SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Memahami Hak-Hak PETANI
?
Oleh: Syahyuti
syahyuti@yahoo.com
Mengapa petani penting?
Karena:
1. Pendekatan teknis-finansial telah
meminggirkan aspek humanity
2. Target pembangunan berbasiskan nasional
(sebagai unit analisis), mis. konsep
swasembada
3. Small farmer feed the world (Laporan PBB)
4. Paradigma ekologis: biodiversitas, “land to
mouth”.
5. Petani adalah SDM (=alat produksi)
6. Metode penyuluhan era Revolusi Hijau
meminggirkan petani: dengan pendekatan
“dipaksa, terpaksa, biasa”
Batasan tentang “petani” di legislasi
Indonesia:
1. KBBI, petani = orang yang mata pencahariannya
bercocok tanam.
2. Pada SP 1963 petani di bawah 1000 m2 dianggap
bukan petani. Ini yang mendorong pendirian PSEKP.
3. SP 2003, RT pertanian = rumah tangga yang
mengusahakan lahan untuk berbagai kegiatan
budidaya atau bukan pengguna lahan namun
memanfaatkan produk pertanian dalam usahanya
(penangkaran, memungut hasil hutan), serta
berusaha di bidang jasa pertanian
4. SP 2013, RT petanian = rumah tangga yang salah
satu atau lebih anggota rumah tangganya memelihara
tanaman/ternak/ikan baik untuk tujuan usaha maupun
tidak.,
5. RUU Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, petani
= warga negara Indonesia perseorangan dan/atau
Batasan petani:
6. Permentan No. 273/ 2007 tentang Pedoman
Pembinaan Kelembagaan Petani. Petani =
perorangan warga negara Indonesia beserta
keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha
di bidang pertanian, wanatani, minatani,
agropasture, penangkaran satwa dan tumbuhan,
di dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi usaha
hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan
jasa penunjang. Ada definisi untuk peternak dan
pekebun.
7. UU No. 16/2006 tentang penyuluhan, idem
RUU Perlindungan dan Pemberdayaan
Petani:
Pasal 46: “Petani yang telah ditingkatkan keahlian
dan keterampilannya melalui pendidikan dan
pelatihan sebagaimana dimaksud dalam pasal 45
wajib melakukan tata cara budidaya, penanganan,
dan pemasaran yang baik sesuai dengan petunjuk
pelaksanaannya”
Pasal 48 dan 49 tentang penyuluhan untuk petani,
namun tidak diatur bagaimana partisipasi dalam
riset.
Pasal 70: “Pemerintah dan pemerintah daerah
berkewajiban memberikan kemudahan akses ilmu
pengetahuan, teknologi dan informasi”.
Persepsi terhadap petani di Indonesia:
1. Petani berada dalam format relasi “negara- rakyat”
2. Basis petani adalah komoditas
3. Petani lemah, di bawah, kurang berpengetahuan:
sehingga perlu diberdayakan
4. Dimana kedaulatan petani atas pengetahuan?
“Pengetahuan adalah kekuasaan”
5. Semua pengetahuan berasal dari luar dan atas
petani. Tidak ada perlindungan bagi pengetahuan
yang dimiliki petani.
Cirinya:
1. Hanya mendata petani secara riel dan temporer
2. Tidak memasukkan “petani potensial”, yaitu mereka
yang ingin bertani, hanya memiliki keterampilan
bertani, namun sedang tidak bertani
3. Tidak ada istilah “petani kecil” secara khusus.
Petani kecil (small holder
farmer):
Small farmer feed the world (Laporan PBB)
Penelitian Chappell dan Lavalle (Food
security and biodiversity: can we have both?
An agroecological analysis): pertanian skala
kecil dengan teknik-teknik pertanian alternatif
2-4 kali lebih efisien daripada pertanian
konvensional besar. Pertanian skala kecil
menghasilkan tingkat output yang lebih tinggi
per satuan luas dari pertanian yang lebih
besar
Terjadi perubahan pandangan terhadap
petani kecil
Tahap dan pokok
perhatian
Justifikasi Bentuk kebijakan
1. Productivity and Equity (1950-an)
Kesetaraan dan
produktivitas
Agenda kebangsaan, dekolonialisasi,
kemakmuran rakyat), menghadang
komunisme. Inverse Relationship (IR) theory
, produktivitas = out put per area of land
Land to the tiller,
