SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 64
Presentasi Kasus
TB Milier dengan Meningitis TB
Pembimbing : dr. Soroy Lardo, SpPD, FINASIM
CoAss : Riska Kurniawati
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam
Periode 14 Maret 2016 – 21 Mei 2016
FK UPN VETERAN-RSPAD GATOT SOEBROTO
I. Identitas Pasien
II. Alloanamnesis
• Keluhan Utama: Penurunan kesadaran
sejak 1 hari smrs
• Keluhan Tambahan: Demam sejak 2
minggu SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
• 2 minggu SMRS pasien mengalami demam yang
timbul sepanjang hari, demam naik turun, turun
jika diberi parasetamol 3 kali sehari. Demam
sangat tinggi saat diukur 38,8 pada malam hari,
lalu menurun saat pagi hari saat diukur 37,9 C.
Demam disertai menggigil (+) & berkeringat (+).
• 2 minggu SMRS nyeri kepala yang menjalar ke
tengkuk & punggung, sehingga leher menjadi
pegal & kaku.
....Lanjutan RPS (1)
• Pasien mengalami batuk-batuk yang sudah lama
terjadi disertai dahak. Terkadang ada darah.
• 2 minggu yang lalu pasien sering BAB cair, warna
coklat, ampas (-), darah (-), tidak diketahui
frekuensi dalam sehari, Saat dirumah pasien
selalu tertidur, terasa cepat lelah & lemah serta
tidak dapat beraktivitas.
....Lanjutan RPS (2)
• Saat pasien sadar mengeluh pandangannya
ganda. Terdapat mual (+) & muntah (+) yang
terjadi terutama saat pasien sadar. Muntah isi
cairan, darah (-), Terdapat penurunan berat
badan sejak 3 bulan terakhir, terdapat
penurunan napsu makan, kelemahan pada
seluruh tubuh (+).
Riwayat Penyakit Dahulu
• Batuk berdahak lebih dari 1 bulan (+).
• Riwayat penyakit ginjal disangkal.
• Riwayat penyakit jantung disangkal.
• Riwayat Maag disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat hipertensi (+) ayah & ibu pasien
• Kedua anak kandungnya yang berusia 6 tahun
& 4 tahun sering mengalami demam dan
terkesan kurus
• Riwayat DM, alergi, asma, ginjal, jantung,
pada keluarga disangkal
III. PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum : Tampak sakit berat
• Kesadaran : Sopor Coma
• Skor GCS : E1M3V2 = 6
• Tanda vital :
– Tekanan darah = 100/70 mmHg
– Nadi = 125 x/menit, equal, isi cukup, reguler
– Suhu = 37.6 0
C
– Laju Pernafasan = 20 x/menit
• Kulit : Sawo matang, ikterik (-)
• Kepala : Normocephal, rambut hitam, distribusi merata
• Wajah : Simetris, deformitas (-)
• Mata : Pupil bulat isokor +/+, miosis +/+, konjungtiva
anemis +/+, sklera ikterik -/-
• Telinga : Normotia, normosepta, gangguan pendengaran
(-/-) bentuk telinga normal simetris kanan dan kiri
• Hidung : napas cuping hidung (-)
• Mulut : Bibir kering (+), Selaput lendir kering & lengket
(+), Lidah kasar (+)
• Leher : Simetris, tidak ada deviasi trakea, limfadenopati
(+) . JVP 5 – 2 cmH2O
Thorax
Paru : I = Normochest, retraksi -/-, retraksi intercostae (-/-)
P = Vokal fremitus sulit dinilai
P = Redup pada kedua lapang paru
A = Suara nafas vesikuler menurun pada kedua lapang
paru, ronkhi basah halus +/+, whezzing -/-
Jantung :
I = Iktus cordis tidak tampak
P = Iktus cordis teraba, tidak kuat angkat
P = Batas kanan jantung ICS IV linea parasternal dextra
Batas kiri jantung ICS V linea midclavicullaris sinistra
Pinggang jantung ICS II linea parasternal sinistra
A = BJ I dan II irreguler, Gallop(+), Murmur (-)
Abdomen & Ekstremitas
• Abdomen :
I = cekung, deformitas (-), sikatriks (-)
A = Bising usus (+) menurun
P = Asites, hepar dan lien tidak dapat
dinilai, nyeri tekan negatif
P = Timpani pada seluruh abdomen.
• Ekstremitas : Akral hangat, pucat, edema (-), CRT < 2
detik
• Pemeriksaan Neurologi:
Meningeal sign : Kaku kuduk (+)
IV. PX.PENUNJANG
....PX.PENUNJANG
....PX.PENUNJANG
Rontgen Thorax
• Kesan:
- Infiltrate milier di kedua
lapang paru, dd/TB
milier
- Penebalan mediastinum
superior sisi kanan
dd/limfadenopati
- Jantung dalam batas
normal
CT Scan Kepala
• Kesan:
 Meningitis disertai
edema cerebri
 Hidrocephalus non
komunikans
V. RESUME
• Pasien wanita usia 36 tahun. Datang dengan
keluhan penurunan kesadaran sejak 1 hari smrs
di rumahnya. Demam yang naik turun disertai
menggigil & berkeringat (+), nyeri kepala yang
menjalar ke tengkuk & punggung, leher menjadi
pegal & kaku.
• Batuk lama disertai dahak kental, terkadang
terdapat darah.
• 2 minggu yang lalu pasien sering BAB cair,
• Saat dirumah pasien selalu tertidur, terasa cepat
lelah & lemah serta tidak dapat beraktivitas.
.... RESUME (1)
• Saat pasien sadar mengeluh pandangannya
ganda. Terdapat mual (+) & muntah (+).
• Penurunan berat badan sejak 3 bulan terakhir,
dan penurunan napsu makan (+).
• PX. FISIK : Pasien tampak sakit berat dengan
kesadaran soporkoma, GCS E1M3V2. TD pasien
100/70 mmHg, nadi 125x/menit, RR 20 x/menit
dan suhu 37.60
C. Pada mulut didapatkan bibir
kering (+). Selaput lendir kering & lengket (+),
Lidah kasar (+)
....RESUME (2)
• Pada mata ditemukan konjungtiva anemis +/+.
• Pada leher didapatkan limfadenopoati (+).
• Pada pemeriksaan paru, palpasi didapatkan,
perkusi didapatkan redup pada kedua lapang
paru dan pada auskultasi didapatkan vesikuler
+/+ menurun serta adanya ronkhi basah halus
+/+.
• Pemeriksaan auskultasi jantung didapatkan
gallop (+/+).
....RESUME (3)
• Pada pemeriksaan Rangsang Meningeal
didapatkan Kaku Kuduk (+)
• Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan
adanya anemia mikrositik hipokrom (Hb 11.4
g/dL, MCV 70 fL dan MCH 25 pg).
• Pemeriksaan elektrolit didapatkan
hiponatremia 123 mmol/l, hyperkalemia 5.1
mmol/l.
VI. DAFTAR MASALAH
1. Penurunan Kesadaran e.c Meningitis TB
2. TB milier
3. Anemia mikrositik hipokrom e.c. penyakit
kronis
4. Hiponatremia
5. Hiperkalemia
VII. PENGKAJIAN
1. Penurunan Kesadaran ec meningitis TB
•Anamnesis : Penurunan kesadaran sejak 1
hari smrs. Saat dirumah pasien hanya tertidur,
karena mengantuk, tidak dapat beraktivitas,
kelemahan badan dan terasa lelah. Demam, Saat
tersadar pandangan pasien terlihat ganda.
Terdapat rasa tegang & kaku pada leher &
punggung.
•Px.Fisik : Tampak sakit berat, soporkoma, GCS
E1M3V2 tekanan darah 100/70 mmHg.
Pemeriksaan rangsang meningeal kaku kuduk (+).
• Px. Penunjang CT scan : Meningitis disertai
edema cerebri dan Hidrocephalus non
komunikans
• Rencana terapi : Deksametason 10 mg bolus
intravena, kemudian 4 kali 5 mg intravena
selama 2 minggu selanjutnya turunkan
perlahan selama 1 bulan.
• Rencana diagnosis : Lumbal pungsi
2. TB Milier
