SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
Working Paper In October 2009 
Accounting and Finance 
Human Resource Accounting : Recognition Of Human 
Resource Accounting Criteria As Assets In Corporation 
Memed Sueb 
(Department of Accounting, Padjadjaran University) 
Elly Suryani 
(Department of Accounting, Ahmad Jani University) 
Center For Accounting Development 
Department of Accounting, Padjadjaran University 
Jln. Singaperbangsa No. 2, Bandung Indonesia 
Phone/Fax:(022) 2507834/2531607 
www.ppa.fe.unpad.ac.id
Human Resource Accounting : Recognition of Human Resource 
October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung 
1 
Accounting Criteria as Asset in Corporation 
1Memed Sueb 
2Elly Suryani 
Abstract 
The idea of human resource accounting was based on the opinion that human being is a valuable resource 
and also all information related to the cost and value of human resource was very important to manage 
human resource effectively and efficiently. Cost of human resource capitalization as an asset in 
corporation by using recognition asset criteria according to Financial Accounting Standards Board 
(FASB) in Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 5, Recognition and Measuring 
in Financial Statements of Business Enterprises paragraph 63 (1984:788). The basic criteria were 
definition, measurability, relevance, and reliability. 
The information of human resource was concluded as one considerable element of financial statement 
because the recognition basic criteria fulfilled. For that objective, any deeper researches done by acountants 
in cooperation with other experts of any related sciences and authorized organizations that explore human 
resource, were still needed, mostly to develop concepts and measurement methods that more representative 
with high reliability and validity. Thus human resource accounting could be accepted by any interested 
parties and enrich the world of accounting itself in the future. 
Key notes: Human Resource Accounting – Recognition -Criteria as Asset 
1. Pendahuluan 
Masalah-masalah personalia pada saat ini lebih kompleks. Hal ini diakibatkan karena 
manajemen harus menghadapi berbagai hal seperti kemajuan teknologi yang terjadi secara 
dahsyat, pembatasan oleh berbagai peraturan pemerintah, penyusutan ketersediaan 
sumber daya alam, persaingan nasional dan internasional, tuntutan kelestarian lingkungan 
hidup, dan kegiatan kolektif para karyawan. Selain itu terdapat beberapa faktor yang 
mengakibatkan penempatan praktek-praktek pengelolaan personalia ke puncak tangga 
perhatian manajemen (T. Handi Handoko, 1:1989), yaitu antara lain: semakin tingginya 
tingkat pendidikan karyawan, peningkatan heterogenitas angkatan kerja, pelonjakan biaya-biaya 
personalia, dan penurunan produktivitas. Lebih lanjut dalam Undang-undang 
Ketenagakerjaan Pasal 8 ayat 1 dinyatakan : Perencanaan tenaga kerja disusun atas dasar 
informasi ketenagakerjaan yang antara lain meliputi: a) penduduk dan tenaga kerja; b) 
kesempatan kerja; c) pelatihan kerja termasuk kompetensi kerja; d) produktivitas tenaga 
kerja; e) hubungan industrial; f) kondisi lingkungan kerja; g) pengupahan dan 
kesejahteraan tenaga kerja; dan h) jaminana sosial tenaga kerja (UU No. 13 Th 2003, 
7:2004). Selain itu, dalam UU No. 17 Tahun 2000 (perubahan terakhir) Tentang Pajak 
Penghasilan menyatakan Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri 
dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi: biaya 
beasiswa, magang, dan pelatihan (Pasal 6 huruf g, 2000:86). 
Laporan keuangan menurut menurut IAI dalam Kerangka Dasar Penyusunan Dan 
Penyajian Laporan Keuangan bertujuan menyediakan informasi yang menyangkut poisisi 
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat 
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (SAK, Par. 
12:2002). 
1 Dosen tetap Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Unpad 
2 Dosen tetap Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Unjani
The objectives of accounting are to provide information for the following purposess: 1) Making 
decisions concerning the use of limited resources, including the identification of crucial decision areas, and 
determination of objectives and goals; 2) Effectively directing and controlling an organization’s human 
and material resources; 3) Maintaining and reporting on the custodianship of resources; 4) Facilitating 
social functions and control (AAA, 4:1977). 
Perlakuan akuntansi konvensional mengenai biaya sumber daya manusia adalah 
dengan membebankan semua pengeluaran untuk modal manusia dan mengkapitalisasi 
biaya-biaya itu pada modal fisik. Namun disisi lain Karyawan merupakan faktor modal 
yang sangat mahal, khususnya untuk tenaga terlatih dan berpengalaman (Alid, 1997: 39). 
Perlakuan yang lebih valid adalah dengan mengkapitalisasi pengeluaran sumber daya 
manusia pada bidang yang memperoleh keuntungan di masa mendatang dan dengan 
mengungkapkan saat pengukuran keuntungan tersebut.. 
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur goodwill suatu perusahaan sudah ada, tetapi 
pengukuran terhadap kemampuan manusia (human skill) masih belum tersedia (Wal 
Berryman, 2000:45). Akuntansi sumber daya manusia meliputi konsep sumber daya 
manusia sebagai harta, investasi biaya (cost), dan hubungannya biaya pada saat waktunya 
berakhir (habis), dan dalam beberapa hal, mengestimasi dan menetapkan manfaat 
ekonomi mengenai sumber daya manusia dalam organisasi (Brummet, 1970: 37). 
Akuntansi sumber daya manusia adalah: proses mengidentifikasi dan mengukur data 
mengenai sumber daya manusia dan mengkomunikasikan informasi kepada pihak-pihak 
yang tertarik (Report of the Committee on Human Resource Accounting, 169:1973). Definisi ini 
menjelaskan bahwa ada tiga tujuan utama akuntansi sumber daya manusia yaitu: 1) 
identifikasi sumber daya manusia; 2) pengukuran biaya dan nilai orang pada organisasi, 
dan 3) penginvestigasian dampak kognitif dan keperilakuan informasi-informasi tersebut. 
2. Penelitian Akuntansi Sumber Daya Manusaia 
Penelitian mengenai akuntansi sumber daya manusia telah banyak dilakukan penelitian, 
diantaranya oleh: James S. Hekimian dan Curtis H. Jones (1967); Baruch Lev dan Aba 
Schwartz (1971); Eric G. Flamholtz (1971); William C Pyle (1971); Nabil Elias (1972); 
Wayne J. Morse (1973); A. Friedman dan Baruch Lev (1974); R. Jaggi dan HS. Lau (1974); 
Pekin Ogan (1976); James A. Hendricks (1976); ES Schwan (1977); LA Tomassini (1977); 
Jan B Oliver dan Eric G. Flamholtz (1978); Adrian M. Harrel dan Harold D. Klick 
(1980); Rose Dicarlo (1983); Derek Ackland (1983); Paul Eugene Bayes (1985); Yacob R. 
Wambsguass (1986); dan lain-lain. Para peneliti tersebut melakukan penelitian dalam 
upaya mengembangkan pengukuran moneter dan non moneter yang layak bagi nilai 
sumber daya manusia. Para ahli tersebut telah berhasil juga mengidentifikasi variabel-variabel 
yang menentukan nilai dan biaya sumber daya manusia. Hal lain yang menarik 
yang telah diteliti oleh para peneliti tersebut adalah pencantuman informasi tentang 
sumber daya manusia dalam laporan keuangan dan pengaruhnya terhadap pengambilan 
keputusan (Ravinder K. Malik, 1993:4). 
Beberapa perusahaan telah mengungkapkan di dalam laporan keuangannya terkait 
dengan biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan sumber daya manusia ini, hal 
tersebut dapat dilihat pada tabel 1, Tabel 2 dan Tabel 3 berikut ini. 
October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung 
2 
Tabel 1 
Type of Social Data Disclosed in Australia, Inggris and Amerika 
No Type of Social Data 
Disclosed 
Australia 
(%) 
Inggris 
(%) 
Amerika 
(%) 
1 
2 
3 
4 
Environment 
Energy 
Human Resources 
Products 
21 
4 
93 
0 
14 
2 
98 
10 
53 
43 
75 
35
Media Pengungkapan (%) 
No Komponen Biaya Sosial 
Prospektus Lap. 
Tahunan 
October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung 
3 
5 
6 
Community Involvement 
Others 
29 
18 
96 
0 
63 
0 
(Sumber: Media Akuntansi, 2000:25) 
Berdasarkan Tabel 1 tersebut diatas bahwa pengungkapan mengenai sumber daya 
manusia di tiga negara Australia, Inggris dan Amerika menunjukkan bahwa Sumber Daya 
Manusia yang paling banyak diungkapkan dalam laporan keuangannya, yaitu di Australia 
93 %, di Inggris 98% , dan di Amerika 75%. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan 
sumber daya manusia disamping membutuhkan biaya yang besar tetapi manfaat yang 
diperoleh dari investasi melalui sumber daya manusia dapat dirasakan. Untuk itu 
pengungkapan Sumber Daya Manusia dianggap penting baik dari sisi pengakuan, 
pengukuran, pelaporan dan pengungkapannya. 
Tabel 2 
Analysis of Disclosures Patern Item by Item 
No Social category Percentage disclosing this item 1985 1980 1975 
1 
2 
3 
4 
Environment 
Employees 
Product 
Community and other 
68 
448 
70 
206 
66 
274 
30 
170 
90 
245 
30 
135 
Sumber: Hall and Jones (dimodifikasi penulis) (1991) 
Tabel 3 
Frequency Of Publication Of Corporate Social Responsibility Information 
Komponen Biaya Sosial UK 
1982/83 
USA 
1978 
1 
2 
3 
4 
5 
6 
7 
Environment 
Energy 
Firm Human resources 
Human resources 
Community Involvement 
Product 
Other social responsibilities 
disclosured 
27 
28 
60 
174 
36 
25 
60 
233 
200 
473 
181 
217 
110 
72 
Sumber: UK data – analysis of sample of 300 reports used for financial reporting 1983-84.USA 
data – Ernst & Ernst (1978) adjusted from sample size of 500 pro rata to 300 to provide comparison 
with UK, (Mathews: 1991). 
Tabel 4 
Media Pengungkapan Tanggungjawab Sosial Perusahaan 
Sumber: Memed Sueb, Juli 2000 
Cat. atas 
L/K 
1 
2 
3 
4 
Pengelolaan lingkungan 
Kesejahteraan pegawai 
Masyarakat sekitar perusahaan 
Pemantauan produk 
21,0 
3,6 
1,7 
1,3 
4,5 
30,0 
15,0 
1,3 
4,5 
36,1 
7,5 
3,8
Pada Tabel 4 tersebut di atas ini penulis sajikan pula dari 20 perusahaan yang 
mengikuti program kali bersih dan sahamnya di jual di Bursa Efek Jakarta yang 
mengungkapkan dalam Prospektus, Laporan Tahunan, dan di Catatan Atas Laporan 
Keuangannya. Pengungkapan yang berkaitan dengan Sumber Daya Manusia menduduki 
urutan paling tinggi yaitu: kecuali dalam Prospektus hanya 3,6%; sedangkan 30,0% dalam 
Laporan Tahunan; dan 36,1% dalam Catatan Atas Laporan Keuangan menduduki paling 
tinggi. Berdasarkan Tabel 4 tersebut menunjukkan bahwa di Indonesia pun khususnya 
pada perusahaan yang sudah go public sudah memandang betapa pentingnya 
pengembangan sumber daya manusia ini. 
3. Penerapan Kriteria Pengakuan Sumber Daya Manusia sebagai Aktiva 
Perusahaan 
Financial Accounting Standards Board (FASB) dalam Statement of Financial Accounting Concepts 
(SFAC) No. 5, "Recognition and Measurement in Financial Statements of Business Enterprises" 
mendefinisikan pengakuan (recognition) sebagai berikut : 
"Recognition is the process of formally recording or incorporating an item into the financial 
statements of an entity as an asset, liability, revenue, expense, or the like. A recognized item is depicted 
