SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
Oleh :
KH. M. Shiddiq Al-Jawi, S.Si, MSI
Dosen Fiqih Muamalah
STEI Hamfara Jogjakarta
HUKUMSAMSARAH
(PERANTARAJUAL-BELI)
POKOKBAHASAN
(1) Pengertian dan Hukum
Samsarah
(2) Syarat-Syarat Samsarah
(3) Hukum Dropshipper
PENGERTIAN
& HUKUM
SAMSARAH
PENGERTIAN SAMSARAH

Samsarah (brokerage) adalah suatu
profesi (pekerjaan) dimana pelakunya
menjadi perantara antara penjual dan
pembeli.

Simsar (pelaku samsarah, broker)
adalah perantara antara penjual dan
pembeli.
 Rawwas Qal’ah Jie, Mu’jam Lughah Al Fuqaha, hlm. 191.
PENGERTIAN SAMSARAH

 Para fuqoha (ahli fiqih) mendefinisikan
simsar (pelaku samsarah) sebagai orang
yang bekerja untuk orang lain dengan upah
baik untuk menjual maupun untuk membeli.
 Definisi simsar juga berlaku untuk dallaal,
yaitu orang yang bekerja untuk orang lain
dengan upah baik menjual maupun
membeli.
 Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah Al Islamiyyah, 2/310
HUKUMSAMSARAH
 Samsarah adalah pekerjaan yang halal
menurut Syariah Islam.
 Dalilnya hadits Nabi SAW yang men-
taqrir samsarah pada masa Nabi SAW.
 Dari Qais bin Abi Gharazah Al Kinani
RA, dia berkata :

HUKUMSAMSARAH
 “Dahulu kami (para shahabat) berjual beli di
pasar-pasar di Madinah dan kami menyebut diri
kami samasirah (para simsar/makelar).
 Keluarlah Rasululullah SAW kepada kami
kemudian beliau menamai kami dengan nama
yang lebih baik daripada nama dari kami.
 Rasulullah SAW bersabda,’Wahai golongan
para pedagang, sesungguhnya jual beli sering
kali disertai dengan ucapan yang sia-sia dan
sumpah, maka bersihkanlah itu dengan
shadaqah.”
 (HR Abu Dawud no 3326; Ibnu Majah no 2145; Ahmad 4/6; Al
Hakim dalam Al Mustadrak no 2138, 2139, 2140, dan 2141).
 (Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah, 2/311; Yusuf
Qaradhawi, Al Halal wal Haram fi al Islam, hlm.226).
SYARAT-
SYARAT
SAMSARAH
HUKUMSAMSARAH
 Hanya saja dalam samsarah disyaratkan
beberapa hal sbb antara lain :
 (1) Pekerjaan simsar itu harus jelas
(ma’lum),
 (2) Upah (ujrah) atau komisi (‘umulah) yang
diterima oleh simsar harus jelas (ma’lum)
 (3) Upah bagi samsarah tersebut tidak
terlalu tinggi (ghaban fahisy) atau
mengeksploitir kebutuhan masyarakat.
 (4) Samsarah yang dilakukan tidak
termasuk samsarah yang diharamkan,
misalnya samsarah dalam jual beli antara
orang kota dengan orang dusun.
HUKUMSAMSARAH
Keterangan masing-masing syarat di
atas :
Keterangan syarat (1) : pekerjaan
simsar itu harus jelas (ma’lum), baik
dengan menjelaskan barang yang akan
diperjual-belikan, atau dengan
menjelaskan berapa lama simsar
bekerja.
Jika pekerjaan simsar tidak jelas, maka
akad samsarahnya fasid.
 (Taqiyuddin An Nabhani, Syakhshiyyah Islamiyyah,
2/311)
HUKUMSAMSARAH
Contoh ucapan penjual untuk
memperjelas pekerjaan atau lama
kerja simsar.
Penjual berkata kepada
simsar,”Juallah rumahku yang itu,
yang alamatnya di sini, dst.”
(menjelaskan barang yang akan
diperjual-belikan).
Atau,”Juallah rumahku dalam waktu
satu minggu ini.” (menjelaskan
berapa lama simsar akan bekerja).
HUKUMSAMSARAH
 Keterangan syarat (2) : upah (ujrah) atau
komisi (‘umulah) yang diterima oleh simsar
harus jelas (ma’lum).
 Besarnya upah boleh ditetapkan sbb :
 (1) berupa jumlah uang tertentu,
 (2) berupa persentase dari laba,
 (3) berupa persentase dari harga barang,
 (4) berupa kelebihan harga dari harga yang
ditetapkan penjual,
 (5) atau berupa ketentuan yang lainnya
sesuai kesepakatan.
 Yusuf Al Qardhawi, Al Halal wal Haran fil Islam hlm. 226, Taqiyuddin An Nabhani, Al
Syakhshiyyah Al Islamiyyah, 2/310
HUKUMSAMSARAH
Syaikh Yusuf Al Qaradhawi dalam
kitabnya Al Halal wal Haram fil Islam
hlm. 226 menjelaskan mengenai upah
bagi simsar sbb :

