SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2010
Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang E.1
SISTEM DRAINASE PERKOTAAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN
Bambang Sudarmanto
Dosen Tetap Jurusan Teknik Sipil Universitas Semarang (USM)
Jl. Soekarno-Hatta Semarang
Abstrak
Sistem Drainase Perkotaan yang Berwawasan Lingkungan (SDPBL) dengan prinsip dasar
mengendalikan kelebihan air permukaan sedemikian rupa sehingga air limpasan dapat mengalir
secara terkendali dan lebih banyak mendapat kesempatan untuk meresap ke dalam tanah. Sumur
Resapan sebagai alternatif konstruksi imbuhan infiltrasi air hujan ke dalam tanah diharapkan
mampu memecahkan problem defisit air pada masa yang akan datang untuk pulau Jawa dan
Madura.
Kata Kunci : sumur resapan.
Pendahuluan
Secara umum ketersediaan air di Indonesia masih aman. Diperkirakan sampai tahun 2000
kebutuhan air hanya 15 % dari air yang tersedia. Namun imbangan tersebut tidak terdistribusi
secara merata di setiap tempat di Indonesia, mengingat faktor demografi maupun perbedaan
karakter hidrologi. Pulau Jawa dan Madura, misalnya, pada tahun 1980 telah mencapai suatu
keadaan dimana kebutuhan dan ketersediaan air seimbang, bahkan saat sekarang ( 1998 ) sudah
terjadi ketimpangan yaitu kebutuhan 1,5 kali air tersedia (Direktorat Bina Program, Dep. PU -
1998).
Pembangunan perkotaan pada dasarnya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup penduduk
di daerah perkotaan itu sendiri. Akan tetapi pembangunan tersebut membawa dampak negatif yang
antara lain berupa semakin berkurangnya daerah terbuka yang berfungsi sebagai daerah peresapan
air, timbulnya pemukiman-pemukiman ilegal di sepanjang saluran / sungai, lahan yang ambles
(land subsidence) karena pengambilan air tanah (discharge) yang melebihi besarnya imbuhan air
tanah (recharge), ataupun intrusi air laut yang disebabkan oleh pengambilan air tanah yang
melebihi recharge.
Mengingat teknik konservasi dan pola penggunaan air serta pertambahan penduduk tidak
dapat diciptakan dalan waktu yang singkat, maka pemikiran ke arah tersebut perlu segera ditangani
secara dini.
Pengendalian Limpasan Air Di Daerah Perkotaan
Konsep lama dalam penanganan drainase perkotaan adalah mengusahakan agar air cepat
dialirkan ke bagian hilir dari daerah yang tergenang dan akhirnya dibuang ke sungai, waduk
ataupun laut. Konsekuensi dari penerapan konsep tersebut adalah pemborosan sumber daya air
yang sangat berharga. Untuk kota-kota metropolitan yang sudah sangat padat dan investasi di
dalam kota sudah sangat tinggi, pemerintah daerah setempat terpaksa harus membuat reservoir
bawah tanah di beberapa tempat yang biayanya sangat mahal.
Dorongan untuk menyesuaikan konsep penanganan tersebut makin besar setelah sebagian
masyarakat sadar bahwa air di daerah perkotaan merupakan sumber daya yang semakin lama
dirasakan semakin langka sehingga perlu dilestarikan. Pengendalian limpasan air hujan merupakan
salah satu cara untuk melestarikan air hujan yang jatuh di daerah perkotaan.
Pengendalian limpasan air dapat dilaksanakan dengan dua cara, yaitu cara “retensi” dan
“infiltrasi”.
Cara retensi dibagi menjadi dua macam, yaitu “off site retention”, misalnya pembuatan
kolam atau waduk dan “on site retention”, misalnya retensi pada atap bangunan, taman, tempat
parkir, lapangan terbuka, halaman rumah.
Cara “infiltrasi” yaitu dengan pembuatan imbuhan buatan pada area tertentu yang bentuknya
berupa sumur resapan, parit resapan, wilayah resapan, perkerasan yang lolos air. Namun dalam
hal ini harus ada persyaratan bahwa air yang diinfiltrasikan tidak boleh air yang sudah tercemar.
E.1. Sistem Drainase Perkotaan Yang Berwawasan Lingkungan (Bambang Sudarmanto)
E.2
Di negara-negara maju cara infiltrasi dalam rangka penyempurnaan sistem drainase
perkotaan menjadi obyek riset para peneliti di lingkungan perguruan tinggi dan instansi
