1. X
KOMPETENSI MATERI SIMULASI LATIHAN
DISUSUN OLEH
DISUSUN OLEH
SYAMIAH ALFI
SYAMIAH ALFI
A1C311069
A1C311069
PENDIDIKAN FISIKA REGULER
PENDIDIKAN FISIKA REGULER
BB
2. X
KOMPETENSI MATERI SIMULASI LATIHAN
SK
KD
DISUSUN OLEH
SYAMIAH ALFI
A1C311069
PENDIDIKAN FISIKA
REGULER B
3. X
KOMPETENSI MATERI SIMULASI LATIHAN
H K. NEWTON
JENIS GAYA
DISUSUN OLEH
SYAMIAH ALFI
A1C311069
PENDIDIKAN FISIKA
REGULER B
4. X
KOMPETENSI MATERI SIMULASI LATIHAN
SIMULASI 1
SIMULASI 2
DISUSUN OLEH
SYAMIAH ALFI
A1C311069
PENDIDIKAN FISIKA
REGULER B
5. STANDAR KOMPETENSI
– Mendeskripsikan gejala alam dalam
cakupan mekanika klasik sistem diskret
(partikel)
– Menerapkan konsep dan prinsip dasar
kinematika dan dinamika benda titik.
6. KOMPETENSI DASAR
– Menerapkan Hukum Newton sebagai konsep dasar dinamika unutk
gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan
• Uraian materi pokok :
– Hukum Newton I, II dan III
– Penerapan Hukum-hukum Newton
• Indikator :
– Memberikan contoh penerapan hukum newton dengan
menggunakan berbagai media
– Melakukan percobaan yang berhubungan dengan hukum Newton
– Melukiskan diagram gaya-gaya yang bekerja pada benda
– Menjelaskan gaya berat dan gaya gesekan serta contoh
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari
– Menjelaskan konsep gaya sentripetal pada gerak melingkar
beraturan
– Melakukan analisa kuantitatif untuk persoalan dinamika sederhana
pada bidang tanpa gesekan.
7. Hukum-Hukum Newton tentang
X
Gerak
– Hukum I Newton (hukum kelembaman)
– “bila resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama
dengan nol (tidak ada gaya yang bekerja pada benda), maka
benda tersebut akan bergerak lurus beraturan (GLB) atau
diam”.
Jika ∑ F = 0, maka benda akan
diam atau bergerak lurus beraturan
– Hukum II Newton
– “Jika pada sebuah benda bekerja resultan gaya yang tidak sama
dengan nol, maka benda tersebut akan mengalami GLBB dengan
percepatan yang sebanding dan searah dengan resultan gaya dan
berbanding terbalik dengan massa benda tersebut”.
∑F
a=
m
8. • Hukum III Newton
– “Jika benda A mengerjakan gaya pada benda B, maka benda B
akan mengerjakan gaya pada benda A yang besarnya sama
tetapi arahnya berlawanan”
9. X
• Beberapa Jenis Gaya
1. Gaya Berat dan Massa Benda
w = m.g
2. Gaya Normal
10. • Gaya Tegangan Tali
– Gaya tegangan tali merupakan gaya yang dikerjakan oleh tali
terhadap benda. Gaya tegang tali merupakan gaya yang
menarik benda (bukan gaya dorong).
T1 T2
Gaya Gesekan
– Gaya gesekan adalah gaya yang muncul jika dua permukaan
benda yang bersentuhan mengalami pergeseran. Arah gaya
gesekan selalu berlawanan arah dengan arah gerak
11. • Syarat terjadinya gaya gesekan :
1. Harus ada dua benda yang bersentuhan .
2. Harus ada upaya gerak (ada gaya tarik atau gaya dorong pada
benda)
N gaya normal
F Gaya gerak
fs Gaya gesek
W Gaya berat
• Jenis-jenis gaya gesekan
– Jika sebuah benda yang terletak pada bidang datar kasar
didorong atau ditarik dengan suatu gaya, maka hal-hal yang
mungkin terjadi pada benda adalah :
1. benda tetap diam
2. benda tepat akan bergerak (hampir bergerak)
3. benda bergerak
12. • Dari gambar di atas, dapat dipaparkan beberapa hal-
hal berikut :
1. jika benda di tarik dengan gaya F, tetapi balok belum
bergerak, maka gaya gesekan yang bekerja saat itu adalah
gaya gesekan statis yang besarnya sama dengan gaya tarik
F.
fs = F
2. Jika gaya tarik F terus diperbesar, maka suatu saat benda dalam
keadaan tepat akan bergerak, maka gaya gesekan statis yang
mencapai maksimum yang disebut gaya gesekan statis
maksimum (fsm).
