengurus Cabang dapat dibentuk pada setiap Kota/Kabupaten, dengan jumlah anggota sekurang-kurangnya 21 (dua puluh satu) orang. 2. Pembentukan Badan Pengurus Cabang baru melalui Karetaker yang bertanggung jawab untuk melaksanakanmusyawarahcabangyangpertamaselambat-lambatnyaenambulansetelahditetapkan. 3. Badan Pengurus Cabang berkewajiban untuk: a. Menjalankan dan menegakkan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. b. Melaksanakan program Umum Cabang serta keputusan-keputusan Musyawarah Cabang. c. Menjalankan dan menjabarkan Program Umum Cabang ke dalam Program Kerja Badan Pengurus Cabang yang dibagi per tahun program. d. Melaksanakan keputusan-keputusan organisasi. e. Mewakili organisasi di dalam dan di luar pengadilan. 4. Badan Pengurus Cabang berhak menetapkan tata-laksana program serta meneliti pelaksanaannya, menetapkan peraturan-peraturan yang diperlukan guna kelancaran pengelolaan organisasi. 5. Badan Pengurus Cabang berhak menetapkan dan membayar biaya operasional berdasarkan program kerja yang ditetapkan maupun biaya-biaya lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tujuan dan usaha organisasi. 6. BadanPengurusCabangbertanggungjawabkepadaparaanggotamelaluiforumMusyawarahCabang. Pasal 21 Para Fungsionaris Badan Pengurus 1. Para Fungsionaris Badan Pengurus Harian Pusat, terdiri atas: a. Seorang Ketua umum b. Ketua dengan jumlah sebanyak-banyaknya 9 (sembilan) orang c. Seorang Sekretaris Jenderal. d. 5 (lima) Orang Wakil Sekretaris Jenderal e. Seorang Bendahara umum. f. 4 (empat) Orang Wakil Bendahara Umum g. Kompartemen, sesuai kebutuhan. 2. Para Fungsionaris Badan Pengurus Harian Daerah, terdiri atas: a. Seorang Ketua umum b. Ketua dengan jumlah sebanyak-banyaknya 9 (sembilan) orang c. Seorang Sekretaris Umum. d. 5(lima) Orang Wakil Sekretaris Umum e. Seorang Bendahara umum. f. 4(empat) Orang Wakil Bendahara Umum g. Kompartemen, sesuai kebutuhan. 3. Para Fungsionaris Badan Pengurus Harian Cabang, terdiri atas: a. Seorang Ketua umum b. Ketua dengan jumlah sebanyak-banyaknya 9 (sembilan) orang c. Seorang Sekretaris. d. 5(lima) Orang Wakil Sekretaris Umum e. Seorang Bendahara umum. f. 4(empat) Orang Wakil Bendahara Umum g. Kompartemen, sesuai kebutuhan 4. Para Fungsionaris Badan Pengurus Lengkap Pusat terdiri dari Badan Pengurus Harian ditambah Departemen yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan.
  • 26. ANGGARAN RUMAH TANGGA26 Pasal 22 Persyaratan Anggota Badan Pengurus 1. Persyaratan umum bagi calon Pengurus adalah: a. Anggota biasa aktif yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Anggota yang masih berlaku. b. Setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. c. Setia kepada cita-cita usaha dan tujuan HIPMI. d. Berpandangan luas, bersikap/bermoral baik dimasyarakat terutama masyarakat dunia usaha. e. Tidak berada dalam keadaan terpidana atau dinyatakan pailit oleh pengadilan. f. Berusia di bawah 41 (empat puluh satu) tahun. g. Menyatakan kesediaan aktif dan bersedia mundur jika dinilai tidak aktif. 2. Persyaratan khusus bagi calon fungsionaris Badan Pengurus Harian Pusat adalah anggota biasa yang pernah atau sedang menjalani kepengurusan di BPP atau BPD sekurang-kurangnya satu masa bakti penuh dan/atau pernah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan yang dilaksanakan oleh BPP. 3. Persyaratan khusus bagi calon fungsionaris Badan Pengurus Harian Daerah adalah anggota biasa yang pernah atau sedang menjalani kepengurusan di BPD atau BPC sekurang-kurangnya satu masa bakti penuh. 4. Persyaratan Khusus bagi calon Ketua Umum adalah: a. Memenuhi persyaratan umum bagi calon pengurus. b. Untuk calon Ketua Umum Pusat pernah atau sedang menjadi Fungsionaris di Badan Pengurus Pusat Harian dan atau Fungsionaris di Badan Pengurus Daerah Harian sekurang-kurangnya 1 (satu) masa bakti penuh. c. Untuk calon Ketua Umum Badan Pengurus Daerah pernah atau sedang menjadi Fungsionaris di BadanPengurusDaerahHarian danatauFungsionaris diBadanPengurusCabangHariansekurang- kurangnya 1 (satu) masa bakti penuh. d. Untuk calon Ketua Umum Badan Pengurus Cabang pernah atau sedang menjadi Fungsionaris di Badan Pengurus Cabang Harian dan atau menjadi anggota biasa aktif sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan. e. Bersedia bertempat tinggal dimana Badan Pengurus berkedudukan. f. Mencalonkan diri sebagai Ketua Umum secara tertulis sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sebelum tanggal pelaksanaan Musyawarah Nasional dengan disertai 5 (lima) rekomendasi dari BPD, 14 (empat belas) hari sebelum tanggal pelaksanaan MUSDA dan 7 (tujuh) hari sebelum tanggal pelaksanaan MUSCAB, yang ditetapkan oleh masing-masing tingkatan (BPP, BPD, BPC). Pasal 23 Tata Cara Pemilihan Ketua Umum Dan Pembentukan Badan Pengurus Pusat 1. Pemilihan Ketua Umum Badan Pengurus Pusat dilaksanakan dengan asas LUBER (Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia) dan JURDIL (Jujur dan Adil), yang berlangsung dalam 3 (tiga) tahap: a. Tahap Pendaftaran b. Tahap Kampanye c. Tahap Pemilihan 2. Tahap Pendaftaran: a. Bakal calon Ketua Umum mencalonkan diri secara tertulis disertai dengan sekurang-kurangnya 5 (lima) rekomendasi BPD. b. Mendaftarkan diri pada Panitia Pemilihan yang dibentuk oleh Badan Pengurus Pusat, selambat- lambatnya1(satu)BulansebelumtanggalpelaksanaanMusyawarahNasionalyangtelahditetapkan dan ditembuskan kepada BPD-BPD HIPMI 3. Tahap Kampanye: a. Setelah melewati Tahap Pendaftaran, Bakal Calon diwajibkan mengikuti Tahap Kampanye yang terdiri dari Kampanye Tertulis, Kampanye Lisan, Debat Antar Calon, dan Presentasi Pokok-Pokok
  • 27. ANGGARAN RUMAH TANGGA 27 Pikiran yang (SC) Tim Nominasi dalam forum yang disediakan oleh Panitia Pemilihan. b. Tahap Kampanye berlangsung hingga saat penyelenggaraan Musyawarah Nasional. 4. Tahap Pemilihan, dengan prosedur: a. Sebelum pemilihan calon Ketua Umum diadakan, setiap bakal calon diharuskan memperkenalkan dirisekaligusmenjabarkanProgramUmumNasionalHIPMI yangtelahdiputuskanolehMusyawarah Nasional. b. Pemilihan dilakukan di tempat yang disediakan oleh Panitia Pelaksana Musyawarah Nasional. c. Setiap utusan memilih satu bakal calon Ketua Umum / Ketua Formatur yang telah memenuhi persyaratan sebagai Calon Ketua Umum sebagaimana ditetapkan pasal 22 ayat (4) Anggaran Rumah Tangga, di atas kertas suara yang disediakan oleh Panitia Pengarah Musyawarah Nasional. d. Apabila salah satu calon Ketua Umum mendapat dukungan suara lebih dari 50 (lima puluh) persen dari total jumlah suara maka calon yang bersangkutan langsung dinyatakan sah terpilh sebagai Ketua Umum BPP HIPMI. e. Dari hasil perhitungan suara, ditentukan 2 (dua) orang yang memperoleh suara terbanyak dan berhak ikut dalam tahap pemilihan Ketua Umum. f. Sebelum pemilihan ketua umum diadakan, setiap calon diharuskan kembali menyatakan kesediaannya dipilih menjadi ketua umum dan melakukan tanya jawab dengan Peserta. g. Pada saat pemilihan Ketua Umum, setiap utusan memilih 1(satu) di antara 2(dua) nama calon Ketua Umum yang memperoleh suara terbanyak di atas kertas suara yang disediakan oleh Panitia Pengarah Musyawarah Nasional. h. Setelah memilih, kertas suara dimasukkan kedalam kotak suara yang disediakan di tempat yang sama. i. Calon yang memperoleh suara terbanyak menjadi Ketua Umum Badan Pengurus Pusat terpilih, dan sekaligus menjadi ketua formatur dan calon yang memiliki suara terbanyak kedua menjadi mide formatur ditambah dengan Ketua Umum Demisioner. j. Apabila Ketua Umum terpilih secara aklamasi, maka anggota mide formatur dipilih secara mufakat atau melalui pemilihan suara. Ditambah ketua umum demisioner. k. Ketua Umum terpilih yang sekaligus Ketua Formatur didampingi oleh 2 orang formatur menyusun kepengurusan untuk masa bakti berikutnya. l. Ketua Umum terpilih mempunyai hak prerogatif memilih Sekretaris jenderal dan Bendahara Umum. Pasal 24 Pemilihan Ketua Umum Dan Pembentukan Badan Pengurus Daerah/Cabang Tata cara dan prosedur pemilihan Ketua Umum dan pembentukan Badan Pengurus Daerah/Cabang dilakukan sesuai dengan ketentuan Pasal 23 Anggaran Rumah Tangga. Pasal 25 Masa Bakti Badan Pengurus 1. Masa Bakti Badan Pengurus adalah 3 (tiga) tahun terhitung mulai disahkan oleh Musyawarah Nasional/ Daerah/Cabang. 2. Seorang Fungsionaris Badan Pengurus Harian yang bukan Ketua Umum, setelah 1(satu) masa bakti dapat dipilih kembali. 3. Setelah menjalankan 1 (satu) masa bakti, seorang Ketua Umum Badan Pengurus tidak dapat mencalonkan diri dan dipilih kembali ditingkat yang sama.
