SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 63
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Implementasi
Dokumen
Strategi Penanggulangan
Kemiskinan Daerah
(Pengantar pendekatan perencanaan dan
penganggaran terkait Dokumen SPKD)
Stephanus Aan, S.STP. M.Si
2
PENDUDUK MISKIN INDONESIA
1976-2012
3
40.1
28.6
21.6
17.4
15.1 13.7
11.3
17.3
23.4
18.2 17.4 16.7 15.9
17.8 16.6 15.4 14.2 13.3 12.5 12.4 12.0
-
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
40.0
45.0
%PendudukMiskin
Berdasarkan Garis Kemiskinan Lama Berdasarkan Garis Kemiskinan Baru
prakrisis krisis pascakrisis
Melambatnya penurunan kemiskinan:
2008-2009  2,5 juta terentaskan dari kemiskinan.
2009-2012  1-1,5 juta/tahun .
2011 menurun 0,84 persen dan tahun 2012 menurun 0,53 persen.
Penurunan kemiskinan secara absolut: besar (29,13 juta).
Tahun 2010 (%)
Miskin Hampir Miskin
Hampir Tidak
Miskin
Tidak Miskin Total
T
a
h
u
n
2
0
0
9
(
%
)
Miskin 44.30 20.21 15.14 20.34 100.00
Hampir Miskin 21.52 22.66 21.76 34.06 100.00
Hampir Tidak
Miskin
11.54 15.16 23.90 49.41 100.00
Tidak Miskin 2.94 4.71 9.74 82.61 100.00
Catatan:
Miskin : Di bawah GK
Hampir Miskin : Antara 1 - 1,2 GK
Hampir Tidak
Miskin
: Antara 1,2 - 1,5 GK
Tidak Miskin : Di Atas 1,5 GK
Antara tahun 2009 dan 2010:
• ± 55,7% penduduk miskin di tahun 2009 telah keluar dari kemiskinan
pada tahun 2010.
• Sebaliknya ± 21,52% penduduk HM, 11,54% penduduk HTM, dan 2,94%
penduduk TM di tahun 2009 jatuh kedalam kemiskinan pada tahun
2010.
Sumber : BPS
4
Jumlah Kelompok Rentan dan
Near Poor Semakin Besar
promote
demote
GINI RATIO INDONESIA
1996-2011
5
peningkatan pengeluaran golongan bawah (desil 1 s/d 4) lebih lambat dibanding golongan
menengah atas (desil 5 s/d 10):
Hasil pembangunan lebih banyak dinikmati oleh golongan menengah.
0.35
0.31
0.33
0.32
0.33
0.36 0.36
0.35
0.37
0.38
0.41 0.41
0.3
0.32
0.34
0.36
0.38
0.4
0.42
1996 1999 2002 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
GiniRatio
TINGKAT PENGANGGURAN VS
STRUKTUR PEKERJA
 Tingkat pengangguran menurun dari 10,3% tahun 2005
menjadi 6,32% pada tahun 2012
 Namun, perubahan struktur pekerja non-pertanian belum
memadai dalam upaya mengurangi kelompok rentan:
a. Perkembangan industri dan regulasi ketenagakerjaan
mempengaruhi lambatnya penyerapan tenaga kerja di sektor
manufaktur. Selama tahun 2003-2012 hanya mengalami
perubahan 0,3%.
b. Pekerja sektor pertanian sudah banyak yang meninggalkan
perdesaan dan beralih ke sektor jasa di perkotaan.
c. Pengembangan usaha mengalami kendala terbatasnya
entrepreneurship dan masih terbatasnya financial inclusion.
6
MELAMBATNYA PENURUNAN
KEMISKINAN
1. Selama kurun Maret 2011- Maret 2012: garis kemiskinan meningkat
sebesar 6,4%, dari Rp 233,7 ribu/kapita/bulan menjadi Rp 248,7
ribu/kapita/bulan (naik Rp 8.290/kapita/hari) sebagai akibat:
Inflasi pada masyarakat miskin mencapai 6,52%, dibanding inflasi
nasional 4,5% (73,5% pengeluaran masyarakat miskin untuk
makanan)
2.Program kemiskinan jangka pendek semakin baik, namun belum optimal
karena:
a. Masih terdapat persoalan implementasi program: ketidaktepatan
sasaran RTS dan ketidakpaduan lokasi dan waktu ;
b. Masih terjadinya keterlambatan pencairan/penyaluran anggaran;
c. Kurangnya koordinasi. Pada beberapa lokasi ,TKPKD belum optimal
berfungsi;
d. Pada beberapa lokasi, kapasitas teknis pelaksana relatif lemah;
e. Pada daerah pemekaran: data kemiskinan belum termutakhirkan.
8
TANTANGAN UTAMA
PENANGGULANGAN KEMISKINAN MASA DEPAN
• Pertumbuhan penduduk masih cukup besar
• Petani dan nelayan dihadapkan pada lahan usaha yang semakin
terbatas
• Peluang usaha dan pengembangan usaha masyarakat miskin yang
terbatas
• Urbanisasi yang memperparah kemiskinan perkotaan (slum & squatter)
• Rendahnya kualitas SDM, khususnya usia muda
• Rendahnya penyerapan tenaga kerja sektor industri
• Masih banyak daerah terisolir, dengan akses pelayanan dasar yang
rendah
• Belum tersedianya Jaminan Perlindungan Sosial yang komprehensif
• Social exclusion (marjinalisasi), seperti kepada penduduk: difabel,
berpenyakit kronis, ilegal, dll
SASARAN TINGKAT KEMISKINAN TERCAPAI
10
15.97
17.75 16.58
15.42
14.15
13.33
12.00 11.50
10.50
9.50
8.00
13.50
12.50
11.50 10.50
10.00
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
16.00
18.00
20.00
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Tingkat Kemiskinan Target RPJM (Skenario Optimis)
Target RPJM (Skenario Moderat)
STRATEGI UTAMA
• Menciptakan sistem perlindungan sosial nasional yang
terintegrasi dan mampu melindungi masyarakat dari kerentanan dan
goncangan secara individual maupun kelompok.
• Meningkatkan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan
rentan sehingga terpenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya dan
meningkatkan kualitas SDM di masa datang.
• Mengembangkan penghidupan masyarakat miskin dan rentan
dengan mengakses pertumbuhan ekonomi tanpa mengganggu
kelestarian lingkungan hidup.
STRATEGI PELAKSANAAN
• Perluasan jangkauan program-program bersasaran
(targeted) untuk penduduk miskin dan rentan.
• Pengembangan penghidupan masyarakat miskin dan rentan
berdasarkan koridor pulau dan kawasan khusus.
• Pengarusutamaan (mainstreaming) penanggulangan
kemiskinan di seluruh kebijakan dan program pembangunan.
Kluster I
Kluster II
Kluster III
Kluster IV
Perlindungan
Sosial
 individu / RT Pemberdayaan
Masyarakat
 komunitas
Pemberdayaan
Usaha Mikro
 UMK
Program Pro
Rakyat
• Mengembangkan aset
penghidupan dan mengurangi
kerentanan:
o Perlindungan sosial yang
difokuskan pada
perlindungan dan
pengembangan aset
penghidupan
o Kemampuan menghadapi
guncangan/krisis.
•Tidak merusak sumber aset
(social capital & natural
capital)
•Fokus pada upaya-upaya
pengembangan akumulasi aset
penghidupan, terutama dari
sisi produktifitas.
PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN
PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN DI MASA DEPAN
Human
Capital
Natural
Capital
Physical
Capital
Social
Capital
Financial
CapitalAset
Penghidupan
Cluster 1
Cluster 2
Cluster 3
Cluster 4
 Konsep MP3EI dan MP3KI
MP3EI dan MP3KI
• Pemerintah telah menyiapkan MP3EI untuk mendorong percepatan dan
perluasan pembangunan ekonomi melalui pengembangan enam
koridor ekonomi.
Pengembangan koridor tersebut melalui peningkatan investasi dalam
rangka mendorong peningkatan kesempatan kerja dan perluasan
kesejahteraan masyarakat.
• Untuk memaksimalkan manfaat MP3EI dan mendorong terwujudnya
pembangunan yang inklusif dan berkeadilan, diperlukan Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia
(MP3KI).
• MP3KI merupakan affirmative action, sehingga pembangunan ekonomi
bukan saja pro-growth, namun juga pro-poor, pro-job dan pro-
environment.
KEKUATAN MP3KI
1. Rencana yang komprehensif: kebijakan makro, regional, dan sektor.
2. Pelengkap dari dokumen perencanaan yang ada: RPJPN, RPJMN, RAN PPK,
Roadmap PK.
3. Target yang jelas dan arah kebijakan yang terfokus.
4. Penanggulangan kemiskinan dengan melibatkan: pemerintah, BUMN, swasta
dan masyarakat (Public-Private-People Partnership).
5. a. Pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar dan peningkatan pendapatan
(income generating) sesuai kondisi wilayah.
b. Sinergi dan jembatan transisi dari berbagai program kemiskinan yang ada
(Klaster I, II, III, IV)
c. Transformasi program-program PK hingga tahun 2025, sejalan dengan
terwujudnya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
6. Program terobosan (breakthrough) untuk mewujudkan penghidupan masyarakat
yang berkelanjutan.
16
M P 3 E I dan M P 3 K I
MP3EI
Tujuan : Akselerasi Pertumbuhan dengan
Pemerataan (Growth with Equity)
Sasaran : GDP/Kapita 2025  USD 14.000-16.000
Pendekatan : peningkatan nilai tambah berbasis
komoditi unggulan wilayah dengan melibatkan
Pemerintah, BUMN, dan Swasta
Strategi : 3 pilar  Koridor, SDM/Iptek, dan
Konektivitas
MP3KI
Tujuan : Perluasan dan akselerasi PK
Sasaran : Tingkat Kemiskinan 2025:
4 -5%, Indeks Gini, Kesehatan, dan Pendidikan
Pendekatan: perlindungan sosial yang universal,
pengembangan pelayanan dasar, dan pengembangan
penghidupan yang berkelanjutan melalui sinergitas
program/kegiatan dari pemerintah, dunia usaha, dan
masyarakat, sesuai kondisi wilayah.
Strategi: (a) jaminan sosial, (b) bantuan sosial, (c)
pelayanan dasar, (d) peningkatan produktifitas, (e)
pembangunan partisipatif
Dokumen turunan:
1. Rencana Aksi Konektifitas Nasional
2. Rencana Kerja Pemerintah (RKP), dll.
Dokumen turunan:
1. RAN PPK
2. Program-program PK
3. RKP/Lokasi & Alokasi Program-program PK, dll.
Quick wins: ground breaking investasi
pemerintah/BUMN/swasta di koridor-koridor
Quick wins: launching pelaksanaan
Program/kegiatan secara terintegrasi di beberapa lokasi
terpilih, khususnya program/kegiatan PK
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG
Strategi Utama: Pro-Growth, Pro-Job, Pro-Poor, Pro-Environment
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
SINERGI MP3EI DAN MP3KI
MP3EI
MP3KI
BUMN dan CSR
Pemerintah
Daerah
Sinergi klaster 1,
2, 3, dan 4
Akses Konektivitas
Wilayah
Pertumbuhan yang tinggi,
inklusif dan berkeadilan
Menurunnya tingkat
kemiskinan
Meningkatkan
kesempatan kerja
Pembangunan ekonomi
merata di seluruh wilayah
tanah air
SIKLUS HIDUP MANUSIA
19
Janin-balita Anak-anak Remaja Dewasa Lansia
Gangguan
tumbuh
kembang
Tidak tamat sekolah (dasar atau
lanjutan), kekerasan dalam
keluarga
Pendidikan/keterampilan
rendah
Pendapatan
rendah/tidak
cukup
Bekerja dengan upah rendah
Tidak bekerja
Kondisi kesehatan buruk (termasuk kecacatan)
Kemiskinan struktural dan kultural
• Jaminan
pendapatan
minimum
• JPS/ Bantuan
terbatas: anak,
lansia telantar, &
bencana
alam/sosial
• Jaminan
kecelakaan kerja,
hari tua, pensiun &
kematian
Jaminan kesehatan
• Program-program
kesehatan dan gizi
• Program-program
pendidikan
• Program-program pelatihan
• PKH
JENIS BANTUAN SOSIAL BERDASARKAN
SIKLUS HIDUP
20
Kehamilan,
Anak Usia
Dini
Anak
Usia
Sekolah
Usia
Remaja
Usia
Pekerja
Dewasa
Lanjut
Usia
(Lansia)
Penyediaan Lapangan
Kerja untuk Kaum Lansia
(Elderly Labour Market
Access): Pekerjaan di
Tempat-tempat Belanja,
Wisata, dll.
Jaminan Sosial: Jaminan
Hari Tua, Jaminan Pensiun
Pemberian Nutrisi, Makanan Bergizi,
Imunisasi.
Beasiswa/ Bantuan Tambahan Biaya
Pendidikan, Pemberian Makanan
Tambahan di Sekolah, Rehabilitasi /
Pendampingan Sosial terhadap Anak
Bermasalah.
Vocational Training, Youth Employment
Subsidy, Beasiswa Pendidikan.
Cash & In-Kind Transfers
Jaminan Sosial: Jaminan Kesehatan, Jaminan Kecacatan,
Ketenagakerjaan/Pengangguran.
TRANSFORMASI PROGRAM JAMINAN SOSIAL (1)
21
Jaminan
Kesehatan
Cakupan Peserta
Program
• Asuransi Kesehatan PNS dan
TNI/Polri
• Jamkesmas
• JPK Jamsostek
• Jamkesda
• Pemberi Kerja
• Swasta
• Sektor Informal
2010-2014 2015-2019 2020-2025
Jaminan
Ketenagakerjaan
• Terintegrasi dalam Asuransi Kesehatan
• Dikelola oleh organisasi tunggal BPJS Kesehatan
• Pemerintah mensubsidi premi asuransi warga
miskin
58,89 % s/d 71,85 % 80,57 % s/d 90 % 90,79 % s/d 91,09 %
Cakupan Peserta
Program
• Taspen
• Asabri
• Jamsostek Formal-Aktif
• Terintegrasi dalam Jaminan Ketenagakerjaan
• Dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan
• Pemerintah menjajaki pemberian subsidi premi bagi
warga miskin
12,78 % s/d 14,66 % 16,56 % s/d 23 % 23,37 % s/d 33,19 %
Jaminan Hari Tua
Jaminan Pensiun
Jaminan Kematian
Masih dalam rancangan pemerintah dengan program terbatas
TRANSFORMASI PROGRAM JAMINAN SOSIAL (2)
INFORMAL
TNI/ POLRI
TASPEN
ASKES
JAMSOSTEK
BPJS KESEHATAN
PT.ASKES
JAMKESMAS
JAMKESDA
2014 2015 2029
YANKES
JAMINAN KEC
KERJA
JAMINAN
KEMATIAN
JAMINAN
PENSIUN
ASABRI
JAMINAN
PENSIUN
JAMINAN HARI
TUA
JAMINAN HARI
TUA
JAMINAN HARI
TUA
PT. JAMSOSTEK
BPJS KETENAGAKERJAAN
Sumber: UU No. 40/2004 Tentang SJSN
22
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
23
Prioritas Jangka Pendek-Menengah
1
• Unifikasi Sistem Penargetan Nasional
2
• Menyempurnakan Pelaksanaan Bantuan Sosial
Kesehatan untuk Keluarga Miskin
3
• Menyempurnakan Pelaksanaan dan Memperluas
Cakupan Program Keluarga Harapan
4
• Integrasi Program Pemberdayaan Masyarakat
Lainnya ke dalam PNPM
DIMONITOR MELALUI:
1. INPRES NO. 1 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PRIORITAS
PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2010
2. INPRES NO. 3 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM PEMBANGUNAN YANG
BERKEADILAN
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
TARGET NASIONAL JANGKA PANJANG
Indikator Nasional Kondisi Saat ini Target 2025
Tingkat Kemiskinan (%)1
• $1
• Garis Kemiskinan Nasional
• $2
4,79
12,49
42,00
1,50 – 1,95
4,00 – 5,00
13,50 – 16,80
Indeks Gini2 0,41 0,27
Angka Harapan Hidup (tahun)3 70,90 76,50
PDB per kapita (USD)4 3.543 14.000 – 16.000
Angka Rata-Rata Lama Waktu Sekolah (tahun)5 7,92 10,50
Tingkat Kematian Bayi (per 1000 kelahiran)6 27 15
Laju Pertumbuhan Penduduk (%)7 1,49 0,98
Sumber
1: Susenas 2010
2: BPS 2011
3: BPS 2010
4: BPS 2011
5: BPS 2010
6: World Bank 2010
7: BPS
Sumber: Bappenas
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
TARGET SETIAP PERIODE
26
Sumber
1: Susenas 2010; 2: BPS 2011; 3: BPS 2010; 4: BPS 2011; 5: BPS 2010 ; 6: World Bank 2010 ; 7: BPS
8: target RPJPN ; 9: benchmarking dari negara-negara lain ; 10: target MP3EI
Indikator Nasional
Target Pencapaian Tahapan MP3KI
Kondisi Saat ini
2012
Tahapan
Rekonsolidasi
(2012-2014)
Tahapan
Transformasi dan
Perluasan
(2015-2020)
Tahapan
Keberlanjutan
(2021-2025)
Tingkat Kemiskinan (%) 12,491 9,00 – 10,75 6,50 – 8,00 4,00 – 5,008