•Anamnesis : Demam naik turun disertai menggigil dan
berkeringat terutama malam hari. Riwayat batu dahak
dan berdarah yang lama terkadang diserta sesak napas..
Penurunan berat badan, penuruna napsu makan.
•Px. Fisik : Konjungtiva anemis (+/+), Limfadenopati,
Suara vesikuler menurun kanan dan kiri, Redup semua
lapang paru. Rhonki basah (+/+)
•Px. Penunjang Ro Thorax : Infiltrate milier di kedua
lapang paru, dd/TB milier & Penebalan mediastinum
superior sisi kanan dd/limfadenopati .
Regimen pengobatan TB Milier
menurut WHO
Fase intensif Fase lanjutan Referensi
2HRZS 4HR WHO (pedoman therapi)
2HRZ (S or Eth) 7-10HR American Academy of
Pediatrics
6HRZEth Tidak ada (regimen
total untuk 6 bulan)
Donald, 1998
Kortikosteroid (prednison) diberikan pada TB milier, meningitis TB, perikarditis
TB, efusi pleura, dan peritonitis TB. Prednison biasanya diberikan dengan dosis 2
mg/kgBB/hari selama 4 minggu, kemudian diturunkan perlahan-lahan (tappering
off) selama 2-6 minggu
Kortikosteroid (prednison) diberikan pada TB milier, meningitis TB, perikarditis
TB, efusi pleura, dan peritonitis TB. Prednison biasanya diberikan dengan dosis 2
mg/kgBB/hari selama 4 minggu, kemudian diturunkan perlahan-lahan (tappering
off) selama 2-6 minggu
3. Anemia mikrositik hipokrom ec penyakit kronis
• Anamnesis : Lemas
•Px. Fisik : Konjungtiva pucat (+/+)
•Px. Lab : Penurunan Hb 11.4, Penurunan MCV
70, penurunan MCH 25.
•Rencana diagnosis: Cek apusan darah tepi, Serum
iron, TIBC
•Rencana terapi: -
4. Hiponatremia
•Anamnesis : Saat dirumah kesadaran yang menurun
seperti tidur lelap, dapat dibangunkan sebentar, tetapi
segera tertidur kembali, kelelahan (+), mual (+)
•Px. Fisik : -
•Px. Penunjang : Na 123 mmol/l, CT scan Edema serebri
•Rencana terapi : infus cepat 150 ml infus salin
hypertonik 3% atau setaranya selama 20 menit
5. Hyperkalemia
•Anamnesis : efek neuromuskular mulai dari
ext.inferior terus naik ke ext.sup, lemas (+),
mual (+), diare (+)
•Px. Fisik : -
•Px. Lab : 123 mmol/l
•Rencana terapi : infus cepat 150 ml infus salin
hypertonik 3% atau setaranya selama 20 menit
Rencana Terapi
• Konsul ICU
• Pemasangan CVC
• Oksigen 8 lpm
• IVFD NaCl 0.9% 500 cc/12 jam,
clinimix/ 8 jam
• Meropenem 3x1 gram
• Levofloxacin 1x 750 mg
• Metilprednisolon 3 x 6.25 mg
• 4FDC 1 x 3 tab
• Streptomycin 1 x 500 mg
• Paracetamol drip 3x1 gr (Jika suhu >
38 C)
• Ranitidin 2x 50 mg i.v
• Ventolin Inhalasi
• Pulmicort inhalase
• Kalitake 3 x 1 sachet
VIII. Prognosis
• Quo ad Vitam : ad malam
• Quo ad Functionam : ad malam
• Quo ad Sanationam: ad malam
Tinjauan Pustaka
• Penyakit limfo-hematogen sistemik akibat
penyebaran Mycobacterium tuberculosis
(tuberculosis diseminata) dari kompleks
primer yang biasanya terjadi dalam waktu 2-6
bulan setelah infeksi awal.
TB MilierTB Milier
Epidemiologi
Salah satu bentuk TB berat dan memiliki angka kejadian sekitar 3-7%
dari seluruh kasus TB. Dengan mortality rate 25%
Salah satu bentuk TB berat dan memiliki angka kejadian sekitar 3-7%
dari seluruh kasus TB. Dengan mortality rate 25%
Etiologi
Bakteri berbentuk batang (basil), Gram Positif,
pleomorfik, tidak bergerak, dan tidak membentuk
spora. Bersifat aerob obligat.
Faktor risiko penularan TB
Faktor Deskripsi
Suseptibilitas
(Susceptibility)
Status imun dari individu yang terekspos
Infeksius
(Infectiousness)
Jumlah tuberkel basilus yang dikeluarkan
oleh orang dewasa dengan TB aktif.
Lingkungan
(Environment )
Sirkulasi udara yang buruk memperbesar
penularan.
Paparan
(Exposure)
Kedekatan (proximity), frekuensi dan durasi
dari paparan
.... Patogenesis
TB Milier: hasil dari acute generalized hematogenic spread dengan jumlah
kuman yang besar. Pada bentuk ini, sejumlah besar Mycobacterium tuberculosis
masuk dan beredar dalam darah menuju ke seluruh tubuh.
TB Milier: hasil dari acute generalized hematogenic spread dengan jumlah
kuman yang besar. Pada bentuk ini, sejumlah besar Mycobacterium tuberculosis
masuk dan beredar dalam darah menuju ke seluruh tubuh.
Semua tuberkel yang dihasilkan melalui cara ini akan mempunyai ukuran yang
lebih kurang sama. Secara PA= lesi berupa nodul kuning berukuran 1-3 mm,
yang tersebar merata (difus) pada paru yang secara histologi merupakan
granuloma.
Semua tuberkel yang dihasilkan melalui cara ini akan mempunyai ukuran yang
lebih kurang sama. Secara PA= lesi berupa nodul kuning berukuran 1-3 mm,
yang tersebar merata (difus) pada paru yang secara histologi merupakan
granuloma.
Imunopatogenesis
Innate Immunity
....Imunopatogenesis
Ketika Mycobacterium tuberculosis masuk ke dalam paru – paru, proteksi utama
respon imun spesifik terhadap bakteri intraseluler berupa imunitas selular yg tdd sel
CD4+ yang mengaktifkan makrofag yang memproduksi IFN-γ dan CD8+ yang memacu
pembunuhan mikroba serta lisis sel terinfeksi.
Makrofag yang diaktifkan sebagai respon terhadap mikroba intraseluler dapat
pula membentuk granuloma dan menimbulkan kerusakan jaringan.
CD4+ memberikan respon terhadap peptide antigen MHC-II asal bakteri
intravesikular, memproduksi IFN-γ yang mengaktifkan makrofag untuk
menghancurkan mikroba dalam fagosom.
....Imunopatogenesis
1. Memproduksi enzim proteolitik dan metabolit lainnya yang
memperlihatkan efek mycobactericidal.
2. Memproduksi sitokin sebagai respon terhadap M. tuberculosis
yakni IL-1, IL-6, IL-8, IL-10, TNF-a TGF-b. Sitokin mempunyai
efek imunoregulator yang penting.
Mycobacterium tuberculosis dapat hidup terus serta melanjutkan
pertumbuhannya di dalam sitoplasma makrofag setelah mereka difagositosis.
Induksi respons kekebalan spesifik sekunder terhadap sejenis mikroba dapat
merangsang tubuh untuk serentak memberikan kekebalan nonspesifik pada
mikroba lain yang mempunyai sifat pertumbuhan yang sama.
Mycobacterium tuberculosis dapat hidup terus serta melanjutkan
pertumbuhannya di dalam sitoplasma makrofag setelah mereka difagositosis.
Induksi respons kekebalan spesifik sekunder terhadap sejenis mikroba dapat
merangsang tubuh untuk serentak memberikan kekebalan nonspesifik pada
mikroba lain yang mempunyai sifat pertumbuhan yang sama.
Mycobacterium tuberculosis di inhalasi sehingga masuk ke paru-paru, kemudian
difagositosi oleh makrofag. Makrofag tersebut mempunyai 3 fungsi utama,
yaitu :
Mycobacterium tuberculosis di inhalasi sehingga masuk ke paru-paru, kemudian
difagositosi oleh makrofag. Makrofag tersebut mempunyai 3 fungsi utama,