pemerintah. Sektor industri konstruksi Jepang, misalnya, telah mendukung pengalakan cara
infiltrasi dengan membuat produk baru berupa “pipa beton porous”. Efektifitas infiltrasi tergantung
dari permeabilitas tanah dan kedalaman permukaan air tanah. Menurut penelitian di Jepang oleh
Yasuhiko Wada dan Hiroyuki Miura diperoleh kesimpulan bahwa bila kedalaman permukaan air
tanah berada di sekitar 1 meter dari dasar bangunan atau fasilitas infiltrasi, maka kapasitas infiltrasi
masih dipengaruhi oleh kedalaman permukaan air tanah.
Sistem Drainase Yang Berwawasan Lingkungan
Berbagai usaha telah dilaksanakan dalam rangka konservasi sumber daya air seperti
reboisasi, terasering, teknik bertanam yang baik, penanganan daerah aliran sungai. Namun satu hal
yang masih belum dilaksanakan adalah usaha meresapkan air hujan secara buatan ke dalam tanah
yang dikenal sekarang dengan istilah “Sistem Drainase yang Berwawasan Lingkungan” atau
SDBL.
Penerapan SDBL pada daerah perkotaan dikenal dengan “Sistem Drainase Perkotaan yang
Berwawasan Lingkungan” atau SDPDL. Prinsip dasar dari SDPDL adalah mengendalikan
kelebihan air permukaan sedemikian rupa sehingga air limpasan dapat mengalir secara terkendali
dan lebih banyak mendapat kesempatan untuk meresap ke dalam tanah. Dengan debit pengaliran
yang terkendali dan semakin bertambahnya air hujan yang dapat meresap ke dalam tanah, maka
kondisi air tanah akan semakin baik dan dimensi bangunan prasarana drainase perkotaan dapat
direncanakan dengan lebih efisien.
Pendekatan Dasar SDPBL ditinjau dari :
• Sifat hidrologi untuk negara maju pada umumnya secara geografis terletak pada daerah sub
tropis mendapatkan bahwa air yang sebagai salju tidak akan segera mengalir hingga akan
banyak waktu meresap ke dalam tanah, disamping distribusi hujan tahun yang tidak merata
dibanding di Indonesia. Hujan yang terjadi di Indonesia cukup lama yaitu selama selang 6
bulan, dan ini memberikan kemungkinan air lebih banyak terserap ke dalam tanah.
• Segi sosial ekonomi ( segi konsumsi air dari hasil tadah hujan ), penduduk negara tropis
mempunyai dimensi jauh lebih besar karena sistem huniannya cenderung individual dan
berlantai tunggal ( luas atap/perkerasan permukaan tanah di Indonesia 20 - 35 m2/kapita,
sedangkan negara maju hanya sekitar seperempatnya). Dengan demikian air yang dapat
diresapkan akan lebih besar untuk jumlah penduduk yang sama.
Pelaksanaan SDPBL dapat dilakukan oleh masyarakat secara individu atau kelompok atau
oleh pemerintah. Pembuatan sumur resapan atau retensi pada halaman rumah dapat dilakukan
oleh pemilik rumah yang bersangkutan. Pembuatan waduk/kolam, tandon retensi pada lapangan
terbuka atau pada lapangan parkir di daerah permukiman atau perkantoran dapat dilakukan oleh
kelompok masyarakat setempat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan SDPBL
memerlukan pengertian dan kesadaran masyarakat dan aparatur pemerintah.
Penerapan SDPBL dapat dimulai pada pembangunan kawasan permukiman, perkantoran,
atau industrial estate baru dengan mewajibkan developer untuk membuat berbagai macam retensi (
misalnya kolam atau waduk ) atau infiltrasi (misalnya sumur atau parit resapan). Biaya
pembangunan fasilitas retensi dan infiltrasi tersebut dapat di kompensasi dengan pengurangan
penggunaan lahan. Dengan demikian sumber air tanah akan terpelihara dan kawasan akan
bertambah asri.
Persyaratan Teknik Sumur Resapan Air Hujan
Dimensi bangunan untuk fasilitas infiltrasi ditentukan oleh :
• Luas daerah tangkapan (atap bangunan atau lahan yang tertutup)
• Intensitas hujan
• Permeabilitas tanah
• Durasi / lamanya hujan
Sumur Resapan Air Hujan dengan bagian sisi sumur kedap
D.I.Atadah - D.k.Asumur
H =
Asumur
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2010
Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang E.3
Sumur Resapan Air Hujan dengan bagian sisi sumur tidak kedap
D.I.Atadah - D.k.Asumur
H =
Asumur + D.k.L
Dimana :
