SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 68
KANTOR PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU
KABUPATEN GUNUNGKIDUL
DAN
CV. CAKRABUANA JAYA YOGYAKARTA
1.

Mengidentifikasi sektor-sektor potensial yang dapat memacu
laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gunungkidul.

2.

Melakukan kajian mengenai lokasi, ketersediaan lahan, sarana
dan prasarana, peluang investasi di Kabupaten Gunungkidul

3.

Menyediakan data dan informasi berupa potensi serta peluang
investasi di Kabupaten Gunungkidul dalam bentuk peta
potensi unggulan daerah Kabupaten Gunungkidul.

4.

Dari data analisis sektor unggulan, dilakukan identifikasi produk
unggulan di Kabupaten Gunungkidul
Ruang Lingkup
1.

Wilayah administrasi terdiri dari 18 kecamatan.

2.

Mengumpulkan, mengintepretasikan, menganalisa data dan informasi yang
berkaitan dengan kondisi riil perekonomian, indikator ekonomi makro, potensi
sektor ekonomi, serta kinerja ekonomi Kabupaten Gunungkidul

3.

Melakukan studi pustaka terhadap kajian terdahulu yang berkaitan dengan analisa
pertumbuhan ekonomi makro, tren laju pertumbuhan ekonomi, serta kontribusi
sektor pembentuk PDRB Kabupaten Gunungkidul; identifikasi sektor yang
memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif sehingga dapat dikembangkan
sebagai sektor andalan dalam memacu pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi di Kabupaten Gunungkidul.

4.

Menyusun daftar kegiatan usaha yang layak ditawarkan kepada calon investor
yang mencakup gambaran singkat usaha, lokasi, kapasitas, insentif, dan analisa
singkat.
1.

Dokumen hasil kajian mengenai sektor-sektor potensial
yang dapat memacu laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Gunungkidul.

2.

Dokumen hasil kajian mengenai lokasi, ketersediaan
lahan, sarana dan prasarana, peluang investasi di Kabupaten
Gunungkidul.

3.

Dokumen tentang data dan informasi berupa potensi serta
peluang investasi di Kabupaten Gunungkidul dalam bentuk
peta potensi unggulan daerah Kabupaten Gunungkidul.

4.

Dokumen mengenai daftar kegiatan usaha yang layak
ditawarkan kepada calon investor yang mencakup gambaran
singkat usaha, lokasi, kapasitas, insentif, dan analisa singkat.
A. Sektor Unggulan
 Data Primer
Data Primer diperoleh dengan metode wawancara
langsung dengan key persons yang relevan dan
terkait dengan kajian ini.
 Data Sekunder
Data Sekunder yang diperlukan adalah Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
Sleman.
B. Komoditas Unggulan


Data Primer.
1. kondisi dan prospek pemasaran;
2. minat berusaha pada komoditas yang bersangkutan;
3. teknik produksi dan ketersediaan bahan baku;
4. sarana dan prasarana yang tersedia;
5. potensi pertumbuhan;
6. kebijakan pemerintah yang mendukung komoditas tersebut;
7. adanya kemitraan atas dasar hubungan bisnis saling menguntungkan.



Data Sekunder
Data yang diperoleh dari instansi terkait, seperti BPS Kabupaten Gunungkidul,
Data tersebut diolah dengan aplikasi rasio, tingkat pertumbuhan.
Metoda Analisis
1. Diskriptif (kualitatif)
2. Tipologi Klassen
3. Location Quotient (LQ)
LQ = (Eij/Ej)/(Ein/En)
Eij
Ej
Ein
En

= Kontribusi sektor i di kabupaten j
= PDRB kabupaten j
= Kontribusi sektor i di propinsi n
= PDRB propinsi n

• Jika nilai LQ > 1, maka kabupaten j untuk sektor i ada spesialisasi (tingkat
spesialisasi kabupaten > tingkat spesialisasi propinsi)
• Jika nilai LQ = 1, maka wilayah j > untuk sektor i ada spesialisasi (tingkat
spesialisasi kabupaten = tingkat spesialisasi propinsi)
• Jika nilai LQ < 1, maka wilayah j untuk sektor i tidak ada spesialisasi (tingkat
spesialisasi kabupaten < tingkat propinsi)
4. Analisis SWOT KUANTITATIF
KEKUATAN, KELEMAHAN,
PELUANG, DAN TANTANGAN
1.
2.
3.
...
...
10
Posisi Kekuatan

Nilai
4
4
4
4
3
3
29

Bobot Poin
14%
14%
14%
14%
10%
10%
100%

0.552
0.552
0.552
0.552
0.621
0.621
4.621

Nilai : antara 1-5 dengan justifikasi akademik
Bobot : nilai masing-masing dibagi total posisi kekuatan
Poin : nilai x bobot masing-masing poin
Produk

Sub. sektor

sektor
Gambar 4.2. Kerangka Pelaksanaan Pekerjaan

LAPORAN PENDAHULUAN

•Pemahaman terhadap KAK (latar belakang, ruang lingkup, maksud dan tujuan,
masukan dan keluaran)
•Metodologi
•Alokasi pengerahan tenaga ahli, penunjang dan surveyor
•Metode pelaksanaan
•Jadwal penugasan personil
•Jadwal pelaksanaan pekerjaan
•Diskripsi awal target sasaran
•Data-data pendukung yang terkait dengan kegiatan
•Bahan/instrumen survei (kuesioner) dan daftar sasaran survei

PRESENTASI / DISKUSI DENGAN
TIM PENGAWAS DAN PPKom

Laporan Pendahuluan yang telah
disepakati

Pengumpulan Data:
Wawancara, Dokumentasi dan Survei

Alat Analisis:
•Diskriptif
•Tipologi Klassen
•LQ
•SWOT

LAPORAN ANTARA

Data Sekunder:
•Perundang-undangan dan peraturan dibawahnya yang terkait
kegiatan potensi unggulan dan investasi.
•Referensi akademis dan empiris
•Referensi terkait lainnya
•Profil geografis, demografis, dan sosial di Kecamatan, Kab.
Gunungkidul
•Potensi aset dan sumber daya untuk komoditas unggulan dan
investasi
Data Primer:
•kondisi dan prospek pemasaran;
•minat berusaha pada komoditas yang bersangkutan;
•teknik produksi dan ketersediaan bahan baku;
•sarana dan prasarana yang tersedia;
•potensi pertumbuhan;
•kebijakan pemerintah yang mendukung komoditas tersebut;
•adanya kemitraan atas dasar hubungan bisnis saling
menguntungkan

a. Progres report pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan di
wilayah sasaran kegiatan.
b. Hasil sementara penelitian (data survei, kuisioner dan laporan
penelitian, .
c. Permasalahan di lapangan.
d. Upaya-upaya pemecahan permasalahan.

PRESENTASI / DISKUSI DENGAN
TIM PENGAWAS DAN PPKom

ANALISA DATA

DRAFT LAPORAN AKHIR

LAPORAN AKHIR

•Dokumen hasil kajian mengenai sektor-sektor potensial yang dapat
memacu laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gunungkidul.
•Dokumen hasil kajian mengenai lokasi, ketersediaan lahan, sarana dan
prasarana, peluang investasi di Kabupaten Gunungkidul.
•Dokumen tentang data dan informasi berupa potensi serta peluang
investasi di Kabupaten Gunungkidul dalam bentuk peta potensi
unggulan daerah Kabupaten Gunungkidul.
•Dokumen mengenai daftar kegiatan usaha yang layak ditawarkan
kepada calon investor yang mencakup gambaran singkat usaha, lokasi,
kapasitas, insentif, dan analisa singkat.

PRESENTASI LAPORAN AKHIR
DENGAN TIM PENGAWAS DAN
PPKom

PENYERAHAN DRAFT LAPORAN
AKHIR
NO

ASPEK PERIJINAN YANG DIANALISIS

S

TS

1.

Jenis dan tatacara perizinan usaha di Kabupaten
Gunungkidul lengkap dan informatif.

54,55 % 18,8%

2.

Kemudahan akses informasi perizinan usaha

63,64%

18,18%

3

Kemudahan prosedur pengurusan perizinan usaha

63,64%

18,18%

4

Keterjangkauan biaya perizinan usaha

54,55

18,18

5

Kecepatan waktu pengurusan perizinan usaha

63,64%

18,18%
NO

ASPEK YANG DIANALISIS

S

TS

1.

Keberpihakan dan perhatian dari Pemerintah Kabupaten
Gunungkidul pada pelaku usaha

72,73%

9,09%

2.

Kemampuan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam
merumuskan kebijakan yang mendukung kegiatan usaha

63,64%

36,36%

3

Kebijakan dan program Pemerintah Kabupaten Gunungkidul
63,64%
yang tidak merugikan kegiatan usaha

27,27%

4

Keaktifan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam
membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi
pelaku usaha

72,73%

27,27%

5

Pajak dan retribusi daerah yang tidak menghambat
kegiatan usaha

72,73%

18,18%

6

Tingkat retribusi daerah yang terkait dengan kegiatan usaha 63,64%
senilai/sepadan dengan layanan yang diberikan Pemerintah

18,18%
NO

ASPEK YANG DIANALISIS

S

TS

1.

Ketersediaan sarana transportasi yang ada sekarang ini
cukup mendukung kegiatan usaha

72,73% 9,09%

2.

Biaya transportasi yang terjangkau bagi masyarakat,
mayoritas responden

63,64% 18,18%

3

Ketersediaan jaringan air bersih untuk mendukung kegiatan
usaha

69%

4

Biaya air bersih tersedia secara memadai

72,73% 18,18%

5

Ketersediaan pasokan listrik untuk mendukung kegiatan
usaha

72,73% 18,18%

6

Keterjangkauan biaya pemakaian listrik untuk mendukung
kegiatan usaha

7

Penyediaan sarana teknologi informasi

63,64%
63,64%

15%

9,09%
27,27%
NO

ASPEK YANG DIANALISIS

S

1.

Permodalan dan layanan keuangan dari lembaga keuangan

72,73%

2.

Terjadinya dinamika perekonomian makro di Kabupaten
Gunungkidul diyakini memiliki pengaruh positif terhadap kegiatan
usaha para responden

72,73%

3

Peningkatan daya beli masyarakat merupakan salah satu faktor
positif bagi perkembangan usaha di Kabupaten Gunungkidul

72,73%

4

Aspek persaingan usaha di Kabupaten Gunungkidul dinilai relatif
kompetitif

62,63%
NO

ASPEK YANG DIANALISIS

S

1.

faktor sosial politik di Kabupaten Gunungkidul
berpengaruh positif bagi perkembangan dunia usaha

72,73%

2.

kebijakan perburuhan di Kabupaten Gunungkidul
mendukung pengembangan dunia usaha

63,64%
NO

ASPEK YANG DIANALISIS

S

1.

Tokoh masyarakat menginginkan adanya sosialisasi kebijakan
yang sudah ada kepada warga dan pelaku usaha

72,72%

2.

Sebaran lokasi investasi dirasa perlu ada keseimbangan antar
kelurahan di setiap kecamatan, sehingga tidak terjadi konsentrasi
kegiatan usaha pada wilayah/lokasi tertentu saja

81,8%

3

Telah memiliki infrastruktur yang memadai untuk kegiatan
investasi, seperti listrik, sarana transportasi, dan telekomunikasi

81,8%

4

Kondisi sosial budaya dan keamanan di kecamatan relatif
mendukung kegiatan investasi

90,91%
Lapangan Usaha
1. Pertanian
a. Tanaman Bahan Makanan
b. Tanaman Perkebunan
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
d. Kehutanan
e. Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
Penggalian
3. Industri Pengolahan
Industri Tanpa Migas
4. Listrik, Gas & Air Bersih
a. Listrik
b. Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
a. Perdagangan Besar & Eceran
b. Hotel
c. Restoran
7. Pengangkutan & Komunikasi
a. Pengangkutan
1. Angkutan Jalan Raya
2. Jasa Penunjang Angkutan
b. Komunikasi
1. Pos & Telekomunikasi
2. Jasa Penunjang Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
a. Bank
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank
c. Sewa Bangunan
d. Jasa Perusahaan
9. Jasa-Jasa
a. Pemerintahan Umum
1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan
2. Jasa Pemerintahan Lainnya
b. Swasta
1. Sosial Kemasyarakatan
2. Hiburan dan Rekreasi
3. Perorangan & Rumahtangga

Rata2
Ktrbsi

Ket

Ptbhn
7.00
5.05
0.10
0.96
0.83
0.06
0.33
0.33
1.99
1.99
0.09
0.08
0.01
1.45
2.61
1.91
0.02
0.68
1.25
1.14
1.11
0.04
0.11
0.06
0.04
0.82
0.23
0.11
0.46
0.03
2.38
2.03
1.29
0.75
0.35
0.14
0.04
0.16

0.75
0.95
0.63
0.17
0.33
1.12
0.21
0.21
0.64
0.64
1.76
1.87
0.87
1.30
1.16
1.19
0.37
1.10
1.11
1.08
1.08
1.02
1.51
1.44
1.63
1.31
2.17
0.73
1.08
1.11
0.84
0.83
0.82
0.86
0.91
0.81
1.54
0.86

P
P
B
B
B
K
B
B
P
P
K
K
B
M
M
M
B
K
M
M
M
K
K
K
K
K
K
B
K
K
P
P
P
B
B
B
K
B
No.

Sub Sektor

Golongan

1

Tanaman Bahan Makanan

Potensial

2

Perikanan

Berkembang

3

Industri Pengolahan Tanpa Migas

Potensial

4

Restoran

Bekembang

5

Jasa Penunjang Komunikasi

Berkembang

6

Bank

Berkembang

7

Sewa Bangunan

Berkembang

8

Jasa Perusahaan

Berkembang

9

Jasa Hiburan Dan Rekreasi

Berkembang
Hasil Penghitungan LQ
2006

2007

Nilai LQ
2008

1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN & PERIKANAN

2,10

2,13

2,13

2,19

2,21

a. Tanaman Bahan Makanan
b. Tanaman Perkebunan
c. Peternakan & hasil-hasilnya
d. Kehutanan
e. Perikanan
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
a. Pertambangan migas
b. Pertambangan Bukan Migas
c. Penggalian
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
a. Industri Migas
b. Industri Bukan Migas
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
a. Listrik
b. Gas Kota
c. Air Bersih
5. KONSTRUKSI

1,97
1,17
2,15
4,85
0,83
2,79

1,99
1,22
2,21
4,83
0,84
2,51

2,02
1,22
2,16
4,75
0,80
2,51

2,11
1,18
2,14
4,73
0,77
2,53

2,15
1,14
2,05
4,71
0,80
2,64

2,79
0,82

2,51
0,82

2,51
0,82

2,53
0,82

2,64
0,83

0,82
0,54
0,52

0,82
0,56
0,54

0,82
0,57
0,55

0,82
0,60
0,57

0,83
0,62
0,60

0,77
0,85

0,83
0,84

0,89
0,85

0,97
0,85

0,90
0,87

LAPANGAN USAHA

2009

2010
LAPANGAN USAHA
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
a. Perdagangan Besar & Eceran
b. Hotel
c. Restoran
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
a. Pengankutan
1. Angkutan Jalan Raya
2. Jasa Penunjang Angkutan
b. Komunikasi
1. Pos dan telekomunikasi
2. Jasa penunjang komunikasi
8. KEUANGAN, REAL ESTAT & JASA PERUSAHAAN
a. Bank
b. Lembaga keuangan bukan Bank
c. Real Estat
d. Jasa Perusahaan
9. JASA-JASA
a. Pemerintahan Umum
1. Administrasi Pemerintahan & Pertahanan
2. Jasa Pemerintahan Lainnya
b. Swasta
1. Jasa Sosial & Kemasyarakatan
2. Jasa Hiburan & Rekreasi
3. Jasa Perorangan & Rumah tangga

2006
0,69
1,16
0,06
0,37
0,69
0,90
1,08
0,14
0,18
0,12
0,75

2007
0,71
1,22
0,06
0,37
0,69
0,91
1,09
0,15
0,19
0,12
0,77

Nilai LQ
2008
0,71
1,22
0,06
0,38
0,67
0,91
1,11
0,14
0,17
0,12
0,74

0,47
0,93
0,56
0,39
0,36
0,79
0,98

0,48
0,84
0,59
0,40
0,36
0,80
0,99

0,49
0,79
0,61
0,40
0,34
0,79
0,97

0,48
0,80
0,57
0,39
0,35
0,77
0,95

0,50
0,81
0,57
0,41
0,34
0,78
0,96

0,98
0,98
0,37
0,34
0,49
0,38

0,98
0,99
0,37
0,34
0,49
0,38

0,97
0,97
0,37
0,34
0,50
0,38

0,96
0,94
0,37
0,34
0,51
0,38

0,98
0,94
0,38
0,35
0,51
0,38

2009
0,71
1,21
0,05
0,37
0,65
0,89
1,11
0,12
0,17
0,11
0,70

2010
0,72
1,21
0,06
0,39
0,66
0,93
1,16
0,13
0,17
0,11
0,69
No.

