Modul ini membahas sistem moneter Indonesia dan ekonomi moneter secara umum. Terdapat penjelasan tentang peranan uang dan bank sentral dalam perekonomian, serta kebijakan moneter yang dijalankan untuk menstabilkan ekonomi melalui pengaturan pasokan uang dan suku bunga.
1. MODUL PERKULIAHAN
Perekonomian Indonesia
System Moneter
Indonesia
Modul Standar untuk
digunakan dalam Perkuliahan
di Universitas Mercu Buana
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
FEB S1.Akuntansi
14
84041 Suzan Bernadetha Stephani, S.E, M.M
Abstract Kompetensi
Mampu mengenal Perekonomian
Indonesia.
Mampu menjelaskan mengenai
perekonomian Indonesia dalam system
2. moneter
PENDAHULUAN
Ekonomi moneter merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang
sifat, fungsi serta pengaruh uang terhadap kegiatan ekonomi. Secara Umum,
kegiatan ekonomi dapat di artikan sebagai suatu kegiatan yang mempengaruhi
tingkat pengangguran prodiksi, harga dan hubungan perdagangan / pembayaran
internasional. Oleh karena itu ekonomi moneter mencakup / mempelajari beberapa
hal diantaranya :
1. Peranan dan fungsi uang dalam perekonomian
2. Sistem moneter dan pengaruhnya terhadap jumlah uang beredar dan kredit
3. Struktur dan fungsi bank sentral
4. Pengaruh jumlah uang beredar dan kredit terhadap kegiatan ekonomi
5. Pembayaran serta sistem moneter internasional
Setelah berdirinya Bank Indonesia, kebijakan moneter di Indonesia secara umum
ditetapkan oleh Dewan Moneter dan pemerintah bertanggung jawab atasnya.
Mengingat buruknya perekonomian pasca perang, yang ditempuh pertama kali
dalam bidang moneter adalah upaya perbaikan posisi cadangan devisa melalui
kegiatan ekspor dan impor.
Pada periode ekonomi terpimpin, pembiayaan deficit spending keuangan negara
terus meningkat, terutama untuk membiayai proyek politik pemerintah. Laju inflasi
terus membumbung tinggi sehingga dilakukan dua kali pengetatan moneter, yaitu
tahun 1959 dan 1965. Lepas dari periode tersebut pemerintah memasuki masa
pemulihan ekonomi melalui program stabilisasi dan rehabilitasi yang kemudian
diteruskan dengan kebijakan deregulasi bidang keuangan dan moneter pada awal
1980-an. Di tengah pasang surutnya kondisi perekonomian, lahirlah berbagai paket
kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk memperkuat struktur perekonomian
Indonesia.
Ekonomi Moneter merupakan salah satu instrumen penting dalam perekonomian
modern, dalam perekonomian modern terdapat dua kebijakan perekonomian yang
dijadikan instrumen oleh pemerintah dalam menstabilkan perekonomian suatu
negara, yang pertama adalah kebijakan Fiskal, yaitu kebijakan yang diambil
201
7 14
Perekonomian Indonesia
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Suzan Bernadetha Stephani, S.E, M.M http://www.mercubuana.ac.id
3. pemerintah untuk membelanjakan pendapatannya dalam merealisasi tujuan-tujuan
ekonomi. Yang kedua adalah kebijakan moneter. Kebijakan moneter adalah langkah
pemerintah untuk mengatur penawaran uang dan tingkat bunga.
Mulai pertengahan tahun 1997, krisis ekonomi moneter menerpa Indonesia. Nilai
tukar rupiah melemah, sistem pembayaran terancam macet, dan banyak utang luar
negeri yang tak terselesaikan. Berbagai langkah ditempuh, mulai dari pengetatan
moneter hingga beberapa program pemulihan IMF yang diperoleh melalui
beberapa Letter of Intent (LoI) pada tahun 1998. Namun akhirnya masa suram dapat
terlewati. Perekonomian semakin membaik seiring dengan kondisi politik yang stabil
pada masa reformasi. Sejalan dengan itu, tahun 1999 merupakan tonggak
bersejarah bagi Bank Indonesia dengan dikeluarkannya Undang-undang No.
23/1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang No. 3/2004.