yaitu :
• 3. Untuk memproses dan menyajikan anti gen
terhadap limfosit T.
- IL-1 merupakan pirogen endogen
menyebabkan demam.
- IL-6 akan meningkatkan produksi
imunoglobulin oleh sel B yang teraktivasi,
menyebabkan hiperglobulinemia yang banyak
dijumpai pada pasien tuberkulosis.
- TGF berfungsi sama dengan IFN untuk
meningkatkan produksi metabolit nitrit oksida
dan membunuh bakteri serta diperlukan
untuk pembentukan granuloma untuk
mengatasi infeksi mikobakteri.
- Selain itu TNF dapat menyebabkan efek
patogenesis seperti demam, menurunnya
berat badan dan nekrosis jaringan yang
merupakan ciri khas tuberkulosis.
Akibat adanya akumulasi makrofag maka terjadi penimbunan pada
daerah yang terdapat antigen dan terjadi granuloma yang dapat
menyebabkan kerusakan jaringan.
Akibat adanya akumulasi makrofag maka terjadi penimbunan pada
daerah yang terdapat antigen dan terjadi granuloma yang dapat
menyebabkan kerusakan jaringan.
Lesi jaringan oleh basil mikobakterium pada
dasarnya memiliki dua tipe, tipe eksudatif dan
tipe produktif
Lesi jaringan oleh basil mikobakterium pada
dasarnya memiliki dua tipe, tipe eksudatif dan
tipe produktif
Adaptive Immunity
• Mekanisme pertahanan tubuh terhadap
infeksi primer terutama dilakukan oleh sel-sel
pertahanan (sel T dan makrofag yang
teraktivasi) bersama sejumlah sitokin.
• Pada limfonodi regional, terjadi
perkembangan respon imun adaptif, yang
akan mengenali basil tersebut. Tipe respon
imun ini sangat tergantung pada sitokin yang
dihasilkan oleh sistem imun alamiah
Selama imunitas adaptif berkembang untuk mempercepat
aktivasi makrofag/monosit, terjadilah bakteremia.
Basil menggunakan makrofag sebagai sarana untuk menyebar
dan selanjutnya tumbuh dan menetap pada sel-sel fagosit di
berbagai organ tubuh.
Bila respon imun adaptif berkembang tidak
adekuat maka akan timbul manifestasi klinis
akibat penyebaran basil yang berupa
tuberkulosis milier atau tuberkulosis
meningen.
Gambaran Klinis
• Gejala yang sering dijumpai adalah keluhan
kronik yang tidak khas, seperti TB pada
umumnya, misalnya anoreksia dan BB turun
atau gagal tumbuh pada anak (dengan demam
ringan atau tanpa demam), demam lama
dengan penyebab yang tidak jelas, serta batuk
dan sesak nafas.
• Pada orang dewasa, gejala menggigil, keringat
malam hari, hemoptisis dan batuk produktif
ditemukan.
.... Gambaran Klinis
• 50% pasien mengalami hepatosplenomegali
• Demam kemudian bertambah tinggi dan
berlangsung terus menerus atau kontinu,
tanpa diserti gejala respiratorik atau disertai
gejala minimal dan foto rontgen thorax
biasanya masih normal
Px.Penunjang
 Test Tuberkulin
 Funduskopi
 Px.Bakteriologik
 Px. Darah
 Rontgen Thorac
 Px. Cairan Serebrospinal
 Dengan / tanpa keterlibatan SSP : Cek CT/MRI
otak/Lumbal pungsi
Penatalaksanaan
• Menurut CDC, NICE
- 6 bulan pengobatan dengan 2HRZE/S
- Diikuti 4 bulan HR
- Pemberian kortikosteroid tidak rutin, hanya diberikan pada
keadaan: prednisone 30-40 mg/hari. Dosis diturunkan 5-10
mg setiap 5 – 7 hari, lama pemberian 4 – 6 minggu.
– Tanda/gejala meningitis
– Sesak napas
– Tanda/gejala toksik
– Demam tinggi
Jurnal (1) TB Milier
.... Jurnal (1)
....Jurnal (1)
Komplikasi
Diagnosis
• Bahkan didaerah endemik, Dx TB Milier sulit
dilakukan. Karena gejala klinis non spesifik, Ro
thorax tdk sll perubahan milier
• Oleh krn itu diperlukan tes pendekatan sistematis
utk diagnostik penegakkan TB Milier
Kriteria yang diusulkan untuk dx TB
Milier
1. Tampilan klinis yg konsisten dgn dx TB spt
demam malam hari, keringat malam,
anoreksi, pe < BB dalam 6 mggu.
2. Pola milier yg khas pada Ro Thorax
3. Bilateral, lesi difus paru reticulonodular
dengan background bay.miliaria pada baik
pada Ro / HRCT
4. Mikrobiologi/bukti histopatologi
Px. Penunjang
Pengobatan
• Kriteria CDC dan NICE
- 2 HRZE/4RH
- Rekomendasi WHO, Pasien yg diduga /
dikonfirmasi TB Milier harus di tes HIV.
- Pasien HIV yg terinfeksi TB terapi ARV dimulai
setelah ATT.
Jurnal (2) Meningitis TB
....Jurnal (2)
TB pada SSP adalah yang terberat dari penyakit TB
ekstrapulmoner
TB pada SSP adalah yang terberat dari penyakit TB
ekstrapulmoner
Diagnosis TBM sulit karena meningitis TB muncul dgn gejala & tanda
tidak spesifik.
Nantinya akan timbul, perubahan perilaku, kebingungan, kejang &
kelumpuhan saraf kranial
Diagnosis TBM sulit karena meningitis TB muncul dgn gejala & tanda
tidak spesifik.
Nantinya akan timbul, perubahan perilaku, kebingungan, kejang &
kelumpuhan saraf kranial
Salah satu faktor yg menyebabkan sulitnya dx TBM adalah
kecilnya jumlah basil di CSF yang mengurangi sensitivitas
bakteriologik konvensional.
Salah satu faktor yg menyebabkan sulitnya dx TBM adalah
kecilnya jumlah basil di CSF yang mengurangi sensitivitas
bakteriologik konvensional.
Gambaran Klinis Meningitis TB
• Demam > 7 hari
• Sakit kepala
• Kaku leher
• Muntah
• Defisit neurologi fokal
• Kehilangan penglihatan
• Kelumpuhan saraf kranial
• Peningkatan TIK
Px.Penunjang (Jurnal 2)
• Penelitian terbaru : PCRIS6110 memiliki
tingkat positif tertinggi (68%) dibanding
Mikroskop Ziehn-Neelsen (11%), Kultur (36-
44%).
• Tingkat keparahan TBM pada tampilannya
dibagi mjd 3 tahap sesuai skor GCS dan
ada/tidaknya tanda neurologis fokal.
Gambaran Radiologis .... Jurnal (2)
• Suspek meningitis TB = CT & MRI dapat
digunakan utk mendukung dx & melihat
kelainan otak – vertebrae
• CT Scan otak awal penting utk intervensi
bedah hidrosefalus
• MRI lbh baik drpd CT dlm mengungkap
kelainan batang otak, serebelum,
tuberkuloma, stroke & eksudat inflamasinya
• MRI sensitif dalam mendeteksi stroke. Stroke
di TBM tjd 15%-57%
Analisis Biomarker
• Analisis biomarker di meningitis TB adalah penting.
• Peningkatan kadar serum dan CSF TNF α dan IFN-γ di
TB meningitis pasien.
• IL-6 tingkat juga meningkat pada pasien dengan
tuberculoma dan eksudat.
• Ada juga kenaikan tingkat IL-8, IFN-alpha, IFN-
gamma, IL-10, CSF matrix metalloproteinase,
inhibitor jaringan CSF dari Metaloproteinase matriks,
tingkat VEGF, caspase-1 dan IL-1β. Sinyal regulator
alpha protein diekspresikan pada tingkat mRNA.
Komplikasi & Prognosis....Jurnal (2)
• Pasien meningitis TB dgn hidrosefalus m’miliki
prognosis buruk.
• Faktor neuroimaging yg signifikan berhub dgn
eksudat basal hidrosefalus, tuberculoma dan
stroke.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisSeascape Surveys
 
