rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
1. JUDUL : Pengantar Pendidikan ( edisi revisi)
PENULIS : Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo
PENERBIT : Rimeka Cipta
TEBAL :VIII + 320
ISBN : 979-518-832-1
Profil penulis
Umar Tirtarahardja lahir di Lamongan Jawa Timur tahun 1932. Tamat SR tahun 1947 di
Lamongan. SMP 1950 di Kediri, melanjutkan belajar pada SGA negri Surabaya tamat 1953,
saat itu langsung ditugaskan sebagai guru di SMP 2 Makasar. Tahun 1955 sampai dengan 1958
belajar pada BI Pedagogis ( ilmu mendidik )
Isi Buku
A. Hakikat Manusia dan Pengembanganya
Sifat hakikat manusia adalah ciri-ciri karakteristik yang secara prinsipil membedakan
manusia dari hewan, meskipun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama dilihat
dari segi biologisnya. Disebut sifat hakikat manusia karena secara haqiqi sifat tersebut hanya
dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan
Wujud sifat hakikat manusia mencakup: kemampuan menyadari diri, kemampuan
bereksistensi, pemilikan kata hati, moral, kemampuan bertanggung jawab, rasa kebebasan
(kemerdekaan), kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak, kemampuan
menghayati kebahagiaan. Sedangkan dimensi-dimensinya meliputi: dimensi keindividualan,
kesosialan, kesusilaan, dan keberagamaan.
Menurut pandangan islam Terhadap manusia, manusia adalah Sebagai mahluq yang
mulia karena dikaruniai akal dan perasaan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan utuh mengabdi
kepada Allah dan Sebagai kholifah dimuka bumi.
Semua sifat hakikat manusia dapat dan harus di kembangkan melalui pendidikan. Berkat
pendidikan maka sifat hakikat manusia dapat dikembangkan secara selaras dan berimbang
sehingga menjadi manusia yang seutuhnya.
B. Pengertian dan Unsur Unsur Pendidikan
Pendidikan seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan
sifatnya sangat kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak sebuah batasan pun
yang cukup memadai untuk mejelaskan arti pendidikan secara lengkap.
Tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan
pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan. Tujuan
pendidikan bersifat abstrak karena memuat nilai-nilai yang sifatnya abstrak.
2. Unsur-unsur Pendidikan :
Subjek yang dibimbing (peserta didik)
Orang yang membimbing (pendidik)
Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interkasi edukatif)
Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)
Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)
C. Landasan dan Asas Asas Pendidikan
Landasan pendidikan mencakup:
Landasan filosofis, yaitu landasan yang berdasarkan atau bersifat
Landasan sosiologis, yaitu memandang kegiatan pendidikan sebagai proses interaksi
antara dua individu.
Landasan kultural, yaitu memandang pendidikan selalu terkait dengan manusia, sedang
setiap manusia selalu menjadi anggota masyarakat dan pendukung kebudayaan tertentu.
Landasan Psikologis, yaitu memandang pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan
manusia.
Landasan ilmiah dan teknologis, yaitu memandang iptek menjadi bagian utama dalam isi
pengajaran; dengan kata lain, pendidikan berperan sangat penting dalam pewarisan dan
pengembangan iptek.
Asas-asas pokok pendidikan meliputi:
Asas Tut Wuri Handayani. Asas ini dilengkapi dengan tiga semboyan, yaitu:
Ing ngarsa sung tulada (jika di depan, menjadi contoh), Ing madya mangun karsa (jika di
tengah-tengah, membangkitkan kehendak, hasrat atau motivasi), Sedangkan Tut Wuri
Handayani sendiri berarti jika di belakang, mengikuti dengan awas.
Asas belajar sepanjang hayat, meliputi:
Dimensi vertikal, yakni kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan
antar tingkatan persekolahan, dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa
depan.Dimensi horizontal, yakni kurikulum sekolah meliputi keterkaitan antara
pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
Asas kemandirian dalam belajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian dalam
belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu suiap untuk ulur
tangan bila diperlukan. Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan
guru dalamperan utama sebagai fasilitator dan motifator
3. D. Perkiraan dan Antisipasi Teerhadap Masyarakat Masa Depan
Perkiraan masyarakat masa depan dapat terlihat pada karakteristik berikut:
Kecenderungan globalisasi yang semakin kuat
Perkembangan iptek yang makin cepat
Perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat
Kebutuhan/tuntutan peningkatan layanan profesional dalam berbagai kehidupan
manusia.
Upaya pendidikan dalam mengantisipasi masa depan:
Perubahan nilai dan sikap
Pengembangan kebudayaan
Pengembangan sarana pendidikan
E. Pengertian , Fungsi,dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Manusia memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengalaman.
Pengalaman itu terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial manusia secara efektif dan efisien itulah yang disebut pendidikan.
