Dokumen ini berisi hasil kajian mengenai:
1. Sektor-sektor potensial yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gunungkidul.
2. Lokasi, ketersediaan lahan, sarana prasarana, dan peluang investasi di Kabupaten Gunungkidul.
3. Data dan informasi berupa potensi serta peluang investasi di Kabupaten Gunungkidul dalam bentuk peta.
4. Daftar kegiatan usaha yang layak ditawarkan kepada investor
Kajian penguatan daerah penyangga dalam mendukung IKN 2020
POTENSI EKONOMI
1. KANTOR PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU
KABUPATEN GUNUNGKIDUL
DAN
CV. CAKRABUANA JAYA YOGYAKARTA
2. 1.
Mengidentifikasi sektor-sektor potensial yang dapat memacu
laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gunungkidul.
2.
Melakukan kajian mengenai lokasi, ketersediaan lahan, sarana
dan prasarana, peluang investasi di Kabupaten Gunungkidul
3.
Menyediakan data dan informasi berupa potensi serta peluang
investasi di Kabupaten Gunungkidul dalam bentuk peta
potensi unggulan daerah Kabupaten Gunungkidul.
4.
Dari data analisis sektor unggulan, dilakukan identifikasi produk
unggulan di Kabupaten Gunungkidul
3. Ruang Lingkup
1.
Wilayah administrasi terdiri dari 18 kecamatan.
2.
Mengumpulkan, mengintepretasikan, menganalisa data dan informasi yang
berkaitan dengan kondisi riil perekonomian, indikator ekonomi makro, potensi
sektor ekonomi, serta kinerja ekonomi Kabupaten Gunungkidul
3.
Melakukan studi pustaka terhadap kajian terdahulu yang berkaitan dengan analisa
pertumbuhan ekonomi makro, tren laju pertumbuhan ekonomi, serta kontribusi
sektor pembentuk PDRB Kabupaten Gunungkidul; identifikasi sektor yang
memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif sehingga dapat dikembangkan
sebagai sektor andalan dalam memacu pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi di Kabupaten Gunungkidul.
4.
Menyusun daftar kegiatan usaha yang layak ditawarkan kepada calon investor
yang mencakup gambaran singkat usaha, lokasi, kapasitas, insentif, dan analisa
singkat.
4. 1.
Dokumen hasil kajian mengenai sektor-sektor potensial
yang dapat memacu laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Gunungkidul.
2.
Dokumen hasil kajian mengenai lokasi, ketersediaan
lahan, sarana dan prasarana, peluang investasi di Kabupaten
Gunungkidul.
3.
Dokumen tentang data dan informasi berupa potensi serta
peluang investasi di Kabupaten Gunungkidul dalam bentuk
peta potensi unggulan daerah Kabupaten Gunungkidul.
4.
Dokumen mengenai daftar kegiatan usaha yang layak
ditawarkan kepada calon investor yang mencakup gambaran
singkat usaha, lokasi, kapasitas, insentif, dan analisa singkat.
5. A. Sektor Unggulan
Data Primer
Data Primer diperoleh dengan metode wawancara
langsung dengan key persons yang relevan dan
terkait dengan kajian ini.
Data Sekunder
Data Sekunder yang diperlukan adalah Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
Sleman.
6. B. Komoditas Unggulan
Data Primer.
1. kondisi dan prospek pemasaran;
2. minat berusaha pada komoditas yang bersangkutan;
3. teknik produksi dan ketersediaan bahan baku;
4. sarana dan prasarana yang tersedia;
5. potensi pertumbuhan;
6. kebijakan pemerintah yang mendukung komoditas tersebut;
7. adanya kemitraan atas dasar hubungan bisnis saling menguntungkan.
Data Sekunder
Data yang diperoleh dari instansi terkait, seperti BPS Kabupaten Gunungkidul,
Data tersebut diolah dengan aplikasi rasio, tingkat pertumbuhan.
8. 3. Location Quotient (LQ)
LQ = (Eij/Ej)/(Ein/En)
Eij
Ej
Ein
En
= Kontribusi sektor i di kabupaten j
= PDRB kabupaten j
= Kontribusi sektor i di propinsi n
= PDRB propinsi n
• Jika nilai LQ > 1, maka kabupaten j untuk sektor i ada spesialisasi (tingkat
spesialisasi kabupaten > tingkat spesialisasi propinsi)
• Jika nilai LQ = 1, maka wilayah j > untuk sektor i ada spesialisasi (tingkat
spesialisasi kabupaten = tingkat spesialisasi propinsi)
• Jika nilai LQ < 1, maka wilayah j untuk sektor i tidak ada spesialisasi (tingkat
spesialisasi kabupaten < tingkat propinsi)
9. 4. Analisis SWOT KUANTITATIF
KEKUATAN, KELEMAHAN,
PELUANG, DAN TANTANGAN
1.
2.
3.
...
...
10
Posisi Kekuatan
Nilai
4
4
4
4
3
3
29
Bobot Poin
14%
14%
14%
14%
10%
10%
100%
0.552
0.552
0.552
0.552
0.621
0.621
4.621
Nilai : antara 1-5 dengan justifikasi akademik
Bobot : nilai masing-masing dibagi total posisi kekuatan
Poin : nilai x bobot masing-masing poin
11. Gambar 4.2. Kerangka Pelaksanaan Pekerjaan
LAPORAN PENDAHULUAN
•Pemahaman terhadap KAK (latar belakang, ruang lingkup, maksud dan tujuan,
masukan dan keluaran)
•Metodologi
•Alokasi pengerahan tenaga ahli, penunjang dan surveyor
•Metode pelaksanaan
•Jadwal penugasan personil
•Jadwal pelaksanaan pekerjaan
•Diskripsi awal target sasaran
•Data-data pendukung yang terkait dengan kegiatan
•Bahan/instrumen survei (kuesioner) dan daftar sasaran survei
PRESENTASI / DISKUSI DENGAN
TIM PENGAWAS DAN PPKom
Laporan Pendahuluan yang telah
disepakati
Pengumpulan Data:
Wawancara, Dokumentasi dan Survei
Alat Analisis:
•Diskriptif
•Tipologi Klassen
•LQ
•SWOT
LAPORAN ANTARA
Data Sekunder:
•Perundang-undangan dan peraturan dibawahnya yang terkait
kegiatan potensi unggulan dan investasi.