Case Report Meningitis
Case Report MeningitisCase Report Meningitis
Case Report MeningitisKharima SD
 
Buku dosis obat anak
Buku dosis obat anakBuku dosis obat anak
Buku dosis obat anakdr.Ade Adra
 
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)dr. Bobby Ahmad
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKPhil Adit R
 
Morning Report Neurology
Morning Report NeurologyMorning Report Neurology
Morning Report NeurologyPhil Adit R
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Surya Amal
 
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bPresus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bWoro Nugroho
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikuspeternugraha
 
206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1homeworkping7
 
peningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialpeningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialNoorahmah Adiany
 
221524892 preskas-ureterolithiasis
221524892 preskas-ureterolithiasis221524892 preskas-ureterolithiasis
221524892 preskas-ureterolithiasissohapi
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialisfikri asyura
 

Was ist angesagt? (20)

Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
 
Katarak Imatur
Katarak ImaturKatarak Imatur
Katarak Imatur
 
Px neurologi fix
Px neurologi fixPx neurologi fix
Px neurologi fix
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
Case Report Meningitis
Case Report MeningitisCase Report Meningitis
Case Report Meningitis
 
Terapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anakTerapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anak
 
Buku dosis obat anak
Buku dosis obat anakBuku dosis obat anak
Buku dosis obat anak
 
Abses hati
Abses hatiAbses hati
Abses hati
 
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 
Morning Report Neurology
Morning Report NeurologyMorning Report Neurology
Morning Report Neurology
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
 
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bPresus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
 
206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1
 
peningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialpeningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranial
 
kejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
kejang-demam-terbaru-presentasi-pptkejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
kejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
 
Laporan kasus ii
Laporan kasus iiLaporan kasus ii
Laporan kasus ii
 
221524892 preskas-ureterolithiasis
221524892 preskas-ureterolithiasis221524892 preskas-ureterolithiasis
221524892 preskas-ureterolithiasis
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
 

Andere mochten auch

Interaksi infeksi dan penyakit autoimun
Interaksi infeksi dan penyakit autoimunInteraksi infeksi dan penyakit autoimun
Interaksi infeksi dan penyakit autoimunSoroy Lardo
 
Audit Sepsis : Case Report
Audit Sepsis : Case ReportAudit Sepsis : Case Report
Audit Sepsis : Case ReportSoroy Lardo
 
Injeksi intra vena narkoba amanda ko ass RSPAD Gatot Soebroto
Injeksi intra vena narkoba  amanda ko ass RSPAD Gatot SoebrotoInjeksi intra vena narkoba  amanda ko ass RSPAD Gatot Soebroto
Injeksi intra vena narkoba amanda ko ass RSPAD Gatot SoebrotoSoroy Lardo
 
Duty Report Ustable Angina Pectoris 2 12-15
Duty Report Ustable Angina Pectoris 2 12-15Duty Report Ustable Angina Pectoris 2 12-15
Duty Report Ustable Angina Pectoris 2 12-15Soroy Lardo
 
Gagal ginjal akut pada malaria
Gagal ginjal akut pada malariaGagal ginjal akut pada malaria
Gagal ginjal akut pada malariaSoroy Lardo
 
Case Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseases
Case Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseasesCase Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseases
Case Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseasesSoroy Lardo
 
Bubble cpap copy
Bubble cpap   copyBubble cpap   copy
Bubble cpap copyNilu Panch
 
Aspek Mikrobiologi dari Infeksi dan Sepsis
Aspek Mikrobiologi dari Infeksi dan SepsisAspek Mikrobiologi dari Infeksi dan Sepsis
Aspek Mikrobiologi dari Infeksi dan SepsisSoroy Lardo
 

Andere mochten auch (8)

Interaksi infeksi dan penyakit autoimun
Interaksi infeksi dan penyakit autoimunInteraksi infeksi dan penyakit autoimun
Interaksi infeksi dan penyakit autoimun
 
Audit Sepsis : Case Report
Audit Sepsis : Case ReportAudit Sepsis : Case Report
Audit Sepsis : Case Report
 
Injeksi intra vena narkoba amanda ko ass RSPAD Gatot Soebroto
Injeksi intra vena narkoba  amanda ko ass RSPAD Gatot SoebrotoInjeksi intra vena narkoba  amanda ko ass RSPAD Gatot Soebroto
Injeksi intra vena narkoba amanda ko ass RSPAD Gatot Soebroto
 
Duty Report Ustable Angina Pectoris 2 12-15
Duty Report Ustable Angina Pectoris 2 12-15Duty Report Ustable Angina Pectoris 2 12-15
Duty Report Ustable Angina Pectoris 2 12-15
 
Gagal ginjal akut pada malaria
Gagal ginjal akut pada malariaGagal ginjal akut pada malaria
Gagal ginjal akut pada malaria
 
Case Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseases
Case Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseasesCase Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseases
Case Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseases
 
Bubble cpap copy
Bubble cpap   copyBubble cpap   copy
Bubble cpap copy
 
Aspek Mikrobiologi dari Infeksi dan Sepsis
Aspek Mikrobiologi dari Infeksi dan SepsisAspek Mikrobiologi dari Infeksi dan Sepsis
Aspek Mikrobiologi dari Infeksi dan Sepsis
 

Ähnlich wie Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc

Laporan Kasus THT Anindya.pptx
Laporan Kasus THT Anindya.pptxLaporan Kasus THT Anindya.pptx
Laporan Kasus THT Anindya.pptxanindya969381
 
Case Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart DiseaseCase Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart DiseaseDondy Juliansyah
 
SJS TEN Lapkas.pptx
SJS TEN Lapkas.pptxSJS TEN Lapkas.pptx
SJS TEN Lapkas.pptxDellaSepta
 
KEJANG DEMAM .pptx
KEJANG DEMAM .pptxKEJANG DEMAM .pptx
KEJANG DEMAM .pptxMelMD2
 
lapwh 20-01-2023 (1).pptx
lapwh 20-01-2023 (1).pptxlapwh 20-01-2023 (1).pptx
lapwh 20-01-2023 (1).pptxAdminneurousuid
 
Total AV Block .pptx
Total AV Block .pptxTotal AV Block .pptx
Total AV Block .pptxssuser40ff1a
 
Co Infection Dengue and HIV/AIDS
Co Infection Dengue and HIV/AIDSCo Infection Dengue and HIV/AIDS
Co Infection Dengue and HIV/AIDSSoroy Lardo
 
Case Report ITP
Case Report ITPCase Report ITP
Case Report ITPKharima SD
 
CASE report kejang demam sederhana .pptx
CASE report kejang demam sederhana .pptxCASE report kejang demam sederhana .pptx
CASE report kejang demam sederhana .pptxlydiaekaputri
 
LAPORAN KASUS TUBERKULOSIS dr. Rofiman.pptx
LAPORAN KASUS TUBERKULOSIS dr. Rofiman.pptxLAPORAN KASUS TUBERKULOSIS dr. Rofiman.pptx
LAPORAN KASUS TUBERKULOSIS dr. Rofiman.pptxLuluNuraini3
 
Case eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix yaCase eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix yabeequeen_30
 
Managemen Kasus Hipoglikemia
Managemen Kasus HipoglikemiaManagemen Kasus Hipoglikemia
Managemen Kasus HipoglikemiaHisyam Ilham
 
Ny. TS CHF MI MS .pptx
Ny. TS CHF MI MS .pptxNy. TS CHF MI MS .pptx
Ny. TS CHF MI MS .pptxAnisa Karamina
 
22-01-2022 TUBERKULOMA.pptx
22-01-2022 TUBERKULOMA.pptx22-01-2022 TUBERKULOMA.pptx
22-01-2022 TUBERKULOMA.pptxPutriSujiwa
 
Sindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relapsSindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relapsWiwin Meiriana
 
1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx
1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx
1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptxayuniendar
 

Ähnlich wie Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc (20)

Laporan Kasus THT Anindya.pptx
Laporan Kasus THT Anindya.pptxLaporan Kasus THT Anindya.pptx
Laporan Kasus THT Anindya.pptx
 
Case Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart DiseaseCase Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart Disease
 
SJS TEN Lapkas.pptx
SJS TEN Lapkas.pptxSJS TEN Lapkas.pptx
SJS TEN Lapkas.pptx
 
KEJANG DEMAM .pptx
KEJANG DEMAM .pptxKEJANG DEMAM .pptx
KEJANG DEMAM .pptx
 
Laporan kasus
Laporan kasusLaporan kasus
Laporan kasus
 
lapwh 20-01-2023 (1).pptx
lapwh 20-01-2023 (1).pptxlapwh 20-01-2023 (1).pptx
lapwh 20-01-2023 (1).pptx
 
Total AV Block .pptx
Total AV Block .pptxTotal AV Block .pptx
Total AV Block .pptx
 
Co Infection Dengue and HIV/AIDS
Co Infection Dengue and HIV/AIDSCo Infection Dengue and HIV/AIDS
Co Infection Dengue and HIV/AIDS
 