I = Intensitas hujan (m/jam)
Atadah = Luas tadah hujan (m2), dapat berupa atap rumah dan atau permukaan tanah
tertutup
k = Permeabilitas tanah (m/jam)
L = Keliling penampang sumur (m)
Asumur = Luas penampang sumur (m2)
D = Durasi hujan (jam)
H = Kedalaman sumur (m)
Kondisi fisik yang perlu diadakan pengujian yaitu :
1. Tinggi muka air tanah, kedalaman yang dihitung dari permukaan tanah ke tinggi muka air
tanah
2. Distribusi sumur, tata letak fasilitas sumur resapan air hujan saling berpengaruh dalam multiple
well system dan sumur tersebut terhadap bangunan lain
3. Struktur tanah, kondisi tanah yang sifatnya mudah longsor atau tidak.
Langkah-langkah Pembuatan Sumur Resapan Air Hujan
Keterangan :
Permeabilitas tanah yang dapat dipergunakan untuk sumur resapan dibagi
menjadi tiga kelompok yaitu :
1. permeabilitas tanah sedang (geluh/lanau, 2.0 - 6.5 cm/jam)
2. permeabilitas tanah agak cepat (pasir halus, 6.5 - 12.5 cm/jam)
Pemeriksaan Tinggi
Muka Air Tanah
Permeabilitas
Tanah
Sumur Resapan
Air Hujan
Persyaratan
Jarak
System Penampungan Air
Hujan Terpusat ( Waduk, dll )
< 3 meter
< 2 cm/jam
> 3 meter
>= 2 cm/jam
tidak memenuhi syarat
memenuhi syarat
3. permeabilitas tanah cepat (pasir kasar, > 12.5 cm/jam)
Jarak Antar Bangunan
Lihat Tabel berikut :
E.1. Sistem Drainase Perkotaan Yang Berwawasan Lingkungan (Bambang Sudarmanto)
E.4
Tabel 1
Jarak Minimum Sumur Resapan Air Hujan Terhadap Bangunan
NO JENIS BANGUNAN JARAK DARI
SUMUR RESAPAN
(m)
1
2
3
Tangki Septik
Resapan tangki septik, cubluk, saluran
air limbah, pembuangan sampah
Sumur resapan air hujan / sumur air
bersih
2
5
2
Tabel 2
Jumlah Sumur Resapan Air Hujan Dengan Dinding Kedap
No Luas
Bidang
Tadah
(m2)
BANYAKNYA SUMUR ( BUAH )
Permeabilitas Sedang Untuk Type Permeabilitas Agak Cepat Untuk
Type
Permeabilitas Cepat Untuk Type
I II III I II III I II III
φ 0
.8
φ 1
.4
φ 0
.8
φ 1
.4
φ 0
.8
φ 1
.4
φ 0
.8
φ 1
.4
φ 0
.8
φ 1
.4
φ 0
.8
φ 1
.4
φ 0
.8
φ 1
.4
φ 0
.8
φ 1
.4
φ 0
.8
φ 1
.4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
20
30
40
50
60
70
80
90
100
200
300
400
500
1
2
3
3
4
5
5
6
6
12
19
25
31
*
1
1
2
2
2
2
3
3
5
8
10
13
1
1
1
2
2
2
3
3
3
6
9
12
16
*
*
*
1
1
1
1
1
2
3
4
5
7
*
*
1
1
1
1
1
2
2
3
5
6
8
*
*
*
*
*
*
*
1
1
2
2
3
3
1
1
2
2
2
3
3
4
4
8
11
15
18
*
*
1
1
1
1
2
2
2
4
5
7
9
*
*
1
1
1
2
2
2
2
4
6
8
9
*
*
*
*
*
1
1
1
1
2
3
4
5
*
*
*
*
1
1
1
1
2
2
3
4
5
*
*
*
*
*
*
*
*
1
1
2
2
2
*
1
1
2
2
2
3
3
3
6
9
12
14
*
*
*
1
1
1
1
1
2
3
4
6
7
*
*
*
1
1
1
1
2
2
3
5
6
7
*
*
*
*
*
*
*
1
1
2
2
3
4
*
*
*
*
*
*
1
1
1
2
2
3
4
*
*
*
*
*
*
*
*
*
1
1
2
2
Keterangan :
* = tidak dianjurkan
Type I = dalam maksimum 1.5 meter
Type II = dalam maksimum 3 meter
Type III = dalam maksimum 6 meter
I = 87.0 mm/jam
D = 5 jam
φ 0.8 = diameter sumur resapan 80 cm
φ 1.4 = diameter sumur resapan 140 cm
Kesimpulan
Sistem Drainase Perkotaan yang Berwawasan Lingkungan memberikan manfaat yang cukup
besar kepada masyarakat secara ekonomi dan sosial.
Untuk memasyarakatkan SDPBL paerlu ditumbuh kembangkan pengertian dan kesadaran
masyarakat serta aparatur pemerintah.
Perguruan Tinggi atau Lembaga Swadaya Masyarakat dapat berperan serta secara aktif dalam
pemasyarakatan SDPBL antara lain dengan cara melakukan penelitian yang lebih optimal dalam
penerapan SDPBL serta melaksanakan penyuluhan dan bimbingan kepada masyarakat.
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2010
Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang E.5
Daftar Pustaka
Djihad,M. “Sistem Drainase Perkotaan yang Berwawasan Lingkungan”. Seminar Pengelolaan Air
Daerah Perkotaan oleh Jurusan Teknik Universitas Tarumanegara Jakarta, 1990
Departemen PU, SK SNI. T - 06 - 1990 - F Bidang Pekerjaan Umum. “Tata Cara perencanaan
Teknik Sumur Resapan Air Hujan Untuk Lahan Pekarangan”. Yayasan LPMB Bandung,
1990
Departemen PU, SK SNI. S - 14 - 1990 - F Bidang Pekerjaan Umum. “Spesifikasi Sumur Resapan
Air Hujan Untuk Lahan Pekarangan”. Yayasan LPMB Bandung, 1990