Tipologi Klassen

LQ

1

Tanaman bahan makanan

Tanaman bahan makanan

2

Perikanan

Tanaman perkebunan

3

Industri pengolahan tanpa migas

Peternakan dan hasilnya

4

Restoran

Kehutanan

5

Jasa penunjang komunikasi

Perdagangan besar dan eceran

6

Bank

Angkutan jalan raya

7

Sewa bangunan

-

8

Jasa perusahaan

-

9

Jasa hiburan dan rekreasi

-
No.
1

Responden
Pelaku Usaha

Potensi Investasi
1.
2.

2

Akademisi

3

Asosiasi Pengusaha

4

Lembaga Keuangan

5

SKPD

3.
4.
1.
2.
3.
1.
2.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.

Pariwisata (Pantai, Gua,
Sejarah, Agama)
Kerajinan (Kayu, Bambu, Batu
alam)
Perikanan
Ubi Kayu
Pertanian
Peternakan
Pariwisata
Sumber daya alam (Kehutanan,
Kras)
Pariwisata (Pantai dan Gua)
Perdagangan
Pariwisata
Industri pengolahan
Perikanan
Pariwisata
Kars/Kapur
Ubi kayu diolah menjadi tepung
cassava dan mocaf

Keterangan
Pelaku usaha yang menjadi sampel di
seluruh kecamatan, Kab. Gunungkidul

Univ. Gunungkidul (UGK)

Gapensi dan Kadin

KJKS BMT Amal Rizki

1.
2.
3.

Dinas Kelautan dan Perikanan
Dinas Tanaman Pangan dan
Holtikultura
Kantor Penanaman Modal &
Pelayanan Terpadu
No.
1

Bentuk
Kebiijakan Pendukung
Pemasaran dan Promosi

Jumlah
(%)
34,04

2

Pelatihan

3

Pendampingan

14,81

4

Permodalan

34,04

5

Pemanfaatan produk oleh masyarakat dan instansi pemkab

4,26

6

Perlindungan produk/bahan baku

4,26

7

Lain-lain

4,34

8,51
Persepsi Tokoh Masy. Mengenai Potensi Investasi Di Kecamatan
Kecamatan

Nama

Pendidikan

1

Panggang

Slamet

Sarjana

2

Purwosari

Subar

Sarjana

3

Paliyan

Rusdiyono

SLTA

4

Saptosari

Supriyono

Sarjana

5

Tepus

Supriyanto

SLTA

6

Tanjungsari

Harto

SLTA

7

Rongkop

8

Girisubo

Suwindartin
i
Suharto

9

Semanu

M. Sobari

No

Pasca
Sarjana
SLTP

SLTA

Potensi Investasi
Kelautan/perikanan
Wisata Gua
1. Potensi alam: perikanan tangkap/laut.
2. Wisata gua
3. Kerajinan
1. Sumber daya alam (hutan)
2. Perak
1. Kelautan
2. Kerajinan
1. Potensi alam, khususnya pantai
2. Kerajinan,
3. Perdagangan
Kelautan, khususnya pantai Baron dan sebagainya yang
berada di wilayah kecamatan Tanjung Sari, potensi
kelautan selain menjadi tujuan wisata juga diperoleh hasil
lautnya.
1. Wisata alam (Gua Tritis & Brahala)
2. Indutri Mocaf dan Casava
1. Batu alam
2. Mebel kayu
3. Kerajinan anyaman bambu
4. Makanan (jenang)
1. Kelautan
10

Ponjong

Margana

Sarjana

11

Karangmojo

Sutanto

SLTA

12

Wonosari

Suprapto

SLTA

13

Playen

Ponijan

SLTA

14

Patuk

Sutarjo

15

Gedangsari

Sugiran

16

Nglipar

Suparman

17

Ngawen

18

Semin

Agung
Setiawan
Paryanto

Batu putih dan makanan olahan
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.

1.
2.
3.
Sarjana 1.
2.
3.
Diploma 1.
III
2.
SLTA
1.

SLTA
SLTA

2.
3.
1.
2.
1.
2.
3.

Sumber daya alam seperti kelautan beserta hasilnya
Pertanian
Peternakan serta berbagai hasil
Kerajinan
Sumberdaya alam seperti pantai, batu dan tambang.
Pertanian dan peternakan
Kerajinan, seperti mebel
Potensi alam, seperti Air Terjun Sri Thiwul dan Goa.
Olahan makanan
Peternakan dan pertanian
Pariwisata
Kerajinan kayu
Industri makanan kecil
Sumber daya alam (batu andesit)
Kerajinan (patung kayu dan bamboo)
Kelautan yang di dalamnya meliputi perikanan, obyek
wisata, potensi pendukung lainnya misalnya souvenir.
Peternakan (sapi, kambing dan kerbau).
Gula kelapa
Wisata
Kelautan
Sumber daya alam, seperi obyek wisata pantai
Peternakan dan pertanian
Batu Alam Putih.
No.
Kecamatan
1
Panggang

2

Purwosari

3

Paliyan

4

Saptosari

5

Tepus

6

Tanjungsari

7
8

Rongkop
Girisubo

9

Semanu

Potensi Investasi
1. Mebel kayu
2. Pariwisata pantai
3. Kerajinan akar pohon dan canting
1. Pariwisata Gua
2. Pengolahan hasil laut
1. Batu putih,
2. Kerajinan rumah tangga
3. Minat khusus (menyusuri sungai dan gua)
Pariwisata kelautan seperti pantai Ngubaran dan Renean.
1. Mebel kayu
2. Pariwisata pantai Gesing
3. Kerajinan akar pohon di Girimulyo, kerajinan canting di Girikerto
1. Kelautan: pantai Krakal, Kukup dan Drini
2. Ikan laut
3. Olahan makanan, di desa Hargosari
4. Kerajinan kece dan kayu di desa Kemadang.
Pariwisata alam (Gua Tritis & Brahala) Pariwisata budaya
1. Perikanan
2. Indutri kecil (makanan)
1. Kerajinan perak
2. Pengolahan tepung ketela (casava)
3. Pengembangan tanaman pangan dan holtikultura
10

Ponjong

11

Karangmojo

12

Wonosari

13
14
15

Playen
Patuk
Gedangsari

16

Nglipar

17

Ngawen

18

Semin

1. Industri Batu,
2. Industri Rumah tangga
3. Wisata Kuliner dan wisata alam
1. Wisata alam dan wisata budaya,
2. Pengolahan hasil tanaman polowija/hasil pertanian
3. Peternakan dan perikanan.
1. Kerajinan kayu
2. Makanan: tempe dan tahu
3. Batu putih
Pertanian
1. Buah-buahan dan Taman wisata buah di Desa Nglanggeran
1. Kerajinan batik, bambu patung kayu
2. Mebel/furnitur
3. Makanan olahan
4. Wisata budaya rasulan Gubug Gedhe
5. Batu alam andesit dan zeolit
1. Pertanian, peternakan, kerajinan,
2. Makanan olahan,
3. Mebel kayu
1. Wisata Gunung Gambar dan Hutan Wonosari’
2. Home Industri (Batik Tulis)
1. Ukir batu dan kerajinan akar wangi
2. Peternakan ayam dan sapi
3. Makanan olahan
4. Pertanian tembakau dan palawija.
1

Tipologi Klassen
dan LQ
Ubi kayu

2

Kelapa

3

Sapi potong

4

Jati

5
6

Budidaya ikan air
tawar
Kerajinan kayu

7

Kerajinan bambu

8

Mebel/furniture

No.

9
10
11

Pelaku Usaha, Akademisi,
Asosiasi, LK, SKPD*)
Pertanian
Kerajinan (Kayu, Bambu,
Batu alam)
Peternakan

Tokoh Masyarakat*)
• Pertanian
Peternakan

Pejabat Kecamatan*)
• Pengembangan tanaman
pangan dan holtikultura
Olahan makanan

Sumber daya alam
(hutan)
• Kelautan/perikanan

Peternakan ayam dan
sapi
Perikanan

Olahan makanan

Pengolahan hasil laut

Perdagangan

Mebel kayu

Ubi kayu diolah menjadi
cassava dan mocaf
Pariwisata (Pantai, Gua,
Sejarah, Budaya)

Kerajinan
anyaman bambu
Indutri Mocaf dan
Casava
Batu alam
Wisata alam

Kerajinan
kayu/Mebel/furnitur
Kerajinan bambu

• Sumber daya alam
(Kehutanan, Kras)
Perikanan

Pengolahan tepung ketela
(casava)
Pengolahan ubi kayu
Batu alam dan ukir batu
Pengolahan batu
Pariwisata (Pantai, Gua,
Sejarah, Budaya)
Penunjang pariwisata (biro perjalanan wisata, rumah wisata, jasa pelaksana outbond, wisata taman buah)
No.

Komoditas

1

Tepung mocaf

2

Pengolahan daging sapi

3

Budidaya ikan air tawar

4

Kerajinan batu alam

5

Kerajinan bambu

6

Kerajinan kayu

7

Rumah wisata (homestay)

8

Biro perjalanan wisata
No

Nama Komoditas

1

Tepung mocaf

2

Pengolahan daging sapi

3

Budidaya ikan air tawar

4

Kerajinan batu alam

5

Kerajinan bambu

6

Kerajinan kayu

7

Rumah wisata (homestay)

8

Biro perjalanan wisata

Nilai X (S – W)

Nilai Y (O – T)

1,2

-1

0,85

-0,25

0,8

0,05

1,1

-0,25

0,7
0,7

0,1
0,1

1,9

0,3

2,1

1,15

Kuadran
II
II
I
II

I
I
I
I
Kuadran I (positif, positif). Posisi ini menandakan sebuah komoditas yang memiliki kekuatan dan
berpeluang untuk berkembang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif. Strategi
yang dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan kemajuan adalah:
1. Meningkatkan kualitas SDM pada berbagai bagian, misalkan peningkatan kualitas SDM
bagian pemasaran, bagian desain.
2. Peningkatan kualitas teknologi produksi
3. Melakukan diversifikasi produk
4. Memperluas daerah pemasaran
Kuadran II (positif, negatif ). Posisi ini menandakan sebuah komoditas yang kuat namun
menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah diversifikasi
strategi. Strategi yang dilakukan untuk mendorong ke kuadran I, adalah:
1. Meningkatkan skala produksi untuk mencapai efisiensi usaha.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pemasaran, misal pemasaran melalui internet.
3. Meningkatkan teknik produksi.
4. Meningkatkan kemitraan untuk pasokan bahan baku, bahan pendukung, dan
pemasaran dengan perusahaan yang lebih besar dan/atau pengusaha dari daerah lain.
PRA STUDI
KELAYAKAN


Aspek Pasar
Tepung Mocaf dapat digunakan untuk membuat kue kering seperti
cookies, nastar, dan kastengel, kue basah seperti kue lapis, brownies,
spongy, cake, bihun, dan campuran produk lain berbahan baku gandum
atau tepung beras, dengan karakteristik produk yang dihasilkan tidak
jauh berbeda dengan penggunaan tepung terigu maupun tepung beras.
Wilayah pemasaran yang dapat dijangkau oleh produk ini adalah lingkup
lokal (Kabupaten Gunungkidul), regional ( dalam Propinsi DIY), dan
nasional.



Aspek Teknis



Lokasi usaha
Secara umum lokasi usaha tepung mocaf dapat dilakukan diseluruh
kecamatan di wilayah Kabupaten Gunungkidul karena tanaman ubi kayu
sebagai bahan baku utama tepung mocaf dihasilkan di seluruh
kecamatan.
Pemanfaatan
Tepung Mocaf sangat baik digunakan sebagai bahan baku untuk produk
bakery dan dapat digunakan sebagai bahan baku, baik substitusi maupun
seluruhnya, dari berbagai jenis produk bakeri mulai dari muffin, bolu,
cookies, brownish, spongy cake sampai roti tawar.


• Aspek Keuangan

Initial Investment Komoditas Tepung Mocaf
Uraian Investasi
 Biaya Lahan
 Biaya Bangunan Semi
Permanen

Satuan
M2

Jumlah
1.000
300

Rp

Nilai
350.000.000

Rp
Rp
Rp

100.000.000
100.000.000
550.000.000

Asumsi:
Harga tanah Rp 200.000/M2
Harga bangunan Rp 0,5 juta/M2

Peralatan
Modal Kerja
Total Investasi
Produksi

Ton per
tahun

150


Aspek Pasar
Kebutuhan daging sapi 2012 sebanyak 448.800 ton, sehingga
masih kekurangan 72.290 ton. Kekurangan daging sapi pada 2012
sekitar 72.290 ton setara dengan 441.600 ekor sapi. Dengan
demikian, kebutuhan daging sapi relatif masih tinggi.
Wilayah pemasaran yang dapat dijangkau oleh produk ini adalah
lingkup lokal (Kabupaten Gunungkidul), regional ( dalam Propinsi
DIY), dan nasional.



