Islam di masa depan dipandang akan semakin terpuruk akibat pengaruh globalisasi, perkembangan teknologi, dan rendahnya pemahaman umat terhadap ajaran agama. Pendidikan agama yang lemah dan budaya barat yang masuk secara bebas akan memengaruhi moral umat. Hal ini dapat dilihat dari politik yang korup, ekonomi yang boros, dan gaya hidup yang semakin jauh dari nilai-nilai Islam.
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PANDANGAN ISLAM MASA DEPAN
1. NAMA : SITI KHOIRUNIKA
NIM : (K2313067)
PRODI : PENDIDIKAN FISIKA 2013 / B
A. Pandangan Islam di Masa yang akan Datang
Islam merupakan agama paling sempurna dan absolute sepanjang masa. Namun
demikian, Islam sebagai dogma (pedoman) tidak kaku dalam menghadapi zaman dan
perubahannya.
Pandangan Islam dimasa yang akan datang menurut saya adalah Islam berada di keadaan
terpuruk/ berdampak negatif daripada di keadaan yang berdampak positif. Walaupun pemeluk
agama Islam tiap masa ke masa bertambah. Hal tersebut dikarenakan syarat dan syariat masuk
Islam yang mudah. Begitu pula, hal yang paling menakutkan di masa yang akan datang adalah
Islam akan mengalami masa kemunduran moral (moral terkikis).
Selain itu, di masa modern ini aturan, nilai, bahkan norma sulit diterapkan kepada semua
umat, terutama umat Muslim sendiri. Dengan kata lain, mereka lebih suka melanggar aturan
karena godaan yang tidak bisa lagi dikendalikan, bahkan syaitanpun sudah nyaman bersarang di
hati masing-masing individu.
Dengan meluasnya arus globalisasi, menyebabkan segala aspek kehidupan Negara
Indonesia berkembang pesat. Hal ini dapat di lihat segi politik, ekonomi, pendidikan, budaya
bahkan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan kemajuan tersebut menyebabkan tiap masa
ke masa Islam mengalami kemunduran. Sayangnya bahwa Muslim-Muslimah di masa sekarang
bahkan dimasa mendatang tidak tahu menahu syariat Islam yang sebenarnya. Mereka hanya
menganut Islam karena faktor keturunan, atau mengikuti mayoritas karena Negara Indonesia
merupakan negara pemeluk agama Islam yang tergolong besar, atau bahkan untuk imbalan
sesuatu, seperti untuk mencalonkan diri sebagai pejabat tinggi dan pekerjaan yang mengharuskan
identitas tersebut. Itu berarti Islam kedepannya akan tinggal nama/ status di KTP saja.
Dari segi politik, pandangan Islam kedepannya akan lebih terpuruk (rusak). Hal ini dapat
dilihat dari maraknya korupsi, poligami yang dilakukan oleh pejabat, bahkan konsumsi narkotika
yang dilakukan oleh pejabat tinggi. Walaupun mereka muslim, sebagian besar kepribadiannya
mereka bukan umat Muslim. Mereka hanya mengatasnamakan Islam untuk kepentingannya
2. sendiri. Hal ini di sebabkan oleh 2 faktor, yaitu mereka tidak tahu syariat Islam (faktor
keturunan) dan mereka tahu syariat Islam dan mengharuskan untuk melanggarnya.
Selain itu, kedudukan politik di Indonesia saat ini merupakan kursi tertinggi yang harus
dicapai. Banyak orang yang berlomba untuk mendapatkannya, baik di DPR, MPR, MK, maupun
Presiden. Sebagian dari mereka berharap bisa menduduki di salah dari kursi tersebut yaitu untuk
mendapat gelar yang tinggi, juga gaji pokok yang menggiurkan sehingga menyebabkan mereka
harus mencapainya.
Akibatnya semakin ke era yang lebih modern, kursi politik diperdagangkan dan yang
bisa menduduki atau memperolehnya pun orang yang benar-benar kaya. Padahal Islam juga tidak
pernah menganjurkan perdagangan jabatan. Dan itu haram hukumnya.
Hal yang paling mengecewakan saat ini, dimana pemilu jabatan mulai dilelang. Sebagian
besar pejabat Negara Indonesia sudah menyiapkan janji-janji manis dan uang untuk menyogok
rakyat agar memilihnya. Namun, setelah mereka terpilih menjadi wakil rakyat, merekapun
mengabaikan janji mereka. Islam pernah mengajarkan, bahwa janji adalah hutang.
