Dokumen tersebut membahas pengakuan sumber daya manusia sebagai aset dalam laporan keuangan perusahaan berdasarkan kriteria pengakuan aset menurut FASB. Dibahas pula penelitian-penelitian terdahulu tentang akuntansi sumber daya manusia dan contoh pengungkapan biaya sumber daya manusia oleh perusahaan-perusahaan di beberapa negara.
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
HUMAN RESOURCE ASSET
1. Working Paper In October 2009
Accounting and Finance
Human Resource Accounting : Recognition Of Human
Resource Accounting Criteria As Assets In Corporation
Memed Sueb
(Department of Accounting, Padjadjaran University)
Elly Suryani
(Department of Accounting, Ahmad Jani University)
Center For Accounting Development
Department of Accounting, Padjadjaran University
Jln. Singaperbangsa No. 2, Bandung Indonesia
Phone/Fax:(022) 2507834/2531607
www.ppa.fe.unpad.ac.id
2. Human Resource Accounting : Recognition of Human Resource
October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung
1
Accounting Criteria as Asset in Corporation
1Memed Sueb
2Elly Suryani
Abstract
The idea of human resource accounting was based on the opinion that human being is a valuable resource
and also all information related to the cost and value of human resource was very important to manage
human resource effectively and efficiently. Cost of human resource capitalization as an asset in
corporation by using recognition asset criteria according to Financial Accounting Standards Board
(FASB) in Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 5, Recognition and Measuring
in Financial Statements of Business Enterprises paragraph 63 (1984:788). The basic criteria were
definition, measurability, relevance, and reliability.
The information of human resource was concluded as one considerable element of financial statement
because the recognition basic criteria fulfilled. For that objective, any deeper researches done by acountants
in cooperation with other experts of any related sciences and authorized organizations that explore human
resource, were still needed, mostly to develop concepts and measurement methods that more representative
with high reliability and validity. Thus human resource accounting could be accepted by any interested
parties and enrich the world of accounting itself in the future.
Key notes: Human Resource Accounting – Recognition -Criteria as Asset
1. Pendahuluan
Masalah-masalah personalia pada saat ini lebih kompleks. Hal ini diakibatkan karena
manajemen harus menghadapi berbagai hal seperti kemajuan teknologi yang terjadi secara
dahsyat, pembatasan oleh berbagai peraturan pemerintah, penyusutan ketersediaan
sumber daya alam, persaingan nasional dan internasional, tuntutan kelestarian lingkungan
hidup, dan kegiatan kolektif para karyawan. Selain itu terdapat beberapa faktor yang
mengakibatkan penempatan praktek-praktek pengelolaan personalia ke puncak tangga
perhatian manajemen (T. Handi Handoko, 1:1989), yaitu antara lain: semakin tingginya
tingkat pendidikan karyawan, peningkatan heterogenitas angkatan kerja, pelonjakan biaya-biaya
personalia, dan penurunan produktivitas. Lebih lanjut dalam Undang-undang
Ketenagakerjaan Pasal 8 ayat 1 dinyatakan : Perencanaan tenaga kerja disusun atas dasar
informasi ketenagakerjaan yang antara lain meliputi: a) penduduk dan tenaga kerja; b)
kesempatan kerja; c) pelatihan kerja termasuk kompetensi kerja; d) produktivitas tenaga
kerja; e) hubungan industrial; f) kondisi lingkungan kerja; g) pengupahan dan
kesejahteraan tenaga kerja; dan h) jaminana sosial tenaga kerja (UU No. 13 Th 2003,
7:2004). Selain itu, dalam UU No. 17 Tahun 2000 (perubahan terakhir) Tentang Pajak
Penghasilan menyatakan Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri
dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi: biaya
beasiswa, magang, dan pelatihan (Pasal 6 huruf g, 2000:86).
Laporan keuangan menurut menurut IAI dalam Kerangka Dasar Penyusunan Dan
Penyajian Laporan Keuangan bertujuan menyediakan informasi yang menyangkut poisisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (SAK, Par.
12:2002).
1 Dosen tetap Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Unpad
2 Dosen tetap Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Unjani
3. The objectives of accounting are to provide information for the following purposess: 1) Making
decisions concerning the use of limited resources, including the identification of crucial decision areas, and
determination of objectives and goals; 2) Effectively directing and controlling an organization’s human
and material resources; 3) Maintaining and reporting on the custodianship of resources; 4) Facilitating
social functions and control (AAA, 4:1977).