HUKUMSAMSARAH
Imam Bukhari berkata dalam kitabnya
Shahih Bukhari,”Ibnu Sirin, Atha`,
Ibrahim [An Nakha`i], Al Hasan [Al
Bashri], memandang tidak masalah
mengenai upah bagi simsar [hukumnya
boleh].
Ibnu Abbas berkata, “Tidak masalah
[penjual] berkata [kepada
simsar],’Juallah olehmu baju ini
dengan harga sekian, maka apa yang
lebih dari harga sekian itu, menjadi
milikmu.”
HUKUMSAMSARAH
 Ibnu Sirin berkata,”Jika [penjual]
berkata [kepada simsar],’Juallah olehmu
barang ini dengan harga sekian. Apa
yang menjadi keuntungannya, itu
menjadi milikmu, atau dibagi antara aku
dan kamu.’ maka hal itu tidak masalah.’
 Telah bersabda Nabi SAW,”Kaum
muslimin [bermuamalah] menurut
syarat-syarat di antara mereka.”
 (Lihat Yusuf Al Qaradhawi, Al Halal wal
Haram fil Islam hlm. 226.).
HUKUMSAMSARAH
 Keterangan syarat (3) : upah bagi
samsarah tersebut tidak boleh terlalu tinggi
(ghaban fahisy) atau mengeksploitir
kebutuhan masyarakat.
 Sebab menjual belikan barang dengan
terlalu tinggi (ghaban fahisy) telah
diharamkan syariah,
 Mengeksploitir kebutuhan masyarakat akan
menimbulkan dharar (bahaya) bagi
penjual / pembeli.
 (Lihat Yusuf Al Qaradhawi, Al Halal wal
Haram fil Islam hlm. 226.)
HUKUMSAMSARAH
 Keterangan syarat (4) : Samsarah yang
dilakukan tidak termasuk samsarah
yang diharamkan,
 misalnya samsarah dalam jual beli
antara orang kota dengan orang dusun
 Dimana orang dusun tidak tahu harga
kota
 Atau samsarah yang mengandung unsur
penipuan (al khidaa’).
 Ziyad Ghazal, Masyru’ Qanun Al Buyu’, hlm. 59.
 Taqiyuddin An Nabhani, As Syakhshiyyah Al
Islamiyyah, 2/314-315.
HUKUM
DROPSHIPPER
FAKTA DROPSHIPPER
DEFINISI DROPSHIPPER
Dropshipper adalah orang yang
melakukan jual beli dengan sistem
dropshipping,
yaitu sistem jual beli yang
memungkinkan dropshipper menjual
barang secara langsung dari
supplier/toko kepada pembeli tanpa
harus menstok/membeli barangnya
terlebih dulu.
 (M. Shiddiq Al Jawi, Hukum Dropshipper, Media Umat, edisi 102).
FAKTA DROPSHIPPER
MEKANISME DROPSHIPPING :
(1) Dropshipper menawarkan
barangnya (biasanya secara on line)
kepada pembeli, bermodalkan foto
barang dari supplier/toko, disertai
deskripsi barang tersebut, dengan
harga yang ditentukan oleh
dropshipper sendiri.
(2) Pembeli yang berminat
menghubungi dropshipper.
FAKTA DROPSHIPPER
(3) Setelah ada kesepakatan (akad)
antara pembeli dan dropshipper,
pembeli mentransfer uang ke
rekening dropshipper.
(4) Lalu dropshipper membayar
kepada supplier sesuai dengan
harga beli dropshipper (ditambah
dengan ongkos kirim ke pembeli)
dengan memberikan data-data
pembeli (nama, alamat, nomor
ponsel) kepada supplier.
FAKTA DROPSHIPPER
(5) Supplier langsung mengirim
barang pesanan dropshipper
langsung ke pembeli, dengan nama
pengirim tetap atas nama
dropshipper, bukan atas nama
supplier.
FAKTA DROPSHIPPER
DUA MODEL KERJASAMA
DROPSHIPPER - SUPPLIER:
Model Pertama, supplier memberikan
harga ke dropshipper, lalu dropshipper
menjual barang dengan harga yang
ditetapkan dropshipper itu sendiri,
dengan memasukkan keuntungan
dropshipper.
Misal : Supplier memberikan harga kpd
dropshipper Rp 100.000 utk 1 unit
barang. Dropshipper menjual kpd
pembeli dgn harga Rp 150.000.
FAKTA DROPSHIPPER
Model Kedua, Supplier sudah
menetapkan harga sejak awal kepada
dropshipper, termasuk besaran fee
untuk dropshipper bagi setiap barang
yang terjual.
Misal : supplier menetapkan harga
kepada dropshipper Rp 150.000 untuk 1
unit barang, dan memberi fee Rp 50.000
kpd dropshipper per 1 unit barang yang
laku terjual.
Dropshipper menjual kepada pembeli
tetap dengan harga Rp 150.000.
HUKUMDROPSHIPPER
HUKUM SYARA’ UNTUK
DROPSHIPPING MODEL PERTAMA
Yaitu dropshipper berlaku sebagai
penjual karena menetapkan harga
sendiri.
Hukumnya boleh selama memenuhi
syarat-syarat jual beli salam (bai’ as
salam).
Mengapa diberlakukan hukum jual
beli salam untuk model pertama ini?
HUKUMDROPSHIPPER
Karena pada saat akad, dropshipper
tidak memiliki barangnya.
 Padahal dropshipper adalah
penjual, dengan dua bukti :
Pertama, karena dropshipper
menetapkan sendiri harga
barangnya.
Kedua, karena pengirim barang
diatasnamakan dropshipper (bukan
atas nama supplier).
HUKUMDROPSHIPPER
Jual beli barang yang tidak dimiliki
oleh penjual hukumnya haram,
kecuali jual beli salam dan jual beli
istishna’ (al muqaawalah / bai’ al
istishnaa’).
Maka dari itu, hukum syara’ yang
diterapkan untuk model pertama ini
adalah hukum jual beli salam.
Bukan jual beli kontan (cash and
carry), atau jual beli utang/kredit
(bai’ ad dain).
HUKUMDROPSHIPPER
Jual beli salam adalah jual beli pada
barang yang belum dimiliki penjual
pada saat akad dengan pembayaran
uang di depan sedang barang
diserahkan belakangan.
Dalil bolehnya bai’ as salam antara
lain riwayat Ibnu Abbas RA
bahwasanya :

HUKUMDROPSHIPPER
 ”Nabi SAW datang ke Madinah sedang
mereka [orang-orang Madinah]
melakukan salaf (jual beli salam) pada
buah-buahan untuk jangka waktu satu
atau dua tahun.
 Maka Rasulullah SAW
bersabda,’Barangsiapa yang melakukan
salaf (jual beli salam), maka hendaklah
dia melakukan salaf pada takaran yang
diketahui dan timbangan yang diketahui
hingga tempo yang diketahui.” (HR
Muslim, Shahih Muslim no 1604).
 (Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah, 2/293).
HUKUMDROPSHIPPER
Jadi, jika pembeli membayar harga
di depan secara keseluruhan kepada
dropshipper, jual belinya sah.
Adapun jika harga dibayar
belakangan (setelah barang
diterima), atau dibayar sebagian,
atau dibayar dengan sistem DP
(uang muka), jual belinya tak sah.
Dgn DP hanya sah pada sebagian
harga yang sudah dibayar.
 (Yusuf As Sabatin, Al Buyu’ Al Qadimah wa Al Mu’ashirah, hlm. 48).
HUKUMDROPSHIPPER
Namun jenis barang yang boleh
dijualbelikan dalam jual beli salam
bukan semua jenis barang,
melainkan hanya jenis barang-
barang tertentu saja, yaitu barang
yang ditimbang (al makiil), ditakar (al
mauzun), dan dihitung (al ma’duud),
Misal : bahan-bahan pangan, seperti
beras, gula, kecap, minyak goreng,
dsb.
HUKUMDROPSHIPPER
Dalilnya hadits Nabi SAW dari Ibnu
Abbas RA di atas dengan lafal :