land reform “from
below” and “from
above”
2. Productivity without Equity (1960-an)
peningkatan
produktivitas dan
modernisasi pertanian
dicapai melalui technological change tanpa
structural change
State-led developmentalism (negara dalam
rekayasa sosial, penyediaan subsidi dan
kredit, serta pengaturan harga dan pasar)
Liberalisasi pasar finansial dan perdagangan
Revolusi Hijau
3. Liberalisation and efficiency (1980-qn)
efisiensi pasar dan
deregulasi
Pasar akan mengefisienkan seluruh
mekanisme
Market-based land reform
Land administration
Land titling (sertifikasi
lahan)
4. Commercial Smallholders (abad 21)
inkorporasi smallholders
ke dalam mata rantai
nilai global
-Kosep scale and linkages
-kontrak antara smallholders dan
perusahaan agribisnis
-Contract farming
-inti-plasma
-kemitraan bisnis
-Visi neoliberal “transisi
Historik tahapan kebijakan mengenai Smallholders
The peasants' charter:
The Declaration Of Principles And Programme Of Action Of The World
Conference On Agrarian Reform And Rural Development. FAO, Roma
1981.
Memberi kewajiban kepada pemerintahan.
That the fundamental purpose of development is individual and social
betterment, development of endogenous capabilities and improvement
of the living standards of all people, in particular the rural poor;
Bab VII. VII. Education, training and extension.
“Increase interaction and communication between development
planners, rural educators, extension workers, and the members of broad-
based people's organizations with respect to the objectives, design and
implementation of rural development programmes”
…. is the creation and expansion of training and extension networks for
both men and women to develop and improve skills and to increase
productivity and income-generating capabilities. There is also need for
establishment of effective linkages between extension and problem-solving
research. In view of the great urgency of these needs and the magnitude of
the task in relation to the resources of developing countries, low-cost
techniques of education and training for short periods merit close
consideration.
Dalam konteks pendidikan dan
pelatihan:
(i) Give high priority to the achievement and
maintenance of universal primary education …..
(ii) ….without prejudice to equality of opportunity to be
provided by education, ….
(iii) Strengthen programmes of non-formal education,
….
(iv) Strengthen non-formal education for the
promotion of skills required for, ….
(v) Promote grass-roots education and training in
the use of local materials to promote employment
and enhance community self-reliance.
(vi) Encourage coordination of in-school and out-of-
school education, and promote the integration of
the two systems.
Tentang tenaga lapang pemberdayaan:
(i) …. improve their understanding of the conditions and
problems of rural areas and their ability to respond to the
needs of the rural poor.
(ii) ……emphasis on problem-solving and adaptation to local
conditions, drawing upon practical experience.
(iii) Increase interaction and communication between
development planners, rural educators, extension workers,
and the members of broad-based people's organizations …..
(iv) Recruit male and female extension and research
workers and rural educators from rural communities and
encourage them to return to work within their own
communities.
(v) Improve communication and interchange between
research institutions, extension agencies and farmers,
and devise ways for participation by representatives of
peasant groups in setting research, extension and training
priorities …..
(vi) Make effective use of regional and national centres to
serve as focal points for the dissemination of appropriate
“Agenda 21”:
Dokumen “embangunan berkelanjutan hasil KTT Bumi di Rio