in both words and numbers, with the amount included in the statements totals." (1984: par. 58). 
IAI dalam Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan 
memberikan definisi pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos 
yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan yang dikemukakan dalam paragraf 
83 dalam neraca dan atau laporan laba rugi (SAK, Par. 81:2002). Paragraf 83 tersebut 
menyatakan bahwa, Pos yang memenuhi definisi suatu unsur harus diakui kalau: 
a. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut 
October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung 
4 
akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan; dan 
b. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan dengan andal. 
(SAK, Par. 83:2002). 
Sumber daya manusia harus memenuhi kriteria pengakuan (recognition) yang 
disyaratkan dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 5, "Recognition and 
Measurement in Financial Statements of Business Enterprises" par. 63 (1984: 788) untuk dapat 
disajikan sebagai elemen laporan keuangan. Kriteria pengakuan tersebut adalah: 1) 
definisi (definitions), 2) keterukuran (measurability), 3) relevansi (relevance), dan 4) keandalan 
(reliability). Untuk selanjutnya dalam pembahasan kajian akuntansi sumber daya manusia 
ini diuraikan berdasarkan pada kriteria dari SFAC No. 5 tersebut. 
3.1 Definisi 
Untuk dapat dimasukkan dalam laporan keuangan, suatu item harus memenuhi definisi 
dari sebuah elemen yang terdapat dalam laporan keuangan. Jika sumber daya manusia 
akan disajikan dalam laporan keuangan sebagai aktiva (asset) atau beban (expense), maka 
item tersebut harus memenuhi definisi dari aktiva (asset) atau beban (expense). Saat ini 
terdapat beberapa pengertian aktiva. Menurut John B. Canning yang dikutip oleh Eldon S. 
Hendriksen (1995: 239): 
"Aktiva adalah jasa yang akan datang dalam bentuk uang atau jasa mendatang yang 
dapat ditukarkan menjadi uang (kecuali jasa jasa yang timbul dari kontrak yang belum 
dijalankan kedua belah pihak secara sebanding) yang di dalamnya terkandung 
kepentingan yang bermanfaat yang dijamin menurut hukum atau keadilan bagi orang atau 
sekelompok orang tertentu”. 
Jasa seperti ini adalah aktiva hanya bagi orang atau sekelompok orang tertentu 
tersebut. Menurut Financial Accounting Standards Board (FASB) dalam Statement of Financial 
Accounting Concepts (SFAC) No. 6, Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang 
cukup pasti yang diperoleh atau dikuasai/dikendalikan oleh suatu sebagai akibat transaksi
atau kejadian masa lalu. (1985: 246). Menurut IAI Kerangka Dasar Penyusunan dan 
Penyajian Laporan Keuangan, "Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan 
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan 
diharapkan akan diperoleh perusahaan (SAK, Par. 49:2002). Definisi aktiva ini dalam 
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dimuat pula dalam 
Paragraf 53, 57, dan 58) yang dapat disimpulkan bahwa, ada tiga kriteria utama agar 
suatu item dapat diakui sebagai aktiva, yaitu: 1) memberikan manfaat ekonomi atau jasa-jasa 
potensial yang cukup pasti di masa depan; 2) dikuasai oleh entitas; dan 3) akibat 
transaksi atau kejadian masa lalu. Hal tersebut senada juga dengan definisi aktiva dari 
Vernon Kam yang menyatakan bahwa: “its three essential components: 1) probable future 
economic benefits; 2) obtained or controlled by a particular entity, and 3) results of past transactions or 
events” (1986:54). 
Kriteria yang pertama adalah aktiva memiliki kemampuan untuk memberikan 
manfaat ekonomi atau jasa-jasa potensial yang cukup pasti di masa depan. Manfaat 
ekonomi yang dimaksudkan dalam kriteria aktiva erat kaitannya dengan konsep probable. 
Sesuatu dikatakan probable jika dapat ditunjukkan adanya bukti-bukti yang cukup kuat dan 
mendukung bahwa sesuatu yang probable itu akan terjadi meskipun belum dapat 
dikatakan sebagai suatu kepastian. Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 6, 
"Elements of Financial Statements" menjelaskan bahwa kondisi ketidakpastian tidak ada 
hubungannya dengan usaha untuk meningkatkan manfaat ekonomi di masa depan tetapi 
berkaitan dengan kemampuan dalam usaha untuk mewujudkan dalam praktik. (1985: 298, 
par. 175). Argumentasi bahwa sumber daya manusia memberikan manfaat ekonomi yang 
cukup pasti di masa depan didukung oleh beberapa ahli. 
Menurut Vernon Kam: "There are a number of items that meet the definition, and yet they are 
not recorded; one example is human resources and employees certainly provide probable future economic 
benefits or services that are obtainable by the business firm, and are the results of past event (the hiring of 
the employees)" (1986: 62). Lebih lanjut Menurut Eric G. Flamholtz: "The fundamental notion 
underlying human resource accounting is that people are valuable organizational resources. This means 
that people are capable of providing current and future services to organizations and these expected future 
services have economic value to the enterprise." (1974: 26). 
Biaya perusahaan untuk memperoleh dan mengembangkan sumber daya manusia 
tidak hanya memberikan manfaat pada periode terjadinya saja, tetapi juga memberikan 
manfaat untuk beberapa periode yang akan datang. Perusahaan mengadakan program 
orientasi karyawan baru, program pelatihan dan pengembangan, pendidikan formal untuk 
jenjang tertentu, serta membangun fasilitas untuk meningkatkan moral karyawan dengan 
harapan akan memperoleh manfaat di masa yang akan datang. Perusahaan memiliki 
perencanaan guna mengembangkan karyawan karena karyawan tersebut akan 
memberikan potensi jasa kepada perusahaan untuk jangka waktu yang relatif lama, paling 
tidak, satu tahun. Program pengembangan karyawan akan meningkatkan produktivitas 
dan efisiensi kerja, yang pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan. 
Kriteria yang kedua adalah bahwa unit-unit usaha tertentu dapat menggunakan dan 
menguasai manfaat ekonomi item tersebut, serta mengendalikan akses pihak lain 
terhadap manfaat ekonomi tersebut. Aktiva merupakan sumber daya yang dikendalikan 
dan dimiliki oleh perusahaan. Pengendalian dapat ditafsirkan secara luas, sehingga 
mencakup kemampuan perusahaan untuk memperoleh hak. Kendali atas sumber daya 
manusia berarti kemampuan perusahaan untuk menggunakan dan melepaskan sumber 
daya tersebut. Maka, jika suatu perusahaan memiliki kemampuan untuk menggunakan 
dan melepaskan sumber daya manusia yang ada, atau dengan kata lain, perusahaan dapat 
mengendalikan akses pihak lain terhadap manfaat yang dihasilkan oleh sumber daya 
manusia tersebut, dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut memiliki kendali atas 
sumber daya manusia. 
October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung 
5
Hak memiliki dan mengendalikan tersebut harus memungkinkan pihak lain tersisih 
untuk memiliki hak tersebut. Yuji Ijiri dalam Theory of Accounting Measurement mengatakan, 
"Under existing accounting practices, legal ownership is not the sole criterion used to determine whether or 
not resource should be accounted for."(1975: 66). Menurut IAI Dalam Kerangka Dasar 
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan: Banyak aktiva, misalnya piutang dan 
properti dihubungkan dengan hak menurut hukum, termasuk hak milik. Dalam 
menentukan eksistensi aktiva, hak milik tidak esensial; jadi misalnya properti yang 
diperoleh malalui sewa guna usaha adalah aktiva jika perusahaan mengendalikan manfaat 
yang diharapkan dari properti tersebut. Meskipun kemampuan perusahaan untuk 
mengendalikan manfaat biasanya berasal dari hak menurut hukum, suatu barang atau jasa 
dapat memenuhi definisi aktiva meskipun tidak dikuasai berdasarkan hukum. Misalnya, 
pengetahuan yang diperoleh melalui aktivitas pengembangan dapat memenuhi definisi 
aktiva, jika dengan merahasiakan pengetahuan tersebut, perusahaan menikmati manfaat 
yang diharapkan dari pengetahuan tersebut. (SAK, Par. 57:2002). 
Menurut Flamholtz dan Bikki Jaggi dalam Human Resources Accounting, sumber daya 
manusia dapat dianggap sebagai aktiva perusahaan sebab memenuhi kriteria “manfaat 
ekonomis” walaupun arti “dimiliki” pada sumber daya manusia berbeda dengan 
arti ”dimiliki” pada aktiva lain (1974: 3). Secara hukum, sumber daya manusia tidak 
dimiliki seperti halnya aktiva tetap berwujud, tetapi perusahaan memiliki hak kepemilikan 
berupa hak operasional, yaitu hak untuk mengambil manfaat atas potensi sumber daya 
manusia hanya untuk kepentingan perusahaan, dan bukan hak milik atas fisik manusia. 
Indikator yang menunjukkan bahwa sumber daya manusia tidak dapat dimiliki secara 
hukum oleh perusahaan adalah kenyataan bahwa karyawan dapat melakukan pemutusan 
hubungan kerja dengan perusahaan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, dapat dilakukan 
dengan jalan diadakan semacam kontrak kerja yang saling mengikat, sehingga dengan 
adanya perangkat tersebut karyawan tidak dapat memutuskan hubungan kerja secara 
sepihak saja. 
Baruch Lev dan Aba Schwartz, memandang konsep kepemilikan sumber daya 
October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung 
6 
manusia oleh perusahaan adalah: 
"Moreover, in modern economies where firm are usually purchased as going concerns (e.g. merger), 
payment is often made for intangible assets as a stable and high quality labour force. For example, it is 
customary in the insurance industry to determine the value of the sales force at the time of acquisition or 
sale. This is usually done by forecasting the firm's future earnings, determining its present value, and then 
allocating a portion of the present value to the human resources. A firm's human capital can thus be 
purchased and in a sense 'owned' by it. " (1971: 103). 
Hak untuk mengambil manfaat atas potensi seluruh sumber daya manusia hanya 
untuk kepentingan perusahaan dapat dicapai dengan jalan memberlakukan peraturan 
yang melarang karyawan untuk merangkap bekerja di perusahaan lain. Jadi, sumber daya 
manusia dikuasai oleh perusahaan jika perusahaan dapat menggunakan sumber daya 
manusia tersebut untuk kegiatan ekonomi dan bebas dari akses pihak lain. 
Kriteria yang ketiga adalah bahwa penguasaan atau pengendalian atas manfaat 
ekonomi atau jasa-jasa potensial tersebut adalah sebagai akibat dari transaksi atau 
peristiwa di masa lalu. Biaya perusahaan untuk memperoleh dan mengembangkan 
sumber daya manusia adalah terjadi pada masa lalu. Biaya-biaya tersebut adalah biaya 
untuk rekrutmen, pelatihan, dan pengembangan sumber daya manusia dalam rangka 
peningkatan kualitas. Kriteria ketiga terpenuhi. 
Berdasarkan kriteria pengakuan aktiva sebagaimana diuraikan di atas, dapat dilihat 
bahwa nampaknya ketiga kriteria utama tersebut lebih dititikberatkan pada sumber-sumber 
ekonomi kapital (non sumber daya manusia). Karakteristik sumber ekonomi 
kapital adalah bahwa kesatuan usaha dapat memanfaatkan atau menggunakannya untuk 
dipertukarkan dengan sumber ekonomi lain, dapat digunakan untuk melunasi