fsm = µ s.N
3. Gaya gesekan kinetis (fk)
Yaitu gaya gesekan yang timbul bila benda dalam keadaan
bergerak. Jika gaya tarik F terus diperbesar dan melebihi
besarnya fsm
fk = µ k.N
13. • Dari uraian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
– Jika F < fsm, maka benda tetap diam, gaya gesekan yang
bekerja fg = fs = F
– Jika F > fsm, maka benda akan bergerak, gaya gesekannya fg =
fk = µk.N
– Jika F = fsm, maka benda hampir bergerak (tepat akan
bergerak), gaya gesekannya fg = fsm = µs.N
– besarnya gaya gesekan statis adalah mulai dari 0 (nol) sampai
dengan fsm (0<fs<fsm)
– besarnya gaya gesek statis maksimum fsm selalu lebih besar
dari gaya gesek kinetis fk
– nilai koefisien gesekan (µ) adalah antara 0 sampai dengan 1
atau 0 µ 1
– (jika µ = 0, maka permukaan sangat licin dan µ = 1 jika
permukaan sangat kasar)
µk selalu lebih kecil dari pada µs
14. GAYA NORMAL
• Gaya normal adalah gaya yang arahnya tegak lurus bidang sentuh
dan hanya bekerja jika dua benda bersentuhan. Besarnya gaya
normal adalah sebagai berikut :
– gaya normal pada bidang datar
N
N = w = m.g
w
- gaya normal pada bidang miring
fg N
N = w.cos α = m.g.cos α
w.cos α W sin α
wα
15. gaya normal pada bidang vertikal
N
w
Hubungan Gaya Gesekan dengan Hukum Newton
N
ΣF F − f k
F a= =
m m
fk w
Konsep Gaya Gesekan Pada Bidang Miring
1. Benda terletak pada bidang miring kasar
fg N
W sin α
w.cos α
w
16. • Jika benda diam, maka besarnya gaya gesekan yang bekerja :
fg = fs = w.sin α
jika benda bergerak turun, maka gaya gesekan yang bekerja :
fg = fk = µ k.N = µ k.w.cos α
sehingga percepatan benda adalah
ΣF w. sin α − f k
a= =
m m
jika benda tepat akan bergerak, maka
fg = fsm = µs.N = w.sin α µ s = tg α
17. Benda terletak pada bidang miring kasar dan ditarik oleh gaya F keatas
Jika benda bergerak dipercepat naik
F (GLBB), maka
N
ΣF = m.a
w F – fk – w.sin α = m.a
benda bergerak dipercepat turun (GLBB),
maka :
ΣF = m.a
w.sin α - F – fk = m.a
benda diam atau bergerak GLB naik, maka :
ΣF = 0
F – fg – w.sin α = 0
18. • Hukum Newton pada Gerak Melingkar
Gerak benda melingkar horizontal
Gaya sentripetal diberikan oleh tegangan tali (T), sehingga
T = Fs =
m.v 2
R
Gerak Benda Melingkar Vertikal Pada titik A (titik terendah)
C Fs = T – w atau T = Fs + w
T
B v2
w T = m( + g)
R
T
T
A
w
19. Pada titik B:
Pada titik C (titik tertinggi) :
Fs = T + w atau T = Fs - w Fs = T , T = gaya tegang tali
v2 v2
T = m( − g) T= m
R R
Ayunan Konik (kerucut
Tx = Fs
m.v 2
θ
R
Ty T.Sin θ =
kecepatan linier ayunan konik adalah
m R
Tx
w
v= g .R.tgθ
20. • Gerak Benda pada sisi dalam lingkaran
C Pada titik A (titik terendah)
N w
Fs = N – w atau N = Fs + w
B
N v2
N
N = m( + g)
R
A
w
Pada titik C (titik tertinggi) : Pada titik B:
Fs = N + w atau N = Fs - w Fs = N
2
v v2
N = m( − g)
R N= m R
21. • Gerak Benda pada sisi luar lingkaran
N
w Fs = w – N atau N = w - Fs
Tikungan Miring
N.cos θ N
θ
Fs N.Sin θ v = g .R.tgθ
θ
w
22. LATIHAN
–53°–37
°
–w 2 –P –w
3
–w
1
Tiga buah benda dengan berat w 1 , w 2 , dan w 3
dihubungkan oleh tali melalui dua buah katrol
tanpa
gesekan seperti pada gambar. Jika w 1 = 300 N dan
sistem ini berada dalam keadaan setimbang
maka :
a. gambarkan diagram gaya yang bekerja pada
masing-masing benda dan pada titik simpul P !
23. LATIHAN X
Sebuah balok bermassa 28 kg dihubungkan dengan ember
kosong
bermassa 1 kg oleh tali yang dilewatkan pada katrol yang tidak
mempunyai gesekan. Koefisien gesekan statik antara meja dan
balok adalah 0,45 dan koefisien gesekan kinetik antara meja
dan
balok adalah 0,32. Sedikit demi sedikit ditambahkan pasir ke
ember sehingga sistem mulai bergerak.
a. Hitung massa pasir yang ditambahkan ke ember saat balok
tepat akan bergerak!
b. Hitung percepatan sistem, ketika ember ditambahi pasir
0,1 kg setelah (a) !