  • 28. ANGGARAN RUMAH TANGGA28 Pasal 26 Dewan Kehormatan 1. Dewan Kehormatan merupakan Lembaga Kelengkapan Organisasi di tingkat Nasional/Daerah/Cabang dan terutama terdiri dari Pendiri, para mantan Ketua Umum/Ketua dan mantan Anggota Badan Pengurus HIPMI lainnya yang jelas jasanya dalam memajukan dan mengembangkan HIPMI. 2. Dewan Kehormatan diangkat melalui Musyawarah Nasional/Daerah/Cabang untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun mulai saat diputuskan dalam Musyawarah dan berakhir pada Musyawarah berikutnya. 3. Dewan Kehormatan bertugas dan berwenang untuk memberi nasihat/saran dan gagasan di bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya terutama yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi nasional, baik diminta maupun tidak, khususnya dalam rangka pengembangan organisasi HIPMI. Pasal 27 Dewan Pembina 1. DewanPembinamerupakanLembagaKelengkapanOrganisasiditingkatNasional/Daerah/Cabangdan sebanyak-banyaknya terdiri dari 15 (lima belas) orang, yaitu seorang mantan Ketua Umum sekaligus sebagai Ketua dan 14 (empat belas) orang mantan Fungsionaris Badan Pengurus Harian yang baru menyelesaikan masa baktinya. 2. Dewan Pembina diangkat melalui Musyawarah Nasional/Daerah/Cabang untuk masa bakti 3 (tiga) tahun mulai diputuskan dalam Musyawarah dan berakhir pada musyawarah berikutnya. 3. Dewan Pembina bertugas dan berwenang untuk memberikan pengarahan, saran, gagasan serta nasihat baik diminta maupun tidak kepada Badan Pengurus minimal sekali dalam 6 (enam) bulan dalam forum resmi Badan Pengurus. 4. Mengawasi pelaksanaan Kode Etik Keanggotaan dengan tugas: a. Mempelajari pengaduan tertulis dari pihak manapun tentang pelanggaran kode etik oleh anggota HIPMI serta mengadakan penelitian seperlunya. b. Jika terbukti adanya pelanggaran kode etik oleh anggota HIPMI, Dewan Pembina melaporkan kepada Badan Pengurus dengan menjelaskan pertimbangan apa, untuk menjalankan sanksi bagi pelanggar. c. Badan Pengurus berhak mengambil keputusan berupa sanksi bagi pelanggar berdasarkan Pasal 11 Anggaran Rumah Tangga. Pasal 28 Dewan Pleno 1. Dewan Pleno merupakan Lembaga Kelengkapan Organisasi yang ada di tingkat Pusat. 2. Dewan Pleno bertugas dan berfungsi untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan dan pengembangan program kerja, saling tukar menukar informasi antara Pusat dan Daerah. 3. Dewan Pleno berwenang untuk mempersiapkan penyelenggaraan Musyawarah Nasional Luar Biasa bilamana Badan Pengurus Pusat telah melampaui waktu 4 (empat) bulan sesudah masa baktinya berakhir tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan oleh karenanya telah kehilangan hak dan wewenang untuk menjalankan organisasi. 4. Dewan Pleno beranggotakan: a. Para Ketua Umum, Para Ketua, Sekretaris, Bendahara atau yang memegang mandat Badan Pengurus Daerah. b. Ketua Umum, Para Ketua, Sekretaris Jenderal, Wakil Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum, Wakil Bendahara Umum, para Ketua Kompartemen Badan Pengurus Pusat. c. Ketua Dewan Pembina dan Ketua Dewan Kehormatan tingkat Pusat. 5. Sidang Dewan Pleno diselenggarakan oleh Badan Pengurus Pusat. 6. Dewan Pleno bersidang sebanyak 2 (dua) kali dan dilakukan 6 (enam) bulan sesudah MUNAS dan 6 (enam) bulan sebelum MUNAS.
  • 29. ANGGARAN RUMAH TANGGA 29 Pasal 29 Badan Otonom 1. Badan Pengurus dapat membentuk Badan Otonom yang berfungsi, antara lain, untuk mempererat persatuan dan kesatuan serta membina dan meningkatkan kemampuan profesional anggota HIPMI. 2. Badan Otonom dilantik dan bertanggungjawab kepada Badan Pengurus sesuai tingkatannya BAB IV PEMBAGIAN WEWENANG PENGURUS Pasal 30 Tugas Dan Kewajiban Fungsionaris Badan Pengurus Harian 1. Ketua Umum memimpin Badan Pengurus, secara umum mengkoordinir tugas dan kewajiban seluruh anggota Badan Pengurus. 2. Ketua Umum bersama-sama Sekretaris Jenderal memimpin sidang-sidang Badan Pengurus dan apabila berhalangan, wajib menunjuk salah seorang Ketua. Dalam hal Ketua juga berhalangan maka salah seorang Ketua Kompartemen wajib menggantikannya 3. Apabila Ketua Umum berhalangan untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari, dapat diwakili oleh salah seorang Ketua yang ditunjuk. Sedangkan apabila Ketua Umum karena satu dan lain hal tidak dapat diteruskan sama sekali jabatannya sampai berakhir, maka Badan Pengurus Harian dapat menetapkan dan mengangkat salah seorang Ketua sebagai pejabat Ketua Umum dan diperkenankan memegang jabatan rangkap. 4. Jika lamanya sisa masa bakti kepengurusan yang lowong sebagai akibat dari hal yang disebut pada ayat 3 di atas itu 1 ½ (satu setengah) tahun atau lebih, maka Ketua yang menjadi Pejabat Ketua Umum tersebut dapat disebut Ketua Umum (definitif) dan masa jabatan yang dipangkunya sampai akhir masa baktinya kepengurusan yang sedang berjalan itu dinilai 1 (satu) masa bakti atau 1 (satu) masa jabatan kepengurusan. Sedangkan kalau kurang dari 1 ½ (satu setengah) tahun, tidak dianggap sebagai 1 (satu) masa bakti dan pejabat yang bersangkutan disebut sebagai Pejabat Ketua Umum. 5. Ketua Umum Badan Pengurus Pusat melantik Badan Pengurus Daerah di daerahnya. 6. Ketua bertugas mengkoordinir kompartemen-kompartemen yang dibawahinya 7. Sekretaris Jenderal bertugas melaksanakan semua kebijakan ketetapan dan tugas lainnya yang dilimpahkan oleh Badan Pengurus Harian, mengelola segala urusan administrasi, manajemen, personalia, harta benda organisasi dan berbagai tugas lainnya. 8. Bendahara Umum bertanggung jawab atas pencarian sumber dana, pengelolaan dan penguasaan kekayaan serta keuangan organisasi dan menyampaikan NeracaTahunan yang telah diperiksa Akuntan terdaftar kepada Badan Pengurus selambat-lambatnya pada tanggal 31 Maret setiap tahun. 9. Kompartemen bertugas mengkoordinir Departemen-departemen yang dibawahinya. Pasal 31 S e k r e t a r i a t 1. Badan Pengurus Pusat/Daerah/Cabang memiliki Kantor Sekretariat yang dikepalai atau dipimpin oleh seorang Sekretaris Eksekutif yang bertugas mengelola segala urusan administrasi, personalia, keuangan dan lain sebagainya serta tugas pelayanan kepada para anggota dan melaksanakan tugas- tugas yang diberikan oleh Badan Pengurus. 2. Sekretaris Ekskutif dengan dibantu oleh beberapa staf menurut kebutuhan, bertanggung jawab atas kekayaan dan inventaris milik organisasi yang berada dalam penguasaannya. 3. Sekretaris Eksekutif diangkat dan diberhentikan oleh Badan Pengurus atas usul Sekretaris Badan Pengurus dan adalah tenaga professional yang digaji serta bertanggung jawab kepada Badan Pengurus Harian melalui Sekretaris Badan Pengurus.