Aspek Teknis
Lokasi usaha
Secara umum diseluruh kecamatan di wilayah Kabupaten
Gunungkidul memiliki peternakan sapi. Dari 18 kecamatan
terdapat 5 kecamatan yang memiliki jumlah ternak sapi lebih
dari 8.000 ekor pada tahun 2010, yaitu Kecamatan Tanjungsari,
Semanu, Ponjong, Playen, Gedangsari, dan Semin.
Pemanfaatan
Pemanfaatan daging sapi dapat diolah kedalam berbagai bentuk
untuk dikonsumsi. Bentuk olahan, antara lain: Kornet, Sosis Sapi,
Abon Sapi, Bakso
• Aspek Keuangan
Initial Investment Komoditas Daging Sapi Olahan (Produk Bakso)
Uraian Investasi

Biaya Lahan
Biaya Bangunan Permanen
Asumsi:
Harga tanah Rp 200.000/M2
Harga bangunan Rp 1 juta/M2
Peralatan

Satuan

Jumlah

M2

200
100

10

140.000.000

25.000.000

Rp
Rp
Ton per tahun

Rp

Rp

Modal Kerja
Total Investasi
Produksi

Nilai

50.000.000
215.000.000


Aspek Pasar
Produk dari bambu mempunyai nilai tambah yang sangat besar
dibanding dengan produk-produk dari kayu. Nilai tambah produk
kerajinan bambu mencapai 150 % ditingkat buyer dan 250 %
ditingkat konsumen.
Wilayah pemasaran yang dapat dijangkau oleh produk ini adalah
lingkup lokal (Kabupaten Gunungkidul), regional ( dalam Propinsi
DIY), nasional dan internasional. Produk kerajinan bambu dari
Gunungkidul adalah suling bambu yang telah diekspor ke negara
Malaysia, Belanda, Amerika, dan Inggris.



Aspek Teknis
Lokasi usaha
Lokasi usaha kerajinan bambu di wilayah Kabupaten Gunungkidul
terdapat di kecamatan Semanu, Purwosari, Rongkop, Ngawen,
dan Playen
Bentuk
Bentuk kerajinan bambu memiliki berbagai jenis, antara lain
tampah, besek, atau perabot rumah tangga lainnya, box set
(kotak penyimpan serba guna), tempat lilin, vas bunga, kap
lampu, berbagai bentuk dan ukuran keranjang, mebel bambu.




•Aspek Keuangan
Initial Investment Komoditas Kerajinan Bambu
Uraian Investasi
Biaya Lahan
Biaya Bangunan Semi
Permanen
Asumsi:
Harga tanah Rp 200.000/M2
Harga bangunan Rp 0,5 juta/M2
Peralatan
Modal Kerja
Total Investasi
Produksi

Satuan
M2

Jumlah
200
100

Rp
Rp

Rp
Rp
Rp
Unit per tahun

40.000

Nilai
90.000.000
50.000.000

15.000.000
25.000.000
180.000.000


Aspek Pasar
Kabupaten Gunungkidul merupakan wilayah yang sebagian besar terdiri dari batubatuan terutama batu putih, sehingga bagi masyarakat setempat dapat
dimanfaatkan untuk menambah pendapatan. Batu Putih merupakan bahan dari alam
di gunungkidul yang perlu dikembangkan.
Wilayah pemasaran yang dapat dijangkau oleh produk ini adalah lingkup lokal
(Kabupaten Gunungkidul), regional ( dalam Propinsi DIY), nasional dan internasional.
Produk kerajinan batu dari Gunungkidul telah diekspor, misalkan produk batu temple
diekspor ke negara Cina, Singapura dan Vietnam.






Aspek Teknis
Lokasi usaha
Lokasi usaha kerajinan batu di wilayah Kabupaten Gunungkidul terdapat di
kecamatan Semanu, Wonosari, Semin, Karangmojo, dan Ponjong
Bentuk
Bentuk kerajinan batu alam, antara lain:
1. Untuk Umpak tiang rumah
2. Giring ( pada rumah yang tidak memakai podasi )
3. Pawon untuk memasak dengan kayu bakar
4. Batu untuk dinding rumah ( seperti batu bata dan batako )
5. Ornamen rumah ( arca , hiasan dinding dsb )
6. Tegel
• Aspek Keuangan
Initial Investment Komoditas Kerajinan Batu
Uraian Investasi

Biaya Lahan
Biaya Bangunan
Asumsi:
Harga tanah Rp 200.000/M2
Harga bangunan Rp 0,5 juta/M2

Satuan

Jumlah

M2

300
100

Nilai

Rp
Rp

110.000.000
50.000.000

Peralatan

Rp

25.000.000

Modal Kerja

Rp

25.000.000

Total Investasi

Rp

2 10.000.000

Produksi

Unit per tahun

20.000


Aspek Pasar
Kerajinan kayu (woodcraft) tersebut ketika ditekuni ternyata bisa
menjadi sebuah usaha yang memiliki prospek menjanjikan, terutama bagi
daerah yang selama ini menjadi salah satu tujuan wisata baik domestik
maupun mancanegara.
Wilayah pemasaran yang dapat dijangkau oleh produk ini adalah lingkup
lokal (Kabupaten Gunungkidul), regional ( dalam Propinsi DIY), nasional
dan internasional. Produk kerajinan kayu dari Gunungkidul telah diekspor,
misalkan produk topeng kayu batik, furnitur diekspor ke negara Amerika,
Italy, Jepang, Prancis, dan Thailand.



Aspek Teknis



Lokasi usaha



Lokasi usaha kerajinan kayu di wilayah Kabupaten Gunungkidul terdapat
di kecamatan Gedangsari, Nglipar, Patuk, Saptosari, dan Panggang.
Bentuk
Pemanfatan kayu untuk kerajinan dalam bentuk, antara lain:topeng
kayu, furnitur, mainan tradisional dakon, bingkai cermin, nampan, kotak
tisu
• Aspek

Keuangan
Initial Investment Komoditas Kerajinan Kayu

Uraian Investasi

Satuan

Jumlah

Biaya Lahan
Biaya Bangunan
Asumsi:
Harga tanah Rp 200.000/M2
Harga bangunan Rp 0,5 juta/M2
Peralatan

M2

300
100

15.000.000
50.000.000

Rp
30.000

110.000.000
50.000.000

Rp
Unit per tahun

Rp
Rp

Rp

Modal Kerja
Total Investasi
Produksi

Nilai

215.000.000


Aspek Pasar
Homestay adalah jenis akomodasi yang berasal dari rumah–rumah rakyat
yang telah disediakan fasilitas dan sarananya, sehingga memenuhi syarat
kesehatan yang disewakan kepada wisatawan. Wilayah pemasaran yang
dapat dijangkau oleh produk ini adalah lingkup lokal (Kabupaten
Gunungkidul), regional (dalam Propinsi DIY), nasional dan internasional.



Aspek Teknis
Lokasi usaha



Lokasi usaha rumah usaha (homestay) dilakukan di daerah wisata di
Kabupaten Gunungkidul, seperti: Desa Wisata Bleberan, Kecamatann
Playen; Kec. Girisubo, Kec. Tanjungsari, Kec. Tepus; Kec. Saptosari dan
Kec. Panggang.
Bentuk



Untuk membuka usaha homestay, paling tidak harus memiliki bangunan
berupa rumah yang layak huni. Bermodal aset yang sudah ada ini,
investasi tambahan cukup ringan karena bangunan rumah sudah ada,
maka perlu menyiapkan biaya untuk renovasi dan promosi. Sistem usaha
yang akan digunakan, dapat dengan sistem waralaba atau dengan
pengelolaan secara mandiri.
• Aspek Keuangan
Initial Investment Komoditas Rumah Wisata (Homestay)
Uraian Investasi

Biaya renovasi rumah
Peralatan/Perlengkapan
Modal Kerja
Total Investasi
Produksi

Satuan

Jumlah

M2

200

Tamu per tahun

400

Nilai

Rp
Rp
Rp
Rp

100.000.000
25.000.000
20.000.000
145.000.000


Aspek Pasar
Keunikan Yogyakarta, khususnya Kabupaten Gunungkidul dengan adat
istiadat budaya yang unik, panorama alam yang indah, dan
masyarakatnya yang ramah menarik wisatawan mancanegara untuk
datang berkunjung. Kedatangan wisatawan ke Gunungkidul memiliki
beberapa tujuan antara lain berlibur, mengunjungi teman, mengadakan
pertemuan, kunjungan kerja dan lain sebagainya.
Wilayah pemasaran yang dapat dijangkau oleh produk ini adalah lingkup
lokal (Kabupaten Gunungkidul), regional ( dalam Propinsi DIY), nasional
dan internasional.



Aspek Teknis
Lokasi usaha



Lokasi usaha di Wonosari (ibukota Kabupaten Gunungkidul) dan cabang di
kota lain.
Bentuk



Biro perjalan wisata ini menyediakan informasi pariwisata di Gunungkidul
dan tranportasi, baik dari tempat asal wisatawan atau dari Yogyakarta
atau di Kabupaten Gunungkidul; dan menyediakan rute dan memandu
perjalanan wisata, tempat makan, souvenir, dan tempat bermalam.
• Aspek Keuangan
Initial Investment Komoditas Biro Perjalanan Wisata
Uraian Investasi

Biaya sewa kantor per tahun
Peralatan/Perlengkapan
Kendaraan
Modal Kerja
Total Investasi
Produksi

Satuan

Jumlah

M2

50

unit

2

Tamu per tahun

2.000

Nilai

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

10.000.000
25.000.000
500.000.000
20.000.000
555.000.000
KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI
1.

2.

3.

Kebijakan perijinan : ada kemudahan akses, efisiensi waktu, dan prosedur
dalam hal informasi perizinan usaha. yang diselenggarakan Pemerintah
Kabupaten Gunungkidu, serta biaya perizinan usaha yang dinilai tidak
memberatkan pelaku usaha.
Hubungan pemerintah kabupaten dengan pelaku ada kepedulian
memahami permasalahan yang dihadapi pelaku usaha, kebijakan yang
mendukung kegiatan usaha, pajak dan retribusi daerah yang tidak
merugikan kegiatan usaha dan senilai dengan layanan yang diberikan oleh
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul.
Daya dukung infrastruktur di Kabupaten Gunungkidul dinilai cukup
memadai untuk kegiatan investasi, seperti saluran air limbah, listrik,
teknologi informasi, dan telekomunikasi. Khusus pada penyediaan air bersih
sebagian wilayah masih belum terjangkau PDAM
4.

5.

6.

Dari aspek permodalan dan makro ekonomi para responden menyatakan
adanya hubungan bisnis para pelaku usaha (responden) dengan berbagai
lembaga keuangan, dinamika perekonomian makro Kabupaten
Gunungkidul memiliki pengaruh positif terhadap kegiatan usaha investasi,
dan peningkatan daya beli masyarakat merupakan salah satu faktor
positif bagi perkembangan usaha di Kabupaten Gunungkidul. Sedangkan
aspek persaingan usaha di Kabupaten Gunungkidul dinilai mayoritas
responden relatif kompetitif.
Faktor sosial politik di Kabupaten Gunungkidul dinyatakan oleh mayoritas
responden dinilai sebagai faktor positif atau mendukung bagi
perkembangan dunia usaha.
Aspek perburuhan atau ketenagakerjaan di Kabupaten Gunungkidul yang
dinyatakan oleh mayoritas responden telah mendukung pengembangan
dunia usaha.
Komoditas Prioritas Investasi
Di Kabupaten Gunungkidul
No.

Komoditas

1

Tepung mocaf

2

Pengolahan daging sapi

3

Budidaya ikan air tawar

4

Kerajinan batu alam

5

Kerajinan bambu

6

Kerajinan kayu

7

Rumah wisata (homestay)

8

Biro perjalanan wisata


Hasil Studi Kelayakan Usaha (SKU) atau feasibility study (FS) produk
perikanan menunjukkan bahwa usaha di sub. sektor perikanan khususnya
ikan air tawar, misalnya nila menunjukkan hasil yang layak untuk
dikembangkan. Hal ini dapat dilihat dari indikator kelayakan usaha NPV, PBP,
IRR
1.

Perlunya sosialisasi atas hasil Penyusunan Daftar Proyek Investasi Berbasis Potensi
Daerah Kabupaten Gunungkidul ini pada stakeholders (masyarakat, birokrasi,
pengusaha/investor,akademisi, lembaga keuangan) melalui berbagai media komunikasi,
termasuk website. Dokumen ini sekaligus dapat ditindaklanjuti sebagai bahan promosi
investasi daerah.

2.

Pengintegrasian hasil Penyusunan Daftar Proyek Investasi Berbasis Potensi Daerah
Kabupaten Gunungkidul ini pada perencanaan pembangunan daerah, khususnya di tiap
kecamatan sehingga terbangun sinergitas pembangunan daerah.

3.

Penyusunan studi kelayakan ketujuh komoditas prioritas investasi tersebut untuk memberi
gambaran lebih rinci dan utuh kepada calon investor.

4.

Menyusun kegiatan sejenis pada setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Gunungkidul
sehingga tersedia informasi potensi investasi yang lebih luas dan lengkap yang dapat
dijadikan alternatif bagi investor untuk melakukan kegiatan investasi.

5.

Implementasi dokumen ini (Penyusunan Daftar Proyek Investasi Berbasis Potensi Daerah
Kabupaten Gunungkidul memerlukan intensitas koordinasi lintas SKPD, untuk menjaga
efektivitas program dan kegiatan pengembangan usaha dan investasi yang ada di
Kabupaten Gunungkidul





60% kebutuhan ikan di DIY harus didatangkan dari luar wilayah
konsumsi ikan di Jogja hanya 21 kg/kapita/tahun, rata-rata nasional (35
kg/kapita/tahun
Budidaya air tawarnya pada tahun 2010 mencapai produksi total sebesar
3.045,1 ton yang berasal dari budidaya kolam sebesar 2.779,15 ton,
budidaya karamba sebesar 9,87 ton, budidaya telaga sebesar 242,87 ton
dan budidaya jaring apung sebesar 13,23 ton
6.2. Asumsi
 Kajian keuangan akan memberikan gambaran keuangan
yang mencakup pembahasan informasi basis (asumsi),
investasi, arus kas dan kemampuan memenuhi kewajiban
keuangan serta prospek keuangan.
 Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan
Net Benefit Cost Ratio (Net BCR).
 Dasar perhitungan yang akan dilakukan menggunakan
asumsi satuan luas kolam minimum 100 m2 (ukuran 10 m x
10 m) luas lahan 110 m2.
 Periode proyek diasumsikan selama 3 (tiga) tahun. Asumsi
teknis dan parameter dapat ditampilkan pada tabel 61.
Tabel 6.1.
Asumsi Teknis dan Parameter Keuangan Usaha
Budidaya Pembesaran Ikan Nila
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Uraian
Periode Proyek
Pembuatan tanggul keliling dinding kolam
Pengerukan kolam
Gubug/Saung menunggu
Harga total jaring
Biaya jahit
Harga bahan
Umur budidaya
Frekuensi panen per tahun
Benih (ukuran 5-7 cm)
Pakan ikan
Gaji pengelola
Upah tenaga kerja tetap
Harga jual ikan nila
Tingkat mobilitas
Rata-rata berat ikan saat panen
Bunga pinjaman bank

Unit
3
40
1
1
1
80
1
4
3
1.000
170
1
1
1
20
400
12 - 13

Satuan
Harga/Unit (Rp)
Tahun
Meter larik
500.000
Paket
8.000.000
Unit
800.000
Rol
350.000
Meter Persegi
2.500
Rol
150.000
Bulan
Kali
Kg
11.000
Zak @ 30 kg
180.000
Orang/bulan
1.200.000
Orang/bulan
600.000
Kg
10.000
Persen
Gram
persen/tahun
No
1

