2. Disampaikan oleh:
Sofyan Siroj, Lc, MM
Pada acara:
Seminar:” Peningkatan Partisipasi Pemilih dalam Pemilu 2014”
Ditaja:
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Riau
Pekanbaru, 19 Nopember 2013
3. Inspirasi 1
Karena kebiasaan orang-orang Quraisy. (yaitu) kebiasaan
mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.
Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik
rumah ini (Ka'bah). Yang telah memberi makanan kepada
mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan
mereka dari ketakutan. (QS. Al Quraisy: 1-4)
4. Inspirasi 2
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar
dalam kerugiankecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran.” (QS Al Ashr: 1-3)
5. Inspirasi 3
Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan
orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu)
kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci
Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang
musyrik". (QS Yusuf: 108)
6. Inspirasi 4
Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami
kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul
diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada
kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu
Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu
apa yang belum kamu ketahui. Karena itu, ingatlah kamu
kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu
mengingkari (nikmat)-Ku. (QS Al Baqarah: 151-152)
7. Inspirasi 5
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan
beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim
menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku
akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim
berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah
berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang
zalim". (QS Al Baqarah: 124)
8. Inspirasi 6
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku,
jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan
berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya
yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari
kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang
kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku
paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk
tempat kembali". (QS Al Baqarah: 126)
9. Inspirasi 7
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu
sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan
(keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi
penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka berpaling
(dari keimanan), maka katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak
ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia
adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung".
(QS At Taubah: 128-129)
10. Inspirasi 8
“Barangsiapa di antara kalian melihat
kemungkaran hendaklah mengubah dengan
tangannya. Jika ia tidak mampu, hendaklah
mengubah dengan lisannya. Jika ia tidak mampu
hendaklah ia mengubah dengan hatinya, dan yang
demikian itu adalah selemah-lemah iman”
(Riwayat Muslim).
11. Inspirasi 9
ة
ن
ا
ّ ده
.'( و
$ % ، & رة، و إ رة إ
نھ
%*+
ده
إ
$ و ('، و
،و
مإ
إ
“Tidak ada Islam tanpa jamaah, dan tidak ada jamaah tanpa kepemimpinan,
dan tidak ada kepemimpinan tanpa ketaatan. Barang siapa yang dijadikan
pemimpin oleh kaumnya atas dasar pemahaman, maka itu adalah kehidupan
baginya dan bagi kaumnya. Dan barang siapa yang dijadikan pemimpin oleh
kaumnya tidak atas dasar pemahaman, maka itu adalah kehancuran baginya
dan bagi kaumnya.”
(Umar bin Khatthab RA )
12. Inspirasi 10
“Islam adalah sebuah sistem universal yang lengkap dan
mencakup seluruh aspek hidup dan kehidupan. Islam adalah
negara dan tanah air, pemerintahan dan rakyat, akhlaq dan
kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan
undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber
daya alam, usaha dan kekayaan, jihad dan dakwah, tentara
dan pemikiran, sebagaimana Islam adalah aqidah yang lurus
dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih”.
(Hasan Al Banna)
13. Inspirasi 11
Trilogi politik dalam Islam:
“Allah mengutus kami untuk mengeluarkan manusia
dari penyembahan terhadap hamba menuju
penyembahan kepada Allah, dari kezhaliman agamaagama menuju keadilan Islam, dan dari kesempitan
dunia menuju kelapangan dunia dan akhirat.”
(Rib’iy bin Amir ketika menjelaskan inti agama
Islam di hadapan Rustum)
14. Makna Politik dalam Islam (siyasah)
Dalam terminologi Arab, secara umum dipahami bahwa
kata siyasah berasal dari kata as saus yang berarti ar
riasah (kepengurusan). Jika dikatakan saasa al
amra berarti qaama bihi (menangani urusan).
Secara Etimologi; Syarat bahwa seseorang berpolitik dalam
konteks ini adalah ia melakukan sesuatu yang membawa
maslahat, bagi jamaah atau sekumpulan orang
15. Cakupan Makna Politik (siyasah) dalam
Islam
1.Seni Mengatur Pemerintahan
2.Seni Mengelola Perubahan
3.Upaya merealisasikan Kebaikan
4.Kepedulian terhadap urusan ummat
16. Dasar Legalitas Politik Dalam Islam
Perjuangan politik tidaklah tabu dalam agama Islam, bukan
hanya dalam syariat Nabi Muhammad SAW bahkan juga
dalam nabi-nabi sebelumnya.
Kisah Nabi Yusuf as
Nabi Musa as
Nabi Daud as
Kisah Nabi Sulaiman as
Kisah Dzul Qarnain
18. Politik itu Kotor
Politik pada masa kini cenderung dinilai sebagai usaha
untuk mencapai kekuasaan demi kepentingan pribadi
(kekayaan) atau golongan (dominasi golongan kepada
rakyat)
Akibatnya masyarakat menyebutnya, “Politik itu kotor”
(berarti Jabatan Ilmu Politik = Jabatan Ilmu Kotor?)
19. Scientific
Reasons
• menambah pengetahuan yg lbh
dalam mengenai banyak hal yg
berkaitan dengan hal ihwal
politik
Professional
Reasons
• sebagai alat menerapkan ilmu
pengetahuan utk memecahkan
masalah sehari-hari
Political
Reasons
• alat ukur apakah kerajaan telah menggunakan
polisi yg sesuai utk mencapai matlamat yg benar
dng perangkat politik yg dimilikinya
Kenapa Kita Belajar Politik?