  • 30. ANGGARAN RUMAH TANGGA30 BAB V RAPAT DAN KEPUTUSAN Pasal 32 Rapat Kerja HIPMI 1. Rapat Kerja HIPMI terdiri dari: a. Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di tingkat Pusat/Nasional b. Rapat Kerja Daerah (Rakerda) di tingkat Daerah c. Rapat Kerja Cabang (Rakercab) di tingkat Cabang 2. Rapat Kerja HIPMI diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Badan Pengurus Pusat/Daerah/ Cabang pada waktu ½ (setengah) masa baktinya berlalu. 3. Rapat Kerja HIPMI diselenggarakan dengan tujuan untuk mengevaluasi program kerja yang telah dan akan dilaksanakan, menetapkan keputusan-keputusan yang menunjang pelaksanaan keputusan- keputusan Musyawarah Nasional/Daerah/Cabang. 4. Rapat Kerja HIPMI dihadiri: a. Di tingkat Pusat/Nasional, oleh Badan Pengurus Pusat, Dewan Pembina, Dewan Kehormatan dan para utusan Badan Pengurus Daerah sebagai peserta. b. Di tingkat Daerah, oleh Badan Pengurus Daerah, Dewan Pembina, Dewan Kehormatan dan para utusan Badan Pengurus Cabang atau anggota sebagai peserta. c. Di tingkat Cabang, oleh Badan Pengurus Cabang, Dewan Pembina, Dewan Kehormatan dan para anggota sebagai peserta. Pasal 33 Rapat Badan Pengurus 1. Rapat Badan Pengurus Lengkap diselenggarakan setiap 2 (dua) bulan sekali, sedangkan Rapat Badan Pengurus Harian diselenggarakan sebulan sekali. 2. Rapat Badan Pengurus adalah sah bila dihadiri 2/3 (dua per tiga) jumlah anggota Badan Pengurus. 3. Para Ketua dapat mengadakan rapat dengan kompartemen-kompartemen yang ada di bawah koordinasinya. 4. Para Ketua Kompartemen/Departemen dapat mengadakan rapat di dalam lingkungannya sendiri atau antar Kompartemen/Departemen setiap kali diperlukan Pasal 34 Keputusan Rapat 1. Keputusan rapat pada dasarnya dilakukan secara musyawarah untuk mufakat. 2. Apabila keputusan secara musyawarah untuk mufakat tidak berhasil maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak. BAB VII KEUANGAN DAN KEKAYAAN Pasal 35 Keuangan 1. Badan Pengurus menetapkan besarnya uang pangkal, iuran, pungutan maupun sumbangan/hibah. 2. Semua lalu lintas/mutasi keuangan harus dicatat disertai bukti-bukti sah menurut kaidah peraturan yang lazim berlaku. 3. Tahun buku HIPMI adalah 1 Januari sampai dengan 31 Desember. 4. Pada setiap tanggal 1 Desember, oleh Bendahara dibuat Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi (RAPBO) tahunan yang disahkan oleh pengurus.
  • 31. ANGGARAN RUMAH TANGGA 31 5. Untuk membantu keuangan Badan Pengurus Pusat, maka 10% (sepuluh persen) hasil iuran anggota diserahkan ke Badan Pengurus Pusat. Sedangkan untuk membantu keuangan Badan Pengurus Daerah, maka 30% (tiga puluh persen) hasil iuran anggota diserahkan kepada Badan Pengurus Daerah. 6. Untuk memperkuat posisi keuangan organisasi, maka Badan Pengurus mengadakan usaha tersendiri yang sah, halal dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga. Pasal 36 Kekayaan 1. Badan Pengurus bertanggung jawab atas harta kekayaan organisasi baik yang bergerak maupun yang tetap dari segi pemeliharaan dan cara penggunaannya. 2. Tata cara likuidasi atas kekayaan organisasi karena pembubaran ditetapkan oleh Musyawarah BAB VII LAMBANG, BENDERA, HYMNE DAN MARS ORGANISASI Pasal 37 L a m b a n g Bentuk, arti dan makna lambang HIPMI tertera pada lampiran ke-1 (kesatu) Anggaran Rumah Tangga ini. Pasal 38 B e n d e r a 1. Setiap tingkatan organisasi HIPMI memiliki bendera yang seragam bentuknya, sekaligus menunjukkan identitas masing-masing. Ketentuan mengenai bendera tertera pada lampiran ke-2 (kedua) Anggaran Rumah Tangga ini. 2. Pada acara-acara resmi organisasi, bendera HIPMI dari tingkat yang bersangkutan dipasang di depan podium berdampingan dengan bendera Merah-Putih. Di belakang atau disampingnya dikelilingi oleh bendera HIPMI dari organisasi yang tingkatannya langsung dibawahnya. Pasal 39 Hymne dan Mars 1. Syair dan lagu Hymne dan Mars HIPMI tertera pada lampiran ke-3 (ketiga) Anggaran RumahTangga ini. 2. Hymne dan Mars HIPMI dinyanyikan setelah lagu Kebangsaan Indonesia Raya pada acara-acara resmi organisasi. BAB VIII P E N U T U P Pasal 40 Hal-hal yang belum atau tidak cukup diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini, diatur oleh Badan Pengurus Pusat dalam peraturan-peraturan organisasi yang tidak boleh bertentangan dengan jiwa dan semangat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HIPMI Pasal 41 1. Anggaran Rumah Tangga ini merupakan perubahan Anggaran Rumah Tangga yang disahkan untuk pertama kali pada tanggal 10 Juni 1972 dan sesudahnya . 2. Perubahan Anggaran Rumah Tangga ini mendapat pengesahan dalam Musyawarah Nasional HIPMI, pada tanggal 19 Oktober 2011 serta dinyatakan berlaku sejak ditetapkan .
  • 32. ANGGARAN RUMAH TANGGA32 Ditetapkan di : Makassar Pada tanggal : 19 Oktober 2011 PIMPINAN SIDANG MUSYAWARAH NASIONAL XIV HIMPUNAN PENGUSAHA MUDA INDONESIA 1. KAMRUSSAMAD ttd 2. LURY ELZA ALEX ttd 3. A. RIDHA SABANA ttd 4. DEDE SUMIRTO ttd 5. FIRDAUS DEPPU ttd
  • 33. TATA LAKSANA KERJA 33 TATA LAKSANA KERJA
  • 35. TATA LAKSANA KERJA 35 TATA LAKSANA KERJA BADAN PENGURUS PUSAT HIMPUNAN PENGUSAHA MUDA INDONESIA MASA BAKTI 2011 – 2014 BADAN PENGURUS PUSAT HIMPUNAN PENGUSAHA MUDA INDONESIA Menimbang : a. Bahwa Badan Pengurus Pusat ( BPP ) merupakan pimpinan tertinggi organisasi tingkat nasional yang mewakili organisasi ke dalam dan ke luar dan bersifat kolektif oleh karena itu tugas-tugas BPP dalam menjalankan dan menjabarkan Program Umum Organisasi ke Program Kerja Badan Pengurus Pusat maka perlu diatur dalam suatu Tata Laksana Kerja yang jelas b. BahwaTata Laksana Kerja BPP HIPMI Masa Bakti 2011-2014 perlu diubah sesuai dengan tuntutan dan dinamika perkembangan organisasi. c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan hutuf b, perlu disusun Tata Laksana Kerja BPP HIPMI Masa Bakti 2011 – 2014 Mengingat : Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HIPMI. Memperhatikan : 1. Saran dan pendapat yang berkembang dalam Rapat BPL HIPMI tanggal 01 Februari 2013 2. Saran dan pendapat yang berkembang dalam Rapat BPH HIPMI tanggal 27 Maret 2013 M E M U T U S K A N Menetapkan : TATA LAKSANA KERJA BADAN PENGURUS PUSAT HIMPUNAN PENGUSAHA MUDA INDONESIA MASA BAKTI 2011-2014. B A B I U M U M 1. Pedoman Tata Laksana Kerja BPP HIPMI masa bakti 2011-2014 disusun berdasarkan: a. Ketentuan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HIPMI hasil MUNAS XIV HIPMI tahun 2011 b. Pedoman Organisasi HIPMI masa bakti 2008-2011 2. Badan Pengurus Pusat ( BPP ) merupakan PimpinanTertinggi Organisasi tingkat Nasional yang mewakili organisasi ke dalam dan ke luar dan bersifat kolektif oleh karena itu tugas-tugas BPP dilaksanakan dengan semangat persatuan dan kekeluargaan-kebersamaan. 3. MaksudadanyaTataLaksanaKerjainiadalahdalamrangkamembedakantugasdanbukanmemisahkan tugas dengan tujuan untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang maksimal.