Perlakuan akuntansi konvensional mengenai biaya sumber daya manusia adalah
dengan membebankan semua pengeluaran untuk modal manusia dan mengkapitalisasi
biaya-biaya itu pada modal fisik. Namun disisi lain Karyawan merupakan faktor modal
yang sangat mahal, khususnya untuk tenaga terlatih dan berpengalaman (Alid, 1997: 39).
Perlakuan yang lebih valid adalah dengan mengkapitalisasi pengeluaran sumber daya
manusia pada bidang yang memperoleh keuntungan di masa mendatang dan dengan
mengungkapkan saat pengukuran keuntungan tersebut..
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur goodwill suatu perusahaan sudah ada, tetapi
pengukuran terhadap kemampuan manusia (human skill) masih belum tersedia (Wal
Berryman, 2000:45). Akuntansi sumber daya manusia meliputi konsep sumber daya
manusia sebagai harta, investasi biaya (cost), dan hubungannya biaya pada saat waktunya
berakhir (habis), dan dalam beberapa hal, mengestimasi dan menetapkan manfaat
ekonomi mengenai sumber daya manusia dalam organisasi (Brummet, 1970: 37).
Akuntansi sumber daya manusia adalah: proses mengidentifikasi dan mengukur data
mengenai sumber daya manusia dan mengkomunikasikan informasi kepada pihak-pihak
yang tertarik (Report of the Committee on Human Resource Accounting, 169:1973). Definisi ini
menjelaskan bahwa ada tiga tujuan utama akuntansi sumber daya manusia yaitu: 1)
identifikasi sumber daya manusia; 2) pengukuran biaya dan nilai orang pada organisasi,
dan 3) penginvestigasian dampak kognitif dan keperilakuan informasi-informasi tersebut.
2. Penelitian Akuntansi Sumber Daya Manusaia
Penelitian mengenai akuntansi sumber daya manusia telah banyak dilakukan penelitian,
diantaranya oleh: James S. Hekimian dan Curtis H. Jones (1967); Baruch Lev dan Aba
Schwartz (1971); Eric G. Flamholtz (1971); William C Pyle (1971); Nabil Elias (1972);
Wayne J. Morse (1973); A. Friedman dan Baruch Lev (1974); R. Jaggi dan HS. Lau (1974);
Pekin Ogan (1976); James A. Hendricks (1976); ES Schwan (1977); LA Tomassini (1977);
Jan B Oliver dan Eric G. Flamholtz (1978); Adrian M. Harrel dan Harold D. Klick
(1980); Rose Dicarlo (1983); Derek Ackland (1983); Paul Eugene Bayes (1985); Yacob R.
Wambsguass (1986); dan lain-lain. Para peneliti tersebut melakukan penelitian dalam
upaya mengembangkan pengukuran moneter dan non moneter yang layak bagi nilai
sumber daya manusia. Para ahli tersebut telah berhasil juga mengidentifikasi variabel-variabel
yang menentukan nilai dan biaya sumber daya manusia. Hal lain yang menarik
yang telah diteliti oleh para peneliti tersebut adalah pencantuman informasi tentang
sumber daya manusia dalam laporan keuangan dan pengaruhnya terhadap pengambilan
keputusan (Ravinder K. Malik, 1993:4).
Beberapa perusahaan telah mengungkapkan di dalam laporan keuangannya terkait
dengan biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan sumber daya manusia ini, hal
tersebut dapat dilihat pada tabel 1, Tabel 2 dan Tabel 3 berikut ini.
October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung
2
Tabel 1
Type of Social Data Disclosed in Australia, Inggris and Amerika
No Type of Social Data
Disclosed
Australia
(%)
Inggris
(%)
Amerika
(%)
1
2
3
4
Environment
Energy
Human Resources
Products
21
4
93
0
14
2
98
10
53
43
75
35
4. Media Pengungkapan (%)
No Komponen Biaya Sosial
Prospektus Lap.