2

3

Rincian Biaya Proyek
Sumber dana Investasi
a. Kredit
b. Dana sendiri
Jumlah dana investasi
Sumber dana modal kerja
a. Kredit
b. Dana sendiri
Jumlah dana modal kerja
Sumber Total dana
a. Kredit
b. Dana sendiri

Jumlah
20.000.000
8.520.000
28.520.000
30.000.000
19.800.000
49.800.000
50.000.000
28.320.000
Tabel 6.5.
Angsuran Pokok dan Bunga Kredit Investasi
Tahun
ke
0
1
2

Angsuran
Bunga

Kredit
Angsuran Pokok
Total Angsuran Saldo Akhir
20.000.000
20.000.000
Rp9.433.962,26 Rp2.400.000,00 Rp11.833.962,26 10.566.038
Rp10.566.037,74 Rp1.267.924,53 Rp11.833.962,26
Tabel 6.6
Angsuran Pokok dan Bunga Kredit Modal Kerja

Tahun
ke
0
1
2

Kredit
30.000.000

Angsuran Pokok Angsuran Bunga

Total Angsuran

Rp14.084.507,04 Rp3.900.000,00 Rp17.984.507,04
Rp15.915.492,96 Rp2.069.014,08 Rp17.984.507,04

Saldo Akhir
30.000.000
15.915.493
(0)
Tabel 6.7.
Produksi dan Pendapatan Budidaya Pembesaran Ikan Nila
No
1
2
3
4
5

Uraian
Frekuensi panen per tahun
Produksi per periode
Berat ikan saat panen (Periode)
Produksi per tahun
Harga jual ikan
Nilai penjualan per tahun

Nilai
3
16.000
6.400
19.200
10.000
192.000.000

Satuan
kali
ekor
kg
kg
Rp/kg
Rp/tahun
Tabel 6.8.
Proyeksi Laba Rugi Usaha Budidaya Pembesaran Ikan Nila
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Uraian
1
Pendapatan
192.000.000
Biaya Operasional
149.400.000
Laba Kotor (EBIT)
42.600.000
Bunga
6.300.000
Laba Sebelum Pajak (EBT) 36.300.000
Pajak
3.630.000
Laba Bersih (EAT)
32.670.000
Profit Margin
17%

Tahun Ke
2
192.000.000
149.400.000
42.600.000
3.336.939
39.263.061
3.926.306
35.336.755
18%

3
192.000.000
149.400.000
42.600.000
42.600.000
4.260.000
38.340.000
20%
Kriteria Investasi
IRR
Pay Back Period Discounted
B/C Ratio

Hasil
Cut-Off Kesimpulan
21%
12%
Layak
2 tahun 3bulan 3 tahun
Layak
1,51
>1
Layak
Tabel 6.11.
Analisis Sensitivitas Usaha Skenario 1
a. Pendapatan turun = 7%
Kriteria Investasi

Hasil

IRR
Pay Back Period Discounted
B/C Ratio
NPV

14%
2 tahun 6bulan
1,3
23.890.240

Cut-Off

Kesimpulan

12%
3 tahun
>1
Positif

Layak
Layak
Layak
Layak

Tabel 6.12.
Analisis Sensitivitas Usaha Skenario 2
a. Biaya operasional naik = 10%
Kriteria Investasi
IRR
Pay Back Period Discounted
B/C Ratio
NPV

Hasil
16%
2 tahun 5bulan
1,35
27.716.194

Cut-Off
12%
3 tahun
>1
Positif

Kesimpulan
Layak
Layak
Layak
Layak


Penyediaan lapangan kerja.



Sumber pendapatan keluarga bagi pembudidaya dan pihak-pihak lain yang
terkait dengan usaha budidaya ini.



Meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDRB) Pemerintah Daerah.



Sumber penerimaan devisa negara melalui penjualan ikan nila baik dalam
bentuk utuh beku, fillet segar, atau fillet beku ke pasar luar negeri (ekspor)



Usaha ini juga memiliki kaitan :
a. Hulu (backward linkage) .
b. Hilir (forward linkage).
POTENSI EKONOMI

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

ANALISIS PENENTUAN SEKTOR PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN P...
ANALISIS PENENTUAN SEKTOR PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN P...ANALISIS PENENTUAN SEKTOR PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN P...
ANALISIS PENENTUAN SEKTOR PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN P...Indah Ariastuti
 
metode RPI Kabupaten pekalongan
metode RPI Kabupaten pekalonganmetode RPI Kabupaten pekalongan
metode RPI Kabupaten pekalonganWiris Sutiono
 
22122021-Presentasi tesis lia
22122021-Presentasi tesis lia22122021-Presentasi tesis lia
22122021-Presentasi tesis liaKutsiyatinMSi
 
Paparan draft lap akhir pel kab cianjur 27 des 2018
Paparan draft lap akhir pel kab cianjur 27 des 2018Paparan draft lap akhir pel kab cianjur 27 des 2018
Paparan draft lap akhir pel kab cianjur 27 des 2018Kotjo Negoro
 
Perencanaan berbasis data
Perencanaan berbasis dataPerencanaan berbasis data
Perencanaan berbasis dataHasan Syahputra
 
Review Renstra BPOM 2015-2019
Review Renstra BPOM 2015-2019Review Renstra BPOM 2015-2019
Review Renstra BPOM 2015-2019Dadang Solihin
 
Laporan kajian proyeksi makroekonomi
Laporan kajian proyeksi  makroekonomiLaporan kajian proyeksi  makroekonomi
Laporan kajian proyeksi makroekonomipandirambo900
 
PETA SOSIAL PROVINSI BANTEN
PETA SOSIAL PROVINSI BANTENPETA SOSIAL PROVINSI BANTEN
PETA SOSIAL PROVINSI BANTENSi Abang
 
TINJAUAN KRITIS KEBIJAKAN EKONOMI DAN TATA RUANG WILAYAH PROVINSI DIY
TINJAUAN KRITIS KEBIJAKAN EKONOMI DAN TATA RUANG WILAYAH PROVINSI DIYTINJAUAN KRITIS KEBIJAKAN EKONOMI DAN TATA RUANG WILAYAH PROVINSI DIY
TINJAUAN KRITIS KEBIJAKAN EKONOMI DAN TATA RUANG WILAYAH PROVINSI DIYpujiatisrirejeki
 
Kajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di Kalimantan.
Kajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di Kalimantan.Kajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di Kalimantan.
Kajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di Kalimantan.Tri Widodo W. UTOMO
 
Analisis Distribusi Pendapatan 2014 Kota Palangka Raya
Analisis Distribusi Pendapatan 2014 Kota Palangka RayaAnalisis Distribusi Pendapatan 2014 Kota Palangka Raya
Analisis Distribusi Pendapatan 2014 Kota Palangka RayaMellianae Merkusi
 
Percepatan Penyerapan Anggaran Daerah
Percepatan Penyerapan Anggaran DaerahPercepatan Penyerapan Anggaran Daerah
Percepatan Penyerapan Anggaran DaerahDadang Solihin
 
ANALISIS DAN EVALUASI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN EKONOMI WILAYAH DI PROVINSI KA...
ANALISIS DAN EVALUASI  IMPLEMENTASI KEBIJAKAN EKONOMI WILAYAH  DI PROVINSI KA...ANALISIS DAN EVALUASI  IMPLEMENTASI KEBIJAKAN EKONOMI WILAYAH  DI PROVINSI KA...
ANALISIS DAN EVALUASI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN EKONOMI WILAYAH DI PROVINSI KA...pujiatisrirejeki
 
KEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah Banten
KEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah BantenKEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah Banten
KEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah Bantenbramantiyo marjuki
 
renjadishub 2018
renjadishub 2018renjadishub 2018
renjadishub 2018Web Master
 

Was ist angesagt? (19)

ANALISIS PENENTUAN SEKTOR PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN P...
ANALISIS PENENTUAN SEKTOR PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN P...ANALISIS PENENTUAN SEKTOR PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN P...
ANALISIS PENENTUAN SEKTOR PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN P...
 
metode RPI Kabupaten pekalongan
metode RPI Kabupaten pekalonganmetode RPI Kabupaten pekalongan
metode RPI Kabupaten pekalongan
 
22122021-Presentasi tesis lia
22122021-Presentasi tesis lia22122021-Presentasi tesis lia
22122021-Presentasi tesis lia
 
Rptp anjak 2018
Rptp anjak 2018Rptp anjak 2018
Rptp anjak 2018
 
Paparan draft lap akhir pel kab cianjur 27 des 2018
Paparan draft lap akhir pel kab cianjur 27 des 2018Paparan draft lap akhir pel kab cianjur 27 des 2018
Paparan draft lap akhir pel kab cianjur 27 des 2018
 
Perencanaan berbasis data
Perencanaan berbasis dataPerencanaan berbasis data
Perencanaan berbasis data
 
Review Renstra BPOM 2015-2019
Review Renstra BPOM 2015-2019Review Renstra BPOM 2015-2019
Review Renstra BPOM 2015-2019
 
Laporan kajian proyeksi makroekonomi
Laporan kajian proyeksi  makroekonomiLaporan kajian proyeksi  makroekonomi
Laporan kajian proyeksi makroekonomi
 
Bab i
Bab i Bab i
Bab i
 
PETA SOSIAL PROVINSI BANTEN
PETA SOSIAL PROVINSI BANTENPETA SOSIAL PROVINSI BANTEN
PETA SOSIAL PROVINSI BANTEN
 
54 98-1-sm
54 98-1-sm54 98-1-sm
54 98-1-sm
 
TINJAUAN KRITIS KEBIJAKAN EKONOMI DAN TATA RUANG WILAYAH PROVINSI DIY
TINJAUAN KRITIS KEBIJAKAN EKONOMI DAN TATA RUANG WILAYAH PROVINSI DIYTINJAUAN KRITIS KEBIJAKAN EKONOMI DAN TATA RUANG WILAYAH PROVINSI DIY
TINJAUAN KRITIS KEBIJAKAN EKONOMI DAN TATA RUANG WILAYAH PROVINSI DIY
 
Kajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di Kalimantan.
Kajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di Kalimantan.Kajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di Kalimantan.
Kajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di Kalimantan.
 
Analisis Distribusi Pendapatan 2014 Kota Palangka Raya
Analisis Distribusi Pendapatan 2014 Kota Palangka RayaAnalisis Distribusi Pendapatan 2014 Kota Palangka Raya
Analisis Distribusi Pendapatan 2014 Kota Palangka Raya
 
Percepatan Penyerapan Anggaran Daerah
Percepatan Penyerapan Anggaran DaerahPercepatan Penyerapan Anggaran Daerah
Percepatan Penyerapan Anggaran Daerah
 
Saila rahmah
Saila rahmah Saila rahmah
Saila rahmah
 
ANALISIS DAN EVALUASI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN EKONOMI WILAYAH DI PROVINSI KA...
ANALISIS DAN EVALUASI  IMPLEMENTASI KEBIJAKAN EKONOMI WILAYAH  DI PROVINSI KA...ANALISIS DAN EVALUASI  IMPLEMENTASI KEBIJAKAN EKONOMI WILAYAH  DI PROVINSI KA...
ANALISIS DAN EVALUASI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN EKONOMI WILAYAH DI PROVINSI KA...
 
KEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah Banten
KEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah BantenKEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah Banten
KEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah Banten
 
renjadishub 2018
renjadishub 2018renjadishub 2018
renjadishub 2018
 

Andere mochten auch

Strategi menjaga alam sekitar part 5
Strategi menjaga alam sekitar part 5Strategi menjaga alam sekitar part 5
Strategi menjaga alam sekitar part 5Madzani Saidie
 
Strategi untuk mencapai sek lestari part 2
Strategi untuk mencapai sek lestari part 2Strategi untuk mencapai sek lestari part 2
Strategi untuk mencapai sek lestari part 2Madzani Saidie
 
pengenalan sekolah lestari
pengenalan sekolah lestaripengenalan sekolah lestari
pengenalan sekolah lestarihairilanuarmason
 
Pelan tindakan sekolah mengikut anjakan pppm (mengikut model grow)(3)
Pelan tindakan sekolah mengikut anjakan pppm (mengikut model grow)(3)Pelan tindakan sekolah mengikut anjakan pppm (mengikut model grow)(3)
Pelan tindakan sekolah mengikut anjakan pppm (mengikut model grow)(3)shukiahmad2013
 
Analisis deskriptif.
Analisis deskriptif.Analisis deskriptif.
Analisis deskriptif.Haki Haki
 
Kertas kerja mesy agung 2013
Kertas kerja mesy agung 2013Kertas kerja mesy agung 2013
Kertas kerja mesy agung 2013Eiza Alias
 
Penjagaan alam sekitar part 3
Penjagaan alam sekitar part 3Penjagaan alam sekitar part 3
Penjagaan alam sekitar part 3Madzani Saidie
 
Buku program ma2013
Buku program ma2013Buku program ma2013
Buku program ma2013Azmi Muda
 
Minit mesyuarat agung pibg kali ke 40sktbyn
Minit mesyuarat agung pibg kali ke 40sktbynMinit mesyuarat agung pibg kali ke 40sktbyn
Minit mesyuarat agung pibg kali ke 40sktbynSiti Watini Jajuli
 
Minit mesyuarat ahli jawatankuasa pibg sesi 2015 (1)
Minit mesyuarat ahli jawatankuasa pibg sesi 2015 (1)Minit mesyuarat ahli jawatankuasa pibg sesi 2015 (1)
Minit mesyuarat ahli jawatankuasa pibg sesi 2015 (1)Nurul Izyanti
 
Buku mesyuarat agung pibg kali ke33 tahun 2014
Buku mesyuarat agung pibg kali ke33 tahun 2014Buku mesyuarat agung pibg kali ke33 tahun 2014
Buku mesyuarat agung pibg kali ke33 tahun 2014Di Sha
 
Mesyuarat Agung PIBG SMK Bukit Jelutong Sesi 2012/2013
Mesyuarat Agung PIBG SMK Bukit Jelutong Sesi 2012/2013Mesyuarat Agung PIBG SMK Bukit Jelutong Sesi 2012/2013
Mesyuarat Agung PIBG SMK Bukit Jelutong Sesi 2012/2013MOE
 
Template power point untuk ujian skripsi
Template power point untuk ujian skripsiTemplate power point untuk ujian skripsi
Template power point untuk ujian skripsiSiti Hadiwijayanti
 
Langkah langkah
Langkah langkahLangkah langkah
Langkah langkahjayadarshu
 

Andere mochten auch (18)

Permufakatan part 4
Permufakatan   part 4Permufakatan   part 4
Permufakatan part 4
 
Strategi menjaga alam sekitar part 5
Strategi menjaga alam sekitar part 5Strategi menjaga alam sekitar part 5
Strategi menjaga alam sekitar part 5
 
Strategi untuk mencapai sek lestari part 2
Strategi untuk mencapai sek lestari part 2Strategi untuk mencapai sek lestari part 2
Strategi untuk mencapai sek lestari part 2
 
pengenalan sekolah lestari
pengenalan sekolah lestaripengenalan sekolah lestari
pengenalan sekolah lestari
 
Osaka training report
Osaka training reportOsaka training report
Osaka training report
 
Pelan tindakan sekolah mengikut anjakan pppm (mengikut model grow)(3)
Pelan tindakan sekolah mengikut anjakan pppm (mengikut model grow)(3)Pelan tindakan sekolah mengikut anjakan pppm (mengikut model grow)(3)
Pelan tindakan sekolah mengikut anjakan pppm (mengikut model grow)(3)
 
Analisis deskriptif.
Analisis deskriptif.Analisis deskriptif.
Analisis deskriptif.
 
