power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
Mapping inst org 4 (yuti)
1. Peta Pemikiran LEMBAGA (institution) dan ORGANISASI (organization) menurut Perspektif SOSIOLOGI
Oleh: Ir. Syahyuti, MSi. - Peneliti Madya pada Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (email: syahyuti@yahoo.com Blog: http://websyahyuti.blogspot.com/)
Peta Pemikiran LEMBAGA (institution) dan ORGANISASI (organization) menurut Perspektif SOSIOLOGI
Oleh: Ir. Syahyuti, MSi. - Peneliti Madya pada Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (email: syahyuti@yahoo.com Blog: http://websyahyuti.blogspot.com/)
Intinya: masyarakat dipenuhi oleh berbagai aturan, dan
manusia berperilaku dengan melihat pada aturan-aturan
tersebut. Manusia akan berusaha memaksimalkan
keuntungan untuk dirinya, dengan menggunakan atau
berkelit dari aturan-aturan yang ada tadi.
Jadi, MANUSIA ADALAH MAKHLUK YANG RASIONAL
Intinya: Manusia memaknai segala hal di seputarnya,
termasuk norma dan regulasi, namun ia tidak
langsung patuh sepenuhnya.Ia memaknai lagi norma
dan aturan yang ada, lalu memilih sikap
dan perilakunya sendiri.
Jadi, MANUSIA ADALAH AKTOR YANG AKTIF
Intinya: perilaku manusia, baik sebagai individu atau sebagai
group ditentukan oleh norma yang hidup di masyarakat
bersangkutan. Manusia adalah aktor yang tunduk patuh pada norma.
Jadi, MANUSIA ADALAH MAKHLUK YANG PASIF.
Objek: aturan (rule) yang ada, “keuntungan
apa” yg akan diperoleh.
Perspektif: sosiologi ekonomi, khususnya
perspektif rational choice.
Objek: pengetahuan yang dimiliki
individu dan masyarakat, serta kultur
Perspektif: sosiologi pengetahuan
Objek: norma-norma yang hidup dan disepakati di
tengah masyarakat
Perspektif: sosiologi dan antropologi
PILAR NORMATIF
Disebut juga genuine institutionalism,
normatif institution, atau
historical institutionalism
PILAR REGULATIF
Disebut juga regulative institution atau
rational choice institutionalism PILAR KULTURAL-KOGNITIF
Disebut juga dengan social institution
NEW INSTITUTIONALISM
(= paham kelembagaan baru)
Sadar
Legal
Tidak sadar
Taken for granted
Bisnwanger dan Rutran (1978): instituion is the set of
behavioral rules that govern a particular pattern of section and
relationship. Fokus pada rule setting, monitoring, dan sanksi-
sanksi. Aktor akan selalu berusaha memaksimalkan
keuntungan dalam bertindak.
Douglass North (1993, 2005; dan L Robin, 2005): dalam
konteks New Institutional Economy, lembaga menyediakan
aturan (rule), dimana organisasi adalah pelaku atau aktor di
dalamnya.
Brinton and Nee (1998, New Institutional in Sociology): aktor
rasional, tapi tidak hiperrasional.
Ostrom (2001) dalam Institutional Analysis and
Development/IAD): perilaku individu dan kelompok dipengeruhi
oleh negara (melalui aturan-aturan) dalam konteks
pembangunan ekonomi.
Vistor Nee (2005): aktor adalah “aktor ekonomi” bukan atom-
atom yg lepas dari konteks masyarakat tempatnya hidup,
namun tidak pula sepenuhnya patuh pada aturan sosial yang
hidup.
Portes (2006): institution adalah the set of rules (formal or
informal) governing relationships among role occupant in social
organizations. Aturan lah yang menjadi penjelas bagaimana
terbentuknya relasi, yang akhirnya akan membetuk struktur
masyarakat.
Spencer (1876, The Principles of Sociology): masyarakat adalah sistem
organis yang yang terbentuk oleh proses waktu. Masyarakat bukan
kelompok yang acak.
WG Sumner (1906, dalam Fokways), institution berisi konsep (ide,
notion, doktrin, interest) dan sebuah struktur
Cooleys dan Hughes (1909): ada kesalinghubungan antara individu dan
lembaga dalam konteks diri dan struktur. Perilaku individu
dipengaruhi oleh lembaga di masyarakat tempat ia hidup.