Tahunan
October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung
3
5
6
Community Involvement
Others
29
18
96
0
63
0
(Sumber: Media Akuntansi, 2000:25)
Berdasarkan Tabel 1 tersebut diatas bahwa pengungkapan mengenai sumber daya
manusia di tiga negara Australia, Inggris dan Amerika menunjukkan bahwa Sumber Daya
Manusia yang paling banyak diungkapkan dalam laporan keuangannya, yaitu di Australia
93 %, di Inggris 98% , dan di Amerika 75%. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan
sumber daya manusia disamping membutuhkan biaya yang besar tetapi manfaat yang
diperoleh dari investasi melalui sumber daya manusia dapat dirasakan. Untuk itu
pengungkapan Sumber Daya Manusia dianggap penting baik dari sisi pengakuan,
pengukuran, pelaporan dan pengungkapannya.
Tabel 2
Analysis of Disclosures Patern Item by Item
No Social category Percentage disclosing this item 1985 1980 1975
1
2
3
4
Environment
Employees
Product
Community and other
68
448
70
206
66
274
30
170
90
245
30
135
Sumber: Hall and Jones (dimodifikasi penulis) (1991)
Tabel 3
Frequency Of Publication Of Corporate Social Responsibility Information
Komponen Biaya Sosial UK
1982/83
USA
1978
1
2
3
4
5
6
7
Environment
Energy
Firm Human resources
Human resources
Community Involvement
Product
Other social responsibilities
disclosured
27
28
60
174
36
25
60
233
200
473
181
217
110
72
Sumber: UK data – analysis of sample of 300 reports used for financial reporting 1983-84.USA
data – Ernst & Ernst (1978) adjusted from sample size of 500 pro rata to 300 to provide comparison
with UK, (Mathews: 1991).
Tabel 4
Media Pengungkapan Tanggungjawab Sosial Perusahaan
Sumber: Memed Sueb, Juli 2000
Cat. atas
L/K
1
2
3
4
Pengelolaan lingkungan
Kesejahteraan pegawai
Masyarakat sekitar perusahaan
Pemantauan produk
21,0
3,6
1,7
1,3
4,5
30,0
15,0
1,3
4,5
36,1
7,5
3,8
5. Pada Tabel 4 tersebut di atas ini penulis sajikan pula dari 20 perusahaan yang
mengikuti program kali bersih dan sahamnya di jual di Bursa Efek Jakarta yang
mengungkapkan dalam Prospektus, Laporan Tahunan, dan di Catatan Atas Laporan
Keuangannya. Pengungkapan yang berkaitan dengan Sumber Daya Manusia menduduki
urutan paling tinggi yaitu: kecuali dalam Prospektus hanya 3,6%; sedangkan 30,0% dalam
Laporan Tahunan; dan 36,1% dalam Catatan Atas Laporan Keuangan menduduki paling
tinggi. Berdasarkan Tabel 4 tersebut menunjukkan bahwa di Indonesia pun khususnya
pada perusahaan yang sudah go public sudah memandang betapa pentingnya
pengembangan sumber daya manusia ini.
3. Penerapan Kriteria Pengakuan Sumber Daya Manusia sebagai Aktiva
Perusahaan
Financial Accounting Standards Board (FASB) dalam Statement of Financial Accounting Concepts
(SFAC) No. 5, "Recognition and Measurement in Financial Statements of Business Enterprises"
mendefinisikan pengakuan (recognition) sebagai berikut :
"Recognition is the process of formally recording or incorporating an item into the financial
statements of an entity as an asset, liability, revenue, expense, or the like. A recognized item is depicted
in both words and numbers, with the amount included in the statements totals." (1984: par. 58).
IAI dalam Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan
memberikan definisi pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos
yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan yang dikemukakan dalam paragraf
83 dalam neraca dan atau laporan laba rugi (SAK, Par. 81:2002). Paragraf 83 tersebut
menyatakan bahwa, Pos yang memenuhi definisi suatu unsur harus diakui kalau:
a. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut
October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung
4
akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan; dan
b. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan dengan andal.
(SAK, Par. 83:2002).
Sumber daya manusia harus memenuhi kriteria pengakuan (recognition) yang
disyaratkan dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 5, "Recognition and
Measurement in Financial Statements of Business Enterprises" par. 63 (1984: 788) untuk dapat
disajikan sebagai elemen laporan keuangan. Kriteria pengakuan tersebut adalah: 1)
definisi (definitions), 2) keterukuran (measurability), 3) relevansi (relevance), dan 4) keandalan
(reliability). Untuk selanjutnya dalam pembahasan kajian akuntansi sumber daya manusia
ini diuraikan berdasarkan pada kriteria dari SFAC No. 5 tersebut.