Kertas kerja mesy agung 2013
Kertas kerja mesy agung 2013Kertas kerja mesy agung 2013
Kertas kerja mesy agung 2013
 
Penjagaan alam sekitar part 3
Penjagaan alam sekitar part 3Penjagaan alam sekitar part 3
Penjagaan alam sekitar part 3
 
Buku program ma2013
Buku program ma2013Buku program ma2013
Buku program ma2013
 
Buku program 2011
Buku program 2011Buku program 2011
Buku program 2011
 
Minit mesyuarat agung pibg kali ke 40sktbyn
Minit mesyuarat agung pibg kali ke 40sktbynMinit mesyuarat agung pibg kali ke 40sktbyn
Minit mesyuarat agung pibg kali ke 40sktbyn
 
2013pibg
2013pibg2013pibg
2013pibg
 
Minit mesyuarat ahli jawatankuasa pibg sesi 2015 (1)
Minit mesyuarat ahli jawatankuasa pibg sesi 2015 (1)Minit mesyuarat ahli jawatankuasa pibg sesi 2015 (1)
Minit mesyuarat ahli jawatankuasa pibg sesi 2015 (1)
 
Buku mesyuarat agung pibg kali ke33 tahun 2014
Buku mesyuarat agung pibg kali ke33 tahun 2014Buku mesyuarat agung pibg kali ke33 tahun 2014
Buku mesyuarat agung pibg kali ke33 tahun 2014
 
Mesyuarat Agung PIBG SMK Bukit Jelutong Sesi 2012/2013
Mesyuarat Agung PIBG SMK Bukit Jelutong Sesi 2012/2013Mesyuarat Agung PIBG SMK Bukit Jelutong Sesi 2012/2013
Mesyuarat Agung PIBG SMK Bukit Jelutong Sesi 2012/2013
 
Template power point untuk ujian skripsi
Template power point untuk ujian skripsiTemplate power point untuk ujian skripsi
Template power point untuk ujian skripsi
 
Langkah langkah
Langkah langkahLangkah langkah
Langkah langkah
 

Ähnlich wie POTENSI EKONOMI

Kebijakan pemprov jateng 2017
Kebijakan pemprov jateng 2017 Kebijakan pemprov jateng 2017
Kebijakan pemprov jateng 2017 93220872
 
Strategi Pengembangan Klaster Jenang Kaliputu Kudus
Strategi Pengembangan Klaster Jenang Kaliputu KudusStrategi Pengembangan Klaster Jenang Kaliputu Kudus
Strategi Pengembangan Klaster Jenang Kaliputu Kuduspujiatisrirejeki
 
penyusunan-programa-penyuluhan-dan-rktpp-1-perilaku-petani-dalam-penerapan.pdf
penyusunan-programa-penyuluhan-dan-rktpp-1-perilaku-petani-dalam-penerapan.pdfpenyusunan-programa-penyuluhan-dan-rktpp-1-perilaku-petani-dalam-penerapan.pdf
penyusunan-programa-penyuluhan-dan-rktpp-1-perilaku-petani-dalam-penerapan.pdfDeni Hardiman
 
4.-Bappenas-_-Range-Final-KNAM-23.34_220329_Paparan-Kunci-MPPN-Musrenbang-Pro...
4.-Bappenas-_-Range-Final-KNAM-23.34_220329_Paparan-Kunci-MPPN-Musrenbang-Pro...4.-Bappenas-_-Range-Final-KNAM-23.34_220329_Paparan-Kunci-MPPN-Musrenbang-Pro...
4.-Bappenas-_-Range-Final-KNAM-23.34_220329_Paparan-Kunci-MPPN-Musrenbang-Pro...MuhammadAkielElhanie
 
Paparan sakip indag 2015
Paparan sakip indag 2015Paparan sakip indag 2015
Paparan sakip indag 2015fionarazqa
 
Manajemen_Talenta_Aston_19-2-11-2019.pptx
Manajemen_Talenta_Aston_19-2-11-2019.pptxManajemen_Talenta_Aston_19-2-11-2019.pptx
Manajemen_Talenta_Aston_19-2-11-2019.pptxssuser9d9030
 
FGD Rencana Umum Penanaman Modal Kota Tanjungpinang
FGD Rencana Umum Penanaman Modal Kota TanjungpinangFGD Rencana Umum Penanaman Modal Kota Tanjungpinang
FGD Rencana Umum Penanaman Modal Kota TanjungpinangShahril Budiman Png
 
Kajian Kesiapan Ekonomi Wilayah dan Strategi Pengembangan Kawasan Berbasis Ak...
Kajian Kesiapan Ekonomi Wilayah dan Strategi Pengembangan Kawasan Berbasis Ak...Kajian Kesiapan Ekonomi Wilayah dan Strategi Pengembangan Kawasan Berbasis Ak...
Kajian Kesiapan Ekonomi Wilayah dan Strategi Pengembangan Kawasan Berbasis Ak...itbjateng
 
RENJA POKJA GORUT 23.pptx
RENJA POKJA GORUT 23.pptxRENJA POKJA GORUT 23.pptx
RENJA POKJA GORUT 23.pptxJaisDjafar
 
materi_rapat_koordinasi_kearsipan_nasional_tahun_2022_17_mei_2022_1652840224.pdf
materi_rapat_koordinasi_kearsipan_nasional_tahun_2022_17_mei_2022_1652840224.pdfmateri_rapat_koordinasi_kearsipan_nasional_tahun_2022_17_mei_2022_1652840224.pdf
materi_rapat_koordinasi_kearsipan_nasional_tahun_2022_17_mei_2022_1652840224.pdfmtsn2paluta02
 
IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF MASYARAKAT...
IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF MASYARAKAT...IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF MASYARAKAT...
IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF MASYARAKAT...samranadji
 
Peluang dan Tantangan Pengembangan Kawasan Melalui Kerjasama antara Komunitas...
Peluang dan Tantangan Pengembangan Kawasan Melalui Kerjasama antara Komunitas...Peluang dan Tantangan Pengembangan Kawasan Melalui Kerjasama antara Komunitas...
Peluang dan Tantangan Pengembangan Kawasan Melalui Kerjasama antara Komunitas...safrida fatmawati
 
Desain kerangka analisis aspek pengembangan kepariwisataan v1.8
Desain kerangka analisis aspek pengembangan kepariwisataan v1.8Desain kerangka analisis aspek pengembangan kepariwisataan v1.8
Desain kerangka analisis aspek pengembangan kepariwisataan v1.8Adisti Indriani
 
PERAN-DPRD-DALAM-PEMBANGUNAN-DESA(1).pptx
PERAN-DPRD-DALAM-PEMBANGUNAN-DESA(1).pptxPERAN-DPRD-DALAM-PEMBANGUNAN-DESA(1).pptx
PERAN-DPRD-DALAM-PEMBANGUNAN-DESA(1).pptxdesriantoboy2
 
Penanaman Investasi Daerah bagi Peningkatan PAD
Penanaman Investasi Daerah bagi Peningkatan PADPenanaman Investasi Daerah bagi Peningkatan PAD
Penanaman Investasi Daerah bagi Peningkatan PADDadang Solihin
 
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025Ridho Fitrah Hyzkia
 
Materi paparan musrenbang dari narasumber bappeda sumsel
Materi paparan musrenbang dari narasumber bappeda sumselMateri paparan musrenbang dari narasumber bappeda sumsel
Materi paparan musrenbang dari narasumber bappeda sumselDeki Zulkarnain
 

Ähnlich wie POTENSI EKONOMI (20)

Kebijakan pemprov jateng 2017
Kebijakan pemprov jateng 2017 Kebijakan pemprov jateng 2017
Kebijakan pemprov jateng 2017
 
Strategi Pengembangan Klaster Jenang Kaliputu Kudus
Strategi Pengembangan Klaster Jenang Kaliputu KudusStrategi Pengembangan Klaster Jenang Kaliputu Kudus
Strategi Pengembangan Klaster Jenang Kaliputu Kudus
 
penyusunan-programa-penyuluhan-dan-rktpp-1-perilaku-petani-dalam-penerapan.pdf
penyusunan-programa-penyuluhan-dan-rktpp-1-perilaku-petani-dalam-penerapan.pdfpenyusunan-programa-penyuluhan-dan-rktpp-1-perilaku-petani-dalam-penerapan.pdf
penyusunan-programa-penyuluhan-dan-rktpp-1-perilaku-petani-dalam-penerapan.pdf
 
4.-Bappenas-_-Range-Final-KNAM-23.34_220329_Paparan-Kunci-MPPN-Musrenbang-Pro...
4.-Bappenas-_-Range-Final-KNAM-23.34_220329_Paparan-Kunci-MPPN-Musrenbang-Pro...4.-Bappenas-_-Range-Final-KNAM-23.34_220329_Paparan-Kunci-MPPN-Musrenbang-Pro...
4.-Bappenas-_-Range-Final-KNAM-23.34_220329_Paparan-Kunci-MPPN-Musrenbang-Pro...
 
Paparan sakip indag 2015
Paparan sakip indag 2015Paparan sakip indag 2015
Paparan sakip indag 2015
 
Manajemen_Talenta_Aston_19-2-11-2019.pptx
Manajemen_Talenta_Aston_19-2-11-2019.pptxManajemen_Talenta_Aston_19-2-11-2019.pptx
Manajemen_Talenta_Aston_19-2-11-2019.pptx
 
FGD Rencana Umum Penanaman Modal Kota Tanjungpinang
FGD Rencana Umum Penanaman Modal Kota TanjungpinangFGD Rencana Umum Penanaman Modal Kota Tanjungpinang
FGD Rencana Umum Penanaman Modal Kota Tanjungpinang
 
Kajian Kesiapan Ekonomi Wilayah dan Strategi Pengembangan Kawasan Berbasis Ak...
Kajian Kesiapan Ekonomi Wilayah dan Strategi Pengembangan Kawasan Berbasis Ak...Kajian Kesiapan Ekonomi Wilayah dan Strategi Pengembangan Kawasan Berbasis Ak...
Kajian Kesiapan Ekonomi Wilayah dan Strategi Pengembangan Kawasan Berbasis Ak...
 
RENJA POKJA GORUT 23.pptx
RENJA POKJA GORUT 23.pptxRENJA POKJA GORUT 23.pptx
RENJA POKJA GORUT 23.pptx
 
materi_rapat_koordinasi_kearsipan_nasional_tahun_2022_17_mei_2022_1652840224.pdf
materi_rapat_koordinasi_kearsipan_nasional_tahun_2022_17_mei_2022_1652840224.pdfmateri_rapat_koordinasi_kearsipan_nasional_tahun_2022_17_mei_2022_1652840224.pdf
materi_rapat_koordinasi_kearsipan_nasional_tahun_2022_17_mei_2022_1652840224.pdf
 
Presentasi Ppd Revisi
Presentasi Ppd RevisiPresentasi Ppd Revisi
Presentasi Ppd Revisi
 
IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF MASYARAKAT...
IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF MASYARAKAT...IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF MASYARAKAT...
IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF MASYARAKAT...
 
Peluang dan Tantangan Pengembangan Kawasan Melalui Kerjasama antara Komunitas...
Peluang dan Tantangan Pengembangan Kawasan Melalui Kerjasama antara Komunitas...Peluang dan Tantangan Pengembangan Kawasan Melalui Kerjasama antara Komunitas...
Peluang dan Tantangan Pengembangan Kawasan Melalui Kerjasama antara Komunitas...
 
Desain kerangka analisis aspek pengembangan kepariwisataan v1.8
Desain kerangka analisis aspek pengembangan kepariwisataan v1.8Desain kerangka analisis aspek pengembangan kepariwisataan v1.8
Desain kerangka analisis aspek pengembangan kepariwisataan v1.8
 
PERAN-DPRD-DALAM-PEMBANGUNAN-DESA(1).pptx
PERAN-DPRD-DALAM-PEMBANGUNAN-DESA(1).pptxPERAN-DPRD-DALAM-PEMBANGUNAN-DESA(1).pptx
PERAN-DPRD-DALAM-PEMBANGUNAN-DESA(1).pptx
 
Penanaman Investasi Daerah bagi Peningkatan PAD
Penanaman Investasi Daerah bagi Peningkatan PADPenanaman Investasi Daerah bagi Peningkatan PAD
Penanaman Investasi Daerah bagi Peningkatan PAD
 
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
 
Materi paparan musrenbang dari narasumber bappeda sumsel
Materi paparan musrenbang dari narasumber bappeda sumselMateri paparan musrenbang dari narasumber bappeda sumsel
Materi paparan musrenbang dari narasumber bappeda sumsel
 
Investasi
InvestasiInvestasi
Investasi
 
Kajian penguatan daerah penyangga dalam mendukung IKN 2020
Kajian penguatan daerah penyangga dalam mendukung IKN 2020Kajian penguatan daerah penyangga dalam mendukung IKN 2020
Kajian penguatan daerah penyangga dalam mendukung IKN 2020
 