•Referensi akademis dan empiris
•Referensi terkait lainnya
•Profil geografis, demografis, dan sosial di Kecamatan, Kab.
Gunungkidul
•Potensi aset dan sumber daya untuk komoditas unggulan dan
investasi
Data Primer:
•kondisi dan prospek pemasaran;
•minat berusaha pada komoditas yang bersangkutan;
•teknik produksi dan ketersediaan bahan baku;
•sarana dan prasarana yang tersedia;
•potensi pertumbuhan;
•kebijakan pemerintah yang mendukung komoditas tersebut;
•adanya kemitraan atas dasar hubungan bisnis saling
menguntungkan
a. Progres report pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan di
wilayah sasaran kegiatan.
b. Hasil sementara penelitian (data survei, kuisioner dan laporan
penelitian, .
c. Permasalahan di lapangan.
d. Upaya-upaya pemecahan permasalahan.
PRESENTASI / DISKUSI DENGAN
TIM PENGAWAS DAN PPKom
ANALISA DATA
DRAFT LAPORAN AKHIR
LAPORAN AKHIR
•Dokumen hasil kajian mengenai sektor-sektor potensial yang dapat
memacu laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gunungkidul.
•Dokumen hasil kajian mengenai lokasi, ketersediaan lahan, sarana dan
prasarana, peluang investasi di Kabupaten Gunungkidul.
•Dokumen tentang data dan informasi berupa potensi serta peluang
investasi di Kabupaten Gunungkidul dalam bentuk peta potensi
unggulan daerah Kabupaten Gunungkidul.
•Dokumen mengenai daftar kegiatan usaha yang layak ditawarkan
kepada calon investor yang mencakup gambaran singkat usaha, lokasi,
kapasitas, insentif, dan analisa singkat.
PRESENTASI LAPORAN AKHIR
DENGAN TIM PENGAWAS DAN
PPKom
PENYERAHAN DRAFT LAPORAN
AKHIR
12.
13. NO
ASPEK PERIJINAN YANG DIANALISIS
S
TS
1.
Jenis dan tatacara perizinan usaha di Kabupaten
Gunungkidul lengkap dan informatif.
54,55 % 18,8%
2.
Kemudahan akses informasi perizinan usaha
63,64%
18,18%
3
Kemudahan prosedur pengurusan perizinan usaha
63,64%
18,18%
4
Keterjangkauan biaya perizinan usaha
54,55
18,18
5
Kecepatan waktu pengurusan perizinan usaha
63,64%
18,18%
14. NO
ASPEK YANG DIANALISIS
S
TS
1.
Keberpihakan dan perhatian dari Pemerintah Kabupaten
Gunungkidul pada pelaku usaha
72,73%
9,09%
2.
Kemampuan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam
merumuskan kebijakan yang mendukung kegiatan usaha
63,64%
36,36%
3
Kebijakan dan program Pemerintah Kabupaten Gunungkidul
63,64%
yang tidak merugikan kegiatan usaha
27,27%
4
Keaktifan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam
membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi
pelaku usaha
72,73%
27,27%
5
Pajak dan retribusi daerah yang tidak menghambat
kegiatan usaha
72,73%
18,18%
6
Tingkat retribusi daerah yang terkait dengan kegiatan usaha 63,64%
senilai/sepadan dengan layanan yang diberikan Pemerintah
18,18%
15. NO
ASPEK YANG DIANALISIS
S
TS
1.
Ketersediaan sarana transportasi yang ada sekarang ini
cukup mendukung kegiatan usaha
72,73% 9,09%
2.
Biaya transportasi yang terjangkau bagi masyarakat,
mayoritas responden
63,64% 18,18%
3
Ketersediaan jaringan air bersih untuk mendukung kegiatan
usaha
69%
4
Biaya air bersih tersedia secara memadai
72,73% 18,18%
5
Ketersediaan pasokan listrik untuk mendukung kegiatan
usaha
72,73% 18,18%
6
Keterjangkauan biaya pemakaian listrik untuk mendukung
kegiatan usaha
7
Penyediaan sarana teknologi informasi
63,64%
63,64%
15%
9,09%
27,27%
16. NO
ASPEK YANG DIANALISIS
S
1.
Permodalan dan layanan keuangan dari lembaga keuangan
72,73%
2.
Terjadinya dinamika perekonomian makro di Kabupaten
Gunungkidul diyakini memiliki pengaruh positif terhadap kegiatan
usaha para responden
72,73%
3
Peningkatan daya beli masyarakat merupakan salah satu faktor
positif bagi perkembangan usaha di Kabupaten Gunungkidul
72,73%
4
Aspek persaingan usaha di Kabupaten Gunungkidul dinilai relatif
kompetitif
62,63%
17. NO
ASPEK YANG DIANALISIS
S
1.
faktor sosial politik di Kabupaten Gunungkidul
berpengaruh positif bagi perkembangan dunia usaha
72,73%
2.
kebijakan perburuhan di Kabupaten Gunungkidul
mendukung pengembangan dunia usaha
63,64%
18. NO
ASPEK YANG DIANALISIS
S
1.
Tokoh masyarakat menginginkan adanya sosialisasi kebijakan
yang sudah ada kepada warga dan pelaku usaha
72,72%
2.