 “Barangsiapa yang melakukan salaf
(jual beli salam), maka hendaklah dia
tidak melakukan salaf kecuali pada
takaran yang diketahui dan
timbangan yang diketahui.” (HR
Muslim, Shahih Muslim no 1604)
HUKUMDROPSHIPPER
Adapun barang-barang yang tak
ditimbang, ditakar, dan dihitung, seperti
tanah, rumah, dan mobil,
tak boleh hukumnya dijualbelikan
secara jual beli salam (bai’ as salam),
melainkan harus dengan jual beli
kontan (cash and carry), atau jual beli
utang/kredit (bai’ ad dain), yaitu barang
diserahkan di depan dan uang dibayar
belakangan.
 (Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah, 2/293; Yusuf As
Sabatin, Al Buyu’ Al Qadimah wa Al Mu’ashirah, hlm. 57).
HUKUMDROPSHIPPER
Implikasi dropshipper sebagai
penjual dalam akad bai’us salam :
(1) Uang wajib dibayar di depan oleh
pembeli kpd dropshipper secara
keseluruhan,
Tidak boleh dibayar di depan
sebagian (DP) (bai’ al urbuun),
Juga tidak boleh dibayar belakangan
(jual-beli utang/angsuran) (bai’ ad
dain / al bai’ bi at taqsiith).
HUKUMDROPSHIPPER
(2) Barang yang dijual terbatas pada
yang ditimbang, ditakar, dan
dihitung,
Misal : bahan pangan (beras, gula,
dll)
Tidak boleh pada barang yang tidak
ditimbang, ditakar, dan dihitung
Misal : tanah, mobil, rumah, dll
HUKUMDROPSHIPPER
 (3) Barang yang dikirim harus
diatasnamakan dropshipper,
 Tidak boleh diatasnamakan supplier
 Karena dalam akad bai’us salam ini, yang
menjadi pihak penjual adalah
dropshipper bukan supplier
HUKUMDROPSHIPPER
HUKUM SYARA’ UNTUK
DROPSHIPPING MODEL KEDUA
yaitu dropshipper tak berlaku
sebagai penjual karena tak
menetapkan harga sendiri
hukumnya boleh selama memenuhi
syarat-syarat akad samsarah
(perantara jual-beli / makelar),
Samsarah sendiri dibolehkan
menurut syariah Islam.
HUKUMDROPSHIPPER
Dalil syar’i yang membolehkan
samsarah adalah hadits Nabi SAW
(HR Abu Dawud no 3326; Ibnu Majah
no 2145; Ahmad 4/6; Al Hakim dalam
Al Mustadrak no 2138, 2139, 2140,
dan 2141).
Jadi pada model kedua ini,
dropshipper bukan penjual,
melainkan simsar (perantara) antara
pembeli dengan supplier/toko
(penjual).
HUKUMDROPSHIPPER
Implikasi kedudukan dropshipper
sebagai simsar :
(1) Barang yang dikirim wajib diatas
namakan supplier, tidak boleh diatas
namakan dropshipper.
Karena dalam akad samsarah ini
yang menjadi penjual adalah
supplier, bukan dropshipper.
(2) Dropshipper tak boleh mencari
perantara lagi (kadang disebut
reseller), karena...
HUKUMDROPSHIPPER
...karena ini bertentangan dengan
hukum samsarah.
Dalam hukum samsarah, simsar
adalah perantara (yang sifatnya
langsung / satu level) antara penjual
dan pembeli.
Akadnya : penjual > simsar >
pembeli.
Jika simsar mencari simsar lagi,
maka ini tidak sesuai dengan
pengertian syar’i dari simsar.
HUKUMDROPSHIPPER
Karena akadnya menjadi sbb :
Penjual > simsar > simsar > pembeli.
Ini tidak boleh, karena tidak sesuai
dengan pengertian syar’i dari
simsar,
Pengertian syar’i simsar mewajibkan
simsar itu adalah perantara
langsung antara penjual dan
pembeli, tanpa ada perantara lagi. [ ]
TERIMA KASIH
WASSALAM

More Related Content

What's hot

Hukum Seputar Nafkah (KH. Shiddiq Al-Jawi)
Hukum Seputar Nafkah (KH. Shiddiq Al-Jawi)Hukum Seputar Nafkah (KH. Shiddiq Al-Jawi)
Hukum Seputar Nafkah (KH. Shiddiq Al-Jawi)MaulanaFirdaus19
 
Ringkasan Kitab Sistem Sanksi dan Hukum Pembuktian dalam Islam_Hudud
Ringkasan Kitab Sistem Sanksi dan Hukum Pembuktian dalam Islam_HududRingkasan Kitab Sistem Sanksi dan Hukum Pembuktian dalam Islam_Hudud
Ringkasan Kitab Sistem Sanksi dan Hukum Pembuktian dalam Islam_Hududtsaqafahpemuda.wordpress.com
 
Sistem sanksi (Uqubat) dalam islam
Sistem sanksi (Uqubat) dalam islamSistem sanksi (Uqubat) dalam islam
Sistem sanksi (Uqubat) dalam islamFenti Fempirina
 
Menjadi Orang yang Lebih Beruntung
Menjadi Orang yang Lebih BeruntungMenjadi Orang yang Lebih Beruntung
Menjadi Orang yang Lebih BeruntungErwin Wahyu
 
06.3 RINGKASAN HUKUM RIBA, QARD, & DAIN
06.3 RINGKASAN HUKUM RIBA, QARD, & DAIN06.3 RINGKASAN HUKUM RIBA, QARD, & DAIN
06.3 RINGKASAN HUKUM RIBA, QARD, & DAINfissilmikaffah1
 
05.2 HUKUM JUAL BELI DENGAN UTANG & ANGSURAN
05.2 HUKUM JUAL BELI DENGAN UTANG & ANGSURAN05.2 HUKUM JUAL BELI DENGAN UTANG & ANGSURAN
05.2 HUKUM JUAL BELI DENGAN UTANG & ANGSURANfissilmikaffah1
 
HU Materi Aqidah 1
HU Materi Aqidah 1HU Materi Aqidah 1
HU Materi Aqidah 1Anas Wibowo
 
01.6 HUKUM GADAI SYARIAH
01.6 HUKUM GADAI SYARIAH01.6 HUKUM GADAI SYARIAH
01.6 HUKUM GADAI SYARIAHfissilmikaffah1
 
Dosa-dosa Besar Saat ini dan Upaya Menggugurkannya
Dosa-dosa Besar Saat ini dan Upaya MenggugurkannyaDosa-dosa Besar Saat ini dan Upaya Menggugurkannya
Dosa-dosa Besar Saat ini dan Upaya MenggugurkannyaErwin Wahyu
 
Menuju muslimkaffah
Menuju muslimkaffahMenuju muslimkaffah
Menuju muslimkaffahtarwanjaya
 
Materi IBC 17 Makna Kematian
Materi IBC 17 Makna KematianMateri IBC 17 Makna Kematian
Materi IBC 17 Makna KematianUmi Sa'adah
 