22. KLASIK
• Upaya
KONSEP POLITIK yang ditempuh
(Aristotle)
INSTITUSIONAL
(Weber)
KEKUASAAN
(Robson)
FUNCTIONALISM
(David Easton)
masyarakat untuk mewujudkan
kebaikan bersama
• Penyelenggaraan negara
• Power sharing
• mencari dan
mempertahankan kekuasaan
dalam masyarakat
• Merumuskan public
policy
next
23. Minta Kekuasaan
ﻪُ ﺟﻞ ﺛَـﻨَﺎؤﻩُ أَن ﻳَﺠﻌﻞأَن ﻧَﺒِﻲ اﷲ ﺳﺄَل رﺑ
ْ ُ َ َ ََ ِ
َ َْ
ِ ِﻟَﻪُ ﻣﻠﻚ ﻓﺎَرس واﻟﺮوِم ﻓِﻲ أُﻣﺘ
ﻪ
َ َ ِ َ ُْ
ْ
Rasulullah SAW meminta kepada Allah SWT agar menjadikan Kerajaan
Romawi dan Persia untuk ummatnya
Allah menjawabnya dengan menurunkan ayat
ﻬﻢ ﻣﺎﻟِﻚ اﻟْﻤﻠْﻚ ﺗُـﺆﺗِﻲ اﻟْﻤﻠْﻚ ﻣﻦ ﺗَﺸﺎءُ وﺗَـ ْﻨﺰعُ اﻟْﻤﻠْﻚﻗُﻞ اﻟﻠ
َ ُ ِ َ َ َْ َ ُ ْ ِ ُ َ َ ُ ِ
ﻚﻣﻤﻦ ﺗَﺸﺎءُ وﺗُﻌﺰ ﻣﻦ ﺗَﺸﺎءُ وﺗُﺬل ﻣﻦ ﺗَﺸﺎءُ ﺑِﻴَﺪك اﻟْﺨ ْﻴـﺮ إِﻧ
َ ِ َ ْ َ ِ َ َ ْ َ ِ َ َ ْ ِ
َ ُ َ
ِ ٍ َ ُ َ
(3:26) ﻋﻠَﻰ ﻛﻞ ﺷﻲء ﻗَﺪﻳﺮ
ٌ
ْ
back
29. Politik dalam Tafsir
Kitab-kitab tafsir banyak menyebutkan “POLITIK” dalam
menafsirkan suatu ayat
Kitab-kitab tafsir lain yang menyebutkan politik
Tafsir Al-Baqa’iy
Tafsir Al-Lubab
Tafsir Al-Baidhawy
Tafsir Al-Utsaimin
dll
30. Suatu yang Aneh: Memisahkan Agama
dan Politik
Sedikit sekali anda akan menjumpai orang yang berbicara kepada
anda tentang politik dan Islam, kecuali anda akan melihat orang tadi
memisahkan dengan pemisahan yang sejauh-jauhnya antara politik
dan Islam
Ia letakkan setiap makna dari keduanya di sisi yang berbeda
Keduanya menurut sebagian besar orang tidak mungkin dapat bertemu dan
berintegrasi
Dari pemahaman inilah kemudian sebuah jam'iyah yang berorientasi
ke sana dinamakan jam'iyah Islamiyah, bukan Siyasiyah
Di situ yang ada hanya integrasi spiritual keagamaan yang tidak ada
unsur politik di dalamnya.
31. Suatu yang Asing dalam Islam
Memisahkan dengan pemisahan yang
sejauh-jauhnya antara politik dan
Islam
Politik
Islam
Tidak mungkin dapat bertemu
dan berintegrasi
• Jam'iyah Islamiyah, bukan Siyasiyah
• hanya integrasi spiritual keagamaan
yang tidak ada unsur politik di
dalamnya
32. Dua Hal Penting (1)
Pertama: Sesungguhnya ada perbedaan yang mendasar antara kepartaian
dan politik, keduanya mungkin dapat bersatu dan mungkin juga berseteru
Mungkin, seseorang disebut politisi dengan segala makna politik yang
terkandung di dalamnya, namun ia tidak berinteraksi dengan partai atau
bahkan tidak ada kecenderungan ke sana
Mungkin pula ada orang yang berpolitik praktis (terjun dalam kepartaian)
namun ia sama sekali tidak mengerti masalah politik
Atau mungkin ada pula orang yang menggabungkan antara keduanya
sehingga ia adalah politisi yang berpolitik praktis atau berpolitik praktis
yang politisi pada proporsi yang sama.
33. Dua Hal Penting (2)
Kedua: Sesungguhnya non muslim,
tatkala mereka bodoh tentang Islam ini, atau
tatkala mereka dibuat pening oleh urusan dan kokohnya Islam yang
menancap di dalam jiwa para pengikutnya, atau
kesiapan berkorban dengan harta dan jiwa demi tegaknya,
maka mereka tidak berusaha untuk melukai jiwa-jiwa kaum muslimin
dengan menodai nama Islam, syariat, dan undang-undangnya
Namun mereka berusaha membatasi substansi makna Islam pada
lingkup sempit yang menghilangkan semua sisi kekuatan operasional
yang ada di dalamnya, kendati setelah itu yang tersisa bagi kaum
muslimin adalah kulit luar dari bentuk dan performa yang sama sekali
tidak berguna
34. Lalu, Apa Islam Itu?
Jika Islam adalah sesuatu yang bukan politik bukan sosial, bukan
ekonomi, dan bukan peradaban, lantas apa Islam itu?
Apakah ia hanya rakaat-rakaat kosong tanpa kehadiran hati?