More Related Content

What's hot

7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman
selona
 
Drainase lapangan-terbang
Drainase lapangan-terbangDrainase lapangan-terbang
Drainase lapangan-terbang
Agung Noorsamsi
 
Desain struktur portal baja dan detailing
Desain struktur portal baja dan detailingDesain struktur portal baja dan detailing
Desain struktur portal baja dan detailing
rhtrusli
 
87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase
Miftakhul Yaqin
 

What's hot (20)

Permen pu pr no.28 tahun 2016 - bidang umum
Permen pu pr no.28 tahun 2016   - bidang umumPermen pu pr no.28 tahun 2016   - bidang umum
Permen pu pr no.28 tahun 2016 - bidang umum
 
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
 
Makalah metode pelaksanaan_konstruksi
Makalah metode pelaksanaan_konstruksiMakalah metode pelaksanaan_konstruksi
Makalah metode pelaksanaan_konstruksi
 
7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman
 
Rencana Atap dan Detail Kuda Kuda
Rencana Atap dan Detail Kuda Kuda Rencana Atap dan Detail Kuda Kuda
Rencana Atap dan Detail Kuda Kuda
 
Drainase lapangan-terbang
Drainase lapangan-terbangDrainase lapangan-terbang
Drainase lapangan-terbang
 
Jaringan air bersih
Jaringan air bersihJaringan air bersih
Jaringan air bersih
 
Metode teknis dan flow chart of work
Metode teknis dan  flow chart of workMetode teknis dan  flow chart of work
Metode teknis dan flow chart of work
 
Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013
 
Pondasi sumuran
Pondasi sumuranPondasi sumuran
Pondasi sumuran
 
Perkembangan Kota Jakarta
Perkembangan Kota JakartaPerkembangan Kota Jakarta
Perkembangan Kota Jakarta
 
Desain struktur portal baja dan detailing
Desain struktur portal baja dan detailingDesain struktur portal baja dan detailing
Desain struktur portal baja dan detailing
 
Gambar teknis perencanaan drainase
Gambar teknis perencanaan drainaseGambar teknis perencanaan drainase
Gambar teknis perencanaan drainase
 
Pemeliharaan (Maintenance)
Pemeliharaan (Maintenance)Pemeliharaan (Maintenance)
Pemeliharaan (Maintenance)
 
Data arsitek jilid 2
Data arsitek jilid 2Data arsitek jilid 2
Data arsitek jilid 2
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota MakassarRencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar
 
Sistem penyediaan air bersih
Sistem penyediaan air bersih   Sistem penyediaan air bersih
Sistem penyediaan air bersih
 