14. Metode dakwah rasul Nabi Muhammad SAW
14. Metode  dakwah rasul Nabi Muhammad SAW 14. Metode  dakwah rasul Nabi Muhammad SAW
14. Metode dakwah rasul Nabi Muhammad SAW Ahmad Harmoko
 

What's hot (20)

Peran pemuda islam dalam sejarah
Peran pemuda islam dalam sejarahPeran pemuda islam dalam sejarah
Peran pemuda islam dalam sejarah
 
Hukum Seputar Nafkah (KH. Shiddiq Al-Jawi)
Hukum Seputar Nafkah (KH. Shiddiq Al-Jawi)Hukum Seputar Nafkah (KH. Shiddiq Al-Jawi)
Hukum Seputar Nafkah (KH. Shiddiq Al-Jawi)
 
Ringkasan Kitab Sistem Sanksi dan Hukum Pembuktian dalam Islam_Hudud
Ringkasan Kitab Sistem Sanksi dan Hukum Pembuktian dalam Islam_HududRingkasan Kitab Sistem Sanksi dan Hukum Pembuktian dalam Islam_Hudud
Ringkasan Kitab Sistem Sanksi dan Hukum Pembuktian dalam Islam_Hudud
 
Sistem sanksi (Uqubat) dalam islam
Sistem sanksi (Uqubat) dalam islamSistem sanksi (Uqubat) dalam islam
Sistem sanksi (Uqubat) dalam islam
 
Dustur
DusturDustur
Dustur
 
Menjadi Orang yang Lebih Beruntung
Menjadi Orang yang Lebih BeruntungMenjadi Orang yang Lebih Beruntung
Menjadi Orang yang Lebih Beruntung
 
06.3 RINGKASAN HUKUM RIBA, QARD, & DAIN
06.3 RINGKASAN HUKUM RIBA, QARD, & DAIN06.3 RINGKASAN HUKUM RIBA, QARD, & DAIN
06.3 RINGKASAN HUKUM RIBA, QARD, & DAIN
 
05.2 HUKUM JUAL BELI DENGAN UTANG & ANGSURAN
05.2 HUKUM JUAL BELI DENGAN UTANG & ANGSURAN05.2 HUKUM JUAL BELI DENGAN UTANG & ANGSURAN
05.2 HUKUM JUAL BELI DENGAN UTANG & ANGSURAN
 
HU Materi Aqidah 1
HU Materi Aqidah 1HU Materi Aqidah 1
HU Materi Aqidah 1
 
08 HUKUM IJARAH
08 HUKUM IJARAH08 HUKUM IJARAH
08 HUKUM IJARAH
 
Mengenal islam sebagai mabda (ideologi)
Mengenal islam sebagai mabda (ideologi)Mengenal islam sebagai mabda (ideologi)
Mengenal islam sebagai mabda (ideologi)
 
16 kewajiban dakwah berjamaah
16 kewajiban dakwah berjamaah16 kewajiban dakwah berjamaah
16 kewajiban dakwah berjamaah
 
Ta'rif Hizbut Tahrir
Ta'rif Hizbut TahrirTa'rif Hizbut Tahrir
Ta'rif Hizbut Tahrir
 
01.6 HUKUM GADAI SYARIAH
01.6 HUKUM GADAI SYARIAH01.6 HUKUM GADAI SYARIAH
01.6 HUKUM GADAI SYARIAH
 
Problematika Umat
Problematika UmatProblematika Umat
Problematika Umat
 
Dosa-dosa Besar Saat ini dan Upaya Menggugurkannya
Dosa-dosa Besar Saat ini dan Upaya MenggugurkannyaDosa-dosa Besar Saat ini dan Upaya Menggugurkannya
Dosa-dosa Besar Saat ini dan Upaya Menggugurkannya
 
07 HUKUM RAHN (GADAI)
07 HUKUM RAHN (GADAI)07 HUKUM RAHN (GADAI)
07 HUKUM RAHN (GADAI)
 
Menuju muslimkaffah
Menuju muslimkaffahMenuju muslimkaffah
Menuju muslimkaffah
 
Materi IBC 17 Makna Kematian
Materi IBC 17 Makna KematianMateri IBC 17 Makna Kematian
Materi IBC 17 Makna Kematian
 
14. Metode dakwah rasul Nabi Muhammad SAW
14. Metode  dakwah rasul Nabi Muhammad SAW 14. Metode  dakwah rasul Nabi Muhammad SAW
14. Metode dakwah rasul Nabi Muhammad SAW
 

Similar to Hukum Samsarah (Makelar) Dalam Islam

Hukum islam tentang muamalah
Hukum islam tentang muamalahHukum islam tentang muamalah
Hukum islam tentang muamalahADHP
 
Transaksi jual beli
Transaksi jual beliTransaksi jual beli
Transaksi jual belidediromli
 
AKAD dan AL BAI'.pptx (hasil editan hasnah)
AKAD dan AL BAI'.pptx (hasil editan hasnah)AKAD dan AL BAI'.pptx (hasil editan hasnah)
AKAD dan AL BAI'.pptx (hasil editan hasnah)hasnahsarinutami
 
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariah
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariahTugas kelompok akuntansi perbankan syariah
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariahBernard Anjas
 
PERCERAIAN KLS XI MA UNTUK MADRASAH ALIYAH.ppt
PERCERAIAN KLS XI MA UNTUK MADRASAH ALIYAH.pptPERCERAIAN KLS XI MA UNTUK MADRASAH ALIYAH.ppt
PERCERAIAN KLS XI MA UNTUK MADRASAH ALIYAH.pptAbulFikar2
 
Jual beli, utang piutang dan gadai
Jual beli, utang piutang dan gadaiJual beli, utang piutang dan gadai
Jual beli, utang piutang dan gadaiIsma Jihan
 
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh
Kes kajian Jual Beli Di Tamu KianggehKes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggehezz_ally
 
Jual beli di tamu kianggeh
Jual  beli di tamu kianggehJual  beli di tamu kianggeh
Jual beli di tamu kianggehezz_ally
 
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerja
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerjaKes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerja
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerjaezz_ally
 

Similar to Hukum Samsarah (Makelar) Dalam Islam (20)

Hadis tentang simsar/calo
Hadis tentang simsar/caloHadis tentang simsar/calo
Hadis tentang simsar/calo
 
muamalah
muamalahmuamalah
muamalah
 
Hukum islam tentang muamalah
Hukum islam tentang muamalahHukum islam tentang muamalah
Hukum islam tentang muamalah
 
Ppt akad murabahah
Ppt akad murabahahPpt akad murabahah
Ppt akad murabahah
 
Praktik ekonomi dalam islam
Praktik ekonomi dalam islamPraktik ekonomi dalam islam
Praktik ekonomi dalam islam
 