Indeks Gini 0,412 0,38 0,32 0,289
Angka Harapan Hidup (tahun) 70,903 72,00 – 73,50 74,50 – 75,50 77,00 – 78,009
PDB per Kapita 3.5404 4.500 – 5.000 8.000 – 10.000
14.000 –
16.00010
Angka Rata-Rata Lama Waktu
Sekolah (tahun) 7,925 8,20 9,20 12,009
Tingkat Kematian Bayi (bayi per
1000 kelahiran hidup) 276 19 13 6 – 99
Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 1,497 1,39 1,20 0,989
Sumber: Bappenas
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
SKENARIO PERCEPATAN DAN PERLUASAN
PENGURANGAN KEMISKINAN INDONESIA (P3KI)
27
Outlook Target
Ekonomi dan
Kemiskinan
Strategi
Penanggulangan
Kemiskinan
2012 2015 2020 2025
PDB/kapita (US$)Tingkat
Kemiskinan
4.963
6.097
10.278
14.963
10,5-11,5 %
8-10%
6-7%
4 - 5 %
Program Strategis
Kelompok Sasaran
RTHM, RTM dan RTSM
(40 % terbawah PPLS 2011)
30 % terbawah
(PPLS 2014/2017)
20 % terbawah
(PPLS 2017/2020)
10 % terbawah
(PPLS 2023)
PROGRAM
PENANGGULANGAN
KEMISKINAN EKSISTING
Klaster I
Bantuan dan Jaminan Sosial
Klaster II
Pemberdayaan Masyarakat
Klaster III
KUMKM
Klaster IV
Program Pro-Rakyat
PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL
Jaminan Sosial (Social Security):
 Asuransi Kesehatan
 Jaminan Kematian
 Jaminan Hari Tua
 Jaminan Pensiun
 Jaminan Kecelakaan Kerja
Bantuan Sosial (Social Assistance):
 Temporer (krisis ekonomi, bencana alam)
 Reguler (pangan, BSM, dll)
TRANSFORMASI PROGRAM
PERLINDUNGAN SOSIAL
1. PDB/Kapita: target MP3EI
meningkat
2. Tingkat Kemiskinan:
target RPJP menurun
3. Garis Kemiskinan
cenderung meningkat
4. Elastisitas tingkat
Kemiskinan terhadap
Pertumbuhan PDB/Kapita
cenderung menurun
Garis Kemiskinan
(ribu rupiah)
252
318
467
686
Elastisitas
0,045
0,023
0,083
0,243
PENGEMBANGAN PENGHIDUPAN MASYARAKAT MISKIN/RENTAN
Pemberdayaan/Peningkatan Kapasitas SDM (Empowerment)
Akses Usaha (Financial Access)
Pengarusutamaan Program/Kegiatan
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
PENTAHAPAN PELAKSANAAN MP3KI
• Periode 2013-2014:
• Percepatan pengurangan kemiskinan untuk mencapai target 8% - 10% pada tahun
2014;
• Tidak ada program baru kemiskinan. Perbaikan pelaksanaan program
penanggulangan kemiskinan yang berjalan selama ini, melalui cara “KEROYOKAN”
DI KANTONG2 KEMISKINAN, SINERGI LOKASI DAN WAKTU , SERTA PERBAIKAN
SASARAN (seperti : Program Gerbang Kampung di Menko Kesra);
• Sustainable livelihood  penguatan kegiatan usaha masyarakat miskin, termasuk
membangun keterkaitan dengan MP3EI;
• Terbentuknya BPJS kesehatan pada tahun 2014 .
• Periode 2015 – 2019:
• Transformasi program-program pengurangan kemiskinan;
• Peningkatan cakupan, terutama untuk Sistem Jaminan Sosial menuju universal
coverage;
• Terbentuknya BPJS Tenaga Kerja;
• Penguatan sustainable livelihood.
• Periode 2020-2025:
• Pemantapan sistem penanggulangan kemiskinan secara terpadu;
• Sistem jaminan sosial mencapai universal coverage.
28
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
PENENTUAN INDIKATOR
29
Bidang Indikator Utama
Kemiskinan dan
Ketenagakerjaan
Tingkat Kemiskinan
Tingkat Pengangguran
Kesehatan Angka Kematian Bayi
Angka Kematian Balita
Angka Kematian Ibu Melahirkan
Prevalensi Balita Kekurangan Gizi
Pendidikan Angka Partisipasi Kasar
Angka Partisipasi Murni
Angka Melek Huruf
Angka Putus Sekolah
Infrastruktur Dasar Akses Sanitasi Layak
Akses Air Minum Layak
Rasio Elektrifikasi
Ketahanan Pangan Perkembangan Harga Beras
Perkembangan Harga Bahan Kebutuhan Pokok Utama
1 Analisis Perbandingan Antar Wilayah
2 Analisis Relevansi
3 Analisis Efektivitas
4 Analisis Penentuan Wilayah Prioritas
5 Analisis Anggaran
ANALISIS PERBANDINGAN ANTAR WILAYAH
31
Contoh Kasus
Perbandingan Angka Putus Sekolah Jenjang Pendidikan Dasar (SD/MI) Menurut
Kabupaten/Kota, Provinsi Nusa Tenggara Timur
Masih terdapat kesenjangan (disparitas) angka putus sekolah jenjang pendidikan dasar (SD/MI)antar wilayah di
Provinsi NTT. Beberapa wilayah, perlu memperoleh perhatian dan intevensi untuk mengurangi angka putus
sekolah. Wilayah-wilayah tersebut di antaranya: Kabupaten Sumba Timur, Lembata, Ende, Manggarai Barat
dan Manggarai Timur.
1.48
10.71
0.34 0.36 0.47
2.50
0.45
11.00
1.19
3.58
12.05
0.25 0.63
1.97
5.49
0.17 0.99
1.87
11.34
0.47
1.64
3.49
-
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
SumbaBarat
SumbaTimur
Kupang
TTS
TTU
Belu
Alor
Lembata
Flotim
Sikka
Ende
Ngada
Manggarai
RoteNdao
ManggaraiBarat
SBD
SumbaTengah
Nagekeo
ManggaraiTimur
SabuRaijua
KotaKupang
Persen
Angka Putus Sekolah SD/MI (%) Kab./Kota Angka Putus Sekolah SD/MI (%) Nasional
Angka Putus Sekolah SD/MI (%) Provinsi
ANALISIS RELEVANSI
32
Contoh Kasus
Perkembangan Angka Putus Sekolah Jenjang Pendidikan Dasar (SD/MI),
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Pada tahun 2006 – 2008, kecenderungan angka putus sekolah SD/MI Provinsi NTT tidak sejalan dengan
kecenderungan angka putus sekolah SD/MI tingkat nasional. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
pada periode tersebut upaya penurunan angka putus sekolah di Provinsi NTT tidak sejalan untuk mendukung
tujuan nasional.
5.26
5.59
4.45
1.50
2.01
3.53
2.97 2.96 2.97
3.17
2.41
1.81
-
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
2003 2004 2005 2006 2007 2008
Persen
Angka Putus Sekolah SD/MI (%) - Provinsi Angka Putus Sekolah SD/MI (%) - Nasional
ANALISIS EFEKTIVITAS
33
Contoh Kasus
Perkembangan Angka Kematian Bayi (AKB) Provinsi Nusa Tenggara Timur,
Tahun 2002-2008
Pada periode tahun 2002-2008, AKB Provinsi NTT menurun dari 51 jiwa/1000 kelahiran hidup menjadi 40,1
jiwa/1000 kelahiran hidup. Dengan demikian, program-program yang mendukung penurunan angka kamtian
bayi (AKB) di Provinsi NTT efektif dan berdampak positif terhadap kualitas kesehatan penduduk, khususnya
kesehatan bayi.
51.0 48.7
40.1
20
25
30
35
40
45
50
55
60
2002 2006 2008
Jiwa
Angka Kematian Bayi (Per 1000 Kelahiran Hidup) - Provinsi
Linear (Angka Kematian Bayi (Per 1000 Kelahiran Hidup) - Provinsi)
ANALISIS PENENTUAN WILAYAH PRIORITAS
34
Contoh Kasus
Penentuan Kabupaten/kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi
Di Bidang Kesehatan Provinsi NTT
Dengan menggunakan angka kematian bayi sebagai indikator utama dan kelahiran ditolong tenaga kesehatan
sebagai indikator pendukung, dapat ditentukan wilayah-wilayah yang menjadi prioritas intervensi. Terdapat 5
wilayah yang menjadi prioritas pertama untuk dilakukannya intervensi dengan meningkatkan kelahiran yang
ditolong oleh tenaga kesehatan. Wilayah-wilayah tersebut adalah Kabupaten Sumba Barat, Sumba Timur,
Sumba Tengah, Sumba Barat Daya, dan Kupang.
TTU
Lembata
Flotim
Sikka
Ngada
Kota Kupang
Belu
Ende
Nagekeo
TTS
Alor
Manggarai
Rote Ndao
Manggarai Barat
Sumba Barat
Sumba Timur
Kupang
Sumba Barat Daya
Sumba Tengah
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
KelahiranDitolongTenaga
Kesehatan
Angka Kematian Bayi
Series2
PRIORITAS
4
PRIORITAS
2
PRIORITAS
1
PRIORITAS
3
ANALISIS BESARAN
PENGELUARAN PEMERINTAH
DAERAH
35
ANALISIS ANGGARAN MELIHAT KESESUAIAN
ALOKASI DENGAN PRIORITAS
36
Contoh Kasus
Distribusi Belanja Sektor Terhadap Total Anggaran
Kota Surakarta
Alokasi anggaran sektor pendidikan paling besar dibandingkan dengan anggaran untuk urusan lainnya. Anggaran
yang dialokasikan untuk sektor pendidikan sebesar Rp 394,1 miliar, setara 34.1 persen APBD. Alokasi anggaran
tersebut mencerminkan alokasi yang efektif bagi penanggulangan kemiskinan apabila sektor pendidikan
merupakan prioritas di Surakarta.
Urusan Kelautan
Dan Perikanan Rp
19.2M (1.7%)
Urusan Pertanian
Rp 21.8M (1.9%)
Urusan Lain-lain
Rp134.5M (11.6%)
Urusan Pendidikan
Rp 394.1M
(34.1%)
Urusan Pek.Umum
Rp215.5M (18.7%)
Urusan Kesehatan
Rp54.8M (4.7%)
Urusan otda,
PUM, adm keu
Rp314.9M (27.3%)
37
Contoh Kasus
Distribusi Anggaran Pendidikan dan Permasalahan Angka Partisipasi Murni,
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Pengalokasian anggaran tahun 2010 belum sepenuhnya sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.
Sebagai contoh: Kabupaten Kupang dan Timor Tengah Selatan merupakan daerah dengan APM relatif
tinggi namun anggaran bidang pendidikannya lebih besar dibandingkan dengan anggaran pendidikan untuk
daerah-daerah yang memiliki APM rendah.
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
0
20
40
60
80
100
120
SumbaBarat
SumbaTimur
Kupang
TTS
TTU
Belu
Alor
Lembata
Flotim
Sikka
Ende
Ngada
Manggarai
RoteNdao
Manggarai…
SBD
Sumba…
Nagekeo
Manggarai…
SabuRaijua
KotaKupang
Rp(Juta)
Persen
APM SD/MI Kab-Kota Total Anggaran Pendidikan APM SD/MI Provinsi
ANALISIS ANGGARAN OLEH PEMERINTAH DAERAH SATU TINGKAT DI
ATASNYA UNTUK MELIHAT DISTRIBUSI ANGGARAN
CONTOH KASUS ANALISIS SUMBER PEMBIAYAAN:
BIDANG KESEHATAN
Contoh Kasus
Belanja Kesehatan menurut Sumber Pembiayaan,
Kabupaten Ende 2008
SUMBER PEMBIAYAAN
TOTAL
(RP)
PERSEN
PERKAPITA/TH
(USD)
Pemerintah 60,015,708,501 84.62% 23.99
SB.1.1 Pemerintah Pusat/Depkes 6,589,237,322 9.29%
SB.1.2 Pemerintah Provinsi/Dinkes 310,995,673 0.44%
SB.1.3 Pemerintah Kabupaten/Kota 41,737,846,401 58.85%
SB.1.4.2 Hibah 10,889,507,505 15.35%
SB.1.5.4 Subsidi Premi PNS 488,121,600 0.69%
Non Pemerintah 10,906,505,727 15.38%
SB.2.4 Rumah Tangga 10,906,505,727 15.38%
Grand Total 70,922,214,228 100.00% 28.35
Sumber: Ascobat Gani, 2010
Sumber pembiayaan bidang kesehatan terbesar di Kabupaten Ende pada tahun 2008 adalah
dari pemerintah, yaitu sebesar Rp. 60,0 miliar atau hampir 84,62 persen dari total sumber
pembiayaan. Sementara pembiayaan dari sektor non pemerintah adalah Rp. 10,9 miliar atau
hanya sekitar 15,38 persen.Sementara itu, sumber pembiyaaan terbesar berasal dari
pemerintah kabupaten, yaitu Rp. 41,7 miliar atau 58,85 persen dari total pembiayaan bidang
kesehatan di Kabupaten Ende.
Contoh Kasus
Belanja Kesehatan Menurut Jenis Program Kabupaten Ende, Tahun 2009
CONTOH KASUS ANALISIS DISTRIBUSI
ANGGARAN: BIDANG KESEHATAN
39
PROGRAM
TOTAL
(RP)
PERSEN
Program Kesehatan Masyarakat 14,997,017,108 21.15%
PR 1.1 KIA 1,789,936,829 2.52%
PR 1.2 Gizi 529,165,600 0.75%
PR 1.3 Immunisasi 250,209,538 0.35%
PR 1.5 Malaria 7,147,062 0.01%
PR 1.6 HIV/AIDS 107,281,285 0.15%
PR 1.7 Penyakit Menular Lain 532,680,000 0.75%
PR 1.9 KB 248,927,050 0.35%
PR 1.10 Usaha Kesehatan Sekolah 38,465,000 0.05%
PR 1.12 Kesehatan Lingkungan 10,649,674,005 15.02%
PR 1.13 Promosi Kesehatan 769,817,416 1.09%
PR 1.14 Penanggulangan Bencana 28,219,238 0.04%
PR 1.15 Surveilans 42,994,085 0.06%
PR 1.16 Program Kesehatan Masyarakat Lainnya 2,500,000 0.00%
Sumber: Ascobat Gani, 2010
Distribusi anggaran program kesehatan masyarakat lebih kecil dibandingkan dengan anggaran program penunjang
dan program kesehatan perorangan. Dari keseluruhan anggaran sektor kesehatan, hanya 21,15 persen yang
digunakan untuk program kesehatan masyarakat. Anggaran program kesehatan masyarakat yang relatif lebih kecil
berpotensi memperlambat pencapaian sasaran pembangunan dan sasaran pencapaian MDGs, khususnya pada
bidang kesehatan.40
PROGRAM
TOTAL
(RP)
PERSEN
Program Kesehatan Perorangan 25,069,669,749 35.35%
PR 2.1 Pelayanan Rajal 927,859,101 1.31%
PR 2.2 Pelayanan Ranap 2,159,795,759 3.05%
PR 2.3 Pelayanan Rujukan 4,444,890,100 6.27%
PR 2.4 Pengobatan Umum (tidak jelas masuk PR 2.1- 2.3) 17,537,124,790 24.73%
Program yang Menyangkut Capacity Building/Penunjang 30,855,527,371 43.51%
PR 3.1 Administrasi & Manajemen 15,854,286,995 22.35%
PR 3.3 Capacity Building 1,401,968,343 1.98%
PR 3.4 Pengadaan dan Pemeliharaan Infrastruktur 8,486,541,583 11.97%
PR 3.5 Pengawasan (Monitoring dan Supervisi) 81,240,000 0.11%
PR 3.6 Obat dan Perbekalan Kesehatan 5,014,666,210 7.07%
PR 3.8 Program Capacity Building/Penunjang Lainnya 16,824,240 0.02%
Grand Total 70,922,214,228 100.00%
CONTOH KASUS ANALISIS GAP:
BIDANG PENDIDIKAN
41
Contoh Kasus
Kebutuhan dan Pemenuhan Biaya Operasional Satuan pendidikan - Jenjang
Sekolah Dasar (SD/MI) Kota Surakarta
Sumber: Hasil Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) Kota Surakarta, 2010
Hasil perhitungan BOSP untuk SD/MI dengan menggunakan indeks Permendiknas adalah sebesar Rp
530,000 per siswa. Pemerintah pusat melalui alokasi BOS menyediakan sebesar Rp 400.000 per siswa.
Sisanya sebesar Rp. 130,000 per siswa harus disediakan oleh pemerintah daerah. Jika Pemerintah Provinsi
mengalokasikan Rp. 30.000 per siswa, maka pemerintah kota harus menyediakan Rp. 100,000 per siswa.
530,000
400,000
30,000
100,000
BOSP Pembiayaan
APBD 2 -
BPMKS KOTA
APBD 1 - BOS-
P
APBN - BOS
Contoh Kasus
Kebutuhan dan Pemenuhan Biaya Operasional Satuan pendidikan - Jenjang Sekolah
Menengah Pertama (SMP/MTs) Kota Surakarta
Sumber: Hasil Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) Kota Surakarta, 2010
Hasil perhitungan BOSP untuk SMP/MTS dengan menggunakan indeks Permendiknas adalah sebesar Rp 649,000
per siswa. Pemerintah pusat melalui alokasi BOS menyediakan sebesar Rp 575.000 per siswa.Sisanya sebesar Rp.
74,000 per siswa harus disediakan oleh pemerintah daerah. Jika Pemerintah Provinsi mengalokasikan Rp. 50.000
per siswa, maka pemerintah kota harus menyediakan Rp. 24,000 per siswa.
649,000
575,000
50,000
24,000
BOSP Pembiayaan
APBD 2 -
BPMKS KOTA
APBD 1 - BOS-
P
APBN - BOS
CONTOH KASUS ANALISIS GAP: BIDANG
PENDIDIKAN
Masalah Tujuan Sasaran Indikator Satuan Program Kegiatan Pagu SKPD
TIPS Sinkronisasi Program Nangkis
1. Lihat usulan per
SKPD dalam
Dokumen RKPD
(barang/jasa)
2. Sesuaikan dengan
kebijakan daerah
1. Lihat target capaian
Tahun N di dokumen
RKPD bab IV.
2. Analisa Intervensi
Wilayah/Bidang/Prio
ritas Pembangunan
Lihat evaluasi Bab
II RKPD dan
Permasalahan per
Urusan di KUA
<