Case Report ITP
Case Report ITPCase Report ITP
Case Report ITP
 
CASE report kejang demam sederhana .pptx
CASE report kejang demam sederhana .pptxCASE report kejang demam sederhana .pptx
CASE report kejang demam sederhana .pptx
 
LAPORAN KASUS TUBERKULOSIS dr. Rofiman.pptx
LAPORAN KASUS TUBERKULOSIS dr. Rofiman.pptxLAPORAN KASUS TUBERKULOSIS dr. Rofiman.pptx
LAPORAN KASUS TUBERKULOSIS dr. Rofiman.pptx
 
BST PPOK.pptx
BST PPOK.pptxBST PPOK.pptx
BST PPOK.pptx
 
Case eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix yaCase eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix ya
 
Managemen Kasus Hipoglikemia
Managemen Kasus HipoglikemiaManagemen Kasus Hipoglikemia
Managemen Kasus Hipoglikemia
 
Ny. TS CHF MI MS .pptx
Ny. TS CHF MI MS .pptxNy. TS CHF MI MS .pptx
Ny. TS CHF MI MS .pptx
 
22-01-2022 TUBERKULOMA.pptx
22-01-2022 TUBERKULOMA.pptx22-01-2022 TUBERKULOMA.pptx
22-01-2022 TUBERKULOMA.pptx
 
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptxLASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
 
Sindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relapsSindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relaps
 
1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx
1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx
1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx
 
BATUK KRONIK.pptx
BATUK KRONIK.pptxBATUK KRONIK.pptx
BATUK KRONIK.pptx
 

Mehr von Soroy Lardo

Sepsis with Hemodyalisis
Sepsis with HemodyalisisSepsis with Hemodyalisis
Sepsis with HemodyalisisSoroy Lardo
 
Cardiac Manifestation in Dengue Infection
Cardiac Manifestation in Dengue InfectionCardiac Manifestation in Dengue Infection
Cardiac Manifestation in Dengue InfectionSoroy Lardo
 
Candidiasis in Febrile Neutropenia
Candidiasis in Febrile  NeutropeniaCandidiasis in Febrile  Neutropenia
Candidiasis in Febrile NeutropeniaSoroy Lardo
 
Rabies : approach diagnostic and prophylaxis
Rabies : approach diagnostic and  prophylaxisRabies : approach diagnostic and  prophylaxis
Rabies : approach diagnostic and prophylaxisSoroy Lardo
 
Referrat Liver Asbcess
Referrat Liver AsbcessReferrat Liver Asbcess
Referrat Liver AsbcessSoroy Lardo
 
Duty report aplastic anemia mei 2017
Duty report aplastic anemia mei 2017Duty report aplastic anemia mei 2017
Duty report aplastic anemia mei 2017Soroy Lardo
 
COPD and Key Indicators For Considering Diagnosis
COPD and Key Indicators For Considering DiagnosisCOPD and Key Indicators For Considering Diagnosis
COPD and Key Indicators For Considering DiagnosisSoroy Lardo
 
Atypical Manifestations dengue virus infection
Atypical Manifestations dengue virus infection Atypical Manifestations dengue virus infection
Atypical Manifestations dengue virus infection Soroy Lardo
 
Mers co v - journal reading
Mers co v - journal readingMers co v - journal reading
Mers co v - journal readingSoroy Lardo
 
Mycardial Dysfunction Sepsis
Mycardial Dysfunction SepsisMycardial Dysfunction Sepsis
Mycardial Dysfunction SepsisSoroy Lardo
 
Nontuberculosis mycobacterial pulmonary infections
Nontuberculosis mycobacterial pulmonary infectionsNontuberculosis mycobacterial pulmonary infections
Nontuberculosis mycobacterial pulmonary infectionsSoroy Lardo
 
Melena et Causa Gastritis Erosiva and Hypertension
Melena et Causa Gastritis Erosiva and HypertensionMelena et Causa Gastritis Erosiva and Hypertension
Melena et Causa Gastritis Erosiva and HypertensionSoroy Lardo
 
Chronic Kidney Diseases, DM and GERD
Chronic Kidney Diseases, DM and GERDChronic Kidney Diseases, DM and GERD
Chronic Kidney Diseases, DM and GERDSoroy Lardo
 
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage   Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage Soroy Lardo
 
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS  Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS Soroy Lardo
 
Approaches to Univestigated Dyspepsia
Approaches to Univestigated DyspepsiaApproaches to Univestigated Dyspepsia
Approaches to Univestigated DyspepsiaSoroy Lardo
 
Traveler medicine
Traveler medicine   Traveler medicine
Traveler medicine Soroy Lardo
 
Viral haemorragic fever
Viral haemorragic feverViral haemorragic fever
Viral haemorragic feverSoroy Lardo
 
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hivInisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hivSoroy Lardo
 

Mehr von Soroy Lardo (20)

Sepsis with Hemodyalisis
Sepsis with HemodyalisisSepsis with Hemodyalisis
Sepsis with Hemodyalisis
 
Cardiac Manifestation in Dengue Infection
Cardiac Manifestation in Dengue InfectionCardiac Manifestation in Dengue Infection
Cardiac Manifestation in Dengue Infection
 
Candidiasis in Febrile Neutropenia
Candidiasis in Febrile  NeutropeniaCandidiasis in Febrile  Neutropenia
Candidiasis in Febrile Neutropenia
 
Rabies : approach diagnostic and prophylaxis
Rabies : approach diagnostic and  prophylaxisRabies : approach diagnostic and  prophylaxis
Rabies : approach diagnostic and prophylaxis
 
Referrat Liver Asbcess
Referrat Liver AsbcessReferrat Liver Asbcess
Referrat Liver Asbcess
 
Duty report aplastic anemia mei 2017
Duty report aplastic anemia mei 2017Duty report aplastic anemia mei 2017
Duty report aplastic anemia mei 2017
 
COPD and Key Indicators For Considering Diagnosis
COPD and Key Indicators For Considering DiagnosisCOPD and Key Indicators For Considering Diagnosis
COPD and Key Indicators For Considering Diagnosis
 
Atypical Manifestations dengue virus infection
Atypical Manifestations dengue virus infection Atypical Manifestations dengue virus infection
Atypical Manifestations dengue virus infection
 
Mers co v - journal reading
Mers co v - journal readingMers co v - journal reading
Mers co v - journal reading
 
Mycardial Dysfunction Sepsis
Mycardial Dysfunction SepsisMycardial Dysfunction Sepsis
Mycardial Dysfunction Sepsis
 
Nontuberculosis mycobacterial pulmonary infections
Nontuberculosis mycobacterial pulmonary infectionsNontuberculosis mycobacterial pulmonary infections
Nontuberculosis mycobacterial pulmonary infections
 
Melena et Causa Gastritis Erosiva and Hypertension
Melena et Causa Gastritis Erosiva and HypertensionMelena et Causa Gastritis Erosiva and Hypertension
Melena et Causa Gastritis Erosiva and Hypertension
 
Chronic Kidney Diseases, DM and GERD
Chronic Kidney Diseases, DM and GERDChronic Kidney Diseases, DM and GERD
Chronic Kidney Diseases, DM and GERD
 
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage   Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage
 
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS  Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
 
Yellow fever
Yellow feverYellow fever
Yellow fever
 
Approaches to Univestigated Dyspepsia
Approaches to Univestigated DyspepsiaApproaches to Univestigated Dyspepsia
Approaches to Univestigated Dyspepsia
 
Traveler medicine
Traveler medicine   Traveler medicine
Traveler medicine
 
Viral haemorragic fever
Viral haemorragic feverViral haemorragic fever
Viral haemorragic fever
 
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hivInisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
 

Kürzlich hochgeladen

PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
Agen Resmi Tembak Ikan JDB Deposit i-Saku Gampang Menang
Agen Resmi Tembak Ikan JDB Deposit i-Saku Gampang MenangAgen Resmi Tembak Ikan JDB Deposit i-Saku Gampang Menang
Agen Resmi Tembak Ikan JDB Deposit i-Saku Gampang Menangonline resmi
 