Transaksi jual beli
Transaksi jual beliTransaksi jual beli
Transaksi jual beli
 
Bay jual beli
Bay jual beliBay jual beli
Bay jual beli
 
Lelang
LelangLelang
Lelang
 
Salam
SalamSalam
Salam
 
AKAD dan AL BAI'.pptx (hasil editan hasnah)
AKAD dan AL BAI'.pptx (hasil editan hasnah)AKAD dan AL BAI'.pptx (hasil editan hasnah)
AKAD dan AL BAI'.pptx (hasil editan hasnah)
 
JUAL BELI DALAM ISLAM
JUAL BELI DALAM ISLAMJUAL BELI DALAM ISLAM
JUAL BELI DALAM ISLAM
 
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariah
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariahTugas kelompok akuntansi perbankan syariah
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariah
 
PERCERAIAN KLS XI MA UNTUK MADRASAH ALIYAH.ppt
PERCERAIAN KLS XI MA UNTUK MADRASAH ALIYAH.pptPERCERAIAN KLS XI MA UNTUK MADRASAH ALIYAH.ppt
PERCERAIAN KLS XI MA UNTUK MADRASAH ALIYAH.ppt
 
12040644.ppt
12040644.ppt12040644.ppt
12040644.ppt
 
Jual beli, utang piutang dan gadai
Jual beli, utang piutang dan gadaiJual beli, utang piutang dan gadai
Jual beli, utang piutang dan gadai
 
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh
Kes kajian Jual Beli Di Tamu KianggehKes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh
 
Jual beli di tamu kianggeh
Jual  beli di tamu kianggehJual  beli di tamu kianggeh
Jual beli di tamu kianggeh
 
Jual beli
Jual beliJual beli
Jual beli
 
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerja
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerjaKes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerja
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerja
 
Jual_beli_dalam_islam.pptx
Jual_beli_dalam_islam.pptxJual_beli_dalam_islam.pptx
Jual_beli_dalam_islam.pptx
 

More from Suryono .

Rahasia Sukses Bisnis Abdurahman bin Auf
Rahasia Sukses Bisnis Abdurahman bin AufRahasia Sukses Bisnis Abdurahman bin Auf
Rahasia Sukses Bisnis Abdurahman bin AufSuryono .
 
Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme
Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi KapitalismeSolusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme
Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi KapitalismeSuryono .
 
Islam & Toleransi Agama
Islam & Toleransi Agama Islam & Toleransi Agama
Islam & Toleransi Agama Suryono .
 
Islamic Unity - by Felix Siauw
Islamic Unity - by Felix SiauwIslamic Unity - by Felix Siauw
Islamic Unity - by Felix SiauwSuryono .
 
Syahadat Sempurna - Langkah Kecil Kokohkan Iman
Syahadat Sempurna - Langkah Kecil Kokohkan ImanSyahadat Sempurna - Langkah Kecil Kokohkan Iman
Syahadat Sempurna - Langkah Kecil Kokohkan ImanSuryono .
 
Clothing In Islam ( Hukum Pakaian Dalam Islam)
Clothing In Islam ( Hukum Pakaian Dalam Islam)Clothing In Islam ( Hukum Pakaian Dalam Islam)
Clothing In Islam ( Hukum Pakaian Dalam Islam)Suryono .
 
Power Point Ustadz Felix Siauw - Meneladani Dakwah Rasulullah SAW
Power Point Ustadz Felix Siauw - Meneladani Dakwah Rasulullah SAWPower Point Ustadz Felix Siauw - Meneladani Dakwah Rasulullah SAW
Power Point Ustadz Felix Siauw - Meneladani Dakwah Rasulullah SAWSuryono .
 
Materi Ustadz Felix Siauw - Beyond The Inspiration
Materi Ustadz Felix Siauw - Beyond The InspirationMateri Ustadz Felix Siauw - Beyond The Inspiration
Materi Ustadz Felix Siauw - Beyond The InspirationSuryono .
 
Materi Presentasi Ustadz Felix Siauw : Life Is Choice
Materi Presentasi Ustadz Felix Siauw : Life Is ChoiceMateri Presentasi Ustadz Felix Siauw : Life Is Choice
Materi Presentasi Ustadz Felix Siauw : Life Is ChoiceSuryono .
 
Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan AqidahHukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan AqidahSuryono .
 
Shodaqah Desain Kajian (FREE) Oleh MDC Chapter Malang
Shodaqah Desain Kajian (FREE) Oleh MDC Chapter MalangShodaqah Desain Kajian (FREE) Oleh MDC Chapter Malang
Shodaqah Desain Kajian (FREE) Oleh MDC Chapter MalangSuryono .
 
Kajian Islami Tentang LGBT Bahaya dan Solusinya 14 Februari 2015
Kajian Islami Tentang LGBT Bahaya dan Solusinya 14 Februari 2015Kajian Islami Tentang LGBT Bahaya dan Solusinya 14 Februari 2015
Kajian Islami Tentang LGBT Bahaya dan Solusinya 14 Februari 2015Suryono .
 
Fiqh Bisnis Islami ~ Pengusaha Hijrah 12 November 2015
Fiqh Bisnis Islami ~ Pengusaha Hijrah 12 November 2015Fiqh Bisnis Islami ~ Pengusaha Hijrah 12 November 2015
Fiqh Bisnis Islami ~ Pengusaha Hijrah 12 November 2015Suryono .
 
Membentuk Karakter Positif Anak
Membentuk Karakter Positif AnakMembentuk Karakter Positif Anak
Membentuk Karakter Positif AnakSuryono .
 
Hidup Islami Dengan Teknologi oleh Farid Ma'ruf
Hidup Islami Dengan Teknologi oleh Farid Ma'rufHidup Islami Dengan Teknologi oleh Farid Ma'ruf
Hidup Islami Dengan Teknologi oleh Farid Ma'rufSuryono .
 
Akad Bisnis Syariah di JBN Hall 1 okt 2015 oleh KH Sidiq al Jawi
Akad Bisnis Syariah di JBN Hall 1 okt 2015 oleh KH Sidiq al JawiAkad Bisnis Syariah di JBN Hall 1 okt 2015 oleh KH Sidiq al Jawi
Akad Bisnis Syariah di JBN Hall 1 okt 2015 oleh KH Sidiq al JawiSuryono .
 