POTENSI EKONOMI

  • 1. KANTOR PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAN CV. CAKRABUANA JAYA YOGYAKARTA
  • 2. 1. Mengidentifikasi sektor-sektor potensial yang dapat memacu laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gunungkidul. 2. Melakukan kajian mengenai lokasi, ketersediaan lahan, sarana dan prasarana, peluang investasi di Kabupaten Gunungkidul 3. Menyediakan data dan informasi berupa potensi serta peluang investasi di Kabupaten Gunungkidul dalam bentuk peta potensi unggulan daerah Kabupaten Gunungkidul. 4. Dari data analisis sektor unggulan, dilakukan identifikasi produk unggulan di Kabupaten Gunungkidul
  • 3. Ruang Lingkup 1. Wilayah administrasi terdiri dari 18 kecamatan. 2. Mengumpulkan, mengintepretasikan, menganalisa data dan informasi yang berkaitan dengan kondisi riil perekonomian, indikator ekonomi makro, potensi sektor ekonomi, serta kinerja ekonomi Kabupaten Gunungkidul 3. Melakukan studi pustaka terhadap kajian terdahulu yang berkaitan dengan analisa pertumbuhan ekonomi makro, tren laju pertumbuhan ekonomi, serta kontribusi sektor pembentuk PDRB Kabupaten Gunungkidul; identifikasi sektor yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif sehingga dapat dikembangkan sebagai sektor andalan dalam memacu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Kabupaten Gunungkidul. 4. Menyusun daftar kegiatan usaha yang layak ditawarkan kepada calon investor yang mencakup gambaran singkat usaha, lokasi, kapasitas, insentif, dan analisa singkat.
  • 4. 1. Dokumen hasil kajian mengenai sektor-sektor potensial yang dapat memacu laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gunungkidul. 2. Dokumen hasil kajian mengenai lokasi, ketersediaan lahan, sarana dan prasarana, peluang investasi di Kabupaten Gunungkidul. 3. Dokumen tentang data dan informasi berupa potensi serta peluang investasi di Kabupaten Gunungkidul dalam bentuk peta potensi unggulan daerah Kabupaten Gunungkidul. 4. Dokumen mengenai daftar kegiatan usaha yang layak ditawarkan kepada calon investor yang mencakup gambaran singkat usaha, lokasi, kapasitas, insentif, dan analisa singkat.
  • 5. A. Sektor Unggulan  Data Primer Data Primer diperoleh dengan metode wawancara langsung dengan key persons yang relevan dan terkait dengan kajian ini.  Data Sekunder Data Sekunder yang diperlukan adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sleman.
  • 6. B. Komoditas Unggulan  Data Primer. 1. kondisi dan prospek pemasaran; 2. minat berusaha pada komoditas yang bersangkutan; 3. teknik produksi dan ketersediaan bahan baku; 4. sarana dan prasarana yang tersedia; 5. potensi pertumbuhan; 6. kebijakan pemerintah yang mendukung komoditas tersebut; 7. adanya kemitraan atas dasar hubungan bisnis saling menguntungkan.  Data Sekunder Data yang diperoleh dari instansi terkait, seperti BPS Kabupaten Gunungkidul, Data tersebut diolah dengan aplikasi rasio, tingkat pertumbuhan.
  • 7. Metoda Analisis 1. Diskriptif (kualitatif) 2. Tipologi Klassen
  • 8. 3. Location Quotient (LQ) LQ = (Eij/Ej)/(Ein/En) Eij Ej Ein En = Kontribusi sektor i di kabupaten j = PDRB kabupaten j = Kontribusi sektor i di propinsi n = PDRB propinsi n • Jika nilai LQ > 1, maka kabupaten j untuk sektor i ada spesialisasi (tingkat spesialisasi kabupaten > tingkat spesialisasi propinsi) • Jika nilai LQ = 1, maka wilayah j > untuk sektor i ada spesialisasi (tingkat spesialisasi kabupaten = tingkat spesialisasi propinsi) • Jika nilai LQ < 1, maka wilayah j untuk sektor i tidak ada spesialisasi (tingkat spesialisasi kabupaten < tingkat propinsi)
  • 9. 4. Analisis SWOT KUANTITATIF KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG, DAN TANTANGAN 1. 2. 3. ... ... 10 Posisi Kekuatan Nilai 4 4 4 4 3 3 29 Bobot Poin 14% 14% 14% 14% 10% 10% 100% 0.552 0.552 0.552 0.552 0.621 0.621 4.621 Nilai : antara 1-5 dengan justifikasi akademik Bobot : nilai masing-masing dibagi total posisi kekuatan Poin : nilai x bobot masing-masing poin
  • 11. Gambar 4.2. Kerangka Pelaksanaan Pekerjaan LAPORAN PENDAHULUAN •Pemahaman terhadap KAK (latar belakang, ruang lingkup, maksud dan tujuan, masukan dan keluaran) •Metodologi •Alokasi pengerahan tenaga ahli, penunjang dan surveyor •Metode pelaksanaan •Jadwal penugasan personil •Jadwal pelaksanaan pekerjaan •Diskripsi awal target sasaran •Data-data pendukung yang terkait dengan kegiatan •Bahan/instrumen survei (kuesioner) dan daftar sasaran survei PRESENTASI / DISKUSI DENGAN TIM PENGAWAS DAN PPKom Laporan Pendahuluan yang telah disepakati Pengumpulan Data: Wawancara, Dokumentasi dan Survei Alat Analisis: •Diskriptif •Tipologi Klassen •LQ •SWOT LAPORAN ANTARA Data Sekunder: •Perundang-undangan dan peraturan dibawahnya yang terkait kegiatan potensi unggulan dan investasi. •Referensi akademis dan empiris •Referensi terkait lainnya •Profil geografis, demografis, dan sosial di Kecamatan, Kab. Gunungkidul •Potensi aset dan sumber daya untuk komoditas unggulan dan investasi Data Primer: •kondisi dan prospek pemasaran; •minat berusaha pada komoditas yang bersangkutan; •teknik produksi dan ketersediaan bahan baku; •sarana dan prasarana yang tersedia; •potensi pertumbuhan; •kebijakan pemerintah yang mendukung komoditas tersebut; •adanya kemitraan atas dasar hubungan bisnis saling menguntungkan a. Progres report pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan di wilayah sasaran kegiatan. b. Hasil sementara penelitian (data survei, kuisioner dan laporan penelitian, . c. Permasalahan di lapangan. d. Upaya-upaya pemecahan permasalahan. PRESENTASI / DISKUSI DENGAN TIM PENGAWAS DAN PPKom ANALISA DATA DRAFT LAPORAN AKHIR LAPORAN AKHIR •Dokumen hasil kajian mengenai sektor-sektor potensial yang dapat memacu laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gunungkidul. •Dokumen hasil kajian mengenai lokasi, ketersediaan lahan, sarana dan prasarana, peluang investasi di Kabupaten Gunungkidul. •Dokumen tentang data dan informasi berupa potensi serta peluang investasi di Kabupaten Gunungkidul dalam bentuk peta potensi unggulan daerah Kabupaten Gunungkidul. •Dokumen mengenai daftar kegiatan usaha yang layak ditawarkan kepada calon investor yang mencakup gambaran singkat usaha, lokasi, kapasitas, insentif, dan analisa singkat. PRESENTASI LAPORAN AKHIR DENGAN TIM PENGAWAS DAN PPKom PENYERAHAN DRAFT LAPORAN AKHIR
  • 12.
  • 13. NO ASPEK PERIJINAN YANG DIANALISIS S TS 1. Jenis dan tatacara perizinan usaha di Kabupaten Gunungkidul lengkap dan informatif. 54,55 % 18,8% 2. Kemudahan akses informasi perizinan usaha 63,64% 18,18% 3 Kemudahan prosedur pengurusan perizinan usaha 63,64% 18,18% 4 Keterjangkauan biaya perizinan usaha 54,55 18,18 5 Kecepatan waktu pengurusan perizinan usaha 63,64% 18,18%
  • 14. NO ASPEK YANG DIANALISIS S TS 1. Keberpihakan dan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Gunungkidul pada pelaku usaha 72,73% 9,09% 2. Kemampuan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam merumuskan kebijakan yang mendukung kegiatan usaha 63,64% 36,36% 3 Kebijakan dan program Pemerintah Kabupaten Gunungkidul 63,64% yang tidak merugikan kegiatan usaha 27,27% 4 Keaktifan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi pelaku usaha 72,73% 27,27% 5 Pajak dan retribusi daerah yang tidak menghambat kegiatan usaha 72,73% 18,18% 6 Tingkat retribusi daerah yang terkait dengan kegiatan usaha 63,64% senilai/sepadan dengan layanan yang diberikan Pemerintah 18,18%
  • 15. NO ASPEK YANG DIANALISIS S TS 1. Ketersediaan sarana transportasi yang ada sekarang ini cukup mendukung kegiatan usaha 72,73% 9,09% 2. Biaya transportasi yang terjangkau bagi masyarakat, mayoritas responden 63,64% 18,18% 3 Ketersediaan jaringan air bersih untuk mendukung kegiatan usaha 69% 4 Biaya air bersih tersedia secara memadai 72,73% 18,18% 5 Ketersediaan pasokan listrik untuk mendukung kegiatan usaha 72,73% 18,18% 6 Keterjangkauan biaya pemakaian listrik untuk mendukung kegiatan usaha 7 Penyediaan sarana teknologi informasi 63,64% 63,64% 15% 9,09% 27,27%
  • 16. NO ASPEK YANG DIANALISIS S 1. Permodalan dan layanan keuangan dari lembaga keuangan 72,73% 2. Terjadinya dinamika perekonomian makro di Kabupaten Gunungkidul diyakini memiliki pengaruh positif terhadap kegiatan usaha para responden 72,73% 3 Peningkatan daya beli masyarakat merupakan salah satu faktor positif bagi perkembangan usaha di Kabupaten Gunungkidul 72,73% 4 Aspek persaingan usaha di Kabupaten Gunungkidul dinilai relatif kompetitif 62,63%
  • 17. NO ASPEK YANG DIANALISIS S 1. faktor sosial politik di Kabupaten Gunungkidul berpengaruh positif bagi perkembangan dunia usaha 72,73% 2. kebijakan perburuhan di Kabupaten Gunungkidul mendukung pengembangan dunia usaha 63,64%
  • 18. NO ASPEK YANG DIANALISIS S 1. Tokoh masyarakat menginginkan adanya sosialisasi kebijakan yang sudah ada kepada warga dan pelaku usaha 72,72% 2. Sebaran lokasi investasi dirasa perlu ada keseimbangan antar kelurahan di setiap kecamatan, sehingga tidak terjadi konsentrasi kegiatan usaha pada wilayah/lokasi tertentu saja 81,8% 3 Telah memiliki infrastruktur yang memadai untuk kegiatan investasi, seperti listrik, sarana transportasi, dan telekomunikasi 81,8% 4 Kondisi sosial budaya dan keamanan di kecamatan relatif mendukung kegiatan investasi 90,91%
  • 19. Lapangan Usaha 1. Pertanian a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil-hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian Penggalian 3. Industri Pengolahan Industri Tanpa Migas 4. Listrik, Gas & Air Bersih a. Listrik b. Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel & Restoran a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. Pengangkutan & Komunikasi a. Pengangkutan 1. Angkutan Jalan Raya 2. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos & Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan a. Bank b. Lembaga Keuangan Bukan Bank c. Sewa Bangunan d. Jasa Perusahaan 9. Jasa-Jasa a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 2. Jasa Pemerintahan Lainnya b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan & Rumahtangga Rata2 Ktrbsi Ket Ptbhn 7.00 5.05 0.10 0.96 0.83 0.06 0.33 0.33 1.99 1.99 0.09 0.08 0.01 1.45 2.61 1.91 0.02 0.68 1.25 1.14 1.11 0.04 0.11 0.06 0.04 0.82 0.23 0.11 0.46 0.03 2.38 2.03 1.29 0.75 0.35 0.14 0.04 0.16 0.75 0.95 0.63 0.17 0.33 1.12 0.21 0.21 0.64 0.64 1.76 1.87 0.87 1.30 1.16 1.19 0.37 1.10 1.11 1.08 1.08 1.02 1.51 1.44 1.63 1.31 2.17 0.73 1.08 1.11 0.84 0.83 0.82 0.86 0.91 0.81 1.54 0.86 P P B B B K B B P P K K B M M M B K M M M K K K K K K B K K P P P B B B K B
  • 20. No. Sub Sektor Golongan 1 Tanaman Bahan Makanan Potensial 2 Perikanan Berkembang 3 Industri Pengolahan Tanpa Migas Potensial 4 Restoran Bekembang 5 Jasa Penunjang Komunikasi Berkembang 6 Bank Berkembang 7 Sewa Bangunan Berkembang 8 Jasa Perusahaan Berkembang 9 Jasa Hiburan Dan Rekreasi Berkembang
  • 21. Hasil Penghitungan LQ 2006 2007 Nilai LQ 2008 1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN & PERIKANAN 2,10 2,13 2,13 2,19 2,21 a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan & hasil-hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN a. Pertambangan migas b. Pertambangan Bukan Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas b. Industri Bukan Migas 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. KONSTRUKSI 1,97 1,17 2,15 4,85 0,83 2,79 1,99 1,22 2,21 4,83 0,84 2,51 2,02 1,22 2,16 4,75 0,80 2,51 2,11 1,18 2,14 4,73 0,77 2,53 2,15 1,14 2,05 4,71 0,80 2,64 2,79 0,82 2,51 0,82 2,51 0,82 2,53 0,82 2,64 0,83 0,82 0,54 0,52 0,82 0,56 0,54 0,82 0,57 0,55 0,82 0,60 0,57 0,83 0,62 0,60 0,77 0,85 0,83 0,84 0,89 0,85 0,97 0,85 0,90 0,87 LAPANGAN USAHA 2009 2010
  • 22. LAPANGAN USAHA 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI a. Pengankutan 1. Angkutan Jalan Raya 2. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan telekomunikasi 2. Jasa penunjang komunikasi 8. KEUANGAN, REAL ESTAT & JASA PERUSAHAAN a. Bank b. Lembaga keuangan bukan Bank c. Real Estat d. Jasa Perusahaan 9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum 1. Administrasi Pemerintahan & Pertahanan 2. Jasa Pemerintahan Lainnya b. Swasta 1. Jasa Sosial & Kemasyarakatan 2. Jasa Hiburan & Rekreasi 3. Jasa Perorangan & Rumah tangga 2006 0,69 1,16 0,06 0,37 0,69 0,90 1,08 0,14 0,18 0,12 0,75 2007 0,71 1,22 0,06 0,37 0,69 0,91 1,09 0,15 0,19 0,12 0,77 Nilai LQ 2008 0,71 1,22 0,06 0,38 0,67 0,91 1,11 0,14 0,17 0,12 0,74 0,47 0,93 0,56 0,39 0,36 0,79 0,98 0,48 0,84 0,59 0,40 0,36 0,80 0,99 0,49 0,79 0,61 0,40 0,34 0,79 0,97 0,48 0,80 0,57 0,39 0,35 0,77 0,95 0,50 0,81 0,57 0,41 0,34 0,78 0,96 0,98 0,98 0,37 0,34 0,49 0,38 0,98 0,99 0,37 0,34 0,49 0,38 0,97 0,97 0,37 0,34 0,50 0,38 0,96 0,94 0,37 0,34 0,51 0,38 0,98 0,94 0,38 0,35 0,51 0,38 2009 0,71 1,21 0,05 0,37 0,65 0,89 1,11 0,12 0,17 0,11 0,70 2010 0,72 1,21 0,06 0,39 0,66 0,93 1,16 0,13 0,17 0,11 0,69