  • 36. TATA LAKSANA KERJA36 4. Azas – azas : a. Kolektif artinya kebersamaan dalam mengambil kebijakan-kebijakan organisasi. b. Kekeluargaan artinya pelaksanaan tugas kepengurusan dilakukan secara gotong-royong dan dijiwai oleh semangat kekeluargaan,kesetiakawanan dan kerjasama. c. Kesinambungan artinya melanjutkan perencanaan dan pelaksanaan program-program masa lalu sesuai rekomendasi Munas d. Keterpaduan artinya dalam menjalankan seluruh kegiatan / program BPP HIPMI harus dijalankan secara terpadu. B A B II KEWAJIBAN-WEWENANG DAN HAK BPP HIPMI 1. Kewajiban BPP HIPMI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) Anggaran Rumah Tangga HIPMI adalah : a. Menjalankan dan menegakkan ketentuan – ketentuan yang terdapat dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. b. Menjalankan dan menjabarkan Program Umum Organisasi ke dalam Program Kerja Badan Pengurus Pusat yang dibagi pertahun program. c. Melaksanakan keputusan – keputusan organisasi. d. Mewakili organisasi di dalam dan di luar pengadilan. 2. Wewenang BPP HIPMI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3) dan (4) Anggaran Rumah Tangga HIPMI adalah : a. Mensyahkan Badan Pengurus Daerah yang merupakan hasil dari Musyawarah Daerah b. Turut serta mempersiapkan penyelenggaraan Musyawarah Daerah Luar Biasa di Daerah, ketika Badan Pengurus Daerah telah melampaui waktu 3 ( tiga ) bulan sesudah masa baktinya berakhir dan oleh karenanya telah kehilangan hak dan wewenang untuk menjalankan organisasi. 3. Hak BPP HIPMI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (5); (6) dan (7) Anggaran Rumah Tangga HIPMI adalah : a. Menetapkan tata laksana program serta meneliti pelaksananaannya, menetapkan Peraturan – Peraturan yang diperlukan guna kelancaran pengelolaan organisasi. b. Menetapkan dan membayar biaya operasional berdasarkan program kerja yang telah ditetapkan maupun biaya – biaya lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tujuan dan usaha organisasi. c. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Eksekutif beserta staf Sekretariat dan menetapkan gaji serta syarat – syarat kerja. d. Membentuk kepanitiaan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang menunjang program kerja B A B III SUSUNAN BADAN PENGURUS PUSAT (BPP) HIPMI Badan Pengurus Pusat HIPMI adalah sebagai berikut : 1. Badan Pengurus Harian Pusat, yang terdiri dari : a. Seorang Ketua Umum b. 9 (Sembilan ) orang Ketua c. Seorang Sekretaris Jenderal d. 5 ( Lima ) orang Wakil Sekretaris Jenderal e. Seorang Bendahara Umum f. 4( Empat ) orang Wakil Bendahara Umum g. 66 (enam puluh enam) orang Kompartemen yang terdiri dari:
  • 37. TATA LAKSANA KERJA 37 1). Kompartemen dalam koordinasi Bidang Organisasi dan Hukum : a. Komp. Organisasi b. Komp. Keanggotaan, Database dan Sistem Informasi c. Komp. Pemberdayaan Daerah d. Komp. Pendidikan dan Pelatihan e. Komp. Badan Otonom & Kelembagaan f. Komp. Hubungan Senior g. Komp. Kaderisasi h. Komp. Hukum dan GCG 2). Kompartemen dalam koordinasi Bidang Ekonomi dan Keuangan: a. Komp. Hubungan Perbankan dan Lembaga Bukan Bank b. Komp. Investasi dan Asuransi c. Komp. Perpajakan dan Regulasi d. Komp. Kebijakan Ekonomi, Fiskal dan Moneter e. Komp. Ekonomi Syariah f. Komp. Pasar Modal g. Komp. Pasar Berjangka 3). Kompartemen dalam koordinasi Bidang Perindustrian dan Perdagangan a. Komp. Perdagangan Luar Negeri b. Komp. Perdagangan Dalam Negeri c. Komp. Pengembangan Ekspor Nasional d. Komp. Perindustrian dan Manufaktur e. Komp. Logistik dan Distribusi f. Komp. Perhubungan dan Transportasi g. Komp. Waralaba 4). Kompartemen dalam koordinasi Bidang Sumber Daya Alam, Energi dan Mineral a. Komp. Minyak Dan Gas b. Komp. Pertambangan c. Komp. Kehutanan d. Komp. Energi e. Komp. Energi Terbarukan f. Komp. Industri Penunjang Energi g. Komp. Industri Penunjang Sumber Daya Alam 5). Kompartemen dalam koordinasi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif a. Komp. Telekomunikasi b. Komp. Industri Kreatif Berbasis Teknologi (R & D, Permainan Interaktif, Layanan Komputer dan Perangkat Lunak) c. Komp. Industri Kreatif Berbasis Design d. Komp. Industri Kreatif Berbasis Media (Penerbitan dan Percetakan) e. Komp. Industri Kreatif Berbasis Elektronik (Televisi, radio, video, film dan fotografi) f. Komp. Industri Kreatif Berbasis Budaya (kuliner, kerajinan, pasar barang seni, musik, seni pertunjukan). g. Komp. Hubungan Masyarakat dan Media 6). Kompartemen dalam koordinasi Bidang Infrastuktur dan Properti a. Komp. Pengembangan Infrastruktur Darat b. Komp. Pengembangan Infrastruktur Laut dan Sungai
  • 38. TATA LAKSANA KERJA38 c. Komp. Pengembangan Infrastruktur Udara d. Komp. Sumber Daya Air dan Irigasi e. Komp. Pengembangan Sarana Pemukiman Dan Tata Ruang f. Komp. Pengembangan Sarana Non Pemukiman Dan Tata Niaga g. Komp. Penunjang Infrastruktur dan Properti 7). Kompartemen dalam koordinasi Bidang Agribisnis dan Kelautan a. Komp. Pertanian b. Komp. Perkebunan c. Komp. Peternakan d. Komp. Ketahanan Pangan e. Komp. Pengolahan dan Pemasaran Produk Agribisnis f. Komp. Perikanan dan Kelautan g. Komp. Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan dan Kelautan h. Komp. Teknologi Pendukung Agribisnis 8). Kompartemen Dalam Koordinasi Bidang Usaha Kecil Menengah dan Koperasi a. Komp. Pembinaan Pengusaha Pemula b. Komp. Pembinaan UKM c. Komp. Pengembangan Permodalan UKM d. Komp. Bina Koperasi e. Komp. Pengembangan Permodalan Koperasi f. Komp. Pengembangan Pasar UKM dan Koperasi g. Komp. Pengembangan Usaha dan Riset 9). Kompartemen Dalam Koordinasi Bidang Hubungan Internasional a. Komp.Kerjasama ASEAN b. Komp. Kerjasama Asia Timur c. Komp. Kerjasama Asia Pasifik d. Komp. Kerjasama Eropa e. Komp. Kerjasama Amerika f. Komp. Kerjasama Kepulauan Pasifik, Australia dan Selandia Baru g. Komp. Kerjasama Timur Tengah h. Komp. Kerjasama Afrika 2. Badan Pengurus Lengkap Pusat, terdiri dari : a. Badan Pengurus Harian Pusat ditambah b. 68 (enam puluh delapan) orang Departemen yang terdiri dari : 1). Departemen dalam koordinasi Bidang Organisasi dan Hukum: a. Dept. Organisasi b. Dept. Keanggotaan c. Dept. Database d. Dept. Sistem Informasi e. Dept. Pemberdayaan Daerah f. Dept. Pendidikan dan Pelatihan g. Dept. Badan Otonom & Kelembagaan h. Dept. Hubungan Senior i. Dept. Kaderisasi j. Dept. Hukum dan GCG 2). Departemen dalam koordinasi Bidang Ekonomi dan Keuangan: a. Dept. Hubungan Perbankan dan Lembaga Bukan Bank b. Dept. Investasi dan Asuransi