O
Perencanaan dan
Penganggaran
Program dan Kegiatan di
44
PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN TAHUN 2012 DAN
RENCANA 2013 DI KEC. BULAKAMBA, KAB. BREBES
Komponen Kegiatan 2012 2013
Klaster 1 Raskin Sedang berjalan.
Isu: Raskin dibagi rata kepada
masyarakat, tidak
mempertimbangkan
masyarakat miskin sebagai
prioritas.
Dilanjutkan, dengan
perbaikan mekanisme
penyaluran dan
pemantauan
pelaksanaan.
PKH Sedang berjalan. Sudah diprogramkan.
Jamkesmas/
Jamkesda
Sedang berjalan.
Isu: pemanfaatan Jamkesmas
masih dinilai sulit oleh
masyarakat.
Dilanjutkan dengan
perbaikan mekanisme
pemanfaatan.
Klaster 2 PNPM Perdesaan Sedang berjalan.
Pelaksanaan relatif baik.
Dilanjutkan.
Klaster 3 KUR Sedang berjalan.
Isu: penetapan jaminan
(collateral) yang dinilai sulit
oleh masyarakat.
Dilanjutkan.
Diperlukan perbaikan
mekanisme penyaluran
pinjaman.
Komponen Kegiatan 2012 2013
Klaster 4 Rumah Sangat Murah Tahap Verifikasi.
Isu: pemukiman kumuh dan
warga menempati tanah ilegal.
Sudah diprogramkan.
Targeting harus tepat, lahan
untuk masyarakat miskin
perlu dipikirkan.
Listrik Murah Tahap Persiapan.
Isu: sumber listrik masih Non-PLN.
Sudah diusulkan untuk
diprogramkan.
Peningkatan Kehidupan Nelayan Tahap Persiapan.
Isu: tingkat kemiskinan nelayan
masih tinggi.
Sudah diprogramkan.
Livelihood • Pelatihan Manajemen Keuangan
Rumah Tangga
Masih berupa usulan Pemda.
Isu: ketika cuaca buruk, nelayan
tidak mendapatkan penghasilan.
Sudah diusulkan untuk
diprogramkan.
• Penempatan dan Perluasan
Kesempatan Kerja
Tahap Persiapan.
Isu: penyediaan lapangan kerja
sementara, terutama saat musim
angin barat (cuaca buruk).
Sudah diprogramkan.
• Pengembangan optimalisasi lahan
• Pengembangan irigasi
• Pemberdayaan kelembagaan
• Penyaluran pupuk
• Perluasan areal tebu
• Perluasan areal hortikultura/
perkebunan/ peternakan
Tahap Persiapan.
Isu: lahan masih bersifat tadah
hujan.
Sudah diprogramkan pada
tingkat kabupaten: agar
fokus ke Kecamatan
Bulakamba.
Lainnya • Sertifikasi lahan pertanian
• Pengembangan sumber air
PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN TAHUN 2012 DAN
RENCANA 2013 DI KEC. BULAKAMBA, KAB. BREBES
Komponen Kegiatan 2012 2013
Klaster 1 Raskin Sedang Berjalan;
Isu : pengelolaan program
kurang transparan
Dilanjutkan dengan
perbaikan mekanisme
penyaluran dan
pemantauan pelaksanan
PKH Tidak ada.
Jamkesmas/ Jamkesda Sedang berjalan.
Isu: sanitasi lingkungan masih
buruk, permukiman kumuh.
Dilanjutkan dengan
perbaikan targeting dan
mekanisme pengelolaan.
Klaster 2 PNPM Perdesaan Sedang berjalan. Pelaksanaan
relatif baik.
Dilanjutkan.
Klaster 3 KUR Sedang berjalan .
Isu: penetapan jaminan yang
dinilai sulit oleh masyarakat.
Dilanjutkan dengan
perbaikan mekanisme
penyaluran pinjaman.
Klaster 4 Rumah Sangat Murah Permukiman kumuh. Tahap implementasi, tahun
2012 dilaksanakan verifikasi.
Listrik murah Isu: sumber listrik Non PLN Secara bertahap
pelayanan listrik diperluas.
Air bersih murah Sedang Berjalan.
Penyediaan air bersih yang
didukung oleh Pemda.
Dilanjutkan dengan
perbaikan dan
peningkatan cakupan
Livelihood •Pengembangan koperasi budidaya rumput laut
•Pelatihan ketrampilan bagi usaha mikro dan kecil
skala rumah tangga
•Pemberian modal usaha untuk kelompok perempuan,
koperasi di perdesaan dan perkotaan
•Bantuan promosi produksi kain tenun
•Bantuan kapal berkapasitas kecil kepada buruh
nelayan
•Penataan PKL
Sedang berjalan. Peningkatan cakupan
rumah tangga pemanfaat
dan perbaikan pelatihan .
PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN TAHUN 2012 DAN
RENCANA 2013 DI KEC. KAJANG, KAB. BULUKUMBA
Komponen Kegiatan 2012 2013
Klaster 1 Raskin Sedang berjalan.
Isu: Raskin dibagi rata kepada
masyarakat, tanpa
mempertimbangkan prioritas kepada
masyarakat miskin.
Dilanjutkan, dengan memperbaiki
mekanisme penyaluran dan
pemantauan pelaksanaan.
PKH Dilaksanakan 2008.
Jamkesmas/ Jamkesda Sedang berjalan.
Isu : penerima manfaat yang semakin
meluas dan ketepatan sasaran.
Dilanjutkan dengan perbaikan
targeting.
Klaster 2 PNPM Perkotaan Sedang berjalan. Dilanjutkan.
Klaster 3 KUR Sedang berjalan .
Isu: penetapan jaminan yang sulit
bagi masyarakat.
Dilanjutkan dengan perbaikan
mekanisme penyaluran pinjaman.
Klaster 4 Rumah Sangat Murah Bantuan Stimulan Rumah Swadaya:
verifikasi.
Pelaksanaan,
Air bersih murah Penyediaan air bersih oleh Pemda
kabupaten.
Dilanjutkan dan pengupayaan
penyediaan secara lebih
permanen.
Livelihood • Pengembangan koperasi di
bidang produksi kedelai
• Penataan PKL
• Peningkatan produksi tanaman
perkebunan dan hortikultura
• Swasembada daging sapi
• Pengembangan sarana
prasarana pertanian
Identifikasi program/kegiatan. Pelaksanaan.
PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN TAHUN 2012 DAN
RENCANA 2013 DI KEC. HAUR GEULIS, KAB. INDRAMAYU
Terima Kasih
Stephanus Aan, S.STP. M.Si
082 138 20 8000
stephanus_aan@yahoo.com
Lampiran
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
51
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
KEMISKINAN KORIDOR SUMATERA
52
Jumlah penduduk miskin
1400 - 27800
27801 - 54800
54801 - 96000
96001 - 164800
164801 - 269500
Tingkat Kemiskinan (%)
2.47 - 8.25
8.25 - 10.96
10.96 - 14.06
14.06 - 19.38
19.38 - 42.56
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
STRATEGI PENGURANGAN KEMISKINAN
KORIDOR SUMATERA
Tema Utama Pengurangan Kemiskinan :
“Peningkatan produktifitas perkebunan dan peningkatan kualitas tenaga kerja kelompok
miskin agar terserap oleh industri pengolahan dan jasa”
53
Area Prioritas 1 Area Prioritas 2 Area Prioritas 3
Aceh Utara Deli Serdang Simeulue
Lampung Utara Langkat Aceh Barat
Kota Medan Pidie
Ogan Komering Ilir Gayo Lues
Muara Enim Nagan Raya
Musi Rawas Bener Meriah
Musi Banyuasin Pidie Jaya
Palembang Subulussalam
Tanggamus Nias Utara
Lampung Selatan Nias Barat
Lampung Timur Gunungsitoli
Lampung Tengah Kepulauan Meranti
Bandar Lampung Bengkulu Selatan
Fokus Utama:
• Peningkatan penyerapan tenaga kerja
miskin dan rentan pada usia produktif
ke dalam sektor formal pada industri
pengolahan unggulan.
• Penjaminan akses orang miskin dan
rentan terhadap lembaga keuangan
formal terutama di perdesaan dengan
persyaratan dan prosedur yang
sederhana melalui skema kredit
berkelompok atau dana dampingan.
• Pengembangan aktivitas rantai
pengolahan yang bersifat penambah
nilai (value added) untuk mendukung
pengembangan ekonomi lokal dan
komoditas unggulan berbasiskan
agro industri.
• Penguatan mekanisme inti-plasma
dengan pihak swasta melalui akses
pengelolaan bagi buruh miskin atas
lahan inti dengan luas yang memadai
(minimal 2 Ha per rumah tangga)
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
KEMISKINAN KORIDOR JAWA
Jumlah penduduk miskin
2700 - 49600
49601 - 118600
118601 - 182500
182501 - 297200
297201 - 519200
54
Tingk at K em iskinan (% )
1.67 - 7.63
7.63 - 11.25
11.25 - 14.48
14.48 - 18.11
18.11 - 32.47
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
Tema Utama Pengurangan Kemiskinan :
“Mendorong kewirausahaan dan transformasi penghidupan masyarakat miskin dari sektor
pertanian ke sektor industri dan jasa”
Fokus Utama:
• Peningkatan penyerapan tenaga kerja
miskin pada usia produktif ke dalam
sektor formal di daerah perkotaan,
terutama di daerah prioritas Jawa Barat
bagian selatan dan daerah industri
sepanjang Pantai Utara Jawa.
• Pengembangan ekonomi perdesaan
non pertanian yang bersifat padat
karya, difokuskan di daerah Jawa
Tengah dan Jawa Timur bagian selatan
dan Pulau Madura.
• Pengembangan dan pembinaan
ekonomi informal perkotaan,
difokuskan di daerah Jabodetabek dan
daerah perkotaan pusat perekonomian.
• Penjaminan pelayanan dasar dan
perlindungan sosial bagi kelompok
miskin migran, difokuskan di daerah
dengan proporsi kemiskinan tinggi,
seperti Madura dan Jawa Tengah
bagian Barat.
STRATEGI PENGURANGAN
KEMISKINAN KORIDOR JAWA
55
Area
Prioritas 1
Area Prioritas 2 Area Prioritas 3
Banyumas Bogor Cilacap Tasikmalaya Pacitan
Kebumen Cianjur Malang Purbalingga Tuban
Brebes Bandung Jember Wonosobo Pamekasan
Probolinggo Garut Rembang
Bangkalan Cirebon Pemalang
Sampang Indramayu Kulon Progo
Sumenep Karawang Gunung
Kidul
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
KEMISKINAN KORIDOR BALI-NT
56
Jumlah penduduk miskin
12900 - 29300
29301 - 58300
58301 - 93800
93801 - 171400
171401 - 263700
Tingkat Kemiskinan (%)
2.21 - 7.95
7.95 - 14.44
14.44 - 21.59
21.59 - 26.74
26.74 - 43.12
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
STRATEGI PENGURANGAN
KEMISKINAN KORIDOR BALI-NT
Tema Utama Pengurangan Kemiskinan:
“Pembukaan keterisolasian dan peningkatan konektifitas ekonomi regional untuk
mendorong pengurangan kemiskinan melalui pertumbuhan potensi ekonomi lokal”
Area
Prioritas 1
Area
Prioritas 2
Area
Prioritas 3
LOMBOK UTARA LOMBOK
BARAT
SUMBA BARAT
SUMBA TIMUR LOMBOK
TENGAH
LEMBATA
TIMOR TENGAH
SELATAN
LOMBOK
TIMUR
ROTE NDAO
SUMBA BARAT
DAYA
SUMBAWA SUMBA
TENGAH
BIMA MANGGARAI
TIMUR
MANGGARAI SABU RAIJUA
Fokus Utama:
• peningkatan pelayanan dasar untuk mangatasi kendala
ketersebaran penduduk ,misalnya melalui mobile service
system untuk kesehatan, kelas jauh dan satu atap untuk
pendidikan.
• Pembukaan akses jalan dan transportasi bagi desa-desa
di wilayah Nusa Tenggara yang belum memiliki akses ke
ibukota kabupaten.
• Perlindungan sosial yang lebih difokuskan pada
peningkatan jangkauan penerima beasiswa miskin di
wilayah terpencil di Nusa Tenggara untuk mengejar
ketertinggalan wilayah ini.
• Bantuan sosial temporer untuk mengantisipasi bahaya
kerawanan pangan yang sering terjadi di Nusa Tenggara.
• Menciptakan kesempatan kerja bagi penduduk miskin
berpendidikan menengah dan miskin berpendidikan
rendah dengan cara memberikan keterampilan di sektor
potensial seperti perikanan, peternakan dan perkebunan
dan penyediaan modal kerja jika dibutuhkan.
• Pengembangan ekonomi agrikultur berbasis commoditi
cash crops, peternakan dan perikanan melalui
peningkatan akses masyarakat miskin di perdesaan
terhadap institusi permodalan dan Pendampingan serta
dukungan produktivitas UKM.
57
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
KEMISKINAN KORIDOR KALIMANTAN
KUT AI
MALIN AU
KETAPAN G
BERAU
KUT AI BAR AT
SINT AN G
KUT AI TIM U R
KAPUA S HU LU
KATIN GAN
KAPUA S
PASIR
MU R UN G R AYA
NU N UKAN
SERU YAN
SANG GAU
BULU N GAN
PON TIAN AK
LAN D AK
BARIT O U TAR A
KOTAW AR IN GIN TIM UR
SAMB AS
PULAN G PISAU
GUN U N G M AS
BANJ AR
KOTA B ARU
KOTAW AR IN GIN BARAT
LAM AN D AU
TAN AH BUM BU
BENG KAYAN G
TAPIN
SUKAM AR A
TABALON G
TAN AH LAU T
BARIT O T IMU R
BARIT O SELAT AN
BALANG AN
PENAJ AM PASER UT
KOTA P ALA NG KA RAYA
BON TAN G
SAMA RIN D A
TAR AKAN
Jumlah penduduk miskin
3000 - 7800
7801 - 14400
14401 - 25300
25301 - 38000
38001 - 69700
58
Tingkat Kemiskinan (%)
3.34 - 5.81
5.81 - 6.67
6.67 - 7.81
7.81 - 10.46
10.46 - 15.29
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
STRATEGI PENGURANGAN KEMISKINAN
KORIDOR KALIMANTAN
Tema Utama Pengurangan Kemiskinan :
“Penguatan dan diversifikasi kegiatan ekonomi masyarakat miskin yang bersumber pada
pengelolaan potensi sumber daya alam (perkebunan, pertanian, perikanan) dan ekonomi
kreatif secara berkelanjutan”
59
Area
Prioritas 1
Area Prioritas 2 Area Prioritas 3
Sambas Sintang Kutai
kartanegara
Kayong
utara
Tana tidung
Landak Kubu raya Samarinda Barito
timur
Tarakan
Ketapang Pontianak Malinau
Kapuas hulu Kotawaringin
timur
Bulungan
Melawi Kapuas Nunukan
Kutai timur Banjarmasin Penajam
paser
utara
Fokus Utama:
• Peningkatan kualitas dan daya
saing sumber daya manusia
masyarakat miskin perdesaan dan
perkotaan agar terserap di pasar
kerja.
• Pemberian jaminan pelayanan
dasar dan perlindungan sosial
terutama bagi kelompok miskin di
wilayah perdesaan, daerah
tepencil, dan perbatasan.
• Penyediaan dan pengembangan
infrastruktur dasar terpadu (listrik,
sanitasi, air bersih) bagi
masyarakat perdesaan.
• Pengembangan dan diversifikasi
sumber usaha masyarakat miskin
berbasis sumber daya alam serta
peningkatan ketersediaan sarana
pendukung produksinya.
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
KEMISKINAN KORIDOR SULAWESI
60
Jumlah penduduk miskin
6800 - 10300
10301 - 25800
25801 - 39200
39201 - 62100
62101 - 87500
Tingkat Kemiskinan (%)
5.49 - 9.01
9.01 - 11.37
11.37 - 16.24
16.24 - 18.9
18.9 - 24.06
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
STRATEGI PENGURANGAN KEMISKINAN
KORIDOR SULAWESI
Tema Utama Pengurangan Kemiskinan:
“Peningkatan akses infrastruktur pelayanan dasar dan produktifitas kelompok miskin
perdesaan di sektor pertanian, perkebunan, perikanan, kelautan, dan industri pariwisata”
Area Prioritas 1 Area Prioritas 2 Area Prioritas 3
DONGGALA GOWA BANGGAI
KEPULAUAN
PARIGI MOUTONG MAROS MOROWALI
JENEPONTO BONE POSO
PANGKAJENE DAN
KEPULAUAN
LUWU TOJO UNA-UNA
KOLAKA LUWU UTARA TORAJA UTARA
GORONTALO MAKASSAR KOLAKA UTARA
POLEWALI MANDAR BUTON BOALEMO
MUNA GORONTALO
UTARA
Fokus Utama:
• Peningkatan penyerapan
tenaga kerja miskin usia
produktif
• Pengembangan ekonomi
perdesaan bidang pertanian
dan perkebunan
• Pengembangan kawasan
minapolitan berbasis sumber
daya perikanan dan kelautan
yang bersifat padat karya
• Pengembangan dan
pembinaan ekonomi informal
perkotaan
• Penjaminan pelayanan dasar
dan perlindungan sosial bagi
kelompok miskin migran
61
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
KEMISKINAN KORIDOR PAPUA-MALUKU
62
Jumlah penduduk miskin
6300 - 12900
12901 - 22200
22201 - 31300
31301 - 49700
49701 - 87200
Tingkat Kemiskinan (%)
4.53 - 18.64
18.64 - 28.41
28.41 - 33.96
33.96 - 43.15
43.15 - 49.58
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
STRATEGI PENGURANGAN KEMISKINAN
KORIDOR PAPUA-MALUKU
Tema Utama Pengurangan Kemiskinan:
“Pembukaan keterisolasian wilayah secara masif, peningkatan akses layanan dasar dan
peningkatan sumber daya manusia”
63
Area Prioritas 1 Area Prioritas 2 Area Prioritas 3
PANIAI MALUKU TENGAH TELUK WONDAMA
PUNCAK JAYA SERAM BAGIAN
BARAT
TELUK BINTUNI
YAHUKIMO MANOKWARI TAMBRAUW
LANNY JAYA JAYAWIJAYA SUPIORI
NABIRE YALIMO
BIAK NUMFOR PUNCAK
TOLIKARA INTAN JAYA
JAYAPURA DEIYAI
Fokus Utama:
• Pengembangan pemusatan
pemukiman penduduk secara
terpadu yang didukung dengan
pembangunan prasarana jalan.
• Penyediaan akses layanan dasar
terutama pendidikan dan
kesehatan sampai ke wilayah
terisolir .
• Pengenalan budaya pertanian dan
perikanan menetap dan intensif
serta berkelanjutan dalam
meningkatkan produktifitas
perekonomian.
• Membuka dan memperluas
layanan keuangan dengan
pengarusutamaan
penanggulangan kemiskinan.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Materi Paparan pada FGD Penanggulangan Kemiskinan Kab. Kulon Progo 2019
Materi Paparan pada FGD Penanggulangan Kemiskinan Kab. Kulon Progo 2019Materi Paparan pada FGD Penanggulangan Kemiskinan Kab. Kulon Progo 2019
Materi Paparan pada FGD Penanggulangan Kemiskinan Kab. Kulon Progo 2019Rusman R. Manik
 