tahun 1992.
Membantu negara berkembang mengakses informasi ilmiah
dan keteknologian,
Memfasilitasi akses dan alih teknologi berwawasan
lingkungan,
Memfasilitasi dan meningkatkan teknologi setempat yang
berwawasan lingkungan
Menunjang pembangunan kemampuan setempat agar dapat
menelaah, memungut, menggunakan, dan memelihara
teknologi berwawasan lingkungan
Pada bagian “Basis for action”, nomor 32.3. A farmer-
centred approach is the key to the attainment of
sustainability in both developed and developing countries and
many of the programme areas in Agenda 21 address this
objective. A significant number of the rural population in
developing countries depend primarily upon small-scale,
subsistence-oriented agriculture based on family labour.
Agenda 21:
Dalam konteks data dan informasi, nomor 32.8.:
1. …to document, synthesize and disseminate local knowledge,
practices and project experiences …
2. Establish networks for the exchange of experiences ….. (bahasa
yang santun)
3. Develop pilot projects and extension services that would seek to
build on the needs and knowledge base of women farmers.
Dalam konteks kerjasama teknologi (nomor 32.12):
(b) Conduct studies of high-resource and low-resource agriculture to
compare their productivity and sustainability. The research should
preferably be conducted under various environmental and
sociological settings;
(c) Support research on mechanization that would optimize human
labour and animal power and hand-held and animal-drawn
equipment that can be easily operated and maintained. The
development of farm technologies should take into account farmers'
available resources and the role of animals in farming households
and the ecology.
Sejarah perjuangan Hak-hak petani:
24 September 1960. Disepakati sebagai Hari Tani Nasional.
Hari ditetapkan Undang-Undang N0. 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. Lalu ditetapkan
dengan Keputusan Presiden Soekarno No 169/1963,
“petani sebagai tulang punggung bangsa”.
16 December 1966. Lahirnya kovenan/perjanjian ekonomi
internasional, hak sosial budaya (ICESCR) sebagai
instrumen untuk melindungi hak petani.
1981. Lahirnya Piagam Petani yang dibuat oleh FAO.
17 April 1996. Tragedi penembakan 19 orang petani di El
Dorado dos Carajas, Brasil. Sejak tragedi ini, La Via
Campesina menetapkan tanggal 17 April diperingati
sebagai Hari Perjuangan Petani International.
1999. Keluarnya UU HAM No. 39 tahun 1999. Dalam aturan
ini, petani tidak dianggap sebagai kelompok rentan.
20 April 2001. Hari Hak Asasi Petani Indonesia, dalam acara
Konferensi Nasional Pembaruan Agraria untuk
Perlindungan dan Pemenuhan Hak-hak Asasi Petani di
Cibubur Jakarta.
12 Januari 2002. Demo besar (60 bus besar) petani dan buruh
Sekretariat Bersama Pemulihan Hak Hak Rakyat Indonesia
20 – 24 Juni 2008. Petani La Via Campesina menghadiri
Konferensi Internasional Hak Asasi Petani di Jakarta.
Dihasilkan Deklarasi Pertemuan Petani Perempuan
Internasional untuk Hak Asasi Petani.
21 Oktober 2008. La Via Campesina, organisasi petani
internasional, meluncurkan sebuah kampanye global
tentang hak asasi petani. Kampanye tersebut ditujukan
untuk mencapai sebuah konvensi internasional di dalam
sistem Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB).
Maret 2010. Dewan HAM PBB mengeluarkan resolusi tentang
hak atas pangan yang walaupun tidak menyebutkan Hak
Asasi Petani secara eksplisit, namun tetap bisa digunakan
sebagai basis argumentasi bahwa diskriminasi dan
pelanggaran hak atas pangan merupakan pelanggaran Hak
Asasi Petani, dimana petani merupakan korban yang paling
terkena dampaknya.
8 Maret 2010. Dilangsungkan konferensi “Inisiatif Baru untuk
Melindungi Hak Asasi Petani” (A New Initiative to Protect the
The END

