8. 8.1. Perlu dilakukan inventarisasi pohon penghasil gaharu (Aquilaria spp.), baik pohon gaharu dari tanaman maupun pohon gaharu alam yang dimiliki masyarakat sekitar hutan. Di samping itu perlu juga dilakukan inventarisasi pohon gaharu untuk mengetahui potensi gaharu di alam seperti di hutan sekunder, hutan produksi dan kawasan konservasi (hutan lindung, Taman Nasional). Hal ini dimaksudkan untuk pengembangan penelitian gaharu, selama pohon gaharu hasil penanaman belum tersedia. 8.2. Melakukan budidaya pohon gaharu yang representative, mudah dijangkau dan jauh dari kemungkinan gangguan dari manusia dan lainnya. Hal ini mengingat dalam kenyataan di lapangan banyak pohon-pohon yang ditebang oleh masyarakat, meskipun pohon tersebut tidak mengandung gaharu. Di samping itu pengambilan inokulan padat dan lilin penutup lubang. 7.4. Terjadi gangguan pada pohon yang diinokulasi, khusus pohon gaharu dari alam seperti pengambilan inokulum dan lilin penutup lubang 8. Langkah tindak lanjut
9.
10.
11.
12.
13.
14. C P Gambar 4. Hasil pembentukan gaharu 3 bulan setelah inokulasi dengan menggunakan inokulan cair (C) dan padat (P).
15. a. b. c. d. e. Gambar 5. Jaringan kayu yang telah diinokulasi selama 1,5 tahun dari pohon gaharu alam, a. perambatan pembentukan gubal, b. garis gubal atas, c. garis gubal yang terbentuk kearah horizontal, d. lubang inokulasi yang berisi inokulum, e. jaringan kayu yang terinfeksi.