Sebaran lokasi investasi dirasa perlu ada keseimbangan antar
kelurahan di setiap kecamatan, sehingga tidak terjadi konsentrasi
kegiatan usaha pada wilayah/lokasi tertentu saja
81,8%
3
Telah memiliki infrastruktur yang memadai untuk kegiatan
investasi, seperti listrik, sarana transportasi, dan telekomunikasi
81,8%
4
Kondisi sosial budaya dan keamanan di kecamatan relatif
mendukung kegiatan investasi
90,91%
19. Lapangan Usaha
1. Pertanian
a. Tanaman Bahan Makanan
b. Tanaman Perkebunan
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
d. Kehutanan
e. Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
Penggalian
3. Industri Pengolahan
Industri Tanpa Migas
4. Listrik, Gas & Air Bersih
a. Listrik
b. Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
a. Perdagangan Besar & Eceran
b. Hotel
c. Restoran
7. Pengangkutan & Komunikasi
a. Pengangkutan
1. Angkutan Jalan Raya
2. Jasa Penunjang Angkutan
b. Komunikasi
1. Pos & Telekomunikasi
2. Jasa Penunjang Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
a. Bank
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank
c. Sewa Bangunan
d. Jasa Perusahaan
9. Jasa-Jasa
a. Pemerintahan Umum
1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan
2. Jasa Pemerintahan Lainnya
b. Swasta
1. Sosial Kemasyarakatan
2. Hiburan dan Rekreasi
3. Perorangan & Rumahtangga
Rata2
Ktrbsi
Ket
Ptbhn
7.00
5.05
0.10
0.96
0.83
0.06
0.33
0.33
1.99
1.99
0.09
0.08
0.01
1.45
2.61
1.91
0.02
0.68
1.25
1.14
1.11
0.04
0.11
0.06
0.04
0.82
0.23
0.11
0.46
0.03
2.38
2.03
1.29
0.75
0.35
0.14
0.04
0.16
0.75
0.95
0.63
0.17
0.33
1.12
0.21
0.21
0.64
0.64
1.76
1.87
0.87
1.30
1.16
1.19
0.37
1.10
1.11
1.08
1.08
1.02
1.51
1.44
1.63
1.31
2.17
0.73
1.08
1.11
0.84
0.83
0.82
0.86
0.91
0.81
1.54
0.86
P
P
B
B
B
K
B
B
P
P
K
K
B
M
M
M
B
K
M
M
M
K
K
K
K
K
K
B
K
K
P
P
P
B
B
B
K
B
20. No.
Sub Sektor
Golongan
1
Tanaman Bahan Makanan
Potensial
2
Perikanan
Berkembang
3
Industri Pengolahan Tanpa Migas
Potensial
4
Restoran
Bekembang
5
Jasa Penunjang Komunikasi
Berkembang
6
Bank
Berkembang
7
Sewa Bangunan
Berkembang
8
Jasa Perusahaan
Berkembang
9
Jasa Hiburan Dan Rekreasi
Berkembang
21. Hasil Penghitungan LQ
2006
2007
Nilai LQ
2008
1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN & PERIKANAN
2,10
2,13
2,13
2,19
2,21
a. Tanaman Bahan Makanan
b. Tanaman Perkebunan
c. Peternakan & hasil-hasilnya
d. Kehutanan
e. Perikanan
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
a. Pertambangan migas
b. Pertambangan Bukan Migas
c. Penggalian
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
a. Industri Migas
b. Industri Bukan Migas
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
a. Listrik
b. Gas Kota
c. Air Bersih
5. KONSTRUKSI
1,97
1,17
2,15
4,85
0,83
2,79
1,99
1,22
2,21
4,83
0,84
2,51
2,02
1,22
2,16
4,75
0,80
2,51
2,11
1,18
2,14
4,73
0,77
2,53
2,15
1,14
2,05
4,71
0,80
2,64
2,79
0,82
2,51
0,82
2,51
0,82
2,53
0,82
2,64
0,83
0,82
0,54
0,52
0,82
0,56
0,54
0,82
0,57
0,55
0,82
0,60
0,57
0,83
0,62
0,60
0,77
0,85
0,83
0,84
0,89
0,85
0,97
0,85
0,90
0,87
LAPANGAN USAHA
2009
2010
22. LAPANGAN USAHA
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
a. Perdagangan Besar & Eceran
b. Hotel
c. Restoran
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
a. Pengankutan
1. Angkutan Jalan Raya
2. Jasa Penunjang Angkutan
b. Komunikasi
1. Pos dan telekomunikasi
2. Jasa penunjang komunikasi
8. KEUANGAN, REAL ESTAT & JASA PERUSAHAAN
a. Bank
b. Lembaga keuangan bukan Bank
c. Real Estat
d. Jasa Perusahaan
9. JASA-JASA
a. Pemerintahan Umum
1. Administrasi Pemerintahan & Pertahanan
2. Jasa Pemerintahan Lainnya
b. Swasta
1. Jasa Sosial & Kemasyarakatan
2. Jasa Hiburan & Rekreasi
3. Jasa Perorangan & Rumah tangga
2006
0,69
1,16
0,06
0,37
0,69
0,90
1,08
0,14
0,18
0,12
0,75
2007
0,71
1,22
0,06
0,37
0,69
0,91
1,09
0,15
0,19
0,12
0,77
Nilai LQ
2008
0,71
1,22
0,06
0,38
0,67
0,91
1,11
0,14
0,17
0,12
0,74
0,47
0,93
0,56
0,39
0,36
0,79
0,98
0,48
0,84
0,59
0,40
0,36
0,80
0,99
0,49
0,79
0,61
0,40
0,34
0,79
0,97
0,48
0,80
0,57
0,39
0,35
0,77
0,95
0,50
0,81
0,57
0,41
0,34
0,78
0,96
0,98
0,98
0,37
0,34
0,49
0,38
0,98
0,99
0,37
0,34
0,49
0,38
0,97
0,97
0,37
0,34
0,50
0,38
0,96
0,94
0,37
0,34
0,51
0,38
0,98
0,94
0,38
0,35
0,51
0,38
2009
0,71
1,21
0,05
0,37
0,65
0,89
1,11
0,12
0,17
0,11
0,70
2010
0,72
1,21
0,06
0,39
0,66
0,93
1,16
0,13
0,17
0,11
0,69
23. No.
Tipologi Klassen
LQ
1
Tanaman bahan makanan
Tanaman bahan makanan
2
Perikanan
Tanaman perkebunan
3
Industri pengolahan tanpa migas
Peternakan dan hasilnya
4
Restoran
Kehutanan
5
Jasa penunjang komunikasi
Perdagangan besar dan eceran
6
Bank
Angkutan jalan raya
7
Sewa bangunan
-
8
Jasa perusahaan
-
9
Jasa hiburan dan rekreasi
-
24.
25. No.
1
Responden
Pelaku Usaha
Potensi Investasi
1.
2.
2
Akademisi
3
Asosiasi Pengusaha
4
Lembaga Keuangan
5
SKPD
3.
4.
1.
2.
3.
1.
2.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
Pariwisata (Pantai, Gua,
Sejarah, Agama)
Kerajinan (Kayu, Bambu, Batu
alam)
Perikanan
Ubi Kayu
Pertanian
Peternakan
Pariwisata
Sumber daya alam (Kehutanan,
Kras)
Pariwisata (Pantai dan Gua)
Perdagangan
Pariwisata
Industri pengolahan
Perikanan
Pariwisata
Kars/Kapur
Ubi kayu diolah menjadi tepung
cassava dan mocaf
Keterangan
Pelaku usaha yang menjadi sampel di
seluruh kecamatan, Kab. Gunungkidul
Univ. Gunungkidul (UGK)
Gapensi dan Kadin
KJKS BMT Amal Rizki
1.