More Related Content

What's hot (8)

Uu tahun 2006 no. 16 tentang penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan
Uu tahun 2006 no. 16 tentang penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutananUu tahun 2006 no. 16 tentang penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan
Uu tahun 2006 no. 16 tentang penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan
 
Pres Wg Pm Permenhut Mdk Di Kk Sep08
Pres Wg Pm Permenhut Mdk Di Kk Sep08Pres Wg Pm Permenhut Mdk Di Kk Sep08
Pres Wg Pm Permenhut Mdk Di Kk Sep08
 
Uu 41 Tahun 2009 Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Uu 41 Tahun 2009 Perlindungan Lahan Pertanian Pangan BerkelanjutanUu 41 Tahun 2009 Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Uu 41 Tahun 2009 Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
 
Uu16 2006 sistempenyuluhan
Uu16 2006 sistempenyuluhanUu16 2006 sistempenyuluhan
Uu16 2006 sistempenyuluhan
 
Perempuan Dan Teknologi Tepat Guna
Perempuan Dan Teknologi Tepat GunaPerempuan Dan Teknologi Tepat Guna
Perempuan Dan Teknologi Tepat Guna
 
Revisi draft 1
Revisi draft 1Revisi draft 1
Revisi draft 1
 
Masyarakat desa hutan
Masyarakat desa hutanMasyarakat desa hutan
Masyarakat desa hutan
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 

Similar to 3 petani (yuti)

Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
ghaibgp
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
ghaibgp
 
Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan Pertanian Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan Pertanian
Sri Wahyuni
 
Petani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
Petani Indonesia Yang Modern Dan ProfesionalPetani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
Petani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
Hikmat Hikmatullah
 
Gerakan masyarakat sipil didalam mendorong agenda lingkungan pada pemilu ol...
Gerakan masyarakat sipil  didalam mendorong agenda lingkungan pada pemilu  ol...Gerakan masyarakat sipil  didalam mendorong agenda lingkungan pada pemilu  ol...
Gerakan masyarakat sipil didalam mendorong agenda lingkungan pada pemilu ol...
septianm
 
8. rumusan seminar
8. rumusan seminar8. rumusan seminar
8. rumusan seminar
Henny Wijaya
 
8. rumusan seminar
8. rumusan seminar8. rumusan seminar
8. rumusan seminar
Henny Wijaya
 

Similar to 3 petani (yuti) (20)

Webbinar pendidikan petani 4 mei 2020 (yuti)
Webbinar   pendidikan petani 4 mei 2020 (yuti)Webbinar   pendidikan petani 4 mei 2020 (yuti)
Webbinar pendidikan petani 4 mei 2020 (yuti)
 
KOMUNIKASI PERTANIAN
KOMUNIKASI PERTANIANKOMUNIKASI PERTANIAN
KOMUNIKASI PERTANIAN
 
Peranan Sektor Pertanian
Peranan Sektor PertanianPeranan Sektor Pertanian
Peranan Sektor Pertanian
 
Penyuluhan baru unand (yuti) - #2
Penyuluhan baru   unand (yuti) - #2Penyuluhan baru   unand (yuti) - #2
Penyuluhan baru unand (yuti) - #2
 
Lipi daya saing inklusif (yuti)
Lipi   daya saing inklusif (yuti)Lipi   daya saing inklusif (yuti)
Lipi daya saing inklusif (yuti)
 
Penyuluhan modern slideshare (yuti)
Penyuluhan modern slideshare (yuti)Penyuluhan modern slideshare (yuti)
Penyuluhan modern slideshare (yuti)
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
 
Seminar ppl swadaya swasta (yuti)
Seminar   ppl swadaya swasta (yuti)Seminar   ppl swadaya swasta (yuti)
Seminar ppl swadaya swasta (yuti)
 
Ff bermartabat (yuti) - 5
Ff   bermartabat (yuti) - 5Ff   bermartabat (yuti) - 5
Ff bermartabat (yuti) - 5
 
Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan Pertanian Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan Pertanian
 
ppt tugas teori pembangunan new.pptx
ppt tugas teori pembangunan new.pptxppt tugas teori pembangunan new.pptx
ppt tugas teori pembangunan new.pptx
 
Petani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
Petani Indonesia Yang Modern Dan ProfesionalPetani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
Petani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
 
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).pptFamily farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
 
Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya DasarIlmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya Dasar
 
Power point contoh makalah Perkebunan.pptx
Power point contoh makalah Perkebunan.pptxPower point contoh makalah Perkebunan.pptx
Power point contoh makalah Perkebunan.pptx
 
Gerakan masyarakat sipil didalam mendorong agenda lingkungan pada pemilu ol...
Gerakan masyarakat sipil  didalam mendorong agenda lingkungan pada pemilu  ol...Gerakan masyarakat sipil  didalam mendorong agenda lingkungan pada pemilu  ol...
Gerakan masyarakat sipil didalam mendorong agenda lingkungan pada pemilu ol...
 