More from Suryono . (16)

Rahasia Sukses Bisnis Abdurahman bin Auf
Rahasia Sukses Bisnis Abdurahman bin AufRahasia Sukses Bisnis Abdurahman bin Auf
Rahasia Sukses Bisnis Abdurahman bin Auf
 
Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme
Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi KapitalismeSolusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme
Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme
 
Islam & Toleransi Agama
Islam & Toleransi Agama Islam & Toleransi Agama
Islam & Toleransi Agama
 
Islamic Unity - by Felix Siauw
Islamic Unity - by Felix SiauwIslamic Unity - by Felix Siauw
Islamic Unity - by Felix Siauw
 
Syahadat Sempurna - Langkah Kecil Kokohkan Iman
Syahadat Sempurna - Langkah Kecil Kokohkan ImanSyahadat Sempurna - Langkah Kecil Kokohkan Iman
Syahadat Sempurna - Langkah Kecil Kokohkan Iman
 
Clothing In Islam ( Hukum Pakaian Dalam Islam)
Clothing In Islam ( Hukum Pakaian Dalam Islam)Clothing In Islam ( Hukum Pakaian Dalam Islam)
Clothing In Islam ( Hukum Pakaian Dalam Islam)
 
Power Point Ustadz Felix Siauw - Meneladani Dakwah Rasulullah SAW
Power Point Ustadz Felix Siauw - Meneladani Dakwah Rasulullah SAWPower Point Ustadz Felix Siauw - Meneladani Dakwah Rasulullah SAW
Power Point Ustadz Felix Siauw - Meneladani Dakwah Rasulullah SAW
 
Materi Ustadz Felix Siauw - Beyond The Inspiration
Materi Ustadz Felix Siauw - Beyond The InspirationMateri Ustadz Felix Siauw - Beyond The Inspiration
Materi Ustadz Felix Siauw - Beyond The Inspiration
 
Materi Presentasi Ustadz Felix Siauw : Life Is Choice
Materi Presentasi Ustadz Felix Siauw : Life Is ChoiceMateri Presentasi Ustadz Felix Siauw : Life Is Choice
Materi Presentasi Ustadz Felix Siauw : Life Is Choice
 
Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan AqidahHukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
Hukum Pemakaian Hadist Ahad Dalam Permasalahan Aqidah
 
Shodaqah Desain Kajian (FREE) Oleh MDC Chapter Malang
Shodaqah Desain Kajian (FREE) Oleh MDC Chapter MalangShodaqah Desain Kajian (FREE) Oleh MDC Chapter Malang
Shodaqah Desain Kajian (FREE) Oleh MDC Chapter Malang
 
Kajian Islami Tentang LGBT Bahaya dan Solusinya 14 Februari 2015
Kajian Islami Tentang LGBT Bahaya dan Solusinya 14 Februari 2015Kajian Islami Tentang LGBT Bahaya dan Solusinya 14 Februari 2015
Kajian Islami Tentang LGBT Bahaya dan Solusinya 14 Februari 2015
 
Fiqh Bisnis Islami ~ Pengusaha Hijrah 12 November 2015
Fiqh Bisnis Islami ~ Pengusaha Hijrah 12 November 2015Fiqh Bisnis Islami ~ Pengusaha Hijrah 12 November 2015
Fiqh Bisnis Islami ~ Pengusaha Hijrah 12 November 2015
 
Membentuk Karakter Positif Anak
Membentuk Karakter Positif AnakMembentuk Karakter Positif Anak
Membentuk Karakter Positif Anak
 
Hidup Islami Dengan Teknologi oleh Farid Ma'ruf
Hidup Islami Dengan Teknologi oleh Farid Ma'rufHidup Islami Dengan Teknologi oleh Farid Ma'ruf
Hidup Islami Dengan Teknologi oleh Farid Ma'ruf
 
Akad Bisnis Syariah di JBN Hall 1 okt 2015 oleh KH Sidiq al Jawi
Akad Bisnis Syariah di JBN Hall 1 okt 2015 oleh KH Sidiq al JawiAkad Bisnis Syariah di JBN Hall 1 okt 2015 oleh KH Sidiq al Jawi
Akad Bisnis Syariah di JBN Hall 1 okt 2015 oleh KH Sidiq al Jawi
 