Apakah ia hanya lafadz-lafadz sebagaimana yang dikatakan Rabi'ah
Al-Adawiyah, "Istighfar yang perlu kepada istighfar? "
Hanya untuk hal semacam inikah Al-Qur'an itu diturunkan sebagai
aturan yang sempurna, jelas, dan rinci?
"Sebagai penjelas bagi segala sesuatu, petunjuk dan rahmat bagi kaum
yang beriman" (An-Nahl: 16)
35. Syumuliyyatul Islam
Islam adalah
aqidah dan ibadah,
negara dan kewarganegaraan,
toleransi dan kekuatan moral dan material,
peradaban dan perundang-undangan
Sesungguhnya seorang muslim dengan hukum Islamnya
dituntut untuk memperhatikan semua persoalan umat:
“Barangsiapa yang tidak memperhatikan persoalan kaum
muslimin, dia bukan termasuk golongan mereka”
36. Pribadi Politik (Politisi)
Seorang muslim tidak akan sempurna Islamnya, kecuali jika
ia seorang politisi:
mempunyai jangkauan pandangan yang jauh, dan
mempunyai kepedulian yang besar terhadap umatnya
Aktifis Ikhwan tidak pernah melewatkan suatu hari pun
untuk tidak menjadi politisi sebagaimana tidak mungkin
melalui suatu waktu untuk menjadi ghairul muslimin
Dakwah mereka tidak pernah memisahkan antara politik dan
agama, dan manusia tidak akan pernah melihat mereka pada
suatu saat menjadi pembela hizbiyah
37. Tujuan Politik Islam
1. Menegakkan Agama (Iqomatud din)
2. Menegakkan Keadilan
3. Menegakkan Kesejahteraan
38. Menegakkan Agama (Iqomatuddin)
al-Qur’an mengatakan secara tegas bahwa inti kebajikan
bukanlah formalitas agama yang kaku, tetapi esensi dan
substansi beragam kebaikan yang telah banyak dikenal
orang.
Dalam dunia politik masalah ini menjadi sangat penting,
karena dunia politik adalah dunia yang gaduh dengan
retorika kebaikan tetapi sering sepi dari realita kebaikan itu
sendiri. Seolah-olah al-Qur’an ingin mengatakan bahwa inti
masalahnya bukan saja apa itu substansi kebaikan, tetapi
sejauh mana hal itu muncul dalam realita
39. Menegakkan Agama (Iqomatuddin)
“Kebajikan itu bukanlah dengan menghadapkan wajahmu ke timur atau ke barat.
Akan tetapi kebajikan itu adalah orang yang beriman kepada Allah, Hari Akhir,
malaikat, al-kitab, para Nabi, dan memberikan harta yang dicintai kepada kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, orang yang dalam perjalanan, peminta-minta,
dan mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan orang-orang yang memenuhi janji
mereka, orang-orang yang sabar dalam kesulitan, penderitaan dan ketika perang.
Merekalah orang-orang yang benar, dan merekalah orang-orang yang bertaqwa.”
(QS al-Baqarah: 177)
Allah menggunakan gaya istilah majaz isnadi untuk menjelaskan bahwa
kebajikan bukanlah sekadar konsep atau ungkapan verbal belaka, tetapi
kebajikan hanyalah menjadi real kebajikan jika sudah terjelma dalam
perilaku seseorang.
40. Menegakkan Agama (Iqomatuddin)
Al-Imam al-Mawardi merumuskan bahwa kepemimpinan politik dalam
Islam diposisikan dalam syariah Islam untuk memenuhi dua tugas besar
meliputi urusan agama dan urusan dunia. Beliau berkata dalam kitabnya
al-Ahkam as-Sulthaniyah:
ْﱡ
ُ
َ =1 ا< َ َ ُ َ ْ : َ ٌ ِ8 َ %َ ِ ا 75ُ ﱠ ة %ِ2 ِ *ا َ ِ ا 1/$ و ِ َ َ ِ ا
َ
ِ ﱡ
ِ
َ ِ ﱢ
ِْ
“Kepemimpinan diletakkan demi menggantikan tugas kenabian dalam
menjaga agama dan mengatur dunia.
41. Menegakkan Keadilan
Penegakan keadilan menduduki ranking pertama dalam deklarasi singkat surat an-Nahl
yang merumuskan pokok-pokok perintah Allah yang utama.
ﱠ ﱠ
ْ َ
َ(7َ/َ ء ذي ا ْ ُ*ْ َ وA/ِ1ل وا< ْ , ن وإCْ ِ * ُ ْDَ/ َإِن ﷲ
ِ ِ َ ِ َ ِْ َ ِ ْ َ ُ
َ
٩٠ :MI7 ﱠ *ُون اKَL
َ
“Sungguh Allah memerintahkan untuk berbuat adil, ihsan, menyantuni
kerabat, dan melarang dari perbuatan keji, mungkar dan agresif.”
(QS an-Nahl: 90)
'G ﱠCَ 'GُJCَ/ 2Fَ5ْ * واG7 ُ ْ ء واH ْIَ ْ َ $ ا
ُْ َ ُْ ِ ِ ْ َ ِ َْ َ ِ َ
ِ
42. Menegakkan Keadilan
Begitu vital dan strategisnya masalah penegakan keadilan sampaisampai keberlangsungan sebuah negara begitu tergantung pada
kemampuannya menegakkan keadilan.
“Semua orang tidak ada yang berbeda pandangan bahwa akibat dari
kezhaliman adalah hina, dan akibat dari keadilan adalah mulia.