87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase
 
Arsitektur kolonial
Arsitektur kolonialArsitektur kolonial
Arsitektur kolonial
 
Teknologi bahan kayu presentation
Teknologi bahan kayu presentationTeknologi bahan kayu presentation
Teknologi bahan kayu presentation
 

Similar to Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan

Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakanModul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
Lusnia S Multianti
 

Similar to Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan (20)

Drainase Untuk Meningkatkan Produksi Pangan
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi PanganDrainase Untuk Meningkatkan Produksi Pangan
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi Pangan
 
Kelompok vi persentasi
Kelompok vi persentasiKelompok vi persentasi
Kelompok vi persentasi
 
Artikel plh
Artikel plhArtikel plh
Artikel plh
 
Penyaliran tambang
Penyaliran tambangPenyaliran tambang
Penyaliran tambang
 
Bab v konservasi tanah dan air
Bab v konservasi tanah dan airBab v konservasi tanah dan air
Bab v konservasi tanah dan air
 
Wiji cahyono makalah iut
Wiji cahyono makalah iutWiji cahyono makalah iut
Wiji cahyono makalah iut
 
Wiji cahyono makalah iut
Wiji cahyono makalah iutWiji cahyono makalah iut
Wiji cahyono makalah iut
 
Eka putra makalah iut
Eka putra makalah iutEka putra makalah iut
Eka putra makalah iut
 
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
 
Pertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptx
Pertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptxPertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptx
Pertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptx
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Tugas makalah iut ii deep tunnel
Tugas makalah iut ii   deep tunnelTugas makalah iut ii   deep tunnel
Tugas makalah iut ii deep tunnel
 
05 Bab_2_252015022.pdf
05 Bab_2_252015022.pdf05 Bab_2_252015022.pdf
05 Bab_2_252015022.pdf
 
Air tanah
Air tanahAir tanah
Air tanah
 
Ekodrainase Teknologi Terpadu Pengelolaan Banjir
Ekodrainase Teknologi Terpadu Pengelolaan BanjirEkodrainase Teknologi Terpadu Pengelolaan Banjir
Ekodrainase Teknologi Terpadu Pengelolaan Banjir
 
Makalah vigita
Makalah vigitaMakalah vigita
Makalah vigita
 
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakanModul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
 
Makalah deep thunnel
Makalah deep thunnelMakalah deep thunnel
Makalah deep thunnel
 
Pertemuan 1 Drainase - Pengenalan.pptx
Pertemuan 1 Drainase - Pengenalan.pptxPertemuan 1 Drainase - Pengenalan.pptx
Pertemuan 1 Drainase - Pengenalan.pptx
 
Usle
UsleUsle
Usle
 

Recently uploaded

Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
AhmadAffandi36
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
Arisatrianingsih
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
yoodika046
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
rororasiputra
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
VinaAmelia23
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
IftitahKartika
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
arifyudianto3
 

Recently uploaded (19)

Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfGambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.pptKalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
 
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdfGambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptxPPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
 
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxperbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 

Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan

  • 1. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2010 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang E.1 SISTEM DRAINASE PERKOTAAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN Bambang Sudarmanto Dosen Tetap Jurusan Teknik Sipil Universitas Semarang (USM) Jl. Soekarno-Hatta Semarang Abstrak Sistem Drainase Perkotaan yang Berwawasan Lingkungan (SDPBL) dengan prinsip dasar mengendalikan kelebihan air permukaan sedemikian rupa sehingga air limpasan dapat mengalir secara terkendali dan lebih banyak mendapat kesempatan untuk meresap ke dalam tanah. Sumur Resapan sebagai alternatif konstruksi imbuhan infiltrasi air hujan ke dalam tanah diharapkan mampu memecahkan problem defisit air pada masa yang akan datang untuk pulau Jawa dan Madura. Kata Kunci : sumur resapan. Pendahuluan Secara umum ketersediaan air di Indonesia masih aman. Diperkirakan sampai tahun 2000 kebutuhan air hanya 15 % dari air yang tersedia. Namun imbangan tersebut tidak terdistribusi secara merata di setiap tempat di Indonesia, mengingat faktor demografi maupun perbedaan karakter hidrologi. Pulau Jawa dan Madura, misalnya, pada tahun 1980 telah mencapai suatu keadaan dimana kebutuhan dan ketersediaan air seimbang, bahkan saat sekarang ( 1998 ) sudah terjadi ketimpangan yaitu kebutuhan 1,5 kali air tersedia (Direktorat Bina Program, Dep. PU - 1998). Pembangunan perkotaan pada dasarnya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup penduduk di daerah perkotaan itu sendiri. Akan tetapi pembangunan tersebut membawa dampak negatif yang antara lain berupa semakin berkurangnya daerah terbuka yang berfungsi sebagai daerah peresapan air, timbulnya pemukiman-pemukiman ilegal di sepanjang saluran / sungai, lahan yang ambles (land subsidence) karena pengambilan air tanah (discharge) yang melebihi besarnya imbuhan air tanah (recharge), ataupun intrusi air laut yang disebabkan oleh pengambilan air tanah yang melebihi recharge. Mengingat teknik konservasi dan pola penggunaan air serta pertambahan penduduk tidak dapat diciptakan dalan waktu yang singkat, maka pemikiran ke arah tersebut perlu segera ditangani secara dini. Pengendalian Limpasan Air Di Daerah Perkotaan Konsep lama dalam penanganan drainase perkotaan adalah mengusahakan agar air cepat dialirkan ke bagian hilir dari daerah yang tergenang dan akhirnya dibuang ke sungai, waduk ataupun laut. Konsekuensi dari penerapan konsep tersebut adalah pemborosan sumber daya air yang sangat berharga. Untuk kota-kota metropolitan yang sudah sangat padat dan investasi di dalam kota sudah sangat tinggi, pemerintah daerah setempat terpaksa harus membuat reservoir bawah tanah di beberapa tempat yang biayanya sangat mahal. Dorongan untuk menyesuaikan konsep penanganan tersebut makin besar setelah sebagian masyarakat sadar bahwa air di daerah perkotaan merupakan sumber daya yang semakin lama dirasakan semakin langka sehingga perlu dilestarikan. Pengendalian limpasan air hujan merupakan salah satu cara untuk melestarikan air hujan yang jatuh di daerah perkotaan. Pengendalian limpasan air dapat dilaksanakan dengan dua cara, yaitu cara “retensi” dan “infiltrasi”. Cara retensi dibagi menjadi dua macam, yaitu “off site retention”, misalnya pembuatan kolam atau waduk dan “on site retention”, misalnya retensi pada atap bangunan, taman, tempat parkir, lapangan terbuka, halaman rumah. Cara “infiltrasi” yaitu dengan pembuatan imbuhan buatan pada area tertentu yang bentuknya berupa sumur resapan, parit resapan, wilayah resapan, perkerasan yang lolos air. Namun dalam hal ini harus ada persyaratan bahwa air yang diinfiltrasikan tidak boleh air yang sudah tercemar.