2.
3.
Dinas Kelautan dan Perikanan
Dinas Tanaman Pangan dan
Holtikultura
Kantor Penanaman Modal &
Pelayanan Terpadu
26. No.
1
Bentuk
Kebiijakan Pendukung
Pemasaran dan Promosi
Jumlah
(%)
34,04
2
Pelatihan
3
Pendampingan
14,81
4
Permodalan
34,04
5
Pemanfaatan produk oleh masyarakat dan instansi pemkab
4,26
6
Perlindungan produk/bahan baku
4,26
7
Lain-lain
4,34
8,51
27. Persepsi Tokoh Masy. Mengenai Potensi Investasi Di Kecamatan
Kecamatan
Nama
Pendidikan
1
Panggang
Slamet
Sarjana
2
Purwosari
Subar
Sarjana
3
Paliyan
Rusdiyono
SLTA
4
Saptosari
Supriyono
Sarjana
5
Tepus
Supriyanto
SLTA
6
Tanjungsari
Harto
SLTA
7
Rongkop
8
Girisubo
Suwindartin
i
Suharto
9
Semanu
M. Sobari
No
Pasca
Sarjana
SLTP
SLTA
Potensi Investasi
Kelautan/perikanan
Wisata Gua
1. Potensi alam: perikanan tangkap/laut.
2. Wisata gua
3. Kerajinan
1. Sumber daya alam (hutan)
2. Perak
1. Kelautan
2. Kerajinan
1. Potensi alam, khususnya pantai
2. Kerajinan,
3. Perdagangan
Kelautan, khususnya pantai Baron dan sebagainya yang
berada di wilayah kecamatan Tanjung Sari, potensi
kelautan selain menjadi tujuan wisata juga diperoleh hasil
lautnya.
1. Wisata alam (Gua Tritis & Brahala)
2. Indutri Mocaf dan Casava
1. Batu alam
2. Mebel kayu
3. Kerajinan anyaman bambu
4. Makanan (jenang)
1. Kelautan
28. 10
Ponjong
Margana
Sarjana
11
Karangmojo
Sutanto
SLTA
12
Wonosari
Suprapto
SLTA
13
Playen
Ponijan
SLTA
14
Patuk
Sutarjo
15
Gedangsari
Sugiran
16
Nglipar
Suparman
17
Ngawen
18
Semin
Agung
Setiawan
Paryanto
Batu putih dan makanan olahan
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
Sarjana 1.
2.
3.
Diploma 1.
III
2.
SLTA
1.
SLTA
SLTA
2.
3.
1.
2.
1.
2.
3.
Sumber daya alam seperti kelautan beserta hasilnya
Pertanian
Peternakan serta berbagai hasil
Kerajinan
Sumberdaya alam seperti pantai, batu dan tambang.
Pertanian dan peternakan
Kerajinan, seperti mebel
Potensi alam, seperti Air Terjun Sri Thiwul dan Goa.
Olahan makanan
Peternakan dan pertanian
Pariwisata
Kerajinan kayu
Industri makanan kecil
Sumber daya alam (batu andesit)
Kerajinan (patung kayu dan bamboo)
Kelautan yang di dalamnya meliputi perikanan, obyek
wisata, potensi pendukung lainnya misalnya souvenir.
Peternakan (sapi, kambing dan kerbau).
Gula kelapa
Wisata
Kelautan
Sumber daya alam, seperi obyek wisata pantai
Peternakan dan pertanian
Batu Alam Putih.
29. No.
Kecamatan
1
Panggang
2
Purwosari
3
Paliyan
4
Saptosari
5
Tepus
6
Tanjungsari
7
8
Rongkop
Girisubo
9
Semanu
Potensi Investasi
1. Mebel kayu
2. Pariwisata pantai
3. Kerajinan akar pohon dan canting
1. Pariwisata Gua
2. Pengolahan hasil laut
1. Batu putih,
2. Kerajinan rumah tangga
3. Minat khusus (menyusuri sungai dan gua)
Pariwisata kelautan seperti pantai Ngubaran dan Renean.
1. Mebel kayu
2. Pariwisata pantai Gesing
3. Kerajinan akar pohon di Girimulyo, kerajinan canting di Girikerto
1. Kelautan: pantai Krakal, Kukup dan Drini
2. Ikan laut
3. Olahan makanan, di desa Hargosari
4. Kerajinan kece dan kayu di desa Kemadang.
Pariwisata alam (Gua Tritis & Brahala) Pariwisata budaya
1. Perikanan
2. Indutri kecil (makanan)
1. Kerajinan perak
2. Pengolahan tepung ketela (casava)
3. Pengembangan tanaman pangan dan holtikultura
30. 10
Ponjong
11
Karangmojo
12
Wonosari
13
14
15
Playen
Patuk
Gedangsari
16
Nglipar
17
Ngawen
18
Semin
1. Industri Batu,
2. Industri Rumah tangga
3. Wisata Kuliner dan wisata alam
1. Wisata alam dan wisata budaya,
2. Pengolahan hasil tanaman polowija/hasil pertanian
3. Peternakan dan perikanan.
1. Kerajinan kayu
2. Makanan: tempe dan tahu
3. Batu putih
Pertanian
1. Buah-buahan dan Taman wisata buah di Desa Nglanggeran
1. Kerajinan batik, bambu patung kayu
2. Mebel/furnitur
3. Makanan olahan
4. Wisata budaya rasulan Gubug Gedhe
5. Batu alam andesit dan zeolit
1. Pertanian, peternakan, kerajinan,
2. Makanan olahan,
3. Mebel kayu
1. Wisata Gunung Gambar dan Hutan Wonosari’
2. Home Industri (Batik Tulis)
1. Ukir batu dan kerajinan akar wangi
2. Peternakan ayam dan sapi
3. Makanan olahan
4. Pertanian tembakau dan palawija.
31. 1
Tipologi Klassen
dan LQ
Ubi kayu
2
Kelapa
3
Sapi potong
4
Jati
5
6
Budidaya ikan air
tawar
Kerajinan kayu
7
Kerajinan bambu
8
Mebel/furniture
No.