Hukum Samsarah (Makelar) Dalam Islam

  • 1. Oleh : KH. M. Shiddiq Al-Jawi, S.Si, MSI Dosen Fiqih Muamalah STEI Hamfara Jogjakarta HUKUMSAMSARAH (PERANTARAJUAL-BELI)
  • 2. POKOKBAHASAN (1) Pengertian dan Hukum Samsarah (2) Syarat-Syarat Samsarah (3) Hukum Dropshipper
  • 4. PENGERTIAN SAMSARAH  Samsarah (brokerage) adalah suatu profesi (pekerjaan) dimana pelakunya menjadi perantara antara penjual dan pembeli.  Simsar (pelaku samsarah, broker) adalah perantara antara penjual dan pembeli.  Rawwas Qal’ah Jie, Mu’jam Lughah Al Fuqaha, hlm. 191.
  • 5. PENGERTIAN SAMSARAH   Para fuqoha (ahli fiqih) mendefinisikan simsar (pelaku samsarah) sebagai orang yang bekerja untuk orang lain dengan upah baik untuk menjual maupun untuk membeli.  Definisi simsar juga berlaku untuk dallaal, yaitu orang yang bekerja untuk orang lain dengan upah baik menjual maupun membeli.  Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah Al Islamiyyah, 2/310
  • 6. HUKUMSAMSARAH  Samsarah adalah pekerjaan yang halal menurut Syariah Islam.  Dalilnya hadits Nabi SAW yang men- taqrir samsarah pada masa Nabi SAW.  Dari Qais bin Abi Gharazah Al Kinani RA, dia berkata : 
  • 7. HUKUMSAMSARAH  “Dahulu kami (para shahabat) berjual beli di pasar-pasar di Madinah dan kami menyebut diri kami samasirah (para simsar/makelar).  Keluarlah Rasululullah SAW kepada kami kemudian beliau menamai kami dengan nama yang lebih baik daripada nama dari kami.  Rasulullah SAW bersabda,’Wahai golongan para pedagang, sesungguhnya jual beli sering kali disertai dengan ucapan yang sia-sia dan sumpah, maka bersihkanlah itu dengan shadaqah.”  (HR Abu Dawud no 3326; Ibnu Majah no 2145; Ahmad 4/6; Al Hakim dalam Al Mustadrak no 2138, 2139, 2140, dan 2141).  (Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah, 2/311; Yusuf Qaradhawi, Al Halal wal Haram fi al Islam, hlm.226).
  • 9. HUKUMSAMSARAH  Hanya saja dalam samsarah disyaratkan beberapa hal sbb antara lain :  (1) Pekerjaan simsar itu harus jelas (ma’lum),  (2) Upah (ujrah) atau komisi (‘umulah) yang diterima oleh simsar harus jelas (ma’lum)  (3) Upah bagi samsarah tersebut tidak terlalu tinggi (ghaban fahisy) atau mengeksploitir kebutuhan masyarakat.  (4) Samsarah yang dilakukan tidak termasuk samsarah yang diharamkan, misalnya samsarah dalam jual beli antara orang kota dengan orang dusun.
  • 10. HUKUMSAMSARAH Keterangan masing-masing syarat di atas : Keterangan syarat (1) : pekerjaan simsar itu harus jelas (ma’lum), baik dengan menjelaskan barang yang akan diperjual-belikan, atau dengan menjelaskan berapa lama simsar bekerja. Jika pekerjaan simsar tidak jelas, maka akad samsarahnya fasid.  (Taqiyuddin An Nabhani, Syakhshiyyah Islamiyyah, 2/311)
  • 11. HUKUMSAMSARAH Contoh ucapan penjual untuk memperjelas pekerjaan atau lama kerja simsar. Penjual berkata kepada simsar,”Juallah rumahku yang itu, yang alamatnya di sini, dst.” (menjelaskan barang yang akan diperjual-belikan). Atau,”Juallah rumahku dalam waktu satu minggu ini.” (menjelaskan berapa lama simsar akan bekerja).
  • 12. HUKUMSAMSARAH  Keterangan syarat (2) : upah (ujrah) atau komisi (‘umulah) yang diterima oleh simsar harus jelas (ma’lum).  Besarnya upah boleh ditetapkan sbb :  (1) berupa jumlah uang tertentu,  (2) berupa persentase dari laba,  (3) berupa persentase dari harga barang,  (4) berupa kelebihan harga dari harga yang ditetapkan penjual,  (5) atau berupa ketentuan yang lainnya sesuai kesepakatan.  Yusuf Al Qardhawi, Al Halal wal Haran fil Islam hlm. 226, Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah Al Islamiyyah, 2/310
  • 13. HUKUMSAMSARAH Syaikh Yusuf Al Qaradhawi dalam kitabnya Al Halal wal Haram fil Islam hlm. 226 menjelaskan mengenai upah bagi simsar sbb : 
  • 14. HUKUMSAMSARAH Imam Bukhari berkata dalam kitabnya Shahih Bukhari,”Ibnu Sirin, Atha`, Ibrahim [An Nakha`i], Al Hasan [Al Bashri], memandang tidak masalah mengenai upah bagi simsar [hukumnya boleh]. Ibnu Abbas berkata, “Tidak masalah [penjual] berkata [kepada simsar],’Juallah olehmu baju ini dengan harga sekian, maka apa yang lebih dari harga sekian itu, menjadi milikmu.”
  • 15. HUKUMSAMSARAH  Ibnu Sirin berkata,”Jika [penjual] berkata [kepada simsar],’Juallah olehmu barang ini dengan harga sekian. Apa yang menjadi keuntungannya, itu menjadi milikmu, atau dibagi antara aku dan kamu.’ maka hal itu tidak masalah.’  Telah bersabda Nabi SAW,”Kaum muslimin [bermuamalah] menurut syarat-syarat di antara mereka.”  (Lihat Yusuf Al Qaradhawi, Al Halal wal Haram fil Islam hlm. 226.).
  • 16. HUKUMSAMSARAH  Keterangan syarat (3) : upah bagi samsarah tersebut tidak boleh terlalu tinggi (ghaban fahisy) atau mengeksploitir kebutuhan masyarakat.  Sebab menjual belikan barang dengan terlalu tinggi (ghaban fahisy) telah diharamkan syariah,  Mengeksploitir kebutuhan masyarakat akan menimbulkan dharar (bahaya) bagi penjual / pembeli.  (Lihat Yusuf Al Qaradhawi, Al Halal wal Haram fil Islam hlm. 226.)
  • 17. HUKUMSAMSARAH  Keterangan syarat (4) : Samsarah yang dilakukan tidak termasuk samsarah yang diharamkan,  misalnya samsarah dalam jual beli antara orang kota dengan orang dusun  Dimana orang dusun tidak tahu harga kota  Atau samsarah yang mengandung unsur penipuan (al khidaa’).  Ziyad Ghazal, Masyru’ Qanun Al Buyu’, hlm. 59.  Taqiyuddin An Nabhani, As Syakhshiyyah Al Islamiyyah, 2/314-315.
  • 19. FAKTA DROPSHIPPER DEFINISI DROPSHIPPER Dropshipper adalah orang yang melakukan jual beli dengan sistem dropshipping, yaitu sistem jual beli yang memungkinkan dropshipper menjual barang secara langsung dari supplier/toko kepada pembeli tanpa harus menstok/membeli barangnya terlebih dulu.  (M. Shiddiq Al Jawi, Hukum Dropshipper, Media Umat, edisi 102).
  • 20. FAKTA DROPSHIPPER MEKANISME DROPSHIPPING : (1) Dropshipper menawarkan barangnya (biasanya secara on line) kepada pembeli, bermodalkan foto barang dari supplier/toko, disertai deskripsi barang tersebut, dengan harga yang ditentukan oleh dropshipper sendiri. (2) Pembeli yang berminat menghubungi dropshipper.
  • 21. FAKTA DROPSHIPPER (3) Setelah ada kesepakatan (akad) antara pembeli dan dropshipper, pembeli mentransfer uang ke rekening dropshipper. (4) Lalu dropshipper membayar kepada supplier sesuai dengan harga beli dropshipper (ditambah dengan ongkos kirim ke pembeli) dengan memberikan data-data pembeli (nama, alamat, nomor ponsel) kepada supplier.
  • 22. FAKTA DROPSHIPPER (5) Supplier langsung mengirim barang pesanan dropshipper langsung ke pembeli, dengan nama pengirim tetap atas nama dropshipper, bukan atas nama supplier.