Dalam undang-undang ini, Bank Indonesia ditetapkan sebagai lembaga tinggi
negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Sesuai
undang-undang tersebut, Bank Indonesia diwajibkan untuk menetapkan target inflasi
yang akan dicapai sebagai landasan bagi perencanaan dan pengendalian moneter.
Selain itu, utang luar negeri berhasil dijadwalkan kembali dan kerjasama dengan
IMF diakhiri melalui Post Program Monitoring (PPM) pada 2004
Sistem Moneter
Sistem moneter atau monetary system yaitu sistem yang menetapkan kebijakan dan
tindakan-tindakan yang mempengaruhi interaksi faktor moneter dalam suatu negara,
termasuk pengawasan cadangan valuta asing; di Indonesia otoritas sistem moneter
terdiri atas Bank Indonesia, dan Pemerintah yang diwakili oleh Menteri Keuangan.
Kebijaksanaan Moneter
Kebijaksanaan moneter memegang peranan yang cukup penting di dalam
perekonomian Indonesia. Mengapa demikian? Sebelum menjawabnya baiknya kita
mengetahui apa yang dimaksud kebijaksanaan moneter itu.
201
7 14
Perekonomian Indonesia
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Suzan Bernadetha Stephani, S.E, M.M http://www.mercubuana.ac.id
4. Yang dimaksud dengan kebijaksanaan moneter adalah sekumpulan tindakan
pemerintah di dalam mengatur perekonomian melalui peredaran uang dan tingkat
suku bunga.
Kebijaksanaan ini ditempuh untuk mengantisipasi pengaruh-pengaruh baik yang
positif atau sebaliknya, dari peredaran uang dan tingkat suku bunga yang berlaku di
masyarakat. Hal ini dapat dimengerti karena peran uang yang begitu vital dalam
kehidupan perekonomian suatu negara, begitu pula pentingnya tingkat suku bunga
yang dapat mempengaruhi pola kegiatan imvestasi di Indonesia.
Di dalam sistem perekonomian Indonesia, kebijaksanaan moneter ini dijalankan oleh
pemerintah melalui lembaga keuangan yang disebut dengan Bank Indonesia. Bank
Indonesia seperti halnya di negara-negara lainya, adalah satu-satunya bank sentral
di Indonesia yang secara lebih rinci memiliki tugas :
• Sebagai banknya pemerintah, dalam arti membantu pemerintah dalam
menegelola (menyimpan dan meminjami) dana pemerintah yang akan
dipergunakan untuk pembangunan.
• Sebagai bank-nya bank umun, dalam arti akan membantu para bank umum
dalam kegiatan operasional dana yang dimiliki atau dibutuhkanya.
• Sebagai lembaga pengawasan kegiatan lembaga keuangan, dalam arti
mengawasi produk-produk yang dikeluarkan oleh masing-maisng lembaga
keungan yang dapat mempengaruhi peredaran uang dan iklim investasi
Dilihat dari upaya yang di tempuh, kebijaksanaan moneter ini dapat dikelompokan
menjadi dua jenis kebijaksanaan moneter, yakni :
1. Kebijaksnaan Moneter Kuantitatif
Sesuai dengan namanya jenis kebijaksanaan moneter ini dijalankan dengan
mengatur uang beredar dan tingkat suku bunga dari segi kuantitasnya.
Kebijaksanaan jenis ini umumnya dijalankan dengan tiga cara yaitu :
• Pertama, dengan melakukan operasi pasar terbuka, yakni dengan
memperjualbelikan surat-surat berharga (SBI) yang dimiliki oleh Bank Indonesia,
dengan harapan uang yang beredar akan menjadi lebih banyak atau menjadi lebih
sedikit sesuai yang diperlukan dalam kegiatan perekonomian di Indonesia.