Pointer permendes pdtt 7 tahun 2021 tentang prioritas penggunaan dana desa t...
Pointer permendes pdtt 7 tahun 2021  tentang prioritas penggunaan dana desa t...Pointer permendes pdtt 7 tahun 2021  tentang prioritas penggunaan dana desa t...
Pointer permendes pdtt 7 tahun 2021 tentang prioritas penggunaan dana desa t...Dodik Mer
 
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Joy Irman
 
Sekelumit tentang Renstra OPD menurut Permendagri 86/2017
Sekelumit tentang Renstra OPD menurut Permendagri 86/2017Sekelumit tentang Renstra OPD menurut Permendagri 86/2017
Sekelumit tentang Renstra OPD menurut Permendagri 86/2017Rusman R. Manik
 
Paparan Rakor SPM 31 OKT 2022 opsi 2 (1).pptx
Paparan Rakor SPM 31 OKT 2022 opsi 2 (1).pptxPaparan Rakor SPM 31 OKT 2022 opsi 2 (1).pptx
Paparan Rakor SPM 31 OKT 2022 opsi 2 (1).pptxBappedaLampungUtara
 
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah DaerahPenyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah DaerahDadang Solihin
 
Mekanisme kawasan perdesaaan
Mekanisme  kawasan perdesaaanMekanisme  kawasan perdesaaan
Mekanisme kawasan perdesaaanEkoWahyudi107
 
Pengembangan kerjasama antar desa dalam mendukung pengembangan ekonomi unggul...
Pengembangan kerjasama antar desa dalam mendukung pengembangan ekonomi unggul...Pengembangan kerjasama antar desa dalam mendukung pengembangan ekonomi unggul...
Pengembangan kerjasama antar desa dalam mendukung pengembangan ekonomi unggul...Adelfios Andyka Fatra
 
Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat da...
Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat da...Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat da...
Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat da...Oswar Mungkasa
 
Masukan untuk RPJPD Kota Kotamubagu 2025-2045
Masukan untuk RPJPD Kota Kotamubagu 2025-2045Masukan untuk RPJPD Kota Kotamubagu 2025-2045
Masukan untuk RPJPD Kota Kotamubagu 2025-2045Dadang Solihin
 
Materi Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah dan Launching Permendagr...
Materi Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah  dan   Launching  Permendagr...Materi Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah  dan   Launching  Permendagr...
Materi Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah dan Launching Permendagr...Muh Saleh
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Dadang Solihin
 
Penyusunan RPJPD, RPJMD dan Renstra SKPD
Penyusunan RPJPD, RPJMD dan Renstra SKPD Penyusunan RPJPD, RPJMD dan Renstra SKPD
Penyusunan RPJPD, RPJMD dan Renstra SKPD Dadang Solihin
 
Paparan Bappenas tentang Penyusunan RKP 2022
Paparan Bappenas tentang Penyusunan RKP 2022Paparan Bappenas tentang Penyusunan RKP 2022
Paparan Bappenas tentang Penyusunan RKP 2022BappedaLampungUtara
 
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNANEVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNANDadang Solihin
 
Pengantar Analisis Kemiskinan Partisipatif
Pengantar Analisis Kemiskinan PartisipatifPengantar Analisis Kemiskinan Partisipatif
Pengantar Analisis Kemiskinan PartisipatifFormasi Org
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Bahan Kemenkeu - Arah Kebijakan Dana Desa TA 2023 (1).pptx
Bahan Kemenkeu - Arah Kebijakan Dana Desa TA 2023 (1).pptxBahan Kemenkeu - Arah Kebijakan Dana Desa TA 2023 (1).pptx
Bahan Kemenkeu - Arah Kebijakan Dana Desa TA 2023 (1).pptxgunawan263560
 
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017noldy HP
 

Was ist angesagt? (20)

Materi Paparan pada FGD Penanggulangan Kemiskinan Kab. Kulon Progo 2019
Materi Paparan pada FGD Penanggulangan Kemiskinan Kab. Kulon Progo 2019Materi Paparan pada FGD Penanggulangan Kemiskinan Kab. Kulon Progo 2019
Materi Paparan pada FGD Penanggulangan Kemiskinan Kab. Kulon Progo 2019
 
Pointer permendes pdtt 7 tahun 2021 tentang prioritas penggunaan dana desa t...
Pointer permendes pdtt 7 tahun 2021  tentang prioritas penggunaan dana desa t...Pointer permendes pdtt 7 tahun 2021  tentang prioritas penggunaan dana desa t...
Pointer permendes pdtt 7 tahun 2021 tentang prioritas penggunaan dana desa t...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
 
Sekelumit tentang Renstra OPD menurut Permendagri 86/2017
Sekelumit tentang Renstra OPD menurut Permendagri 86/2017Sekelumit tentang Renstra OPD menurut Permendagri 86/2017
Sekelumit tentang Renstra OPD menurut Permendagri 86/2017
 
Paparan Rakor SPM 31 OKT 2022 opsi 2 (1).pptx
Paparan Rakor SPM 31 OKT 2022 opsi 2 (1).pptxPaparan Rakor SPM 31 OKT 2022 opsi 2 (1).pptx
Paparan Rakor SPM 31 OKT 2022 opsi 2 (1).pptx
 
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah DaerahPenyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
 
Mekanisme kawasan perdesaaan
Mekanisme  kawasan perdesaaanMekanisme  kawasan perdesaaan
Mekanisme kawasan perdesaaan
 
Pengembangan kerjasama antar desa dalam mendukung pengembangan ekonomi unggul...
Pengembangan kerjasama antar desa dalam mendukung pengembangan ekonomi unggul...Pengembangan kerjasama antar desa dalam mendukung pengembangan ekonomi unggul...
Pengembangan kerjasama antar desa dalam mendukung pengembangan ekonomi unggul...
 
Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat da...
Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat da...Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat da...
Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat da...
 
Masukan untuk RPJPD Kota Kotamubagu 2025-2045
Masukan untuk RPJPD Kota Kotamubagu 2025-2045Masukan untuk RPJPD Kota Kotamubagu 2025-2045
Masukan untuk RPJPD Kota Kotamubagu 2025-2045
 
Materi Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah dan Launching Permendagr...
Materi Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah  dan   Launching  Permendagr...Materi Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah  dan   Launching  Permendagr...
Materi Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah dan Launching Permendagr...
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Penyusunan RPJPD, RPJMD dan Renstra SKPD
Penyusunan RPJPD, RPJMD dan Renstra SKPD Penyusunan RPJPD, RPJMD dan Renstra SKPD
Penyusunan RPJPD, RPJMD dan Renstra SKPD
 
Isu isu strategis dan agenda pembangunan rt rpjmn 2020-2024
Isu isu strategis dan agenda pembangunan rt rpjmn 2020-2024Isu isu strategis dan agenda pembangunan rt rpjmn 2020-2024
Isu isu strategis dan agenda pembangunan rt rpjmn 2020-2024
 
Paparan Bappenas tentang Penyusunan RKP 2022
Paparan Bappenas tentang Penyusunan RKP 2022Paparan Bappenas tentang Penyusunan RKP 2022
Paparan Bappenas tentang Penyusunan RKP 2022
 
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNANEVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
 
Pengantar Analisis Kemiskinan Partisipatif
Pengantar Analisis Kemiskinan PartisipatifPengantar Analisis Kemiskinan Partisipatif
Pengantar Analisis Kemiskinan Partisipatif
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Bahan Kemenkeu - Arah Kebijakan Dana Desa TA 2023 (1).pptx
Bahan Kemenkeu - Arah Kebijakan Dana Desa TA 2023 (1).pptxBahan Kemenkeu - Arah Kebijakan Dana Desa TA 2023 (1).pptx
Bahan Kemenkeu - Arah Kebijakan Dana Desa TA 2023 (1).pptx
 
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
 

Ähnlich wie Implementasi Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Tinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan MasyarakatTinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Tinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan MasyarakatRandy Wrihatnolo
 
Paparan kebijakan penanggulangan kemiskinan perdesaan bali 020914
Paparan kebijakan penanggulangan kemiskinan perdesaan bali 020914Paparan kebijakan penanggulangan kemiskinan perdesaan bali 020914
Paparan kebijakan penanggulangan kemiskinan perdesaan bali 020914Sutardjo ( Mang Ojo )
 
Penanggulangan Kemiskinan di Daerah
Penanggulangan Kemiskinan di DaerahPenanggulangan Kemiskinan di Daerah
Penanggulangan Kemiskinan di DaerahRandy Wrihatnolo
 
Paparan bappenas
Paparan bappenasPaparan bappenas
Paparan bappenasslidekita
 
Perencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan Kemiskinan
Perencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan KemiskinanPerencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan Kemiskinan
Perencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan Kemiskinankhoiril anwar
 
Strategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenas
Strategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenasStrategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenas
Strategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenasGedhe Foundation
 
Koordinasi perencanaan program percepatan penanggulangan kemiskinan 2015 2019...
Koordinasi perencanaan program percepatan penanggulangan kemiskinan 2015 2019...Koordinasi perencanaan program percepatan penanggulangan kemiskinan 2015 2019...
Koordinasi perencanaan program percepatan penanggulangan kemiskinan 2015 2019...keuangandesa
 
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI)
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI)Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI)
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI)Oswar Mungkasa
 
Arah Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan
Arah Kebijakan Nasional Penanggulangan KemiskinanArah Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan
Arah Kebijakan Nasional Penanggulangan KemiskinanOswar Mungkasa
 