9
10
11
Pelaku Usaha, Akademisi,
Asosiasi, LK, SKPD*)
Pertanian
Kerajinan (Kayu, Bambu,
Batu alam)
Peternakan
Tokoh Masyarakat*)
• Pertanian
Peternakan
Pejabat Kecamatan*)
• Pengembangan tanaman
pangan dan holtikultura
Olahan makanan
Sumber daya alam
(hutan)
• Kelautan/perikanan
Peternakan ayam dan
sapi
Perikanan
Olahan makanan
Pengolahan hasil laut
Perdagangan
Mebel kayu
Ubi kayu diolah menjadi
cassava dan mocaf
Pariwisata (Pantai, Gua,
Sejarah, Budaya)
Kerajinan
anyaman bambu
Indutri Mocaf dan
Casava
Batu alam
Wisata alam
Kerajinan
kayu/Mebel/furnitur
Kerajinan bambu
• Sumber daya alam
(Kehutanan, Kras)
Perikanan
Pengolahan tepung ketela
(casava)
Pengolahan ubi kayu
Batu alam dan ukir batu
Pengolahan batu
Pariwisata (Pantai, Gua,
Sejarah, Budaya)
Penunjang pariwisata (biro perjalanan wisata, rumah wisata, jasa pelaksana outbond, wisata taman buah)
33. No
Nama Komoditas
1
Tepung mocaf
2
Pengolahan daging sapi
3
Budidaya ikan air tawar
4
Kerajinan batu alam
5
Kerajinan bambu
6
Kerajinan kayu
7
Rumah wisata (homestay)
8
Biro perjalanan wisata
Nilai X (S – W)
Nilai Y (O – T)
1,2
-1
0,85
-0,25
0,8
0,05
1,1
-0,25
0,7
0,7
0,1
0,1
1,9
0,3
2,1
1,15
Kuadran
II
II
I
II
I
I
I
I
34.
35. Kuadran I (positif, positif). Posisi ini menandakan sebuah komoditas yang memiliki kekuatan dan
berpeluang untuk berkembang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif. Strategi
yang dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan kemajuan adalah:
1. Meningkatkan kualitas SDM pada berbagai bagian, misalkan peningkatan kualitas SDM
bagian pemasaran, bagian desain.
2. Peningkatan kualitas teknologi produksi
3. Melakukan diversifikasi produk
4. Memperluas daerah pemasaran
Kuadran II (positif, negatif ). Posisi ini menandakan sebuah komoditas yang kuat namun
menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah diversifikasi
strategi. Strategi yang dilakukan untuk mendorong ke kuadran I, adalah:
1. Meningkatkan skala produksi untuk mencapai efisiensi usaha.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pemasaran, misal pemasaran melalui internet.
3. Meningkatkan teknik produksi.
4. Meningkatkan kemitraan untuk pasokan bahan baku, bahan pendukung, dan
pemasaran dengan perusahaan yang lebih besar dan/atau pengusaha dari daerah lain.
37.
Aspek Pasar
Tepung Mocaf dapat digunakan untuk membuat kue kering seperti
cookies, nastar, dan kastengel, kue basah seperti kue lapis, brownies,
spongy, cake, bihun, dan campuran produk lain berbahan baku gandum
atau tepung beras, dengan karakteristik produk yang dihasilkan tidak
jauh berbeda dengan penggunaan tepung terigu maupun tepung beras.
Wilayah pemasaran yang dapat dijangkau oleh produk ini adalah lingkup
lokal (Kabupaten Gunungkidul), regional ( dalam Propinsi DIY), dan
nasional.
Aspek Teknis
Lokasi usaha
Secara umum lokasi usaha tepung mocaf dapat dilakukan diseluruh
kecamatan di wilayah Kabupaten Gunungkidul karena tanaman ubi kayu
sebagai bahan baku utama tepung mocaf dihasilkan di seluruh
kecamatan.
Pemanfaatan
Tepung Mocaf sangat baik digunakan sebagai bahan baku untuk produk
bakery dan dapat digunakan sebagai bahan baku, baik substitusi maupun
seluruhnya, dari berbagai jenis produk bakeri mulai dari muffin, bolu,
cookies, brownish, spongy cake sampai roti tawar.
38. • Aspek Keuangan
Initial Investment Komoditas Tepung Mocaf
Uraian Investasi
Biaya Lahan
Biaya Bangunan Semi
Permanen
Satuan
M2
Jumlah
1.000
300
Rp
Nilai
350.000.000
Rp
Rp
Rp
100.000.000
100.000.000
550.000.000
Asumsi:
Harga tanah Rp 200.000/M2
Harga bangunan Rp 0,5 juta/M2
Peralatan
Modal Kerja
Total Investasi
Produksi
Ton per
tahun
150
39.
Aspek Pasar
Kebutuhan daging sapi 2012 sebanyak 448.800 ton, sehingga
masih kekurangan 72.290 ton. Kekurangan daging sapi pada 2012
sekitar 72.290 ton setara dengan 441.600 ekor sapi. Dengan
demikian, kebutuhan daging sapi relatif masih tinggi.
Wilayah pemasaran yang dapat dijangkau oleh produk ini adalah
lingkup lokal (Kabupaten Gunungkidul), regional ( dalam Propinsi
DIY), dan nasional.
Aspek Teknis
Lokasi usaha
Secara umum diseluruh kecamatan di wilayah Kabupaten
Gunungkidul memiliki peternakan sapi. Dari 18 kecamatan
terdapat 5 kecamatan yang memiliki jumlah ternak sapi lebih
dari 8.000 ekor pada tahun 2010, yaitu Kecamatan Tanjungsari,
Semanu, Ponjong, Playen, Gedangsari, dan Semin.
Pemanfaatan
Pemanfaatan daging sapi dapat diolah kedalam berbagai bentuk
untuk dikonsumsi. Bentuk olahan, antara lain: Kornet, Sosis Sapi,
Abon Sapi, Bakso
40. • Aspek Keuangan
Initial Investment Komoditas Daging Sapi Olahan (Produk Bakso)
Uraian Investasi
Biaya Lahan
Biaya Bangunan Permanen
Asumsi:
Harga tanah Rp 200.000/M2
Harga bangunan Rp 1 juta/M2
Peralatan
Satuan
Jumlah
M2
200
100
10
140.000.000
25.000.000
Rp
Rp
Ton per tahun
Rp
Rp
Modal Kerja
Total Investasi
Produksi
Nilai
50.000.000
215.000.000
41.
Aspek Pasar
Produk dari bambu mempunyai nilai tambah yang sangat besar
dibanding dengan produk-produk dari kayu. Nilai tambah produk
kerajinan bambu mencapai 150 % ditingkat buyer dan 250 %
ditingkat konsumen.
Wilayah pemasaran yang dapat dijangkau oleh produk ini adalah
lingkup lokal (Kabupaten Gunungkidul), regional ( dalam Propinsi
DIY), nasional dan internasional. Produk kerajinan bambu dari
Gunungkidul adalah suling bambu yang telah diekspor ke negara
Malaysia, Belanda, Amerika, dan Inggris.
Aspek Teknis
Lokasi usaha
Lokasi usaha kerajinan bambu di wilayah Kabupaten Gunungkidul
terdapat di kecamatan Semanu, Purwosari, Rongkop, Ngawen,
dan Playen
Bentuk
Bentuk kerajinan bambu memiliki berbagai jenis, antara lain
tampah, besek, atau perabot rumah tangga lainnya, box set
(kotak penyimpan serba guna), tempat lilin, vas bunga, kap
lampu, berbagai bentuk dan ukuran keranjang, mebel bambu.
42. •Aspek Keuangan
Initial Investment Komoditas Kerajinan Bambu
Uraian Investasi
Biaya Lahan
Biaya Bangunan Semi
Permanen
Asumsi:
Harga tanah Rp 200.000/M2
Harga bangunan Rp 0,5 juta/M2
Peralatan
Modal Kerja
Total Investasi
Produksi
Satuan
M2
Jumlah
200
100
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Unit per tahun
40.000
Nilai
90.000.000
50.000.000
15.000.000
25.000.000
180.000.000
43.
Aspek Pasar
Kabupaten Gunungkidul merupakan wilayah yang sebagian besar terdiri dari batubatuan terutama batu putih, sehingga bagi masyarakat setempat dapat
dimanfaatkan untuk menambah pendapatan. Batu Putih merupakan bahan dari alam
di gunungkidul yang perlu dikembangkan.
Wilayah pemasaran yang dapat dijangkau oleh produk ini adalah lingkup lokal
(Kabupaten Gunungkidul), regional ( dalam Propinsi DIY), nasional dan internasional.
Produk kerajinan batu dari Gunungkidul telah diekspor, misalkan produk batu temple
diekspor ke negara Cina, Singapura dan Vietnam.
Aspek Teknis
Lokasi usaha
Lokasi usaha kerajinan batu di wilayah Kabupaten Gunungkidul terdapat di
kecamatan Semanu, Wonosari, Semin, Karangmojo, dan Ponjong
Bentuk
Bentuk kerajinan batu alam, antara lain:
1. Untuk Umpak tiang rumah
2. Giring ( pada rumah yang tidak memakai podasi )
3. Pawon untuk memasak dengan kayu bakar
4. Batu untuk dinding rumah ( seperti batu bata dan batako )
5. Ornamen rumah ( arca , hiasan dinding dsb )
6. Tegel
44. • Aspek Keuangan
Initial Investment Komoditas Kerajinan Batu
Uraian Investasi
Biaya Lahan
Biaya Bangunan
Asumsi:
Harga tanah Rp 200.000/M2
Harga bangunan Rp 0,5 juta/M2
Satuan
Jumlah
M2
300
100
Nilai
Rp
Rp
110.000.000
50.000.000
Peralatan
Rp
25.000.000
Modal Kerja
Rp
25.000.000
Total Investasi
Rp
2 10.000.000
Produksi
Unit per tahun
20.000
45.
Aspek Pasar
Kerajinan kayu (woodcraft) tersebut ketika ditekuni ternyata bisa
menjadi sebuah usaha yang memiliki prospek menjanjikan, terutama bagi
daerah yang selama ini menjadi salah satu tujuan wisata baik domestik
maupun mancanegara.
Wilayah pemasaran yang dapat dijangkau oleh produk ini adalah lingkup
lokal (Kabupaten Gunungkidul), regional ( dalam Propinsi DIY), nasional
dan internasional. Produk kerajinan kayu dari Gunungkidul telah diekspor,
misalkan produk topeng kayu batik, furnitur diekspor ke negara Amerika,
Italy, Jepang, Prancis, dan Thailand.
Aspek Teknis
Lokasi usaha
Lokasi usaha kerajinan kayu di wilayah Kabupaten Gunungkidul terdapat
di kecamatan Gedangsari, Nglipar, Patuk, Saptosari, dan Panggang.
Bentuk
Pemanfatan kayu untuk kerajinan dalam bentuk, antara lain:topeng
kayu, furnitur, mainan tradisional dakon, bingkai cermin, nampan, kotak
tisu
46. • Aspek
Keuangan
Initial Investment Komoditas Kerajinan Kayu
Uraian Investasi
Satuan
Jumlah
Biaya Lahan
Biaya Bangunan
Asumsi:
Harga tanah Rp 200.000/M2
Harga bangunan Rp 0,5 juta/M2
Peralatan
M2
300
100
15.000.000
50.000.000
Rp
30.000
110.000.000
50.000.000
Rp
Unit per tahun
Rp
Rp
Rp
Modal Kerja
Total Investasi
Produksi
Nilai
215.000.000
47.
Aspek Pasar
Homestay adalah jenis akomodasi yang berasal dari rumah–rumah rakyat
yang telah disediakan fasilitas dan sarananya, sehingga memenuhi syarat
kesehatan yang disewakan kepada wisatawan. Wilayah pemasaran yang
dapat dijangkau oleh produk ini adalah lingkup lokal (Kabupaten
Gunungkidul), regional (dalam Propinsi DIY), nasional dan internasional.
Aspek Teknis
Lokasi usaha
Lokasi usaha rumah usaha (homestay) dilakukan di daerah wisata di
Kabupaten Gunungkidul, seperti: Desa Wisata Bleberan, Kecamatann
Playen; Kec. Girisubo, Kec. Tanjungsari, Kec. Tepus; Kec. Saptosari dan
Kec. Panggang.
Bentuk
Untuk membuka usaha homestay, paling tidak harus memiliki bangunan
berupa rumah yang layak huni. Bermodal aset yang sudah ada ini,
investasi tambahan cukup ringan karena bangunan rumah sudah ada,
maka perlu menyiapkan biaya untuk renovasi dan promosi. Sistem usaha
yang akan digunakan, dapat dengan sistem waralaba atau dengan
pengelolaan secara mandiri.