kewajiban, dapat digunakan untuk menghasilkan sumber ekonomi yang lain, dan 
dapat didistribusikan ke unit-unit yang lain (Andreas Lako, 1995: 8). 
Sumber daya manusia adalah bukan sumber ekonomi kapital (fisik) karena 
memiliki karakteristik khusus. Secara fisik, sumber daya manusia tidak dikuasai, tidak 
dikendalikan, tidak digunakan untuk melunasi hutang, dan tidak dipertukarkan dengan 
sumber ekonomi yang lain, namun memberikan manfaat ekonomi atau jasa-jasa 
potensial kepada perusahaan baik masa lalu, sekarang, maupun masa yang akan 
datang. Manfaat ekonomi atau jasa-jasa potensial tersebut diperoleh dan dinikmati 
oleh perusahaan dalam beberapa periode. Dengan demikian, sumber daya manusia 
memenuhi definisi elemen laporan keuangan sebagai aktiva sebagaimana disyaratkan 
dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 6, "Elements of Financial 
Statements". 
3.2 Keterukuran 
Menurut Vernon Kam dikatakan bahwa pengukuran dapat diartikan sebagai pemberian 
nilai-nilai numerikal kepada objek-objek atau peristiwa-peristiwa tertentu untuk 
menunjukkan atribut tertentu (1986: 330). Pendapat lain mengenai pengertian 
pengukuran adalah: Financial Accounting Standards Board (FASB) dalam Statement of 
Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 5, "Recognition and Measurement in Financial 
Statements of Business Enterprises" par. 65: "The asset, liability, or change in equity must have a 
relevant attribute that can be quantified in monetary units with sufficient reliability."(1984: 778). 
Menurut Campbell, seperti yang dikutip Vernon Kam dalam Accounting Theory: 
"The assignment of numerals to represent properties of material systems other than number, in virtue of 
the laws governing these properties." (1986: 330). 
Menurut IAI dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan 
"Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan 
setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi. Proses ini menyangkut 
pemilihan dasar pengukuran tertentu. " (SAK, Par. 99: 2002). James S. Hekimian dan 
Curtis H, Jones (1967) sangat menekankan pentingnya pengukuran sumber daya manusia 
karena akan mendorong para eksekutif untuk mengoptimalkan pemanfaatan seluruh 
sumber daya manusia seperti halnya sumber daya yang lain. 
Adapun pendekatan pengukuran sumber daya manusia ini dibagi menjadi dua, yaitu: 
pendekatan kos (cost approach) dan pendekatan nilai (value approach). Pendekatan kos untuk 
selanjutnya dibagi menjadi dua, yaitu: pendekatan kos historis (historical cost method) dan 
pendekatan kos penggantian (replacement cost method). Sedangkan pendekatan nilai juga 
dibagi menjadi dua, yaitu: model nilai ekonomi (economic value model) dan model 
pengukuran kontribusi (measurement of the contributions method). 
Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya sumber 
daya manusia memenuhi kriteria pengakuan (recognition) kedua yang disyaratkan dalam 
Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 5, "Recognition and Measurement in 
Financial Statements of Business Enterprises" par. 63 (1984: 788), yaitu keterukuran (measurability). 
3.3 Relevansi 
Menurut Human Information Processing in Accounting karya Robert H. Ashton (1982: 111), 
peran informasi dalam pengambilan keputusan pada dasarnya dapat dipandang dari dua 
sudut, yaitu probabilitas revisi (probability revision) dan kemampuan prediksi (predictive 
ability). Dengan kata lain, informasi dibutuhkan untuk membantu pengambil keputusan 
dalam menentukan pilihannya dari berbagai alternatif tindakan yang ada setelah menilai 
hasil yang mungkin terjadi dan probabilitas terjadinya. Dalam Statement of Financial 
Accounting Concepts (SFAC) No. 2, "Qualitative Characteristics of Accounting Information" 
(1980) seperti dikutip oleh Vernon Kam dalam Accounting Theory dikatakan bahwa, 
"Relevance and reliability are the two primary qualities that make accounting information useful for 
October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung 
7
October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung 
8 
decision-making. " (1986: 515) 
Suatu informasi dikatakan relevan jika informasi tersebut memiliki kemampuan untuk 
membuat suatu perbedaan pada keputusan yang diambil pengguna laporan keuangan dan 
mengurangi ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan (Statement of Financial 
Accounting Concepts No. 2, "Qualitative Characteristics of Accounting Information", 1980: par. 32). 
Dikatakan bahwa relevansi dari suatu informasi akuntansi dapat dievaluasi dengan cara 
menghubungkan informasi akuntansi tersebut dengan tujuan laporan keuangan dan 
dengan pertimbangan bagaimana pengakuan terhadap item tertentu memberi sumbangan 
manfaat terhadap pengambilan keputusan. Informasi dikatakan relevan jika memiliki 
kualitas: 1. Nilai umpan balik (Feedback value); 2. Nilai prediktif (Predictive value); dan 3. 
Tepat waktu (Timeliness). 
Beberapa metode pengukuran yang telah diusulkan oleh para ahli akuntansi pada 
dasarnya dapat menghasilkan informasi yang relevan bagi pengguna laporan keuangan, 
terutama bagi pengambilan keputusan. Kriteria ketiga yang disyaratkan oleh Statement of 
Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 5, “Recognition and Measurement of Financial 
Statements in Business Enterprises” par. 63 (1984: 788), yaitu relevansi (relevance), dapat 
dipenuhi. 
3.4Keandalan 
Informasi dikatakan memenuhi syarat keandalan (reliability) jika memiliki kualitas sebagai 
berikut: 1. Dapat dipercaya (Representational faithfulness); 2. Dapat diverifikasi (Verifiability); 
dan 3. Netral (Neutral). Metode pengukuran sumber daya manusia dengan pendekatan 
biaya historis menunjukkan biaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh dan 
mengembangkan sumber daya manusia. Metode ini dianggap valid jika pengukuran yang 
dilakukan dimaksudkan untuk melihat jumlah biaya untuk memperoleh dan 
mengembangkan sumber daya manusia yang belum dibebankan terhadap pendapatan. 
Penggunaan metode ini, hasil yang diperoleh dapat diharapkan sama secara substansial, 
yang berarti pengukuran oleh satu pihak dapat diverifikasi oleh pihak yang lain. Metode 
pengukuran sumber daya manusia dengan pendekatan biaya historis dapat dikatakan 
netral karena pengukuran biaya historis sumber daya manusia hanya melaporkan 
kegiatan-kegiatan ekonomi dalam memperoleh dan mengembangkan sumber daya 
manusia. 
Setelah seluruh kriteria pengakuan (recognition) dapat dipenuhi, secara teo-ritis dapat 
dikatakan bahwa informasi sumber daya manusia layak untuk ditampilkan sebagai unsur 
dalam laporan keuangan perusahaan seperti yang disyaratkan dalam Statement of Financial 
Accounting Concepts (SFAC) No. 5, "Recognition and Measurement in Financial Statements of 
Business Enterprises" par. 63 (1984: 788). 
4. Kesimpulan 
Biaya sumber daya manusia dapat dikapitalisasi sebagai aset dalam perusahaan, karena 
sudah memenuhi keempat kriteria pengakuan, yaitu: definisi, keterukuran, relevansi, dan 
keandalan. Hal ini sebagaimana yang disyaratkan Financial Accounting Standards Board 
(FASB) dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 5, Recognition and 
Measurement in Financial Statements of Business Enterprisess” par 63 (1984:788), yaitu 
keterukuran (measurability). 
Informasi mengenai sumber daya manusia audah dapat dijadikan sebagai elemen 
laporan keuangan, hal ini disebabkan sudah memenuhi syarat sebagai dasar pengakuan 
aktiva. Namun demikian untuk tujuan tersebut perlu adanya penelitain yang lebih 
mendalam oleh para ahli dan para ahli lainnya yang relevan dan organisasi yang memiliki 
otoritas dalam pengembangan sumber daya manusia. Hal ini dikarenakan pengembangan 
sumber daya manusia sebagai aktiva masih memerlukan pengkajian yang lebih mendalam
baik secara konsep, metode pengukuran dengan tingkat reliabilitas dan validitas yang 
tinggi. Dengan demikian dimasa yang akan datang akuntansi sumber daya manusia dapat 
diterima sebagai suatu kajian yang menarik oleh banyak pihak terutama dalam rangka 
pengembangan akuntansi itu sendiri. 
October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung 
9 
DAFTAR PUSTAKA 
American Accounting Association, Report of The Communitte on Accounting for Human 
Resource Committee Reports. Suplement to The Accounting Review .48 (1975) hal. 169- 
185. 
American Accounting Association, Report of The Communitte on Accounting for Human 
Resource Committee Reports. Suplement to The Accounting Review .48 (1974) hal. 115- 
126. 
American Accounting Association, A Statement of Basic Accounting Theory, Sixth Printing, 
1977. 
Ahmed Riahi-Belkaoui, Accounting Theory, Thomson Learning, Fifth Edition, 2005. 
Amin Widjaja Tunggal, Akuntansi Sumber Daya Manusia Suatu Pengantar, Harvarindo, 2004. 
Alid, Kesehatan Karyawan: Investasi Masa Mendatang, Media Akuntansi, No. 23/Th. 
IV/Desember 1997. 
Brummet R.L. Flamholtz D.T., and Pyle W.C., “Human Resources Measurement: A Chalange 
for Accountants” The Accounting Review (April 1968) hal. 217-224. 
Hendriksen dan Van Breda, Accounting Theory, Irwin McGraw-Hill, Fifth Edition, 1995. 
Flamboltsz, E., “Toward a Theory of Human-Resource Value in Formal Organizations”, The 
Accounting Review (October, 1972), hal. 666-678; 
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Standar Akuntansi Keuangan, Per 1 April 2002. 
Goedono, Teori Akuntansi, Isu-Isu Kontemporer, Andi Offset, Cetakan Pertama, 1990. 
Jaggi, B. and Lau, S., “Toward a Model for Human Resource Valuation”, The Accounting 
Review (April 1974) hal. 321-329. 
Kam Vernon, Accounting Theory, John Willey & Sons, 1986 
Likert, R. and Bowers, D.G., “Improving the Accuracy of P/L report by Estimating the Change in 
Dollar Value of the Human Organization”, Michigan Business Review (March, 1973), Hal 
99. 
Memed Sueb, Pengaruh Akuntansi Sosial Terhadap Kinerja Sosial dan Keuangan Pada Perusahaan 
Terbuka di Indonesia (Survei Mengenai Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di 
Dua Puluh Perusahaan Terbuka yang Melaksanakan Program Kali Bersih), 2000. 
Mohammad Syaufii Syamsudin, Arah Kebijaksanaan Pengupahan Nasional Menyongsong Era 
Globalisasi, Media Akuntansi, No. 23/Th. IV/Desember 1997. 
Tommy Prabowo dan Suharto, Kenapa 70% Pengusaha Kita Berpendidikan Rendah, Media 
Akuntansi, No. 25/Th. V/Maret 1998. 
T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, BPFE Yogyakarta, Edisi 
Kedua 1989. 
Undang-Undang No. 13 Th 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Sinar Grafika, Cetakan 
Pertama, Juli 2004. 
Undang-Undang Pajak Tahun 2000, Edisi Lengkap, Salemba Empat, 2000. 
Wal Berryman, Delima Penilaian Modal Intelektual, Media Akuntansi, No. 7/Th. I/Maret 
2000. 
Ruchyat Kosasih, Pentingnya Akuntansi Dana Pensiun Untuk Pemberi Kerja, Media Akuntansi, 
No. 01/Th. I/1994. 
R.K.Malik, Human Resource Accounting And Decision Making, Anmol Publications, New 
Delhi, 1993. 
Suwardjono, Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, BPFE Yogyakarta, Edisi 
Ketiga, 2005.

More Related Content

Similar to HUMAN RESOURCE ASSET

Akuntansi manajemen sektor publik
Akuntansi manajemen sektor publikAkuntansi manajemen sektor publik
Akuntansi manajemen sektor publikdianakholifah
 
TB 2 sim artikel literature review manajemen keuangan analisis sistem informa...
TB 2 sim artikel literature review manajemen keuangan analisis sistem informa...TB 2 sim artikel literature review manajemen keuangan analisis sistem informa...
TB 2 sim artikel literature review manajemen keuangan analisis sistem informa...DwiputroAdiLaksono
 
Sumber Daya Manusia Global dan Keunggulan Kompetitif (MSDM).pdf
Sumber Daya Manusia Global dan Keunggulan Kompetitif (MSDM).pdfSumber Daya Manusia Global dan Keunggulan Kompetitif (MSDM).pdf
Sumber Daya Manusia Global dan Keunggulan Kompetitif (MSDM).pdfRamadani Saputra
 
ANALISI AKUNTANSI KEPERILAKUAN PADA SIJ.pdf
ANALISI AKUNTANSI KEPERILAKUAN PADA SIJ.pdfANALISI AKUNTANSI KEPERILAKUAN PADA SIJ.pdf
ANALISI AKUNTANSI KEPERILAKUAN PADA SIJ.pdfBinsar Hamidi
 
TB 2 SIM_RAVENA ZAHRAN, HAPZI ALI, FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISTEM INFORMASI,...
TB 2 SIM_RAVENA ZAHRAN, HAPZI ALI, FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISTEM INFORMASI,...TB 2 SIM_RAVENA ZAHRAN, HAPZI ALI, FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISTEM INFORMASI,...
TB 2 SIM_RAVENA ZAHRAN, HAPZI ALI, FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISTEM INFORMASI,...RavenaZahran
 
Analisis Implementasi Aplikasi Konsep Basis Data Relasional Pada Sistem Pengg...
Analisis Implementasi Aplikasi Konsep Basis Data Relasional Pada Sistem Pengg...Analisis Implementasi Aplikasi Konsep Basis Data Relasional Pada Sistem Pengg...
Analisis Implementasi Aplikasi Konsep Basis Data Relasional Pada Sistem Pengg...RaihanAbid1
 
798 1589-1-sm
798 1589-1-sm798 1589-1-sm
798 1589-1-smranugroup
 
ANALISIS SISTEM INFORMASI SIKLUS PRODUKSI, PENGUPAHAN, DAN SUMBER DAYA MANUSI...
ANALISIS SISTEM INFORMASI SIKLUS PRODUKSI, PENGUPAHAN, DAN SUMBER DAYA MANUSI...ANALISIS SISTEM INFORMASI SIKLUS PRODUKSI, PENGUPAHAN, DAN SUMBER DAYA MANUSI...
ANALISIS SISTEM INFORMASI SIKLUS PRODUKSI, PENGUPAHAN, DAN SUMBER DAYA MANUSI...RaihanAbid1
 
sistem pengendalian sektor publik
sistem pengendalian sektor publiksistem pengendalian sektor publik
sistem pengendalian sektor publikRadel Dyla
 
Tugas rangkuman stratejik
Tugas rangkuman stratejikTugas rangkuman stratejik
Tugas rangkuman stratejikvia aulistiani
 
Tugas rangkuman stratejik
Tugas rangkuman stratejikTugas rangkuman stratejik
Tugas rangkuman stratejikvia aulistiani
 
Tugas TM1-Dhita Ardhining Tyas-43222110021.docx
Tugas TM1-Dhita Ardhining Tyas-43222110021.docxTugas TM1-Dhita Ardhining Tyas-43222110021.docx
Tugas TM1-Dhita Ardhining Tyas-43222110021.docx43222110021
 
Pengaplikasian dan implementasi konsep basis data relasional pada sistem peng...
Pengaplikasian dan implementasi konsep basis data relasional pada sistem peng...Pengaplikasian dan implementasi konsep basis data relasional pada sistem peng...
Pengaplikasian dan implementasi konsep basis data relasional pada sistem peng...rian rian
 
Si pi,Ririn Setyaningrum,Prof Dr. Hapzi Ali,Implementasi Sistem Informasi Pem...
Si pi,Ririn Setyaningrum,Prof Dr. Hapzi Ali,Implementasi Sistem Informasi Pem...Si pi,Ririn Setyaningrum,Prof Dr. Hapzi Ali,Implementasi Sistem Informasi Pem...
Si pi,Ririn Setyaningrum,Prof Dr. Hapzi Ali,Implementasi Sistem Informasi Pem...RirinSetyaningrum
 

Similar to HUMAN RESOURCE ASSET (20)

Akuntansi manajemen sektor publik
Akuntansi manajemen sektor publikAkuntansi manajemen sektor publik
Akuntansi manajemen sektor publik
 
TB 2 sim artikel literature review manajemen keuangan analisis sistem informa...
TB 2 sim artikel literature review manajemen keuangan analisis sistem informa...TB 2 sim artikel literature review manajemen keuangan analisis sistem informa...
TB 2 sim artikel literature review manajemen keuangan analisis sistem informa...
 
Inisiasi 3 new
Inisiasi 3 newInisiasi 3 new
Inisiasi 3 new
 
057
057057
057
 
Sumber Daya Manusia Global dan Keunggulan Kompetitif (MSDM).pdf
Sumber Daya Manusia Global dan Keunggulan Kompetitif (MSDM).pdfSumber Daya Manusia Global dan Keunggulan Kompetitif (MSDM).pdf
Sumber Daya Manusia Global dan Keunggulan Kompetitif (MSDM).pdf
 
ANALISI AKUNTANSI KEPERILAKUAN PADA SIJ.pdf
ANALISI AKUNTANSI KEPERILAKUAN PADA SIJ.pdfANALISI AKUNTANSI KEPERILAKUAN PADA SIJ.pdf
ANALISI AKUNTANSI KEPERILAKUAN PADA SIJ.pdf
 
TB 2 SIM_RAVENA ZAHRAN, HAPZI ALI, FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISTEM INFORMASI,...
TB 2 SIM_RAVENA ZAHRAN, HAPZI ALI, FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISTEM INFORMASI,...TB 2 SIM_RAVENA ZAHRAN, HAPZI ALI, FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISTEM INFORMASI,...
TB 2 SIM_RAVENA ZAHRAN, HAPZI ALI, FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISTEM INFORMASI,...
 
Analisis Implementasi Aplikasi Konsep Basis Data Relasional Pada Sistem Pengg...
Analisis Implementasi Aplikasi Konsep Basis Data Relasional Pada Sistem Pengg...Analisis Implementasi Aplikasi Konsep Basis Data Relasional Pada Sistem Pengg...
Analisis Implementasi Aplikasi Konsep Basis Data Relasional Pada Sistem Pengg...
 
798 1589-1-sm
798 1589-1-sm798 1589-1-sm
798 1589-1-sm
 
Mengelola SDM
Mengelola SDMMengelola SDM
Mengelola SDM
 
AK II.docx
AK II.docxAK II.docx
AK II.docx
 
ANALISIS SISTEM INFORMASI SIKLUS PRODUKSI, PENGUPAHAN, DAN SUMBER DAYA MANUSI...
ANALISIS SISTEM INFORMASI SIKLUS PRODUKSI, PENGUPAHAN, DAN SUMBER DAYA MANUSI...ANALISIS SISTEM INFORMASI SIKLUS PRODUKSI, PENGUPAHAN, DAN SUMBER DAYA MANUSI...
ANALISIS SISTEM INFORMASI SIKLUS PRODUKSI, PENGUPAHAN, DAN SUMBER DAYA MANUSI...
 
sistem pengendalian sektor publik
sistem pengendalian sektor publiksistem pengendalian sektor publik
sistem pengendalian sektor publik
 
Tugas rangkuman stratejik
Tugas rangkuman stratejikTugas rangkuman stratejik
Tugas rangkuman stratejik
 
Tugas rangkuman stratejik
Tugas rangkuman stratejikTugas rangkuman stratejik
Tugas rangkuman stratejik
 
Tugas TM1-Dhita Ardhining Tyas-43222110021.docx
Tugas TM1-Dhita Ardhining Tyas-43222110021.docxTugas TM1-Dhita Ardhining Tyas-43222110021.docx
Tugas TM1-Dhita Ardhining Tyas-43222110021.docx
 
Sistem informasi akuntansi penjualan
Sistem informasi akuntansi penjualanSistem informasi akuntansi penjualan
Sistem informasi akuntansi penjualan
 
Pengaplikasian dan implementasi konsep basis data relasional pada sistem peng...
Pengaplikasian dan implementasi konsep basis data relasional pada sistem peng...Pengaplikasian dan implementasi konsep basis data relasional pada sistem peng...
Pengaplikasian dan implementasi konsep basis data relasional pada sistem peng...
 
10.+Management+SDM.ppt
10.+Management+SDM.ppt10.+Management+SDM.ppt
10.+Management+SDM.ppt
 
Si pi,Ririn Setyaningrum,Prof Dr. Hapzi Ali,Implementasi Sistem Informasi Pem...
Si pi,Ririn Setyaningrum,Prof Dr. Hapzi Ali,Implementasi Sistem Informasi Pem...Si pi,Ririn Setyaningrum,Prof Dr. Hapzi Ali,Implementasi Sistem Informasi Pem...
Si pi,Ririn Setyaningrum,Prof Dr. Hapzi Ali,Implementasi Sistem Informasi Pem...
 

Recently uploaded

Pengenalan Quotex Trading untuk Pemula - dan panduan login ke quotex
Pengenalan Quotex Trading untuk Pemula - dan panduan login ke quotexPengenalan Quotex Trading untuk Pemula - dan panduan login ke quotex
Pengenalan Quotex Trading untuk Pemula - dan panduan login ke quotexquotex
 
manajemen_keuangan_&_investasi_06.15pptx
manajemen_keuangan_&_investasi_06.15pptxmanajemen_keuangan_&_investasi_06.15pptx
manajemen_keuangan_&_investasi_06.15pptxMyusuf852079
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
mengidentifikasi risiko xxxxxxxxxxxx.ppt
mengidentifikasi risiko xxxxxxxxxxxx.pptmengidentifikasi risiko xxxxxxxxxxxx.ppt
mengidentifikasi risiko xxxxxxxxxxxx.pptharis916240
 
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptDenzbaguseNugroho
 
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisMenganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisGallynDityaManggala
 
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANMENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANGallynDityaManggala
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxMATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxDenzbaguseNugroho
 
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesiaBAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesiaTriskaDP
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiaMukhamadMuslim
 

Recently uploaded (13)

Pengenalan Quotex Trading untuk Pemula - dan panduan login ke quotex
Pengenalan Quotex Trading untuk Pemula - dan panduan login ke quotexPengenalan Quotex Trading untuk Pemula - dan panduan login ke quotex
Pengenalan Quotex Trading untuk Pemula - dan panduan login ke quotex
 
manajemen_keuangan_&_investasi_06.15pptx
manajemen_keuangan_&_investasi_06.15pptxmanajemen_keuangan_&_investasi_06.15pptx
manajemen_keuangan_&_investasi_06.15pptx
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
mengidentifikasi risiko xxxxxxxxxxxx.ppt
mengidentifikasi risiko xxxxxxxxxxxx.pptmengidentifikasi risiko xxxxxxxxxxxx.ppt
mengidentifikasi risiko xxxxxxxxxxxx.ppt
 
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
 
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisMenganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
 
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANMENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
 
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptxANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxMATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
 
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesiaBAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
 