Laporan pelaksanaan penganggulangan kemiskinan daerah 2016
Laporan pelaksanaan penganggulangan kemiskinan daerah 2016Laporan pelaksanaan penganggulangan kemiskinan daerah 2016
Laporan pelaksanaan penganggulangan kemiskinan daerah 2016pandirambo900
 
PENGENTASAN KEMISKINANK.pptx
PENGENTASAN KEMISKINANK.pptxPENGENTASAN KEMISKINANK.pptx
PENGENTASAN KEMISKINANK.pptxGrhyssmg
 
Program pro-rakyat
Program pro-rakyatProgram pro-rakyat
Program pro-rakyatHery Rock
 
Materi 3 Konsep & Pembangunan Desa Berbasis SDGs.pptx
Materi 3 Konsep & Pembangunan Desa Berbasis SDGs.pptxMateri 3 Konsep & Pembangunan Desa Berbasis SDGs.pptx
Materi 3 Konsep & Pembangunan Desa Berbasis SDGs.pptxEdithaDewi
 
Analisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah
Analisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa TengahAnalisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah
Analisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengahkhoiril anwar
 
01-Dr.-Ir.-Suprayoga-Hadi-MSP-CAPAIAN-TANTANGAN-DAN-PELUANG-PELAKSANAAN-STRAT...
01-Dr.-Ir.-Suprayoga-Hadi-MSP-CAPAIAN-TANTANGAN-DAN-PELUANG-PELAKSANAAN-STRAT...01-Dr.-Ir.-Suprayoga-Hadi-MSP-CAPAIAN-TANTANGAN-DAN-PELUANG-PELAKSANAAN-STRAT...
01-Dr.-Ir.-Suprayoga-Hadi-MSP-CAPAIAN-TANTANGAN-DAN-PELUANG-PELAKSANAAN-STRAT...Syafrimuhammad3
 
Menko Kesra - Rakor Menteri Anggota TKPK
Menko Kesra - Rakor Menteri Anggota TKPKMenko Kesra - Rakor Menteri Anggota TKPK
Menko Kesra - Rakor Menteri Anggota TKPKkhoiril anwar
 
Advokasi Strategi Pengurangan kemiskinan Daerah (SPKD). Panduan
Advokasi Strategi Pengurangan kemiskinan Daerah (SPKD). PanduanAdvokasi Strategi Pengurangan kemiskinan Daerah (SPKD). Panduan
Advokasi Strategi Pengurangan kemiskinan Daerah (SPKD). PanduanOswar Mungkasa
 
Tanyajawab pemberdayaan
Tanyajawab pemberdayaanTanyajawab pemberdayaan
Tanyajawab pemberdayaanHadi Purwanto
 

Ähnlich wie Implementasi Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (20)

Tinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Tinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan MasyarakatTinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Tinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
 
Paparan kebijakan penanggulangan kemiskinan perdesaan bali 020914
Paparan kebijakan penanggulangan kemiskinan perdesaan bali 020914Paparan kebijakan penanggulangan kemiskinan perdesaan bali 020914
Paparan kebijakan penanggulangan kemiskinan perdesaan bali 020914
 
Penanggulangan Kemiskinan di Daerah
Penanggulangan Kemiskinan di DaerahPenanggulangan Kemiskinan di Daerah
Penanggulangan Kemiskinan di Daerah
 
Paparan bappenas
Paparan bappenasPaparan bappenas
Paparan bappenas
 
Perencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan Kemiskinan
Perencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan KemiskinanPerencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan Kemiskinan
Perencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan Kemiskinan
 
Strategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenas
Strategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenasStrategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenas
Strategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenas
 
5
55
5
 
Koordinasi perencanaan program percepatan penanggulangan kemiskinan 2015 2019...
Koordinasi perencanaan program percepatan penanggulangan kemiskinan 2015 2019...Koordinasi perencanaan program percepatan penanggulangan kemiskinan 2015 2019...
Koordinasi perencanaan program percepatan penanggulangan kemiskinan 2015 2019...
 
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI)
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI)Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI)
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI)
 
Aceh saat ni
Aceh saat niAceh saat ni
Aceh saat ni
 
Arah Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan
Arah Kebijakan Nasional Penanggulangan KemiskinanArah Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan
Arah Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan
 
Laporan pelaksanaan penganggulangan kemiskinan daerah 2016
Laporan pelaksanaan penganggulangan kemiskinan daerah 2016Laporan pelaksanaan penganggulangan kemiskinan daerah 2016
Laporan pelaksanaan penganggulangan kemiskinan daerah 2016
 
PENGENTASAN KEMISKINANK.pptx
PENGENTASAN KEMISKINANK.pptxPENGENTASAN KEMISKINANK.pptx
PENGENTASAN KEMISKINANK.pptx
 
Program pro-rakyat
Program pro-rakyatProgram pro-rakyat
Program pro-rakyat
 
Materi 3 Konsep & Pembangunan Desa Berbasis SDGs.pptx
Materi 3 Konsep & Pembangunan Desa Berbasis SDGs.pptxMateri 3 Konsep & Pembangunan Desa Berbasis SDGs.pptx
Materi 3 Konsep & Pembangunan Desa Berbasis SDGs.pptx
 
Analisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah
Analisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa TengahAnalisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah
Analisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah
 
01-Dr.-Ir.-Suprayoga-Hadi-MSP-CAPAIAN-TANTANGAN-DAN-PELUANG-PELAKSANAAN-STRAT...
01-Dr.-Ir.-Suprayoga-Hadi-MSP-CAPAIAN-TANTANGAN-DAN-PELUANG-PELAKSANAAN-STRAT...01-Dr.-Ir.-Suprayoga-Hadi-MSP-CAPAIAN-TANTANGAN-DAN-PELUANG-PELAKSANAAN-STRAT...
01-Dr.-Ir.-Suprayoga-Hadi-MSP-CAPAIAN-TANTANGAN-DAN-PELUANG-PELAKSANAAN-STRAT...
 
Menko Kesra - Rakor Menteri Anggota TKPK
Menko Kesra - Rakor Menteri Anggota TKPKMenko Kesra - Rakor Menteri Anggota TKPK
Menko Kesra - Rakor Menteri Anggota TKPK
 
Advokasi Strategi Pengurangan kemiskinan Daerah (SPKD). Panduan
Advokasi Strategi Pengurangan kemiskinan Daerah (SPKD). PanduanAdvokasi Strategi Pengurangan kemiskinan Daerah (SPKD). Panduan
Advokasi Strategi Pengurangan kemiskinan Daerah (SPKD). Panduan
 
Tanyajawab pemberdayaan
Tanyajawab pemberdayaanTanyajawab pemberdayaan
Tanyajawab pemberdayaan
 

Mehr von PSEKP - UGM

Perencanaan Penganggaran APBD
Perencanaan Penganggaran APBDPerencanaan Penganggaran APBD
Perencanaan Penganggaran APBDPSEKP - UGM
 
Perencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPerencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPSEKP - UGM
 
Teknik penyusunan asb
Teknik penyusunan asbTeknik penyusunan asb
Teknik penyusunan asbPSEKP - UGM
 
Penganggaran Belanja Daerah
Penganggaran Belanja DaerahPenganggaran Belanja Daerah
Penganggaran Belanja DaerahPSEKP - UGM
 
SPM dalam Akuntablititas SKPD
SPM dalam Akuntablititas SKPDSPM dalam Akuntablititas SKPD
SPM dalam Akuntablititas SKPDPSEKP - UGM
 
Sinkronisasi Antar Dokumen (Pengantar)
Sinkronisasi Antar Dokumen (Pengantar)Sinkronisasi Antar Dokumen (Pengantar)
Sinkronisasi Antar Dokumen (Pengantar)PSEKP - UGM
 
Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPSEKP - UGM
 
First world indonesia
First world indonesiaFirst world indonesia
First world indonesiaPSEKP - UGM
 
Hidden images for an perception
Hidden images for an perceptionHidden images for an perception
Hidden images for an perceptionPSEKP - UGM
 
Just for fun: Are You a profesional?
Just for fun:  Are You a profesional?Just for fun:  Are You a profesional?
Just for fun: Are You a profesional?PSEKP - UGM
 
Teknik Penyusunan Renstra SKPD
Teknik Penyusunan Renstra SKPDTeknik Penyusunan Renstra SKPD
Teknik Penyusunan Renstra SKPDPSEKP - UGM
 
Perencanaan Anggaran Hibah dan Bansos
Perencanaan Anggaran Hibah dan BansosPerencanaan Anggaran Hibah dan Bansos
Perencanaan Anggaran Hibah dan BansosPSEKP - UGM
 
Konsep ASB (PSEKP - UGM)
Konsep ASB (PSEKP - UGM)Konsep ASB (PSEKP - UGM)
Konsep ASB (PSEKP - UGM)PSEKP - UGM
 
ASB dalam Perencanaan dan Penganggaran
ASB dalam Perencanaan dan PenganggaranASB dalam Perencanaan dan Penganggaran
ASB dalam Perencanaan dan PenganggaranPSEKP - UGM
 
Prinsip Dasar Perencanaan Berbasis Hasil Prov Jawa Timur 211014
Prinsip Dasar Perencanaan Berbasis Hasil Prov Jawa Timur 211014Prinsip Dasar Perencanaan Berbasis Hasil Prov Jawa Timur 211014
Prinsip Dasar Perencanaan Berbasis Hasil Prov Jawa Timur 211014PSEKP - UGM
 
Indikator dan Perencanaan Penetapan Kinerja Prov Kalimantan Barat 121214
Indikator dan Perencanaan Penetapan Kinerja Prov Kalimantan Barat 121214Indikator dan Perencanaan Penetapan Kinerja Prov Kalimantan Barat 121214
Indikator dan Perencanaan Penetapan Kinerja Prov Kalimantan Barat 121214PSEKP - UGM
 

Mehr von PSEKP - UGM (16)

Perencanaan Penganggaran APBD
Perencanaan Penganggaran APBDPerencanaan Penganggaran APBD
Perencanaan Penganggaran APBD
 
Perencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPerencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBN
 
Teknik penyusunan asb
Teknik penyusunan asbTeknik penyusunan asb
Teknik penyusunan asb
 
Penganggaran Belanja Daerah
Penganggaran Belanja DaerahPenganggaran Belanja Daerah
Penganggaran Belanja Daerah
 
SPM dalam Akuntablititas SKPD
SPM dalam Akuntablititas SKPDSPM dalam Akuntablititas SKPD
SPM dalam Akuntablititas SKPD
 
Sinkronisasi Antar Dokumen (Pengantar)
Sinkronisasi Antar Dokumen (Pengantar)Sinkronisasi Antar Dokumen (Pengantar)
Sinkronisasi Antar Dokumen (Pengantar)
 
Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan Partisipatif
 
First world indonesia
First world indonesiaFirst world indonesia
First world indonesia
 
Hidden images for an perception
Hidden images for an perceptionHidden images for an perception
Hidden images for an perception
 
Just for fun: Are You a profesional?
Just for fun:  Are You a profesional?Just for fun:  Are You a profesional?
Just for fun: Are You a profesional?
 
Teknik Penyusunan Renstra SKPD
Teknik Penyusunan Renstra SKPDTeknik Penyusunan Renstra SKPD
Teknik Penyusunan Renstra SKPD
 
Perencanaan Anggaran Hibah dan Bansos
Perencanaan Anggaran Hibah dan BansosPerencanaan Anggaran Hibah dan Bansos
Perencanaan Anggaran Hibah dan Bansos
 
Konsep ASB (PSEKP - UGM)
Konsep ASB (PSEKP - UGM)Konsep ASB (PSEKP - UGM)
Konsep ASB (PSEKP - UGM)
 
ASB dalam Perencanaan dan Penganggaran
ASB dalam Perencanaan dan PenganggaranASB dalam Perencanaan dan Penganggaran
ASB dalam Perencanaan dan Penganggaran
 
Prinsip Dasar Perencanaan Berbasis Hasil Prov Jawa Timur 211014
Prinsip Dasar Perencanaan Berbasis Hasil Prov Jawa Timur 211014Prinsip Dasar Perencanaan Berbasis Hasil Prov Jawa Timur 211014
Prinsip Dasar Perencanaan Berbasis Hasil Prov Jawa Timur 211014
 
Indikator dan Perencanaan Penetapan Kinerja Prov Kalimantan Barat 121214
Indikator dan Perencanaan Penetapan Kinerja Prov Kalimantan Barat 121214Indikator dan Perencanaan Penetapan Kinerja Prov Kalimantan Barat 121214
Indikator dan Perencanaan Penetapan Kinerja Prov Kalimantan Barat 121214
 