Bagaimanapun harus ditepati, juga janji tersebut juga diniati kalau mereka terpilih. Hal ini
disebut nazar. Dalam Islam nazar merupakan janji yang wajib dilakukan. Mau tidak mau harus
dilakukan kalau tidak akan menimbulkan mudarat yang besar bahkan bias dimasukkan didalam
golongan orang kafir yang selalu mendutakan agama di akhirat nanti.
Nah, dimulai hal kecil tersebut semakin menuju ke era yang lebih modern janji dan
kewajiban manusia mulai diabaikan, bahkan aturan atau ancaman pun dilanggar. Mereka
menganggap masa bodoh dengan syariat yang mereka anggap sebagai penghalang atau
penghambat. Adapun dengan tugas kenegaraan yang padat (kehidupan dunia) dianggap lebih
penting dan di nomer satukan bahkan di Tuhankan. Dengan sikap tersebut menyebabkan mereka
meninggalkan atau melupakan shalat dan kewajibannya yang lain. Padahal di dalam Al-Qur’an
sudah dijelaskan bahwa manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi itu untuk mengatur bumi
sebaik-baiknya dan beribadah kepada Allah SWT.
Dengan keserakahan tersebut, mereka mulai bermain-main dengan politik yang akhirnya
tidak bisa mengendalikan nafsunya. Akibatnya mereka bertindak ke jalan yang buntu, yakni
melakukan korupsi yang banyak merugikan bangsa dan negara. Selanjutnya, mereka melakukan
poligami atau beselingkuh. Hal tersebut dilakukan baik oleh pejabat laki-laki atau perempuan.
Seperti di semboyan “Harta, Tahta, dan Wanita”. Dengan demikian, menyebabkan kehidupan
3. rumah tangga yang tidak harmonis dan berujung ke perceraian. Padahal dalam Al-Qur’an pernah
disebutkan bahwa Allah paling membenci orang yang bercerai apa lagi berzina. Padahal pada
zaman dahulu, orang yang melakukan zina harus menerima cambukan sampai dia tidak
bernyawa, hukum itu di adakan supaya tidak ada orang yang berani melakukan tindakan maksiat.
Jika kalian tahu, hukuman tersebut sebenarnya menyelamatkan kita dari perbuatan maksiat,
karena hukuman di dunia sakitnya itu tidak seberapa besar dibandingkan di kehidupan akhirat.
Dan sangat disayangkan hukum itu hanya berlaku di daerah timur, seperti Arab Saudi, Mesir,
Irak, dll. Adapun di Indonesia hukum bisa dibeli dengan uang.
Dari segi ekonomi, pandangan Islam kedepannya juga akan semakin terpuruk sama
halnya seperti politik dan lainnya. Mengapa? Karena dengan dibekalinya manusia dengan harta
yang melimpah menyebabkan manusia menjadi kikir, suka menghardik anak yatim, enggan
bersedekah, konsumtif, bahkan materialis (matre). Banyak umat Muslim beranggapan bahwa
uang yang dihasilkan yang seharusnya dizakatkan apabila sudah mencapai nisab atau
disedekahkan merupakan sesuatu yang berat, mereka beranggapan bahwa kita seperti membuang
uang dari hasil kerja keras kita. Dimulai dari hal tersebut, harta mereka dibelanjakan seenaknya
dan tidak pernah dipikirkan fungsi, manfaat, dan tujuan barang yang dibeli tersebut, sehingga
sifat boros (konsumtif) diagungkan. Mereka menganggap harta yang banyak atau menjadi kaya
adalah tujuan hidup dan gengsi semata, bahkan mereka menganggap bisa memandang rendah
orang karena yang terkaya merupakan suatu kehormatan.
Di suatu sisi, Islam mengajarkan kita hidup sederhana. Nabi Muhammad SAW yang
sedemikian kayanya saja lebih suka hal yang lebih sederhana, beliau bahkan tidur di dengan alas
daun kelapa, bahkan pakaian pun tidak banyak.
Di sisi lain, Islam juga mengajarkan sedekah atau zakat itu berguna untuk membersihkan
diri dan membantu orang lain juga tabungan diakhirat nanti. Akibatnya banyak orang tidak
menurunkan ilmu zakat atau sedekah kepada keturunannya yang dianggap merugikan. Oleh
sebab itu, sekarang banyak Muslim-Muslimah yang tidak tahu menahu tentang zakat dan
sedekah. Adapun sedekah, sebagian besar di hati mereka hanya sekedar untuk formalitas dan
riya’. Padahal di dalam hadits dan Al-Qur’an pernah di jelaskan bahwa sesuatu yang dibawa
dengan riya’ ia tidak akan mendapatkan pahala sama sekali.