HUMAN RESOURCE ASSET

  • 1. Working Paper In October 2009 Accounting and Finance Human Resource Accounting : Recognition Of Human Resource Accounting Criteria As Assets In Corporation Memed Sueb (Department of Accounting, Padjadjaran University) Elly Suryani (Department of Accounting, Ahmad Jani University) Center For Accounting Development Department of Accounting, Padjadjaran University Jln. Singaperbangsa No. 2, Bandung Indonesia Phone/Fax:(022) 2507834/2531607 www.ppa.fe.unpad.ac.id
  • 2. Human Resource Accounting : Recognition of Human Resource October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung 1 Accounting Criteria as Asset in Corporation 1Memed Sueb 2Elly Suryani Abstract The idea of human resource accounting was based on the opinion that human being is a valuable resource and also all information related to the cost and value of human resource was very important to manage human resource effectively and efficiently. Cost of human resource capitalization as an asset in corporation by using recognition asset criteria according to Financial Accounting Standards Board (FASB) in Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 5, Recognition and Measuring in Financial Statements of Business Enterprises paragraph 63 (1984:788). The basic criteria were definition, measurability, relevance, and reliability. The information of human resource was concluded as one considerable element of financial statement because the recognition basic criteria fulfilled. For that objective, any deeper researches done by acountants in cooperation with other experts of any related sciences and authorized organizations that explore human resource, were still needed, mostly to develop concepts and measurement methods that more representative with high reliability and validity. Thus human resource accounting could be accepted by any interested parties and enrich the world of accounting itself in the future. Key notes: Human Resource Accounting – Recognition -Criteria as Asset 1. Pendahuluan Masalah-masalah personalia pada saat ini lebih kompleks. Hal ini diakibatkan karena manajemen harus menghadapi berbagai hal seperti kemajuan teknologi yang terjadi secara dahsyat, pembatasan oleh berbagai peraturan pemerintah, penyusutan ketersediaan sumber daya alam, persaingan nasional dan internasional, tuntutan kelestarian lingkungan hidup, dan kegiatan kolektif para karyawan. Selain itu terdapat beberapa faktor yang mengakibatkan penempatan praktek-praktek pengelolaan personalia ke puncak tangga perhatian manajemen (T. Handi Handoko, 1:1989), yaitu antara lain: semakin tingginya tingkat pendidikan karyawan, peningkatan heterogenitas angkatan kerja, pelonjakan biaya-biaya personalia, dan penurunan produktivitas. Lebih lanjut dalam Undang-undang Ketenagakerjaan Pasal 8 ayat 1 dinyatakan : Perencanaan tenaga kerja disusun atas dasar informasi ketenagakerjaan yang antara lain meliputi: a) penduduk dan tenaga kerja; b) kesempatan kerja; c) pelatihan kerja termasuk kompetensi kerja; d) produktivitas tenaga kerja; e) hubungan industrial; f) kondisi lingkungan kerja; g) pengupahan dan kesejahteraan tenaga kerja; dan h) jaminana sosial tenaga kerja (UU No. 13 Th 2003, 7:2004). Selain itu, dalam UU No. 17 Tahun 2000 (perubahan terakhir) Tentang Pajak Penghasilan menyatakan Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi: biaya beasiswa, magang, dan pelatihan (Pasal 6 huruf g, 2000:86). Laporan keuangan menurut menurut IAI dalam Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan bertujuan menyediakan informasi yang menyangkut poisisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (SAK, Par. 12:2002). 1 Dosen tetap Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Unpad 2 Dosen tetap Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Unjani
  • 3. The objectives of accounting are to provide information for the following purposess: 1) Making decisions concerning the use of limited resources, including the identification of crucial decision areas, and determination of objectives and goals; 2) Effectively directing and controlling an organization’s human and material resources; 3) Maintaining and reporting on the custodianship of resources; 4) Facilitating social functions and control (AAA, 4:1977). Perlakuan akuntansi konvensional mengenai biaya sumber daya manusia adalah dengan membebankan semua pengeluaran untuk modal manusia dan mengkapitalisasi biaya-biaya itu pada modal fisik. Namun disisi lain Karyawan merupakan faktor modal yang sangat mahal, khususnya untuk tenaga terlatih dan berpengalaman (Alid, 1997: 39). Perlakuan yang lebih valid adalah dengan mengkapitalisasi pengeluaran sumber daya manusia pada bidang yang memperoleh keuntungan di masa mendatang dan dengan mengungkapkan saat pengukuran keuntungan tersebut.. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur goodwill suatu perusahaan sudah ada, tetapi pengukuran terhadap kemampuan manusia (human skill) masih belum tersedia (Wal Berryman, 2000:45). Akuntansi sumber daya manusia meliputi konsep sumber daya manusia sebagai harta, investasi biaya (cost), dan hubungannya biaya pada saat waktunya berakhir (habis), dan dalam beberapa hal, mengestimasi dan menetapkan manfaat ekonomi mengenai sumber daya manusia dalam organisasi (Brummet, 1970: 37). Akuntansi sumber daya manusia adalah: proses mengidentifikasi dan mengukur data mengenai sumber daya manusia dan mengkomunikasikan informasi kepada pihak-pihak yang tertarik (Report of the Committee on Human Resource Accounting, 169:1973). Definisi ini menjelaskan bahwa ada tiga tujuan utama akuntansi sumber daya manusia yaitu: 1) identifikasi sumber daya manusia; 2) pengukuran biaya dan nilai orang pada organisasi, dan 3) penginvestigasian dampak kognitif dan keperilakuan informasi-informasi tersebut. 2. Penelitian Akuntansi Sumber Daya Manusaia Penelitian mengenai akuntansi sumber daya manusia telah banyak dilakukan penelitian, diantaranya oleh: James S. Hekimian dan Curtis H. Jones (1967); Baruch Lev dan Aba Schwartz (1971); Eric G. Flamholtz (1971); William C Pyle (1971); Nabil Elias (1972); Wayne J. Morse (1973); A. Friedman dan Baruch Lev (1974); R. Jaggi dan HS. Lau (1974); Pekin Ogan (1976); James A. Hendricks (1976); ES Schwan (1977); LA Tomassini (1977); Jan B Oliver dan Eric G. Flamholtz (1978); Adrian M. Harrel dan Harold D. Klick (1980); Rose Dicarlo (1983); Derek Ackland (1983); Paul Eugene Bayes (1985); Yacob R. Wambsguass (1986); dan lain-lain. Para peneliti tersebut melakukan penelitian dalam upaya mengembangkan pengukuran moneter dan non moneter yang layak bagi nilai sumber daya manusia. Para ahli tersebut telah berhasil juga mengidentifikasi variabel-variabel yang menentukan nilai dan biaya sumber daya manusia. Hal lain yang menarik yang telah diteliti oleh para peneliti tersebut adalah pencantuman informasi tentang sumber daya manusia dalam laporan keuangan dan pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan (Ravinder K. Malik, 1993:4). Beberapa perusahaan telah mengungkapkan di dalam laporan keuangannya terkait dengan biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan sumber daya manusia ini, hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1, Tabel 2 dan Tabel 3 berikut ini. October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung 2 Tabel 1 Type of Social Data Disclosed in Australia, Inggris and Amerika No Type of Social Data Disclosed Australia (%) Inggris (%) Amerika (%) 1 2 3 4 Environment Energy Human Resources Products 21 4 93 0 14 2 98 10 53 43 75 35
  • 4. Media Pengungkapan (%) No Komponen Biaya Sosial Prospektus Lap. Tahunan October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung 3 5 6 Community Involvement Others 29 18 96 0 63 0 (Sumber: Media Akuntansi, 2000:25) Berdasarkan Tabel 1 tersebut diatas bahwa pengungkapan mengenai sumber daya manusia di tiga negara Australia, Inggris dan Amerika menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia yang paling banyak diungkapkan dalam laporan keuangannya, yaitu di Australia 93 %, di Inggris 98% , dan di Amerika 75%. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan sumber daya manusia disamping membutuhkan biaya yang besar tetapi manfaat yang diperoleh dari investasi melalui sumber daya manusia dapat dirasakan. Untuk itu pengungkapan Sumber Daya Manusia dianggap penting baik dari sisi pengakuan, pengukuran, pelaporan dan pengungkapannya. Tabel 2 Analysis of Disclosures Patern Item by Item No Social category Percentage disclosing this item 1985 1980 1975 1 2 3 4 Environment Employees Product Community and other 68 448 70 206 66 274 30 170 90 245 30 135 Sumber: Hall and Jones (dimodifikasi penulis) (1991) Tabel 3 Frequency Of Publication Of Corporate Social Responsibility Information Komponen Biaya Sosial UK 1982/83 USA 1978 1 2 3 4 5 6 7 Environment Energy Firm Human resources Human resources Community Involvement Product Other social responsibilities disclosured 27 28 60 174 36 25 60 233 200 473 181 217 110 72 Sumber: UK data – analysis of sample of 300 reports used for financial reporting 1983-84.USA data – Ernst & Ernst (1978) adjusted from sample size of 500 pro rata to 300 to provide comparison with UK, (Mathews: 1991). Tabel 4 Media Pengungkapan Tanggungjawab Sosial Perusahaan Sumber: Memed Sueb, Juli 2000 Cat. atas L/K 1 2 3 4 Pengelolaan lingkungan Kesejahteraan pegawai Masyarakat sekitar perusahaan Pemantauan produk 21,0 3,6 1,7 1,3 4,5 30,0 15,0 1,3 4,5 36,1 7,5 3,8