201
7 14
Perekonomian Indonesia
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Suzan Bernadetha Stephani, S.E, M.M http://www.mercubuana.ac.id
5. • Kedua, dengan merubah tingkat suku bungan diskonto. Cara kedua dalam
kebijaksanaan moneter kuantitatif ini dilakukan sebagai alternatif atau pendukung
dari cara operasi pasar terbuka. Tingkat bunga diskonto adalah tingkat suku
bunga yang berlaku dalam transaksi moneter antara Bank Indonesia dengan bank
umum. Proses dari cara ini adalah, jika dengan asumsi yang sama, bahwa agar
uang yang beredar di Indonesia tidak terlalu banyak, maka tindakan yang dapat
dilakukan adalah dengan menaikan tingkat suku bunga diskonto. Dengan suku
bunga diskonto bunga yang tinggi, maka bank umum tidak akan meminjam uang
adri Bank Indonesia dengan jumlah yang banyak. Sehinggan uang yang berada di
bank umum juga menjadi sedikit, dan akibat selanjutnya uang yang tersalurkan ke
masyarakat juga sedikit. Dengan demikian uang yang beredar tidak banyak lagi.
• Ketiga, dengan cara merubah prosentase cadangan minimal yang harus
dipenuhi oleh setiap bank umum. Dengan cara ketiga ini, diharapkan uang yang
beredar dapat dikurangi karena cadangan minimal dari bank umum diturunkan.
Namun demikian cara inipun akan gagal jika bank umum kembali menetapkan/
memiliki kelebihan cadangan minimal lagi.
2. Kebijaksanaan Moneter Kualitatif
Untuk lebih mensukseskan cara-cara kuantitatif di atas maka Bank dapat melakukan
kebijaksanaan moneter yang bersifat kualitatif ini. Yang dimaksud dengan
kebijaksanaan moneter kualitatif ini adalah dengan mengatur dan menghimbau
pihak bank umum/ lembaga keuangan lainya, baik manajemenya maupun produk
yang ditawarkan kepada masyarakat guna mendukung kebijaksanaan moneter
kuantitatif yang sedang dilaksanakan oleh Bank Indonesia. Bank Indonesia akan
menghimbau kepada manajemen bank umum unutk tidak memiliki kelebihan
cadangan minimal yang telah ditetapkan. Disamping itu kebijaksanaan ini juag
bertujuan untuk mengawasi kegiatan perbankan dan lembaga keunagan lainya agar
tidak sampai merugiakan masyarakat, bank umum itu sendiri sampai dengan
perekonomian secara umum.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa kebijakan moneter dijalankan oleh
bank sentral (Bank Indonesia) dan sangat berpengaruh dengan perrumbuhan
perekonomian Indonesia. 2 golongan dalam kebijaksanaan moneter ini yaitu
kebijaksanaan moneter kuantitatif yang bertujuan mempengaruhi penawaran uang
201
7 14
Perekonomian Indonesia
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Suzan Bernadetha Stephani, S.E, M.M http://www.mercubuana.ac.id
6. dan tingkat suku bunga, dan kebijaksanaan moneter kualitatif yang mempengaruhi
kegiatan-kegiatan tertentu dalam ekonomi. Dan keduaya jelas salin berhubungan
dalam pelaksannanya.
Dalam konsep dasar ekonomi moneter, dapat dibegolongkan menjadi 2 yaitu :
a) Konsep Dasar Ekonomi Moneter Konvensional
b) Konsep Dasar Ekonomi Moneter Syariah
A. Konsep Ekonomi Moneter Konvensional
Yaitu sebuah konsep yang dimana pada ekonomi konvensional menggunakan
tingkat suku bunga sebagai salah satu instrumen utama dalam kebijakan moneter.
Akan tetapi tingkat suku bunga yang dipakai pada konsep ini justru dilarang dalam
sistem ekonomi syariah. Hal ini dikarenakan sistem bunga dianggap sama dengan
sistem riba, yakni suatu tambahan yang dipersyaratkan secara sepihak di awal
perjanjian.
Pada konsep dasar ekonomi moneter konvensional ini terdapat tujuan dari
memegang uang yang terdiri dari 3 keinginan yaitu :
1. Tujuan Transaksi
Digunakan dalam rangka membayar pembelian-pembelian yang akan mereka
lakukan.