8. rumusan seminar
8. rumusan seminar8. rumusan seminar
8. rumusan seminar
 
8. rumusan seminar
8. rumusan seminar8. rumusan seminar
8. rumusan seminar
 
Assignment 12 (teamwork)[2852]
Assignment 12 (teamwork)[2852]Assignment 12 (teamwork)[2852]
Assignment 12 (teamwork)[2852]
 

More from Syahyuti Si-Buyuang

More from Syahyuti Si-Buyuang (20)

My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat airMy lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
 
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpointLukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
 
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
 
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
 
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
 
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdfBuku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
 
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptxGOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
 
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptxPKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
 
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptxRancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
 
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptxKPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
 
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptxMBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
 
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
 
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
 
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptxPendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
 
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptxRCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
 
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptxPoint-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
 
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
 
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptxBumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
 
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptxKuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
 
Kuliah DASNYUL 14 - 21 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 14 - 21 Nov 2022 (yuti).pptxKuliah DASNYUL 14 - 21 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 14 - 21 Nov 2022 (yuti).pptx
 

Recently uploaded

Recently uploaded (9)

bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINOPresentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 

3 petani (yuti)

  • 1. Memahami Hak-Hak PETANI ? Oleh: Syahyuti syahyuti@yahoo.com
  • 2. Mengapa petani penting? Karena: 1. Pendekatan teknis-finansial telah meminggirkan aspek humanity 2. Target pembangunan berbasiskan nasional (sebagai unit analisis), mis. konsep swasembada 3. Small farmer feed the world (Laporan PBB) 4. Paradigma ekologis: biodiversitas, “land to mouth”. 5. Petani adalah SDM (=alat produksi) 6. Metode penyuluhan era Revolusi Hijau meminggirkan petani: dengan pendekatan “dipaksa, terpaksa, biasa”
  • 3. Batasan tentang “petani” di legislasi Indonesia: 1. KBBI, petani = orang yang mata pencahariannya bercocok tanam. 2. Pada SP 1963 petani di bawah 1000 m2 dianggap bukan petani. Ini yang mendorong pendirian PSEKP. 3. SP 2003, RT pertanian = rumah tangga yang mengusahakan lahan untuk berbagai kegiatan budidaya atau bukan pengguna lahan namun memanfaatkan produk pertanian dalam usahanya (penangkaran, memungut hasil hutan), serta berusaha di bidang jasa pertanian 4. SP 2013, RT petanian = rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya memelihara tanaman/ternak/ikan baik untuk tujuan usaha maupun tidak., 5. RUU Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, petani = warga negara Indonesia perseorangan dan/atau
  • 4. Batasan petani: 6. Permentan No. 273/ 2007 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani. Petani = perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang. Ada definisi untuk peternak dan pekebun. 7. UU No. 16/2006 tentang penyuluhan, idem
  • 5. RUU Perlindungan dan Pemberdayaan Petani: Pasal 46: “Petani yang telah ditingkatkan keahlian dan keterampilannya melalui pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 wajib melakukan tata cara budidaya, penanganan, dan pemasaran yang baik sesuai dengan petunjuk pelaksanaannya” Pasal 48 dan 49 tentang penyuluhan untuk petani, namun tidak diatur bagaimana partisipasi dalam riset. Pasal 70: “Pemerintah dan pemerintah daerah berkewajiban memberikan kemudahan akses ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi”.