  • 2. E.1. Sistem Drainase Perkotaan Yang Berwawasan Lingkungan (Bambang Sudarmanto) E.2 Di negara-negara maju cara infiltrasi dalam rangka penyempurnaan sistem drainase perkotaan menjadi obyek riset para peneliti di lingkungan perguruan tinggi dan instansi pemerintah. Sektor industri konstruksi Jepang, misalnya, telah mendukung pengalakan cara infiltrasi dengan membuat produk baru berupa “pipa beton porous”. Efektifitas infiltrasi tergantung dari permeabilitas tanah dan kedalaman permukaan air tanah. Menurut penelitian di Jepang oleh Yasuhiko Wada dan Hiroyuki Miura diperoleh kesimpulan bahwa bila kedalaman permukaan air tanah berada di sekitar 1 meter dari dasar bangunan atau fasilitas infiltrasi, maka kapasitas infiltrasi masih dipengaruhi oleh kedalaman permukaan air tanah. Sistem Drainase Yang Berwawasan Lingkungan Berbagai usaha telah dilaksanakan dalam rangka konservasi sumber daya air seperti reboisasi, terasering, teknik bertanam yang baik, penanganan daerah aliran sungai. Namun satu hal yang masih belum dilaksanakan adalah usaha meresapkan air hujan secara buatan ke dalam tanah yang dikenal sekarang dengan istilah “Sistem Drainase yang Berwawasan Lingkungan” atau SDBL. Penerapan SDBL pada daerah perkotaan dikenal dengan “Sistem Drainase Perkotaan yang Berwawasan Lingkungan” atau SDPDL. Prinsip dasar dari SDPDL adalah mengendalikan kelebihan air permukaan sedemikian rupa sehingga air limpasan dapat mengalir secara terkendali dan lebih banyak mendapat kesempatan untuk meresap ke dalam tanah. Dengan debit pengaliran yang terkendali dan semakin bertambahnya air hujan yang dapat meresap ke dalam tanah, maka kondisi air tanah akan semakin baik dan dimensi bangunan prasarana drainase perkotaan dapat direncanakan dengan lebih efisien. Pendekatan Dasar SDPBL ditinjau dari : • Sifat hidrologi untuk negara maju pada umumnya secara geografis terletak pada daerah sub tropis mendapatkan bahwa air yang sebagai salju tidak akan segera mengalir hingga akan banyak waktu meresap ke dalam tanah, disamping distribusi hujan tahun yang tidak merata dibanding di Indonesia. Hujan yang terjadi di Indonesia cukup lama yaitu selama selang 6 bulan, dan ini memberikan kemungkinan air lebih banyak terserap ke dalam tanah. • Segi sosial ekonomi ( segi konsumsi air dari hasil tadah hujan ), penduduk negara tropis mempunyai dimensi jauh lebih besar karena sistem huniannya cenderung individual dan berlantai tunggal ( luas atap/perkerasan permukaan tanah di Indonesia 20 - 35 m2/kapita, sedangkan negara maju hanya sekitar seperempatnya). Dengan demikian air yang dapat diresapkan akan lebih besar untuk jumlah penduduk yang sama. Pelaksanaan SDPBL dapat dilakukan oleh masyarakat secara individu atau kelompok atau oleh pemerintah. Pembuatan sumur resapan atau retensi pada halaman rumah dapat dilakukan oleh pemilik rumah yang bersangkutan. Pembuatan waduk/kolam, tandon retensi pada lapangan terbuka atau pada lapangan parkir di daerah permukiman atau perkantoran dapat dilakukan oleh kelompok masyarakat setempat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan SDPBL memerlukan pengertian dan kesadaran masyarakat dan aparatur pemerintah. Penerapan SDPBL dapat dimulai pada pembangunan kawasan permukiman, perkantoran, atau industrial estate baru dengan mewajibkan developer untuk membuat berbagai macam retensi ( misalnya kolam atau waduk ) atau infiltrasi (misalnya sumur atau parit resapan). Biaya pembangunan fasilitas retensi dan infiltrasi tersebut dapat di kompensasi dengan pengurangan penggunaan lahan. Dengan demikian sumber air tanah akan terpelihara dan kawasan akan bertambah asri. Persyaratan Teknik Sumur Resapan Air Hujan Dimensi bangunan untuk fasilitas infiltrasi ditentukan oleh : • Luas daerah tangkapan (atap bangunan atau lahan yang tertutup) • Intensitas hujan • Permeabilitas tanah • Durasi / lamanya hujan Sumur Resapan Air Hujan dengan bagian sisi sumur kedap D.I.Atadah - D.k.Asumur
  • 3. H = Asumur Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2010 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang E.3 Sumur Resapan Air Hujan dengan bagian sisi sumur tidak kedap D.I.Atadah - D.k.Asumur H = Asumur + D.k.L Dimana : I = Intensitas hujan (m/jam) Atadah = Luas tadah hujan (m2), dapat berupa atap rumah dan atau permukaan tanah tertutup k = Permeabilitas tanah (m/jam) L = Keliling penampang sumur (m) Asumur = Luas penampang sumur (m2) D = Durasi hujan (jam) H = Kedalaman sumur (m) Kondisi fisik yang perlu diadakan pengujian yaitu : 1. Tinggi muka air tanah, kedalaman yang dihitung dari permukaan tanah ke tinggi muka air tanah 2. Distribusi sumur, tata letak fasilitas sumur resapan air hujan saling berpengaruh dalam multiple well system dan sumur tersebut terhadap bangunan lain 3. Struktur tanah, kondisi tanah yang sifatnya mudah longsor atau tidak. Langkah-langkah Pembuatan Sumur Resapan Air Hujan Keterangan : Permeabilitas tanah yang dapat dipergunakan untuk sumur resapan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu : 1. permeabilitas tanah sedang (geluh/lanau, 2.0 - 6.5 cm/jam) 2. permeabilitas tanah agak cepat (pasir halus, 6.5 - 12.5 cm/jam) Pemeriksaan Tinggi Muka Air Tanah Permeabilitas Tanah Sumur Resapan Air Hujan Persyaratan Jarak System Penampungan Air Hujan Terpusat ( Waduk, dll ) < 3 meter < 2 cm/jam > 3 meter >= 2 cm/jam tidak memenuhi syarat memenuhi syarat 3. permeabilitas tanah cepat (pasir kasar, > 12.5 cm/jam) Jarak Antar Bangunan Lihat Tabel berikut :
  • 4. E.1. Sistem Drainase Perkotaan Yang Berwawasan Lingkungan (Bambang Sudarmanto) E.4 Tabel 1 Jarak Minimum Sumur Resapan Air Hujan Terhadap Bangunan NO JENIS BANGUNAN JARAK DARI SUMUR RESAPAN (m) 1 2 3 Tangki Septik Resapan tangki septik, cubluk, saluran air limbah, pembuangan sampah Sumur resapan air hujan / sumur air bersih 2 5 2 Tabel 2 Jumlah Sumur Resapan Air Hujan Dengan Dinding Kedap No Luas Bidang Tadah (m2) BANYAKNYA SUMUR ( BUAH ) Permeabilitas Sedang Untuk Type Permeabilitas Agak Cepat Untuk Type Permeabilitas Cepat Untuk Type I II III I II III I II III φ 0 .8 φ 1 .4 φ 0 .8 φ 1 .4 φ 0 .8 φ 1 .4 φ 0 .8 φ 1 .4 φ 0 .8 φ 1 .4 φ 0 .8 φ 1 .4 φ 0 .8 φ 1 .4 φ 0 .8 φ 1 .4 φ 0 .8 φ 1 .4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 20 30 40 50 60 70 80 90 100 200 300 400 500 1 2 3 3 4 5 5 6 6 12 19 25 31 * 1 1 2 2 2 2 3 3 5 8 10 13 1 1 1 2 2 2 3 3 3 6 9 12 16 * * * 1 1 1 1 1 2 3 4 5 7 * * 1 1 1 1 1 2 2 3 5 6 8 * * * * * * * 1 1 2 2 3 3 1 1 2 2 2 3 3 4 4 8 11 15 18 * * 1 1 1 1 2 2 2 4 5 7 9 * * 1 1 1 2 2 2 2 4 6 8 9 * * * * * 1 1 1 1 2 3 4 5 * * * * 1 1 1 1 2 2 3 4 5 * * * * * * * * 1 1 2 2 2 * 1 1 2 2 2 3 3 3 6 9 12 14 * * * 1 1 1 1 1 2 3 4 6 7 * * * 1 1 1 1 2 2 3 5 6 7 * * * * * * * 1 1 2 2 3 4 * * * * * * 1 1 1 2 2 3 4 * * * * * * * * * 1 1 2 2 Keterangan : * = tidak dianjurkan Type I = dalam maksimum 1.5 meter Type II = dalam maksimum 3 meter Type III = dalam maksimum 6 meter I = 87.0 mm/jam D = 5 jam φ 0.8 = diameter sumur resapan 80 cm φ 1.4 = diameter sumur resapan 140 cm Kesimpulan Sistem Drainase Perkotaan yang Berwawasan Lingkungan memberikan manfaat yang cukup besar kepada masyarakat secara ekonomi dan sosial. Untuk memasyarakatkan SDPBL paerlu ditumbuh kembangkan pengertian dan kesadaran masyarakat serta aparatur pemerintah. Perguruan Tinggi atau Lembaga Swadaya Masyarakat dapat berperan serta secara aktif dalam pemasyarakatan SDPBL antara lain dengan cara melakukan penelitian yang lebih optimal dalam penerapan SDPBL serta melaksanakan penyuluhan dan bimbingan kepada masyarakat.
  • 5. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2010 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang E.5 Daftar Pustaka Djihad,M. “Sistem Drainase Perkotaan yang Berwawasan Lingkungan”. Seminar Pengelolaan Air Daerah Perkotaan oleh Jurusan Teknik Universitas Tarumanegara Jakarta, 1990 Departemen PU, SK SNI. T - 06 - 1990 - F Bidang Pekerjaan Umum. “Tata Cara perencanaan Teknik Sumur Resapan Air Hujan Untuk Lahan Pekarangan”. Yayasan LPMB Bandung, 1990 Departemen PU, SK SNI. S - 14 - 1990 - F Bidang Pekerjaan Umum. “Spesifikasi Sumur Resapan Air Hujan Untuk Lahan Pekarangan”. Yayasan LPMB Bandung, 1990