2. Tujuan Berjaga-jaga
Digunakan untuk mengantisipasi kerugian yang sewaktu-waktu akan timbul di masa
yang tak teduga ataupun di masa yang akan datang
3. Tujuan Spekulasi
Tujuan ini digunakan apabila suatu saat nanti tingkat bunga yang berlaku tersebut
sangat menguntungkan dibandingkan dengan investasi sehingga banyak
masyarakat yang mendepositokan uangnya . Atau Dalam masyarakat yang
menganunt sistem ekonomi konvensional ini, maka fungsi uang yang tak kalah
pentingnya adalah untuk spekulasi, dimana pelaku ekonomi dengan cermat
mengamati tingkat bunga yang berlaku saat itu, jika menguntungkan bila
dibandingkan investasi, maka masyarakat cendrung mendepositokan saja uang,
dengan harapan mendapat imbalan bunga.Selanjutnya terkait dengan konsep
ekonomi Moneter Konvensional maka tidak bisa dipisahkan dengan Kebijakan
Moneter.
201
7 14
Perekonomian Indonesia
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Suzan Bernadetha Stephani, S.E, M.M http://www.mercubuana.ac.id
7. Kebijakan Moneter adalah Kebijakan pemerintah dalam mengatur penawaran uang
dan tingkat bunga yang dilaksanakan oleh Bank sentral. Bentuk Kebijakan Moneter
ini terdiri dari Kebijakan Moneter Kuantitatif dan Kebijakan Moneter Kualitatif.
Kebijakan Moneter Kuantitatif adalah merupakan suatu kebijakan umum yang
bertujuan untuk mempengaruhi jumlah penawaran uang dan tingkat bunga dalam
perekonomian. terdiri dari:
1. Operasi pasar terbuka
Pada masa inflasi maka Bang Sentral akan mengadakan operasi pasar terbuka
dengan melempar surat-surat berharga ke Bank umum, sehingga kelebihan uang di
Bank Umum tidak menyebabkan inflasi, dan sebaliknya pada masa deflasi
2. Mengubah Tingkat Bunga dan Tingkat Diskonto
Tingkat bunga dan tingkat disconto merupakan instrumen pemerintah dalam
stabilisasi moneter, ketika inflasi maka pemerintah melalui bank sentral dapat
melakukan kebijakan menaikkan suku bungga sehingga jumlah uang yang beredar
di masyarakat akan berkurang, dan kestabilan moneter akan tercapai, dan begitu
pula sebaliknya pada masa deflasi.
3. Mengubah Tingkat Cadangan Minimum
Langkah selanjutnya yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah dengan
mengubah cadangan minimun bank-bank umum ketika inflasi maka pemerintah
mengambil kebijakan untuk menaikkan cadangan minimum yang harus dimiliki oleh
bank umum, dengan demikian jumlah uang yang beredar di masyarakat akan
berkurang, dan sebaliknya pada masa deflasi.
Sedangkan Kebijakan Moneter kualitatif dapat berupa:
1. Pengawasan pinjaman secara selektif
Melalui kebijakan ini maka pmerintah melalui bank sentral mengendalikan dan
mengawasi peminjaman dan investasi-investasi yang dilakukan oleh bank-bank
umum.
2. Pembujukan Moral
Bank sentral melakukan pertemuan dengan bank-bank umum, malalui forum ini
maka bank sentral menjelaskan kebijakan-kebijakan yang sedang dijalankan
pemerintah dan bantuan-bantuan apa yang diinginkan oleh bank sentral dari bank-
bank umum untuk mensukseskan kebijakan tersebut.Pemikiran Ekonomi Moneter
201
7 14
Perekonomian Indonesia
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Suzan Bernadetha Stephani, S.E, M.M http://www.mercubuana.ac.id
8. IslamiDari terminologi ekonomi konvensional, pembahasan ekonomi Moneter islami
ini kelompok
3, mengambil asumsi
bahwa berbicara tentang ekonomi moneter terkait tentang dua hal :
(1). Tentang uang dan aspek yang terpengaruh olehnya dan
(2). adalah tentang tingkat bunga dan semua aspeknya.
B. Konsep Ekonomi Moneter Syariah
Kebijakan moneter sebenarnya bukan hanya mengutamakan suku bunga. Bahkan
sejak zaman Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin, kebijakan moneter
dilaksanakan tanpa mengunakan instrumen bunga sama sekali.
Perekonomian Jazirah Arabia ketika itu adalah perekonomian dagang, bukan
ekonomi yang berbasis sumber daya alam; Minyak bumi belum ditemukan dan
sumber daya alam lainnya terbatas.