3.1 Definisi
Untuk dapat dimasukkan dalam laporan keuangan, suatu item harus memenuhi definisi
dari sebuah elemen yang terdapat dalam laporan keuangan. Jika sumber daya manusia
akan disajikan dalam laporan keuangan sebagai aktiva (asset) atau beban (expense), maka
item tersebut harus memenuhi definisi dari aktiva (asset) atau beban (expense). Saat ini
terdapat beberapa pengertian aktiva. Menurut John B. Canning yang dikutip oleh Eldon S.
Hendriksen (1995: 239):
"Aktiva adalah jasa yang akan datang dalam bentuk uang atau jasa mendatang yang
dapat ditukarkan menjadi uang (kecuali jasa jasa yang timbul dari kontrak yang belum
dijalankan kedua belah pihak secara sebanding) yang di dalamnya terkandung
kepentingan yang bermanfaat yang dijamin menurut hukum atau keadilan bagi orang atau
sekelompok orang tertentu”.
Jasa seperti ini adalah aktiva hanya bagi orang atau sekelompok orang tertentu
tersebut. Menurut Financial Accounting Standards Board (FASB) dalam Statement of Financial
Accounting Concepts (SFAC) No. 6, Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang
cukup pasti yang diperoleh atau dikuasai/dikendalikan oleh suatu sebagai akibat transaksi
6. atau kejadian masa lalu. (1985: 246). Menurut IAI Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan, "Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh perusahaan (SAK, Par. 49:2002). Definisi aktiva ini dalam
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dimuat pula dalam
Paragraf 53, 57, dan 58) yang dapat disimpulkan bahwa, ada tiga kriteria utama agar
suatu item dapat diakui sebagai aktiva, yaitu: 1) memberikan manfaat ekonomi atau jasa-jasa
potensial yang cukup pasti di masa depan; 2) dikuasai oleh entitas; dan 3) akibat
transaksi atau kejadian masa lalu. Hal tersebut senada juga dengan definisi aktiva dari
Vernon Kam yang menyatakan bahwa: “its three essential components: 1) probable future
economic benefits; 2) obtained or controlled by a particular entity, and 3) results of past transactions or
events” (1986:54).
Kriteria yang pertama adalah aktiva memiliki kemampuan untuk memberikan
manfaat ekonomi atau jasa-jasa potensial yang cukup pasti di masa depan. Manfaat
ekonomi yang dimaksudkan dalam kriteria aktiva erat kaitannya dengan konsep probable.
Sesuatu dikatakan probable jika dapat ditunjukkan adanya bukti-bukti yang cukup kuat dan
mendukung bahwa sesuatu yang probable itu akan terjadi meskipun belum dapat
dikatakan sebagai suatu kepastian. Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 6,
"Elements of Financial Statements" menjelaskan bahwa kondisi ketidakpastian tidak ada
hubungannya dengan usaha untuk meningkatkan manfaat ekonomi di masa depan tetapi
berkaitan dengan kemampuan dalam usaha untuk mewujudkan dalam praktik. (1985: 298,
par. 175). Argumentasi bahwa sumber daya manusia memberikan manfaat ekonomi yang
cukup pasti di masa depan didukung oleh beberapa ahli.
Menurut Vernon Kam: "There are a number of items that meet the definition, and yet they are
not recorded; one example is human resources and employees certainly provide probable future economic
benefits or services that are obtainable by the business firm, and are the results of past event (the hiring of
the employees)" (1986: 62). Lebih lanjut Menurut Eric G. Flamholtz: "The fundamental notion
underlying human resource accounting is that people are valuable organizational resources. This means
that people are capable of providing current and future services to organizations and these expected future
services have economic value to the enterprise." (1974: 26).
Biaya perusahaan untuk memperoleh dan mengembangkan sumber daya manusia
tidak hanya memberikan manfaat pada periode terjadinya saja, tetapi juga memberikan
manfaat untuk beberapa periode yang akan datang. Perusahaan mengadakan program
orientasi karyawan baru, program pelatihan dan pengembangan, pendidikan formal untuk
jenjang tertentu, serta membangun fasilitas untuk meningkatkan moral karyawan dengan
harapan akan memperoleh manfaat di masa yang akan datang. Perusahaan memiliki
perencanaan guna mengembangkan karyawan karena karyawan tersebut akan
memberikan potensi jasa kepada perusahaan untuk jangka waktu yang relatif lama, paling
tidak, satu tahun. Program pengembangan karyawan akan meningkatkan produktivitas
dan efisiensi kerja, yang pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan.