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam berintaraksi
dengan berbagai lingkungan sekitarnya (fisik, sosial, dan budaya) utamanya berbagai sumber
daya pendidikan yang tersedia, agar dapat dicapai tujuan pendidikan yang optimal.
Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam
lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara
lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah an lingkungan
masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan
F. Aliran Aliran Pendidikan
Aliran Empirisme
Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulsi eksternal dalam
perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan manusia, dan menyatakan
bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak
dipentingkan. Pengalaman yang diproleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia
sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alm bebaqs ataupun
diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk pendidikan. Tokoh perintisnya adalah John Locke.
Aliran Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri
anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap
perkembangan anak. Hasil prkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah
diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap dan pendidikan anak.
4. Aliran Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J Rosseau. Rosseau berpendapat bahwa semua anak baru dilahirkan
mempunyai pembawaan BAIK. Pembawaan baik akan menjadi rusak karena dipengaruhi
lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan baik
anak itu.
Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia berpedapat bahwa seorang anak dilahirkan
di dumia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Proses perkembangan
anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama sama mempunyai peranan sangat
penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya
dukungan lingkungan sesuai untuk perkembangan anak itu.
G. Permasalahan Pendidikan
Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapt
menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warganegara untuk memperoleh
pendidikan. Masalah ini dapat dipecahkan dengan dua cara yaitu dengan cara konvensional dan
cara inovatif. Cara konvensional misalnya pembangunan gedung sekolah dan pergantian jam
belajar. Cara inovatif misalnya sistem guru kunjung dan Sekolah Terbuka.
Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu pendidikan.
Pemecahan masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat fisik
dan perangkat lunak, personalia, dan manajemen pendidikan.
Masalah Efisiensi Pendidikan
Beberapa masalah dalam kaitannya dengan efisiensi pendidikan antara lain bagaimana
memfungsikan tenaga pendidikan. Bagaimana sarana dan prasarana pendidikan digunakan
Bagaimana pendidikan diselenggarakan. Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga
Masalah Relevansi Pendidikan
Sebenarnya kriteria relevansi cukup ideal jika dikaitkan dengan kondisi sistem pendidikan pada
umumnya dan gambatan tentang kerjaan yang ada antara lain sebagai berikut. status lembaga
pendidikan yang bermacam-macam. sistem pendidikan tidak pernah menghasilkan luaran yang
siap pakai. Yang ada ialah siap kembang. Tidak tersedianya pete kebutuhan tenaga kerja dengan
persyaratannya yang digunakan sebagai pedoman oleh lembaga-lembaga pendidikan untuk
menyusun programnya
5. H. Sistem Pendidikan Nasional
Sistem pendidikan nasional Indonesia dissusun berdasarkan kepada kebudayaan bangsa
Indonesia dan berdasar pada Pancasila dan UUD 1945 sebagai kristalisasi nilai-nilai hidup
bangsa Indonesia. Pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada
kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasar pada pencapaian tujuan pembangunan nasional
Indonesia. Sistem pendidikan nasional (Sisdiknas) merupakan satu keseluruhan yang terpadu
dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang saling berkaitan untuk mengusahakan
tercapainya tujuan pendidikan nasional.
I. Pendidikan dan Pembangunan
Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah
peningkatan kualitas SDM. Oleh karena itu, pendidikan juga merupakan alur tengah
pembangunan dari seluruh sektor pembangunan. Dikatakan juga bahwa pendidikan mengarah ke
dalam diri manusia, sedangkan pembangunan mengarah ke luar yaitu ke lingkungan sekitar
manusia.
Pendidikan mempunyai misi pembangunan. Mula-mula membangun manusianya,
selanjutnya manusia yang sudah terbentuk oleh pendidikan menjadi sumber daya pembangunan.
Pembangunan yang dimaksud baik yang bersasaran lingkungan fisik maupun yang bersasaran
lingkungan sosial yaitu diri manusia itu sendiri.
Jika manusia memiliki jiwa pembangunan sebagai hasil pendidikan, maka diharapkan
lingkungannya akan terbangun dengan baik. Secara khusus, sumbangan pendidikan terhadap
pembangunan adalah pembangunan atas penyempurnaan sistem pendidikan itu sendiri.
Kelebihan
Dilegkapai dengan glosarium sehingga memudahkan pembaca memahami kata yang
kurang dimengerti
Dilengkapi dengan table, grafik sehingga menambah pemahaman pembaca
Dilengkai dengan tugas pada setiap akhir bab, cocok untuk buku panduan pada proses
pembelajaran
Daftar pustaka lengkap sehingga menjadi lebih terpercaya
Kekurangan
Penjelasan yang terlalu panjang membuat pembaca bingung
6. RESENSI BUKU
PENGANTAR PENDIDIKAN
Oleh :
SEYAWATI DWI KUSUMNINGRUM
PENDIDIKAN BIOLOGI
13680038
Dosen pengampu
Hendro Widodo, Mpd
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA