Dokumen tersebut membahas tiga jenis arus kas pada proyek investasi, yaitu: (1) arus kas awal untuk pembelian aset tetap, (2) arus kas operasi yang dihitung dari penjualan dan biaya operasi, dan (3) arus kas akhir dari penjualan sisa nilai aset setelah masa manfaatnya. Arus kas operasi dihitung dari laporan laba rugi dengan memperhitungkan pajak, sedangkan arus kas a

1. Cash Flow (Aliran Dana)
1. Initial Cash flow
2. Operating Cash flow
3. Terminal Cash flow
Initial Cas flow  out flow.
1. Tanah
2. Bangunan / Pabrik
3. Modal kerja ( untuk yang pertama )
Ini bisa terjadi di tahun ke 1, 2, dan ke 3 dan seterusnya (untuk investasi yang besar)
Operating Cash flow  in flow.
Forcasting  Sales  Income Statemen  CF.
Contoh :
Penjualan 145
Operating Cost 100
EBDIT 45
Deperciation 15
EBIT 30
Interest 5
EBT 25
Tax (0,2) 5
EAT (NI) 20
Cash flow : EBDIT (1-Tax) + Tax (Depreciation).
45 ( 1 – 0.2) + 0.2 ( 15) = 39
36 + 3 = 39
EBIT ( 1 – Tax ) + Depreciation.

2. 30 ( 1 – 0.2 ) + 15 = 39
24 + 15 = 39
NI + { Interest ( 1- Tax)} + Dep.
20 + { 5 ( 1- 0.2) } + 15 = 39.
20 + 4 + 15 = 39
Terminal Cash Flow  In flow.
( Nila sisa dari Aktiva – yang disusutkan)
Misal : Harga aktiva = Rp. 100 juta
Umur = 5 Tahun
Penghapusan / tahun : Rp. 15 juta
Nilai sisa = Rp.100 juta – (5 x 15)
= Rp 25 juta.
if  dijual laku Rp. 30 Juta  laba Rp. 5 Juta.
if  laba dikenakan pajak sebesar 20 % 
Cash Flow = Rp. 30 juta – (Rp 5 jt.x 0.2)
Rp. 29 juta.