Kriteria yang kedua adalah bahwa unit-unit usaha tertentu dapat menggunakan dan
menguasai manfaat ekonomi item tersebut, serta mengendalikan akses pihak lain
terhadap manfaat ekonomi tersebut. Aktiva merupakan sumber daya yang dikendalikan
dan dimiliki oleh perusahaan. Pengendalian dapat ditafsirkan secara luas, sehingga
mencakup kemampuan perusahaan untuk memperoleh hak. Kendali atas sumber daya
manusia berarti kemampuan perusahaan untuk menggunakan dan melepaskan sumber
daya tersebut. Maka, jika suatu perusahaan memiliki kemampuan untuk menggunakan
dan melepaskan sumber daya manusia yang ada, atau dengan kata lain, perusahaan dapat
mengendalikan akses pihak lain terhadap manfaat yang dihasilkan oleh sumber daya
manusia tersebut, dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut memiliki kendali atas
sumber daya manusia.
October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung
5
7. Hak memiliki dan mengendalikan tersebut harus memungkinkan pihak lain tersisih
untuk memiliki hak tersebut. Yuji Ijiri dalam Theory of Accounting Measurement mengatakan,
"Under existing accounting practices, legal ownership is not the sole criterion used to determine whether or
not resource should be accounted for."(1975: 66). Menurut IAI Dalam Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan: Banyak aktiva, misalnya piutang dan
properti dihubungkan dengan hak menurut hukum, termasuk hak milik. Dalam
menentukan eksistensi aktiva, hak milik tidak esensial; jadi misalnya properti yang
diperoleh malalui sewa guna usaha adalah aktiva jika perusahaan mengendalikan manfaat
yang diharapkan dari properti tersebut. Meskipun kemampuan perusahaan untuk
mengendalikan manfaat biasanya berasal dari hak menurut hukum, suatu barang atau jasa
dapat memenuhi definisi aktiva meskipun tidak dikuasai berdasarkan hukum. Misalnya,
pengetahuan yang diperoleh melalui aktivitas pengembangan dapat memenuhi definisi
aktiva, jika dengan merahasiakan pengetahuan tersebut, perusahaan menikmati manfaat
yang diharapkan dari pengetahuan tersebut. (SAK, Par. 57:2002).
Menurut Flamholtz dan Bikki Jaggi dalam Human Resources Accounting, sumber daya
manusia dapat dianggap sebagai aktiva perusahaan sebab memenuhi kriteria “manfaat
ekonomis” walaupun arti “dimiliki” pada sumber daya manusia berbeda dengan
arti ”dimiliki” pada aktiva lain (1974: 3). Secara hukum, sumber daya manusia tidak
dimiliki seperti halnya aktiva tetap berwujud, tetapi perusahaan memiliki hak kepemilikan
berupa hak operasional, yaitu hak untuk mengambil manfaat atas potensi sumber daya
manusia hanya untuk kepentingan perusahaan, dan bukan hak milik atas fisik manusia.
Indikator yang menunjukkan bahwa sumber daya manusia tidak dapat dimiliki secara
hukum oleh perusahaan adalah kenyataan bahwa karyawan dapat melakukan pemutusan
hubungan kerja dengan perusahaan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, dapat dilakukan
dengan jalan diadakan semacam kontrak kerja yang saling mengikat, sehingga dengan
adanya perangkat tersebut karyawan tidak dapat memutuskan hubungan kerja secara
sepihak saja.
Baruch Lev dan Aba Schwartz, memandang konsep kepemilikan sumber daya
October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung
6
manusia oleh perusahaan adalah:
"Moreover, in modern economies where firm are usually purchased as going concerns (e.g. merger),
payment is often made for intangible assets as a stable and high quality labour force. For example, it is
customary in the insurance industry to determine the value of the sales force at the time of acquisition or
sale. This is usually done by forecasting the firm's future earnings, determining its present value, and then
allocating a portion of the present value to the human resources. A firm's human capital can thus be
purchased and in a sense 'owned' by it. " (1971: 103).