Karena itu dikatakan bahwa ‘Allah membela negara yang adil meski
kafir, dan tidak membela negara yang zhalim meski beriman.
(Ibnu Taimiyah)
43. Menegakkan Kesejahteraan
Isu utama yang juga menjadi tuntutan Syariah Islamiyyah adalah
isu pengentasan kemiskinan atau perbaikan ekonomi. Islam menjadikan
santunan kepada faqir miskin sebagai prioritas pertama dalam masharif
zakat yang merupakan pondasi utama ekonomi Islam.
Artinya: “Shadaqah (zakat) itu hanyalah diperuntukkan bagi para fakir, miskin,
orang-orang yang bekerja mengelolanya, orang-orang yang diikat hatinya,
budak (yang ingin dimerdekakan), orang-orang yang berutang, (untuk
kepentingan) di jalan Allah, dan orang yang dalam perjalanan. Dan Allah Maha
Mengetahui dan Bijaksana.” (QS at-Taubah: 60)
44. Menegakkan Kesejahteraan
Nabi Muhammad SAW memprioritaskan solusi-solusi nyata
bagi persoalan masyarakat begitu mendapatkan surplus
pendapatan negara.
Mendahulukan memenuhi
kebutuhan dharuriyyat (primer) diatas kebutuhan
tahsiniyyat (tersier) atau hajiyyat (sekunder).
45. Menegakkan Kesejahteraan
Dari Abi Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW dahulu jika didatangkan
dengan orang meninggal yang masih menanggung utang, beliau
bertanya, “Apakah dia masih menyisakan utang?” Jika dikabarkan bahwa dia
sudah melunasi utangnya beliau menshalatkannya. Jika tidak beliau berkata
kepada umat Islam, “Shalatkanlah sahabat kalian!” Ketika Allah memberikan
banyak kemenangan dalam banyak peperangan, beliau berkata, “Saya lebih
berhak atas orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri. Siapapun orang
beriman yang meninggal dan meninggalkan utang maka saya yang
menanggung pelunasannya. Dan barang siapa yang meninggalkan harta
maka itu untuk ahli warisnya (Al Hadist)
47. Tujuan Pendidikan Politik
1. Membentuk Kepribadian Politik
2. Membentuk Kesadaran Politik
3. Meningkatkan Partisipasi Politik
48. 1 Aspek-Aspek Kepribadian Politik
a. Pendidikan Aqidah
b. Pendidikan Spritual
c. Pendidikan Moral
d. Pendidikan Sosial
e. Pendidikan Jasmani
f. Pendidikan Intelektual
49. 2 Membentuk Kesadaran Politik
a.
Kesadaran Islam (Al wa’yu
bi Al-Islam)
a.
Kesadaran Misi
b. Kesadaran Gerakan ( Al
wa’yu al-haraki)
b. Kesadaran gerakan
c.
c.
Kesadaran Problematika
politik yang terjadi di
masyarakat (Nasional)
d. Kesadaran akan situasi
politik kontemporer
(dunia)
Kesadaran Problematikan
Politik
d. Kesadaran Sikap Politik
50. Ruang Lingkup Kesadaran Politik
a. Kesadaran Misi
(Kesadaran Permanen)
b. Kesadaran Gerakan
(Kesadaran Permanen
dan Fleksibel)
a. Pandangan Individu
terhadap risalah Islam
dan dunia
Internasional
b. Pandangan individu
terhadap organisasinya,
hubungannya dengan
orang lain dan
peranannya
51. Ruang Lingkup Kesadaran Politik
c. Kesadaran
Problematika Politik
(Kesadaran Fleksibel
berdasarkan
pandangan yang
permanen)
d. Kesadaran Sikap Politik
(Kesadaran fleksibel
sesuai dengan jenis
peristiwa)
c. Pandangan
pemahaman individu
terhadap problematika
regional, nasional dan
internasional yang
berpengaruh terhadap
negara
d. Kesadaran individu
akan subtansi sekitar
sikap politik.