Implementasi Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

  • 1. Implementasi Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (Pengantar pendekatan perencanaan dan penganggaran terkait Dokumen SPKD) Stephanus Aan, S.STP. M.Si
  • 2. 2
  • 3. PENDUDUK MISKIN INDONESIA 1976-2012 3 40.1 28.6 21.6 17.4 15.1 13.7 11.3 17.3 23.4 18.2 17.4 16.7 15.9 17.8 16.6 15.4 14.2 13.3 12.5 12.4 12.0 - 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0 %PendudukMiskin Berdasarkan Garis Kemiskinan Lama Berdasarkan Garis Kemiskinan Baru prakrisis krisis pascakrisis Melambatnya penurunan kemiskinan: 2008-2009  2,5 juta terentaskan dari kemiskinan. 2009-2012  1-1,5 juta/tahun . 2011 menurun 0,84 persen dan tahun 2012 menurun 0,53 persen. Penurunan kemiskinan secara absolut: besar (29,13 juta).
  • 4. Tahun 2010 (%) Miskin Hampir Miskin Hampir Tidak Miskin Tidak Miskin Total T a h u n 2 0 0 9 ( % ) Miskin 44.30 20.21 15.14 20.34 100.00 Hampir Miskin 21.52 22.66 21.76 34.06 100.00 Hampir Tidak Miskin 11.54 15.16 23.90 49.41 100.00 Tidak Miskin 2.94 4.71 9.74 82.61 100.00 Catatan: Miskin : Di bawah GK Hampir Miskin : Antara 1 - 1,2 GK Hampir Tidak Miskin : Antara 1,2 - 1,5 GK Tidak Miskin : Di Atas 1,5 GK Antara tahun 2009 dan 2010: • ± 55,7% penduduk miskin di tahun 2009 telah keluar dari kemiskinan pada tahun 2010. • Sebaliknya ± 21,52% penduduk HM, 11,54% penduduk HTM, dan 2,94% penduduk TM di tahun 2009 jatuh kedalam kemiskinan pada tahun 2010. Sumber : BPS 4 Jumlah Kelompok Rentan dan Near Poor Semakin Besar promote demote
  • 5. GINI RATIO INDONESIA 1996-2011 5 peningkatan pengeluaran golongan bawah (desil 1 s/d 4) lebih lambat dibanding golongan menengah atas (desil 5 s/d 10): Hasil pembangunan lebih banyak dinikmati oleh golongan menengah. 0.35 0.31 0.33 0.32 0.33 0.36 0.36 0.35 0.37 0.38 0.41 0.41 0.3 0.32 0.34 0.36 0.38 0.4 0.42 1996 1999 2002 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 GiniRatio
  • 6. TINGKAT PENGANGGURAN VS STRUKTUR PEKERJA  Tingkat pengangguran menurun dari 10,3% tahun 2005 menjadi 6,32% pada tahun 2012  Namun, perubahan struktur pekerja non-pertanian belum memadai dalam upaya mengurangi kelompok rentan: a. Perkembangan industri dan regulasi ketenagakerjaan mempengaruhi lambatnya penyerapan tenaga kerja di sektor manufaktur. Selama tahun 2003-2012 hanya mengalami perubahan 0,3%. b. Pekerja sektor pertanian sudah banyak yang meninggalkan perdesaan dan beralih ke sektor jasa di perkotaan. c. Pengembangan usaha mengalami kendala terbatasnya entrepreneurship dan masih terbatasnya financial inclusion. 6
  • 7. MELAMBATNYA PENURUNAN KEMISKINAN 1. Selama kurun Maret 2011- Maret 2012: garis kemiskinan meningkat sebesar 6,4%, dari Rp 233,7 ribu/kapita/bulan menjadi Rp 248,7 ribu/kapita/bulan (naik Rp 8.290/kapita/hari) sebagai akibat: Inflasi pada masyarakat miskin mencapai 6,52%, dibanding inflasi nasional 4,5% (73,5% pengeluaran masyarakat miskin untuk makanan) 2.Program kemiskinan jangka pendek semakin baik, namun belum optimal karena: a. Masih terdapat persoalan implementasi program: ketidaktepatan sasaran RTS dan ketidakpaduan lokasi dan waktu ; b. Masih terjadinya keterlambatan pencairan/penyaluran anggaran; c. Kurangnya koordinasi. Pada beberapa lokasi ,TKPKD belum optimal berfungsi; d. Pada beberapa lokasi, kapasitas teknis pelaksana relatif lemah; e. Pada daerah pemekaran: data kemiskinan belum termutakhirkan.
  • 8. 8
  • 9. TANTANGAN UTAMA PENANGGULANGAN KEMISKINAN MASA DEPAN • Pertumbuhan penduduk masih cukup besar • Petani dan nelayan dihadapkan pada lahan usaha yang semakin terbatas • Peluang usaha dan pengembangan usaha masyarakat miskin yang terbatas • Urbanisasi yang memperparah kemiskinan perkotaan (slum & squatter) • Rendahnya kualitas SDM, khususnya usia muda • Rendahnya penyerapan tenaga kerja sektor industri • Masih banyak daerah terisolir, dengan akses pelayanan dasar yang rendah • Belum tersedianya Jaminan Perlindungan Sosial yang komprehensif • Social exclusion (marjinalisasi), seperti kepada penduduk: difabel, berpenyakit kronis, ilegal, dll
  • 10. SASARAN TINGKAT KEMISKINAN TERCAPAI 10 15.97 17.75 16.58 15.42 14.15 13.33 12.00 11.50 10.50 9.50 8.00 13.50 12.50 11.50 10.50 10.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 20.00 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Tingkat Kemiskinan Target RPJM (Skenario Optimis) Target RPJM (Skenario Moderat)
  • 11. STRATEGI UTAMA • Menciptakan sistem perlindungan sosial nasional yang terintegrasi dan mampu melindungi masyarakat dari kerentanan dan goncangan secara individual maupun kelompok. • Meningkatkan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan sehingga terpenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya dan meningkatkan kualitas SDM di masa datang. • Mengembangkan penghidupan masyarakat miskin dan rentan dengan mengakses pertumbuhan ekonomi tanpa mengganggu kelestarian lingkungan hidup.
  • 12. STRATEGI PELAKSANAAN • Perluasan jangkauan program-program bersasaran (targeted) untuk penduduk miskin dan rentan. • Pengembangan penghidupan masyarakat miskin dan rentan berdasarkan koridor pulau dan kawasan khusus. • Pengarusutamaan (mainstreaming) penanggulangan kemiskinan di seluruh kebijakan dan program pembangunan.
  • 13. Kluster I Kluster II Kluster III Kluster IV Perlindungan Sosial  individu / RT Pemberdayaan Masyarakat  komunitas Pemberdayaan Usaha Mikro  UMK Program Pro Rakyat
  • 14. • Mengembangkan aset penghidupan dan mengurangi kerentanan: o Perlindungan sosial yang difokuskan pada perlindungan dan pengembangan aset penghidupan o Kemampuan menghadapi guncangan/krisis. •Tidak merusak sumber aset (social capital & natural capital) •Fokus pada upaya-upaya pengembangan akumulasi aset penghidupan, terutama dari sisi produktifitas. PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN DI MASA DEPAN Human Capital Natural Capital Physical Capital Social Capital Financial CapitalAset Penghidupan Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3 Cluster 4  Konsep MP3EI dan MP3KI
  • 15. MP3EI dan MP3KI • Pemerintah telah menyiapkan MP3EI untuk mendorong percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi melalui pengembangan enam koridor ekonomi. Pengembangan koridor tersebut melalui peningkatan investasi dalam rangka mendorong peningkatan kesempatan kerja dan perluasan kesejahteraan masyarakat. • Untuk memaksimalkan manfaat MP3EI dan mendorong terwujudnya pembangunan yang inklusif dan berkeadilan, diperlukan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI). • MP3KI merupakan affirmative action, sehingga pembangunan ekonomi bukan saja pro-growth, namun juga pro-poor, pro-job dan pro- environment.
  • 16. KEKUATAN MP3KI 1. Rencana yang komprehensif: kebijakan makro, regional, dan sektor. 2. Pelengkap dari dokumen perencanaan yang ada: RPJPN, RPJMN, RAN PPK, Roadmap PK. 3. Target yang jelas dan arah kebijakan yang terfokus. 4. Penanggulangan kemiskinan dengan melibatkan: pemerintah, BUMN, swasta dan masyarakat (Public-Private-People Partnership). 5. a. Pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar dan peningkatan pendapatan (income generating) sesuai kondisi wilayah. b. Sinergi dan jembatan transisi dari berbagai program kemiskinan yang ada (Klaster I, II, III, IV) c. Transformasi program-program PK hingga tahun 2025, sejalan dengan terwujudnya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) 6. Program terobosan (breakthrough) untuk mewujudkan penghidupan masyarakat yang berkelanjutan. 16
  • 17. M P 3 E I dan M P 3 K I MP3EI Tujuan : Akselerasi Pertumbuhan dengan Pemerataan (Growth with Equity) Sasaran : GDP/Kapita 2025  USD 14.000-16.000 Pendekatan : peningkatan nilai tambah berbasis komoditi unggulan wilayah dengan melibatkan Pemerintah, BUMN, dan Swasta Strategi : 3 pilar  Koridor, SDM/Iptek, dan Konektivitas MP3KI Tujuan : Perluasan dan akselerasi PK Sasaran : Tingkat Kemiskinan 2025: 4 -5%, Indeks Gini, Kesehatan, dan Pendidikan Pendekatan: perlindungan sosial yang universal, pengembangan pelayanan dasar, dan pengembangan penghidupan yang berkelanjutan melalui sinergitas program/kegiatan dari pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat, sesuai kondisi wilayah. Strategi: (a) jaminan sosial, (b) bantuan sosial, (c) pelayanan dasar, (d) peningkatan produktifitas, (e) pembangunan partisipatif Dokumen turunan: 1. Rencana Aksi Konektifitas Nasional 2. Rencana Kerja Pemerintah (RKP), dll. Dokumen turunan: 1. RAN PPK 2. Program-program PK 3. RKP/Lokasi & Alokasi Program-program PK, dll. Quick wins: ground breaking investasi pemerintah/BUMN/swasta di koridor-koridor Quick wins: launching pelaksanaan Program/kegiatan secara terintegrasi di beberapa lokasi terpilih, khususnya program/kegiatan PK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG Strategi Utama: Pro-Growth, Pro-Job, Pro-Poor, Pro-Environment RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
  • 18. SINERGI MP3EI DAN MP3KI MP3EI MP3KI BUMN dan CSR Pemerintah Daerah Sinergi klaster 1, 2, 3, dan 4 Akses Konektivitas Wilayah Pertumbuhan yang tinggi, inklusif dan berkeadilan Menurunnya tingkat kemiskinan Meningkatkan kesempatan kerja Pembangunan ekonomi merata di seluruh wilayah tanah air
  • 19. SIKLUS HIDUP MANUSIA 19 Janin-balita Anak-anak Remaja Dewasa Lansia Gangguan tumbuh kembang Tidak tamat sekolah (dasar atau lanjutan), kekerasan dalam keluarga Pendidikan/keterampilan rendah Pendapatan rendah/tidak cukup Bekerja dengan upah rendah Tidak bekerja Kondisi kesehatan buruk (termasuk kecacatan) Kemiskinan struktural dan kultural • Jaminan pendapatan minimum • JPS/ Bantuan terbatas: anak, lansia telantar, & bencana alam/sosial • Jaminan kecelakaan kerja, hari tua, pensiun & kematian Jaminan kesehatan • Program-program kesehatan dan gizi • Program-program pendidikan • Program-program pelatihan • PKH
  • 20. JENIS BANTUAN SOSIAL BERDASARKAN SIKLUS HIDUP 20 Kehamilan, Anak Usia Dini Anak Usia Sekolah Usia Remaja Usia Pekerja Dewasa Lanjut Usia (Lansia) Penyediaan Lapangan Kerja untuk Kaum Lansia (Elderly Labour Market Access): Pekerjaan di Tempat-tempat Belanja, Wisata, dll. Jaminan Sosial: Jaminan Hari Tua, Jaminan Pensiun Pemberian Nutrisi, Makanan Bergizi, Imunisasi. Beasiswa/ Bantuan Tambahan Biaya Pendidikan, Pemberian Makanan Tambahan di Sekolah, Rehabilitasi / Pendampingan Sosial terhadap Anak Bermasalah. Vocational Training, Youth Employment Subsidy, Beasiswa Pendidikan. Cash & In-Kind Transfers Jaminan Sosial: Jaminan Kesehatan, Jaminan Kecacatan, Ketenagakerjaan/Pengangguran.
  • 21. TRANSFORMASI PROGRAM JAMINAN SOSIAL (1) 21 Jaminan Kesehatan Cakupan Peserta Program • Asuransi Kesehatan PNS dan TNI/Polri • Jamkesmas • JPK Jamsostek • Jamkesda • Pemberi Kerja • Swasta • Sektor Informal 2010-2014 2015-2019 2020-2025 Jaminan Ketenagakerjaan • Terintegrasi dalam Asuransi Kesehatan • Dikelola oleh organisasi tunggal BPJS Kesehatan • Pemerintah mensubsidi premi asuransi warga miskin 58,89 % s/d 71,85 % 80,57 % s/d 90 % 90,79 % s/d 91,09 % Cakupan Peserta Program • Taspen • Asabri • Jamsostek Formal-Aktif • Terintegrasi dalam Jaminan Ketenagakerjaan • Dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan • Pemerintah menjajaki pemberian subsidi premi bagi warga miskin 12,78 % s/d 14,66 % 16,56 % s/d 23 % 23,37 % s/d 33,19 % Jaminan Hari Tua Jaminan Pensiun Jaminan Kematian Masih dalam rancangan pemerintah dengan program terbatas
  • 22. TRANSFORMASI PROGRAM JAMINAN SOSIAL (2) INFORMAL TNI/ POLRI TASPEN ASKES JAMSOSTEK BPJS KESEHATAN PT.ASKES JAMKESMAS JAMKESDA 2014 2015 2029 YANKES JAMINAN KEC KERJA JAMINAN KEMATIAN JAMINAN PENSIUN ASABRI JAMINAN PENSIUN JAMINAN HARI TUA JAMINAN HARI TUA JAMINAN HARI TUA PT. JAMSOSTEK BPJS KETENAGAKERJAAN Sumber: UU No. 40/2004 Tentang SJSN 22
  • 23. KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL 23
  • 24. Prioritas Jangka Pendek-Menengah 1 • Unifikasi Sistem Penargetan Nasional 2 • Menyempurnakan Pelaksanaan Bantuan Sosial Kesehatan untuk Keluarga Miskin 3 • Menyempurnakan Pelaksanaan dan Memperluas Cakupan Program Keluarga Harapan 4 • Integrasi Program Pemberdayaan Masyarakat Lainnya ke dalam PNPM DIMONITOR MELALUI: 1. INPRES NO. 1 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2010 2. INPRES NO. 3 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM PEMBANGUNAN YANG BERKEADILAN
  • 25. KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS TARGET NASIONAL JANGKA PANJANG Indikator Nasional Kondisi Saat ini Target 2025 Tingkat Kemiskinan (%)1 • $1 • Garis Kemiskinan Nasional • $2 4,79 12,49 42,00 1,50 – 1,95 4,00 – 5,00 13,50 – 16,80 Indeks Gini2 0,41 0,27 Angka Harapan Hidup (tahun)3 70,90 76,50 PDB per kapita (USD)4 3.543 14.000 – 16.000 Angka Rata-Rata Lama Waktu Sekolah (tahun)5 7,92 10,50 Tingkat Kematian Bayi (per 1000 kelahiran)6 27 15 Laju Pertumbuhan Penduduk (%)7 1,49 0,98 Sumber 1: Susenas 2010 2: BPS 2011 3: BPS 2010 4: BPS 2011 5: BPS 2010 6: World Bank 2010 7: BPS Sumber: Bappenas
  • 26. KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS TARGET SETIAP PERIODE 26 Sumber 1: Susenas 2010; 2: BPS 2011; 3: BPS 2010; 4: BPS 2011; 5: BPS 2010 ; 6: World Bank 2010 ; 7: BPS 8: target RPJPN ; 9: benchmarking dari negara-negara lain ; 10: target MP3EI Indikator Nasional Target Pencapaian Tahapan MP3KI Kondisi Saat ini 2012 Tahapan Rekonsolidasi (2012-2014) Tahapan Transformasi dan Perluasan (2015-2020) Tahapan Keberlanjutan (2021-2025) Tingkat Kemiskinan (%) 12,491 9,00 – 10,75 6,50 – 8,00 4,00 – 5,008 Indeks Gini 0,412 0,38 0,32 0,289 Angka Harapan Hidup (tahun) 70,903 72,00 – 73,50 74,50 – 75,50 77,00 – 78,009 PDB per Kapita 3.5404 4.500 – 5.000 8.000 – 10.000 14.000 – 16.00010 Angka Rata-Rata Lama Waktu Sekolah (tahun) 7,925 8,20 9,20 12,009 Tingkat Kematian Bayi (bayi per 1000 kelahiran hidup) 276 19 13 6 – 99 Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 1,497 1,39 1,20 0,989 Sumber: Bappenas