Parsons (1934): lembaga adalah sistem norma yang mengatur relasi
antar individu. Norma memberi pedoman, bagaimana relasi antar
individu semestinya. Parsons telah meletakkan dasar mikro tentang
bagaimana kultur mempengaruhi perilaku.
Selznick (1948): kontrol norma menginternalisasi aktor dan menekan si
aktor dalam situasi sosial. Ia menggunakan pendekatan struktural
fungsional untuk menyusun old institutional.
Soekanto (1964): lembaga adalah jelmaan dari kesatuan norma-norma
yang diwujudkan dalam hubungan antar manusia.
Durkheim (1968, dalam Suicide): social institution adalah sistem simbol
yang berisi sistem pengetahuan, kepercayaan, dan otoritas moral.
“Institution are product of joint activity and association”. Integrasi sosial
dan regulasi individual terbentuk dari konsensus tentang moral dan nilai-
nilai.
Uphoff (1986) dan Fowler (1992): lembaga adalah kompleks norma dan
perilaku yang stabil dan bertahan lama untuk melayani beberapa tujuan
sosial. Organisasi dan lembaga merupakan sebuah kontinuum.
Sitem kognitif menjadi fondasi bagi pendekatan
sosiologi tentang kelembagaan di bidang organisasi. Inti
dari objek kultural-kognitif ini adalah pada makna
(meaning). Manusia memaknai apapun di sekelilingnya.
Makna cenderung personal.
Meyer dan Rowan (1977): lebih makro, membahas
peran modernisasi dalam merasionalkan individu. Ia
melihat organisasi formal sebagai bagian dari
masyarakat dan sistem kultural. Zucker (1977): lebih
mikro, menggunakan kultur dan cognition pada analisis
kelembagaan. Mengukur level institution dan nature of
institution dan pentingnya peran cultural persistence.
Berger dan Luckmann (1979): realitas sosial adalah
konstruksi manusia semata, sebagai produk interaksi
sosial. Pengetahuan dan kepercayaan membentuk
perilaku, bukan aturan dan norma.
Powell and DiMaggio (1991): menolak model aktor-
rasional, lembaga dijadikan vaiabel independen, menuju
penjelasan kognitif dan kultural.
Bourdieu (1991): melalui perjuangan simbolik, aktor
saling menekankan kerangka pengetahuan dan
konsepnya tentang realitas sosial terhadap pihak lain.
Konsep institutional logics (Thornton and Ocasio,
2008), tentang bagaimana dimensi kultural dari lembaga
meng-enable sekaligus meng-constrain tindakan sosial
aktor. Menjelaskan isi dan makna dari lembaga.
Menjembatani pendekatan makro, struktural, dan mikro.
Organization = assembly of people working together to
achieve common objective through a division of labour
Weber (1864-1920): birokrasi adalah bentuk dari organisasi
yang ideal. Henry Fayol: manajemen menuju organisasi yang sukses (perlu
perencanaan, rekruitmen staf, motivasi staf, dan panduan kerja. Hawthorn
Studies (1930-an): menurunnya pandangan mekanis terhadap organisasi dan
memberi perhatian kepada pengaruh manusia.
Tahun 1940-an dan 1950-an: timbul perhatian pada individual
organization yang dipelajari terpisah dari kelembagaan sosial . Parsons
(1956): organisasi berkembang dalam lingkungannya . Lembaga mengikat
organisasi dgn organisasi lain. Selznick (1948, 1957): melihat relasi
organisasi dgn lingkungan kelembagaannya. Organisasi adalah arena sosial
dimana tindakan rasional berlangsung.
Tahun 1960 an: tiap organisasi unik, ada pengaruh kultur lingkungan
setempat. Teori tradisional (otonom dan terisolasi) telah gagal. Harry M.
Johnson (1960): tujuan sebagai spirit utama suatu organisasi. Berelson dan
Steiner (1964), empat ciri organisasi sosial: formalitas, hierarkhi, besarnya
dan kompleksnya, serta lamanya (duration).
Tahun 1970-an dan 1980-an: menyadari pentingnya organizational
form dan organizational fields. Beals (1977): organisasi dibentuk utk
memfasilitasi aktivitas tertentu. Organisasi adalah suatu struktur dan juga
proses.
Tahun 1980-an: perubahan perhatian dari individual organization
ke jaringan antar organisasi dan relasi dengan negara. DiMaggio (1986),
konsep organizational fields, menghubungan organisasi dgn masyarakat.