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptxALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptxMelianaFatmawati
 
laporan kasuss demam berdarah dengue.pptx
laporan kasuss demam berdarah dengue.pptxlaporan kasuss demam berdarah dengue.pptx
laporan kasuss demam berdarah dengue.pptxirfanahmadh
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatanReferat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatanFATIM77
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
Konsep tata laksana Kanker Leher Rahim Papsmear & IVA.ppt
Konsep tata laksana Kanker Leher Rahim Papsmear & IVA.pptKonsep tata laksana Kanker Leher Rahim Papsmear & IVA.ppt
Konsep tata laksana Kanker Leher Rahim Papsmear & IVA.pptindahlestari554589
 

Kürzlich hochgeladen (9)

PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
Agen Resmi Tembak Ikan JDB Deposit i-Saku Gampang Menang
Agen Resmi Tembak Ikan JDB Deposit i-Saku Gampang MenangAgen Resmi Tembak Ikan JDB Deposit i-Saku Gampang Menang
Agen Resmi Tembak Ikan JDB Deposit i-Saku Gampang Menang
 
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptxALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
 
laporan kasuss demam berdarah dengue.pptx
laporan kasuss demam berdarah dengue.pptxlaporan kasuss demam berdarah dengue.pptx
laporan kasuss demam berdarah dengue.pptx
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatanReferat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
Konsep tata laksana Kanker Leher Rahim Papsmear & IVA.ppt
Konsep tata laksana Kanker Leher Rahim Papsmear & IVA.pptKonsep tata laksana Kanker Leher Rahim Papsmear & IVA.ppt
Konsep tata laksana Kanker Leher Rahim Papsmear & IVA.ppt
 

Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc

  • 1. Presentasi Kasus TB Milier dengan Meningitis TB Pembimbing : dr. Soroy Lardo, SpPD, FINASIM CoAss : Riska Kurniawati Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Periode 14 Maret 2016 – 21 Mei 2016 FK UPN VETERAN-RSPAD GATOT SOEBROTO
  • 3. II. Alloanamnesis • Keluhan Utama: Penurunan kesadaran sejak 1 hari smrs • Keluhan Tambahan: Demam sejak 2 minggu SMRS
  • 4. Riwayat Penyakit Sekarang • 2 minggu SMRS pasien mengalami demam yang timbul sepanjang hari, demam naik turun, turun jika diberi parasetamol 3 kali sehari. Demam sangat tinggi saat diukur 38,8 pada malam hari, lalu menurun saat pagi hari saat diukur 37,9 C. Demam disertai menggigil (+) & berkeringat (+). • 2 minggu SMRS nyeri kepala yang menjalar ke tengkuk & punggung, sehingga leher menjadi pegal & kaku.
  • 5. ....Lanjutan RPS (1) • Pasien mengalami batuk-batuk yang sudah lama terjadi disertai dahak. Terkadang ada darah. • 2 minggu yang lalu pasien sering BAB cair, warna coklat, ampas (-), darah (-), tidak diketahui frekuensi dalam sehari, Saat dirumah pasien selalu tertidur, terasa cepat lelah & lemah serta tidak dapat beraktivitas.
  • 6. ....Lanjutan RPS (2) • Saat pasien sadar mengeluh pandangannya ganda. Terdapat mual (+) & muntah (+) yang terjadi terutama saat pasien sadar. Muntah isi cairan, darah (-), Terdapat penurunan berat badan sejak 3 bulan terakhir, terdapat penurunan napsu makan, kelemahan pada seluruh tubuh (+).
  • 7. Riwayat Penyakit Dahulu • Batuk berdahak lebih dari 1 bulan (+). • Riwayat penyakit ginjal disangkal. • Riwayat penyakit jantung disangkal. • Riwayat Maag disangkal.
  • 8. Riwayat Penyakit Keluarga • Riwayat hipertensi (+) ayah & ibu pasien • Kedua anak kandungnya yang berusia 6 tahun & 4 tahun sering mengalami demam dan terkesan kurus • Riwayat DM, alergi, asma, ginjal, jantung, pada keluarga disangkal
  • 9. III. PEMERIKSAAN FISIK • Keadaan umum : Tampak sakit berat • Kesadaran : Sopor Coma • Skor GCS : E1M3V2 = 6 • Tanda vital : – Tekanan darah = 100/70 mmHg – Nadi = 125 x/menit, equal, isi cukup, reguler – Suhu = 37.6 0 C – Laju Pernafasan = 20 x/menit
  • 10. • Kulit : Sawo matang, ikterik (-) • Kepala : Normocephal, rambut hitam, distribusi merata • Wajah : Simetris, deformitas (-) • Mata : Pupil bulat isokor +/+, miosis +/+, konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/- • Telinga : Normotia, normosepta, gangguan pendengaran (-/-) bentuk telinga normal simetris kanan dan kiri • Hidung : napas cuping hidung (-) • Mulut : Bibir kering (+), Selaput lendir kering & lengket (+), Lidah kasar (+) • Leher : Simetris, tidak ada deviasi trakea, limfadenopati (+) . JVP 5 – 2 cmH2O
  • 11. Thorax Paru : I = Normochest, retraksi -/-, retraksi intercostae (-/-) P = Vokal fremitus sulit dinilai P = Redup pada kedua lapang paru A = Suara nafas vesikuler menurun pada kedua lapang paru, ronkhi basah halus +/+, whezzing -/- Jantung : I = Iktus cordis tidak tampak P = Iktus cordis teraba, tidak kuat angkat P = Batas kanan jantung ICS IV linea parasternal dextra Batas kiri jantung ICS V linea midclavicullaris sinistra Pinggang jantung ICS II linea parasternal sinistra A = BJ I dan II irreguler, Gallop(+), Murmur (-)
  • 12. Abdomen & Ekstremitas • Abdomen : I = cekung, deformitas (-), sikatriks (-) A = Bising usus (+) menurun P = Asites, hepar dan lien tidak dapat dinilai, nyeri tekan negatif P = Timpani pada seluruh abdomen. • Ekstremitas : Akral hangat, pucat, edema (-), CRT < 2 detik • Pemeriksaan Neurologi: Meningeal sign : Kaku kuduk (+)
  • 16. Rontgen Thorax • Kesan: - Infiltrate milier di kedua lapang paru, dd/TB milier - Penebalan mediastinum superior sisi kanan dd/limfadenopati - Jantung dalam batas normal CT Scan Kepala • Kesan:  Meningitis disertai edema cerebri  Hidrocephalus non komunikans
  • 17. V. RESUME • Pasien wanita usia 36 tahun. Datang dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 1 hari smrs di rumahnya. Demam yang naik turun disertai menggigil & berkeringat (+), nyeri kepala yang menjalar ke tengkuk & punggung, leher menjadi pegal & kaku. • Batuk lama disertai dahak kental, terkadang terdapat darah. • 2 minggu yang lalu pasien sering BAB cair, • Saat dirumah pasien selalu tertidur, terasa cepat lelah & lemah serta tidak dapat beraktivitas.
  • 18. .... RESUME (1) • Saat pasien sadar mengeluh pandangannya ganda. Terdapat mual (+) & muntah (+). • Penurunan berat badan sejak 3 bulan terakhir, dan penurunan napsu makan (+). • PX. FISIK : Pasien tampak sakit berat dengan kesadaran soporkoma, GCS E1M3V2. TD pasien 100/70 mmHg, nadi 125x/menit, RR 20 x/menit dan suhu 37.60 C. Pada mulut didapatkan bibir kering (+). Selaput lendir kering & lengket (+), Lidah kasar (+)
  • 19. ....RESUME (2) • Pada mata ditemukan konjungtiva anemis +/+. • Pada leher didapatkan limfadenopoati (+). • Pada pemeriksaan paru, palpasi didapatkan, perkusi didapatkan redup pada kedua lapang paru dan pada auskultasi didapatkan vesikuler +/+ menurun serta adanya ronkhi basah halus +/+. • Pemeriksaan auskultasi jantung didapatkan gallop (+/+).
  • 20. ....RESUME (3) • Pada pemeriksaan Rangsang Meningeal didapatkan Kaku Kuduk (+) • Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya anemia mikrositik hipokrom (Hb 11.4 g/dL, MCV 70 fL dan MCH 25 pg). • Pemeriksaan elektrolit didapatkan hiponatremia 123 mmol/l, hyperkalemia 5.1 mmol/l.
  • 21. VI. DAFTAR MASALAH 1. Penurunan Kesadaran e.c Meningitis TB 2. TB milier 3. Anemia mikrositik hipokrom e.c. penyakit kronis 4. Hiponatremia 5. Hiperkalemia
  • 22. VII. PENGKAJIAN 1. Penurunan Kesadaran ec meningitis TB •Anamnesis : Penurunan kesadaran sejak 1 hari smrs. Saat dirumah pasien hanya tertidur, karena mengantuk, tidak dapat beraktivitas, kelemahan badan dan terasa lelah. Demam, Saat tersadar pandangan pasien terlihat ganda. Terdapat rasa tegang & kaku pada leher & punggung. •Px.Fisik : Tampak sakit berat, soporkoma, GCS E1M3V2 tekanan darah 100/70 mmHg. Pemeriksaan rangsang meningeal kaku kuduk (+).
  • 23. • Px. Penunjang CT scan : Meningitis disertai edema cerebri dan Hidrocephalus non komunikans • Rencana terapi : Deksametason 10 mg bolus intravena, kemudian 4 kali 5 mg intravena selama 2 minggu selanjutnya turunkan perlahan selama 1 bulan. • Rencana diagnosis : Lumbal pungsi
  • 24. 2. TB Milier •Anamnesis : Demam naik turun disertai menggigil dan berkeringat terutama malam hari. Riwayat batu dahak dan berdarah yang lama terkadang diserta sesak napas.. Penurunan berat badan, penuruna napsu makan. •Px. Fisik : Konjungtiva anemis (+/+), Limfadenopati, Suara vesikuler menurun kanan dan kiri, Redup semua lapang paru. Rhonki basah (+/+) •Px. Penunjang Ro Thorax : Infiltrate milier di kedua lapang paru, dd/TB milier & Penebalan mediastinum superior sisi kanan dd/limfadenopati .
  • 25. Regimen pengobatan TB Milier menurut WHO Fase intensif Fase lanjutan Referensi 2HRZS 4HR WHO (pedoman therapi) 2HRZ (S or Eth) 7-10HR American Academy of Pediatrics 6HRZEth Tidak ada (regimen total untuk 6 bulan) Donald, 1998 Kortikosteroid (prednison) diberikan pada TB milier, meningitis TB, perikarditis TB, efusi pleura, dan peritonitis TB. Prednison biasanya diberikan dengan dosis 2 mg/kgBB/hari selama 4 minggu, kemudian diturunkan perlahan-lahan (tappering off) selama 2-6 minggu Kortikosteroid (prednison) diberikan pada TB milier, meningitis TB, perikarditis TB, efusi pleura, dan peritonitis TB. Prednison biasanya diberikan dengan dosis 2 mg/kgBB/hari selama 4 minggu, kemudian diturunkan perlahan-lahan (tappering off) selama 2-6 minggu
  • 26. 3. Anemia mikrositik hipokrom ec penyakit kronis • Anamnesis : Lemas •Px. Fisik : Konjungtiva pucat (+/+) •Px. Lab : Penurunan Hb 11.4, Penurunan MCV 70, penurunan MCH 25. •Rencana diagnosis: Cek apusan darah tepi, Serum iron, TIBC •Rencana terapi: -
  • 27. 4. Hiponatremia •Anamnesis : Saat dirumah kesadaran yang menurun seperti tidur lelap, dapat dibangunkan sebentar, tetapi segera tertidur kembali, kelelahan (+), mual (+) •Px. Fisik : - •Px. Penunjang : Na 123 mmol/l, CT scan Edema serebri •Rencana terapi : infus cepat 150 ml infus salin hypertonik 3% atau setaranya selama 20 menit
  • 28. 5. Hyperkalemia •Anamnesis : efek neuromuskular mulai dari ext.inferior terus naik ke ext.sup, lemas (+), mual (+), diare (+) •Px. Fisik : - •Px. Lab : 123 mmol/l •Rencana terapi : infus cepat 150 ml infus salin hypertonik 3% atau setaranya selama 20 menit
  • 29. Rencana Terapi • Konsul ICU • Pemasangan CVC • Oksigen 8 lpm • IVFD NaCl 0.9% 500 cc/12 jam, clinimix/ 8 jam • Meropenem 3x1 gram • Levofloxacin 1x 750 mg • Metilprednisolon 3 x 6.25 mg • 4FDC 1 x 3 tab • Streptomycin 1 x 500 mg • Paracetamol drip 3x1 gr (Jika suhu > 38 C) • Ranitidin 2x 50 mg i.v • Ventolin Inhalasi • Pulmicort inhalase • Kalitake 3 x 1 sachet
  • 30. VIII. Prognosis • Quo ad Vitam : ad malam • Quo ad Functionam : ad malam • Quo ad Sanationam: ad malam
  • 31. Tinjauan Pustaka • Penyakit limfo-hematogen sistemik akibat penyebaran Mycobacterium tuberculosis (tuberculosis diseminata) dari kompleks primer yang biasanya terjadi dalam waktu 2-6 bulan setelah infeksi awal. TB MilierTB Milier
  • 32. Epidemiologi Salah satu bentuk TB berat dan memiliki angka kejadian sekitar 3-7% dari seluruh kasus TB. Dengan mortality rate 25% Salah satu bentuk TB berat dan memiliki angka kejadian sekitar 3-7% dari seluruh kasus TB. Dengan mortality rate 25%
  • 33. Etiologi Bakteri berbentuk batang (basil), Gram Positif, pleomorfik, tidak bergerak, dan tidak membentuk spora. Bersifat aerob obligat.