  • 5. Pada Tabel 4 tersebut di atas ini penulis sajikan pula dari 20 perusahaan yang mengikuti program kali bersih dan sahamnya di jual di Bursa Efek Jakarta yang mengungkapkan dalam Prospektus, Laporan Tahunan, dan di Catatan Atas Laporan Keuangannya. Pengungkapan yang berkaitan dengan Sumber Daya Manusia menduduki urutan paling tinggi yaitu: kecuali dalam Prospektus hanya 3,6%; sedangkan 30,0% dalam Laporan Tahunan; dan 36,1% dalam Catatan Atas Laporan Keuangan menduduki paling tinggi. Berdasarkan Tabel 4 tersebut menunjukkan bahwa di Indonesia pun khususnya pada perusahaan yang sudah go public sudah memandang betapa pentingnya pengembangan sumber daya manusia ini. 3. Penerapan Kriteria Pengakuan Sumber Daya Manusia sebagai Aktiva Perusahaan Financial Accounting Standards Board (FASB) dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 5, "Recognition and Measurement in Financial Statements of Business Enterprises" mendefinisikan pengakuan (recognition) sebagai berikut : "Recognition is the process of formally recording or incorporating an item into the financial statements of an entity as an asset, liability, revenue, expense, or the like. A recognized item is depicted in both words and numbers, with the amount included in the statements totals." (1984: par. 58). IAI dalam Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan memberikan definisi pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan yang dikemukakan dalam paragraf 83 dalam neraca dan atau laporan laba rugi (SAK, Par. 81:2002). Paragraf 83 tersebut menyatakan bahwa, Pos yang memenuhi definisi suatu unsur harus diakui kalau: a. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung 4 akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan; dan b. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan dengan andal. (SAK, Par. 83:2002). Sumber daya manusia harus memenuhi kriteria pengakuan (recognition) yang disyaratkan dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 5, "Recognition and Measurement in Financial Statements of Business Enterprises" par. 63 (1984: 788) untuk dapat disajikan sebagai elemen laporan keuangan. Kriteria pengakuan tersebut adalah: 1) definisi (definitions), 2) keterukuran (measurability), 3) relevansi (relevance), dan 4) keandalan (reliability). Untuk selanjutnya dalam pembahasan kajian akuntansi sumber daya manusia ini diuraikan berdasarkan pada kriteria dari SFAC No. 5 tersebut. 3.1 Definisi Untuk dapat dimasukkan dalam laporan keuangan, suatu item harus memenuhi definisi dari sebuah elemen yang terdapat dalam laporan keuangan. Jika sumber daya manusia akan disajikan dalam laporan keuangan sebagai aktiva (asset) atau beban (expense), maka item tersebut harus memenuhi definisi dari aktiva (asset) atau beban (expense). Saat ini terdapat beberapa pengertian aktiva. Menurut John B. Canning yang dikutip oleh Eldon S. Hendriksen (1995: 239): "Aktiva adalah jasa yang akan datang dalam bentuk uang atau jasa mendatang yang dapat ditukarkan menjadi uang (kecuali jasa jasa yang timbul dari kontrak yang belum dijalankan kedua belah pihak secara sebanding) yang di dalamnya terkandung kepentingan yang bermanfaat yang dijamin menurut hukum atau keadilan bagi orang atau sekelompok orang tertentu”. Jasa seperti ini adalah aktiva hanya bagi orang atau sekelompok orang tertentu tersebut. Menurut Financial Accounting Standards Board (FASB) dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 6, Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang diperoleh atau dikuasai/dikendalikan oleh suatu sebagai akibat transaksi
  • 6. atau kejadian masa lalu. (1985: 246). Menurut IAI Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, "Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan (SAK, Par. 49:2002). Definisi aktiva ini dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dimuat pula dalam Paragraf 53, 57, dan 58) yang dapat disimpulkan bahwa, ada tiga kriteria utama agar suatu item dapat diakui sebagai aktiva, yaitu: 1) memberikan manfaat ekonomi atau jasa-jasa potensial yang cukup pasti di masa depan; 2) dikuasai oleh entitas; dan 3) akibat transaksi atau kejadian masa lalu. Hal tersebut senada juga dengan definisi aktiva dari Vernon Kam yang menyatakan bahwa: “its three essential components: 1) probable future economic benefits; 2) obtained or controlled by a particular entity, and 3) results of past transactions or events” (1986:54). Kriteria yang pertama adalah aktiva memiliki kemampuan untuk memberikan manfaat ekonomi atau jasa-jasa potensial yang cukup pasti di masa depan. Manfaat ekonomi yang dimaksudkan dalam kriteria aktiva erat kaitannya dengan konsep probable. Sesuatu dikatakan probable jika dapat ditunjukkan adanya bukti-bukti yang cukup kuat dan mendukung bahwa sesuatu yang probable itu akan terjadi meskipun belum dapat dikatakan sebagai suatu kepastian. Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 6, "Elements of Financial Statements" menjelaskan bahwa kondisi ketidakpastian tidak ada hubungannya dengan usaha untuk meningkatkan manfaat ekonomi di masa depan tetapi berkaitan dengan kemampuan dalam usaha untuk mewujudkan dalam praktik. (1985: 298, par. 175). Argumentasi bahwa sumber daya manusia memberikan manfaat ekonomi yang cukup pasti di masa depan didukung oleh beberapa ahli. Menurut Vernon Kam: "There are a number of items that meet the definition, and yet they are not recorded; one example is human resources and employees certainly provide probable future economic benefits or services that are obtainable by the business firm, and are the results of past event (the hiring of the employees)" (1986: 62). Lebih lanjut Menurut Eric G. Flamholtz: "The fundamental notion underlying human resource accounting is that people are valuable organizational resources. This means that people are capable of providing current and future services to organizations and these expected future services have economic value to the enterprise." (1974: 26). Biaya perusahaan untuk memperoleh dan mengembangkan sumber daya manusia tidak hanya memberikan manfaat pada periode terjadinya saja, tetapi juga memberikan manfaat untuk beberapa periode yang akan datang. Perusahaan mengadakan program orientasi karyawan baru, program pelatihan dan pengembangan, pendidikan formal untuk jenjang tertentu, serta membangun fasilitas untuk meningkatkan moral karyawan dengan harapan akan memperoleh manfaat di masa yang akan datang. Perusahaan memiliki perencanaan guna mengembangkan karyawan karena karyawan tersebut akan memberikan potensi jasa kepada perusahaan untuk jangka waktu yang relatif lama, paling tidak, satu tahun. Program pengembangan karyawan akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja, yang pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan. Kriteria yang kedua adalah bahwa unit-unit usaha tertentu dapat menggunakan dan menguasai manfaat ekonomi item tersebut, serta mengendalikan akses pihak lain terhadap manfaat ekonomi tersebut. Aktiva merupakan sumber daya yang dikendalikan dan dimiliki oleh perusahaan. Pengendalian dapat ditafsirkan secara luas, sehingga mencakup kemampuan perusahaan untuk memperoleh hak. Kendali atas sumber daya manusia berarti kemampuan perusahaan untuk menggunakan dan melepaskan sumber daya tersebut. Maka, jika suatu perusahaan memiliki kemampuan untuk menggunakan dan melepaskan sumber daya manusia yang ada, atau dengan kata lain, perusahaan dapat mengendalikan akses pihak lain terhadap manfaat yang dihasilkan oleh sumber daya manusia tersebut, dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut memiliki kendali atas sumber daya manusia. October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung 5
  • 7. Hak memiliki dan mengendalikan tersebut harus memungkinkan pihak lain tersisih untuk memiliki hak tersebut. Yuji Ijiri dalam Theory of Accounting Measurement mengatakan, "Under existing accounting practices, legal ownership is not the sole criterion used to determine whether or not resource should be accounted for."(1975: 66). Menurut IAI Dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan: Banyak aktiva, misalnya piutang dan properti dihubungkan dengan hak menurut hukum, termasuk hak milik. Dalam menentukan eksistensi aktiva, hak milik tidak esensial; jadi misalnya properti yang diperoleh malalui sewa guna usaha adalah aktiva jika perusahaan mengendalikan manfaat yang diharapkan dari properti tersebut. Meskipun kemampuan perusahaan untuk mengendalikan manfaat biasanya berasal dari hak menurut hukum, suatu barang atau jasa dapat memenuhi definisi aktiva meskipun tidak dikuasai berdasarkan hukum. Misalnya, pengetahuan yang diperoleh melalui aktivitas pengembangan dapat memenuhi definisi aktiva, jika dengan merahasiakan pengetahuan tersebut, perusahaan menikmati manfaat yang diharapkan dari pengetahuan tersebut. (SAK, Par. 57:2002). Menurut Flamholtz dan Bikki Jaggi dalam Human Resources Accounting, sumber daya manusia dapat dianggap sebagai aktiva perusahaan sebab memenuhi kriteria “manfaat ekonomis” walaupun arti “dimiliki” pada sumber daya manusia berbeda dengan arti ”dimiliki” pada aktiva lain (1974: 3). Secara hukum, sumber daya manusia tidak dimiliki seperti halnya aktiva tetap berwujud, tetapi perusahaan memiliki hak kepemilikan berupa hak operasional, yaitu hak untuk mengambil manfaat atas potensi sumber daya manusia hanya untuk kepentingan perusahaan, dan bukan hak milik atas fisik manusia. Indikator yang menunjukkan bahwa sumber daya manusia tidak dapat dimiliki secara hukum oleh perusahaan adalah kenyataan bahwa karyawan dapat melakukan pemutusan hubungan kerja dengan perusahaan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, dapat dilakukan dengan jalan diadakan semacam kontrak kerja yang saling mengikat, sehingga dengan adanya perangkat tersebut karyawan tidak dapat memutuskan hubungan kerja secara sepihak saja. Baruch Lev dan Aba Schwartz, memandang konsep kepemilikan sumber daya October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung 6 manusia oleh perusahaan adalah: "Moreover, in modern economies where firm are usually purchased as going concerns (e.g. merger), payment is often made for intangible assets as a stable and high quality labour force. For example, it is customary in the insurance industry to determine the value of the sales force at the time of acquisition or sale. This is usually done by forecasting the firm's future earnings, determining its present value, and then allocating a portion of the present value to the human resources. A firm's human capital can thus be purchased and in a sense 'owned' by it. " (1971: 103). Hak untuk mengambil manfaat atas potensi seluruh sumber daya manusia hanya untuk kepentingan perusahaan dapat dicapai dengan jalan memberlakukan peraturan yang melarang karyawan untuk merangkap bekerja di perusahaan lain. Jadi, sumber daya manusia dikuasai oleh perusahaan jika perusahaan dapat menggunakan sumber daya manusia tersebut untuk kegiatan ekonomi dan bebas dari akses pihak lain. Kriteria yang ketiga adalah bahwa penguasaan atau pengendalian atas manfaat ekonomi atau jasa-jasa potensial tersebut adalah sebagai akibat dari transaksi atau peristiwa di masa lalu. Biaya perusahaan untuk memperoleh dan mengembangkan sumber daya manusia adalah terjadi pada masa lalu. Biaya-biaya tersebut adalah biaya untuk rekrutmen, pelatihan, dan pengembangan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kualitas. Kriteria ketiga terpenuhi. Berdasarkan kriteria pengakuan aktiva sebagaimana diuraikan di atas, dapat dilihat bahwa nampaknya ketiga kriteria utama tersebut lebih dititikberatkan pada sumber-sumber ekonomi kapital (non sumber daya manusia). Karakteristik sumber ekonomi kapital adalah bahwa kesatuan usaha dapat memanfaatkan atau menggunakannya untuk dipertukarkan dengan sumber ekonomi lain, dapat digunakan untuk melunasi