Kembali pada topik masa yang akan datang, berbagai kebutuhan akan barang semakin
meningkat menyebabkan manusia konsumtif. Akibat dari perbuatan yang tidak terkendali
4. tersebut, menyebabkan mereka harus berhutang. Namun, hutang tersebut banyak dimanfaatkan
baik oleh renternir, bank, koperasi, bahkan pegadaian. Mereka semua sebenarnya sama-sama
menganjurkan laba yang besar lewat penganakan/penggandaan uang yakni disebut bunga.
Padahal jika kita menelusuri lebih dalam, penganakan/penggandaan uang tentu sangat
memberatkan bagi si penghutang. Oleh sebab itu Islam tidak menganjurkan penganakan uang
atau memberi bunga. Islam juga mengancam hasil bunga tersebut merupakan harta haram yang
tidak seharusnya digunakan. Bahkan semua sistem tersebut juga berlaku pada sistem bank
umum maupun syariah. Walaupun istilah di bank syariah yaitu bagi hasil, hal tersebut juga
termasuk nama lain dari bunga/ gibah. Oleh sebab itu, kebutuhan yang semakin mendesak
menyebabkan manusia berpikir buntu, sehingga melakukan penggandakan uang, dengan
mendirikan bank swasta, maupun koperasi. Di sisi lain memang benar kalau bekerja sebagai
renternir kita pasti akan cepat kaya. Padahal sebenarnya uang yang kita terima tersebut
merupakan uang haram.
Dari segi pendidikan, di Indonesia lebih menerapkan pembelajaran dasar seperti
matematika, fisika, kimia,dan biologi. Adapun dengan pendidikan seperti pendidikan
kewarganegaraan, dan pendidikan agama tidak dipedulikan, karena sebagian besar menganggap
bahwa belajar dari keduanya tidak bisa membuat kita bersaing dikancah internasional. Di mulai
dari hal tersebut sudah menandakan bahwa pendidikan lebih mementingkan peserta didik masuk
ke dalam kehidupan dunianya untuk menghasilkan produksi tanpa didasari dengan suatu agama
atau kepercayaan apapun.
Islam pernah mendidik kita untuk berperilaku adil terhadap kehidupan dunia dan akhirat.
Namun dengan era zaman yang tidak mau ketinggalan mau tidak mau menyeretkan peserta didik
ke kehidupan dunianya.hal ini terjadi di kehidupan kota maupun desa. Belajar merupakan
prioritas utama, dibandingkan dengan ibadahnya baik seperti shalat, puasa wajib ataupun sunah,
bahkan mengaji.
Hal yang paling memalukan di masa sekarang adalah anak kecil sudah bertindak dewasa
yang seharusnya tidak diperbolehkan, bahkan bisa menyanyikan lagu rock, pop, ataupun entah
dangdut. Namun kalau disuruh mengaji pasti bermalas-malasan. Itupun juga terjadi pada orang
tua dan orang dewasa. Di era sekarang tidak bisa mengaji merupakan hal yang lumrah. Padahal
membaca Al-Qur’an selain menambah pahala juga bisa menenangkan hati kita akan kegundahan,
bahkan bisa memecahkan berbagai permasalahan kalau kita tahu arti dari ayatnya. Bahkan Nabi
5. Muhammad SAW pernah bersabda : “bacalah walaupun satu ayat”. Hal itu mendidik kita untuk
supaya kita ingat bahwa kita perlu rohani yang harus diisi dengan keyakinan, selain mendekatkan
diri kepada Allah SWT juga mengingatkan kita bahwa kita adalah makhluk yang tidak berdaya
tanpa di beri kekuatan dari-Nya.
Begitu pula dengan puasa wajib, seperti puasa ramadhan. Sekarang banyak orang yang
hanya mengikuti puasa awalnya dan akhirnya begitu juga dengan tarawihnya. Lalu saat lebaran,
mereka ikut-ikut merayakan lebaran. Seharusnya mereka malu akan tindakannya tersebut. Jika
kita ingat bahwa sabda Nabi Muhammad SAW menganjurkan kita berpuasa ramadhan dan hal
itu hanya dianjurkan dalam setaun sekali selama sebulan. Seharusnya hal ini juga tidak
memberatkan bagi manusia. Hal ini di lakukan untuk mendidik nafsu dan pribadi kita, bukan
hanya sekadar menahan lapar.