52. 3 Meningkatkan Partisipasi Politik
a. Peningkatan pemahaman mempengaruhi partisipasi politik
b. Bentuk-bentuk partisipasi politik
a. Partisipasi yang berhubungan dengan organisasi politik
b. Partisipasi berhubungan dengan realita dan
problematika politik nasional dan Internasional
56. َ ﱢ
َ
ِ ﱠ*ْ ِ ﱠ ِ وا , َ ِ ﱠA ِ َ َ ُ َ ْ$ ا
TARBIYAH: usaha menumbuhkan potensi
ْ َ َ
manusia yang sempurna ( ِ َ7 ِ ﱠ ِ ا &ﱠ َ ِ ا<=, =ِ ﱠL ُ َ وI ُ
َ ِْ
َ
ِ َ ِ Gْ )ا
POLITIK: usaha untuk meningkatkan kebaikan
manusia
Jadi, hubungannya sangat erat, keduanya
memiliki arahan yang sama
57. Hubungan itu…
ِ
ٍ
ٍ ﻋﻼَﻗَﺔُ ﺗَـﺮاﺑﻂ وﺗَﻜﺎﻣﻞ وﺗَـﻮاز
َ ُ َ َ ُ ٍ َ َ ُن
hubungan tarabuth (saling terkait),
takamul (saling melengkapi) dan
tawazun (keseimbangan)
58. 3 Hubungan (1)
ِ ِ
ِ ﺄْﺳﻴﺔُ اَﻟﺘﺔُ ﻫﻲ اَﻟْﻌﻤﻠِﻴـﺮﺑﻮﻳﺔُ اَﻟﺘاَﻟْﻌﻤﻠِﻴ
ِ
ُﺔْﺴﻴ
َْ
ََ َ
ََ
Proses tarbiyah adalah proses
pembentukan pondasi
59. 3 Hubungan (2)
ِ َْ ِ
ِِ ِ ِ ِ َ ِ
ﺔ وﻫﻮ ﻣﻦ أَﻫﻢ أَﻫﺪافﻤﻬ ْﻴﺪ ﻟِﺒِﻨَﺎء اﻟﺪوﻟَﺔ اَﻹﺳﻼَﻣﻴإِن اﻟﺘ
َ ْ َُ َ
ْ
ْ
ْ
ِ ِ ِ
ﺬي ﻳَﺄْﺧﺬ أَﺷﻜﺎﻻ ﺑِﺎﻟْﻌﻤﻞ اَﻟﺴﻴَﺎﺳﻲ اَﻟدﻋﻮﺗِﻨَﺎ ﻻَ ﻳَﺘِﻢ إِﻻ
ً َ ْ ُُ ْ
ََ
َْ َ
ٍَ ٍ ْ َ
ﻣﺘَـﻨَـﻮﻋﺔً وﻳَﻤﺮ ﺑِﺄَدوار ﻣﺘَـﻌﺪدة
َُ َ َُ
ُ
Mukadimah bagi penegakan daulah Islamiyah yang
merupakan tujuan terpenting dari dakwah kita tidak
dapat direalisasikan kecuali dengan amal siyasi yang
memiliki beragam bentuk dan melalui berbagai
tahapan
60. 3 Hubungan (3)
ِ ْ ِ َ َ َ ِ ـ ُ ٍ َ ُ ٍ ِ َ ْ ُ ِ
ﺮﺑَﻮيﻳُﺠ ْﻴﺐ ﺑَﺬل ﻋﻨَﺎﻳَﺔ ﻣﺘَﻜﺎﻓِﺌَﺔ ﻟِﻜﻞ ﻣﻦ اﻟْﻌﻤﻞ اَﻟﺘ
ِ ِ
واﻟْﻌﻤﻞ اَﻟﺴﻴَﺎﺳﻲ دون أَن ﻳَﻄْﻐَﻰ ﺟﺎﻧِﺐ ﻋﻠَﻰ آﺧﺮ
ْ َ ُْ
ََ َ
ََ َ ٌ َ
Jawaban atas pemberian perhatian secara
berimbang antara amal tarbawi dan amal siyasi
tanpa ada dominasi satu pihak atas pihak
lainnya
62. Amaliyah Ta'sisiyah
ِ َ َ َ ْ ِ ْ ِ ْ ِ ِ ِ َْ َ ِ ْ ُ ِ َ ﺰ
ـﻔﻮس واْﻷَرواح، ل◌ﻳَﺤﻤﻠُﻮا ﻋﺐء اﻟْﻌﻤﻞ2. وﺗَـ ْﻛِﻴَﺔ اﻟﻨ
ِ
اَﻟﺴﻴَﺎﺳﻲ اَﻟْﻤ ْﻴﺪاﻧِﻲ اَﻟْﻌﻤﻠِﻲ
ََ َ َ
mensucikan jiwa dan ruhani agar mereka
memiliki kemampuan untuk memikul beban kerja
politik praktis lapangan
63. Amaliyah Ta'sisiyah
ِ ََ ِْ َ ِ ُ ِْ ِ ََ ْ َ ِْ َُﻮ
ﺎﺗِﻬﻢ وﺳﺎﺋِﺮ3. وﺗَـﻐْﺮس ﻓِ ْﻴﻬﻢ اَﻻﻟْﺘِﺰام، ﻓِﻲ ﺣﻴَﺎﺗِﻬﻢ وﺳﻠُ ْﻛِﻴ
ِ َ ِ َ
ِ ِ َ ِ ٍَ ْ ُ ْ َ ْ ِ ْ ُُ
ﺷﺆوﻧِﻬﻢ، ﺑِﻤﺠﻤﻮﻋﺔ ﻣﻦ اﻟْﻘﻴَﻢ واﻟْﻤﻮاﺻﻔﺎت اَﻟْﺨﺎﺻﺔ
َ َُ َ
ِ َد
ِ ِ ِ ْ ِ ُ ِ ِْ
ﻳَﺔ إِﻟَﻰ ﺗَﺤﺴ ْﻴﻦ ﻗُﺪرات اﻟﺸﺨﺺ وﺗَـﻮﻇ ْﻴﻒ اَﻟْﻤﺆ
َْ
َ
ُ
ٍِ ُْ ٍْ َ ِ َ ْ َ ِ
ﻃَﺎﻗَﺘِﻪ ﻋﻠَﻰ أَﺣﺴﻦ وﺟﻪ ﻣﻤﻜﻦ
menanamkan komitmen dalam diri mereka, kehidupan,
perilaku dan segala urusan mereka dengan sekumpulan
nilai dan muwashafat khusus yang mengantarkan
mereka untuk meningkatkan berbagai kemampuan
mereka, memungsikan powernya dalam bentuknya yang
sebaik mungkin
64. Amaliyah Ta'sisiyah
ِ ُ َ ِ ْ َ ََ َ ِِْ ْ ِ ِ
ﺎ وﺗَﺪرﻳْﺒﺎً ﻟِﻤﺎ ﻳُـﻨَﺎط ﺑِﻬﻢﺎ وﻋﻤﻠِﻴ4.ﺗَﺄْﻫ ْﻴﻠِﻬﻢ ﻋﻠﻤﻴ
ْ
ِ
ﻣﻦ ﻣﻬﺎم
ََ ْ
meningkatkan kepakaran ilmiah,
operasional dan keterampilan mereka