Hak untuk mengambil manfaat atas potensi seluruh sumber daya manusia hanya
untuk kepentingan perusahaan dapat dicapai dengan jalan memberlakukan peraturan
yang melarang karyawan untuk merangkap bekerja di perusahaan lain. Jadi, sumber daya
manusia dikuasai oleh perusahaan jika perusahaan dapat menggunakan sumber daya
manusia tersebut untuk kegiatan ekonomi dan bebas dari akses pihak lain.
Kriteria yang ketiga adalah bahwa penguasaan atau pengendalian atas manfaat
ekonomi atau jasa-jasa potensial tersebut adalah sebagai akibat dari transaksi atau
peristiwa di masa lalu. Biaya perusahaan untuk memperoleh dan mengembangkan
sumber daya manusia adalah terjadi pada masa lalu. Biaya-biaya tersebut adalah biaya
untuk rekrutmen, pelatihan, dan pengembangan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kualitas. Kriteria ketiga terpenuhi.
Berdasarkan kriteria pengakuan aktiva sebagaimana diuraikan di atas, dapat dilihat
bahwa nampaknya ketiga kriteria utama tersebut lebih dititikberatkan pada sumber-sumber
ekonomi kapital (non sumber daya manusia). Karakteristik sumber ekonomi
kapital adalah bahwa kesatuan usaha dapat memanfaatkan atau menggunakannya untuk
dipertukarkan dengan sumber ekonomi lain, dapat digunakan untuk melunasi
8. kewajiban, dapat digunakan untuk menghasilkan sumber ekonomi yang lain, dan
dapat didistribusikan ke unit-unit yang lain (Andreas Lako, 1995: 8).
Sumber daya manusia adalah bukan sumber ekonomi kapital (fisik) karena
memiliki karakteristik khusus. Secara fisik, sumber daya manusia tidak dikuasai, tidak
dikendalikan, tidak digunakan untuk melunasi hutang, dan tidak dipertukarkan dengan
sumber ekonomi yang lain, namun memberikan manfaat ekonomi atau jasa-jasa
potensial kepada perusahaan baik masa lalu, sekarang, maupun masa yang akan
datang. Manfaat ekonomi atau jasa-jasa potensial tersebut diperoleh dan dinikmati
oleh perusahaan dalam beberapa periode. Dengan demikian, sumber daya manusia
memenuhi definisi elemen laporan keuangan sebagai aktiva sebagaimana disyaratkan
dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 6, "Elements of Financial
Statements".
3.2 Keterukuran
Menurut Vernon Kam dikatakan bahwa pengukuran dapat diartikan sebagai pemberian
nilai-nilai numerikal kepada objek-objek atau peristiwa-peristiwa tertentu untuk
menunjukkan atribut tertentu (1986: 330). Pendapat lain mengenai pengertian
pengukuran adalah: Financial Accounting Standards Board (FASB) dalam Statement of
Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 5, "Recognition and Measurement in Financial
Statements of Business Enterprises" par. 65: "The asset, liability, or change in equity must have a
relevant attribute that can be quantified in monetary units with sufficient reliability."(1984: 778).
Menurut Campbell, seperti yang dikutip Vernon Kam dalam Accounting Theory:
"The assignment of numerals to represent properties of material systems other than number, in virtue of
the laws governing these properties." (1986: 330).
Menurut IAI dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
"Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi. Proses ini menyangkut
pemilihan dasar pengukuran tertentu. " (SAK, Par. 99: 2002). James S. Hekimian dan
Curtis H, Jones (1967) sangat menekankan pentingnya pengukuran sumber daya manusia
karena akan mendorong para eksekutif untuk mengoptimalkan pemanfaatan seluruh
sumber daya manusia seperti halnya sumber daya yang lain.
Adapun pendekatan pengukuran sumber daya manusia ini dibagi menjadi dua, yaitu:
pendekatan kos (cost approach) dan pendekatan nilai (value approach). Pendekatan kos untuk
selanjutnya dibagi menjadi dua, yaitu: pendekatan kos historis (historical cost method) dan
pendekatan kos penggantian (replacement cost method). Sedangkan pendekatan nilai juga
dibagi menjadi dua, yaitu: model nilai ekonomi (economic value model) dan model
pengukuran kontribusi (measurement of the contributions method).
Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya sumber
daya manusia memenuhi kriteria pengakuan (recognition) kedua yang disyaratkan dalam
Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 5, "Recognition and Measurement in
Financial Statements of Business Enterprises" par. 63 (1984: 788), yaitu keterukuran (measurability).