  • 27. KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS SKENARIO PERCEPATAN DAN PERLUASAN PENGURANGAN KEMISKINAN INDONESIA (P3KI) 27 Outlook Target Ekonomi dan Kemiskinan Strategi Penanggulangan Kemiskinan 2012 2015 2020 2025 PDB/kapita (US$)Tingkat Kemiskinan 4.963 6.097 10.278 14.963 10,5-11,5 % 8-10% 6-7% 4 - 5 % Program Strategis Kelompok Sasaran RTHM, RTM dan RTSM (40 % terbawah PPLS 2011) 30 % terbawah (PPLS 2014/2017) 20 % terbawah (PPLS 2017/2020) 10 % terbawah (PPLS 2023) PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN EKSISTING Klaster I Bantuan dan Jaminan Sosial Klaster II Pemberdayaan Masyarakat Klaster III KUMKM Klaster IV Program Pro-Rakyat PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL Jaminan Sosial (Social Security):  Asuransi Kesehatan  Jaminan Kematian  Jaminan Hari Tua  Jaminan Pensiun  Jaminan Kecelakaan Kerja Bantuan Sosial (Social Assistance):  Temporer (krisis ekonomi, bencana alam)  Reguler (pangan, BSM, dll) TRANSFORMASI PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL 1. PDB/Kapita: target MP3EI meningkat 2. Tingkat Kemiskinan: target RPJP menurun 3. Garis Kemiskinan cenderung meningkat 4. Elastisitas tingkat Kemiskinan terhadap Pertumbuhan PDB/Kapita cenderung menurun Garis Kemiskinan (ribu rupiah) 252 318 467 686 Elastisitas 0,045 0,023 0,083 0,243 PENGEMBANGAN PENGHIDUPAN MASYARAKAT MISKIN/RENTAN Pemberdayaan/Peningkatan Kapasitas SDM (Empowerment) Akses Usaha (Financial Access) Pengarusutamaan Program/Kegiatan
  • 28. KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS PENTAHAPAN PELAKSANAAN MP3KI • Periode 2013-2014: • Percepatan pengurangan kemiskinan untuk mencapai target 8% - 10% pada tahun 2014; • Tidak ada program baru kemiskinan. Perbaikan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan yang berjalan selama ini, melalui cara “KEROYOKAN” DI KANTONG2 KEMISKINAN, SINERGI LOKASI DAN WAKTU , SERTA PERBAIKAN SASARAN (seperti : Program Gerbang Kampung di Menko Kesra); • Sustainable livelihood  penguatan kegiatan usaha masyarakat miskin, termasuk membangun keterkaitan dengan MP3EI; • Terbentuknya BPJS kesehatan pada tahun 2014 . • Periode 2015 – 2019: • Transformasi program-program pengurangan kemiskinan; • Peningkatan cakupan, terutama untuk Sistem Jaminan Sosial menuju universal coverage; • Terbentuknya BPJS Tenaga Kerja; • Penguatan sustainable livelihood. • Periode 2020-2025: • Pemantapan sistem penanggulangan kemiskinan secara terpadu; • Sistem jaminan sosial mencapai universal coverage. 28
  • 29. KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS PENENTUAN INDIKATOR 29 Bidang Indikator Utama Kemiskinan dan Ketenagakerjaan Tingkat Kemiskinan Tingkat Pengangguran Kesehatan Angka Kematian Bayi Angka Kematian Balita Angka Kematian Ibu Melahirkan Prevalensi Balita Kekurangan Gizi Pendidikan Angka Partisipasi Kasar Angka Partisipasi Murni Angka Melek Huruf Angka Putus Sekolah Infrastruktur Dasar Akses Sanitasi Layak Akses Air Minum Layak Rasio Elektrifikasi Ketahanan Pangan Perkembangan Harga Beras Perkembangan Harga Bahan Kebutuhan Pokok Utama
  • 30. 1 Analisis Perbandingan Antar Wilayah 2 Analisis Relevansi 3 Analisis Efektivitas 4 Analisis Penentuan Wilayah Prioritas 5 Analisis Anggaran
  • 31. ANALISIS PERBANDINGAN ANTAR WILAYAH 31 Contoh Kasus Perbandingan Angka Putus Sekolah Jenjang Pendidikan Dasar (SD/MI) Menurut Kabupaten/Kota, Provinsi Nusa Tenggara Timur Masih terdapat kesenjangan (disparitas) angka putus sekolah jenjang pendidikan dasar (SD/MI)antar wilayah di Provinsi NTT. Beberapa wilayah, perlu memperoleh perhatian dan intevensi untuk mengurangi angka putus sekolah. Wilayah-wilayah tersebut di antaranya: Kabupaten Sumba Timur, Lembata, Ende, Manggarai Barat dan Manggarai Timur. 1.48 10.71 0.34 0.36 0.47 2.50 0.45 11.00 1.19 3.58 12.05 0.25 0.63 1.97 5.49 0.17 0.99 1.87 11.34 0.47 1.64 3.49 - 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 SumbaBarat SumbaTimur Kupang TTS TTU Belu Alor Lembata Flotim Sikka Ende Ngada Manggarai RoteNdao ManggaraiBarat SBD SumbaTengah Nagekeo ManggaraiTimur SabuRaijua KotaKupang Persen Angka Putus Sekolah SD/MI (%) Kab./Kota Angka Putus Sekolah SD/MI (%) Nasional Angka Putus Sekolah SD/MI (%) Provinsi
  • 32. ANALISIS RELEVANSI 32 Contoh Kasus Perkembangan Angka Putus Sekolah Jenjang Pendidikan Dasar (SD/MI), Provinsi Nusa Tenggara Timur Pada tahun 2006 – 2008, kecenderungan angka putus sekolah SD/MI Provinsi NTT tidak sejalan dengan kecenderungan angka putus sekolah SD/MI tingkat nasional. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada periode tersebut upaya penurunan angka putus sekolah di Provinsi NTT tidak sejalan untuk mendukung tujuan nasional. 5.26 5.59 4.45 1.50 2.01 3.53 2.97 2.96 2.97 3.17 2.41 1.81 - 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Persen Angka Putus Sekolah SD/MI (%) - Provinsi Angka Putus Sekolah SD/MI (%) - Nasional
  • 33. ANALISIS EFEKTIVITAS 33 Contoh Kasus Perkembangan Angka Kematian Bayi (AKB) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Tahun 2002-2008 Pada periode tahun 2002-2008, AKB Provinsi NTT menurun dari 51 jiwa/1000 kelahiran hidup menjadi 40,1 jiwa/1000 kelahiran hidup. Dengan demikian, program-program yang mendukung penurunan angka kamtian bayi (AKB) di Provinsi NTT efektif dan berdampak positif terhadap kualitas kesehatan penduduk, khususnya kesehatan bayi. 51.0 48.7 40.1 20 25 30 35 40 45 50 55 60 2002 2006 2008 Jiwa Angka Kematian Bayi (Per 1000 Kelahiran Hidup) - Provinsi Linear (Angka Kematian Bayi (Per 1000 Kelahiran Hidup) - Provinsi)
  • 34. ANALISIS PENENTUAN WILAYAH PRIORITAS 34 Contoh Kasus Penentuan Kabupaten/kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi Di Bidang Kesehatan Provinsi NTT Dengan menggunakan angka kematian bayi sebagai indikator utama dan kelahiran ditolong tenaga kesehatan sebagai indikator pendukung, dapat ditentukan wilayah-wilayah yang menjadi prioritas intervensi. Terdapat 5 wilayah yang menjadi prioritas pertama untuk dilakukannya intervensi dengan meningkatkan kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan. Wilayah-wilayah tersebut adalah Kabupaten Sumba Barat, Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat Daya, dan Kupang. TTU Lembata Flotim Sikka Ngada Kota Kupang Belu Ende Nagekeo TTS Alor Manggarai Rote Ndao Manggarai Barat Sumba Barat Sumba Timur Kupang Sumba Barat Daya Sumba Tengah 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 KelahiranDitolongTenaga Kesehatan Angka Kematian Bayi Series2 PRIORITAS 4 PRIORITAS 2 PRIORITAS 1 PRIORITAS 3
  • 36. ANALISIS ANGGARAN MELIHAT KESESUAIAN ALOKASI DENGAN PRIORITAS 36 Contoh Kasus Distribusi Belanja Sektor Terhadap Total Anggaran Kota Surakarta Alokasi anggaran sektor pendidikan paling besar dibandingkan dengan anggaran untuk urusan lainnya. Anggaran yang dialokasikan untuk sektor pendidikan sebesar Rp 394,1 miliar, setara 34.1 persen APBD. Alokasi anggaran tersebut mencerminkan alokasi yang efektif bagi penanggulangan kemiskinan apabila sektor pendidikan merupakan prioritas di Surakarta. Urusan Kelautan Dan Perikanan Rp 19.2M (1.7%) Urusan Pertanian Rp 21.8M (1.9%) Urusan Lain-lain Rp134.5M (11.6%) Urusan Pendidikan Rp 394.1M (34.1%) Urusan Pek.Umum Rp215.5M (18.7%) Urusan Kesehatan Rp54.8M (4.7%) Urusan otda, PUM, adm keu Rp314.9M (27.3%)
  • 37. 37 Contoh Kasus Distribusi Anggaran Pendidikan dan Permasalahan Angka Partisipasi Murni, Provinsi Nusa Tenggara Timur Pengalokasian anggaran tahun 2010 belum sepenuhnya sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Sebagai contoh: Kabupaten Kupang dan Timor Tengah Selatan merupakan daerah dengan APM relatif tinggi namun anggaran bidang pendidikannya lebih besar dibandingkan dengan anggaran pendidikan untuk daerah-daerah yang memiliki APM rendah. 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 0 20 40 60 80 100 120 SumbaBarat SumbaTimur Kupang TTS TTU Belu Alor Lembata Flotim Sikka Ende Ngada Manggarai RoteNdao Manggarai… SBD Sumba… Nagekeo Manggarai… SabuRaijua KotaKupang Rp(Juta) Persen APM SD/MI Kab-Kota Total Anggaran Pendidikan APM SD/MI Provinsi ANALISIS ANGGARAN OLEH PEMERINTAH DAERAH SATU TINGKAT DI ATASNYA UNTUK MELIHAT DISTRIBUSI ANGGARAN
  • 38. CONTOH KASUS ANALISIS SUMBER PEMBIAYAAN: BIDANG KESEHATAN Contoh Kasus Belanja Kesehatan menurut Sumber Pembiayaan, Kabupaten Ende 2008 SUMBER PEMBIAYAAN TOTAL (RP) PERSEN PERKAPITA/TH (USD) Pemerintah 60,015,708,501 84.62% 23.99 SB.1.1 Pemerintah Pusat/Depkes 6,589,237,322 9.29% SB.1.2 Pemerintah Provinsi/Dinkes 310,995,673 0.44% SB.1.3 Pemerintah Kabupaten/Kota 41,737,846,401 58.85% SB.1.4.2 Hibah 10,889,507,505 15.35% SB.1.5.4 Subsidi Premi PNS 488,121,600 0.69% Non Pemerintah 10,906,505,727 15.38% SB.2.4 Rumah Tangga 10,906,505,727 15.38% Grand Total 70,922,214,228 100.00% 28.35 Sumber: Ascobat Gani, 2010 Sumber pembiayaan bidang kesehatan terbesar di Kabupaten Ende pada tahun 2008 adalah dari pemerintah, yaitu sebesar Rp. 60,0 miliar atau hampir 84,62 persen dari total sumber pembiayaan. Sementara pembiayaan dari sektor non pemerintah adalah Rp. 10,9 miliar atau hanya sekitar 15,38 persen.Sementara itu, sumber pembiyaaan terbesar berasal dari pemerintah kabupaten, yaitu Rp. 41,7 miliar atau 58,85 persen dari total pembiayaan bidang kesehatan di Kabupaten Ende.
  • 39. Contoh Kasus Belanja Kesehatan Menurut Jenis Program Kabupaten Ende, Tahun 2009 CONTOH KASUS ANALISIS DISTRIBUSI ANGGARAN: BIDANG KESEHATAN 39 PROGRAM TOTAL (RP) PERSEN Program Kesehatan Masyarakat 14,997,017,108 21.15% PR 1.1 KIA 1,789,936,829 2.52% PR 1.2 Gizi 529,165,600 0.75% PR 1.3 Immunisasi 250,209,538 0.35% PR 1.5 Malaria 7,147,062 0.01% PR 1.6 HIV/AIDS 107,281,285 0.15% PR 1.7 Penyakit Menular Lain 532,680,000 0.75% PR 1.9 KB 248,927,050 0.35% PR 1.10 Usaha Kesehatan Sekolah 38,465,000 0.05% PR 1.12 Kesehatan Lingkungan 10,649,674,005 15.02% PR 1.13 Promosi Kesehatan 769,817,416 1.09% PR 1.14 Penanggulangan Bencana 28,219,238 0.04% PR 1.15 Surveilans 42,994,085 0.06% PR 1.16 Program Kesehatan Masyarakat Lainnya 2,500,000 0.00%
  • 40. Sumber: Ascobat Gani, 2010 Distribusi anggaran program kesehatan masyarakat lebih kecil dibandingkan dengan anggaran program penunjang dan program kesehatan perorangan. Dari keseluruhan anggaran sektor kesehatan, hanya 21,15 persen yang digunakan untuk program kesehatan masyarakat. Anggaran program kesehatan masyarakat yang relatif lebih kecil berpotensi memperlambat pencapaian sasaran pembangunan dan sasaran pencapaian MDGs, khususnya pada bidang kesehatan.40 PROGRAM TOTAL (RP) PERSEN Program Kesehatan Perorangan 25,069,669,749 35.35% PR 2.1 Pelayanan Rajal 927,859,101 1.31% PR 2.2 Pelayanan Ranap 2,159,795,759 3.05% PR 2.3 Pelayanan Rujukan 4,444,890,100 6.27% PR 2.4 Pengobatan Umum (tidak jelas masuk PR 2.1- 2.3) 17,537,124,790 24.73% Program yang Menyangkut Capacity Building/Penunjang 30,855,527,371 43.51% PR 3.1 Administrasi & Manajemen 15,854,286,995 22.35% PR 3.3 Capacity Building 1,401,968,343 1.98% PR 3.4 Pengadaan dan Pemeliharaan Infrastruktur 8,486,541,583 11.97% PR 3.5 Pengawasan (Monitoring dan Supervisi) 81,240,000 0.11% PR 3.6 Obat dan Perbekalan Kesehatan 5,014,666,210 7.07% PR 3.8 Program Capacity Building/Penunjang Lainnya 16,824,240 0.02% Grand Total 70,922,214,228 100.00%
  • 41. CONTOH KASUS ANALISIS GAP: BIDANG PENDIDIKAN 41 Contoh Kasus Kebutuhan dan Pemenuhan Biaya Operasional Satuan pendidikan - Jenjang Sekolah Dasar (SD/MI) Kota Surakarta Sumber: Hasil Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) Kota Surakarta, 2010 Hasil perhitungan BOSP untuk SD/MI dengan menggunakan indeks Permendiknas adalah sebesar Rp 530,000 per siswa. Pemerintah pusat melalui alokasi BOS menyediakan sebesar Rp 400.000 per siswa. Sisanya sebesar Rp. 130,000 per siswa harus disediakan oleh pemerintah daerah. Jika Pemerintah Provinsi mengalokasikan Rp. 30.000 per siswa, maka pemerintah kota harus menyediakan Rp. 100,000 per siswa. 530,000 400,000 30,000 100,000 BOSP Pembiayaan APBD 2 - BPMKS KOTA APBD 1 - BOS- P APBN - BOS
  • 42. Contoh Kasus Kebutuhan dan Pemenuhan Biaya Operasional Satuan pendidikan - Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) Kota Surakarta Sumber: Hasil Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) Kota Surakarta, 2010 Hasil perhitungan BOSP untuk SMP/MTS dengan menggunakan indeks Permendiknas adalah sebesar Rp 649,000 per siswa. Pemerintah pusat melalui alokasi BOS menyediakan sebesar Rp 575.000 per siswa.Sisanya sebesar Rp. 74,000 per siswa harus disediakan oleh pemerintah daerah. Jika Pemerintah Provinsi mengalokasikan Rp. 50.000 per siswa, maka pemerintah kota harus menyediakan Rp. 24,000 per siswa. 649,000 575,000 50,000 24,000 BOSP Pembiayaan APBD 2 - BPMKS KOTA APBD 1 - BOS- P APBN - BOS CONTOH KASUS ANALISIS GAP: BIDANG PENDIDIKAN
  • 43. Masalah Tujuan Sasaran Indikator Satuan Program Kegiatan Pagu SKPD TIPS Sinkronisasi Program Nangkis 1. Lihat usulan per SKPD dalam Dokumen RKPD (barang/jasa) 2. Sesuaikan dengan kebijakan daerah 1. Lihat target capaian Tahun N di dokumen RKPD bab IV. 2. Analisa Intervensi Wilayah/Bidang/Prio ritas Pembangunan Lihat evaluasi Bab II RKPD dan Permasalahan per Urusan di KUA <  O
  • 45. PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN TAHUN 2012 DAN RENCANA 2013 DI KEC. BULAKAMBA, KAB. BREBES Komponen Kegiatan 2012 2013 Klaster 1 Raskin Sedang berjalan. Isu: Raskin dibagi rata kepada masyarakat, tidak mempertimbangkan masyarakat miskin sebagai prioritas. Dilanjutkan, dengan perbaikan mekanisme penyaluran dan pemantauan pelaksanaan. PKH Sedang berjalan. Sudah diprogramkan. Jamkesmas/ Jamkesda Sedang berjalan. Isu: pemanfaatan Jamkesmas masih dinilai sulit oleh masyarakat. Dilanjutkan dengan perbaikan mekanisme pemanfaatan. Klaster 2 PNPM Perdesaan Sedang berjalan. Pelaksanaan relatif baik. Dilanjutkan. Klaster 3 KUR Sedang berjalan. Isu: penetapan jaminan (collateral) yang dinilai sulit oleh masyarakat. Dilanjutkan. Diperlukan perbaikan mekanisme penyaluran pinjaman.