48. • Aspek Keuangan
Initial Investment Komoditas Rumah Wisata (Homestay)
Uraian Investasi
Biaya renovasi rumah
Peralatan/Perlengkapan
Modal Kerja
Total Investasi
Produksi
Satuan
Jumlah
M2
200
Tamu per tahun
400
Nilai
Rp
Rp
Rp
Rp
100.000.000
25.000.000
20.000.000
145.000.000
49.
Aspek Pasar
Keunikan Yogyakarta, khususnya Kabupaten Gunungkidul dengan adat
istiadat budaya yang unik, panorama alam yang indah, dan
masyarakatnya yang ramah menarik wisatawan mancanegara untuk
datang berkunjung. Kedatangan wisatawan ke Gunungkidul memiliki
beberapa tujuan antara lain berlibur, mengunjungi teman, mengadakan
pertemuan, kunjungan kerja dan lain sebagainya.
Wilayah pemasaran yang dapat dijangkau oleh produk ini adalah lingkup
lokal (Kabupaten Gunungkidul), regional ( dalam Propinsi DIY), nasional
dan internasional.
Aspek Teknis
Lokasi usaha
Lokasi usaha di Wonosari (ibukota Kabupaten Gunungkidul) dan cabang di
kota lain.
Bentuk
Biro perjalan wisata ini menyediakan informasi pariwisata di Gunungkidul
dan tranportasi, baik dari tempat asal wisatawan atau dari Yogyakarta
atau di Kabupaten Gunungkidul; dan menyediakan rute dan memandu
perjalanan wisata, tempat makan, souvenir, dan tempat bermalam.
50. • Aspek Keuangan
Initial Investment Komoditas Biro Perjalanan Wisata
Uraian Investasi
Biaya sewa kantor per tahun
Peralatan/Perlengkapan
Kendaraan
Modal Kerja
Total Investasi
Produksi
Satuan
Jumlah
M2
50
unit
2
Tamu per tahun
2.000
Nilai
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
10.000.000
25.000.000
500.000.000
20.000.000
555.000.000
52. 1.
2.
3.
Kebijakan perijinan : ada kemudahan akses, efisiensi waktu, dan prosedur
dalam hal informasi perizinan usaha. yang diselenggarakan Pemerintah
Kabupaten Gunungkidu, serta biaya perizinan usaha yang dinilai tidak
memberatkan pelaku usaha.
Hubungan pemerintah kabupaten dengan pelaku ada kepedulian
memahami permasalahan yang dihadapi pelaku usaha, kebijakan yang
mendukung kegiatan usaha, pajak dan retribusi daerah yang tidak
merugikan kegiatan usaha dan senilai dengan layanan yang diberikan oleh
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul.
Daya dukung infrastruktur di Kabupaten Gunungkidul dinilai cukup
memadai untuk kegiatan investasi, seperti saluran air limbah, listrik,
teknologi informasi, dan telekomunikasi. Khusus pada penyediaan air bersih
sebagian wilayah masih belum terjangkau PDAM
53. 4.
5.
6.
Dari aspek permodalan dan makro ekonomi para responden menyatakan
adanya hubungan bisnis para pelaku usaha (responden) dengan berbagai
lembaga keuangan, dinamika perekonomian makro Kabupaten
Gunungkidul memiliki pengaruh positif terhadap kegiatan usaha investasi,
dan peningkatan daya beli masyarakat merupakan salah satu faktor
positif bagi perkembangan usaha di Kabupaten Gunungkidul. Sedangkan
aspek persaingan usaha di Kabupaten Gunungkidul dinilai mayoritas
responden relatif kompetitif.
Faktor sosial politik di Kabupaten Gunungkidul dinyatakan oleh mayoritas
responden dinilai sebagai faktor positif atau mendukung bagi
perkembangan dunia usaha.
Aspek perburuhan atau ketenagakerjaan di Kabupaten Gunungkidul yang
dinyatakan oleh mayoritas responden telah mendukung pengembangan
dunia usaha.
54. Komoditas Prioritas Investasi
Di Kabupaten Gunungkidul
No.
Komoditas
1
Tepung mocaf
2
Pengolahan daging sapi
3
Budidaya ikan air tawar
4
Kerajinan batu alam
5
Kerajinan bambu
6
Kerajinan kayu
7
Rumah wisata (homestay)
8
Biro perjalanan wisata
55.
Hasil Studi Kelayakan Usaha (SKU) atau feasibility study (FS) produk
perikanan menunjukkan bahwa usaha di sub. sektor perikanan khususnya
ikan air tawar, misalnya nila menunjukkan hasil yang layak untuk
dikembangkan. Hal ini dapat dilihat dari indikator kelayakan usaha NPV, PBP,
IRR
56. 1.
Perlunya sosialisasi atas hasil Penyusunan Daftar Proyek Investasi Berbasis Potensi
Daerah Kabupaten Gunungkidul ini pada stakeholders (masyarakat, birokrasi,
pengusaha/investor,akademisi, lembaga keuangan) melalui berbagai media komunikasi,
termasuk website. Dokumen ini sekaligus dapat ditindaklanjuti sebagai bahan promosi
investasi daerah.
2.
Pengintegrasian hasil Penyusunan Daftar Proyek Investasi Berbasis Potensi Daerah
Kabupaten Gunungkidul ini pada perencanaan pembangunan daerah, khususnya di tiap
kecamatan sehingga terbangun sinergitas pembangunan daerah.
3.
Penyusunan studi kelayakan ketujuh komoditas prioritas investasi tersebut untuk memberi
gambaran lebih rinci dan utuh kepada calon investor.
4.
Menyusun kegiatan sejenis pada setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Gunungkidul
sehingga tersedia informasi potensi investasi yang lebih luas dan lengkap yang dapat
dijadikan alternatif bagi investor untuk melakukan kegiatan investasi.
5.
Implementasi dokumen ini (Penyusunan Daftar Proyek Investasi Berbasis Potensi Daerah
Kabupaten Gunungkidul memerlukan intensitas koordinasi lintas SKPD, untuk menjaga
efektivitas program dan kegiatan pengembangan usaha dan investasi yang ada di
Kabupaten Gunungkidul
57.
58.
