1. FILSAFAT ILMU
“A PRIORI KNOWLEDGE”
Oleh :
Kelompok I
Sagung Agung Dwiyani 1491661010
Luh Pande Eka Setiawati 1491661012
2. PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
A Priori Knowledge
1. Ilmu Pengetahuan, Alasan dan Pengalaman
Apriori menyatakan bahwa sumber pengetahuan itu berasal dari sebelum
pengalaman. Rasanya aneh bahwa ada pengetahuan yang di dapat dari sebelum
sebuah pengalaman. Namun pengetahuan itu ada. Misalnya saja pengetahuan
matematis. Pengetahuan seperti 1+1 =2 tidak kita alami terlebih dahulu, atau tidak
butuh pengalaman dahulu. Memang seseorang meragukan karena pengalaman ini
mungkin saja berasal dari pengalaman. Memang 1+1 bisa didapat dari pengalaman
menambah yang dialami. Tetapi coba jika hasilnya lebih besar. Misal 10000 X 2
=20000. Sebagian besar dari kita pastinya belum pernah menghitung hal itu secara
empiris. Namun demikian kita memiliki suatu perhitungan yang tepat mengenai
masalah ini. Pengetahuan lain yang bersifat apriori adalah pengetahuan logika bahasa.
Misalnya lingkaran itu tidak memiliki sudut. Kita tidak perlu mengadakan penelitian
untuk melihat apakah semua lingkaran itu tidak memiliki sudut. Kita cukup
memikirkannya saja. Contoh lain adalah segitiga memiliki tiga sudut. Tidak perlu
meneliti lebih lanjut apabila benda disebut sebagai segitiga maka otak kita langsung
mengatakan bahwa itu memiliki tiga sudut. Jikalau tidak tiga sudut maka otak kita
akan protes dan ragu apakah itu benar-benar bisa disebut segitiga. Contoh lain adalah
semua lajang tidak memiliki istri. Kita mengetahui hal ini secara logis. Apabila dia
lajang dan memiliki istri maka pada kenyataannya dia tidak lajang.Pengetahuan
3. aposteriori adalah pengetahuan yang didapat setelah pengalaman. Sebagai contohnya
adalah anjing budi hitam. Pengetahuan macam ini didapat dari pengelaman. Karena
itu pengetahuan ini dikatakan aposteriori. Contoh lain adalah pengetahuan mengenai
sekarang di luar hujan. Kupu-kupu memiliki dua sayap. Langit berwarna biru. Dan
lain sebagainya yang didapatkan setelah pengalaman. Asal kata apriori adalah bahasa
Latin prius yang berarti unsur-unsur, dan a berarti "tidak" atau "sebelum", jadi, apriori
adalah unsur-unsur sebelum, yaitu sebelum bertemu dengan pengalaman. A
priori adalah pengetahuan yang ada sebelum bertemu dengan pengalaman. Atau
sebuah istilah yang dipakai untuk menjelaskan bahwa seseorang dapat berpikir dan
memiliki asumsi tentang segala sesuatu, sebelum bertemu dengan pengalaman dan
akhirnya mengambil kesimpulan. Lawannya adalah a posteriori.
2. Rasionalisme dan Empirisme
Dalam membahas masalah a priori dan a posteriori, pastinya tidak terlepas dari dua
aliran besar yang mempoengaruhinya, yakni rasionalis danempiris.Teori-teori
pengetahuan bila didasarkan menurut sifat teoristis dan historis dapat
dikelompokkan menjadi dua aliran besar, yaitu rasionalisme
dan empirisme. Rasionalisme meyakini bahwa sejumlah ide atau konsep adalah
terlepas dari pengalaman dan bahwa kebenaran itu dapat diketahui hanya dengan
nalar. Sementara empirismeberpendapat bahwa semua ide dan konsep berasal dari
pengalaman dan bahwa kebenaran hanya dapat dibangun berdasarkan pengalaman.
3. Sintetik A Priori
Filsafat berawal dari sesuatu yang ada. salah satunya ada ini bersifat tetap dan
bersifat berubah. Sebagai contoh, manusia tetaplah manusia, dari lahir sampai
meninggal kita tetaplah manusia, yang berubah dari manusia adalah, pertumbuhan
diri, pakaian, berat badan dan sikap bergantung pada pengalaman hidup dari langkah-langkah
yang diambil sebagai keputusan dalam menjalani hidupnya. Ada yang
sifatnya tetap yang berawal dari segala sesuatu yang bersifat ide, maka lahirlah aliran
idealisme yang kemudian berkembang menjadi rasionalisme. Ada yang sifatnya tetap
ini menggunakan logika sebagai landasannya, atau segala sesuatu dapat dipikirkan
menggunakan logika atau ada dalam pikiran kita. Sehingga tetap itu merupakan
ssesuatu yang koheren, yaitu merupakan pengaturan secara rapi kenyataan, gagasan,
4. fakta, dan ide menjadi menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memhami
pesan yang yang dihubungkan. Tetap juga bersifat konsisten, dan analitik apriori.
Analitik tidak memberi pengetahuan baru, subjek dan predikat adalah sama, makna
predikat sudah ada di subjek. Apriori sebelum pengalaman atau bersifat universal,
dapat dipikirkan menggunakan logika atau ada dalam pikiran kita. Universal
dikatakan tidak pernah dialami secara a posteriori atau pengalaman. Jadi segala
pengetahuan dapat ditentukan dengan pikiran dan sifatnya universal. Contoh
hubungan sebab akibat. Ada yang sifatnya berubah berawal dari sesuatu yang real.
Sehingga muncul aliran realisme. Ada yang sifatnya berubah berawal dari
pengalaman, pengetahuan merupakan sesuau hasil dari pengalaman seseorang.
Sehingga ada yang berubah ini, dari realisme berkembang aliran empirisme. Ada yang
berubah ini sifatnya sintetik –aposteriori, sintetik berkaitan dengan memberikan
informasi baru, subjek dan predikat adalah dua hal yang berbeda, dua hal yang
berbeda tetapi ia bukanlah pengetahuan karena bersifat partikular. A posteriori setelah
pengalaman , ia adalah pengalaman indera dan bersifat partikular. Rasionalisme saling
berhadapan dengan empirisme. Terjadi pertentangan antara kedua pihak mengenai
segala pandangan dalam mencari yang hakiki. Dari sinilah muncul zaman modern.
Menurut immanuel kant, analitik apriori bukan ilmu, dan sintetik aposteriori juga
bukan merupakan ilmu. Mereka hanya merupakan separuh ilmu, agar menjadi ilmu
yang utuh maka analitik apriori diturunkan sedikit, sedangkan sintesis a posteriori
dinaikkan, sehingga ilmu yang utuh itu adalah sintesis apriori. Sintesis apriori
menurut kant pengetahuan harus permanen dan sifatnya universal. Ia permanen tetapi
tidak memberikan pengetahuan baru. Pengetahuan adalah yang diambil dari
pengalaman pribadi yang partikular tapi saat yang sama bentuknya harus bisa di
universalkan. Contoh jika seseorang tercabik-cabik oleh singa pasti ketakutan dan
sakit hal ini merupakan sintesis karena tercabik-caik dengan sakit dan takut itu
berbeda , takut berasal sakit berasal dari pengalaman, sedangkan seseorang jika
dicabik-cabik singa pasti merasa takut dan sakit. Sifatnya universal, karena setiap
orang pasti akan akan memikirkan hal yang sama, yaitu jika tercabik-cabik oleh singa
pasti ketakutan dan terasa sakit. Contoh lain, . orang kalo dihina pasti tersinggung,
dihina berbeda dengan tersinggung sintesis), tetapi itu sifatnya universal, karena jika
seseorang dihina pasti tersinggung.
4. Tidak Perlu Bukti dan Kepastian
5. Dua fitur yang secara tradisional telah diambil sebagai karakteristik pengetahuan
apriori : Self Evidence (Sudah Jelas) dan Certainty ( Kepastian ).Namun dalam
beberapa terkadang klaim – klaim a priori sering membingungkan sehingga kita
kurang begitu jelas seperti misalnya masalah rumus phytagoras dimana dinyatakan
bahwa kuadrat sisi terpanjang segitiga siku-siku adalah jumlah kuadrat dua sisi yang
lebih pendek. Hal ini mungkin membingungkan kita dan kita merasa bahwa klaim
tersebut tidak sepenuhnya benar namun jika kita di arahkan untuk memahami hal
tersebut secara lebih mendalam kita akan mengerti yang dimaksudkan rumus
phytagoras itu. penalaran apriori kita tidak sempurna dan kita tidak bisa memastikan
kesimpulan kita sampai dengan cara ini. Anda dapat menyebabkan menolak apriori
klaim karena tidak konsisten dengan komitmen lain yang apriori Anda, atau bahkan
karena bukti empiris yang bertentangan
5. Pengetahuan Bawaan
Menurut paham rasionalisme dikatakan bahwa beberapa dari pengetahuan yang kita
miliki adalah pengetahuan bawaan, dimana pengetahuan ini tidak diperoleh melalui
pengalaman tetapi dimiliki sejak lahir. Seperti contoh yang diungkapkan oleh Pluto
bahwa kita memiliki pengetahuan bawaan mengenai kebajikan dan keadilan. Dan
Descrates juga mengungkapkan bahwa kita memiliki pengetahuan bawaan mengenai
Tuhan.
6. Dua fitur yang secara tradisional telah diambil sebagai karakteristik pengetahuan
apriori : Self Evidence (Sudah Jelas) dan Certainty ( Kepastian ).Namun dalam
beberapa terkadang klaim – klaim a priori sering membingungkan sehingga kita
kurang begitu jelas seperti misalnya masalah rumus phytagoras dimana dinyatakan
bahwa kuadrat sisi terpanjang segitiga siku-siku adalah jumlah kuadrat dua sisi yang
lebih pendek. Hal ini mungkin membingungkan kita dan kita merasa bahwa klaim
tersebut tidak sepenuhnya benar namun jika kita di arahkan untuk memahami hal
tersebut secara lebih mendalam kita akan mengerti yang dimaksudkan rumus
phytagoras itu. penalaran apriori kita tidak sempurna dan kita tidak bisa memastikan
kesimpulan kita sampai dengan cara ini. Anda dapat menyebabkan menolak apriori
klaim karena tidak konsisten dengan komitmen lain yang apriori Anda, atau bahkan
karena bukti empiris yang bertentangan
5. Pengetahuan Bawaan
Menurut paham rasionalisme dikatakan bahwa beberapa dari pengetahuan yang kita
miliki adalah pengetahuan bawaan, dimana pengetahuan ini tidak diperoleh melalui
pengalaman tetapi dimiliki sejak lahir. Seperti contoh yang diungkapkan oleh Pluto
bahwa kita memiliki pengetahuan bawaan mengenai kebajikan dan keadilan. Dan
Descrates juga mengungkapkan bahwa kita memiliki pengetahuan bawaan mengenai
Tuhan.