  • 8. kewajiban, dapat digunakan untuk menghasilkan sumber ekonomi yang lain, dan dapat didistribusikan ke unit-unit yang lain (Andreas Lako, 1995: 8). Sumber daya manusia adalah bukan sumber ekonomi kapital (fisik) karena memiliki karakteristik khusus. Secara fisik, sumber daya manusia tidak dikuasai, tidak dikendalikan, tidak digunakan untuk melunasi hutang, dan tidak dipertukarkan dengan sumber ekonomi yang lain, namun memberikan manfaat ekonomi atau jasa-jasa potensial kepada perusahaan baik masa lalu, sekarang, maupun masa yang akan datang. Manfaat ekonomi atau jasa-jasa potensial tersebut diperoleh dan dinikmati oleh perusahaan dalam beberapa periode. Dengan demikian, sumber daya manusia memenuhi definisi elemen laporan keuangan sebagai aktiva sebagaimana disyaratkan dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 6, "Elements of Financial Statements". 3.2 Keterukuran Menurut Vernon Kam dikatakan bahwa pengukuran dapat diartikan sebagai pemberian nilai-nilai numerikal kepada objek-objek atau peristiwa-peristiwa tertentu untuk menunjukkan atribut tertentu (1986: 330). Pendapat lain mengenai pengertian pengukuran adalah: Financial Accounting Standards Board (FASB) dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 5, "Recognition and Measurement in Financial Statements of Business Enterprises" par. 65: "The asset, liability, or change in equity must have a relevant attribute that can be quantified in monetary units with sufficient reliability."(1984: 778). Menurut Campbell, seperti yang dikutip Vernon Kam dalam Accounting Theory: "The assignment of numerals to represent properties of material systems other than number, in virtue of the laws governing these properties." (1986: 330). Menurut IAI dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan "Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi. Proses ini menyangkut pemilihan dasar pengukuran tertentu. " (SAK, Par. 99: 2002). James S. Hekimian dan Curtis H, Jones (1967) sangat menekankan pentingnya pengukuran sumber daya manusia karena akan mendorong para eksekutif untuk mengoptimalkan pemanfaatan seluruh sumber daya manusia seperti halnya sumber daya yang lain. Adapun pendekatan pengukuran sumber daya manusia ini dibagi menjadi dua, yaitu: pendekatan kos (cost approach) dan pendekatan nilai (value approach). Pendekatan kos untuk selanjutnya dibagi menjadi dua, yaitu: pendekatan kos historis (historical cost method) dan pendekatan kos penggantian (replacement cost method). Sedangkan pendekatan nilai juga dibagi menjadi dua, yaitu: model nilai ekonomi (economic value model) dan model pengukuran kontribusi (measurement of the contributions method). Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya sumber daya manusia memenuhi kriteria pengakuan (recognition) kedua yang disyaratkan dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 5, "Recognition and Measurement in Financial Statements of Business Enterprises" par. 63 (1984: 788), yaitu keterukuran (measurability). 3.3 Relevansi Menurut Human Information Processing in Accounting karya Robert H. Ashton (1982: 111), peran informasi dalam pengambilan keputusan pada dasarnya dapat dipandang dari dua sudut, yaitu probabilitas revisi (probability revision) dan kemampuan prediksi (predictive ability). Dengan kata lain, informasi dibutuhkan untuk membantu pengambil keputusan dalam menentukan pilihannya dari berbagai alternatif tindakan yang ada setelah menilai hasil yang mungkin terjadi dan probabilitas terjadinya. Dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 2, "Qualitative Characteristics of Accounting Information" (1980) seperti dikutip oleh Vernon Kam dalam Accounting Theory dikatakan bahwa, "Relevance and reliability are the two primary qualities that make accounting information useful for October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung 7
  • 9. October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung 8 decision-making. " (1986: 515) Suatu informasi dikatakan relevan jika informasi tersebut memiliki kemampuan untuk membuat suatu perbedaan pada keputusan yang diambil pengguna laporan keuangan dan mengurangi ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan (Statement of Financial Accounting Concepts No. 2, "Qualitative Characteristics of Accounting Information", 1980: par. 32). Dikatakan bahwa relevansi dari suatu informasi akuntansi dapat dievaluasi dengan cara menghubungkan informasi akuntansi tersebut dengan tujuan laporan keuangan dan dengan pertimbangan bagaimana pengakuan terhadap item tertentu memberi sumbangan manfaat terhadap pengambilan keputusan. Informasi dikatakan relevan jika memiliki kualitas: 1. Nilai umpan balik (Feedback value); 2. Nilai prediktif (Predictive value); dan 3. Tepat waktu (Timeliness). Beberapa metode pengukuran yang telah diusulkan oleh para ahli akuntansi pada dasarnya dapat menghasilkan informasi yang relevan bagi pengguna laporan keuangan, terutama bagi pengambilan keputusan. Kriteria ketiga yang disyaratkan oleh Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 5, “Recognition and Measurement of Financial Statements in Business Enterprises” par. 63 (1984: 788), yaitu relevansi (relevance), dapat dipenuhi. 3.4Keandalan Informasi dikatakan memenuhi syarat keandalan (reliability) jika memiliki kualitas sebagai berikut: 1. Dapat dipercaya (Representational faithfulness); 2. Dapat diverifikasi (Verifiability); dan 3. Netral (Neutral). Metode pengukuran sumber daya manusia dengan pendekatan biaya historis menunjukkan biaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh dan mengembangkan sumber daya manusia. Metode ini dianggap valid jika pengukuran yang dilakukan dimaksudkan untuk melihat jumlah biaya untuk memperoleh dan mengembangkan sumber daya manusia yang belum dibebankan terhadap pendapatan. Penggunaan metode ini, hasil yang diperoleh dapat diharapkan sama secara substansial, yang berarti pengukuran oleh satu pihak dapat diverifikasi oleh pihak yang lain. Metode pengukuran sumber daya manusia dengan pendekatan biaya historis dapat dikatakan netral karena pengukuran biaya historis sumber daya manusia hanya melaporkan kegiatan-kegiatan ekonomi dalam memperoleh dan mengembangkan sumber daya manusia. Setelah seluruh kriteria pengakuan (recognition) dapat dipenuhi, secara teo-ritis dapat dikatakan bahwa informasi sumber daya manusia layak untuk ditampilkan sebagai unsur dalam laporan keuangan perusahaan seperti yang disyaratkan dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 5, "Recognition and Measurement in Financial Statements of Business Enterprises" par. 63 (1984: 788). 4. Kesimpulan Biaya sumber daya manusia dapat dikapitalisasi sebagai aset dalam perusahaan, karena sudah memenuhi keempat kriteria pengakuan, yaitu: definisi, keterukuran, relevansi, dan keandalan. Hal ini sebagaimana yang disyaratkan Financial Accounting Standards Board (FASB) dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 5, Recognition and Measurement in Financial Statements of Business Enterprisess” par 63 (1984:788), yaitu keterukuran (measurability). Informasi mengenai sumber daya manusia audah dapat dijadikan sebagai elemen laporan keuangan, hal ini disebabkan sudah memenuhi syarat sebagai dasar pengakuan aktiva. Namun demikian untuk tujuan tersebut perlu adanya penelitain yang lebih mendalam oleh para ahli dan para ahli lainnya yang relevan dan organisasi yang memiliki otoritas dalam pengembangan sumber daya manusia. Hal ini dikarenakan pengembangan sumber daya manusia sebagai aktiva masih memerlukan pengkajian yang lebih mendalam
  • 10. baik secara konsep, metode pengukuran dengan tingkat reliabilitas dan validitas yang tinggi. Dengan demikian dimasa yang akan datang akuntansi sumber daya manusia dapat diterima sebagai suatu kajian yang menarik oleh banyak pihak terutama dalam rangka pengembangan akuntansi itu sendiri. October 2009 Research Days, Faculty of Economics - Padjadjaran University, Bandung 9 DAFTAR PUSTAKA American Accounting Association, Report of The Communitte on Accounting for Human Resource Committee Reports. Suplement to The Accounting Review .48 (1975) hal. 169- 185. American Accounting Association, Report of The Communitte on Accounting for Human Resource Committee Reports. Suplement to The Accounting Review .48 (1974) hal. 115- 126. American Accounting Association, A Statement of Basic Accounting Theory, Sixth Printing, 1977. Ahmed Riahi-Belkaoui, Accounting Theory, Thomson Learning, Fifth Edition, 2005. Amin Widjaja Tunggal, Akuntansi Sumber Daya Manusia Suatu Pengantar, Harvarindo, 2004. Alid, Kesehatan Karyawan: Investasi Masa Mendatang, Media Akuntansi, No. 23/Th. IV/Desember 1997. Brummet R.L. Flamholtz D.T., and Pyle W.C., “Human Resources Measurement: A Chalange for Accountants” The Accounting Review (April 1968) hal. 217-224. Hendriksen dan Van Breda, Accounting Theory, Irwin McGraw-Hill, Fifth Edition, 1995. Flamboltsz, E., “Toward a Theory of Human-Resource Value in Formal Organizations”, The Accounting Review (October, 1972), hal. 666-678; Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Standar Akuntansi Keuangan, Per 1 April 2002. Goedono, Teori Akuntansi, Isu-Isu Kontemporer, Andi Offset, Cetakan Pertama, 1990. Jaggi, B. and Lau, S., “Toward a Model for Human Resource Valuation”, The Accounting Review (April 1974) hal. 321-329. Kam Vernon, Accounting Theory, John Willey & Sons, 1986 Likert, R. and Bowers, D.G., “Improving the Accuracy of P/L report by Estimating the Change in Dollar Value of the Human Organization”, Michigan Business Review (March, 1973), Hal 99. Memed Sueb, Pengaruh Akuntansi Sosial Terhadap Kinerja Sosial dan Keuangan Pada Perusahaan Terbuka di Indonesia (Survei Mengenai Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Dua Puluh Perusahaan Terbuka yang Melaksanakan Program Kali Bersih), 2000. Mohammad Syaufii Syamsudin, Arah Kebijaksanaan Pengupahan Nasional Menyongsong Era Globalisasi, Media Akuntansi, No. 23/Th. IV/Desember 1997. Tommy Prabowo dan Suharto, Kenapa 70% Pengusaha Kita Berpendidikan Rendah, Media Akuntansi, No. 25/Th. V/Maret 1998. T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, BPFE Yogyakarta, Edisi Kedua 1989. Undang-Undang No. 13 Th 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Sinar Grafika, Cetakan Pertama, Juli 2004. Undang-Undang Pajak Tahun 2000, Edisi Lengkap, Salemba Empat, 2000. Wal Berryman, Delima Penilaian Modal Intelektual, Media Akuntansi, No. 7/Th. I/Maret 2000. Ruchyat Kosasih, Pentingnya Akuntansi Dana Pensiun Untuk Pemberi Kerja, Media Akuntansi, No. 01/Th. I/1994. R.K.Malik, Human Resource Accounting And Decision Making, Anmol Publications, New Delhi, 1993. Suwardjono, Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, BPFE Yogyakarta, Edisi Ketiga, 2005.