  • 6. Persepsi terhadap petani di Indonesia: 1. Petani berada dalam format relasi “negara- rakyat” 2. Basis petani adalah komoditas 3. Petani lemah, di bawah, kurang berpengetahuan: sehingga perlu diberdayakan 4. Dimana kedaulatan petani atas pengetahuan? “Pengetahuan adalah kekuasaan” 5. Semua pengetahuan berasal dari luar dan atas petani. Tidak ada perlindungan bagi pengetahuan yang dimiliki petani. Cirinya: 1. Hanya mendata petani secara riel dan temporer 2. Tidak memasukkan “petani potensial”, yaitu mereka yang ingin bertani, hanya memiliki keterampilan bertani, namun sedang tidak bertani 3. Tidak ada istilah “petani kecil” secara khusus.
  • 7. Petani kecil (small holder farmer): Small farmer feed the world (Laporan PBB) Penelitian Chappell dan Lavalle (Food security and biodiversity: can we have both? An agroecological analysis): pertanian skala kecil dengan teknik-teknik pertanian alternatif 2-4 kali lebih efisien daripada pertanian konvensional besar. Pertanian skala kecil menghasilkan tingkat output yang lebih tinggi per satuan luas dari pertanian yang lebih besar Terjadi perubahan pandangan terhadap petani kecil
  • 8. Tahap dan pokok perhatian Justifikasi Bentuk kebijakan 1. Productivity and Equity (1950-an) Kesetaraan dan produktivitas Agenda kebangsaan, dekolonialisasi, kemakmuran rakyat), menghadang komunisme. Inverse Relationship (IR) theory , produktivitas = out put per area of land Land to the tiller, land reform “from below” and “from above” 2. Productivity without Equity (1960-an) peningkatan produktivitas dan modernisasi pertanian dicapai melalui technological change tanpa structural change State-led developmentalism (negara dalam rekayasa sosial, penyediaan subsidi dan kredit, serta pengaturan harga dan pasar) Liberalisasi pasar finansial dan perdagangan Revolusi Hijau 3. Liberalisation and efficiency (1980-qn) efisiensi pasar dan deregulasi Pasar akan mengefisienkan seluruh mekanisme Market-based land reform Land administration Land titling (sertifikasi lahan) 4. Commercial Smallholders (abad 21) inkorporasi smallholders ke dalam mata rantai nilai global -Kosep scale and linkages -kontrak antara smallholders dan perusahaan agribisnis -Contract farming -inti-plasma -kemitraan bisnis -Visi neoliberal “transisi Historik tahapan kebijakan mengenai Smallholders
  • 9. The peasants' charter: The Declaration Of Principles And Programme Of Action Of The World Conference On Agrarian Reform And Rural Development. FAO, Roma 1981. Memberi kewajiban kepada pemerintahan. That the fundamental purpose of development is individual and social betterment, development of endogenous capabilities and improvement of the living standards of all people, in particular the rural poor; Bab VII. VII. Education, training and extension. “Increase interaction and communication between development planners, rural educators, extension workers, and the members of broad- based people's organizations with respect to the objectives, design and implementation of rural development programmes” …. is the creation and expansion of training and extension networks for both men and women to develop and improve skills and to increase productivity and income-generating capabilities. There is also need for establishment of effective linkages between extension and problem-solving research. In view of the great urgency of these needs and the magnitude of the task in relation to the resources of developing countries, low-cost techniques of education and training for short periods merit close consideration.
  • 10. Dalam konteks pendidikan dan pelatihan: (i) Give high priority to the achievement and maintenance of universal primary education ….. (ii) ….without prejudice to equality of opportunity to be provided by education, …. (iii) Strengthen programmes of non-formal education, …. (iv) Strengthen non-formal education for the promotion of skills required for, …. (v) Promote grass-roots education and training in the use of local materials to promote employment and enhance community self-reliance. (vi) Encourage coordination of in-school and out-of- school education, and promote the integration of the two systems.