  • 23. FAKTA DROPSHIPPER DUA MODEL KERJASAMA DROPSHIPPER - SUPPLIER: Model Pertama, supplier memberikan harga ke dropshipper, lalu dropshipper menjual barang dengan harga yang ditetapkan dropshipper itu sendiri, dengan memasukkan keuntungan dropshipper. Misal : Supplier memberikan harga kpd dropshipper Rp 100.000 utk 1 unit barang. Dropshipper menjual kpd pembeli dgn harga Rp 150.000.
  • 24. FAKTA DROPSHIPPER Model Kedua, Supplier sudah menetapkan harga sejak awal kepada dropshipper, termasuk besaran fee untuk dropshipper bagi setiap barang yang terjual. Misal : supplier menetapkan harga kepada dropshipper Rp 150.000 untuk 1 unit barang, dan memberi fee Rp 50.000 kpd dropshipper per 1 unit barang yang laku terjual. Dropshipper menjual kepada pembeli tetap dengan harga Rp 150.000.
  • 25. HUKUMDROPSHIPPER HUKUM SYARA’ UNTUK DROPSHIPPING MODEL PERTAMA Yaitu dropshipper berlaku sebagai penjual karena menetapkan harga sendiri. Hukumnya boleh selama memenuhi syarat-syarat jual beli salam (bai’ as salam). Mengapa diberlakukan hukum jual beli salam untuk model pertama ini?
  • 26. HUKUMDROPSHIPPER Karena pada saat akad, dropshipper tidak memiliki barangnya.  Padahal dropshipper adalah penjual, dengan dua bukti : Pertama, karena dropshipper menetapkan sendiri harga barangnya. Kedua, karena pengirim barang diatasnamakan dropshipper (bukan atas nama supplier).
  • 27. HUKUMDROPSHIPPER Jual beli barang yang tidak dimiliki oleh penjual hukumnya haram, kecuali jual beli salam dan jual beli istishna’ (al muqaawalah / bai’ al istishnaa’). Maka dari itu, hukum syara’ yang diterapkan untuk model pertama ini adalah hukum jual beli salam. Bukan jual beli kontan (cash and carry), atau jual beli utang/kredit (bai’ ad dain).
  • 28. HUKUMDROPSHIPPER Jual beli salam adalah jual beli pada barang yang belum dimiliki penjual pada saat akad dengan pembayaran uang di depan sedang barang diserahkan belakangan. Dalil bolehnya bai’ as salam antara lain riwayat Ibnu Abbas RA bahwasanya : 
  • 29. HUKUMDROPSHIPPER  ”Nabi SAW datang ke Madinah sedang mereka [orang-orang Madinah] melakukan salaf (jual beli salam) pada buah-buahan untuk jangka waktu satu atau dua tahun.  Maka Rasulullah SAW bersabda,’Barangsiapa yang melakukan salaf (jual beli salam), maka hendaklah dia melakukan salaf pada takaran yang diketahui dan timbangan yang diketahui hingga tempo yang diketahui.” (HR Muslim, Shahih Muslim no 1604).  (Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah, 2/293).
  • 30. HUKUMDROPSHIPPER Jadi, jika pembeli membayar harga di depan secara keseluruhan kepada dropshipper, jual belinya sah. Adapun jika harga dibayar belakangan (setelah barang diterima), atau dibayar sebagian, atau dibayar dengan sistem DP (uang muka), jual belinya tak sah. Dgn DP hanya sah pada sebagian harga yang sudah dibayar.  (Yusuf As Sabatin, Al Buyu’ Al Qadimah wa Al Mu’ashirah, hlm. 48).
  • 31. HUKUMDROPSHIPPER Namun jenis barang yang boleh dijualbelikan dalam jual beli salam bukan semua jenis barang, melainkan hanya jenis barang- barang tertentu saja, yaitu barang yang ditimbang (al makiil), ditakar (al mauzun), dan dihitung (al ma’duud), Misal : bahan-bahan pangan, seperti beras, gula, kecap, minyak goreng, dsb.
  • 32. HUKUMDROPSHIPPER Dalilnya hadits Nabi SAW dari Ibnu Abbas RA di atas dengan lafal :   “Barangsiapa yang melakukan salaf (jual beli salam), maka hendaklah dia tidak melakukan salaf kecuali pada takaran yang diketahui dan timbangan yang diketahui.” (HR Muslim, Shahih Muslim no 1604)
  • 33. HUKUMDROPSHIPPER Adapun barang-barang yang tak ditimbang, ditakar, dan dihitung, seperti tanah, rumah, dan mobil, tak boleh hukumnya dijualbelikan secara jual beli salam (bai’ as salam), melainkan harus dengan jual beli kontan (cash and carry), atau jual beli utang/kredit (bai’ ad dain), yaitu barang diserahkan di depan dan uang dibayar belakangan.  (Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah, 2/293; Yusuf As Sabatin, Al Buyu’ Al Qadimah wa Al Mu’ashirah, hlm. 57).
  • 34. HUKUMDROPSHIPPER Implikasi dropshipper sebagai penjual dalam akad bai’us salam : (1) Uang wajib dibayar di depan oleh pembeli kpd dropshipper secara keseluruhan, Tidak boleh dibayar di depan sebagian (DP) (bai’ al urbuun), Juga tidak boleh dibayar belakangan (jual-beli utang/angsuran) (bai’ ad dain / al bai’ bi at taqsiith).
  • 35. HUKUMDROPSHIPPER (2) Barang yang dijual terbatas pada yang ditimbang, ditakar, dan dihitung, Misal : bahan pangan (beras, gula, dll) Tidak boleh pada barang yang tidak ditimbang, ditakar, dan dihitung Misal : tanah, mobil, rumah, dll
  • 36. HUKUMDROPSHIPPER  (3) Barang yang dikirim harus diatasnamakan dropshipper,  Tidak boleh diatasnamakan supplier  Karena dalam akad bai’us salam ini, yang menjadi pihak penjual adalah dropshipper bukan supplier
  • 37. HUKUMDROPSHIPPER HUKUM SYARA’ UNTUK DROPSHIPPING MODEL KEDUA yaitu dropshipper tak berlaku sebagai penjual karena tak menetapkan harga sendiri hukumnya boleh selama memenuhi syarat-syarat akad samsarah (perantara jual-beli / makelar), Samsarah sendiri dibolehkan menurut syariah Islam.
  • 38. HUKUMDROPSHIPPER Dalil syar’i yang membolehkan samsarah adalah hadits Nabi SAW (HR Abu Dawud no 3326; Ibnu Majah no 2145; Ahmad 4/6; Al Hakim dalam Al Mustadrak no 2138, 2139, 2140, dan 2141). Jadi pada model kedua ini, dropshipper bukan penjual, melainkan simsar (perantara) antara pembeli dengan supplier/toko (penjual).
  • 39. HUKUMDROPSHIPPER Implikasi kedudukan dropshipper sebagai simsar : (1) Barang yang dikirim wajib diatas namakan supplier, tidak boleh diatas namakan dropshipper. Karena dalam akad samsarah ini yang menjadi penjual adalah supplier, bukan dropshipper. (2) Dropshipper tak boleh mencari perantara lagi (kadang disebut reseller), karena...
  • 40. HUKUMDROPSHIPPER ...karena ini bertentangan dengan hukum samsarah. Dalam hukum samsarah, simsar adalah perantara (yang sifatnya langsung / satu level) antara penjual dan pembeli. Akadnya : penjual > simsar > pembeli. Jika simsar mencari simsar lagi, maka ini tidak sesuai dengan pengertian syar’i dari simsar.
  • 41. HUKUMDROPSHIPPER Karena akadnya menjadi sbb : Penjual > simsar > simsar > pembeli. Ini tidak boleh, karena tidak sesuai dengan pengertian syar’i dari simsar, Pengertian syar’i simsar mewajibkan simsar itu adalah perantara langsung antara penjual dan pembeli, tanpa ada perantara lagi. [ ]