  • 23. No. Tipologi Klassen LQ 1 Tanaman bahan makanan Tanaman bahan makanan 2 Perikanan Tanaman perkebunan 3 Industri pengolahan tanpa migas Peternakan dan hasilnya 4 Restoran Kehutanan 5 Jasa penunjang komunikasi Perdagangan besar dan eceran 6 Bank Angkutan jalan raya 7 Sewa bangunan - 8 Jasa perusahaan - 9 Jasa hiburan dan rekreasi -
  • 24.
  • 25. No. 1 Responden Pelaku Usaha Potensi Investasi 1. 2. 2 Akademisi 3 Asosiasi Pengusaha 4 Lembaga Keuangan 5 SKPD 3. 4. 1. 2. 3. 1. 2. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. Pariwisata (Pantai, Gua, Sejarah, Agama) Kerajinan (Kayu, Bambu, Batu alam) Perikanan Ubi Kayu Pertanian Peternakan Pariwisata Sumber daya alam (Kehutanan, Kras) Pariwisata (Pantai dan Gua) Perdagangan Pariwisata Industri pengolahan Perikanan Pariwisata Kars/Kapur Ubi kayu diolah menjadi tepung cassava dan mocaf Keterangan Pelaku usaha yang menjadi sampel di seluruh kecamatan, Kab. Gunungkidul Univ. Gunungkidul (UGK) Gapensi dan Kadin KJKS BMT Amal Rizki 1. 2. 3. Dinas Kelautan dan Perikanan Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kantor Penanaman Modal & Pelayanan Terpadu
  • 26. No. 1 Bentuk Kebiijakan Pendukung Pemasaran dan Promosi Jumlah (%) 34,04 2 Pelatihan 3 Pendampingan 14,81 4 Permodalan 34,04 5 Pemanfaatan produk oleh masyarakat dan instansi pemkab 4,26 6 Perlindungan produk/bahan baku 4,26 7 Lain-lain 4,34 8,51
  • 27. Persepsi Tokoh Masy. Mengenai Potensi Investasi Di Kecamatan Kecamatan Nama Pendidikan 1 Panggang Slamet Sarjana 2 Purwosari Subar Sarjana 3 Paliyan Rusdiyono SLTA 4 Saptosari Supriyono Sarjana 5 Tepus Supriyanto SLTA 6 Tanjungsari Harto SLTA 7 Rongkop 8 Girisubo Suwindartin i Suharto 9 Semanu M. Sobari No Pasca Sarjana SLTP SLTA Potensi Investasi Kelautan/perikanan Wisata Gua 1. Potensi alam: perikanan tangkap/laut. 2. Wisata gua 3. Kerajinan 1. Sumber daya alam (hutan) 2. Perak 1. Kelautan 2. Kerajinan 1. Potensi alam, khususnya pantai 2. Kerajinan, 3. Perdagangan Kelautan, khususnya pantai Baron dan sebagainya yang berada di wilayah kecamatan Tanjung Sari, potensi kelautan selain menjadi tujuan wisata juga diperoleh hasil lautnya. 1. Wisata alam (Gua Tritis & Brahala) 2. Indutri Mocaf dan Casava 1. Batu alam 2. Mebel kayu 3. Kerajinan anyaman bambu 4. Makanan (jenang) 1. Kelautan
  • 28. 10 Ponjong Margana Sarjana 11 Karangmojo Sutanto SLTA 12 Wonosari Suprapto SLTA 13 Playen Ponijan SLTA 14 Patuk Sutarjo 15 Gedangsari Sugiran 16 Nglipar Suparman 17 Ngawen 18 Semin Agung Setiawan Paryanto Batu putih dan makanan olahan 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 1. 2. 3. Sarjana 1. 2. 3. Diploma 1. III 2. SLTA 1. SLTA SLTA 2. 3. 1. 2. 1. 2. 3. Sumber daya alam seperti kelautan beserta hasilnya Pertanian Peternakan serta berbagai hasil Kerajinan Sumberdaya alam seperti pantai, batu dan tambang. Pertanian dan peternakan Kerajinan, seperti mebel Potensi alam, seperti Air Terjun Sri Thiwul dan Goa. Olahan makanan Peternakan dan pertanian Pariwisata Kerajinan kayu Industri makanan kecil Sumber daya alam (batu andesit) Kerajinan (patung kayu dan bamboo) Kelautan yang di dalamnya meliputi perikanan, obyek wisata, potensi pendukung lainnya misalnya souvenir. Peternakan (sapi, kambing dan kerbau). Gula kelapa Wisata Kelautan Sumber daya alam, seperi obyek wisata pantai Peternakan dan pertanian Batu Alam Putih.
  • 29. No. Kecamatan 1 Panggang 2 Purwosari 3 Paliyan 4 Saptosari 5 Tepus 6 Tanjungsari 7 8 Rongkop Girisubo 9 Semanu Potensi Investasi 1. Mebel kayu 2. Pariwisata pantai 3. Kerajinan akar pohon dan canting 1. Pariwisata Gua 2. Pengolahan hasil laut 1. Batu putih, 2. Kerajinan rumah tangga 3. Minat khusus (menyusuri sungai dan gua) Pariwisata kelautan seperti pantai Ngubaran dan Renean. 1. Mebel kayu 2. Pariwisata pantai Gesing 3. Kerajinan akar pohon di Girimulyo, kerajinan canting di Girikerto 1. Kelautan: pantai Krakal, Kukup dan Drini 2. Ikan laut 3. Olahan makanan, di desa Hargosari 4. Kerajinan kece dan kayu di desa Kemadang. Pariwisata alam (Gua Tritis & Brahala) Pariwisata budaya 1. Perikanan 2. Indutri kecil (makanan) 1. Kerajinan perak 2. Pengolahan tepung ketela (casava) 3. Pengembangan tanaman pangan dan holtikultura
  • 30. 10 Ponjong 11 Karangmojo 12 Wonosari 13 14 15 Playen Patuk Gedangsari 16 Nglipar 17 Ngawen 18 Semin 1. Industri Batu, 2. Industri Rumah tangga 3. Wisata Kuliner dan wisata alam 1. Wisata alam dan wisata budaya, 2. Pengolahan hasil tanaman polowija/hasil pertanian 3. Peternakan dan perikanan. 1. Kerajinan kayu 2. Makanan: tempe dan tahu 3. Batu putih Pertanian 1. Buah-buahan dan Taman wisata buah di Desa Nglanggeran 1. Kerajinan batik, bambu patung kayu 2. Mebel/furnitur 3. Makanan olahan 4. Wisata budaya rasulan Gubug Gedhe 5. Batu alam andesit dan zeolit 1. Pertanian, peternakan, kerajinan, 2. Makanan olahan, 3. Mebel kayu 1. Wisata Gunung Gambar dan Hutan Wonosari’ 2. Home Industri (Batik Tulis) 1. Ukir batu dan kerajinan akar wangi 2. Peternakan ayam dan sapi 3. Makanan olahan 4. Pertanian tembakau dan palawija.
  • 31. 1 Tipologi Klassen dan LQ Ubi kayu 2 Kelapa 3 Sapi potong 4 Jati 5 6 Budidaya ikan air tawar Kerajinan kayu 7 Kerajinan bambu 8 Mebel/furniture No. 9 10 11 Pelaku Usaha, Akademisi, Asosiasi, LK, SKPD*) Pertanian Kerajinan (Kayu, Bambu, Batu alam) Peternakan Tokoh Masyarakat*) • Pertanian Peternakan Pejabat Kecamatan*) • Pengembangan tanaman pangan dan holtikultura Olahan makanan Sumber daya alam (hutan) • Kelautan/perikanan Peternakan ayam dan sapi Perikanan Olahan makanan Pengolahan hasil laut Perdagangan Mebel kayu Ubi kayu diolah menjadi cassava dan mocaf Pariwisata (Pantai, Gua, Sejarah, Budaya) Kerajinan anyaman bambu Indutri Mocaf dan Casava Batu alam Wisata alam Kerajinan kayu/Mebel/furnitur Kerajinan bambu • Sumber daya alam (Kehutanan, Kras) Perikanan Pengolahan tepung ketela (casava) Pengolahan ubi kayu Batu alam dan ukir batu Pengolahan batu Pariwisata (Pantai, Gua, Sejarah, Budaya) Penunjang pariwisata (biro perjalanan wisata, rumah wisata, jasa pelaksana outbond, wisata taman buah)
  • 32. No. Komoditas 1 Tepung mocaf 2 Pengolahan daging sapi 3 Budidaya ikan air tawar 4 Kerajinan batu alam 5 Kerajinan bambu 6 Kerajinan kayu 7 Rumah wisata (homestay) 8 Biro perjalanan wisata
  • 33. No Nama Komoditas 1 Tepung mocaf 2 Pengolahan daging sapi 3 Budidaya ikan air tawar 4 Kerajinan batu alam 5 Kerajinan bambu 6 Kerajinan kayu 7 Rumah wisata (homestay) 8 Biro perjalanan wisata Nilai X (S – W) Nilai Y (O – T) 1,2 -1 0,85 -0,25 0,8 0,05 1,1 -0,25 0,7 0,7 0,1 0,1 1,9 0,3 2,1 1,15 Kuadran II II I II I I I I
  • 34.
  • 35. Kuadran I (positif, positif). Posisi ini menandakan sebuah komoditas yang memiliki kekuatan dan berpeluang untuk berkembang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif. Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan kemajuan adalah: 1. Meningkatkan kualitas SDM pada berbagai bagian, misalkan peningkatan kualitas SDM bagian pemasaran, bagian desain. 2. Peningkatan kualitas teknologi produksi 3. Melakukan diversifikasi produk 4. Memperluas daerah pemasaran Kuadran II (positif, negatif ). Posisi ini menandakan sebuah komoditas yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah diversifikasi strategi. Strategi yang dilakukan untuk mendorong ke kuadran I, adalah: 1. Meningkatkan skala produksi untuk mencapai efisiensi usaha. 2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pemasaran, misal pemasaran melalui internet. 3. Meningkatkan teknik produksi. 4. Meningkatkan kemitraan untuk pasokan bahan baku, bahan pendukung, dan pemasaran dengan perusahaan yang lebih besar dan/atau pengusaha dari daerah lain.
  • 37.  Aspek Pasar Tepung Mocaf dapat digunakan untuk membuat kue kering seperti cookies, nastar, dan kastengel, kue basah seperti kue lapis, brownies, spongy, cake, bihun, dan campuran produk lain berbahan baku gandum atau tepung beras, dengan karakteristik produk yang dihasilkan tidak jauh berbeda dengan penggunaan tepung terigu maupun tepung beras. Wilayah pemasaran yang dapat dijangkau oleh produk ini adalah lingkup lokal (Kabupaten Gunungkidul), regional ( dalam Propinsi DIY), dan nasional.  Aspek Teknis  Lokasi usaha Secara umum lokasi usaha tepung mocaf dapat dilakukan diseluruh kecamatan di wilayah Kabupaten Gunungkidul karena tanaman ubi kayu sebagai bahan baku utama tepung mocaf dihasilkan di seluruh kecamatan. Pemanfaatan Tepung Mocaf sangat baik digunakan sebagai bahan baku untuk produk bakery dan dapat digunakan sebagai bahan baku, baik substitusi maupun seluruhnya, dari berbagai jenis produk bakeri mulai dari muffin, bolu, cookies, brownish, spongy cake sampai roti tawar. 
  • 38. • Aspek Keuangan Initial Investment Komoditas Tepung Mocaf Uraian Investasi  Biaya Lahan  Biaya Bangunan Semi Permanen Satuan M2 Jumlah 1.000 300 Rp Nilai 350.000.000 Rp Rp Rp 100.000.000 100.000.000 550.000.000 Asumsi: Harga tanah Rp 200.000/M2 Harga bangunan Rp 0,5 juta/M2 Peralatan Modal Kerja Total Investasi Produksi Ton per tahun 150
  • 39.  Aspek Pasar Kebutuhan daging sapi 2012 sebanyak 448.800 ton, sehingga masih kekurangan 72.290 ton. Kekurangan daging sapi pada 2012 sekitar 72.290 ton setara dengan 441.600 ekor sapi. Dengan demikian, kebutuhan daging sapi relatif masih tinggi. Wilayah pemasaran yang dapat dijangkau oleh produk ini adalah lingkup lokal (Kabupaten Gunungkidul), regional ( dalam Propinsi DIY), dan nasional.  Aspek Teknis Lokasi usaha Secara umum diseluruh kecamatan di wilayah Kabupaten Gunungkidul memiliki peternakan sapi. Dari 18 kecamatan terdapat 5 kecamatan yang memiliki jumlah ternak sapi lebih dari 8.000 ekor pada tahun 2010, yaitu Kecamatan Tanjungsari, Semanu, Ponjong, Playen, Gedangsari, dan Semin. Pemanfaatan Pemanfaatan daging sapi dapat diolah kedalam berbagai bentuk untuk dikonsumsi. Bentuk olahan, antara lain: Kornet, Sosis Sapi, Abon Sapi, Bakso
  • 40. • Aspek Keuangan Initial Investment Komoditas Daging Sapi Olahan (Produk Bakso) Uraian Investasi Biaya Lahan Biaya Bangunan Permanen Asumsi: Harga tanah Rp 200.000/M2 Harga bangunan Rp 1 juta/M2 Peralatan Satuan Jumlah M2 200 100 10 140.000.000 25.000.000 Rp Rp Ton per tahun Rp Rp Modal Kerja Total Investasi Produksi Nilai 50.000.000 215.000.000
  • 41.  Aspek Pasar Produk dari bambu mempunyai nilai tambah yang sangat besar dibanding dengan produk-produk dari kayu. Nilai tambah produk kerajinan bambu mencapai 150 % ditingkat buyer dan 250 % ditingkat konsumen. Wilayah pemasaran yang dapat dijangkau oleh produk ini adalah lingkup lokal (Kabupaten Gunungkidul), regional ( dalam Propinsi DIY), nasional dan internasional. Produk kerajinan bambu dari Gunungkidul adalah suling bambu yang telah diekspor ke negara Malaysia, Belanda, Amerika, dan Inggris.  Aspek Teknis Lokasi usaha Lokasi usaha kerajinan bambu di wilayah Kabupaten Gunungkidul terdapat di kecamatan Semanu, Purwosari, Rongkop, Ngawen, dan Playen Bentuk Bentuk kerajinan bambu memiliki berbagai jenis, antara lain tampah, besek, atau perabot rumah tangga lainnya, box set (kotak penyimpan serba guna), tempat lilin, vas bunga, kap lampu, berbagai bentuk dan ukuran keranjang, mebel bambu.  
  • 42. •Aspek Keuangan Initial Investment Komoditas Kerajinan Bambu Uraian Investasi Biaya Lahan Biaya Bangunan Semi Permanen Asumsi: Harga tanah Rp 200.000/M2 Harga bangunan Rp 0,5 juta/M2 Peralatan Modal Kerja Total Investasi Produksi Satuan M2 Jumlah 200 100 Rp Rp Rp Rp Rp Unit per tahun 40.000 Nilai 90.000.000 50.000.000 15.000.000 25.000.000 180.000.000
  • 43.  Aspek Pasar Kabupaten Gunungkidul merupakan wilayah yang sebagian besar terdiri dari batubatuan terutama batu putih, sehingga bagi masyarakat setempat dapat dimanfaatkan untuk menambah pendapatan. Batu Putih merupakan bahan dari alam di gunungkidul yang perlu dikembangkan. Wilayah pemasaran yang dapat dijangkau oleh produk ini adalah lingkup lokal (Kabupaten Gunungkidul), regional ( dalam Propinsi DIY), nasional dan internasional. Produk kerajinan batu dari Gunungkidul telah diekspor, misalkan produk batu temple diekspor ke negara Cina, Singapura dan Vietnam.    Aspek Teknis Lokasi usaha Lokasi usaha kerajinan batu di wilayah Kabupaten Gunungkidul terdapat di kecamatan Semanu, Wonosari, Semin, Karangmojo, dan Ponjong Bentuk Bentuk kerajinan batu alam, antara lain: 1. Untuk Umpak tiang rumah 2. Giring ( pada rumah yang tidak memakai podasi ) 3. Pawon untuk memasak dengan kayu bakar 4. Batu untuk dinding rumah ( seperti batu bata dan batako ) 5. Ornamen rumah ( arca , hiasan dinding dsb ) 6. Tegel