  • 34. Faktor risiko penularan TB Faktor Deskripsi Suseptibilitas (Susceptibility) Status imun dari individu yang terekspos Infeksius (Infectiousness) Jumlah tuberkel basilus yang dikeluarkan oleh orang dewasa dengan TB aktif. Lingkungan (Environment ) Sirkulasi udara yang buruk memperbesar penularan. Paparan (Exposure) Kedekatan (proximity), frekuensi dan durasi dari paparan
  • 35. .... Patogenesis TB Milier: hasil dari acute generalized hematogenic spread dengan jumlah kuman yang besar. Pada bentuk ini, sejumlah besar Mycobacterium tuberculosis masuk dan beredar dalam darah menuju ke seluruh tubuh. TB Milier: hasil dari acute generalized hematogenic spread dengan jumlah kuman yang besar. Pada bentuk ini, sejumlah besar Mycobacterium tuberculosis masuk dan beredar dalam darah menuju ke seluruh tubuh. Semua tuberkel yang dihasilkan melalui cara ini akan mempunyai ukuran yang lebih kurang sama. Secara PA= lesi berupa nodul kuning berukuran 1-3 mm, yang tersebar merata (difus) pada paru yang secara histologi merupakan granuloma. Semua tuberkel yang dihasilkan melalui cara ini akan mempunyai ukuran yang lebih kurang sama. Secara PA= lesi berupa nodul kuning berukuran 1-3 mm, yang tersebar merata (difus) pada paru yang secara histologi merupakan granuloma.
  • 38. ....Imunopatogenesis Ketika Mycobacterium tuberculosis masuk ke dalam paru – paru, proteksi utama respon imun spesifik terhadap bakteri intraseluler berupa imunitas selular yg tdd sel CD4+ yang mengaktifkan makrofag yang memproduksi IFN-γ dan CD8+ yang memacu pembunuhan mikroba serta lisis sel terinfeksi. Makrofag yang diaktifkan sebagai respon terhadap mikroba intraseluler dapat pula membentuk granuloma dan menimbulkan kerusakan jaringan. CD4+ memberikan respon terhadap peptide antigen MHC-II asal bakteri intravesikular, memproduksi IFN-γ yang mengaktifkan makrofag untuk menghancurkan mikroba dalam fagosom.
  • 39. ....Imunopatogenesis 1. Memproduksi enzim proteolitik dan metabolit lainnya yang memperlihatkan efek mycobactericidal. 2. Memproduksi sitokin sebagai respon terhadap M. tuberculosis yakni IL-1, IL-6, IL-8, IL-10, TNF-a TGF-b. Sitokin mempunyai efek imunoregulator yang penting. Mycobacterium tuberculosis dapat hidup terus serta melanjutkan pertumbuhannya di dalam sitoplasma makrofag setelah mereka difagositosis. Induksi respons kekebalan spesifik sekunder terhadap sejenis mikroba dapat merangsang tubuh untuk serentak memberikan kekebalan nonspesifik pada mikroba lain yang mempunyai sifat pertumbuhan yang sama. Mycobacterium tuberculosis dapat hidup terus serta melanjutkan pertumbuhannya di dalam sitoplasma makrofag setelah mereka difagositosis. Induksi respons kekebalan spesifik sekunder terhadap sejenis mikroba dapat merangsang tubuh untuk serentak memberikan kekebalan nonspesifik pada mikroba lain yang mempunyai sifat pertumbuhan yang sama. Mycobacterium tuberculosis di inhalasi sehingga masuk ke paru-paru, kemudian difagositosi oleh makrofag. Makrofag tersebut mempunyai 3 fungsi utama, yaitu : Mycobacterium tuberculosis di inhalasi sehingga masuk ke paru-paru, kemudian difagositosi oleh makrofag. Makrofag tersebut mempunyai 3 fungsi utama, yaitu :
  • 40. • 3. Untuk memproses dan menyajikan anti gen terhadap limfosit T. - IL-1 merupakan pirogen endogen menyebabkan demam. - IL-6 akan meningkatkan produksi imunoglobulin oleh sel B yang teraktivasi, menyebabkan hiperglobulinemia yang banyak dijumpai pada pasien tuberkulosis.
  • 41. - TGF berfungsi sama dengan IFN untuk meningkatkan produksi metabolit nitrit oksida dan membunuh bakteri serta diperlukan untuk pembentukan granuloma untuk mengatasi infeksi mikobakteri. - Selain itu TNF dapat menyebabkan efek patogenesis seperti demam, menurunnya berat badan dan nekrosis jaringan yang merupakan ciri khas tuberkulosis.
  • 42. Akibat adanya akumulasi makrofag maka terjadi penimbunan pada daerah yang terdapat antigen dan terjadi granuloma yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Akibat adanya akumulasi makrofag maka terjadi penimbunan pada daerah yang terdapat antigen dan terjadi granuloma yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Lesi jaringan oleh basil mikobakterium pada dasarnya memiliki dua tipe, tipe eksudatif dan tipe produktif Lesi jaringan oleh basil mikobakterium pada dasarnya memiliki dua tipe, tipe eksudatif dan tipe produktif
  • 44. • Mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi primer terutama dilakukan oleh sel-sel pertahanan (sel T dan makrofag yang teraktivasi) bersama sejumlah sitokin. • Pada limfonodi regional, terjadi perkembangan respon imun adaptif, yang akan mengenali basil tersebut. Tipe respon imun ini sangat tergantung pada sitokin yang dihasilkan oleh sistem imun alamiah
  • 45. Selama imunitas adaptif berkembang untuk mempercepat aktivasi makrofag/monosit, terjadilah bakteremia. Basil menggunakan makrofag sebagai sarana untuk menyebar dan selanjutnya tumbuh dan menetap pada sel-sel fagosit di berbagai organ tubuh. Bila respon imun adaptif berkembang tidak adekuat maka akan timbul manifestasi klinis akibat penyebaran basil yang berupa tuberkulosis milier atau tuberkulosis meningen.
  • 46. Gambaran Klinis • Gejala yang sering dijumpai adalah keluhan kronik yang tidak khas, seperti TB pada umumnya, misalnya anoreksia dan BB turun atau gagal tumbuh pada anak (dengan demam ringan atau tanpa demam), demam lama dengan penyebab yang tidak jelas, serta batuk dan sesak nafas. • Pada orang dewasa, gejala menggigil, keringat malam hari, hemoptisis dan batuk produktif ditemukan.
  • 47. .... Gambaran Klinis • 50% pasien mengalami hepatosplenomegali • Demam kemudian bertambah tinggi dan berlangsung terus menerus atau kontinu, tanpa diserti gejala respiratorik atau disertai gejala minimal dan foto rontgen thorax biasanya masih normal
  • 48. Px.Penunjang  Test Tuberkulin  Funduskopi  Px.Bakteriologik  Px. Darah  Rontgen Thorac  Px. Cairan Serebrospinal  Dengan / tanpa keterlibatan SSP : Cek CT/MRI otak/Lumbal pungsi
  • 49. Penatalaksanaan • Menurut CDC, NICE - 6 bulan pengobatan dengan 2HRZE/S - Diikuti 4 bulan HR - Pemberian kortikosteroid tidak rutin, hanya diberikan pada keadaan: prednisone 30-40 mg/hari. Dosis diturunkan 5-10 mg setiap 5 – 7 hari, lama pemberian 4 – 6 minggu. – Tanda/gejala meningitis – Sesak napas – Tanda/gejala toksik – Demam tinggi
  • 50. Jurnal (1) TB Milier
  • 54. Diagnosis • Bahkan didaerah endemik, Dx TB Milier sulit dilakukan. Karena gejala klinis non spesifik, Ro thorax tdk sll perubahan milier • Oleh krn itu diperlukan tes pendekatan sistematis utk diagnostik penegakkan TB Milier
  • 55. Kriteria yang diusulkan untuk dx TB Milier 1. Tampilan klinis yg konsisten dgn dx TB spt demam malam hari, keringat malam, anoreksi, pe < BB dalam 6 mggu. 2. Pola milier yg khas pada Ro Thorax 3. Bilateral, lesi difus paru reticulonodular dengan background bay.miliaria pada baik pada Ro / HRCT 4. Mikrobiologi/bukti histopatologi
  • 57. Pengobatan • Kriteria CDC dan NICE - 2 HRZE/4RH - Rekomendasi WHO, Pasien yg diduga / dikonfirmasi TB Milier harus di tes HIV. - Pasien HIV yg terinfeksi TB terapi ARV dimulai setelah ATT.
  • 59. ....Jurnal (2) TB pada SSP adalah yang terberat dari penyakit TB ekstrapulmoner TB pada SSP adalah yang terberat dari penyakit TB ekstrapulmoner Diagnosis TBM sulit karena meningitis TB muncul dgn gejala & tanda tidak spesifik. Nantinya akan timbul, perubahan perilaku, kebingungan, kejang & kelumpuhan saraf kranial Diagnosis TBM sulit karena meningitis TB muncul dgn gejala & tanda tidak spesifik. Nantinya akan timbul, perubahan perilaku, kebingungan, kejang & kelumpuhan saraf kranial Salah satu faktor yg menyebabkan sulitnya dx TBM adalah kecilnya jumlah basil di CSF yang mengurangi sensitivitas bakteriologik konvensional. Salah satu faktor yg menyebabkan sulitnya dx TBM adalah kecilnya jumlah basil di CSF yang mengurangi sensitivitas bakteriologik konvensional.
  • 60. Gambaran Klinis Meningitis TB • Demam > 7 hari • Sakit kepala • Kaku leher • Muntah • Defisit neurologi fokal • Kehilangan penglihatan • Kelumpuhan saraf kranial • Peningkatan TIK
  • 61. Px.Penunjang (Jurnal 2) • Penelitian terbaru : PCRIS6110 memiliki tingkat positif tertinggi (68%) dibanding Mikroskop Ziehn-Neelsen (11%), Kultur (36- 44%). • Tingkat keparahan TBM pada tampilannya dibagi mjd 3 tahap sesuai skor GCS dan ada/tidaknya tanda neurologis fokal.
  • 62. Gambaran Radiologis .... Jurnal (2) • Suspek meningitis TB = CT & MRI dapat digunakan utk mendukung dx & melihat kelainan otak – vertebrae • CT Scan otak awal penting utk intervensi bedah hidrosefalus • MRI lbh baik drpd CT dlm mengungkap kelainan batang otak, serebelum, tuberkuloma, stroke & eksudat inflamasinya • MRI sensitif dalam mendeteksi stroke. Stroke di TBM tjd 15%-57%
  • 63. Analisis Biomarker • Analisis biomarker di meningitis TB adalah penting. • Peningkatan kadar serum dan CSF TNF α dan IFN-γ di TB meningitis pasien. • IL-6 tingkat juga meningkat pada pasien dengan tuberculoma dan eksudat. • Ada juga kenaikan tingkat IL-8, IFN-alpha, IFN- gamma, IL-10, CSF matrix metalloproteinase, inhibitor jaringan CSF dari Metaloproteinase matriks, tingkat VEGF, caspase-1 dan IL-1β. Sinyal regulator alpha protein diekspresikan pada tingkat mRNA.
  • 64. Komplikasi & Prognosis....Jurnal (2) • Pasien meningitis TB dgn hidrosefalus m’miliki prognosis buruk. • Faktor neuroimaging yg signifikan berhub dgn eksudat basal hidrosefalus, tuberculoma dan stroke.