  • 11. Tentang tenaga lapang pemberdayaan: (i) …. improve their understanding of the conditions and problems of rural areas and their ability to respond to the needs of the rural poor. (ii) ……emphasis on problem-solving and adaptation to local conditions, drawing upon practical experience. (iii) Increase interaction and communication between development planners, rural educators, extension workers, and the members of broad-based people's organizations ….. (iv) Recruit male and female extension and research workers and rural educators from rural communities and encourage them to return to work within their own communities. (v) Improve communication and interchange between research institutions, extension agencies and farmers, and devise ways for participation by representatives of peasant groups in setting research, extension and training priorities ….. (vi) Make effective use of regional and national centres to serve as focal points for the dissemination of appropriate
  • 12. “Agenda 21”: Dokumen “embangunan berkelanjutan hasil KTT Bumi di Rio tahun 1992. Membantu negara berkembang mengakses informasi ilmiah dan keteknologian, Memfasilitasi akses dan alih teknologi berwawasan lingkungan, Memfasilitasi dan meningkatkan teknologi setempat yang berwawasan lingkungan Menunjang pembangunan kemampuan setempat agar dapat menelaah, memungut, menggunakan, dan memelihara teknologi berwawasan lingkungan Pada bagian “Basis for action”, nomor 32.3. A farmer- centred approach is the key to the attainment of sustainability in both developed and developing countries and many of the programme areas in Agenda 21 address this objective. A significant number of the rural population in developing countries depend primarily upon small-scale, subsistence-oriented agriculture based on family labour.
  • 13. Agenda 21: Dalam konteks data dan informasi, nomor 32.8.: 1. …to document, synthesize and disseminate local knowledge, practices and project experiences … 2. Establish networks for the exchange of experiences ….. (bahasa yang santun) 3. Develop pilot projects and extension services that would seek to build on the needs and knowledge base of women farmers. Dalam konteks kerjasama teknologi (nomor 32.12): (b) Conduct studies of high-resource and low-resource agriculture to compare their productivity and sustainability. The research should preferably be conducted under various environmental and sociological settings; (c) Support research on mechanization that would optimize human labour and animal power and hand-held and animal-drawn equipment that can be easily operated and maintained. The development of farm technologies should take into account farmers' available resources and the role of animals in farming households and the ecology.
  • 14. Sejarah perjuangan Hak-hak petani: 24 September 1960. Disepakati sebagai Hari Tani Nasional. Hari ditetapkan Undang-Undang N0. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. Lalu ditetapkan dengan Keputusan Presiden Soekarno No 169/1963, “petani sebagai tulang punggung bangsa”. 16 December 1966. Lahirnya kovenan/perjanjian ekonomi internasional, hak sosial budaya (ICESCR) sebagai instrumen untuk melindungi hak petani. 1981. Lahirnya Piagam Petani yang dibuat oleh FAO. 17 April 1996. Tragedi penembakan 19 orang petani di El Dorado dos Carajas, Brasil. Sejak tragedi ini, La Via Campesina menetapkan tanggal 17 April diperingati sebagai Hari Perjuangan Petani International. 1999. Keluarnya UU HAM No. 39 tahun 1999. Dalam aturan ini, petani tidak dianggap sebagai kelompok rentan. 20 April 2001. Hari Hak Asasi Petani Indonesia, dalam acara Konferensi Nasional Pembaruan Agraria untuk Perlindungan dan Pemenuhan Hak-hak Asasi Petani di Cibubur Jakarta.
  • 15. 12 Januari 2002. Demo besar (60 bus besar) petani dan buruh Sekretariat Bersama Pemulihan Hak Hak Rakyat Indonesia 20 – 24 Juni 2008. Petani La Via Campesina menghadiri Konferensi Internasional Hak Asasi Petani di Jakarta. Dihasilkan Deklarasi Pertemuan Petani Perempuan Internasional untuk Hak Asasi Petani. 21 Oktober 2008. La Via Campesina, organisasi petani internasional, meluncurkan sebuah kampanye global tentang hak asasi petani. Kampanye tersebut ditujukan untuk mencapai sebuah konvensi internasional di dalam sistem Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB). Maret 2010. Dewan HAM PBB mengeluarkan resolusi tentang hak atas pangan yang walaupun tidak menyebutkan Hak Asasi Petani secara eksplisit, namun tetap bisa digunakan sebagai basis argumentasi bahwa diskriminasi dan pelanggaran hak atas pangan merupakan pelanggaran Hak Asasi Petani, dimana petani merupakan korban yang paling terkena dampaknya. 8 Maret 2010. Dilangsungkan konferensi “Inisiatif Baru untuk Melindungi Hak Asasi Petani” (A New Initiative to Protect the