Lalu lintas perdagangan antara Romawi dan India yang melalui Arab dikenal sebagai
Jalur Dagang Selatan. Sedangkan antara Romawi dan Persia disebut Jalur Dagang
Utara. Sedangkan antara Syam dan Yaman disebut Jalur Dagang Utara-Selatan.
Perekonomian Arab di zaman Rasulullah SAW, bukanlah ekonomi terbelakang yang
hanya mengenal barter, bahkan jauh dari gambaran seperti itu. Valuta asing dari
Persia dan Romawi dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat Arab.
Dinar dan Dirham juga dijadikan alat pembayaran resmi. Sistem devisa bebas
diterapkan, tidak ada halangan sedikit pun untuk mengimpor dinar dan dirham.
Transaksi tidak tunai diterima luas dikalangan pedagang. Cek dan promissory notes
lazim digunakan. Misalnya Umar Ibnu-Khaththab ra. Beliau menggunakan instrumen
ini untuk mempercepat distribusi barang-barang yang baru diimpor dari Mesir ke
Madinah.
Instrumen factoring (anjak piutang) yang baru populer tahun 1980-an, telah dikenal
pula pada masa itu dengan nama al-hiwalah, tapi tentunya bebas dari unsur bunga.
Apabila para pedagang mengekspor barang, berarti dinar/dirham diimpor.
Sebalikanya, bila mereka mengimpor barang. Berarti dinar/dirham diekspor. Jadi
201
7 14
Perekonomian Indonesia
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Suzan Bernadetha Stephani, S.E, M.M http://www.mercubuana.ac.id
9. dapat dikatakan bahwa keseimbangan supply dan demand di pasar uang adalah
derived market dari keseimbangan aggregate supply dan aggregate demand di
pasar barang dan jasa.
Nilai emas dan perak yang terkandung di dalam dinar dan dirham, sama dengan
nilai nominalnya. Sehingga dapat dikatakan penawaran uang elastis sempurna
terhadap tingkat pendapatan. Tidak ada larangan impor dirham dan dinar berarti
penawaran uang elastis.
Sistem moneter mengunakan bimetallic standar, dengan emas dan perak (dalam
bentuk uang dirham dan dinar) sebagai alat pembayaran yang syah. Nilai tukar
emas dan perak pada masa ini relatif stabil dengan nilai kurs dinar – dirham 1 : 10.
Permintaan akan uang dilandasi hanya oleh dua motif, yaitu untuk transaksi dan
berjaga-jaga. Modelnya sebagai berikut :Md = Mdtr + Md pr ; apabila Md pr maka
Mdtr. Mata uang dimpor, dinar dari romawi, dirham dari parsia dan disesuaikan
dengan volume ekspor dan impor. Nilai emas dan perak pada kepingan dinar dan
atau dirham sama dengan nilai nominal (face value) uangnya. Penawaran uang
terhadap pendapatan sangat elastis. Tinggi rendahnya permintaan uang bergantung
kepada frekuensi transaksi perdagangan dan jasa. Permintaan uang untuk transaksi
dan berjaga-jagaKanz (larangan menimbun uang). Deamnd money, elastis, karena
tidak adanya hambatan terhadap impor ketika demand meningkat.
Daftar Pustaka
1. Santosa, Iwan.(2013). Perekonomian Indonesia: Masalah, Potensi, dan
Alternatif Solusi. Graha Ilmu.
2. Tambunan, Tulus.(2012). Perekonomian Indonesia: Kajian Teoritis dan
analisis empiris. Ghalia Indonesia.
3. Basri, Faisal.(2010). Perekonomian Indonesia. Erlangga. Indonesia.
4. Boediono, Dr. (1994). Ekonomi Internasional, Edisi Pertama, BPFE,
Yogyakarta.
5. www.bps.co.id
201
7 14
Perekonomian Indonesia
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Suzan Bernadetha Stephani, S.E, M.M http://www.mercubuana.ac.id
10. 6. “Structural Transformation in Developed and Developing Countries”
oleh El-hadj Bah (W.P. Carey School of Business, Arizona State University,
October 2007)
201
7 14
Perekonomian Indonesia
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Suzan Bernadetha Stephani, S.E, M.M http://www.mercubuana.ac.id