dalam menjalankan tugas yang
dibebankan kepada mereka
65. Ukuran Kinerja
Jika amaliyah tarbawiyah menjalankan fungsi takwin
dan ta'hil-nya BAIK
maka kualitas pelaksanaannya: ijadah (bagus), itqan dan ihsan
yang akan merealisasikan buah yang paling berkah serta hasil
yang terbaik dengan jerih payah paling efisien serta penekanan
sisi negatif sekecil mungkin
Jika pelaksanaan fungsi ini TIDAK BAIK
maka takwin khuluqi nafsi (pembentukan akhlaq dan jiwa)
akan melemah, atau
jika perhatian kepada aspek ta'hil ilmi amali tidak
diperhatikan, maka hasilnya akan berbalik seratus delapan
puluh derajat
66. Syaikh Mustafa Masyhur
ِ
ِ ُ ُ َْ
ﻜﻢ اﻹﺧﻮان ﻓَﺎﻫﺘَﻤﻮاوﻟَﻜﻦ, ﻻَ ﺗَـ ْﻨﺴﻮ أَﻧ
ْ َ
ْ ْ ُ َْ
ِ
ﺔـﺮﺑِﻴﺑِﺎﻟﺘ
ْ
(Tapi ingat, bahwa kalian adalah Ikhwan, maka
perhatikanlah masalah tarbiyah)
67. Ungkapan Seorang Syaikh
ٍ ﺔُ ﻟَﻴﺴﺖ ﻛﻞ ﺷﻲـﺮﺑِﻴاَﻟﺘ
َ ْء ُ ْ َ ْ ْ
ٍ ﻬﺎ أَﺳﺎس ﻛﻞ ﺷﻲوﻟَﻜﻨ
ِ
َ ْء ُ ُ َ ََ ـ
Tarbiyah bukan segala-galanya, tetapi dia
adalah asas dari segala-galanya
69. Amal Siyasi dalam Penegakkan Daulah
Bentuk dan tahapan ini
mempergunakan berbagai uslub untuk memunculkan ta'tsir siyasi
(dampak politik) di samping ta'tsir da'awi (pengaruh dakwah)
sebagaimana nasyath siyasi (aktifitas politik) sendiri dapat
memberikan
peran da'awi dalam merekrut personel baru,
peningkatan kualitas sosial secara umum,
pemerataan wa'yu Islami serta
perealisasian dan penegasan syumuliyatul Islam
70. Tawazun
Ajaran-ajaran Al-Qur'an, yaitu tazkiyatun nafs tidak
dapat dipisahkan dari kekuasaan yaitu politik,
karena inilah politik merupakan bagian dari Islam, dan
menjadi kewajiban seorang muslim untuk memperhatikan
aspek pemerintahan sebagaimana perhatiannya kepada
sisi ruhiyah
71. Di sana ada lagi satu penyelewengan yang boleh menjauhkan kita dari jalan
yang sihat iaitu kita MEMANDANG RINGAN TERHADAP PROSES TARBIAH,
pembentukan dan perlunya beriltizam dengan ajaran Islam dalam
membentuk dasar dan asas yang teguh.
Lantas kita seolah-olah melatah lalu menggunakan cara dan uslub politik
menurut sikap dan telatah parti-parti politik.
Kita akan mudah terpedaya dengan kuantiti anggota yang kita ambil yang
dianggap menguntungkan tanpa mewujudkan iltizam tarbiah.
Ini adalah satu jalan dan cara yang sangat merbahaya yang tidak dipercayai
akibatnya
WASPADA DARIPADA
PENYELEWENGAN
72.
73. JANGAN MENGGANTI TARBIAH
Sebenarnya kita tidak kekurangan kuantiti, tetapi kita
kekurangan kualiti
Kita kekurangan bentuk dan contoh Islam yang kuat
imannya
yang membulatkan dirinya untuk dakwah,
rela berkorban pada jalan dakwah dan jihad fi-sabilillah dan
yang sentiasa istiqamah hinggalah bertemu Tuhannya
Oleh kerana itu marilah kita beriltizam dengan tarbiah dan
janganlah kita redha menukarkannya dengan cara yang
lain.
74. Fungsi Politik dari Tarbiyah dan Fungsi
Tarbiyah dari Politk
Fungsi akidah: tertanamnya akidah yang shahih
Fungsi pengembangan: usaha-usaha untuk menyebarluaskan
dakwah bagaimana tajmi’, seni-seni tajmi’
Fungsi hukuman
Setiap yang melanggar hukum ada hukumannya
Dalam tarbiyah pun ada cara tarbiyah dalam bentuk memberi
hukuman
75. ُ َ َ ْ
تIَ &Q ُ ْ ا
Istilah-istilah dalam Politik
76. Beberapa Istilah Politik
Ada beberapa istilah dalam politik
1. Political education (ُ ﱠ*ْ ِ ﱠ ُ ا , َ ِ ﱠA )ا
ﱢ
ْ
2. Political mobilization ( َ ُ ا , َ ِ ﱠRِ5CﱠA )ا
ﱢ
3. Political awareness ( )ا َ ْ 2 ا , َ ِ ﱠ
ُ ﱢ
4. Political participation (ُ ر َ ُ ا , َ ِ ﱠH ُ )ا
ﱢ
َ َ
5. Politicians (ُ ات ا , َ ِ ﱠK )ا
ﱠ ُ ﱢ
6. Political identity/orientation (ُ َ/ )ا (َ ﱢ
77. Political
mobilizatio
ْ
n ( ُ َRِ5CﱠA ا
Political
awareness
( )ا َ ْ 2 ا , َ ِ ﱠ
ُ ﱢ
Political
participatio
n ( ُ َ رHُ ا
َ َ
ُ )ا , َ ِ ﱠ
ﱢ
)ا , َ ِ ﱠ
ﱢ
Tingkatan Interaksi Masyarakat
dengan Politik
78. ْ
Political mobilization (ُ َ ُ ا , َ ِ ﱠRِ5CﱠA )ا
ﱢ
Warga mendukung keputusan atau policy yang telah
digariskan oleh para pemimpinnya
Warga bergabung kedalam partai politik dikarenakan
diperintah untuk melakukannya atau karena
ketergantungan mereka terhadap orang yang
mempunyai perekonomian yang kuat yang memaksa
mereka untuk bergabung dalam politik
back
79. Political Awareness (ُ )ا َ ْ 2 ا , َ ِ ﱠ
ُ ﱢ
kesedaran masyarakat tentang bagaimana pengaturan
urusan mereka; aturan seperti apa dan siapa yang akan
menjalankan aturan tersebut
Masyarakat tidak akan tertipu lagi janji-janji palsu yang
ditebar calon penguasa saat kempen, apalagi sampai
menggadaikan hak pilih hanya untuk selembar T-shirt
murahan, uang makan atau sembako.
back
80. Partisipasi Politik (ُ ر َ ُ ا , َ ِ ﱠH ُ )ا
ﱢ
َ َ
Keterlibatan warga dalam segala tahapan polisi
mulai dari sejak pembuatan keputusan
sampai dengan penilaian keputusan
termasuk juga peluang untuk ikut serta dalam
pelaksanaan keputusan
back
81. Demokratis
• warga merupakan aktor utama pembuatan keputusan
politik
Partisipatif
• warga dapat mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh
para pemimpinnya
Patrimonial
• warga diberitahu tentang keputusan politik yang telah
dibuat oleh para pemimpin, tanpa dapat mempengaruhinya
Authoritarian
• warga tidak tahu-menahu tentang segala polisi dan
keputusan politik
Derajat Partisipasi Politik
next
82. Otoritarian melahirkan Kekerasan Askar
Peristiwa Tanjung Priok (Jakarta,
Indonesia)
12 September 1984
Mangsa: ± 500 orang syahid
Peristiwa Talangsari (Lampung,
Indonesia)
7 Februari 1989
Mangsa: 27 orang syahid, 173 orang ditangkap
back
83. Politicians (ُ ات ا , َ ِ ﱠK )ا
ﱠ ُ ﱢ
Orang-orang yang menyibukkan dirinya dalam mengurusi urusan rakyat
Mereka adalah
orang-orang yang memiliki cara berpikir untuk mengurusi pemerintahan
dan urusan rakyat;
memiliki sikap jiwa (nafsiyah) yang baik;
memiliki keahlian dan kemampuan untuk menjalankan perkara
kenegaraan;
menyelesaikan problematika kerakyatan yang tengah dihadapi dan
menuntaskannya penuh kebijaksanaan dan keadilan.
Mereka juga adalah orang-orang yang mampu mengatur berbagai interaksi
dengan masyarakat dan antar ahli masyarakat.
Jadi, politisi sejati memfokuskan perhatiannya pada urusan rakyat serta
berjuang demi kebaikan dan keberkahan rakyat.
84. Political Identity/Orientation (ُ َ/ )ا (َ ﱢ
Orientasi yang menjadi ciri khas pemikiran kelompok atau
bangsa
Secara ekstrem dibagi menjadi dua: konservatif dan liberal
Jenis-jenisnya sangat banyak, di antaranya
Absolutism, totalitarianism
Progressivism
Radicalism
Democracy
Constitutionalism
86. Tujuan Pemilu Memilih Pemimpin Yang Mempunyai
Kompetensi dan untuk menjalan fungsi
Menjadi Wakil Rakyat
Sesungguhnya orang yang paling baik engkau ambil sebagai pekerja
ialah orang yang kuat lagi bisa dipercaya (QS Al Qashsash : 26)
Dia (Yusuf) berkata: jadikanlah aku bendaharawan Mesir, karena
sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi
berpengetahuan (QS Yusuf: 55)
Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan
menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa (QS Al
Baqarah: 247)
87. Tujuan Pemilu Memilih Pemimpin Yang Mempunyai
Kompetensi dan untuk menjalan fungsi
Menjadi Wakil Rakyat
Jika suatu perkara telah diberikan kepada orang yang tidak
semsestinya (bukan ahlinya) maka tunggulah kiamat (HR Bukhari)
Demi Allah aku sama sekali tidak bisa shalat dan tidak bisa tidur,
aku membuka lembaran-lembara Al Quran dan aku tidak tahu
mana permulaan dan manaakhirnya sejak kuterima amanah ini
(Umar bin Khattab, dalam Tarikhu Umar, Ibnul Jauzy: 52)
88. Pemilu adalah Bagian dari Musyarakah
Siyasah
Imam Al Mawardi. Keterlibatan secara langsung dalam
pentas perpolitikan, bagi gerakan dakwah tidak ada
makna yang lebih penting, kecuali untuk menunaikan
dua misi dalam waktu yang bersamaan, yaitu:
a. menjaga nilai-nilai: luhur agama (hirasatud din)
b. memakmurkan dunia (ri’ayatud dunya).
90. Al-Musyarokah littauhiid wal binaa’
( ) ا $ ر & % وا 2/ ء
Musyarokah kita bertujuan untuk berkontribusi dalam
mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berkontribusi untuk membangun bangsa dan negara ini
sehingga mencapai kesejahteraan, kejayaan serta kedamaian
dengan bangsa-bangsa lain dalam pergaulan internasional.
Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
91. Al-Musyarokah littaqwiyah wat tatsbit
( = 2>& ) ا $ ر &7 وا
Selain mempersatukan dan membangun, berdaya kohesif dan
menjadi penerus pembangunan bangsa dan negara ini,
musyarokah kita juga harus berkontribusi dalam
mewujudkan negara yang kuat dan kokoh. Jangan menjadi
negeri yang dilecehkan dan dideskreditkan tetanggatetangganya. Jangan menjadi negara dan bangsa yang sama
sekali tidak diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain, bahkan
menjadi beban dalam pergaulan internasional.
92. Al-Musyarokah lit taghyiir wat tajdiid
( .& ) ا $ ر &? # و ا
Kita tidak ingin bangsa ini statis, jumud dan mandeg.
Oleh karena itu tujuan musyarokah kita yang ketiga
adalah al-musyarokah lit taghyiir wat tajdiid.
Musyarokah kita, kontribusi kita dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara adalah melakukan
perubahan dan pembaharuan.
93. Al-Musyarokah lil ishlah wal ihsan
( ح وا@% نBC+ ) ا $ ر
Karena kita mengemban misi rahmatan lil’alamin, maka
musyarokah pun tujuannya adalah berkontribusi untuk selalu
ishlah (melakukan reformasi). Ishlah berarti perbaikan dan
selalu mengajak damai.
Musyarokah lil ishlah wal ihsan baru bisa kita gulirkan, kalau
kita professional. Mempunyai kafaah muntijah (kesalehan
kompetensi dan kemampuan produktif ) dan kafaah ijaabiyah
(potensi dan kompentensi yang positif).
94. Al-Musyarokah lit taqwiim wat tasydiid
(
& ) ا $ ر &7 وا
Musyarokah kita bertujuan untuk berkontribusi dalam meluruskan
dan mengakuratkan tujuan hidup dan perjuangan bangsa ini. Agar
bangsa ini tidak menyimpang dari tujuan utamanya.
Allah memerintahkan kepada kita agar kita lurus, sesuai dengan
fitrah diciptakannya.
Tidak ada bangsa atau umat atau bahkan makhluk yang bisa hidup
baik, tenang, tentram dan sejahtera kecuali harus lurus dalam
fitrahnya. Nilai-nilai fitrah ini adalah nilai-nilai kemanusiaan yang
universal. Al-Qur’an mengokohkannya dengan nilai-nilai syar’iyyah.
95. Mencegah Kemungkaran
“Barangsiapa di antara kalian melihat
kemungkaran hendaklah mengubah dengan
tangannya. Jika ia tidak mampu, hendaklah
mengubah dengan lisannya. Jika ia tidak mampu
hendaklah ia mengubah dengan hatinya, dan yang
demikian itu adalah selemah-lemah iman”
(Riwayat Muslim).
96. Pemilu Bagian Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Dr. Yusuf Qaradhawi,
”Merendahkan harga diri bangsa adalah kemungkaran. Berlaku
curang dalam Pemilihan Umum adalah kemungkaran. Enggan
memberikan suara (kesaksian) dalam Pemilihan Umum adalah
kemungkaran. Menyerahkan urusan kepada orang yang tidak
memiliki kompetensi adalah kemungkaran”.
97. Partai Sebagai Sarana
Syaikh Abdurrahman Abdul Khaliq
(tokoh gerakan Salafi di Kuwait)
“Lembaga-lembaga dan sarana-sarana (partai-partai dan jama’ah-jama’ah) ini
bukan merupakan sesuatu yang haram atau dosa, tetapi ia termasuk
dalam mashalih mursalah dan tidak ada nash syar’i yang melarangnya.
Pembentukan partai-partai, kelompok-kelompok, atau perkumpulanperkumpulan dengan segala macam bentuk sistem demokrasi diperbolehkan.
Dengan catatan bahwa pendapat dan visinya tidak menetapkan hal-hal yang
dilarang agama dan tidak merestui mereka yang berbuat kebatilan. Mereka
harus melalui jalan damai dan dakwah yang terbuka, guna mengubah dan
menghilangkan politik kekerasan dan terselubung. Ini semua pada hakikatnya
terpuji dalam agama, bahkan merupakan pokok dalam berdakwah”.
98. Penutup
Untuk kesuksesan sosialisasi menggapai kepahaman
ummat atau rakyat tentang pentingnya berpartisipasi
mensukseskan pemilu 2014 dan seterusnya, diperlukan
politik anggaran oleh yang berwenang dari pusat sampai
daerah melalui Kemenag dan Menhukam dan Kemendagri
RI.
Wallahu’alam
99. Referensi
Anis Matta. Menikmati demokrasi.
DR. Yusuf Al Qaradhawi. Legalitas Politik.
Pendidikan Politik Ikhwanul Muslimin.
BPK DPP PKS. Desain Pengembangan Kepemimpinan PKS.
http://www.dakwatuna.com/2011/09/08/14458/integrasi-politik-dandakwah/#axzz2kuj3W0lR
http://www.dakwatuna.com/2013/10/31/41388/musyarakah-siyasiyah-dalamtinjauan-maqashid-syariah/#axzz2kuj3W0lR
www.pkspiyungan.org