  • 44. • Aspek Keuangan Initial Investment Komoditas Kerajinan Batu Uraian Investasi Biaya Lahan Biaya Bangunan Asumsi: Harga tanah Rp 200.000/M2 Harga bangunan Rp 0,5 juta/M2 Satuan Jumlah M2 300 100 Nilai Rp Rp 110.000.000 50.000.000 Peralatan Rp 25.000.000 Modal Kerja Rp 25.000.000 Total Investasi Rp 2 10.000.000 Produksi Unit per tahun 20.000
  • 45.  Aspek Pasar Kerajinan kayu (woodcraft) tersebut ketika ditekuni ternyata bisa menjadi sebuah usaha yang memiliki prospek menjanjikan, terutama bagi daerah yang selama ini menjadi salah satu tujuan wisata baik domestik maupun mancanegara. Wilayah pemasaran yang dapat dijangkau oleh produk ini adalah lingkup lokal (Kabupaten Gunungkidul), regional ( dalam Propinsi DIY), nasional dan internasional. Produk kerajinan kayu dari Gunungkidul telah diekspor, misalkan produk topeng kayu batik, furnitur diekspor ke negara Amerika, Italy, Jepang, Prancis, dan Thailand.  Aspek Teknis  Lokasi usaha  Lokasi usaha kerajinan kayu di wilayah Kabupaten Gunungkidul terdapat di kecamatan Gedangsari, Nglipar, Patuk, Saptosari, dan Panggang. Bentuk Pemanfatan kayu untuk kerajinan dalam bentuk, antara lain:topeng kayu, furnitur, mainan tradisional dakon, bingkai cermin, nampan, kotak tisu
  • 46. • Aspek Keuangan Initial Investment Komoditas Kerajinan Kayu Uraian Investasi Satuan Jumlah Biaya Lahan Biaya Bangunan Asumsi: Harga tanah Rp 200.000/M2 Harga bangunan Rp 0,5 juta/M2 Peralatan M2 300 100 15.000.000 50.000.000 Rp 30.000 110.000.000 50.000.000 Rp Unit per tahun Rp Rp Rp Modal Kerja Total Investasi Produksi Nilai 215.000.000
  • 47.  Aspek Pasar Homestay adalah jenis akomodasi yang berasal dari rumah–rumah rakyat yang telah disediakan fasilitas dan sarananya, sehingga memenuhi syarat kesehatan yang disewakan kepada wisatawan. Wilayah pemasaran yang dapat dijangkau oleh produk ini adalah lingkup lokal (Kabupaten Gunungkidul), regional (dalam Propinsi DIY), nasional dan internasional.  Aspek Teknis Lokasi usaha  Lokasi usaha rumah usaha (homestay) dilakukan di daerah wisata di Kabupaten Gunungkidul, seperti: Desa Wisata Bleberan, Kecamatann Playen; Kec. Girisubo, Kec. Tanjungsari, Kec. Tepus; Kec. Saptosari dan Kec. Panggang. Bentuk  Untuk membuka usaha homestay, paling tidak harus memiliki bangunan berupa rumah yang layak huni. Bermodal aset yang sudah ada ini, investasi tambahan cukup ringan karena bangunan rumah sudah ada, maka perlu menyiapkan biaya untuk renovasi dan promosi. Sistem usaha yang akan digunakan, dapat dengan sistem waralaba atau dengan pengelolaan secara mandiri.
  • 48. • Aspek Keuangan Initial Investment Komoditas Rumah Wisata (Homestay) Uraian Investasi Biaya renovasi rumah Peralatan/Perlengkapan Modal Kerja Total Investasi Produksi Satuan Jumlah M2 200 Tamu per tahun 400 Nilai Rp Rp Rp Rp 100.000.000 25.000.000 20.000.000 145.000.000
  • 49.  Aspek Pasar Keunikan Yogyakarta, khususnya Kabupaten Gunungkidul dengan adat istiadat budaya yang unik, panorama alam yang indah, dan masyarakatnya yang ramah menarik wisatawan mancanegara untuk datang berkunjung. Kedatangan wisatawan ke Gunungkidul memiliki beberapa tujuan antara lain berlibur, mengunjungi teman, mengadakan pertemuan, kunjungan kerja dan lain sebagainya. Wilayah pemasaran yang dapat dijangkau oleh produk ini adalah lingkup lokal (Kabupaten Gunungkidul), regional ( dalam Propinsi DIY), nasional dan internasional.  Aspek Teknis Lokasi usaha  Lokasi usaha di Wonosari (ibukota Kabupaten Gunungkidul) dan cabang di kota lain. Bentuk  Biro perjalan wisata ini menyediakan informasi pariwisata di Gunungkidul dan tranportasi, baik dari tempat asal wisatawan atau dari Yogyakarta atau di Kabupaten Gunungkidul; dan menyediakan rute dan memandu perjalanan wisata, tempat makan, souvenir, dan tempat bermalam.
  • 50. • Aspek Keuangan Initial Investment Komoditas Biro Perjalanan Wisata Uraian Investasi Biaya sewa kantor per tahun Peralatan/Perlengkapan Kendaraan Modal Kerja Total Investasi Produksi Satuan Jumlah M2 50 unit 2 Tamu per tahun 2.000 Nilai Rp Rp Rp Rp Rp 10.000.000 25.000.000 500.000.000 20.000.000 555.000.000
  • 52. 1. 2. 3. Kebijakan perijinan : ada kemudahan akses, efisiensi waktu, dan prosedur dalam hal informasi perizinan usaha. yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Gunungkidu, serta biaya perizinan usaha yang dinilai tidak memberatkan pelaku usaha. Hubungan pemerintah kabupaten dengan pelaku ada kepedulian memahami permasalahan yang dihadapi pelaku usaha, kebijakan yang mendukung kegiatan usaha, pajak dan retribusi daerah yang tidak merugikan kegiatan usaha dan senilai dengan layanan yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Daya dukung infrastruktur di Kabupaten Gunungkidul dinilai cukup memadai untuk kegiatan investasi, seperti saluran air limbah, listrik, teknologi informasi, dan telekomunikasi. Khusus pada penyediaan air bersih sebagian wilayah masih belum terjangkau PDAM
  • 53. 4. 5. 6. Dari aspek permodalan dan makro ekonomi para responden menyatakan adanya hubungan bisnis para pelaku usaha (responden) dengan berbagai lembaga keuangan, dinamika perekonomian makro Kabupaten Gunungkidul memiliki pengaruh positif terhadap kegiatan usaha investasi, dan peningkatan daya beli masyarakat merupakan salah satu faktor positif bagi perkembangan usaha di Kabupaten Gunungkidul. Sedangkan aspek persaingan usaha di Kabupaten Gunungkidul dinilai mayoritas responden relatif kompetitif. Faktor sosial politik di Kabupaten Gunungkidul dinyatakan oleh mayoritas responden dinilai sebagai faktor positif atau mendukung bagi perkembangan dunia usaha. Aspek perburuhan atau ketenagakerjaan di Kabupaten Gunungkidul yang dinyatakan oleh mayoritas responden telah mendukung pengembangan dunia usaha.
  • 54. Komoditas Prioritas Investasi Di Kabupaten Gunungkidul No. Komoditas 1 Tepung mocaf 2 Pengolahan daging sapi 3 Budidaya ikan air tawar 4 Kerajinan batu alam 5 Kerajinan bambu 6 Kerajinan kayu 7 Rumah wisata (homestay) 8 Biro perjalanan wisata
  • 55.  Hasil Studi Kelayakan Usaha (SKU) atau feasibility study (FS) produk perikanan menunjukkan bahwa usaha di sub. sektor perikanan khususnya ikan air tawar, misalnya nila menunjukkan hasil yang layak untuk dikembangkan. Hal ini dapat dilihat dari indikator kelayakan usaha NPV, PBP, IRR
  • 56. 1. Perlunya sosialisasi atas hasil Penyusunan Daftar Proyek Investasi Berbasis Potensi Daerah Kabupaten Gunungkidul ini pada stakeholders (masyarakat, birokrasi, pengusaha/investor,akademisi, lembaga keuangan) melalui berbagai media komunikasi, termasuk website. Dokumen ini sekaligus dapat ditindaklanjuti sebagai bahan promosi investasi daerah. 2. Pengintegrasian hasil Penyusunan Daftar Proyek Investasi Berbasis Potensi Daerah Kabupaten Gunungkidul ini pada perencanaan pembangunan daerah, khususnya di tiap kecamatan sehingga terbangun sinergitas pembangunan daerah. 3. Penyusunan studi kelayakan ketujuh komoditas prioritas investasi tersebut untuk memberi gambaran lebih rinci dan utuh kepada calon investor. 4. Menyusun kegiatan sejenis pada setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Gunungkidul sehingga tersedia informasi potensi investasi yang lebih luas dan lengkap yang dapat dijadikan alternatif bagi investor untuk melakukan kegiatan investasi. 5. Implementasi dokumen ini (Penyusunan Daftar Proyek Investasi Berbasis Potensi Daerah Kabupaten Gunungkidul memerlukan intensitas koordinasi lintas SKPD, untuk menjaga efektivitas program dan kegiatan pengembangan usaha dan investasi yang ada di Kabupaten Gunungkidul
  • 57.
  • 58.    60% kebutuhan ikan di DIY harus didatangkan dari luar wilayah konsumsi ikan di Jogja hanya 21 kg/kapita/tahun, rata-rata nasional (35 kg/kapita/tahun Budidaya air tawarnya pada tahun 2010 mencapai produksi total sebesar 3.045,1 ton yang berasal dari budidaya kolam sebesar 2.779,15 ton, budidaya karamba sebesar 9,87 ton, budidaya telaga sebesar 242,87 ton dan budidaya jaring apung sebesar 13,23 ton
  • 59. 6.2. Asumsi  Kajian keuangan akan memberikan gambaran keuangan yang mencakup pembahasan informasi basis (asumsi), investasi, arus kas dan kemampuan memenuhi kewajiban keuangan serta prospek keuangan.  Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Net Benefit Cost Ratio (Net BCR).  Dasar perhitungan yang akan dilakukan menggunakan asumsi satuan luas kolam minimum 100 m2 (ukuran 10 m x 10 m) luas lahan 110 m2.  Periode proyek diasumsikan selama 3 (tiga) tahun. Asumsi teknis dan parameter dapat ditampilkan pada tabel 61.
  • 60. Tabel 6.1. Asumsi Teknis dan Parameter Keuangan Usaha Budidaya Pembesaran Ikan Nila No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Uraian Periode Proyek Pembuatan tanggul keliling dinding kolam Pengerukan kolam Gubug/Saung menunggu Harga total jaring Biaya jahit Harga bahan Umur budidaya Frekuensi panen per tahun Benih (ukuran 5-7 cm) Pakan ikan Gaji pengelola Upah tenaga kerja tetap Harga jual ikan nila Tingkat mobilitas Rata-rata berat ikan saat panen Bunga pinjaman bank Unit 3 40 1 1 1 80 1 4 3 1.000 170 1 1 1 20 400 12 - 13 Satuan Harga/Unit (Rp) Tahun Meter larik 500.000 Paket 8.000.000 Unit 800.000 Rol 350.000 Meter Persegi 2.500 Rol 150.000 Bulan Kali Kg 11.000 Zak @ 30 kg 180.000 Orang/bulan 1.200.000 Orang/bulan 600.000 Kg 10.000 Persen Gram persen/tahun
  • 61. No 1 2 3 Rincian Biaya Proyek Sumber dana Investasi a. Kredit b. Dana sendiri Jumlah dana investasi Sumber dana modal kerja a. Kredit b. Dana sendiri Jumlah dana modal kerja Sumber Total dana a. Kredit b. Dana sendiri Jumlah 20.000.000 8.520.000 28.520.000 30.000.000 19.800.000 49.800.000 50.000.000 28.320.000
  • 62. Tabel 6.5. Angsuran Pokok dan Bunga Kredit Investasi Tahun ke 0 1 2 Angsuran Bunga Kredit Angsuran Pokok Total Angsuran Saldo Akhir 20.000.000 20.000.000 Rp9.433.962,26 Rp2.400.000,00 Rp11.833.962,26 10.566.038 Rp10.566.037,74 Rp1.267.924,53 Rp11.833.962,26 Tabel 6.6 Angsuran Pokok dan Bunga Kredit Modal Kerja Tahun ke 0 1 2 Kredit 30.000.000 Angsuran Pokok Angsuran Bunga Total Angsuran Rp14.084.507,04 Rp3.900.000,00 Rp17.984.507,04 Rp15.915.492,96 Rp2.069.014,08 Rp17.984.507,04 Saldo Akhir 30.000.000 15.915.493 (0)
  • 63. Tabel 6.7. Produksi dan Pendapatan Budidaya Pembesaran Ikan Nila No 1 2 3 4 5 Uraian Frekuensi panen per tahun Produksi per periode Berat ikan saat panen (Periode) Produksi per tahun Harga jual ikan Nilai penjualan per tahun Nilai 3 16.000 6.400 19.200 10.000 192.000.000 Satuan kali ekor kg kg Rp/kg Rp/tahun
  • 64. Tabel 6.8. Proyeksi Laba Rugi Usaha Budidaya Pembesaran Ikan Nila No 1 2 3 4 5 6 7 8 Uraian 1 Pendapatan 192.000.000 Biaya Operasional 149.400.000 Laba Kotor (EBIT) 42.600.000 Bunga 6.300.000 Laba Sebelum Pajak (EBT) 36.300.000 Pajak 3.630.000 Laba Bersih (EAT) 32.670.000 Profit Margin 17% Tahun Ke 2 192.000.000 149.400.000 42.600.000 3.336.939 39.263.061 3.926.306 35.336.755 18% 3 192.000.000 149.400.000 42.600.000 42.600.000 4.260.000 38.340.000 20%
  • 65. Kriteria Investasi IRR Pay Back Period Discounted B/C Ratio Hasil Cut-Off Kesimpulan 21% 12% Layak 2 tahun 3bulan 3 tahun Layak 1,51 >1 Layak
  • 66. Tabel 6.11. Analisis Sensitivitas Usaha Skenario 1 a. Pendapatan turun = 7% Kriteria Investasi Hasil IRR Pay Back Period Discounted B/C Ratio NPV 14% 2 tahun 6bulan 1,3 23.890.240 Cut-Off Kesimpulan 12% 3 tahun >1 Positif Layak Layak Layak Layak Tabel 6.12. Analisis Sensitivitas Usaha Skenario 2 a. Biaya operasional naik = 10% Kriteria Investasi IRR Pay Back Period Discounted B/C Ratio NPV Hasil 16% 2 tahun 5bulan 1,35 27.716.194 Cut-Off 12% 3 tahun >1 Positif Kesimpulan Layak Layak Layak Layak
  • 67.  Penyediaan lapangan kerja.  Sumber pendapatan keluarga bagi pembudidaya dan pihak-pihak lain yang terkait dengan usaha budidaya ini.  Meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDRB) Pemerintah Daerah.  Sumber penerimaan devisa negara melalui penjualan ikan nila baik dalam bentuk utuh beku, fillet segar, atau fillet beku ke pasar luar negeri (ekspor)  Usaha ini juga memiliki kaitan : a. Hulu (backward linkage) . b. Hilir (forward linkage).