  • 39. TATA LAKSANA KERJA 39 c. Dept. Perpajakan dan Regulasi d. Dept. Kebijakan Ekonomi, Fiskal dan Moneter e. Dept. Ekonomi Syariah f. Dept. Pasar Modal g. Dept. Pasar Berjangka 3). Departemen dalam koordinasi Bidang Perindustrian dan Perdagangan a. Dept. Perdagangan Luar Negeri b. Dept. Perdagangan Dalam Negeri c. Dept. Pengembangan Ekspor Nasiona d. Dept. Perindustrian dan Manufaktu e. Dept.. Logistik dan Distribusi f. Dept. Perhubungan dan Transportas g. Dept. Waralaba 4). Departemen dalam koordinasi Bidang Sumber Daya Alam, Energi dan Mineral a. Dept. Minyak Dan Gas b. Dept. Pertambangan c. Dept. Kehutanan d. Dept. Energi e. Dept. Energi Terbarukan f. Dept. Industri Penunjang Energi g. Dept. Industri Penunjang Sumber Daya Alam 5). Departemen dalam koordinasi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif a. Dept. Telekomunikasi b. Dept. Industri Kreatif Berbasis Teknologi (R & D, Permainan Interaktif, Layanan Komputer dan Perangkat Lunak) c. Dept. Industri Kreatif Berbasis Design d. Dept. Industri Kreatif Berbasis Media (Penerbitan dan Percetakan) e. Dept. Industri Kreatif Berbasis Elektronik (Televisi, radio, video, film dan fotografi) f. Dept. Industri Kreatif Berbasis Budaya (kuliner, kerajinan, pasar barang seni, musik, seni pertunjukan). g. Dept. Hubungan Masyarakat dan Media 6). Departemen dalam koordinasi Bidang Infrastuktur dan Properti a. Dept. Pengembangan Infrastruktur Darat b. Dept. Pengembangan Infrastruktur Laut dan Sungai c. Dept. Pengembangan Infrastruktur Udara d. Dept. Sumber Daya Air dan Irigasi e. Dept. Pengembangan Sarana Pemukiman Dan Tata Ruang f. Dept. Pengembangan Sarana Non Pemukiman Dan Tata Niaga g. Dept. Penunjang Infrastruktur dan Properti 7). Departemen dalam koordinasi Bidang Agribisnis dan Kelautan a. Dept. Pertanian b. Dept. Perkebunan c. Dept. Peternakan d. Dept. Ketahanan Pangan e. Dept. Pengolahan dan Pemasaran Produk Agribisnis f. Dept. Perikanan dan Kelautan g. Dept. Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan dan Kelautan h. Dept. Teknologi Pendukung Agribisnis
  • 40. TATA LAKSANA KERJA40 8). Departemen Dalam Koordinasi Bidang Usaha Kecil Menengah dan Koperasi a. Dept. Pembinaan Pengusaha Pemula b. Dept. Pembinaan UKM c. Dept. Pengembangan Permodalan UKM d. Dept. Bina Koperasi e. Dept. Pengembangan Permodalan Koperasi f. Dept. Pengembangan Pasar UKM dan Koperasi g. Dept. Pengembangan Usaha dan Riset 9). Departemen Dalam Koordinasi Bidang Hubungan Internasional a. Dept.Kerjasama ASEAN b. Dept. Kerjasama Asia Timur c. Dept. Kerjasama Asia Pasifik d. Dept. Kerjasama Eropa e. Dept. Kerjasama Amerika f. Dept. Kerjasama Kepulauan Pasifik, Australia dan Selandia Baru g. Dept. Kerjasama Timur Tengah h. Dept. Kerjasama Afrika 3. Susunan dan jumlah Kompartemen Badan Pengurus Harian Pusat dan Departemen Badan Pengurus Lengkap Pusat dapat diubah atau diganti seusai dengan kebutuhan berdasarkan Pergantian Antar Waktu atau Ressufle yang ditetapkan oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal dalam suatu Surat Keputusan Organisasi. B A B IV PEMBAGIAN TUGAS DAN WEWENANG. 1. Ketua Umum a. Sebagai penanggung jawab tertinggi pada organisasi, memimpin organisasi sesuai dengan ketentuan – ketentuan dalam AD dan ART serta kebijakan yang digariskan oleh BPP HIPMI. b. Bersama Sekretaris Jenderal mengkoordinir dan mengendalikan jalannya organisasi ke luar dan ke dalam organisasi. c. Bersama Sekretaris Jenderal, bertanggungjawab atas pelaksanaan program kerja Badan Pengurus Pusat HIPMI. d. Memimpin Rapat sebagaimana diatur dalam Pedoman Tata Laksana Kerja ini. e. Bersama – sama Badan Pengurus Harian, menetapkan stategi, arah dan sasaran serta kebijakan organisasi dengan berpedoman pada AD dan ART HIPMI serta Keputusan – Keputusan MUNAS XIV HIPMI tahun 2011. f. Bersama Sekretaris Jenderal menandatangani surat – surat ke luar, Keputusan dan Rekomendasi, terutama yang bersifat untuk dan atas nama organisasi. g. Bersama Sekretaris Jenderal, memberikan tugas kepada fungsionaris Badan Pengurus untuk mewakili BPP HIPMI dalam acara – acara / kegiatan untuk dan atas nama BPP HIPMI termasuk dalam kemitraan usaha. h. Dalam hal – hal yang mendesak, Ketua Umum bersama fungsionaris Badan Pengurus Harian Pusat dapat mengambil Keputusan untuk kemudian mempertanggungjawabkan kepada Rapat Badan Pengurus Lengkap Pusat. i. Bertanggungjawab kepada MUNAS. 2. Ketua Bidang Organisasi dan Hukum. a. Melaksanakan tugas Ketua Umum atas dasar penunjukkan tertulis apabila Ketua Umum berhalangan.
  • 41. TATA LAKSANA KERJA 41 b. Mendampingi secara aktif Ketua Umum dalam menjalankan fungsi dan peranannya. c. Memimpin rapat sebagaimana diatur dalam Pedoman Tata Laksana Kerja ini. d. Memonitor pelaksanaan tertib organisasi di Pusat maupun di Daerah dan melaporkan tingkat pelaksanaannya kepada Rapat Badan Pengurus setiap kali diadakan. e. Bersama dengan Sekretaris Jenderal menandatangani surat-surat yang berkaitan dengan lingkup tugas/ koordinasinya f. Mengawasi dan melaksanakan aktivitas organisasi sesuai ketentuan yang mengatur kegiatan organisasi antara lain ; Sidang Dewan Pleno, RAKERNAS, Pelaksanaan MUNASUS, MUNAS dan DIKLATNAS termasuk di dalamnya menyiapkan materi untuk kegiatan tersebut. g. Mengawasi dan melakukan koordinasi untuk persiapan dan pelaksanan kegiatan organisasi antara lain; MUSDA, RAKERDA dan DIKLATDA. h. Melakukan evaluasi keanggotaan HIPMI melalui Registrasi dan her-registrasi anggota. i. Melakukan pendidikan kaderisasi kepemimpinan untuk meningkatkan kualitas SDM anggota HIPMI, serta melakukan penilaian terhadap anggota maupun BPD – BPD yang berprestasi untuk mendapatkan“ HIPMI AWARD“ sekali dalam setahun. j. Mewakili organisasi dalam pelaksanaan kegiatan organisasi – organisasi kemasyarakatan atau organisasi lainnya, atas petunjuk Ketua Umum k. Mengkoordinir hubungan dengan Daerah dan para senior HIPMI. l. Bertanggungjawab atas pelaksanaan Kegiatan / Program kerja di Bidang Organisasi dan Hukum terutama yang menyangkut tugas dan kegiatan Kompartemen – kompartemen dan Departemen – departemen yang dibawahi serta melaporkan hak tersebut kepada Rapat Pengurus Lengkap Pusat. m. Melakukan perumusan, pengkajian dan pembuatan draft Peraturan Organisasi, Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis organisasi baik yang berasal dari bidang organisasi dan hukum dan/atau draft yang diusulkan dari bidang lain untuk kemudian dibahas dan disetujui di dalam Rapat Badan Pengurus Lengkap. n. Melakukan pengkajian hukum strategis serta memberikan masukan-masukan atau rekomendasi- rekomendasi hukum terkait bidang ekonomi dan komersial serta Good Corporate Governance kepada Ketua Umum. o. Menjalankan fungsi sebagai pusat informasi organisasi dan menjalin hubungan dengan media p. Bertanggung jawab langsung kepada Ketua Umum. 3. Ketua Bidang Ekonomi dan Keuangan. a. Melaksanakan tugas Ketua Umum atas dasar penunjukkan tertulis apabila Ketua Umum berhalangan. b. Mendampingi secara aktif Ketua Umum dalam menjalankan fungsi dan peranannya. c. Memimpin rapat sebagaimana diatur dalam Pedoman Tata Laksana Kerja ini. d. Bersama dengan Sekretaris Jenderal menandatangani surat-surat yang berkaitan dengan lingkup tugas/ koordinasinya e. Membuka akses permodalan dengan suku bunga yang rendah bagi seluruh anggota HIPMI f. Merencanakan dan menyiapkan pengembangan lembaga pendanaan di luar perbankan dalam menanggulangi kesulitan permodalan usaha anggota ( HIPMI Fund ) g. Secara rutin melaksanakan kajian terhadap perkembangan kebijakan nasional yang berkaitan dengan dunia Perbankan, Investasi, dan Pasar Modal h. Meningkatkan pemahaman anggota HIPMI tentang pasar modal i. Membuka jaringan kerjasama dengan lembaga-lembaga yang berkaitan dengan pasar modal, dunia perbankan, dan investasi . j. Bertanggungjawab atas pelaksanaan Kegiatan / Program kerja di bidang Perbankan, Pasar Modal, dan investasi, terutama yang menyangkut tugas dan kegiatan Kompartemen-kompartemen dan Departemen-departemen yang dibawahi serta melaporkan hak tersebut kepada Rapat Pengurus Lengkap Pusat. k. Bertanggung jawab langsung kepada Ketua Umum.