3.3 Relevansi
Menurut Human Information Processing in Accounting karya Robert H. Ashton (1982: 111),
peran informasi dalam pengambilan keputusan pada dasarnya dapat dipandang dari dua
sudut, yaitu probabilitas revisi (probability revision) dan kemampuan prediksi (predictive
ability). Dengan kata lain, informasi dibutuhkan untuk membantu pengambil keputusan
dalam menentukan pilihannya dari berbagai alternatif tindakan yang ada setelah menilai
hasil yang mungkin terjadi dan probabilitas terjadinya. Dalam Statement of Financial
Accounting Concepts (SFAC) No. 2, "Qualitative Characteristics of Accounting Information"
(1980) seperti dikutip oleh Vernon Kam dalam Accounting Theory dikatakan bahwa,
"Relevance and reliability are the two primary qualities that make accounting information useful for
October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung
7
9. October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung
8
decision-making. " (1986: 515)
Suatu informasi dikatakan relevan jika informasi tersebut memiliki kemampuan untuk
membuat suatu perbedaan pada keputusan yang diambil pengguna laporan keuangan dan
mengurangi ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan (Statement of Financial
Accounting Concepts No. 2, "Qualitative Characteristics of Accounting Information", 1980: par. 32).
Dikatakan bahwa relevansi dari suatu informasi akuntansi dapat dievaluasi dengan cara
menghubungkan informasi akuntansi tersebut dengan tujuan laporan keuangan dan
dengan pertimbangan bagaimana pengakuan terhadap item tertentu memberi sumbangan
manfaat terhadap pengambilan keputusan. Informasi dikatakan relevan jika memiliki
kualitas: 1. Nilai umpan balik (Feedback value); 2. Nilai prediktif (Predictive value); dan 3.
Tepat waktu (Timeliness).
Beberapa metode pengukuran yang telah diusulkan oleh para ahli akuntansi pada
dasarnya dapat menghasilkan informasi yang relevan bagi pengguna laporan keuangan,
terutama bagi pengambilan keputusan. Kriteria ketiga yang disyaratkan oleh Statement of
Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 5, “Recognition and Measurement of Financial
Statements in Business Enterprises” par. 63 (1984: 788), yaitu relevansi (relevance), dapat
dipenuhi.
3.4Keandalan
Informasi dikatakan memenuhi syarat keandalan (reliability) jika memiliki kualitas sebagai
berikut: 1. Dapat dipercaya (Representational faithfulness); 2. Dapat diverifikasi (Verifiability);
dan 3. Netral (Neutral). Metode pengukuran sumber daya manusia dengan pendekatan
biaya historis menunjukkan biaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh dan
mengembangkan sumber daya manusia. Metode ini dianggap valid jika pengukuran yang
dilakukan dimaksudkan untuk melihat jumlah biaya untuk memperoleh dan
mengembangkan sumber daya manusia yang belum dibebankan terhadap pendapatan.
Penggunaan metode ini, hasil yang diperoleh dapat diharapkan sama secara substansial,
yang berarti pengukuran oleh satu pihak dapat diverifikasi oleh pihak yang lain. Metode
pengukuran sumber daya manusia dengan pendekatan biaya historis dapat dikatakan
netral karena pengukuran biaya historis sumber daya manusia hanya melaporkan
kegiatan-kegiatan ekonomi dalam memperoleh dan mengembangkan sumber daya
manusia.
Setelah seluruh kriteria pengakuan (recognition) dapat dipenuhi, secara teo-ritis dapat
dikatakan bahwa informasi sumber daya manusia layak untuk ditampilkan sebagai unsur
dalam laporan keuangan perusahaan seperti yang disyaratkan dalam Statement of Financial
Accounting Concepts (SFAC) No. 5, "Recognition and Measurement in Financial Statements of
Business Enterprises" par. 63 (1984: 788).
4. Kesimpulan
Biaya sumber daya manusia dapat dikapitalisasi sebagai aset dalam perusahaan, karena
sudah memenuhi keempat kriteria pengakuan, yaitu: definisi, keterukuran, relevansi, dan
keandalan. Hal ini sebagaimana yang disyaratkan Financial Accounting Standards Board
(FASB) dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 5, Recognition and
Measurement in Financial Statements of Business Enterprisess” par 63 (1984:788), yaitu
keterukuran (measurability).