Friedland and Alford (1991): lembaga membentuk organisasi yg melekat
pada higher-order societal logics. Casey (2002): organisasi adalah ciri
masyarakat modern.
Keberadaan organisasi bergantung pada lingkungan kelembagaannya.
Pandangan organizational institutionalism = relasi organisasi dgn
organizational fields. “… how institutionalized values in society permeated
organizational structures and forms”. Powell, Walter, and Colyvas (2008):
aktor-aktor dalam organisasi menjaga dan mentransformasi kekuatan
kelembagaan ke dalam organisasi.
In English Biasa
diterjemahkan
menjadi
Terminologi
semestinya
Batasan dan materinya
1. institution Kelembagaan, institusi Lembaga Berisi norma, nilai, regulasi, pengetahuan,
dll. Menjadi pedoman dalam berperilaku
aktor (individu dan organisasi)
2. institutional Kelembagaan, institusi Kelembagaan Hal-hal berkenaan dengan lembaga.
3. organization Organisasi, lembaga Organisasi Adalah social group, aktor sosial, yg
sengaja dibentuk, punya anggota, utk
mencapai tujuan tertentu, aturan dinyatakan
tegas. Misal: koperasi, kelompok tani, kantor
pemerintah.
4. organizational Keorganisasian,
kelembagaan
Keorganisasian Hal-hal berkenaan dengan organisasi.
Misal: kepemimpinan, keanggotaan,
manajemen, keuangan organisasi,
kapasitas organisasi, relasi dgn organisasi
lain.
Interaksi antara perspektif lembaga dan organisasi:
Intinya: untuk mengefektifkan hidupnya, manusia dgn
sadar membentuk organisasi, lalu berkomitmen bersama-
sama mencapai tujuan dgn mengikuti aturan yg disepakati.
Disini reward dan sanksi lebih tegas.
Jadi, MANUSIA ADALAH MAKHLUK YANG PERILAKUNYA
TERGANTUNG DI ORGANISASI
MANA IA MENJADI ANGGOTA
Tahun 1970-an, misalnya Meyer dan Rowan (1977): tentang bagaimana
keputusan-keputusan organisasional dibentuk, dimediasi, dan disampaikan
oleh normative institutional arrangements.
Tahun 1980-an: kalangan sosiologi organisasi mulai menyadari pentingnya
kajian teoritis dan keefektifan organisasi sebagai grup.
DiMaggio dan Powell (1991): teori kelembagaan datang dari network ( =
connectedness + stucture)
Merton dan Selznick (Collumbia School), dari pengaruh Weber tentang
birokrasi: bahwa birokrasi dan birokratisasi berkonsekwensi pada perilaku
dalam organisasi. Akibat pengaruh Merton tentang teori-teori kelembagaan
terhadap organisasi,
Selznick (1992): organisasi pada akhirnya akan ditransformasi menjadi lembaga
Nee (2005): lingkungan kelembagaan dikristalisasi pada organisasi
Dari kalangan sosiologi, Richard Scott (2008: 48, Institutions and
Organizations: Ideas an Interest. Sage Publication): lembaga (institution) = “
... are comprised of regulative, normative and cultural-cognitive elements
that, together with associated Activities and resources, provide stability and
meaning to social life”.
Organisasi adalah elemen dari lembaga. Organisasi dan individu
merupakan aktor dalam masyarakat.
Dari kalangan sosiologi ekonomi, Victor Nee (2005: 49, The New Institutionalism
in Economics and Sociology ), kelembagaan baru = “integrating social relations
and institutions, highlighting the mechanisms that regulate the manner in which
formal elements of institutional structures (distal) and informal social organization
of networks and norms (proximate) facilitate, motivate, and govern economic
action”.
Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian,
Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian
Jl. A. Yani No. 70, Bogor. Tlp. 0251-8333964, Fax. 0251-
8314496
Cetakan ke- 1, September 2011.
Objek: organisasi (tujuan org, kepemimpinan, anggota,
komunikasi, kapasitas org, relasi dengan luar, dll)
Perspektif: sosiologi organisasi
Rekonseptulasisasi “lembaga” dan “organisasi“
Awalnya, istilah “institution’ dan ‘organization’ tidak dibedakan dan
digunakan bolak balik. Pembedaan mulai semenjak tahun 1950-
an, di Indonesia
belum tegas sampai sekarang.
Organi
sasi
Organi
sasi
Lembaga = norma + aturan
+ cultural cognitive