  • 42. TATA LAKSANA KERJA42 4. Ketua Bidang Perindustrian dan Perdagangan. a. Melaksanakan tugas Ketua Umum atas dasar penunjukkan tertulis apabila Ketua Umum berhalangan. b. Mendampingi secara aktif Ketua Umum dalam menjalankan fungsi dan peranannya. c. Memimpin rapat sebagaimana diatur dalam Pedoman Tata Laksana Kerja ini. d. Bersama dengan Sekretaris Jenderal menandatangani surat-surat yang berkaitan dengan lingkup tugas/ koordinasinya e. Merencanakan dan melaksanakan upaya restrukturisasi di sektor perdagangan, terutama dalam menghadapi perdagangan bebas f. Menyiapkan data base informasi usaha, untuk mendukung pengembangan usaha anggota. g. Merencanakan dan melaksanakan upaya untuk pengembangan usaha di sektor Transportasi dan logistik h. Merencanakan dan melaksanakan pembangunan “ jaringan usaha “ yang melibatkan anggota di Pusat dan Daerah. i. Bertanggungjawab atas pelaksanaan Kegiatan / Program kerja di bidangnya terutama yang menyangkut tugas dan kegiatan Kompartemen – kompartemen dan Departemen – departemen yang dibawahi serta melaporkan hak tersebut kepada Rapat Pengurus Lengkap Pusat. j. Bertanggung jawab langsung kepada Ketua Umum 5. Ketua Bidang Sumber Daya Alam, Energi dan Mineral. a. Melaksanakan tugas Ketua Umum atas dasar penunjukkan tertulis apabila Ketua Umum berhalangan. b. Mendampingi secara aktif Ketua Umum dalam menjalankan fungsi dan peranannya. c. Memimpin rapat sebagaimana diatur dalam Pedoman Tata Laksana Kerja ini. d. Bersama dengan Sekretaris Jenderal menandatangani surat-surat yang berkaitan dengan lingkup tugas/ koordinasinya e. Mensosialisasikan peluang usaha di sektor pertambangan umum, migas dan sumber daya alam terutama yang ada di daerah – daerah kepada anggota.. f. Merencanakan pengembangan kerjasama antara usaha anggota di Pusat dan Daerah dalam kerangka memanfaatkan peluang usaha di sektor energi g. Bertanggungjawab atas pelaksanaan Kegiatan / Program kerja di bidangnya terutama yang menyangkut tugas dan kegiatan Kompartemen – kompartemen dan Departemen – departemen yang dibawahi serta melaporkan hak tersebut kepada Rapat Pengurus Lengkap Pusat. h. Bertanggung jawab langsung kepada Ketua Umum. 6. Ketua Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. a. Melaksanakan tugas Ketua Umum atas dasar penunjukkan tertulis apabila Ketua Umum berhalangan. b. Mendampingi secara aktif Ketua Umum dalam menjalankan fungsi dan peranannya. c. Memimpin rapat sebagaimana diatur dalam Pedoman Tata Laksana Kerja ini. d. Bersama dengan Sekretaris Jenderal menandatangani surat-surat yang berkaitan dengan lingkup tugas/ koordinasinya e. Merencanakan pengembangan kerjasama antara usaha anggota di Pusat dan Daerah dalam kerangka memanfaatkan peluang usaha di sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. f. Merencanakan dan melaksanakan upaya untuk pengembangan usaha di sektor Pariwisata dan Industri Kreatif. g. Merencanakan pengembangan kerjasama antara usaha anggota di Pusat dan Daerah dalam kerangka memanfaatkan peluang usaha di sektor Telekomunikasi. h. Merencanakan dan melaksanakan upaya dalam kerangka pengembangan Kerjasama di sektor media massa. i. Bertanggungjawab atas pelaksanaan Kegiatan / Program kerja di bidangnya terutama yang menyangkut tugas dan kegiatan Kompartemen – kompartemen dan Departemen – departemen yang dibawahi serta melaporkan hak tersebut kepada Rapat Pengurus Lengkap Pusat. j. Bertanggung jawab langsung kepada Ketua Umum.
  • 43. TATA LAKSANA KERJA 43 7. Ketua Bidang Infrastruktur dan Properti. a. Melaksanakan tugas Ketua Umum atas dasar penunjukkan tertulis apabila Ketua Umum berhalangan. b. Mendampingi secara aktif Ketua Umum dalam menjalankan fungsi dan peranannya. c. Memimpin rapat sebagaimana diatur dalam Pedoman Tata Laksana Kerja ini. d. Bersama dengan Sekretaris Jenderal menandatangani surat-surat yang berkaitan dengan lingkup tugas/ koordinasinya e. Merencanakan dan melaksanakan upaya untuk membangkitkan usaha di sektor konstruksi, rancang bangun dan real estate terutama di kalangan anggota. f. Berperan aktif dalam program-program pemerintah terkait dengan pengadaan infrastruktur dan property g. Bertanggungjawab atas pelaksanaan Kegiatan / Program kerja di bidangnya terutama yang menyangkut tugas dan kegiatan Kompartemen – kompartemen dan Departemen – departemen yang dibawahi serta melaporkan hak tersebut kepada Rapat Pengurus Lengkap Pusat. h. Bertanggung jawab langsung kepada Ketua Umum. 8. Ketua Bidang Agribisnis dan Kelautan. a. Melaksanakan tugas Ketua Umum atas dasar penunjukkan tertulis apabila Ketua Umum berhalangan. b. Mendampingi secara aktif Ketua Umum dalam menjalankan fungsi dan peranannya. c. Memimpin rapat sebagaimana diatur dalam Pedoman Tata Laksana Kerja ini. d. Bersama dengan Sekretaris Jenderal menandatangani surat-surat yang berkaitan dengan lingkup tugas/ koordinasinya e. Merencanakan pengembangan kerjasama antara usaha anggota di Pusat dan Daerah dalam kerangka memanfaatkan peluang usaha di sektor Agribisnis dan Kelautan. f. Merencanakan dan melaksanakan upaya untuk pengembangan usaha di sektor pertanian, perikanan dan peternakan g. Merencanakan dan melaksanakan upaya untuk pengembangan usaha budidaya kelautan dan harta karun. h. Bertanggungjawab atas pelaksanaan Kegiatan / Program kerja di bidangnya terutama yang menyangkut tugas dan kegiatan Kompartemen – kompartemen dan Departemen – departemen yang dibawahi serta melaporkan hak tersebut kepada Rapat Pengurus Lengkap Pusat. i. Bertanggung jawab langsung kepada Ketua Umum. 9. Ketua Bidang UKM dan Koperasi a. Melaksanakan tugas Ketua Umum atas dasar penunjukkan tertulis apabila Ketua Umum berhalangan. b. Mendampingi secara aktif Ketua Umum dalam menjalankan fungsi dan peranannya. c. Memimpin rapat sebagaimana diatur dalam Pedoman Tata Laksana Kerja ini. d. Bersama dengan Sekretaris Jenderal menandatangani surat-surat yang berkaitan dengan lingkup tugas/ koordinasinya e. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan untuk pembinaan dan pengembangan usaha kepada UKM dan Koperasi khususnya di lingkungan HIPMI. f. Melakukan upaya perlindungan dan pembelaan hukum kepada anggota g. Melakukan kerjasama dengan berbagai organisasi kelembagaan yang bergerak dalam mendorong gerakan kewirausahaan nasional h. Berperan serta secara aktiv dalam penciptaan wira usaha di Indonesia i. Bertanggungjawab atas pelaksanaan Kegiatan / Program kerja di bidangnya terutama yang menyangkut tugas dan kegiatan Kompartemen – kompartemen dan Departemen – departemen yang dibawahi serta melaporkan hak tersebut kepada Rapat Pengurus Lengkap Pusat. j. Bertanggung jawab langsung kepada Ketua Umum
  • 44. TATA LAKSANA KERJA44 10. Ketua Bidang Hubungan Internasional a. Melaksanakan tugas Ketua Umum atas dasar penunjukkan tertulis apabila Ketua Umum berhalangan. b. Mendampingi secara aktif Ketua Umum dalam menjalankan fungsi dan peranannya. c. Memimpin rapat sebagaimana diatur dalam Pedoman Tata Laksana Kerja ini. d. Bersama dengan Sekretaris Jenderal menandatangani surat-surat yang berkaitan dengan lingkup tugas/ koordinasinya e. Merencanakan pengembangan kerjasama antara lembaga-lembaga baik yang ada di dalam maupun luar negeri. f. Melaksanakan hubungan Pemerintah dan kelembagaan lainnya. g. Melakukan dan melaksanakan Hubungan Luar Negeri, termasuk di dalamnya pelaksanaan aktivitas Junior Chamber International. h. Merencanakan dan melaksanakan upaya untuk pengembangan Kerjasama kelembagaan dan Etika bisnis. i. Bertanggungjawab atas pelaksanaan Kegiatan / Program kerja di bidangnya terutama yang menyangkut tugas dan kegiatan Kompartemen – kompartemen dan Departemen – departemen yang dibawahi serta melaporkan hak tersebut kepada Rapat Pengurus Lengkap Pusat. j. Bertanggung jawab langsung kepada Ketua Umum. 11. Sekretaris Jenderal a. Melaksanakan tugas Ketua Umum atas dasar penunjukkan tertulis apabila Ketua Umum berhalangan. b. Mendampingi secara aktif Ketua Umum dalam menjalankan fungsi dan peranannya. c. Memimpin rapat sebagaimana diatur dalam Pedoman Tata Laksana Kerja ini. d. Bersama Ketua Umum menandatangani surat surat penting organisasi ke luar dan ke dalam. e. Melaksanakan koordinasi atas pelaksanaan program yang dilakukan oleh para Ketua atas petunjuk Ketua Umum. f. Melakukan pengawasan atas kinerja para Ketua dengan jajaran di bawahnya dalam pelaksanaan Kegiatan / Program Kerja. g. Mengkoordinir kegiatan kelembagaan dalam BPP HIPMI. h. Membina jalinan kerja dan koordinasi antara Sekretariat dengan fungsionaris BPP HIPMI. i. Menyiapkan dukungan naskah / bahan – bahan dan sambutan yang diperlukan oleh Ketua Umum dalam setiap aktivitas baik untuk keperluan eksternal maupun internal. j. Mengkoordinir pelayanan informasi organisasi melalui penerbitan internal, kegiatan kehumasan organisasi, serta operasionalisasi HIPMI-net. k. Mengupayakan pengelolaan Sekretariat BPP HIPMI se-profesional mungkin l. Bertanggung jawab langsung kepada Ketua Umum. 12. Wakil Sekretaris Jenderal a. Melaksanakan tugas Sekretaris Jenderal atas dasar penunjukkan tertulis apabila Sekretaris Jenderal berhalangan. b. Mendampingi secara aktif Sekretaris Jenderal dalam menjalankan fungsi dan peranannya. c. Memimpin Rapat sebagaimana diatur dalam Pedoman Tata Laksana Kerja ini. d. Membantu kelancaran tugas-tugas Ketua Bidang dalam pelaksanaan Kegiatan / Program Kerja , atas dasar penunjukkan tertulis dan membuat statistik kehadiran BPL/ BPH dalam setiap rapat-rapat BPP. e. Mengadakan pengawasan dan bimbingan kepada Staf Sekretariat guna peningkatan pelayanan kepada Fungsionaris Badan Pengurus Pusat. (Manajemen Kesekretariatan) f. Melaksanakan pembinaan terhadap Badan Pengurus Daerah yang ditentukan. g. Bertanggungjawab kepada Ketua Umum melalui Sekretaris Jenderal.