60% kebutuhan ikan di DIY harus didatangkan dari luar wilayah
konsumsi ikan di Jogja hanya 21 kg/kapita/tahun, rata-rata nasional (35
kg/kapita/tahun
Budidaya air tawarnya pada tahun 2010 mencapai produksi total sebesar
3.045,1 ton yang berasal dari budidaya kolam sebesar 2.779,15 ton,
budidaya karamba sebesar 9,87 ton, budidaya telaga sebesar 242,87 ton
dan budidaya jaring apung sebesar 13,23 ton
59. 6.2. Asumsi
Kajian keuangan akan memberikan gambaran keuangan
yang mencakup pembahasan informasi basis (asumsi),
investasi, arus kas dan kemampuan memenuhi kewajiban
keuangan serta prospek keuangan.
Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan
Net Benefit Cost Ratio (Net BCR).
Dasar perhitungan yang akan dilakukan menggunakan
asumsi satuan luas kolam minimum 100 m2 (ukuran 10 m x
10 m) luas lahan 110 m2.
Periode proyek diasumsikan selama 3 (tiga) tahun. Asumsi
teknis dan parameter dapat ditampilkan pada tabel 61.
60. Tabel 6.1.
Asumsi Teknis dan Parameter Keuangan Usaha
Budidaya Pembesaran Ikan Nila
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Uraian
Periode Proyek
Pembuatan tanggul keliling dinding kolam
Pengerukan kolam
Gubug/Saung menunggu
Harga total jaring
Biaya jahit
Harga bahan
Umur budidaya
Frekuensi panen per tahun
Benih (ukuran 5-7 cm)
Pakan ikan
Gaji pengelola
Upah tenaga kerja tetap
Harga jual ikan nila
Tingkat mobilitas
Rata-rata berat ikan saat panen
Bunga pinjaman bank
Unit
3
40
1
1
1
80
1
4
3
1.000
170
1
1
1
20
400
12 - 13
Satuan
Harga/Unit (Rp)
Tahun
Meter larik
500.000
Paket
8.000.000
Unit
800.000
Rol
350.000
Meter Persegi
2.500
Rol
150.000
Bulan
Kali
Kg
11.000
Zak @ 30 kg
180.000
Orang/bulan
1.200.000
Orang/bulan
600.000
Kg
10.000
Persen
Gram
persen/tahun
61. No
1
2
3
Rincian Biaya Proyek
Sumber dana Investasi
a. Kredit
b. Dana sendiri
Jumlah dana investasi
Sumber dana modal kerja
a. Kredit
b. Dana sendiri
Jumlah dana modal kerja
Sumber Total dana
a. Kredit
b. Dana sendiri
Jumlah
20.000.000
8.520.000
28.520.000
30.000.000
19.800.000
49.800.000
50.000.000
28.320.000
62. Tabel 6.5.
Angsuran Pokok dan Bunga Kredit Investasi
Tahun
ke
0
1
2
Angsuran
Bunga
Kredit
Angsuran Pokok
Total Angsuran Saldo Akhir
20.000.000
20.000.000
Rp9.433.962,26 Rp2.400.000,00 Rp11.833.962,26 10.566.038
Rp10.566.037,74 Rp1.267.924,53 Rp11.833.962,26
Tabel 6.6
Angsuran Pokok dan Bunga Kredit Modal Kerja
Tahun
ke
0
1
2
Kredit
30.000.000
Angsuran Pokok Angsuran Bunga
Total Angsuran
Rp14.084.507,04 Rp3.900.000,00 Rp17.984.507,04
Rp15.915.492,96 Rp2.069.014,08 Rp17.984.507,04
Saldo Akhir
30.000.000
15.915.493
(0)
63. Tabel 6.7.
Produksi dan Pendapatan Budidaya Pembesaran Ikan Nila
No
1
2
3
4
5
Uraian
Frekuensi panen per tahun
Produksi per periode
Berat ikan saat panen (Periode)
Produksi per tahun
Harga jual ikan
Nilai penjualan per tahun
Nilai
3
16.000
6.400
19.200
10.000
192.000.000
Satuan
kali
ekor
kg
kg
Rp/kg
Rp/tahun
64. Tabel 6.8.
Proyeksi Laba Rugi Usaha Budidaya Pembesaran Ikan Nila
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Uraian
1
Pendapatan
192.000.000
Biaya Operasional
149.400.000
Laba Kotor (EBIT)
42.600.000
Bunga
6.300.000
Laba Sebelum Pajak (EBT) 36.300.000
Pajak
3.630.000
Laba Bersih (EAT)
32.670.000
Profit Margin
17%
Tahun Ke
2
192.000.000
149.400.000
42.600.000
3.336.939
39.263.061
3.926.306
35.336.755
18%
3
192.000.000
149.400.000
42.600.000
42.600.000
4.260.000
38.340.000
20%
65. Kriteria Investasi
IRR
Pay Back Period Discounted
B/C Ratio
Hasil
Cut-Off Kesimpulan
21%
12%
Layak
2 tahun 3bulan 3 tahun
Layak
1,51
>1
Layak
66. Tabel 6.11.
Analisis Sensitivitas Usaha Skenario 1
a. Pendapatan turun = 7%
Kriteria Investasi
Hasil
IRR
Pay Back Period Discounted
B/C Ratio
NPV
14%
2 tahun 6bulan
1,3
23.890.240
Cut-Off
Kesimpulan
12%
3 tahun
>1
Positif
Layak
Layak
Layak
Layak
Tabel 6.12.
Analisis Sensitivitas Usaha Skenario 2
a. Biaya operasional naik = 10%
Kriteria Investasi
IRR
Pay Back Period Discounted
B/C Ratio
NPV
Hasil
16%
2 tahun 5bulan
1,35
27.716.194
Cut-Off
12%
3 tahun
>1
Positif
Kesimpulan
Layak
Layak
Layak
Layak
67.
Penyediaan lapangan kerja.
Sumber pendapatan keluarga bagi pembudidaya dan pihak-pihak lain yang
terkait dengan usaha budidaya ini.
Meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDRB) Pemerintah Daerah.
Sumber penerimaan devisa negara melalui penjualan ikan nila baik dalam
bentuk utuh beku, fillet segar, atau fillet beku ke pasar luar negeri (ekspor)
Usaha ini juga memiliki kaitan :
a. Hulu (backward linkage) .
b. Hilir (forward linkage).