  • 46. Komponen Kegiatan 2012 2013 Klaster 4 Rumah Sangat Murah Tahap Verifikasi. Isu: pemukiman kumuh dan warga menempati tanah ilegal. Sudah diprogramkan. Targeting harus tepat, lahan untuk masyarakat miskin perlu dipikirkan. Listrik Murah Tahap Persiapan. Isu: sumber listrik masih Non-PLN. Sudah diusulkan untuk diprogramkan. Peningkatan Kehidupan Nelayan Tahap Persiapan. Isu: tingkat kemiskinan nelayan masih tinggi. Sudah diprogramkan. Livelihood • Pelatihan Manajemen Keuangan Rumah Tangga Masih berupa usulan Pemda. Isu: ketika cuaca buruk, nelayan tidak mendapatkan penghasilan. Sudah diusulkan untuk diprogramkan. • Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Tahap Persiapan. Isu: penyediaan lapangan kerja sementara, terutama saat musim angin barat (cuaca buruk). Sudah diprogramkan. • Pengembangan optimalisasi lahan • Pengembangan irigasi • Pemberdayaan kelembagaan • Penyaluran pupuk • Perluasan areal tebu • Perluasan areal hortikultura/ perkebunan/ peternakan Tahap Persiapan. Isu: lahan masih bersifat tadah hujan. Sudah diprogramkan pada tingkat kabupaten: agar fokus ke Kecamatan Bulakamba. Lainnya • Sertifikasi lahan pertanian • Pengembangan sumber air PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN TAHUN 2012 DAN RENCANA 2013 DI KEC. BULAKAMBA, KAB. BREBES
  • 47. Komponen Kegiatan 2012 2013 Klaster 1 Raskin Sedang Berjalan; Isu : pengelolaan program kurang transparan Dilanjutkan dengan perbaikan mekanisme penyaluran dan pemantauan pelaksanan PKH Tidak ada. Jamkesmas/ Jamkesda Sedang berjalan. Isu: sanitasi lingkungan masih buruk, permukiman kumuh. Dilanjutkan dengan perbaikan targeting dan mekanisme pengelolaan. Klaster 2 PNPM Perdesaan Sedang berjalan. Pelaksanaan relatif baik. Dilanjutkan. Klaster 3 KUR Sedang berjalan . Isu: penetapan jaminan yang dinilai sulit oleh masyarakat. Dilanjutkan dengan perbaikan mekanisme penyaluran pinjaman. Klaster 4 Rumah Sangat Murah Permukiman kumuh. Tahap implementasi, tahun 2012 dilaksanakan verifikasi. Listrik murah Isu: sumber listrik Non PLN Secara bertahap pelayanan listrik diperluas. Air bersih murah Sedang Berjalan. Penyediaan air bersih yang didukung oleh Pemda. Dilanjutkan dengan perbaikan dan peningkatan cakupan Livelihood •Pengembangan koperasi budidaya rumput laut •Pelatihan ketrampilan bagi usaha mikro dan kecil skala rumah tangga •Pemberian modal usaha untuk kelompok perempuan, koperasi di perdesaan dan perkotaan •Bantuan promosi produksi kain tenun •Bantuan kapal berkapasitas kecil kepada buruh nelayan •Penataan PKL Sedang berjalan. Peningkatan cakupan rumah tangga pemanfaat dan perbaikan pelatihan . PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN TAHUN 2012 DAN RENCANA 2013 DI KEC. KAJANG, KAB. BULUKUMBA
  • 48. Komponen Kegiatan 2012 2013 Klaster 1 Raskin Sedang berjalan. Isu: Raskin dibagi rata kepada masyarakat, tanpa mempertimbangkan prioritas kepada masyarakat miskin. Dilanjutkan, dengan memperbaiki mekanisme penyaluran dan pemantauan pelaksanaan. PKH Dilaksanakan 2008. Jamkesmas/ Jamkesda Sedang berjalan. Isu : penerima manfaat yang semakin meluas dan ketepatan sasaran. Dilanjutkan dengan perbaikan targeting. Klaster 2 PNPM Perkotaan Sedang berjalan. Dilanjutkan. Klaster 3 KUR Sedang berjalan . Isu: penetapan jaminan yang sulit bagi masyarakat. Dilanjutkan dengan perbaikan mekanisme penyaluran pinjaman. Klaster 4 Rumah Sangat Murah Bantuan Stimulan Rumah Swadaya: verifikasi. Pelaksanaan, Air bersih murah Penyediaan air bersih oleh Pemda kabupaten. Dilanjutkan dan pengupayaan penyediaan secara lebih permanen. Livelihood • Pengembangan koperasi di bidang produksi kedelai • Penataan PKL • Peningkatan produksi tanaman perkebunan dan hortikultura • Swasembada daging sapi • Pengembangan sarana prasarana pertanian Identifikasi program/kegiatan. Pelaksanaan. PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN TAHUN 2012 DAN RENCANA 2013 DI KEC. HAUR GEULIS, KAB. INDRAMAYU
  • 49. Terima Kasih Stephanus Aan, S.STP. M.Si 082 138 20 8000 stephanus_aan@yahoo.com
  • 51. KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL 51
  • 52. KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS KEMISKINAN KORIDOR SUMATERA 52 Jumlah penduduk miskin 1400 - 27800 27801 - 54800 54801 - 96000 96001 - 164800 164801 - 269500 Tingkat Kemiskinan (%) 2.47 - 8.25 8.25 - 10.96 10.96 - 14.06 14.06 - 19.38 19.38 - 42.56
  • 53. KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS STRATEGI PENGURANGAN KEMISKINAN KORIDOR SUMATERA Tema Utama Pengurangan Kemiskinan : “Peningkatan produktifitas perkebunan dan peningkatan kualitas tenaga kerja kelompok miskin agar terserap oleh industri pengolahan dan jasa” 53 Area Prioritas 1 Area Prioritas 2 Area Prioritas 3 Aceh Utara Deli Serdang Simeulue Lampung Utara Langkat Aceh Barat Kota Medan Pidie Ogan Komering Ilir Gayo Lues Muara Enim Nagan Raya Musi Rawas Bener Meriah Musi Banyuasin Pidie Jaya Palembang Subulussalam Tanggamus Nias Utara Lampung Selatan Nias Barat Lampung Timur Gunungsitoli Lampung Tengah Kepulauan Meranti Bandar Lampung Bengkulu Selatan Fokus Utama: • Peningkatan penyerapan tenaga kerja miskin dan rentan pada usia produktif ke dalam sektor formal pada industri pengolahan unggulan. • Penjaminan akses orang miskin dan rentan terhadap lembaga keuangan formal terutama di perdesaan dengan persyaratan dan prosedur yang sederhana melalui skema kredit berkelompok atau dana dampingan. • Pengembangan aktivitas rantai pengolahan yang bersifat penambah nilai (value added) untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal dan komoditas unggulan berbasiskan agro industri. • Penguatan mekanisme inti-plasma dengan pihak swasta melalui akses pengelolaan bagi buruh miskin atas lahan inti dengan luas yang memadai (minimal 2 Ha per rumah tangga)
  • 54. KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS KEMISKINAN KORIDOR JAWA Jumlah penduduk miskin 2700 - 49600 49601 - 118600 118601 - 182500 182501 - 297200 297201 - 519200 54 Tingk at K em iskinan (% ) 1.67 - 7.63 7.63 - 11.25 11.25 - 14.48 14.48 - 18.11 18.11 - 32.47
  • 55. KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS Tema Utama Pengurangan Kemiskinan : “Mendorong kewirausahaan dan transformasi penghidupan masyarakat miskin dari sektor pertanian ke sektor industri dan jasa” Fokus Utama: • Peningkatan penyerapan tenaga kerja miskin pada usia produktif ke dalam sektor formal di daerah perkotaan, terutama di daerah prioritas Jawa Barat bagian selatan dan daerah industri sepanjang Pantai Utara Jawa. • Pengembangan ekonomi perdesaan non pertanian yang bersifat padat karya, difokuskan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian selatan dan Pulau Madura. • Pengembangan dan pembinaan ekonomi informal perkotaan, difokuskan di daerah Jabodetabek dan daerah perkotaan pusat perekonomian. • Penjaminan pelayanan dasar dan perlindungan sosial bagi kelompok miskin migran, difokuskan di daerah dengan proporsi kemiskinan tinggi, seperti Madura dan Jawa Tengah bagian Barat. STRATEGI PENGURANGAN KEMISKINAN KORIDOR JAWA 55 Area Prioritas 1 Area Prioritas 2 Area Prioritas 3 Banyumas Bogor Cilacap Tasikmalaya Pacitan Kebumen Cianjur Malang Purbalingga Tuban Brebes Bandung Jember Wonosobo Pamekasan Probolinggo Garut Rembang Bangkalan Cirebon Pemalang Sampang Indramayu Kulon Progo Sumenep Karawang Gunung Kidul
  • 56. KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS KEMISKINAN KORIDOR BALI-NT 56 Jumlah penduduk miskin 12900 - 29300 29301 - 58300 58301 - 93800 93801 - 171400 171401 - 263700 Tingkat Kemiskinan (%) 2.21 - 7.95 7.95 - 14.44 14.44 - 21.59 21.59 - 26.74 26.74 - 43.12
  • 57. KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS STRATEGI PENGURANGAN KEMISKINAN KORIDOR BALI-NT Tema Utama Pengurangan Kemiskinan: “Pembukaan keterisolasian dan peningkatan konektifitas ekonomi regional untuk mendorong pengurangan kemiskinan melalui pertumbuhan potensi ekonomi lokal” Area Prioritas 1 Area Prioritas 2 Area Prioritas 3 LOMBOK UTARA LOMBOK BARAT SUMBA BARAT SUMBA TIMUR LOMBOK TENGAH LEMBATA TIMOR TENGAH SELATAN LOMBOK TIMUR ROTE NDAO SUMBA BARAT DAYA SUMBAWA SUMBA TENGAH BIMA MANGGARAI TIMUR MANGGARAI SABU RAIJUA Fokus Utama: • peningkatan pelayanan dasar untuk mangatasi kendala ketersebaran penduduk ,misalnya melalui mobile service system untuk kesehatan, kelas jauh dan satu atap untuk pendidikan. • Pembukaan akses jalan dan transportasi bagi desa-desa di wilayah Nusa Tenggara yang belum memiliki akses ke ibukota kabupaten. • Perlindungan sosial yang lebih difokuskan pada peningkatan jangkauan penerima beasiswa miskin di wilayah terpencil di Nusa Tenggara untuk mengejar ketertinggalan wilayah ini. • Bantuan sosial temporer untuk mengantisipasi bahaya kerawanan pangan yang sering terjadi di Nusa Tenggara. • Menciptakan kesempatan kerja bagi penduduk miskin berpendidikan menengah dan miskin berpendidikan rendah dengan cara memberikan keterampilan di sektor potensial seperti perikanan, peternakan dan perkebunan dan penyediaan modal kerja jika dibutuhkan. • Pengembangan ekonomi agrikultur berbasis commoditi cash crops, peternakan dan perikanan melalui peningkatan akses masyarakat miskin di perdesaan terhadap institusi permodalan dan Pendampingan serta dukungan produktivitas UKM. 57
  • 58. KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS KEMISKINAN KORIDOR KALIMANTAN KUT AI MALIN AU KETAPAN G BERAU KUT AI BAR AT SINT AN G KUT AI TIM U R KAPUA S HU LU KATIN GAN KAPUA S PASIR MU R UN G R AYA NU N UKAN SERU YAN SANG GAU BULU N GAN PON TIAN AK LAN D AK BARIT O U TAR A KOTAW AR IN GIN TIM UR SAMB AS PULAN G PISAU GUN U N G M AS BANJ AR KOTA B ARU KOTAW AR IN GIN BARAT LAM AN D AU TAN AH BUM BU BENG KAYAN G TAPIN SUKAM AR A TABALON G TAN AH LAU T BARIT O T IMU R BARIT O SELAT AN BALANG AN PENAJ AM PASER UT KOTA P ALA NG KA RAYA BON TAN G SAMA RIN D A TAR AKAN Jumlah penduduk miskin 3000 - 7800 7801 - 14400 14401 - 25300 25301 - 38000 38001 - 69700 58 Tingkat Kemiskinan (%) 3.34 - 5.81 5.81 - 6.67 6.67 - 7.81 7.81 - 10.46 10.46 - 15.29
  • 59. KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS STRATEGI PENGURANGAN KEMISKINAN KORIDOR KALIMANTAN Tema Utama Pengurangan Kemiskinan : “Penguatan dan diversifikasi kegiatan ekonomi masyarakat miskin yang bersumber pada pengelolaan potensi sumber daya alam (perkebunan, pertanian, perikanan) dan ekonomi kreatif secara berkelanjutan” 59 Area Prioritas 1 Area Prioritas 2 Area Prioritas 3 Sambas Sintang Kutai kartanegara Kayong utara Tana tidung Landak Kubu raya Samarinda Barito timur Tarakan Ketapang Pontianak Malinau Kapuas hulu Kotawaringin timur Bulungan Melawi Kapuas Nunukan Kutai timur Banjarmasin Penajam paser utara Fokus Utama: • Peningkatan kualitas dan daya saing sumber daya manusia masyarakat miskin perdesaan dan perkotaan agar terserap di pasar kerja. • Pemberian jaminan pelayanan dasar dan perlindungan sosial terutama bagi kelompok miskin di wilayah perdesaan, daerah tepencil, dan perbatasan. • Penyediaan dan pengembangan infrastruktur dasar terpadu (listrik, sanitasi, air bersih) bagi masyarakat perdesaan. • Pengembangan dan diversifikasi sumber usaha masyarakat miskin berbasis sumber daya alam serta peningkatan ketersediaan sarana pendukung produksinya.
  • 60. KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS KEMISKINAN KORIDOR SULAWESI 60 Jumlah penduduk miskin 6800 - 10300 10301 - 25800 25801 - 39200 39201 - 62100 62101 - 87500 Tingkat Kemiskinan (%) 5.49 - 9.01 9.01 - 11.37 11.37 - 16.24 16.24 - 18.9 18.9 - 24.06
  • 61. KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS STRATEGI PENGURANGAN KEMISKINAN KORIDOR SULAWESI Tema Utama Pengurangan Kemiskinan: “Peningkatan akses infrastruktur pelayanan dasar dan produktifitas kelompok miskin perdesaan di sektor pertanian, perkebunan, perikanan, kelautan, dan industri pariwisata” Area Prioritas 1 Area Prioritas 2 Area Prioritas 3 DONGGALA GOWA BANGGAI KEPULAUAN PARIGI MOUTONG MAROS MOROWALI JENEPONTO BONE POSO PANGKAJENE DAN KEPULAUAN LUWU TOJO UNA-UNA KOLAKA LUWU UTARA TORAJA UTARA GORONTALO MAKASSAR KOLAKA UTARA POLEWALI MANDAR BUTON BOALEMO MUNA GORONTALO UTARA Fokus Utama: • Peningkatan penyerapan tenaga kerja miskin usia produktif • Pengembangan ekonomi perdesaan bidang pertanian dan perkebunan • Pengembangan kawasan minapolitan berbasis sumber daya perikanan dan kelautan yang bersifat padat karya • Pengembangan dan pembinaan ekonomi informal perkotaan • Penjaminan pelayanan dasar dan perlindungan sosial bagi kelompok miskin migran 61
  • 62. KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS KEMISKINAN KORIDOR PAPUA-MALUKU 62 Jumlah penduduk miskin 6300 - 12900 12901 - 22200 22201 - 31300 31301 - 49700 49701 - 87200 Tingkat Kemiskinan (%) 4.53 - 18.64 18.64 - 28.41 28.41 - 33.96 33.96 - 43.15 43.15 - 49.58
  • 63. KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS STRATEGI PENGURANGAN KEMISKINAN KORIDOR PAPUA-MALUKU Tema Utama Pengurangan Kemiskinan: “Pembukaan keterisolasian wilayah secara masif, peningkatan akses layanan dasar dan peningkatan sumber daya manusia” 63 Area Prioritas 1 Area Prioritas 2 Area Prioritas 3 PANIAI MALUKU TENGAH TELUK WONDAMA PUNCAK JAYA SERAM BAGIAN BARAT TELUK BINTUNI YAHUKIMO MANOKWARI TAMBRAUW LANNY JAYA JAYAWIJAYA SUPIORI NABIRE YALIMO BIAK NUMFOR PUNCAK TOLIKARA INTAN JAYA JAYAPURA DEIYAI Fokus Utama: • Pengembangan pemusatan pemukiman penduduk secara terpadu yang didukung dengan pembangunan prasarana jalan. • Penyediaan akses layanan dasar terutama pendidikan dan kesehatan sampai ke wilayah terisolir . • Pengenalan budaya pertanian dan perikanan menetap dan intensif serta berkelanjutan dalam meningkatkan produktifitas perekonomian. • Membuka dan memperluas layanan keuangan dengan pengarusutamaan penanggulangan kemiskinan.