  • 45. TATA LAKSANA KERJA 45 13. Bendahara Umum a. Melaksanakan tugas Ketua Umum atas dasar penunjukkan tertulis apabila Ketua Umum berhalangan. b. Mendampingi secara aktif Ketua Umum dalam menjalankan fungsi dan peranannya. c. Memimpin rapat sebagaimana diatur dalam Pedoman Tata Laksana Kerja ini. d. Bersama Ketua Umum menandatangani surat – surat penting dan surat – surat berharga yang berkaitan dengan kebendaharaan organisasi. e. Melaksanakan pengawasan terhadap aktivitas jalannya administrasi keuangan organisasi, serta pengawasan pengadaan dana dan sarana kesekretariatan. f. Mengkoordinir usaha – usaha untuk mendapatkan dana organisasi sepanjang tidak bertentangan dengan AD / ART HIPMI g. Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Biaya Tahunan Organisasi untuk disyahkan oleh Badan Pengurus, serta menginventarisir dan membuat laporan keuangan organisasi untuk dilaporkan kepada Rapat Pengurus setiap kali diadakan. h. Membuat laporan keuangan yang telah di audit oleh independent auditor setiap 3 bulan sekali. i. Bersama Ketua Umum dan / atau Sekretaris Jenderal, menandatangani Cek dan Giro Bilyet atas nama BPP HIPMI. j. Bertanggungjawab langsung kepada Ketua Umum. 14. Wakil Bendahara Umum a. Melaksanakan tugas Bendahara Umum atas dasar penunjukkan tertulis apabila Bendahara Umum berhalangan. b. Mendampingi secara aktif Bendahara Umum dalam menjalankan fungsi dan peranannya. c. Memimpin rapat sebagaimana diatur dalam Pedoman Tata Laksana Kerja ini. d. Bertanggungjawab kepada Ketua Umum melalui Bendahara Umum . e. Membantu kelancaran tugas-tugas Ketua Bidang dalam pelaksanaan Kegiatan / Program Kerja, setelah mendapat persetujuan dari Bendahara Umum. 15. Ketua Kompartemen ( secara umum ) a. Mengkoordinir penyusunan Rencana Kerja Departemen di bawah koordinasi Kompartemennya masing – masing. b. Mendukung dan memonitor pelaksanaan Program Kerja Departemen di bawah Koordinasi kompartemennya masing – masing c. Mendukung koordinasi dan kerjasama dengan instansi / lembaga terkait serta pihak – pihak lain di luar HIPMI yang dapat mendukung suksesnya Program Kerja setelah mendapat persetujuan Ketua Umum d. Mengkoordinir pelaporan dan pertanggungjawaban serta mengevaluasi pelaksanaan Program Kerja di bidangnya masing – masing kepada Ketua Umum melalui Ketua yang membawahi Kompartemen yang bersangkutan. 16. Ketua Departemen ( secara umum ) a. Menyusun Rencana Program Kerja di bidangnya masing – masing untuk disyahkan oleh Badan Pengurus Lengkap Pusat. b. Melaksanakan program kerja di bidangnya masing – masing dan melakukan koordinasi serta kerjasama dengan Ketua Departemen lainnya. c. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan instansi / lembaga terkait serta pihak – pihak lain di luar HIPMI yang dapat mendukung suksesnya Program Kerja setelah mendapatkan persetujuan Ketua Umum. d. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan serta mengevaluasi pelaksanaan program kerja di bidangnya masing – masing kepada Badan Pengurus Lengkap Pusat. e. Bertanggungjawab kepada Ketua Umum melalui Ketua Kompartemennya masing – masing.
  • 46. TATA LAKSANA KERJA46 B A B V JENIS RAPAT-RAPAT DAN WEWENANGNYA. Untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang maksimal sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka pengambilan keputusan dilakukan dalam rapat – rapat Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI yang terdiri dari : a. Rapat Badan Pengurus Harian ( RBPH ) b. Rapat Badan Pengurus Lengkap ( RBPL ) c. Rapat Koordinasi Bidang (RAKORBID) 1. Rapat Badan Pengurus Harian Pusat (RBPH) a. Peserta Rapat BPH adalah : a.1. Ketua Umum a.2. Para Ketua Bidang a.3. Sekretaris Jenderal a.4. Para Wakil Sekretaris Jenderal a.5. Bendahara Umum a.6. Para Wakil Bendahara Umum a.7. Para Ketua Kompartemen b. Rapat Badan Pengurus Harian (RBPH) diadakan sekurang – kurangnya sekali dalam 1 ( satu ) bulan. c. Rapat Badan Pengurus Harian (RBPH) berwenang : c.1. Mengadakan evaluasi terhadap seluruh kegiatan/pelaksanaan program kerja BPP HIPMI c.2. Mengadakan penilaian dan persetujuan terhadap Rencana Kegiatan/Program Kerja yang diusulkan oleh Para Ketua Bidang. c.3. Merumuskan dan membahas Rancangan Peraturan Organisasi c.4. Menyusun kebijakan, menanggapi dan mengambil keputusan atas suatu permasalahan yang terjadi, baik yang bersifat internal maupun eksternal HIPMI. c.5. MemutuskanKegiatan/ProgramKerjayangbersifatstrategisdanmendesakuntukdilaksanakan oleh BPP HIPMI. 2. Rapat Badan Pengurus Lengkap Pusat (BPL) a. Peserta Rapat Badan Pengurus Lengkap (RBPL) adalah: a.1. Ketua Umum a.2. Para Ketua Bidang a.3. Sekretaris Jenderal a.4. Para Wakil Sekretaris Jenderal a.5. Bendahara Umum a.6. Para Wakil Bendahara Umum a.7. Para Ketua Kompartemen a.8. Para Ketua Departemen. b. Rapat Badan Pengurus Lengkap (RBPL) diadakan sekurang – kurangnya sekali dalam 2 (dua) bulan c. Rapat Badan Pengurus Lengkap (RBPL) berwenang : c.1. Menetapkan Program Kerja BPP HIPMI yang telah disetujui di dalam RBPH. c.2. Menetapkan Pedoman Organisasi (PO) HIPMI beserta seluruh Revisi dan Perubahannya yang telah disetujui melalui Rapat Badan Pengurus Harian (RBPH). c.3. Melaksanakan hal–hal yang menjadi wewenang Rapat Badan Pengurus Harian (RBPH). 3. Rapat Koordinasi Bidang (RAKORBID) a. Peserta Rapat Koordinasi Bidang (RAKORBID) adalah : a.1. Ketua Bidang a.2. Para Ketua Kompartemen a.3. Para Ketua Departemen
  • 47. TATA LAKSANA KERJA 47 b. Rapat Koordinasi Bidang diadakan sesuai kebutuhan serta dapat melakukan RAKORBID diperluas dengan melibatkan para Ketua Bidang BPD HIPMI seluruh Indonesia. c. Rapat Koordinasi Bidang berwenang membahas Koordinasi Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan / Program Kerja Departemen - Departemen yang berada di bawah koordinasi Kompartemen – Kompartemen yang dibawahinya. d. Rapat Koordinasi Bidang dapat melibatkan Bidang-Bidang lain sesuai dengan pembahasan program Kerja dan kegiatan yang terkait 4. a. Untukhal-halyangdianggapstrategisdanmendesak,KetuaUmumBPPHIPMI dapatmengadakan Rapat Konsultatif BPH Terbatas yang dihadiri oleh: 1. Ketua Umum 2. Para Ketua Bidang 3. Sekretaris Jenderal 4. Para Wakil Sekretaris Jenderal 5. Bendahara Umum 6. Para Wakil Bendahara Umum b. Rapat Badan Pengurus Harian Terbatas (RBPHT) bersifat konsultatif dan berwenang membahas koordinasi dan Evaluasi Kegiatan BPP HIPMI yang sangat mendesak untuk dilaksanakan. B A B VI PROSEDUR KERJA 1. Semua permasalahan atau kebijakan (Policy) yang perlu dipecahkan oleh Badan Pengurus Harian (BPH) Pusat HIPMI dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Ketua umum, sedangkan permasalahan- permasalahan teknis pelaksanaannya dikomunikasikan dengan Sekretaris Jenderal. 2. Setiap rapat diusahakan membahas inventarisasi program kerja/ permasalahan yang dilengkapi dengan bahan-bahan/ konsep yang telah disiapkan oleh masing-masing Ketua yang membidangi atau Sekretaris Jenderal atau Wakil Sekretaris Jenderal yang ditugaskan. 3. Dalam hal BPP HIPMI melaksanakan kegiatan atau sejenisnya, maka Badan Pengurus Harian (BPH) melalui Ketua Umum menunjuk Penanggung Jawab/Ketua Panitia yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kegiatan dimaksud. 