Untuk menambah amalan kita sebagai umat Muslim bisa melakukan puasa sunah, salat
dhuha, salat tahajud, dsb. Oleh sebab itu, pendidikan agama sangat diperlukan.dan apabila
pendidikan agama tidak dijalankan dengan baik, atau mungkin dihilangkan, Islam kedepannya
akan lebih hancur. Karena pada dasarnya perilaku baik itu berdasarkan dari pendidikan.
Dari segi budaya, pandangan Islam kedepannya lebih tepuruk daripada masa kejayaan
Islam dulu. Mengapa? Karena budaya yang masuk bebas tentu diiringi dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi yang kuat. Akibatnya jaringan yang meluas dan serba
mudah disalah gunakan dan bahkan moral Muslim-Muslimah mulai terkikis. Contohnya system
jejaring social tentang gambar atau film porno. Dimulai dari menonton akhirnya terjadi
pemerkosaan, atau kumpul kebo di luar nikah yang mengakibatkan hamil tidak pada saatnya.
Adapun dengan budaya yang serba modern, gaya bicara pun semakin tidak jelas. Bahkan
anak kecilpun berbicara tanpa sopan santun, memanggil orang tuanyapun dengan membentak.
Padahal di Al-Qur’an mengatakan bahwa tidak menganjurkan berkata bahkan berperilaku kasar
kepada orang tua kita terutama ibu, karena beban beliau saat mengandung, melahirkan, bahkan
membesarkan sangat berat. Begitu dengan ayah karena kita hidup dari hasil jernih payah beliau.
Sama halnya gaya hidup, muslim dan muslimah seharusnya tidak boleh bercampur baur
dan harus ada jarak supaya tidak menyebabkan suatu kesalahan, seperti hal yang tidak
diinginkan. Sama juga berpandangan yang berlama-lama antar lawan jenis juga dapat memicu
suatu reaksi yang tidak diinginkan. Di era yang serba modern ini, semua hal tersebut dianggap
6. bodoh dan kuno. Padahal maksudnya bukan untuk membedakan golongan tetapi untuk menjaga
kehormatan dan harga diri.
Masa emansipasi wanita yang mengatakan bahwa perempuan sederajat dengan laki-laki
menyebabkan wanita boleh belajar keluar untuk menuntut ilmu dan berkarir, namun dari hal itu
seharusnya sebagai muslimah tentu tahu kodratnya sebagai perempuan. bahkan karir yang akan
diambilpun sesuai kodratnya. Walaupun sebenarnya Muslimah mampu melakukan pekerjaan
laki-laki sebaiknya tidak menjadikan Muslimah harus melakukan semuanya. Dan apabila sudah
menikah sebaiknya sebagai Muslimah menurut dengan kata suaminya kalau yang dikatan itu
baik. Karena kalau sudah menikah tentu seorang istri merupakan kepala rumah tangga bagi anak-
anaknya dan rumah. Seperti di pepatah jawa “Sumur, Kasur, Dapur”. Dan apabila suami
mengijinkan berkarir, sebaiknya profesi suami lebih tinggi daripada istri, walaupun hal itu
dibolehkan untuk istri yang berprofesi lebih tinggi dari suami. Akan tetapi tetap saja kedudukan
suami harus lebih tinggi, hal ini bisa membuat kecemburuan pekerjaan yang akan menimbulkan
cekcok. Apalagi mereka bekerja pada tempat yang sama, hal itu kadang menimbulkan bahan
tertawaan bahkan olokan oleh teman kerja mereka. Untuk menghindarinya percekcokan keluarga
yang bisa juga berujung ke perceraian, maka syariat Islam menganjurkan bahwa kedudukan laki-
laki lebih diutamakan.
Selain itu, gaya berpakaian dan besolek era sekarang dan lebih kedepannya terlihat
fashion yang lebih feminism. Baik itu pakaian pendek, maupun pakaian panjang (muslim)
bahkan cara berhijab yang fasionable. Pakaian sekarang yang terbuat dari katun tebal malah
tegolong murah dan ketinggalan zaman. Berbeda dengan pakaian toples dan rajut, selain
harganya mahal, pakaian tersebut masih trend bagi orang barat. Karena gayanya yang glamour,
klasik, atau sexy.
Di sinilah kebudayaan Indonesia yang mengenal adat ketimuran hilang dan berakhir
meniru gaya orang barat tersebut. Selain bentuk yang indah juga feminim, juga sebagai gengsi
supaya tidak dicap sebagai kuno. Padahal jika anda melihat, pakaian tersebut mempertontonkan
bagian-bagian tubuh yang tidak seharuskan dipertontonkan. Sekarang semua ajaran dan aturan
agama Islam pun di sepelekan karena mereka menganggap Islam tidak bisa mengikuti perubahan
yang lebih modern. Akibatnya dari itu dari tahun ke tahun Umat Muslim semakin terkikis
moralnya. Padahal Islam pernah mengajarkan aurat itu harus ditutupi dan hanya boleh
dipertontonkan hanya kepada suaminya saja bukan bukan orang lain. Karena hal tersebut bisa
7. menimbulkan kesan berbeda bagi orang yang melihatnya terutama lawan jenis, yang sehingga
bisa menimbulkan bencana yang tidak diinginkan seperti hamil diluar nikah, atau hal yang
menyebabkan seseorang harus kehilangan harga diri atau kehormatannya.
B. Usaha yang akan Kita Lakukan
Melihat zaman yang susah dikendalikan oleh aturan, nilai dan norma, dari situlahusaha
yang akan kita lakukan sebagai Muslim-Muslimah yaitu, menjadi pendakwah atau setidaknya
memberikan ilmu pengetahuan pada masyarakat tentang Islam yang sebenarnya bisa melalui
seminar, loka karya, buku fiksi dan non fiksiyang berpandangan Islam, atau kita menulis
argumen/artikel tentang Islam lewat majalah maupun koran. Begitu pula, mengajarkan pada
keturunan selanjutnya. Hal itu dilakukan agar pandangan mereka tidak keliru. Dan hal ini tentu
saja dimulai dari lingkungan keluarga karena pendidikan perta kita juga dimulai dari keluarga.
Adapun untuk menyikapi tetangga yang fanatik, kita harus berusaha keras jangan sampai
putus asa untuk membuat tetangga itu untuk mengikuti ajaran Islam yang sebenarnya. Mungkin
dengan mengajak masyarakat mengaji bersama, berbagi makanan, dan melakukan hal sosial
lainnya, seperti memberikan sumbangan ke panti asuhan, mengangkat orang/ membantu orang
orang yang tidak punya supaya bisa bekerja dan memiliki loyalitas yang bagus, bukan
membiarkan mereka mengemis. Selain itu kita bisa mengajak masyarakat dengan kisah teladan
Nabi Muhammad SAW, supaya kita bisa belajar sedikit perilaku darinya, tidak perlu banyak-
banyak kalau kita tidak bisa melakukannya. Sedikitpun itu kita melakukannya, kita juga
mendapat pahala.
Dan apabila kita harus kerja pada bidang politik, kita sebagai pejabat tinggi harus tahu
kodrat kita bahwa kita sebagai khalifah untuk beribadah dan membuat bumi menjadi bermanfaat
bukan malah merusaknya. Dan kita harus ingat bahwa kehidupan kita yang kekal adalah
kehidupan akhirat. Yang diingat supaya kita tidak bertindak serakah adalah memandang orang
yang berada dibawah dari kehidupan kita. Hal ini bisa memicu kita untuk berbelas kasihan bukan
serakah. Dan memikirkan apabila kita menjadi dia, kita diperlakukan seperti itu pasti akan sakit
hati. Sebaiknya juga menjadi pejabat itu harus didasari dengan perasaan yang tulus bukan dengan
gaji yang besar dan kehormatan.
8. Apabila kita pernah berjanji sebaiknya tidak diingkari. Apalagi itu janji yang bersifat
wajib seperti nazar. Seberat apapun kita harus menepatinya. Dan tentu juga tidak semua orang
mau dicap sebagai pembohong di mata manusia dan kafir di mata Allah SWT. Oleh sebab itu,
sebagai pejabat yang baik apabila pernah berjanji sebaiknya di tepati, selain bisa menyenangkan
rakyat juga mendapatkan pahala karena menepatinya. Karena tugas dari pejabat itu sendiri
adalah untuk memimpin, menyatukan perbedaan bahkan menjadi panutan yang baik, supaya bisa
membawa masyarakat Muslim dimasa mendatang kedalam syariat Islam yang sesungguhnya.
Bukan mengidentitaskan Islam sebagai statusnya saja namun jiwanya tidak.
Selain itu, dimasa yang akan datang dimulai dari sekarang, peranan semua umat muslim
berpengaruh terhadap perkembangan Islam, bukan hanya pendakwah atau kyai saja yang
berperan. Hal tersebut dapat meminimalisasi keadaan yang berdampak negatif akibat
perkembangan zaman yang semakin maju.