Informasi mengenai sumber daya manusia audah dapat dijadikan sebagai elemen
laporan keuangan, hal ini disebabkan sudah memenuhi syarat sebagai dasar pengakuan
aktiva. Namun demikian untuk tujuan tersebut perlu adanya penelitain yang lebih
mendalam oleh para ahli dan para ahli lainnya yang relevan dan organisasi yang memiliki
otoritas dalam pengembangan sumber daya manusia. Hal ini dikarenakan pengembangan
sumber daya manusia sebagai aktiva masih memerlukan pengkajian yang lebih mendalam
10. baik secara konsep, metode pengukuran dengan tingkat reliabilitas dan validitas yang
tinggi. Dengan demikian dimasa yang akan datang akuntansi sumber daya manusia dapat
diterima sebagai suatu kajian yang menarik oleh banyak pihak terutama dalam rangka
pengembangan akuntansi itu sendiri.
October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung
9
DAFTAR PUSTAKA
American Accounting Association, Report of The Communitte on Accounting for Human
Resource Committee Reports. Suplement to The Accounting Review .48 (1975) hal. 169-
185.
American Accounting Association, Report of The Communitte on Accounting for Human
Resource Committee Reports. Suplement to The Accounting Review .48 (1974) hal. 115-
126.
American Accounting Association, A Statement of Basic Accounting Theory, Sixth Printing,
1977.
Ahmed Riahi-Belkaoui, Accounting Theory, Thomson Learning, Fifth Edition, 2005.
Amin Widjaja Tunggal, Akuntansi Sumber Daya Manusia Suatu Pengantar, Harvarindo, 2004.
Alid, Kesehatan Karyawan: Investasi Masa Mendatang, Media Akuntansi, No. 23/Th.
IV/Desember 1997.
Brummet R.L. Flamholtz D.T., and Pyle W.C., “Human Resources Measurement: A Chalange
for Accountants” The Accounting Review (April 1968) hal. 217-224.
Hendriksen dan Van Breda, Accounting Theory, Irwin McGraw-Hill, Fifth Edition, 1995.
Flamboltsz, E., “Toward a Theory of Human-Resource Value in Formal Organizations”, The
Accounting Review (October, 1972), hal. 666-678;
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Standar Akuntansi Keuangan, Per 1 April 2002.
Goedono, Teori Akuntansi, Isu-Isu Kontemporer, Andi Offset, Cetakan Pertama, 1990.
Jaggi, B. and Lau, S., “Toward a Model for Human Resource Valuation”, The Accounting
Review (April 1974) hal. 321-329.
Kam Vernon, Accounting Theory, John Willey & Sons, 1986
Likert, R. and Bowers, D.G., “Improving the Accuracy of P/L report by Estimating the Change in
Dollar Value of the Human Organization”, Michigan Business Review (March, 1973), Hal
99.
Memed Sueb, Pengaruh Akuntansi Sosial Terhadap Kinerja Sosial dan Keuangan Pada Perusahaan
Terbuka di Indonesia (Survei Mengenai Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di
Dua Puluh Perusahaan Terbuka yang Melaksanakan Program Kali Bersih), 2000.
Mohammad Syaufii Syamsudin, Arah Kebijaksanaan Pengupahan Nasional Menyongsong Era
Globalisasi, Media Akuntansi, No. 23/Th. IV/Desember 1997.
Tommy Prabowo dan Suharto, Kenapa 70% Pengusaha Kita Berpendidikan Rendah, Media
Akuntansi, No. 25/Th. V/Maret 1998.
T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, BPFE Yogyakarta, Edisi
Kedua 1989.
Undang-Undang No. 13 Th 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Sinar Grafika, Cetakan
Pertama, Juli 2004.
Undang-Undang Pajak Tahun 2000, Edisi Lengkap, Salemba Empat, 2000.
Wal Berryman, Delima Penilaian Modal Intelektual, Media Akuntansi, No. 7/Th. I/Maret
2000.
Ruchyat Kosasih, Pentingnya Akuntansi Dana Pensiun Untuk Pemberi Kerja, Media Akuntansi,
No. 01/Th. I/1994.
R.K.Malik, Human Resource Accounting And Decision Making, Anmol Publications, New
Delhi, 1993.
Suwardjono, Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, BPFE Yogyakarta, Edisi
Ketiga, 2005.