4. Paling lambat 14 (Empat belas) hari setelah kegiatan atau sejenisnya selesai Ketua Panitia/Penanggung Jawab Kegiatan harus sudah memberikan laporan secara tertulis kepada BPH. 5. Laporan tertulis dilengkapi dengan pertanggung jawaban keuangan kegiatan ditujukan kepada Ketua Umum melalui Sekretaris Jenderal. 6. Pertanggung jawaban keuangan kegiatan tersebut, oleh Sekretaris Jenderal diteruskan kepada Bendahara Umum setelah melalui kearsipan Sekretaris Jenderal. B A B VII PROSEDUR SURAT MENYURAT 1. Semua-surat yang bersifat dinas, baik surat masuk maupun keluar, untuk masing – masing fungsionaris BPP HIPMI, maupun untuk BPP HIPMI secara kolektif, harus dicatat oleh Staf Sekretariat, setelah berkoordinasi dengan Sekretaris Jenderal. 2. Surat masuk yang telah diterima dan dicatat, diberi lembar disposisi dan dilaporkan kepada Sekretaris Jenderal, kemudian didisposisikan dan diteruskan kepada Ketua Umum atau Fungsionaris lainnya untuk mendapatkan disposisi lebih lanjut atau dilaksanakan. 3. Semua Surat keluar pada prinsipnya ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal, terutama yang bersifat keluar dan pernyataan sikap untuk dan atas nama organisasi, setelah mendapat paraf dari Ketua yang terkait dengan perihal surat / permasalahan yang ditanggapi. 4. Surat keluar yang menyangkut pelaksanaan kegiatan / Program Kerja, dapat ditandatangani oleh salah seorang Ketua bersama Sekretaris Jenderal atau Wakil Sekretaris Jenderal, yang bersangkutan dengan Kegiatan / Program Kerja tersebut, yang tembusan surat ditujukan kepada Ketua Umum.
  • 48. TATA LAKSANA KERJA48 5. Surat yang bersifat tehnis administratif dan rutin semata, dapat ditandatangani Sekretaris Jenderal dengan tembusan kepada Ketua Umum BPP HIPMI B A B VIII K E U A N G A N 1. Anggaran Keuangan terdiri dari : a. Anggaran Rutin Sekretariat b. Anggaran Operasional c. Anggaran Insidental 2. Anggaran Rutin adalah anggaran HIPMI untuk pembiayaan rutin Sekretariat dan gaji pegawai BPP HIPMI. 3. Anggaran Operasional adalah anggaran untuk membiayai pelaksanaan Kegiatan / Program Kerja BPP HIPMI. 4. Anggaran Insidental adalah anggaran yang sewaktu – waktu dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran yang tidak dapat diduga sebelumnya. 5. Bendahara Umum dapat mencairkan anggaran setelah disetujui oleh Ketua Umum dan / atau Sekretaris Jenderal setelah mendapat persetujuan Ketua Umum antara lain: 5.1. Anggaran Rutin Sekretariat 5.2. Anggaran Operasional 5.3. Anggaran Insidental 5.4. Untuk anggaran bantuan/ sumbangan kepada pihak lain 6. Setiap 3 ( tiga ) bulan sekali, Bendahara Umum membuat laporan Keuangan untuk disampaikan kepada BPP HIPMI. 7. Bersama Ketua Umum dan / atau Sekretaris Jenderal dan atau Bendahara Umum menandatangani Cek ataupun Bilyet Giro BPP HIPMI. 8. Hal – hal yang lebih terperinci tentang keuangan akan ditetapkan tersendiri oleh Bendahara Umum. B A B IX PENGGANTIAN FUNGSIONARIS BPP HIPMI 1. Fungsionaris BPP HIPMI dapat diberhentikan dan diganti dengan alasan sebagai berikut: a. Karena satu dan lain hal tidak dapat meneruskan jabatannya b. Tidak dapat menghadiri serta aktif dalam kegiatan organisasi baik internal maupun eksternal c. Mencemarkan nama baik organisasi d. Tidak menghadiri 3 (Tiga) kali berturut-turut BPH dan BPL tanpa adanya pemberitahuan atau alasan yang dapat dipertanggung jawabkan. 2. Pelaksanaan pemberhentian dan penggantian / pengangkatan fungsionaris BPP HIPMI diatur dalam Peraturan Organisasi tentang pergantian antar waktu dan pengisian jabatan lowong. B A B X SEKRETARIAT JENDERAL 1. Sekretariat Jenderal adalah lembaga di bawah pengawasan pengendalian Sekretaris Jenderal, selaku BPH HIPMI yang terdiri dari seorang Sekretaris Eksekutif dan dibantu beberapa orang staf, sesuai dengan kebutuhan. 2. Sekretariat Jenderal bertanggungjawab atas: a. Kelancaran serta ketertiban kerja staf sekretariat b. Semua surat – surat, baik ke luar maupun ke dalam. c. Penyusunan sistem filling dan dokumentasi. d. Peralatan kantor yang terdapat di sekretariat dan inventaris BPP HIPMI. e. Penggunaan anggaran yang merupakan biaya rutin Sekretariat.
  • 49. TATA LAKSANA KERJA 49 f. Mengatur persiapan dan mengikuti setiap rapat yang diadakan oleh Pengurus serta membuat risalahnya untuk disampaikan kepada Pengurus setelah ditandatangani oleh Pimpinan Rapat. g. Membantu Badan Pengurus dan anggota dalam pengurusan perizinan usaha. h. Bertanggungjawab kepada BPP HIPMI melalui Sekretaris Jenderal. Pasal 9 PENUTUP . Hal – hal lain yang belum diatur dalam Pedoman Tata laksana Kerja ini akan diatur kemudian dalam keputusan Rapat Badan Pengurus Harian. Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : 15 April 2013 BADAN PENGURUS PUSAT HIMPUNAN PENGUSAHA MUDA INDONESIA MASA BAKTI 2011-2014 RAJA SAPTA OKTOHARI HARRY WARGANEGARA HARUN Ketua Umum Sekretaris Jenderal
  • 51. TATA LAKSANA PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN ORGANISASI 51 TATA LAKSANA PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN ORGANISASI
  • 52. TATA LAKSANA PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN ORGANISASI52
  • 53. TATA LAKSANA PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN ORGANISASI 53 TATA LAKSANA HIMPUNAN PENGUSAHA MUDA INDONESIA TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN ORGANISASI HIMPUNAN PENGUSAHA MUDA INDONESIA BADAN PENGURUS PUSAT HIMPUNAN PENGUSAHA MUDA INDONESIA Menimbang : a. Bahwa organisasi dapat berjalan dan melaksanakan fungsinya secara efektif ditentukan dari peraturan-peraturan organisasi yang ada dan yang kemudian diterapkan dalam organisasi; b. Bahwa peraturan-peraturan organisasi harus memperhatikan ketentuan- ketentuan sebagaimana yang tercantum di dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi; c. Bahwa untuk itu diperlukan adanya pedoman pembentukan peraturan organisasi yang menjadi dasar serta acuan organisasi dalam membentuk peraturan organisasi; Mengingat : Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HIPMI; Memperhatikan : 1. Saran dan pendapat yang berkembang dalam Rapat BPL HIPMI tanggal 01 Februari 2013 2. Saran dan pendapat yang berkembang dalam Rapat BPH HIPMI tanggal 27 Maret 2013 M E M U T U S K A N Menetapkan : TATA LAKSANA HIMPUNAN PENGUSAHA MUDA INDONESIA TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN ORGANISASI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Tata Laksana ini yang di maksud dengan: 1. Pedoman Pembentukan Peraturan Organisasi adalah acuan dalam pembentukan Peraturan Organisasi yang mencakup tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan, dan pengesahan. 2. Peraturan Organisasi adalah peraturan tertulis yang memuat ketentuan-ketentuan di luar Anggaran Rumah Tangga yang tidak bertentangan dan yang mengikat anggota organisasi yang ditetapkan oleh Badan Pengurus Pusat. BAB II PERENCANAAN PERATURAN ORGANISASI Pasal 2 Penyusunan rancangan Peraturan Organisasi didasarkan atas: a. Perintah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga